batuan beku laporan

43
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PRAKTIKUM PETROLOGI ACARA II : BATUAN BEKU LAPORAN ERIK ESTRADA D611 08 310

Upload: yanti-jrsapenoi-unnijandi

Post on 26-Dec-2015

94 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

geoo

TRANSCRIPT

Page 1: batuan beku laporan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PETROLOGI

ACARA II : BATUAN BEKU

LAPORAN

ERIK ESTRADAD611 08 310

MAKASSAR2009

Page 2: batuan beku laporan

TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU

ACARA : Batuan BekuPRAKTIKUM KE : 4HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009

NAMA : Erik EstradaNIM : D 611 08 310

NO.URUT : 01

NO.PERAGA : -

JENIS BATUAN : Beku

WARNA SEGAR : Hitam

WARNA LAPUK : Hitam Kecoklatan

TEKSTUR

KRISTALINITAS : Hipokristalin

GRANULARITAS : Porfiroafanitik

FABRIK

o BENTUK : Subhedral-Anhedral

o RELASI : Inequigranular

STRUKTUR : Masive

KOMPOSISI MINERAL

DESKRIPSI MINERAL :

KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE

MINERAL

UTAMA

Piroksin

Hornblende

Massa Dasar

Hitam

Hitam

Hitam

Prismatik

Prismatik

Hyalin/Allomorf

20 %

5 %

75 %

MINERAL

TAMBAHAN- - - -

NAMA BATUAN : Basalt Porfiri (Fenton, 1940)

KETERANGAN LAIN :

Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna segar

hitam, warna lapuk hitam kecoklatan, tekstur : kristalinitas hipokristalin, hal ini dapat

dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang tersusun atas sebagian kristal dan

Page 3: batuan beku laporan

sebagian lainnya berupa massa dasar, granularitas porfiroafanitik yang dapat dilihat

dari kenampakan megaskopis yang memperlihatkan adanya mineral sulung atau

fenokris terdapat pada massa dasar yang afanitik, fabric yang terdiri dari bentuk

subhedral-anhedral yang terlihat dari bidang batas kristal yang bervariasi, kombinasi

dari bentuk baik dengan bentuk jelek sampai bidang batas dari kristal jelek tidak

teratur, dan relasi inequigranular yang dapat dilihat dari ukuran butir dari kristal-

kristal penyusun batuan yang tidak sama besar, struktur massive/kompak yang dapat

dilihat dari susunan yang kompak dari mineral-mineral dalam batuan, tidak

menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran. Adapun

komposisi mineral dari batuan ini yaitu Piroksin, Hornblende, dan Massa Dasar.

Berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat diinterpretasi bahwa nama batuan ini adalah

Basalt Porfiri.

Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku luar

(ekstrusif) atau vulcanik rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya

magma dari perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi.

Sebelum mencapai permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses

yang dimulai dari proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan

komposisi yang berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi

menjadi dua yaitu diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang

terbentuk lebih awal dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan

antara magma yang memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma

yang tinggi kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses

kristalisasi magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series

yang diawali dengan pembentukan mineral Piroksin pada suhu 1000-1200˚C,

kemudian mineral Hornblende pada suhu 800-1000˚C. Karena proses pembentukan

batuan yang relatif singkat yakni magma sampai kepermukaan bumi dalam waktu

yang relatif cepat akibat adanya arus konveksi menyebabkan mineral-mineral yang

lainnya tidak sempat lagi membentuk kristal yang baik, akibatnya sekitar 75 % dari

massa batuan didominasi oleh massa dasar yang allomorf dan sisanya terdiri atas

mineral Piroksin dan Hornblende yang saling interlocking membentuk batuan Basalt

Porfiri.

Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku lelehan lainnya

seperti Andesite dan Andesite Porfiri, batuan metamorf seperti Sekis Muscovit dan

batuan piroklastik seperti Tufa dan lain-lain.

Page 4: batuan beku laporan

Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni sebagai bahan bangunan, pengeras

jalan, dan lebih utama digunakan dalam bidang keilmuan geologi misalnya untuk

mengetahui proses-proses geologi yang bekerja pada suatu daerah dan bagaimana

prospek daerah tersebut dimasa yang akan datang.

ASISTEN

( Herni Suryani )

PRAKTIKAN

( Erik Estrada )

Page 5: batuan beku laporan

TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU

ACARA : Batuan BekuPRAKTIKUM KE : 4HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009

NAMA : Erik EstradaNIM : D 611 08 310

NO.URUT : 02

NO.PERAGA : -

JENIS BATUAN : Beku

WARNA SEGAR : Abu-abu

WARNA LAPUK : Abu-abu Kecoklatan

TEKSTUR

KRISTALINITAS : Holohyaline

GRANULARITAS : Afanitik (Dyscristaline)

FABRIK

o BENTUK : Anhedral

o RELASI : Equigranular (Allotriomorfik)

STRUKTUR : Vesikulasi (Pumiceous)

KOMPOSISI MINERAL

DESKRIPSI MINERAL :

KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE

MINERAL

UTAMAMassa Dasar Abu-abu Hyalin/Allomorf 98 %

MINERAL

TAMBAHANBiotit Hitam Melembar 2 %

NAMA BATUAN : Pumice (Fenton, 1940)

KETERANGAN LAIN :

Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna segar

abu-abu, warna lapuk abu-abu kecoklatan, tekstur : kristalinitas holohyaline, hal ini

dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang seluruhnya tersusun atas

massa dasar, granularitas afanitik (Dyscristaline) yang dapat dilihat dari kenampakan

megaskopis yakni kristal dari mineral penyusun batuan tidak dapat dibedakan dengan

Page 6: batuan beku laporan

mata biasa dan loup, fabric yang terdiri dari bentuk anhedral yang terlihat dari bidang

batas dari kristal jelek dan tidak teratur, dan relasi equigranular (allotriomorfik)

yang dapat dilihat dari ukuran butir dari kristal-kristal penyusun batuan yang sama

besar namun bentuk kristal penyusunnya terdiri dari kristal-kristal anhedral, struktur

vesikulasi (pumiceous) yang dapat dilihat dari struktur batuan yang memperlihatkan

adanya lubang-lubang akibat pelepasan gelembung-gelembung gas dari magma yang

berbentuk memanjang dan menunjukkan arah aliran buih. Adapun komposisi mineral

dari batuan ini yaitu massa dasar dan biotit. Berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat

diinterpretasi bahwa nama batuan ini adalah Pumice.

Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku luar

(ekstrusif) atau vulcanik rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya

magma dari perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi.

Sebelum mencapai permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses

yang dimulai dari proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan

komposisi yang berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi

menjadi dua yaitu diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang

terbentuk lebih awal dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan

antara magma yang memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma

yang tinggi kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses

kristalisasi magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series

yang diawali dengan pembentukan mineral Biotit pada suhu 700-800˚C, ketika

mineral Biotit telah terbentuk magma mengalami asimilasi atau pencampuran dengan

dengan batuan samping yang sifatnya lebih asam sehingga membuat sifat magma

menjadi lebih asam. Karena proses pembentukan batuan yang relatif singkat yakni

magma sampai kepermukaan bumi dalam waktu yang relatif cepat akibat adanya arus

konveksi dan adanya letusan dari gunung api yang bersifat eksplosif dan melontarkan

cairan magma pijar tadi ke dalam suatu cekungan yang berisi air, menyebabkan

mineral-mineral yang lainnya tidak sempat lagi membentuk kristal yang baik, selain

itu magma yang tadinya kaya akan kandungan gas-gas, setelah sampai ke dalam suatu

cekungan yang berisi air maka kandungan gasnya akan keluar mengikuti aliran air.

Hal ini dapat dilihat dari struktur batuan yang Pumiceous. Sekitar 98 % dari massa

batuan didominasi oleh massa dasar yang allomorf dan sisanya terdiri atas mineral

Biotit yang saling interlocking membentuk batuan Pumice.

Page 7: batuan beku laporan

Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku lelehan lainnya

seperti Andesite dan Andesite Porfiri, Trakit, Obsidian, dan Rhyolite dan batuan

piroklastik seperti Tufa dan lain-lain.

Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni dalam bidang sains dan lebih

utama digunakan dalam bidang keilmuan geologi misalnya untuk mengetahui proses-

proses geologi yang bekerja pada suatu daerah dan bagaimana prospek daerah

tersebut dimasa yang akan datang.

ASISTEN

( Herni Suryani)

PRAKTIKAN

( Erik Estrada )

Page 8: batuan beku laporan

TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU

ACARA : Batuan BekuPRAKTIKUM KE : 4HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009

NAMA : Erik EstradaNIM : D 611 08 310

NO.URUT : 03

NO.PERAGA : -

JENIS BATUAN : Beku

WARNA SEGAR : Merah kecoklatan

WARNA LAPUK : Cokelat kehitaman

TEKSTUR

KRISTALINITAS : Hipokristalin

GRANULARITAS : Porfiroafanitik

FABRIK

o BENTUK : Subhedral-Anhedral

o RELASI : Inequigranular

STRUKTUR : Masive

KOMPOSISI MINERAL

DESKRIPSI MINERAL :

KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE

MINERAL

UTAMA

Piroksin

Hornblende

Massa Dasar

Plagioklas

Hitam

Hitam

Merah kecoklatan

putih

Prismatik

Prismatik

Hyalin/Allomorf

Prismatik

25 %

10 %

20 %

45 %

MINERAL

TAMBAHAN- - - -

NAMA BATUAN : Diorite Porfiri (Fenton, 1940)

KETERANGAN LAIN :

Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna

segar merah kecoklatan, warna lapuk coklat kehitaman, tekstur : kristalinitas

hipokristalin, hal ini dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang tersusun

Page 9: batuan beku laporan

atas sebagian kristal dan sebagian lainnya berupa massa dasar, granularitas

porfiroafanitik yang dapat dilihat dari kenampakan megaskopis yang memperlihatkan

adanya mineral sulung atau fenokris terdapat pada massa dasar yang afanitik, fabric

yang terdiri dari bentuk subhedral-anhedral yang terlihat dari bidang batas kristal

yang bervariasi, kombinasi dari bentuk baik dengan bentuk jelek sampai bidang batas

dari kristal jelek tidak teratur, dan relasi inequigranular yang dapat dilihat dari

ukuran butir dari kristal-kristal penyusun batuan yang tidak sama besar, struktur

massive/kompak yang dapat dilihat dari susunan yang kompak dari mineral-mineral

dalam batuan, tidak menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk

aliran. Adapun komposisi mineral dari batuan ini yaitu Piroksin, Hornblende, Massa

Dasar dan Plagioklas. Berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat diinterpretasi bahwa

nama batuan ini adalah Diorite Porfiri.

Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku gang

(korok) atau Hypabysal rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya

magma dari perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi.

Sebelum mencapai permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses

yang dimulai dari proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan

komposisi yang berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi

menjadi dua yaitu diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang

terbentuk lebih awal dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan

antara magma yang memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma

yang tinggi kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses

kristalisasi magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series

yang diawali dengan pembentukan mineral Piroksin pada suhu 1000-1200˚C,

kemudian mineral Hornblende pada suhu 800-1000˚C dan Plagioklas pada suhu 700-

800˚C, ketika Plagioklas telah terbentuk magma mengalami asimilasi atau

pencampuran dengan dengan batuan samping yang sifatnya lebih asam sehingga

membuat sifat magma menjadi lebih asam. Karena proses pembentukan batuan yang

relatif singkat akibat adanya arus konveksi menyebabkan mineral-mineral yang

lainnya tidak sempat lagi membentuk kristal yang baik, akibatnya sekitar 20 % dari

massa batuan didominasi oleh massa dasar yang allomorf dan sisanya terdiri atas

mineral Piroksin, Hornblende, dan Plagioklas yang saling interlocking membentuk

batuan Diorite Porfiri terbentuk didalam bumi dekat dengan permukaan bumi.

Batuan ini tersingkap ke permukaan bumi akibat adanya proses erosi, aktivitas

tektonik berupa sesar, dan proses-proses geologi lainnya.

Page 10: batuan beku laporan

Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku lelehan lainnya

seperti Andesite Porfiri, batuan piroklastik seperti Tufa, batuan sedimen seperti

Batugamping dan lain-lain.

Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni sebagai bahan bangunan,

pengeras jalan, dalam bidang sains dan lebih utama digunakan dalam bidang

keilmuan geologi misalnya untuk mengetahui proses-proses geologi yang bekerja

pada suatu daerah dan bagaimana prospek daerah tersebut dimasa yang akan datang.

ASISTEN

( Herni Suryani )

PRAKTIKAN

( Erik Estrada )

TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU

ACARA : Batuan Beku NAMA : Erik Estrada

Page 11: batuan beku laporan

PRAKTIKUM KE : 4HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009

NIM : D 611 08 310

NO.URUT : 04

NO.PERAGA : -

JENIS BATUAN : Beku

WARNA SEGAR : Hitam

WARNA LAPUK : Hitam Keabu-abuan

TEKSTUR

KRISTALINITAS : Holohyaline

GRANULARITAS : Afanitik (Dyscristaline)

FABRIK

o BENTUK : Anhedral

o RELASI : Equigranular (Allotriomorfik)

STRUKTUR : Vesikulasi (Scoriaceous)

KOMPOSISI MINERAL

DESKRIPSI MINERAL :

KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE

MINERAL

UTAMAMassa Dasar Hitam Hyalin/Allomorf 100 %

MINERAL

TAMBAHAN- - - -

NAMA BATUAN : Basalt Scoria (Fenton, 1940)

KETERANGAN LAIN :

Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna

segar hitam, warna lapuk hitam keabu-abua, tekstur : kristalinitas holohyaline, hal ini

dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang seluruhnya tersusun atas

massa dasar, granularitas afanitik (Dyscristaline) yang dapat dilihat dari kenampakan

megaskopis yakni kristal dari mineral penyusun batuan tidak dapat dibedakan dengan

mata biasa dan loup, fabric yang terdiri dari bentuk anhedral yang terlihat dari bidang

batas dari kristal jelek dan tidak teratur, dan relasi equigranular (allotriomorfik)

Page 12: batuan beku laporan

yang dapat dilihat dari ukuran butir dari kristal-kristal penyusun batuan yang sama

besar namun bentuk kristal penyusunnya terdiri dari kristal-kristal anhedral, struktur

vesikulasi (Scoriaceous) yang dapat dilihat dari struktur batuan yang memperlihatkan

adanya lubang-lubang akibat pelepasan gelembung-gelembung gas dari magma yang

berbentuk realatif bulat dan tidak teratur sebarannya. Adapun komposisi mineral dari

batuan ini yaitu massa dasar . Massa dasar yang memiliki warna hitam dan bersifat

hyaline atau allomorph. Berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat diinterpretasi bahwa

nama batuan ini adalah Basalt Scoria.

Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku luar

(ekstrusif) atau vulcanik rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya

magma dari perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi.

Sebelum mencapai permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses

yang dimulai dari proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan

komposisi yang berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi

menjadi dua yaitu diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang

terbentuk lebih awal dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan

antara magma yang memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma

yang tinggi kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses

kristalisasi magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series.

Namun Karena proses pembentukan batuan yang relatif singkat yakni magma sampai

kepermukaan bumi dalam waktu yang relatif cepat akibat adanya arus konveksi

menyebabkan mineral-mineral yang lainnya tidak sempat lagi membentuk kristal

yang baik, akibatnya keseluruhan dari massa batuan didominasi oleh massa dasar

yang allomorf dan memiliki struktur Scoriaceous yakni struktur yang memperlihatkan

adanya lubang-lubang akibat pelepasan gelembung-gelembung gas dari magma yang

berbentuk relatif bulat dan tidak teratur sebarannya, hal ini terjadi akibat kandungan

gas dari magma yang sangat tinggi.

Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku lelehan lainnya

seperti Andesite dan Andesite Porfiri, batuan metamorf seperti Sekis Muscovit dan

batuan piroklastik seperti Tufa dan lain-lain.

Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni sebagai bahan bangunan, pengeras

jalan, dan lebih utama digunakan dalam bidang keilmuan geologi misalnya untuk

mengetahui proses-proses geologi yang bekerja pada suatu daerah dan bagaimana

prospek daerah tersebut dimasa yang akan datang.

Page 13: batuan beku laporan

ASISTEN

( Herni Suryani )

PRAKTIKAN

( Erik Estrada )

TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU

ACARA : Batuan BekuPRAKTIKUM KE : 4

NAMA : Erik EstradaNIM : D 611 08 310

Page 14: batuan beku laporan

HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009

NO.URUT : 05

NO.PERAGA : -

JENIS BATUAN : Beku

WARNA SEGAR : Putih kehitaman

WARNA LAPUK : kuning kehitaman

TEKSTUR

KRISTALINITAS : Holokristalin

GRANULARITAS : Faneritik

FABRIK

o BENTUK : Euhedral

o RELASI : Equigranular (Panidiomorfik)

STRUKTUR : Masive

KOMPOSISI MINERAL

DESKRIPSI MINERAL :

KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE

MINERAL

UTAMA

Piroksin

Ortoklas

Kuarsa

Hitam

Putih

Putih

Prismatik

Prismatik

Prismatik

30 %

35 %

35 %

MINERAL

TAMBAHAN- - - -

NAMA BATUAN : Granite Pegmatite (Fenton, 1940)

KETERANGAN LAIN :

Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna segar

putih kehitaman, warna lapuk kuning kehitaman, tekstur : kristalinitas holokristalin,

hal ini dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang seluruhnya tersusun

kristal-kristal yang nampak jelas, granularitas faneritik yang dapat dilihat dari

kenampakan megaskopis yang memperlihatkan kristal-kristal dari mineral

penyusunnya yang tampak jelas dan dapat dibedakan dengan mata dan loup, fabric

Page 15: batuan beku laporan

yang terdiri dari bentuk euhedral yang terlihat dari bidang batas kristal yang teratur,

baik, dan tampak jelas, dan relasi equigranular (panidiomorfik) yang dapat dilihat dari

ukuran butir dari kristal-kristal penyusun batuan yang hampir sama besar dan

komponen kristal penyusunnya terdiri dari kristal yang euhedral, struktur

massive/kompak yang dapat dilihat dari susunan yang kompak dari mineral-mineral

dalam batuan, tidak menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk

aliran. Adapun komposisi mineral dari batuan ini yaitu Piroksin, Ortoklas, dan

Kuarsa. Berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat diinterpretasi bahwa nama batuan

ini adalah Granit Pegmatite.

Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku dalam

atau Plutonik rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya magma dari

perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi. Sebelum mencapai

permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses yang dimulai dari

proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang

berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi menjadi dua yaitu

diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang terbentuk lebih awal

dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan antara magma yang

memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma yang tinggi

kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses kristalisasi

magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series yang

diawali dengan pembentukan mineral Piroksin pada suhu 1000-1200˚C, , ketika

Piroksin telah terbentuk magma mengalami asimilasi atau pencampuran dengan

dengan batuan samping yang sifatnya lebih asam sehingga membuat sifat magma

menjadi lebih asam. kemudian terbentuklah mineral-mineral felsik yang diawali

dengan pembentukan mineral Ortoklas pada suhu 600-700˚C dan Kuarsa pada suhu

375˚C Karena proses pembentukan batuan yang relatif lambat yakni magma

mengalami proses yang panjang sehingga mineral-mineral mempunyai kesempatan

untuk membentuk kristal yang sempurna dalam bentuk yang besar-besar. Hasil

agregasi dari mineral-mineral di atas yang saling interlocking maka terbentuklah

batuan Granit Pegmatite yang terbentuk didalam bumi dan tersingkap ke permukaan

akibat adanya proses-proses geologi berupa erosi, aktivitas tektonik ataupun aktivitas

geologi lainnya.

Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku lain seperti

Granit Porfiri dan Aplite, batuan sedimen seperti Batugamping, batuan piroklastik

seperti Tufa dan lain-lain

Page 16: batuan beku laporan

Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni sebagai bahan bangunan,

pengeras jalan, sebagai indikasi bahan galian logam utamanya emas dan tembaga

yang umum dijumpai berasosiasi dengan batuan beku asam sampai intermediet,

dalam bidang sains dan lebih utama digunakan dalam bidang keilmuan geologi

misalnya untuk mengetahui proses-proses geologi yang bekerja pada suatu daerah

dan bagaimana prospek daerah tersebut dimasa yang akan datang.

ASISTEN

( Herni Suryani )

PRAKTIKAN

( Erik Estrada )

TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU

ACARA : Batuan BekuPRAKTIKUM KE : 4

NAMA : Erik EstradaNIM : D 611 08 310

Page 17: batuan beku laporan

HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009

NO.URUT : 06

NO.PERAGA : -

JENIS BATUAN : Beku

WARNA SEGAR : Merah muda

WARNA LAPUK : Merah muda kekuningan

TEKSTUR

KRISTALINITAS : Hipokristalin

GRANULARITAS : Faneroporfiritik

FABRIK

o BENTUK : Euhedral-Subhedral

o RELASI : Inequigranular

STRUKTUR : Masive

KOMPOSISI MINERAL

DESKRIPSI MINERAL :

KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE

MINERAL

UTAMA

Piroksin

Ortoklas

Kuarsa

Plagioklas

Hitam

Merah muda

Putih/Transparan

Putih

Prismatik

Prismatik

Prismatik

Prismatik

5 %

35 %

55 %

5 %

MINERAL

TAMBAHAN- - - -

NAMA BATUAN : Granite (Fenton, 1940)

KETERANGAN LAIN :

Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna segar

putih kehitaman, warna lapuk kuning kehitaman, tekstur : kristalinitas holokristalin,

hal ini dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang seluruhnya tersusun

kristal-kristal yang nampak jelas, granularitas faneroporfiritik yang dapat dilihat dari

kenampakan megaskopis yang memperlihatkan kristal-kristal dari mineral

penyusunnya yang tampak jelas dan dapat dibedakan dengan mata dan loup serta

Page 18: batuan beku laporan

menunjukkan adanya kesan fenokris yang terdapat massa dasar kristal kecil yang

faneritik, fabric yang terdiri dari bentuk euhedral-subhedral yang terlihat dari bidang

batas kristal yang teratur, baik, dan tampak jelas sampai bidang batas kristal yang

bervariasi yakni kombinasi dari bentuk baik dan bentuk jelek, dan relasi

inequigranular yang dapat dilihat dari ukuran butir dari kristal-kristal penyusun

batuan yang tidak sama besar, struktur massive/kompak yang dapat dilihat dari

susunan yang kompak dari mineral-mineral dalam batuan, tidak menunjukkan adanya

pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran. Adapun komposisi mineral dari

batuan ini yaitu Piroksin, Ortoklas, Kuarsa, dan Plagioklas. Berdasarkan ciri fisik di

atas maka dapat diinterpretasi bahwa nama batuan ini adalah Granite.

Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku dalam

atau Plutonik rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya magma dari

perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi. Sebelum mencapai

permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses yang dimulai dari

proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang

berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi menjadi dua yaitu

diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang terbentuk lebih awal

dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan antara magma yang

memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma yang tinggi

kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses kristalisasi

magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series yang

diawali dengan pembentukan mineral Piroksin pada suhu 1000-1200˚C, kemudian

Plagioklas pada suhu 700-800˚C ketika Plagioklas telah terbentuk magma

mengalami asimilasi atau pencampuran dengan dengan batuan samping yang sifatnya

lebih asam sehingga membuat sifat magma menjadi lebih asam. kemudian

terbentuklah mineral-mineral felsik yang diawali dengan pembentukan mineral

Ortoklas pada suhu 600-700˚C dan Kuarsa pada suhu 375˚C Karena proses

pembentukan batuan yang relatif lambat yakni magma mengalami proses yang

panjang sehingga mineral-mineral mempunyai kesempatan untuk membentuk kristal

yang sempurna. Hasil agregasi dari mineral-mineral di atas yang saling interlocking

maka terbentuklah batuan Granit e yang terbentuk didalam bumi dan tersingkap ke

permukaan akibat adanya proses-proses geologi berupa erosi, aktivitas tektonik

ataupun aktivitas geologi lainnya.

Page 19: batuan beku laporan

Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku lain seperti

Granit Porfiri, Granit Pegmatite dan Aplite, batuan sedimen seperti Batugamping,

batuan piroklastik seperti Tufa dan lain-lain

Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni sebagai bahan bangunan, gravel,

ornamen, sebagai indikasi bahan galian logam utamanya emas dan tembaga yang

umum dijumpai berasosiasi dengan batuan beku asam sampai intermediet, dalam

bidang sains dan lebih utama digunakan dalam bidang keilmuan geologi misalnya

untuk mengetahui proses-proses geologi yang bekerja pada suatu daerah dan

bagaimana prospek daerah tersebut dimasa yang akan datang.

ASISTEN

( Herni Suryani )

PRAKTIKAN

( Erik Estrada )

TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU

ACARA : Batuan Beku NAMA : Erik Estrada

Page 20: batuan beku laporan

PRAKTIKUM KE : 4HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009

NIM : D 611 08 310

NO.URUT : 07

NO.PERAGA : -

JENIS BATUAN : Beku

WARNA SEGAR : Putih kehitaman

WARNA LAPUK : Kuning kehitaman

TEKSTUR

KRISTALINITAS : Hipokristalin

GRANULARITAS : Faneroporfiritik

FABRIK

o BENTUK : Euhedral-Subhedral

o RELASI : Inequigranular

STRUKTUR : Masive

KOMPOSISI MINERAL

DESKRIPSI MINERAL :

KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE

MINERAL

UTAMA

Piroksin

Plagioklas

Hitam

Putih

Prismatik

Prismatik

40 %

60 %

MINERAL

TAMBAHAN- - - -

NAMA BATUAN : Diorite (Fenton, 1940)

KETERANGAN LAIN :

Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna segar

putih kehitaman, warna lapuk kuning kehitaman, tekstur : kristalinitas holokristalin,

hal ini dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang seluruhnya tersusun

kristal-kristal yang nampak jelas, granularitas faneroporfiritik yang dapat dilihat dari

kenampakan megaskopis yang memperlihatkan kristal-kristal dari mineral

penyusunnya yang tampak jelas dan dapat dibedakan dengan mata dan loup serta

menunjukkan adanya kesan fenokris yang terdapat massa dasar kristal kecil yang

Page 21: batuan beku laporan

faneritik, fabric yang terdiri dari bentuk euhedral-subhedral yang terlihat dari bidang

batas kristal yang teratur, baik, dan tampak jelas sampai bentuk bidang batas dari

kristal yang bervariasi, kombinasi dari bentuk baik dengan bentuk jelek, dan relasi

Inequigranular yang dapat dilihat dari ukuran butir dari kristal-kristal penyusun

batuan yang tidak sama besar, struktur massive/kompak yang dapat dilihat dari

susunan yang kompak dari mineral-mineral dalam batuan, tidak menunjukkan adanya

pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran. Adapun komposisi mineral dari

batuan ini yaitu Piroksin dan Plagioklas. Berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat

diinterpretasi bahwa nama batuan ini adalah Diorite.

Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku gang

(korok) atau Hypabysal rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya

magma dari perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi.

Sebelum mencapai permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses

yang dimulai dari proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan

komposisi yang berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi

menjadi dua yaitu diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang

terbentuk lebih awal dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan

antara magma yang memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma

yang tinggi kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses

kristalisasi magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series

yang diawali dengan pembentukan mineral Piroksin pada suhu 1000-1200˚C, ketika

Piroksin telah terbentuk magma mengalami asimilasi atau pencampuran dengan

dengan batuan samping yang sifatnya lebih asam sehingga membuat sifat magma

menjadi lebih asam. Setelah itu terbentuklah Plagioklas pada suhu 700-800˚C.

Karena proses pembentukan batuan yang relatif lambat yakni magma mengalami

proses yang panjang sehingga mineral-mineral mempunyai kesempatan untuk

membentuk kristal yang sempurna. Hasil agregasi dari mineral-mineral di atas yang

saling interlocking maka terbentuklah batuan Diorite yang terbentuk didalam bumi

dan tersingkap ke permukaan akibat adanya proses-proses geologi berupa erosi,

aktivitas tektonik ataupun aktivitas geologi lainnya.

Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku lelehan lainnya

seperti Anorthosite, Dolerite, Granodiorite, batuan piroklastik seperti Tufa, batuan

sedimen seperti Batugamping dan lain-lain.

Page 22: batuan beku laporan

Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni sebagai bahan bangunan,

pengeras jalan, dalam bidang sains dan lebih utama digunakan dalam bidang

keilmuan geologi misalnya untuk mengetahui proses-proses geologi yang bekerja

pada suatu daerah dan bagaimana prospek daerah tersebut dimasa yang akan datang.

ASISTEN

( Herni Suryani )

PRAKTIKAN

( Erik Estrada )

TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU

ACARA : Batuan BekuPRAKTIKUM KE : 4

NAMA : Erik EstradaNIM : D 611 08 310

Page 23: batuan beku laporan

HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009

NO.URUT : 08

NO.PERAGA : -

JENIS BATUAN : Beku

WARNA SEGAR : Hitam keputihan

WARNA LAPUK : Hitam Kekuningan

TEKSTUR

KRISTALINITAS : Hipokristalin

GRANULARITAS : Porfiroafanitik

FABRIK

o BENTUK : Subhedral-Anhedral

o RELASI : Inequigranular

STRUKTUR : Masive

KOMPOSISI MINERAL

DESKRIPSI MINERAL :

KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE

MINERAL

UTAMA

Kuarsa

Ortoklas

Massa Dasar

Putih/Transparan

Putih

Hitam

Prismatik

Prismatik

Hyalin/Allomorf

10 %

10 %

75 %

MINERAL

TAMBAHANBiotit Hitam Melembar 5 %

NAMA BATUAN : Rhyolite (Fenton, 1940)

KETERANGAN LAIN :

Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna segar

hitam keputihan, warna lapuk hitam kekuningan, tekstur : kristalinitas hipokristalin,

hal ini dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang tersusun atas sebagian

kristal dan sebagian lainnya berupa massa dasar, granularitas porfiroafanitik yang

dapat dilihat dari kenampakan megaskopis yang memperlihatkan adanya mineral

sulung atau fenokris terdapat pada massa dasar yang afanitik, fabric yang terdiri dari

bentuk subhedral-anhedral yang terlihat dari bidang batas kristal yang bervariasi,

Page 24: batuan beku laporan

kombinasi dari bentuk baik dengan bentuk jelek sampai bidang batas dari kristal jelek

tidak teratur, dan relasi inequigranular yang dapat dilihat dari ukuran butir dari

kristal-kristal penyusun batuan yang tidak sama besar, struktur massive/kompak yang

dapat dilihat dari susunan yang kompak dari mineral-mineral dalam batuan, tidak

menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran. Adapun

komposisi mineral dari batuan ini yaitu Ortoklas, Kuarsa Biotit dan Massa Dasar.

Berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat diinterpretasi bahwa nama batuan ini adalah

Rhyolite.

Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku luar

(ekstrusif) atau vulcanik rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya

magma dari perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi.

Sebelum mencapai permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses

yang dimulai dari proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan

komposisi yang berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi

menjadi dua yaitu diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang

terbentuk lebih awal dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan

antara magma yang memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma

yang tinggi kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses

kristalisasi magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series

yang diawali dengan pembentukan mineral Biotit pada suhu 700-800˚C, ketika

mineral Biotit telah terbentuk magma mengalami asimilasi atau pencampuran dengan

dengan batuan samping yang sifatnya lebih asam sehingga membuat sifat magma

menjadi lebih asam. Kemudian terbentuklah mineral-mineral felsik yang diawali

dengan pembentukan mineral Ortoklas pada suhu 600-700˚C dan Kuarsa pada suhu

375˚C. Karena proses pembentukan batuan yang relatif singkat yakni magma sampai

ke permukaan bumi dalam waktu yang relatif cepat akibat adanya arus konveksi

menyebabkan mineral-mineral yang lainnya tidak sempat lagi membentuk kristal

yang baik, akibatnya sekitar 75 % dari massa batuan didominasi oleh massa dasar

yang allomorf dan sisanya terdiri atas mineral Ortoklas, Kuarsa, dan Biotit yang

saling interlocking membentuk batuan Rhyolite

Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku lelehan lainnya

seperti Trakit, Phonolite, Latite, dan Felsite

Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni dalam bidang sains dan lebih

utama digunakan dalam bidang keilmuan geologi misalnya untuk mengetahui proses-

Page 25: batuan beku laporan

proses geologi yang bekerja pada suatu daerah dan bagaimana prospek daerah

tersebut dimasa yang akan datang.

ASISTEN

( Herni Suryani )

PRAKTIKAN

( Erik Estrada )

TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU

ACARA : Batuan Beku NAMA : Erik Estrada

Page 26: batuan beku laporan

PRAKTIKUM KE : 4HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009

NIM : D 611 08 310

NO.URUT : 09

NO.PERAGA : -

JENIS BATUAN : Beku

WARNA SEGAR : Hitam kehijauan

WARNA LAPUK : Hijau keputihan

TEKSTUR

KRISTALINITAS : Holokristalin

GRANULARITAS : Faneritik

FABRIK

o BENTUK : Euhedral

o RELASI : Equigranular (Panidiomorfik)

STRUKTUR : Masive

KOMPOSISI MINERAL

DESKRIPSI MINERAL :

KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE

MINERAL

UTAMA

Piroksin

Olivin

Hitam

Hijau

Prismatik

Prismatik

55 %

45 %

MINERAL

TAMBAHAN- - - -

NAMA BATUAN : Peridotite (Fenton, 1940)

KETERANGAN LAIN :

Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna segar

hitam kehijauan, warna lapuk hijau keputihan, tekstur : kristalinitas holokristalin, hal

ini dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang seluruhnya tersusun

kristal-kristal yang nampak jelas, granularitas faneritik yang dapat dilihat dari

kenampakan megaskopis yang memperlihatkan kristal-kristal dari mineral

penyusunnya yang tampak jelas dan dapat dibedakan dengan mata dan loup, fabric

yang terdiri dari bentuk euhedral yang terlihat dari bidang batas kristal yang teratur,

Page 27: batuan beku laporan

baik, dan tampak jelas, dan relasi equigranular (panidiomorfik) yang dapat dilihat dari

ukuran butir dari kristal-kristal penyusun batuan yang hampir sama besar dan

komponen kristal penyusunnya terdiri dari kristal yang euhedral, struktur

massive/kompak yang dapat dilihat dari susunan yang kompak dari mineral-mineral

dalam batuan, tidak menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk

aliran. Adapun komposisi mineral dari batuan ini yaitu Piroksin dan Olivin.

Berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat diinterpretasi bahwa nama batuan ini adalah

Peridotite.

Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku dalam

atau Plutonik rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya magma dari

perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi. Sebelum mencapai

permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses yang dimulai dari

proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang

berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi menjadi dua yaitu

diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang terbentuk lebih awal

dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan antara magma yang

memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma yang tinggi

kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses kristalisasi

magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series yang

diawali dengan pembentukan mineral Olivin pada suhu lebih dari 1200˚C, kemudian

Piroksin pada suhu 1000-1200˚C. Karena proses pembentukan batuan yang relatif

lambat yakni magma mengalami proses yang panjang sehingga mineral-mineral

mempunyai kesempatan untuk membentuk kristal yang sempurna. Hasil agregasi dari

mineral-mineral di atas yang saling interlocking maka terbentuklah batuan Peridotite

yang terbentuk didalam bumi dan tersingkap ke permukaan akibat adanya proses-

proses geologi berupa pengangkatan (Up Lift) yang melibatkan proses tektonik dan

struktur geologi.

Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku ultra mafic

lainnya seperti Dunite, Piroxenit, Hornblendite, dan Limburgite.

Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni sebagai bahan bangunan, sebagai

salah satu indikasi bahan galian logam yaitu Nikel (Nikel Laterite) dan Cromite

karena senantiasa dijumpai berasosiasi dengan batuan ultra basa, dan untuk

mengetahui proses-proses geologi yang bekerja pada suatu daerah dan bagaimana

prospek daerah tersebut dimasa yang akan datang.

Page 28: batuan beku laporan

ASISTEN

( Herni Suryani )

PRAKTIKAN

( Erik Estrada )

TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU

ACARA : Batuan BekuPRAKTIKUM KE : 4

NAMA : Erik EstradaNIM : D 611 08 310

Page 29: batuan beku laporan

HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009

NO.URUT : 10

NO.PERAGA : -

JENIS BATUAN : Beku

WARNA SEGAR : Hijau muda

WARNA LAPUK : Hijau kekuningan

TEKSTUR

KRISTALINITAS : Holokristalin

GRANULARITAS : Faneritik

FABRIK

o BENTUK : Euhedral

o RELASI : Equigranular (Panidiomorfik)

STRUKTUR : Masive

KOMPOSISI MINERAL

DESKRIPSI MINERAL :

KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE

MINERAL

UTAMAOlivin Hijau Prismatik 90 %

MINERAL

TAMBAHAN

Biotit

Piroksin

Hitam

Hitam

Melembar

Prismatik5 %5 %

NAMA BATUAN : Dunite (Fenton, 1940)

KETERANGAN LAIN :

Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna segar

hijau muda, warna lapuk hijau kekuningan, tekstur : kristalinitas holokristalin, hal ini

dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang tersusun atas kristal-kristal

yang nampak jelas, granularitas faneritik yang dapat dilihat dari kenampakan

megaskopis yang memperlihatkan kristal-kristal dari mineral penyusun batuan yang

nampak jelas dapat dibedakan dengan mata atau loup, fabric yang terdiri dari bentuk

euhedral yang terlihat dari bidang batas kristal yang teratur, baik, dan tampak jelas,

Page 30: batuan beku laporan

dan relasi equigranular (panidiomorfik) yang dapat dilihat dari ukuran butir dari

kristal-kristal penyusun batuan yang hampir sama besar dan komponen kristal

penyusunnya terdiri dari kristal yang euhedral, struktur massive/kompak yang dapat

dilihat dari susunan yang kompak dari mineral-mineral dalam batuan, tidak

menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran. Adapun

komposisi mineral dari batuan ini yaitu Piroksin, Olivin, dan Biotit. Berdasarkan ciri

fisik di atas maka dapat diinterpretasi bahwa nama batuan ini adalah Dunite.

Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku dalam

atau Plutonik rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya magma dari

perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi. Sebelum mencapai

permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses yang dimulai dari

proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang

berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi menjadi dua yaitu

diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang terbentuk lebih awal

dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan antara magma yang

memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma yang tinggi

kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses kristalisasi

magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series yang

diawali dengan pembentukan mineral Olivin pada suhu lebih dari 1200˚C, kemudian

Piroksin pada suhu 1000-1200˚C dan Biotit pada suhu 700-800˚C. Karena proses

pembentukan batuan yang relatif lambat yakni magma mengalami proses yang

panjang sehingga mineral-mineral mempunyai kesempatan untuk membentuk kristal

yang sempurna. Hasil agregasi dari mineral-mineral di atas yang saling interlocking

maka terbentuklah batuan Dunite yang terbentuk didalam bumi dan tersingkap ke

permukaan akibat adanya proses-proses geologi berupa pengangkatan (Up Lift) yang

melibatkan proses tektonik dan struktur geologi.

Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku ultra mafic

lainnya seperti Peridotite, Piroxenit, Hornblendite, dan Limburgite.

Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni sebagai bahan bangunan, sebagai

salah satu indikasi bahan galian logam yaitu Nikel (Nikel Laterite) dan Cromite

karena senantiasa dijumpai berasosiasi dengan batuan ultra basa, dan untuk

mengetahui proses-proses geologi yang bekerja pada suatu daerah dan bagaimana

prospek daerah tersebut dimasa yang akan datang.

.

Page 31: batuan beku laporan

ASISTEN

( Herni Suryani )

PRAKTIKAN

( Erik Estrada )