laporan analisis air semester 6

62
Pemeriksaan Suhu Air Hari/tanggal : Selasa, 04 Maret 2014 Pertemuan : I Tujuan : Untuk mengukur suhu air dalam sampel yang akan di analisis Metode : Pemuaian dengan Therometer Dasar Teori : Pengukuran suhu dapat dilakukan dengan setiap thermometer air raksa yang kualitasnya baik. Paling sedikit thermometer harus mempunyai tanda setiap 0.1 0 C. Thermometer harus mempunyai kapasitas termal minimal yang memungkinkan tercapainya keseimbangan yang cepat. mengukur suhu air, yang seharusnya langsung diukur dilapangan tempat 1

Upload: mustika-sari-hutabarat

Post on 24-Nov-2015

98 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan Analisa Air ini berikan laporan-laporan mengenai pemeriksaan air

TRANSCRIPT

Pemeriksaan Suhu Air

Hari/tanggal: Selasa, 04 Maret 2014

Pertemuan: I

Tujuan: Untuk mengukur suhu air dalam sampel yang akan di analisisMetode: Pemuaian dengan Therometer

Dasar Teori: Pengukuran suhu dapat dilakukan dengan setiap thermometer air raksa yang kualitasnya baik. Paling sedikit thermometer harus mempunyai tanda setiap 0.10 C. Thermometer harus mempunyai kapasitas termal minimal yang memungkinkan tercapainya keseimbangan yang cepat. mengukur suhu air, yang seharusnya langsung diukur dilapangan tempat pengambilan sampel air.

Alat-alat: 1. Thermometer2. Labu Erlenmeyer 200 atau 250 ml

Reagensia: -

Bahan Uji: 1. Sampel: Sumur Aspi 32. Tanggal pengambilan: Selasa, 04 Maret 20143. Tanggal analisis: Selasa, 04 Maret 20144. Jam analisis: Pkl. 11.05 WIB5. Tempat analisis: Laboratorium Kimia

Persyaratan: Maksimum yang diperbolehkan, sesuai dengan suhu udara.

Cara Kerja: 1. Sampel air dituangkan kedalam labu eerlenmeyer2. Masukkan thermometer3. Tunggu 1-2 menit4. Dibaca dan catat temperaturnya (waktu membaca thermometer tetap diair)

Hasil Pemeriksaan: Suhu = 270 C

Pembahasan: suhu adalah termasuk parameter pemeriksaan fisik dengan metode pemuaian dengan thermometer. Syarat PerMenKes untuk air minum parameter ini harus suhu udara 30 C. Jika suhu air yang diperiksa melebihi persyaratan maka perlu pemeriksaan lanjutan untuk identifikasi pengaruh penaikan suhu air sampel.

Kesimpulan: Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh suhu air Sampel Sumur Viktor adalah sebesar 290 C.

Pemeriksaan Warna Air

Hari/tanggal: Selasa, 04 Maret 2014

Pertemuan: I

Tujuan: Untuk memeriksa kadar warna yang terkandung dalam air Aspi 3.

Metode: Perbandingan warna secara visual

Dasar Teori: Warna diukur berdasarkan pembandingan sampel air dengan warna standar yang telah diketahui konsentrasinya.

Alat-alat: tabung reaksiBahan Uji: 1. Sampel: Sumur Aspi 32. Tanggal pengambilan: Selasa, 04 Maret 20143. Tanggal analisis: Selasa, 04 Maret 20144. Jam analisis: Pkl. 11.05 WIB5. Tempat analisis: Laboratorium Kimia

Persyaratan: Minimum yang dianjurkan : 5 unit skala Pt-Co. Maksimum yang diperbolehkan: 50 unit skala Pt-Co

Cara Kerja: 1. Warna sampel dibandingkan dengan cakram warna yang diletakan pada ujung tabung logam.2. Tabung tersebut didalamnya terdapat tabung komparator dari gelas untuk sampel dan air suling yang tidak berwarna.3. Kemudian bandingkan warna yang terdapat pada tabung tersebut kemudian dikalibrasi dengan skala warna Pt-Co.

Hasil Pemeriksaan: Tidak berwarna dan bening

Pembahasan: warna adalah termasuk parameter pemeriksaan fisik dengan metode perbandingan warna secara visual. Syarat PerMenKes untuk air minum parameter ini harus 15 TCU. Jika air yang diperiksa warnanya melebihi 15 TCU (>15 TCU) maka perlu pemeriksaan lanjutan untuk identifikasi pengaruh warna dalam air. Warna air berhubungan erat dengan kekeruhan yakni semakin keruh air maka warna air semakin kecoklatan atau kehitaman.

Kesimpulan: Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh warna air Sampel Sumur Aspi 3 adalah Tidak berwarna (Bening).

Pemeriksaan Bau Air

Hari/tanggal: Selasa, 04 Maret 2014

Pertemuan: I

Tujuan: Untuk memeriksa air dengan cara mengetes bau yang ada dalam air.

Metode: Organoleptik

Dasar Teori: Alat untuk mengetes bau yang paling pokok adalah hidung Manusia. Tes terhadap bau dilakukan untuk memperoleh Suatu gambaran secara kuantitatif dan mendekati pengukuran intensitas bau.

Alat-alat: Semua peralatan dari gelas harus bebas dari bau. Jangan menggunakan tutup gabus atau plastic, juga bejana yang mempunyai.

Reagensia: -

Bahan Uji: 1. Sampel: Sumur Aspi 32. Tanggal pengambilan: Selasa, 04 Maret 20143. Tanggal analisis: Selasa, 04 Maret 20144. Jam analisis: Pkl. 11.05 WIB5. Tempat analisis: Laboratorium KimiaPersyaratan: Tidak berbau

Cara Kerja: 1. Hindarkan stimulant-stimulan bau dari luar, seperti yang disebabkan karena merokok dan makan.2. Sebelum melakukan tes stimulan-stimulan bau yang disebabkan oleh bau sabun, parfum dan snaving lotion.3. Sampel dimasukan kedalam wadah bebas bau.4. Dicium baunya.5. Kalau kurang jelas dipanaskan pada 400C.

Hasil Pemeriksaan: Tidak berbau

Pembahasan: Bau adalah termasuk parameter pemeriksaan fisik dengan metode organoleptik. Syarat PerMenKes untuk air minum parameter ini harus tidak berbau. Jika air yang diperiksa berasa maka perlu pemeriksaan lanjutan untuk identifikasi pengaruh bau dalam air. Bau yang terdapat dalam air mempunyai hubungan erat dengan warna air. Jika semakin keruh warna air maka dapat meningkatkan aroma bau pada sampel.

Kesimpulan: Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh air Sampel Sumur Aspi 3 adalah Tidak berbau.

Pemeriksaan Rasa Air

Hari/tanggal: Selasa, 04 Maret 2014

Pertemuan: I

Tujuan: Untuk mengukur rasa secara organoleptik, dan pengujian rasa hanya dilakukan pada sampel yang diketauhi jelas aman untuk ditelan.

Metode: Organoleptik

Dasar Teori: Rasa seperti halnya bau, merupakan salah satu rangsangan kimia. Hanya ada empat sensasi rasa asli yaitu asam, manis, asin, dan pahit. Pengujian rasa hanya dilakukan pada sampel yang diketahui jelas aman untuk ditelan.

Alat-alat: 1. Beaker glass2. Alat pengecap

Reagensia: -

Bahan Uji: 6. Sampel: Sumur Aspi 37. Tanggal pengambilan: Selasa, 04 Maret 20148. Tanggal analisis: Selasa, 04 Maret 20149. Jam analisis: Pkl. 11.05 WIB10. Tempat analisis: Laboratorium KimiaPersyaratan: Tidak berasa

Cara Kerja: Sampel dirasakan oleh pemeriksaan, dengan memasukkannya kedalam mulut, ditahan beberapa detik dan dikeluarkan tanpa menelan airnya. Dicatat, apakah rasa dapat dikecap dalam sampel yang diperiksa.

Hasil Pemeriksaan: Tidak berasa

Pembahasan: Rasa adalah termasuk parameter pemeriksaan fisik dengan metode organoleptik. Syarat PerMenKes untuk air minum parameter ini harus tidak berasa. Jika air yang diperiksa berasa maka perlu pemeriksaan lanjutan untuk identifikasi pengaruh rasa dalam air.

Kesimpulan: Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh rasa air Sampel Sumur Aspi 3 adalah Tidak berasa.

KESADAHAN TOTAL

Hari/tanggal:Selasa, 11 Maret 2014

Pertemuan: II

Tujuan: Untuk memeriksa kadar calsium dan Magnesium yang terlarut dalam air.

Metode: Titrimetri dengan EDTA

Dasar Teori: Bila suatu larutan yang mengandung kation logam tertentu ditambahkan EDTA, akan membentuk kompleks yang mudah larut.Selanjutnya ikatan kompleks Calsium dam Magnesium dengan penambahan larutan buffer pH 10, maka larutan akan berubah dari merah anggur menjadi biru, sebagai titik akhir titrasi.

Peralatan: Labu erlemeyer 250/300 ml Gelas ukur/ pipet volume 100 ml Buret 25/50 ml Beaker glassReagensia:1. Larutan BufferTimbang 16,9 gram Ammonium Chlorida kemudian larutkan dalam 143 ml Ammonium pekat dalam labu ukur 250 ml.Kemudian timbang 780 mg MgSO4. 7H2O dan EDTA 1,179 gram, larutkan dengan 50 ml aquades.Kemudian campurkan kedua larutan ini.2. Indikatora. 0.5 gram Eriochrome Black T dan 100 gram NaCl, dicampur dengan menggerus dalam mortar.b. 200 mg Mureksin, dicampurkan dengan 100 gram NaCl Kristal, dicampur dengan menggerus dalam mortar.3. Titrasi Standar EDTA 0.01 MolarTimbang 3,723 gram EDTA kemudian dilarutkan dalam aquades hingga 1 Litter.Tentukan titer dengan menstandarisasi dengan larutan standar Calsium.4. Larutan Standar CalsiumTimbang 1000 mg CaCO3 dilarutkan terlebih dahulu dengan 1+ 1 HCl pekat, kemudian larutkan dengan aquades hingga 1 Litter.Cara Kerja:1. Pipet 50 ml sampel secara kuantitatif, masukan dalam labu Erlenmeyer2. Tambahkan 1-2 ml larutan buffer Ammonia pH 103. Kemudian tambahkan 0.1gram indicator EBT 4. Titrasi dengan larutan standar EDTA hingga perubahan warna dari merah anggur menjadi biru tua.5. Catat hasilnya.

Hasil ukur:No.PengukurHasil (ml)

1.I2,4

2.II2,4

3.III2,5

4.IV2,2

5.V2,5

6.VI2,6

Jumlah ()14,6

Mean 2,43

Perhitungan:Kesadahan Total:

20 2,43 1.15 0,56

31,2 mg/L

CatatanFactor EDTA= 1,15

Hasil Pemeriksaan: 31,2 mg/L

Pembahasan: Kesadahan airadalah kandunganmineral-mineral tertentu di dalam air, umumnyaion Calsium(Ca) danMagnesium(Mg) dalam bentukgaram karbonat. Air sadahatauair kerasadalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi. Mineral yang menyebabkan kesadahan antara lain ion kalsium dan magnesium, selain itu penyebab kesadahan juga bisa merupakan ionlogam lain maupun garam-garambikarbonat dan sulfat.Air lunakadalah air dengan kadar mineral yang rendah. Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah anatara lain pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, karena air sadah yang bercampur sabun tidak dapat membentuk busa, tetapi malah membentuk gumpalansoap scum(sampah sabun) yang sukar dihilangkan.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh kadar kesadahan total dalam sampel air sumur adalah 31,2 mg/L, jadi air sumur tersebut tidak tergolong air sadah.Batas kesadahan yang dianjurkan dan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum adalah 500 mg/L

CALSIUM

Hari/tanggal:Selasa, 11 Maret 2014

Pertemuan: II

Tujuan: Untuk memeriksa kadar calsium yang terlarut dalam air.

Metode: Titrimetri dengan EDTA

Dasar Teori: Bila ditambahkan EDTA pada air yang mengandung Calsium dan Magnesium, mula-mula EDTA akan bergabung dengan Calsium. Calsium dapat ditentukan langsung dengan EDTA, bila pH dibuat cukup tinggi sehingga Magnesium akan mengendap sebagai hidroksida dan indicator yang dipergunakan hanya dapat bereaksi dengan calcium.

Peralatan: Labu erlemeyer 250/300 ml Pipet gondok Buret 25/50 ml Beaker glass

Reagensia: Natrium Hidroksida (NaOH) 1 N Indikator Murexid200 Mureksin, dicampurkan dengan 100 gram NaCl Kristal, dicampur dan digerus dalam mortar. Titrasi Standar EDTA 0.01 MTimbang 3,723 gram EDTA kemudian dilarutkan dalam aquades hingga 1 Litter.Tentukan titer dengan menstandarisasi dengan larutan standar Calsium.

Cara Kerja:1. Pipet 50 ml sampel secara kuantitatif, masukan dalam labu Erlenmeyer2. Tambahkan 2 ml larutan NaOH 1 N3. Kemudian tambahkan 0.1 gram indicator Murexid4. Titrasi dengan larutan standar EDTA hingga perubahan warna dari warna pink menjadi merah anggur 5. Catat hasilnya.

Hasil Ukur:No.PengukurHasil (ml)

1.I0,6

2.II0,6

3.III0,9

4.IV0,6

5.V0,7

6.VI0,7

Jumlah ()4,1

Mean 0.68

Perhitungan:Kesadahan Calsium:

20 0,68 1.15 0,4

6,256 mg/L

Hasil Pemeriksaan: 6,256 mg/L

Pembahasan: Kesadahan airadalah kandunganmineral-mineral tertentu di dalam air, umumnyaion Calsium(Ca) danMagnesium(Mg) dalam bentukgaram karbonat. Air sadahatauair kerasadalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi. Mineral yang menyebabkan kesadahan antara lain ion kalsium dan magnesium, selain itu penyebab kesadahan juga bisa merupakan ionlogam lain maupun garam-garambikarbonat dan sulfat.Air lunakadalah air dengan kadar mineral yang rendah. Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah anatara lain pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, karena air sadah yang bercampur sabun tidak dapat membentuk busa, tetapi malah membentuk gumpalansoap scum(sampah sabun) yang sukar dihilangkan. Efek ini timbul karena ion 2+ menghancurkan sifat surfaktan dari sabun dengan membentuk endapan padat (sampah sabun tersebut). Komponen utama dari sampah tersebut adalah kalsium stearat, yang muncul dari stearat natrium, komponen utama dari sabun: 2 C17H35COO-+ Ca2+ (C17H35COO)2Ca

Kesimpulan: Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh kadar kesadahan calsium dalam sampel air sumur adalah 6,256. jadi kadar Calsium dalam sampel masih dalam batas persyaratan dan air sumur tersebut tidak tergolong air sadah. Batas kesadahan yang dianjurkan dan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum adalah 500 mg/L.

MAGNESIUM

Hari/tanggal:Selasa, 11 Maret 2014

Pertemuan: II

Tujuan: Untuk memeriksa kadar Magnesium yang terlarut dalam air.

Metode: Titrimetri dengan EDTA

Dasar Teori: Untuk pemeriksaan Magnesium dalam air, Magnesium dapat dihitung dari Calsium EDTA dan titrasi kesadahan dengan persamaan sebagai berikut

Perhitungan:No Hasil Titrasi Kesadahan Jumlah (ml)Hasil Titrasi Kesadahan Calsium (ml)

12,40,6

22,40,6

32,50,9

42,20,6

52,50,7

62,60,7

Jumlah ()14,64,1

Mean 2,430.68

Kesadahan Magnesiummg/LMg= =20x1,75x1,15x0,244x1=9,821

Hasil Pemeriksaan: 9,8mg/L

Pembahasan: Kesadahan airadalah kandunganmineral-mineral tertentu di dalam air, umumnyaion Calsium(Ca) danMagnesium(Mg) dalam bentukgaram karbonat. Air sadahatauair kerasadalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi. Mineral yang menyebabkan kesadahan antara lain ion kalsium dan magnesium, selain itu penyebab kesadahan juga bisa merupakan ionlogam lain maupun garam-garambikarbonat dan sulfat.

Kesimpulan: Berdasakan hasil perhitungan dari data titrasi diperoleh kadar Magnesium dalam sampel air sumur adalah 9,8 mg/L jadi kadar Magnesium dalam sampel masih dalam batas persyaratan dan air sumur tersebut tidak tergolong air sadah.Batas kesadahan yang dianjurkan dan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum adalah 500 mg/L.

ZAT ORGANIK ( Sebagai KMnO4)

Hari/tanggal:Selasa, 18 Maret 2014

Pertemuan: III

Tujuan: Untuk memeriksa kadar zat organic yang terlarut dalam air.

Metode: Titrimetri

Dasar Teori: Zat organic yang dapat dioksidasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas, disebut angka KMnO4

Peralatan: Labu erlemeyer 250/300 ml Gelas ukur/ pipet volume 100 ml Buret 25/50 ml Beaker glass Pemanas listrik Pipet gondok

Reagensia:a. Larutan 0.1 N KMnO4 Timbang 3,2 gram KMnO4 kristal kemudian larutkan dengan aquades dengan cara mengadd hingga 1 litter. Didihkan selama 10-15 menit Diamkan 1 malam ( 24 jam), tambahkan aquades hingga 1 litter lalu saring dengan glass wool.b. Larutan 0,01 N Asam Oksalat Timbang 6,3024 gram asam oksalat dilarutkan dengan aquades kemudian masukan ke labu ukur Tambahkan 50 ml H2SO4 pekat Lalu add aquades hingga 1 litter

c. Larutan 0.01 N Asam OksalatEncerkan asam oksalat 0,1 N menjadi 0,01 N sebanyak 100 ml dengan cara memipet larutan asam oksalat 0,1 N sebanyak 10 ml lalu add dengan aquades hingga 100 mld. Larutan H2SO4 Masukan aquades sebanyak 800 ml kedalam labu ukur 1 litter Tambahkan H2SO4 pekat Kemudian encerkan dengan aquades hingga 1 litter.e. Larutan 0,01 N KMnO4 Encerkan KMnO40,1 N menjadi 0,01 N sebanyak 100 ml dengan cara memipet larutan asam oksalat 0,1 N sebanyak 10 ml lalu add dengan aquades hingga 100 mlf. Larutan 0,01 N KMnO4 (mencari factor) Pipet 10 ml asam oksalat 0,01 N, masukan kedalam labu erlemeyer Encerkan dengan aquades sampai 100 ml Tambahkan 5 ml H2SO4 4 4 N Panaskan hingga sampai mendidih, titrasi panas-panas dengan 0,01 N KMnO4, sampai warna merah sangat muda Catat hasilnya dan hitung factor 0,01 N KMnO4

Cara Kerja:1. Pipet 100 ml sampel secara kuantitatif, masukan dalam labu Erlenmeyer2. Tambahkan 5 ml H2SO4 4 4 N3. Panaskan sampai mendidih4. Tambahkan 10 ml 0,01 N KMnO4, biarkan mendidih tepat 10 menit5. Tambahkan 10 asam oksalat 0,01 N, dengan vol.pipet, pendidihan dilanjutkan sampai warna merah hilang6. Titrasi kembali dalam keadaan panas dengan 0.01 N KMnO4, sampai terbentuk warna merah muda.7. Catat hasilnya.

Hasil Ukur:No.PengukurHasil titrasi (ml)

1.I1,9

2.II1,6

3.III2,0

4.IV1,6

5.V1,5

6.VI1,9

Jumlah ()11

Mean 1,75

Blanko0,5

Perhitungan:

Hasil Pemeriksaan: 1,9 mg/L

Pembahasan: Batas kadar KMnO4 yang dianjurkan dan sesuai dengan P Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum adalah 10 mg/L.

Kesimpulan :Berdasarkan hasil perhitungan, maka kadar zat organic dalam sampel air sumur ASPI 3 adalah 1,9 mg/L, jadi kadar zat organic dalam sampel air sumur masih sesuai dengan persyaratan PerMenKes.

Penentuan Kadar Nitrit(sebagai NO2)

Hari/tanggal: Selasa, 25 Maret 2014Pertemuan: IVTujuan: Menentukan kadar nitrit yang terlarut dalam airDasar teori: Kadar nitrit ditentukan melalui pembentukan dari warna azo yang ungu kemerahan, yang terbentuk pada PH 2-2,5 dengan campuran asam sulfanilat yang diazokan dengan N(1- naftyletilen diamin dihydroklorida)Peralatan: Spectrophotometer Labu ukur 25 dan 100 ml Erlenmeyer 100 ml Pipet volum Bulp (balon hisap)Reagensia: Aquadest bebas nitrat SulfanilamidLarutkan 5 gram sulfanilamide dalam campuran 50 ml HCl pekat dan 300 ml aquades, add hingga 500 ml dengan aquades Larutan N(1-Naftil etilen diamin dihydroklorida)Larutkan 500 mg dengan 500 ml aquades Larutan induk Nitrit 100 ppm Timbang tepat 0,150 gram NaNO2, larutkan aquades bebes nitrit 1 ml = 0,1 mg = 1 ppm

Cara kerja:a. Larutan standar glukosa1. Encerkan larutan induk 100 ppm menjadi 10 ppm (pipet 10 ml add 1L)2. Encerkan larutan 10 ppm menjadi 1 ppm(pipet 10 ml add 1L)3. Dari larutan 1 ppm yang baru di buat, sediakan 5 seri larutan standar kerja yaitu: 0,01; 0,03; 0,05;0,07;0,09 ppm (pipet 1;3;5;7;9 ml larutan standar 1 ppm add 100 ml )4. Kerjakan masing- masing standar.5. Pipet 25 ml larutan standar, tambahkan 0,5 ml larutan sulfanilamide, diamkan 5 menit6. Tambahkan 0,5 ml larutan naftyl amin, campur dan diamkan 5 menit 7. Baca absorbansi dengan spectrophotometer dengan 543 nm8. Buat kurva kalibrasi absorban versus konsentrasi

b. Perlakuan Sampel1. Pipet 25 ml sampel , tambahkan 0,5 ml larutan sulfanilamide, diamkan 5 menit2. Tambahkan 0,5 ml larutan naftyl amin, campur dan diamkan 5 menit 3. Baca absorbansi dengan spectrophotometer dengan 543 nm. Kerjakan duplo4. Buat kurva kalibrasi absorban versus konsentrasi

Hasil pengukuran:NOX(kons)Y (abs)XYX2Y2

1.0,010,0030,000030,00010,000009

2.0,030,0100,00030,00090,0001

3.0,050,0150,000750,00250,000225

4 0,070,0250,001750,00490,000625

5 0,090,0280,002520,00810,000784

0,250,0810,005350,01650,001743

Mean 0,050,0162

Nilai r(regresi)

r = 1Kurva kalibrasi

Nilai b , b = 0,325Nilai a a = 0,00005Konsentrasi sampel(x) x

Pembahasan: Batas kadar Nitrit yang dianjurkan dan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum adalah 3 mg/L.Kesimpulan :Berdasarkan hasil perhitungan, maka kadar nitrit dalam sampel air sumur ASPI 3 adalah 0,012 mg/L, jadi kadar nitrit dalam sampel air sumur masih sesuai dengan persyaratan PerMenKes.

Pengambilan Sampel Air

Hari/tanggal: Selasa, 1 April 2014

Pertemuan: V

Tujuan: untuk memperoleh sampel air sesuai parameter yang akan diperiksa secara bakteriologi dan kimia

Dasar Teori: Pada pengambilan air terdapat 3 jenis pemeriksaan. 1. Bakteriologi diambil secara aseptis dan menggunakan botol kaca steril 2. Fisik menggunakan wadah plastik/ kaca dan dianalisis secepatnya3. Kimia menggunakan wadah plastik/kaca, jika tidak dianalisis secepatnya, gunakan pengawet Parameter Cu, Zn menggunakan HCl pekat 0,5 ml/ 100 ml sampel air Parameter Mn, Fe, Hg, Pb menggunakan HNO3 5ml/L sampel air Parameter NO2, NO3, amoniak menggunakan H2SO4 pekat 0,8 ml/L

Alat-alat: - Botol kaca steril Botol kaca Jerigen air 2L Bunsen dan korek Label Reagensia: - H2SO4 pekat HNO3 HCl pekat Cara Kerja: 1. Siapkan bahan dan alat yang akan dibawa ke lokasi pengambilan sampel 2. Untuk mikrobiologi Air kran Bersihkan kran dari kotoran dengan kain bersih Putar kran, biarkan air mengalir 1-2 menit Mulut kran di sterilkan dengan lidah api menggunakan bunsen Buka tali dan kertas pembungkus botol Buka tutup botol dan pegang tutup dengan tangan kiri, dan botol pada tangan kanan. Tampung air hingga bagian. Lidah api lagi kemudian tutup. Ikat dan bungkus kembali Air sumur Buka bungkus botol yng telah steril dan telah dipasang tali dan pemberat pada botol. bilas tangan dengan alkohol 70%. Kemudian buka tutup botol dan letakan diatas kertas pembungkus. Perlahan turunkan botol kesumur dengan mulut menghadap keatas dan tidak menyentuh dinding sumur Isi bagian dan tarik botol. Tutup kembali botol dengan pembungkus dan diikat tali. 3. Untuk kimia dan fisik Siapkan 3 botol dan 1 jerigen Isi dengan sampel air Tambahkan pengawet sesuai parameter yang akan diperiksa 4. beri label pada botol lokasi pengambilan sampel pengawet dan parameter yang akan diperiksa tanggal pengambilan sampel nama pengambil/perusahaan yang pengambil sampel

Kesimpulan: Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan telah diperoleh sampel air sesuai parameter yang akan diperiksa

Pemeriksaan Kadar Klorida ( Sebagai Cl)

Hari/tanggal:Selasa, 1 April 2014

Pertemuan: V

Tujuan: Untuk memeriksa kadar klorida yang terlarut dalam air.

Metode: Argentometri

Dasar Teori: Dalam larutan netral atau sedikit basa, kromat dapat menunjukan titik akhir titrasi klorida dengan perak nitrat. Perak klorida yang terbentuk diendapkan sebelum warna merah perak kromat terbentuk.

Peralatan: Labu erlemeyer 250/300 ml Gelas ukur/ pipet volume 100 ml Buret 25/50 ml Beaker glass Pipet volum Bulp(balon hisap)

Reagensia:1. Aquades babas klor2. Larutan indicator kromatTimbang 50 gram K2CrO4 dilarutkan dengan sedikit aquades. kemudian add dengan aquades hingga 1 litter.3. Standar 0,0141 NTimbang 2,395 gram AgNO3 dilarutkan dengan aquades kemudian masukan ke labu ukur add hingga 1L4. Larutan standar NaCl 0,0141 NTimbang 824,1 mg NaCl yang telah di keringkan pada suhu 1400 C. larutkan dengan aquades dan add hingga 1 L

Cara Kerja:A. Standarisasi AgNO31. Pipet 10 ml Nacl 0,0141 N tambahkan indicator K2CrO4 0,5 ml2. Titrasi dengan AgNO3 hingga warna merah bata B. Perlakuan sampel 1. Pipet 100 ml sampel secara kuantitatif, masukan dalam labu Erlenmeyer2. Tambahkan indicator K2CrO4 1ml3. Titrasi dengan larutan AgNO3 0,0141N yang sebelumnya telah distandarisasi dengan larutan NaCl. Hingga tercapai akhir titrasi perubahan warna dari kuning menjadi kemerahan 4. Catat hasilnya.

Hasil Ukur:A. Standarisasi AgNO3 Vol NaCl x N NaCl = ml titrasi x N AgNO310 ml x 0,0141 N = 10,5 ml x N AgNO3 = N AgNO3 = N AgNO3

No.PengukurHasil titrasi (ml)

1.I0,5

2.II0,4

3.III0,7

4.IV0,6

Mean 0,55

Blanko0,5

Perhitungan:Mg/L Mg/L Mg/L

Hasil Pemeriksaan: 0,24 mg/L

Pembahasan: Batas kadar klorida yang dianjurkan dan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum adalah 250 mg/L.

Kesimpulan :Berdasarkan hasil perhitungan, maka kadar zat organic dalam sampel kantin adalah 0,24 mg/L, jadi kadar klorida dalam sampel air kran masih sesuai dengan persyaratan PerMenKes.

YAR TEST

Pertemuan : 6Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2014Tujuan: Untuk mencari dosis optimum pemakaian tawas pada proses koagulasi pada penjernihan air. Dasar Teori: Percobaan ini untuk mencari dosis tawas(bahan koagulan), yang ditambahkan pada proses koagulasi.Koagulasi/flokulasi adalah proses pengumpulan partikel-partikel halus yang tidak dapat diendapkan secara gravitasi, menjadi partikel yang lebih besar sehingga bisa diendapkan dengan jalan menambahkan bahan koagulasi (koagulan). Adapun bahan koagulan yang sering dipergunakan yaitu: Tawas (Al2(SO4)3), Fero Sulfat (FeSO4), Natrium Aluminat (NaAlO2), Feri Sulfat (Fe2(SO4)3), Fero Chlorida (FeCl2), Feri Chlorida (FeCl3). Persenyawaan Al2(SO4)3 disebut juga tawas, merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan karena bahan ini palg ekonomis (murah), mudah didapatkan di pasaran, serta mudah penimpanannya. Selain itu bahan ini cukup efektif untuk menurunkan kadar karbonat. Dengan demikian makin banyak dosis tawas yang ditambahkan pH makin turun, karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas optimum yang harus ditambahkanPemakaian tawas paling effektif antara pH 5,8-7,4. Untuk pengaturan (menaikkan) pH ditambahkan larutan kapor Ca(OH)2 atau soda abu (Na2CO3).

Peralatan: 1. Beker gelas volume 1 liter2. Tangkai pengaduk3. Pengaduk stirrer4. Alat turbidimeter5. Alat pengukur pH(pH meter)Reagensia: 1. Tawas/aluminium sulfat Al2(SO4)32. Dibuat konsentrasi 1%Bahan Uji: Air sumur Prosedur Kerja : 1. Siapkan 5 beker gelas volume 1 liter.2. Kemudian diisi contoh air masing-masing 1 liter.3. Tambahkan tawas/bahan koagulan dengan konsentrasi yang berbeda.4. Pada beker 1,2,3,4,5 masing-masing 1, 2, 3, 4, 5 mL larutan tawas 1%.5. Kemudian diaduk cepat selama 3 menit.6. Diaduk lambat selama 5 menit.7. Kemudian didiamkan selama 5 menit.8. Diamati gumpalan sampai semua gumpalan mengendap.9. Baru saring dengan kertas saring, kemudian diperiksa pH nya dan kekeruhan.10. Dipilih pemakaian tawas tersebut yang optimum yang memberikan hasil terbaik. . Hasil : Pengamatan Sebelum ditambah koagulan(tawas)1. pH : 72. Kekeruhan: 41,933. Sisa klor: -Sesudah ditambah koagulan(tawas)Sisa klor : -Konsentrasi 0,1%0,2%0,3%0,4%0,5%

pH77777

Kekeruhan 12,6910,0010,8010.5310,34

Kesimpulan : Berdasarkan pengerjaan yang telah dilakukan, maka dapat disampaikan bahwa dosis tawas yang paling baik dalam hal koagulasi dan penjernihan air adalah pada konsentrasi 10,34%.

Mangan ( Sebagai Mn)

Hari/tanggal: Selasa, 8 April 2014

Pertemuan: 7

Tujuan: Untuk memeriksa kadar mangan yang terlarut dalam air.

Metode: Persulfat

Dasar Teori: Senyawa mangan yang terlarut dalam air dioksidasi oleh persulfat dan dengan adanya perak nitrat membentuk permangganat. Warna yang dihasilkan akan stabil dalam waktu sekurangnya 1 jam.

Peralatan: Labu erlemeyer vol 100 ml Labu ukur 50 ml dan 100 ml Pipet volume Pipet ukur Spectrofektometer Hot plate

Reagensia:a. Reagen khusus Timbang 75 gram Mercury Sulfat dilarutkan dalam 400 ml HNO3 pekat dan tambahkan 200 mL aquades. Tambahkan 200 ml Asam pospat 85% Tambahkan 35 mg Ag NO3 Larutan yang telah didinginkan diencerkan sampai 1 litterb. Amonium persulfat padatc. Larutan standar Mangan Larutan KMnO4 0,1 N dibuat dengan melarutkan 3,2 gram KMnO4 dalam aquades sampai 1 litter, kemudian dipanaskan beberapa jam sampai dekat titik didihnya. Standarisasi dengan Na. Oksalat (N KMnO4=0,0989N)1 mL 0,0989N KMnO4 = 1,0879 mg Mn.Dalam 1L = 1087,9 mg Mn = 1087,9 ppm

Cara Kerja:A. Membuat Curva kalibrasi1. Standar induk KMnO4 0,0989 N(Mn 108,79 ppm)diencerkan 10 kali menjadi 108,79ppm. 10 ml KMnO4 0,0989 N di tambah 100 ml aquades 2. Kemudian 108,79ppm diencerkan lagi menjadi 10,879 ppm dengan pipet 10 ml larutan standar 108,79ppm tambahkan 100 ml aquadest3. Membuat larutan standar konsentrasi 0,217; 0,435; 0,652; 0,870; dan 1,087 ppm Larutan standar 0,217 ppm Ambil 1 mL larutan 10,879 ppm Mn dalam labu ukur , encerkan dengan aquades (add hingga 50 mL) Larutan standar 0,435 ppm Ambil 2 mL larutan 10,879 ppm Mn dalam labu ukur , encerkan dengan aquades (add hingga 50 mL) Larutan standar 0,652 ppm Ambil 3 mL larutan 10,879 ppm Mn dalam labu ukur , encerkan dengan aquades (add hingga 50 mL) Larutan standar 0,870 ppm Ambil 4 mL larutan 10,879 ppm Mn dalam labu ukur , encerkan dengan aquades (add hingga 50 mL) Larutan standar 1,087 ppm Ambil 5 mL larutan 10,879 ppm Mn dalam labu ukur , encerkan dengan aquades (add hingga 50 mL) 4. Aduk hingga homogen,. Setiap seri larutan standar dibaca pada spektrofotometer pada panjang gelombang 525 nm.5. Buat grafik konsentrasi versus absorbance

B. Perlakuan Sampel1. Ukur 50 mL sampel, lalu masukan kedalam Erlenmeyer2. Tambahkan 5 mL reagen khusus3. Kemudian volume diencerkan hingga 90 ml dengan aquades.4. Tambahkan 1 gram Amonium Persulfat dan didihkan selama 1 menit di hot plate.5. Diangkat dari pemanas, biarkan 1 menit kemudian didinginkan.6. Diencerkan dengan aquades sampai volume 100 mL (dalam labu ukur)7. Baca absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 525 nm dengan blanko aquades, baca di kurva kalibrasi.8. Apabila terjadi kekeruhan atau warna pengganggu, penyaringan dihindarkan karena mungkin sejumlah permangganat tertahan dikertas saring.Hasil Ukur:NOX(kons)Y (abs)

1.0,2170,006

2.0,4350,011

3.0,6520,021

4.0,8700,029

5.1,0870,034

0,250,081

Sampel 0,007

NOX(kons)Y (abs)X2Y2XY

1.0,2170,0060,04700,0000360,001302

2.0,4350,0110,18920,0001210,004785

3.0,6520,0210,42510,0004410,013692

4.0,8700,0290,75690,0008410,02523

5.1,0870,0341,18160,0011560,0036958

3,2610,1012,59980,0025950,081967

Perhitungan:

Nilai r(regresi) r = 0,9935nilai b 0,034Nilai a a = -0,0019748

Konsentrasi sampel(x) x

Hasil Pemeriksaan: Konsentrasi Mn pada sampel adalah 0,0276148 mg/L

Pembahasan:Larutan yang digunakan untuk larutan standar pada pemeriksaan Mangan adalah KMnO4,. Batas kadar Mangan yang dianjurkan dan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum adalah 0,4 mg/L.

Kesimpulan :Berdasarkan hasil perhitungan, maka kadar Mangan dalam sampel air sumur ASPI 3 adalah 0,0276148 mg/L, jadi kadar Mangan dalam sampel air sumur masih sesuai dengan persyaratan PerMenKes.

23