laporan titik beku naftalen.docx

8
PERCOBAN V PENENTUAN TITIK BEKU LARUTAN A. Tujuan Menentukan penurunan titik beku larutan belerang dalam naftalena B. Dasar Teori Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan t larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 0 o C. dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0 o C itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatny bekunya berubah nilai titik beku akan berkurang!. "pabila suatu zat dilarutkan dalam suatu pelarut, maka sifat laruta berbeda dari sifat pelarut murni. Contohnya, larutan urea yang berbeda s air murni biasa. #ifat$sifat larutan yang ada, seperti rasa, warna, p%, bergantung pada jenis dan konsentrasi zat yang terlarut. Pengaruh jenis terlarut kecil sekali sejauh zat yang terlarut itu tergolong nonelektrol mudah menguap. #edangkan sifat$sifat yang tiak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya pada konsentrasi partikelnya disebut dengan sifat$sifat koligatif suatu larutan. #ifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang hanya terga jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung dari jenis zat terlar partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat koligatif itu sendiri. 'umlah partikel dal elektrolit tidak sama dengan jumlah larutan non elektrolit, walaupun kon keduanya sama. Pada larutan nonelektrolit seperti gula, sifat$sifat koligatif berb dengan molalitas larutan menurut hukum (aoult dan %enry. )arutan memperlihatkan penurunan titik beku lebih besar. *alam larutan elektroli menjadi ion$ion sehingga molalitas pertikel menjadi bertambah. Meskipun partikel dalam larutan elektrolit bertambah besar, tetapi perubahan sifat$sifat

Upload: yessidwisanti

Post on 04-Oct-2015

196 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

farmasi fisika

TRANSCRIPT

PERCOBAN VPENENTUAN TITIK BEKU LARUTAN

A. TujuanMenentukan penurunan titik beku larutan belerang dalam naftalena

B. Dasar TeoriPenurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 0oC. dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).Apabila suatu zat dilarutkan dalam suatu pelarut, maka sifat larutan itu berbeda dari sifat pelarut murni. Contohnya, larutan urea yang berbeda sifat dengan air murni biasa. Sifat-sifat larutan yang ada, seperti rasa, warna, pH, dan kekentalan bergantung pada jenis dan konsentrasi zat yang terlarut. Pengaruh jenis zat ya ng terlarut kecil sekali sejauh zat yang terlarut itu tergolong nonelektrolit dan tidak mudah menguap. Sedangkan sifat-sifat yang tiak bergantung pada jenis zat yang terlarut tetapi hanya pada konsentrasi partikelnya disebut dengan sifat-sifat koligatif suatu larutan.Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung dari jenis zat terlarut. Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat koligatif itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan elektrolit tidak sama dengan jumlah larutan non elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama.Pada larutan nonelektrolit seperti gula, sifat-sifat koligatif berbanding lurus dengan molalitas larutan menurut hukum Raoult dan Henry. Larutan elektrolit memperlihatkan penurunan titik beku lebih besar. Dalam larutan elektrolit terurai menjadi ion-ion sehingga molalitas pertikel menjadi bertambah. Meskipun jumlah partikel dalam larutan elektrolit bertambah besar, tetapi perubahan sifat-sifat koligatif larutan tidak sebanding dengan perhitunagn jumlah partikel. Hal ini disebabkan terjadinya gaya tarik menaik antarionik. Ion-ion yang bermuatan positif tidak sepenuhnya merupakan satuan-satuan bebas. Setiap ion positif dari larutan akan dikelilingi oleh ion negatif, begitu pula sebaliknya.Sifat koligatif adalah sifat yang disebabkan oleh kebersamaan jumlah partikel dan bukan ukurannya. Zat terlarut mempengaruhi sifat larutan dan besar pengaruh itu bergantung pada jumlah partikel. Sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan berat molekul dari zat terlarut. Penurunan titik beku dari suatu larutan,Tf berbanding lurus dengan konsentrasi molal (m) dari suatu larutan. Setiap pelarut mempunyai konstanta tertentu yang besarnya penurunan tiitk beku larutan begantung pada konsentrasi zat terlarut. Semakin berat larutan, maka semakin rendah titk bekunya dan perubahannya hampir sebanding dengan perubahan konsentrasi. Penurunan titik beku juga bergantung pada jumlah pertikel zat terlarut dalam larutan.

C. MetodePenentuan penurunan titik beku larutan belerang dalam naftalena dapat diketahui dengan membandingkan titik beku pelarut naftalena dan titik beku larutan belerang dalam naftalena. Pengukuran masing-masing titik beku dilakukan pada rentang suhu dimana terjadi perubahan wujud dari cair menjadi padat. Suhu yang konstan dalam waktu yang relatif lama merupakan titik bekunya.

D. Alat dan Bahan1. Alat Termometer 100C Gelas kimia 500 mL Tabung reaksi besar Klem tiga jari dan statif Batang pengaduk Pembakar Bunsen

2. Bahan Serbuk belerang Naftalen Kapur barus

E. Cara Kerja

Penentuan titik beku pelarut naftalena

Naftalen 10 g dalam tabung reaksi

rangkai alat yang akan digunakan

panaskan gelas kimia (berisi naftalen) sampai 85C

setiap 1 menit suhu dicatat sampai suhu 75C

Catat pengamatannya dan buat grafik

2. Penentuan titik beku larutan belerang dalam naftalena

Timbang serbuk belerang 0,256 g loji

Naftalen 10 g dalam tabung reaksi

rangkai alat yang akan digunakan

panaskan gelas kimia (berisi naftalen) sampai 85C

masukkan serbuk belerang

aduk sampai larut, panaskan sampai suhu 90C

setiap 1 menit suhu dicatat sampai suhu 75C

Catat pengamatannya dan buat grafik

F. Data PengamatanPenurunanTitik Beku Larutan Belerang Penurunan Titik Beku Larutan Naftalen dalam NaftalenNoWaktu (menit)Suhu (0C)NoWaktu (menit)Suhu (0C)

10901085

21892185

32883284

43864383

54845481,5

65826580

76807679

87788779

98769878,5

1097610978

111075111077

1211121176

1312131275

G. PembahasanTitik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).(Aprilia, 2012) Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak antarpartikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (Tf).

1. Penurunan Titik Beku Pelarut Naftalen.Langkah pertama yang dilakukan yaitu pada percobaan ini kita menimbang 5 gram naftalen (C10H8) kemudian memasukan naftalen tersebut ke dalam tabung reaksi besar, bersih dan kering. Sementara itu, gelas kimia diisi dengan air keran sampai mencapai 2/3 bagian. Selanjutnya, menggunakan peralatan dan bahan sesuai dengan prosedur kerja. Setelah siap, tabung reaksi yang berisi naftalen dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air dan memanaskan sampai semua naftalen mencair pada suhu 850C. Setelah semua naftalen mencair, mengeluarkan dan memadamkan api yang di pakai pada saat memanaskan naftalen tersebut. Pada waktu bersamaan kita menentukan suhu pada saat naftalen mencair, dan kita mencatat suhu yang terjadi dengan selang waktu 1,0 menit.Pada percobaan kali ini yang dimaksud dengan pelarut itu air, menggunakan zat terlarut naftalena dan belerang. Dari hasil pengamatan tentang penurunan titik beku larutan, setelah naftalena dipanaskan 85oC hingga mencair. Penurunan titik beku yang diambil adalah pada suhu 75oC. Penurunan titik beku larutan pada menit ke-1 adalah 85oC. Penurunan titik beku pada menit ke-2 adalah 84oC, penurunan titik beku pada menit ke-3 adalah 83oC, penurunan titik beku pada menit ke-4 adalah 81,5oC, penurunan titik beku pada menit ke 5 adalah 80oC, penurunan titik beku pada menit ke-6 adalah 79oC, penurunan titik beku pada menit ke-7 adalah 79oC, penurunan titik beku yaitu pada menit ke-8 adalah 78,5oC. Penurunan titik beku larutan pada menit ke-8 adalah 78,5oC. Penurunan titik beku pada menit ke-9 adalah 78oC, penurunan titik beku pada menit ke-10 adalah 77oC, penurunan titik beku pada menit ke-11 adalah 76oC, dan penurunan titik beku pada menit ke 12 adalah 75oC.

2. Penentuan Titik Beku Larutan Belerang dalam NaftalenLangkah pertama yang dilakukan yaitu serbuk belerang di timbang menggunakan kaca arloji sebanyak 0,256 gram. Setelah itu, menimbag kembali naftalen sebanyak 5 gram, setelah ditimbang naftalen,dimasukkan kedalam tabung reaksi besar,yang bersih dan kering. Setelah itu, gelas kimia diisi dengan air keran sampai mencapai 2/3 bagian. Selanjutnya, menggunakan peralatan dan bahan sesuai dengan prosedur kerja. Setelah siap, tabung reaksi yang berisi naftalen dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air dan memanaskan sampai semua naftalen mencair pada suhu 850C. Setelah naftalen mencair, kemudian di campur dengan serbuk belerang yang sudah di timbang tadi. Setelah dicampur diaduk sampai larut semua, setelah larut dipanaskan hingga mencapai suhu 900C. setelah pada saat memanaskan naftalen tersebut. Pada waktu bersamaan kita menentukan suhu pada saat naftalen mencair, dan kita mencatat suhu yang terjadi dengan selang waktu 1,0 menit sampai mencapai suhu yang konstan. Pengukuran titik beku larutan dimulai sejak dihentikan dari pemanasan dengan selang waktu 1,0 menit.Pada percobaan naftlena+belerang, penurunan titik beku yang diambil juga adalah pada suhu 75oC. Penurunan titik beku larutan pada menit ke-1 adalah 89oC. Penurunan titik beku pada menit ke-2 adalah 88oC, penurunan titik beku pada menit ke-3 adalah 86oC, penurunan titik beku pada menit ke-4 adalah 84oC, penurunan titik beku pada menit ke 5 adalah 82oC, penurunan titik beku yaitu pada menit ke-6 adalah 80oC. penurunan titik beku pada menit ke-7 adalah 78oC, penurunan titik beku pada menit ke-8 adalah 76oC, penurunan titik beku pada menit ke 9 adalah 76oC, penurunan titik beku pada menit ke-10 adalah 75oC.Dari dua percobaan tersebut bahwa titik beku pada suhu 75oC yang memilki waktu yang berbeda. Penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (berkurang). Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (Tf). Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf) Berdasarkan grafik yang didapat pada percobaan ini, semakin lama waktunya maka suhunya akan semakin turun.

Di alam hampir sudah tidak ditemukan zat yang murni. Hampir semua cairan yang ada berbentuk campuran atau larutan. Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya interaksi antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan fisis dari komponen-komponen penyusun larutan tersebut. Hal ini juga tentu berpengaruh terhadap sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat pelarut di dalam larutan dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.Dengan demikian, sifat koligatif larutan khususnya penurunan titik beku ketat hubungannya dengan dunia farmasi, contohnya pada penyimpanan. Dalam penyimpanan bahan obat/zat, harus sesuai dengan titik beku serta titik leleh suatu obat/zat agar tidak mengalami penurunan kadar atau rusaknya suatu obat/zat tersebut. Maka, praktikum kali ini sangat erat kaitannya dengan dunia farmasi khususnya dalam penyimpanan suatu bahan obat/zat.

H. KesimpulanBerdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat kami simpulkan bahwa:1. Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya.2. Pelarut belerang dalam naftalen akan lebih cepat membeku dibandingkan dengan larutan naftalen diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).3. Kemungkinan kesalahan yang terjadi adalah Kurang telitinya praktikaan dalam menimbang naftalen maupun sebuk belerang. Kurang telitinya praktikan dalam menghitung waktu yang diperlukan larutan dari saat mencair sampai membeku.

I. Daftar PustakaAhmadun. 2013. Penurunan Titik Beku Larutan. Cirebon: Pusat laboratorium Biologi Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris IPA Biologi Institut Agama Islam.Anonim. Penurunan Titik Beku Larutan. (Internet) tersedia dalam http://ari-irawan4.blogspot.com/2014/05/penurunan-titik-beku-larutan.html (Diakses tanggal 30-9-2014)Anonim. Laporan Sifat Koligatif Larutan. (Internat) tersedia dalam http://www.slideshare.net/AboeKhair/laporan-lengkap-sifat-koligatif-larutan (Diakses tanggal 1-10-2014)Charismata , Kezia Christianty. 2012. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN. Bandung: Laboratorium Kimia Dasar, Jurusan Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universits Pasundan, Bandung.Harnanto, ari dan Ruminten. 2009. Kimia. Penerbit : pusat perbukuan Depdiknas. Jakarta.