jurnal limnologi -2 analisis kualitas air-

36
ANALISIS KUALITAS AIR Carissa Paresky Arisagy 12 / 334991 / PN / 12981 Manajemen Sumberdaya Perikanan Intisari Kualitas air merupakan bagian terpenting dalam pengelolaan sumberdaya air. Kualitas air dalam hal ini mencakup faktor- faktor fisik, kimia, dan biologi. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia, perikanan, pertanian, industri, rekreasi, dan pemanfaatan lainnya. Praktikum analisis kualitas air ini dilaksanakan di kolam Jurusan Perikanan UGM serta di danau Lembah UGM pada tangga 2 November 2013. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan (kualitas) perairan di kawasan kolam Jurusan Perikanan dan danau Lembah UGM berdasarkan parameter fisika, kimia dan biologi. Metode yang digunakan adalah pengamatan dan pengambilan data parameter fisik, kimia, dan biologi yang terbagi dalam dua lokasi yaitu danau dan kolam. Kondisi periran yang paling baik adalah perairan danau, sebab nilai-nilai parameter danau cenderung lebih optimum dibandingkan dengan kolam. Kata kunci : biologi, danau, fisik, kimia, kolam, kualitas PENDAHULUAN Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan

Upload: carissa-paresky-arisagy

Post on 26-Dec-2015

687 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-Lagi2 maaf para asisten limnologi , aku mau bagi2 referensi gratis :D , klo ada yang salah *cmiiw, semoga bermanfaat untuk para praktikan galau. Mohon jangan asal copas , jadikan saja sebagai referensi ;-)-Perikanan UGM-

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

ANALISIS KUALITAS AIR

Carissa Paresky Arisagy

12 / 334991 / PN / 12981

Manajemen Sumberdaya Perikanan

Intisari

Kualitas air merupakan bagian terpenting dalam pengelolaan sumberdaya air. Kualitas air

dalam hal ini mencakup faktor-faktor fisik, kimia, dan biologi. Faktor-faktor tersebut

mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia, perikanan, pertanian, industri,

rekreasi, dan pemanfaatan lainnya. Praktikum analisis kualitas air ini dilaksanakan di kolam

Jurusan Perikanan UGM serta di danau Lembah UGM pada tangga 2 November 2013. Tujuan

praktikum ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan (kualitas) perairan di kawasan

kolam Jurusan Perikanan dan danau Lembah UGM berdasarkan parameter fisika, kimia dan

biologi. Metode yang digunakan adalah pengamatan dan pengambilan data parameter fisik,

kimia, dan biologi yang terbagi dalam dua lokasi yaitu danau dan kolam. Kondisi periran

yang paling baik adalah perairan danau, sebab nilai-nilai parameter danau cenderung lebih

optimum dibandingkan dengan kolam.

Kata kunci : biologi, danau, fisik, kimia, kolam, kualitas

PENDAHULUAN

Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan

suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan

untuk kepentingan hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Sumberdaya air

harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik. Oleh manusia dan makhluk

hidup lainnya. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana

dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang.

Memperhatikan dan menyadari pentingnya sumberdaya air, maka dirasa perlu untuk

dilakukan peningkatan pemahaman mengenai kualitas air melalui praktikum Limnologi

“Analisis Kualitas Air”.

Danau adalah suatu badan air alami yang selalu tergenang sepanjang tahun dan

memiliki kualitas air tertentu yang beragam dari suatu danau ke danau lain, serta mempunyai

produktivitas biologi yang tinggi (Satari, 2000). Kualitas air dalam hal ini mencakup faktor-

faktor fisik, kimia, dan biologi. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi ketersediaan air

Page 2: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

untuk kehidupan manusia, perikanan, pertanian, industri, rekreasi dan pemanfaatan lainnya

(Asdak, 1995). Pengaruh kualitas air sangat besar bagi kehidupan organisme perairan. Selain

itu, kualitas air juga berpengaruh pada siklus hidup dari organisme yang ada di lingkungan.

Adanya kondisi yang kurang baik pada keadaan kualitas air akan dapat memperlama siklus

hidup dari organisme yang bersangkutan (Odum, 1993). Faktor lingkungan yang berperan

aktif dalam menunjang kehidupan dalam air menurut Sumawidjaja (1990) adalah faktor fisik,

kimia, biologi. Di dalam usaha perikanan, manajemen kualitas air diperlukan untuk mencegah

aktivitas manusia yang mempunyai pengaruh merugikan terhadap kualitas air dan produksi

ikan (Widjanarko, 2005).

Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum analisis kualitas air yakni untuk

mengetahui kualitas air kolam Jurusan Perikanan dan danau Lembah UGM. Di samping itu,

praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pengambilan sampel untuk diuji kualitas

airnya. Selain itu, praktikum ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antar parameter

kualitas air.

METODOLOGI

Praktikum analisis kualitas air ini dilakukan di dua tempat yang berbeda, yaitu kolam

Jurusan Perikanan serta danau Lembah UGM, pada tanggal 2 November 2013. Praktikum inin

dilaksanakan sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB. Adapun alat yang digunakan

pada praktikum kali ini meliputi termometer, secchi disk, pipet tetes, erlenmeyer, pH meter,

botol oksigen, kertas label, pipet ukur, kempot, ember, botol film, sedgwick rafter, mikroskop,

plankton net, plastik, botol air mineral dan gelas ukur. Sementara bahan yang digunakan

antara lain larutan KI alkalin, MnSO4, H2SO4, Na2S2O3, NaOH, indicator amilum, indikator

MO, reagen oksigen, indicator phenolpthelein, formalin 4% dan aqudest.

Parameter yang diamati pada praktikum kali ini meliputi parameter fisik, kimia dan

biologi. Parameter fisik meliputi TSS, kecerahan, suhu air, dan suhu udara. Pengamatan

parameter kimia meliputi DO, CO2 bebas, pH, alkalinitas, BOD5 serta BO. Sedangkan

pengamatan parameter biologi meliputi densitas dan diversitas plankton.

Prinsip kerja dalam praktikum analisis kualitas air ini adalah dengan pengamatan,

pengukuran serta pehitungan secara langsung terhadap parameter-parameter perairan.

Pengukuran suhu dan pH dilakukan secara langsung dengan menggunakan termometer dan

pH meter. Pengukuran kecerahan dilakukan dengan pengukuran dengan menggunakan secchi

disk.kecerahan ditentukan dengan rumus a+b

2 . Kandungan O2 terlarut (DO) ditentukan

Page 3: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

dengan menggunakan metode Winkler dengan rumus, DO=100050

x volume x1 x 0,1 (mg/l).

Pengukuran TSS dilakukan dengan pengambilan sampel. Pengukuran CO2 bebas dilakukan

dengan metode alkalimetri dengan rumus CO2=1000

50x volume x1 (mg/l). Alkalinitas

ditentukan melalui titrasi dan dilakukan perhitungan dengan rumus CO32- + HCO3

- di mana

CO3

2−¿= 100050

x volumtitran1 x1 ¿ dan HCO3

−¿= 100050

xvolum titran2 x1 ¿ BOD5 diukur dan ditentukan dengan

menganalisis BOD0hari serta BOD5hari. BOD5 ditentukan dengan rumus

BOD5=100050

x (b – a) x1 x0,1 di mana b merupakan volume titran BOD5hari dan a merupakan

volume titran BOD0hari. Pengukuran densitas dan diversitas plankton dilakukan dengan metode

pengambilan sampel yang kemudian diamati dengan bantuan sedgwick rafter dan mikroskop.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum kali ini dilaksanakan di dua lokasi pengamatan, yaitu kolam Jurusan

Perikanan UGM serta danau Lembah UGM. Kondisi lingkungan kolam Jurusan Perikanan

UGM tampak rapi dan hijau di sekelilingnya, sebab ditumbuhi beberapa vegetasi seperti

pohon dan rerumputan yang tertata rapi. Kolam perikanan yang digunakan dalam praktikum

kali ini merupakan kolam semi intensif dimana kolam tersebut dasarnya masih berupa tanah

alami sementara dindingnya sudah berupa bangunan permanen dari semen. Air dalam kolam

tersebut tampak berwarna hijau dengan bagian dinding yang sedikit ditumbuhi lumut. Dalam

kolam tersebut tampak terdapat beberapa organisme-organisme seperti siput/keong, katak, dan

jangkrik. Kolam perikanan ini mendapat suplai air dari selokan Mataram. Kondisi danau

Lembah tampak jauh berbeda dibandingkan dengan kondisi kolam Jurusan Perikanan. Danau

Lembah UGM tampak lebih asri, di mana pada lingkungan sekitarnya ditumbuhi berbagai

macam vegetasi yang memberi kesan teduh dan sejuk. Meskipun demikian kondisi danau ini

tampak kurang terawat, yang mana terdapat banyak sampah, terutama pada bagian inlet.

Sampah tersebut kemungkinan terbawa dari selokan Mataram, yang merupakan penyuplai air

utama danau Lembah UGM. Pada danau ini juga terdapat berbagai macam organisme

diantaranya adalah ikan, katak, siput, bahkan udang. Hal tersebutlah yang mengundang

beberapa warga sekitar untuk mencari ikan pada danau tersebut dengan cara memancing.

Secara umum, keadaan cuaca ketika dilakukan pengamatan adalah panas terik, namun pada

danau Lembah UGM terkesan lebih sejuk dan segar karena pada danau terdapat banyak

vegetasi berupa pepohonan yang besar dan rindang.

Page 4: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran parameter fisik dan kimia pada kolam

dan danau, dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2. Masing-masing lokasi memberikan

gambaran nilai parameter yang bervariasi.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Parameter Fisik, Kimia Danau

parameter06.00 09.00 12.00 15.00 18.00

inlet outlet

inlet outlet inlet outlet

inlet outlet

inlet outlet

Suhu udara (C°)

24,5 24.5 30 29.5 31 29.5 32 24 26.5 26

Suhu air (C°) 29,5 29.5 28 28.5 31.5 30 31.5 30.5 29.5 27Kecerahan (cm)

54.75

34.5 43.5 51.375 24.125

43.5 43 32.35 25.5 38

TSS (ppm) 0.34 0.136 0.157 0.231 0.714 0.19DO (ppm)CO₂

2.2 3.3 6.1 3.6 7.7 10 6.25 11.5 5.8 9

CO₂ (ppm) 97.9 24 21.4 17.4 11 0 1.125

2.8 49.2 16.6

Alkalinitas (ppm)

88 109 102 36 96 110 100 73 115 112

BODₒ (ppm) 1.1 3.2 7.5 10.1 5.5 0.7BOD₅ (ppm) 0 0 0 0.1 0 0.6

BO 34.16

27.2 28.47 27.2 24.04 22.14

pH 7.15 7.65 7 7.7 8.8 8.95 8.9 8.35 7.65 7.3

Tabel 2. Hasil Pengamatan Parameter Fisik, Kimia Kolam

parameter 06.00 09.00 12.00 15.00 18.00

inlet

outlet

inlet

outlet inlet

outlet inlet

outlet inlet outlet

Suhu udara (C°) 25.5 23 30 29 32 31.5 31.5 28.528.2

5 25.5

Suhu air (C°) 29 2927.

5 29 30.5 30.5 28.5 33.5 33 31.5

Kecerahan (cm) 19.5 2014.

5 20.25 20.9 41.5 25 22 2127.12

5

TSS (ppm)0.15

60.16

5 0.131 0.21 0.17

8 0.13DO (ppm)CO₂ 3 2.35 2.8 27 8.5 6 7.5 9.5 6.3 6.1CO₂ (ppm) 55 25.5 44 27.4 30.8 30.5 65.4 20 26.2 30Alkalinitas (ppm) 103 68 74 80 92 92 29 88 43 88BODₒ (ppm) 2.2 0.9 5.8 7 5.8 7.4BOD₅ (ppm) 0 2.7 0.3 0 0.2 0.29

BO24.0

4 32.9 32.26 13.28 26.5

6 31

Page 5: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

pH 7.05 7.057.2

5 7 8.15 8.35 73 8.35 7.9 7.25

Berikut disajikan grafik beserta penjelasan dari masing-masing parameter baik fisik,

kimia, maupun biologi pada prairan kolam dan danau.

Grafik 1. Suhu Udara VS Waktu pada Kolam

Grafik 2. Suhu Udara VS Waktu pada Danau

 Menurut Benyamin (1997), Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara.

Suhu udara merupakan kondisi atau keadaan temperatur yang menunjukkan situasi udara pada

suatu wilayah atau daerah. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut

thermometer. Biasanya pengukur dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan

Fahrenheit (F). Suhu udara pada suatu wilayah perairan dipengaruhi oleh berbagai faktor,

salah satunya adalah faktor kondisi dari wilayah perairan tersebut. Vegetasi yang ada pada

06.00 09.00 12.00 15.00 18.000

5

10

15

20

25

30

35

Suhu udara VS waktu

inletoutlet

waktu

06.00 09.00 12.00 15.00 18.000

5

10

15

20

25

30

35

suhu udara VS waktu

inletoutlet

waktu

Page 6: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

suatu wilayah perairan sangat menentukan kondisi suhu udara pada wilayah perairan tersebut.

Suhu udara pada pagi hari, siang hari maupun malam hari akan berbeda-beda. Hal ini

tentunya sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari. Semakin tinggi intensitasnya

maka akan semakin tinggi pula suhu udaranya.

Berdasarkan grafik 1 dan grafik 2 tampak bahwa pada kolam suhu udaranya relatif

stabil, baik pada bagian inlet maupun outletnya di mana suhu tertinggi berada pada pukul

12.00 WIB, yakni 31,5oC. Pada kondisi ini matahari tepat berada di atas kita sehingga

suhunya pun tinggi. Pada pukul 06.00 pagi serta pada 18.00 suhu udara relatif rendah, sebab

pada waktu tersebut matahari belum muncul maupun sudah beranjak pergi. Apabila

dibandingkan antara kolam inlet dan outlet, suhu udara pada outlet kolam cenderung lebih

rendah dibandingkan pada bagian intlet. Suhu udara pada danau Lembah relatif stabil pada

bagian outlet, sementara pada bagian outlet suhunya relatif berfluktuasi di mana pada pukul

15.00 terjadi penurunan suhu yang cukup signifikan, dimana suhu menurun dari 41,5oC

menjadi 22oC. Perbedaan suhu pada bagian inlet dan outlet ini dapat dipengaruhi oleh vegetasi

yang tumbuh di sekelilingnya. Berdasarkan grafik tersebut suhu udara pada kolam relatif lebih

tinggi dibandingkan dengan suhu udara pada danau. Hal tersebut disebabkan ada kolam panas

matahari langsung terpapar tanpa ada penghalang seperti vegetasi, berbeda dengan wilayah

perairan danau Lembah UGM yang terdapat banyak pepohonan yang rindang sehingga udara

un terasa sejuk sebab suhunya relatif lebih rendah. Suhu udara dapat dengan cepat berubah

dikarenakan udara lebih mudah menyerap dan melepaskan intensitas panas dari matahari

(Odum, 1993). Berdasarkan data suhu udara yang diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa

kondisi lingkungan kolam Jurusan Perikanan cenderung lebih optimal apabila dibandingkan

dengan lingkungan danau. Sebab menurut Odum (1993), suhu udara yang optimal bagi

kehidupan adalah berkisar antara 28oC-32oC. Suhu optimal pada kedua perairan tersebut rata-

rata dicapai ketika intensitas matahari sedang maupun tinggi, yakni pada pukul 09.00, 12.00,

serta 15.00.

06.00 09.00 12.00 15.00 18.000

5

10

15

20

25

30

35

40

suhu air VS waktu

inletoutlet

waktu

Page 7: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

Grafik 3. Suhu Air VS Waktu pada Kolam

Grafik 4. Suhu Air VS Waktu pada Danau

Suhu air merupakan kodisi keadaan temperatur yang menunjukkan situasi air pada

suatu wilayah atau daerah. Faktor yang mempengaruhi suhu air pada suatu perairan adalah

pemanasan langsung oleh sinar matahari, organisme yang hidup di dalam air seperti tanaman

air dan hewan-hewan air yang dapat mempengaruhi suhu perairan. Suhu air merupakan faktor

penting dalam lingkungan perairan. Suhu air dapat mempengaruhi besarnya kadar O2 terlarut

dalam suatu perairan, semakin tinggi suhu periran maka kadar O2 terlarutnya akan rendah,

begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan pada suhu yang tinggi organisme akan melakukan

metabolisme yang tinggi pula sehingga organisme tersebut membutuhkan Oksigen yang lebih

untuk beraktivitas, sebagai sumber energi. Menurut Effendi (1998), suhu suatu badan air

dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam satu hari,

siklus udara, penutupan awan, dan aliran air serta kedalaman dari badan air. Kenaikan suhu

air dapat akan menimbulkan kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu .Air memiliki

beberapa sifat termal yang unik, sehingga perubahan suhu dalam air berjalan lebihlambat dari

pada udara. Selanjutnya Soetjipta (1992) menambahkan bahwa walaupun suhu kurang mudah

berubah di dalam air daripada di udara, namun suhu merupakan faktor pembatas utama, oleh

06.00 09.00 12.00 15.00 18.0024

25

26

27

28

29

30

31

32

suhu air VS waktu

inletoutlet

waktu

Page 8: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

karena itu mahluk akuatik sering memiliki toleransi yang sempit. Ikan merupakan hewan

ektotermik yang berarti tidak menghasilkan panas tubuh, sehingga suhu tubuhnya tergantung

atau menyesuaikan suhu lingkungansekelilingnya (Hoole et al. 2005).

Berdasarkan kedua grafik tersebut suhu air tampak fluktuatif pada inlet kolam, suhu

tertinggi justru terdapat pada sore hari pukul 15.00 ketika matahari mulai beranjak tenggelam.

Hal tersebut dikarenakan sifat air yang cenderung menyerap panas, sehingga pada sore hari

sekalipun suhunya masih tinggi (Odum, 1993). Hal tersebut juga dikarekan sifat termal air

yang unik, sehingga perubahan suhu dalam air berjalan lebih lambat dari pada udara. Pada

danau suhu tertinggi baik outlet maupu inlet adalah sekitar pukul 15.00 WIB, dimana suhunya

sebesar 31,5oC pada inlet dan 30,5oC pada outlet. Sementara pada kolam suhu tertingginya

mencapai 33,5oC. Suhu tertinggi tersebut terjadi ketika pukul 15.00. Menurut Odum (1993),

air dengan suhu berkisar antara 24-27oC adalah suhu yang optimal bagi kehidupan biota

perairan. Hal tersebut menandakan bahwa, baik pada perairan danau maupun kolam telah

melampaui suhu optimalnya. Akan tetapi, diantara kedua lokasi tersebut danau Lembah

UGM-lah yang memiliki kondisi suhu perairan yang cenderung lebih mendekati optimum.

Grafik 5. Kecerahan VS Waktu pada Kolam

06.00 09.00 12.00 15.00 18.000

10

20

30

40

50

60

kecerahan VS waktu

inletoutlet

waktu

cm

06.00 09.00 12.00 15.00 18.000

5

10

15

20

25

30

35

40

45

kecerahan VS waktu

inlet outlet

waktu

cm

Page 9: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

Grafik 6. Kecerahan VS Waktu pada Danau

Kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses fotosintesis

pada suatu ekosistem perairan, yang mana merupakan parameter seberapa jauh intensitas

cahaya matahari dapat masuk ke dalam suatu wilayah perairan. Di samping itu, kecerahan air

juga dapat diartikan sebagai ukuran transparansi perairan. Kecerahan yang tinggi

menunjukkan daya tembus cahaya matahari yang jauh ke dalam perairan. Begitu juga

sebaliknya. Schram(1990), menyatakan bahwa kecerahan suhu perairan dapat mempengaruhi

suplai oksigen, yang mana cahaya matahari yang masuk ke dalam periaran akan dimanfaatkan

oleh tumbuhan air untuk melangsungkan fotosintesis sehingga menghasilkan oksigen

Berdasarkan kedua grafik tersebut, tingkat kecerahan tertinggi terdapat pada danau

Lembah di pagi hari pukul 06.00 pada bagian inlet, dengan nilai 54,75 cm, disusul kemudian

pada bagian outlet danau. Pada kolam kecerahan tertinggi mencapai 41,5 cm pada bagian

outlet yang terjadi pada pukul 12.00, ketika intensitas cahaya matahari berada pada level

tertinggi. Nilai kecerahan pada perairan kolam Jurusan Perikanan jauh lebih rendah apabila

dibandingkan dengan Danau Lembah UGM. Rendahnya tingkat kecerahan akan berdampak

pada biota air di dalamnya. Seperti yang diungkapkan oleh Nyebaken (1992), rendahnya

tingkat kecerahan atau tingginya kekeruhan menyebabkan penetrasi cahaya menurun sehingga

fotosintesis oleh fitoplankton dan tumbuhan bentik akan terganggu dan mengakibatkan

produksi primer menurun. Secara umum tingkat kecerahan dari kedua lokasi tersebut relatif

berfluktuasi. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh TSS, densitas plankton serta intensitas

cahaya matahari. Menurut Marwah (2001) kecerahan yang optimal untuk biota perairan yaitu

berkisar antara 35 – 40 cm dari permukaan air. Berdasarkan kecerahan kondisi perairan

danau relatif lebih optimal, sehingga danau Lembah UGM tersebut lebih cocok difungsikan

sebagai habitat dari biota-biota perairan.

06.00 12.00 18.000

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

TSS VS waktu

inletoutlet

waktu

ppm

Page 10: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

Grafik 7. TSS VS Waktu pada Kolam

Grafik 8. TSS VS Waktu pada Danau

Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah bahan-bahan

organik yang tersuspensi dan tidak terlarut dalam molekul air (Michael, 1994). Yang

termasuk TSS adalah lumpur, tanah liat, logam oksida, sulfida, ganggang, bakteri dan

pukulur.

Pada danau nilai TSS tertinggi mencapai 0,714 ppm, dengan nilai TSS terendah 0,136

ppm. Nilai terendah terjadi pada pukul 06.00, sedangkan nilai tertinggi pada pukul 18.00.

Sementara pada kolam nilai TSS tertinggi hanya mencapai 0,21 ppm, dengan nilai TSS

terendah 0,13 ppm. Nilai terendah terjadi pada pukul 18.00, sedangkan nilai tertinggi pada

pukul 12.00. Berdasarkan kedua grafik tersebut nampak bahwa nilai TSS pada danau lembah

UGM cukup tinggi. Hal tersebut diakibatkan pintu masuk air pada inlet danau lebih lebar dan

besar dibandingkan pada inlet kolam sehingga banyak material dari sungai yang yang terbawa

masuk ke dalam danau. Pada dasarnya daerah inlet biasanya memiliki kandungan TSS yang

tinggi karena air membawa material-material sepanjag jalannya. TSS sangat mempengaruhi

respirasi biota perairan, semakin tinggi TSS maka akan semakin sulit suatu organisme untuk

melakukan respirasi. Padatan tersuspensi yang tinggi akan mempengaruhi biota di perairan

melalui dua cara. Pertama, menghalangi dan mengurangi penentrasi cahaya ke dalam badan

air, sehingga mengahambat proses fotosintesis oleh fitoplankton dan tumbuhan air lainnya.

Kondisi ini akan mengurangi pasokan oksigen terlarut dalam badan air. Kedua, secara

06.00 12.00 18.000

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

TSS VS waktu

inletoutlet

waktu

ppm

Page 11: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

langsung TSS yang tinggi dapat mengganggu biota perairan seperti ikan karena tersaring oleh

insang. Menurut Marwah (2001) TSS akan semakin tinggi pada outlet dan bagian yang tenang

dari suatu perairan. Marwah (2001) juga mengatakan bahwa TSS dalam suatu perairan tidak

boleh > 100 ppm, apabila lebih dari itu maka akan sangat mengganggu respirasi dari ikan di

perairan tersebut.

Grafik 9. pH VS Waktu pada Kolam

Grafik 10. pH VS Waktu pada Danau

Menurut Purba (2006), pH merupakan parameter keasaman dari suatu larutan. Derajat

keasaman atau pH merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hidrogen dalam perairan.

Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan suatu

perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral, pH < 7 dikatakan kondisi perairan

bersifat asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa (Effendi, 2003).

06.00 09.00 12.00 15.00 18.000

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Ph VS waktu

inletoutlet

waktu

06.00 09.00 12.00 15.00 18.006

6.5

7

7.5

8

8.5

pH VS waktu

inletoutlet

waktu

Page 12: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

Berdasarkan data tersebut tampak bahwa pH tertinggi didapat pada pukul 12.00

hingga 15.00. Pada danau nilai pH tertinggi mencapai 8,9 dengan nilai pH terendah 7. Nilai

terendah terjadi pada pukul 09.00, sedangkan nilai tertinggi pada pukul 15.00. Sementara

pada kolam nilai pH tertinggi mencapai 8,35 dengan nilai pH terendah 7. Nilai terendah

terjadi pada pukul 09.00, sedangkan nilai tertinggi pada pukul 12.00 dan 15.00. Kondisi air

pada kedua perairan tersebut cenderung bersifat basa. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh

adanya limbah rumah tangga yang terbawa masuk melalui inlet baik ke dalam perairan kolam

maupun danau. Mahida (1993) menyatakan bahwa limbah buangan industri dan rumah tangga

dapat mempengaruhi nilai pH perairan. pH mempengaruhi kandungan CO2 bebas. pH tinggi

memnyebabkan CO2 bebas rendah pada perairan. Berdasarkan nilai pH perairan yang

diperoleh, dapat dikatakan bahwa kolam memiliki nilai pH yang relatif optimal bagi

kehidupan biota perairan. Sebab menurut Odum (1993) pH air yang sesuai dengan kehidupan

dari biota perairan atau bisa dikatakan optimum yaitu berkisar antara 7-8,5.

Grafik 11. Alkalinitas VS Waktu pada Kolam

06.00 09.00 12.00 15.00 18.000

20

40

60

80

100

120

alkalinitas VS waktu

inletoutlet

waktu

ppm

06.00 09.00 12.00 15.00 18.000

20

40

60

80

100

120

140

alkalinitas VS waktu

inletoutlet

waktu

ppm

Page 13: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

Grafik 12. Alkalinitas VS Waktu pada Danau

Alkalinitas merupakan suatu parameter kimia perairan yang menunjukkan jumlah ion

karbonat dan bikarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar.

Alkalinitas juga didefinisikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity) yang

menetralkan perubahan pH perairan yang sering terjadi (Effendi,2003). Pembentuk alkalnitas

yang utama adalah bikarbonat, karbonat dan hidroksida (Irianto, 2005).

Pada danau nilai alkalinitas tertinggi mencapai 115 ppm, dengan nilai alkalinitas

terendah 36 ppm. Nilai terendah terjadi pada pukul 09.00, sedangkan nilai tertinggi pada

pukul 18.00. Sementara pada kolam nilai alkalinitas tertinggi mencapai 103 ppm dengan nilai

alkalinitas terendah 29 ppm. Nilai terendah terjadi pada pukul 15.00, sedangkan nilai tertinggi

pada pukul 06.00. Berdasarkan kedua grafik tersebut alkalinitas baik pada kolam maupun

danau cenderung fluktuatif, bahkan pada danau pukul 09.00 alkalinitasnya menurun drastis

dari 109 ppm menjadi 36 ppm. Hubungan antara alkalinitas dan waktu ini dipengaruhi oleh

pH, sebab pH akan menurun ke arah asam apabila terjadi pelapukan senyawa organik. pH

turut dipengaruhi oleh CO2. Semakin rendah alkalinitas maka CO2 semakin tinggi , begitu

pula sebaliknya. Menurut Odum (1993), ketinggian alkalinitas sebaiknya tidak lebih dari 500

sehingga kisaran optimum bagi biota perairan adalah 50-200 ppm. berdasrkan pengamatan

alkalinitas pada kedua lokasi tersebut perairan danau alkaliniasnya relatif optimum

dibandingkan dengan kolam perikanan. Dengan demikian danau Lembah UGM lebih cocok

sebagai habitat ikan karena nilai alkalinitasnya tinggi, sehingga kemampuan untuk

mempertahankan pH-nya pun tinggi. Ikan sangat sensitif pada kondisi  kadar alkalinitas yang

rendah (Mintardjo, 1984). Fluktuasi pH air sangat ditentukan oleh alkalinitas air tersebut.

Apabila alkalinitasnya tinggi, maka air tersebut  akan  mudah  mengembalikan  pH nya

(Sastrawijaya, 2000).

06.00 12.00 18.000

5

10

15

20

25

30

35

BO VS waktu

inletoutlet

waktu

ppm

Page 14: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

Grafik 13. BO VS Waktu pada Kolam

Grafik 14. BO VS Waktu pada Danau

Bahan organik (BO) merupakan kumpulan beragam senyawa organil yang kompleks

yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi

maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia

heterotrofik dan autotrofik yang terlibat dan berada di dalamnya (Madjid, 2008).

Berdasarkan grafik tersebut tampak bahwa kandungan bahan organik (BO) pada danau

relatif rendah apabla dibandingkan dengan kandungan bahan organik (BO) pada kolam.

Kandungan bahan organik tertinggi pada bdanau dicapai pada pukul 12.00 WIB. Akan tetapi,

pada kolam antara inlet dan outlet tampak berbanding terbalik. Pada bagian inlet mencapai

nilai BO maksimum pada pukul 12.00 WIB. Perbedaan pada hasil ini dikarenakan banyaknya

mikroorganisme yang melakukan metabolisme sehingga bahan organik (BO) tinggi.

Menurunnya nilai BO pada outlet kolam dapat disebabkan cahaya matahari yang diterima

perairan outlet intensitasnya rendah, sehingga organisme air kurang maksimum dalam

berfotosintesis sehingga bahan organik yang dihasilkan pun rendah BO ini dipengaruhi oleh

pH di mana apabila pH terlalu rendah ataupun terlalu tinggi dapat mengganggu kinerja dari

mikroorganisme yang merambah bahan organik tersebut. Selain itu, kandungan O2 juga

06.00 12.00 18.000

5

10

15

20

25

30

35

40

BO VS waktu

inletoutlet

waktu

ppm

06.00 12.00 18.000

5

10

15

20

25

30

35

BO VS waktu

inletoutlet

waktu

ppm

Page 15: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

sangat berpengaruh di mana mikroorganisme yang melakukan perambahan membutuhkan O2

untuk melakukan proses respirasi. Menurut Marwah (2001), BO yang baik bagi perairan dan

biota di dalamnya adalah < 100 ppm. Dengan demikian pada perairan kolam maupun danau

masih dapat dikatakan optimal.

Grafik 15. DO VS Waktu pada Kolam

Grafik 16. DO VS Waktu pada Danau

Oksigen terlarut merupakan jumlah oksigen dalam mg yang terdapat dalam satu liter

air (ppt). Oksigen terlarut juga dapat diartikan sebagai kandungan gas Oksigen yang terlarut

dalam air. Oksigen terlarut dalam perairan merupakan faktor penting sebagai pengatur

metabolisme tubuh organisme untuk tumbuh dan berkembang biak. Sumber Oksigen terlarut

dalam air berasal dari difusi Oksigen yang terdapat di atmosfer, arus atau aliran air melalui air

06.00 09.00 12.00 15.00 18.000

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

DO VS waktu

inletoutlet

waktu

ppm

06.00 09.00 12.00 15.00 18.000

2

4

6

8

10

12

14

DO

inletoutlet

waktu

ppm

Page 16: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

hujan serta aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton (Novotny and Olem,

1994). Difusi oksigen atmosfer ke air bisa terjadi secara langsung pada kondisi air stagnant

(diam) atau terjadi karena agitasi atau pergolakan massa air akibat adanya gelombang atau

angin. Difusi oksigen dari atmosfer ke perairan pada hakekatnya berlangsung relatif lambat,

meskipun terjadi pergolakan massa air atau gelombang.

Berdasarkan kedua hasil tersebut tingkat DO tertinggi pada kolam inlet terjadi pada

pukul 09.00 dan terendah pada pukul 06.00. Pada pukul 09.00 tersebut plankton mulai

berfotosintesis sehingga kandungan DO-nya tinggi dan terus menurun seiring dengan semakin

aktifnya aktivitas organisme air di dalamnya yang membutuhkan O2. Pada danau inlet

mencapai kandungan DO tertinggi pada pukul 12.00 di mana suhu dan intensitas cahaya yang

masuk optimum. Sementara pada bagian outlet tertinggi pada pukul 15.00. DO pada suatu

penelitian sangat bergantung pada suhu air dan pemakaian oksigen oleh biota perairan.

Hubungan DO dengan waktu adalah semakin siang maka DO semakin menurun meski

plankton akan aktif memproduksi O2, hal ini dikarenakan biota perairan akan semakin banyak

menggunakan O2 sebab adanya pengaruh suhu yang semakin tinggi. Menurut, Harjono

(1992), kandungan O2 yang optimal bagi biota perairan adalah DO yang berkisar antara 6-15

ppm. Dengan demikian perairan yang optimum adalah danau Lembah UGM.

Grafik 13. CO2 VS Waktu pada Kolam

06.00 09.00 12.00 15.00 18.000

20

40

60

80

100

120

CO VS waktu

inletoutlet

waktu

ppm

06.00 09.00 12.00 15.00 18.000

10

20

30

40

50

60

70

CO₂

inletoutlet

waktu

ppm

Page 17: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

Grafik 14. CO2 VS Waktu pada Danau

Karbondioksida bebas merupakan istilah untuk menunjukkan CO2 yang terlarut di

dalam air. CO2 yang terdapat dalam perairan alami merupakan hasil proses difusi dari

atmosfer, air hujan, dekomposisi bahan organik dan hasil respirasi organisme akuatik.

Tingginya kandungan CO2 pada perairan dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan biota

perairan. Konsentrasi CO2 bebas 12 mg/l dapat menyebabkan tekanan pada ikan, karena akan

menghambat pernafasan dan pertukaran gas. Kandungan CO2 dalam air yang aman tidak

boleh melebihi 25 mg/l, sedangkan konsentrasi CO2 lebih dari 100 mg/l akan menyebabkan

semua organisme akuatik mengalami kematian (Wardoyo, 1989).

Berdasarkan grafik tersebut nampak bahwa pada pukul 12.00 baik pada kolam

maupun danau terjadi penurunan kandungan CO2 bebas. Kandungan CO2 bebas pada pagi hari

tinggi. Hal tersebut diakibatkan oleh proses respirasi yang mana pada malam hari akan

mengonsumsi O2 dan menghasilkan CO2. Pada malam hari tidak terjadi proses fotosintesis

sehingga O2 yang terakumulasi digunakan sepenuhnya untuk respirasi dan menghasilkan CO2

bebas pada perairan. Sementara pada siang hari kandungan CO2 bebas mulai menurun dan

naik kembali pada sore menjelang malam. Hal tersebut berkaitan dengan proses fotosintesis

yang dilakukan oleh fitoplankton dan produsen perairan lainnya. pH dapat mempengaruhi

CO2 bebas dimana semakin rendah pH maka CO2 bebas akan semakin tinggi. Menurut

(Odum (1993), kandungan CO2 bebas yang optimal bagi biota perairan yaitu berkisar antara

6-20 ppm. Dengan demikian, kondisi perairan terbaik berada pada outlet danau.

06.00 09.00 12.00 15.00 18.000

20

40

60

80

100

120

CO VS waktu

inletoutlet

waktu

ppm

06.00 12.00 18.000

1

2

3

4

5

6

7

8

BOD0 VS waktu

inletoutlet

waktu

ppm

Page 18: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

Grafik 19. BOD0 VS Waktu pada Kolam

Grafik 20. BOD0 VS Waktu pada Danau

Grafik 21. BOD5 VS Waktu pada Kolam

06.00 12.00 18.000

2

4

6

8

10

12

BOD0 VS waktu

inletoutlet

waktu

ppm

06.00 12.00 18.000

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

BOD 5 VS waktu

inletoutlet

waktu

ppm

06.00 12.00 18.000

0.5

1

1.5

2

2.5

3

BOD5 VS waktu

inletoutlet

waktu

pmm

Page 19: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

Grafik 22. BOD5 VS Waktu pada Danau

Biological Oxygen Demand (BOD) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh

bakteri untuk menguraikan (mengoksidasi) hampir semua zat terlarut dan sebagai zat-zat

organisme yang tersuspensi dalam air. Menurut Lee et al. (1978), BOD5 merupakan salah

satu indikator pencemaran organik pada suatu perairan. Perairan dengan nilai BOD5 tinggi

mengindikasikan bahwa air tersebut tercemar oleh bahan organik. Bahan organik akan

distabilkan secara biologik dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan

anaerobik. Oksidasi aerobik dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen terlarut di

perairan sampai pada tingkat terendah, sehingga kondisi perairan menjadi anaerob yang dapat

mengakibatkan kematian organisme akuatik.

Adapun hubungan waktu dengan BOD5 yaitu pada pengujian BOD0, denagn

demikian kita dapat mengetahui dengan jelas kandungan O2 awalnya kemudian dimasukkan

ke dalam rumus bersama dengan kandungan BOD5, barulah diperoleh kandungan BOD total.

Brdasarkan grafik tersebut, tampak bahwa kandungan BOD baik di danau maupun di kolam

berfluktuasi. Fluktuasi tersebut terjadi berkaitan dengan DO sebab semakin tinggi DO

menyebabkan BOD5 semakin rendah, sebab BOD5 merupakan jumlah O2 yang diperlukan

atau digunakan organisme untuk respirasi. Menurut Odum (1993), BO5 optimum yang

mendukung kehidupan biota adalah BOD5 yang besar. Semakin besar nilai BOD maka

perairan tersebut akan semakin subur. Dengan demikian, perairan yang baik berdasarkan nilai

BOD5 adalah kolam, karena kolam memiliki range BOD5 yang lebar.

06.00 12.00 18.000

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

BOD 5 VS waktu

inletoutlet

waktu

ppm

06.00 12.00 18.000

10

20

30

40

50

60

70

80

inletoutlet

Densitas Kolam VS Waktu

Densi

tas

Waktu

Page 20: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

Grafik 23. Densitas Plankton VS Waktu pada Kolam

Grafik 24. Densitas Plankton VS Waktu pada Danau

Plankton merupakan sekelompok biota akuatik baik berupa tumbuhan maupun hewan

yang hidup melayang maupun terapung secara pasif di permukaan perairan, dan pergerakan

serta penyebarannya dipengaruhi oleh gerakan arus walaupun sangat lemah (Nybakken,

1992). Densitas plankton merupakan banyaknya individu plankton yang dinyatakan dengan

persatuan luas, maka nilai itu juga disebut sebagai kepadatan (density) plankton.

Berdasarkan grafik tersebut plankton berada pada kepadatan maksimum ketika pukul

18.00 dan minimum pada pukul 06.00. Grafik densitas plankton diatas berguna untuk

mengetahui kepadatan dari plankton baik pada area inlet maupun outlet pada danau maupun

kolam. Pada inlet danau pukul 06.00 densitas plankton berkisar 77,5 ind/L, pada pukul 12.00

berkisar 102,5 ind/L, dan pada pukul 18.00 berkisar 22,5 ind/L, hal ini berarti pada pukul

12.00 terjadi kenaikan namun turun lagi pada pukul 18.00 . Untuk outlet diperoleh data untuk

pukul 06.00 yaitu berkisar 142,5 ind/L yang mengalami kenaikan pada pukul 12.00 menjadi

06.00 12.00 18.000

20

40

60

80

100

120

140

160

inletoutlet

Densitas Danau VS Waktu

Densi

tas

Waktu

06.00 12.00 18.000

10

20

30

40

50

60

70

80

inletoutlet

Densitas Kolam VS Waktu

Densi

tas

Waktu

Page 21: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

105 ind/L dan turun menjadi 100 ind/L. Sementara untuk inlet kolam diawali pukul 06.00

dengan 47,5 ind/L yang kemudian naik pada pukul 12.00 menjadi 55 ind/L dan terus naik

menjadi 72,5 ind/L pada pukul 18.00 . Untuk outletnya pada pukul 06.00 berada 27,5 ind/L

yang kemudian naik ke 57,5 ind/L dan terus naik mencapai 75 ind/L masing-masing pada

pukul 12.00 dan 18.00. Hubungan antara densitas dengan waktu adalah seberapa padat

plankton dalam melakukan fotosintesis pada pagi, siang serta sore hari dan ternyata

waktukepadatan berada pada siang serta sore hari yang dimana intensitas matahari tinggi dan

ketika sore mulai berkurang. Densitas plankton sedikit terjadi karena adanya unsur hara yang

banyak tersedia pada perairan dan dilengkapi dengan intensitas penyinaran matahari yang

baik. Menurut odum (1993) semakin banyak fitoplankton di perairan dapat memberi oksigen

terlarut yang lebih banyak, selain itu dapat berguna juga sebagai produksi energi bagi ikan

pemakan plankton.

Grafik 25. Diversitas Plankton VS Waktu pada Kolam

06.00 12.00 18.000

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

inletoutlet

Diversitas Danau VS Waktu

Divers

itas

Waktu

06.00 12.00 18.000

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

inletoutlet

Diversitas Kolam VS Waktu

Divers

itas

Waktu

Page 22: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

Grafik 26. Diversitas Plankton VS Waktu pada Danau

Dari grafik ini kita dapat mengetahui keragamana plankton yang bisa ditemukan

diperairan baik di kolam maupun danau. Berdasarkan data yang ada keragaman pada inlet

danau pada pukul 06.00 menurun pada pukul 12.00 dan kemudian naik pada pukul 18.00.

Untuk outletnya diperoleh data pada pukul 06.00 yaitu 2, sementara pada pukul 12.00

meningkat , namun pada pukul 18.00 keragamannya menurun. Sementara untuk inlet pada

kolam pada pukul 06.00 berda di angka 2.5, pada pukul 12.00 turun dan meningkat pada

pukul 18.00, sedangkan untuk area outletnya dari pukul 06.00 keragamannya menurun hingga

pukul 12.00 dan kemudian meningkat pada pukul 18.00 .

Hubungan antara waktu dan keragaman plankton adalah pada waktu siang hari dimana

intensitas penyinaran matahari yang baik, berbagai jenis plankton (fitoplankton) akan keluar

dan berkembangbiak serta melakukan fotosintesis, sementara zooplankton juga akan keluar

untuk memakan fitoplankton tersebut. Semakin tinggi keragaman plankton pada suatu

perairan, maka perairan tersebut akan semakin subur (Odum, 1993).

Dapat dilihat bahwa perairan danau memiliki kepadatan plankton yang lebih tinggi

begitupun dengan keragamannya maka dapat disimpulkan bahwa perairan danau lebih subur

dibandingkan perairan di area kolam, namun perairan kolam maupun danau keduanya masih

berada dalam kondisi yang baik atau dapat digunakan untuk proses pembudidayaan. Hal ini

dilihat dari parameter fisika, kimia, dan biologi yang masih berada pada lingkup atau rentang

optimum bagi biota perairan, seperti yang telah dibahas sebelumnya.

Ilmu tentang analisis kualitas air memiliki peran yang penting khususnya bagi

program studi Manajemen Sumberdaya Perairan yakni untuk menjaga kelestarian lingkungan

perairan yang tentunya berguna dalam bidang konservasi, yang juga dapat diterapkan untuk

pengelolaan perikanan yang lebih baik. Berdasarkan perbandingan antar parameter, baik fisik,

kimia, maupun biologi, perairan danaulah yang memiliki tingkat kualitas air yang baik untuk

biota perairan dapat hidup. Sebab pada perairan danau parameter-parameternya menunjukkan

nilai yang optimum atau mendekati optimum.

06.00 12.00 18.000

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

inletoutlet

Diversitas Danau VS Waktu

Divers

itas

Waktu

Page 23: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

KESIMPULAN

Baik pada perairan danau maupun kolam dipengaruhi oleh parameter fisik yang berupa suhu

air dan udara, kecerahan, serta padatan tersuspensi (TSS), parameter kimia yang meliputi

kandungan DO, CO2 bebas, alkalinitas, pH, BO, BOD5, serta parameter biologi meliputi

densitas dan diversitas plankton. Parameter-parameter tersebut dimati dengan pengambilan

sampel pada bagian inlet dan outlet. Berdasarkan hasil pengamatan, perairan danau dan kolam

UGM masih dalam kondisi yang baik. Akan tetapi, perairan danau lebih baik dibandingkan

dengan perairan kolam. Hal tersebut dikarenakan nilai-nilai parameter fisik, kimia, dan

biologi pada danau Lembah UGM lebih optimum atau relatif mendekati nilai optimum

dibandingkan pada kolam Jurusan Perikanan UGM.

SARAN

Alangkah baiknya apabila alat dan bahan yang digunakan diperbanyak agar ketika

hendak mengamati parameter-parameternya tidak saling menunggu antara kelompok yang

satu dengan kelompok yang lain, sehingga waktu yang digunakan menjadi lebih efektif dan

efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. UGM Press. Yogyakarta.

Benyamin, Lakitan. 1997. Klimatologi Dasar. Radja Grafindo Persada. Jakarta.

Effendi, H. 1998.Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan

Perairan. Institut Pertaninan Bogor Press. Bogor

Harjono, B. 1992. Kualitas Sumberdaya Perairan.Gramedia Pustaka. Jakarta.

Hoole, S.R.H. dan Hoole P.R.P. 1996. Modern Short Course in Engineering

Electromagnetics. Oxford University Press. New York.

Madjid, Abdul. 2008, Bahan Organik Tanah. http://www.unsri.ac.id. Diakses 17 Desember

2012, Pukul 11.28 WIB

Mahida, U.N. 1993. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri, PT Raja. Gravindo

Persada. Jakarta.

Marwah. 2001. Parameter Pengukuran Kualitas Perairan. Sumber Alam. Surabaya.

Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. UI Press.

Jakarta.

Mintardjo, K.A. 1984. Persyaratan Tanah dan Air. Direktorat Jendral Perikanan. Direktorat

Pertanian. Hal 63-89.

Page 24: Jurnal Limnologi -2 Analisis Kualitas Air-

Novotny, V. dan Olem H. 1994. Water Quality: Prevention, Identification, and Management

of Diffuse Pollution. van Nostrand Reinhold. New York.

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga . Gajah Mada University Press.

Jogjakarta. H. 134-162.

Purba, M. 2006. Kimia I. Erlangga. Jakarta.

Sastrawijaya, A. Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Satari, G. Pengelolaan dan Pemanfaatan Danau dan Waduk. Universitas Padjadjaran.

Bandung.

Schram, F.R. 1990. Crustacea. Oxford University Press. New York : 606 pp.

Soetjipta. 1992. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Sumawidjaya,K. 1990. Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian

Bogor. Bogor

Wardoyo, S.T.H. 1989. Kriteria Kualitas Air untuk Pertanian dan Perikanan. Makalah pada

Seminar Pengendalian Pencemaran Air. Dirjen Pengairan Departemen Pekerjaan

Umum. Bandung.

Widjanarko, P. 2005. Analisis Kualitas Air. IPB. Bogor.