laporan sediann kapsul

25

Click here to load reader

Upload: arianputra

Post on 11-Dec-2014

793 views

Category:

Documents


89 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan sediann kapsul

Laporan Praktikum Sediaan Farmasi dan Terapi Umum

Hari/ tanggal: Selasa, 9 Maret 2010Pukul: 12.00-14.00 WIB

SEDIAAN SOLID: KAPSUL

Oleh:

Kelompok 9 Siang

Ikrar Trisnaning H.U B04063461 (………………..)

Candrani Khoirinaya B04063491 (………………..)

LABORATORIUM FARMASI

DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI, DAN PATOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTIUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: laporan sediann kapsul

Pendahuluan

Kapsul hampir tidak bisa dipisahkan dari dunia farmasi dan kedokteran.

Banyak sekali obat, multivitamin dan bahan aktif lainnya yang dibungkus

dengan kapsul (Republika 2007). Kapsul merupakan jenis sediaan farmasi yang

bersifat solid. Selain kasul, sediaan solid lainnya yaitu tablet, pil, dan suppositoria.

Kapsul adalah sediaan solid yang berisi satu atau lebih bahan aktif (bahan obat)

yang dimasukkan ke dalam cangkang khusus. Cangkang kapsul pun terdiri dari

berbagai macam bahan yang sesuai. Kapsul dibagi menjadi beberapa macam

berdasarkan cara pemakaian, jenis cangkang dan ukuran.

Penggunan kapsul yang hampir tidak bisa dipisahkan dari dunia farmasi

dan kedokteran ini tidak terlepas dari kelebihan kapsul sebagai obat. Salah satu

kelebihan tersebut adalah karena kepraktisannya untuk kenyamanan konsumen

obat. Umumnya obat memiliki rasa tak enak seperti pahit, anyir, manis, dan bau

(Anonim1 2009).

Oleh karena penggunannya tidak asing di dalam dunia pengobatan, maka

mempelajari proses pembuatan kapsul diperlukan. Hal ini dilakukan agar dalam

membuat resep, dokter mampu menilai kapan waktu penggunaan kapsul yang

sesuai dan mempermudah pasien untuk meminum obat.

Tinjauan Pustaka

Kapsul

Kapsul merupakan alternatif terbaik di dunia farmasi. Cangkang lunak

berbentuk tabung kecil ini dapat melindungi konsumen obat dari rasa dan aroma

yang ekstrim. Kapsul juga melindungi pasien dari obat yang terlalu asam. Itu

karena kapsul baru akan hancur di usus dan bukan lambung. Pasien dengan

gangguan lambung akan aman (Anonim5 2009).

Beberapa kelebihan lain kapsul di antaranya adalah tidak menimbulkan

rasa pahit juga bau tidak enak. Bentuknya yang lonjong membuatnya mudah

ditelan. (Iman 2010).

Menurut Iman (2010), daya tahan obat ini kurang begitu baik lantaran

lapisannya terbuat dari gelatin. Gelatin sangat mudah menarik air hingga menjadi

basah. Obat jadi mudah terkontaminasi jamur dan bakteri. Tak heran, daya tahan

Page 3: laporan sediann kapsul

kapsul hanya beberapa minggu atau bulan. Kondisi ini umumnya disiasati

produsen obat dengan mengemas kapsul dalam plastik hingga bisa disimpan

bertahun-tahun. Masa kadaluwarsa kapsul bisa dilihat dari beberapa hal, misalnya,

dengan pengamatan secara fisik. Kapsul yang kadaluwarsa umumnya mengalami

perlengketan. Masing-masing kapsul berhimpitan satu sama lain. Bisa juga

dengan cara melihat warna obat yang ada di dalam salah satu kapsul. Jika

warnanya berubah bisa dipastikan kapsul itu berbahaya jika dikonsumsi.

Kapsul memiliki dua bentuk yaitu kapsul keras dan kapsul lunak.

Cangkang kapsul keras dibuat dari bahan gelatin, pati, bahan lain yang cocok (FI,

Ed, IV). Gelatin dipilih sebagai bahan pembuatan cangkang kapsul karena

sifatnya yang stabil ketika berada di luar tubuh namun dapat mudah larut di dalam

tubuh. Gelatin merupakan hasil olahan dari kolagen, sejenis protein, yang umum

terdapat dalam tulang, kulit, atau jaringan pengikat binatang. Pada umumnya

gelatin dibuat dari tulang sapi atau dari kulit babi. Gelatin type A biasa terbuat

dari kulit babi sedangkan gelatin type B biasa terbuat dari tulang sapi (Anonim7

2008).

Cangkang kapsul lunak diberi tambahan gliserin. Kapsul lunak terbuat dari

gelatin yang ditambah gliserin atau alkohol polivalen dan sorbitol supaya gelatin

bersifat elastis seperti plastik (Anonim6 2008)..

Cangkang dibuat dengan berbagai macam ukuran, bervariasi baik panjang

maupun diameternya. Pemilihan ukuran tergantung pada banyaknya bahan yang

diisikan dibandingkan kapasitas isi dari cangkang kapsul. Sehingga untuk

menentukannya, mula-mula ditetapkan ukuran rata- rata dari kapsul yang dapat

menampung obat, dan kemudian dilakukan percobaan untuk kemudian diambil

kesimpulan (Anonim8 2008).

Serbuk Terbagi (Pulveres)

Dalam buku Farmakope Indonesia edisi IV menyatakan bahwa serbuk

merupakan salah satu contoh sediaan obat yang dipelajari dalam farmasi. Serbuk

adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan

untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Dari situs www.smallcrab.com

diperoleh pengertian pulveres merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang

Page 4: laporan sediann kapsul

lebih kurang smaa, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk

sekali minum.

Anief (2008) menyatakan serbuk obat yang mengandung bagian yang

mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau bahan

pengering lain yang cocok, setelah itu diserbuk dengan jalan digiling, ditumbuk,

dan digerus sampai diperoleh serbuk yang mempuyai derajat halus sesuai yang

tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk. Pembuatan serbuk juga harus

memperhatikan kesterilan.

Papaverin HCl

Sediaan obat ini berasal dari getah Papaver somniverum L yang telah

dikeringkan. Bahan aktif yang terkandung di dalam obat ini adalah papaverin

HCl. Papaverin merupakan alkaloid yang berasal dari opium. Alkaloid asal opium

secara kimia dibagi dalam dua golongan, yaitu golongan fenantren, misalnya

morfin dan kodein dan golongan benzilisokinolin, misalnya noskapin dan

papaverin.

Dalam tanaman Papaver somniverum L terkandung lebih dari 20 senyawa

alkaloid, salah satunya yang dikenal sebagai Benzylisoquinone.

Secara farmakologi yang menjadi sorotan dari alkaloid

Benzylisoquinone adalah papaverine. Pada manusia, papaverine 100% diserap di

saluran pencernaan dan dimetabolisme pada ginjal menjadi 4'-

norpapaverine, yang kemudian disekresikan sebagai glukoronat.

Papaverin berefek meningkatkan aliran darah pada pembuluh darah arteri

koroner dan menyebabkan dilatasi (pelebaran pembuluh darah

arteri dan vena). Pada kasus angina pectoris(nyeri dada karena

tidak cukupnya aliran darah ke jantung) papaverine memiliki efek

yang positif tapi tidak meringankan rasa sakit. Efek samping yang timbul mulai

dari rasa mual dan muntah hingga menghambat gerak peristaltik

(gerakan mengunyah) usus halus, menghambat sekresi asam lambung, empedu,

Page 5: laporan sediann kapsul

getah pankreas, hingga menurunnya aktivitas saluran cerna yang

bisa menyebabkan konstipasi (kelainan sistem pencernaan yang

mengakibatkan pengerasan feses sehingga sulit untuk dibuang) (medicastore.com

2009).

Sulfaguanidin

www.actavis.bg menuliskan bahwa sulfonamide berisi sulfaguanidin

merupakan preparat antibakateri untuk infeksi di saluran pencernaan.

Sulfaguanidin ini akan berkompetsisi dengan asam paraaminobenzoic dan

mencegah pembentukan folic acid pada dinding sel bakteri. Penyerapan obat ini

sangat lambat di intestinal jika konsentrasinya tinggi.

Umumnya sulfonamida yang larut yaitu sulfladiazin dan sulfa thiazol lebih

efektif dibandingkan dengan sulfaguanidin yang tidak larut. Mengingat ia dapat

menimbulkan obstruksi ginjal, maka diberikan dengan sejumlah besar air. Bila

terjadi oliguria atau anuria maka pemberian sulfadiazine harus segera dihentikan.

Indikasi penggunaan sulfaguanidin menurut www.actavis.bg adalah

infeksi usus oleh bakteri, colitis, dan enterocolitis disertai diare, gastrointestinal,

summer diare karena bakteri yang membawa penyakit disentri dan bakateri tipus.

Digunakan juga saat preoperative saat sterilisasi dan untuk pencegahan adanya

complikasi postoperative.

Sedangkan adapun kontraindikasi dari sulfonamide adalah mengakibatkan

alergi terhadpa sulfonamide, gagal jantun, leucopenis, defisiensi glucose-6-

phospat dehidrogenase.

Paracetamol (Acetaminophen)

Situs www.blogdokter.com menuliskan bahwa ama generic dari

paracetamol adalah acetaminophen. Utamanya paracetamol digunakan untuk

menurunkan panas tubuh yang disebabkan karena infeksi ataupun sebab lainnya.

Selain itu paracetamol juga dapat digunakan untuk menurunkan satu nyeri. Situs

www.dechacare.com mengemukakan bahwa paracetamol adalah derivat p-

aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik atau analgesik. Sifat antipiretik

disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek

sentral. Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan

Page 6: laporan sediann kapsul

sampai sedang. Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga sehingga tindak

digunakan sebagai antirematik.

Penggunaan paracetamol yang melebihi dosis akan mengakibatkan

kemerahan pada kulit, gatal, bengkak, dan kesulitan bernafas/sesak. Paracetamol

tidak memiliki fungsi sebagai anti inflamasi. (www. blogdokter.com 2009).

Umumnya penggunaan acetaminophen diminum secara oral pada anjing.

Farmakokintetik yang spesifik pada hewan domestik belum dilaporkan.

Kontraindikasi pemaiakan obat ini adalah pada kucing berupa

methemoglobinemia, hematuria, dan icterus dapat terlihat. Anjing tidak mampu

memetabolisme acetaminophen sebaik manusia. Oleh karena itu penggunaan

acetaminophen pada anjing harus hati-hati.

Penggunaan acetaminophen post operasi pada 24 jam pertama tidak

direkomendasikan karena resiko hepatotoxiciti tinggi. Acetaminophen tidak

direkomendasikan untuk digunakan post operasi sebagai obat anlgesi untuk hewan

yang dianastesi menggunakan halothane. Hal ini akan menyebabkan kerusakan

pada ginjal (www.dechacare.com 2010).

Dosis acetaminophen sebagai obat analgesic untuk anjing sebagai berikut:

a) 15 mg/kg secara PO q8h (Dodman 1992)

b) 10 mg/kg PO q12h (Kelly 1995)

b) untuk treatmen degenerative myelopathy (untuk anjing ras German Shepherds):

5 mg/kg PO (jangan sampai melebihi 20 mg/kg per day) (Clemmons 1991)

Elaeoscharamentophip (Saccharum Lactis dan Oleum Menthae)

Sediaan obat ini berasal dari dua macam zat yaitu saccharum lactis dan

oleum menthae. Kedua sediaan tidak langsung dicampur.

Saccharum lactis adalah zat gula yang terdapat dalam susu (laktosa). Gula

susu merupakan bahan bergizi. Laktosa kurang manis jika dibandingkan dengan

gula pada umumnya. Gula susu sering dicampurkan dalam pembuatan obat

pencuci perut dan diuretikum (Henriette 2010).

Situs www.my-kampus.com menyebutkan bahwa oleum menthae

merupakan minyak permen yang dihasilkan dari tanaman Metha arvensis disebut

Cornmint oil. Tanaman yang berbunga ini merupakan indkator terbaik untuk

Page 7: laporan sediann kapsul

panen karena kadar mentholnya mencapai maksimal. Menthol merupakan

kandungan utama mintak mentha. Kadar menthol pada minyak permen cukup

tinggi, menthol total (± 75%) dan menthol bebas (± 52%).

Sifat kimia-fisika minyak permen (Cornmint oil)

No. Karakteristik Nilai Standar EOA1.2.3.4.5.6.

Bobot jenis 25°/25°CIndeks bias 25°CPutaran optic, (°)Kelaruta dalam ethanol 70%Total menthol (%)Menthol bebas (%)

0,90681,4548- 34.2

Larut & jernih 1 ; 37552

Belum ada

Oleum menthae banyak digunakan untuk mengatasi perut kembung,

gastrodyna, mual, kejang perut, dan kadang-kadang berfungsi sebagai rubefacient

dan anodin (Henriette 2010).

Diare

Secara klinis, istilah diare digunakan untuk menjelaskan terjadinya

peningkatan likuiditas tinja yang dihubungkan dengan peningkatan berat atau

volume tinja dan frekuensinya (Syamsir 2008). Agen kausatif diare sangat

banyak dan termasuk ke dalamnya, yaitu ketidakseimbangan pakan atau

hipersentifitas, infeksi akibat virus, bakteri, khamir, protozoa, endoparasit, toksin,

neoplasia, limfangiektasi, atrofi vili-vili usus, radang pada usus besar, enteritis

granulomatus, dan colitis-X pada kuda, insufisiensi eksokrin pankreas, dan stress.

Diare juga dapat disebabkan oleh efek samping dari suatu pengobatan (Bishop

2005).

Gejala Diare Pasien dikatakan diare jika secara kuantitatif  berat tinja per-24 jam lebih

dari 200 gram atau lebih dari 200 ml dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari. 

Diare yang disebabkan oleh patogen enterik terjadi dengan beberapa mekanisme. 

Beberapa patogen menstimulasi sekresi dari fluida dan elektrolit, seringkali

dengan melibatkan enterotoksin yang akan menurunkan absorpsi garam dan air

dan/atau meningkatkan sekresi anion aktif.  Pada kondisi diare ini tidak terjadi

gap osmotic dan diarenya tidak berhubungan dengan isi usus sehingga tidak bisa

Page 8: laporan sediann kapsul

dihentikan dengan puasa.  Diare jenis

ini dikenal sebagai diare sekretory. 

Contoh dari diare sekretori adalah

kolera dan diare yang disebabkan oleh

enterotoxigenic E coli (Syamsir 2008).

Malabsorpsi komponen nutrisi

di usus halus seringkali menyertai

kerusakan mucosal yang diinduksi oleh

patogen.   Kegagalan pencernaan dan

penyerapan karbohidrat (CHO) akan meningkat dengan hilangnya hidrolase pada  

permukaan membrane mikrovillus (misalnya lactase, sukrase-isomaltase) atau

kerusakan membran microvillus dari enterosit.  Peningkatan solut didalam luminal

karena malabsorbsi CHO menyebabkan osmolalitas luminal meningkat dan terjadi

difusi air ke luminal.  Diare jenis ini dikenal sebagai diare osmotik dan bisa

dihambat dengan berpuasa (Syamsir 2008).

Selain itu, gejala diare kadang disertai dengan muntah, badan lesu atau

leemah, panas, tidak nafsu makan, dan terdapat darah dan lendir dalam kotoran.

Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh

infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja

berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan ( www.medicastore.com

2006).

Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya

natrium dan kalium). Menurut Bishop (2005), kegagalan dalam pengambilan air

dan elektrolit mungkin dikarenakan hipersekresi, pengurangan absorpsi, ataupun

keduanya. Efek yang ditimbulkan pada hewan dapat merusak proses metabolik

primer yang disertai dengan adanya dehidrasi dan asidosis sehingga menjadi

penting karena dapat mengancam kehidupan hewan tersebut jika tidak ditangani

dengan segera.

Pengobatan diare

Page 9: laporan sediann kapsul

Pengobatan diare harus secara langsung pada penyebabnya, akan tetapi

pada kondisi etiologi multi-faktorial, agen kausatif tidak selalu menyertai,

terutama pada kasus diare akut. Pengobatan simptomatis penting dilakukan,

termasuk ke dalamnya mengistirahatkan isi perut / kerja usus besar dan

memperbaiki gangguan cairan, elektrolit dan asam-basa (Bishop 2005).

Obat-obatan antidiare, terdiri atas adsorbensia, obat antidiare yang

mengurangi motilitas, dan obat yang digunakan untuk pengobatan diare kronis.

Adsorbensia adalah substansi yang menarik bahan atau partikel lain pada

permukaannya. Adsorbensia dapat diberikan secara peroral. Adsorbensia

digunakan untuk mengadsorbsi racun dari saluran pencernaan sehingga dengan

cara demikian dapat mencegah iritasi dan erosi mukosa (Bishop 2005).

Indikasi obat-obatan antidiare yang mengurangi motilitas untuk

merangsang atau mengurangi motilitas usus pada penderita diare masih menjadi

perdebatan. Diare dapat disertai hipomotilitas daripada hipermotilitas. Pasien yang

menderita diare karena bakteri entero-invasif, diare dapat dipertimbangkan

sebagai respon protektif untuk mengeliminasi patogen dan usaha untuk menunda

perjalanan isi usus menjadi kontra-indikasi karena sisa-sisa toksin di dalam lumen

usus mengalami perpanjangan periode dan memperparah kondisi pasien. Beberapa

ahli berpendapat bahwa obat-obatan ini dapat mengurangi (mereduksi) motilitas,

hal ini bertolak belakang dengan pengobatan diare karena infeksi bakteri invasif.

Waktu melintasi usus ditentukan melalui rasio antara kontraksi peristaltik dan

segmentasi (Bishop 2005).

Antimuskarinik (antikolinergik) dapat mengurangi kontraksi peristaltik

dan segmentasi sehingga menyebabkan lumen terbuka dan meningkatkan derajat

keparahan diare. (Bishop 2005).

Alat dan Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum sedian serbuk terbagi

adalah papaverin HCL sebanyak 0,3g, sulfaguanidin sebanyak 1g, paracetamol

sebanyak 2g, dan elaeoscaramentaephip sebanyak 2g, dan cangkang kapsul.

Page 10: laporan sediann kapsul

Alat-alat yang digunakan selama

prkatikum adalah timbangan ohs, batu kecil

sebagai pentera, kertas perkamen, sendok

tanduk, mortar, etiket, dan pot plastik.

Metode

Pertama kita tera timbangan dengan anak tera. Lalu kita timbang bahan

praktikum yang digunakan. Kita letakkan kertas perkamen, lalu kita gunakan

sendok tandu untuk mengambil bahan. Kita timbang papaverin HCL sebanyak

0,3g, paracetamol 2g, sulfaguanidin 1g, sachrum lactis (SL) 2g. Selanjutnya kita

lakukan pencampuran dengan menggunakan mortar. Pertama kita masukkan

sepertiga SL, lalu kita gerus untuk menutupi pori-pori mortar. Kita masukkan

papverin HCL, lalu dihomogenkan dan disisihkan. Selanjutnya kita msukkan

sulfaguanidin, digerus tersendiri lalu ditambahkan sepertiga SL. Kita homogenkan

kemudian kita tambahkan canpuran SL dan papverin ke dalamnya. Kita

homogenkan lagi, lalu disisihkan. Setelah itu, kita gerus paracetamol kemudian

ditambahkan sepertiga SL yang tersisa. Setelah homogen, kita masukkan

campuran yang telah dibuat di awal tadi kemudian kita homogenkan lagi. Setelah

itu kita tetesi satu tetes Ol. Menthaepip lalu kita homogenkan lagi.

Kemudian serbuk yang telah homogen kita bagi menjadi dua bagain sama

banyak dengan timbangan, masing-masing bagian dibagi lima dengan perkiraan

mata, lalu masukkan ke dalam cangkang kapsul. Cara memasukkan serbuk ke

dalam cangkang kapsul, yaitu pertama-tama cangkang dibuka bagian body dan

cap-nya, jepit kedua-duanya dengan jari telunjuk dan ibu jari kiri, serbuk

dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam body dan cap. Setelah itu, jika body dan

cap cangkang sudah terisi penuh, dengan sedikit ditekan, body cangkang

dimasukkan ke dalam cap, dan ditekan sampai terdengar bunyi ‘klik’. Cangkang

dibersihkan dengan tissue dan dimasukkan ke dalam pot plastik yang telah diberi

etiket.

Page 11: laporan sediann kapsul

Hasil

Dari hasil pencampuran keempat bahan dengan memenuhi cara

pencampuran yang ada, didapatkan hasil berupa serbuk yang dibungkus dengan

kertas perkamen dengan aturan pakai diberikan sehari tiga kali satu serbuk

sebelum makan. Obat ini juga berlabel “tidak boleh diulang tanpa resep dokter”

Pembahasan

Penimbangan dan pengemasan

Syamsoni (2005)

mengatakan bahwa dokter menulis

resep serbuk melalui dua cara,

yaitu menuliskan jumlah obat

secara keseluruhan lalu

membaginya menjadi beberapa

bungkus, atau menuliskan jumlah

obat setiap bungkus dan jumlah

bungkus yang harus dibuat. Kedua

cara tersebut dapat ditandai

melalui penulisan resep di bagian

cara pembuatan. Symbol d.t.d biasa digunakan untuk menuliskan jumlah obat

setipa bungkus dan jumlah bungkus yang harus dibuat. Sedangkan penulisan resep

tanpa tanda d.t.d, dokter akan menuliskan keseluruhan lalu membaginya menjadi

beberapa bungkus.

Drh. NanaAlamat: Jl. Cibanteng 2, Bogor

SIP: 0123/SIP/JB/04Bogor, 2 Maret 2010

R/ Paracetamol 0,20g Sulfaguanidin 0,10g Papaverin HCL 0,30g Elasoscharamenthapip 0,20g m.f.pulv.d.t.d No.X s.t.d.d 1 pulv.a.c

……………………………………………

Pro : anjing (B), umur 3 thMilik : Ny. EndahAlamat : Jl. Aceh 2, Bogor

Page 12: laporan sediann kapsul

Resep yang digunakan adalah resep serbuk terbagi yang menuliskan

symbol “d.t.d” yang berarti dosis yang dituliskan harus dikalikan dengan

banyaknya kapsul yang diberikan. Perintah pembuatan resep dari dokter adalah

misce fac pulveres de tales dosis nomero decem yang berarti campur dan buatlah

serbuk terbagi dengan takaran sepuluh kapsul. Perintah tersebut berarti

mengharuskan kita mengalikan dosis dengan banyaknya kapsul terlebih dahulu

sebelum dilakukan penimbangan. Setelah dilakukan pengkalian didapatkan

jumlah bahan yang harus ditimbang adalah parasetamol 2g, sulfaguanidin 1g, SL

2g. Papaverin HCL memiliki penghitungan khusus. Karena papaverin merupakan

obat keras yang memiliki dosis maksimum sekali 250mg, dan sehari 1g. Rumus

perhitungan dosis pemakaian papaverin HCl adalah

NN+12

× DM

Cara pengisian kapsul pada praktikum kali ini ialah dengan menggunakan

tangan. Syamsuni (2006), cara ini merupakan yang paling sederhana karena

menggunakan tangan tanpa bantuan alat lain. Untuk memasukkan obat ke dalam

kapsul, dapat dilakukan dengan cara membagi sesuai jumlah kapsul yang diminta.

Selanjutnya, tiap bagian serbuk tadi dimasukkan ke dalam badan kapsul (body)

lalu ditutup.

Etiket yang digunakan warna putih karena obat ini termasuk obat dalam.

Obat ini juga berlabel tidak boleh diulang tanpa resep dokter. Karena obat ini

untuk penderita diare yang spesifik. Hal ini terlihat dari resep dokter yang

memasukkan sulfaguanidin. Berarti dokter telah melakukan pemeriksaan dan

menemukan bahwa penyebab diare yang diderita pasien disebabkan oleh bakteri.

Jika resep ini diulang tanpa resep dokter, maka khasiat obat belum tentu dapat

dirasakan karena jenis diare yang diderita belum diketahui penyebabnya.

Penggunaan bahan-bahan dalam resep.

Seperti yang telah dijelaskan, Syamsir (2008) mengatakan bahwa secara

klinis istilah diare digunakan untuk menjelaskan terjadinya peningkatan likuiditas

tinja yang dihubungkan dengan peningkatan berat atau volume tinja dan

frekuensinya. Penyebab diare pun bermacam. Menurut Bishop (2005) pengobatan

Page 13: laporan sediann kapsul

diare harus secara langsung pada penyebabnya, Pengobatan simptomatis penting

dilakukan, termasuk ke dalamnya mengistirahatkan isi perut / kerja usus besar dan

memperbaiki gangguan cairan, elektrolit dan asam-basa. Obat yang diracik

ditujukan untuk diare yang disebabkan karena bakteri. Jika dilihat dari komponen

obat yang dituliskan di resep, maka dapat diambil kesimpulan bahwa diare yang

diderita oleh pasien adalah diare yang disebabkan oleh bakteri. Hal ini terlihat

dengan adanya sulfaguanidin yang bersifat sebagai antibakteri. Karena

pengobatan diare yang efektif adalah dengan mengeliminasi penyebabnya.

Gejala diare kadang disertai dengan muntah, badan lesu atau lemah, panas,

tidak nafsu makan, rasa mual dan muntah-muntah ( www.medicastore.com 2006).

Untuk mengatasi gejala diare ini dalam resep telah disertakan papaverin HCL

yang berfungsi sebagai antispasmodik (mengatasi kontraksi usus) dan mempunyai

efek samping menghambat sekresi asam lambung, empedu, getah pankreas,

hingga menurunnya aktivitas saluran cerna yang bisa menyebabkan

konstipasi kelainan sistem pencernaan yang mengakibatkan

pengerasan feses. Karena papaverin HCL merupakan obat keras, maka

penggunaannya sesuai dengan dosis maksimum. www.mediastore,com juga

menyebutkan bahwa diare juga disertai dengan demam. Oleh karena itu

paracetamol juga masuk ke dalam peracikan obat.

SL merupakan zat tambahan yang dapat berfungsi untuk memberi rasa

manis. SL juga berfungsi untuk mengganti cadangan glukosa yang terbuang

karena muntah dan defekasi yang sering. Sedangkan oleum menthae berfungsi

sebagai penghilang rasa bau. Seperti yang telah dijelaskan, oleum menthae

mengandung mentol sehingga bau obat tidak membuat mual pasien.

Pemilihan cara pemberian obat

Pemberian obat terutama pada hewan peliharaan seperti anjing dan kucing

memang sedikit agak susah karena hewan tidak bisa dikendalikan atau dipegang.

Kapsul adalah salah satu bentuk sediaan yang sering digunakan untuk pemberian

secara oral selain tablet. Pemberian secara oral tidak boleh dilakukan pada hewan

Page 14: laporan sediann kapsul

dengan gejala klinis muntah. Pemberian ini dapat diberikan obat berupa tablet, pil

kapsul dan bolus. Cara pemberian obat :

a. Mulut anjing dibuka lebar-lebar kemudian obat berupa tablet, kapsul atau

bolus dimasukkan. Obat tersebut diletakkan pada pangkal lidah anjing dan

selanjutnya mulut ditutup/dikatupkan dengan posisi agak ke atas.

Kemudian mulut dikendorkan agar lidah dapat menjilat keluar, bersamaan

dengan tertelannya obat tersebut dan posisi kepala tetap ke atas. Bila sudah

menjilat ke atas, berarti obat sudah masuk.

b. Membuka mulut panjang: Kepala anjing dipegang kemudian moncong

dipegang. Mulut dibuka pelan-pelan dan bibir ditekan masuk dengan ibu

jari dan telunjuk agar bila menggigit akan tergigit bibirnya sendiri dan jari

pemegang tidak ikut tergigit.

c. Menggunakan alat bantu. Alat ini berupa stick yang pada ujungnya

terdapat lubang tempat tablet atau pil yang akan diberikan pada anjing.

Pada stick tersebut ada penyodoknya. Bila stick yang sudah berisi obat

telah dimasukkan ke dalam mulut, penyodok ditekan sehingga obat

terloncat dari tempatnya dan langsung tertelan oleh anjing.

Wanamaker dan Massey (2006) menyatakan bahwa kapsul memiliki

keuntungan jika diberikan pada pasien sebab pasien tidak akan merasakan rasa

yang tidak enak (unpalatable) saat obat berkontak dengan mukosa mulut. Selain

itu, melapisi tablet atau kapsul dengan bahan yang palatable, seperti rasa kacang

(peanut butter), Cat Lax, dan makanan kaleng (cat food atau dog food)dapat

menyiasati agar hewan mau untuk menelan obat tersebut.

Kesimpulan

Diare yang diderita oleh pasien adalah diare spesifik yang disebabkan oleh

bakteri. Hal ini diketahui dari komposisi resep yang menyertakan sulfaguanidin

yang berfungsi sebagai obat antibakteri. Gejala klinis demam dan sakit perut

diatasi dengan paracetamol, untuk mengatasi kontraksi usus diatasi dengan

papaverin HCL yang berfungsi sebagai antispasmodik, SL yang berasal dari

laktosa digunakan sebagai zat penambah yang member rasa manis, dan

Page 15: laporan sediann kapsul

penghilang rasa bau agar pasien tidak mual saat meminum obat diatasi dengan

pemberian oleum menthae pada campuran obat.

Penggunaan kapsul dinilai sangat menguntungkan sebab selain dapat

menutupi rasa dan bau obat yang tidak enak, sediaan kapsul juga memudahkan

dokter untuk mengombinasikan beberapa macam obat dengan dosis yang berbeda-

beda sesuai kebutuhan pasien.

Daftar Pustaka

[Anonim1]. 2009. Kapsul Yang Membungkus Obat Kita. (berkala sambung

jaring). www.halalguide.info/2009/03/04/kapsul-yang-membungkus-obat-

kita_.htm (diakses tanggal 9 Maret 2010).

[Anonim2]. 2007. Kapsul Lunak Lebih Rawan (berkala sambung jaring). http://

republika.com (diakses tanggal 9 Maret 2010).

[Anonim3]. 2010. Paracetamol. (berkala sambung jaring). http://

www.blogdokter.com/paracetamol.htm (diakses tanggal 2 Maret 2010).

[Anonim4]. 2010. Minyak Permen. (berkala sambung jaring). http:// www.my-

kampus.com/minyak permen.htm (diakses tanggal 2 Maret 2010).

[Anonim5]. 2009. Kapsul Yang Membungkus Obat Kita. (berkala sambung

jaring). http :// www. halalguide.info/2009/03/04/kapsul-yang-membungkus-

obat-kita/.htm (diakses tanggal 9 Maret 2010).

[Anonim6]. 2008. Kapsul. (berkala sambung jaring). http:// www.

dprayetno.wordpress.com_kapsul.htm (diakses tanggal 9 Maret 2010).

[Anonim7]. 2008. Cangkang Kapsul. (berkala sambung jaring). http://

lutfiasyairi.wordpress.com_2008_01_15_cangkang-kapsul.htm (diakses

tanggal 9 Maret 2010).

[Anonim8]. 2009. Kapsul Gelatin Keras. (berkala sambung jaring). http://

sulungfarmasi.blogspot.com_2009_02_kapsul-gerlatin-keras.html (diakses

tanggal 9 Maret 2010).

Anief M. 2008. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Bishop Y, editor. 2005. The Veterinary Formulary. Ed Ke-6. London:

Pharmaceutical Press.

Page 16: laporan sediann kapsul

Henriette. 2010. Oleum Menthae. (berkala sambung jaring). http:// www.henriette

‘s herbal.com/oleum mentahe.htm (diakses tanggal 2 Maret 2010).

Henriette. 2010. Sacchrum lactis. (berkala sambung jaring). http:// www.henriette

‘s herbal.com/sacchrum lactis.htm (diakses tanggal 2 Maret 2010).

Iman Saefudin. 2010. Efektif Mana: Tablet, Puyer, Atau Sirup. (berkala sambung

jaring). http: www.tabloid-nakita.com/Khasanah/khasanah07336-04.htm

(diakses tangal 9 Maret 2010).

Syamsir E. 2008. Mekanisme Diare Karena Patogen Enterik. (berkala sambung

jaring). http://id.shooving.com (Diakses tanggal 3 April 2009).

Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Ed ke-1. Winny RS,

editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Wanamaker BP, KL Massey. 2009. Applied Pharmacology for Veterinary

Technicians. Ed Ke-4. USA: Elsevier.