laporan tanaman tebu

9
TEKNIK BUDIDAYA TEBU PTPN XI PAGOTTAN Page 1 A. PENGOLAHAN LAHAN 1. Pembukaan Lahan manual(Reynoso) Pembukaan lahan secara manual / reynoso adalah bukaan lahan untuk d dilakukan secara manual karena lahan tidak bisa dibuka secara mekanisasi (karena la basah). Reynoso mengolah pada juringan serta pembuatan got dengan tujuan untuk mem dan membuang kelebihan air. Tahapan dalam bukaan lahan reynoso sebagai berikut : a. Pemasangan anjir yang menyiku untuk menentukan arah kemiringan tanah, pengamb dan pengeluaran air, dan penentuan got malang dan mujur, serta sebagai penent kontrol b. Pembuatan got keliling c. Pembuatan got mujur dengan arah got tegak lurus dengan got malang d. Pembuatan got malang dengan arah sejajar dengan arah kemiringan lahan dan teg terhadap got mujur e. Membuat juringa dengan ukuran kedalaman 35cm dan lebar 50cm. 2. Pembukaan Lahan Mekanisasi (Traktor) Pembukaan lahan mekanisasi adalah pembukaan lahan yang dikerjakan secara salah satu alasannya untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja dan terlalu luas la akan di olah,sehingga dengan cara mekanisasi/ menggunakan mesin traktor untuk mengolahnya. Macam dan cara pengolahan tanah : a. Land Clearing, pembukaan lahan dari pohon atau tonggak agar lahan bersih b. Pengolahantanah pertama/ primer, tanah dipotong dan dibalik, hasilnya berupa bongkahan c. Pengolahan kedua/ akunder, penghancuran bongkahan menjadi lebih halus A. PEMBIBITAN Tebu yang digunakan untuk bibit dibudidayakan melalui beberapa tingka yaitu berturut-turut dari kebun bibit pokok (KBP), kebun bibit nenek (KBN), kebun b (KBI), dan kebun bibit datar (KBD). KBP yang merupakan kebun bibit tingkat I menyed bibit bagi KBN. Kebun bibit nenek (KBN) merupakan kebun bibit tingkat II yang meny bahan tanam bagi KBI. Kebun bibit induk (KBI) merupakan kebun bibit tin menyediakan bahan tanam bagi KBD.

Upload: darussalam

Post on 08-Oct-2015

159 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PKL

TRANSCRIPT

A. PENGOLAHAN LAHAN1. Pembukaan Lahan manual(Reynoso)Pembukaan lahan secara manual / reynoso adalah bukaan lahan untuk daerah sawah, dilakukan secara manual karena lahan tidak bisa dibuka secara mekanisasi (karena lahan becek/ basah). Reynoso mengolah pada juringan serta pembuatan got dengan tujuan untuk memasukan dan membuang kelebihan air. Tahapan dalam bukaan lahan reynoso sebagai berikut :a. Pemasangan anjir yang menyiku untuk menentukan arah kemiringan tanah, pengambilan dan pengeluaran air, dan penentuan got malang dan mujur, serta sebagai penentuan jalan kontrolb. Pembuatan got kelilingc. Pembuatan got mujur dengan arah got tegak lurus dengan got malangd. Pembuatan got malang dengan arah sejajar dengan arah kemiringan lahan dan tegak lurus terhadap got mujure. Membuat juringa dengan ukuran kedalaman 35cm dan lebar 50cm.2. Pembukaan Lahan Mekanisasi (Traktor)Pembukaan lahan mekanisasi adalah pembukaan lahan yang dikerjakan secara mekanis, salah satu alasannya untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja dan terlalu luas lahan yang akan di olah, sehingga dengan cara mekanisasi/ menggunakan mesin traktor untuk mengolahnya. Macam dan cara pengolahan tanah :a. Land Clearing, pembukaan lahan dari pohon atau tonggak agar lahan bersihb. Pengolahan tanah pertama/ primer, tanah dipotong dan dibalik, hasilnya berupa bongkahanc. Pengolahan kedua/ akunder, penghancuran bongkahan menjadi lebih halus

A. PEMBIBITANTebu yang digunakan untuk bibit dibudidayakan melalui beberapa tingkat kebun bibit yaitu berturut-turut dari kebun bibit pokok (KBP), kebun bibit nenek (KBN), kebun bibit induk (KBI), dan kebun bibit datar (KBD). KBP yang merupakan kebun bibit tingkat I menyediakan bibit bagi KBN. Kebun bibit nenek (KBN) merupakan kebun bibit tingkat II yang menyediakan bahan tanam bagi KBI. Kebun bibit induk (KBI) merupakan kebun bibit tingkat III yang menyediakan bahan tanam bagi KBD.Standar kebun bibit yang harus dipenuhi untuk Kebun Bibit Pokok (KBP), Kebun Bibit Nenek (KBN), Kebun Bibit Induk (KBI) dan Kebun Bibit Datar (KBD) adalah: Tingkat kemurnian varietas untuk KBP dan KBN harus 100%, sedangkan untuk KBI > 98% dan KBD > 95% Bebas dari luka api, penyakit blendok, pokkah bung, mosaik dan lain-lain. Toleransi gejala serangan < 5% Gejala serangan penggerek batang < 2% dan gejala serangan hama lainnya < 5% Lokasi kebun bibit dipinggir jalan, lahan subur, pengairan terjamin dan bebas dari genangan Daya kecambah > 90%, segar, tidak berkerut dan tidak kering Panjang ruas 15-20 cm dan tidak ada gejala hambatan pertumbuhan Diameter batang + 2 cm dan tidak mengkerut/mengering Mata tunas masih dorman, segar dan tidak rusak Primordia akar belum tumbuh Bebas dari penyakit pembuluhvarietas tebu yang ditanam dimasing-masing melalui proses seleksi bertingkat yang dilakukan dari satu tingkat kebun bibit ketingkat berikutnya, diharapkan bibit yang akan ditanam di kebun tebu giling (KTG) memiliki kualitas yang baik. Bibit tebu yang baik adalah bibit yang berumur 6-7 bulan, tidak tercampur dengan varietas lain, bebas dari hama penyakit dan tidak mengalami kerusakan fisik.Bibit tebu adalah bagian dari tanaman tebu yang diperoleh dari kebun bibit yang terpelihara dan merupakan bahan tanaman yang dapat dikembangkan untuk pertananaman tanaman baru. Bibit yang digunakan PG.Pagottan adalah bibit Single Bud Planting (SBP) dan bibii Bagal. 1. Pembibitan SBPBibit single bud planting (SBP) adalah bibit yang penanamannya menggunakan 1 mata tunas. Yang mana teknik pembibitan SBP ini adalah Teknologi pembibitan yang berasal dari Brazil dan Columbia dengan produksi kui/ha rata-rata Brazil dan Columbia mencapai 90-95 ton/ha dengan Rendemen antara 13%-15% .Pembibitan SBP di PG.Pagottan sudah berjalan 2 tahun yaitu dimulai tahun 2012 sampai sekarang, beberapa kelebihan/ keunggulan dari pembibitan SBP ini yang menjadikan PG.Pagottan tetap memproduksinya. Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh sistem pembibitan SBP adalah :a. Keseragaman varietasb. Harga bibit dapat ditekanc. Penurunan laju kematian tanamand. Meningkatkan panjang dan berat individu tebue. Memudahkan pelaksanaan operasional budidaya karena jarak tanam yang lebarf. Memberikan produksi lebih tinggig. Jarak tanam yang khusus memeberikan peluang masuknya sinar matahari dan sirkulasi udara cukup sehingga pertumbuhan lebih baikh. Kesulitan areal pembibitan dapat teratasii. Ada tambahan pendapatan gulaj. Merebut bulan tanam optimalSelain keunggulan Sistem pembibitan SBP juga mempunyai kelemahan, antara lain :a. Biaya investasi cukup tinggi terutama untuk pembelian alat-alat (Pottray dan pembuatan tangkringan).b. Diperlukan biaya untuk modalc. Perlu kebijakan untuk mendapatkan modal sebagai bagian dari penghematan air dan peningkatan produksiSyarat pembibitan SBP adalah : Bibit berasal dari kebun sehat, daya perkecambahan lebih dari 95 %, kemurnian bibit > 95%, umur bibit 6-7 bulan, bebas hama dan penyakit, habitus batang sesuai varietasnya, merupakan jenis unggul. Prinsip Single Bud Planting (SBP) yaitu : pengembangan pembiitan menggunakan chip/pottray dengan satu mata tunas, transplanting lebih cepat, menerapkan jarak tanam lebar (50 cm dilapang), dan menyediakan kelembapan yang cukup dan menghindari genangan air.

Proses pembuatan bibit Single Bud Planting (SBP) sebagai berikut :

Gambar 1. Proses pembuatan bibit Single Bud Planting (SBP)Penyiapan bibit tebu sehat yang sudah di klentek dan disortir .Bibit tersebut didapatkan dari kebun pembibitan yang dibudidayakan melalui beberapa tingkat kebun bibit yaitu berturut-turut dari kebun bibit pokok (KBP), kebun bibit nenek (KBN), kebun bibit induk (KBI), dan kebun bibit datar (KBD). Selanjutnya penyiapan bibit tebu sehat yang sudah di klentek dan disortir kemudian pemotongan buku tebu yang bermata sehat kurang lebih 2,25cm secara mekanis dan manual sampai 6-7 mata tunas yaitu secara mekanis dengan alat mesin listrik bor dan secara manual dengan gergaji, menggunakan gergaji jika ada kerusakan pada mesin listrik bor, mesin listrik bor dalam sekali produksi (sehari/ 8 jam ) dapat menghasilkan 3000 mata tunas, dengan alat yang dimiliki PG.Pagottan 8 mesin listrik bor maka dalam sekali produksi menghasilkan 28.000 mata tunas. Dengan target 20.000 mata tunas setiap kali produksi. dengan asumsi bahwa dalam 1 ha lahan memerlukan 16.000 bibit SBP, dengan adanya penyulaman bibit yang tidak tumbuh dilahan maka diperlukan penyiapan bibit SBP lebih dari target. Setelah dihasilkan mata tunas maka disortir mata tunas yang masih utuh dengan direndam diair bersih, biji mata tunas yang sudah disortir direndam air panas di Hot Water Treatmean (HWT) pada suhu 50-52 OC selama 20-30 menit . selanjutnya aplikasi desinfektan untuk mencegah hama menggunakan detol dengan dosis 10ml/liter air direnda selama 10 menitPersemaian pertama di P1 yaitu ukuran bedengan panjang 10-20 m, lebar 1,2 x 1,5 m, dan tinggi 20-30 cm, media yang digunakan pada P1 yaitu pasir 70% dan tanah 30% ,kondisi pasir dan tanah disaring menjadi remah. Untuk P1 yang di PG.Pagottan sebanyak 54 bedengan 1 x 10 m dengan kapasitas tanam sebanyak 28.000 mata tunas. Cara tanamnya yaitu posisi mata diatas Bud dibenamkan , lalu ditaburi media sampai tidak Nampak, jarak antar Bud 2 x 2 cm, kerapatnya 600-700 m2. perlu diberi sungkup untuk menjaga setabilitas kelembapan sampai tiga hari dengan tujuan untuk mendorong perkecambahan.Resiko kegagalan bud yang tidak tumbuh dari P1 ke P2 sebesar 10% Pada kenyataannya bud yang tidak tumbuhdi P1 sebesar 30%, salah satu faktor penyebabnya adalah tenaga kerja borongan tidak menanam dengan jarak 2 x 2cm sesuai SOP, para pekerja lebih mengejar kuantitas hasil kerjanya.. Sehingga pertumbuhan kecambah kurang maksimal karna adanya kompetisi perebutan unsur hara dan ruang hidup untuk pertumbuhan. Pemindahan bibit dari P1 ke P2 pada umur bibit 10-15 HST atau sudah berdaun 3 helai, cara pemindahannya yaitu menggunakan sosrok dari bawah tanah sehingga akar tidak putus, sebelum dimasukkan kepottray daunnya dipitong terlebih dahulu guna untuk mengurangi penguapan dari daun untuk pertumbuhn mata tunas .Persemaian di P2 dengan ukuran bedengan 2,5 m x 10 m sebanyak 85 bedengan, media yang digunakan adalah pottrai, perbandingan tanah, pasir, kompos (1 :! : 1). Ditanam di pottray , dengan ukuran pottray berdiameter 4 cm, tinggi 9 cm, berisi 60 lubang. Cara pengisiaannya , pottray di isi 1/3 perbandingan dari pasir, tanah , kompos, setelah itu bibit diletakkan didalam pottray selanjutnya baru dipenuhi dengan media sampai pottray penuh. Posisi pottray diletakan minimal 30 cm di atas permukaan tanah dengan tujuan akar tidak menempel dan masuk kedalam tanah , umur bibit dipottray 1,5 - 2 BST atau sudah berdaun 7-8 helai. Perawatan yang dilakukan adalah penyiraman setiap pagi dan sore dengan seprinkler, dan pemotongan daun- daun yang terkena hama/penyakit agar tidak menyebar ke lainnya.Transpalanting bibit SBP P2 ke lahan P3 (dari pottray ke kebun). Bibit didalam pottray sebelum dibawa ke kebun terlebih dahulu potong sebagian daunnya untuk keseragaman dalam pertumbuhan dan mempermudah dalam pengangkutan, dan diklentek daunnya yang menutupi mata tunas agar efesien untuk pengangkutannya pottray diletakan di rak kemudian di angkut dengan pickup/ truk ke lahan. Hasil pembibitan ini tidak hanya untuk PG.Pagottan saja, tapi para petani tebu bisa membeli di kebun pembibitan PG.Pagottan dengan harga per bibitnya Rp.450,-. 2. Pembibitan BagalBibit Bagal adalah bibit berasal dari batang tebu yang berumur 5-7 bulan, yaitu bibit yang matanya belum berkecambah, sesuai dengan pemotongannya dapat terdiridalam bentuk bagal dua dan tiga mata.dalam prakteknya di PG.Pagottan ini menggunakan 2 mata. Bibit bagal ini kebanyakan digunakan di lahan kering, dengan alasan dalam pemeliharaannya tidak membutuhkan banyak air. Seperti contoh penanaman bibit bagal di kebun cekok utara B, dalam penanamannya untuk pinggiran dengan panjang leng 16m mampu ditanaman bibit bagal sebanyak 62, dan dengan panjang leng 10m dapat ditanama bibit bagal sebanyak 50 bibit, setiap di ujung leng di tanaman 2 bibit dengan harapan akan dijadikan ssulaman ketika ada bibit- bibit yang lainnya mati. Seharusnya dalam pemotongan bibit bagal dibedakan antara bibit dari batang bawah, batang tengah dan batang atas yaitu untukmempermudah dalam pengelompokan dalam penanamannya bibit batang bawah ditanam di leng bagian tengah ,karena batang bawah sudah cukup memiliki nutrisi untuk pertumbuhannya, sedangkan bibit batang atas ditanam di bagian pinggir atauyang derkat dengan got, karena untuk mendapatkan unsur hara dan nutrisi yang cukup, sumber nutrisinya ada di lahan bagian pinggir. Sedangkan dalam prakteknya untuk penanaman di kebun PG.Pagottan tidak mengelompokan batang bagian bawah, tengah, dan atas.

3. Perbedaan bibit Bagal dan SBPSecara umum perbedaan pertumbuhan tebu dengan menggunakan bibit bagal dan SBP adalah : Tabel 1. Perbedaan bibit Bagal dan SBP

NOSBPBAGAL

1Keseragaman VarietasTidak seragam varietasnya

2Keseragaman tinggi batangTingginya tidak seragam

3Jumlah anakan banyak max 20Rata-rata 5 anakan

4Rendemennya lebih tinggiRendemenya lebih rendah

Seperti contoh ketika kunjungan ke kebun KBD di Purbosuman Ponorogo pada tanaman bibit dari SBP manghasilkan anakan/ jumlah batang rata- rata 7 batang, jumlah ruas 8-10, dan tingginya 95 cm, sedangkan di pembibitan dari bibit bagal rata- rata anakannya 5. Ini membuktikan bahwa budidaya tebu dengan menggunakan bibit SBP lebih menguntungkan dengan menghasilkan lebih banyak batang.

B. PENANAMAN1) Penanaman Tebu di Lahan KeringPenanaman bibit tebu dilahan kering biasanya menggunakan bibit bagal.dengan arah mata tunas di samping .penanamannya saling beruntutan / PKP(pusat ke pusat). Setelah di tanam langsung ditutupi tanah yang gembur terus dialiri air, maksimal diairi 4-5 HST, agar mata tunas bisa berkecambah dan tidak mati.2) Penanaman Tebu di Lahan BerpengairanPenanaman bibit tebu dilahan berair biasanya menggunakan bibit Single Bud Planting (SBP). Bibit SBP sebelum ditanamm di klentek terlebih dahulu agar mata tunas dapat berproduksi dengan baik, dan sebelum ditanam dilahan bibit SBP yang masih dipottray diberi air terlebih dahulu untuk mempermudah mengambil bibit dari pottray dan agar akar- akarnya tidak terputus. Penanaman bibit SBP tidak boleh terlalu dalam agar tidak menghambat pertumbuhan tanaman, jarak antar tanaman 50cm dalam 1 leng terdapat 15 bibit

C. PEMELIHARAAN1. PembubunanPembubunan dilakukan dengan tujuan memberikan makanan pada tanaman, menekan tumbuhan anakan, perbaikan drainase, memperkokoh tegaknya batang dan mengendalikan / menekan pertumbuhan rumput. Ada 3 macam Pembubunan yang dilakukan yaitu sesuai umur tanaman tebu.a. Bubun I , dilakukan pada tebu berumur 4-5 minggub. Bubun II, dilakukan pada tebu berumur 6-7 mingguc. Bubun III , dilakukan pada tebu berumur 11-12 minggu2. GuludGulud dilakukan pada umur tebu 5-6 bulan dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan anakan baru dilakukan secara manual, penekanan anakan sangat diperlukan karena ketika tenu sudah berumur 6 bulan dan tumbuh anakan , jika di biarkan anakan akan tumbuh menjadi sogolanyang mana tumbuhnya mengambil makanan/ nutrisinya dari induknya, sehingga mengakibatkan rendemen dari tebu induknya rendah, maka diperlukan penekanan tumbuhnya anakan.3. Pengaturan Kebutuhan AirPemberian air bertujuan untuk mencukupi kebutuhan tanaman tebu akan air,melarutkan pupuk agar terserap tanaman, memudahkan pembubunan,. Pemberian air disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, yaitu dilakukan setelah pemupukan 1 dan bumbunan I, dilanjutkan pemberian air yang kedua setelah pemupukan II dan dilanjutkan bubun II ( umur 2 bulan )4. Pendalam GotPembuatan got dalam budidaya tebu dengan tujuan sebagai aliran yaitu melancarkan masukan dan keluaran air. berbagai macam got, got mujur yaitu got yang sejajar dengan arah juringan yang fungsinya untuk membuang air dari got malang menuju got keliling dengan ukuran lebar 60 cm sedalam 70 cm , got malang yaitu got yang berbanding terbalik dengan arah juringan yang fungsinya untuk menurunkan muka air tanah dan untuk mengairi dengan ukuran lebar 50 cm sedalam 60 cm, dan got keliling yang fungsinya untuk membuang air (drainase) dari dalam kebun keluar kebun dengan ukuran lebar 70 cm dan kedalaman 80 cm. pendalaman got dilakukan setelah tanam .

5. PenyulamanPenyulaman dilakukan ketika ada bibit yang tidak tumbuh, usaha yang dilakukan di setiap ujung leng ditanam 2 bibit, karena di ujung leng dekat dengan sumber air. Unsur hara sehingga pertumbuhan di bagian pinggir leng tumbuh dengan maksimal, sehingga ketika ada bibit yang mati perlu disulam dan bisa diambil dari bibit leng bagian pinggir.6. KlentekKlentek dalam sekali tanaman / selama 12 bulan yaitu 2 kali, klentek yang pertama dilakukan ketika tumbuh 5 ruas, dan klentek yang kedua ketika tumbuh 7 ruas. Pemeliharaan klentek ini dengan tujuan agar proses fotosintesis dalam tebu/ pembentukan gula tidak terhalang oleh daun- daun yang kering .7. PemupukanPemupukan dalam budidaya tebu dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu untuk pemupukan pertama dilakukan ketika tanam, dan pemupukan yang kedua dilakukan dilakukan 35-45 HST. Seperti pemupukan di kebun njalen, pemupukan dilakukan 7 HST dengan rekomendasi per hektarnya pupuk ZA 5 kw dan Kcl 2 kw. Sedangkan pemupukan yang kedua dilakukan 35-45 HST yaitu pupuk ZA 3 kw dan pupuk SP36 2 kw.

D. PEMANENAN/ PEBEBANGAN1. Pembuatan Surat Perintah Tebang (SPT)2. Sarana Tebang3. Pelaksanaan Tebang

TEKNIK BUDIDAYA TEBU PTPN XI PAGOTTANPage 9