laporan triwulan i sekretariat jenderal tahun 2021

82
LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN RI TAHUN 2021

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

LAPORAN TRIWULAN I

SEKRETARIAT JENDERAL

TAHUN 2021

SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN RI TAHUN 2021

Page 2: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021
Page 3: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

i

KATA PENGANTAR

Laporan Triwulanan merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Pemerintah

Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan, serta Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Sistematika penyusunan

laporan triwulanan diatur dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 794 Tahun

2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di lingkungan Kementerian

Perdagangan. Pada dasarnya, laporan triwulanan memuat hasil capaian kinerja pada

tahun anggaran berjalan pada triwulan I, II dan III. Selanjutnya, Laporan Triwulan IV

akan disusun sebagai LAPKIN (Laporan Kinerja).

Sebagai salah satu dokumen SAKIP, Laporan Sekretariat Jenderal Triwulan I tahun

2021 bertujuan untuk menilai tingkat akuntabilitas/pertanggungjawaban atas kinerja

hasil (outcome) dan keluaran (output) terhadap penggunaan anggaran Sekretariat

Jenderal selama periode Januari-Maret 2021.

Laporan Triwulanan merupakan bentuk evaluasi yang dilakukan selama pelaksanaan

program/kegiatan berlangsung sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi

Sekretariat Jenderal untuk dapat memenuhi setiap sasaran program dan kegiatan

sesuai dengan dokumen perencanaan yang telah disusun sebelumnya (Renstra, Renja

dan Perjanjian Kinerja). Sebagai penutup, segala hal yang termuat dalam laporan ini

kiranya dapat memberi manfaat dalam mengantisipasi dinamika sektor perdagangan,

baik domestik dan global, sehingga sasaran strategis Kementerian Perdagangan tetap

dapat terpenuhi. Pada akhirnya dapat terwujud tata kelola perdagangan yang mampu

menggerakkan ekonomi nasional dan meningkatkan daya saing bangsa.

Jakarta, April 2021

Sekretaris Jenderal

SUHANTO

Page 4: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

ii

Page 5: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Triwulan I Tahun 2021 Sekretariat Jenderal merupakan sarana

pemantauan capaian kinerja dan anggaran berdasarkan dokumen Perjanjian Kinerja

Sekretariat Jenderal Tahun 2021 selama 3 (tiga) bulan pertama. Pada Triwulan I Tahun

2021, secara keseluruhan terdapat 7 indikator kinerja pada 3 sasaran strategis dari 1

(satu) program Sekretariat Jenderal (lihat tabel 1). Dari keseluruhan indikator kinerja

tersebut, sebanyak 1 IK dapat mencapai atau melampaui target yang ditetapkan pada

Tahun 2021, dan 6 IK lainnya belum dapat diukur capaian kinerjanya. Untuk mencapai

target indikator tersebut, kendala dan permasalahan perlu diselesaikan dan diatur

sedemikian rupa sehingga dapat mengoptimalkan kinerja bersangkutan agar di akhir

tahun anggaran dapat sesuai target.

Tabel 1 Matriks Pengukuran Pencapaian Kinerja Sekretariat Jenderal

Triwulan I Tahun 2021

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi

s.d. Tw. I

Prediksi

Capaian

Tw. I (%)

%

Capaian

Meningkatnya Birokrasi

Kemendag yang Akuntabel,

Transparan,, dan

Berintegritas

Indeks Reformasi

Birokrasi Nilai 78 - 25 -

Nilai Hasil Evaluasi

SAKIP

Predikat BB

- 40 -

Opini BPK terhadap

Laporan Keuangan

Kemendag

Opini WTP

- 25 -

Meningkatnya Kapabilotas

Kinerja Organisasi

Kemendag yang Inovatif

dan Responsif

Nilai Capaian Kinerja

Organisasi Nilai 90 - 10 -

Tingkat Kematangan

Sistem

Pemerintahan

Berbasis Elektronik

Predikat Baik

100 50 100

Meningkatnya Kepuasan

dan Kepercayaan

Stakeholders

Hasil Monev

Keterbukaan

Informasi Publik

Predikat Menuju

Informatif

- 25 -

Indeks Kepuasan

Masyarakat

Terhadap Pelayanan

Publik

Kategori Baik

- 25 -

Page 6: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

iv

Page 7: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i

RINGKASAN EKSEKUTIF .......................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................................................. 1

1.2 TUJUAN .................................................................................................................................. 2

1.3 PERAN STRATEGIS ORGANISASI..................................................................................... 2

1.4 ISU TERKINI ......................................................................................................................... 3

BAB II AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................................... 7

2.1 CAPAIAN KINERJA ............................................................................................................. 7

Sasaran Strategis 1: "Meningkatnya Birokrasi Kemendag yang Akuntabel, Transparan, dan Berintegritas " .................................................................................. 7

Sasaran Strategis 2: " Meningkatnya Kapabilitas Kinerja Organisasi Kemendag yang Inovatif dan Responsif ".................................................................................... 15

Sasaran Strategis 3: " Meningkatnya Kepuasan dan Kepercayaan Stakeholders" 21

2.2 REALISASI ANGGARAN ...................................................................................................27

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 29

LAMPIRAN ................................................................................................................................... 31

Lampiran I: Lembar Perjanjian Kinerja ..............................................................................33

Lampiran II: Matriks Pengukuran Pencapaian Kinerja Sekretariat Jenderal ............37

Lampiran III: Matriks Pengukuran Pencapaian Kinerja Unit Kerja Sekretariat Jenderal ....................................................................................................................41

Page 8: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

vi

Page 9: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Matriks Pengukuran Pencapaian Kinerja Sekretariat Jenderal Triwulan I Tahun 2021 ................................................................................................................................iii

Tabel 2 Bobot Penilaian IKPA ............................................................................................................ 15

Tabel 3 Capaian IKPA Kementerian Perdagangan ..................................................................... 16

Tabel 4 Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan Triwulan I Tahun 2021 .............................................................................................................................. 27

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Perkembangan Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Kementerian Perdagangan Tahun 2016-2020 ............................................................................................................... 9

Gambar 2 Indikator Pelaksanaan Anggaran Tingkat K/L ..................................................... 16

Gambar 3 Nilai Indeks SPBE Kementerian Perdagangan Tahun 2019 ............................ 20

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Page 10: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

viii

Page 11: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah rangkaian sistematik

dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan

pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan

kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan

kinerja instansi pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP pada Kementerian

Negara/Lembaga merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Untuk melaksanakan

ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, pada bulan

April 2014 telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang merupakan perbaikan dari Instruksi

Presiden Nomor 7 tahun 1999. Sebagai tindak lanjut dari penetapan Peraturan

Presiden Nomor 29 Tahun 2014, tanggal 18 Agustus 2015 Kementerian Perdagangan

telah menetapkan Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di lingkungan Kementerian

Perdagangan yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Perdagangan Nomor

794/M-DAG/KEP/8/2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Lingkungan Kementerian

Perdagangan (merupakan revisi dari Kepmendag Nomor 1011 Tahun 2012).

Keputusan Menteri Perdagangan RI Nomor 794 Tahun 2015 ini telah diterapkan

secara tingkat Kementerian, Unit Kerja Eselon 1 dan Eselon II, serta unit kerja mandiri

di lingkungan Kementerian Perdagangan serta dilaksanakan secara berkala dan

berkelanjutan.

Salah satu tahapan penting dalam implementasi SAKIP adalah pengukuran kinerja.

Pengukuran kinerja adalah tahapan kegiatan SAKIP yang berupa penghitungan tingkat

kemajuan (progress) dari pencapaian indikator kinerja strategis/program/kegiatan

dibandingkan dengan tujuan/sasaran/target yang telah ditetapkan pada dokumen

perencanaan (Rencana Strategis, Rencana Kerja, dan Perjanjian Kinerja). Pengukuran

kinerja bukan dimaksudkan sebagai mekanisme pemberian reward and punishment,

melainkan sebuah mekanisme pemantauan dan pengendalian pencapaian kinerja yang

bermanfaat memberikan informasi bagi pimpinan tentang program dan kegiatan yang

realisasi indikator kinerjanya masih dibawah target sehingga dapat segera

ditindaklanjuti. Selanjutnya, hasil pengukuran kinerja dimanfaatkan sebagai bahan

penyusunan Laporan Kinerja.

Sekretariat Jenderal merupakan Unsur Pembantu Pemimpin (Menteri) dalam

organisasi kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi

pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh

Page 12: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

2

unsur organisasi di lingkungan Kementerian (berdasarkan Peraturan Presiden Nomor

7 tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara).

1.2 TUJUAN

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 tahun 2015 tentang pedoman Evaluasi

Atas Implementasi SAKIP, Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 794 Tahun 2015

mengamanatkan penyusunan Laporan Kinerja di lingkungan Kementerian

Perdagangan untuk mempertanggung-jawabkan pelaksanaan program dan kegiatan,

termasuk pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategis,

dan Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Nomor 13.2/IJ-

DAG/KEP/08/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Atas Implementasi SAKIP

di lingkungan Kementerian Perdagangan. Selain itu tujuan dari Laporan Kinerja

Sekretariat Jenderal adalah menindaklanjuti Hasil Evaluasi atas Implementasi SAKIP

oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan. Laporan Kinerja adalah ikhtisar

yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang pencapaian kinerja yang disusun

berdasarkan dokumen perencanaan kinerja yang ditetapkan dalam rangka

pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Laporan Kinerja

merupakan bentuk pertanggungjawaban akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan

fungsi yang dipercayakan kepada kementerian atas penggunaan anggaran. Pelaporan

kinerja di lingkungan Kementerian Perdagangan diterapkan tingkat di Kementerian,

Unit Kerja Eselon I dan Eselon II, serta unit kerja mandiri di lingkungan Kementerian

Perdagangan serta dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan.

1.3 PERAN STRATEGIS ORGANISASI

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, peran Sekretariat Jenderal adalah melaksanakan

koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan administrasi kementerian.

Berdasarkan tugas ini, Sekretariat Jenderal memerlukan optimalisasi dukungan

kelembagaan maupun sumber daya serta sarana yang memadai, serta terorganisir

didalam struktur organisasi Sekretariat Jenderal.

Pada bulan Februari 2016, Kementerian Perdagangan telah melakukan

penyempurnaan struktur organisasi untuk mendukung efektivitas dan efisiensi

pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Perdagangan. Struktur organisasi

Kementerian Perdagangan telah dirancang untuk mengantisipasi dinamika

perekonomian nasional dan internasional yang sedemikian cepat, serta mendukung

reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-DAG/PER/2/2016

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, Sekretariat Jenderal

mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari:

Page 13: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

3

a) Biro Perencanaan;

b) Biro Organisasi dan Kepegawaian;

c) Biro Hukum;

d) Biro Keuangan;

e) Biro Umum;

f) Biro Hubungan Masyarakat; dan

g) Biro Advokasi Perdagangan;

Selain itu, Sekretariat Jenderal juga dibantu oleh 4 (empat) unsur penunjang

pelaksaanaan tugas kementerian dan 3 (tiga) unsur penunjang yang di luar struktur

organisasi Sekretariat Jenderal, namun penganggarannya berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Menteri Perdagangan melalui Sekretariat Jenderal yaitu:

h) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan;

i) Pusat Penanganan Isu Strategis;

j) Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemetrologian;

k) Pusat Data dan Sistem Informasi;

l) Badan Perlidungan Konsumen Nasional;

m) Komite Anti Dumping Indonesia (KADI), dan

n) Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI).

1.4 ISU TERKINI

Kementerian Perdagangan mendukung penyusunan Undang-Undang Cipta Kerja yang

bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi, yang bertujuan untuk mengubah

kewenangan mengatasi konflik peraturan perundang-undangan, menyeragamkan

kebjakan pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah untuk menunjang iklim

investasi, serta mempermudah pengurusan perizinan. Dukungan ini dilakukan melalui

penyesuaian Undang-Undang Nomor 7 tahun 2014 tentang Perdagangan dan Undang-

Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal yang meliputi klaster

Penyederhanaan Perizinan Berusaha dan Klaster Pengenaan Sanksi dari total 11

klaster pada Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, yaitu penyederhanaan perizinan

berusaha, persyaratan investasi, ketenagakerjaan, kemudahan dan perlindungan

UMKM, kemudahan berusaha, dukungan riset dan inovasi, administrasi pemerintahan,

pengenaan sanksi, pengadaan lahan, kemudahan proyek pemerintah, serta kawasan

ekonomi. Sesuai dengan amanat UU Cipta Kerja, Kementerian Perdagangan

menyiapkan 2 Rancangan Peraturan Pemerintah, yaitu:

a. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Bidang

Perdagangan;

Page 14: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

4

b. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

dan Tata Cara Pengawasan (BAB Perdagangan).

Perkembangan Amanat UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Kepada

Kementerian Perdagangan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja mengamanatkan 2 (dua)

Peraturan Pemerintah terkait substansi perdagangan, yaitu:

a. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan

Berusaha Berbasis Risiko (PP 5 Tahun 2021); dan

b. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang

Perdagangan (PP 29 Tahun 2021).

Sebagai tambahan, terdapat amanat Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2021

tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus kepada Menteri Perdagangan

untuk mengatur Kawasan Ekonomi Khusus. Sebagai tindak lanjut amanat tersebut,

Kementerian Perdagangan telah menyusun Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 15

Tahun 2021 tentang Perlakuan Penundaan atas Ketentuan Pembatasan dan Tata Niaga

Impor di Kawasan Ekonomi Khusus.

Sebagai pelaksanaan kedua PP tersebut, Kementerian Perdagangan telah menyusun 11

(sebelas) Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) yaitu 1 (satu) Permendag

pelaksanaan PP 5 Tahun 2021 dan 10 (sepuluh) Permendag pelaksanaan PP 29 Tahun

2021, terdiri atas:

1. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 16 Tahun 2021 tentang Verifikasi atau

Penelusuran Teknis di Bidang Perdagangan Luar Negeri;

2. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 17 Tahun 2021 tentang Eksportir dan

Importir yang Bereputasi Baik;

3. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 tentang Barang Dilarang

Ekspor dan Barang Dilarang Impor;

4. Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 19 Tahun 2021 tentang

Kebijakan dan Pengaturan Ekspor;

5. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20 Tahun 2021 tentang Kebijakan dan

Pengaturan Impor;

6. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 21 Tahun 2021 tentang Pedoman

Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan;

7. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 22 Tahun 2021 tentang Tata Cara

Pelaporan Distribusi Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting;

8. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 23 tentang Pedoman Pengembangan,

Penataan, dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan;

9. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2021 tentang Ketentuan

Perikatan untuk Pendistribusian Barang oleh Distributor atau Agen;

Page 15: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

5

10. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25 Tahun 2021 tentang Penetapan

Barang yang Wajib Menggunakan atau Melengkapi Label Berbahasa Indonesia;

dan

11. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 26 Tahun 2021 tentang Penetapan

Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha

Berbasis Risiko Sektor Perdagangan.

Melalui Surat Menteri Perdagangan Nomor 250/M-DAG/SD/3/2021 dan surat Nomor

299/M-DAG/SD/2/2021, Kementerian Perdagangan telah meminta permohonan

persetujuan tertulis atas Permendag sebagai amanat PP 5 Tahun 2021, PP 29 Tahun

2021, dan PP 40 Tahun 2021 dan telah disetujui oleh Presiden melalui Surat Sekretaris

Kabinet Nomor B.109/Seskab/Ekon/04/2021. Pada tanggal 31 Maret 2021

Kementerian Hukum dan HAM telah menyampaikan surat selesai harmonisasi R-

Permendag nomor PPE.PP.01.03-524 dan PPE.PP.01.03-541. 12 (dua belas)

Permendag telah ditandatangani dan sedang dalam proses Pengundangan oleh

Kementerian Hukum dan HAM.

Page 16: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

6

Page 17: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

7

BAB II AKUNTABILITAS KINERJA

2.1 CAPAIAN KINERJA

Pengukuran tingkat capaian kinerja Sekretariat Jenderal triwulan I Tahun 2021

dilakukan dengan membandingkan antara target dengan realisasi dari masing-masing

indikator kinerja sasaran selama periode tersebut. Hasil dari perbandingan tersebut

akan diperoleh persentase pencapaian terget.

Sasaran Strategis 1: "Meningkatnya Birokrasi Kemendag yang Akuntabel, Transparan, dan Berintegritas "

No. Indikator Kinerja Target Realisasi

s.d Tw. I

Prediksi

Capaian

Tw. I (%)

%

1 Indeks Reformasi Birokrasi Nilai 78 - 25 -

2 Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Predikat BB - 40 -

3 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan

Kemendag Opini WTP - 25 -

IK-1: Indeks Reformasi Birokrasi

Reformasi Birokrasi merupakan sebuah proses perubahan yang dilaksanakan secara

bertahap, sistematis, dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan tata kelola

pemerintahan yang bersih, meningkatkan pelayanan publik, kapasitas dan

akuntabilitas kinerja birokrasi dan profesionalisme SDM Aparatur. Proses ini dapat

dipandang sebagai perubahan dari kondisi saat ini menuju kondisi yang diinginkan

dalam lingkup Reformasi Birokrasi. Proses tindak lanjut implementasi Reformasi

Birokrasi selanjutnya, Kementerian Perdagangan berupaya keras guna mewujudkan

pelayanan prima melalui perbaikan kinerja dan pelayanan kepada publik dalam bidang

Perdagangan. Kementerian Perdagangan sebagai pelayan masyarakat harus mampu

melakukan perubahan yang signifikan pada elemen-elemen birokrasi antara lain

kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas aparatur,

pengawasan, dan pelayanan publik.

Reformasi Birokrasi di Kementerian Perdagangan yang telah berjalan dengan baik dan

mendapat apresiasi dari berbagai pemangku kepentingan, tentunya harus menjadi

inspirasi bagi seluruh pegawai Kementerian Perdagangan untuk terus bekerja secara

maksimal dalam memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat Indonesia,

dengan berlandaskan pada nilai profesionalisme, akuntabilitas, sinergi, transparan,

integritas dan pelayanan.

Kementerian Perdagangan telah Menyusun Road Map Reformasi Birokrasi melalui

Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1003 Tahun 2020 tentang Road Map

Page 18: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

8

Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangaan Republik Indonesia Tahun 2020-

2024 yang akan diimplementasikan dalam lima tahun ke depan. Road Map ini disusun

dengan mempertimbangkan hasil reformasi tahun-tahun sebelumnya, ekspektasi para

pemangku kepentingan, risiko utama organisasi, serta perubahan lingkungan strategis

guna mengoptimalkan pencapaian tujuan Kementerian Perdagangan.

Road Map yang merupakan “living document” ini akan menjadi acuan dalam

pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan. Secara

umum Road Map Kementerian Perdagangan ini dikelompokan menjadi 8 Program

yaitu: Manajemen Perubahan, Penataan Peraturan Perundang-undangan, Penataan

dan Penguatan Organisasi Penataan Tatalaksana, Penataan Sistem Manajemen Sumber

Daya Manusia Aparatur, Penguatan Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja,

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

Dengan telah tersusunnya dokumen Road Map untuk lima tahun ke depan ini

menunjukan tingginya komitmen pimpinan Kementerian Perdagangan dalam

mengemban amanah rakyat untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

sebagaimana yang dicita-citakannya.

Dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan untuk Triwulan I

Tahun 2021 yang telah dilaksanakan meliputi:

1. Monitoring dan Evaluasi rencana aksi Agen Perubahan Tahun 2021

2. Usulan Inovasi untuk Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2021

Keberhasilan yang telah diraih dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi di

Kemeneterian Perdagangan menjadi katalis dan pendorong, penyemangat bagi seluruh

unit kerja Kementerian Perdagangan untuk berlomba-lomba menghadirkan pelayanan

terbaik bagi masyarakat. Keberlanjutan dan penguatan pelaksanaan Reformasi

Birokrasi di tahun 2021 memiliki peran penting dalam mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik dalam mewujudkan visi dan misi Kementerian Perdagangan.

Diharapkan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan untuk Tahun

2021 dapat berjalan sesuai dengan arah yang telah ditetapkan. Untuk itu, diharapkan

sinergitas, koordinasi dan kolaborasi antar unit kerja di Kementerian Perdagangan

yang telah terjalin baik, dapat terus terjaga dan semakin meningkat.

IK-2: Nilai Hasil Evaluasi SAKIP

Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berpedoman pada Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 tahun

2015 tentang pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP). Tujuan dari pelaksanaan evaluasi SAKIP untuk menilai

tingkat akuntabilitas kinerja atau pertanggungjawaban atas hasil (outcome) terhadap

penggunaan anggaran dalam rangka mewujudkan pemerintah yang berorientasi

kepada hasil (result oriented goverment) serta memberikan saran perbaikan.

Page 19: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

9

Terdapat 4 komponen penilaian dalam evaluasi SAKIP dengan bobot yag berbeda,

yaitu:

1. Perencanaan Kinerja (Bobot 30%);

2. Pengukuran Kinerja (Bobot 25%);

3. Pelaporan Kinerja (Bobot 15%);

4. Evaluasi Internal (Bobot 10%);

5. Capaian Kinerja (Bobot 20%).

Meski di masa pandemi COVID-19 yang membatasi kegiatan perkantoran, kegiatan

evaluasi SAKIP Kementerian Perdagangan masih tetap dijalankan dengan metode

virtual. Pada tahun 2020, periode pelaksanaan Evaluasi SAKIP oleh Tim Evaluator

Kementerian PAN dan RB dilaksanakan selama 30 (tiga puluh) hari kerja mulai tanggal

12 Oktober 2020. Hingga saat laporan ini disusun nilai akhir evaluasi SAKIP Kemendag

belum ditetapkan oleh Kementerian PAN-RB, namun berdasarkan hasil sementara

Kementerian Perdagangan diprediksi memperoleh nilai 73,50 atau predikat BB.

Apabila dibandingan dengan tahun sebelumnya ini merupakan penurunan, meskipun

hanya kurang dari 1 poin (menurun 0,84 nilai). Nilai 73,50 masih dikategorikan

Predikat BB, sehingga jika dibandingkan dengan target Perjanjian Kinerja Setjen Tahun

2020, yaitu Predikat A dengan nilai minimal 80, maka persentase capaian kinerja Nilai

Evaluasi SAKIP Kemendag adalah 91,88%. Nilai Hasil Evaluasi SAKIP tersebut juga

masih bersifat sementara dikarenakan baru disampaikan oleh Tim Evaluator

Kementerian PAN-RB secara lisan pada sela-sela pertemuan rapat koordinasi.

Sehingga, Sekretariat Jenderal masih berkesempatan untuk melakukan upaya-upaya

perbaikan untuk meningkatkan nilai akhir hasil Evalausi SAKIP Kementerian

Perdagangan.

Meskipun nilai sementara Evaluasi SAKIP Kemendag Tahun 2020 mengalami sedikit

penurunan, secara umum hasil Evaluasi SAKIP Kemendag dari tahun ke tahun

cenderung stabil. Rincian perkembangan nilai SAKIP Kemendag selama 5 tahun

terakhir adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Perkembangan Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Kementerian Perdagangan

Tahun 2016-2020

Sumber: Hasil Evaluasi SAKIP oleh Kementerian PAN-RB

73,38

73,04

74,04

74,34

73,5

2016 2017 2018 2019 2020*

Page 20: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

10

Dalam rangka menjamin kualitas penyelenggaraan SAKIP di lingkungan Kementerian

Perdagangan, pada tahun 2020 Sekretariat Jenderal telah melaksanakan rangkaian

kegiatan pendukung, diantaranya adalah:

1. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 (pada tingkat Kementerian, Eselon I, dan

Eselon II).

2. Penyusunan Rencana Strategis Tahun 2020-2024 pada tingkat Kementerian dan

seluruh unit Eselon I.

3. Penyusunan Perjanjian Kinerja Tahun 2020 (pada tingkat Kementerian, Eselon I,

dan Eselon II).

4. Penyusunan Laporan Triwulanan Tahun 2020 dan Pengukuran Pencapaian

Kinerja pada tingkat Kementerian dan Eselon I.

5. Pemantauan Kinerja Secara Elektronik, baik melalui aplikasi E-Monitoring Online

Kemendag maupun website SMART Kemenkeu.

6. Evaluasi SAKIP Internal yang dilakukan APIP Kementerian Perdagangan.

7. Pada TA 2020, Pemerintah melakukan pemotongan anggaran K/L dalam rangka

penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Dengan adanya

kebijakan tersebut, Sekretariat Jenderal mengkoordinasikan refocusing dan

realokasi anggaran di Kementerian Perdagangan dengan meningkatkan efisiensi

anggaran dan efektivitas program/kegiatan, sehingga target indikator kinerja

tetap dapat terpenuhi.

Berdasarkan hasil evaluasi Tim Evaluator Kementerian PAN-RB masih ditemukan

sejumlah catatan atas pelaksanaan SAKIP di Kementerian Perdagangan yang

menyebabkan target kinerja tahun 2020 untuk sementara ini belum tercapai,

diantaranya adalah:

1. Penggambaran kinerja dan indikator kinerja pada tingkat unit kerja yang

ditetapkan belum sepenuhnya memenuhi kriteria terukur, relevan, dan cukup.

2. Perjanjian kinerja belum sepenuhnya menjanjikan kinerja atau kondisi terukur

yang seharusnya terjadi pada satu periode. Hal ini dikarenakan sebagian unit kerja

belum menyajikan target kinerja pada periode tertentu.

3. Penjenjangan kinerja antar level jabatan belum sepenuhnya sesuai dengan

levelnya, sehingga belum tampak hubungan kausalitas antar level jabatan untuk

mencapai kinerja utama instansi.

4. Aplikasi monitoring dan evaluasi yang ada di Kemendag sudah berjalan, namun

monev yang dilakukan lebih banyak terkait dengan realisasi penganggaran belum

sepenuhnya memberikan informasi sejauh mana progress kinerja yang ada di unit

teknis.

5. Evaluasi akuntabilitas kinerja yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal belum

mampu mendorong adanya perbaikan penerapan kinerja di unit kerja.

Page 21: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

11

6. Evaluasi progam yang dilakukan sebatas menilai capaian pelaksanaan dan

penyerapan anggaran belum berprinsip pada efektivitas dan efisiensi dari

program yang dimiliki.

Menindaklanjuti hasil temuan sementara Tim Evaluator Kementerian PAN-RB,

Sekretariat Jenderal telah berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal dan seluruh Unit

Eselon I untuk memperbaiki dokumen-dokumen SAKIP di lingkungan Kementerian

Perdagangan, diantaranya adalah:

1. Seluruh IK (indikator kinerja) pada dokumen-dokumen SAKIP (Renstra, Formulir

IKU, dan Perjanjian Kinerja) sudah diperbaiki dan diselaraskan dengan mengacu

pada hasil evaluasi SAKIP dan prinsip-prinsip dalam RSPP (Redesain Sistem

Perencanaan dan Penganggaran).

2. Revisi Perjanjian Kinerja Tahun 2020 di lingkungan Kementerian Perdagangan

sesuai dengan hasil evaluasi SAKIP pada bulan Oktober 2020. Hal ini

mengakibatkan perubahan (revisi) Perjanjian Kinerja pada tahun 2020 telah

dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dalam satu periode tahun anggaran. Dimana

sebelumya revisi juga dilakukan pada bulan Juni 2020 untuk mengadopsi target-

target kinerja pada Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Tahun 2020-

2024 dan mengantisipasi realokasi/refocussing anggaran sebagai dampak

penanganan COVID-19.

3. Seluruh Unit Eselon I Kemendag menyusun Rencana Strategis Tahun 2020-2024

Tingkat Unit Eselon I.

4. Menyusun Perjanjian Kinerja Tahun 2021 dan Laporan Kinerja Tahun 2020 di

lingkungan Kementerian Perdagangan (tingkat K/L, Unit Eselon I dan II) dengan

memperhatikan performance cascade untuk setiap tingkatan unit kerja.

5. Menyusun Rencana Aksi dalam rangka Revisi Permendag Nomor 46 Tahun 2020

tentang Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Tahun 2020-2024 terutama

berkaitan dengan indicator kinerja dan kesesuaian target-target kinerja dengan

perkembangan/kondisi terkini.

6. Menyusun Rencana Aksi dalam rangka Revisi Kepmendag Nomor 794 Tahun 2015

tentang Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di Lingkungan Kementerian

Perdagangan dengan memperhatikan kebijakan-kebijakan terkini terkait SAKIP.

7. Menyusun Rencana Aksi dalam rangka penyempurnaan aplikasi monitoring dan

evaluasi kinerja. Rencana pengembangan aplikasi e-Monitoring Kemendag ke

depan akan lebih difokuskan pada pemantauan dan pengukuran kinerja sesuai

dengan target di dokumen SAKIP. Sedangkan monev anggaran akan dikerjakan

dengan aplikasi lain dari Kementerian Keuangan (Sistem Monitoring Anggaran

Terpadu/SMART). Selain itu, akan diupayakan proses integrasi antara pengukuran

kinerja pada dokumen SAKIP dengan Sasaran Kerja Pegawai.

8. Dokumen-dokumen SAKIP yang telah disusun atau diperbaiki diunggah pada

website resmi Kemendag atau Eselon I agar dapat diakses oleh publik.

Page 22: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

12

Melalui perbaikan-perbaikan yang telah dan sedang dilakasanakan oleh Sekretariat

Jenderal, nilai akhir hasil evaluasi SAKIP Kementerian Perdagangan diharapkan dapat

meningkat lebih baik daripada tahun sebelumnya atau bahkan dapat mencapai target

nilai 80 atau predikat A sesuai dengan target pada Perjanjian Kinerja Tahun 2020.

IK-3: Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Kemendag

Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, PenjelasanPasal 16 ayat (1), opini merupakan

pernyataan professional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang

disajikan dalam laporan keuangan yang berdasarkan pada kriteria (a) kesesuaian

dengan standar akuntansi pemerintahan, (b) kecukupan pengungkapan (adequate

disclosures), (c) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan (d)

efektivitas system pengendalian intern (SPI). Terdapat empat jenis opini yang dapat

diberikan oleh pemeriksa, yaitu:

a. Opini Wajar Tanpa Pengecualian– WTP (unqualified opinion); opini wajar tanpa

pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan dan

diungkapkan secara wajar dalam laporan keuangan dan dapat digunakan oleh para

pengguna laporan keuangan.

b. Opini Wajar Dengan Pengecualian– WDP (qualified opinion); opini wajar dengan

pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan dan

diungkapkan secara wajar dalam semua hal yang material, kecuali untuk dampak

hal-hal yang berhubungan dengan dikecualikan, sehingga informasi keuangan

dalam laporan keuangan yang tidak dikecualikan dalam opini pemeriksa dapat

digunakan oleh para pengguna laporan keuangan.

c. Opini Tidak Wajar– TW (adverse opinion); opini tidak wajar menyatakan bahwa

laporan keuangan tidak disajikan dan diungkapkan secara wajar dalam semua hal

yang material, sehingga informasi keuangan dalam laporan keuangan tidak dapat

digunakan oleh para pengguna laporan keuangan.

d. Pernyataan Menolak Memberikan Opini atauTidak Memberikan Pendapat–

TMP (disclaimer of opinion); pernyataan menolak memberikan opini menyatakan

bahwa laporan keuangan tidak dapat diperiksa sesuai dengan standar

pemeriksaan. Dengan kata lain, pemeriksa tidak dapat memberikan keyakinan

bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, sehingga informasi

keuangan dalam laporan keuangan tidak dapat digunakan oleh para pengguna

laporan keuangan.

Kementerian Perdagangan memberikan target opini WTP atas Laporan Keuangan

Kementerian dan selanjutnya Opini yang diberikan oleh BPK RI adalah Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) sehingga capaian Kementerian Perdagangan sebesar 100%.

Sedangkan untuk Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan Tahun 2020 masih

dalam tahap pemeriksaan. Mencapai penilaian WTP mengindikasikan informasi

Page 23: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

13

keuangan suatu institusi pemerintah telah wajar disajikan sesuai Standard Akuntansi

Pemerintahan dan transparan dalam pengelolaan keuangan. Target opini BPK

terhadap laporan keuangan Kementerian Perdagangan terdapat pada Rencana

Strategis 2015-2019 dan Rencana Stategis 2020-2024.

a. Faktor yang mendukung:

• Dukungan Manajemen Strategis, di mana seluruh jajaran Pimpinan

Kementerian Perdagangan peduli dan berperan aktif untuk mendukung penuh

upaya penyelenggaraan pengelolaan dan pelaporan keuangan dan BMN yang

transparan dan akuntabel melalui jalur koordinasi rapat pimpinan maupun

koordinasi antara Pengelola dan Pejabat Pembina secara intens.

• SDM Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan dan BMN Pusat yang terlatih,

berpengalaman, dan proaktif, di mana pejabat atau pengelola keuangan telah

mendapatkan pelatihan/sosialisasi, telah bertugas lebih dari 1 tahun, menerima

dan mengkomunikasikan setiap aturan teknis baru berikut potensi

permasalahan yang dihadapi baik pada rapat pimpinan maupun dalam

sosialisasi atau forum konsultasi teknis yang diselenggarakan Biro Keuangan.

• Pendampingan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dalam hal ini

Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan yang selain melaksanakan

audit rutin, juga melaksanakan program Reviu Laporan Keuangan tiap periode

pelaporan keuangan dimana dilakukan koreksi/penyempurnaan pelaporan

baik dari sisi nilai/angka maupun penjelasan dalam Catatan atas Laporan

Keuangan.

b. Faktor yang menghambat:

• Koordinasi dengan Satuan Kerja Daerah, dimana Kementerian Perdagangan

turut mengalokasikan anggaran Dekonsentrasi (DK) bagi pemerintah tingkat

propinsi serta Tugas Pembantuan (TP) bagi pemerintah tingkat

kabupaten/kota dengan metode pelaksanaan anggaran DK/TP bersifat

independen dilaksanakan oleh pemda sendiri namun wajib dilaporkan dalam

Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan. Hingga saat ini turnover SDM

pada lingkungan pemerintah daerah terus terjadi di mana staf/pejabat

pengelola anggaran DK/TP alokasi Kemendag yang telah dilatih dan

berpengalaman mendapat penugasan di dinas/bidang lain sehingga perlu

dilakukan pelatihan/sosialisasi/monev secara berkala.

• Pandemi Covid 19, dimana adanya pembatasan pergerakan sosial yang turut

mempengaruhi upaya-upaya pelatihan/sosialisasi, monitoring dan evaluasi

serta koordinasi penyampaian data terkait dengan pelaporan ataupun

pemeriksaan.

• Adanya kondisi pandemic COVID-19 yang dimulai pada Maret s.d Desember

2020 mempengaruhi realisasi penerimaan PNBP pada satker PNBP di

lingkungan Kementerian Perdagangan.

Page 24: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

14

c. Upaya yang telah dilakukan dan perlu dilanjutkan

• Penyediaan aturan/petunjuk teknis bidang pengelolaan dan pelaporan

keuangan dan BMN yang dipandang perlu untuk lingkup Kementerian

Perdagangan.

• Pelaksanaan Sosialisasi/Forum Konsultasi Teknis bidang pengelolaan dan

pelaporan keuangan dan BMN dalam rangka penyebaraluasan

peraturan/informasi baru, menjaring permasalahan serta penyamaan persepsi.

• Pelaksanaan monitoring dan evaluasi bidang pengelolaan dan pelaporan

keuangan dan BMN secara berkala untuk memantau implementasi pelaksanaan

di lapanganserta menjaring informasi.

• Pembentukan tim Ad-Hoc untuk menangani permasalahan terkait bidang

pengelolaan dan pelaporan keuangan dan BMN yang membutuhkan koordinasi

lintas unit Pembina baik internal Kementerian Perdagangan maupun lintas

Kementerian/Lembaga.

• Satker PNBP di lingkungan Kementerian Perdagangan akan membuat kegiatan

yang kreatif, misalnya menggunakan teknologi informasi (Aplikasi Zoom),

untuk kegiatan fisik tetap akan dilakukan dengan protokol kesehatan.

Dalam kaitan dengan Pandemi Covid 19, dilakukan optimalisasi koordinasi melalui

media daring baik dengan menggunakan Zoom, Whatsapp, Google Meet, ataupun

media daring lainnya.

Kegiatan yang mendukung Penyusunan Laporan Keuangan, antara lain Koordinasi

Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Kementerian Semester I, Penyusunan Laporan

Keuangan Tingkat Kementerian Tahunan, Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat

Kementerian (Audited), Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan

Triwulan III, Penyusunan Laporan Keuangan Perwakilan Kementerian Perdagangan di

Luar Negeri, Penyusunan DokumenPenunjang Penyusunan Laporan Keuangan

Kementerian Perdagangan, Rencana Aksi (Action Plan) Kementerian Perdaganganatas

Audit BPK RI (LK, Kinerja, PDTT), Koordinasi dan Pendampingan Pelaksanaan

Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan dan Kinerja Kementerian Perdagangan,

Pemantauan dan Evaluasi Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan.

Rencana Aksi dalam mewujudkan Opini WTP antara lain adalah

1) Melakukan pembinaan dalam penyusunan Laporan Keuangan serta melakukan

monitoring penyelesaiannya;

2) Memastikan bahwa Laporan Keuangan Neraca, LRA dan CaLK) selesai tepat waktu

dan akuntabel;

3) Menghilangkan atau meminimalkan permasalahan yang biasanya ada pada tiap

Akun Laporan Keuangan;

4) Menindaklanjuti Temuan BPK-RI pada tahun-tahun sebelumnya;

5) Komitmen Bersama untuk mewujudkan Laporan Keuangan dengan Opini WTP

Page 25: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

15

Sasaran Strategis 2: "Meningkatnya Kapabilitas Kinerja Organisasi Kemendag yang Inovatif dan Responsif "

No. Indikator Kinerja Target Realisasi

s.d Tw. I

Prediksi

Capaian

Tw. I (%)

%

4 Nilai Capaian Kinerja Organisasi Nilai 90 - 10 -

5 Tingkat Kematangan Sistem

Pemerintahan Berbasis Elektronik

Predikat

Baik 100 50 100

IK-4: Nilai Capaian Kinerja Organisasi

INDIKATOR KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN (IKPA)

Selain nilai evaluasi kinerja anggaran, Sekretariat Jenderal juga memantau

perkembangan nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) adalah indikator

yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Nasional (BUN)

untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanja Kementerian

Negara/Lembaga dari sisi kesesuaian terhadap perencanaan, efektifitas pelaksanaan

anggaran, efisiensi pelaksanaan anggaran dan kepatuhan terhadap regulasi.

Tujuan Pengukuran Kinerja dengan IKPA antara lain:

a. Kelancaran Pelaksanaan Anggaran (Pembayaran / Realisasi Anggaran,

Penyampaian Data Kontrak, Penyelesaian Tagihan, SPM yang Akurat, Kebijakan

Dispensasi SPM).

b. Mendukung Manajemen Kas (Pengelolaan UP/TUP, Revisi DIPA, Renkas/RPD,

Deviasi Halaman III DIPA, Retur SP2D)

c. Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan (LKKL/LKPP) Penyampaian LPJ

Bendahara dan Penyelesaian Pagu Minus Belanja.

d. Panduan penilaian berdasarkan PMK No. 195/PMK.05/2018 tentang Monitoring

dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian Negara/Lembaga.

Tabel 2 Bobot Penilaian IKPA

NO INDIKATOR BOBOT 2018 BOBOT 2019 BOBOT 2020

1 Penyerapan Anggaran 20% 20% 15%

2 Data Kontrak 15% 15% 15%

3 Penyelesaian Tagihan 15% 15% 12%

4 Konfirmasi Capaian Output - - 10%

Page 26: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

16

Sumber: Monev Kemenkeu

Tabel 3 Capaian IKPA Kementerian Perdagangan

TAHUN CAPAIAN IKPA

2018 90,25

2019 90,46

2020 91,27

Sumber: Monev Kemenkeu

Gambar 2 Indikator Pelaksanaan Anggaran Tingkat K/L

Untuk Triwulan 1 Tahun 2021 nilai IKPA Kementerian Perdagangan sampai dengan

bulan Maret adalah 92,31 masih terdapat beberapa indikator yang perlu ditingkatkan.

5 Pengelolaan UP dan TUP 10% 10% 8%

6 Revisi DIPA 5% 5% 5%

7 Deviasi Halaman III DIPA 5% 5% 5%

8 LPJ Bendahara 5% 5% 5%

9 Renkas 5% 5% 5%

10 Kesalahan SPM 6% 6% 5%

11 Retur SP2D 6% 6% 5%

12 Pagu Minus 5% 5% 5%

13 Dispensasi SPM 5% 5% 5%

Page 27: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

17

Faktor Pendukung:

• Rata-rata realisasi per unit Eselon I Kementerian Perdagangan di atas 7,5% dan

secara total Kementerian Perdagangan mencapai realisasi 23,22% pada

trwiulan I (sudah mencapai target realisasi minimal triwulan I sebesar 15%).

• Tingkat kepatuhan atas norma waktu penyelesaian tagihan pihak ketiga dimana

pada periode triwulan I dari total 257 tagihan, 248 tagihan diselesaikan tepat

waktu dan hanya 9 tagihan yang terlambat penyelesaiannya.

• Tingkat kepatuhan Bendahara dalam menyampaikan LPJ ke KPPN secara tepat

waktu, dimana pada periode triwulan I dari total 363 LPJ, 344 LPJ disampaikan

ke KPPN tepat waktu dan hanya 13 LPJ yang terlambat disampaikan ke KPPN.

Faktor Penghambat:

• Alokasi anggaran Kementerian Perdagangan (pagu DIPA) saat ini adalah sebesar

Rp3.525,9 miliar. Alokasi ini mengalami sedikit kenaikan dibanding tahun 2020

sebesar Rp3.477,06 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp48,9 miliar atau 1,4%.

Dari pagu tersebut masih terdapat pagu blokir sebesar Rp656,8 miliar, dengan

rincian Belanja Barang sebesar Rp645,06 miliar dan Belanja Modal sebesar

Rp11,73 miliar.

• Alokasi anggaran khusus COVID-19 pada Kementerian Perdagangan pada periode

Maret 2021 sebesar Rp.124,4 miliar, dengan realisasi anggaran mencapai Rp. 4,4

miliar (3,58%). Persentase realisasi anggaran tertinggi terdapat pada Satker Pusat

Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) mencapai 40,19%, dengan jumlah sebesar

Rp. 208,1 juta dari anggaran sebesar Rp. 518 juta. Rata-rata realisasi belanja

penanganan Covid-19 masing-masing unit Eselon I Kementerian Perdagangan

masih dibawah 10%.

• Hingga periode bulan Maret 2021 terdapat 109 data kontrak yang terlambat

disampaikan ke KPPN dari total 299 data kontrak yang terdaftar.

• Satker di Kementerian Perdagangan masih banyak yang melaporkan seluruh data

Caput (RO) tidak sesuai periode pelaporan.

Upaya yang akan dilakukan yaitu melakukan monitoring dan evaluasi Pelaksanaan

Anggaran melalui Rapat Koordinasi setiap bulan dengan Sekretaris Unit Eselon I dan

Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal.

IK-5: Tingkat Kematangan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

Berdasarkan Perpres No. 95 Tahun 2018 Tentang Sistem Pemerintahan Berbasis

Elektronik (SPBE) dan Permenpan RB No. 59 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. Pelaksanaan SPBE ditujukan

untuk mengukur capaian kemajuan penerapan SPBE, meningkatkan kualitas

penerapan SPBE, dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Agar pelaksanaan SPBE

dapat berjalan untuk mencapai tujuannya, maka perlu dilakukan evaluasi secara

Page 28: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

18

mandiri dan berkala untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dari pelaksanaan SPBE

di setiap Instansi Pusat dan Daerah.

Untuk penilaian SPBE tahun 2021 belum dilakukan, menunggu jadwal dari Menpan RB,

sehingga penjelasan yang disampaikan masih memakai penjelasan tahun 2020.

Pelaksanaan Evaluasi SPBE pada tahun 2020 sesuai dengan Peraturan Menteri PAN-

RB Nomor 59 Tahun 2020 dilakukan secara mandiri, dokumen, dan interviu. Dalam hal

pelaksanaan penilaian interviu di tahun 2020 belum dapat dilakukan di tengah masa

awal pandemi Covid-19, sehingga evaluasi pada tahun 2020 belum berjalan

sebagaimana mestinya dan akan dipergunakan hasil evaluasi SPBE tahun 2019. Dari

hasil penilaian pada tahun 2019 yang dilakukan oleh Kemen PAN-RB, terdapat

penambahan indikator pada permenPAN-RB yang terbaru dengan jumah total 42

indikator dari 8 aspek penilaian dari sebelumnya 35 indikator dari 7 aspek penilaian.

Pada masa triwulan I tahun 2020 ini penilaian mandiri awal telah dilakukan

berdasarkan aspek dan indikator evaluasi SPBE yang berlaku, PDSI telah

mengumpulkan bukti dokumen dan pelaksanaan SPBE dalam rangka pemenuhan

penilaian evaluasi SPBE sebanyak 6 aspek dari 8 aspek yang berlaku.

Hal ini dikarenakan 6 (enam) aspek penilaian SPBE tersebut merupakan turunan dari

aspek penilaian evaluasi SPBE sebelumnya, dimana pada pedoman evaluasi

sebelumnya terdapat 2 aspek mengenai Kebijakan SPBE dan saat ini digabungkan

menjadi 1 aspek saja di area Tata Kelola SPBE. Aspek lainnya yang telah dilakukan

penilaian mandiri terkait aspek Tata Kelola SPBE dan Layanan SPBE, sedangkan di

aspek Manajemen SPBE PDSI masih melakukan penilaian mandiri dan pengumpulan

bukti evaluasi.

Penerapan SPBE di lingkungan Kementerian Perdagangan turut didukung oleh

beberapa faktor, baik teknis dibidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau

non teknis. Salah satu faktor pendukung teknis yang dapat mempengaruhi peningkatan

pencapaian target indikator evaluasi SPBE adalah sbb:

a. Penerapan serangkaian tata kelola dan standar dalam perencanaan,

penyelenggaraan dan evaluasi TIK yang dilakukan secara berkala dan

berkelanjutan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 46 Tahun 2017.

b. Penerapan prosedur operasional standar (SOP) dan koordinasi pada kegiatan

pengembangan dan pemeliharaan sistem elektronik, infrastruktur dan pusat

data Kementerian Perdagangan.

c. Pelaksanaan kegiatan TIK sesuai dengan timeline rencana strategis TIK dalam

dokumen Masterplan TIK Kemendag tahun 2020-2024.

d. Pelaksanaan dan percepatan transformasi digital pada pelayanan publik dan

administrasi Pemerintahan turut mendukung pencapaian target indikator

kinerja dan implementasi SPBE.

Page 29: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

19

e. Penggunaan sertifikat elektronik pada tanda tangan elektronik di setiap

penerbitan dokumen resmi Pemerintah, baik dalam pelayanan publik dan

administrasi Pemerintahan.

Selain itu, terdapat faktor non teknis yang berperan penting dalam menunjang

pencapaian atas penerapan dan evaluasi SPBE antara lain:

a. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Manajemen Risiko yang turut

menekankan perlunya kebijakan yang mendukung perubahan birokrasi

menjadi lebih efektif dan efisien dengan memanfaatkan TIK.

b. Terbentuknya Komite Pengarah TIK dan Tim Evaluator SPBE yang dapat

mengarahkan dalam implementasi SPBE dan mengevaluasi kinerja unit kerja.

c. Arahan pimpinan dalam mempercepat transformasi digital pada pelaksanaan

tugas dan fungsi dari unit kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan.

d. Pembuatan peraturan yang menunjang perubahan pelaksanaan pelayanan

publik perizinan sebagai bentuk pelaksanaan Undang-undang Cipta Kerja,

sehingga mempercepat dalam integrasi data, informasi dan aplikasi.

Tantangan yang perlu dihadapi dalam penerapan SPBE di lingkungan Kementerian

Perdagangan selama periode triwulan I tahun 2020 tidak hanya pada hal teknis TIK,

tetapi hal non teknis TIK termasuk budaya organisasi didalamnya. Tantangan dari sisi

teknis TIK dalam menerapkan SPBE antara lain:

a. Sosialisasi terhadap penerapan tata kelola TIK dalam peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 46 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi

Informasi dan Komunikasi di Lingkungan Kementerian Perdagangan. Selain

sosialisasi, penegakkan dan evaluasi tata kelola TIK dan standar teknis TIK yang

masih dirasa kurang dalam pelaksanaannya menjadi salah satu penghambat

dalam penerapan SPBE.

b. Kurangnya perencanaan yang berkelanjutan dalam pembangunan dan

pengembangan sistem elektronik pada saat pengajuan inisiatif TIK, sehingga

dapat terlihat rencana dan fungsi atas pengembangan sistem elektronik selama

3-4 tahun ke depan. Hal ini bertujuan untuk melihat keterpaduan dan

perencanaan integrasi antar sistem elektronik dalam rencana induk TIK.

Sedangkan tantangan yang dihadapi sepanjang periode triwulan I tahun 2020 dari sisi

non teknis TIK antara lain:

1. Tingkat kesadaran (awareness) implementasi standar TIK dan permendag

penyelenggaraan TIK dalam aktivitas pekerjaan dan pengadaan TIK di unit

kerja dirasa masih belum memahami secara jelas.

2. Belum adanya indikator umum atas pelaksanaan standar TIK di unit kerja lain.

Berikut ini adalah kebijakan-kebijakan pendukung indikator Tingkat Kematangan

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik:

Page 30: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

20

1. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2020 tentang Sistem Informasi

Perdagangan

2. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan

Berbasis Elektronik

3. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 46 Tahun 2017 tentang

Penyelenggaraan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Lingkungan

Kementerian Perdagangan

4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 59 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Sistem Pemerintahan

Berbasis Elektronik

Dalam upaya untuk meningkatkan tingkat kematangan SPBE pada tahun berikutnya,

Kementerian Perdagangan akan melakukan evaluasi terhadap penerapan Permendag

46 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan TIK di lingkungan Kementerian

Perdagangan sehingga selaras dengan SPBE. Perlu membuat kebijakan yang memuat

pengaturan terhadap penggunaan satu data perdagangan yang terintegrasi tidak hanya

dalam Instansi Pusat, tetapi juga antar Instansi Pusat dengan Pemerintah Daerah

sebagai amanat dari PP No 5 Tahun 2020 tentang Sistem Informasi Perdagangan.

Selain itu, perlu melakukan sosialisasi terhadap aturan, tata kelola, atau rencana induk

penyelenggaraan TIK kepada seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian

Perdagangan dan evaluasi terhadap rencana induk penyelenggaraan TIK agar tetap

selaras dengan tujuan bisnis dan sasaran strategis Kementerian Perdagangan.

Berdasarkan hasil penilaian terakhir Tahun 2019, Indeks SPBE Kementerian

Perdagangan mendapat peringkat Baik dengan nilai Indeks SPBE 3,25 (dari skala 5).

Gambar 3 Nilai Indeks SPBE Kementerian Perdagangan Tahun 2019

Page 31: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

21

Sasaran Strategis 3: " Meningkatnya Kepuasan dan Kepercayaan Stakeholders"

No. Indikator Kinerja Target Realisasi

s.d Tw. I

Prediksi

Capaian

Tw. I (%)

%

6 Hasil Monev Keterbukaan Informasi

Publik

Predikat

Menuju

Informatif

- 25 -

7 Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap

Pelayanan Publik

Kategori

Baik - 25 -

IK-6: Hasil Monev Keterbukaan Informasi Publik

Monitoring dan Evaluasi (monev) Keterbukaan Informasi Badan Publik

diselenggarakan setiap tahun oleh Komisi Informasi Pusat (KI Pusat) untuk

mengetahui pelaksanaan keterbukaan informasi publik sebagaimana amanat Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Monev dilakukan terhadap 7 (tujuh) kategori badan publik, yaitu kementerian,

pemerintah provinsi, lembaga negara, dan lembaga pemerintah non-kementerian

(LN/LPNK), lembaga non-struktural, badan usaha milik negara (BUMN), perguruan

tinggi negeri, dan partai politik.

Monev keterbukaan informasi publik dilakukan untuk mengukur kualitas tata kelola

pemerintahan yang baik (good governance) yang selama ini dilakukan oleh badan

publik. Pengukuran tersebut dilakukan melalui serangkaian perumusan parameter

dan metodologi yang berpedoman pada Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008

tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Monev keterbukaan informasi publik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi

keterbukaan informasi publik pada badan publik yang dilaksanakan dalam kurun

waktu satu tahun terakhir. Selain itu, monitoring dan evaluasi ini dimaksudkan untuk

mengidentikasi permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan keterbukaan informasi

publik dan kemudian memberikan umpan balik atas permasalahan tersebut.

Tahapan Monev Keterbukaan Informasi Publik tahun 2020 terdiri dari 5 (lima)

tahapan:

1. Sosialisasi. Pada sosialisasi ini tim KI Pusat menjelaskan tahapan dan ketentuan

umum pada pelaksanaan monitoring dan evaluasi keterbukaan informasi publik

tahun 2020;

2. Pengisian aplikasi. Pengisian dilakukan secara online melalui tautan https://e-

monev.komisiinformasi.go.id/ Badan publik diharuskan melakukan registrasi

terlebih dahulu, setelah itu badan publik dapat login dan mengisi kuesioner yang

terdapat pada aplikasi tersebut. Kuesioner terdiri dari 4 (empat) indikator yang

diturunkan menjadi 43 pertanyaan. Indikator tersebut antara lain:

a) indikator pengembangan website;

Page 32: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

22

b) pengumuman informasi publik;

c) pelayanan informasi publik, dan

d) penyediaan informasi publik. Badan publik menjawab pertanyaan tertutup

berupa “Ya” atau “Tidak” kemudian menyertakan tautan dan atau dokumen

pendukung maksimal 2 MB pada kolom yang tersedia.

3. Verifikasi kuesioner; verifikasi ini dilakukan oleh tim dari KI Pusat setelah badan

publik melengkapi dan mengirimkan kuesioner kepada panitia penyelenggara;

4. Presentasi; setelah dilakukan verifikasi oleh Tim Monev KI Pusat, tahapan

selanjutnya adalah presentasi yang dilakukan oleh Atasan PPID Badan Publik

(Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan).

• Berbeda dengan tahun sebelumnya, sesi presentasi pada monitoring dan

evaluasi keterbukaan informasi publik tahun ini akan dilakukan secara

virtual.

• Butir pembahasan presentasi harus menitikberatkan pada inovasi dan

kolaborasi. Komponen Inovasi memperoleh bobot yang tinggi dalam

keseluruhan penilaian aspek presentasi yaitu sebesar 70%, inovasi

mencakup pembahasan inovasi pelayanan informasi publik tahun 2020

(dengan bobot 30), inovasi pelayanan informasi publik dalam masa

pandemi COVID-19 (dengan bobot 20), manfaat inovasi bagi masyarakat

(dengan bobot 20), dan strategi inovasi agar efektif dan berkelanjutan

(dengan bobot 30).

• Sedangkan kolaborasi dengan badan publik lainnya atau masyarakat dalam

rangka keterbukaan informasi publik memperoleh bobot 30% dalam

keseluruhan penilaian aspek presentasi. Kolaborasi ini mencakup proses

penyediaan informasi publik, proses pelayanan informasi publik, dan

proses penyebarluasan informasi publik yang masing-masing memperoleh

bobot 10.

• Sebelum memasuki tahapan presentasi badan publik harus mengirimkan

video terkait pelayanan informasi publik berdurasi 7 menit. Video tersebut

dikirimkan kepada tim penilai presentasi sebelum tahap presentasi. Pada

saat presentasi akan dilakukan pendalaman terhadap video yang telah

dikirimkan;

5. Seminar dan penganugerahan keterbukaan informasi publik; ini merupakan

tahap akhir setelah seluruh rangkaian penilaian dilakukan oleh Tim Monev KI

Pusat.

Penilaian kuesioner pada monitoring dan evaluasi Keterbukaan Informasi Badan

Publik Tahun 2020 yang dilakukan oleh Tim Monev KI Pusat kepada seluruh badan

publik memiliki persentase penilaian sebagai berikut:

Page 33: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

23

a. Indikator Pengembangan Website memperoleh bobot 60 sedangkan Indikator

Pengumuman Informasi Publik memperoleh bobot 40. Untuk dua indikator ini,

persentase keseluruhan penilaiannya adalah 40%;

b. Indikator Pelayanan Informasi Publik memperoleh bobot 40 sedangkan

Indikator Penyediaan Informasi Publik memperoleh bobot 60. Untuk dua

indikator ini, persentase keseluruhan penilaiannya adalah 40%;

c. Setelah proses verifikasi kuesioner oleh Tim Monev Komisi Informasi Pusat. Tim

akan mengundang badan publik untuk melakukan presentasi sebagai tahapan

akhir penilaian. Penilaian presentasi ini memiliki persentase 20% dari total

keseluruhan penilaian.

Kualifikasi penilaian terdiri dari:

a. kategori “Informatif” dengan nilai keseluruhan 90-100

b. kategori “Menuju informatif” dengan nilai 80-89,9

c. kategori “Cukup Informatif” dengan nilai 60-79,9

d. kategori “Kurang Informatif” dengan nilai 40-59,9

e. kategori “Tidak Informatif” dengan nilai <39,9.

Pada Triwulan I Tahun 2021, monitoring dan evaluasi (monev) keterbukaan informasi

publik yang penilaiannya dilakukan oleh Komisi Informasi Pusat RI belum dilakukan.

Maka, hasil monev keterbukaan informasi publik belum dapat kami laporkan. Monev

keterbukaan informasi publik pada tahun sebelumnya dimulai pada Juli 2020 dan

diakhiri dengan penganugerahan piagam keterbukaan informasi publik pada

November 2020.

Memperoleh predikat “Badan Publik Menuju Informatif” bukan merupakan hasil yang

dapat diperoleh seketika, diperlukan upaya-upaya yang berkesinambungan untuk

mewujudkannya. Upaya memperoleh predikat “Badan Publik Menuju Informatif” terus

kami lakukan sejak awal tahun berjalan. Beberapa upaya tersebut, antara lain:

1. Melaksanakan pelayanan informasi melalui saluran Kontak Kami, e-mail, dan

Aplikasi LAPOR-SP4N serta aplikasi PPID Kemendag Mobile.

2. Memperoleh pengesahan Keputusan Menteri Perdagangan No. 85 Tahun 2021

tentang Daftar Informasi Publik di Lingkungan Kementerian Perdagangan dan

Keputusan Menteri Perdagangan No. 95 tentang Daftar Informasi Publik yang

Dikecualikan di Lingkungan Kementerian Perdagangan pada 11 Januari 2021;

3. Menyelesaikan Laporan Tahunan 2020 PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan

Dokumentasi) Kementerian Perdagangan sebagai upaya mewujudkan

pengelolaan pemerintah yang transparan, akuntabel dan berkualitas;

4. Menyelesaikan Laporan Triwulan I Tahun 2021 PPID Kementerian Perdagangan.

Page 34: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

24

IK-7: Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik

Pelayanan Publik merupakan rangkaian kegiatan untuk memenuhi kebutuhan setiap

warga negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan bisa berupa barang, jasa,

dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan

publik. Dalam pelaksanaannya, penyelenggara pelayanan publik harus melakukan

pemantauan dan evaluasi kinerja secara terukur, salah satunya melalui metode survei.

Pedoman tentang penyusunan survei kepuasan masyarakat dan indikator - indikator

telah ditetapkan dalam PERMENPANRB Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman

Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.

Survei kepuasan masyarakat kepada pengguna layanan merupakan salah satu upaya

yang harus dilakukan dalam perbaikan pelayanan publik di masa mendatang.

Aspek yang dinilai dalam survei kepuasan masyarakat meliputi:

1. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik

persyaratan teknis maupun administratif.

2. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur. Prosedur adalah tata cara pelayanan yang

dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan, termasuk pengaduan.

3. Waktu Penyelesaian atau jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan

seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan.

4. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan; merupakan pelayanan yang diberikan dan

diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan ini

merupakan hasil dari setiap spesifikasi jenis pelayanan.

5. Kompetensi Pelaksana atau kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana

meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan pengalaman.

6. Perilaku Pelaksana; sikap petugas dalam memberikan pelayanan.

7. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan.

8. Sarana dan prasarana.

Dengan melakukan survei kepuasan masyarakat (SKM) maka kita akan mengetahui

kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unsur dalam penyelenggara

pelayanan publik. Selain itu, SKM juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan penetapan

kebijakan yang perlu diambil dan upaya tindak lanjut yang perlu dilakukan serta

memacu persaingan positif, antar unit penyelenggara pelayanan.

Kegiatan survei dilaksanakan secara daring dengan responden yaitu stakeholders atau

pengguna layanan publik Kementerian Perdagangan khususnya pelayanan perizinan

perdagangan dalam negeri dan perizinan perdagangan luar negeri. Pada akhir

pelayanan yang telah diberikan, petugas perizinan perdagangan dalam negeri dan

perizinan perdagangan luar negeri akan menyebarkan link survei yang berisi

kuesioner atau pertanyaan-pertanyaan tentang layanan publik di Kementerian

Perdagangan yang disesuaikan dengan jenis layanannya.

Page 35: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

25

Metode yang digunakan melaui pendekatan kualitatif dengan pengukuran

menggunakan skala likert. Pada skala likert responden diminta untuk menentukan

tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari

pilihan yang tersedia.

Pelaksanaan SKM terhadap penyelenggaraan pelayanan publik dapat dilaksanakan

melalui tahapan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pengolahan dan penyajian hasil

survei, yang mencakup langkah-langkah, sebagai berikut:

1. Menyusun instrumen survei;

2. Menentukan besaran dan teknik penarikan sampel;

3. Menentukan responden;

4. Melaksanakan survei;

5. Mengolah hasil survei;

6. Menyajikan dan melaporkan hasil.

Survei ini akan dilakukan secara periodik untuk mengukur tingkat kepuasan

masyarakat, setiap tahun Biro Humas akan melakukan 2 (dua) kali Survei Kepuasan

Masyarakat (SKM) atas Pelayanan Publik. Periode pertama survei dilakukan selama

rentang waktu Januari s.d. Juni, hasil survei akan diolah dan dilaporkan hasilnya pada

bulan Juli. Sedangkan periode kedua dilakukan selama rentang waktu Juli s.d. Oktober,

hasil survei akan diolah dan dilaporkan hasilnya pada bulan November.

Berdasarkan hal tersebut, SKM di Triwulan I Tahun 2021 belum dapat kami laporkan

hasilnya. SKM terkait pelayanan informasi publik saat ini masih dalam proses

pengumpulan data survei. Sedangkan SKM terkait pelayanan publik perizinan

perdagangan dalam negeri dan perizinan perdagangan luar negeri masih dalam proses

penyusunan kuesioner. Penyusunan kuesioner disesuaikan dengan jenis layanan yang

disurvei dan data yang ingin diperoleh dari jenis ataupun unit layanan.

Dalam pelaksanaan pelayanan informasi publik terdapat beberapa kendala, baik

eksternal maupun internal, antara lain:

1. Berkurangnya saluran permohonan informasi yang disebabkan oleh pandemi

Covid-19 seperti pelayanan informasi secara tatap muka dan telepon ditiadakan

secara sementara. Sehingga banyak permohonan informasi terpusat hanya

melalui email [email protected] dan menu “Kontak Kami”. Diperlukan

penambahan saluran yang menyesuaikan dengan kondisi normal baru, sehingga

banyaknya permohonan informasi yang masuk dapat tertangani dengan baik;

2. Terbatasnya kemampuan petugas dan ketersediaan peralatan dalam mengolah

informasi publik menjadi konten kreatif.

Adapun beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan pelayanan

informasi publik untuk mendukung Indeks Keterbukaan Informasi Badan Publik di

Kementerian Perdagangan, antara lain:

Page 36: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

26

1. Menyelenggarakan kegiatan peningkatan kompetensi dan bimbingan teknis serta

knowledge sharing bagi petugas layanan informasi secara rutin;

2. Mengembangkan website dan aplikasi pelayanan perizinan dan pelayanan

informasi untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat;

3. Mendorong setiap satuan kerja dan unit pelaksana untuk bertanggung jawab

dalam memenuhi dokumen publik di unit kerja terkait;

4. Rutin melakukan pemutakhiran data dan informasi di situs web agar masyarakat

dapat mencari informasi secara mandiri; dan

5. Melakukan Pengembangan portal PPID Kementerian Perdagangan dan Aplikasi

Mobile PPID Kemendag serta pengelolaan media sosial yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

Page 37: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

27

2.2 REALISASI ANGGARAN

Pada tahun 2021, Sekretariat Jenderal memperoleh alokasi anggaran sebesar

Rp938.458.239.997,-. Realisasi penyerapan anggaran Sekretariat Jenderal sampai

dengan Maret 2021 adalah Rp107.328.666.744,- atau sebesar 11,44% dari

keseluruhan pagu anggaran. Selanjutnya, realisasi penyerapan anggaran Sekretariat

Jenderal sampai dengan triwulan I tahun 2021 berdasarkan berdasarkan jenis kegiatan

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan Triwulan I

Tahun 2021

NO KEGIATAN PAGU AWAL REALISASI %

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Peningkatan Pengelolaan Perencanaan 18.160.346.000 2.077.875.275 11,44

2 Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi 19.056.088.000 1.923.446.835 10,09

3 Peningkatan Pengelolaan Keuangan 98.402.705.000 17.290.902.052 17,57

4 Pembinaan Administrasi dan Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kementerian Perdagangan

84.371.033.000 14.860.179.899 17,61

5 Penyusunan Perangkat dan Pelayanan Hukum Bidang Perdagangan 8.384.281.000 345.964.000 4,13

6 Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan 34.293.621.000 4.822.616.276 14,06

7 Pengelolaan Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian 25.732.741.000 3.015.805.102 11,72

8 Peningkatan Pelayanan Informasi Publik 29.205.733.000 1.589.137.497 5,44

9 Penanganan Isu Strategis Perdagangan Lintas Sektor 6.607.200.000 389.184.100 5,89

10 Penyelidikan Kasus Dumping Dan Subsidi 4.777.439.000 396.903.800 8,31

11 Peningkatan Penyelidikan Tindakan Pengamanan (Safeguard) 4.275.574.000 340.613.853 7,97

12 Penyelenggaraan Kantor Dagang Ekonomi Indonesia di Taiwan 84.854.575.000 27.070.627.131 31,90

13 Penyelenggaraan Atase Perdagangan 36.158.378.000 1.291.175.229 3,57

14 Penyelenggara Akademi Metrologi 8.957.020.000 2.784.939.919 31,09

15 Penguatan Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional 10.843.125.000 1.831.109.332 16,89

16 Penyelenggaraan Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) 80.105.737.000 1.006.649.792 1,26

Page 38: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

28

NO KEGIATAN PAGU AWAL REALISASI %

17 Pelayanan Advokasi Perdagangan Internasional 8.206.964.000 324.719.500 3,96

18 Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan 51.186.211.000 2.417.807.578 4,72

19 Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dan Teknis Penguji Mutu Barang

5.520.510.000 582.486.475 10,55

20 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perdagangan 125.203.040.000 2.003.734.423 1,60

21 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Jenderal

194.155.919.000 20.962.788.676 10,80

Total 938.458.239.997 107.328.666.744 11,44

Page 39: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

29

BAB III PENUTUP

Secara umum, pencapaian target Sekreteriat Jenderal Kementerian Perdagangan pada

Triwulan I Tahun 2021 telah sesuai dengan yang ditetapkan. Namun demikian,

terdapat beberapa target yang belum tercapai secara optimal baik dalam persiapan

maupun pelaksanaannya. Selain itu juga terdapat beberapa kegiatan rencana aksi

belum dapat terlaksana pada Triwulan ini dan akan dilaksanakan pada periode

selanjutnya ataupun akan direvisi sesuai dengan perkembangan prioritas kinerja unit

organisasi.

Terdapat beberapa kegiatan relatif menggunakan anggaran lebih besar dari yang telah

ditargetkan dan sebagian lainnya kurang dari yang ditargetkan. Sementara itu, secara

total anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan pada Triwulan I yang

sebesar Rp938.458.239.997,-. Realisasi penyerapan anggaran Sekretariat Jenderal

sampai dengan Maret 2021 adalah Rp107.328.666.744,- atau sebesar 11,44% dari

keseluruhan pagu anggaran Sekretariat Jenderal.

Adapun beberapa kendala teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan rencana

aksi selama Triwulan I adalah sebagai berikut: (1) adanya kendala eksternal khususnya

kerjasama atau hubungan dengan institusi pemerintah terkait lainnya dalam

mendukung penyelesaian rencana aksi Kementerian Perdagangan dan (2) kendala

Sumber Daya Manusia dan pembagian tugas yang sedang mengalami proses evaluasi

terutama masa reformasi birokrasi dan percobaan masa remunerasi Kementerian

Perdagangan. Hal ini berdampak pada masa resistensi tugas dan fungsi pekerjaan yang

baru.

Kerjasama antar unit organisasi di lingkungan internal Kementerian Perdagangan dan

antar instansi pemerintah lainnya adalah salah satu kunci keberhasilan dalam

menyelenggarakan kinerja yang optimal. Oleh karena itu, hal ini perlu menjadi nilai-

nilai organisasi yang tumbuh dan berkembang. Demikian Laporan Triwulan I ini

disusun sebagai instrumen monitoring kinerja dan harapannya dapat dipergunakan

dengan baik untuk evaluasi dan perbaikan kinerja pada periode-periode mendatang.

Page 40: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021
Page 41: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

31

LAMPIRAN

Page 42: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

32

Page 43: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

33

Lampiran I: Lembar Perjanjian Kinerja

Page 44: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

34

Page 45: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

35

Page 46: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

36

Page 47: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

37

Lampiran II: Matriks Pengukuran Pencapaian Kinerja Sekretariat Jenderal

Page 48: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

38

Page 49: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

39

Program Dukungan Manajemen

Unit Eselon I : Sekretariat Jenderal

Periode : Jan – Mar 2021

Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi

s.d. Tw. I

Prediksi

Capaian

Tw. I (%)

%

Meningkatnya

Birokrasi

Kemendag yang

Akuntabel,

Transparan,, dan

Berintegritas

Indeks Reformasi

Birokrasi Nilai 78 - 25 -

Nilai Hasil Evaluasi

SAKIP Predikat BB - 40 -

Opini BPK terhadap

Laporan Keuangan

Kemendag

Opini WTP - 25 -

Meningkatnya

Kapabilotas Kinerja

Organisasi

Kemendag yang

Inovatif dan

Responsif

Nilai Capaian Kinerja

Organisasi Nilai 90 - 10 -

Tingkat Kematangan

Sistem Pemerintahan

Berbasis Elektronik

Predikat Baik 100 50 100

Meningkatnya

Kepuasan dan

Kepercayaan

Stakeholders

Hasil Monev

Keterbukaan

Informasi Publik

Predikat Menuju Informatif - 25 -

Indeks Kepuasan

Masyarakat

Terhadap Pelayanan

Publik

Kategori Baik - 25 -

Page 50: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

40

Page 51: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

41

Lampiran III: Matriks Pengukuran Pencapaian Kinerja Unit Kerja Sekretariat Jenderal

Page 52: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

42

Page 53: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

43

1. Peningkatan Pengelolaan Perencanaan

Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Perencanaan

Tahun Anggaran : 2021

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi

Capaian (%)

Realisasi

(s.d. Tw II) % Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Meningkatnya Efektivitas

Penusunan Kinerja dan Anggaran

yang Berkualitas

Persentase RKA Berpedoman SOP 10% 19 2,18% 21,745

Peresentase Penerapan Kualitas Output 10% 35 0,65% 6,54

2 Meningkatnya Kualitas Realisasi

Kinerja dan Realisasi Anggaran

Persentase Kinerja Output yang

Dilaporkan Tepat Waktu 80% 15 11,61% 14,51

Jumlah Rata-Rata Tingkat Revisi Output < 8 Kali 25 1 Kali 100

3 Terselenggaranya Perbaikan

Kualitas Kinerja

Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Sekretariat

Jenderal Nilai 80 51,43 Nilai 83,051) 103,81

Persentase Hasil Evaluasi Kinerja yang

Ditindaklanjuti 60% 75 14,09% 23,48

4 Meningkatnya Kualitas Kerja-sama

bersama Pemangku Kepentingan

Persentase Unit yang Memanfaatkan

Kerjasama 70% 16,67 3,15% 4,50

Nilai Akuntabilitas Implementasi Kerja

Sama Nilai 60 12,5 N/A2) N/A2)

5 Meningkatnya Peluang Akses

Kerjasama

Tersusunnya Informasi Area Kerjasama

dan Stakeholders yang Relevan 100% 50 11,82% 11,82

Jumlah Area Kerjasama yang Relevan 3 Area 18,75 3 Area 100,00

Keterangan: 1) Nilai hasil evaluasi AKIP Setjen tahun 2020 2) Nilai realisasi dan capaian baru dapat ditentukan di akhir tahun.

Page 54: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

44

Indikator Kinerja Kegiatan Rincian Output

(RO) Target

Kinerja Fisik (%) Pagu

Anggaran

(Rp)

Kinerja Keuangan

(%)

Rencana Realisasi Rencana Realisasi

(8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

− Persentase RKA Berpedoman SOP

− Peresentase Penerapan Kualitas

Output

− Jumlah Rata-Rata Tingkat Revisi

Output

− Persentase Unit yang

Memanfaatkan Kerjasama

− Nilai Akuntabilitas Implementasi

Kerja Sama

− Tersusunnya Informasi Area

Kerjasama dan Stakeholders yang

Relevan

− Jumlah Area Kerjasama yang

Relevan

Layanan Perencanaan Tahunan 1

Layanan 25 25 6.497.153.000 25 13,97

− Persentase Kinerja Output yang

Dilaporkan Tepat Waktu

− Nilai Hasil Evaluasi SAKIP

Sekretariat Jenderal

− Persentase Hasil Evaluasi Kinerja

yang Ditindaklanjuti

Layanan Monitoring dan Evaluasi

Internal

1

Layanan 25 25 2.041.613.000 25 13,65

(tidak ada indikator) Layanan Perkantoran 1

Layanan 25 25 3.357.232.000 25 18,77

Pengadaan Kendaraan Bermotor 1 Unit - - 332.000.000 - -

Page 55: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

45

Indikator Kinerja Kegiatan Rincian Output

(RO) Target

Kinerja Fisik (%) Pagu

Anggaran

(Rp)

Kinerja Keuangan

(%)

Rencana Realisasi Rencana Realisasi

Pengadaan Perangkat Pengolah Data

dan Komunikas 10 Unit 25 3 223.532.000 25 7,45

Pembinaan JFT Perencana 100

Orang 25 17 454.413.000 25 18,99

Pengelolaan Keuangan dan

Perbendaharaan

1

Layanan 25 25 138.040.000 25 14,89

Pengelolaan Kepegawaian 1 Persen - - 121.700.000 - -

Pelayanan Umum, Pelayanan Rumah

Tangga dan Perlengkapan 1 Persen 25 1 94.728.000 25 1,09

JUMLAH 13.260.411.000 25 9,87

Page 56: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

46

2. Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi

Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Organisasi dan Kepegawaian

Tahun Anggaran : 2021

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi

Capaian (%)

Realisasi

(s.d Tw I)

% Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatnya Efektifitas Organisasi Kementerian Perdagangan

Persentase SOP Efektif mendukung Output sesuai tugas dan fungsi

25% 25% 11% 44%

Persentase tindak lanjut kebijakan organisasi dan kepegawaian yang ditetapkan

25% 25% 5% 20%

Meningkatnya Kinerja ASN

Kementerian Perdagangan

Persentase kepuasan Pegawai terhadap layanan kepegawaian 25% 25% 11% 44%

Persentase pejabat teknis perdagangan yang memenuhi kompetensi

25% 25% 5% 20%

Persentase jumlah penempatan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi

25% 25% 4% 16%

Persentase pegawai dengan bobot nilai 5 pada dimensi disiplin Indeks Profesionalitas ASN

25% 25% 2% 8%

Persentase pegawai dengan bobot nilai minimal 25 pada dimensi kinerja Indeks Profesionalitas ASN

25% 25% 3% 12%

Page 57: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

47

Output Target

Kinerja Fisik (%)

Anggaran

Kinerja Keuangan (%)

Rencana s.d

Tw I

Realisasi s.d

Tw I

Rencana s.d

Tw I

Realisasi s.d

Tw I

(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Layanan Manajemen

Organisasi Layanan 25% 25% 167,024,000 25% 11%

Layanan Manajemen

Organisasi Layanan 25% 25% 2,240,556,000 25% 5%

Layanan Manajemen Sumber

Daya Manusia Orang - - 5,001,715,000 25% 11%

Layanan Manajemen Sumber

Daya Manusia Orang 25% 25% 2,222,748,000 25% 5%

Layanan Manajemen Sumber

Daya Manusia Orang 25% 25% 2,790,487,000 25% 4%

Layanan Manajemen Sumber

Daya Manusia Orang - - 841,900,000 25% 2%

Layanan Manajemen Sumber

Daya Manusia Orang - - 318,672,000 25% 3%

JUMLAH 13,583,102,000

Page 58: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

48

3. Peningkatan Pengelolaan Keuangan

Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Keuangan

Tahun Anggaran : 2021

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi

Capaian (%)

Realisasi (s.d

Tw I)

% Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatnya kualitas laporan keuangan yang

disampaikan secara lengkap dan tepat waktu

Persentase Laporan Keuangan yang

disampaikan secara lengkap dan tepat

waktu

98% 15% - -

Tingkat Optimalisasi Penggunaan

PNBP

76% 15% 8,08 10,63

Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan

Anggaran (IKPA)

Nilai 92 15% 92,31 100,34

Indeks Pengelolaan Aset Nilai 80 15% - -

Meningkatnya Kualitas Laporan

Penatausahaan dan Pengelolaan BMN yang

tertib dan Akuntabel

Persentase Pengelolaan BMN yang

tertib fisik dan administrasi

90% 15% 64,84 72,04

Page 59: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

49

Output Target

Kinerja Fisik (%)

Anggaran

Kinerja Keuangan (%)

Rencana Realisasi Rencana Realisasi

(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Layanan Organisasi dan Tata Kelola Internal 1 Layanan 15 0 3.289.929.000 15 9,56

Layanan Umum 1 Layanan 15 0 1.312.280.000 15 16,03

Layanan Sarana Internal 1 Layanan 15 0 400.000.000 15 0

Layanan SDM 1 Layanan 15 0 115.220.000 15 21,65

Layanan Perkantoran 1 Layanan 15 15 93.331.776.000 15 20,41

JUMLAH 98.402.705.000

*) Data Anggaran diatas merupakan pagu anggaran yang telah dihemat

Page 60: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

50

4. Pembinaan Adminitrasi dan Tugas Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kementerian Perdagangan

Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Umum

Tahun Anggaran : 2021

Page 61: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

51

Page 62: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

52

5. Penyusunan Perangkat dan Pelayanan Hukum Bidang Perdagangan

Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Hukum

Tahun Anggaran : 2021

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Prediksi Capaian (%)

Realisasi (s.d Tw I)

% Capaian

(1) (2) (3) (4) (5)

Meningkatnya Ketersediaan Data, Informasi Kinerja yang Strategis dan Relevan

Persentase Pemberian Kajian Hukum (Legal Opinion) yang Tepat Waktu 95% 20 21.05

Persentase Peraturan Yang Dipublikasikan Pada Website JDIH 95% 38.89 40.94

Tersusunnya Regulasi yang Harmonis dan Tepat Waktu

Indeks Reformasi Hukum Indeks 60 20 33.33

Persentase Penyelesaian Peraturan Perundang-undangan yang tepat waktu dan Sesuai Program Legislasi

95% 38.89 40.94

Terwujudnya Kementerian Perdagangan yang bebas sengketa

Persentase Penyelesaian Sengketa yang diselesaikan

100% 25 25

Page 63: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

53

Output Target Kinerja Fisik (%)

Anggaran Kinerja Keuangan (%)

Rencana Realisasi Rencana Realisasi

(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Data dan Informasi Publik 1 Layanan 25 38.89 461,174,000 25 1.95

Layanan Perkantoran 1 Layanan 25 25 1,695,631,000 25

15.81

Layanan Sarana Internal 2 Unit 10 10 24,000,000 25

-

Layanan SDM 2 Orang 10 10 108,000,000 25

-

Layanan Hukum 3 layanan 25 29.62 6,095,476,000 25

2.91

JUMLAH 8,384,281,000

Page 64: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

54

6. Pelayanan Informasi Publik

Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Humas

Tahun Anggaran : 2021

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target

Prediksi

Capaian (%)

Realisasi

(s.d Tw I) % Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatnya kualitas dan kuantitas

konten informasi yang atraktif

Jumlah rilis dan konten dalam bentuk infografis

ataupun video berdasarkan area kerja UKE 1

6 25 2 33

Meningkatkan pemanfaatan media

dalam penyampaian informasi

Persentase rilis berita Kemendag yang

ditayangkan di media massa

60 25 60 100

Persentase positif di media sosial terkait

Kementerian Perdagangan

70 25 70 100

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target

Prediksi

Capaian (%)

Realisasi

(s.d Tw I) % Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatnya jaminan tepat waktu

dan tepat guna pelayanan publik

Persentase layanan yang sesuai ketepatan

waktu/SLA 80

25 80 100

Meningkatnya pengelolaan dan

dokumentasi informasi publik

Nilai aksesibiliitas informasi publik 75

25 75 100

Meningkatkan kualitas publikasi

informasi Kemendag

Nilai kualitas informasi public 75

25 75 100

Page 65: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

55

Page 66: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

56

7. Layanan Advokasi Perdagangan

Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Advokasi Perdagangan

Tahun Anggaran : 2021

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi

Capaian (%) Realisasi (s.d. Tw I)

% Capaian

Terwujudnya layanan advokasi hukum perdagangan internasional yang bermanfaat

Persentase pemanfaatan dokumen non-litigasi

87 25 88 101

Persentase pemanfaatan penyelesaian dokumen litigasi dalam rangka sengketa perdagangan internasional

100 25 30 120

Page 67: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

57

Output Target

Kinerja Fisik (%)

Anggaran

Kinerja Keuangan (%)

Rencana Realisasi Rencana Realisasi

(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Persentase pemanfaatan

dokumen non-litigasi 87 25 5 5.568.600.000 25 5,83

Persentase pemanfaatan

penyelesaian dokumen

litigasi dalam rangka

sengketa perdagangan

internasional

100 25 0 1.006.260.000 25 0

JUMLAH 6.574.860.000

Page 68: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

58

8. Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan

Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan

Tahun Anggaran : 2021

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi

Capaian (%)

Realisasi

(s.d Tw I) % Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatnya Kompetensi SDM

Perdagangan

Persentase SDM yang meningkat

kompetensinya setelah mengikuti

pelatihan

81% 10% 21,5%

43 Peserta

26,54%

Page 69: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

59

Output Target

Kinerja Fisik (%)

Anggaran

Kinerja Keuangan (%)

Rencana Realisasi Rencana Realisasi

(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Pelatihan Teknis Pelaku UMKM Sektor Perdagangan

120 Peserta 25 0 417.082.000 25 0

Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Perdagangan

222 Peserta 35 0 1.543.236.000 35 0

Pelatihan Jabatan Fungsional Aparatur Kementerian Perdagangan

10 Peserta 0 0 269.860.000 0 0

Pelatihan Teknis Aparatur Kementerian Perdagangan

430 Peserta 20 138,84

(597 Peserta)

417.223.000 20 2,94

(12,250.000)

Pelatihan bagi Pegawai Non Aparatur Kementerian Perdagangan

530 Peserta 15 12,45

(66 Peserta)

980.080.000 15 10,76

(105.429.000)

Pelatihan Teknis Aparatur Daerah Bidang Perdagangan

60 Peserta 0 0 415.729.000 0 0

Monitoring dan Evaluasi Pasca Pelatihan Aparatur

1 Kegiatan 0 0 111.865.000 0 0

Tindaklanjut dan Pendampingan Pasca Pelatihan Non Aparatur

1 Kegiatan 0 0 54.806.000 0 0

JUMLAH 4.209.881.000 10 2,79

Page 70: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

60

9. Pengelolaan Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian

Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Pusat Pengembangan SDM Kemetrologian

Tahun Anggaran : 2021

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi

Capaian (%)

Realisasi

(s.d Tw I) % Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Page 71: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

61

Output Target

Kinerja Fisik (%)

Anggaran

Kinerja Keuangan (%)

Rencana Realisasi Rencana Realisasi

(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

JUMLAH

Page 72: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

62

10. Peningkatan Penyelidikan Tindak Pengamanan (safeguards)

Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia

Tahun Anggaran : 2021

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi

Capaian

(%)

Realisasi

(s.d Tw I)

%

Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatnya kualitas

penyelidikan tindakan

pengamanan perdagangan

(Safeguard) sesuai dengan

ketentuan yang berlaku

Jumlah penanganan penyelidikan

tindakan pengamanan perdagangan

(Safeguard)

7 25 6 85,71

Prosentase Rekomendasi Kebijakan

Tindakan Pengamanan Perdagangan

Yang Ditindaklanjuti Oleh Stakeholder

100% 25 14,29 14,29

Page 73: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

63

Rencana s.d.Tw IRealisasi s.d. Tw

IRencana s.d. Tw I

Realisasi s.d. Tw

I(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Penanganan penyelidikan

tindakan pengamanan

perdagangan (Safeguard )

7

penanganan

Rekomendasi Kebijakan

Tindakan Pengamanan Yang

Ditindaklanjuti Oleh

Stakeholder

100%

Layanan perkantoran 12 bulan 25,27 1.001.376.152

Output Target

Kinerja Fisik (%)

Anggaran

Kinerja Keuangan (%)

25 25 16,29

7,96 340.613.853

Page 74: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

64

11. Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan

Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Pusat Data dan Informasi

Tahun Anggaran : 2021

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target

Prediksi

Capaian (%)

Realisasi

(s.d Tw I) % Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatnya Efektifitas

transformasi Digital

Indeks Implementasi TIK dalam Layanan Predikat baik 50 100 100

Meningkatnya Integritas Sistem

Penunjang Kinerja Teknis

Perdagangan

Jumlah Implementasi Integrasi Sistem

Informasi Perdagangan

Jumlah 15 50 12 80

Page 75: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

65

Output Target

Kinerja Fisik (%)

Anggaran

Kinerja Keuangan (%)

Rencana Realisasi Rencana Realisasi

(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Layanan Teknologi Informasi

dan Komunikasi

Predikat

baik

50 43.588.806.000 25 4,80

1. Layanan Data dan Informasi

2. Layanan LPSE

Jumlah

15

50 12 3.750.633.000 25 0.97

Page 76: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

66

12. Penanganan Isu Strategis Perdagangan Lintas Sektor

Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Pusat Penanganan Isu Strategis

Tahun Anggaran : 2021

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)

Realisasi (s.d Tw I)

% Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Page 77: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

67

Output Target

Kinerja Fisik (%)

Anggaran

Kinerja Keuangan (%)

Rencana Realisasi Rencana Realisasi

(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

JUMLAH

Page 78: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

68

13. Penguatan Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional

Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Badan Perlindungan Konsumen Nasional

Tahun Anggaran : 2021

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)

Realisasi (s.d Tw I)

% Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatnya Transaksi dan Efektifitas Perlindungan Konsumen

Persentase Saran dan Pertimbangan Kepada Pemerintah yang dimanfaatkan

20% - - -

Persentase Informasi Perlindungan Konsumen yang Disebarluaskan

100% 25% 25% 100%

Persentase Pengaduan Konsumen yang diselesaikan

45% 25% 552% 2208%

Persentase Keberdayaan Lembaga Perlindungan Konsumen Yang Aktif

25% 25% 7% 28%

Keterangan:

1. Persentase pengaduan konsumen yang terselesaikan meningkat sehubungan dengan meningkatnya jumlah pengaduan yang masuk ke Badan

Perlindungan Konsumen Nasional pada Triwulan 1 melalui Aplikasi Pengaduan BPKN yang baru di-launching pada Desember 2020.

Page 79: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

69

Output Target

Kinerja Fisik (%)

Anggaran

Kinerja Keuangan (%)

Rencana TW 1 Realisasi TW 1 Rencana TW 1 Realisasi

(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Saran dan Pertimbangan

Kepada Pemerintah dalam

rangka Perlindungan Konsumen

10

Rekomendasi - - Rp.1.000.000.000.- - 21.99%

Informasi di bidang

Pelrindungan Konsumen 1 Layanan 25% 25% Rp.1.000.000.000.- 25% 10.84%

Menerima dan Menangani

Pengaduan Mengenai

Perlindungan Konsumen

750

Pengaduan 25% 552% Rp.1.000.000.000.- 25% 8.3%

Pemberdayaan Lembaga

Perlindungan Konsumen

5

Forum 25% 7% Rp.1.000.000.000.- 25% 9.63%

Sarana Internal 49 Layanan - - Rp.1.620.284.000.- - 5.42%

Prasarana Internal 1 Layanan 25% - Rp.200.000.000.- 25% -

Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan 25% 21.36% Rp.5.022.841.000.- 25% 21.36%

JUMLAH Rp.10.843.125.000.-

Page 80: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

70

14. Penyelidikan Kasus Dumping dan Subsidi

Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Komite Anti Dumping Indonesia

Tahun Anggaran : 2021

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)

Realisasi (s.d Tw I)

% Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Melakukan Penanganan Anti Dumping /Tindakan Sesuai dengan Kententuan Anti Dumping/ Tindakan Imbalan Yang Berlaku

Melakukan penyelidikan Kasus Anti Dumping dan Tindakan Imbalan (analisa data impor, asistensi, pra penyelidikan, penyelidikan, rekomendasi penyelidikan)

8 Kasus

100

2

100

Melakukan analisa dampak pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD)

1 laporan 0 0 0

Rancangan kebijakan ketentuan Anti Dumping

1 laporan 0 0 0

Page 81: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021

71

Output Target

Kinerja Fisik (%)

Anggaran

Kinerja Keuangan (%)

Rencana Realisasi Rencana Realisasi

(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Layanan Perkantoran 12 - - 8.415.029.000 20 15,13

JUMLAH

Page 82: LAPORAN TRIWULAN I SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2021