laporan sar b-03
TRANSCRIPT
A. SEJARAH INSTITUSI
1. SEJARAH SAR DI ACEH
Pada masa awal berdirinya Kantor SAR Banda Aceh yaitu 18 Mei 2000,
banyak problema yang dihadapi terutama ruang Kantor, setelah berkoordinasi
dengan beberapa orang pejabat dan kawan-kawan dari instansi yang ada di Banda
Aceh dapat diketahui bahwa salah satu ruang Kantor Bea dan Cukai di Pelabuhan
Ulee Lheue ada yang tidak dipakai atau masih kosong maka kita melaksanakan
pendekatan untuk meminjam pakai ruang tersebut, maka dengan ber-Kantor di
salah satu ruangan Kantor Bea dan Cukai di pelabuhan lama Ulee Lheue Banda
Aceh seluruh personil Kantor SAR melakukan aktivitas dan berkoordinasi.
Dengan perkembangan dan perubahan situasi dan kondisi di Aceh dan
setelah sekian lama berkantor diruang gedung kantor Bea dan Cukai. Pada tahun
2004 dibangunlah 1 unit Kantor SAR Banda Aceh di atas tanah lahan Negara
yang saat itu merupakan tanah dikuasai oleh PT.Pelindo-I Malahayati yang
terletak dipelabuhan lama Ulee Lheue.
Di tengah kesibukan penanganan bencana Gempa bumi dan gelombang
Tsunami 26 desember 2004 dan pertolongan terhadap korban-korban yang
selamat Pemerintah Republik Indonesia membentuk suatu Badan yang akan
menjalankan tugas sebagai pelaksana penanggulangan bencana Tsunami di Aceh
yaitu Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-NIAS. Badan inilah yang
kemudian memasukkan salah satu penanggulangannya yaitu pembangunan Kantor
SAR Banda Aceh yang lengkap dengan peralatan SAR laut, darat serta beberapa
unit mobil, ambulance dan fasilitas lainnya dan terakhir bantuan berupa 1 unit
kapal Rescue (RB-208) dengan ukuran panjang 40 M (konstruksi alumunium).
Situasi Banda Aceh yang cukup kondusif saat ini, kantor SAR Banda Aceh
dapat melaksanakan program dan rencana yang ada, ini ditandai dengan telah
dibuka dan ber-operasi serta dibangunnya 2 Pos SAR sebagai pendukung kegiatan
Kantor SAR di beberapa wilayah di Aceh yaitu Pos SAR Meulaboh di Kabupaten
Aceh Barat dan Pos SAR Kutacane di Kabupaten Aceh Tenggara, dan saat ini
telah ditetap dengan Keputusan Kepala Badan SAR Nasional Nomor: PK 15
Tahun 2011 pembentukan Pos SAR dibawah Kantor Sar Banda Aceh Yaitu Pos
SAR Langsa di kota Langsa namun saat ini belum beroperasi atau belum aktif,
sedangkan Potensi SAR di wilayah kerja Kantor SAR Banda Aceh yang meliputi
seluruh wilayah Provinsi Aceh yang terdiri dari 23 Kabupaten/ Kota telah
bekerjasama dengan Pemerintah Daerah yaitu para Bupati/ Walikota dan hingga
saat ini sudah dibentuk Satuan Tugas SAR atau SATGAS SAR di 15 Kabupaten/
Kota, sehingga dengan terbentuk Satgas SAR dibeberapa Kabupaten/ Kota sangat
membantu terlaksananya kegiatan bidang SAR di daerah yang cukup jauh dari
Banda Aceh dan lokasi Pos SAR sehingga response time sudah mulai dapat
terlaksana dengan baik dan lancar. Kantor SAR Banda Aceh sudah ada di Kota
Banda Aceh (Nanggroe Aceh Darussalam) sejak tahun 2000 Beralamatkan di
Jalan Pelabuhan Ulee lheue Banda Aceh dan pada awal tahun 2006 resmi
menempati gedung kantor baru yang beralamat di jalan Jalan Sultan Malikul
Saleh No.108, Lhong Raya - Banda Aceh 23238. Sejak awal berdirinya Kantor
SAR Banda Aceh telah mengalami pergantian kepala kantor sebanyak 5 kali
sampai dengan sekarang. Saat ini Kantor SAR Banda Aceh dipimpin oleh Bapak
Dazair, S.Sos.
B. FUNGSI, PERAN DAN HUBUNGAN INSTITUSI TERSEBUT
DENGAN INSTITUSI LAINNYA
1. TUGAS POKOK
Badan SAR Nasional mempunyai tugas pokok yaitu:
1) melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian potensi SAR
dalam kegiatan SAR terhadap orang dan material yang hilang atau
dikhawatirkan hilang.
2) menghadapi bahaya dalam pelayaran dan atau penerbangan.
3) memberikan bantuan SAR dalam penanggulangan bencana dan musibah
lainnya sesuai dengan peraturan SAR Nasional dan Internasional.
2. FUNGSI
Badan SAR Nasional menyelenggarakan fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan potensi SAR dan
pembinaan operasi SAR.
2) Pelaksanaan program pembinaan potensi SAR dan operasi SAR.
3) Pelaksanaan tindak awal.
4) Pemberian bantuan SAR dalam bencana dan musibah lainnya.
5) Koordinasi dan pengendalian operasi SAR alas potensi SAR yang dimiliki
oleh instansi dan organisasi lain.
6) Pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang SAR balk di dalam
maupun luar negeri.
7) Evaluasi pelaksanaan pembinaan potensi SAR dan operasi SAR.
8) Pelaksanaan administrasi di lingkungan Badan SAR Nasional.
3. KERJASAMA DENGAN INSTANSI LAIN
Sesuai dengan fungsinya, BASARNAS perlu melakukan koordinasi dalam
rangka penyusunan kebijaksanaan teknis, koordinasi pembinaan dan koordinasi
operasi tingkat pusat. Untuk meningkatkan kemampuan pelayanan SAR,
BASARNAS juga melakukan kerjasama dengan negara tetangga dalam bentuk
perjanjian bilateral di bidang SAR, seperti SAR Malindo, Indopura dan Ausindo.
Dalam rangka kerja sama tersebut, dilakukan rapat dan latihan bersama yang
dilakukan secara bergantian, sesuai dengan kesepakatan.
Dalam rangka peningkatan kemampuan operasi, BASARNAS
melaksanakan koordinasi operasional yang berkaitan dengan:
- penyuluhan/pemasyarakatan kegiatan SAR,
- pendidikan,
- pelatihan,
- penggunaan
- serta pengembangan tenaga dan peralatan SAR.
C. CARA KERJA INSTITUSI
Dalam penyelenggaraan operasi SAR, ada 5 komponen SAR yang
merupakan bagian dari sistem SAR yang harus dibangun kemampuannya, agar
pelayanan jasa SAR dapat dilakukan dengan baik. Komponen-komponen tersebut
antara lain:
1) Organisasi (SAR Organization), merupakan struktur organisasi SAR,
meliputi aspek pengerahan unsur, koordinasi, komando dan pengendalian,
kewenangan, lingkup penugasan dan tanggung jawab penanganan musibah.
2) Komunikasi (Communication), sebagai sarana untuk melakukan fungsi
deteksi adanya musibah, fungsi komando dan pengendalian operasi dan
koordinasi selama operasi SAR.
3) Fasilitas (SAR Facilities), adalah komponen unsur, peralatan/perlengkapan
serta fasilitas pendukung lainnya yang dapat digunakan dalam operasi/misi
SAR.
4) Pertolongan Darurat (Emergency Cares), adalah penyediaan peralatan atau
fasilitas perawatan darurat yang bersifat sementara ditempat kejadian,
sampai ketempat penampungan atau tersedianya fasilitas yang memadai.
5) Dokumentasi (Documentation), berupa pendataan laporan, analisa serta data
kemampuan operasi SAR guna kepentingan misi SAR yang akan datang.
D. Struktur Organisasi
1) SC (SAR Coordinator) dijabat oleh Kepala Badan SAR Nasional.
2) Asisten SC (Asisten SAR Coordinator) terdiri dari:
a) Asisten Operasi merupakan pejabat SAR yang mempunyai tugas pokok
dan fungsi dibidang operasi SAR.
b) Asisten Intelijen merupakan pejabat SAR yang mempunyai tugas pokok
dan fungsi di bidang SAR dan memiliki pengetahuan dan kemampuan
dalam pengumpulan, pengolahan, dan pendistribusian data.
c) Asisten Komunikasi.
d) Asisten Administrasi dan Logistik.
3) SMC (SAR Mission Coordinator) dijabat oleh Kepala Kantor SAR setempat.
4) Staf SMC (Staf SAR Mission Coordinator) ditunjuk oleh dan
bertanggungjawab kepada SMC. Staf SMC meliputi:
a) Staf Operasi merupakan petugas dari Kantor SAR yang memiliki
kualifikasi SAR Planner dan berpengalaman dalam penyelenggaraan
operasi SAR.
b) Staf Intelijen merupakan petugas dari Kantor SAR yang memiliki
kualifikasi SAR Planner, berpengalaman dalam pengumpulan dan analisis
data untuk proses perencanaan dalam pelaksanaan operasi SAR.
c) Staf Komunikasi merupakan petugas dari Kantor SAR yang memiliki
kualifikasi operator komunikasi SAR, berpengalaman dalam penggunaan
dan penguasaan alat komunikasi dan elektronika dalam kegiatan SAR.
d) Staf Administrasi dan Logistik merupakan petugas dari Kantor SAR yang
memiliki kualifikasi administrasi SAR dan pengelolaan logistic dalam
kegiatan SAR.
5) OSC (On Scene Coordinator) dijabat oleh petugas SAR yang ditunjuk oleh
SMC untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan SRU dalam search area.
6) SRU (Search and Rescue Unit) yaitu petugas SAR yang terlatih dan sarana
pendukung yang sesuai dengan kebutuhan operasi SAR.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
SAR (Search And Rescue) adalah lembaga pemerintah non kementerian
Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang pencarian
dan pertolongan.Tugas dan fungsi SAR adalah penanganan musibah pelayaran,
penerbangan, bencana dan musibah lainnya dalam upaya pencarian dan
pertolongan saat terjadinya musibah.
Menyelenggarakan kegiatan operasi SAR yang efektif dan efisien melalui
upaya tindak awal yang maksimal serta pengerahan potensi SAR yang didukung
oleh sumber daya manusia yang profesional, fasilitas SAR yang memadai, dan
prosedur kerja yang mantap dalam rangka mewujudkan Visi Badan SAR
Nasional. Berhasilnya pelaksanaan operasi SAR pada setiap waktu dan tempat
dengan cepat, handal, dan aman.
2. Saran
a) Diharapkan pembelajarannya lebih diutamakan pada praktek langsung
mengenai evakuasi korban sehingga mahasiswa dapat lebih memahami
keadaan bencana yang sesungguhnya.
b) Diharapkan materi yang diberikan tidak terlalu banyak teori karena waktu
yang diberikan terlalu singkat.
c) Diharapkan untuk kedepannya saat materi pengenalan alat, mahasiswa
dapat dibagi berdasarkan kelasnya sehingga mahasiswa dapat menerima
materi tersebut dengan baik dan tidak hanya dijelaskan oleh satu orang saja.