laporan praktikum uji protein
DESCRIPTION
proteinTRANSCRIPT
laporan praktikum uji protein
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
I. No Percobaan : II (dua)II. Judul Percobaan : Reaksi Uji ProteinIII. Landasan Teori :
Protein, yang namanya berarti “pertama” atau “utama” merupakan makromolekul
yang paling berlimpah didalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada
hamper semua organisme. Asam amino merupakan unit struktur protein. Struktur protein ini
terdiri dari polipeptida yang mempunyai rantai yang amat panjang, tersusun atas banyak unit
asam amino.
Protein adalah instrument yang mengekspresikan informasi genetik. Seperti juga
terdapat ribuan gen di dalam inti sel, masing-masing mencirikan satu sifat nyata dari
organisme, di dalam sel terdapat ribuan jenis protein yang berbeda, masing-masing membawa
fungsi spesifik yang ditentukan oleh gen yang sesuai. Protein, karenanya bukan hanya
makromolekul yang berlimpah, tetapi juga amat bervariasi fungsinya.
Semua protein di dalam semua mahluk, tanpa memandang fungsi dan aktivitas
biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 asam amino baku, yang
molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Secara cukup sederhana protein
berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret unit asam amino sendiri-
sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein, karena molekul-molekul ini dapat
disusun dalam jumlah deret yang hampir tidak terbatas, untuk membuat berbagai protein
dalam jumlah yang hamper tidak terbatas.
Fungsi Biologi Protein
Enzim
Protein yang paling bervariasi dan mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang
mempunyai aktivitas katalisa, yakni enzim.
reaksi kimia biomolekul organic di dalam sel dikatalisa oleh enzim. Lebih dari 2000 jenis
enzim, masing-masing dapat mengkatalisa reaksi kimia yang berbeda, telah ditemukan di
dalam berbagai bentuk kehidupan.
Protein Transport
Protein transport di dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion spesifik dari
satu organ ke organ lain Disini oksigen dilepaskan untuk melangsungkan oksidasi nutrient
yang menghasilkan energi. Plasma darah mengandung lipoprotein, yang membawa lipid dari
hati ke organ yang lain. Protein transport lain terdapat di dalam membrane sel dan
menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa glukosa, asam amino, dan nutrient
lain membrane menuju ke dalam sel.
Protein Nutrien dan Penyimpan
Biji berbagai tumbuhan menyimpan protein nutrient yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
embrio tanaman. Terutama, contoh yang telah dikenal adalah protein biji dari gandum,
jagung, dan beras. Ovalbumin protein utama putih telur, dan kasein protein utama susu
merupakan contoh lain dari protein nutrient. Ferritin jaringan hewan merupakan protein
penyimpan besi.
Protein Kontraktil atau Motil
Beberapa protein memberikan kemampuan kepada sel dan organisme untuk berkontraksi,
mengubah bentuk, atau bergerak. Aktin dan miosin adalah protein filamen yang berfungsi di
dalam sistem kontraktil otot kerangka dan juga di dalam banyak sel bukan otot. Contoh lain
adalah tubulin, protein pembentuk mikrotubul. Mikrotubul merupakan komponen penting
dari flagella dan silia yang dapat menggerakkan sel.
Protein Struktural
Banyak protein yang berperan sebagai filamen, kabel, atau lembaran penyanggah untuk
memberikan struktur biologi kekuatan atau proteksi. Komponen utama dari urat dan tulang
rawan adalah protein serabut kolagen, yang mempunyai daya tenggang yang amat tinggi.
Protein Pertahanan
Banyak protein mempertahankan organisme dalam melawan serangan oleh spesies lain atau
melindungi organisme tersebut dari luka. Immunoglobulin atau anti-body pada vertebrata
adalah protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat m,engenali dan mengendapakan
atau menetralkan serangan bakteri, virus, atau protein asing dari spesies lain. Fibrinogen dan
trombin, merupakan protein penggumpal darah yang menjaga kehilangan darah jika sistem
pembuluh terluka. Bisa ular, toksin bakteri, dan protein tumbuhan beracun, seperti risin, juga
berfungsi di dalam pertahanan tubuh.
Protein Pengatur
Beberapa protein membantu aktivitas seluler. Diantara jenis ini terdapat sejumlah hormone
seperti insulin, yang mengatur metabolisme gula dan kekurangannya menyebabkan penyakit
diabetes. Hormone pertumbuhan dari pituary dan hormone paratiroid, yang mengatur
transport Ca2+ dan fosfat. Protein pengatur lain, yang disebut repressor mengatur biosintesa
enzim oleh sel bakteri.
Protein lain
Terdapat banyak protein yang fungsinya agak eksotik dan tidak mudah diklasifikasikan.
Monelin, suatu protein tanaman dari afrika yang mempunyai rasa yang amat manis.
Protein dapat dibagi menjadi dua golongan utama berdasarkan bentuk dan sifat-sifat fisik
tertentu; protein globular dan protein serabut. Pada protein globular rantai atau rantai-rantai
polipeptida berlipat rapat-rapat menjadi bentuk globular atau bulat yang padat. Protein
globular biasanya larut di dalam system larutan (air) dan segera berdifusi ; hamper semua
mempunyai fungsi gerak atau dinamik. Hampir semua enzim merupakan protein globular,
seperti protein transport pada darah, anti-bodi, dan protein penyimpan nutrient. Protein
serabut bersifat tidak larut di dalam air, merupakan molekul serabut panjang, dengan rantai
polipeptida yang memanjang pada satu sumbu, dan tidak berlipat menjadi bentuk globular.
Hamper semua protein serabut memberikan peranan structural atau pelindung. Protein
serabut yang khas adalah α-keratin pada rambut dan wol, fibroin dari sutera dan kolagen dari
urat.
IV. Alat dan Bahan :
Alat : - Beker Gelas
- Pipet tetes
- Labu ukur
- Gelas ukur
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
Bahan : - Larutan NaOH
- Larutan Protein
- Larutan CuSO4 0,01 M
- Larutan HgCl2 0,2 M
- Larutan Timbal asetat
- Larutan (NH4)2SO4
- Reagen Millon
- Reagen untuk uji biuret
- Larutan asam asetat 1 M
- Aquadest
- Larutan albumin
- Bufer asetat pH 4,7 (1 M)
- Larutan NaOH 0,1 M
V. Prosedur Percobaan :
A. Uji Biuret
Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N ke dalam 3 ml larutan protein dan aduk. Tambahkan setetes
CuSO4 0,01 M. Aduk, jika tidak timbul warna, tambahkan lagi setetes atau 2 tetes CuSO4
B. Pengendapan dengan logam
Ke dalam 3 ml larutan protein tambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M. Ulangi percobaan dengan
menggunakan Pb asetat 0,2 M.
C. Pengendapan dengan Garam
Jenuhkan 10 ml larutan protein dengan ammonium sulfat. Untuk pekerjaan ini dilakukan
pertama tambahkan jumlah sedikit dari garam tersebut, aduk hingga melarut. Tambahkan lagi
sedikit ammonium sulfat dan aduk lagi. Kontinu sehingga sedikit garam tertinggal tidak
terlarut. Apabila larutan jenuh kemudian disaring. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji
endapan dengan reagen millon dan filtrat dengan uji biuret.
D. Uji Koagulasi
Tambahkan 2 tetes HOAc 1 M ke dalam 5 ml larutan protein. Letakkan tabung dalam air
mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dengan batang pengaduk. Uji kelarutan endapan di
dalam air. Uji endapan dengan reagen millon.
VI. Hasil Pengamatan
No Prosedur
Percobaan
Hasil Pengamatan
1. Uji Biuret
Tambahkan 1 ml
NaOH 2,5 N ke
dalam 3 ml larutan
protein dan aduk.
Tambahkan setetes
CuSO4 0,01 M.
Aduk, jika tidak
timbul warna
tambahkan lagi
setetes atau 2 tetes
CuSO4.
a. Albumin 10%
Albumin (bening) + NaOH (bening) larutan
bening + CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu
(violet)
b. Kuning telur 20%
Kuning telur (kuning) + NaOH (bening)
larutan kuning + CuSO4 (biru) larutan cokelat
keunguan (violet).
c. Putih telur 20%
Putih telur (bening) + NaOH (bening)
larutan bening + CuSO4 (biru) larutan
berwarna ungu bening.
d. Susu cair 20%
Susu cair (putih) + NaOH (bening)
larutan putih + CuSO4 (biru) larutan berwarna
ungu (violet).
e. Susu bubuk 20%
Susu bubuk (putih) + NaOH (bening)
larutan putih + CuSO4 (biru) larutan berwarna
ungu (violet) dan terbentuk endapan putih.
f. Ikan gabus 10%
Larutan ikan gabus (putih keruh) + NaOH
(bening) larutan putih keruh + CuSO4 (biru)
larutan berwarna ungu (violet).
2. Pengendapan
dengan Logam
Ke dalam 3 ml
larutan protein
tambahkan 5 tetes
HgCl2 0,2 M. Ulangi
percobaan dengan
menggunakan Pb
asetat 0,2 M.
a. Albumin 10%
- Albumin (bening) + HgCl2 (bening) larutan
kuning bening dan terbentuk endapan putih.
- Albumin (bening) + Pb(CH3COO)2 (bening)
larutan keruh dan terbentuk endapan putih
b. Kuning telur 20%
- Kuning telur (kuning) + HgCl2 (bening)
larutan kuning dan terbentuk endapan putih.
- Kuning telur (kuning) + Pb(CH3COO)2 (bening)
larutan kuning bening dan terbentuk endapan
putih (lebih sedikit)
c. Putih telur 20%
- Putih telur (bening) + HgCl2 (bening)
larutan putih dan terbentuk endapan putih.
- Putih telur (bening) + Pb(CH3COO)2 (bening)
larutan putih dan terbentuk endapan putih
(lebih sedikit)
d. Susu cair 20%
- Susu cair (putih) + HgCl2 (bening) larutan
putih dan terbentuk endapan putih.
- Susu cair (putih) + Pb(CH3COO)2 (bening)
larutan putih dan terbentuk endapan putih
e. Susu bubuk 20%
- Susu bubuk (putih) + HgCl2 (bening)
larutan putih dan terbentuk endapan putih.
- Susu bubuk (putih) + Pb(CH3COO)2 (bening)
larutan bagian atas bening dan terbentuk
endapan putih
f. Ikan gabus 10%
- Larutan ikan gabus (putih keruh) + HgCl2
(bening) larutan putih keruh dan terbentuk
endapan putih.
-Larutan ikan gabus (putih keruh) +
Pb(CH3COO)2 (bening) larutan bagian atas
bening dan terbentuk endapan putih
3. Pengendapan
dengan Garam
Jenuhkan 10 ml
larutan protein
dengan amonium
sulfat. Untuk
pekerjaan ini
dilakukan : pertama,
tambahkan sedikit
garam tersebut,
aduk hingga
melarut. Tambahkan
lagi sedikit
ammonium sulfat
dan aduk lagi,
kontinu sehingga
sedikit garam
tertinggal tidak
terlarut. Apabila
larutan jenuh,
kemudian disaring.
Uji kelarutan dari
endapan di dalam
air. Uji endapan
dengan reagen
Millon dan filtrat
dengan uji Biuret.
a. Albumin 10%
Albumin (bening) + (NH4)2SO4 (padatan putih)
larutan berwarna putih dan sedikit mengental
Filtrat (bening) + Uji Biuret larutan
berwarna ungu.
Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
endapan tidak larut dan berwarna
merah.
Endapan (putih) + air endapan melarut
dan larutan berwarna putih.
b. Kuning telur 20%
Kuning telur (kuning) + (NH4)2SO4 (padatan
putih) larutan berwarna kuning.
Filtrat (bening) + Uji Biuret larutan berwarna
ungu.
Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
endapan tidak larut dan berwarna
merah.
Endapan (putih) + air endapan melarut.
c. Putih telur 20%
Putih telur (bening) + (NH4)2SO4 (padatan putih)
larutan berwarna putih dan mengental.
Filtrat (bening) + Uji Biuret larutan
berwarna ungu.
Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
endapan berwarna merah.
Endapan (putih) + air endapan melarut
dan berwarna putih keruh.
d. Susu cair 20%
Susu cair (putih) + (NH4)2SO4 (padatan putih)
larutan berwarna putih.
Filtrat (bening) + Uji Biuret larutan
berwarna ungu.
Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
endapan berwarna merah.
Endapan (putih) + air larutan putih dan
melarut.
e. Susu bubuk 20%
Susu bubuk (putih) + (NH4)2SO4 (padatan putih)
larutan berwarna putih.
Filtrat (bening) + Uji Biuret larutan
berwarna ungu.
Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
endapan berwarna merah.
Endapan (putih) + air larutan putih dan
melarut.
e. Ikan gabus 10%
Ikan gabus (putih keruh) + (NH4)2SO4 (padatan
putih) larutan berwarna cokelat.
Filtrat (bening) + Uji Biuret larutan
berwarna ungu.
Endapan (cokelat) + reagen Millon (bening)
endapan berwarna merah.
Endapan (cokelat) + air larutan cokelat dan
melarut.
4. Uji Koagulasi
Tambahkan 2 tetes
HOAc 1 M ke
dalam 5 ml larutan
protein. Letakkan
a. Albumin 10%
Albumin (bening) + CH3COOH (bening)
larutan bening dan terdapat endapan putih
endapan putih yang terbentuk lebih banyak.
tabung dalam air
mendidih selama 5
menit. Ambil
endapan dengan
batang pengaduk.
Uji kelarutan
endapan di dalam
air. Uji endapan
dengan reagen
Millon
Disaring, dibagi 2 bagian :
Endapan (putih) + air larutan putih dan
endapan melarut.
Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
larutan bening dan endapan berubah menjadi
merah bata.
Filtrat + uji Biuret larutan ungu bening.
b. Kuning telur 20%
Kuning telur (kuning) + CH3COOH (bening)
larutan kuning dan terdapat endapan endapan
kuning yang terbentuk lebih banyak. Disaring,
dibagi 2 bagian :
Endapan (kuning) + air larutan kuning
dan endapan melarut.
Endapan (kuning) + reagen Millon (bening)
larutan bening dan endapan merah.
Filtrat + uji Biuret larutan ungu.
c. Putih telur 20%
Putih telur (bening) + CH3COOH (bening)
terbentuk endapan putih endapan yang terbentuk
lebih banyak. Disaring, dibagi 2 bagian:
Endapan (putih) + air larutan putih dan
endapan melarut.
Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
endapan merah dan tidak melarut.
Filtrat + uji Biuret larutan ungu.
d. Susu cair 20%
Susu cair (putih) + CH3COOH (bening)
larutan berwarna putih dan terbentuk endapan
putih endapan yang terbentuk lebih banyak.
Disaring, dibagi 2 bagian:
Endapan (putih) + air larutan putih dan
endapan melarut.
Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
endapan merah dan tidak melarut.
Filtrat + uji Biuret larutan ungu.
e. Susu bubuk 20%
Susu bubuk (putih) + CH3COOH (bening)
larutan berwarna putih terbentuk endapan yang
terbentuk putih. Disaring, dibagi 2 bagian:
Endapan (putih) + air larutan putih dan
endapan melarut.
Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
endapan merah dan tidak melarut.
Filtrat + uji Biuret larutan ungu.
f. Ikan gabus 10%
Larutan ikan gabus (putih keruh) + CH3COOH
(bening) larutan berwarna putih terbentuk
endapan yang terbentuk cokelat. Disaring, dibagi
2 bagian:
Endapan (cokelat) + air larutan cokelat dan
endapan sedikit melarut.
Endapan (cokelat) + reagen Millon (bening)
larutan cokelat.
Filtrat + uji Biuret larutan ungu.
VII. persamaan reaksi
Uji Biuret
O O
[ - C – N – CH – C – N – CH - ] + Cu2+ OH
- O=C C=O
H R H R NH NH
HCR RCH
C=O Cu2+ C=O
NH NH
HCR RCH
Kompleks Ungu
Pengendapan dengan Logam
NH3+ NH3
+ NH3+
R – CH – COO- + Hg2+ R – CH – COO – Hg – COO – CH –R
NH3+ NH3
+ NH3+
R – CH – COO- + Pb2+ R – CH – COO – Pb – COO – CH – R
Uji Pengendapan garam
H2O,H+
O O kalor - NHCHC – NHCHC - n NH2Cl + COOH + NH2CHCOOH R R R R
VIII. Pembahasan
Pada percobaan uji protein ini dilakukan berbagai macam uji, yaitu uji buret,
pengendapan dengan logam, pengendapan dengan garam, denaturasi protein, uji sullfur dan
pengendapan dengan alkohol.
Pada uji biuret dihasilkan warna violet. Hal ini disebakan penambahan CuSO4
sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+dengan gugus amino dari protein.. makin kuat
intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan makin panjang ikatan peptidanya.
Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan bahwa uji ini positif terhadap
biuret.
Pada uji pengendapan logam dihasilkan endapan berwarna putih dan larutan keruh.
Endapan yang terbentuk merupakan endapan yang berasal dari protein yang diuji, endapan ini
terjadi karena adanya reaksi logam Pb dngan protein. Logam Pb ini merupakan logam yang
mengandung ion positif. Dimana salah satu sifat dari logam yang mengandung ion positif
dapan menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protein. Sama halnya dengan Hg yang
juga merupakan logam yang mengandung ion positif yang juga dapat menghasilkan endapan
jika direaksikan dengan protrein dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah
penetralan muatan. Dimana pengendapan akan terjadi bila protein berada dalam bentuk
isoelektrik yang bermuatan negatif, dengan adanya muatan positif dari logam berat akan
terjadi reaksi netralisasi dari protein dan dihasilakan garam proitein yang mengendap.
Endapan ini akan melarut kembali dengan penambahan alkali yang sifat pengendapan ini
adalah reversibel.
Untuk percobaan pada uji pengendapan dengan garam itu hasil yang diperoleh yaitu
endapan yang bewarna merah. Endapan ini menunjukkan atau merupakan hasil dari garam-
garam organic dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan protein.
Pengendapan yang dikarenakan penambahan ammonium sulfat menyebabkan terjadi
dehidrasi protein atau sering dikenal dengan kehilangan air, sehingga proses dehidratasi ini
molekul protein yang mempunyai kelarutan paling kecil akan mudah mengendapa. Hasil
pencampuran antara serbuk ammonium sulfat dengan protein menghasilkan endapan dan
filtrate, untuk endapan dilakukan uji millondan menghasilkan larutan dengan endapan merah,
hal ini dikarenakan karena pereaksi millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam
asam nitrit. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan
endapan putih yang dapat menjadi merah pada pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif
untuk fenol-fenol dikarenakan terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil
yang bewarna, protein yang mengandung tirosin akan memberikan uji positif
Pada percobaan uji koagulasi ini dimana berdasarkan literatur jika protein
ditambahkan dengan larutan asam atau basa, maka akan terdenaturasi atau terjadi
penggumpalan. Penggumpalan ini dapat juga terjadi karena pemanasan yang dilakukan,
dengan proses pemanasan struktur protein akan menjadi rusak, untuk itulah pada percobaan
ini diperoleh endapan, setelah endapan diperoleh ditambahkan dengan reagen millon dan
menghasilkan larutan bening dan endapan merah. Hal ini menunjukkan bahwa uji koagulasi
menghasilkan positif terhadap uji millon. Pada pemanasan 50 derajat protein sudah
mengalami koagulasi. Koagulasi ini terjadi bila larutan protein berada pada titik
isoelektriknya. Ion-ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan
sebagian protein, sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).
IX. Kesimpulan
1. Makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan pada uji biuret ini menunjukan
makin panjang ikatran peptidanya.
2. Koagulasi dapat terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion
logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein,
sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).
3. Endapan yang bewarna merah pada uji pengendapan merupakan hasil dari garam-
garam organik dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan
protein.
4. Pada uji pengendapan, endapan yang dihasilkan bewarna putih dan larutan yang
keruh, endapan yang dihasilkan tersebut berasal dari protein yang diuji, endapan ini
terjadi karena adanya reaksi logam Pb dengan protein