makalah cangkang kapsul

23
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gelatin adalah produk alami yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen. Gelatin merupakan protien yang larut yang bisa bersifat sebagai gelling agent (bahan pembuat gel) atau sebagai non gelling agent. Sumber bahan baku gelatin dapat berasal dari sapi (tulang dan kulit jangat), babi (hanya (kulit) dan ikan (kulit). Karena gelatin merupakan produk alami, maka diklasifikasikan sebagai bahan bangan bukan bahan tambahan pangan. Gelatin sangat penting dalam rangka diversifikasi bahan makanan, karena nilai gizinya yang tinggi yaitu terutama akan tingginya kadar protein khususnya asam amino dan rendahnya kadar lemak. Gelatin juga sangat penting untuk bahan pembuatan kapsul pada obat. Indonesia menggunakan kapsul keras, bahan baku untuk membuat kapsul keras adalah gelatin. Kapsul keras (hard capsule) merupakan pengembangan obat yang isinya dalam bentuk serbuk. Bahan baku utama untuk membuat kapsul keras adalah gelatin. Gelatin kering mengandung kira- kira 84 - 86 % protein, 8 - 12 % air dan 2 - 4 % mineral, dari 10 asam amino essensial yang dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 asam amino essensial,

Upload: elvarinna-permata

Post on 24-Jun-2015

4.444 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah cangkang kapsul

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Gelatin adalah produk alami yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen.

Gelatin merupakan protien yang larut yang bisa bersifat sebagai gelling agent

(bahan pembuat gel) atau sebagai non gelling agent. Sumber bahan baku gelatin

dapat berasal dari sapi (tulang dan kulit jangat), babi (hanya (kulit) dan ikan

(kulit). Karena gelatin merupakan produk alami, maka diklasifikasikan sebagai

bahan bangan bukan bahan tambahan pangan.

Gelatin sangat penting dalam rangka diversifikasi bahan makanan, karena

nilai gizinya yang tinggi yaitu terutama akan tingginya kadar protein khususnya

asam amino dan rendahnya kadar lemak. Gelatin juga sangat penting untuk bahan

pembuatan kapsul pada obat. Indonesia menggunakan kapsul keras, bahan baku

untuk membuat kapsul keras adalah gelatin. Kapsul keras (hard capsule)

merupakan pengembangan obat yang isinya dalam bentuk serbuk. Bahan baku

utama untuk membuat kapsul keras adalah gelatin. Gelatin kering mengandung

kira-kira 84 - 86 % protein, 8 - 12 % air dan 2 - 4 % mineral, dari 10 asam amino

essensial yang dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 asam amino essensial,

satu asam amino essensial yang hampir tidak terkandung dalam gelatin yaitu

triptofan (Fauzi, 2007). Gelatin mempunyai sifat mudah larut dengan air liur dan

juga kenyal.

Umumnya gelatin diproduksi dari bahan yang kaya akan kolagen baik

tulang maupun kulit. Kulit dan tulang dapat diperoleh dari hewan seperti babi atau

sapi. Akan tetapi, apabila gelatin dibuat dengan menggunakan kulit atau tulang

sapi akan memerlukan proses lama dan butuh bahan kimia untuk penetral lebih

banyak sehingga memerlukan biaya yang sangat mahal (Fauzi, 2007). Babi

merupakan salah satu bahan baku yang sangat mudah dimanfaatkan untuk bahan

baku gelatin. Mengingat babi mudah dibudidayakan pada kondisi yang fleksibel

dan kandungan kolagen dalam babi sangat besar, maka banyak perusahaan atau

masyarakat yang menggunakan babi sebagai bahan baku pembuatan gelatin

(Anonim, 2009).

Page 2: Makalah cangkang kapsul

Banyaknya pembuatan gelatin dari bahan baku babi membuat sebagian

orang khususnya yang beragama Islam menjadi khawatir akan kehalalan dari

produk tersebut (Jannah, 2008). Selain itu Negara Indonesia sendiri tidak bisa

memproduksi gelatin di dalam negeri, melainkan harus banyak mengimpor dari

Negara tetangga. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007,

jumlah impor gelatin mencapai 2.715.782 kg senilai 9.535.128 dolar AS (BPS,

2009). Mengingat banyaknya produsen luar negeri yang sering menggunakan

bahan baku babi untuk memproduksi gelatin, maka kehalalan dari produk tersebut

diragukan. Oleh karena itu diperlukan berbagai solusi alternatif untuk mengatasi

masalah tersebut.

Di Indonesia yang mayoritas warganya menganut agam Islam,

penggunaan cangkang kapsul yang bahan bakunya dari babi tentu sangat

dihindari. Masa kini, para peneliti sedang meupayakan agar terciptanya inovasi

dalam pembuatan cangkang kapsul agar didapatkan bahan baku alternatif selain

dari hewan babi dengan bahan baku yang mudah didapat dan dengan kualitas

yang sama bahkan jauh lenih baik.

I.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sediaan kapsul dan jenis-jenisnya ?

2. Apa kelebihan dan kekurangan sediaan kapsul ?

2. Mengapa gelati dari ubikayu dapat dijadikan alternatif bahan baku cangkang

kapsul selain dari gelatin babi ?

3. Bagaimana proses pengolahan amilopektin ubi kayu menjadi cangkang kapsul

I. 3. Tujuan

Pembaca mampu memahami kelebihan dan kekurangan kapsul serta

proses pembuatan cangkang kapsul dari bahan baku berupa gelatin dari ubi kayu

Page 3: Makalah cangkang kapsul

BAB II

ISI

II. 1. Pengertian Kapsul

Kapsul adalah sediaaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras

atau lunak yang dapat larut. Cangkang pada umumnya terbuat dari gelatin, bisa

juga dari pati atau bahan lain yang sesuai.    ( Farmakope Indonesia ed. IV ).

Kapsul terbagi atas kapsul cangkang keras (capsulae durae,hard capsule)

dan kapsul cangkang lunak (capsulae molles). Cangkang kapsul dibuat dari

Gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain. Cangkang dapat pula dibuat dari

Metilsselulosa atau bahan lain yang cocok. Capsulae Gelatinosae

operculatae atau kapsul keras. dibuat dari campuran gelatin, gula, dan air dan

merupakan cangkang kapsul yang bening tak bewarna dan tak berasa. Kapsul

lunak merupakan satu kesatuan berbentuk bulat atau silindris (pearl) atau bulat

telur (globula) yang dibuat dari gelatin (kadang disebut dengan gel lunak) atau

bahan lain yang sesuai. Biasanya lebih tebal dari pada cangkang kapsul keras dan

dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol atau

gliserin.  (Anief, 2007).

II. 2. Macam-macam Kapsul

a. Capsulae Gelatinosae opercultae (kapsul keras).

Kapsul keras terdiri dari wadah dan tutup. Cangkang kapsul keras   dibuat

dari campuran Gelatin, gula dan air dan merupakan cangkang kapsul yang bening

tak berwarna dan tak berasa. Ukuran kapsul keras menurut besarnya dapat diberi

nomor urut dari besar ke kecil sebagai berikut : no. 000; 00; 0; 1; 2; 3. Kapsul

harus disimpan pada tempat yang tidak lembab dan sebaiknya disimpan di wadah

yang diberi zat pengering. Kapsul dapat diberi warna macam-macam agar menarik

dan dapat dibedakan dengan kapsul yang mengandung obat lain. Kapsul keras

sering digunakan di apotik dalam pelayanan campuran obat yang ditulis dokter

(Anief, 2007).

  b. Soft capsule atau kapsul lunak

Page 4: Makalah cangkang kapsul

Merupakan kapsul tertutup dan berisi obat yang pembuatan dan pengisian

obatnya dilakukan dengan alat khusus. Cangkang kapsul lunak dibuat dari Gelatin

ditambah Gliserin atau alkohol polihidris seperti Sorbitol untuk melunakan

gelatinnya. Kapsul ini biasanya mengandung air 6 – 13%, diisi dengan bahan

cairan bukan air seperti polietilglikol (PEG) berbobot molekul rendah, atau juga

dapat diisi dengan bahan padat , serbuk atau zat padat kering. Kapsul cangkang

lunak memiliki bermacam-macam bentuk dan biasanya dapat dipakai untuk rute

oral, vaginal, rektal atau topikal. Kapsul lunak dapat pula diberi warna macam-

macam (Anief, 2007).

II. 3. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Kapsul

a. Keuntungan  Bentuk Sediaan Kapsul

Bentuk menarik dan praktis

Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang

enak.

Mudah ditelan dan cepat hancur /larut didalam perut, sehingga bahan cepat

segera diabsorbsi (diserap) usus.

Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi dari bermacam-macam

bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan

seorang pasien.

Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti

pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi

bahan obatnya.

b.  Kerugian Bentuk Sediaan Kapsul

Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak

menahan penguapan

Tidak untuk zat-zat yang higroskopis

Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul

Tidak untuk Balita

Tidak bisa dibagi ( misal ½ kapsul)

Page 5: Makalah cangkang kapsul

Faktor-Faktor yang Merusak Cangkang Kapsul

         Cangkang kapsul dapat rusak jika kapsul tersebut :

 1.  Mengandung zat-zat yang mudah mencair ( higroskopis)

Zat ini tidak hanya menghisap lembab udara tetapi juga akan menyerap

air dari kapsulnya sendiri hingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Penambahan

lactosa atau amylum (bahan inert netral) akan menghambat proses ini. Contohnya

kapsul yang mengandung KI, NaI, NaNO2 dan sebagainya.

2.  Mengandung campuran eutecticum

            Zat yang dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah daripada titik

lebur semula, sehingga menyebabkan kapsul rusak/lembek. Contohnya kapsul

yang mengandung Asetosal dengan Hexamin atau Camphor dengan menthol. Hal

ini dapat dihambat dengan mencampur masing-masing dengan bahan inert baru

keduanya dicampur.

3.  Mengandung minyak menguap, kreosot dan alkohol.

4.  Penyimpanan yang salah

            Di tempat lembab, cangkang menjadi lunak dan lengket serta sukar dibuka

karena kapsul tersebut menghisap air dari udara yang lembab tersebut.Di tempat

terlalu kering, kapsul akan kehilangan air sehingga menjadi rapuh dan mudah

pecah. Mengingat sifat kapsul tersebut maka sebaiknya kapsul disimpan :

Dalam ruang yang tidak terlalu lembab atau dingin kering

Dalam botol gelas tertutup rapat dan diberi silika (pengering)

Dalam wadah plastik yang diberi pengering

II. 5. Pengolahan Cangkang Kapsul Dar Bahan Baku Amilopektin dari Ubi

Kayu

Gelatin adalah suatu jenis protein yang diekstraksi dari jaringan kolagen

kulit, tulang, atau ligamen (jaringan ikat) hewan. Gelatin digunakan sebagai bahan

baku utama untuk membuat kapsul. Kapsul sangat penting sekali di dunia medis,

yaitu digunakan sebagai pembungkus obat. Kapsul yang terbuat dari gelatin

sangat sempurna dan fleksibel. Kapsul yang terbuat dari gelatin mudah larut

dalam air liur dan rasanya kenyal sehingga obat yang rasanya pahit tidak terasa di

lidah.

Page 6: Makalah cangkang kapsul

Konsumen yang mengkonsumsi obat dengan kapsul lebih nyaman

daripada menggunakan tablet. Gelatin yang dibuat sebagai bahan baku kapsul

masih diragukan kehalalannya, karena gelatin yang digunakan diproduksi dari

tulang atau kulit babi. Sehingga bagi umat muslim produk tersebut dianggap

haram. Solusi untuk mengganti gelatin pada pembuatan kapsul adalah dengan

menggunakan amilopektin yang berasal dari pati ubi kayu. Ubi kayu merupakan

tanaman produktif yang sangat potensi ditanam di seluruh wilayah yang ada di

Indonesia karena bisa tumbuh di wilayah tropis. Ubi kayu bisa dimanfaatkan

untuk menggantikan fungsi gelatin dalam pembuatan kapsul karena kandungan

amilopektin yang sangat tinggi. Ubi kayu mempunyai kandungan amilopektin

sebesar 25–30 kg per ton (Wagiono, 2006).

Amilopektin merupakan suatu biomassa yang bisa mempunyai bentuk

granula. Amilopektin bisa diperoleh dengan cara memanaskan ubi kayu yang

berbentuk serbuk dan dimasukkan enzim α-amilase. Enzim akan bekerja

memisahkan zat pati yang ada pada ubi kayu yang nantinya dilakukan proses lebih

lanjut. Zat pati bisa diperoleh pada semua tumbuhan. Kadar amilopektin tertinggi

terdapat pada ubi kayu, ubi jalar, tepung sagu, biji jagung, biji sorgum, gandum,

kentang, ganyong, garut, dan umbi dahlia. Untuk mengeluarkan amilopektin ubi

kayu dilakukan perlakuan awal (pretreatment) yakni melakukan penggilingan

pada ubi kayu sehingga struktur menjadi seperti serbuk. Ubi kayu merupakan

bahan makanan pokok masyarakat yang sudah lumrah dikonsumsi. Masyarakat

umumnya tidak bisa memanfaatkan ubi kayu dengan baik. Kebanyakan mereka

hanya mengelola menjadi kripik, kue, tepung, bioetanol dan ubi rebus. Ubi kayu

berpotensi untuk dijadikan sebagai pengganti

fungsi gelatin pada pembuatan kapsul karena menggandung amilopektin yang

sangat tinggi. Amilopektin dapat diperoleh dari pati ubi kayu. Komposisi kimia

konversi ubi kayu menjadi pati dapat di lihat pada :

Tabel 1.1. Komposisi Kimia Konversi Ubi Kayu Menjadi Pati

Page 7: Makalah cangkang kapsul

Sumber : Lidia Sari E, Indriyani M, Friska S. Pengaruh Perbedaan Suhu Tepung

Tapai Ubi Kayu Terhadap Mutu Fisik dan Kimia yang Dihasilkan. Jurnal Ilmu-

Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 8, No. 2, 2006Hlm. 141-146. ISSN 1411-0067.

Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Pati

terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air dingin. Fraksi terlarut

tersebut disebut amilopektin dan fraksi tidak terlarut disebut amilosa

(Jannah,2008). Untuk menggantikan fungsi gelatin, digunakan pati yang

mempunyai fraksi tidak terlarut, yaitu amilopektin.

Amilopektin dalam ubi kayu mempunyai bentuk granula. Granula amilopektin

akan membengkak apabila ditambah volumenya dengan air. Peningkatan volume

dengan air pada suhu antara 550C dan 650C merupakan pembengkakan yang

disebut dengan keadaan gelatinasi. Penambahan air dapat dilakukan di luar seperti

halnya pada pembuatan kanji atau puding. Setelah penambahan air maka

terbentuklah suatu suspensi yang apabila dipanaskan akan terjadi perubahan

berupa pembentukan struktur gelatinasi. Mula-mula suspensi amilopektin akan

terlihat keruh, tetapi lama-kelamaan akan berubah menjadi jernih pada suhu

tertentu. Terjadinya translusi larutan amilopektin tersebut akan diikuti

pembengkakan granula. Energi kinetik molekul pada molekul air berubah menjadi

lebih kuat sehingga timbul gaya tarik menarik antar molekul amilopektin di dalam

granula yang menyebabkan air masuk di dalam granula. Untuk lebih jernih

dilakukan penyaringan dengan karbon aktif sehingga dapat diperoleh suspensi

amilopektin yang jernih.

Ditinjau dari bentuk struktur, gelatin dan glukosa yang dipanaskan

memiliki bentuk yang hampir sama sehingga glukosa yang dipanaskan memiliki

sifat mirip dengan gelatin. Gelatin mempunyai bentuk ikatan dengan asam amino

Page 8: Makalah cangkang kapsul

essensial yang kental sehingga dapat menciptakan kekenyalan yang sangat

sempurna. Glukosa ketika dipanaskan membentuk struktur amilopektin yang

mana antar glukosa berkumpul membentuk ikatan hidrogen yang sangat kuat,

sehingga mempunyai bentuk kental seperti gelatin. Keduanya membentuk struktur

siklo seperti cincin. Bedanya struktur gelatin siklo diputus oleh ikatan asam

amino. Keduanya memiliki struktur yang mirip. Untuk lebih jelasnya akan

dijelaskan dengan gambar berikut.

Untuk menggeluarkan amilopektin pada ubi kayu dilakukan perlakuan

awal (pretreatment) yakni melakukan penggilingan pada ubi kayu sehingga

struktur menjadi seperti serbuk. Berikut merupakan langkah – langkah pengolahan

amilopektin untuk dijadikan sebagai pengganti gelatin pada pembuatan kapsul

dengan menggunakan bahan baku ubi kayu :

a. Proses Pretreatment

Proses pretreatment adalah sutu perlakuan awal terhadap ubi kayu segar agar pati

bisa diambil. Prosesnya adalah sebagai berikut :

1. Mengupas ubi kayu segar.

2. Menggiling ubi kayu dengan menggunakan mesin penggiling.

3. Menyaring hasil penggilingan untuk memperoleh bubur ubi kayu.

4. Memasukkan bubur ubi kayu ke dalam tangki.

5. Menambahkan air sampai pada setengah volume tangki.

6. Dipanaskan di atas tungku.

Page 9: Makalah cangkang kapsul

7. Ditambahkan enzim α-amilase pada tangki yang berada pada suhu kurang lebih

60-66 0C (Liquifaksi).

8. Pati yang sudah terbentuk sudah berupa bubur.

Pada kondisi tersebut zat pati akan terbentuk, dan zat pati siap untuk

diencerkan dengan air.

b. Proses Pengenceran

Proses pengenceran adalah proses yang dilakukan untuk menambah volume

granula sehingga nantinya granula bisa membesar ketika dipanaskan. Proses

pengenceran adalah sebagai berikut :

1. Bubur pati tersebut kita perlakukan dengan cara menambahkan sedikit air yaitu

sekitar 30% dari jumlah volume bubur.

2. Dipanaskan sampai suhu 650C.

3. Bubur akan sedikit demi sedikit akan memadat.

4. Setelah itu taruh bubur di dalam loyang atau sejenis panci.

5. Setelah agak dingin, tambahkan air sedikit demi sedikit seperti halnya membuat

puding sehingga terbentuk suatu suspensi.

6. Kemudian dipanaskan pada suhu 550C.

7. Pati akan mengalami gelatinasi (Transluen).

c. Pemisahan

1. Pati yang sudah mengalami gelatinasi dipisahkan dengan ditambahkan air

dingin.

Page 10: Makalah cangkang kapsul

2. Akan terbentuk fase terlarut dan tidak larut. Yang tidak larut adalah

amilosa,sedangkan yang terlarut adalah amilopektin.

3. Selanjutnya adalah memisahkan amilopektin dengan air, yaitu dengan cara

penguapan menggunakan Fresh Dryer.

4. Setelah terpisahkan air dengan pati amilopektin akan terbentuk serbuk.

5. Serbuk diuapkan sebentar dan siap untuk digunakan sebagai pengganti fungsi

gelatin.

d. Pencampuran Terhadap Pembuatan Kapsul

Setelah terbentuk struktur gelatinasi yang kuat, maka amilopektin siap untuk

menggantikan gelatin sebagai penguat. Proses pencampuran adalah setelah bahan-

bahan pembentuk kapsul sudah siap. Tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan larutan amilopektin dengan melarutkan 20-45% amilopektin ke

dalam air dingin yang telah dimineralisasi.

2. Bahan tambahan seperti pengawet dan pewarna dicampurkan kedalam larutan

amilopektin sehingga membentuk campuran homogen.

3. Bahan dasar ini dicampur dan dimasukkan ke dalam pencetak cangkang kapsul

sehingga cangkang kapsul terbentuk.

4. Kemudian dilakukan sortir pada cangkang kapsul. Cangkang kapsul yang sudah

jadi akan diperiksa sesuai dengan standar Cgmp. Selain pemeriksaan itu dimensi

kapsul seperti ketebalan, diameter, dan tinggi kapsul akan diperiksa untuk

memastikan cangkang kapsul siap digunakan pada proses pengisian kapsul.

Page 11: Makalah cangkang kapsul

5. Kapsul bisa terbentuk dan siap diisi dengan bahan obat.

Page 12: Makalah cangkang kapsul

BAB III

PENUTUP

III. 1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kapsul adalah sediaaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau

lunak yang dapat larut. Cangkang pada umumnya terbuat dari gelatin, bisa juga

dari pati atau bahan lain yang sesuai.    

2. Ada 2 macam kapsul berdasarkan cangkangnya, saitu kapsul keras dan lunak.

Kapsul keras terdiri dari wadah dan tutup. Cangkang kapsul keras  dibuat dari

campuran Gelatin, gula dan air dan merupakan cangkang kapsul yang bening tak

berwarna dan tak berasa. Ukuran kapsul keras menurut besarnya dapat diberi

nomor urut dari besar ke kecil sebagai berikut : no. 000; 00; 0; 1; 2; 3. Sedangkan

kapsul lunak merupakan kapsul tertutup dan berisi obat yang pembuatan dan

pengisian obatnya dilakukan dengan alat khusus. Cangkang kapsul lunak dibuat

dari Gelatin ditambah Gliserin atau alkohol polihidris seperti Sorbitol untuk

melunakan gelatinnya

3. Pembuatan kapsul dengan bahan baku ubi kayu sangat berpotensi

karenamenggandung amilopektin yang sangat tinggi. Ubi kayu mengandung

amilopektin yang cukup besar yang mana ubi kayu masih mempunyai nilai

ekonomis rendah. Amilopektin diperoleh dari pati ubi kayu. Kalau ditinjau dari

berbagai teori, amilopektin mempunyai bentuk granula yang dapat

mengembang apabila ditambahkan air. Mengembangnya granula pada

amilopektin merupakan suatu bentuk yang mempunyai sifat seperti gelatin. Oleh

karena itu amilopektin dari ubi kayu sangat efektif untuk dijadikan sebagai bahan

pengganti gelatin pada pembuatan kapsul.

4. Proses pengolahan amilopektin untuk dijadikan sebagai bahan pengganti gelatin

pada pembuatan kapsul dari ubi kayu meliputi proses pretreatmen dengan tujuan

agar ubi kayu bisa dipisahkan zat patinya, selanjutnya adalah proses pengenceran

dengan tujuan agar amilopektin yang sudah terbentuk struktur granulanya bisa

dikembangkan sehingga terbentuk gelatin, selanjutnya adalah proses penguatan

Page 13: Makalah cangkang kapsul

dengan tujuan agar amilopektin dapat bertahan lama dalam bentuk struktur

gelatinasi.

III. 2. Saran

Penelitian lebih lanjut pembuatan cangkang kapsul perlu didukung oleh

BPOM maupun perusahaan yang memperoduksi sediaan kapsul karena ubi kayu

merupakan bahan baku yang mudah didapat, murah serta halal.

Page 14: Makalah cangkang kapsul

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2007. Farmasetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Baily, A. J., & Paul. (1998). Journal of The Society of Leather Technologysts And

Chemists. pp.104 - 110 , 6. BPS. (2009, Mei 13). Impor Gelatin. Dipetik

Mei Kamis, 2009, dari www.republikaonline.com

Departemen Pertanian. 2005. Data Base Pemasaran International Ubi Kayu.

Dipetik Mei Kamis, 2009, dari www.republikaonline.com

Effendy. 2010. Pembuatan Cangkang Kapsul. (online).

(http://cloudcyber.blogspot.com/2010/01/proses-pembuatan-cangkang-

kapsul.html , diakses pada 05/05/2014 pukul 22 : 45)

Fauzi, R. (2007, Oktober 30). Gelatin. Dipetik Mei 14, 2009, dari www.chem-

istry.com

Hakim, Agus Lukman, Vritta Amroini V dan Muhammad Rizal P. 2010. Jurnal

Pemanfaatan Ubi Kayu Sebagai Pengganti Gelatin dalam Pembuatan

Cangkang Kapsul yang Terjamin Halal. Malang : Universitas Negeri

Malang.

Jannah, A. (2008). Gelatin. Malang: UIN.

Lidia Sari E,dkk. 2006. Jurnal Pengaruh Perbedaan Suhu Tepung Tapai UbiKayu

Terhadap Mutu Fisik dan Kimia yang Dihasilkan. Jurnal Ilmu-Ilmu

Pertanian Indonesia. Volume 8, No. 2, 2006 Hlm. 141-146. ISSN 1411-

0067.

Page 15: Makalah cangkang kapsul

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan

rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan

makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada semua yang telah memberikan

dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak

kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan teman-teman semua.

Indralaya, 6 Mei 2014

Penulis

Page 16: Makalah cangkang kapsul

TUGAS BIOKIMIA KLINIK

MAKALAH PEMBUATAN CANGKANG KAPSUL DARI

GELATIN UBI KAYU

NAMA : ELVARINA PERMATA SARI

NIM : 081201006056

JURUSAN / KELOMPOK : FARMASI / B

DOSEN PEMBIMBING :Dr.rer.nat MARDIYANTO, MSi, Apt

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014