laporan praktikum limnologi
DESCRIPTION
sungai sengkareng pekalonganTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI
EKOSISTEM TAMBAK
Disusun oleh :
M. Zainudin ( 10.0561.C )
Tonny bachtiar ( 10.0558.C )
Harun susanto ( 10.0553.C )
PROGRAM STUDI BUDI DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul
“LINMOLOGI SUNGAI SENGKARANG” tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada para asisten dosen
Limnologi karena telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga laporan ini
dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini terdapat kekurangan
baik dari segi penyusunan, bahasa serta materi yang terdapat di dalamnya. Oleh
karena itu penulis menerima kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
laporan praktikum dimasa yang akan datang.
Pekalongan, 12 Mei 2012
Penulis
I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Limnologi didefinisikan sebagi ilmu yang mempelajari lingkungan perairan
darat (misalnya danau, situ, waduk, rawa, sungai, dan lahan basah), terdiri atas
komponen biotik dan abiotik, serta pngung kapan proses-proses interaksi
diantara komponen-komponen itu (Hehanusa, 2001).
Air merupakan pokok bagi kehidupan dan secara keseluruhan
mendominasi komposisi kimia dari semua organisme. Terdapatnya dimana-
mana dalam biota sebagai tumbuhan metabolisme biokimia dan mempunyai
sifat kimia serta fisika yang unik.
Perairan umum merupakan bagian permukaan bumi yang secara
permanen berkala digenangi air, baik air tawar, payau, dan laut yang dihitung
dari garis pasang surut terendah kearah daratan dan badan air tersebut
terbentuk terbentuk secara alami maupun buatan.
Pengidentifikasi kelayakan kualitas sumber air untuk budidaya dapat
dilakukan dengan cara mengamati keadaan limnologi sumber air dari segi fisika
kimia air dan keadaan biota yang berada disekitarnya.
Daerah aliran Sungai Sengkarang adalah salah satu daerah aliran sungai
yang berada di Wilayah Kabupaten Pekalongan. Sungai Sengkarang dengan
panjang 51,50 km mengalir dari selatan ke utara dan bermuara di Laut Jawa.
Sungai Sengkarang mempunyai dua anak sungai dihulunya yang terletak di
Kecamatan Petungkriyono dan Lebakbarang. Kedua anak sungai tersebut
kemudian menyatu di daerah perbatasan antara Kecamatan Wonopringgo dan
Kedungwuni. Bagian hulu Sungai Sengkarang adalah kawasan hutan lindung
dan pertanian,bagian tengah Sungai Sengkarang adalah kawasan permukiman,
pertanian, pertambangan non mineral, perikanan dan industri, sedangkan bagian
hilir Sungai Sengkarang adalah kawasan permukiman dan perikanan.
Sejalan dengan kegiatan pembangunan ekonomi di Kabupaten
Pekalongan telah terjadi peningkatan kegiatan penduduk baik dalam hal industri,
pertanian maupun pemukiman, yang menyebabkan peningkatan buangan
limbah. Selama ini daerah aliran sungai dijadikan lokasi pembuangan limbah
dari aktifitas – aktifitastersebut. Dari hal tersebut dapat diperkirakan bahwa telah
terjadi penurunankualitas perairan di daerah aliran sungai tersebut. Sebagian
besar kualitas air di sungai-sungai yang melewati zona industri (Sungai
Sengkarang, Sungai Meduri, Sungai Mrican, Sungai Slempeng, Sungai
Kangkung, Sungai Sragi Lama dan Sungai Srakalan) telah tercemar.
Pemantauan PROKASIH tahun 1997 menunjukkan 97,33 % parameter BOD5
tidak memenuhi Kriteria Mutu Air Kelas II menurut PP No. 82 Tahun 2001. Untuk
parameter COD, 77,33 % sampel air sungai yang dipantau tidak memenuhi
Kriteria Mutu Air Kelas II, sedangkan untuk parameter TDS dan TSS masing-
masing 24 % dan 16 % sample air sungai yang dipantau tidak memenuhi Kriteria
Mutu Air Kelas II (Kantor Lingkungan Hidup Pekalongan tahun 2007).
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka hal sangat mendesak yang perlu
dilakukan saat ini adalah mengidentifikasi kondisi kualitas perairan di DAS
Sengkarang Kabupaten Pekalongan, kemudian menemukan strategi
pengelolaan perairan di DAS Sengkarang Kabupaten Pekalongan. Kondisi ini
jika tidak segera di tangani, kerusakan lingkungan di daerah aliran sungai ini
akan semakin komplek dan berdampak buruk bagi kehidupan manusia maupun
bagi ekosistem daerah aliran sungai itu sendiri. Penelitian ini penting sebagai
upaya untuk menjaga dan memulihkan kondisi kualitas perairan di DAS
Sengkarang agar berfungsi pada kondisi alamiahya sehingga dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang
diinginkan dan tetap terjaga kelestarian sumber daya daerah aliran sungai ini.
1.2.Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan pada latar belakang sebagaimana diuraikan di atas, maka penulis
dapat merumuskan tujuan penelitian yaitu :
1. Mengkaji kegiatan yang berpotensi menimbulkan atau memberikan beban
pencemaran perairan ke Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan.
Manfaat dari studi ini adalah agar pihak – pihak yang berkepentingan dapat
memperoleh gambaran mengenai kondisi kualitas perairan Sungai Sengkarang
dan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam pengelolaan perairan pada DAS
Sengkarang di Kabupaten Pekalongan, oleh karena itu manfaat yang dapat
diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Akademik : sebagai karya ilmiah terutama bagi pengembangan ilmu
pengetahuan atau referensi bagi penelitian kualitas perairan Sungai
Sengkarang di Kabupaten Pekalongan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini mata air, sungai, rawa, danau,
situ, waduk, dan muara. Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air
sehingga tercapai kualitas yang diinginkan sesuai fungsi peruntukannya untuk
menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisis alamiahnya. Pengendalian
pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran
air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan
baku mutu air. Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau di uji
berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku Baku mutu air adalah ukuran
batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau
harus ada atau unsur pencemar yang di tenggang keberadaan nya di dalam
air.Kriteria mutu air adalah tolak ukur mutu air untuk setiap kelas air.
2.2. Parameter Pengukuran Kualitas Air
1. Suhu
variabel lingkungan penting untuk organisme akuatik
rentang toleransi serta suhu optimum kultur berbeda untuk setiap jenis /
spesies ikan, hingga stadia pertumbuhan yang berbeda
suhu dapat mempengaruhi aktivitas makan ikan
peningkatan suhu peningkatan aktivitas metabolisme ikan
penurunan gas (oksigen) terlarut
efek pada proses reproduksi ikan
ekstrim: kematian kultur.
Suhu ~ peningkatan selera makan ikan
~ pertumbuhan ikan
~ kekentalan / viskositas air
~ berkaitan dengan DO (berbanding terbalik)
~ berkaitan dengan konsumsi O2(berbanding lurus).
Pergantian / pencampuran air –mengurangi pengaruh suhu tinggi.
Kisaran optimal suhu (umum) : 28-32°C, konsumsi oksigen mencapai 2,2
mg/g berat tubuh/jam.
Pada suhu rendah (<25°C), konsumsi oksigen meningkat; 3,2 mg/g berat
tubuh/jam.
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer dengan skala
°C.
2. pH
Derajat keasaman air pH = -log (H)+, ukuran konsentrasi ion Hidrogen (mol
per Liter), menunjukkan suasana asam atau basa suatu perairan.
Catatan.
Air (H2O) berasosiasi sempurna –ion H+dan OH-berimbang
pH air murni = 7.
Semakin tinggi konsentrasi ion H+ konsentrasi ion OH-rendah
pH <7
pH asam
Berkaitan dengan proses fotosintesis dan respirasi organisme
CO2 + H2O H2CO3H++ HCO32H++ CO32-.
Semakin banyak CO2 yang dihasilkan dari respirasi
reaksi bergerak ke kanan
pelepasan ion H+ pH air turun (cenderung asam).
Penurunan / penggunaan CO2 dalam fotosintesis oleh fitoplankton
pH air naik (cenderung basa)
pH rendah (keasaman tinggi) penurunan oksigen terlarut
konsumsi oksigen menurun
peningkatan aktivitas pernapasan
penurunan selera makan
Rentang toleransi pH : 6.5 –9.0
pH optimal: 7.0 –8.5
Fotosintesis (siang hari) menggunakan CO2
Respirasi (siang –malam) menghasilkan CO2
CO2 terlarut tinggi pada malam hari (pH cenderung rendah)
Mengukur pH dengan cara menggunakan kertas lakmus atau dapat juga
menggunakan pH pen ataupun pH meter.
3. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/ DO)
Kelarutan suatu gas pada cairan merupakan karakteristik dari gas tersebut
sendiri dan dipengaruhi oleh tekanan, ketinggian suatu tempat, suhu dan
salinitas. Setiap kenaikan 100 m dpl, tekanan atmosfer menurun 8-9 mmHg, dan
kelarutan gas menurun 1,4 %. Kelarutan oksigen di medium cair menurun seiring
dengan naiknya suhu dan banyaknya mineral yang terlihat di medium tersebut.
Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh:
1. Suhu air
2. Tekanan atmosfir
3. Kandungan garam-garam terlarut
4. Kualitas pakan
5. Aktivitas biologi perairan (Reid & Wood,1976 dalamKoestawa,1989).
Oksigen dalam perairan berasal dari difusi O2dari atmosfer serta aktivitas
fotosintesis oleh fitoplankton maupun tanaman lainnya.
Kebutuhan oksigen pada ikan bergantung:
Kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu
Kebutuhan konsumtif ~ metabolisme tubuh ikan
Fungsi oksigen:
1.Peranan dalam pembakaran bahan bakarnya (makanan)
2.Untuk dapat melakukan aktivitas (berenang, reproduksi, pertumbuhan).
Ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan:
-Aktivitas ikan
-Konversi pakan
-Laju pertumbuhan
Pada kondisi DO <4 ppm, ikan masih mampu bertahan hidup namun
pertumbuhan menurun (tidak optimal). Rentang tingkat DO optimal: ≥5 ppm.
Rentang tingkat DO untuk pemeliharaan intensif: 5-8 ppm.
Fotosintesis siang hari
peningkatan kandungan oksigen terlarut
~ keadaan cahaya / intensitas matahari
~ kedalaman air
~ kepadatan plankton
Konsentrasi oksigen menurun pada sore / malam hari (laju respirasi lebih
dominan dibandingkan laju fotosintesis). Untu mengetahui kadar oksigen dalam
air dapat diukur dengan menggunakan alat DO meter digital ataupun titrasi.
4. Salinitas
Konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam air laut,
Konsentrasi garam-garam dalam air laut jumlahnya relatif sama. Beberapa
jenis ikan memiliki kisaran toleransi salinitas yang luas (bandeng, kakap, nila,
mujair).
Pengubahan salinitas air dapat dilakukan dengan cara penggantian air
dan penambahan air tawar. Untuk air tawar (fresh water) salinitas berkisar
antara < 0,5. Mengukur kadar salinitas air dapat menggukan refaktometer dan
salinometer.
5. Kecerahan
Tingkat kecerahan menyatakan tingkat cahaya yang diteruskan ke
dalam kolom air dan dinyatakan dalam persentase (%), dari beberapa
panjang gelombang yang ada yang jatuh agak lurus pada permukaan air.
Kemampuan penetrasi cahaya matahari dipengaruhi kekeruhan air:
-suspensi dalam air (lumpur)
-planktonik ; jasad renik
-warna air.
Fitoplankton terdiri dari berbagai spesies dengan karakter morfologis
(warna) masing-masing.
Warna air hijau tua, didominasi Cyanophyceae, Microcystis, Anabaena
Warna air hijau muda, didominasi Chlorophyta
Warna air hijau kecoklatan, didominasi diatom (kelas Bacillariophyta)
Warna air coklat kemerahan, didominasi diatom (kelas Dinoflagellata).
Pengukuran tingkat kecerahan air menggunakan ‘Secchi disc’.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan praktikum limnologi dilakukan pada hari Kamis tanggal 26
April 2012 pada pukul 07.00 s/d selesai disungai sengkareng karanganyar kab.
Pekalongan dan dilaboratorium Limnologi fakultas perikanan Unikal.
3.2. Bahan dan Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum limnologi di sungai sengkareng
karanganyar kab. Pekalongan.
dapat dilihat pada table dibawah ini :
Table 1. Alat dan bahan pada praktikum lapangan sungai sengkareng
No Nama Alat Kegunaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Thermometer
Ember 10 liter
D.O meter
Salinometer
Ph meter
Kayu
Meteran
Sessidisk
Alat tulis
Botol sampel
Planktonet
Plastic
Karet gelang
Untuk mengukur suhu lingkungan
Tempat mengambil sampel air sungai
Alat untuk mengukur kadar oksigen
Mengukur salinitas air sungai
Mengukur pH air
Untuk mengukur kedalaman sungai
Untuk menghitung kedalaman sungai
Mengukur kecerahan sungai
Mencatat hasil praktikum
Tempat sampel plankton
Mengambil plankton
wadah untuk sampel air sungai
Untuk mengikat plstik plankton agar kuat
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21
22..
23.
24.
25.
26.
Formalin
Pipet tetes
Mikroskop
Sadgewick rafter
Cover glass
Tali raffia
Aquadest
Steroform
Stopwatch
Refaktometer
Tisu
Penggaris
Kaca lup
Mengawetkan plankton
Mengambil formalin
Mengamatiplankton
Tempat meletakkan sampel plankton
Penutup sampel plankton dengan sedgewick rafter
Tali pada sessidisk
Mencuci sadgewick rafter dan coverglass
Alat untuk kuat arus
Alat untuk menghitung kuat arus
Alat untuk mengukur kadar garam
Alat untuk membersihkan alat yang basah
Alat untuk mengukur kedalaman
Alat untuk memperbesar benda
3.3. Metode Pengamatan
Metode yang digunakan dalam praktikum limnologi adalah metode survey, yaitu
dengan melakukan kegiatan peninjauan, pengamatan dan pengukuran serta
pengambilan data dan informasi melalui pengamatan langsung dilapangan.
3.4. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur praktikum yang dilakukan oleh praktikan adalah berdasarkan
atas petunjuk asisten dosen, yakni:
Melakukan sistensi sebelum praktikum.
Menyiapkan peralatan praktikum.
Menentukan 3 (hulu,tengah, dan hilir) stasiun untuk dilakukan
pengambilan data.
Melakukan pengambilan data dan pengamatan.
Mengambil sampel air.
Melakukan pengamatan dilaboratorium limnologi fakultas perikanan
Unikal.
Membuat laporan praktikum.
Responsi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil pengamatan
Gambar 1. Lokasi praktikum limnologi di sungai sengkareng
Dari hasil pengamatan selama praktikum didapatkan data bahwa suhu
wilayah tersebut adalah 27oC dengan pH 7. Beberapa jenis biota yang berada
pada suatu perairan sungai sengkareng karanganyar kab. Pekalongan ,
diantaranya adalah :
Semut anggang-anggang kembang mpig-mpigan
ikan sili rerumputan kupu-kupu
Pohon mangga pohon pisang
Bunga kamboja pohan sengon
Burung walet
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan data :
Hasil pengamatan yang pertama dari jam 07:00 s/d 10:00
1) Stasiun hulu dari jam 07:00 s/d jam 08:00
NO DATA HASIL
1. PH 7
2. SALINITAS 0
3. SUHU 270
4. KECERAHAN 70 cm
5. KECEPATAN ARUS 12,23 detik
6. DO 4,1
7. WARNA JERNIH
8. BAU TAK BAU
Ada beberapa biota yang ditemukan dalam perairan tersebut diantaranya
adalah :
Biota hewan
Semut
Anggang-anggang
Burung walet
Kupu-kupu
Ikan sili
Biota tumbuhan
Tanaman mangga
Tanaman sengon
Tanaman alang-alang
Tanaman bunga kamboja
Rumput
2) Stasion tengah dari jam 08:00s/d 09:00
NO DATA HASIL
1. PH 7
2. SALINITAS 0
3. SUHU 260
4. KECERAHAN 70 cm
5. KECEPATAN ARUS 04,6 detik
6. DO 4,8
7. WARNA JERNIH
8. BAU TAK BAU
Ada beberapa biota yang ditemukan dalam peraira tersebut diantaranya
adalah :
Biota hewan
Semut
Anggang-anggang
Burung walet
Kupu-kupu
Ikan sili
Biota tumbuhan
Tanaman mangga
Tanaman pisang
Tanaman sengon
Tanaman alang-alang
Tanaman bunga kamboja
Rumput
Stasion hilir dari jam 09:00 s/d 10:00
NO DATA HASIL
1. PH 7
2. SALINITAS 0
3. SUHU 270
4. KECERAHAN 70 cm
5. KECEPATAN ARUS 12,23 detik
6. DO 4,1
7. WARNA JERNIH
8. BAU TAK BAU
Ada beberapa biota yang ditemukan dalam perairan tersebut diantaranya
adalah :
Biota hewan
Semut
Anggang-anggang
Burung walet
Kupu-kupu
Ikan sili
Biota tumbuhan
Tanaman mangga
Tanaman pace
Tanaman pisang
Tanaman sengon
Tanaman alang-alang
Rumput
Hasil pengamatan yang kedua dari jam 14:00 s/d 17:00
1) Stasiun hulu dari jam 14:00 s/d jam 15:00
NO DATA HASIL
1. PH 7
2. SALINITAS 0
3. SUHU 290
4. KECERAHAN 70 cm
5. KECEPATAN ARUS 10,21 detik
6. DO 4,1
7. WARNA JERNIH
8. BAU TAK BAU
Ada beberapa biota yang ditemukan dalam peraira tersebut diantaranya
adalah :
Biota hewan
Semut
Anggang-anggang
Burung walet
Kupu-kupu
Ikan sili
Biota tumbuhan
Tanaman mangga
Tanaman sengon
Tanaman alang-alang
Tanaman bunga kamboja
Rumput
2) Stasion tengah dari jam 15:00s/d 16:00
NO DATA HASIL
1. PH 7
2. SALINITAS 0
3. SUHU 290
4. KECERAHAN 70 cm
5. KECEPATAN ARUS 03,9 detik
6. DO 4,8
7. WARNA JERNIH
8. BAU TAK BAU
Ada beberapa biota yang ditemukan dalam perairan tersebut diantaranya
adalah :
Biota hewan
Semut
Anggang-anggang
Burung walet
Kupu-kupu
Ikan sili
Biota tumbuhan
Tanaman mangga
Tanaman pisang
Tanaman sengon
Tanaman alang-alang
Tanaman bunga kamboja
Rumput
3) Stasion hilir dari jam 16:00 s/d 17:00
NO DATA HASIL
1. PH 7
2. SALINITAS 0
3. SUHU 270
4. KECERAHAN 70 cm
5. KECEPATAN ARUS 11,21 detik
6. DO 4,1
7. WARNA JERNIH
8. BAU TAK BAU
Ada beberapa biota yang ditemukan dalam perairan tersebut diantaranya
adalah :
Biota hewan
Semut
Anggang-anggang
Burung walet
Kupu-kupu
Ikan sili
Biota tumbuhan
Tanaman mangga
Tanaman pace
Tanaman pisang
Tanaman sengon
Tanaman alang-alang
Rumput
Ditemukan beberapa jenis plankton diantaranya :
a. Volvox
b. Chloroccum
c. Mougeotia sp.