laporan air

108
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL) Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar (SMAK) adalah salah satu sekolah kejuruan yang bernaung dibawah Kementrian Perindustrian Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Indonesia dengan masa pendidikan selama empat tahun. Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar bertugas mendidik dan menyiapkan tenaga analis kimia yang siap pakai dalam bidangnya. Program pendidikan pada Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar lebih memprioritaskan pada praktik dimana pada semester tujuh khusus untuk program keahlian analis kimia diwajibkan untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Dalam hal ini kami memilih untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan pada PT. SUCOFINDO (PERSERO) Cabang Sangatta Kabupaten Kutai Timur Provensi Kalimantan Timur. Alasan kami memilih PT. SUCOFINDO (PERSERO) Cabang Sangatta sebagai tempat untuk melaksanakan PKL karena PT. SUCOFINDO (PERSERO) Cabang Sangatta menggunakan Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 1

Upload: poppyafrina

Post on 26-Oct-2015

278 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Analisa Air

TRANSCRIPT

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar (SMAK) adalah salah satu

sekolah kejuruan yang bernaung dibawah Kementrian Perindustrian Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Industri Indonesia dengan masa pendidikan selama

empat tahun. Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar bertugas mendidik dan

menyiapkan tenaga analis kimia yang siap pakai dalam bidangnya. Program

pendidikan pada Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar lebih

memprioritaskan pada praktik dimana pada semester tujuh khusus untuk

program keahlian analis kimia diwajibkan untuk melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) pada berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Dalam hal

ini kami memilih untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan pada PT.

SUCOFINDO (PERSERO) Cabang Sangatta Kabupaten Kutai Timur Provensi

Kalimantan Timur.

Alasan kami memilih PT. SUCOFINDO (PERSERO) Cabang Sangatta

sebagai tempat untuk melaksanakan PKL karena PT. SUCOFINDO

(PERSERO) Cabang Sangatta menggunakan sistem manajemen laboratorium

pengujian dan kalibrasi yang sertifikatnya merupakan syarat bagi setiap

perusahaan yang akan melaksanakan eksport dan import. Serta laboratorium PT.

SUCOFINDO (PERSERO) Cabang Sangatta ( merupakan laboratorium yang

telah mendapat akreditasi dari NATA Australia.dan KAN Indonesia.

Penganalisaan ini dilakukan agar kita dapat mengetahui seberapa besar

keuntungan dan kerugian yang dihasilkan. Sehingga untuk meminimalkan

kerugian yang ditimbulkan serta untuk meningkatkan keuntungan.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 1

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

B. Tujuan Pelaksanaan PKL dan Penulisan Laporan

Adapun tujuan pelaksanaan PKL adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh di Sekolah.

2. Untuk membuka wawasan baru mengenal dunia ilmu pengetahuan bidang

Analis Kimia.

3. Agar siswa dapat membedakan situasi di dunia industri / dunia kerja dengan

lingkungan sekolah.

4. Memantapkan untuk berdisiplin dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan

tugas.

5. Membuka cakrawala dan rasa ingin tahu terhadap perkembangan yang

terjadi di dunia Industri.

6. Untuk mengetahui perkembangan analisa kimia terutama dalam segi metode

dan peralatan yang sebelumnya tidak pernah didapat di Sekolah.

Sedangkan tujuan penulisan laporan antara lain :

1. Sebagai bukti tertulis tentang apa yang telah dikerjakan selama PKL.

2. Sebagai pertanggungjawaban atas tugas yang telah diberikan selama PKL.

3. Agar penulis dapat menarik kesimpulan atas apa yang selama ini

dipraktikkan.

4. Agar penulis dapat menelaah lebih jauh dan mengkaji lebih dalam segala

sesuatu yang menjadi objek penelitian atau percobaan yang selanjutnya

diharapkan mendapatkan wawasan.

5. Dapat dijadikan bahan pustaka untuk penulisan selanjutnya baik bagi

almameter sekolah, penulis sendiri maupun bagi masyarakat umum yang

membutuhkan.

6. Menjadi bukti nyata pelaksanaan PKL sebagai laporan akhir dalam

memenuhi persyaratan penyelesaian pendidikan pada Sekolah Menengah

Analis Kimia Makassar.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 2

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

C. Latar Belakang Masalah

Air merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting, tanpa adanya air

tidak mungkin ada kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, air digunakan

untuk mandi, mencuci, dan yang paling penting adalah untuk dikonsumsi.

Untuk mendapatkan air yang siap dikonsumsi, untuk daerah pegunungan seperti

daerah Jawa, atau pulau lain yang memiliki pegunungan biasanya terdapat mata

air yang siap dikonsumsi, seperti daerah pandaan, yang digunakan untuk

pembuatan air kemasan dengan merk “aqua”. Dalam pengolahan air tidak

mengalami satu macam proses saja tetapi mengalami beberapa macam proses

guna mendapatkan air yang bersih, yang siap dikonsumsi masyarakat. Air bersih

atau air minum juga harus memenuhi syarat fisika, kimia, dan mikrobiologi

sehingga kadar kandungan zat-zat kimia dalam air tidak melebihi standard dan

tidak membahayakan kesehatan konsumen atau masyarakat.

Persyaratan kualitas air bersih / air minum terdiri dari :

a.Syarat fisika :

1. Tidak berbau, tidak berasa; bau / rasa yang dapat diterima (Acceptable).

2. Tidak berwarna : 10 ppm.

3. Temperatur : 10-25 0 C.

4. Kekeruhan / turbidity : 1 mg/L.

5 mg/L dapat diterima dan > 5 mg/L menghendaki pengolahan.

b. Syarat kimia :

1. Derajat keasaman (pH).

2. Karbondioksida (CO2) agresif.

3. Kesadahan.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 3

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

c.Syarat mikrobiologi :

1. Kuman-kuman penyakit.

2. Kuman-kuman Patogenik.

3. Jumlah bakteri E-Colli.

Pada masa pembangunan seperti saat ini, kebutuhan air minum terus

meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Oleh sebab itu,

banyak masyarakat memilih mengkonsumsi air minum dalam bentuk kemasan

yang dapat langsung diminum karena lebih praktis. Namun sebelum

dikonsumsi, air kemasan tersebut mengalami proses-proses untuk menjadi air

bersih/air minum. Tentu saja dalam proses–proses tersebut tidak terlepas dari

penggunaan zat-zat kimia ini harus memenuhi dosis yang tepat untuk

mendapatkan air bersih yang memenuhi standard dari Departemen Kesehatan.

Baik itu kandungan mineral yang terdapat dalam air bersih tersebut maupun

kesterilan dari air bersih hasil produksi.

D. Batasan Masalah

Dalam penulisan laporan ini kami mengangkat judul Analisa Air Bersih

Berdasarkan Kep. Menkes no. 907/MENKES/SK/VII/2002 Tertanggal 29 Juli

2002.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 4

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

BAB II

PT. SUCOFINDO (PERSERO)

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. SUPERITENDING COMPANY OF INDONESIA disingkat PT.

SUCOFINDO (PERSERO) merupakan suatu perseroan terbatas yang saham

95% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan 5% Societe Generale De

Surveillance Holding, SA (SGS SA). SGS SA merupakan salah satu perusahaan

inspeksi terbesar di dunia.

PT. SUCOFINDO (PERSERO) didirikan pada tanggal 22 Oktober 1956.

Sebagai perusahaan inspeksi pertama di Indonesia. Pada tahun-tahun pertama

beroperasi, PT. SUCOFINDO (PERSERO) melaksanakan inspeksi atas

persediaan aneka komoditas pertanian beras. Disamping itu, PT. SUCOFINDO

(PERSERO) juga melakukan pemeriksaan atas komoditas pertanian yang

diekspor ke luar negeri.

Perkembangan pembangunan perekonomian dan perindustrian dalam tahun

terakhir menciptakan kebutuhan akan jasa profesional di bidang inspeksi.

Supervisi, pengkajian dan pengujian (ISPP) yang tidak terbatas hanya di sektor

agrobisnis atau perdagangan namun juga merambah ke sektor-sektor lain seperti

industri perminyakan dan gas bumi, pertambangan, kelautan, dan kehutanan.

PT. SUCOFINDO (PERSERO) menyediakan jasa ISPP tersebut mulai dari

tahapan yang paling dini, sejak tahapan prainvestasi sampai kepada tahapan

produksi dan distribusi. Pelanggannya terdiri dari pelaku bisnis di tingkat

nasional dan internasional. PT. SUCOFINDO (PERSERO) mengembangkan

jaringan kerja di tingkat internasional dengan menjalin kemitraan strategis

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 5

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

dengan perusahaan inspeksi global. PT. SUCOFINDO (PERSERO) merupakan

anggota dari lembaga profesional dan asosiasi di tingkat nasional dan

internasional.

B. Tujuan Pendirian PT. SUCOFINDO (PERSERO)

Maksud didirikannya PT. SUCOFINDO (PERSERO) yaitu untuk ikut serta

melaksanakan dan menunjang program pemerintahan dibidang ekonomi dan

Pembangunan Nasional khususnya dibidang jasa pemeriksaan dan pengawasan.

C. Tugas dan Fungsi PT. SUCOFINDO (PERSERO)

Melakukan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian, pemeriksaan dan

pengkajian mengenai kualitas, kuantitas dan kondisi yang berkaitan dengan

nilai atau harga komoditi dan objek–objek usaha lainnya.

Melaksanakan usaha-usaha yang diperlukan untuk menunjang kegiatan

tersebut di atas dalam arti yang seluasnya.

D. Visi dan Misi PT. SUCOFINDO (PERSERO)

Visi PT. SUCOFINDO (PERSERO) yaitu menjadi perusahaan inspeksi,

supervise, pengkajian dan pengujian kelas dunia yang independent dengan tekad

memenuhi kepuasan pelanggan.

Misi PT. SUCOFINDO (PERSERO) yaitu memberikan pelayanan jasa

terbaik untuk mencapai kepuasan pelanggan melalui profesionalisme, jaringan

yang luas, sistem manejemen terpadu, teknologi tepat guna, dan penggunaan

standard yang diakui Internasional. Perusahaan sangat menghargai sumber daya

manusia dan bertekad untuk mengembangkan mereka sepenuhnya. Perusahaan

berupaya memenuhi kepentingan berbagai pihak terkait secara seimbang.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 6

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

E. PT. SUCOFINDO (PERSERO)

PT. SUCOFINDO terdiri dari beberapa SBU yaitu :

1. SBU Mineral

2. SBU KKL

3. SBU RKT

4. SBU Migas

F. PT. SUCOFINDO SBU Mineral cabang Samarinda

SUCOFINDO laboratorium Samarinda berdiri pada tahun 1989 namun

masih bergerak pada preparasi sampel batu bara. Dan mulai pada tahun 1991,

SUCOFINDO laboratorium Samarinda sudah dapat menganalisa sampel batu

bara. Pada tahun 2002 terjadi perubahan struktur dari SUCOFINDO

laboratorium Samarinda menjadi SUCOFINDO SBU Mineral cabang

Samarinda. Dan hingga saat ini SUCOFINDO SBU Mineral cabang Samarinda

dapat menerima sampel yang berupa :

a) Batubara.

b) Air dan Minyak.

c) Batuan Mineral.

Untuk sampel air SUCOFINDO SBU Mineral cabang Samarinda dapat

menganalisa dengan standard parameter :

a) Parameter Fisik.

b) Parameter Kimiawi :

Kimia Organik.

Kimia Anorganik.

1. Kedudukan PT. SUCOFINDO SBU Mineral cabang Samarinda

Sebagai cabang madya SUCOFINDO SBU Mineral cabang Samarinda

membawahi beberapa cabang di Kalimantan Timur antara lain:

a) SUCOFINDO laboratorium berau.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 7

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

b) SUCOFINDO laboratorium Sangatta.

c) SUCOFINDO laboratorium Tanah Merah Coal Terminal.

2. Struktur Organisasi

Pembagian kerja dalam sebuah organisasi sangat diperlukan guna

mencegah kemungkinan terjadinya tumpang tindih pekerjaan yang semakin

besar. Untuk alasan tersebut PT. SUCOFINDO SBU Mineral cabang

Samarinda melakukan pembagian kerja ini pada masing-masing bagian

sampai dengan unit organisasi terkecil.

Dengan pembagian tugas atau pekerjaan ini sekaligus dapat ditetapkan

struktur organisasi, tugas, fungsi, hubungan, wewenang, dan tanggung

jawab masing-masing unit organisasi. Pembagian waktu kerja tersebut

bukan saja perlu dilihat dari manfaat adanya spesialisasi pekerjaan, tetapi

juga dalam rangka mewujudkan penempatan orang yang tepat pada jabatan

yang tepat dalam rangka mempermudah pengawasan oleh atasan.

3. Administrasi Laboratorium PT. SUCOFINDO SBU Mineral cabang

Samarinda

PT. SUCOFINDO SBU Mineral cabang Samarinda mempunyai

administrasi sampel sebagai berikut:

a) Sampel yang diambil oleh sampel boy dari klien, diserahkan ke

costumer service untuk diberikan nomor registrasi sampel.

b) Sampel masuk ke bagian administrasi dan diberi nomor referensi

kemudian dicatat nomor referensinya, tanggal penerimaan sampel,

alamat klien, parameter analisa yang diminta dan waktu rencana selesai

dalam buku penerimaan sampel berdasarkan jenis dari sampelnya

(shipment atau nonshipment).

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 8

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

c) Kemudian sampel di serahkan kebagian laboratorium, lalu dibuatkan

instruksi analisanya oleh koordinator analis.

d) Parameter analisa yang diminta dikerjakan oleh personil laboratorium.

e) Setelah semua parameter analisa selesai, hasilnya direkap dalam

analysis summary sheet dan diserahkan ke bagian administrasi untuk

diinput dan dicetak lalu dikoreksi oleh koordinator laboratorium.

f) Hasilnya kemudian dibuat laporan report of analisys (certificate).

g) Sertifikat ini kemudian diparaf oleh koordinator laboratorium dan

ditandatangani oleh manager operasional.

h) Sertifikat diserahkan kembali pada bagian costumer service untuk

dibubuhi stempel dan didistribusikan, yang kemudian sertifikat tersebut

dikirim kepada klien atau pelanggan sesuai alamatnya.

i) Pengambilan sertifikat kepada klien atau pelanggan sekaligus pula

invoice atau tagihan atas biaya analisa.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 9

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

BAB III

LANDASAN TEORI

A. Umum

Hidrosfer adalah lingkungan air yang sangat luas sangat berpengaruh

terhadap iklim. Karena air lebih sulit menjadi panas dibanding litosfer maka, di

siang hari air lebih sulit dingin dari pada tanah dan pada malam hari air akan

lebih lambat menjadi dingin sehingga air lebih panas dari pada daratan di

malam hari. Dengan demikian cuaca di daerah pantai tidak terlalu banyak

berubah dibanding dengan daerah pegunungan. Cuaca berpengaruh terhadap

lingkungan air, air yang panas berasal dari daerah tropis akan mengalir ke

daerah yang lebih dingin (ke arah kutub) di permukaan laut sehingga lapisan air

bagian dalam mengalir ke arah yang sebaliknya yaitu dari daerah kutub ke

daerah tropis.

B. Sumber–sumber Air

Sumber air adalah air permukaan, air tanah, dan air meteorik.

a) Air permukaan adalah air yang terdiri dari air sungai, air danau, air

waduk, air saluran, mata air, air rawa, dan air gua.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 10

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

b) Air tanah bebas adalah air dari akifer yang hanya sebagian tensi air dan

terletak pada suatu dasar yang kedap air serta mempunyai permukaan bebas.

c) Air tanah tertekan adalah air dari akifer yang sepenuhnya jenuh air dengan

bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan yang kedap air.

d) Akifer adalah suatu lapisan pembawa air.

e) Epilimnion adalah lapisan atas danau/waduk yang suhunya relatif sama.

f) Termoklin/metalimnion adalah lapisan danau yang mengalami penurunan

suhu yang cukup besar (lebih dari 1o C/m) ke arah dasar danau.

g) Hipolimnion adalah lapisan bawah danau yang mempunyai suhu relatif

sama dan lebih dingin dari lapisan di atasnya, biasanya lapisan ini

mengandung kadar oksigen yang rendah dan relatif stabil.

h) Air meteorik adalah air dari labu ukur di stasion meteo, air meteorik yang

ditampung langsung dari hujan dan air meteorik dari bak penampung hujan.

Kualitas berbagai sumber air tersebut berbeda–beda sesuai dengan

kondisi alam serta aktifitas manusia yang ada disekitarnya. Air tanah

dangkal dan air permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah sekitarnya

tidak tercemar, oleh karenanya sangat bervariasi kualitasnya. Banyak zat

terlarut ataupun tersuspensi di dalamnya selama perjalanannya menuju laut.

Namun selama perjalanannya pula air dapat membersihkan dirinya karena

adanya sinar ultraviolet dari matahari, aliran serta kemungkinan–

kemungkinan terjadinya reaksi–reaksi antara zat kimia yang terlarut dan

terjadinya pengendapan–pengendapan.

C. Beberapa Sifat Air Yang Penting

1. Sifat Fisik

Air di dunia ini didapatkan dari tiga wujudnya yaitu bentuk padat

sebagai es, bentuk cair sebagai air, dan bentuk gas sebagai bentuk uap air.

Bentuk mana yang akan didapatkan tergantung keadaan cuaca yang ada

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 11

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

disekitarnya. Kepadatan (Density) air seperti halnya wujud, juga tergantung

dari temperatur dan tekanan barometris. Pada umumnya, densitas meningkat

dengan menurunnya temperatur sampai tercapai maksimum pada 4oC.

Apabila temperatur turun lagi maka densitas akan turun pula.

2. Sifat Kimiawi

Air yang bersih mempunyai pH = 7.00 dan oksigen terlarut (DO) jenuh

pada 9 mg/L. Air merupakan pelarut universal hampir semua jenis zat dapat

larut di dalam air. Air juga cairan biologis yang terdapat dalam tubuh semua

organisme Dengan demikian spesies kimiawi yang ada di dalam air

berjumlah sangat besar.

3. Sifat Biologis

Kehidupan itu dikatakan berasal dari air (laut). Di dalam perairan selalu

didapat kehidupan flora dan fauna. Benda hidup ini berpengaruh terhadap

kulitas air. Di dalam suatu lingkungan air terdapat berbagai benda hidup

yang khas bagi lingkungan tersebut. Benda hidup di perairan, karenanya

dibagi kedalam organisme yang native dan yang tidak native bagi

lingkungan tersebut.

Organisme native dalam badan air biasanya merupakan organisme yang

tidak pathogen terhadap manusia. Organisme yang tidak native dapat

berasal dari air limbah, air hujan, debu, dll. Organisme ini dapat hidup di

perairan yang mengandung zat hara atau makanan baginya. Sebagaimana

halnya semua organisme, setiap jenis organisme di dalam perairan yang

mempunyai fungsi yang sangat khusus dalam lingkungan tersebut dan

membentuk ekosistem akuatik yang khas.

D. Pengaruh Air Terhadap Kesehatan

1. Pengaruh Tidak Langsung

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 12

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Pengaruh tidak langsung adalah pengaruh yang timbul sebagai akibat

pendayagunaan yang dapat meningkatkan atau menurunkan kesejahteraan

masyarakat. Misalnya air yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik,

untuk industri, untuk irigasi dan perikanan. Pengotoran air dapat

menurunkan kesejahteraan masyarakat misalnya adalah pengotoran badan-

badan air dengan zat-zat kimia yang dapat menurunkan kadar oksigen

terlarut, zat-zat kimia tidak beracun yang sukar diuraikan secara alamiah

dan menyebabkan masalah khusus seperti estetika kekeruhan karena adanya

zat-zat tersuspensi.

a) Zat-zat pengikat oksigen

Zat-zat pengikat oksigen kebanyakan adalah zat kimia organik. Zat-

zat kimia organik banyak yang dimanfaatkan oleh mikroorganisme

sebagai sumber energi dan dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Zat-zat

tersebut diuraikan dalam proses metabolisme mikroba dan terbentuklah

senyawa-senyawa sederhana dan pada akhirnya menjadi zat anorganik

dan gas. Reaksi-reaksi biokimia ini dapat terjadi karena adanya oksigen

terlarut. Pengaruh zat pengikat oksigen ini terhadap kesehatan secara

tidak langsung karena kematian mata rantai makanan (ikan) karena

transfer oksigen dari udara ke air berjalan lebih lambat dari pada

penggunaannya dalam proses biokimia pada kadar oksigen kurang dari 3

- 5 mg/L.

b) Material Tersuspensi

Material tersuspensi adalah materi yang mempunyai ukuran lebih

besar dari pada molekul yang terlarut. Material tersuspensi ini dapat

digolongkan menjadi dua yaitu zat padat dan koloid. Zat padat

tersuspensi dapat mengendap apabila keadaan air cukup tenang dan

mengapung apabila cukup ringan

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 13

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Materi tersuspensi mempunyai efek yang kurang baik terhadap

kualitas air karena menyebabkan kekeruhan dan mengurangi cahaya

yang dapat masuk ke dalam air.

c) Zat kimia penyebab masalah khusus

Kedalam kategori ini termasuk segala macam zat organik dan

anorganik. Misalnya fenol yang bereaksi dengan khlor (disinfektan

dalam pengolahan air) menjadi khorofenol yang menimbulkan bau dan

rasa yang tidak enak dapat pula masuk ke dalam tubuh ikan yang

menyebabkan rasa bau dan rasa daging kurang enak.

2. Pengaruh langsung

Pengaruh langsung terhadap kesehatan tergantung sekali pada kualitas

air dan terjadi karena air berfungsi sebagai penyalur ataupun penyebar

penyakit atau sebagai sarang insekta penyebab penyakit

Hal-hal yang dapat langsung mempengaruhi kesehatan adalah :

a) Zat-zat kimia yang persisten

Zat-zat kimia yang tidak dapat diuraikan dalam jangka waktu lama

dalam kondisi perairan yang normal disebut sebagai zat persisten.

Karena tidak didapat mekanisme alamiah yang dapat menguraikan zat-

zat tersebut dan tidak ada jalan alamiah bagi perairan untuk

membersihkan diri dari zat tersebut, maka akan timbul akumulasi di

dalam air maupun di dalam organisme air.

b) Zat radioaktif

Zat radioaktif dalam jumlah banyak akan menimbulkan efek

terhadap kesehatan tetapi hal ini tidak akan terjadi apabila pengendalian

buangan zat radioktif dilakukan dengan sangat ketat. Namun dalam

jumlah sedikit dapat menimbulkan masalah apabila terjadi

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 14

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

biomagnefikasi di dalam organisme akuatik. Besar kecilnya masalah ini

tergantung pada kadar magnifikasi.

c) Penyebab penyakit

Penyakit menular yang disebabkan oleh air secara langsung diantara

masyarakat serangkali dinyatakan sebagai penyakit bawaan air ‘’water

borne diseases’’.Penyakit–penyakit ini hanya dapat menular apabila

mikroba masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk

memenuhi kebutuhannya. Sedangkan jenis mikroba yang dapat

menyebar lewat air banyak macamnya. Mulai dari virus, bakteri,

protozoa, metazoan.

E. Pengendalian Pencemaran Air

Pencemaran terhadap lingkungan sukar untuk ditarik batasannya, karena

limbah yang masuk ke udara baik langsung maupun tidak langsung akan sampai

ke badan air. Demikian juga dengan limbah yang masuk ke dalam tanah bisa

sampai ke air permukaan ataupun udara. Untuk itu, pencegahan pencemaran

yang terbaik adalah pencegahan yang dilakukan di sumbernya.

Masuknya unsur asing ke dalam air disebut kontaminasi. Pencemaran adalah

kontaminasi yang mencapai tingkat yang dapat mengganggu atau turunnya

kualitas ke tingkat tertentu, sehingga tidak dapat berfungsi lagi sesuai

peruntukkannya. Dengan berpegangan pada ungkapan di atas maka

“Pencemaran air” dapat diartikan sebagai “Masuknya unsur asing dalam

kuantitas yang dapat mengakibatkan gangguan pada penggunaannya untuk

suatu peruntukkan yang telah ditetapkan”.

F. Standard Air Bersih

Standard Baku Mutu terhadap air bersih terbagi atas dua, yaitu :

1. Parameter Fisik

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 15

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

a) TDS (Total Dissolved Solid)

TDS adalah padatan terlarut yaitu padatan-padatan yang mempunyai

ukuran lebih kecil daripada padatan terendap. Padatan-padatan ini terdiri

dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang larut air, mineral dan

garam-garamnya. Sebagai contoh, air buangan pabrik gula biasanya

mengandung berbagai jenis gula yang larut, sedangkan pada air buangan

industri kimia sering mengandung mineral seperti Merkuri (Hg), Timbal

(Pb), dan Arsen (As).

2. Parmeter Kimia

a) pH

pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan, melalui

konsentrasi ion hidrogen (H+). Ion hidrogen merupakan faktor utama

untuk mengerti reaksi kimiawi dalam ilmu teknik penyehatan karena :

1) H+ selalu ada dalam keseimbangan dinamis dengan air (H2O) yang

membentuk suasana untuk semua reaksi kimiawi yang diberkaitan

dengan masalah pencemaran air dimana sumber ion hidrogen tidak

pernah habis.

2) H+ tidak hanya merupakan unsur molekul H2O saja, tetapi juga

merupakan unsur banyak senyawa lainnya, hingga jumlah reaksi

tanpa (H+) dapat dikatakan hanya sedikit saja.

Nilai pH yang normal adalah sekitar netral, yaitu antara pH 6 - 8.

Artinya pada angka 6 sampai 8 inilah keasaman tidak terlalu tinggi dan

kebasaannya tidak terlalu rendah.

Kebasaan air adalah suatu kapasitas air untuk menetralkan asam. Hal

ini disebabkan ada basa atau garam basa yang terdapat dalam air.

Misalnya NaOH, Ca(OH)2 dan sebagainya. Garam basa yang sering

dijumpai adalah Karbonat, logam-logam Natrium, Kalsium,

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 16

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Magnesium, dan sebagainya. Kebasaan yang tinggi belum tentu pHnya

tinggi.

Keasaman adalah kemampuan untuk menetralkan basa. Keasaman

yang tinggi belum tentu mempunyai pH yang rendah. Suatu asam yang

lemah dapat mempunyai keasaman yang tinggi, artinya mempunyai

potensi untuk melepaskan hidrogen. Contohnya ialah asam Karbonat,

asam Asetat, dan asam organik lainnya. Keasaman dibedakan antara

keasaman bebas dan keasaman total. Keasaman bebas disebabkan oleh

asam-asam kuat seperti asam Klorida dan asam Sulfat. Keasaman bebas

dapat banyak menurunkan pH. Keasaman total terdiri dari keasaman

bebas ditambah keasaman yang disebabkan oleh asam lemah.

b) Tembaga (Cu)

Tembaga ialah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan

liat. Ia tak larut dalam asam Klorida dan asam Sulfat encer, meskipun

dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Asam Nitrat yang sedang

pekatnya (8M) dengan mudah melarutkan tembaga :

3Cu + 8HNO3 → 3Cu2+ + 6NO3- + 2NO( gas ) + 2H2O

Asam sulfat pekat panas juga melarutkan tembaga :

Cu + 2H2SO4 → Cu2+ + SO42- + SO2 ( gas ) + 2H2O

Tembaga mudah pula larut dalam air raja :

3Cu + 6HCl + 2HNO3 → 3Cu2+ + 6Cl- + 2NO ( gas ) + 4H2O

c) Cadmium (Cd)

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 17

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Cadmium adalah logam putih keperakan yang dapat ditempa dan

liat. Ia melarut dengan lambat dalam asam encer dengan melepaskan

hidrogen (disebabkan potensial elektrodanya yang negatif) :

Cd + 2 H+ → Cd2+ + H2 ( gas )

d) Arsen (As)

Arsen adalah zat padat yang berwarna abu-abu seperti baja, getas

dan memiliki kilap logam. Jika dipanaskan, Arsen tersublimasi dan

timbul bau seperti bawang putih yang khas, ketika dipanaskan dalam

aliran udara bebas. Arsen terbakar dengan nyala biru, menghasilkan

asam putih Arsen (III) Oksida, As4O6. Semua senyawa Arsen beracun.

Unsur ini tak larut dalam asam Klorida dan asan Sulfat encer.

e) Besi (Fe)

Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuh

dan liat. Jarang terdapat Besi komersial yang murni, biasanya Besi

mengandung sejumlah kecil Karbida, Silusida, Fosfida dan Sulfida dari

Besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar itu memainkan peranan

penting dalam kekuatan struktur Besi. Asam Klorida encer atau pekat

dan asam Sulfat encer melarutkan Besi, dan menghasilkan gara-garam

Besi (II) dan gas hidrogen :

Fe + 2H+ → Fe2+ + H2 ( gas )

Fe + 2HCl → Fe2+ + 2Cl- + H2 ( gas )

f) Kromium (Cr)

Kromium adalah logam kristalin yang putih, tidak begitu liat dan

tidak dapat ditempa dengan berarti. Logam ini larut dalam asam Klorida

encer atau pekat. Jika tidak terkena udara, akan terbentuk ion-ion

Kromium (II) :

Cr + 2H+ → Cr2+ + H2 ( gas )

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 18

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Cr + 2HCl → Cr2+ + 2Cl- + H2 ( gas )

g) Mangan (Mn)

Mangan adalah logam putih abu-abu yang penampilannya serupa

Besi tuang. Ia bereaksi dengan air hangat membentuk Mangan (II)

Hidroksida dan gas hidrogen :

Mn + 2 H2O → Mn(OH)2 + H2 ( gas )

Asam mineral encer dan juga asam Asetat melarutkannya dengan

menghasilkan garam mangan (II) dan gas hidrogen :

Mn + 2 H+ → Mn2+ + H2 ( gas )

h) Zinc (Zn)

Zinc adalah logam yang putih kebiruan. Logam ini cukup mudah

ditempa dan liat. Logamnya yang murni, melarut lambat sekali dalam

asam dan dalam alkali; adanya zat-zat pencemar dengan Platinium atau

Tembaga yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan

garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi.

i) Selenium (Se)

Selenium mudah larut dalam asam Nitrat pekat atau air raja

membentuk asam Selenit, H2SeO3.

j) Nitrit (NO2-)

Perak Nitrit larut sangat sedikit dalam air. Semua Nitrit lainnya larut

dalam air.

k) Sianida (CN-)

Hanya Sianida dari logam-logam alkali dan alkali tanah yang larut

dalam air, larutan ini bereaksi basa disebabkan oleh hidrolisis :

CN- + H2O → HCN + OH-

Semua Sianida sangat beracun. Asam bebasnya, HCN mudah

menguap dan berbahaya.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 19

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

l) Fluorida (F-)

Fluorida dari logam alkali yang umum dan dari Perak, Merkuri,

Almunium dan Nikel mudah larut dalam air. Sedangkan Fluorida dari

Timbel, Tembaga, Besi (III), Barium dan Litium larut sedikit, dan

Fluorida dari logam alkali tanah yang lainnya tidak larut dalam air.

m) Nitrat (NO3-)

Semua Nitrat larut dalam air. Nitrat dari Merkuri dan Bismut

menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air, garam-garam ini

larut dalam asam Nitrat encer.

n) Klorida

Kelarutan kebanyakan Klorida larut dalam air. Hg2Cl2, AgCl, dan

PbCl2 yang ini larut sangat sedikit dalam air dingin tetapi mudah larut

dalam air mendidih. CuCl, BiOCl, SbOCl, dan Hg2OCl2 tak larut dalam

air.

o) Sulfat (SO42-)

Kelarutan Sulfat dari Barium, Strontium, dan Timbel praktis tak

larut dalam air. Sulfat dari Kalsium dan Merkurium (II) larut sedikit dan

kebanyakan Sulfat dari logam-logam sisanya larut. Beberapa Sulfat basa

misalnya dari Merkurium, Bismut, dan Kromium juga tak larut dalam

air tetapi larut dalam HCl encer atau HNO3 encer.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 20

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

BAB IV

PARAMETER AIR BERSIH

A. INORGANIK CHEMICAL

1. Arsen (As)

a) Tujuan

Menentukan konsentrasi Arsen (As) menggunakan AAS.

b) Ruang Lingkup

Metoda ini dapat digunakan untuk semua jenis air.

c) Referensi

Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 19th

edition, 1995.

d) Prinsip Analisa

As (lll) (arsen teroksidasi) diubah menjadi senyawa hidrid volatile oleh

reagentt Na Borhidrida dalam suasana asam. Senyawa hidrid As

tersebut secara kontinyu didorong ke atomizer oleh gas innert (Argon

atau Nitrogen) sehingga membentuk phasa gas - atom As dalam alat

AAS.

e) Alat & Bahan Kimia

1) Alat

AAS – Vapour Generator Accessories.

Neraca analitik 200 mg, ketelitian 0.1 mg.

Alat - alat gelas.

2) Bahan

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 21

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

NaBH4

NaOH

Nal

H2SO4 pekat

HCl

Gas Ar/ N2 murni

AsO5

(CH) 3 AsOOH

HClO4

HNO3

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 22

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

f) Rincian Instruksi Kerja

1) Persiapan sampel

Pipet 25 mL contoh, tambahkan 5 mL HCl 1: 1.

Panaskan pada suhu 80°C, selama 2 jam (lapisi dengan asbes untuk menghindari

pendidihan).

Dinginkan pada suhu kamar, dan himpitkan hingga 50 mL.

2) Persiapan pereaksi

a. Reagentt Sodium Borhidrat

Larutkan 8 gram NaBH4 dalam 200 mL NaOH 0.1 N, siapkan reagentt apabila

akan dipakai (dalam keadaan fresh).

b. Larutan Pra reduktan Nal

Larutkan 50 gram Nal dalam 500 mL aquadest, siapkan reagentt apabila akan

dipakai (dalam keadaan fresh).

c. Asam Sulfat 2.5 N

Tambahkan 35 mL H2SO4 perlahan-lahan ke dalam 400 mL aquadest.

Dinginkan, himpitkan hingga 500 mL menggunakan aquadest.

3) Pembuatan larutan standard

a. Larutan Stock As (lll)

Larutkan 1.320 gram As2O3 dalam aquadest yang mengandung 4 gram NaOH.

Larutkan hingga 1000 mL menggunakan aquadest. 1 mL = 1000

g As (lll).

b. Larutan intermediet As (lll)

Larutkan 10 mL larutan stock As (lll) hingga 1000 mL dengan aquadest yang

mengandung 5 mL HCl pekat.

1 mL = 10 g As (lll).

c. Larutan kerja As (lll)

Larutkan 10 mL larutan intermediet As (lll) hingga 1000 mL dengan aquadest

yang mengandung 5 mL HNO3.

d. Larutan stock As (V)

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 23

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Larutkan 1.534 gram As2O5 dalam aquadest yang mengandung 4 gram

NaOH.

Larutkan hingga 1 L menggunakan aquadest.

1 mL = 1 mg As (V).

e. Larutan intermediet As (V)

Sebagaimana prosedur pembuatan larutan intermediet As (lll).

1 mL = 10 g As (V).

f. Larutan kerja As (V)

Sebagaimana prosedur pembuatan larutan kerja As (lll).

1 mL = 0.1 g As (V).

g. Larutan stock As organik

Larutkan 1.842 gram dimethylarsinic (Cacodylic Acid), (CH3)2 AsOOH

dalam aquadest yang mengandung 4 gram NaOH.

Larutkan hingga 1 liter menggunakan aquadest.

1 mL = 1000 g As.

Catatan :

Cek kemurnian Cacodylic Acid menggunakan larutan intermediet As (50 – 100

ppm) menggunakan Flame Atomic Absorption.

h. Larutan intermediet As organik

Sebagaimana prosedur pembuatan larutan intemediet As (lll).

1 mL = 10 g As.

i. Larutan kerja As organik

Sebagaimana prosedur pembuatan larutan kerja As (lll).

1 mL = 0.1 g As.

4) Pembuatan kurva standard

Pipet 0.00, 1.00, 2.00, 5.00, 10.00, 15.00, 20.00 mL larutan kerja As (lll), masukan

ke dalam labu ukur 100 mL.

Tambahkan 2-5 mL HNO3 pekat, himpitkan hingga 100 mL.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 24

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Deretan larutan standard yang didapat adalah 0.00, 1.00, 2.00, 5.00, 10.00, 15.00,

dan 20.00 g/ L.

Baca nilai absorbansinya menggunakan AAS-VGA, pereaksi NaBH4, pereaksi Nal,

lampu katoda As, panjang gelombang 193.7 nm.

Plot kurva standard dengan nilai absorbansi sebagai sumbu Y dan konsentrasi As

sebagai sumbu X.

Tentukan persamaan regresi, untuk mengetahui nilai Slope dan intersep.

5) Prosedur pengerjaan

Siapkan alat Vapour Generating Accessories (VGA), gabungkan dengan AAS.

Siapkan larutan Sodium Borohydrid dan larutan pra reduktan Sodium Iodida,

gabungkan dengan alat VGA.

Baca nilai absorbansi contoh menggunakan AAS-VGA, sebagaimana prosedur

pembuatan kurva standard.

Plot hasil pembacaan absorbansi pada kurva standard, hitung konsentrasi As.

6) Cara Menyatakan Hasil

Konsentrasi As (g/ L) = (Y – B)/ A

Dimana :

Y = Nilai absorbansi yang terbaca.

B = Intercept persamaan regresi linear.

A = Slope persamaan regresi linear.

Catatan :

Konsentrasi As dinyatakan dalam mg/L

2. Fluorida (F-)

a) Tujuan

Menentukan kadar Flourida dalam air.

b) Ruang Lingkup

Metoda ini dapat digunakan untuk menentukan kadar Fluorida (F-) dalam contoh air dan

untuk semua jenis contoh air dengan menggunakan metoda “SPADNS”.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 25

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

c) Referensi

Standard Methods, 1985.16th Edition.

d) Prinsip Analisa

Metoda kolorimetric SPANDS berdasarkan pada reaksi antara Fluorida dengan larutan

zirconium-dye yang berwarna merah.

Campuran Fluorida dan Zirconium membentuk senyawa kompleks yang tidak berwarna,

warna merah yang proposional menunjukkan konsentrasi Fluorida.

Metoda ini disetujui oleh EPA untuk laporan NPDES dan NPDWR untuk contoh telah

didestilasi.

Contoh air laut dan air limbah harus didestilasi terlebih dahulu.

Di bawah ini adalah ion-ion pengganggu yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan 0.1

mg/L pada metoda SPANDS.

e) Alat & Bahan Kimia

1) Alat

Spektrofotometer HACH DR/2000

2) Bahan

Spands.

f) Rincian Instruksi Kerja

1) Persiapan pereaksi

a. Larutan “SPADNS”

Larutkan 958 mg SPADNS, Sodium 2 (parasulphophenylazo) 1 – 8 dihyroxy

3,6 naphthalene disulfonate, juga disebut 4,5 dihydroxy–3–(parasulphenylazo)

2,7 naphtalenedisulfonic acid trisodium salt dalam 500 mL aquadest.

2) Analisa/ testing

a. Prosedur pengerjaan

Cari program nomor untuk Fluorida

Tekan nomor : 190 Read/ Enter

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 26

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Pada display akan terlihat : Dial nm to 580

Putar panjang gelombang sampai 580 nm pada display

Tekan : Read/ Enter

Pada display akan terlihat : mg/L F –.

Masukkan 25 mL contoh ke dalam standard.

Masukkan 25 mL aquadest ke dalam standard kedua sebagai blanko.

Tambahkan 5 mL pereaksi SPANDS ke dalam masing-masing standard.

Diamkan 1 menit.

Masukkan standard blanko ke dalam cell holder dan tutup.

Tekan : Zero.

Pada display akan terlihat : Wait lalu 0.00 mg/L F – .

Masukkan standard contoh ke dalam cell holder dan tutup.

Tekan : Read/ Enter.

Pada display akan terlihat : Wait.

Hasil dalam mg/L F –.

g. Catatan-Catatan:

Larutan SPANDS tersedia dalam keadaan jadi (sebagai alternatif lain)

Bila konsentrasi flourida tinggi dapat dilihat dengan jelas secara visual, warna

merah jernih atau berwarna nerah muda. Sehingga pada saat dibaca didisplay

HACH akan tertulis “OVER”. Jika terjadi hal demikian contoh harus

diencerkan.

2. Chromium Hexavalant

a) Tujuan

Mengetahui kandungan Cr+6 dalam contoh air secara spektrofotometer

b) Ruang lingkup

Instruksi Kerja ini digunakan untuk menentukan kandungan khrom (VI) dalam semua

jenis contoh air.

c) Acuan

Standard methods for the Examination of Water and Wastewater, 20th edition, 1998.d) Prinsip analisa

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 27

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Cr6+ akan bereaksi dengan diphenylcarbazide dalam larutan suasana asam membentuk komplek warna merah–violet yang intensitasnya dapat diukur dengan spektrofotometer pada gelombang 540 nm.

e) Alat dan Bahan kimia

1) Alat

spektrofotometer

Pipet volume

Labu ukur

2) Bahan

S-Diphenyl carbazide

Larutan baku Cr+6

H2SO4 pekat

Ethanol 95%

f) Prosedur kerja

1) Persiapan pereakasi

S-Dyphenyl carbazideLarutkan 250 mg S-Diphenil carbazide dalam 50 mL aceton . Simpan dalam botol coklat.

Larutan baku Cr 6+ 50 ppmLarutkan 141,4 mg K2Cr2O7 anhydrous dalam 1 liter air.1 mL larutan tersebut mengandung 50 ug Cr6+

Larutan kerja Cr6+ 1 ppmPipet 2 mL larutan Cr6+ 50 ppm, masukkan ke dalam labu ukur 100 mL, tepatkan dengan aquadest kocok.

1 mL larutan mengandung 1 ug Cr6+

.

2) Analisa contoh

Contoh yang telah disaring, diasamkan dengan 0.2 N H2SO4 sampai pH 1.0 ± 0.3.

Pindahkan contoh ke dalam labu ukur 100 mL dan impitkan.

Tambahkan 2,0 mL S-Diphenylcarbazide. Kocok

Diamkan selama 5-10 menit kemudian baca dengan spektro pada gelombang 540 nm.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 28

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

g) Pelaporan

a. Perhitungan

b. Bentuk laporan

Hasil dilaporkan dalam satuan mg/ liter (ppm).

Catatan-catatan :

Buat evaluasi absorbansi larutan kerja Cr6+ dari beberapa kali kalibrasi. Apabila terjadi penyimpangan yang berarti. Gunakan larutan kerja dan pereaksi yang baru.

Contoh :Abs. Cr6+ 1 g = 1) 0,100

2) 0,0963) 0,0954) 0,070.

4. Cadmium

a) Tujuan

Menentukan kadar Cadmium (Cd) menggunakan AAS

b) Ruang lingkup

Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis contoh air

c) Acuan

Standard methods, 1985.16th edition

d) Prinsip analisa

Ion-ion logam berat, ion alkali dan alkali tanah, dalam suasana asam, dapat diukur dengan

prinsip kerja AAS

e) Alat dan Bahan kimia

2) Alat

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 29

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

AAS

Pipet volume 100 ml

Labu ukur 100 ml

Pipet skala 10 ml

Hot plate

Bahan

HNO3 1:1

Aquadest

HNO3 pekat

f) Prosedur kerja

i. Persiapan pereaksi

a. HNO3 1:1

Campurkan 1 bagian HNO3 pekat dengan 1 bagian volume aquades. Dinginkan.

ii. Prosedur pengerjaan

Pipet 100 ml contoh, masukan kedalam gelas piala 100 ml

Tambahkan 5 ml HNO3 1:1

Dipanaskan diatas hot plate hingga tersisa larutan 50 ml dalam gelas piala, dan

didinginkan.

Diencerkan dengan aquadest kedalam labu ukur 100 ml, dihimpitkan hingga tanda

garis dan dihomogenkan

Buat blanko.

Baca dengan AAS pada panjang gelombang 226,5 nm

g) Cara pelaporan

Perhitungan

Ppm hasil pembacaan AAS × FP × 50 Ion logam =

25

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 30

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

h) Catatan-catatan

a) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa

Pembacaan absorbansi contoh harus berada dalam kisaran absorbansi kurva baku.

Apabila berlebihan harus diencerkan

Lakukan analisa menggunakan reference material atau reference sampel setiap

minggu 1 kali

Lakukan evaluasi absorbansi larutan baku dan blanko satu minggu 1 kali

b) Persyaratan kualitas

Detection limit : 4 ug/liter

5. Nitrit ( NO2- )

a) Tujuan

Untuk menentukan kandungan Nitrit (NO2-).

b) Ruang Lingkup

Metoda ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan NO2 dalam semua jenis air.

c) Acuan

Standard Methods,1985.16th edition

d) Prinsip Analisa

Uji ini berdasarkan reaksi diazotisasi asam sulfanilat oleh nitrit, yang diikuti reaksi kopling

dengan α-naftilamin membentuk suatu zat pewarna azo yang merah.

Penambahan asam tartarat dimaksudkan untuk menutupi ion besi.

e) Alat & Bahan Kimia

3) Alat

Spektrofotometer UV.

Pipet volume.

Labu ukur.

Bahan

Pereaksi nitrit α-naftilamin

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 31

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Asam sulfanilat

Asam tartarat

Rincian Instruksi Kerja

i. Persiapan pereaksi

a. Pereaksi nitrit

1. Timbang 1 gram α-naftilamin, 10 gram asam

sulfanilat, 89 gram asam tartarat

2. Campurkan semuanya dan digerus sampai merata

2) Pembuatan larutan standard

a. Larutan stock Nitrit (NO2-) 250 ppm

Larutkan NaNO2 1,2320 gram dalam aquadest, kemudian encerkan hingga

1000 mL dalam labu ukur.

1 mL = 250 g N = 250 ppm N

Buat standar kerja 2,5 ppm. 1 ml = 2,5 g N.dengan melakukan pengenceran

100 kali larutan baku

3) Prosedur pengerjaan

Pipet 50 ml contoh ke dalam labu ukur 50 ml, di tambahkan seujung spatula

pereaksi nitrit. Biarkan 10 menit dan baca dengan spektro pada panjang

gelombang 520 nm

Buat kurva baku (0-10 g N-NO2)

Plot grafik kurva baku dan tentukan slopenya

Jika sebelum 10 menit warna larutan berubah menjadi warna merah anggur

pekat atau coklat, ulangi pengerjaan di atas dengan volume sampel diperkecil

Buat blanko dengan prosedur yang sama.

g) Cara Menyatakan Hasil

1) Kadar NO2

Absorbansi contoh mg/l NO2 = × FP× Slope

Absorbansi standarCatatan :

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 32

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Konsentrasi NO2

- dalam mg/L.

Kepekaan / detection limit = 0,03 mg/l N-NO2

6. Nitrat ( NO3-)

a) Tujuan

Untuk menentukan kandungan anion Nitrat (NO3-) dengan metode HACH (reduksi

Kadmium).

b) Ruang Lingkup

Metoda ini dapat digunakan untuk jenis air jernih dengan konsentrasi antara 0 s/d 4.5

mg/L N03- .

c) Referensi

DR 2010 Spektrofotometer Handbook.

d) Prinsip Analisa

Logam Kadmium mereduksi Nitrat menjadi Nitrit. Ion Nitrit bereaksi dalam suasana asam

dengan asam Sulfanilik menjadi bentuk garam Diazonium.

e) Alat & Bahan Kimia

1) Alat

HACH Spectrofotometer.

Alat-alat gelas.

2) Bahan

Nitra Ver 5 Nitrat.

f) Rincian Instrtuksi Kerja

1) Prosedur pengerjaan

Cari program nomor untuk Nitrat nitrogen dengan kisaran menengah.

Tekan nomor : 353 Read/ Enter.

Pada display akan terlihat : Dial nm to 400.

Putar panjang gelombang sampai 400 nm pada display.

Tekan : Read/ enter.

Pada display akan terlihat : mg/L NNO3-M.

Tuangkan 25 mL contoh pada standard sampai tanda garis.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 33

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Buat blanko menggunakan standard lainnya.

Tambahkan reagentt Nitra Ver 5 Nitrat (dalam bentuk bantalan kecil)

Kocok selama 1 menit dan diamkan selama 2 menit.

Masukkan standard blanko pada cell holder dan tutup.

Tekan : Zero.

Pada display akan terlihat : Wait, lalu 0.0 mg/L NNO3-M.

Ganti dengan standard contoh pada cell holder dan tutup.

Tekan : Read/ Enter.

Pada display akan terlihat : Wait.

Hasil dalam mg/L Nitrat sebagai NO3- akan terbaca pada display.

3) Catatan

Kurva kalibrasi dan hasil analisa secara otomatis direkam dalam sistem

komputer yang dihubungkan ke alat.

Apabila hasil analisa sebagai Nitrat + Nitrit nitrogen, maka konsentrasi Nitrat

hasil analisa harus dikurangi dengan konsentrasi Nitrit .

7. Cyanide

a) Tujuan

Menetapkan konsentrasi Cyanide (CN-) dalam contoh air

b) Ruang lingkup

Metode ini dapat digunakan untuk menentukan kadar CN- dalam contoh air

c) Acuan

Standard methods,1985.16th edition

d) Prinsip analisa

Prinsip dari metoda ini adalah pembentukan reaksi komplek berwarna dari ion CN- dengan

asam barbiturat

e) Alat dan bahan kimia

1) Alat

Labu ukur

Spektrofotometer

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 34

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Pipet volume

2) Bahan

NaOH 0,2 N

Chloramine

KH2PO4

Barbituric acid/pyridine

f) Rincian Instruksi Kerja

1) Persiapan pereaksi

a. Barbituric acid

Larutkan 15 gram barbituric acid dengan sedikit aquadest

Tambahkan 75 ml pyridine, 15 ml HCl fuming min, 37 %

Setelah dingin himpitkan menjadi 250 ml aquadest

b. Chloramines T

Larutkan 1 gram chloramines T dalam 100 cc aquadest

c. KH2PO4

Larutkan 150 gram KH2PO4 dalam 850 ml aquadest

d. NaOH

Larutkan 8 gram NaOH dalam 1 liter aquadest

2) Analisa

Pipet 20 ml sampel ke dalam labu ukur 50 ml tambah 10 ml NaOH 0,2 N,7,5 ml

KH2PO4 ,0,75 ml chloramines

Kocok, setelah 1 menit tambahkan 1,5 ml barbituric dan impitkan sampai tanda

garis dengan aquadest

Setelah 20 menit, baca dengan spektro pada panjang gelombang 370 nm

Buat kurva kalibrasi 0ml, 0,5 ml. 1,0 ml dan 2,0 ml larutan baku CN - , lakukan

sesuai dengan cara kerja untuk contoh uji

g) Perhitungan

Abs. sampelKonsentrasi CN- = × FP × slope × 1000

Abs standar

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 35

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

8. Selenium (Se)

a) Tujuan

Untuk menentukan kandungan Selenium (Se) dengan cara mengubahnya menjadi senyawa

hidrid dan di analisa menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS).

b) Ruang Lingkup

Metoda ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan logam Selenium dari semua

jenis contoh air terutama air limbah industri.

c) Referensi

Standard methods for the Examination of Water and Wastewater, 20th edition, 1998.

d) Prinsip Analisa

Total Selenium dengan serapan atom dan Sodium borohidrid dapat ditentukan pertama

dengan mereduksi Se (VI) menjadi Se (IV) selama digestion dengan asam.

Efisiensi dari reduksi tergantung kepada suhu, waktu reduksi dan konsentrasi HCl.

Untuk 4 N HCl, waktu pemanasan 1 jam dengan suhu 100 °C, untuk 6 N HCl , pemanasan

selama 10 menit adalah cukup.

Alternatif lain contoh dalam wadah tertutup dimasukkan ke dalam autoclave pada 121 °C

selama 1 jam.

e) Alat & Bahan Kimia

1) Alat

AAS – Vapour Generator Accessories.

Neraca analitik.

Alat-alat gelas.

2) Bahan

NaBH4

NaOH

NaI

H2SO4

K2S208

HNO3

HClO4

HCl

Na2SeO3

Na2SeO4

NaSeO3

Gas Ar/ N2 murni.

f) Rincian Instruksi Kerja

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 36

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

1) Persiapan pereaksi

a. Larutan Sodium Borohydrate

Larutkan 8 gram NaBH4 dalam 200 mL NaOH 0.1 N, larutan ini harus selalu

dalam keadaan segar.

b. Larutan prareduktan NaI

Larutkan 50 gram NaI dalam 500 mL aquadest, larutan ini harus selalu dalam

keadaan segar.

c. KOH 12 N

Dilarutkan 673,2 gram KOH dalam 1 liter aquadest

d. Larutan baku Selenium

Timbang 2,190 gram Sodium Selenite (Na2SeO3) larutkan dalam aquadest yang

berisi 10 mL HCI dan dihimpitkan sampai 1 liter.

(1 mL = 1 mg Se IV).

e. Asam Sulfat 2.5 N

Tambahkan 35 mL H2SO4 perlahan lahan ke dalam 400 mL aquadest, setelah

dingin himpitkan hingga 500 mL dengan menggunakan aquadest.

f. Kalium Persulfat 5 %

Larutkan 25 gram K2S2O8 dalam 500 mL aquadest. Simpan di dalam botol

glass dan kulkas. Larutan ini tahan 1 minggu.

2) Pembuatan larutan standard

a. Larutan stock Se (IV)

Larutkan 2.190 gram Sodium Selenite (Na2SeO3) di dalam aquadest yang

mengandung 10 mL HCl dan himpitkan menjadi 1 liter.

1 mL = 1.00 mg Se (IV).

b. Larutan intermediet Se (IV)

Larutkan 10 mL larutan stock Se (IV) hingga 1000 mL dengan aquadest yang

mengandung 10 mL HCl pekat.

1 mL = 10.0 ug Se (IV).

c. Larutan kerja Se (IV)

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 37

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Larutkan 10 mL larutan intermediet Se (IV) dengan 1000 mL aquadest yang

mengandung konsentrasi asam yang sama dengan preparasi contoh (2 sampai

5 mL HNO3 pekat).

Siapkan larutan ini ketika akan melakukan pemeriksaan ekivalen dari respon

instrumen untuk Se (IV) dan Se (VI).

1 mL = 0.100 ug Se (IV).

d. Larutan stock Se (VI)

Larutkan 2.393 gram Sodium Selenat (Na2SeO4) dengan aquadest yang

mengandung 10 mL HNO3 pekat. Himpitkan menjadi 1000 mL dengan

aquadest.

1 mL = 1.00 mg Se(VI).

e. Larutan intermediet Se (VI)

Larutkan 10 mL larutan stock Se (VI) hingga 1000 mL dengan aquadest yang

mengandung 10 mL HCl pekat.

1 mL = 10.0 g Se (VI).

f. Larutan kerja Se (VI)

Larutkan 10 mL larutan intermediet Se (VI) dengan 1000 mL aquadest yang

mengandung konsentrasi asam yang sama dengan preparasi contoh (2 sampai

5 mL HNO3 pekat ).

Siapkan larutan ini ketika akan melakukan pemeriksaan ekivalen dari respon

instrumen untuk Se (IV) dan Se (VI).

1 mL = 0.100 ug Se (VI).

3) Persiapan contoh dan larutan standard

Masukkan 50 mL contoh atau larutan standard (0.00, 1.00, 2.00, 5.00, 10.00, 15.00,

dan 20.00 ug/L dari larutan kerja Se (IV)) ke dalam beaker berzelius dengan

ukuran 200 mL atau labu mikro ke dalam 100 mL.

Tambahkan 1 mL H2SO4 2.5N dan 5 mL K2S2O8 5%.

Panaskan di atas hot plate selama ± 30 – 40 menit atau sampai volume mencapai 10

mL (jangan sampai kering), alternatif lain panaskan dengan autoclave pada suhu

121°C selama 1 jam.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 38

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Encerkan sampai volume 30 mL.

4) Prosedur Pengerjaan

Siapkan alat Vapour Generating Accessories (VGA), gabungkan dengan AAS.

Siapkan larutan Borohydrid dan larutan pra reduktan Sodium Iodida.

Baca nilai absorbansinya menggunakan AAS-VGA, pereaksi NaBH4, pereaksi NaI,

dan lampu katoda Se.

Untuk larutan standard, plot kurva standard dengan nilai absorbansi sebagai sumbu

Y dan konsentrasi Se sebagai sumbu X. Tentukan persamaan regresi, untuk

mengetahui nilai slope dan intersep.

Untuk contoh, baca nilai absorbansinya dan plot hasil pembacaan pada kurva

standard, hitung konsentrasi Se.

g) Perhitungan

Konsentrasi Se (ug/ L) = ( Y - B )/ A

Dimana :

Y = Nilai absorbansi yang terbaca.

B = Intercept persamaan regresi linear.

A = Slope persamaan regresi linear .

h) Pelaporan

Bentuk laporan :

Kadar Selenium dinyatakan dalam mg/L (ppm).

B. PHYSICAL TEST

9. Odor

a) Tujuan

Menentukan bau air secara organoleptik.

b) Ruang Lingkup

Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis contoh air.

c) Referensi

Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater 20 th edition, 1998

d) Prinsip Analisa

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 39

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Adanya pembusukan senyawa terlarut akan memberikan bau pada air dan dapat ditentukan

secara orgaoleptik.

Tidak ada ambang batas yang pasti dari konsentrsi odor, karena daya sensitifitas setiap

orang dan setiap hari selalu berbeda.

Odor adalah derajat kebauan contoh.

e) Kondisi Kerja

Temperatur : Temperatur ruang.

Kelembaban : Kelembaban ruang.

f) Alat dan Bahan Kimia

1) Alat

Gelas piala.

2) Bahan

g) Rincian Prosedur

1) Persiapan Contoh Analisa/Uji

Contoh disimpan dalam wadah yang tidak menimbulkan bau pada air.

2) Analisa/Testing

Kocok contoh air.

Baui contoh segera setelah contoh dipindahkan ke gelas piala.

h) Pelaporan

1) Bentuk Laporan

a. Bau dilaporkan :

Normal = negatif.

Ab-Normal = positif.

b. Catatan-catatan :

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa

Untuk contoh air dalam kemasan, kesalahan umum yang terjadi adalah migrasi

bau dari kemasan ke air.

Jangan lakukan pengukuran langsung dari kemasan.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 40

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Sebaiknya contoh segera diuji segera setelah pengambilan, apabila dilakukan

penyimpanan, simpanlah pada lemari es dan pastikan tidak akan tercemar oleh

bau dari luar.

10. Colour

1.0. Tujuan

Untuk menentukan warna dari contoh air.

2.0. Ruang Lingkup

Analisa ini dapat dilakukan untuk jenis contoh air minum/ bersih/ industri.

3.0. Referensi

Standar Methods for the Examination of Water and Wastewater, 19 th, edition 1995.

4.0. Prinsip Analisa

Warna ditentukan dengan membandingkan secara visual dari contoh dengan larutan berwarna yang telah diketahui konsentrasinya.

Metoda platinum cobalt sering digunakan untuk menentukan warna dari air minum dan air yang mengandung warna yang berasal dari bahan alam dan tidak untuk air limbah industri yang berwarna .

5.0. Alat & Bahan Kimia

5.1. Alat 5.1.1. Spectrophotometer 5.1.2. Alat-alat gelas5.1.4. Alat penyaring.

6.0. Rincian Instruksi Kerja

6.1. Persipan pereaksi

6.1.1. Larutan standar potassium chloroplatinate, 500 unit

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar

5.2. Bahan5.2.1. K2PtCI6

5.2.2. COCI2.6 H2O5.2.3. HCI.

41

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Larutan 1.246 gram potassium chloroplatinate dan 1.00 gram cobaltous chloride

ke dalam 100 mL HCI dan encerkan hingga 1 liter.

6.2. Prosedur pengerjaan

6.1.1. Siapkan larutan standar 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 70 dengan mengencerkan 0.5, 1,0, 1.5, 2.0, 2.5, 3.0, 3.5, 4.0, 4.5, 5.0, 6.0, 6.5, 7.0 mL dari larutan standar ke dalam tabung nessler 50 mL.

6.1.2. Jaga larutan di atas dari penguapan dan kotaminasi apabila tidak digunakan.6.1.3. Masukkan contoh ke dalam tabung nessler 50 mL dan bandingkan dengan

larutan standar.6.1.4. Amati langsung dari atas tabung.

6.3. Perhitungan

Dimana :A = Perkiraan warna dari contoh yang diencerkan B = mL contoh yang akan diencerkan

6.4. Pelaporan

6.4.1. Jika contoh keruh, laporkan dengan “Apparent color”6.4.2. Jika warna lebih besar dari 70 unit, encerkan contoh dengan aquadest sampai

warna berada dalam range standar.

11. Total Dissolved Solids (TDS)

a) Tujuan

Untuk menentukan zat terlarut pada contoh uji air limbah.

b) Ruang Lingkup

Metoda ini terdiri dari tujuan dan prinsip analisa, alat dan bahan yang digunakan, rincian

instruksi kerja dan cara menyatakan hasil.

c) Referensi

SNI 01 – 3554 – 1998.

d) Prinsip Analisa

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 42

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Contoh yang sudah diaduk sempurna, diuapkan, ditimbang dan dikeringkan sampai bobot

tetap dalam oven 103oC – 105oC. Penambahan bobot dalam pinggan menunjukkan jumlah

zat yang terlarut.

e) Alat & Bahan Kimia

1) Alat

Pinggan penguap dengan kapasitas 100 mL yang terbuat dari Porselin, atau Platina

atau gelas Silika.

Penangas air.

Desikator, sediakan desikator yang memilki indikator warna yang menunjukkan

konsentrasi kelembaban atau indikator instrumen.

Oven, suhu 103 oC – 105 oC.

Timbangan analitik, yang mampu menimbang 0,1 mg.

Pengaduk magnetik.

Pipet yang sudah dikalibrasi.

2) Bahan

f) Rincian Instruksi Kerja

Panaskan pinggan penguap bersih pada 103oC 105oC selama 1 jam pada oven,

dinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.

Pipet sebanyak 50 mL contoh yang telah diaduk dan disaring dengan saringan milipore

0,4 m, pindahkan ke dalam pinggan yang telah ditimbang terlebih dahulu dan uapkan

sampai kering pada penangas atau oven pengering. Bila dipergunakan oven pengering

turunkan suhu 2 oC dibawah titik didih untuk menghindari penyemprotan.

Keringkan contoh yang telah dikeringkan selama 1 jam pada oven dengan suhu 103 oC - 105 oC, dinginkan pinggan dalam desikator dan selanjutnya timbang. Ulangi

pengerjaan tersebut sampai diperoleh bobot tetap atau perubahan berat tidak lebih dari

4 % berat sebelumnya atau 0,5 mg. Pengerjaan duplikat seharusnya tidak lebih dari 5

%.

g) Cara Menyatakan Hasil

Perhitungan :

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 43

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Zat terlarut mg/L = (A – B) x 1000 Volume contoh, mLDimana :

A = berat sisa kering dan pinggan, dinyatakan dalam mg.

B = berat pinggan kosong, dinyatakan dalam mg.

12. Turbidity

a) Tujuan

Menentukan kandungan turbidity dengan menggunakan metode HACH dalam satuan

FTU (Formazin Turbidity Units).

b) Ruang lingkup

Metode ini dapat digunakan untuk semua jenis air.

c) Referensi

DR/2000 Sppectrophotometer Handbook.

d) Prinsip

Turbidity diukur sebagai bahan optikal dari contoh air sebagai hasil dari hamburan dan

serapan cahaya dengan adanya partikel. Tingginya turbidity yang terukur tergantung dari

ukuran, bentuk dan bahan yang bersifat reklaktif dari partikel. Tidak ada hubungan

antara turbidity contoh air dengan konsentrasi berat dari material yang ada.

Metode ini dikalibrasi dengan Formazin Turbidity Standard dan dibaca dalam bentuk

formazin Turbidity unit (FTU).

Metode ini tidak dapat digunakan dalam laporan EPA tetapi dapat digunakan untuk

monitoring harian dilapangan.

Formazin Turbidity Unit (FTU) adalah equivalen dengan Nephelometric Turbidity Unit

(NTU) apabila dibaca dengan nephelometer.

e) Alat dan bahan kimia

1) Alat

Spectrofotometer.

Alat-alat gelas.

2) Bahan

Hydrazine Sulfate.

Hexamine.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 44

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

f) Rincian prosedur

1) Persiapan larutan standard

a. Larutan turbiditas standard 400 FTU

Larutkan (1 0.0001) gram Hydrazine Sulfate dengan 100 mL aquadest.

Larutkan 10 0.0001 gram Hexamethylenetetramine dengan 100 mL

aquadest.

Pipet 5 mL masing – masing larutan diatas ke dalam labu ukur 100 mL.

Diamkan selama 24 jam pada suhu 25 30 C dalam ruang gelap.

Tepatkan menjadi 100 mL dengan aquadest.

Larutan standard ini tahan 1 bulan.

b. Larutan kerja turbidity 40 FTU

Pipet 10 mL larutan standard turbidity 400 FTU encerkan menjadi 100 mL

dengan aquadest.

Larutan ini harus selalu dalam keadaan fresh.

2) Prosedur pengerjaan

Cari program nomor untuk Turbidity.

Tekan nomor : 750 read / enter.

Pada display akan terlihat : Dial nm to 450.

Putar panjang gelombang sampai 450 nm pada display.

Tekan : read / enter.

Pada display akan terlihat : FTU Turbidity.

Tuangkan contoh kedalam standard 25 mL sampai tanda garis.

Buat blanko pada standard lainnya.

Masukkan standard blanko pada cell holder dan tutup.

Tekan : zero.

Pada display akan terlihat : wait, lalu FTU Turbidity.

Ganti dengan standard contoh pada cell holder dan tutup.

Tekan : read / enter.

Pada display akan terlihat : wait.

Hasil dalam Formazin Turbidity Unit ( FTU ) akan terbaca pada display.

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 45

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

3) Prosedur Penentuan Presisi

Buat standard dari larutan kerja 40 FTU.

Lakukan seperti prosedur pengerjaan (B).

Penyimpangan yang diperbolehkan adalah 2 FTU.

g) Cara Menyatakan Hasil

Turbidity dilakukan dalam satuan FTU

Catatan :

Jika contoh berwarna, buat blanko contoh dengan menyaring contoh menggunakan

kertas saring 0.45 mikron.

13. Taste

a) Tujuan

Menetapkan rasa contoh air dibandingkan dengan rasa air alam.

b) Ruang Lingkup

Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis air kecuali air limbah dan air yang

tercemar oleh bakteri, parasit, atau virus serta air yang beracun.

c) Referensi

Standard method for the examination of water and waste water, 20th edition 1998.

d) Prinsip Analisa

Rasa dari contoh air dapat disebabkan pengaruh zat kimia terlarut. Pengujian dilakukan

secara analisa sensori dengan memasukkan contoh kedalam mulut dan dirasakan. Tetapi

secara teknik analisa sensori adalah dengan mengevaluasi komplek sensori yang disebut

flavor (rasa).

Flavor rating assesssment (FRA) adalah evaluasi sensor untuk mengetahui apakah

produk akhir dapat diterima untuk dikonsumsi sehari-hari.

Dengan FRA setiap rasa diberikan 9 rating tingkat air dari yang sangat unfavorable.

Dengan FRA setiap rasa diberikan 9 rating tingkat air dari yang sangat favorable sapai

yang sangat unfavorable.

Rasa ditentukan dengan memilih rating yang terbaik berdasarkan perkiraannya.

e) Lingkungan Kerja

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 46

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Temperatur : temperatur ruangan.

Kelembaban : kelembaban ruangan.

f) Alat Dan Bahan Kimia

1) Alat

Gelas piala

2) Bahan

g) Rincian Instruksi Kerja

1) Persiapan contoh

Kocok contoh air kemudian pindahkan kedalam gelas piala bersih yang telah

dibilas sebelumnya dengan contoh yang akan diuji.

Isi 25 mL seri contoh ke dalam beberapa gelas piala 50 mL.

Isi gelas piala dengan contoh reference yang sudah diketahui.

Cicipi setengah bagian contoh biarkan didalam mulut beberapa detik.

Buang jangan ditelan.

Ulangi pengujian dengan contoh yang sama.

Catat hasil pada lembaran data.

Basuh mulut dengan contoh reference sebelum mencoba contoh berikutnya.

2) Analisa / testing

a. Cicipi secara organoleptik contoh air dan baku air kemasan.

b. Buat rating dengan kriteria rasa sebagai berikut :

Sangat persis seperti air minum.

Persis seperti air minum.

Diyakini seperti air minum.

Dapat diyakini seperti air minum.

Mungkin sepaerti air minum.

Diragukan seperti air minum.

Tidak dapat diterima sebagai air minum.

Tidak pernah merasakan air minum seperti tersebut.

Tidak dapat dirasakan dan tidak akan pernah meminum air seperti tersebut.

h) Pelaporan

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 47

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

1) Bentuk Laporan

Rasa dinyatakan sebagai normal atau abnormal

Normal = jika rasa seperti air alami.

Abnormal = ada rasa lain seperti asam, manis, asin dan lain-lain.

2) Catatan-catatan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa :

Hati-hati dalam persiapan gelas piala untuk pengujian harus benar-benar bersih

dan bebas dari rasa.

Taste tidak diperbolehkan mengetahui komposisi atau sumber spesifik dari

contoh.

Temperatur ruang yang direkomendasi pada waktu pengujian adalah 15 o

14. Temperature

1.0. Tujuan

Untuk menentukan temperatur contoh air.

2.0. Ruang Lingkup

Metoda ini digunakan untuk mengukur temperatur contoh air di lapangan atau di

laboratorium.

3.0. Referensi

– Standard methods for the Examination of Water and Wastewater, 20th edition, 1998.

4.0. Prinsip Analisa

____

5.0. Alat & Bahan Kimia

5.1. Alat 5.1.1 Termometer terkalibrasi

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 48

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

5.2. Bahan

__

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 49

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

6.0. Rincian Instruksi Kerja

6.1. Pengukuran temperatur di lapangan

6.1.1 Celupkan ujung bagian bawah termometer (temometer manual atau menyatu dengan elektroda untuk pengukuran pH/ DO) ke bawah permukaan air yang akan diukur temperaturnya

6.1.2 Diamkan selama 3 menit (sampai pembacaan skala/ digital stabil) kemudian baca angka pada skala/ digital termometer.

6.1.3 Nyatakan hasil dalam derajat yang tertera (misalnya derajat celcius Fahrenheit, Reamur atau Kelvin)

6.2. Analisa contoh

___

7.0. Pelaporan

7.1. Cara menyatakan hasil :

C. CHEMICAL TEST

15. Aluminium (Al)

a) Tujuan

Menentukan kadar Aluminium (Al) menggunakan AAS

b) Ruang lingkup

Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis contoh air

c) Acuan

Standard methods, 1985.16th edition

d) Prinsip analisa

Ion-ion logam berat, ion alkali dan alkali tanah, dalam suasana asam, dapat diukur dengan

prinsip kerja AAS

e) Alat dan Bahan kimia

a) Alat

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar

Temperatur dilaporkan dalam °C/ °F/ °R/ °K

50

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

AAS

Pipet volume 100 ml

Labu ukur 100 ml

Pipet skala 10 ml

Hot plate

b)Bahan

HNO3 1:1

Aquadest

HNO3 pekat

f) Prosedur kerja

ii. Persiapan pereaksi

a. HNO3 1:1

Campurkan 1 bagian HNO3 pekat dengan 1 bagian volume aquades. Dinginkan.

iii. Prosedur pengerjaan

Pipet 100 ml contoh, masukan kedalam gelas piala 100 ml

Tambahkan 5 ml HNO3 1:1

Dipanaskan diatas hot plate hingga tersisa larutan 50 ml dalam gelas piala, dan

didinginkan.

Diencerkan dengan aquadest kedalam labu ukur 100 ml, dihimpitkan hingga tanda

garis dan dihomogenkan

Buat blanko.

Baca dengan AAS pada panjang gelombang 308,2 nm

g) Cara pelaporan

Perhitungan

Ppm hasil pembacaan AAS × FP × 50 Ion logam =

25

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 51

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

h) Catatan-catatan

h) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa

Pembacaan absorbansi contoh harus berada dalam kisaran absorbansi kurva baku.

Apabila berlebihan harus diencerkan

Lakukan analisa menggunakan reference material atau reference sampel setiap

minggu 1 kali

Lakukan evaluasi absorbansi larutan baku dan blanko satu minggu 1 kali

i) Persyaratan kualitas

Detection limit : 4 ug/liter

16. Iron (Fe)

a) Tujuan

Menentukan kadar Iron (Fe) menggunakan AAS

b) Ruang lingkup

Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis contoh air

c) Acuan

Standard methods, 1985.16th edition

d) Prinsip analisa

Ion-ion logam berat, ion alkali dan alkali tanah, dalam suasana asam, dapat diukur dengan

prinsip kerja AAS

e) Alat dan Bahan kimia

4) Alat

AAS

Pipet volume 100 ml

Labu ukur 100 ml

Pipet skala 10 ml

Hot plate

Bahan

HNO3 1:1

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 52

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

Aquadest

HNO3 pekat

Prosedur kerja

i. Persiapan pereaksi

a. HNO3 1:1

Campurkan 1 bagian HNO3 pekat dengan 1 bagian volume aquades. Dinginkan.

ii. Prosedur pengerjaan

Pipet 100 ml contoh, masukan kedalam gelas piala 100 ml

Tambahkan 5 ml HNO3 1:1

Dipanaskan diatas hot plate hingga tersisa larutan 50 ml dalam gelas piala, dan

didinginkan.

Diencerkan dengan aquadest kedalam labu ukur 100 ml, dihimpitkan hingga tanda

garis dan dihomogenkan

Buat blanko.

Baca dengan AAS pada panjang gelombang 259,9 nm

Cara pelaporan

Perhitungan

Ppm hasil pembacaan AAS × FP × 50 Ion logam =

25

Catatan-catatan

a) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa

Pembacaan absorbansi contoh harus berada dalam kisaran absorbansi kurva baku.

Apabila berlebihan harus diencerkan

Lakukan analisa menggunakan reference material atau reference sampel setiap

minggu 1 kali

Lakukan evaluasi absorbansi larutan baku dan blanko satu minggu 1 kali

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 53

laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO

b) Persyaratan kualitas

Detection limit : 4 ug/liter

17. Total Hardness as CaCO3

a) Ruang Lingkung Analisa/Uji

a) Metode ini dapat digunakan untuk semua jenis contoh air.

b) Prinsip Analisa/Uji

Hardness adalah besarnya kesadahan dari contoh air, biasanya untuk logam Ca dan Mg

c) Kegunaan

Mengetahui kandungan Ca dan Mg dan tingkat kesadahan contoh air.

d) Kondisi kerja

Temperatur : Temperatur Ruang

Kelembaban : Kelembaban Ruang

e) Alat dan Bahan yang dipakai

a) Alat dan Bahan

1) Alat

Buret

Erlenmeyer 250 ml

Gelas piala

Spatula

Pipet Volume.

Gelas Ukur.

2) Bahan

EDTA 0,02 M

Aquadest.

Indikator EBT

Bufer PH 10

ZnSO4.10 H2O

Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 54

f) Persiapan pereaksi

1. Persiapan pereaksi

a. Larutan EDTA 0,1 M

Timbang 37,23 gram EDTA (Tritiplex II), larutan dengan aquadest sambil

dipanaskan diatas penangas air. Dinginkan, kemudian dihimpitkan hingga 1 liter.

b. Larutan EDTA 0,02 M

Pipet 20 ml larutan EDTA 0,1 M, encerkan menjadi 100 mldengan aquadest

c. Buffer NH4Cl.NH4 PH 10

Timbang 16,87 gram NH4Cl, larutkan dengan aquadest ± 350 ml. Tambahkan 75

ml NH4OH pekat, aduk hingga homogen. Atur PH larutan hingga PH 10 dengan

penambahan NH4OH tetes demi tetes.Tepatkan menjadi 500 ml dengan aquadest

2. Analisa / Testing

b. Normalitas EDTA 0,02 M

Timbang 0,05 gram hablur ZnSO4.H2O.

Larutkan dengan 100 ml aquadest dalam Erlenmeyer 250 ml.

Tambahkan 5 ml buffer PH 10 dan seujung spatula indicator EBT.

Titar dengan EDTA 0,02 M, sampai terjadi perubahan warna anggur kebiruan

c. Penentuan Hardness

Pipet 200 ml sampel ke dalam Erlenmeyer

Tambahkan 5 ml larutan buffer PH 10

Tambahkan beberapa tetes indicator EBT

Titar dengan EDTA 0,02 M sampai diperoleh titik akhir, perubahan warna dari

merah anggur ke biru

3. Cara pelaporan

a. Perhitungan

0,05 × 1000 N EDTA =

a ml × N EDTA × Bst CaCO3.10 H2O

1000 CaCO3 = Volume penitar × N EDTA × Bst CaCO3 × ml sampel

g)

h) Catatan-Catatan

1) Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam analisa

Untuk air laut, pipet contoh 5 ml

2) Persyaratan kualitas

Deviasi dan toleransi : -

Detection limit

: < 0,50 mg/l CaCO3

18. Klorida (Cl-)

a) Tujuan

Mengetahui kadar klorine dalam sampel air minum.

b) Ruang lingkup

Metode ini dapat digunakan untuk penentuan Cl- dalam semua jenis contoh air.

c) Acuan

Standard method 1998_APHA 4500-Cl—D( 20 th edition)

d) Prinsip analisa

Klorine adalah senyawa halogen khlor. Dalam jumlah banyak,Cl dalam air minum akan

menimbulkan rasa asin, korosi pipa pada system penyediaan air panas. Sehingga kadar

air Cl dalam air minum harus memenuhi criteria yang telah ditetapkan oleh DEP-KES RI

yaitu 25 mg /l sampai 250 mg/l agar dapat dikomsumsi oleh para komsumen.

Analisa yang dilakukan adalah potensiometer, yaitu analisa yang menggunakan system

elektroda gelas-gelas AgNO3 yang dapat mengetahui perubahan potensial pada saat

penambahan AgNO3 secara konstan dan terus menerus

e) Alat dan Bahan Kimia

1) Alat

Titroprosesor.

Elektroda gelas AgNO3

Gelas piala.

Pipet volume.

2) Bahan

AgNO3 0.01 N.

Air suling.

HNO3 1 : 1.

Sampel

f) Rincian Instruksi Kerja

1) Persiapan pereaksi

Larutan standard AgNO3

Timbang 1.7 gram AgNO3 dalm 1 liter aquadest

2) Analisa / testing

d. Cara penetapan N AgNO3

Timbang 0.0086 gram NaCl yang telah dipanaskan pada temperature 140 deg C

selama 2 jam

Larutkan dengan aquadest kurang lebih 80 ml

Titrasi dengan AgNO3 0,01 N dengan cara potensiometer (menggunakan alat

titroprocessor) dengan cara sebagai berikut :

b. Tempatkan larutan pada automatic magnetic stirrer dan celupkan elektroda Ag

kedalam larutan tersebut

c. Tekan “GET” sampai muncul “GET U” lalu tekan ENTER

d. Tekan “USER METHODS” akan muncul “RECALL”

e. Ketik 2.0, lalu ENTER, akan muncul “GET U 2.0”

f. Tekan “SMPL SIZE” akan muncul “COO= 0 mg” (ingat,ganti satuan menjadi

gram) dengan menekan 2nd lalu tekan unit sampai berubah menjadi gram

g. Ketik berat NaCl yang di timbang missal 0,0086 gram

h. Tekan ENTER lalu tekan “GO”

i. Tunggu sampai hasil muncul yang ditandai dengan print out pada alat (RS1)

j. Lakukan pengerjaan secara duplo

k. Ulangi standarisasi jika Repeatability lebih dari 0,0500 N

e. Penetapan Cl dalam contoh

Dipipet 50 ml sampel sampai ke dalam beaker glass 100 ml.

Tambahkan 5 ml HNO3 1:1 kemudian masukkan elektroda AgNO3.

Titrasi dengan AgNO3 dengan menggunakan alat titroprocessor

Cara Kerja alat titrioprocessor

Tekan tombol “GET” sampai muncul “GET U”, enter

Tekan tombol “USER METHOD” pada display akan tertulis “RECALL”

Tekan 2.1 lalu enter, setelah itu tekan “SAMPEL SIZE” lalu ketik 50 ml, enter

Tekan “Fmla Const” dan isi CO1 ( Normalitas AgNO3 ), tekan enter sampai

muncul “ GET U 2.1 “

Tekan “Sample Data” lalu ketik 1, enter 2x dan pada display akan muncul “GET

2.1” lalu tekan “GO”.

g) Cara Menyatakan Hasil

Hasil analisa akan secara otomatis dihitung dan dapat terbaca pada kertas printer setelah

dimasukkan data-data tentang jumlah contoh dan normalitas AgNO3.

Hasil dinyatakan dalam mg/L.

Mg/L Cl = (ml AgNO3 x N AgNO3 x Bst AgNO3)

ml Sample

19. manganess (Mn)

a) Tujuan

Menentukan kadar Manganess (Mn) menggunakan AAS

b) Ruang lingkup

Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis contoh air

c) Acuan

Standard methods, 1985.16th edition

d) Prinsip analisa

Ion-ion logam berat, ion alkali dan alkali tanah, dalam suasana asam, dapat diukur dengan

prinsip kerja AAS

e) Alat dan Bahan kimia

a) Alat

AAS

Pipet volume 100 ml

Labu ukur 100 ml

Pipet skala 10 ml

Hot plate

b)Bahan

HNO3 1:1

Aquadest

HNO3 pekat

f) Prosedur kerja

i. Persiapan pereaksi

f. HNO3 1:1

Campurkan 1 bagian HNO3 pekat dengan 1 bagian volume aquades. Dinginkan.

ii. Prosedur pengerjaan

Pipet 100 ml contoh, masukan kedalam gelas piala 100 ml

Tambahkan 5 ml HNO3 1:1

Dipanaskan diatas hot plate hingga tersisa larutan 50 ml dalam gelas piala, dan

didinginkan.

Diencerkan dengan aquadest kedalam labu ukur 100 ml, dihimpitkan hingga tanda

garis dan dihomogenkan

Buat blanko.

Baca dengan AAS pada panjang gelombang 257,6 nm

g) Cara pelaporan

Perhitungan

Ppm hasil pembacaan AAS × FP × 50 Ion logam =

25

h) Catatan-catatan

a) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa

Pembacaan absorbansi contoh harus berada dalam kisaran absorbansi kurva baku.

Apabila berlebihan harus diencerkan

Lakukan analisa menggunakan reference material atau reference sampel setiap

minggu 1 kali

Lakukan evaluasi absorbansi larutan baku dan blanko satu minggu 1 kali

b) Persyaratan kualitas

Detection limit : 4 ug/liter

20. pH

a) Tujuan

Untuk menentukan kadar keasaman di dalam contoh air.

b) Ruang Lingkup

Metoda ini dapat digunakan untuk semua jenis contoh air.

c) Referensi

Standard Methods for Examination of Water and Wastewater, 19th edition, 1995.

d) Prinsip Analisa

Penentuan pH merupakan salah satu yang terpenting dan sering digunakan dalam

pengujian kimia air. Secara praktis setiap tahap dari pengolahan air limbah, misalnya

netralisasi asam basa, penguapan, koagulasi dan kontrol korosi tergantung dari pH.

Alkalinity dan acidity adalah kapasitas air untuk menetralkan asam-basa kuat sampai suatu

nilai pH tertentu yang dapat dinyatakan dalam mg/L atau mg/L CaCO3, pH ditentukan

secara potensiometrik dengan menggunakan standard Hidrogen elektroda.

e) Alat & Bahan Kimia

1) Alat

pH meter yang mempunyai kisaran pH 0 – 14 dengan ketelitian 0.01.

Peralatan gelas.

2) Bahan

NaOH.

f) Rincian Instruksi Kerja

1) Persiapan pereaksi

a. Pembuatan Larutan standard

Didih dan dinginkan aquadest yang mempunyai daya hantar listrik 2 umhos/cm.

Timbang bahan kimia pada 6.1.2. dan larutkan pada aquadest yang telah

mengalami perlakuan seperti di atas.

b. Pembuatan larutan pH standard.

Larutan Standard (molality) Berat Bahan Kimia pH Pada 25 °C

Diperlukan/ 1000 mL

Aquadest Pada 25 °C

Standard Primer

- Potasium hidrogen tartate > 7 gr KHC4H4O6 3.557

- 0.05 potassium dihidrogen citrate 11.41 gr KH2C6H5O7 3.776

- 0.05 potassium dihidrogen phthalate 10.12 gr KHC8H4O4 4.004

- 0.025 potassium dihidrogen

Phosphate + 0.025potassium

hidrogen Phosphate

3.387gr KH2PO4 +

3.533 gr NaHPO4

6.863

- 0.008 695 potassium dihidrogen

Phosphate + 0.030 43, di sodium

hidrogen Phosphate

1.179 gr KH2PO4 +

4.303 gr Na2HPO4

7.415

- 0.01 sodium borate decahydrate 3.8 gr Na2B4O7.10H2O 9.183

- 0.025 sodium bicarbonate + 0.025

sodium carbonate

2.092 gr NaHCO3 +

2.640 gr Na2CO3

10.014

Standard sekunder

- 0.05 potassium tetroxalate dehydrate 12.61 gr KH3C4O8.2H2O 1.679

- Calcium hydroxide > 2 gr Ca (OH)2 12.454

2) Prosedur pengerjaan

Kalibrasi elektroda dengan 2 larutan Buffer yang sudah diketahui pHnya.

Tuangkan contoh dalam gelas beaker, masukkan elektroda.

Ukur pH dengan membaca skala atau digit alat.

g) Cara Menyatakan Hasil

pH dilaporkan tanpa satuan.

21. Zinc (Zn)

a) Tujuan

Menentukan kadar Zinc (Zn) menggunakan AAS

b) Ruang lingkup

Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis contoh air

c) Acuan

Standard methods, 1985.16th edition

d) Prinsip analisa

Ion-ion logam berat, ion alkali dan alkali tanah, dalam suasana asam, dapat diukur dengan

prinsip kerja AAS

e) Alat dan Bahan kimia

a) Alat

AAS

Pipet volume 100 ml

Labu ukur 100 ml

Pipet skala 10 ml

Hot plate

b)Bahan

HNO3 1:1

Aquadest

HNO3 pekat

f) Prosedur kerja

1) Persiapan pereaksi

a. HNO3 1:1

Campurkan 1 bagian HNO3 pekat dengan 1 bagian volume aquades. Dinginkan.

iii. Prosedur pengerjaan

Pipet 100 ml contoh, masukan kedalam gelas piala 100 ml

Tambahkan 5 ml HNO3 1:1

Dipanaskan diatas hot plate hingga tersisa larutan 50 ml dalam gelas piala, dan

didinginkan.

Diencerkan dengan aquadest kedalam labu ukur 100 ml, dihimpitkan hingga tanda

garis dan dihomogenkan

Buat blanko.

Baca dengan AAS pada panjang gelombang 213,8 nm

g) Cara pelaporan

Perhitungan

Ppm hasil pembacaan AAS × FP × 50 Ion logam =

25

h) Catatan-catatan

a) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa

Pembacaan absorbansi contoh harus berada dalam kisaran absorbansi kurva baku.

Apabila berlebihan harus diencerkan

Lakukan analisa menggunakan reference material atau reference sampel setiap

minggu 1 kali

Lakukan evaluasi absorbansi larutan baku dan blanko satu minggu 1 kali

b) Persyaratan kualitas

Detection limit : 4 ug/liter

22. Sulfat (SO42-)

a) Tujuan

Menentukan kandungan sulfat dalam contoh air minum

b) Ruang Lingkup

Metode ini terdiri dari tujuan dan prinsip analisa, alat dan bahan yang digunakan, rincian

instruksi kerja dan cara menyatakan hasil.

c) Acuan

Standard methods,1998.20th edition

d) Prinsip Analisa

Sulfat bersifat iritan bagi saluran gastro intestinal, bila dicampur dengan Mg dan Na.

jumlah MgSO4 yang tidak terlalu besar sudah dapat menimbulkan diare. Oleh karena

senyawa sulfat digunakan dalam pengolahan air minum sehingga perlu meninjau

kadarnya dalam air minum yang akan dikomsumsi dengan criteria 200-400 mg/l. analisa

dilakukan dengan penambahan sulfaver sehingga akan memberikan endapan putih dan

endapan ini membentuk suspense yang tidak mengendap.

e) Alat dan Bahan

Alat

Spektro HACH DR 2000

Kuvet spectro 25 ml

2) Bahan

Aquadest

Contoh air

Sulfaver sulfat

f)Rincian instruksi kerja

g) Cara Menyatakan hasil

Tekan power pada alat HACH 2000, tunggu sekitar 15 detik

Akan muncul method#?, tekan method yang digunakan (680), read/enter

Akan muncul Dial nm To 450, set dengan memutar tombol sebelah kanan sampai

didapat panjang gelombang 450 nm, read/enter

Akan muncul mg/l SO4, read/entar

Akan muncul ZERO SAMPLE, masukkan sampel tanpa penambahan reagent

sulfaver SO4 tekan clear/zero, tunggu sampai muncul 0,00 mg/l SO4

Keluarkan sampel dan tambahkan reagent sulfaver SO4 , kocok (pengocokan tidak

boleh lebih dari 20 detik)

Tekan shift lalu timer, dan alat akan menghitung mundur 5 menit

Jika selesai, masukan sampel lalu teka read/enter dan tunggu hasil pada layar dalam

mg/l SO4

Setelah selesai, tekan power untuk mematikan

Jika LOW BATTERE, Charge 2 jam sebelum digunakan kembali

23. Copper (Cu)

a) Tujuan

Menentukan kadar Copper (Cu) menggunakan AAS

b) Ruang lingkup

Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis contoh air

c) Acuan

Standard methods, 1985.16th edition

d) Prinsip analisa

Ion-ion logam berat, ion alkali dan alkali tanah, dalam suasana asam, dapat diukur dengan

prinsip kerja AAS

e) Alat dan Bahan kimia

a) Alat

AAS

Pipet volume 100 ml

Labu ukur 100 ml

Pipet skala 10 ml

Hot plate

b)Bahan

HNO3 1:1

Aquadest

HNO3 pekat

f) Prosedur kerja

1) Persiapan pereaksi

a. HNO3 1:1

Campurkan 1 bagian HNO3 pekat dengan 1 bagian volume

aquades. Dinginkan.

2) Prosedur pengerjaan

Pipet 100 ml contoh, masukan kedalam gelas piala 100 ml

Tambahkan 5 ml HNO3 1:1

Dipanaskan diatas hot plate hingga tersisa larutan 50 ml dalam gelas

piala, dan didinginkan.

Diencerkan dengan aquadest kedalam labu ukur 100 ml,

dihimpitkan hingga tanda garis dan dihomogenkan

Buat blanko.

Baca dengan AAS pada panjang gelombang 324,7 nm

g) Cara pelaporan

Perhitungan

Ppm hasil pembacaan AAS × FP × 50 Ion logam =

25

h) Catatan-catatan

a) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa

Pembacaan absorbansi contoh harus berada dalam kisaran

absorbansi kurva baku. Apabila berlebihan harus diencerkan

Lakukan analisa menggunakan reference material atau reference

sampel setiap minggu 1 kali

Lakukan evaluasi absorbansi larutan baku dan blanko satu minggu

1 kali

b) Persyaratan kualitas

Detection limit : 4 ug/liter

24. Free Chlorine

a) Tujuan

Menentukan kandungan klorin bebas dalam contoh air

b) Ruang Lingkup

Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis contoh air, tetapi harus

langsung diperiksa setelah sampling dan tidak berlaku untuk contoh

yang sudah didiamkan/ disimpan. Klorin dalam larutan tidak stabil dan

akan berkurang cepat. Adanya cahaya matahari atau cahaya kuat

mempercepat reduksi klorin

c) Acuan

HACH DR/ 2000 Spectrophotometer Handbook.

d) Prinsip Analisa

Dalam contoh air, klorin adalah sebagai asam hyppochlorous atau ion

hypochlorite (free chlorine atau free available chlorine) yang secara

cepat akan bereaksi dengan indicator DPD (N,N-P-Phenlenediamine)

menghasilkan senyawa komplek berwarna merah yang secara

proposional dapat menenjukkan konsentrasi klorin

e) Alat dan Bahan

1) Alat

Spektrofotometer HACH

Alat gelas

2) Bahan

Buffer fosfat

EDTA

KI kristal

Larutan KI

Larutan sodium arsenit.

Larutan thio acetamida

Aquadest bebas chlorine

Larutan baku chlorine

DPD free chlorine powder pillow

F. Prosedur kerja

d) Cari program nomor untuk free chlorin

e) Tekan nomor : 80 Read/ Enter

f) Pada display akan terlihat : Dial nm to 530

g) Putar panjang gelombang sampai 530 nm pada display

h) Tekan : Read/ Enter

i) Pada display akan terlihat : mg/L Cl2

j) Masukkan 25 mL contoh ke dalam standard.

k) Masukkan standard blanko ke dalam cell holder dan tutup.

l) Tekan : Zero.

m) Pada display akan terlihat : Wait lalu 0.00 mg/L Cl2

n) Masukkan standard contoh ke dalam cell holder dan tutup.

o) Tekan : Read/ Enter.

p) Pada display akan terlihat : Wait.

q) Hasil dalam mg/L F –.

.

25. Ammonia (NH3)

f)Tujuan

Mengetahui kadar NH4+ dalam contih air,sebagai data tingkat cemaran

limbah atau pembusukan organic(lipida-proteina).

g) Ruang Lingkup

Metoda ini digunakan untuk menentukan kandungan ion ammonia dan

ammonium dalam air mineral, air industry dan air buangan dengan

menggunakan metoda nesslerization

h) Acuan

Standard methods,1985, 16th edition.

i) Prinsip Analisa

Ion ammonium bereaksi dengan senyawa K2HgI4 dalam suasana netral,

membentuk senyawa rangkai berwarna kuning. Intensitas warna diukur

pada 425 nm.

j) Alat dan Bahan

1) Alat

Spektrofotometer.

Labu ukur

Gelas ukur

Pipet volume

Pipet ukur

Erlenmeyer

2) Bahan

NH4Cl.

KI.

HgI2.

K.Na.Tartarat

H2SO4 0.025 N.

Buffer phosphate

aquadest

F. Prosedur kerja

Persiapan Pereaksi

a. Larutan baku NH4+ 1000 PPM

larutkan 3.819 gram NH4Cl yang telah dipanaskan pada

suhu 105 oC ± 2oC selama 2 jam, kedalam labu ukur 1

liter.Tepatkan dengan aquadest.(1cc = 1 mg N)

b. Larutan kerja NH4+ 10 ppm

Pipet 10 ml larutan standart NH4+ 1000 ppm, encerkan

menjadi 1 liter .(1cc= 10 g N)

c. Larutan Nessler

Larutkan 10 gram HgI2 dan 7 gram KI dengan 50 mL

aquadest.

Larutkan 16 gram NaOH kedalam 50 mL aquadest biarkan

dingin.

Campurkan kedua larutan tersebut secara perlahan-lahan

sambil diaduk.

Pindahkan ke dalam botol gelap/coklat.

d. Larutan Rochelle Salt

Timbang 50 gram K.Na.Tartrate dan larutkan dengan 100

mL aquadest.

Panaskan di atas water bath hingga volume larutan tersisa 30

mL.

Dinginkan larutan kemudian tepatkan menjadi 100 mL

dengan aquadest.

3) Analisa / Testing

a. Prosedur Pengerjaan

pipet 50 mL contoh atau pengenceran contoh ke dalam labu

50 mL.

Tambahkan 1 ml Rochhelle Salt dan 1 mL Nessler.

Kocok hingga homogen dan diamkan selama 10 menit.

Baca nilai absorbansinya dengan menggunakan

Spektrofotometer UV pada panjang gelombang 425 nm.

Buat kurva standard dan tentukan slopenya.

Plot absorbansi larutan contoh pada kurva dan hitung

konsentrasi NH4+.

b. Pembuatan Kurva Standard

Buat deret larutan standard 0 g,10 g ,20 g ,30 g ,50 g

dan 70 g NH4+ dalam labu ukur 50 mL tepatkan dengan

aquadest.

Tambahkan 1 ml Rochhelle Salt dan 1 mL Nessler.

Kocok hingga homogen dan diamkan selama 10 menit.

Baca nilai absorbansinya dengan menggunakan

Spektrofotometer UV pada panjang gelombang 425 nm.

Plot kurva standard dengan nilai absorbansi sebagai sumbu

Y dan konsentrasi NH4 sebagai sumbu X.

g) Cara pelaporan

1) Perhitungan

Absorban contoh × slope× FP × 1000

Konsentrasi NH4+ (mg/L) =

mL contoh 2) Bentuk laporan Kadar NH4

+ dalam contoh dilaporan dalam satuan mg/lh) Catatan-Catatan

a. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa

Untuk contoh air laut, pipet 1 ml contoh kedalam labu ikur 50 ml

tambahkan 5 ml – 10 ml rochhelle salt. Kemudian tepatkan menjadi

50 ml dengan aquadest.

Untuk contoh buangan atau contoh keruh / berwarna dan tidak dapat

disaring,maka harus didestilasiterlebih dahulu.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisa air di Laboratorium PT. SUCOFINDO (Persero)

SBU Mineral cabang Sangatta maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Air merupakan komponen terpenting bagi makhluk hidup.

Selain memberikan manfaat air juga dapat membahayakan tubuh sehingga air

dapat disebut sebagai musuh yang sedang menyerang.

Dalam menganalisa air di Laboratorium Environmental PT. SUCOFINDO

(Persero) SBU Mineral cabang Samarinda dapat dipakai beberapa macam

parameter tergantung kepada permintaan client.

Indeks baku mutu untuk suatu sampel pada setiap parameter (Enviromental

Quality Standard) memiliki nilai yang berbeda tergantung pada sampel air

yang dianalisa. Enviromental Quality Standard pada air bersih berbeda

dengan air limbah karena fungsinya berbeda.

Pada PT. SUCOFINDO SBU Mineral cabang Samarinda masuknya sampel

hingga pelaporan hasil analisa melalui beberapa tahap.

Untuk penganalisaan unsur–unsur pada air, air yang sangat keruh harus

dilakukan penyaringan terlebih dahulu sebelum dianalisa di AAS karena dapat

mempengaruhi hasil yang dianalisa.

Pada penetapan Fluorida (F-), penambahan reagent spands yang memberikan

warna larutan lebih muda maka menyebabkan hasil analisa tinggi.

Korelasi antara TDS dan COD berbanding lurus. Apabila TDS nya tinggi maka

COD nya pun tinggi.

Pada penetapan kadar amoniak apabila ditambah reagent Nessler dan berwarna

sangat kuning maka kadar amoniak dalam sampel tersebut tinggi.

Biasanya air laut kandungan Sulfatnya tinggi. Hal itu disebabkan karena

karakteristik air laut itu sendiri.

TSS dalam suatu sampel dapat dilihat secara kasat mata apabila dalam sampel

tersebut banyak terdapat flokulan-flokulannya maka, tinggilah TSS sampel

tersebut. Hal ini juga berakibat pada hasil turbiditinya yang nilainya

berbanding lurus dengan TSSnya.

B. Saran

Dalam melaksanakan analisa hendaknya setiap personil memperhatikan

kebersihan untuk menghindari terjadinya kontaminasi yang akan

mengakibatkan terjadinya kesalahan hasil analisa.

Sebaiknya K3 di Laboratorium perlu ditingkatkan karena kecelakaan kerja

setiap saat bisa terjadi.

Untuk menambah ilmu pengetahuan para siswa PKL sebaiknya semua

parameter analisa diajarkan semuanya, mulai dari bahan yang digunakan serta

peralatan pendukungnnya. Kalau perlu ditunjang dengan referensi-referensi

yang ada.

Setiap melakukan analisa sebaiknya siswa PKL diawasi. Hal ini untuk

menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.

Kiranya hubungan kerja sama yang sudah terjalin antar pihak industri (PT.

SUCOFINDO SBU Mineral Samarinda Area) dan sekolah (SMK N 1

Bontang) dapat dipertahankan dan dilanjutkan bahkan lebih ditingkatkan lagi

demi peningkatan mutu pendidikan dan kualitas SDM di Indonesia.

C. Kata Penutup

Demikian laporan PKL ini penulis susun dengan sebenar-benarnya sesuai

apa yang telah penulis lakukan selama praktik di Laboratorium PT. SUCOFINDO

SBU Mineral cabang Samarinda. Laporan ini penulis susun dalam bentuk

sederhana dan mudah dimengerti, sebagai suatu tugas akhir dalam penyelesaian

Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Penulis berharap laporan ini dapat berguna bagi semua pihak, sekolah

maupun perusahaan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

penulisan maupun penyusunan laporan ini. Oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak guna

perbaikan untuk kesempurnaan laporan ini.

Dalam kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada PT. SUCOFINDO SBU Mineral Samarinda Area atas

kesediaannya menerima kami untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

Semoga hubungan baik yang sudah terjalin antara pihak SMK Negeri 1 Bontang

dapat terus berlanjut, dan siswa-siswi SMK Negeri 1 Bontang yang lain dapat

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di PT. SUCOFINDO SBU Mineral

Samarinda Area seperti sebelumnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua kakak-kakak analis

yang telah membimbing penulis dengan penuh keramahtamahan, memberikan

motivasi, dan dorongan semangat, bantuan teknis maupun non teknis serta sikap

yang penuh kekeluargaan dan keceriaan.