laporan rsud

Upload: alma-husna-fadhilah

Post on 07-Jul-2015

370 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Pengertian dan Fungsi Rumah SakitKONSEP PELAYAANAN RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS A. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit dan klasifikasinya 1. Tugas Rumah Sakit Tugas rumah sakit pada umumnya menyediakan keperluan untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 983/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit, tugas rumah sakit adalah sebagai berikut : melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan. 2. Fungsi Rumah Sakit Dalam pelaksanaan tugasnya rumah sakit mempunyai fungsi : menyelenggarakan pelayanan medis, penunjang medis dan non medis pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta administrasi dan keuangan. 3. Klasifikasi Rumah Sakit Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria yakni sebagai berikut : a. Kepemilikan : Kepemilikan ini mencakup kepemilikan pemerintah pusat, pemerintah daerah, militer dan BUMN. b. Jenis Pelayanan. Jenis pelayanan meliputi rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. c. Lama tinggal. Lamanya tinggal di rumah sakit terdiri dari : rumah sakit perawatan jangka pendek, yakni kurang dari 30 hari, dan rumah sakit perawatan jangka panjang yakni lebih dari 30 hari. d. Kapasitas tempat tidur. Kapasitas tempat tidur ini rumah sakit dikelompokkan berdasarkan jumlah tempat tidurnya, yakni kurang 50 tempat tidur, 50-99 tempat tidur, 200-299 tempat tidur, 300-399 tempat tidur dan 500 tempat tidur atau lebih. e. Afiliasi pendidikan. Pengelompokan berdasarkan afiliasi pendidikan meliputi : rumah sakit pendidikan dan rumah sakit non pendidikan. f. Status akreditasi. Pengelompokan ini rumah sakit didasarkan status terakreditasi, meliputi rumah sakit terakreditasi dan rumah sakit belum terakreditasi. Status/klasifikasi rumah sakit umum menurut Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 1988 BAB III Pasal 13 : 1. Klasifikasi rumah sakit umum pemerintah terdiri dari : a. kelas A : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub spesialistik luas. b. kelas B II : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan spesialistik terbatas. c. kelas B I : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 5 spesialistik 4 dasar lengkap. d. kelas D : mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan medik dasar. 2. Rumah sakit kelas A dan B II dapat berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan.

Rumah sakitDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Untuk Rumah sakit sebagai nama grup musik, lihat Rumah Sakit.

Seorang dokter merawat orang sakit di sebuah rumah sakit. Cetak tinggi dari Jerman pada 1682.

Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Perbandingan antara jumlah ranjang rumah sakit dengan jumlah penduduk Indonesia masih sangat rendah. Untuk 10 ribu penduduk cuma tersedia 6 ranjang rumah sakit.

Awal Bros Hospital di Pulau Batam, Indonesia

Rumah Sakit Cinere

[sunting] TerminologiSelama Abad pertengahan, rumah sakit juga melayani banyak fungsi di luar rumah sakit yang kita kenal di zaman sekarang, misalnya sebagai penampungan orang miskin atau persinggahan musafir. Istilah hospital (rumah sakit) berasal dari kata Latin, hospes (tuan rumah), yang juga menjadi akar kata hotel dan hospitality (keramahan). Beberapa pasien bisa hanya datang untuk diagnosis atau terapi ringan untuk kemudian meminta perawatan jalan, atau bisa pula meminta rawat inap dalam hitungan hari, minggu, atau bulan. Rumah sakit dibedakan dari institusi kesehatan lain dari kemampuannya memberikan diagnosa dan perawatan medis secara menyeluruh kepada pasien. Rumahsakit menurut WHO Expert Committee On Organization Of Medical Care: is an integral part of social and medical organization, the function of which is to provide for the population complete health care, both curative and preventive and whose out patient service reach out to the family and its home environment; the hospital is also a centre for the training of health workers and for biosocial research

[sunting] Tugas dan FungsiBerikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit, yaitu :y y y y

Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis tambahan, Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman, Melaksanakan pelayanan medis khusus,

y y y y y y y y y y y y

Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan, Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi, Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial, Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan, Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal (observasi), Melaksanakan pelayanan rawat inap, Melaksanakan pelayanan administratif, Melaksanakan pendidikan para medis, Membantu pendidikan tenaga medis umum, Membantu pendidikan tenaga medis spesialis, Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan, Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi,

Tugas dan fungsi ini berhubungan dengan kelas dan type rumah sakit yang di Indonesia terdiri dari rumah sakit umum dan rumah sakit khusus, kelas a, b, c, d. berbentuk badan dan sebagai unit pelaksana teknis daerah. perubahan kelas rumah sakit dapat saja terjadii sehubungan dengan turunnya kinerja rumah sakit yang ditetapkan oleh menteri kesehatan indonesia melalui keputusan dirjen yan medik.

[sunting] Jenis-jenis rumah sakit[sunting] Rumah sakit umum

Rumah sakit yang dijalankan organisasi National Health Service di Inggris.

Melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepatnya dan memberikan pertolongan pertama. Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan

sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya. Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center (pusat kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan modern. Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit.[sunting] Rumah sakit terspesialisasi

Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychiatric (psychiatric hospital), penyakit pernapasan, dan lain-lain. Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu bangunan. Kebanyakan mempunyai afiliasi dengan universitas atau pusat riset medis tertentu. Kebanyakan rumah sakit di dunia didirikan dengan tujuan nirlaba.[sunting] Rumah sakit penelitian/pendidikan

Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat / Tri Dharma perguruan tinggi.[sunting] Rumah sakit lembaga/perusahaan

Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk melayani pasien-pasien yang merupakan anggota lembaga tersebut/karyawan perusahaan tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang terpencil/jauh dari rumah sakit umum. Biasanya rumah sakit lembaga/perusahaan di Indonesia juga menerima pasien umum dan menyediakan ruang gawat darurat untuk masyarakat umum.[sunting] Klinik

Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.

[sunting] SejarahDalam sejarah kuno, kepercayaan dan pengobatan berhubungan sangat erat. Salah satu contoh institusi pengobatan tertua adalah kuil Mesir. Kuil Asclepius di Yunani juga dipercaya memberikan pengobatan kepada orang sakit, yang kemudian juga diadopsi bangsa Romawi sebagai kepercayaan. Kuil Romawi untuk sculapius dibangun pada tahun 291 SM di tanah Tiber, Roma dengan ritus-ritus hampir sama dengan kepercayaan Yunani. Institusi yang spesifik untuk pengobatan pertama kali, ditemukan di India. Rumah sakit Brahmanti pertama kali didirikan di Sri Lanka pada tahun 431 SM, kemudian Raja Ashoka juga mendirikan 18 rumah sakit di Hindustan pada 230 SM dengan dilengkapi tenaga medis dan perawat yang dibiayai anggaran kerajaan. Rumah sakit pertama yang melibatkan pula konsep pengajaran pengobatan, dengan mahasiswa yang diberikan pengajaran oleh tenaga ahli, adalah Akademi Gundishapur di Kerajaan Persia. Bangsa Romawi menciptakan valetudinaria untuk pengobatan budak, gladiator, dan prajurit sekitar 100 SM. Adopsi kepercayaan Kristiani turut memengaruhi pelayanan medis di sana. Konsili Nicea I pada tahun 325 memerintahkan pihak Gereja untuk juga memberikan pelayanan kepada orang-orang miskin, sakit, janda, dan musafir. Setiap satu katedral di setiap kota harus menyediakan satu pelayanan kesehatan. Salah satu yang pertama kali mendirikan adalah Saint Sampson di Konstantinopel dan Basil, bishop of Caesarea. Bangunan ini berhubungan langsung dengan bagunan gereja, dan disediakan pula tempat terpisah untuk penderita lepra. Rumah sakit abad pertengahan di Eropa juga mengikuti pola tersebut. Di setiap tempat peribadahan biasanya terdapat pelayanan kesehatan oleh pendeta dan suster (Frase Perancis untuk rumah sakit adalah htel-Dieu, yang berarti "hostel of God."). Namun beberapa di antaranya bisa pula terpisah dari tempat peribadahan. Ditemukan pula rumah sakit yang terspesialisasi untuk penderita lepra, kaum miskin, atau musafir. Rumah sakit dalam sejarah Islam memperkenalkan standar pengobatan yang tinggi pada abad 8 hingga 12. Rumah sakit pertama dibangun pada abad 9 hingga 10 mempekerjakan 25 staff pengobatan dan perlakuan pengobatan berbeda untuk penyakit yang berbeda pula. Rumah sakit yang didanai pemerintah muncul pula dalam sejarah Tiongkok pada awal abad 10. Perubahan rumah sakit menjadi lebih sekular di Eropa terjadi pada abad 16 hingga 17. Tetapi baru pada abad 18 rumah sakit modern pertama dibangun dengan hanya menyediakan pelayanan dan pembedahan medis. Inggris pertama kali memperkenalkan konsep ini. Guy's Hospital didirikan di London pada 1724 atas permintaan seorang saudagar kaya Thomas Guy. Rumah sakit yang dibiayai swasta seperti ini kemudian menjamur di seluruh Inggris Raya. Di koloni Inggris di Amerika kemudian berdiri Pennsylvania General Hospital di Philadelphia pada 1751. setelah terkumpul sumbangan 2,000. Di Eropa Daratan biasanya rumah sakit dibiayai dana publik. Namun secara umum pada pertengahan abad 19 hampir seluruh negara di Eropa dan Amerika Utara telah memiliki keberagaman rumah sakit.

[sunting] Rumah Sakit Dan Perkembangannya di IndonesiaSejarah perkembangan rumah sakit di Indonesia pertama sekali didirikan oleh VOC tahun 1626 dan kemudian juga oleh tentara Inggris pada zaman Raffles terutama ditujukan untuk melayani anggota militer beserta keluarganya secara gratis. Jika masyarakat pribumi memerlukan pertolongan, kepada mereka juga diberikan pelayanan gratis. Hal ini berlanjut dengan rumah sakit-rumah sakit yang didirikan oleh kelompok agama. Sikap karitatif ini juga diteruskan oleh rumah sakit CBZ di Jakarta. Rumah sakit ini juga tidak memungut bayaran pada orang miskin dan gelandangan yang memerlukan pertolongan. Semua ini telah menanamkan kesan yang mendalam di kalangan masyarakat pribumi bahwa pelayanan penyembuhan di rumah sakit adalah gratis. Mereka tidak mengetahui bahwa sejak zaman VOC, orang Eropa yang berobat di rumah sakit VOC (kecuali tentara dan keluarganya) ditarik bayaran termasuk pegawai VOC.

[sunting] Komite Etik Rumah SakitKomite Etik Rumah Sakit (KERS), dapat dikatakan sebagai suatu badan yang secara resmi dibentuk dengan anggota dari berbagai disiplin perawatan kesehatan dalam rumah sakit yang bertugas untuk menangani berbagai masalah etik yang timbul dalam rumah sakit. KERS dapat menjadi sarana efektif dalam mengusahakan saling pengertian antara berbagai pihak yang terlibat seperti dokter, pasien, keluarga pasien dan masyarakat tentang berbagai masalah etika hukum kedokteran yang muncul dalam perawatan kesehatan di rumah sakit. Ada tiga fungsi KERS ini yaitu pendidikan, penyusun kebijakan dan pembahasan kasus. Jadi salah satu tugas KERS adalah menjalankan fungsi pendidikan etika. Dalam rumah sakit ada kebutuhan akan kemampuan memahami masalah etika, melakukan diskusi multidisiplin tentang kasus mediko legal dan dilema etika biomedis dan proses pengambilan keputusan yang terkait dengan permasalahan ini. Dengan dibentuknya KERS, pengetahuan dasar bidang etika kedokteran dapat diupayakan dalam institusi dan pengetahuan tentang etika diharapkan akan menelurkan tindakan yang profesional etis. Komite tidak akan mampu mengajari orang lain, jika ia tidak cukup kemampuannya. Oleh sebab itu tugas pertama komite adalah meningkatkan pengetahuan anggota komite. Etika kedokteran dewasa ini berkembang sangat pesat. Di Indonesia etika kedokteran relatif baru dan yang berminat tidak banyak sehingga lebih sulit mencari bahan bacaan yang berkaitan dengan hal ini. Pendidikan bagi anggota komite dapat dilakukan dengan belajar sendiri, belajar berkelompok, dan mengundang pakar dalam bidang agama, hukum, sosial, psikologi, atau etika yang mendalami bidang etika kedokteran. Para anggota komite setidaknya harus menguasai berbagai istilah/konsep etika, proses analisa dan pengambilan keputusan dalam etika. Pengetahuan tentang etik akan lebih mudah dipahami jika ia diterapkan dalam berbagai kasus nyata. Semakin banyak kasus yang dibahas, akan semakin jelaslah bagi anggota komite bagaimana bentuk tatalaksana pengambilan keputusan yang baik. Pendidikan etika tidak tebatas pada pimpinan dan staf rumah sakit saja. Pemilik dan anggota yayasan, pasien, keluarga pasien, dan masyarakat dapat diikutsertakan dalam pendidikan etika. Pemahaman akan permasalahan etika akan menambah kepercayaan masyarakat dan membuka wawasan mereka bahwa rumah sakit bekerja untuk kepentingan pasien dan masyarakat pada umumnya. Selama ini dalam struktur rumah sakit di Indonesia dikenal subkomite/panitia etik profesi medik yang merupakan struktur dibawah komite medik yang bertugas menangani masalah etika rumah sakit. Pada umumnya anggota panitia ini adalah dokter dan masalah yang ditangani lebih banyak yang berkaitan dengan pelanggaran etika profesi. Mengingat etika kedokteran sekarang ini sudah

berkembang begitu luas dan kompleks maka keberadaan dan posisi panitia ini tidak lagi memadai. Rumah sakit memerlukan tim atau komite yang dapat menangani masalah etika rumah sakit dan tanggung jawab langsung kepada direksi. Komite memberikan saran di bidang etika kepada pimpinan dan staf rumah sakit yang membutuhkan. Keberadaan komite dinyatakan dalam struktur organisasi rumah sakit dan keanggotaan komite diangkat oleh pimpinan rumah sakit atau yayasan rumah sakit. Proses pembentukan KERS ini, rumah sakit memulainya dengan membentuk tim kecil yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki kepedulian mendalam dibidang etika kedokteran, bersikap terbuka dan memiliki semangat tinggi. Jumlah anggota disesuaikan dengan kebutuhan. Keanggotaan komite bersifat multi disiplin meliputi dokter (merupakan mayoritas anggota) dari berbagai spesialisasi, perawat, pekerja sosial, rohaniawan, wakil administrasi rumah sakit, wakil masyarakat, etikawan, dan ahli hukum.

tipe-tipe rumah sakitPenggolongan tipe rumah sakit berdasarkan kemampuan rumah sakit tersebut memberikan playanan medis kepada pasien. Ada 5 tipe rumah sakit di indonesia, yaitu Rumah sakit tipe A, B, C, D dan E. Penjelasan lebih lengkapnya silahkan dibaca dibawah ini : * Rumah Sakit Tipe A Adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah ditetapkan sebagai rujukan tertinggi (Top Referral Hospital) atau disebut pula sebagai rumah sakit pusat. * Rumah Sakit Tipe B Adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas.Rumah sakit ini didirikan disetiap Ibukota propinsi yabg menampung pelayanan rujukan di rumah sakit kabupaten. * Rumah Sakit Tipe C Adalah rumah sakit yang mapu memberikan pelayanan kedokeran spesialis terbatas.Rumah sakit ini didirikan disetiap ibukota Kabupaten (Regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas. * Rumah Sakit Tipe D Adalah rumah sakit yang bersifat transisi dengan kemampuan hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan gigi. Rumah sakit ini menampung rujukan yang berasal dari puskesmas. * Rumah Sakit Tipe E

Adalah rumah sakit khusus (spesial hospital) yang menyalenggarakan hanya satu macam pelayan kesehatan kedokteran saja. Saat ini banyak rumah sakit kelas ini ditemukan misal, rumah sakit kusta, paru, jantung, kanker, ibu dan anak.

Fungsi, Tugas dan Tipe - Tipe Rumah SakitRasanya sudah lama sekali saya tidak mengupdate blog ini, bukan tanpa alasan, akhir-akhir ini saya dibuat stress dengan yang namanya praktikum, untuk mengikuti praktikum saja susahnya bukan main. Selain itu juga dipusingkan dengan suatu hal yang tidak pantas untuk dibahas disini,hhe. Pada postingan kali ini saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha 1430 H, semoga para jamaah haji yang ada ditanah suci nun jauh di sana dapat menjalankan ibadah dengan khusuk tanpa tujuan lain selain untuk yang maha esa. Dan selanjutnya kita akan melanjutkan menuliskan tugas yang sempat saya cicil per posting. Postingan pertama ada tentang pengertian dari Rumah Sakit yang kali ini akan saya lanjutkan dengan tipe-tipe rumah sakit. Sebnelum melangkah ke inti dari tulisan ini, ada baiknya kita mengetahui ada saja tugas dan fungsi dari rumah sakit. Fungsi dan tugas rumah sakit antara lain adalah :y y y y y y y y y y y y y y y y

Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis tambahan, Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman, Melaksanakan pelayanan medis khusus, Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan, Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi, Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial, Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan, Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal (observasi), Melaksanakan pelayanan rawat inap, Melaksanakan pelayanan administratif, Melaksanakan pendidikan para medis, Membantu pendidikan tenaga medis umum, Membantu pendidikan tenaga medis spesialis, Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan, Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi,

Dari fugsi dan tugas rumah sakit yang telah duisebut kan diatas, terjadilah penggolongan tipe rumah sakit berdasarkan kemampuan rumah sakit tersebut memberikan playanan medis kepada pasien. Ada 5 tipe rumah sakit di indonesia, yaitu Rumah sakit tipe A, B, C, D dan E. Penjelasan lebih lengkapnya silahkan dibaca dibawah ini :y

Rumah Sakit Tipe A

Adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah ditetapkan sebagai rujukan tertinggi (Top Referral Hospital) atau disebut pula sebagai rumah sakit pusat.y

Rumah Sakit Tipe B

Adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas.Rumah sakit ini didirikan disetiap Ibukota propinsi yabg menampung pelayanan rujukan di rumah sakit kabupaten.y

Rumah Sakit Tipe C

Adalah rumah sakit yang mapu memberikan pelayanan kedokeran spesialis terbatas.Rumah sakit ini didirikan disetiap ibukota Kabupaten (Regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.y

Rumah Sakit Tipe D

Adalah rumah sakit yang bersifat transisi dengan kemampuan hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan gigi.Rumah sakit ini menampung rujukan yang berasal dari puskesmas.y

Rumah Sakit Tipe E

Adalah rumah sakit khusus (spesial hospital) yang menyalenggarakan hanya satu macam pelayan kesehatan kedokteran saja.Saat ini banyak rumah sakit kelas ini ditemukan misal, rumah sakit kusta, paru, jantung, kanker, ibu dan anak. ragam rumah sakit bukan hanya digolongkan berdasarkan tipe, namun ada juga penggolongn rumah sakit berdasarkan jenis-jenisnya yang nanti akan saya terbitkan di postingan selanjutnya. Semoga kawan blogger tidak bosan membaca tentang tulisan saya ini.

Sejarah Rumah Sakit Soreang SEKILAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG RSD Soreang adalah Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten Bandung yang berdiri pada tahun 1996 dan merupakan pengembangan dari Puskesmas DTP Soreang dengan dasar SK. Bupati Bandung No. 445/4056/Tapra tahun 1996 perihal Persetujuan Prinsip Peningkatan Puskesmas DTP Soreang menjadi Rumah Sakit Kelas D. Pada tahun 1997, RSD Soreang ditetapkan menjadi Rumah Sakit Daerah Kelas C berdasarkan SK. Menteri Kesehatan RI No. 1409/MENKES/SK/XII/1997. RSD Soreang berada di Ibukota Kabupaten Bandung yaitu di Kota Kecamatan Soreang Jln. Alun-alun Utara No. 1 Soreang Kab.Bandung. Semula luas tanah RSD Soreang hanya 5.097 M2, pada tahun 2002 PemKab Bandung telah

menyelesaikan perluasan tanah sehingga luas tanah RSD Soreang menjadi 7.398 M2.. Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi RSD Soreang yang diberlakukan saat ini berdasarkan PERDA Kabupaten Bandung No. 10 Tahun 2002 adalah sebagai berikut : Tugas pokok : Menyelenggarakan sebagian urusan rumah tangga daerah di bidang kesehatan dengan melaksanakan upaya kesehatan penyembuhan dan pemulihan yang berdaya guna dan berhasil guna serta dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya kesehatan preventif dan promotif .

Fungsi : a) Penyelenggaraan pelayanan medik, penunjang medik dan non medik. b) Penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan serta upaya rujukan. c) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan teknis ketatausahaan.

Berdasarkan Perda No. 10 Tahun 2002, dan SK Bupati No. 47 Tahun 2002. tentang rincian tugas pokok, fungsi Lembaga Teknis Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung RSD Soreang dipimpin oleh seorang Direktur, yang mempunyai tugas pokok : Memimpin, Menyusun Kebijaksanaan Pelaksanaan, Membina Pelaksanaan, Mengkoordinasikan dan Mengawasi Pelaksanaan Tugas Rumah Sakit sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku.

Wilayah cakupan RSD Soreang meliputi beberapa kecamatan di wilayah Kab. Bandung yaitu : Soreang, Ciwidey, Rancabali, Pasir Jambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari, Baleendah, Arjasari, Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Margahayu, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang, disamping menerima kunjungan pasien dari Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur Bagian Selatan dan Garut Selatan.

Jumlah pegawai RSD Soreang yang pada awal berdirinya tahun 1996 hanya 47 orang, sampai saat ini jumlahnya menjadi 323 orang yang terdiri dari berbagai macam latar belakang profesi seperti dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, paramedis keperawatan /non keperawatan, tenaga kesehatan lainnya serta tenaga non kesehatan.

Berdasarkan kondisi RSD Soreang saat ini maka hal-hal yang dianggap penting adalah kecenderungan peningkatan kinerja pelayanan, perubahan pangsa pasar serta penyesuaian kegiatan terhadap RPJMD Kabupaten Bandung tahun 2005-2010, maka RSD Soreang diproyeksikan sebagai rumah sakit yang mampu menyediakan pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat Kab. Bandung dengan kriteria sebagai berikut : 1. Mempunyai lokasi strategis sehingga dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat baik

customer (pangsa pasar ) maupun oleh Provider (pelaksana pelayanan) 2. Memiliki lahan dan fisik bangunan sekelas Rumah Sakit tipe B 3. Memiliki peralatan medis , non medis serta sarana penunjang medis yang memadai 4. Memiliki SDM dengan jumlah dan kemampuan yang memadai dengan kompetensi sesuai bidangnya 5. Mampu melaksanakan pemantauan dan penjagaan mutu pelayanan kesehatan dan pelayanan administratif. 6. Terakreditasi oleh Badan Akreditasi yang kompeten 7. Mampu melakukan pengelolaan sumber daya secara mandiri dalam bentuk BLUD ( Badan Layanan Umum Daerah).

Salah satu langkah yang diambil dalam upaya untuk selalu menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit maka pada bulan September 2007, di RSD Soreang telah dilaksanakan kegiatan akreditasi oleh Tim KARS DepKes RI untuk 5 jenis pelayanan, yaitu : Administrasi dan Manajemen, Kemedikan, Rekam Medik, IGD dan Keperawatan dengan status kelulusan Akreditasi Penuh Tingkat Dasar berdasarkan Sertifikat Akreditasi Rumah sakit No. YM.01.10/III/138017 dari Ditjen Yanmed DepKes RI tanggal 21 Nopember 2007.

Posted by SIM-RS & Promosi at 07:13 0 comments Labels: Sj Visi dan Misi Visi RSD Soreang Profil Rumah Sakit Daerah Soreang tahun 2008 merupakan sebuah rangkuman dari hasil kinerja dari Rumah Sakit Daerah Soreang yang selaras dengan pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Bandung selama kurun waktu 10 (sepuluh) tahun dari tahun 1999-2008. Berbagai pencapaian kinerja Rumah Sakit Daerah Soreang pada kurun waktu tersebut diukur dengan berbagai indikator yang mendukung visi Kabupaten Bandung tahun 1999-2004 dan Visi Kabupaten Bandung tahun 2005-2010. Adapun visi Kabupaten Bandung tahun 1999-2004 yaitu : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bandung yang repeh rapih kertaraharja, melalui pembangunan partisipatif yang religius,kultural,dan berwawasan lingkungan . Dan visi Kabupaten Bandung tahun 2005-2010 sebagai berikut : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bandung yang repeh rapih kertaraharja, melalui akselerasi pembangunan partisipatif yang berbasis religius kultural dan berwawasan lingkungan dengan berorientasi pada peningkatan kinerja pembangunan Desa . Visi dan misi RSD Soreang disusun untuk dapat mewujudkan dan melaksanakan Visi dan Misi ke 3 kabupaten Bandung tersebut khususnya dalam rangka membantu peningkatan kualitas sumber daya

manusia yang diantaranya adalah peningkatan derajat kesehatan dan pencapaian IPM 80 tahun 2010. Mengacu pada Visi Kabupaten Bandung diatas, maka RSD Soreang menetapkan Visinya sebagai berikut : Mewujudkan Rumah Sakit Daerah Soreang yang Unggul dalam Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Mandiri, Ramah dan Terjangkau (UMRAH T-2010). Misi, Tujuan dan Sasaran RSD Soreang Untuk mewujudkan cita-cita dari Visi tersebut diatas, maka RSD Soreang menetapkan Misi, Tujuan dan Sasaran Rumah Sakit yaitu : Misi RSD Soreang : 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia 2. Memberikan pelayanan paripurna dibidang pelayanan kesehatan rujukan 3. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) 4. Meningkatkan kemitraan dibidang pelayanan kesehatan rujukan dengan institusi terkait. Tujuan RSD Soreang : Terwujudnya Rumah Sakit Daerah Soreang yang unggul dan mampu memberikan pelayanan kesehatan rujukan sesuai standar mutu dan kebutuhan pasien, guna menunjang peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Bandung Sasaran RSD Soreang : 1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana, peralatan, sumber daya manusia dan sistem pelayanan kesehatan rujukan di RSD Soreang. 2. Meningkatnya kinerja dan cakupan pelayanan kesehatan rujukan di RSD Soreang. Seiring dengan tuntutan masyarakat yang semakin kritis terhadap pelayanan kesehatan di RSD Soreang maka perlu diupayakan suatu rencana strategis yang dapat diterapkan dalam rencana kegiatan tahunan melalui proses evaluasi kinerja RS selama 10 tahun dari tahun 1999-2008 dan tahun-tahun sebelumnya berdasarkan sasaran dan target yang akan dicapai yang telah ditetapkan dan diukur sebagai indikator tingkat keberhasilan suatu misi. Pada tahun 2007 RSD Soreang telah teruji dan berhasil lulus penilaian Akreditasi oleh Tim KARS DepKes RI untuk 5 jenis pelayanan, yaitu : Administrasi dan Manajemen, Kemedikan, Rekam Medik, IGD dan Keperawatan dengan status kelulusan akreditasi Penuh Tingkat Dasar berdasarkan Sertifikat Akreditasi Rumah sakit No. YM.01.10/III/138017 dari Ditjen Yanmed DepKes RI tanggal 21 Nopember 2007.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) adalah suatu unit di rumah sakit yang merupakan fasilitas penyelenggaraan kefarmasian di bawah pimpinan seorang farmasis dan memenuhi persyaratan secara hukum untuk mengadakan, menyediakan, dan mengelola seluruh aspek penyediaan perbekalan kesehatan di rumah sakit yang berintikan pelayanan produk yang lengkap dan pelayanan farmasi klinik yang sifat pelayanannya berorientasi kepada kepentingan penderita.

Visi, Misi dan TujuanVisi Farmasi rumah sakit adalah terselenggaranya pelaksanaan dan pengelolaan dalam pelayanan, pekerjaan kefarmasian di rumah sakit termasuk pelayanan farmasi klinik . Misi pelayanan kefarmasian di rumah sakit adalah mengadakan terapi obat yang optimal bagi semua penderita, menjamin mutu tertinggi dan pelayanan dengan biaya yang paling efektif serta memberikan pendidikan dan pengetahuan baru di bidang kefarmasian melalui penelitian bagi staf medik, mahasiswa, dan masyarakat. Tujuan farmasi rumah sakit menurut The American Society of Hospital Pharmacist (ASHP:1994) adalah:y y y y

y

Turut berpartisipasi aktif dalam penyembuhan penderita dan memupuk tanggung jawab dalam profesi dengan landasan filosofi dan etika. Mengembangkan ilmu dan profesi dengan konsultasi pendidikan dan penelitian. Mengembangkan kemampuan administrasi dan manajemen, penyediaan obat dan alat kesehatan di rumah sakit. Meningkatkan keterampilan tenaga farmasi yang bekerja di instalasi farmasi rumah sakit. Memperhatikan kesejahteraan staf dan pegawai yang bekerja di lingkungan instalasi farmasi rumah sakit. Mengembangkan pengetahuan tentang farmasi rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan.

Tugas dan Fungsi Farmasi Rumah SakitBerdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.134/Menkes/Per/I/1978, farmasi rumah sakit bertugas mengelola :y y

Peracikan, penyimpanan, dan penyaluran obat-obatan, gas medik serta bahan kimia. Penyimpanan dan penyaluran alat kesehatan.

Fungsi farmasi rumah sakit adalah memberikan pelayanan yang bermutu dengan ruang lingkup yang berorientasi pada kepentingan masyarakat meliputi 2 fungsi yaitu :

y

Pelayanan farmasi yang berorientasi pada produk yaitu mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien mulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, produksi, pendistribusian dan evaluasi penggunaan perbekalan farmasi. Pelayanan farmasi yang berorientasi pada pasien/farmasi klinik, meliputi: 1. Mewujudkan perilaku sehat melalui penggunaan obat rasional termasuk pencegahan dan rehabilitasinya. 2. Mengidentifikasikan permasalahan yang berhubungan dengan obat melalui kerjasama dengan pasien dan tenaga kesehatan lain. 3. Memonitor penggunaan obat dan melakukan pengkajian terhadap penggunaan obat yang diberikan kepada pasien. 4. Memberi informasi mengenai hal yang berhubungan dengan obat. 5. Melakukan konseling kepada pasien/keluarga pasien maupun kepada tenaga kesehatan untuk mendapatkan terapi yang rasional. 6. Melakukan pelayanan TPN (Total Parenteral Nutrition), IV admixture dan pelayanan pencampuran obat sitostatik (Cytostatic Handling). 7. Berperan serta dalam kepanitiaan seperti Panitia Farmasi dan Terapi (PFT).

y