laporan praktikum ph larutan penyangga & bukan penyangga

10
“pH Larutan Penyangga & Bukan Penyangga” Disusun Oleh : Rininta Triaswinanti (Trias) XI IPA 1 SMA NEGERI 91 JAKARTA

Upload: triasdoraemon

Post on 07-Feb-2016

422 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum PH Larutan Penyangga & Bukan Penyangga

“pH Larutan Penyangga & Bukan Penyangga”

Disusun Oleh :

Rininta Triaswinanti

(Trias)

XI IPA 1

SMA NEGERI 91 JAKARTA

BAB I

Page 2: Laporan Praktikum PH Larutan Penyangga & Bukan Penyangga

A. Judul Percobaan

“pH Larutan Penyangga dan Bukan Penyangga”

B. Tujuan Percobaan

Untuk mengamati perbedaan perubahan pH larutan penyangga dan bukan penyangga akibat penambahan sedikit asam atau pengenceran .

C. Alat dan Bahan

Dalam percobaan kali ini, kami menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yang telah disediakan oleh guru pembimbing kami di laboratorium Kimia. Percobaan ini kami lakukan berdasarkan lembar kerja yang telah diberikan oleh guru pembimbing. Alat dan bahan yang kami gunakan selama praktikum ini berlangsung adalah:

Alat : 1. Pipet tetes 2. Gelas ukur 10 ml sebanyak 1 buah

3. Gelas kimia sebanyak 3 buah

Bahan : 1. Larutan Natrium asetat (CH3COONa) 0,1 M2 Larutan Asam asetat (CH3COOH) 0,1 M3. Larutan Asam klorida (HCl) 0,1 M4. Larutan Natrium hidroksida (NaOH) 0,1 M

5. Larutan Natrium klorida (NaCl) 0,1 M6. Larutan Aquades7. Kertas indikator universal sebanyak 12 buah

D. Cara Kerja

Pada praktikum kali ini, kami tentu melakukan beberapa tahap/langkah-langkah untuk proses percobaan tersebut. Langkah-langkah percobaan ini juga terdapat di buku cetak kami, namun cara kerja praktikum kali ini diterangkan terlebih dahulu oleh guru pembimbing sebelum kami melakukan praktikum. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Persiapkan semua alat dan bahan yang telah disediakan oleh guru pembimbing.

Page 3: Laporan Praktikum PH Larutan Penyangga & Bukan Penyangga

2. Buat larutan penyangga 10 ml CH3COOH 0,1 M dengan 10 ml CH3COONa 0,1 M. Pengambilan kedua larutan ini dilakukan secara bergantian menggunakan gelas ukur 10 ml. Namun pada waktu pengambilan larutan yang kedua, usahakan agar gelas ukur dicuci terlebih dahulu. Pengambilan kedua larutan dilakukan menggunakan pipet tetes. Kemudian ukur pH awal dengan indikator universal.

3. Setelah mencatat besar pH awal pada laporan kerja, bagi larutan penyangga tersebut menjadi 3 bagian yang sama dengan gelas kimia. Pembagian ini dilakukan dengan perkiraan kami. Kami saling menuang ke dalam gelas kimia 1 sampai dengan gelas kimia 3.

4. Ambil larutan HCl 0,1 M dan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 10 ml dengan menggunakan pipet tetes.

5. Tambahkan larutan HCl ke dalam larutan penyangga pertama sebanyak 2 ml pada gelas kimia 1. Ukur pH nya tiap penambahan HCl 2 ml hingga HCl habis. Jadi dilakukan sebanyak 5 kali penambahan larutan HCl ke dalam larutan penyangga pertama.

6. Tambahkan larutan NaOH ke dalam larutan penyangga kedua sebanyak 2 ml pada gelas kimia 2. Ukur pH nya tiap penambahan 2 ml NaOH hingga habis. Sama dengan larutan HCl, maka terjadi 5 kali penambahan dan pengukuran pH pada campuran ini.

7. Kemudian ambil larutan aquades menggunakan pipet tetes, lalu tambahkan 10 ml larutan aquades ke dalam larutan penyangga ketiga pada gelas kimia 3. Ukur pH nya menggunakan kertas indikator universal.

8. Buat larutan bukan penyangga dari 10 ml HCl 0,1 M dengan larutan NaCl 0,1 M. Ukur pH awalnya dan catat dalam laporan kerja.

9. Ulangi langkah 3 – 7 untuk larutan bukan penyangga ini.10. Bandingkan hasil percobaan antara larutan penyangga dengan bukan

penyangga.11. Setelah selesai melakukan semua praktikum, kembalikan alat – alat pada

tempatnya.

BAB II

Page 4: Laporan Praktikum PH Larutan Penyangga & Bukan Penyangga

A. Hasil Pengamatan

Dari praktikum yang telah kami lakukan, kami dapat memperoleh data hasil pengamatan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Pengujian pH Setelah Penambahan Larutan Penyangga dan Bukan Penyangga

LarutanpH

Awal

HCl 0,1 M NaOH 0,1 M Aquades 10 ml2 4 6 8 10 2 4 6 8 10

CH3COOH 0,1 M

+ CH3COONa

0,1 M

4 2 2 2 2 2 4 5 6 12 13 3

HCl 0,1 M+

NaCl 0,1 M1 1 1 1 1 1 1 12 13 1

Larutan penyangga dapat dibentuk melalui beberapa cara, yaitu campuran asam lemah dan basa konjugasinya serta campuran basa lemah dan asam konjugasinya. Penambahan sedikit asam, basa dan air pada larutan penyangga tidak menyebabkan perubahan harga pH campuran tersebut. Larutan penyangga dapat mempertahankan nilai pH sehingga tidak mengalami perubahan akibat penambahan air (pengenceran), sedikit asam ataupun sedikit basa.

Berbeda dengan larutan bukan penyangga, bahwa penambahan asam, basa maupun air dapat merubah harga pH campuran. Perbedaannya, perubahan pH pada larutan penyangga sangat kecil sekali. Itupun terjadinya perubahan harga setelah penambahan beberapa ml larutan asam, basa atau air (dengan volume penambahan yang cukup besar). Sedangkan perubahan pH pada larutan bukan penyangga cukup besar dibandingkan perubahan pH pada larutan penyangga.

Prinsip kerja larutan penyangga akan dijelaskan di dalam teori berikut. Sehingga teori percobaan ini menjadi lebih jelas.

Jika larutan ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam, asam tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat basa. Begitu juga sebaliknya, jika

Page 5: Laporan Praktikum PH Larutan Penyangga & Bukan Penyangga

ditambahkan sedikit basa, basa tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat asam.

Jika ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam HCl, jumlah basa konjugasi akan berkurang dan asam akan bertambah. Penambahan asam ke dalam larutan penyangga akan menurunkan konsentrasi basa konjugasi dan meningkatkan konsentrasi asam. Perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH yang tidak terlalu besar.

Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit basa NaOH, maka jumlah asam akan berkurang dan basa konjugasi akan bertambah. Perubahan ini pun tidak menyebabkan perubahan pH yang tidak terlalu besar.

Berapapun tingkat pengenceran larutan penyangga, secara teoritis tidak akan mengubah harga pH. Akan tetapi, pada praktiknya jika dilakukan pengenceran terlalu banyak, maka akan merubah harga pH tersebut.

B. Pertanyaan

1. Sebutkan mana larutan penyangga dan mana larutan bukan penyangga!Jawab: Yang termasuk larutan penyangga adalah :

CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M

Yang termasuk larutan bukan penyangga adalah :

HCl 0,1 M + NaCl 0,1 M

2. Jelaskan alasan mengapa larutan tersebut penyangga atau bukan penyangga!Jawab:Karena pada larutan penyangga, tidak akan mengalami perubahan harga pH yang terlalu besar jika ditambahkan sedikit asam, basa atau air. Meskipun terjadi perubahan pH, namun hal itu baru terjadi saat volume penambahan asam atau basa semakin bertambah banyak. Larutan CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M dapat mempertahankan nilai pH sehingga tidak mengalami penambahan sedikit asam, basa atau air. Ketika HCl ditambahkan ke dalam larutan penyangga tersebut, basa konjugasi akan menerima proton dari ion hidronium untuk membentuk asam lemah, yang mencegah peningkatan konsentrasi ion hidronium. Sama halnya yang terjadi saat penambahan NaOH. Sehingga campuran tidak mengubah harga pH. Di samping itu, campuran CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M, bahan penyusunnya adalah asam lemah berupa CH3COOH dan basa konjugasinya, CH3COONa yang dapat membentuk larutan penyangga, karena larutan penyangga pasti yang tersisa adalah asam atau basa lemah.

Page 6: Laporan Praktikum PH Larutan Penyangga & Bukan Penyangga

Sedangkan larutan HCl 0,1 M + NaCl 0,1 M dapat diketahui bukan larutan penyangga karena ketka ditambahkan sedikit asam, basa atau air, dapat merubah pH sejak penambahan awal larutan HCl atau NaOH. pH yang dihasilkan akan berubah dari pH awal larutan bukan penyangga tersebut sebelum ditambahkan asam, basa atau air. Perubahan yang dihasilkan pada larutan bukan penyangga ini juga cukup besar, yaitu bisa berkali – kali lipat dari perubahan pH biasa. Selain itu pada campuran HCl 0,1 M + NaCl 0,1 M, komposisi penyusunnya adalah asam kuat dan basa konjugasinya, sehingga tidak dapat membentuk larutan penyangga.

3. Jelaskan mengenai analisa data pada hasil percobaan tersebut!Jawab: Pada larutan penyangga CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M ketika

ditambahkan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 8 ml, nilai pH menjadi lebih besar dan mengalami perubahan pH yang cukup besar dari pH sebelumnya.Penyebab:

Pada saat penuangan larutan NaOH 0,1 M ke dalam larutan penyangga tersebut, kami yang seharusnya menuang sebanyak 8 ml larutan, tetapi karena ketidaktelitian kami, larutan menjadi kelebihan (< 8 ml). Akibatnya, pH yang dihasilkan menjadi besar dan bersifat basa kuat.

Pada campuran CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M ketika dicampurkan HCl telah mengalami perubahan nilai pH sejak penambahan larutan sebanyak 2 ml, padahal campuran ini merupakan larutan penyangga. Dan pada campuran HCl 0,1 M + NaCl 0,1 M ketika dicampurkan NaOH sejak penambahan larutan tersebut, tidak mengalmi perubahan nilai pH, padahal campuran ini merupakan larutan bukan penyangga.Penyebab:Hal yang demikian ini dapat terjadi karena ada kemungkinan larutan HCl yang seharusnya besarnya 0,1 M, akan tetapi pada prakteknya, larutan ini mungkin lebih besar dari 0,1 M. Hal ini tentu saja dapat menimbulkan kekeliruan tersebut dan membuat hasil percobaan menjadi tidak sesuai dengan teori yang ada.

Campuran HCl 0,1 M + NaCl 0,1 M tidak netral atau memiliki pH ≠ 7.Penyebab:Sama halnya seperti penyebab pada kasus kedua, besarnya molaritas pada larutan HCl lebih dari 0,1 M, sehingga tidak terjadi penetralan pada campuran kedua larutan trersebut.

BAB III

Page 7: Laporan Praktikum PH Larutan Penyangga & Bukan Penyangga

Kesimpulan

Dari percobaan yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa pH dari setiap asam atau basa berbeda – beda. Beberapa kesimpulan yang dapat kami ambil dari percobaan ini antara lain:

Pada Larutan Penyangga (CH3COOH dan CH3COONa)1. Campuran CH3COOH 0,1 M dengan CH3COONa 0,1 menghasilkan harga pH lebih

kecil dari 7. Sehingga kita dapat mengetahui bahwa larutan tersebut bersifat asam.2. Penambahan NaOH 0,1 M baru mengubah harga pH larutan campuran setelah 4 ml

penambahan larutan NaOH tersebut.Jadi, dapat diketahui bahwa penambahan sedikit basa kuat tidak mengubah harga pH (pH tetap).

3. Penambahan larutan HCl 0,1 M, sesuai teori baru mengalami perubahan pH setelah terjadi penambahan larutan HCl dalam volume yang cukup banyak.Jadi, dapat diketahui bahwa penambahan sedikit asam kuat tidak mengubah harga pH (pH tetap).

4. Penambahan H2O (pengenceran) tidak akan mengalami perubahan harga pH campuran sama sekali.Pengenceran tidak mempengaruhi pH campuran.

5. Larutan yang terdiri dari campuran antara asam lemah (CH3COOH) dengan basa konjugasi dari asam lemah tersebut (CH3COONa) dapat digunakan sebagai larutan penyangga atau larutan dapar.

6. Larutan penyangga yang tersisa adalah asam atau basa lemah dengan basa atau asam konjugasinya.

Pada Larutan Bukan Penyangga (HCl dengan NaCl)1. Penambahan asam kuat, basa kuat atau air pada larutan bukan penyangga ini, akan

mengubah harga pH sejak awal penambahan larutan HCl 0,1 M ataupun NaOH 0,1 M serta aquades.Penambahan asam kuat, basa kuat dan air menyebabkan perubahan harga pH yang cukup besar.

2. Larutan yang terdiri dari campuran asam kuat (HCl) dengan garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat (NaCl) dapat digunkan sebagai hidrolisis garam. Meskipun garam yang dihasilkan tidak terhidrolisis.

3. Campuran HCl 0,1 M dengan NaCl 0,1 menghasilkan harga pH sama dengan 7. Sehingga kita dapat mengetahui bahwa larutan tersebut bersifat netral.