laporan sampling air

13
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN BAB III SAMPLING SAMPAH KELOMPOK Jumat Shift 1 Puri Rohmawati : 1106014450 Annisa Pramesti Putri : 1106054624 Aulia Qisthi : 1106023013 Asisten : Riris Kusumaningsih Tanggal Praktikum : Senin, 25 Februari 2013 Tanggal disetujui : Nilai Laporan : LABORATORIUM TEKNIK PENYEHATAN DAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN Tanda Tangan

Upload: fatin-rohmah-nur-wahidah

Post on 05-Dec-2014

746 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

labling

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Sampling Air

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM LINGKUNGAN

BAB III

SAMPLING SAMPAH

KELOMPOK Jumat Shift 1

Puri Rohmawati : 1106014450

Annisa Pramesti Putri : 1106054624

Aulia Qisthi : 1106023013

Asisten : Riris Kusumaningsih

Tanggal Praktikum : Senin, 25 Februari 2013

Tanggal disetujui :

Nilai Laporan :

LABORATORIUM TEKNIK PENYEHATAN DAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2013

Tanda Tangan

Page 2: Laporan Sampling Air

I. Tujuan Praktikum

Mengambil contoh air guna keperluan pengujian kandungan padatan air

Danau Mahoni Universitas Indonesia

II. Landasan Teori

II.1. Definisi Sampling

Pengambilan contoh (sampling) adalah kegiatan mengumpulkan

bagian material tertentu untuk tujuan analisis yang secara akurat mewakili

material yang diambil contohnya. Contoh yang representatif adalah contoh

yang mewakili ruang dan waktu suatu sistem badan air yang diteliti dan

dibatasi dengan tujuan dan ruang lingkup penelitian.

Metode dalam melakukan sampling air ada dua, yaitu metode grab

dan metode komposit. Grab adalah pengambilan contoh pada waktu

tertentu dan hanya sekali pengambilan yang sederhana. Sedangkan

Komposit adalah beberapa Grab yang diambil pada variasi titik maupun

variasi waktu. Untuk sampel komposit yang diambil dari sampel grab pada

kisaran waktu tertentu maka harus segera dilakukan pengujian parameter

lapangan.

II.2. Penentuan Lokasi Sampling

Lokasi pengambilan contoh ada dua jenis, yaitu pada air berarus

dan air tenang. Pada praktikum kali ini berlokasi di air tenang (danau).

Maka sampel paling tidak diambil pada lokasi keluar atau masuknya air

dari dan ke danau, di tengah-tengah danau serta di tempat penyadapan air

untuk dimanfaatkan. Setelah dilakukan penentuan pengambilan lokasi

sampling, hal selanjutnya adalah menentukan kedalaman pengambilan

contoh. Untuk air danau, ada beberapa macam titik kedalaman

pengambilan contoh air danau. Antara lain sebagai berikut:

1. Kedalaman kurang dari 10 m, pengambilan

contoh dilakukan pada permukaan danau dan

5 cm diatas dasar danau.

Page 3: Laporan Sampling Air

2. Kedalaman 10-30 m pengambilan

contoh dilakukan pada lapisan

epilimnion, metalimnion dan

hipolimnion.

3. Kedalaman 31-100 m pengambilan

contoh dilakukan seperti pada tipe

kedalaman 10-30 m namun pada lapisan

hipolimnion dilakukan pengambilan

sebanyak 2 kali.

II.3. Standar Kualitas Air Minum

Berdasarkan kepada Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun

2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, syarat-syarat kualitas air

dalam parameter fisik adalah seperti yang tertera pada tabel 1.

Tabel 1. Parameter Wajib Air Minum

Jenis Parameter SatuanKadar Maksimum yang

Diperbolehkan

Bau Tidak berbau

Warna TCU 15

Total Dissolved Solid (TDS) Mg/l 500

Kekeruhan NTU 5

Rasa Tidak Berasa

Suhu C Suhu udara ±3

pH 6.5-8.5

Namun, pada praktikum kali ini hal-hal yang akan diukur keberadaannya

adalah pH, suhu, kekeruhan dan oksigen terlarut saja.

Page 4: Laporan Sampling Air

II.4. Manfaat Sampling dalam Bidang Teknik Lingkungan

Data yang didapatkan pada praktikum pengambilan contoh air mengenai

data-data lapangan seperti pH, oksigen terlarut, kekeruhan dan suhu dapat

digunakan sebagai berikut:

1. Jar Test

Jart Test adalah tes yang biasa dilakukan di laboratorium untuk

menentukan kondisi operasi optimum pada sistem pengolahan air bersih

atau air limbah. Selain itu, Jar Test juga berguna untuk menentukan

koagulan yang tepat dan koagulan pembantu, dan jika dibutuhkan dosis

kimia yang dibutuhkan untuk koagulasi pada air tertentu.

2. Teknologi yang digunakan pada unit pengolahan air limbah

Unit pengolahan air limbah merupakan pokok utama tujuan dari

diujinya sampel air pada badan air. Karena dari data yang ada, dapat

diketahui faktor-faktor apa sajakah yang semestinya diolah agar air

dapat digunakan sebagai sumber air baku air minum.

III. Alat dan Bahan

A. Alat

1 alat pengambil contoh kedalaman tertentu dengan kapasitas 1000

ml (water sampler Sibata)

Wadah penampung contoh dengan kapasitas 6000 ml atau sesuai

kebutuhan

Alat ukur parameter lapangan (DO meter, pH meter, termometer,

konduktimeter dan turbidimeter)

2 gelas beaker ukuran 100 ml

Peralatan pengukur kedalaman

Alat pendingin

Tali Tambang

Spidol Tahan Air

Keranjang untuk menaruh peralatan

Page 5: Laporan Sampling Air

B. Bahan

Air bebas analit (aquades)

IV. Cara Kerja

Tentukan Titik Pengambilan Contoh

Ukur kedalaman titik pengambilan sampel

dengan menggunakan alat ukur yang diberi pemberat

Siapkan alat pengambil

contoh

Ambil Contoh

Page 6: Laporan Sampling Air

Pada kedalaman 30 cm di bawah permukaan danau, tarik

tali tengah untuk mengisi

Pastikan wadah terisi penuh dengan menutupnya saat

gelembung udara sudah tidak ada

Tarik kembali alat naik ke permukaan

Pindahkan ke wadah lalu homogenkan

Page 7: Laporan Sampling Air

Cek pH dengan menggunakan pH-meter

Cek DO dan suhu

Tuangkan sampel ke kuvetCek kekeruhan dengan

turbidimeter

Page 8: Laporan Sampling Air

V. Data Pengamatan

Tabel 1. Formulir Pengambilan Contoh

Identifikasi Contoh

Tanggal 5 April 2013

Waktu 10.25 WIB

Nama Danau Danau Mahoni

Petugas Pengambil Contoh

1. Annisa Pramesti Putri

2. Aulia Qisthi

3. Puri Rohmawati

Kedalaman Danau 1.2 meter

Pengukuran Lapangan

Temperatur 38.4 C

pH 7.2

DO 4.48 mg/l

Kekeruhan 15.6 NTU

Analisis yang Diperlukan

Jenis Contoh (Grab/Komposit) Grab

Kondisi Cuaca (saat dan sebelum pengambilan contoh)

Cerah, relatif panas dan tidak berawan.

Komentar dan Pengamatan

Titik pengambilan air sampel berada dekat saluran pembuangan, atau saluran

masuk ke danau yang berasal dari area fakultas ekonomi. Saat dilakukan

pengambilan sampel, kondisi pipa pembuangan sedang mengalirkan air. Titik

pengambilan sampel terletak persis di bawah dermaga dan terdapat banyak

sedimentasi lumpur. Pada pinggiran danau, terdapat cukup banyak eceng gondok

dan sampah plastik.

VI. Diskusi dan Pembahasan

Berdasarkan data pH dan kekeruhan sampel, didapatkan kisaran

dosis optimum koagulan yang diketahui dari literatur. Berdasarkan

literatur, koagulan yang sesuai untuk sampel dengan nilai pH 7.2 adalah

Page 9: Laporan Sampling Air

Aluminium Sulfat dan Ferric Chlorida. Jika menggunakan PAC (Poly

Aluminium Chlorida), pH harus dinaikkan menjadi 8, dapat pula dengan

menambahkan Natrium Hidroksida. Dilihat dari besarnya nilai kekeruhan

yaitu 15.6 NTU, sampel tersebut butuh ditambah sedimen dasar danau

hingga mencapai kekeruhan minimal yaitu 100 NTU. Dilihat dari

karakteristik air baku di Indonesia dan berdasarkan pada Peraturan Menteri

Kesehatan No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum,

pH air yang baik berkisar antara 6.5-8.5, oleh karena itu sampel yang

didapatkan sudah cukup baik karena memiliki pH 7.2. Namun berdasarkan

data kekeruhan sebesar 15.6 NTU, masih terlalu besar untuk dijadikan

sebagai air baku. Berdasarkan pada peraturan yang sama, air baku di

Indonesia harus memiliki nilai kekeruhan paling besar adalah 5 NTU.

Oleh karena itu, yang harus dilakukan adalah mencari koagulan optimum

yang dapat mengurangi besar nilai NTU hingga 5 NTU.

Pengawetan air sampel pada suhu 4C hanya dilakukan jika waktu

dari lapangan ke sampel lebih dari 2 jam. Pengawetan tidak terlalu

mempengaruhi Jar Test kecuali bila ditemukan endapan-endapan pada

dasar wadah sampel yang akan mengurangi besarnya nilai kekeruhan

sehingga hanya memerlukan sedikit koagulan. Pada praktikum kali ini,

tidak dilakukan pengawetan karena letak titik pengambilan sampel yaitu di

Danau Mahoni Universitas Indonesia dengan Laboratorium Lingkungan

tidak terlalu jauh.

Sampel yang akan diuji menggunakan Jar Test adalah untuk

mengetahui koagulan optimum yang diperlukan untuk memberbaiki

kualitas air baku yang akan dimanfaatkan sebagai air baku air minum.

Berdasarkan kualitas, kondisi air sampel tidak bagus. Hal ini terlihat dari

besarnya nilai NTU yang jauh dari nilai NTU air baku. Ditambah air pada

air danau berasal dari air buangan yang tidak melalui proses treatment

terlebih dahulu. Berdasarkan kuantitas, jumlah air di danau Mahoni cukup

untuk dijadikan sumber air baku. Dengan luas danau sebesar 45.000 m2 air

yang dapat ditampung oleh danau ini cukup banyak. Danau ini juga

memiliki saluran masuk dari aliran sungai sehingga dari segi

Page 10: Laporan Sampling Air

kontinuitasnya cukup baik. Walaupun segi kontinuitasnya memiliki

kualitas yang kurang baik dikarenakan saluran masuknya adalah air limbah

yang memiliki kualitas tidak cukup baik.

Berdasarkan prosedur pengambilan sampel air yang selanjutnya

akan dicari hasil Jar Test nya, ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi hasil Jar Test. Misalnya lokasi titik kedalaman.

Pengambilan sampel pada dasar dapat saja mengakibatkan terikutnya

endapan dasar danau pada campuran, sehingga pada Jar Test dibutuhkan

koagulan lebih besar. Pada suatu instalasi pengolahan air bersih,

pengambilan contoh melalui beberapa step yang akan menjaga kondisi air

yang akan diolah. Misalkan dengan bar screen sehingga sampah-sampah

tidak akan terikut ke unit pengolahan.

VII. Analisis

VIII. Kesimpulan

IX. Referensi

Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan

Kualitas Air Minum