laporan 3 (uji protein).doc

41
I. Judul Praktikum : Reaksi Uji Protein II. Tujuan : Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam protein III. Landasan Teori : Protein adalah instrumen yang mengekspresikan informasi genetik. Seperti juga terdapat ribuan gen di dalam inti sel, masing-masing mencirikan satu sifat nyata dari organisme, di dalam sel terdapat ribuan jenis protein yang berbeda, masing- masing membawa fungsi spesifik yang ditentukan oleh gen yang sesuai. Protein, karenanya, bukan hanya merupakan makromolekul yang paling berlimpah, tetapi juga amat bervariasi fungsinya (Lehninger, 1982). Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup. Fungsinya terutama ialah sebagai unsur pembentuk struktur sel, misalnya dalam rambut, wol, kolagen, jaringan penghubung, membran sel, dan lain-lain. Selain itu dapat pula berfungsi sebagai protein aktif, seperti misalnya enzim, yang berperan sebagai katalis segala proses biokimia dalam sel. Protein aktif selain enzim, yaitu hormone, pembawa oksigen (hemoglobin), protein yang terikat pada gen, toksin, antibodi/antigen, dan lain-lain (Wirahadikusumah, 1989). Dalam kehidupan, protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu hemoglobin dalam butir-butir darah

Upload: ibnu-darmawanto

Post on 01-Jan-2016

345 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Biokimia : Uji Proteinby Ibnu Darmawanto (06111010008)FKIP KIMIA Universitas Sriwijaya

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan 3 (Uji Protein).doc

I. Judul Praktikum : Reaksi Uji Protein

II. Tujuan : Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam protein

III. Landasan Teori :

Protein adalah instrumen yang mengekspresikan informasi genetik. Seperti juga

terdapat ribuan gen di dalam inti sel, masing-masing mencirikan satu sifat nyata dari

organisme, di dalam sel terdapat ribuan jenis protein yang berbeda, masing-masing

membawa fungsi spesifik yang ditentukan oleh gen yang sesuai. Protein, karenanya, bukan

hanya merupakan makromolekul yang paling berlimpah, tetapi juga amat bervariasi

fungsinya (Lehninger, 1982).

Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup. Fungsinya terutama

ialah sebagai unsur pembentuk struktur sel, misalnya dalam rambut, wol, kolagen, jaringan

penghubung, membran sel, dan lain-lain. Selain itu dapat pula berfungsi sebagai protein

aktif, seperti misalnya enzim, yang berperan sebagai katalis segala proses biokimia dalam

sel. Protein aktif selain enzim, yaitu hormone, pembawa oksigen (hemoglobin), protein yang

terikat pada gen, toksin, antibodi/antigen, dan lain-lain (Wirahadikusumah, 1989).

Dalam kehidupan, protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam

tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi

sebagai biokatalis. Di samping itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit

yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah

salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri

penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu protein (Poedjiadi, 2005).

Sangat luar biasa pula bahwa semua protein di dalam semua makhluk, tanpa

memandang fungsi dan aktivitas biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu

20 asam amino baku, yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Lalu,

apakah yang memberikan suatu protein aktivitas enzimnya, protein lain aktivitas hormon,

dan yang lain lagi aktivitas antibody ? Bagaimana kimiawi protein-protein ini berbeda ?

Secara cukup sederhana, protein berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai

deret unit asam amino sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein,

karena molekul-molekul ini dapat disusun dalam jumlah deret yang hampir tidak terbatas,

Page 2: Laporan 3 (Uji Protein).doc

untuk membuat berbagai protein dalam jumlah yang hampir tidak terbatas pula (Lehninger,

1982).

Ada empat tingkat struktur dasar protein, yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan

kuartener. Struktur primer menunjukkan jumlah, jenis dan urutan asam amino dalam

molekul protein. Oleh karena ikatan antar asam amino ialah ikatan peptide, maka struktur

primer protein juga menunjukkan ikatan peptida yang urutannya diketahui. Untuk

mengetahui jumlah, jenis, dan urutan asam amino dalam protein dilakukan analisis yang

terdiri dari beberapa tahap, yaitu (Poedjiadi, 2005) :

1. Penentuan jumlah ikatan rantai polipeptida yang berdiri sendiri.

2. Pemecahan ikatan antara rantai polipeptida tersebut.

3. Pemecahan masing-masing rantai polipeptida, dan

4. Analisis urutan asam amino pada rantai polipeptida.

Ditinjau dari strukturnya, protein dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu

golongan protein sederhana dan protein gabungan. Yang dimaksud dengan protein

sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino, sedangkan

protein gabungan ialah protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein. Gugus ini

disebut gugus prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid, atau asam nukleat (Poedjiadi,

2005).

Protein sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut bentuk molekulnya, yaitu

protein fiber dan protein globular. Protein fiber mempunyai bentuk molekul panjang seperti

serat atau serabut, sedangkan protein globular berbentuk bulat (Poedjiadi, 2005).

Berbagai fungsi biologi pada enzim (Lehninger, 1982) :

Enzim

Protein yang paling bervariasi dan mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang

mempunyai aktivitas katalisa, yakni enzim. Hampir semua reaksi kimia biomolekul organik

di dalam sel dikatalisa oleh enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim, masing-masing dapat

Page 3: Laporan 3 (Uji Protein).doc

mengkatalisa reaksi kimia yang berbeda, telah ditemukan di dalam berbagai bentuk

kehidupan.

Protein Transport

Protein transport di dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion

spesifik dari satu organ ke orga lain. Hemoglobin pada sel darah merah mengikat oksigen

ketika darah melalui paru-paru, dan membawa oksigen ini ke jaringan periferi. Di sini

oksigen dilepaskan untuk melangsungkan oksidasi nutrien yang menghasilkan energy.

Plasma darah mengandung lipoprotein, yang membawa lipid dari hati ke organ lain. Protein

transport lain terdapat di dalam membran sel dan menyesuaikan strukturnya untuk mengikat

dan membawa glukosa, asam amino, dan nutrient lain melalui membran menuju ke dalam

sel.

Protein Nutrient dan Penyimpanan

Biji berbagai tumbuhan menyimpan protein nutrient yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan embrio tanaman. Terutama, contoh yang telah dikenal adalah protein biji dari

gandum, jagung, dan beras. Ovalbumin protein utama putih telur, dan kasein, protein utama

susu merupakan contoh lain dari protein nutrient. Ferritin jaringan hewan merupakan

protein penyimpan besi.

Protein Kontraktil atau Motil

Beberapa protein memberikan kemampuan kepada sel dan organisme untuk

berkontraksi, mengubah bentuk, atau bergerak. Aktin dan myosin adalah protein filamen

yang berfungsi di dalam sistem kontraktil otot kerangka dan juga di dalam banyak sel bukan

otot. Contoh lain adalah tubulin, protein pembentuk mikrotubul . mikrotubul merupakan

komponen penting dari flagel dan silia, yang dapat menggerakkan sel.

Protein Struktural

Banyak protein yang berperan sebagai filamen, kabel, atau lembaran penyanggah

untuk memberikan struktur biologi kekuatan atau proteksi. Komponen utama dari urat dan

tulang rawan adalah protein serabut kolagen, yang mempunyai daya tegang yang amat

tinggi. Hampir semua komponen kulit adalah kolagen murni.

Page 4: Laporan 3 (Uji Protein).doc

Protein Pertahanan

Banyak protein mempertahankan organisme dalam melawan serangan oleh spesies

lain atau melindungi organisme tersebut dari luka. Immunoglobulin atau antibodi pada

vertebrata adalah protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat mengenali dan

mengendapkan atau menetralkan serangan bakteri, virus, atau protein asing dari spesies lain.

Protein Pengatur

Beberapa protein membantu mengatur aktivitas selular atau fisiologi. Di antara jenis

ini terdapat sejumlah hormone, seperti insulin, yang mengatur metabolism gula, dan

kekurangannya, menyebabkan penyakit diabetes, hormon pertumbuhan pada pituitary dan

hormon paratiroid, yang mengatur transport Ca2+ dan fosfat. Protein pengatur lain, yang

disebut reseptor mengatur biosintesa enzim oleh sel bakteri.

Protein Lain

Terdapat banyak protein lain yang fungsinya agak eksotik dan tidak mudah

diklasifikasikan. Monelin, suatu protein tanaman dari Afrika mempunyai rasa yang amat

manis. Protein ini sedang dipelajari sebagai pemanis makanan yang tidak menggemukkan

dan tidak beracun, untuk manusia. Plasma darah beberapak ikan Antartika mengandung

protein antibeku yang melindungi darah ikan dari pembekuan. Persendian sayap beberapa

insekta dibuat dari protein resilin, yang bersifat hampir sempurna elastis.

IV. Alat dan bahan :

a. Alat :

- Tabung reaksi - Pengaduk kaca

- Gelas beker - Bunsen

- Penjepit tabung reaksi - Pipet tetes

- Labu ukur - Neraca analitik

- Erlenmeyer - Corong pemisah

Page 5: Laporan 3 (Uji Protein).doc

- Botol semprot - Botol kaca

- Rak tabung reaksi

b. Bahan :

1. Uji Biuret

- NaOH 2.5 N

- CuSO4 0.01 N

- Larutan albumin 10 %

- Larutan putih telur 10 %

- Larutan kuning telur 10 %

- Larutan ikan giling 10 %

1. Pengendapan dengan Logam

- HgCl2 0.2 M

- Timbal asetat 0.2 M

- Larutan albumin 10 %

- Larutan putih telur 10 %

- Larutan kuning telur 10 %

- Larutan ikan giling 10 %

2. Pengendapan dengan Garam

- Larutan (NH4)2SO4

- Reagen Millon

- Reagen untuk uji biuret

- Larutan albumin

- Larutan putih telur

- Larutan kuning telur

- Larutan ikan giling

3. Uji Koagulasi

- Asam asetat 1 M

Page 6: Laporan 3 (Uji Protein).doc

- Reagen Millon

- H2O

- Larutan albumin

- Larutan putih telur

- Larutan kuning telur

- Larutan ikan giling

4. Pengendapan dengan Alkohol

- HCl 0.1 M

- NaOH 0.1 M

- Buffer asetat, pH 4.7

- Etil asetat 95 %

- Larutan albumin

- Larutan putih telur

- Larutan kuning telur

- Larutan ikan giling

5. Denaturasi Protein

- Buffer asetat pH 4.7 ( 1M )

- HCl 0.1 M

- NaOH 0.1 M

- Larutan albumin 10 %

- Larutan putih telur 10 %

- Larutan kuning telur 10 %

- Larutan ikan giling 10 %

6. Uji Sulfur dalam Protein

- Serbuk fusion mixture

- Serbuk albumin

- HCl

- Larutan BaCl2

Page 7: Laporan 3 (Uji Protein).doc

V. Prosedur Percobaan :

1. Uji Biuret

Menambahkan 1 ml NaOH 2.5 N ke dalam 3 ml larutan protein dan aduk.

Kemudian menambahkan CuSO4 0.01 M. Setelah itu diaduk, jika tidak timbul

warna tambahkan lagi setetes atau 2 tetes CuSO4.

2. Pengendapan dengan Logam

Ke dalam 3 ml larutan protein tambahkan 5 tetes HgCl2 0.2 M. Ulangi percobaan

dengan menggunakan Pb asetat 0.2 M.

3. Pengendapan dengan Garam

Menjenuhkan 10 ml larutan dengan amonium sulfat. Untuk pekerjaan ini

dilakukan : pertama, tambahkan sedikit garam tersebut, aduk hingga melarut.

Tambahkan lagi sedikit amonium sulfat dan aduk lagi, kontinu sehingga sedikit

garam tertinggal tidak terlarut. Apabila larutan jenuh, kemudian disaring. Uji

kelarutan dari endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen Millon dan filtrat

dengan uji Biuret.

4. Uji Koagulasi

Menambahkan 2 tetes HOAc 1 M ke dalam 5 ml larutan protein. Letakkan tabung

dalam air mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dengan batang pengaduk. Uji

kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen Millon.

5. Pengendapan dengan Alkohol

Menambahkan 1 ml HCl 0.1 M, 1 ml NaOH 0.1 M, dan 1 ml Buffer asetat pH 4.7

pada tiap tabung yang berbeda, ke dalam larutan protein 5 ml pada tiap-tiap

tabung. Kemudian pada tiap tabung ditambahan 6 ml etil alkohol 95 %. Amati

perbedaan yang terjadi pada tiap-tiap tabung.

Page 8: Laporan 3 (Uji Protein).doc

6. Denaturasi Protein

Tabung 1 2 3

Larutan Protein 9 ml 9 ml 9 ml

Buffer asetat pH 4.7 ( 1 M ) - - 1 ml

HCl 0.1 M 1 ml - -

NaOH 0.1 M - 1 ml -

Tempatkan ketiga tabung dalam air mendidih selama 15 menit dan dinginkan

pada temperatur kamar. Dalam tabung mana yang kelihatan mengendap. Untuk

tabung-tabung (1) dan (2) tambahkan 10 ml buffer asetat pH 4.7. Tulis hasilnya.

7. Uji Sulfur dalam Protein

Campur 0.5 gram serbuk labumin dengan dua kaloi berat dari fusion mixture.

Panaskan dalam cawan porselin sampai tak berwarna. Dinginkan dan dilarutkan

dalam air panas. Saring jika perlu. Asamkan filtrat dengan HCl. Panaskan hingga

mendidih dan tambahkan beberapa tetes larutan BaCl2.

VI. Hasil Pengamatan :

1. Uji Biuret

No. Bahan yang diuji Hasil Pengamatan

Larutan

Albumin 10 %

3 ml Larutan albumin (kuning) + NaOH (tak berwarna) + 2

tetes CuSO4 0.01 M (biru) Larutan berwarna ungu.

Larutan Putih

Telur 10 %

3 ml Larutan putih telur (tak berwarna) + NaOH (tak

berwarna) + 2 tetes CuSO4 0.01 M (biru) Larutan

berwarna ungu.

Page 9: Laporan 3 (Uji Protein).doc

Larutan Kuning

Telur 10 %

3 ml Larutan kuning telur (tak berwarna) + NaOH (tak

berwarna)

+ 2 tetes CuSO4 0.01 Larutan berwarna ungu.

Larutan Ikan

Giling 10 %

3 ml Larutan ikan giling (tak berwarna) + NaOH (tak

berwarna) + 2 tetes CuSO4 0.01 M (biru) Larutan

berwarna ungu.

2. Uji Pengendapan dengan Logam

No. Bahan yang diuji Hasil Pengamatan

1. Pengujian

dengan HgCl2

Larutan Albumin

10 %

3 ml larutan albumin (tak berwarna) + HgCl2 (tak berwarna)

Larutan berwarna kuning, ada endapan putih

Larutan Putih

Telur 10 %

3 ml larutan putih telur (tak berwarna) + HgCl2 (tak berwarna)

Larutan menjadi keruh, ada endapan putih

Larutan Kuning

Telur 10 %

3 ml Larutan kuning telur (tak berwarna) + HgCl2 (tak

berwarna)

Larutan tidak berwarna, ada endapan putih

Larutan Ikan

Giling 10 %

3 ml Larutan ikan giling (tak berwarna) + HgCl2 (tak

berwarna)

Larutan tidak berwarna, ada endapan putih

2. Pengujian

dengan

Pb(CH3COO)2

Page 10: Laporan 3 (Uji Protein).doc

Larutan Albumin

10 %

3 ml larutan albumin (tak berwarna) + Pb(CH3COO)2 (tak

berwarna) Larutan berwarna kuning, ada endapan putih

Larutan Putih

Telur 10 %

3 ml larutan putih telur (tak berwarna) + Pb(CH3COO)2 (tak

berwarna) Larutan menjadi keruh, ada endapan putih

Larutan Kuning

Telur 10 %

3 ml Larutan kuning telur (tak berwarna) + Pb(CH3COO)2 (tak

berwarna) Larutan tidak berwarna, tidak ada endapan.

Larutan Ikan

Giling 10 %

3 ml Larutan ikan giling (tak berwarna) + Pb(CH3COO)2 (tak

berwarna) Larutan tidak berwarna, ada endapan putih.

3. Uji Pengendapan dengan Garam

No. Bahan yang diuji Hasil Pengamatan

1. Larutan

Albumin

10 ml larutan albumin (tak berwarna) + ammonium sulfat

(Kristal putih) Terbentuk endapan (larutan jenuh).

Filtrat + NaOH 2.5 N (tak berwarna) larutan tak

berwarna + CuSO4 (biru bening) larutan berubah

menjadi berwarna biru.

Endapan + reagen Millon (tak berwarna) endapan

berubah warna menjadi merah bata.

2. Larutan Putih

Telur

10 ml larutan putih telur (tak berwarna) + ammonium sulfat

(Kristal putih) Terbentuk endapan (larutan jenuh).

Filtrat + NaOH 2.5 N (tak berwarna) larutan tak

berwarna + CuSO4 (biru bening) larutan berubah

Page 11: Laporan 3 (Uji Protein).doc

menjadi berwarna biru.

Endapan + reagen Millon (tak berwarna) endapan

berubah warna menjadi merah bata.

3. Larutan Kuning

Telur

10 ml larutan kuning telur (tak berwarna) + ammonium sulfat

(Kristal putih) Terbentuk endapan (larutan jenuh).

Filtrat + NaOH 2.5 N (tak berwarna) larutan tak

berwarna + CuSO4 (biru bening) larutan berubah

menjadi berwarna biru.

Endapan + reagen Millon (tak berwarna) endapan

berubah warna menjadi merah bata.

4. Larutan Ikan

Giling

10 ml larutan ikan giling (tak berwarna) + ammonium sulfat

(Kristal putih) Terbentuk endapan (larutan jenuh).

Filtrat + NaOH 2.5 N (tak berwarna) larutan tak

berwarna + CuSO4 (biru bening) larutan berubah

menjadi berwarna biru.

Endapan + reagen Millon (tak berwarna) endapan

berubah warna menjadi merah bata.

4. Uji Koagulasi

1. Larutan Albumin 5 ml larutan albumin (tak berwarna) + CH3COOH (tak

berwarna)

Larutan tak berwarna Larutan dengan endapan

putih

Page 12: Laporan 3 (Uji Protein).doc

Endapan putih + aquadest Larutan dengan endapan

putih.

Endapan putih + reagen Millon (tak berwarna)

Larutan dengan endapan merah bata.

2. Larutan Ikan

Giling

5 ml larutan ikan giling (tak berwarna) + CH3COOH (tak

berwarna) Larutan tak berwarna Larutan dengan

endapan putih

Endapan putih + aquadest Larutan dengan endapan

putih.

Endapan putih + reagen Millon (tak berwarna)

Larutan dengan endapan merah bata.

3. Larutan Kuning

Telur

5 ml larutan kuning telur (tak berwarna) + CH3COOH (tak

berwarna) Larutan tak berwarna Larutan dengan

endapan putih

Endapan putih + aquadest Larutan dengan endapan

putih.

Endapan putih + reagen Millon (tak berwarna)

Larutan dengan endapan merah bata.

4. Larutan Putih

Telur

5 ml larutan putih telur (tak berwarna) + CH3COOH (tak

berwarna) Larutan tak berwarna Larutan dengan

endapan putih

Endapan putih + aquadest Larutan dengan endapan

putih.

Page 13: Laporan 3 (Uji Protein).doc

Endapan putih + reagen Millon (tak berwarna)

Larutan dengan endapan merah bata.

5. Pengendapan dengan Alkohol

No. Bahan yang diuji Hasil Pengamatan

1. Larutan Albumin

10 %

Tabung 1 : 2.5 ml Larutan albumin (kuning) + HCl (tak berwarna) +

Alkohol (tak berwarna) Larutan berwarna putih dan

terbentuk endapan.

Tabung 2 : 2.5 ml Larutan albumin (kuning) + NaOH (tak berwarna) +

Alkohol (tak berwarna) Larutan berwarna putih tanpa

endapan.

Tabung 3 : 2.5 ml Larutan albumin (kuning) + Buffer Asetat (tak

berwarna) + Alkohol (tak berwarna) Larutan berwarna

putih dan terbentuk endapan.

2. Larutan Putih

Telur 10 %

Tabung 1 : 2.5 ml Larutan putih telur (tak berwarna) + HCl (tak berwarna)

+ Alkohol (tak berwarna) Larutan berwarna putih dan

terbentuk endapan.

Tabung 2 : 2.5 ml Larutan putih telur (tak berwarna) + NaOH (tak

Page 14: Laporan 3 (Uji Protein).doc

berwarna) + Alkohol (tak berwarna) Larutan tidak

berwarna tanpa endapan.

Tabung 3 : 2.5 ml Larutan putih telur (tak berwarna) + Buffer Asetat (tak

berwarna) + Alkohol (tak berwarna) Larutan berwarna

putih dan terbentuk endapan.

3. Larutan Kuning

Telur 10 %

Tabung 1 : 2.5 ml Larutan kuning telur (kuning) + HCl (tak berwarna) +

Alkohol (tak berwarna) Larutan kekuningan dan

terbentuk sedikit endapan.

Tabung 2 : 2.5 ml Larutan kuning telur (kuning) + NaOH (tak berwarna)

+ Alkohol (tak berwarna) Larutan tidak berwarna tanpa

endapan.

Tabung 3 : 2.5 ml Larutan kuning telur (kuning) + Buffer Asetat (tak

berwarna) + Alkohol (tak berwarna) Larutan

kekuningan dan terbentuk endapan yang lebih banyak.

4. Larutan Ikan

Giling 10 %

Tabung 1 : 2.5 ml Larutan ikan giling (tak berwarna) + HCl (tak

berwarna) + Alkohol (tak berwarna) Larutan berwarna

putih dan terbentuk endapan.

Tabung 2 : 2.5 ml Larutan ikan giling (tak berwarna) + NaOH (tak

berwarna) + Alkohol (tak berwarna) Larutan berwarna

putih tanpa endapan.

Tabung 3 : 2.5 ml Larutan ikan giling (tak berwarna) + Buffer Asetat (tak

Page 15: Laporan 3 (Uji Protein).doc

berwarna) + Alkohol (tak berwarna) Larutan berwarna

putih dan terbentuk endapan.

6. Denaturasi Protein

No. Bahan yang diuji Hasil Pengamatan

1. Larutan Albumin

10 %

Tabung 1 : 4.5 ml Larutan albumin (kuning) + HCl (tak berwarna)

Larutan berwarna putih + Buffer Asetat (tak berwarna)

terbentuk 2 lapisan larutan, lapisan atas tak berwarna, lapisan

bawah terbentuk endapan putih padat.

Tabung 2 : 4.5 ml Larutan albumin (kuning) + NaOH (tak berwarna)

Larutan berwarna putih + Buffer Asetat (tak berwarna)

larutan tidak berwarna dan terbentuk endapan putih..

Tabung 3 : 4.5 ml Larutan albumin (kuning) + Buffer Asetat (tak

berwarna) Endapan putih padat

2. Larutan Putih

Telur 10 %

Tabung 1 : 4.5 ml Larutan putih telur (tak berwarna) + HCl (tak berwarna)

Larutan tidak berwarna dengan endapan putih + Buffer

Asetat (tak berwarna) Larutan putih.

Tabung 2 : 4.5 ml Larutan putih telur (tak berwarna) + NaOH (tak

berwarna) Larutan tidak berwarna + Buffer Asetat (tak

berwarna) Larutan keruh .

Page 16: Laporan 3 (Uji Protein).doc

Tabung 3 : 4.5 ml Larutan putih telur (tak berwarna) + Buffer Asetat (tak

berwarna) Endapan putih seperti gel.

3. Larutan Kuning

Telur 10 %

Tabung 1 : 4.5 ml Larutan kuning telur (tak berwarna) + HCl (tak

berwarna)

Larutan kuning + Buffer Asetat (tak berwarna)

Larutan berwarna kuning.

Tabung 2 : 4.5 ml Larutan kuning telur (tak berwarna) + NaOH (tak

berwarna) Larutan kuning + Buffer Asetat (tak

berwarna) Larutan berwarna kuning.

Tabung 3 : 4.5 ml Larutan kuning telur (tak berwarna) + Buffer Asetat

(tak berwarna) Larutan kuning.

4. Larutan Ikan

Giling 10 %

Tabung 1 : 4.5 ml Larutan ikan giling (tak berwarna) + HCl (tak

berwarna)

Larutan kuning, terdapat endapan + Buffer Asetat (tak

berwarna) Larutan putih keruh.

Tabung 2 : 4.5 ml Larutan ikan giling (tak berwarna) + NaOH (tak

berwarna)

Larutan tak berwarna, terdapat endapan + Buffer

Asetat (tak berwarna) Larutan putih keruh.

Tabung 3 : 4.5 ml Larutan ikan giling (tak berwarna) + Buffer Asetat (tak

berwarna) Terdapat endapan putih.

Page 17: Laporan 3 (Uji Protein).doc

7. Uji Sulfur dalam Protein

No. Bahan yang diuji Hasil Pengamatan

1 Serbuk Albumin 0.1 gr serbuk albumin + 0.2 gr serbuk fusion mixture

serbuk campuran tak berwarna, dinginkan.

Serbuk + air panas, kemudian disaring.

Filtrat + HCl larutan tak berwarna + BaCl2

Terdapat endapan putih pada larutan.

VII. Mekanisme Reaksi Kimia :

Uji Biuret

O O

- C – N – CH – C – N – CH - + Cu2+ OH O = C C = O

H R H R HN NH

Protein RCH HCR

Cu2+

O = C C = O

HN NH

RCH HCR

Kompleks Ungu

Uji Pengendapan Logam

Dengan HgCl2

O O – Hg – O O = C O = C C = O

n

Page 18: Laporan 3 (Uji Protein).doc

NH NH NH 2 H – C – R + Hg2+ HCR HCR C = O C = O C = O NH NH NH H – C – R HCR H CR

(Garam Netral Proteanat)

Dengan Pb-asetat

O O – Pb – O O = C O = C C = O NH NH NH 2 H – C – R + Pb2+ HCR HCR C = O C = O C = O NH NH NH H – C – R HCR HC R

Uji Pengendapan garam

O O

[ - NHCHC – NHCHC - ]n NH2Cl + COOH + NH2CHCOOH R R R R

n

n

kalor

H2O,H+

Page 19: Laporan 3 (Uji Protein).doc

Endapan + Reagen Millon

Filtrat + Air (H2O)

H

[ R – C – COO- ]n + H+ (suasana asam)

Atau

H

[ R – C – COOH]n (suasana basa)

NH2

Pengendapan dengan Alkohol

O O

[-HNCHC – NHCHC-]n H3N+ - CH – COOH ROH H3N+ - CH –COOR

R R R R

Denaturasi Protein

O O

H2O

H2O

NH2

Page 20: Laporan 3 (Uji Protein).doc

[ - NHCHC – NHCHC - ]n H2O, H+ H2NCHCO2H + H2NCHCO2H

R R kalor R R

COO - COOH

H3N+ - C – H + H+ H3N+ - C – H

R asam R

COO - COO -

H3N+ - C – H + OH- H2N – C – H + H2O

R basa R

Uji Sulfur

Pb2+ + 4OH- PbO22- + 2H2O

S 2- + 2H2O + PbO2 2- PbS + 4OH –

VII. Pembahasan :

Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan uji terhadap protein. Ada 7 cara

pengujian untuk mengetahui kandungan protein di dalam suatu sample. Uji protein yang

dilakukan yaitu : uji biuret, pengendapan dengan logam, pengendapan dengan garam, uji

koagulasi, pengendapan dengan alcohol, denaturasi protein, dan uji sulfur dalam protein.

Pada uji biuret, sample yang kami gunakan yaitu : : larutan albumin 10 %, larutan

putih telur 10 %, larutan kuning telur 10 %, dan larutan ikan giling 10 %. Hasil pada semua

sample yang diujikan menghasilkan warna violet. Hal ini disebabkan penambahan CuSO4

sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+ dengan gugus amino dari protein. Sehingga,

semakin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan makin panjang ikatan

peptidanya. Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan bahwa semua

sampel positif terhadap biuret.

Pada reaksi uji yang kedua, yaitu pengendapan dengan logam sampel yang kami

gunakan yaitu : larutan albumin 10 %, larutan putih telur 10 %, larutan kuning telur 10 %,

dan larutan ikan giling 10 %. Terhadap uji pengendapan logam ini, hampir semua sampel

yang kami gunakan menghasilkan endapan berwarna putih dan larutan keruh kecuali pada

albumin yang menghasilkan warna kuning dan terdapan endapan putih pada semua

Page 21: Laporan 3 (Uji Protein).doc

perlakuan yaitu dengan menggunakan Pb asetat dan HgCl2. Endapan yang terbentuk pada

setiap sampel merupakan endapan yang berasal dari protein pada sampel yang diuji,

endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam Pb dengan protein. Logam Pb ini merupakan

logam yang mengandung ion positif. Dimana salah satu sifat dari logam yang mengandung

ion positif dapat menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protein. Sama halnya

dengan Hg yang juga merupakan logam yang mengandung ion positif yang juga dapat

menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protein dasar reaksi pengendapan oleh

logam berat adalah penetralan muatan. Dimana pengendapan akan terjadi bila protein

berada dalam bentuk isoelektrik yang bermuatan negatif, dengan adanya muatan positif dari

logam berat akan terjadi reaksi netralisasi dari protein dan dihasilkan garam protein yang

mengendap.

Percobaan pada uji pengendapan dengan garam dengan menggunakan sample protein

yang sama seperti percobaan sebelumnya, yaitu : larutan albumin, larutan putih telur, larutan

kuning telur, dan larutan ikan giling. Hasil yang diperoleh yaitu terdapatnya endapan pada

setiap sample. Endapan ini menunjukkan atau merupakan hasil dari garam-garam organik

dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan protein. Pengendapan

yang dikarenakan penambahan ammonium sulfat menyebabkan terjadi dehidrasi protein

atau sering dikenal dengan kehilangan air, sehingga proses dehidratasi ini molekul protein

yang mempunyai kelarutan paling kecil akan mudah mengendapan. Hasil pencampuran

antara serbuk ammonium sulfat dengan protein menghasilkan endapan dan filtrate. Untuk

endapan dilakukan pengujian menggunakan reagen Millon dan menghasilkan larutan

dengan endapan merah bata, hal ini dikarenakan karena pereaksi Millon adalah larutan

merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrit. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada

larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat menjadi merah pada

pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol dikarenakan terbentuknya

senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang bewarna, protein yang mengandung

tirosin akan memberikan uji positif. Sedangkan filtrate yang dihasilkan diuji menggunakan

penguji biuret, warna yang dihasilkan yaitu biru bening. Warna biru sendiri berasal dari

warna larutan CuSO4. Ini menandakan bahwa filtrat tidak menghasilkan uji positif terhadap

uji biuret.

Page 22: Laporan 3 (Uji Protein).doc

Pada percobaan uji koagulasi sample yang digunakan juga sama seperti sample

sebelumnya yaitu, larutan albumin, larutan ikan giling, larutan putih telur, dan larutan

kuning telur. Semua sample menghasilkan endapan berwarna putih. Ini berarti hasil

praktikum sama dengan teori yang telah ada, dimana jika protein ditambahkan dengan

larutan asam atau basa, maka akan terdenaturasi atau terjadi penggumpalan. Penggumpalan

ini dapat juga terjadi karena pemanasan yang dilakukan, dengan proses pemanasan struktur

protein akan menjadi rusak. Setelah endapan diperoleh kemudian ditambahkan dengan

reagen Millon dan menghasilkan larutan bening dan endapan merah bata. Hal ini

menunjukkan bahwa uji koagulasi menghasilkan positif terhadap uji Millon. Sedangkan

pembandingnya, sample hanya ditambahkan aquades yang menghasilkan uji negative.

Dimana endapan tetap berwarna putih. Pada pemanasan 50 derajat protein sudah mengalami

koagulasi. Koagulasi ini terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion

logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein, sehingga

menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).

Pada percobaan pengendapan dengan alcohol, sample yang digunkan masih sama

yaitu : larutan albumin 10 %, larutan putih telur 10 %, larutan kuning telur 10 %, dan

larutan ikan giling 10 %. Hasil yang diperoleh pada semua larutan sample untuk tabung II

tidak terdapat endapan dan larutan berwarna bening, sedangkan tabung I dan III terdapat

endapan putih, hal ini menunjukkan bahwa tabung I dan III pada semua larutan sample

positif terhadap uji ini. Dimana masing-masing mendapatkan perlakuan yang berbeda-beda,

untuk tabung 1 protein yang ditambahakan HCl, begitu juga dengan tabung II yaitu dengan

penambahan NaOH, dan pada rabung III ditambahkan buffer asetat.

Pada uji denaturasi protein, terbentuknya endapan pada larutan protein yang direaksikan menandakan bahwa telah terjadi proses denaturasi pada protein tersebut. Denaturasi terjadi karena terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam, dan terbentuknya lipatan molekul protein.

Pada percobaan uji sulfur, percobaan yang kami lakukan yaitu menambahkan serbuk albumin dengan fussion mixture dan dipanaskan lalu ditambahkan air mendidih didapatkan endapan berwarna kuning dan filtrat berwarna bening. Setelah itu filtrat diasamkan dengan HCl dan ditambahkan BaCl2 dan terbentuk larutan yang keruh.

VIII. Kesimpulan :

Page 23: Laporan 3 (Uji Protein).doc

1. Pada uji biuret, semakin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan

makin panjang ikatan peptidanya.

2. Pada uji pengendapan logam, endapan yang dihasilkan bewarna putih dan larutan

yang keruh, endapan yang dihasilkan tersebut berasal dari protein yang diuji, endapan

ini terjadi karena adanya reaksi logam Pb dengan protein.

3. Pada uji pengendapan garam, endapan yang bewarna merah merupakan hasil dari

garam-garam organik dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat

kelarutan protein.

4. Pada uji koagulasi, koagulasi dapat terjadi bila larutan protein berada pada titik

isoelektriknya. Ion-ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan

sebagian protein, sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).

5. Pada percobaan pengendapan dengan alcohol, tabung yang ditambahkan HCl dan

Buffer asetat menghasilkan endapan, sedangkan yang ditambahkan NaOH tak

menghasilkan endapan. Sampel yang menghasilkan endapan dengan menambahkan

HCl dan buffer asetat memberikan uji positif. Sedangkan yang ditambahkan NaOH

memberikan uji negative.

6. Dalam uji denaturasi protein, terdapatnya endapan merupakan protein yang

terkoagulasi, ini dikarenakan pemanasan. Protein sangat peka terhadap lingkungan

apalagi adanya perubahan suhu, hal ini menyebabkan larutan menjadi keruh dan

adanya gumpalan-gumpalan dari protein yang terdenaturasi.

7. Pada percobaan uji sulfur, endapan yang dihasilkan berwarna kuning dan filtrat

berwarna kuning.Setelah diasamkan dengan HCl dan ditambahkan BaCl2 terbentuk

larutan yang keruh.

Page 24: Laporan 3 (Uji Protein).doc

DAFTAR PUSTAKA

Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia : Jilid I. Diterjemahkan oleh : Maggy

Thenawidjaja. Jakarta : Erlangga.

Poedjiadi, Ana dan F.M. Titin Supriyanti. 2005. Dasar-Dasar Biokimia : Edisi Revisi.

Bandung : UIP (UI-Press).

Wirahadikusumah, Muhamad. 1989. Biokimia : Protein, Enzim, dan Asam Nukleat.

Bandung : ITB.

Page 25: Laporan 3 (Uji Protein).doc

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

“ REAKSI UJI PROTEIN ”

DISUSUN OLEH :

Page 26: Laporan 3 (Uji Protein).doc

NAMA : IBNU DARMAWANTO

NIM : 06111010008

SEMESTER : V

KELOMPOK : 5

DOSEN PENGASUH : 1. Drs.MADE SUKARYAWAN, M.Si

2. DESI, S.Pd, M.T.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

Lampiran

Pertanyaan dan Jawaban Soal

Uji Biuret

1. Warna apa yang terjadi ?

Jawab :

Warna violet

2. Mengapa harus dihindarkan kelebihan CuSO4 ?

Jawab :

Karena dapat terbentuk garam ammonium dan Cu merupakan logam berat. Jika

penggunaannya terlalu banyak maka albumin akan terdenaturasi membentuk

koagulan. Pada suasana alkalis akan terbentuk Cu(OH)2 dari reaksi :

Page 27: Laporan 3 (Uji Protein).doc

Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2 (ungu). Cu2+ berwarna biru intensif, jika berlebihan akan

mengakibatkan warna ungu terkalahkan sehingga hasilnya negatif.

3. Mengapa garam amonium mengganggu ?

Jawab :

Karena ion-ion dari garam ammonium lebih mudah dalam mengikat air, sehingga

menyebabkan kelarutan protein dalam air berkurang.

4. Sebutkan 2 macam zat lain selain protein yang memberikan uji biuret positif ?

Jawab :

Zat lain yang dapat memberikan uji biuret yaitu peptida dan asam amino.

Pengendapan dengan Logam

1.Apa hasilnya ?

Jawab :

Terbentuknya endapan putih. Pada percobaan ini proses yang terjadi yaitu saat sampel

ditambahkan HgCl2 maka warna berubah menjadi putih seperti telur masak, tetapi

campuran reaksi tersebut belum membeku atau masih dalam keadaan encer. Dan saat

ditambahkan dengan Pb (CH3COO)2, warna pada campuran kemudian berubah

menjadi putih, campuran matang tapi belum membeku.

2. Terangkan mengapa putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan Pb dan Hg ?

Jawab :

Putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan Pb dan Hg karena protein yang

terdapat dalam putih telur berfungsi sebagai biokatalis pengganti se-sel yang telah

rusak akibat gas-gas kimia beracun dari Pb dan Hg. Selain itu putih telur juga

digunakan sebagai antidotum terhadap keracunan logam berat karena putih telur

mengandung albumin, sehingga apabila tubuh keracunan logam berat maka ion logam

berat tersebut akan bereaksi dengan albumin membentuk koagulan sehingga logam

berat tersebut tidak akan mengganggu atau merusak aktivitas enzim lain di dalam

tubuh.

Page 28: Laporan 3 (Uji Protein).doc

Pengendapan dengan Garam

1. Terangkan hasil-hasilnya ?

Jawab :

Pada percobaan ini hasil pencampuran antara serbuk amonium sulfat dengan protein

menghasilkan endapan dan filrat. Untuk endapan yang dihasilkan dilakukan uji millon

yang menghasilkan endapan merah bata. Endapan itu juga diuji kelarutannya didalam

air dan hasilnya adalah larut dalam air. Sedangkan untuk filtrat dilakukan uji biuret

yang menghasilkan larutan berwarna ungu.

Uji Koagulasi

1. Mengapa ditambahkan asam ?

Jawab :

Untuk mengkoagulasikan protein

2. Protein apa yang menggumpal pada pendidihan ?

Jawab :

Semua protein kecuali gelatin

Uji pengendapan dengan pada alkohol

Apakah kelarutan albumin dalam air terjadi pada titik isoelektriknya ?

Jawab:

Ya, kelarutan albumin dalam air terjadi pada titik isoelektriknya yang ditandai dengan

endapan berwarna putih.

 Uji denaturasi

1. Sifat fisik apakah dari protein yang mempengaruhi kelarutan protein dalam percobaan ?

Jawab: Sifatnya sangat peka terhadap lingkungan, apabila konfirmasi molekul protein berubah, misalnya oleh perubahan suhu, pH atau karena terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain, maka keaktifan biokimianya berkurang. Hal ini dinamakan dengan denaturasi.

2. Metode lain yang dapat digunakan pada denaturasi protein ?

Page 29: Laporan 3 (Uji Protein).doc

Jawab:

Yaitu metode pemanasan, metode kromatografi dan metode pemurnian enzim.

3. Perubahan apa yang berhubungan dengan denaturasi protein?

Jawab:

Perubahan suhu, pH, dan pelarut organik.

Uji sulfur

1.  Mengapa protein memberikan uji positif pada sulfur?

Jawab:

Karena protein dengan sulfur menghasilkan endapan putih dan larutan kuning

sehingga protein memberikan uji positif terhadap uji sulfur. Karena dalam protein juga

terdapat asam amino sistein yang memiliki gugus tiol yang mengandung unsur S

(sulfur).

2. Unsur-unsur apa yang bisa dalam protein tetapi tidak ada dalam lipid dan karbohidrat?

Jawab  :

Unsur P (phosphor), nitrogen, dan sulfur.