uji protein

31
Biokimia Uji Protein I. Percobaan Ke : 3 II. Nama Percobaan : Reaksi Uji Protein III. Tujuan Percobaan : - Untuk menguji kandungan yang terdapat di dalam protein IV. Dasar Teori Protein berasal dari bahasa Yunani protos, yang berarti “yang paling utama”. Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung komposisi rata-rata unsur kimia yaitu karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 26%, dan kadang kala sulfur 0-3% serta fosfor 0-3%. Protein merupakan komponen utama sel hewan dan manusia. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Terdapat ikatan kimia lain dalam protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan Van Der Waals. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan detergen. Page | 1

Upload: diah-syafitri-unes

Post on 01-Jan-2016

143 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Protein berasal dari bahasa Yunani protos, yang berarti “yang paling utama”. Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung komposisi rata-rata unsur kimia yaitu karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 26%, dan kadang kala sulfur 0-3% serta fosfor 0-3%. Protein merupakan komponen utama sel hewan dan manusia. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Terdapat ikatan kimia lain dalam protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan Van Der Waals. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan detergen.

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Protein

Biokimia Uji Protein

I. Percobaan Ke :3

II. Nama Percobaan : Reaksi Uji Protein

III. Tujuan Percobaan : - Untuk menguji kandungan yang terdapat di dalam protein

IV. Dasar Teori

Protein berasal dari bahasa Yunani protos, yang berarti “yang paling utama”.

Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang

merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama

lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung komposisi rata-rata unsur

kimia yaitu karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 26%, dan kadang kala

sulfur 0-3% serta fosfor 0-3%. Protein merupakan komponen utama sel hewan dan

manusia. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya

enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Disamping itu hemoglobin

dalam butir-butir darah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari

paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Terdapat ikatan

kimia lain dalam protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan

elektrostatik, dan ikatan Van Der Waals. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa

faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan detergen.

Protein adalah instrumen yang mengekspresikan informasi genetik. Seperti juga

terdapat ribuan gen di dalam inti sel, masing-masing mencirikan satu sifat nyata dari

organisme, di dalam sel terdapat ribuan jenis protein yang berbeda, masing-masing

membawa fungsi spesifik yang ditentukan oleh gen yang sesuai. Protein, karenanya

bukan hanya makromolekul yang berlimpah, tetapi juga amat bervariasi fungsinya.

Semua protein di dalam semua makhluk, tanpa memandang fungsi dan aktivitas

biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 asam amino baku, yang

molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Secara cukup sederhana protein

berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret unit asam amino

sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein, karena molekul-molekul

ini dapat disusun dalam jumlah deret yang hampir tidak terbatas, untuk membuat

berbagai protein dalam jumlah yang hampir tidak terbatas.

Page | 1

Page 2: Uji Protein

Golongan-Golongan Asam Amino

Struktur ke-20 asam amino dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:

(1)Golongan dengan gugus R nonpolar atau hidrofobik.

Gugus R  di dalam golongan ini merupakan hidrokarbon. Lima asam amino

dengan gugus R alifatik (alanin, valin, leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan

lingkaran aromatik (fenilalanin dan triptofan), dan satu yang mengandung sulfur

(metionin).

(2) Golongan dengan gugus R polar, tetapi tidak bermuatan.

Gugus R dari asam amino polar lebih larut dalam air, atau lebih hidrofilik,

dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini mengandung gugus

fungsionil yang membentuk ikatan hidrogen dengan air. Golongan ini meliputi glisin,

serin, treonin, sistein, tirosin, asparagin, dan glutamin.

(3) Golongan dengan gugus R bermuatan negatif.

Golongan asam amino ini mengandung gugus R yang bermuatan total negatif

pada pH 7,0. Asam amino ini meliputi asam aspartat dan asam glutamat, yang masing-

masing memiliki tambahan gugus karboksil.

(4) Golongan dengan gugus R bermuatan positif.

Golongan asam amino ini mempunyai gugus R dengan muatan total positif pada

pH 7,0. Asam amino ini meliputi lisin, arginin, dan histidin.

Keistimewaan dari protein adalah strukturnya yang mengandung N,disamping

C,H,O (seperti karbohidrat dan lemak), S (sulfur) dan kadang-kadang P,Fe dan Cu

(sebagai senyawa kompleks dengan protein). Dengan demikian maka salah satu cara

terpenting yang cukup spesifik untuk menentukan jumlah protein secara kuantitatif

adalah dengan penentuan kandungan N yang ada dalam bahan makanan atau bahan lain.

Protein yang mengandung gugus hidroksil Phenil (- - OH) dapat bereaksi dengan

larutan mercuri nitrat dan dapat menghasilkan larutan atau endapan yang berwarna

merah. Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari

polipeptida dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan seperti

hern, karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Untuk protein kompleks, bagian polipeptida

dinamakan aproprotein dan keseluruhannya dinamakan haloprotein. Secara fungsional

protein juga menunjukkan banyak perbedaan. Dalam sel mereka berfungsi sebagai

enzim, bahan bangunan, pelumas dan molekul pengemban. Tapi sebenarnya protein

Page | 2

Page 3: Uji Protein

merupakan polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui ikatan

peptide.

V. Alat dan Bahan

Alat

1. Pipet Tetes

2. Gelas Ukur

3. Beker gelas

4. Neraca Analitik

5. Bunsen

6. Tabung reaksi

7. Rak tabung reaksi

8. Batang pengaduk

9. Penjepit tabung

Bahan

Uji Biuret :

- Reagen NaOH 2,5 N

- Larutan protein (albumin

10%, kuning telur 10%,

putih telur 10%,dan ikan

giling 10%)

- CuSO4 0,01 M

Pengendapan dengan Logam :

- Larutan protein (albumin

10%, kuning telur 10%,

putih telur 10%, dan ikan

giling 10%)

- HgCl2 0,2 M

- Timbal asetat 0,2 M

Pengendapan dengan Garam :

- Larutan protein (albumin

10%, kuning telur 10%,

putih telur 10%, dan ikan

giling10%)

- Larutan (NH4)2SO4

- Reagen millon

- Reagen untuk uji biuret

Uji Koagulasi :

- Asam asetat 1 M

- Larutan protein (albumin

10%, kuning telur 10%,

putih telur 10%, dan ikan

giling 10%)

- Reagen millon

- H2O

Page | 3

Page 4: Uji Protein

VI. Prosedur Percobaan

- Uji Biuret

Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N kedalam 3 ml larutan protein dan aduk.

Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. Aduk, jika tidak timbul warna tambahkan lagi

setetes atau 2 tetes CuSO4.

- Pengendapan dengan LogamKedalam 3 ml larutan protein tambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M. Ulangi

percobaan dengan menggunakan Pb asetat 0,2 M.- Pengendapan dengan Garam

Jenuhkan 10 ml larutan protein dengan amonium sulfat. Untuk pekerjaan ini dilakukan : pertama, tambahkan sedikit garam tersebut, aduk hingga melarut. Tambahkan lagi sedikit amonium sulfat dan aduk lagi, kontinu hingga sedikit garam tertinggal tidak terlarut. Apabila larutan jenuh, kemudian disaring. Uji kelarutan dari endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen millon dan filtrat dengan uji biuret.- Uji Koagulasi

Tambahkan 2 tetes HOAc 1 M ke dalam 5 ml larutan protein. Letakkan tabung dalam air mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dengan batang pengaduk. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen Millon.- Pengendapan dengan Alkohol

Tabung 1 2 3

Larutan albuminHCl 0,1 M

NaOH 0,1 MBuffer Asetat, pH 4,7

Etyl alkohol 95 %

5 ml1 ml

--

6 ml

5 ml-

1 ml-

6 ml

5 ml--

1 ml6 ml

- Denaturasi Protein

Tabung 1 2 3

Larutan albuminHCl 0,1 M

NaOH 0,1 MBuffer Asetat, pH 4,7

4,5 ml0,5 ml

--

4,5 ml-

0,5 ml-

4,5 ml--

0,5 ml

4 | P a g e

Page 5: Uji Protein

Tempatkan ketiga tabung dalam airmendidih selama 15 menit dan dinginkan pada temperatur kamar. Dalam tabung mana yang kelihatan mengendap. Untuk tabung-tabung (1) dan (2) tambahkan 10 ml buffer asetat pH 4,7. Tulis Hasilnya- Uji Sulfur dalam Protein

Campur 0,5 gram serbuk albumin dengan dua kali berat dari fusion mixture. Panaskan dalam cawan porselin sampai tak berwarna. Dinginkan dan dilarutkan dalam air panas. Saring jika perlu. Asamkan filtrat dengan HCl. Panaskan hingga mendidih dan tambahkan beberapa tetes larutan BaCl

VII. Hasil Pengamatan

No. Nama Uji Hasil Pengamatan

- Uji Biuret

a. Kuning Telur 10 %

b. Putih Telur 10 %

c. Albumin

d. Ikan 10%

- Pengendapan dengan Logam

a. Putih Telur 10 %

b. Kuning Telur 10 %

c. Albumin 10%

NaOH + Kuning Telur + CuSO4

(tak berwarna) (tak berwarna) (lar. biru)

Larutan berwarna ungu muda

NaOH + Putih Telur + CuSO4

(tak berwarna) (tak berwarna) (lar. biru)

Larutan berwarna ungu

NaOH + Albumin + CuSO4

(tak berwarna) (tak berwarna) (lar. biru)

Larutan berwarna ungu

NaOH + Ikan + CuSO4

(tak berwarna) (tak berwarna) (lar. biru)

Larutan berwarna ungu

Putih Telur + HgCl2 Terbentuk

(tak berwarna) (tak berwarna)

endapan putih

Kuning Telur + HgCl2 larutan tidak

(tak berwarna) (tak berwarna)

berwarna, tidak ada endapan

Albumin + HgCl2 Terbentuk

(tak berwarna) (tak berwarna)

endapan putih larutan berwarna kuning

Ikan + HgCl2 Terbentuk

Page | 5

Page 6: Uji Protein

d. Ikan 10%

- Pengendapan dengan Garam

a. Putih Telur 10 %

b. Kuning Telur 10%

c. Albumin 10%

d. Ikan 10%

(tak berwarna) (tak berwarna)

endapan putih larutan tak berwarna

Putih telur (tak berwarna) + (NH4)2SO4

larutan keruh berbentuk endapan.

Filtrat + NaOH (tak berwarna) + CuSO4

Larutan berwarna ungu

Endapan + air larutan bening

Endapan + reagen Millon (tak berwarna)

Endapan menjadi berwarna merah

bata

Kuning telur (tak berwarna) + (NH4)2SO4

larutan keruh berbentuk endapan.

Filtrat + NaOH (tak berwarna) + CuSO4

Larutan berwarna ungu

Endapan + air larutan bening

Endapan + reagen Millon (tak berwarna)

Endapan menjadi berwarna merah

bata

Albumin + (NH4)2SO4

larutan keruh berbentuk endapan.

Filtrat + NaOH (tak berwarna) + CuSO4

Larutan berwarna ungu

Endapan + air larutan bening

Endapan + reagen Millon (tak berwarna)

Endapan menjadi berwarna merah

bata

Ikan + (NH4)2SO4

larutan keruh berbentuk endapan.

Filtrat + NaOH (tak berwarna) + CuSO4

Larutan berwarna ungu

Endapan + air larutan bening

Page | 6

Page 7: Uji Protein

- Uji Koagulasi

A. Putih Telur 10 %

B. Kuning Telur 10%

C. Albumin 10%

D. Ikan 10%

Endapan + reagen Millon (tak berwarna)

Endapan menjadi berwarna merah

bata

Putih Telur + 2 tetes CH3COOH

Tak berwarna larutan tak berwarna,

endapan putih

Endapan + air larutan tak berwarna,

endapan putih

Endapan + reagen Millon endapan

berwarna merah kecoklatan

Kuning Telur + 2 tetes CH3COOH

Tak berwarna larutan tak berwarna,

endapan putih

Endapan + air larutan tak berwarna,

endapan putih

Endapan + reagen Millon endapan

berwarna merah kecoklatan

Albumin + 2 tetes CH3COOH

Tak berwarna larutan tak berwarna,

endapan putih

Endapan + air larutan tak berwarna,

endapan putih

Endapan + reagen Millon endapan

berwarna merah kecoklatan

Ikan + 2 tetes CH3COOH

Tak berwarna larutan tak berwarna,

endapan putih

Endapan + air larutan tak berwarna,

endapan putih

Page | 7

Page 8: Uji Protein

- Pengendapan dengan Alkohol

a.1. Putih Telur 10 %

a.2. Putih Telur 10 %

a.3. Putih Telur 10 %

b.1. Kuning Telur 10%

b.2. Kuning Telur 10%

b.3. Kuning Telur 10%

c.1. Albumin 10%

c.2. Albumin 10%

c.3. Albumin 10%

d.1. Ikan 10%

Endapan + reagen Millon endapan

berwarna merah kecoklatan

Putih Telur + NaOH + alkohol larut

an putih keruh

Putih Telur + HCl larutan putih

keruh, terdapat endapan putih

Putih Telur + Pb Asetat + alkohol

larutan putih keruh, terdapat endapan

putih

Kuning Telur + NaOH + alkohol

larutan putih keruh

Kuning Telur + HCl larutan putih

keruh, terdapat endapan putih

Kuning Telur + Pb Asetat + alkohol

larutan putih keruh, terdapat endapan

putih

Albumin + NaOH + alkohol tidak

terdapat endapan

Albumin + HCl larutan putih keruh,

terdapat endapan putih

Albumin + Pb Asetat + alkohol

larutan putih keruh, terdapat endapan

putih

Ikan + NaOH + alkohol larutan

putih keruh, tidak terdapat endapan

Ikan + HCl terdapat dua lapisan

Page | 8

Page 9: Uji Protein

d.2. Ikan 10%

d.3. Ikan 10%

- Denaturasi Protein

a. Albumin 10%

b. Putih Telur 10 %

c. Kuning Telur 10%

atas bening, bawah putih keruh, terdapat

endapan putih

Ikan + Pb Asetat + alkohol larutan

putih keruh, terdapat endapan putih

Albumin + HCl larutan tidak

berwarna endapan bening seperti gel +

buffer asetat larutan tidak berwarna

terbentuk endapan putih

Albumin + NaOH larutan tidak

berwarna endapan bening seperti gel +

buffer asetat larutan tidak berwarna

terbentuk endapan putih

Albumin + buffer asetat larutan tidak berwarna endapan putih

Putih telur + HCl larutan keruh larutan tidak berwarna endapan putih + buffer asetat larutan tidak berwarna terbentuk endapan putih

Putih telur + NaOH larutan keruh larutan tidak berwarna + buffer asetat larutan tidak berwarna terbentuk endapan putih

Putih telur + buffer asetat larutan tidak berwarna endapan putih

kuning telur + HCl larutan kuning larutan tetap kuning + buffer asetat larutan berwarna kuning

kuning telur + NaOH larutan

Page | 9

Page 10: Uji Protein

d. Ikan 10%

- Uji Sulfur dalam Protein

Albumin 10%

keruh larutan kuning + buffer asetat larutan tidak berwarna terbentuk endapan putih

kuning telur + buffer asetatlarutan berwarna kuning

larutan ikan+ HCl larutan keruh larutan keruh, endapan putih + buffer asetat larutan tidak berwarna, endapan putih

larutan ikan+ NaOH larutan keruh larutan keruh, endapan putih + buffer asetat larutan tidak berwarna, endapan putih

larutan ikan+ buffer asetatlarutan keruh larutan tidak berwarna, endapan putih

Serbuk albumin + serbuk fussion mixture campuran tak berwarna, didinginkanserbuk + air panasfilrat + HCl larutan tidak berwarna + BaCl terdapat endapan putih

Page | 10

Page 11: Uji Protein

VIII. PERSAMAAN REAKSI

Uji Biuret

Pengendapan dengan Logam

- HgCl2

- Pb-Asetat

Page | 11

Page 12: Uji Protein

Pengendapan dengan Garam

Uji Koagulasi

Endapan + Reagen Millon

Filtrat + Air (H2O)

H H

R – C – COO- R – C – COO- + H+ (suasana asam) N+H3 NH2

Atau

H H

R – C – COO- + H+ R – C – COOH (suasana basa) N+H3 NH2

Pengendapan dengan Alkohol

Reaksi dengan HCl 0,1 M dan dilanjutkan dengan alkohol

Reaksi dengan NaOH 0,1 M dan dilanjutkan dengan alkohol

Page | 12

H2O

H2O

Page 13: Uji Protein

Reaksi dengan Buffer Asetat pH 4,7 dan dilanjutkan alkohol

Page | 13

Page 14: Uji Protein

Denaturasi Protein

Reaksi protein dengan HCl yang di lanjutkan dengan pemanasan selama 15 menit

membuat protein terdenaturasi

COO - COOHH3N+ - C – H + H+ H3N+ - C – H R asam R COO - COO -

H3N+ - C – H + OH- H2N – C – H + H2O R basa R

IX. Pembahasan

Pada percobaan kali ini, kami melakukan uji reaksi protein. Kami melakukan

beberapa uji coba protein dengan sampel yang kami gunakan adalah kuning telur 10%,

putih telur 10%, albumin 10%, dan larutan ikan 10%, dengan menggunakan beberapa uji,

yaitu : uji biuret, pengendapan dengan logam, pengen dapan dengan garam, uji koagulasi,

pengendapan dengan alkohol, denaturasi protein, dan uji sulfur dalam protein.

Pada uji biuret , dimana protein direaksikan dengan NaOH dan CuSO4 akan

menghasilkan warna ungu. Warna ungu ini disebabkan penambahan CuSO4 sehingga

terbentuk kompleks antar Cu2+ gugus -CO dan -NH dari suatu rantai peptida dalam suasana

basa. Warna ungu ini menunjukkan bahwa adanya peptida pada larutan protein tersebut.

Semakin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan menunjukkan semakin panjang dan

kuat ikatan peptidanya. Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan

bahwa uji ini positif terhadap biuret. Pada uji biuret ini, larutan kuning telur memiliki

warna ungu lebih muda dibandingkan dengan warna ungu pada larutan putih telur,

albumin, dan larutan ikan, dapat disimpulkan bahwa larutan kuning telur memiliki ikatan

peptida lebih lemah dibandingkan dengan ketiga protein diatas tersebut.

Pada uji pengendapan logam kami melakukan reaksi antara protein ( disini kami

menggunakan larutan putih telur, larutan kuning telur, larutan albumin, dan larutan ikan)

Page | 14

Page 15: Uji Protein

dengan HgCl2. Ketika direaksikan, larutan yang dihasilkan akan menghasilkan endapan

putih. Pembentukan endapan putih ini karena terjadinya ionisasi pada HgCl2 membentuk

Hg2+. Ikatan yang amat kuat dari reaksi protein yang ditambahkan dengan HgCl2 akan

memutuskan ikatan jembatan garam, sehingga akan terjadi denaturasi, secara bersama

gugus –COOH dan gugus –NH2 yang terdapat pada protein dapat bereaksi dengan ion

logam berat dan dapat membentuk senyawa kelat. Ion-ion yang dapat membentuk endapan

logam dengan protein antara lain adalah Ag, Ca, Zn, Hg, Fe, Cu, Co, Mn, dan Pb. Selain

gugus –COOH dan gugus –NH2, gugus –R pada molekul asam amino tertentu dapat pula

mengadakan reaksi dengan ion atau senyawa lain. Gugus –SH pada molekul akan bereaksi

dengan dengan ion Hg. Jumlah endapan yang dihasilkan dipengaruhi oleh kereaktifan

logam berat yang ditambahkan.

Pada uji pengendapan dengan garam itu hasil yang diperoleh yaitu endapan yang

bewarna merah. Ketika protein dicampur dengan ammonium sulfat terbentuk larutan keruh

dan terdapat endapan putih. Ketika endapan putih kami tambahkan reagen Millon, maka

endapan berubah menjadi merah bata. Hal ini dikarenakan karena pereaksi millon adalah

larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrit. Apabila pereaksi ini ditambahkan

pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat menjadi merah pada

pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol dikarenakan terbentuknya

senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang bewarna, protein yang mengandung

tirosin akan memberikan uji positif.

Pada percobaan uji koagulasi ini, kami menambahkan asam asetat ke dalam larutan

protein (protein yang digunakan adalah protein pada albumin, kuning telur, putih telur, dan

larutan ikan). Setelah kami menambahkan asam asetat ke dalam larutan protein, larutan

tetap tidak berwarna, tetapi setelah kami panaskan, terbentuk gumpalan-gumpalan putih

pada larutan protein yang dipanaskan tersebut. Adanya gumpalan menandakan bahwa,

larutan protein tersebut telah mengalami koagulasi. Terjadinya koagulasi disebabkan

karena ion H+ dari CH3COOH terikat pada gugus negatif pada protein. Ketika ion H+ dari

asam asetat masuk ke dalam larutan, akan mempengaruhi keseimbangan dan pengkutuban

muatan dari molekul protein. Perubahan pengkutuban ini menyebabkan rusaknya

konformasi alamiah protein seperti struktur tersier dan struktur kwartener protein.

Rusaknya konformasi alamiah protein menyebabkan terganggunya stabilitas dari larutan

protein, sehingga larutan protein mengalami koagulasi.

Page | 15

Page 16: Uji Protein

Pada percobaan pengendapan dengan alkohol, larutan protein yang kami

tambahkan hasil yang diperoleh untuk tabung I dengan penambahan HCl dan alkohol,

larutam berubah menjadi larutan putih keruh dan terdapat endapan putih. Pada tabung

kedua, larutan protein kami tambahkan dengan NaOH dan alkohol, dan larutan yang

dihasilkan tidak terdapat endapan didalamnya. Dan pada tabung III, kami menambahkan

larutan protein dengan buffer asetat dan alkohol, larutan yang dihasilkan terdapat endapan

didalam larutan tersebut. Uji reaksi pengendapan dengan alkohol ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh alkohol terhadap larutan protein. Dan berfungsi juga untuk

menurunkan konstanta dielektrik pada larutan sehingga gaya tarik-menarik antar molekul

jadi semakin kuat. Kemudian alkohol akan mengkondisikan gugus positif pada asam amino

untuk bereaksi dengan gugus negatif yang ada dalam larutan, sehingga pada suasana

tertentu mampu membentuk endapan. Pada kondisi asam (penambahan HCl) menghasilkan

endapan, karena gugus positif pada protein berikatan dengan gugus Cl- dan gugus negatif

yang ada pada larutan sehingga terbentuk endapan pada suasana asam. Sebaliknya, protein

tidak terendapkan oleh alkohol pada suasana basa ( NaOH ).

Pada uji denaturasi protein, terbentuknya endapan pada larutan protein yang

direaksikan menandakan bahwa telah terjadi proses denaturasi pada protein tersebut.

Denaturasi terjadi karena terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam,

dan terbentuknya lipatan molekul protein.

Pada percobaan uji sulfur, kami melakukan percobaan antara serbuk albumin

ditambahkan dengan frussion mixture dan dipanaskan lalu ditambahkan air mendidih

didapatkan endapan berwarna kuning dan filtrat berwarna bening. Setelah itu filtrat

diasamkan dengan HCl dan ditambahkan BaCl2 dan terbentuk larutan yang keruh.

X. Kesimpulan

Semakin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan menunjukkan semakin panjang dan kuat ikatan peptide

Pembentukan endapan putih pada uji pengendapan logam karena terjadinya ionisasi pada HgCl2 membentuk Hg2+.

Terjadinya koagulasi disebabkan karena ion H+ dari CH3COOH terikat pada gugus negatif pada protein.

Uji positif pada uji pengendapan garam, ditandai dengan perubahan warna endapan dari putih menjadi merah bata ketika ditetesi reagen Millon.

Page | 16

Page 17: Uji Protein

Pada kondisi asam (penambahan HCl) menghasilkan endapan, karena gugus positif pada protein berikatan dengan gugus Cl- dan gugus negatif yang ada pada larutan sehingga terbentuk endapan pada suasana asam. Sebaliknya, protein tidak terendapkan oleh alkohol pada suasana basa ( NaOH ).

XI. Daftar Pustaka

Anonim. 2012. Laporan Praktikum Uji Protein. Online :

(http://lovechemistryeducation.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-uji-

protein.html) diakses : 10-09-2013

Anonim. 2013. Reaksi Uji Protein. Online : (http://meypharmacys.blogspot.

com/2013/04/reaksi-uji-protein.html) diakses: 10-09-2013

Ismiariningsih. 2013. Laporan Praktikum Biokimia-reaksi Uji Protein. Online :

(http://ismiariningsih.blogspot.com/2013/02/laporan-praktikum-biokimia-reaksi-

uji.html) diakses: 10-09-2013

Khairunnisa, Siti. 2013. Uji Reaksi Protein. Online : (http://siti-khairun-nisa.

blogspot.com/2013/03/laporan-biokimia-uji-reaksi-protein.html. diakses : 10-09-2013

Rahayu. 2012. Reaksi Uji Protein. Online : (http://fleurazzahra.blogspot.

com/2012/03/reaksi-uji-protein.html) diakses : 10-09-2013

Page | 17

Page 18: Uji Protein

XII. Lampiran

Uji Biuret

1. Warna apa yang terjadi ?

Jawab : warna violet

2. Mengapa harus dihindarkan kelebihan CuSO4 ?

Jawab : karena dapat terbentuk garam ammonium dan Cu merupakan logam berat. Jika

penggunaannya terlalu banyak maka albumin akan terdenaturasi membentuk koagulan.

Pada suasana alkalis akan terbentuk Cu(OH)2 dari reaksi :

Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2 (ungu). Cu2+ berwarna biru intensif, jika berlebihan akan

mengakibatkan warna ungu terkalahkan sehingga hasilnya negatif.

3. Mengapa garam amonium mengganggu ?

Jawab : karena ion-ion dari garam ammonium lebih mudah dalam mengikat air,

sehingga menyebabkan kelarutan protein dalam air berkurang.

4. Sebutkan 2 macam zat lain selain protein yang memberikan uji biuret positif ?

Jawab : zat lain yang dapat memberikan uji biuret yaitu peptida dan asam amino.

Pengendapan dengan Logam

1.Apa hasilnya ?

Jawab : terbentuknya endapan putih. Pada percobaan ini proses yang terjadi yaitu saat

sampel ditambahkan HgCl2 maka warna berubah menjadi putih seperti telur masak, tetapi

campuran reaksi tersebut belum membeku atau masih dalam keadaan encer. Dan saat

ditambahkan dengan Pb (CH3COO)2, warna pada campuran kemudian berubah menjadi

putih, campuran matang tapi belum membeku.

2. Terangkan mengapa putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan Pb dan Hg ?

Jawab : Putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan Pb dan Hg karena protein

yang terdapat dalam putih telur berfungsi sebagai biokatalis pengganti se-sel yang telah

rusak akibat gas-gas kimia beracun dari Pb dan Hg. Selain itu putih telur juga digunakan

sebagai antidotum terhadap keracunan logam berat karena putih telur mengandung

albumin, sehingga apabila tubuh keracunan logam berat maka ion logam berat tersebut

akan bereaksi dengan albumin membentuk koagulan sehingga logam berat tersebut tidak

akan mengganggu atau merusak aktivitas enzim lain di dalam tubuh.

Pengendapan dengan Garam

1. Terangkan hasil-hasilnya ?

Page | 18

Page 19: Uji Protein

Jawab : pada percobaan ini hasil pencampuran antara serbuk amonium sulfat dengan

protein menghasilkan endapan dan filrat. Untuk endapan yang dihasilkan dilakukan uji

millon yang menghasilkan endapan merah bata. Endapan itu juga diuji kelarutannya

didalam air dan hasilnya adalah larut dalam air. Sedangkan untuk filtrat dilakukan uji

biuret yang menghasilkan larutan berwarna ungu.

Uji Koagulasi

1. Mengapa ditambahkan asam ? s

Jawab : Untuk mengkoagulasikan protein

2. Protein apa yang menggumpal pada pendidihan ?

Jawab : Semua protein kecuali gelatin

Uji pengendapan dengan pada alkohol

Apakah kelarutan albumin dalam air terjadi pada titik isoelektriknya ?

jawab: ya, kelarutan albumin dalam air terjadi pada titik isoelektriknya yang ditandai

dengan endapan berwarna putih.

 Uji denaturasi

1. sifat fisik apakah dari protein yang mempengaruhi kelarutan protein dalam percobaan ?jawab: sifatnya sangat peka terhadap lingkungan, apabila konfirmasi molekul protein berubah, misalnya oleh perubahan suhu, pH atau karena terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain, maka keaktifan biokimianya berkurang. Hal ini dinamakan dengan denaturasi.

2. metode lain yang dapat digunakan pada denaturasi protein ?jawab: yaitu metode pemanasan, metode kromatografi dan metode pemurnian enzim.

3.  Perubahan apa yang berhubungan dengan denaturasi protein?Jawab: perubahan suhu, pH, dan pelarut organik.

Uji sulfur

1.  mengapa protein memberikan uji positif pada sulfur?

Jawab: karena protein dengan sulfur menghasilkan endapan putih dan larutan kuning

sehingga protein memberikan uji positif terhadap uji sulfur. Karena dalam protein juga

terdapat asam amino sistein yang memiliki gugus tiol yang mengandung unsur S (sulfur).

2. unsur-unsur apa yang bisa dalam protein tetapi tidak ada dalam lipid dan karbohidrat?

Jawab  : unsur P (phosphor), nitrogen, dan sulfur.

Page | 19

Page 20: Uji Protein

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Reaksi Uji Protein

OLEH:

Nama : Diah Syafitri

NIM : 06111010035

Dosen Pembimbing :

Drs. Made Sukaryawan, M.Si.

Desi, S.Pd., M.T.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

Page | 20