laporan epid rsud daya
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
1/23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu
dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, yang diselenggarakan dalam bentuk kegiatan
dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Dewasa ini masalah kesehatan darurat cenderung makin meningkat
dan makin beragam. Kesehatan Darurat merujuk kepada masalah kesehatan
masyarakat yang bersifat darurat dalam hal distribusi masalah, faktor risiko
dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalahkesehatan darurat tersebut.Keadaan darurat yang mengganggu kesehatan
masyarakat setara dengan suatu keadaan musibah yang dari segi
epidemiologi memberikan suatu gambaran endemik yang luas.
Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan masyarakat di
seluruh negara di dunia, khususnya di negara berkembang. Kecelakaan lalu
lintas menempati urutan ke-9 pada disability adjusted life year (DALY) dan
diperkirakan akan meningkat menjadi peringkat ke 3 di tahun 2020
sedangkan di negara berkembang menempati urutan ke-2. Pada tahun
2002, kecelakaan lalulintas merupakan penyebab kematian urutan
kesebelas di seluruh dunia. Rate dari road traffic fatality penduduk paling
rendah di negara maju di Eropa (11,0 per 100.000), dan paling tinggi di
negara berpenghasilan rendah dan menengah di Eastern Mediterrean (26,4
per 100.000) dan Afrika (28,3 per 100.000).
Cedera akibat kecelakaan lalu lintas adalah penyebab utama
kematian dan disabilitas (ketidakmampuan) secara umum terutama di
negara berkembang. Proporsi disabilitas dan case fatality rate (CFR) cedera
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar1
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
2/23
akibat kecelakaan lalu lintas masih tinggi. CFR tertinggi dijumpai di beberapa
negara Amerika Latin (41,7 per 100.000 penduduk), Asia (21,9 dan 21,0 per
100.000 penduduk di Korea Selatan serta Thailand). Di Indonesia sebagian
besar (70%) korban kecelakaan lalu lintas adalah pengendara sepeda motor.
Kontribusi sepeda motor terhadap kecelakaan di Indonesia adalah 80,3%
(14.223 kasus dari 17.732) dan di Jakarta ialah 59,2% (2403 kasus dari
4065).
Kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh faktor manusia (host), faktor
kendaraan (agent) dan faktor lingkungan (enviroment) yang saling berkaitan
antara satu faktor dengan faktor yang lain. Faktor-faktor tersebut
berpengaruh terhadap tingkat keparahan cedera yang dialami oleh korban
kecelakaan disamping beberap faktor yang lain seperti faktor penanganan
cedera baik di pra rumah sakit dan di rumah sakit.
Rumah sakit adalah insitusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Menurut
pasal 4 Undang-undang Republik Indonesia no.36 tahun 2009 tentang
kesehatan menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas kesehatan. Hakyang dimaksud dalam pasal ini adalah hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan dari fasilitas pelayanan kesehatan agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Menurut pasal 29 undang-undang
republik Indonesia no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit menyebutkan
bahwa setiap rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan pelayanan
gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuannya serta
membuat, melaksanakan dan menjaga standar pelayanan kesehatan di
rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien.
Sebuah rumah sakit tidak lengkap jika tidak mempunyai sebuah unit
yang bisa memberikan pelayanan bagi pasien yang mengalami keadaan
emergency atau gawat darurat. Oleh karena itu untuk menjawab tantangan
tersebut, setiap RS berkewajiban untuk memberikan fasilitas layanan Unit
Gawat Darurat (UGD) yang didukung oleh dokter dan perawat yang siap
siaga selama 24 jam.
Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit
yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar2
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasienhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasienhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sakit -
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
3/23
cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat
ditemukan dokterdari berbagai spesialisasi bersama sejumlah perawat dan
juga asisten dokter. Oleh karena itu perlu ketersediaan tenaga dan fasilitas
yang menunjang untuk kondisi kegawatdaruratan di UGD disertai waktu
tanggap penanganan yang cepat dan tepat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dari
kegiatan ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui distribusi pasien berdasarkan waktu (dalam jam) di
Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Daya Kota Makassar pada tanggal 16 -
17 Februari 2013.
2. Untuk mengetahui distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin di Unit
Gawat Darurat (UGD) RSUD Daya Kota Makassar pada tanggal 16 - 17
Februari 2013
3. Untuk mengetahui distribusi pasien berdasarkan umur di Unit Gawat
Darurat (UGD) RSUD Daya Kota Makassar pada tanggal 16 - 17 Februari2013
4. Untuk mengetahui distribusi pasien berdasarkan alamat/kota domisili di
Unit Gawat Darurat (UGD)RSUD Daya Kota Makassar pada tanggal 16
-17 Februari 2013
5. Untuk mengetahui distribusi penyakit menurut letak luka yang terkena di
Unit Gawat Darurat (UGD)RSUD Daya Kota Makassar pada tanggal 16-
17 Februari 2013
C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk mengetahui gambaran
penyelenggaraan kegawatdaruratan di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD
Daya Kota Makassar pada tanggal 16-17 Februari 2013
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi pasien berdasarkan waktu (dalam jam) di
Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Daya Kota Makassar pada tanggal
16-17 Februari 2013
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar3
http://id.wikipedia.org/wiki/Cederahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dokterhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Spesialisasi_medis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Perawathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asisten_dokter&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Cederahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dokterhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Spesialisasi_medis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Perawathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asisten_dokter&action=edit&redlink=1 -
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
4/23
b. Untuk mengetahui distribusi pasien berdasrkan jenis kelamin di Unit
Gawat Darurat (UGD) RSUD Daya Kota Makassar pada tanggal 16-
17 Februari 2013
c. Untuk mengetahui distribusi pasien berdasarkan umur di Unit Gawat
Darurat (UGD) RSUD Daya Kota Makassar pada tanggal 16-17
Februari 2013
d. Untuk mengetahui distribusi pasien berdasarkan alamat/kota domisili
di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Daya Kota Makassar pada
tanggal 16-17 Februari 2013
e. Untuk mengetahui distribusi penyakit menurut letak luka yang terkena
di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Daya Kota Makassar pada
tanggal 16-17 Februari 2013
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar4
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
5/23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Gawat Darurat (Emergency Care)
Unit Gawat darurat adalah kejadian yang mendadak atau kejadian yang tidak
disangka-sangka seperti suatu kecelakan dan lain-lain.
Menurut The American Hospital Association (AHA) pengertian gawat darurat
adalahAn emergency is any condition that in the opinion of the patient,his family,
or whoever assumes the responsibility of bringing the patient to the hospital-
requires immediate medical attention. This condition continues until a
determination has been made by a health care professional that the patients life
or well-being is not threatened.
1. Status Kegawatan Pasien
Status kegawatan pasien Instalasi gawat Darurat terdiri dari :
a) Pasien gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan
menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
b) Pasien gawat tidak darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
c) Pasien darurat tidak gawat
pasien akibat musibah yang dating tiba-tiba, tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayata dangkal.
d) Pasien tidak gawat tidak daruratmisalnya pasien dengan ulcus tropicum, TBC kulit, dan sebagainya.
B. Kejadian Kegawatdaruratan
Suatu kejadian dimana interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak,tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera (fisik,mental dan
sosial). Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1. Tempat kejadian
a) Kecelakaan lalu lintas;
b) Kecelakaan di lingkungan rumah tangga;
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar5
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
6/23
c) Kecelakaan dilingkungan pekerjaan;
d) Kecelakaan di sekolah;
e) Kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya tempat rekreasi,
perbelanjaan, di arena olahraga, dan lain-lain.
2. Mekanisme kejadian :
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat,
terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian :
a) Waktu perjalanan (travelling/transport time);
b) Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain-lain.
C. Sistem Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan
terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat
darurat. Upaya pelayanan kesehatan pada penderita gawat darurat pada
dasarnya mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus dikembangkan
sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang
mungkin terjadi.
Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan meliputi :a. Penanggulangan penderita ditempat kejadian;
b. Transportasi penderita gawat darurat dari tempat kejadian ke sarana
kesehatan yang lebih memadai;
c. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatan
penanggulangan penderita gawat darurat;
d. Upaya rujukan ilmu pengetahuan, pasien dan tenaga ahli
e. Upaya penanggulangan penderita gawat darurat ditempat rujukan (unit
gawat darurat dan ICU).
f. Upaya pembiayaan penderita gawat darurat.
D. Pedoman Pengembangan Pelayanan Gawat Darurat di Rumah Sakit
Suatu unit gawat darurat (UGD) harus mampu memberikan pelayanan dengan
kualitas tinggi pada masyarakat dengan problem medis akut.
Interpretasi : Harus mampu,
a. mencegah kematian dan cacat
b. melakukan rujukan
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar6
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
7/23
c. menanggulangi korban bencana
Kriteria :
a. Unit Gawat Darurat harus buka 24 jam
b. Unit Gawat Darurat juga harus melayani penderita-penderita false
emergency tetapi tidak boleh mengganggu/ mengurangi mutu pelayanan
penderita-penderita gawat darurat.
c. Unit Gawat Darurat sebaiknya hanya melakukan primary care.
Sedangkan definitive care dilakukan di tempat lain dengan kerjasama
yang baik.
d. Unit Gawat Darurat harus meningkatkan mutu personalia maupun
masyarakat sekitarnya dalam penanggulangan penderita gawat darurat.
Interpretasi :
Mengadakan kursus-kursus untuk personalianya sendiri maupun
penyuluhan kepada masyarakat dalam penanggulangan penderita gawat
darurat (PPGD).
e. Unit Gawat Darurat harus melakukan riset guna meningkatkan mutu/
kualitas pelayanan kesehatan masyarakat sekitarnya
E. Pelayanan Gawat Darurat
Batasan yang dimaksud dengan pelayanan gawat darurat (emergency
care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita
dalam waktu segera (imediatlely) untuk menyelamatkan kehidupannya (life
saving). Unit kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan gawat darurat
disebut dengan nama Unit Gawat Darurat (emergency Unit. Tergantung dari
kemampuan yang dimilki, keberadaan UGD tersebut dapat beraneka macam.
1. Kegiatan
Kegiatan yang menjadi tanggung iawab UGD banyak macamnya. Secara
umum dapat dibedakan atas tiga macam (Flynn, 1962):
a. Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat Bertujuan menyelamatkan
kehidupan penderita, namun sering dimanfaatkan hanya untuk
memperoleh mendapatkan pelayanan pertolongan pertama dan bahkan
pelayanan rawat jalan.
b. Menyelenggarakan pelayanan penyeringan untuk kasus-kasus yang
membutuhkan pelayanan rawat inap intensif. Merujuk kasus-kasus gawat
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar7
http://www.djemari.org/http://www.djemari.org/ -
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
8/23
darurat yang dinilai berat untuk memperoleh pelayanan rawat inap
intensif.
c. Menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat. Menampung serta
menjawab semua pertanyaan semua anggota masyarakat tentang segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan keadaan medis darurat
(emergency medical questions).
2. Masalah
Sama halnya dengan berbagai unit pelayanan kedokteran lainnya,
mengelola UGD tidak semudah yang diperkirakan. Akan banyak masalah
yang ditemukan yang jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan
atas dua macam, yaitu:
a. Masalah pembiayaan
Masalah pertama yang ditemukan adalah kesulitan pebiayaan dalam
megelola UGD. Terdapat dua faktor utama yang berperan, pertama,
karena biaya pegelolaan UGD memang besar. Kedua, karena
pendapatan UGD tidak pernah bias dijamin.
b. Masalah beban kerja
Perbedaan pengertian keadaan gawat darurat antara pasien denganpetugas kesehatan, menyebabkan pelayanan UGD sering
dimanfaatkan oleh mereka yang sebenarnya kurang membutuhkan.
Hal ini berakibat atas banyaknya jumlah pengunjung rawat jalan akan
berkurang. Dampaknya akan terlihat pada menurunnya pendapatan.
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar8
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
9/23
A. Lokasi dan Waktu
Kegiatan observasi dilakukan selama dua hari di RSUD Daya Kota
Makassar pada Unit Gawat Darurat (UGD). Adapun waktu pelaksanaan
kegiatan adalah dari pukul 18.00 WITA pada tanggal 16 Februari 2013
hingga pukul 18.00 WITA tanggal 17 Februari 2013.
B. Alur Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan observasi dilakukan dengan sistem shift dengan interval
waktu enam jam pada setiap shift.
a. Shift I dilaksanakan pada hari Sabtu (tanggal 16 Februari 2013) pukul
18.00 00.00 WITA, oleh : Agustinus Wabia dan Muchlis
b. Shift II dilaksanakan pada hari Sabtu (tanggal 16 Februari 2013) sampai
hari Minggu (tanggal 17 Februari 2013) pukul 00.00 dini hari 06.00 pagi,
oleh: Andi Lukman Hakim dan Turbowo
c. Shift III dilaksanakan pada hari Minggu (tanggal 17 Februari 2013) pukul
06.00 pagi 12.00 siang, oleh: A.Jumiati dan Sumarti Usman
d. Shift IV dilaksanakan pada hari Minggu (tanggal 17 Februari 2013) pukul12.00 siang 18.00, oleh: Anna Widiastuty dan Vonny Roberth.
C. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada kegiatan ini berupa :
a. Data karakteristik pasien yang diambil dari buku status pasien, yaitu:
1) Nama (diinisialkan),
2) Alamat/kota domisili saat ini,
3) Jenis kelamin, dan
4) Umur.
b. Data mengenai waktu masuk pasien di UGD, data diambil dari observasi
langsung oleh mahasiswa pada saat pasien tiba di IRD.
c. Data keluhan pasien (anamnese) yang diambil dari buku status pasien
d. Data diagnosa pasien yang diambil dari buku status pasien
e. Data tindakan dan terapi yang diberikan kepada pasien yang diambil dari
buku status pasien.
D. Penanggung Jawab Kegiatan
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar9
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
10/23
Kegiatan observasi penyelenggaraan kegawatdaruratan di Unit Gawat Darurat
(UGD) RSUD Daya Kota Makassar ini dilakukan dalam rangka pemenuhan
tugas Mata Kuliah Epidemiologi Kesehatan Darurat dengan Dosen
Pengampuh Prof. DR. drg. H.A. Arsunan Arsin, M. Kes.
BAB IV
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar 10
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
11/23
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum RSUD Daya Kota Makassar
1. Sejarah RSUD Daya Kota Makassar
Rumah Sakit Umum Daerah Daya Kota Makassar adalah satu-
satunya Rumah Sakit milik Pemerintah Kota Makassar dan merupakan
Konversi dari Puskesmas Plus Daya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Makassar Tipe C, dan juga merupakan Pusat Rujukan Pintu Gerbang
Utara Makassar sesuai dengan Keputusan Gubernur Propinsi Sulawesi
Selatan berdasarkan SK Gubernur Nomor 13 tahun 2008.
Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan, Rumah Sakit
Umum Daerah Daya bertekad memberi pelayanan sesuai kebutuhan
masyarakat serta mendukung tercapainya Kota Makassar, Propinsi, dan
Indonesia Sehat 2010 dengan cara meningkatkan pelayanan kesehatan
paripurna sesuai dengan Visi, dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Daya.
2. Sarana dan Prasarana RSUD Daya Kota Makassar
RSUD Daya Kota Makassar luas tanah sebesar 20.000 m2 dan
luas bangunan sebesar 12. 663 m2
Kapasitas perawatan rawat inap di RSU Kota Makassar terdiri dari :
1) Ruang perawatan anak : 14 tempat tidur
2) Ruang perawatan dewasa : 24 tempat tidur
3) Ruangan bersalin/nifas : 33 tempat tidur
4) Ruang perawatan bedah : 8 tempat tidur
5) Ruang perawatan ICU : 2 tempat tidur
Adapun Fasilitas tempat tidur yang berkapasitas 200 buah yang
terdiri dari:
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar 11
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
12/23
No Ruang RawatJumlah Tempat Tidur
(TT)
1 ICU 4
2 VIP 12
3 Kelas I 34
4 Kelas II 40
5 Kelas III 110
Total 200
3. Tenaga
Jumlah tenaga yang ada di RSUD Daya Kota Makssar , terdiri dari:
1. Tenaga PNS : 219 orang
2. Tenaga Kontrak : 152 orang
3. Tenaga Magang : 75 orang
Total tenaga : 446 orang
Adapun tenaga dokter spesialis yang ada di RSUD Daya Kota
Makassar adalah :
1. Dokter Anak : 2 orang
2. Dokter Penyakit Dalam : 2 orang3. Dokter THT : 2 orang
4. Dokter Kulit & Kelamin : 2 orang
5. Dokter Bedah : 2 orang
6. Dokter Saraf : 1 orang
7. Dokter Mata : 1 orang
8. Dokter Obgin : 3 orang
9. Dokter Radiologi : 2 orang
10. Dokter Patologi Klinik : 3 orang11. Dokter Orthopedi : 2 orang
4. Visi dan Misi RSUD Daya Kota Makassar
a. VISI
Visi Rumah Sakit Umum Kota Makassar yang merupakan suatu
keyakinan bagaimana Rumah Sakit Umum Kota Makassar dimasa
depan dalam pandangan pelanggan, karyawan, pemilik dan
stockholder lainnya disusun sebagai berikut:
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar 12
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
13/23
"Menjadi Rumah Sakit Sehat Sebagai Percontohan di
Indonesia
b. MISI
Misi Rumah Sakit Umum Kota Makassar telah dirancang untuk
memberikan tuntunan dalam pengambilan keputusan untuk mencapai
tujuan organisasi dan merupakan suatu sarana komunikasi bagi
karyawan, manager dan stockholder lainnya.
Misi Rumah Sakit Umum Kota Makassar adalah :
1) Mewujudkan Rumah sakit Umum Daerah Daya Kota Makassar
menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
2) Menjadi salah satu rumah sakit pusat rujukan di provinsi
Sulawesi Selatan
3) Meningkatkan kualitas SDM sehingga dapat memberikan
value dan tampil secara profesional
4) Menciptakan Rumah sakit pendidikan dan menjadi salah satu
rumah sakit jejaring di provinsi Sulawesi Selatan
Menuju Green Hospital
5. Gambaran Umum Unit Gawat Darurat RSUD Daya Kota MakassarUnit gawat darurat adalah salah satu bagian di rumah sakit yang
menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan
cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat
ditemukan dokterbersama sejumlah perawat dan juga asisten dokter.
Saat tiba di UGD, pasien biasanya menjalani pemilahan terlebih
dahulu, anamnesis untuk membantu menentukan sifat dan keparahan
penyakitnya. Penderita yang terkena penyakit serius biasanya lebih sering
mendapat visite lebih sering oleh dokter daripada mereka yang
penyakitnya tidak begitu parah. Setelah penaksiran dan penanganan
awal, pasien bisa dirujuk ke RS, distabilkan dan dipindahkan ke RS lain
karena berbagai alasan, atau dikeluarkan. Kebanyakan UGD buka 24
jam, meski pada malam hari jumlah staf yang ada di sana akan lebih
sedikit.
B. Hasil
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar 13
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasienhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Cederahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dokterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Perawathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asisten_dokter&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anamnesis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/RShttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasienhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Cederahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dokterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Perawathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asisten_dokter&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anamnesis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/RS -
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
14/23
Adapun hasil pencatatan yang diperoleh selama pengamatan di Di Unit
Gawat Darurat (UGD) RSUD Daya Kota Makassar pada tanggal 16-17
Februari 2013 adalah sebagai berikut:
Tabel 1Distribusi Pasien Berdasarkan Klasifikasi Penyakit di Unit Gawat
Darurat (UGD) RSUD Daya Kota Makassarpada tanggal 16-17 Februari 2013
Klasifikasi Penyakit Frekuensi %
Bedah 7 20,6
Non Bedah 27 79,4
Total 34 100,0
Sumber : Data Primer, 2013
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa kondisi UGD RSUD Daya Kota
Makassar pada tanggal 16-17 Februari 2013, pasien yang datang didominasi
oleh pasien Non-Bedah yakni sebesar 79,4 % (27 orang).
Tabel 2Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Perawatan di UGD RSUD Daya
Kota Makassar Makassar 16-17 Februari 2013
Jenis Perawatan Frekuensi %
Inap 26 74%
Pulang 8 23%
Rujuk 1 3%Total 35 100%
Sumber : Data Primer, 2013
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa kondisi UGD RSUD Daya Kota
Makassar pada tanggal 16-17 Februari 2013, lebih dari separuh pasien yang
datang dirawatinapkan yakni sebesar 74% (26 orang).
1. Pasien Non Bedah
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar 14
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
15/23
a.Distribusi Pasien Non-Bedah Unit Gawat Darurat (UGD) berdasarkan
Karakteristik Orang
1) Jenis Kelamin
Sumber : Data Primer, 2013
Grafik 1. Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin padaUnit Gawat Darurat (UGD)RSUD Daya Kota Makassar pada
tanggal 16-17 Februari 2013
Grafik 1 menunjukkan bahwa distribusi pasien non-bedah
UGD RSUD Daya Kota Makassar Makassar lebih banyak berjenis
kelamin perempuan (54%) dibandingkan pasien laki-laki (46%).
2) Kelompok Umur
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar 15
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
16/23
Sumber : Data Primer, 2013
Grafik 2.Distribusi Pasien Berdasarkan Kelompok Umur
pada Unit Gawat Darurat (UGD)RSUD Daya Kota Makassarpada tanggal 16-17 Februari 2013
Grafik 2 menunjukkan bahwa distribusi pasien non-bedah
UGD RSUD Daya Kota Makassar Makassar lebih banyak
pada kelompok umur 11-20 tahun, yaitu sebesar 29%.
b.Distribusi Pasien Non-Bedah Gawat Darurat berdasarkan Waktu
Sumber : Data Primer, 2013
Grafik 3 Distribusi Pasien Berdasarkan Waktu (Jam Tiba) pada UnitGawat Darurat (UGD)RSUD Daya Kota Makassar
pada tanggal 16-17 Februari 2013
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar 16
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
17/23
Grafik 3 menunjukkan bahwa distribusi pasien non-bedah UGD
RSUD Daya Kota Makassar berfluktuasi dari waktu kewaktu, dimana
jumlah kasus tertinggi terjadi pada kisaran pukul 08.00 08.59 WITA
yaitu sebanyak 14%.
c.Distribusi Non Bedah Unit Gawat Darurat (UGD)berdasarkan Domisili
Sumber : Data Primer, 2013
Grafik 4.Distribusi Pasien Berdasarkan Domisili pada Unit Gawat
Darurat (UGD)RSUD Daya Kota Makassarpada tanggal 16-17 Februari 2013
Grafik 4 menunjukkan bahwa distribusi pasien non-bedah UGD
RSUD Daya Kota Makassar lebih banyak berasal dari Kota Makassar
dibandingkan dari luar Makassar yaitu sebesar 86%.
2. Pasien Bedah
a.Distribusi Pasien Bedah Unit Gawat Darurat (UGD) berdasarkan
Karakteristik Orang
1) Jenis Kelamin
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar 17
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
18/23
Sumber : Data Primer, 2013
Grafik 5.Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin padaUnit Gawat Darurat (UGD)RSUD Daya Kota Makassar pada
tanggal 16-17 Februari 2013Grafik 5 menunjukkan bahwa distribusi pasien bedah UGD
RSUD Daya Kota Makassar Makassar lebih banyak berjenis
kelamin laki-laki (57%) dibandingkan pasien perempuan (43%).
2) Kelompok Umur
Sumber : Data Primer, 2013
Grafik 6.Distribusi Pasien Berdasarkan Kelompok Umur padaUnit Gawat Darurat (UGD)RSUD Daya Kota Makassar pada
tanggal 16-17 Februari 2013
Grafik 6 menunjukkan bahwa distribusi pasien bedah UGD
RSUD Daya Kota Makassar Makassar lebih banyak pada
kelompok umur 11 - 20 tahun dan 21- 30 tahun , yaitu sebesar
29%.
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar 18
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
19/23
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
20/23
Sumber : Data Primer, 2013
Grafik 8. Distribusi Pasien Berdasarkan Letak Lukapada Bagian Bedah UGD RSUD Daya Kota Makassar
pada tanggal 16-17 Februari 2013
Grafik 8 menunjukkan bahwa distribusi pasien bedah UGD
RSUD Daya Kota Makassar lebih banyak mengalami luka pada bagian
tangan yaitu sebesar 72%.
b.Distribusi Pasien Bedah Gawat Darurat berdasarkan Lokasi Kejadian
Kecelakaan
Sumber : Data Primer, 2013
Grafik 9. Distribusi Pasien Bedah Berdasarkan Lokasi KejadianKecelakaan pada UGD RSUD Daya Kota Makassar
pada tanggal 16-17 Februari 2013
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar 20
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
21/23
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
22/23
18.00 18.59 WITA dan 12.00 12.59 yaitu sebanyak 29%. Pada kasus non
bedah, serangan penyakit kronik bisa terjadi kapan saja. Sementara kejadian
kecelakaan lalu lintas yang merupakan kasus terbanyak pada pasien bedah
berkaitan dengan waktu-waktu tertentu, misalnya saat kepadatan lalu lintas
sedang mencapai puncaknya.
Pengamatan selama 1x24 jam di UGD RSUD Daya Kota Makassar,
letak luka paling banya ditemukan pada tangan.
D. Masalah-masalah yang ditemukan
1. Kami tidak dapat berinteraksi langsung dengan pasien yang disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain faktor informed consent serta faktor
kekhawatiran akan terganggunya proses pelayanan pasien.
2. Perhatian dan konseling tentang risiko infeksi dan kerentanan di rumah
sakit terhadap keluarga pasien tidak terlaksana.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan observasi dan pencatatan selama 1 x 24 jam, ditemukan
bahwa:
1. Waktu kejadian dengan frekuensi terbanyak pada pasien non bedah
adalah pukul 08.00-08.59 WITA sementara pasien bedah pada pukul
18.00-18.59 dan 12.00-12.59 WITA
2. Pasien bedah dan non bedah lebih banyak berjenis kelamin Laki-laki.
3. Distribusi pasien bedah dan non bedah lebih banyak berada pada
golongan umur 11-20 tahun.
4. Pasien bedah dan non bedah lebih banyak berdomisili di Kota Makassar.
5. Pasien bedah yang mengalami kecelakaan lebih banyak mengalami luka
pada bagian tangan.
B. SARAN
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar 22
-
7/22/2019 Laporan Epid RSUD Daya
23/23
1. Tenaga kesehatan masyarakat perlu ditempatkan di Unit gawat Darurat
untuk promosi kesehatan terhadap keluarga pasien.
2. Untuk pelaksanaan kegiatan praktek lapangan observasi kesehatan
darurat di UGD, sebaiknya >1 x 24 jam.
3. Di ruang UGD perlu penambahan kapasitas tempat tidur.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Asrul, 1996. Pengantar administrasi kesehatan, edisi ketiga., Binarupa
Aksara, 1996,
id.wikipedia.org/wiki/Unit_Gawat_Darurat
Rosdiana, 2008. Analisis faktor terjadinya kecelakaan lalu lintas di Kota
Makassar.
Penyelenggaraan Kegawatdaruratan RSUD Daya Kota Makassar 23
http://www.djemari.org/http://www.djemari.org/http://www.djemari.org/http://www.djemari.org/http://www.djemari.org/