bab iii larutan penyangga

19
BAB III LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) BAB 1. PRE-LAB 1. Apakah yang dimaksud dengan larutan penyangga? Larutan buffer atau larutan penyangga adalah semua larutan yang pH-nya dapat dikatakan tetap, walaupun ditambahkan sedikit asam atau basa. Biasanya, larutan penyangga mengandung asam lemah beserta basa lemah konjugasinya dalam konsentrasi yang hampir sama (Oxtoby, 2004). 2. Jelaskan prinsip kerja larutan penyangga! Larutan penyangga berperan besar dalam mengontrol ion-ion dalam larutan sekaligus mempertahankan pH dalam proses biokimia dan fisiologis. Banyak proses kehidupan sensitif terhadap pH sehingga diperlukan sedikit pengaturan dalam interval konsetrasi H3O + dan OH - (Oxtoby, 2004). 3. Sebutkan 3 jenis larutan penyangga! Larutan penyangga salmiak adalah campuran dari larutan NH3 (basa lemah) dengan NH4OH (garam) (Troy, 2006). Larutan penyangga asetat adalah larutan yang dibuat dengan cara mencampurkan asam asetat (CH3COOH) ke dalam larutan garamnya (CH3COONa) (Watson, 2012). Larutan penyangga bikarbonat adalah sistem penyangga yang terdiri atas larutan air yang mengandung dua zat, yaitu asam karbonat (H2CO3) dan garam bikarbonat (NaHCO3). (Esvandiari, 2009).

Upload: andreas-cahyadi

Post on 21-Jul-2015

595 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab iii larutan penyangga

BAB III

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

BAB 1. PRE-LAB

1. Apakah yang dimaksud dengan larutan penyangga?

Larutan buffer atau larutan penyangga adalah semua larutan yang pH-nya dapat dikatakan

tetap, walaupun ditambahkan sedikit asam atau basa. Biasanya, larutan penyangga

mengandung asam lemah beserta basa lemah konjugasinya dalam konsentrasi yang hampir

sama (Oxtoby, 2004).

2. Jelaskan prinsip kerja larutan penyangga!

Larutan penyangga berperan besar dalam mengontrol ion-ion dalam larutan sekaligus

mempertahankan pH dalam proses biokimia dan fisiologis. Banyak proses kehidupan

sensitif terhadap pH sehingga diperlukan sedikit pengaturan dalam interval konsetrasi

H3O+ dan OH- (Oxtoby, 2004).

3. Sebutkan 3 jenis larutan penyangga!

Larutan penyangga salmiak adalah campuran dari larutan NH3 (basa lemah) dengan

NH4OH (garam) (Troy, 2006).

Larutan penyangga asetat adalah larutan yang dibuat dengan cara mencampurkan asam

asetat (CH3COOH) ke dalam larutan garamnya (CH3COONa) (Watson, 2012).

Larutan penyangga bikarbonat adalah sistem penyangga yang terdiri atas larutan air yang

mengandung dua zat, yaitu asam karbonat (H2CO3) dan garam bikarbonat (NaHCO3).

(Esvandiari, 2009).

Page 2: Bab iii larutan penyangga

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Prinsip larutan bufffer

Berdasarkan Teori Asam-Basa Arrhenius, larutan yang mengandung campuran

asam lemah dan garam yang anionnya senama dengan asam lemah tersebut

akan membentuk larutan penyangga. Demikian juga jika larutan mengandung

campuran basa lemah dan garam yang kationnya senama dengan basa lemah

akan membentuk larutan penyangga. Berdasarkan Teori Asam-Basa Bronsted-

Lowry, larutan yang mengandung campuran dari pasangan asam lemah dan

basa konjugasi atau basa lemah dan asam konjugasinya akan membentuk

larutan penyangga. Prinsip larutan penyangga berdasarkan teori asam basa

Arrhenius terbatas hanya untuk campuran asam lemah dan garamnya atau basa

lemah dan garamnya, sedangkan prinsip berdasarkan Bronsted-Lowry lebih

umum, selain asam lemah dan garamnya, juga mencakup campuran garam dan

garam (Sunarya, 2010).

2.2 Rumus penghitungan pH buffer asam dan basa

Campuran asam lemah dengan garamnya (basa konjugasi)

[H+] = Ka x π‘šπ‘œπ‘™ π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š

π‘šπ‘œπ‘™ π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘š atau pH = pKa – log

π‘šπ‘œπ‘™ π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š

π‘šπ‘œπ‘™ π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘š

Campuran basa lemah dengan garamnya (asam konjugasinya)

[H+] = Kb x π‘šπ‘œπ‘™ π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š

π‘šπ‘œπ‘™ π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘š atau pH = pKb – log

π‘šπ‘œπ‘™ π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š

π‘šπ‘œπ‘™ π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘š

(Komarudin, 2010).

2.3 Jenis buffer

a. Buffer Salmiak

Larutan buffer salmiak dibuat dengan mencampurkan NH4Cl (garam) dengan

NH4OH (basa) (Troy, 2006).

b. Buffer Asetat

Larutan buffer asetat dibuat dengan mencampurkan asam asetat (CH3COOH)

ke dalam larutan garamnya (CH3COONa) (Watson, 2012).

Page 3: Bab iii larutan penyangga

2.4 Tinjauan Bahan

a. HCl

Asam Klorida, HCl atau yang dikenal juga sebagai asam muriatik, sangatlah

beracun, korosif dan cairan berbahaya yang bereaksi dengan sebagian besar

logam untuk menghasilkan ledakkan gas hidrogen yang dapat menyebabkan

kebakaran dan iritasi di mata dan membran mukosa (Craig, 2004).

b. NaOH

Natrium Hidroksida, atau yang dikenal juga sebagai soda api atau soda gosok

berwarna putih, kuat dan padatannya mudah mencair di dalam air, alkohol,

etanol dan gliserol (Craig, 2004).

c. NaCl

Natrium klorida adalah senyawa ionik sederhana berbentuk padatan rapuh

dengan titik leleh 8010C (Sutresna, 2007).

d. CH3COONa

Garam natrium asetat terionisasi sempurna membentuk ion Na+ dan ion

CH3COO-. Persamaan reaksi sebagai berikut.

CH3COONa (aq) ↔ Na+ + CH3COO- (aq) (Sunarya, 2010).

e. CH3COOH

Asam asetat adalah asam lemah dan dalam larutan terionisasi sebagian

membentuk kesetimbangan:

CH3COOH(aq) ↔ CH3COO- (aq) + H+ (aq) (Sunarya, 2010).

f. NH3

Ammonium, NH3, termasuk ke dalam elektrolit lemah yang mana jenis zat

terlarutnya berupa senyawa kovalen polar terurai sebagian, sangat mudah

terurai dan lebih ringan daripada udara (Craig, 2004).

g. NH4Cl

Garam ini terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NH3 dan HCl dan di

dalam air terionisasi sempurna menghasilkan ion NH4+ dan Cl-.

NH3 (aq) + HCl(aq) ==> NaCl(aq) + H2O(l)

Basa lemah asam kuat Netral

NH4Cl(aq) ==> NH4+(aq) + Cl-(aq)

(Komarudin, 2010).

Page 4: Bab iii larutan penyangga

BAB 3. DIAGRAM ALIR

Kalibrasi pH meter

Dihidupkan alat

Dibilas elektroda dengan aquades

Dikeringkan dengan tisu

Dicelupkan dalam larutan pH 7

Dipilih mode kalibrasi

Ditunggu selama 1-2 menit sampai pembacaan pH stabil

Diangkat dan dibilas elektroda dengan aquades

Dikeringkan dengan tisu

Dilakukan hal yang sama untuk larutan pH 4,01 kemudian larutan pH 9,21

Disiapkan pH meter dan larutan pH 7,00; pH 4,01 dan 9,21

Hasil

Page 5: Bab iii larutan penyangga

Hasil

Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer

Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer NaCl 0,1 M

Diukur pH nya

Diambil @20 ml pada 3 gelas beker

Beker I Beker II Beker III

Dicampur Dicampur Dicampur

Di ukur pH-nya

Disiapkan 70 ml larutan NaCl 0,1 M

20 ml larutan NaCl 0,1 M 20 ml larutan NaCl 0,1 M 20 ml larutan NaCl 0,1 M

10 ml larutan HCl

0,01 M

10 ml larutan

NaOH 0,01 M

20 ml larutan

Aquades

Page 6: Bab iii larutan penyangga

70 ml larutan campuran

Hasil

Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M

Di campur

Diukur pH-nya

Diambil @20 ml pada 3 gelas beker

Beker I Beker II Beker III

Dicampur Dicampur Dicampur

Di ukur pH-nya

Disiapkan 35 ml CH3COOH 0,1 M + 35 ml CH3COONa 0,1 M

20 ml larutan campuran 20 ml larutan campuran 20 ml larutan campuran

10 ml

larutan HCl 0,01 M

10 ml larutan

NaOH 0,01 M

20 ml

larutan Aquades

Page 7: Bab iii larutan penyangga

70 ml larutan campuran

Hasil

Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer NH3 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M

Di campur

Diukur pH-nya

Diambil @20 ml pada 3 gelas beker

Beker I Beker II Beker III

Dicampur Dicampur Dicampur

Di ukur pH-nya

Disiapkan 35 ml NH3 0,1 M + 35 ml NH4Cl 0,1 M

20 ml larutan campuran 20 ml larutan campuran 20 ml larutan campuran

10 ml

larutan HCl 0,01 M

10 ml larutan

NaOH 0,01 M

20 ml

larutan Aquades

Page 8: Bab iii larutan penyangga

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tulislah data hasil praktikum pada tabel berikut ini

No Jenis

Buffer Larutan

pH awal Penambahan

Asam/Basa pH akhir

pH

meter Lakmus Larutan

Jumlah

(ml)

pH

meter Lakmus

1 Garam NaCl 0,1 M 7,71 Merah

HCl 0,1 M 10 ml 1,14 Merah

NaOH 0,1 M 10 ml 12,11 Biru

Aquades 20 ml 8,45 Merah

2 Buffer

Asetat

CH3COOH

0,1 M +

CH3COONa

0,1 M

3,48 Merah

HCl 0,01 M 10 ml 3,46 Merah

NaOH 0,01 M 10 ml 4,37 Merah

Aquades 20 ml 3,85 Merah

3 Buffer

Salmiak

NH3 0,1 M

+ NH4Cl

0,1 M

11,73 Merah

HCl 0,01 M 10 ml 10,99 Biru

NaOH 0,01 M 10 ml 11,67 Biru

Aquades 20 ml 11,25 Biru

2. Apakah yang terjadi saat larutan penyangga ditambahkan sedikit asam atau basa? Jelaskan!

pH larutan penyangga tidak akan berubah atau tetap mempertahankan pH-nya. Hal ini

sesuai prinsip kerja larutan penyangga, yaitu ketika ion Hidrogen (H+) ditambahkan pada

larutan penyangga, ion tersebut akan ternetralisasi oleh basa di dalam larutan penyangga.

Begitu juga Ion hidroksida (OH-) akan ternetralisasi oleh asam.

3. Jelaskan bagaimana cara kerja pengukuran pH menggunakan pH meter!

Prinsip kerja pengukuran pH menggunakan pH meter adalah mengukur pH dari suatu

cairan atau larutan melalui probe/elektrode yang terhubung ke meteran elektronik yang

mengukur dan menampilkan pH.

Cara pemakaiannya : Menyiapkan larutan dengan pH 4,01; 7,00 dan 9,21. Menyalakan

alat terlebih dahulu, lalu membilas elektrode menggunakan deionized water atau bisa juga

menggunakan aquades, setelah itu mengeringkan elektrode dengan menggunakan tisu,

pastikan pada saat mengeringkan atau mengelap satu arah. Mencelupkan elektrode ke

dalam larutan dengan pH 7 lalu memilih mode kalibrasi, tunggu 1-2 menit hingga

pembacaan pH stabil. Setelah stabil, mengangkat elektrode dan membilas menggunakan

Page 9: Bab iii larutan penyangga

aquades kembali, mengeringkan dengan tisu dan mengulangi hal yang sama untuk larutan

dengan pH 4,01 dan larutan dengan pH 9,21

4. Jelaskan bagaimana cara kerja pengukuran pH menggunakan kertas lakmus!

Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika

dicelupkan kedalam larutan asam atau basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi

oleh kadar pH dalam larutan yang ada. Prinsip kerja pengukuran pH menggunakan kertas

lakmus adalah kertas lakmus akan berubah warna menjadi merah saat pH dari suatu larutan

lebih asam atau berubah warna menjadi biru saat pH dari suatu larutan lebih basa.

Cara pemakaiannya dengan meneteskan cairan dari larutan yang akan di uji pH-nya ke

atas kertas lakmus atau dengan mencelupkan kertas lakmus ke dalam larutan yang akan di

uji pH-nya tersebut.

5. Jelaskan salah satu contoh penggunaan larutan penyangga di ilmu pangan!

Sebagai bahan pengawet pangan, seperti :

a. Asam Laktat : Diperoleh melalui proses fermentasi, Digunakan untuk proses

pengemulsian produk pangan sehari-hari, dan pengembang di industri pangan.

b. Asam Asetat (Cuka) : Diperoleh melalui proses fermentasi secara sintesis, ditemukan

di dalam cuka, dan digunakan dalam bidang pangan sebagai penambah rasa.

c. Asam Malat : Ditemukan di dalam buah pisang, apel, tomat dan minuman berenergi.

Secara umum diproduksi secara industri dengan Maleat anhridrat sebagai bahan

dasarnya

d. Asam Fumarat : Dikenal memiliki rasa yang kuat saat disajikan di da lam makanan

sehingga sangat jarang penggunaannya dan memiliki tingkat kelarutan yang rendah di

dalam air. Diproduksi dengan mensintesis asam maleat sebagai bahan dasarnya.

e. Asam Fosfat : Dalam bentuk garamnya berguna untuk bubuk pengembang, agen

pengemulsi dan pemberi rasa untuk minuman bersoda tertentu

Page 10: Bab iii larutan penyangga

6. Sebanyak 50 mL larutan NH3 0,1 M (Kb = 10–5) dicampur dengan 100 mL larutan NH4Cl

0,5 M. Hitunglah pH larutan tersebut!

Pertama, mencari mol dari masing-masing larutan dengan menggunakan rumus molaritas,

MNH3 = 𝑛𝑁𝐻3

π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘› MNH4Cl =

𝑛𝑁𝐻4𝐢𝑙

π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›

0,1 = 𝑛𝑁𝐻3

0,05 0,5 M =

𝑛𝑁𝐻3

0,1

nNH3 = 0,005 = 5 x 10-3 nNH4Cl = 0,05 = 5 x 10-2

Kedua, mencari [OH-] dari campuran tersebut dengan menggunakan rumus,

[OH-] = 𝐾𝑏 π‘₯ π‘šπ‘œπ‘™ π‘π‘Žπ‘ π‘Ž π‘™π‘’π‘šπ‘Žβ„Ž

π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘š

= 10-5 π‘₯ 0,005

0,05

= 10-6

pOH = log[OH-]

= log[10-6]

= 6, maka pH = pKw – pOH

pH = 14 – 6

pH = 8

7. Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan 50 mL larutan

CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL larutan NaCH3COO 0,1 M. (KaCH3COOH = 1,8 Γ— 10–5)

Pertama, mencari mol dari masing-masing larutan dengan menggunakan rumus molaritas,

MCH3COOH = 𝑛𝐢𝐻3𝐢𝑂𝑂𝐻

π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘› MCH3COONa =

𝑛𝐢𝐻3πΆπ‘‚π‘‚π‘π‘Ž

π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›

0,1 = 𝑛𝐢𝐻3𝐢𝑂𝑂𝐻

0,05 0,1 M =

𝑛𝐢𝐻3πΆπ‘‚π‘‚π‘π‘Ž

0,05

nCH3COOH = 0,005 = 5 x 10-3 nCH3COOH = 0,005 = 5 x 10-3

Kedua, mencari [H+] dari campuran tersebut dengan menggunakan rumus,

[H+] = πΎπ‘Ž π‘₯ π‘šπ‘œπ‘™ π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š π‘™π‘’π‘šπ‘Žβ„Ž

π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘š

= 1,8 x 10-5 π‘₯ 0,005

0,005

= 1,8 x 10-5

pH = log[H+]

= log[1,8 x 10-5]

= 5 – log1,8

Page 11: Bab iii larutan penyangga

BAB 5. ANALISA PROSEDUR

Langkah Kerja :

Kalibrasi pH meter

Yang pertama dilakukan adalah menyiapkan pH meter dan larutan pH 7,00; pH

4,01 dan pH 9,21. Selanjutnya menghidupkan alat, lalu membilas elektrode dengan

menggunakan aquades, setelah itu mengeringkan dengan menggunakan tisu, pada saat

mengeringkan, gerakan tisu harus satu arah, mencelupkan elektrode dalam larutan pH

7 dan dipilih mode kalibrasi, menunggu selama 2-3 menit sampai pembacaan pH

stabil, diangkat dan dibilas elektrode dengan menggunakan aquades, mengeringkan

dengan menggunakan tisu, melakukan kegiatan yang sama untuk larutan dengan pH

4,01 dan pH 9,21

Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer

1. Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer NaCl 0,1 M

Pertama mengambil larutan NaCl 0,1 M sebanyak 70 ml menggunakan gelas ukur,

lalu diukur pH-nya menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi terlebih dahulu dan

menggunakan indikator pH universal berupa kertas lakmus, selanjutnya 70 ml larutan

NaCl 0,1 M dibagi ke dalam 3 gelas beker 100 ml dengan masing-masing gelas beker

terisi 20 ml larutan NaCl 0,1 M. Gelas beker I ditambahkan HCl 0,1 M sebanyak 10

ml, lalu dicampurkan dengan cara diaduk membentuk huruf w supaya terhomogenisasi

secara sempurna, selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH meter dan indikator

pH universal. Gelas beker II ditambahkan NaOH 0,1 M sebanyak 10 ml, lalu

dicampurkan dengan cara diaduk membentuk huruf w supaya terhomogenisasi secara

sempurna, selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH meter dan indikator pH

universal. Gelas beker III ditambahkan Aquades sebanyak 20 ml, lalu dicampurkan

dengan cara diaduk membentuk huruf w supaya terhomogenisasi secara sempurna,

selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH meter dan indikator pH universal.

2. Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer Asetat

(CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M)

Pertama mengambil larutan CH3COOH 0,1 M sebanyak 35 ml dan larutan

CH3COONa 0,1 M sebanyak 35 ml menggunakan gelas ukur, setelah itu

mencampurnya di dalam gelas beker 250 ml dengan cara diaduk, lalu diukur pH-nya

menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi terlebih dahulu dan menggunakan

indikator pH universal berupa kertas lakmus, selanjutnya 70 ml larutan campuran

Page 12: Bab iii larutan penyangga

tersebut dibagi ke dalam 3 gelas beker 100 ml dengan masing-masing gelas beker

terisi 20 ml larutan campuran. Gelas beker I ditambahkan HCl 0,01 M sebanyak 10

ml, lalu dicampurkan dengan cara diaduk membentuk huruf w supaya terhomogenisasi

secara sempurna, selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH meter dan indikator

pH universal. Gelas beker II ditambahkan NaOH 0,01 M sebanyak 10 ml, lalu

dicampurkan dengan cara diaduk membentuk huruf w supaya terhomogenisasi secara

sempurna, selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH meter dan indikator pH

universal. Gelas beker III ditambahkan Aquades sebanyak 20 ml, lalu dicampurkan

dengan cara diaduk membentuk huruf w supaya terhomogenisasi secara sempurna,

selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH meter dan indikator pH universal.

3. Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer Salmiak

(NH3 0,1 M + NH4Cl 0,1 M)

Pertama mengambil larutan NH3 0,1 M sebanyak 35 ml dan larutan NH4Cl 0,1 M

sebanyak 35 ml menggunakan gelas ukur, setelah itu mencampurnya di dalam gelas

beker 250 ml dengan cara diaduk, lalu diukur pH-nya menggunakan pH meter yang

telah dikalibrasi terlebih dahulu dan menggunakan indikator pH universal berupa

kertas lakmus, selanjutnya 70 ml larutan campuran tersebut dibagi ke dalam 3 gelas

beker 100 ml dengan masing-masing gelas beker terisi 20 ml larutan campuran. Gelas

beker I ditambahkan HCl 0,01 M sebanyak 10 ml, lalu dicampurkan dengan cara

diaduk membentuk huruf w supaya terhomogenisasi secara sempurna, selanjutnya pH

larutan di ukur menggunakan pH meter dan indikator pH universal. Gelas beker II

ditambahkan NaOH 0,01 M sebanyak 10 ml, lalu dicampurkan dengan cara diaduk

membentuk huruf w supaya terhomogenisasi secara sempurna, selanjutnya pH larutan

di ukur menggunakan pH meter dan indikator pH universal. Gelas beker III

ditambahkan Aquades sebanyak 20 ml, lalu dicampurkan dengan cara diaduk

membentuk huruf w supaya terhomogenisasi secara sempurna, selanjutnya pH larutan

di ukur menggunakan pH meter dan indikator pH universal.

Page 13: Bab iii larutan penyangga

BAB 6. FUNGSI REAGEN DAN ALAT

No. Alat dan Bahan Keterangan

1 Aquades

Bahan yang akan ditambahkan ke dalam gelas beker

III larutan buffer NaCl, buffer asetat dan buffer

salmiak.

2 Bulb Digunakan untuk menghisap larutan. Penggunanya di

pasang di ujung pipet ukur.

3 CH3COOH 0,1 M Bahan utama dalam pembuatan larutan buffer asetat.

4 CH3COONa 0,1 M

5 Gelas beker 100 ml dan 250 ml

Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala,

namun ralatnya cukup besar). Digunakan untuk

tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan

larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau

untuk memekatkan.

6 Gelas ukur

Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam

bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia

bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan

untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas.

Perhatikan meniscus pada saat pembacaan skala.

7 HCl 0,01 M Bahan yang akan ditambahkan ke dalam gelas I

larutan buffer NaCl, buffer asetat dan buffer salmiak.

8 NaCl 0,1 M Bahan utama dalam pembuatan larutan buffer NaCl.

9 NaOH 0,01 M Bahan yang akan ditambahkan ke dalam gelas beker II

larutan buffer NaCl, buffer asetat dan buffer salmiak.

10 NH3 0,1 M Bahan utama dalam pembuatan larutan buffer salmiak.

11 NH4Cl 0,1 M

12 Kertas lakmus Indikator pH universal.

13 Pipet tetes

Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan

ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya

ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam

skala tetesan kecil.

14 Pengaduk gelas Digunakan untuk mengaduk larutan, campuran, atau

mendekantir (memisahkan larutan dari padatan).

Page 14: Bab iii larutan penyangga

15 pH meter

Indikator pH modern yang mengukur pH dari suatu

cairan melalui probe/elektrode yang terhubung ke

meteran elektronik dan menampilkan pH

16 Pipet ukur 1 ml dan 10 ml

Pipet ini memiliki skala, digunakan untuk mengambil

larutan dengan volume tertentu. Gunakan bulb atau

karet penghisap untuk menyedot larutan, jangan

dihisap dengan mulut.

Page 15: Bab iii larutan penyangga

BAB 7. ANALISA HASIL

1. Analisa hasil pembuatan dan pengujian larutan NaCl 0,1 M

pH dari larutan NaCl 0,1 M saat di uji menggunakan pH meter adalah 7,71 dan kertas

lakmus menunjukan tetap berwarna merah

1.1 20 ml NaCl 0,1 M + 10 ml HCl 0,01 M

pH = pH awal - log [𝐺𝐴𝑅𝐴𝑀 ]

[𝐴𝑆𝐴𝑀 ]

pH = 7,71 - log 0,007

0,0001

pH = 7,71 – 1,845

pH = 5,86 (Cairns, 2008)

1.2 20 ml NaCl 0,1 M + 10 ml NaOH 0,01 M

pH = pH awal + log [𝐺𝐴𝑅𝐴𝑀 ]

[𝐡𝐴𝑆𝐴]

pH = 7,71 + log 0,007

0,0001

pH = 7,71 + 1,845

pH = 9,55 (Cairns, 2008)

1.3 20 ml NaCl 0,1 M + 20 ml Aquades

pH yang diperoleh dari pengenceran larutan buffer NaCl dengan penambahan

aquades adalah 8,45 dan kertas lakmus tetap berwarna merah

2. Analisa hasil pembuatan dan pengujian larutan CH3COOH 0,1 M + CH3COONa

0,1 M

Rumus untuk mencari pH awal :

MCH3COOH = 𝑛𝐢𝐻3𝐢𝑂𝑂𝐻

π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘› MCH3COONa =

𝑛𝐢𝐻3πΆπ‘‚π‘‚π‘π‘Ž

π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›

0,1 = 𝑛𝐢𝐻3𝐢𝑂𝑂𝐻

0,035 0,1 M =

𝑛𝐢𝐻3πΆπ‘‚π‘‚π‘π‘Ž

0,035

nCH3COOH = 0,0035 = 35 x 10-5 nCH3COOH = 0,0035 = 35 x 10-5

[H+] = πΎπ‘Ž π‘₯ π‘šπ‘œπ‘™ π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š π‘™π‘’π‘šπ‘Žβ„Ž

π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘š

= 1,8 x 10-5 π‘₯ 0,0035

0,0035

= 1,8 x 10-5

pH = log[H+]

= log[1,8 x 10-5]

= 5 – log1,8 = 4,74 (Sunarya, 2010)

Page 16: Bab iii larutan penyangga

2.1 20 ml (CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M) + 10 ml HCl 0,01 M

1) Sebelum pencampuran, larutan penyangga asetat akan terionisasi membentuk

ion CH3COO-, H+ dan Na+.

2) Penambahan HCl pada larutan penyangga asetat akan mengakibatkan jumlah

ion H+ bertambah banyak.

3) Sehingga diperoleh persamaan

H+ = πΎπ‘Ž π‘₯ [𝐴𝑆𝐴𝑀 ]

[𝐺𝐴𝑅𝐴𝑀 ]

H+ = 1,8 x 10-5 π‘₯ 0,0036

0,0035

H+ = 1,8514

4) pH = 4,74 – log[H+]

= 4,74 – log[1,8514]

= 4,74 – 0,26

= 4,48(Salirawati, 2008)

2.2 20 ml (CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M) + 10 ml NaOH 0,01 M

pH = pKa + log [𝐺𝐴𝑅𝐴𝑀 ]

[𝐴𝑆𝐴𝑀 ]

pH = 4,74 + log 0,0035+0,0001

0,0035βˆ’0,0001

pH = 4,74 + log 0,0036

0,0034

pH = 5 (Cairns, 2008)

2.3 20 ml (CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M) + 20 ml Aquades

pH yang diperoleh dari pengenceran larutan buffer asetat dengan penambahan

aquades adalah 3,85 dan kertas lakmus tetap berwarna merah

3. Analisa hasil pembuatan dan pengujian larutan NH3 0,1 M + NH4Cl 0,1 M

Rumus untuk mencari pH awal :

MNH3 = 𝑛𝑁𝐻3

π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘› MNH4Cl =

𝑛𝑁𝐻4𝐢𝑙

π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›

0,1 = 𝑛𝑁𝐻3

0,035 0,1 M =

𝑛𝑁𝐻3

0,035

nNH3 = 0,0035 = 35 x 10-4 nNH4Cl = 0,0035 = 35 x 10-4

Kedua, mencari [OH-] dari campuran tersebut dengan menggunakan rumus,

[OH-] = 𝐾𝑏 π‘₯ π‘šπ‘œπ‘™ π‘π‘Žπ‘ π‘Ž π‘™π‘’π‘šπ‘Žβ„Ž

π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘š

= 10-5 π‘₯ 0,0035

0,0035

Page 17: Bab iii larutan penyangga

= 10-5

pOH = log[OH-]

= log[10-5]

= 5, maka pH = pKw – pOH

pH = 14 – 5

pH = 9 (Sunarya, 2010)

3.1 20 ml (NH3 0,1 M + NH4Cl 0,1 M) + 10 ml HCl 0,01 M

pOH = pKb + log [𝐺𝐴𝑅𝐴𝑀 ]

[𝐡𝐴𝑆𝐴 ]

pOH = 5 + log 0,0035 +0,0001

0,0035 βˆ’0,0001

pOH = 5 + log 0,0036

0,0034

pOH = 5,02 maka pH = 8,88 (Cairns, 2008)

3.2 20 ml (NH3 0,1 M + NH4Cl 0,1 M) + 10 ml NaOH 0,01 M

1) Sebelum pencampuran, larutan penyangga asetat akan terionisasi membentuk

ion CH3COO-, H+ dan Na+.

2) Penambahan HCl pada larutan penyangga asetat akan mengakibatkan jumlah

ion H+ bertambah banyak.

3) Sehingga diperoleh persamaan

[OH+] = 𝐾𝑏 π‘₯ [𝐡𝐴𝑆𝐴]

[𝐺𝐴𝑅𝐴𝑀 ]

[OH+] = 10-5 π‘₯ 0,0036

0,0035

[OH+] = 1,0285

4) pH = 9 – log[OH+]

= 9 – log[1,0285]

= 9 – (-1,5451)

= 10,5451 (Salirawati, 2008)

3.3 20 ml (NH3 0,1 M + NH4Cl 0,1 M) + 20 ml Aquades

pH yang diperoleh dari pengenceran larutan buffer salmiak dengan penambahan

aquades adalah 11,25 dan kertas lakmus berwarna biru

Page 18: Bab iii larutan penyangga

BAB 8. KESIMPULAN

Sifat dari larutan penyangga adalah pH larutan yang hanya berubah sedikit pada

penambahan sedikit asam kuat. Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang

dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugasinya ataupun oleh basa lemah

dengan asam konjugasinya. Dalam membuat larutan buffer harus diperhatikan bahan – bahan

yang akan digunakan, untuk membuat buffer asetat, diperlukan 35 ml CH3COOH 0,1 M + 35

ml CH3COONa 0,1 M, untuk membuat buffer salmiak, diperlukan 35 ml NH3 0,1 M + 35 ml

NH4Cl 0,1 M. Dalam percobaan yang dilakukan oleh kelompok praktikan, percobaan pertama

terdapat kesalahan yaitu berupa kekeliruan pengambilan konsentrasi bahan yang akan

ditambahkan sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan pH yang drastis sehingga tidak

sesuai dengan prinsip dari larutan penyangga itu sendiri. pH meter adalah alat ukur pH

modern yang menggunakan katode untuk mengukur pH yang terhubung ke neteran elektronik

dan menampilkan pH

Komponen Nilai

Pre-test

Aktivitas

Hasil dan Pembahasan

Page 19: Bab iii larutan penyangga

DAFTAR PUSTAKA

Craig, Bruce D, David S. Anderson. 2004. Handbook of Corrosion Data. New York: ASM

International.

Cairns, Donald. 2008. Intisari Kimia Farmasi, Ed.2. Jakarta: EGC

Esvandiari. 2009. KIMIA. Jakarta: PT. Niaga Swadaya.

Komarudin, Omang. 2010. Ringkasan Lengkap Kimia. Jakarta: Cmedia.

Oxtoby, David W. 2004. Prisnip-2 Kimia Modern/1 Ed.4. Jakarta: Erlangga.

Salirawati, Das. 2008. KIMIA. Bandung: Grasindo.

Sunarya, Yayan. 2010. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT. Grafindo Media

Pratama.

Sutresna, Nana. 2007. KIMIA. Bandung: PT. Grafindo Media Pratama.

Troy, David B. 2006. Remington. Philadelphia : Wolters Kluwer Health.

Watson, David G. 2012. Pharmaceutical Analysis. USA: Elsevier Health Sciences.