laporan praktikum uji protein

20
laporan praktikum uji protein LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA I. No Percobaan : II (dua) II. Judul Percobaan : Reaksi Uji Protein III. Landasan Teori : Protein, yang namanya berarti “pertama” atau “utama” merupakan makromolekul yang paling berlimpah didalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada hamper semua organisme. Asam amino merupakan unit struktur protein. Struktur protein ini terdiri dari polipeptida yang mempunyai rantai yang amat panjang, tersusun atas banyak unit asam amino. Protein adalah instrument yang mengekspresikan informasi genetik. Seperti juga terdapat ribuan gen di dalam inti sel, masing-masing mencirikan satu sifat nyata dari organisme, di dalam sel terdapat ribuan jenis protein yang berbeda, masing- masing membawa fungsi spesifik yang ditentukan oleh gen yang sesuai. Protein, karenanya bukan hanya makromolekul yang berlimpah, tetapi juga amat bervariasi fungsinya. Semua protein di dalam semua mahluk, tanpa memandang fungsi dan aktivitas biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 asam amino baku, yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Secara cukup sederhana

Upload: dndafs

Post on 16-Jan-2016

340 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

protein

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Uji Protein

laporan praktikum uji protein

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

I. No Percobaan : II (dua)II. Judul Percobaan : Reaksi Uji ProteinIII. Landasan Teori :

Protein, yang namanya berarti “pertama” atau “utama” merupakan makromolekul

yang paling berlimpah didalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada

hamper semua organisme. Asam amino merupakan unit struktur protein. Struktur protein ini

terdiri dari polipeptida yang mempunyai rantai yang amat panjang, tersusun atas banyak unit

asam amino.

Protein adalah instrument yang mengekspresikan informasi genetik. Seperti juga

terdapat ribuan gen di dalam inti sel, masing-masing mencirikan satu sifat nyata dari

organisme, di dalam sel terdapat ribuan jenis protein yang berbeda, masing-masing membawa

fungsi spesifik yang ditentukan oleh gen yang sesuai. Protein, karenanya bukan hanya

makromolekul yang berlimpah, tetapi juga amat bervariasi fungsinya.

Semua protein di dalam semua mahluk, tanpa memandang fungsi dan aktivitas

biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 asam amino baku, yang

molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Secara cukup sederhana protein

berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret unit asam amino sendiri-

sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein, karena molekul-molekul ini dapat

disusun dalam jumlah deret yang hampir tidak terbatas, untuk membuat berbagai protein

dalam jumlah yang hamper tidak terbatas.

Fungsi Biologi Protein

Enzim

  Protein yang paling bervariasi dan mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang

mempunyai aktivitas katalisa, yakni enzim.

Page 2: Laporan Praktikum Uji Protein

  reaksi kimia biomolekul organic di dalam sel dikatalisa oleh enzim. Lebih dari 2000 jenis

enzim, masing-masing dapat mengkatalisa reaksi kimia yang berbeda, telah ditemukan di

dalam berbagai bentuk kehidupan.

Protein Transport

  Protein transport di dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion spesifik dari

satu organ ke organ lain Disini oksigen dilepaskan untuk melangsungkan oksidasi nutrient

yang menghasilkan energi. Plasma darah mengandung lipoprotein, yang membawa lipid dari

hati ke organ yang lain. Protein transport lain terdapat di dalam membrane sel dan

menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa glukosa, asam amino, dan nutrient

lain membrane menuju ke dalam sel.

Protein Nutrien dan Penyimpan

  Biji berbagai tumbuhan menyimpan protein nutrient yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

embrio tanaman. Terutama, contoh yang telah dikenal adalah protein biji dari gandum,

jagung, dan beras. Ovalbumin protein utama putih telur, dan kasein protein utama susu

merupakan contoh lain dari protein nutrient. Ferritin jaringan hewan merupakan protein

penyimpan besi.

Protein Kontraktil atau Motil

  Beberapa protein memberikan kemampuan kepada sel dan organisme untuk berkontraksi,

mengubah bentuk, atau bergerak. Aktin dan miosin adalah protein filamen yang berfungsi di

dalam sistem kontraktil otot kerangka dan juga di dalam banyak sel bukan otot. Contoh lain

adalah tubulin, protein pembentuk mikrotubul. Mikrotubul merupakan komponen penting

dari flagella dan silia yang dapat menggerakkan sel.

Protein Struktural

  Banyak protein yang berperan sebagai filamen, kabel, atau lembaran penyanggah untuk

memberikan struktur biologi kekuatan atau proteksi. Komponen utama dari urat dan tulang

rawan adalah protein serabut kolagen, yang mempunyai daya tenggang yang amat tinggi.

Protein Pertahanan

  Banyak protein mempertahankan organisme dalam melawan serangan oleh spesies lain atau

melindungi organisme tersebut dari luka. Immunoglobulin atau anti-body pada vertebrata

Page 3: Laporan Praktikum Uji Protein

adalah protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat m,engenali dan mengendapakan

atau menetralkan serangan bakteri, virus, atau protein asing dari spesies lain. Fibrinogen dan

trombin, merupakan protein penggumpal darah yang menjaga kehilangan darah jika sistem

pembuluh terluka. Bisa ular, toksin bakteri, dan protein tumbuhan beracun, seperti risin, juga

berfungsi di dalam pertahanan tubuh.

Protein Pengatur

  Beberapa protein membantu aktivitas seluler. Diantara jenis ini terdapat sejumlah hormone

seperti insulin, yang mengatur metabolisme gula dan kekurangannya menyebabkan penyakit

diabetes. Hormone pertumbuhan dari pituary dan hormone paratiroid, yang mengatur

transport Ca2+ dan fosfat. Protein pengatur lain, yang disebut repressor mengatur biosintesa

enzim oleh sel bakteri.

Protein lain

  Terdapat banyak protein yang fungsinya agak eksotik dan tidak mudah diklasifikasikan.

Monelin, suatu protein tanaman dari afrika yang mempunyai rasa yang amat manis.

Protein dapat dibagi menjadi dua golongan utama berdasarkan bentuk dan sifat-sifat fisik

tertentu; protein globular dan protein serabut. Pada protein globular rantai atau rantai-rantai

polipeptida berlipat rapat-rapat menjadi bentuk globular atau bulat yang padat. Protein

globular biasanya larut di dalam system larutan (air) dan segera berdifusi ; hamper semua

mempunyai fungsi gerak atau dinamik. Hampir semua enzim merupakan protein globular,

seperti protein transport pada darah, anti-bodi, dan protein penyimpan nutrient. Protein

serabut bersifat tidak larut di dalam air, merupakan molekul serabut panjang, dengan rantai

polipeptida yang memanjang pada satu sumbu, dan tidak berlipat menjadi bentuk globular.

Hamper semua protein serabut memberikan peranan structural atau pelindung. Protein

serabut yang khas adalah α-keratin pada rambut dan wol, fibroin dari sutera dan kolagen dari

urat.

IV. Alat dan Bahan :

Alat : - Beker Gelas

-          Pipet tetes

-          Labu ukur

-          Gelas ukur

Page 4: Laporan Praktikum Uji Protein

-          Tabung reaksi

-          Rak tabung reaksi

Bahan : - Larutan NaOH

-          Larutan Protein

-          Larutan CuSO4 0,01 M

-          Larutan HgCl2 0,2 M

-          Larutan Timbal asetat

-          Larutan (NH4)2SO4

-          Reagen Millon

-          Reagen untuk uji biuret

-          Larutan asam asetat 1 M

-          Aquadest

-          Larutan albumin

-          Bufer asetat pH 4,7 (1 M)

-          Larutan NaOH 0,1 M

V. Prosedur Percobaan :

A. Uji Biuret

Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N ke dalam 3 ml larutan protein dan aduk. Tambahkan setetes

CuSO4 0,01 M. Aduk, jika tidak timbul warna, tambahkan lagi setetes atau 2 tetes CuSO4

B. Pengendapan dengan logam

Ke dalam 3 ml larutan protein tambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M. Ulangi percobaan dengan

menggunakan Pb asetat 0,2 M.

C. Pengendapan dengan Garam

Jenuhkan 10 ml larutan protein dengan ammonium sulfat. Untuk pekerjaan ini dilakukan

pertama tambahkan jumlah sedikit dari garam tersebut, aduk hingga melarut. Tambahkan lagi

sedikit ammonium sulfat dan aduk lagi. Kontinu sehingga sedikit garam tertinggal tidak

terlarut. Apabila larutan jenuh kemudian disaring. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji

endapan dengan reagen millon dan filtrat dengan uji biuret.

Page 5: Laporan Praktikum Uji Protein

D. Uji Koagulasi

Tambahkan 2 tetes HOAc 1 M ke dalam 5 ml larutan protein. Letakkan tabung dalam air

mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dengan batang pengaduk. Uji kelarutan endapan di

dalam air. Uji endapan dengan reagen millon.

VI. Hasil Pengamatan

No Prosedur

Percobaan

Hasil Pengamatan

1. Uji Biuret

Tambahkan 1 ml

NaOH 2,5 N ke

dalam 3 ml larutan

protein dan aduk.

Tambahkan setetes

CuSO4 0,01 M.

Aduk, jika tidak

timbul warna

tambahkan lagi

setetes atau 2 tetes

CuSO4.

a. Albumin 10%

Albumin (bening) + NaOH (bening) larutan

bening + CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu

(violet)

b. Kuning telur 20%

Kuning telur (kuning) + NaOH (bening)

larutan kuning + CuSO4 (biru) larutan cokelat

keunguan (violet).

c. Putih telur 20%

Putih telur (bening) + NaOH (bening)

larutan bening + CuSO4 (biru) larutan

berwarna ungu bening.

d. Susu cair 20%

Susu cair (putih) + NaOH (bening)

larutan putih + CuSO4 (biru) larutan berwarna

ungu (violet).

e. Susu bubuk 20%

Susu bubuk (putih) + NaOH (bening)

larutan putih + CuSO4 (biru) larutan berwarna

ungu (violet) dan terbentuk endapan putih.

f. Ikan gabus 10%

Larutan ikan gabus (putih keruh) + NaOH

(bening) larutan putih keruh + CuSO4 (biru)

larutan berwarna ungu (violet).

Page 6: Laporan Praktikum Uji Protein

2. Pengendapan

dengan Logam

Ke dalam 3 ml

larutan protein

tambahkan 5 tetes

HgCl2 0,2 M. Ulangi

percobaan dengan

menggunakan Pb

asetat 0,2 M.

a. Albumin 10%

- Albumin (bening) + HgCl2 (bening) larutan

kuning bening dan terbentuk endapan putih.

- Albumin (bening) + Pb(CH3COO)2 (bening)

larutan keruh dan terbentuk endapan putih

b. Kuning telur 20%

- Kuning telur (kuning) + HgCl2 (bening)

larutan kuning dan terbentuk endapan putih.

- Kuning telur (kuning) + Pb(CH3COO)2 (bening)

larutan kuning bening dan terbentuk endapan

putih (lebih sedikit)

c. Putih telur 20%

- Putih telur (bening) + HgCl2 (bening)

larutan putih dan terbentuk endapan putih.

- Putih telur (bening) + Pb(CH3COO)2 (bening)

larutan putih dan terbentuk endapan putih

(lebih sedikit)

d. Susu cair 20%

- Susu cair (putih) + HgCl2 (bening) larutan

putih dan terbentuk endapan putih.

- Susu cair (putih) + Pb(CH3COO)2 (bening)

larutan putih dan terbentuk endapan putih

e. Susu bubuk 20%

- Susu bubuk (putih) + HgCl2 (bening)

larutan putih dan terbentuk endapan putih.

- Susu bubuk (putih) + Pb(CH3COO)2 (bening)

larutan bagian atas bening dan terbentuk

endapan putih

f. Ikan gabus 10%

- Larutan ikan gabus (putih keruh) + HgCl2

(bening) larutan putih keruh dan terbentuk

Page 7: Laporan Praktikum Uji Protein

endapan putih.

-Larutan ikan gabus (putih keruh) +

Pb(CH3COO)2 (bening) larutan bagian atas

bening dan terbentuk endapan putih

3. Pengendapan

dengan Garam

Jenuhkan 10 ml

larutan protein

dengan amonium

sulfat. Untuk

pekerjaan ini

dilakukan : pertama,

tambahkan sedikit

garam tersebut,

aduk hingga

melarut. Tambahkan

lagi sedikit

ammonium sulfat

dan aduk lagi,

kontinu sehingga

sedikit garam

tertinggal tidak

terlarut. Apabila

larutan jenuh,

kemudian disaring.

Uji kelarutan dari

endapan di dalam

air. Uji endapan

dengan reagen

Millon dan filtrat

dengan uji Biuret.

a. Albumin 10%

Albumin (bening) + (NH4)2SO4 (padatan putih)

larutan berwarna putih dan sedikit mengental

        Filtrat (bening) + Uji Biuret larutan

berwarna ungu.

        Endapan (putih) + reagen Millon (bening)

endapan tidak larut dan berwarna

merah.

        Endapan (putih) + air endapan melarut

dan larutan berwarna putih.

b. Kuning telur 20%

Kuning telur (kuning) + (NH4)2SO4 (padatan

putih) larutan berwarna kuning.

        Filtrat (bening) + Uji Biuret larutan berwarna

ungu.

        Endapan (putih) + reagen Millon (bening)

endapan tidak larut dan berwarna

merah.

        Endapan (putih) + air endapan melarut.

c. Putih telur 20%

Putih telur (bening) + (NH4)2SO4 (padatan putih)

larutan berwarna putih dan mengental.

        Filtrat (bening) + Uji Biuret larutan

berwarna ungu.

        Endapan (putih) + reagen Millon (bening)

endapan berwarna merah.

        Endapan (putih) + air endapan melarut

Page 8: Laporan Praktikum Uji Protein

dan berwarna putih keruh.

d. Susu cair 20%

Susu cair (putih) + (NH4)2SO4 (padatan putih)

larutan berwarna putih.

        Filtrat (bening) + Uji Biuret larutan

berwarna ungu.

        Endapan (putih) + reagen Millon (bening)

endapan berwarna merah.

        Endapan (putih) + air larutan putih dan

melarut.

e. Susu bubuk 20%

Susu bubuk (putih) + (NH4)2SO4 (padatan putih)

larutan berwarna putih.

        Filtrat (bening) + Uji Biuret larutan

berwarna ungu.

        Endapan (putih) + reagen Millon (bening)

endapan berwarna merah.

        Endapan (putih) + air larutan putih dan

melarut.

e. Ikan gabus 10%

Ikan gabus (putih keruh) + (NH4)2SO4 (padatan

putih) larutan berwarna cokelat.

        Filtrat (bening) + Uji Biuret larutan

berwarna ungu.

        Endapan (cokelat) + reagen Millon (bening)

endapan berwarna merah.

        Endapan (cokelat) + air larutan cokelat dan

melarut.

4. Uji Koagulasi

Tambahkan 2 tetes

HOAc 1 M ke

dalam 5 ml larutan

protein. Letakkan

a. Albumin 10%

Albumin (bening) + CH3COOH (bening)

larutan bening dan terdapat endapan putih

endapan putih yang terbentuk lebih banyak.

Page 9: Laporan Praktikum Uji Protein

tabung dalam air

mendidih selama 5

menit. Ambil

endapan dengan

batang pengaduk.

Uji kelarutan

endapan di dalam

air. Uji endapan

dengan reagen

Millon

Disaring, dibagi 2 bagian :

        Endapan (putih) + air larutan putih dan

endapan melarut.

        Endapan (putih) + reagen Millon (bening)

larutan bening dan endapan berubah menjadi

merah bata.

        Filtrat + uji Biuret larutan ungu bening.

b. Kuning telur 20%

Kuning telur (kuning) + CH3COOH (bening)

larutan kuning dan terdapat endapan endapan

kuning yang terbentuk lebih banyak. Disaring,

dibagi 2 bagian :

        Endapan (kuning) + air larutan kuning

dan endapan melarut.

        Endapan (kuning) + reagen Millon (bening)

larutan bening dan endapan merah.

        Filtrat + uji Biuret larutan ungu.

c. Putih telur 20%

Putih telur (bening) + CH3COOH (bening)

terbentuk endapan putih endapan yang terbentuk

lebih banyak. Disaring, dibagi 2 bagian:

        Endapan (putih) + air larutan putih dan

endapan melarut.

        Endapan (putih) + reagen Millon (bening)

endapan merah dan tidak melarut.

        Filtrat + uji Biuret larutan ungu.

d. Susu cair 20%

Susu cair (putih) + CH3COOH (bening)

larutan berwarna putih dan terbentuk endapan

putih endapan yang terbentuk lebih banyak.

Disaring, dibagi 2 bagian:

        Endapan (putih) + air larutan putih dan

endapan melarut.

Page 10: Laporan Praktikum Uji Protein

        Endapan (putih) + reagen Millon (bening)

endapan merah dan tidak melarut.

        Filtrat + uji Biuret larutan ungu.

e. Susu bubuk 20%

Susu bubuk (putih) + CH3COOH (bening)

larutan berwarna putih terbentuk endapan yang

terbentuk putih. Disaring, dibagi 2 bagian:

        Endapan (putih) + air larutan putih dan

endapan melarut.

        Endapan (putih) + reagen Millon (bening)

endapan merah dan tidak melarut.

        Filtrat + uji Biuret larutan ungu.

f. Ikan gabus 10%

Larutan ikan gabus (putih keruh) + CH3COOH

(bening) larutan berwarna putih terbentuk

endapan yang terbentuk cokelat. Disaring, dibagi

2 bagian:

        Endapan (cokelat) + air larutan cokelat dan

endapan sedikit melarut.

        Endapan (cokelat) + reagen Millon (bening)

larutan cokelat.

        Filtrat + uji Biuret larutan ungu.

VII. persamaan reaksi

Uji Biuret

O O

[ - C – N – CH – C – N – CH - ] + Cu2+ OH

- O=C C=O

H R H R NH NH

HCR RCH

C=O Cu2+ C=O

NH NH

HCR RCH

Kompleks Ungu

Page 11: Laporan Praktikum Uji Protein

Pengendapan dengan Logam

NH3+ NH3

+ NH3+

R – CH – COO- + Hg2+ R – CH – COO – Hg – COO – CH –R

NH3+ NH3

+ NH3+

R – CH – COO- + Pb2+ R – CH – COO – Pb – COO – CH – R

Uji Pengendapan garam

 H2O,H+

O O kalor - NHCHC – NHCHC - n NH2Cl + COOH + NH2CHCOOH R R R R

VIII. Pembahasan

Pada percobaan uji protein ini dilakukan berbagai macam uji, yaitu uji buret,

pengendapan dengan logam, pengendapan dengan garam, denaturasi protein, uji sullfur dan

pengendapan dengan alkohol.

Pada uji biuret dihasilkan warna violet. Hal ini disebakan penambahan CuSO4

sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+dengan gugus amino dari protein.. makin kuat

intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan makin panjang ikatan peptidanya.

Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan bahwa uji ini positif terhadap

biuret.

Pada uji pengendapan logam dihasilkan endapan berwarna putih dan larutan keruh.

Endapan yang terbentuk merupakan endapan yang berasal dari protein yang diuji, endapan ini

terjadi karena adanya reaksi logam Pb dngan protein. Logam Pb ini merupakan logam yang

mengandung ion positif. Dimana salah satu sifat dari logam yang mengandung ion positif

dapan menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protein. Sama halnya dengan Hg yang

juga merupakan logam yang mengandung ion positif yang juga dapat menghasilkan endapan

jika direaksikan dengan protrein dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah

penetralan muatan. Dimana pengendapan akan terjadi bila protein berada dalam bentuk

isoelektrik yang bermuatan negatif, dengan adanya muatan positif dari logam berat akan

Page 12: Laporan Praktikum Uji Protein

terjadi reaksi netralisasi dari protein dan dihasilakan garam proitein yang mengendap.

Endapan ini akan melarut kembali dengan penambahan alkali yang sifat pengendapan ini

adalah reversibel.

Untuk percobaan pada uji pengendapan dengan garam itu hasil yang diperoleh yaitu

endapan yang bewarna merah. Endapan ini menunjukkan atau merupakan hasil dari garam-

garam organic dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan protein.

Pengendapan yang dikarenakan penambahan ammonium sulfat menyebabkan terjadi

dehidrasi protein atau sering dikenal dengan kehilangan air, sehingga proses dehidratasi ini

molekul protein yang mempunyai kelarutan paling kecil akan mudah mengendapa. Hasil

pencampuran antara serbuk ammonium sulfat dengan protein menghasilkan endapan dan

filtrate, untuk endapan dilakukan uji millondan menghasilkan larutan dengan endapan merah,

hal ini dikarenakan karena pereaksi millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam

asam nitrit. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan

endapan putih yang dapat menjadi merah pada pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif

untuk fenol-fenol dikarenakan terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil

yang bewarna, protein yang mengandung tirosin akan memberikan uji positif

Pada percobaan uji koagulasi ini dimana berdasarkan literatur jika protein

ditambahkan dengan larutan asam atau basa, maka akan terdenaturasi atau terjadi

penggumpalan. Penggumpalan ini dapat juga terjadi karena pemanasan yang dilakukan,

dengan proses pemanasan struktur protein akan menjadi rusak, untuk itulah pada percobaan

ini diperoleh endapan, setelah endapan diperoleh ditambahkan dengan reagen millon dan

menghasilkan larutan bening dan endapan merah. Hal ini menunjukkan bahwa uji koagulasi

menghasilkan positif terhadap uji millon. Pada pemanasan 50 derajat protein sudah

mengalami koagulasi. Koagulasi ini terjadi bila larutan protein berada pada titik

isoelektriknya. Ion-ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan

sebagian protein, sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).

IX. Kesimpulan

1. Makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan pada uji biuret ini menunjukan

makin panjang ikatran peptidanya.

Page 13: Laporan Praktikum Uji Protein

2. Koagulasi dapat terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion

logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein,

sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).

3. Endapan yang bewarna merah pada uji pengendapan merupakan hasil dari garam-

garam organik dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan

protein.

4. Pada uji pengendapan, endapan yang dihasilkan bewarna putih dan larutan yang

keruh, endapan yang dihasilkan tersebut berasal dari protein yang diuji, endapan ini

terjadi karena adanya reaksi logam Pb dengan protein