laporan tutorial blok 1 skenario 1

17
LAPORAN TUTORIAL PROBLEM BASED LEARNING KELOMPOK 7 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Upload: urai-rifaldy-aryandi

Post on 13-Feb-2016

439 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

Hasil laporan tutorial blok 1 skenario 1

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial Blok 1 Skenario 1

LAPORAN TUTORIAL

PROBLEM BASED LEARNING

KELOMPOK 7

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2015

Page 2: Laporan Tutorial Blok 1 Skenario 1

Tutor : drg. Sri Utami, MPH

Ketua : Wasis Edwin Aldryan ( 20150340104 )

Sekretaris : Siti Ulfa Utari (20150340095 )

Rifkia Rohmatul Hidayah ( 20150340094 )

.

Anggota :

1. Retnaningtyas Pinastika ( 20150340082 )

2. Chintya Dwi Rahayu ( 20150340083 )

3. Dita Okasari ( 20150340086 )

4. Desgentias Roid Hazazi ( 20150340087 )

5. Sri Dwi Mutiara ( 20150340088 )

6. Muhammad Rianda Islami ( 20150340089 )

7. Riska Fitri Febriyanti ( 20150340090 )

8. Urai Rifaldy Aryandi ( 20150340091 )

9. Ridho Kurnia ( 20150340096 )

10 Jihan Nadhirah Natasya ( 20150340097 )

11. Zeny Putri Ayu ( 20150340098 )

12. Muhammad Zulhijrianur ( 20150340099 )

Page 3: Laporan Tutorial Blok 1 Skenario 1

Skenario 1

New student in Dentistry School of Muhammadiyah Yogyakarta University are doing self directed learning ( independent learning ) activities to prepare discussion materials will be discussion in a small group discussion ( tutorial ) on the next day. This time, discussion topic in tutorial is about the tooth brushing method and the importance of oral health maintenance. Tutorial activity is a part of Problem Based Learning method that applied in the Dentistry School of Muhammadiyah Yogyakarta University. The objectives of the tutorial activities are to make students become able to apply adult learning concept in the learning activities.

STEP 1 : -

Page 4: Laporan Tutorial Blok 1 Skenario 1

STEP 2 :

1. Apa definisi pbl?

2. Bagaimana pbl diterapkan dalam pembelajaran? Apa saja komponen pbl?

3. Apakah pbl dapat diterapkan pada jenjang pendidikan lain?

4. Apa kekurangan dan kelebihan program pbl?

5. Bagaimana cara adaptasi kita dalam program pbl ini dalam system blok?

6. Apa karakteristik pbl?

7. Apakah pbl dapat berguna saat kerja?

8. Kenapa program pbl yang diterapkan?

9. Apa tujuan pbl untuk kedepannya?

10. Apakah pbl efektif di kedokteran gigi?

11. Bagaimana caranya universitas mensukseskan pbl?

12. Bagaimana setiap anak berkolaborasi dalam pbl agar para mahasiswa dapat melaksanakan dengan baik?

13. Mengapa pbl identic dengan small grup discussion?

STEP 3:

1.) Pbl adalah metode pembelajaran dengan tujuan agar mahasiswa lebih terampil dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis, serta agar mahasiswa dapat belajar dari masalah masalah yang ada di kehidupan nyata dan aktif dalam berdiskusi. Dalam metode PBL ini mahasiswa menjadi center pembelajaran. Atau metode pembelajaran dimana kita menjadikan masalah sebagai langkah awal mencari ilmu agar lebih terampil memecahkan masalah, mahasiswa aktif dan tutor sebagai pengarah.

2.) Dengan cara membuat small grup, ada ketua dan sekretaris serta tutor sebagai pengarah. Ada juga skills lab, praktikum. Dimana di dalam skills lab dan praktikum itu sendiri ada pretest dan post test sehingga mahasiswa dituntut untuk belajar mandiri , mencari informasi, berpikir kritis sehingga metode ilmiah berguna sepanjang masa. Karya tulis ilmiah juga termasuk metode pbl, karena dalam KTI kita meneliti dan menganalisis masalah, sehingga kita belajar mencari masalah dan memecahkannya. Dalam KTI kita tidak hanya berasal dari penemuan masalah untuk penelitian dan tidak hanya terpaku dari teori teori saja.

3.) Pbl dapat diterakpan pada pendidikan lain, mungkin di smp atau sma dengan syarat adult learning concept, tidak dapat diterapkan pada jenjang sd karena pbl merupakan pembelajaran dewasa yang mandiri dan aktif sedangkan pada jenjang sd belum dewasa sehingga tidak bisa diterapkan.

Pbl harus ditekan pada anak sma karna pada kurikulum 2013 sudah diterapkan untuk belajar mandiri. Metode pbl ini lebih cocok pada siswa sma, sedangkan pada jenjang smp juga tidak dapat diterapkan karna pola pikirnya masih seperti anak anak. Pada anak sd juga dapat diterapkan pbl pada siswa kelas

Page 5: Laporan Tutorial Blok 1 Skenario 1

5, diberi masalah lalu menyelesaikan masalah dengan grupnya, guru mempraktekkan cara menghitung. Metode observasi dilakukan guru, metode test kemampuan pemecahan masalah dengan soal essay, dilaksanakan dalam 3 hari pertemuan dengan durasi waktu 2 jam. Hasilnya terdapat peningkatan keaktifan siswa, guru menjelaskan dan membuka sesi Tanya jawab daripada guru memberi soal lalu menjawab. Siswa kelas 8 smp, 2 siklus dan hasilnya pbl dapat meningkatkan hasil belajar siswa, konsep dasar guru menjelaskan, pada saat mandiri siswa belajar sendiri, pada saat diskusi kelompok siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya. Semua jenjang beda, tetapi konteksnya berbeda.

4.) Kelebihannya siswa dapat aktif bertanya, dapat membuat mahasiswa berpikir kritis dalam memecahkan masalah, mengeksplorasi masalah yang akan dipecahkan, dapat melatih kita dalam berkomunikasi, bertukar pendapat atau pikiran, dapat membuat kita lebih disiplin dalam belajar karna kita dituntut untuk update informasi, mahasiswa dapat terjun langsung karna mahasiswa terjun langsung atau student center sehingga ilmu akan mudah menempel dan mahasiswa mempunyai tanggung jawab besar. Dapat membuat mahasiswa mengasah soft skill yang akan berguna untuk kedepannya, memicu mahasiswa yang tidak aktif menjadi aktif dan ikut berpartisipasi, lebih mendorong bertanggung jawab dengan adanya bukti, menghargai pendapat orang lain,

Kekurangannya hanya dapat diterapkan pada orang dewasa, butuh waktu lama untuk mengumpulkan informasi, ada mahasiswa yang aktif dan tidak aktif. Membuat yang tidak aktif menjadi minder. Kekurangannya informasi yang berlebihan atau kekurangan, kitak tidak tahu batas yang ditentukan. Membutuhkan biaya lebih banyak dan biasanya kurang dimanfaatkan mahasiswa, susah jika dalam satu kelas terlalu banyak mahasiswanya.

5.)Tergantung diri sendiri dengan cara membagi waktu, sebenarnya tidak sulit karena system blok ini seperti belajar di sma sehingga adaptasinya tidak terlalu sulit karna system blok ini sudah dilakukan saat sma.

6.) Kita tidak akan mendapat suapan karena kita mencari sendiri atau mandiri, jadi tetap student center, adult learning concept, mandiri, berpikir kritis, small grup discussion.

7.) Pbl melatih soft skill dan dapat berguna untuk kedepannya dalam berpikir kritis dan mandiri. Pbl ini banyak kegunaannya atau keuntungannya karena kita dapat belajar langsung dari masalah itu.

8.) Karena mempunyai banyak kelebihan dan manfaatnya. Dengan pbl kita belajar banyak menemukan hal lain yang akan kita temukan, tidak hanya berpaku pada teori. Pbl mendorong kita untuk mencari kemungkinan yang ada. Pbl juga dapat memudahkan kita dalam mempelajari masalah.

9.) Pbl melatih soft skill dan dapat berguna untuk kedepannya dalam berpikir kritis dan mandiri. Pbl ini banyak kegunaannya atau keuntungannya karena kita dapat belajar langsung dari masalah itu.

10.) Efektif, tergantung pada diri sendiri dalam manajemen waktu. Jika banyak kegiatan selain pembelajaran misalnya mahasiswa mengikuti organisasi, tetap efektif karena mahasiswa belajar dengan sistem blok sehingga dalam pelaksanaan praktikum, skills lab dan tutorial mahasiswa dapat belajar dalam waktu bersamaan karna pembelajaran dalam sistem blok berkaitan satu sama lain.

11.) Universitas harus melengkapi pbl, mahasiswa sendiri juga harus mensukseskan dengan cara aktif dalam pbl dan bekerja sama dengan universitas itu sendiri. Universitas dapat membuat peraturan agar mahasiswa dan pengajar disiplin waktu. Sedangkan mahasiswa berupaya mencari topic yang relevan, membuat standart nilai agar mahasiswa dapat nilai bagus.

Page 6: Laporan Tutorial Blok 1 Skenario 1

12.) Kelebihannya siswa dapat aktif bertanya, dapat membuat mahasiswa berpikir kritis dalam memecahkan masalah, mengeksplorasi masalah yang akan dipecahkan, dapat melatih kita dalam berkomunikasi, bertukar pendapat atau pikiran, dapat membuat kita lebih di siplin dalam belajar karna kita dituntut untuk update informasi, mahasiswa dapat terjun langsung karna mahasiswa terjun langsung atau student center sehingga ilmu akan mudah menempel dan mahasiswa mempunyai tanggung jawab besar. Dapat membuat mahasiswa mengasah soft skill yang akan berguna untuk kedepannya, memicu mahasiswa yang tidak aktif menjadi aktif dan ikut berpartisipasi, lebih mendorong bertanggung jawab dengan adanya bukti, menghargai pendapat orang lain,

Kekurangannya hanya dapat diterapkan pada orang dewasa, butuh waktu lama untuk mengumpulkan informasi, ada mahasiswa yang aktif dan tidak aktif. Membuat yang tidak aktif menjadi minder

13.)Identik dengan small grup karena agar lebih efektif, karena jumlah mahasiswa yang sedikit dapat mempermudah mahasiswa berkomunikasi satu sama lain dan dapat saling memahami, serta efisien waktu.

STEP 4 :Menarik Kesimpulan dari Langkah 3

STEP 5 :

Learning Objective (LO)

1.) Bagaimana pbl diterapkan pada pembelajaran, dan apa saja komponen pbl?

2.) Apakah yang dimaksud “Adul Learning Concept” pada metode pbl?

3.) Bagaimana cara mahasiswa beradaptasi dengan sistem blok?

4.) Apakah pbl efektif diterapkan pada mahasiswa kedokteran gigi?

5.) Bagaimana mensukseskan pbl di universitas?

6.) Apa saja macam teori belajar?

7.) Seven Jump pada pbl?

8.) Bagaimana metode menyikat gigi yang benar dan bagaimana cara menjaga kebersihan gigi dan mulut?

9.) Apa saja metode pembelajaran selain metode pbl?

STEP 6: Mengumpulkan Informasi Tambahan (Belajar Mandiri)

STEP 7 :

Page 7: Laporan Tutorial Blok 1 Skenario 1

1.)Pbl diterapkan dalam pembelajaran dengan menggunakan small group discusion,praktikum,skill lab dan sistem blok. Komponen dari Pbl adalah 1) pertanyaan-pertanyaan, kasus, masalah atau proyek, (2) kasus-kasus yang saling terkait satu sama lain, (3) sumber-sumber informasi, (4) cognitive tools, (5) pemodelan yang dinamis, (6) percakapan dan kolaborasi, (7) dukungan kontekstual/sosial. Masalah dalam model tersebut mengintegrasikan komponen-komponen konteks permasalahan, representasi atau simulasi masalah, dan manipulasi ruang permasalahan. Kegiatan belajar seperti itu dapat membantu peserta didik meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari serta membantu peserta didik untuk memahami pokok-pokok permasalahan secara implisit.

2.)Adult learning concept pada pbl yaitu ketika ia beranjak menuju dewasa, ketrgantungan kepada orang lain mulai berkurang dan ia merasa dapat mengambil keputusan sendiri. Selanjutnya sebagai orang dewasa, ia memandang dirinya sudah mampu sepenuhnya mengatur diri sendiri. Orang dewasa menghendaki kemandirian dan tidak mau diperlakukan seperti anak-anak, misalnya ia diberi contoh oleh orang lain tentang apa yang harus dilakuan dan apa yang harus tidak boleh dilakukan. Apabila orang dewasa dibawa pada situasi belajar yang memperlakukan dirinya dengan penuh penghargaan, maka ia akan melakukan proses belajar dengan penuh penghargaan pula. Ia akan melakukan proses belajar dengan melibatkan dirinya secara mendalam. Situasi tersebut menunjukkan orang dewasa mempunyai kemauan sendiri untuk belajar. Orang deawasa memilik kematangan psikologis yang lebih dibandingkan dengan anak – anak. Perbedaan psikologis ini dapat diamati dari sikap dan perilaku dalam berpendapat, berbicara,menyelesaikan tugas,dan mengambil keputusan.

Ada pula yang berpendapat Adult learning itu:

• Student center dalam lingkungan belajar

• Pemberdayaan mahasiswa dalam proses pembelajaran

• Perkembangan dalam kemampuan lifelong learning

• Dorongan untuk mandiri, aktif dan belajar sendiri (Eng, 2011)

3.)Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk beradaptasi dengan sistem PBL yang ada di perkuliahan adalah mempersiapkan diri untuk belajar dan bekerja secara kelompok serta berperan aktif dalam kuliah. Peran serta mahasiswa yang dimaksud adalah seperti menghadiri dan mengikuti keseluruhan perkuliahan dan tidak diperkenankan mendrop mata kuliah disaat mata kuliah tersebut sedang berjalan. Serta membutuhkan sumber informasi faktual dari lapangan. Sumber-sumber informasi, bermanfaat bagi peserta didik dalam menyelidiki permasalahan. Informasi dikonstruksi dalam model mental dan perumusan hipotesis yang menjadi titik tolak dalam memanipulasi ruang permasalahan.

4.)Sangat efektif kaena menurut penelitian Mahasiswa berpendapat mereka lebih terdorong untuk belajar secara aktif mencari

Literatur yang berkaitan dengan tujuan belajar yang ditetapkan. Sebagian mahasiswa jugaberpendapat bahwa pembelajaran menggunakan tutorial sangat cocok untuk mahasiswayang aktif dalam diskusi dan kurang cocok untuk mahasiswa yang pasif. Para alumniPSPDG UMY memiliki penilaian positif terhadap pembelajaran tutorial. Menurut mereka,pembelajaran tutorial sangat membantu mereka selama melakukan diagnosis dan membuatrencana perawatan. Para alumni juga memberikan masukan

Page 8: Laporan Tutorial Blok 1 Skenario 1

tentang konsep-konsep dibidang keilmuan kedokteran gigi yang masih kurang jelas selama diskusi tutorial.Mereka mengusulkan konsep-konsep tersebut dibahas dan didiskusikan pada akhir blok. Atau Cognitive tools, merupakan bantuan bagi peserta didik untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan tugas-tugasnya. Cognitive tools membantu peserta didik untuk merepresentasi apa yang diketahuinya atau apa yang dipelajarinya, dan melakukan aktivitas berpikir melalui pemberian tugas-tugas.

5.)a. Memfasilitasi proses PBL,mengubah cara berfikirnmengembangkan keterampilan inquiry,menggunakan pembelajaran kooperatif.

b. Melatih siswa tentnag strategi pemecahan masalah,pemberian masalah,pemberian alasan yang mendalam, metakognisi,berfikir kritis dan berfikir secara secara sistem dan menjadi peantara proses penguasaan informasi ,meneliti lingkungan informasi,mengakses informasi yang beragam,dan mengadakan koneksi.

Hal – hal yang harus berperan dalam dalam pembelajaran berbasis masalah yaitu :

- Menyiapkan kerangka berfikir mahasiswa

- Menekankan belajar cooperative

- Memfasilitasi pembelajaran kelompok kecil dalam pembelajaran berbasis masalah.

- Melaksanakan pembelajaran berbasis masalah

Bagi para guru,penerapan metode pembelajaran oleh seorang guru yang tepat akan memberikan dampak pada perolehan hasil belajar siswa yang baik dan maksimal. Meskipun hasil belajar yang baik dan maksimal tidak sepenuhnya ditentukan oleh penggunaan metode pembelajaran akan tetapi guru harus memahai metode pembelajaran yang baik seara konseptual maupun praktial. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemilihan penerapan metode pembelajaran yang sesuai akan lebih efektif dan maksimal dalam meningkatkan hasil belajar.

Bagi institusi Pendidikan yaitu Perguruan Tinggi yang bertugas mencetak calon guru yang profesional dalam bidangnya, perguruan tinggi harus mampu membekali para calon guru dengan bagaimana cara menerapkan mtode pembelajaran yang baik, tepat sasaran, dapat dipahami siswa serta sesuai dengan karateristik siswa. Dengan demikian diharapkan tujuan pembelajaran dapat sepenuhnya tercapai dengan baik.

- Pemodelan yang dinamis. Pemodelan yang dimamis adalah pengetahuan yang memberikan cara-cara berpikir dan menganalisis, mengorganisasi, dan memberikan cara untuk mengungkapkan pemahaman mereka terhadap suatu fenomena.

Institusi dalam hal ini adalah sekolah atau satuan pendidikan. Institusi ini akan mendukung pelaksanaan pembelajaran ber-PBL antara lain: (1) mempersiapkan sarana perkuliahan, perpustakaan, dan alat-alat laboratorium, (2) menjamin keterlaksanaan perkuliahan dengan mengganti kuliah yang tak terselenggara dan bila mana diperlukan membentuk tim dosen pengampu mata kuliah, (3) menyediakan asisten perkuliahan, (4) mempersiapkan sarana jaringan komputer, dan (5) merekam

Page 9: Laporan Tutorial Blok 1 Skenario 1

kehadiran perkuliahan mahasiswa dalam database sehingga informasinya dapat digunakan untuk evaluasi pelaksanaan mata kuliah ber-PBL.

6.) 1. Teori belajar Behaviorisme

Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

2. Teori Belajar kognitivisme

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses. Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.

3. Teori Belajar Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

Dan juga mahasiswa membutuhkan diskusi (percakapan dan kolaborasi). Percakapan dan kolaborasi, dilakukan dengan diskusi dalam proses pemecahan masalah. Diskusi secara tidak resmi dapat menumbuhkan suasana kolaborasi. Diskusi yang intensif dimana terjadi proses menjelaskan dan memperhatikan penjelasan peserta diskusi, dapat membatu siswa mengembangkan komunikasi ilmiah, argumentasi yang logis, dan sikap ilmiah..

7.)Dukungan kontekstual dan sosial. Dukungan sosial dan kontekstual, berhubungan dengan bagaimana masalah yang menjadi fokus pembelajaran dapat membuat peserta didik termotivasi untuk memecahkannya. Dukungan sosial dalam kelompok, adanya kondisi yang saling memotivasi antar pebelajar dapat menumbuhkan kondisi ini. Suasana kompetitif antar kelompok juga dapat mendukung

Page 10: Laporan Tutorial Blok 1 Skenario 1

kinerja kelompok. Dukungan sosial dan kontekstual hendaknya dapat diakomodasi oleh para guru/dosen untuk mensukseskan pelaksanaan pembelajaran.

SJM (Seven Jump Methode) merupakan sebuah metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Gijselaers (1995) sebagai metode pembelajaran untuk tutorial calon dokter pada University of Limburg-Maastricht dengan pendekatan Problem

Based Learning. Sesuai dengan namanya, pada metode ini terdapat tujuh

langkah pembelajaran yang harus dialami oleh peserta didik, yaitu 1)

Klarifikasi terminologi dan konsep yang belum dipahami, 2) Mendefinisikan

Permasalahan, 3) Menganalisis permasalahan dan menawarkan penjelasan

sementara, 4) Menginventarisir berbagai penjelasanan yang dibutuhkan, 5)

Menformulasi tujuan belajar, 6) Mengumpulkan informasi melalui belajarmandiri, 7) Mensintesis informasi baru dan menguji serta mengevaluasinya

untuk permasalahan yang sedang dikemukakan dan Melakukan refleksi

penguatan hasil belajar

8.)CARA MENYIKAT GIGI YANG BENAR

- Letakkan posisi sikat 45 derajat terhadap gusi

- Gerakkan sikat dari arah gusi ke bawah untuk gigi rahang atas (seperti mencungkil)

- Gerakkan sikat dari arah gusi ke atas untuk gigi rahang bawah

- Lalu lakukan gerakan memutar perlahan, dengan demikaian plak akan terlepas dari setiap gigi

- Sikat seluruh permukaan yang menghadap bibir dan pipi serta permukaan dalam dan luar gigi dengan cara tersebut

- Sikat permukaan kunyah gigi (gigi geraham) dari arah belakang ke depan

- Jangan lupa sikat juga permukaan lidah agar makanan yang masih menempel bisa hilang dengan maksimal

- Jangan lupa kumur- kumur sebanyak 2-3 kali, fungsinya untuk membilas seluruh permukaan rongga mulut yang sudah disikat.

Yang Dilakukan Untuk Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut

a. Menyikat gigi minimal 2 kali sehari setiap pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur.

Page 11: Laporan Tutorial Blok 1 Skenario 1

b. Gunakanlah sikat gigi khusus untuk anak-anak karena dirancang dengan bulu sikat yanglembut dan kepala sikat yang kecil untuk memudahkan menyikat mulut.

c. Gunakanlah takaran pasta gigi yang normal.

d. Sikat seluruh permukaan gigi dan sikatlah gigi selama 2 menit.

e. Ganti sikat gigi setiap 3 bulan.

f. Hindari kebiasaan mengemil makanan manis dan lengket diantara waktu makan (misalpermen, coklat, soda, dll), serta makan makanan yang mengandung asam (misal cuka, asam jawa, kunyit) karena dapat mengikis lapisan email gigi.

g. Perbanyak konsumsi makanan berserat, buah- buahan seperti apel, melon, pepaya, bengkuang dan wortel karena dapat membantu membersihkan sisa- sisa makanan yang menempel di sela- sela gigi dan mengurangi bau mulut.

h. Periksa rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

9.) Macam-macam Metode pembelajaran selain PBL yaitu penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.

Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Metode diskusi ini sering dipertukarkan dalam penggunaannya dengan metode tanya jawab.

Menurut Djamarah (1996) metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran.

Selain itu juga terdapat beberapa metode pembelajaran lain yaitu : 1. Small Group Discussion, 2. Role-Play dan Simulasi, 3. Discovery Learning (DL), 4. Self Direct Learning (SDL), 5. Cooperative, Learning (CL), 6. Collaborative Learning (CBL), 7. Contextual Intsruction (CI), 8. Project Based Learning (PBL), 9. Problem-Based Learning/ Inquiry (PBL/I)

SUMBER:

http://e-journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/Forta/article/view/167/140

http://fib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/Efficient-Learning-for-Beginner-Level.pdf

http://www.faperta.unpad.ac.id/akademik/pbm-dan-tata-tertib/metode-pembelajaran.html (2014)

http://eprints.uns.ac.id/3542/1/Tesis-Enny_Puspita.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/196111091987031001-MUSTOFA_KAMIL/Andragogi.pdf

ALVIN AGUSTINO SAPUTRA, D. C. P. R. K. ,. S., 2012. KEMAMPUAN ADAPTASI MAHASISWA TAHUN PERTAMA. ADAPTASI.

Page 12: Laporan Tutorial Blok 1 Skenario 1

Aryo Andri Nugroho, S. M., 2012. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH. Problem Based Learning.

Eng, C. S., 2011. PROBLEM-BASED LEARNING –EDUCATIONAL TOOL OR PHILOSOPHY. PROBLEM-BASED LEARNING.

Maulinar, I., 2014. PBL (Problem Based Learning) sebagai Metode Perkuliahan Kedokteran yang Efektif. PBL.

Saguni, F., 2013. EFEKTIVITAS METODE PROBLEM BASED LEARNING, COOPERATIVE LEARNINGTIPE JIGSAW, DAN CERAMAH SEBAGAI PROBLEM SOLVING DALAM MATAKULIAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN. PBL CL CERAMAH.

TJ David, L. P., 1995. Adult learning theory, problem based learning,. adult learning.

Widyantini, T., 2014. Penerapan Model Project Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Proyek) dalam Materi Pola Bilangan Kelas VII. PBL.

Wood, D. F., 2003. ABC OF LEARNING AND TEACHING IN MEDICINE. PROBLEM BASED LEARNING.

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JKD/article/view/7958/4792/

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBwQFjAAahUKEwi4xNKQtvPHAhXFQI4KHdAeDl0&url=http%3A%2F%2Fdownload.portalgaruda.org%2Farticle.php%3Farticle%3D102565%26val%3D445&usg=AFQjCNE__Qdzp8VSj1Tlkrd0Xy7Pcm8OkA&sig2=tqofUKVbHxrS9NCn-QRVSg