laporan kimia lingkungan air

48
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN Analisa Uji Fisik, Fosfat (PO 4 ), Ammonia (NH 3 ), Serta Penentuan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Sampel Air Diwilayah Sekitar UIN Jakarta Di Susun Oleh : ALI PANCA 1110096000028 Kimia III-A PROGRAM STUDI KIMIA 1

Upload: eli-nira

Post on 08-Aug-2015

396 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kimia Lingkungan Air

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN

Analisa Uji Fisik, Fosfat (PO4), Ammonia (NH3), Serta Penentuan Kadar

Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Sampel Air Diwilayah Sekitar UIN Jakarta

Di Susun Oleh :

ALI PANCA

1110096000028

Kimia III-A

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011

1

Page 2: Laporan Kimia Lingkungan Air

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan hasil percobaan ini.

Adapun judul dari percobaan ini adalah “Analisa Uji Fisik, Fosfat (PO4), Ammonia

(NH3), Serta Penentuan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Sampel Air Diwilayah Sekitar UIN

Jakarta “.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Etyn Yunita, M.Si

selaku dosen praktikum kimia lingkungan dan Ibu Nita Rosita S.Si selaku asisten dosen

praktikum kimia lingkungan yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis dalam menyelesaikan percobaan ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyelasaian makalah ini dan memberikan motivasi

kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa hasil percobaan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Akhir

kata, semoga hasil percobaan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Desember 2011

Penulis

2

Page 3: Laporan Kimia Lingkungan Air

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………….………………………………………………

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………

Daftar Isi ……………………………………….……………………………………………..

Bab I Pendahuluan ………………………………………………………………………...

I.1 Latar Belakang …………………………………………………………………..

I.2 Tujuan Penelitian ………………………………………………………………..

I.3 Manfaat Penelitian ……………………………………………………………....

Bab II Tinjauan Pustaka …………………………………………………………………....

II.1 Air …………….…………………………………………………………………...

II.2 Fosfat (PO4) ….………………………………………………………………………..

II.3 Ammonia (NH3) …..………….…………………………………………………...

II.4 Besi (Fe) dan Mangan (Mn)………………………………………………………….

II.5 Spektrofotometer UV-Vis ……………………………………………………….

II.6 Atomic Absorption Spectrophotometre (AAS) ………………………………..

Bab III Metodelogi Penelitian ……………………………………………………………….

III.1 Sampling Air …………..…………………………………………………………

III.2 Uji Fosfat dengan Metode Asam Askorbat ….………………………………

III.3 Uji Ammonia dengan Metode Phenat…………………………………………….…

III.4 Penentuan Kadar Logam Besi dan Mangan …………………………………

Bab IV Hasil dan Pembahasan ……………………………………………………………...

IV.1 Hasil ……………………………………………………………………………..

IV.2 Pembahasan ……………………………………………………………………

Bab V Kesimpulan dan Saran ………………………………………………………………

V.1 Kesimpulan …………………………………………………………………….

V.2 Saran ……………………………………………………………………………

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………

Lampiran …………………………………………………………………………………….

3

i

ii

iii

1

1

2

2

3

3

5

8

8

9

11

12

12

14

17

20

21

21

26

26

26

27

28

Page 4: Laporan Kimia Lingkungan Air

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Air merupakan komponen yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup dimuka bumi ini

tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka

bilamana tidak tersedia alam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dalam

jaringan hidup, air merupakan medium untuk berbagai reaksi dan proses ekskresi.

Air kita perlukan untuk proses hidup dalam tubuh kita, tumbuhan dan hewan. Sebagian

besar tubuh kita, tumbuhan dan hewan terdiri atas air. Air juga kita perlukan untuk berbagai

keperluan rumah tangga, pengairan pertanian kita, industri, rekreasi, dan lain-lainnya. 0leh

karena itu air kita perlukan dalam kualitas yang memadai dan dalam waktu yang tepat.

Air merupakan elemen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Air memiliki

berbagai macam fungsi bagi makhluk hidup, terutama dalam proses metabolisme tubuh. Semua

makhluk hidup memiliki ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat pelarut yang penting

untuk makhluk hidup sekaligus bagian penting dalam proses metabolisme. Tubuh manusia

terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan. Agar dapat berfungsi dengan

baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari untuk

menghindari dehidrasi; jumlah pastinya bergantung pada tingkat aktivitas, suhu, kelembaban,

dan beberapa faktor lainnya.

Dalam air sumur, terdapat beberapa kandungan bahan kimia. Kandungan ini memiliki

efek positif dan negatif bagi tubuh. Kondisi lingkungan atau daerah sumber air masing-masing

mempengaruhi karakteristik air sumur tersebut sehingga bahan kimia yang terkandung pun

beragam jumlahnya. Berdasarkan keragaman jumlah bahan-bahan kimia dalam air, maka

dibutuhkan suatu standard yang mengatur kualitas air yang baik untuk dikonsumsi. Standard

kualitas air ini diatur oleh Departemen Kesehatan berupa Standar Nasional Indonesia (SNI) yang

harus dipatuhi oleh semua produsen air minum.

4

Page 5: Laporan Kimia Lingkungan Air

Dalam percobaan ini akan diamati beberapa parameter kandungan material kimia yang

terkandung dalam sampel air yang meliputi : kadar fosfat (PO4), kadar ammonia (NH3), kadar

besi (Fe), dan kadar mangan (Mn).

I.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Memahami dan dapat melakukan pengambilan sampel air untuk pengujian kualitas air

2. Mengerti dan dapat melakukan uji fisik kualitas air

3. Dapat menentukan konsntrasi fosfat dalam air

4. Dapat melakukan uji ammonia (NH3-N) dalam sampel air dengan menggunakan metode

Phenat

5. Dapat melakukan analisa nitrit dalam sampel air

6. Dapat melakukan preparasi sampel air untuk penentuan kadar logam

7. Dapat menentukan kadar logam besi (Fe) dan mangan (Mn) pada sampel air

8. Mengetahui dan mengaplikasikan penggunaan instrument AAS untuk analisa logam

I.3 Manfaat Penelitian

Hasil percobaan yang dilakukan ini akan memberikan informasi kepada dosen dan

teman-teman mahasiswa tentang kandungan yang terdapat dalam air sumur di beberapa tempat

makan di wilayah sekitar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

.

5

Page 6: Laporan Kimia Lingkungan Air

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Air

Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan

manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

pertanian, industri, perikanan, dan rekreasi.

Air merupakan senyawa kovalen biner yang tersusun dari dua macam atom (H

dan O) dengan rumus molekul H2O. Air adalah suatu senyawa kimia yang termasuk zat

kimia yang dapat dijumpai dalam tiga fasa, yaitu gas, cair dan padat. Dalam bentuk gas,

air terdapat di udara yang sumbernya dari penguapan air yang ada di darat dan di laut.

Dalam bentuk cair, air terdapat di permukaan bumi dalam jumlah besar yaitu mencapai

97 % dari total ketersediaan air, sedangkan dalam bentuk padat terdapat sebagai salju

dan es abadi sekitar 25 %. Pada ketiga fasa, secara kimiawi air tidak berubah dan

mempunyai rumus H2O.

Air mempunyai daya larut tinggi, kepadatan dan panas tertentu. Dari kemampuan

tersebut air mendukung keberadaan ekosistem alam di bumi, mendukung kebutuhan

manusia dalam berbagai kehidupan terutama kebutuhan untuk minum.

Air merupakan materi esensial dalam kehidupan. Bukti-bukti menunjukkan semakin

tinggi taraf kehidupan, jumlah kebutuhan air semakin meningkat. Kebutuhan yang

meningkat mendorong pengadaan sumber air baru, misalnya yang berasal dari air tanah,

mengolah dan menawarkan air laut, maupun mengolah dan menyehatkan kembali

sumber air kotor yang telah tercemar seperti air sungai dan danau. (Winarno, 1986).

A. Sifat Air

1. Sifat Fisika Air

6

Page 7: Laporan Kimia Lingkungan Air

Air adalah suatu zat anorganik berwujud cairan yang mempunyai sifat unik, antara

lain :

a. Dalam keadaan normal air tidak berwarna, berbau dan beras

b. Mendidih pada suhu 100 0C dan membeku pada suhu 0 0C.

c. Merupakan penghantar listrik yang buruk.

d. Berat jenis air dalam bentuk padat lebih kecil daripada dalam bentuk cairan.

e. Memiliki sifat anomali air ( dibawah suhu 4 0C berat jenis air naik apabila

dipanaskan, diatas suhu tersebut berat jenisnya turun bila dipanaskan ) dan memiliki

sifat yang sama dengan zat cair lainnya.

2. Sifat Kimia Air

a. Dapat melarutkan beberapa zat.

b. Sebagai katalis, misalnya dalam pemanasan karbon dan oksigen.

c. Mengalami penguraian.

2H2O 2H2 + O2

Membentuk senyawa hidrat dengan zat lain, misalnya CuSO4. 5H2O, MgSO4.

7H2O, air terikat sebagai hablur.

B. Standar Kualitas Air

Dalam menjamin bahwa air minum itu aman, higienis dan baik serta dapat di minum,

maka harus terpenuhi syarat- syarat berikut :

1. Syarat Fisika

Syarat fisika air minum adalah harus bersih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak

berbau. Adanya perubahan sifat fisika dapat diketahui sejauh mana kualitas air tersebut,

tetapi bukan berarti bila sifat fisiknya baik, maka kualitas air tersebut baik juga, tetapi

harus dilakukan pengujian parameter lainnya. Yang termasuk ke dalam parameter fisika

adalah bau, warna, rasa, temperatur, padatan terlarut, padatan tersuspensi dan kekeruhan.

2. Syarat Kimia

Air minum yang baik harus tidak mengandung unsur-unsur kimia yang jumlahnya

melebihi batas standar air minum. Parameter ini merupakan pangujian yang lebih kuat

7

Page 8: Laporan Kimia Lingkungan Air

daripada parameter fisika dalam penentuan kualitas air. Yang termasuk ke dalam

parameter kimia adalah kesadahan, alkalinitas, besi, mangan, klorida, zat organik, sulfat,

fosfat, logam berat dan nitrogen (nitrat, nitrit dan amonia).

Di bawah ini dicantumkan baku mutu air minum menurut Meskes RI No.

01/Birhukmas/I/1975.

8

Page 9: Laporan Kimia Lingkungan Air

Tabel Baku Mutu Air Minum menurut Meskes RI No. 01/Birhukmas/I/1975

C. Parameter Analisis Air

1. pH

pH air merupakan parameter yang penting karena dapat mengetahui kemampuan

air untuk membentuk kerak (suasana basa) atau menyebabkan korosi (suasana asam) dan

untuk menyokong kehidupan mikroorganisme. Prinsip dasar pengukuran pH adalah

secara elektrometri. Pengukuran pH ini memanfaatkan hubungan antara konsentrasi ion

H+ dengan besarnya potensial sel.

2. Suhu

9

Page 10: Laporan Kimia Lingkungan Air

Temperature adalah salah satu parameter yang menentukan kelayakan suatu

sumber air dapat dikonsumsi, karena suhu sangat berperan dalam reaksi-reaksi kimia dan

pertumbuha mikroba dalam air. Mikroba yang merugikan bagi makhluk hidup dapat

hidup pada temperature tertentu sehingga jika kita menaikkan atau menurunkan

temperature, maka pertumbuhan mikroba tersebut terganggu.

II.2 Fosfat (PO4)

Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat,

polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk

terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme dalam air. Di daerah pertanian

ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai melalui drainase dan

aliran air hujan. Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap

keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat dalam air rendah, seperti pada air

alam (< 0,01 mg P/L), pertumbuhan dan ganggang akan terhalang.

Fosfat yang berasal dari air atau limbah alami biasanya berbentukl sebagai

senyawa fosfat saja. Senyawa fosfat dapat diklasifikasikan sebagai ortho fosfat, fosfat

yang terkondensasi (pyro, metha, polifosfat lainnya), dan senyawa fosfat yang terikat

secara organik.

Senyawa-senyawa fosfat yang biasa dideteksi dengan cara colorimetry tanpa

hidrolisis atau oksidasi dengan pemanasan sampel disebut sebagai “fosfor reaktif” atau

ortho fosfat. Hidrolisis asam pada titik didih airmengubah fosfat terlarut atau fosfat

partikulat yang berkondensasi menjadi orthofosfat terlarut. Istilah “fosfat yang

terhidrolisis asam” lebih disukai daripada “ fosfat terkondensasi”. Fraksi-fraksi senyawa

fosfat yang terkonversi menjadi orthofosfat hanya oleh proses oksidasi yang dekstruktif

dari zat-zat organic disebut sebagai “fosfat organic”. Total fosfat seperti juga fraksi fosfat

yang terlarut atau tersuspensi dapat dibagi secara analitik menjadi 3 bagian seperti

tersebut diatas.

Metode ini menggunakan teknik oksidasi persulfat untuk

membebaskan/menetapkam fosfat organic. Metode colorimetric yang dipergunakan

adalah metode asam askorbat. Ammonium molibdat dan potassium antimonil tartrat

dalam media asam dengan orthofosfat untuk membentuk asam heteropoli-asam

10

Page 11: Laporan Kimia Lingkungan Air

fosfomolibdat yang tereduksi menjadi molybdenum yang berwarna biru oleh asam

askorbat.

Metode asam askorbat dapat digunakan untuk penetapan bentuk-bentuk fosfat

tertentu didalam air minum, air permukaan, air payau, air limbah rumah tangga dan

limbah industry. Cara uji ini digunakan untuk penentuan kadar fosfat yang terdapat dalam

air/air limbah antara 0,01-1.0 mg/L PO43- dengan menggunakan metode asam askorbat

dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 880 nm.

II.3 Ammonia (NH3)

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus N H 3. Biasanya senyawa ini didapati

berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun amonia memilii

sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa

kaustik dan dapat merusak kesehatan. Keberadaannya dalam air dapat mempengaruhi

perubahan sifat fisik air dan kesehatan manusia yang mengkonsumsi air tersebut.

Ammonia dan hypochlorite dengan katalis sodium nitroprusside akan

menghasilkan intensitas senyawa biru dari indofenol yang diukur dengan alat

spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm. Cara uji ini digunakan untuk

penentuan kadar ammonia (NH3-N) dalam sampel air dengan metode Phenat yaitu

dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm dan dengan

konsentrasi NH3-N antara 0,1 mg/L sampai 0,6 mg/L.

II.4 Besi (Fe) dan Mangan (Mn)

Mineral yang sering terkandung dalam air dengan jumlah besar adalah Fe.

Apabila Fe tersebut berada dalam jumlah yang banyak, maka akan muncul berbagai

gangguanlingkungan. Kadar Fe dalam air tanah di wilayah Jakarta semakin meningkat.

Beberapa sumur memiliki kadar Fe yang melebihi standar baku mutu. Intake Fe dalam

dosis besar pada manusia bersifat toksik karena besi Fe2+ bisa bereaksi dengan peroksida

dan menghasilkan radikal bebas.

Mangan (Mn) adalah logam berwarna abu-abu keputihan, memiliki sifat yang

mirip dengan besi (Fe), merupakan logam keras, mudah retak, dan mudah teroksidasi.

Logam Mn merupakan salah satu logam dengan jumlah sangat besar di dalam tanah, baik

11

Page 12: Laporan Kimia Lingkungan Air

dalam bentuk oksida maupun hidroksida. Logam Mn bereaksi dengan air dan larut dalam

larutan asam. Kadar Mn meningkat sejalan dengan meningkatnya aktivitas manusia dan

industri, yaitu berasal dari pembakaran bahan bakar. Mangan yang bersumber dari

aktivitas manusia dapat masuk kelingkungan air, tanah, udara, dan makanan. Kadar

mangan dalam dosis tinggi bersifat toksik.

Berdasarkan ADI (Accebtable Daily Intake) orang deawasa menurut Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 416/MenKes/ Per/IX/1990 tentang syarat-syarat Air Bersih,

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat

dan pengawasan kualitas Air Minum, maka kadar maksimum yang diperbolehkan untuk

Fe adalah 0,3 mg/L sedangkan kadar Mn adalah 0,1 mg/L.

Kandungan besi atau mangan dalam air berbahaya bagi kesehatan. Jika zat

tersebut berada dalam air maka dapat menyebabkan rasa tidak enak dan noda. Kelebihan

zat besi (Fe) bisa menyebabkan keracunan dimana terjadi muntah, kerusakan usus,

penuaan dini hingga kematian mendadak, mudah marah, radang sendi, cacat lahir, gusi

berdarah, kanker, cardiomyopathies, sirosis ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing,

mudah lelah, kulit kehitam – hitaman, sakit kepala, dan gagal hati. ubuh manusia

mengandung Mn sekitar 10 mg dan banyak ditemukan di liver, tulang, dan ginjal.

Kelebihan Mn dapat menimbulkan racun yang lebih kuat dibanding besi. Toksisitas Mn

hampir sama dengan nikel dan tembaga.

II.5 Spektrofotometer UV-VIS

Spektrofotometri ialah suatu analisis berdasarkan pengukuran intensitas

cahaya yang dipancarkan (It) dan secara tidak langsung cahaya yang diabsorb (Ia)

yang tergantung oleh warna dari suatu zat. Sedangkan alat yang digunakan untuk

mengukur intensitas cahaya tersebut disebut Spektrofotometer. Hukum yang berlaku

pada spektrofotometer adalah Lambert-Beer. Persamaannya :

12

Page 13: Laporan Kimia Lingkungan Air

A = є.c.t

Dimana : A = absorbansi

Є = epsilon (tetapan)

C = konsentrasi

t = tebal cuvet

Pada Spektrofotometer terbagi dalam 4 bagian penting, yaitu:

b. Sumber cahaya (sinar)

Sumber cahaya yang dapat dipakai ada dua yaitu wolfram dan deuterium.

Wolfram menghasilkan sinar pada panjang gelombang diatas 375 nm dan

deuterium memiliki panjang gelombang dibawah 375 nm. Dengan memilih salah

satu dari keduanya kita dapat melakukan penetapan pada daerah UV atau VIS.

c. Monokromator

Monokromator berfungsi untuk mendispersikan atau menguraikan cahaya

polikromatis menjadi monokromatis. Ada dua macam monokromator yaitu prisma

dan grating. Grating lebih banyak dipakai karena lebih baik dalam

mendispersikan cahaya karena daya mendispersikannya lebih besar dibandingkan

prisma. Selain itu grating juga dapat dipakai disemua daerah spektra.

Ketelitian dari monokromator selain dipengaruhi jenisnya juga

dipengaruhi oleh lebar celah (Slit Width) yang dipakai. Karena semakin sempit slit

yang dipakai maka sinar yang ditransmisikan akan makin selektif, artinya makin

monokromatis tetapi hubungan lebar slit dengan band pass width tidak linier.

d. Cuvet

Cuvet adalah tempat larutan contoh yang akan diukur. Dalam

penggunaannya cuvet harus memiliki syarat-syarat:

1) Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan cahaya

13

Page 14: Laporan Kimia Lingkungan Air

2) Permukaannya secara optis sejajar

3) Tidak bereaksi dengan bahan-bahan kimia

4) Tidak rapuh

5) Bentuknya sederhana

Bentuk cuvet yaitu lingkaran dan persegi dengan ukuran panjang 1x 1 cm

dan tinggi + 5 cm. Adapun jenis cuvet yaitu plastik, kaca, dan kuarsa. Kaca hanya

dapat digunakan di daerah VIS, tidak UV karena kaca dapat mengabsorb sinar

UV. Sedangkan kuarsa bisa di daerah UV-VIS dan kuarsa lebih tahan pelarut

organik, asam basa kuat. Maka dari itu banyak yang menggunakan kuarsa.

e. Detektor

Fungsinya merubah cahaya yang diterima menjadi arus listrik. Ada dua

jenis detektor yang dikenal yaitu:

1) Foto Tube (photo emissive cell)

2) Barrier Layer Cells.

Diantara keduanya paling baik yaitu Barrier Layer Cells, karena pada saat

proses jatuhnya foton sinar pada katoda akan membebaskan elektron labih banyak

dibandingkan Foto Tube yaitu sebesar 106–107 elektron.

II.6 Atomic Absorption Spectrophotometre (AAS)

Spektrofotometer serapan atom adalah metode analisis berdasarkan pada

pengukuran radiasi cahaya yang diserap oleh atom bebas. Analisis mengunakan

spektrofotometer serapan atom ini mempunyai keuntungan berupa analisisnya sangat

peka dan cepat, pengerjaanya relative sederhana.

Prinsip dasar SSA yang didasarkan pada proses penyerapan energy radiasi dari

sumber nyala atom-atom yang berada pada tingkat energy dasar akan memberikan

energy menjadi bacaan absorbans yang sebanding dengan konsentrasi.

Komponen-komponen utama yang menyusun spektrofotometer serapan atom

adalah sumber cahaya, atomizer, monokromator, detektor dan penampilan data.

14

Page 15: Laporan Kimia Lingkungan Air

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

III.1 Sampling Air

A. Lokasi dan Waktu Percobaan

Lokasi : 12 tempat makan di wilayah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Waktu : 05.30 WIB

No

.

Nama Warung

Makan

ID

SampelAlamat

Kedalama

n Sumber

Air

Penggunaan

1. Warteg Sederhana Ibu

Nuraeni

IA Jl. Ibnu Batuta No. 45 12 m Masak, dan

mencuci bahan

makanan

2. Warung Pak Murti IB Jl. Ibnu Batuta No. 42 18 m Air minum, dan

masak

3. Warteg Pak Nata IIA Jl. Swadaya, Pisangan,

Ciputat

20 m Masak

4. Warteg Al-Barkah 2 IIB Jl. Limun, Pisangan,

Ciputat

40 m Masak

5. Warteg Bela Jaya IIIA Jl. Sedap Malam No. 1 20 m Masak, dan air

minum

6. Warteg Al-Hikmah IIIB Jl. Sedap Malam No. 5 12 m Masak

7. Warteg Ibu Juju IVA Jl. Ibnu Taimia 2

Komp. Dosen

33m Masak, dan

mencuci bahan

makanan

8. RM. Prasmanan

Sedoya Murah

IVB Jl. Nubala No. 6B 25 m Masak

15

Page 16: Laporan Kimia Lingkungan Air

9. RM. Bakso Rusuk VA Jl. Ibnu Khaldun I 20 m Masak

10. Warteg Hafaro I BBS VB Jl. Ciputat Raya 40 m Air minum, masak,

dan mencuci bahan

makanan

11. Warung Makan Fathu VIA Jl. Ibnu Khaldun II 50 m Air minum, dan

mencuci bahan

makanan

12. Warkop Sangkan

Hurip

VIB Jl. Kertamukti No. 10 25 m Masak, dan air

minum

B. Alat dan Bahan

Alat:

1) Botol Polietilen (PE) steril

2) pH-meter

Bahan :

sampel air dari beberapa tempat makan

C. rosedur Kerja

1) Persiapan wadah sampel

Untuk analisa kimia, dibutuhkan wadah penyimpan sampel yang bersih dari

kontaminan, yang dapat mengganggu hasil analisis. Pertama dibersihkan dan

dicuci botol sampel dengan sabun atau deterjen, kemudian dibilas botol tersebut

dengan air suling hingga bersih. Lalu dibilas wadah tadi menggunakan larutan

HNO3. Setelah itu, dibilas lagi botol tadi menggunakan air suling hingga bersih.

Kemudian dikeringkan dengan cara membalikkan botol sampel.

2) Pengambilan air sampel

Untuk analisis kimia dan fisika dari sampe air, pengambilan sampel

memiliki beberapa langkah. Dalam pengambilan sampel pada aliran di bawah

tekanan, diatur laju air 500ml/menit. Pengambilan sampel air dari kran atau klep,

16

Page 17: Laporan Kimia Lingkungan Air

digunakan pipa sambungan yang masuk ke dalam botol. Dialirkan sampel air

beberapa saat hingga air meluap sampai 10 kali volume botol sampel. Ditutup

botol sampel dengan segera, dihindari kontaminasi dengan udara.

Pengambilan sampel air pada kolam, danau, sungai, laut, bak penampungan

dan lainnya, digunakan alat pengambilan sampel khusus.

Pengambilan sampel air panas, harus melalui koil pendingin. Dialirkan

sampel tidak kurang dari 500ml/menit pada keadaan normal. Didinginkan Suhu

air hingga di bawah 30oC.

3) Analisa Uji Fisik

Parameter yang diuji pada uji fisik ini ada dua, yaitu nilai pH dan temperatur

dari sampel air minum isi ulang. Kedua uji ini dilakukan bersamaan dengan

menggunakan alat pH-meter, yaitu dengan cara menyiapkan sampel dalam suatu

wadah. Dibersihkan pH-meter menggunakan aquades. Kemudian dikalibrasi

menggunakan larutan pH standard. Kemudian dibersihkan kembali dengan

aquades, lalu dicelupkan pH-meter pada sampel hingga nilai pH dan temperatur

yang terbaca stabil.

III.2 Uji Fosfat dengan Metode Asam Askorbat

A. Lokasi dan Waktu Percobaan

Lokasi : Pusat Lab. Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Waktu : 13.30 WIB

B. Alat dan Bahan :

Bahan :

1) Sampel air yang akan diuji

2) Air suling

3) H2SO4 5N

17

Page 18: Laporan Kimia Lingkungan Air

4) Kalium antimonil tartrat

5) Ammonium molibdat

6) Asam askorbat

Alat :

1) UV-VIS Spektrofotometer

2) Timbangan analitik

3) Labu Erlenmeyer 125 mL

4) Labu ukur 100 mL; 250 mL; dan 1000 mL

5) Gelas ukur 25 mL dan 50 mL

6) Pipet volumetric 2 mL; 5 mL; 10 mL; 20 mL; dan 25 mL

7) Gelas piala 1000 mL

C. Prosedur Kerja

1) Pembuatan Larutan

a) Larutan H2SO4 5 N

Dimasukkan dengan hati-hati 70 mL asam sulfat pekat ke dalam gelas piala

yang berisi 300 mL air suling dan diletakkan pada penangas es. Larutan

diencerkan dengan air suling sampai 500 mL lalu dihomogenkan.

b) Larutan kalium antimonil tartrat

Sebanyak 1.3715 g kalium antimonil tartrat dilarutkan dengan 400 mL air

suling dalam labu ukur 500 mL yang kemudian ditambahkan air suling hingga

tepat tanda tera dan dihomogenkan.

c) Larutan ammonium molibdat

Sebanyak 20 g ammonium molibdat dilarutkan ke dalam 500 mL air suling

kemudian dihomogenkan.

d) Larutan Asam Askorbat

Sebanyak 1.76 g asam askorbat dilarutkan ke dalam 100 mL air suling.

e) Larutan Campuran

18

Page 19: Laporan Kimia Lingkungan Air

Dicampurkan secara berturut-turut 50 mL H2SO4 5N, 5 mL larutan kalium

antimonil tartrat, 15 mL larutan ammonium molibdat dan 30 mL larutan asam

askorbat.

Catatan 1 Bila terbentuk warna biru, larutan campuran tidak dapat

digunakan.

Catatan 2 Jika terjadi kekeruhan pada larutan campuran, kocok dan biarkan

beberapa menit sampai hilang kekeruhannya sebelum digunakan.

Catatan 3 Larutan campuran ini stabil selama 4 jam.

2) Pembuatan Kurva Kalibrasi

Dibuat deret standar dengan memipet 0; 1; 2; 3; 4; 5 larutan baku fosfat

yang mengandung 10 mg P/L dan dimasukkan masing-masing ke dalam labu ukur

50 mL. ditambahkan air suling sampai tepat tanda tera kemudian dihomogenkan

sehingga diperoleh kadar fosfat 0.0 mg P/L; 0.2 mg P/L; 0.4 mg P/L; 0.8 mg P/L;

1.0 mg P/L. Di optimalkan alat spektrofotometer sesuai dengan petunjuk alat

untuk pengujian kadar fosfat. Dipipet larutan kerja dan dimasukkan masing-

masing ke dalam Erlenmeyer. Setelah itu ditambahkan 1 tetes indicator

fenolftalin. Jika terbentuk warna merah muda, ditambahkan tetes demi tetes

H2SO4 5N sampai warna hilang. Kemudian ditambahkan 8 mL larutan campuran

dan dihomogenkan. Larutan tersebut dimasukkan kedalam kuvet pada alat

spektrofotometer, lalu dibaca dan dicatat serapan masuknya pada panjang

gelombang 880 nm dalam kisaran waktu antara 10-30 menit.

3) Pengukuran Sampel

Dipipet 25 mL sampel uji secara duplo dan dimasukkan masing-masing ke

dalam Erlenmeyer. Ditambahkan 1 tetes indicator fenolftalin. Jika terbentuk

warna merah muda, ditambahkan tetes demi tetes H2SO4 5N sampai warna

hilang. Setelah itu ditambahkan 8 mL larutan campuran kemudian dihomogenkan.

Dimasukkan larutan tersebut kedalam kuvet pada alat spektrofotometer, lalu

dibaca dan dicatat serapan masuknya pada panjang gelombang 880 nm dalam

kisaran waktu antara 10-30 menit.

19

Page 20: Laporan Kimia Lingkungan Air

III.3 Ammonia Sampel Air dengan Metode Phenat

A. Lokasi dan Waktu Percobaan

Lokasi : Pusat Lab. Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Waktu : 13.30 WIB

B. Alat dan Bahan :

Bahan :

Larutan Fenol (C6H5OH)

Natrium Nitroprusida (C5FeN6Na2O) 0,5 %

Larutan Alkalin Sitrat (C6H5Na3O7)

Natrium Hipoklorit (NaOCl) 5%

Larutan Pengoksidasi

Larutan induk Ammonia 1000 mg/L

Larutan baku Ammonia 100 mg/L

Larutan baku Ammonia 10 mg/L

Air suling

Alat :

o UV-VIS Spektrofotmeter

o Neraca analitik

o Erlenmeyer 50 mL

o Labu ukur 100 mL; 500 mL; dan 1000 mL

o Gelas ukur 25 ml

20

Page 21: Laporan Kimia Lingkungan Air

o Pipet volumetrik 1,0 mL; 2,0 mL; 3,0 mL; 4,0 mL; dan 5,0 mL

o Gelas piala

o Pipet tetes

C.Prosedur Kerja

Pembuatan larutan

Larutan Fenol (C6H5OH)

Dicampurkan 11.1 mL Fenol yang dicairkan (kadar Fenol ≥ 89 %) dengan

etil alcohol 95 % didalam labu ukur 100 mL. Diencerkan dengan aquades

hingga batas tanda tera dan dihomogenkan

Catatan : Larutan ini tahan selama 1 minggu.

Larutan Nitroprusida (C5FeN6Na2O) 0.5 %

Dilarutkan 0.5 gram Natrium Nitroprusida dalam 100 mL air suling lalu

dihomogenkan.

Catatan : Larutan disimpan dalam botol gelap dan tahan sampai 1 bulan.

Larutan hipoklorit (NaOCl) 5 %

Catatan : larutan yang tersedia di pasaran berkonsentrasi 5 %, larutan ini

akan terdekomposisi setelah segel dilepas, oleh karena itu ganti larutan

setelah 2 bulan.

Larutan pengoksidasi

Dicampurkan 100 mL larutan alkalin sitrat dengan 25 mL larutan NaOCl 5

%. Larutan ini harus disiapkan setiap kali sebelum pengujian.

Larutan induk Ammonia 1000 mg/L

Dilarutkan 3.819 g NH4Cl (yang sudah dikeringkan pada 100oC dengan

100 ml aquades dalam labu ukur 1 L. Diencerkan hingga batas tanda tera

dengan aquades Setiap 1 mL larutan ini mengandung 1 mg N /L = 1 mg

NH3 /L.

21

Page 22: Laporan Kimia Lingkungan Air

1. Kalibrasi

Dipipet 0.0 mL; 1 mL; 2 mL; 3 mL dan 5 mL larutan baku ammonia 10 mg

N /L dan masukan dimasing-masing ke dalam labu ukur 100 mL. Ditambahkan

air suling sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh kadar ammonia 0.0 mg N /L;

0.1 mg N/L; 0.2 mg N/L; 0.3 mg N/L; 0.5 mg N/L. Alat spektrofotometer

dioptimalkan sesuai petunjuk alat pengujian kadar ammonia. Dipipet 25 mL

larutan standard dan dimasukkan masing-masing ke dalam Erlenmeyer 25 mL.

Ditambahkan 1 mL larutan Fenol, dihomogenkan. Ditambahkan 1 mL larutan

Natrium Nitroprusida, dihomogenkan. Ditambahkan 2.5 mL larutan pengoksidasi,

dihomogenkan. Ditutup Erlenmeyer dengan paraffin. Dibiarkan selama 1 jam

untuk pembentukan warna. Diukur absorbansi pada spektrofotometer dengan

panjang gelombang 640 nm.

2. Pengukuran Sampel

Dipipet 25 mL sampel dan dimasukkan masing-masing kedalam erlenmeyer

25 mL. Ditambahkan 1 mL larutan Fenol, dihomogenkan. Ditambahkan 1 mL

larutan Natrium Nitroprusida, dihomogenkan. Ditambahkan 2.5 mL larutan

pengoksidasi, dihomogenkan. Ditutup Erlenmeyer dengan paraffin atau aluminum

foil. Dibiarkan selama 1 jam untuk pembentukan warna. Diukur absorbansi pada

spektrofotometer dengan panjang gelombang 640 nm.

22

Page 23: Laporan Kimia Lingkungan Air

III.4 Penentuan Kadar Logam Besi dan Mangan Dalam Sampel Air

A. Lokasi dan Waktu Percobaan

Lokasi : Pusat Lab. Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Waktu : 13.30 WIB

B. Alat dan Bahan :

a. Bahan :

1) Larutan induk Fe 1000 ppm

2) Larutan induk Mn 1000 ppm

3) HNO3 pekat

4) Aquades

5) Sampel Air ( Air Minum isi ulang )

6) Sampel Standar 1,0 ppm; 3,0 ppm; dan 6.0 ppm

b. Alat :

1) AAS ( Atomic Absorption Spectrophotometer )

2) Gelas ukur 100 mL

3) Beker glass 100 mL

4) Pipet mikro

C. Prosedur Kerja

1. Ambil 100 mL sampel dan tambahkan HNO3 1 mL (1% dari volume sampel )

2. Apabila sampel agak keruh,lakukan penyaringan dengan filter paper atau

centrifuge

3. Buat larutan standar Fe dan Mn dari larutan induk Fe dan Mn dengan

konsentrasi 0.1 ppm; 0.5 ppm; 1 ppm; dan 2 ppm.

4. Optimalkan instrument AAS sesuai dengan instruksi kerja alat.

23

Page 24: Laporan Kimia Lingkungan Air

5. Ukur konsentrasi larutan standar masing-masing logam dengan AAS, pastikan

kurva kalibrasinya membentuk kurva linier (garis lurus) dengan koefisien

korelasi mendekati 1(0.99…)

6. Lakukan pengukuran sampel, dan catat konsentrasi yang tertera pada AAS.

7. Apabila tidak ada pemgenceran atau pemekatan pada sampel, maka konsentrasi

sampel pada AAS merupakan konsentrasi logam tersebut.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

No

.

Kode

Sampel

Kedalama

n Sumur

(m)

pH Suhu

(oC)

Kadar

Fosfat

(mg/L)

Kadar

Amonia

(mg/L)

Konsentrasi

Fe

(mg/L)

Konsentrasi

Mn

(mg/L)

1 IA 12 6,57 27 0,01 < 0,01 0,09 0,02

2 IB 18 6,92 27 0,03 < 0,01 0,25 0,12

3 IIA 20 7,00 27 0,02 < 0,01 0,23 0,10

4 IIB 40 6,00 28 0,01 < 0,01 1,01 1,03

6 IIIA 12 6,01 27 0,02 < 0,01 3,26 0,71

5 IIIB 20 6,11 26,5 0,09 < 0,01 0,47 0,84

7 IVA 33 6,66 27,5 0,03 < 0,01 0,05 0,20

8 IVB 25 6,68 27,5 0,01 < 0,01 1,40 0,76

9 VA 20 4,90 27 < 0,01 < 0,01 < 0,05 0,60

10 VB 40 6,05 27 0,04 < 0,01 < 0,05 0,15

11 VIA 50 5,45 27,5 < 0,01 < 0,01 < 0,05 0,54

12 VIB 25 6,04 28 0,02 < 0,01 < 0,05 0,33

IV.2 Pembahasan

Dalam percobaan ini praktikan menguji kadar fosfat, kadar ammonia, konsentrasi Fe, dan

konsentrasi Mn dari sampel air yang diambil dari 12 tempat makan yang berada di wilayah UIN

Jakarta. Untuk sampel ID IA, IB, IIA, IIB, IIIA, IIIB sampel air diambil dari tempat makan yang

24

Page 25: Laporan Kimia Lingkungan Air

berada disamping wilayah UIN Jakarta,. Untuk sampel ID IVA, IVB, VA, VB, VIA, VI B

sampael air diambil dari tempat makan yang berada didepan wilayah UIN Jakarta.

Sampling air ini dilakukan pada pagi hari dimana belum banyak terjadi aktivitas

memasak, sehingga sampel air yang diperoleh murni menunjukkan keadaan dalam sumber air.

Pada saat proses sampling air ini praktikan membiarkan air terus mengalir ke dalam botol sampel

sampai 10 kali volume botol sampel, hal ini bertujuan agar sampel tidak mengandung kerak

maupun partikel besar lainnya

Selanjutnya, sampel yang diperoleh dibawa ke laboratorium untuk dilakukan uji sifat

fisik air. Dalam hal ini praktikan hanya menguji dua variabel yaitu pH dan suhu sampel air.

Sebelumnya sampel air telah ditambahkan larutan asam nitrat (HNO3), yang bertujuan untuk

mengawetkan sampel air tersebut. Penambahan asam nitrat tersebut tidak mempengaruhi kadar

yang akan diuji dari sampel tersebut.

Menurut Baku mutu nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor

907/MENKES/SK/VII/2002 tanggal 29 juli 2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas

air minum, pH air yang layak diminum itu berkisar antara 6,5-8,5. Dari sampel air yang telah

diuji ada beberapa sampel yang memiliki nilai pH masih dibawah ambang batas yaitu <6,5. Air

yang memiliki nilai pH dibawah nilai ambang batas bersifat asam, hal ini dapat mempengaruhi

tingkat keasaman darah jika dikonsumsi terus-menerus. Jika darah terlalu asam maka darah akan

menggumpal, dan berakhir pada kerja jantung yang melambat. Jika berlangsung lama, maka

berbagai penyakit akan menyerang. Selain itu air yang meiliki pH asam memiliki kemampun

untuk menyebabkan korosi yang lebih besar. Dari data suhu untuk masing-masing sampel air,

kesemuanya masih memiliki suhu yang tidak berbeda jauh dengan lingkungan pada saat itu. Jika

ditinjau dari lokasi pengambilan sampel tidak ada perbedaan yang signifikan untuk mengenai

nilai pH yang terkandung dalam masing-masing sampel air.

Selanjutnya praktikan menguji kadar fosfat (PO4) dengan metode asam askorbat.

Metode asam askorbat dapat digunakan untuk penetapan bentuk-bentuk fosfat tertentu didalam

air minum, air permukaan, air payau, air limbah rumah tangga dan limbah industry. Cara uji ini

digunakan untuk penentuan kadar fosfat yang terdapat dalam air/air limbah antara 0,01-1.0 mg/L

25

Page 26: Laporan Kimia Lingkungan Air

PO43- dengan menggunakan metode asam askorbat dengan alat spektrofotometer pada panjang

gelombang 880 nm.

Dari hasil pengamatan didapati ada dua sampel (sampel VA dan VIA) yang memiliki

nilai kadar fosfat dibawah nilai MDL (Methode Detection Limit). Hal ini menunjukan bahwa

kandungan fosfat dalam sampel air tersebut sangatlah kecil. Dan untuk sampel yang lain

memiliki nilai kadar fosfat masih dalam kisaran MDL. Adanya kandungan fosfat ini,

dikarenakan pada limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta diterjen.

Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang

dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar

digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang dibuang ke

sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air

dan alga, yang menghasilkan oksigen.Dan akhirnya dapat mencemari sumur-sumur atau air tanah

pemukiman disekitarnya. Dalam KepMenKes 907-2002 tidak tercantum baku mutu untuk kadar

fosfat dalam air, akan tetapi keberadaan fosfat dalam air dengan pemakaian yang terus menerus

berpotensi sebagai salah satu penyebab kanker. Jika ditinjau dari dari lokasi pengambilan sampel

seua data hasil pengamatan masih didalam kisaran batas nilai MDL, tetapi untuk kadar fosfat

tertinggi yang terdapat pada sampel ID IIIA lokasi sampel berada diwilayah samping UIN

Jakarta, dan untuk dua sampel yang memiliki kadar Fosfat dibawah batas nilai MDL lokasi

sampel berada diwilayah depan UIN Jakarta.

Selanjutnya praktikan menguji kadar ammonia (NH3) dengan metode phenat. Ammonia

dan hypochlorite dengan katalis sodium nitroprusside akan menghasilkan intensitas senyawa biru

dari indofenol yang diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm. Cara

uji ini digunakan untuk penentuan kadar ammonia (NH3-N) dalam sampel air dengan metode

Phenat yaitu dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm dan

dengan konsentrasi NH3-N antara 0,1 mg/L sampai 0,6 mg/L.

Dari hasil pengamatan didapati bahwa semua sampel memilki kadar ammonia dibawah

nilai MDL. Hal ini menunjukan bahwa kadar ammonia dalam sampel tersebut sangatlah kecil.

Menurut Baku mutu nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor

907/MENKES/SK/VII/2002 batas kadar ammonia yang terkandung dalam air yang akan

26

Page 27: Laporan Kimia Lingkungan Air

dikonsumsi yaitu 0,15 mg/L. dan untuk batas nilai MDL untuk penentuan kadar ammonia

yaitu0,1 mg/L sampa 0,6 mg/L. Dari hasil pengamatan, semua sampel memiliki nilai kadar

ammonia < 0,1 mg/L. Keberadaan ammonia dalam air minum dapat menyebabkan perubahan

fisik air seperti timbulnya bau gas ammoniak dan perubahan warna jika kandungan ammonia

terlalu tinggi. Standar kualitas air minum yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI tidak

memperbolehkan ammonia terdapat dalam air minum. Jika ditinjau dari lokasi pengambilan

sampel, semua sampel yang diambil dari 12 lokasi memiliki nilai kadar ammonia masih berada

dibawah nilai MDL dan nilai baku mutu yang ditetapkan pemerintah.

Selanjutnya praktikan menentukan kadar logam besi (Fe) dan mangan (Mn).

Berdasarkan ADI (Accebtable Daily Intake) orang deawasa menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 416/MenKes/ Per/IX/1990 tentang syarat-syarat Air Bersih, Keputusan

Menteri Kesehatan RI No.907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan

kualitas Air Minum, maka kadar maksimum yang diperbolehkan untuk Fe adalah 0,3 mg/L

sedangkan kadar Mn adalah 0,1 mg/L. Untuk nilai MDL Fe adalah 0,05 mg/L dan untuk nilai

MDL Mn adalah 0,01 mg/L.

Penentuan kadar Fe dan Mn dalam sampel air ini menggunakan instrument AAS.

Spektrofometri serapan atom merupakan salah satu metode analisis yang dipergunakan untuk

mengidentifikasi dan menentukan keberadaan ion logam baik secara kualitatif maupun kuantitati

dalam semua jenis materi dan larutan. Pegukuran dalam spektroskopi serapan atom ini

didasarkan pada radiasi yang diserap oleh atom yang tidak tereksitasi dalam bentuk uap. Prinsip

analisa dengan menggunakan AAS adalah interaksi antara energi radiasi dengan atom unsure

yang dianalisis .

Pada percobaan ini, larutan standar Fe dan larutan standar Mn dengan konsentrasi yang

berbeda-beda yang dihasilkan dari pengenceran larutan induk, akan dianilisis absorbansinya

untuk menghasilkan konsentrasi larutan sampel yang belum diketahui. Dari hasil pengamatan

didapati bahwa ada empat sampel (sampel IIB, IIIA, IIIB, dan IVB) yang memiliki konsentrasi

Fe > 0,3 mg/L diatas nilai baku mutu yang ditetapkan pemerintah dan keempat sampel tersebut

lokasi pengambilan sampelnya 3 sampel berada diwilayah samping UIN Jakarta dan 1 sampel

pengambilan sampel berada diwilayah depan UIN Jakarta. Untuk sampel yang memiliki nilai

27

Page 28: Laporan Kimia Lingkungan Air

kadar Fe dibawah MDL (< 0,05 mg/L) yaitu sampel ID VA, VB, VIA, dan VIB. Untuk sampel

yang memiliki kadar Fe tepat dengan nilai MDL yaitu sampel ID IVA, semua sampel tersebut

lokasi pengambilan sampel berada diwilayah depan UIN Jakarta. Dan untuk sampel air yang

diambil dari lokasi diwilayah samping UIN Jakarta, semua sampel memiliki nilai kadar

konsentrasi Fe diatas batas nilai MDL.

Dan untuk hasil pengamatan pengukuran konsentrasi Mn dalam larutan sampel, semua

sampel memiliki kadar Mn diatas nilai bats nilai MDL (> 0,01 mg/L) dan hanya ada satu sampel

yaitu sampel ID IA yang memili kadar Mn dibawah nilai baku mutu yang ditetapkan pemerintah

(<0,1 mg/L).

Kandungan besi atau mangan dalam air berbahaya bagi kesehatan. Jika zat tersebut

berada dalam air maka dapat menyebabkan rasa tidak enak dan noda. Kelebihan zat besi (Fe)

bisa menyebabkan keracunan dimana terjadi muntah, kerusakan usus, penuaan dini hingga

kematian mendadak, mudah marah, radang sendi, cacat lahir, gusi berdarah, kanker,

cardiomyopathies, sirosis ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, kulit kehitam –

hitaman, sakit kepala, dan gagal hati. ubuh manusia mengandung Mn sekitar 10 mg dan banyak

ditemukan di liver, tulang, dan ginjal. Kelebihan Mn dapat menimbulkan racun yang lebih kuat

dibanding besi. Toksisitas Mn hampir sama dengan nikel dan tembaga.

28

Page 29: Laporan Kimia Lingkungan Air

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Rata-rata nilai pH dari beberapa sampel masih didalam nilai baku mutu yang

ditetapkan pemerintah.

Kadar fosfat yang terkandung dalam sampel masih dalam kisaran nilai MDL.

Kadar ammonia yang terkandung dalam semua sampel dibawah nilai MDL dan

dibawah nilai baku matu pemerintah.

Sampel air yang diambil dari tempat makan yang berada diwilayah samping UIN

Jakarta memiliki konsentrasi Fe lebih besar dari sampel yang diambil dari tempat

makan diwilayah depan UIN Jakarta.

Semua sampel air memiliki konsentrasi Mn lebih besar dari nilai MDL.

V.2 Saran

Dalam pengujian zat-zat yang terkandung dalam air untuk pengambilan

sampel uji lebih baik dilakukan sesuai dengan prosedur, untuk menghindarkan

kontaminasi terhadap sampel. Instrumen yang digunakan untuk analisis sebaiknya

sudah dikalibrasi terlebih dahulu sehingga diperoleh data dengan presisi dan

keakuratan yang tinggi.

29

Page 30: Laporan Kimia Lingkungan Air

Daftar Pustaka

Achmad, Rukaesih.2004.Kimia Lingkungan.Yogyakarta : Penerbit Andi.

http://aahabib.co.cc/info-kesehatan/bahaya-detejen-bagi-kesehatan/ diakses 9 Desember 2011

13.50

http://bplhdjabar.go.id/index.php/did-you-know/lingkungan/305-pencemaran-air diakses 9

Desember 2011 13.00

http://bsn.go.id diakses 09 Desember 2011 13.10

http://greencollege-keperawatan.blogspot.com/2010/01/sulfat-sulfida-fluorida-amonia.html

diakses 09 Desember 2011 13.17

http://id.wikipedia.org/wiki/Fosfat diakses 9 Desember 2011 13.30

http://infoguano.blogspot.com/2010/06/rock-phosphat.html diakses 09 Desember 2011 14.07

http://journals.iucr.org/e/issues/2005/03/00/ac6148/ac6148scheme1.gif 27 Desember 2011 07.30

http://lovekimiabanget.blogspot.com/2010/04/mangan-mn.html diakses 27 Desember 2011 07.45

http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/1704.pdf diakses 10 Desember 2011 10.45

http://science.csumb.edu/morocojo/chem_methods/Phosphate/PhosphateMeth.html diakses 27

Desember 2011 07.00

http://smk3ae.wordpress.com/2010/08/28/penghilangan-besi-fe-dan-mangan-mn-dalam-air-2/

diakses 10 Desember 2011 10.15

http://victoria-ro.com diakses 09 Desember 2011 14.36

30

Page 31: Laporan Kimia Lingkungan Air

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1 diakses 27 Desember 2011 07.15

http://www.scribd.com/doc/32563834/Besi-Dan-Mangan diakses 10 Desember 2011 10.50

LAMPIRAN

A. Uji Fosfat dengan Metode Asam Askorbat

Pembuatan Kurva Kalibrasi

Konsentrasi

Fosfat Standar

mg/L (x)

Absorbansi

Standar (y)ID Sampel

Hasil

Pengukuran

(C)

Kadar Fosfat

Sampel (mg/L)*

0,0 0,005826 IA 0,0131 0,01

0,2 0,1232 IB 0,0336 0,03

0,4 0,242 IIA 0.0196 0,02

0,8 0,4888 IIB 0.0096 0,01

1,0 0,6144 IIIA 0,0902 0,09

IIIB 0,0212 0,02

IVA 0,0302 0,03

IVB 0,0139 0,01

VA 0,0023 <0,01

VB 0,0367 0,04

VIA 0,0034 <0,01

VIB 0,0248 0,02

MDL untuk Fosfat berada pada kisaran konsentrasi 0,01 – 1,0 mg/L

310 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

f(x) = 0.609377209302326 x + 0.0023441395348836R² = 0.99985049651952

Kurva Kalibrasi Fosfat

Konsentrasi Fosfat Standar (mg/L)

Abs

orba

nsi (

A)

Page 32: Laporan Kimia Lingkungan Air

B. Uji Ammonia (NH3-N) Sampel Air dengan Metode Phenat

Pembuatan Kurva Kalibrasi

Konsentrasi

Ammonia Standar

mg/L (x)

Absorbansi

Standar (y)ID Sampel

Hasil

Pengukuran

(C)

Kadar Ammonia

(mg/L)*

0,0 0,0007447 IA 0,0421 <0,1

0,1 0,1159 IB 0,0241 <0,1

0,2 0,1957 IIA -0,0208 <0,1

0,3 0,4279 IIB 0,0300 <0,1

0,5 0,7666 IIIA 0,0060 <0,1

IIIB -0,0961 <0,1

IVA -0,1207 <0,1

IVB -0,1257 <0,1

VA -0,1574 <0,1

VB -0,2609 <0,1

VIA -0,0415 <0,1

VIB 0,0516 <0,1

MDL untuk Ammonia berada pada kisaran konsentrasi 0,1-0,6 mg/L

32

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.60

0.10.20.30.40.50.60.70.80.9

f(x) = 1.56009571621622 x − 0.0418521175675676R² = 0.977815240845328

Kurva Kalibrasi Ammonia

Konsentrasi Standar (mg/L)

Abs

orba

nsi (

A)

Page 33: Laporan Kimia Lingkungan Air

C. Penentuan Kadar Logam Besi dan Mangan dalam Sampel Air

Pembuatan Kurva Kalibrasi Fe

Konsentrasi

Standar mg/L

(x)

Absorbansi

Standar (y)ID Sampel

Hasil

Pengukuran

(C)

Kadar Fe (mg/L)*

0,0 0,0000 IA 0,086 0,09

1,0 0,0308 IB 0,250 0,25

3,0 0,0896 IIA 0,232 0,23

6,0 0,1674 IIB 1,014 1,01

IIIA 3,262 3,26

IIIB 0,473 0,47

IVA 0,050 0,05

IVB 1,401 1,40

VA -0,117 <0,05

VB -0,084 <0,05

VIA -0,004 <0,05

VIB -0,068 <0,05

MDL untuk logam besi (Fe) yaitu 0,05 mg/L

33

0 1 2 3 4 5 6 70

0.020.040.060.08

0.10.120.140.160.18

f(x) = 0.0278333333333333 x + 0.00236666666666668R² = 0.998541237656528

Kurva Kalibrasi Fe

Konsentrasi Standar (mg/L)

Abs

orba

nsi (

A)

Page 34: Laporan Kimia Lingkungan Air

Pembuatan Kurva Kalibrasi Mn (*MDL untuk logam Mn 0,01 mg/L)

Konsentrasi

Standar mg/L (x)

Absorbansi

Standar (y)

ID

Sampel

Hasil Pengukuran

(C)

Kadar Mn

(mg/L)*

0,0 0,0000 IA 0,021 0,02

1,0 0,0716 IB 0,121 0,12

3,0 0,2065 IIA 0,107 0,11

6,0 0,3835 IIB 1,035 1,04

IIIA 0,710 0,71

IIIB 0,838 0,84

IVA 0,198 0,20

IVB 0,759 0,76

VA 0,596 0,60

VB 0,149 0,15

VIA 0,537 0,54

VIB 0,326 0,33

34

0 1 2 3 4 5 6 70

0.050.1

0.150.2

0.250.3

0.350.4

0.45

f(x) = 0.0637190476190476 x + 0.00610238095238094R² = 0.998244255566668

Kurva Kalibrasi Mn

Konsentrasi Standar (mg/L)

Abs

orba

nsi (

A)

Page 35: Laporan Kimia Lingkungan Air

35