makalah limnologi putri fitriana.doc

26
Makalah Pengaruh Salinitas Terhadap Kualitas Suatu Perairan Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Limnologi Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 Nama : Putri Fitriana NPM : 230110130201 Kelas : Perikanan C

Upload: richa-nurselviana-damrah

Post on 10-Dec-2015

585 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

Makalah

Pengaruh Salinitas Terhadap Kualitas Suatu Perairan

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Limnologi Semester 2

Tahun Ajaran 2013/2014

Nama : Putri Fitriana

NPM : 230110130201

Kelas : Perikanan C

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Padjajaran

2014

Page 2: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, Segala puji

hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta

hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

dengan judul ”Pengaruh Salinitas Terhadap Kualitas Perairan”.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena

itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya yang telah memberikan

dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,

namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar

makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Bandung ,18 Maret 2014

Penyusun

Page 3: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

DAFTAR ISI

Page 4: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limnologi (dari bahasa Inggris: limnology, dari bahasa Yunani: lymne, “danau”,

dan logos, “pengetahuan”) merupakan padanan bagi biologi perairan darat, terutama

perairan tawar. Lingkup kajiannya kadang-kadang mencakup juga perairan payau

(estuaria). Limnologi merupakan kajian menyeluruh mengenai kehidupan di perairan

darat, sehingga digolongkan sebagai bagian dari ekologi.Dalam bidang perikanan,

limnologi dipelajari sebagai dasar bagi budidaya perairan (akuakultura) darat.

Istilah Limnologi pertama kali digunakan oleh seorang ilmuwan berkebangsaan

Swiss (François Alfonse Forel) pada tahun 1892 yang mendefinisikan limnologi sebagai

cabang ilmu yang mempelajari komponen biotik di perairan darat permukaan yang

bersifat menggenang atau lentik. Tahun 1966, Dussart melengkapi definisi tersebut

menjadi cabang ilmu yang mempelajari seluruh fenomena dan saling interaksi antar

komponen biotik dan abiotik yang terjadi di dalamnya, baik pada ekosistem perairan

darat permukaan yang tergenang (lentik) maupun pada perairan darat permukaan yang

mengalir (lotik).

Di dalam ruang lingkup limnology tentu saja banyak factor yang memberikan

pengaruh terhadap perairan .Faktor -faktor tersebut yaitu faktor fisika ,kimia ,dan

biologi .Dari segi fisika yaitu tingkat kecerahan ,bau, warna ,dan suhu .Segi kimia

yaitu oksigen terlarut , pH ,salinitas .Sedangkan untuk biologi yaitu plankton .Pada

pembahasan makalah ini ,saya akan menjabarkan faktor kimia ,yaitu salinitas di

suatu perairan .

Page 5: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

1.2.Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana pengaruh salinitas terhadap perairan ?

1.2.2. Berapa ppm ukuran salinitas yang baik untuk suatu perairan ?

1.2.3. Termasuk dalam faktor apakah pengaruh salinitas terhadap suatu perairan ?

1.3.Tujuan

1.3.1. Untuk memenuhi tugas limnologi

1.3.2. Menambah wawasan mengenai pengaruh salinitas terhadap suatu lingkungan

perairan

Page 6: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Limnologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal tentang perairan tawar.

Limnologi mencakup pengetahuan tentang faktor-faktor abiotik (air dan tanah), biotik

(semua organisme yang hidup di dalamnya), serta interaksi yang terjadi di dalamnya.

Yang dimaksud perairan tawar dalam hal ini adalah suatu badan air yang ada di daratan,

sungai atau bahkan estuari. Secara alami air tawar merupakan persenyawaan yang

bersifat sebagai pelarut universal, dan di dalamnya selalu terdapat unsur-unsur terlarut

serta senyawa lainnya (Cahyono, 2000).

Seperti habitat yang lain, habitat air tawar mempunyai faktor pembatas sebagai

akibat tingkah laku sifat-sifat air tersebut. Tingkah laku sifat-sifat air pada suatu habitat

air tawar di suatu daerah dengan daerah yang lain tidak sama. Biasanya mempunyai suatu

ciri yang khusus baik ditinjau dari parameter fisika, kimia maupun biologinya. Parameter

fisika meliputi debit air, suhu, kecerahan, kedalaman, dan kuat arus. Parameter kimia

meliputi proses-proses kimiawi yaitu, kandungan oksigen terlarut, kandungan CO2bebas,

alkalinitas, pH dan kesadahan. Sedangkan untuk parameter biologinya yaitu produktivitas

perairan yang sangat dipengaruhi oleh metabolisme, fotosintesis dan pelepasan zat-zat

hara. (Ghufran dan Andi, 2005).

Parameter Fisika

a. Suhu

Menurut Maire dalam Arfiati (1989), menyatakan bahwa suhu secara ekologi akan

mempengaruhi penyebaran (distribusi) spesies. Karena organisme cenderung menempati

lingkungan yang bersuhu sesuai bagi kehidupannya. Suhu secara fisiologi dapat

mempengaruhi berbagai aktivitas biologi di dalam sel.

Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude) waktu dalam air,

sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran air, serta kedalaman badan air. Peningkatan

Page 7: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

suhu mengakibatkan peningkatan viscusitas, rekasi kimia, evaporasi dan volansisasi.

Peningkatan suhu ini disertai dengan penurunan kadar oksigen terlarut sehingga

keberadaan oksigen melakukan proses metabolism dan respirasi. Ikan akan mengalami

kerentanan tehadap penyakit pada suhu yang kurang optimal. Fluktuasi suhu yang terlalu

beasr akan menyebabkan ikan stress yang dapat mengakibatkan kematian pada ikan

(Pratama, 2009)

Menurut Wibawa (2010), menyatakan bahwa stratifikasi suhu pada kolam air

dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1. Lapisan Epilimnion yaitu lapisan sebelah atas perairan yang hangat dengan

penurunan suhu relatif kecil (dari 320 C menjadi 280 C).

2. Lapisan termokim yaitu lapisan tengah yang mempunyai penurunan suhu sangat

tajam (dari 280 C menjadi 210 C).

3. Lapisan lipolimnion yaitu lapisan paling bawah dimana pada lapisan ini perbedaan

suhu sangat kecil, relatif konstan.

b. Kecepatan arus

Menurut Hynes dalam Arfiati (1989), menyatakan bahwa kuat lemahnya arus

dapat mempengaruhi komunitas perifoton dan berbagai komunitas hidrobiotik lainnya.

Perairan berarus lemah, lebih banyak dihuni oleh perifeton dari pada perairan berarus

kuat. Pada perairan berarus kuat, dengan kecepatan arus 1,21 m/detik atau lebih sehingga

hanya organisme-organisme yang dapat menempel dengan kuat saja yang dapat menetap

karena tidak terbawa arus.

Pada perairan berarus lemah dengan kecepatan arus 0,20 m/detik, algae perifeton

akan lebih mudah berkembang, tetapi pada kecepatan arus kuat (1,00 m/detik) jumlah dan

jenis alga perifeton akan menurun karena adanya tekanan mekanik arus (Liudstrom dan

traen dalam Tesis, Arfiati, 1989).

c. Kecerahan

Page 8: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

Menurut Pratama (2009), menyatakan bahwa kecerahan merupakan ukuran

transportasi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchidisk.

Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam air dan dinyatakan dengan

(0/00), dari beberapaPanjang gelombang di daerah spectrum yanh terlihat cahaya yang

melalui lapisan sekitar 1 meter,jatuh agak lurus pada permukaan air.Stratifikasi kolam air

pada perairan tergenang yang disebabkan oleh intensitas cahaya yang masuk ke perairan

dibagi menjadi 3 kelompok:

1. Lapisan Eutrofik

2. Lapisan Kompensasi

3. Lapisan Preufondal

Menurut Akrimi dan Subroto (2002),menyatakan bahwa kecerahan air berkisar

antara 40-85 cm,tidak menunjukkan perbedaan yang besar.Kecerahan pada musim

kemarau adalah 40-85 cm,dan pada musim hujan antara 60-80 cm,kecerahan air di bawah

100 cm tergolong tingkat kecerahan rendah.

Menurut Barus (2002),menyatakan bahwa berdasarkan intensitas cahaya perairan

Bahari secara verttikial bibagi menjadi 3 wilayah,yaitu:

1. Zona Eupotik

2. Zona Disfotik

3. Zona Afotik

d. Salinitas

Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air. Setelah semua karbonat

dikonversi menjadi oksida,semua bromide dan iodide digantikan oleh klorida dan semua

bahan anorganik telah dioksida.Salinitas dinyatakan dalam satuan g/kg atau promil

(%).Nilai salinitas perairan itawar biasanya kurang dari 5%.Perairan payau antara 0,50%-

30%,dan perairan laut 30%-40%.Pada perairan pesisir ,nilai salinitas sangat dipengaruhi

oleh masuknya air tawar di sungai(Pratama,2009).

Page 9: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

Menurut Agrifishery(2010), menyatakan bahawa salinitas deapat dilakukan

dengan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan pengukuran dengan

menggunakan alat yang disebut dengan refraktometer atau salinometer.Satuan untuk

pengukuran salinitas adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (%).Nilai

salinitas untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 6-89 ppt dan perairan laut berkisar

antara 30-35 ppt.

Menurut Barus (2002), klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya,yaitu:

Jenis Air Salinitas(%)

Limuis(air tawar)

Mixohalin(air payau)

Euhalin(air laut)

Hyperhalin

<0,5%

0,5-30%

30-40%

>40%

B. Parameter Kimia

1. pH

pH adalah cerminan dari derajat keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen

menggunakan rumus umum pH=-log(H+).Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam

jumlah berimbang hingga pH air murni biasanya 7.Makin banyak ion OH - dalam cairan

makin rendah ion H+ dan makin tinggi Ph.Cairan demikian disebut cairan

alkalis.Sebaliknya makin banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebutbersifat

masam(Andayani,2005).

2. DO

Menurut Arfiati (2001),menyatakan bahwa air yang sangat dingin mengandung

kurang dari 5% O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah.

Page 10: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

Berkurangnya O2 karena :

1. Respirasi

2. Dekomposisi

Perairan dengan O2 tinggi,keragaman organism biasanya tinggi.Jika O2

menurun,hanya organism yang toleran saja yang dapat hidup di tempat tersebut.Variasi O2

danau oligotroph biasanya rendah,sebaliknya danau eutroph tinggi. Sumber-sumber O2:

1. Atmosfer : difusi,angin

2. Fotosintesis

Menurut Sudaryati(1991),menyatakan bahwa di perairan alam konsentrasi

oksigen terlarut dalam fungsi dari proses biologi seperti proses fotosintesa dan respirasi

dan proses fisika seperti pergerakan air dan suhu.Di permukaan air konsentrasi oksigen

rendah,dikedalaman tertentu di daerah fotik mencapai maksimum, dan di dasar perairan

konsentrasinya menurun lagi ,selama stratifikasi panas ,konsentrasi oksigen terlarut di

dasar perairan rendah karena pengambilan oleh mikroba untuk respirasi.

3. Karbondioksida

Menurut Arfiati (2001),menyatakan bahwa CO2 merupakan gas yang sangat

diperlukan dalam proses fotosintesis,di udara sangat sedikit 0,033% dan di dalam air

melimpah dapat mencapai 12mg/l.Sumber CO2 dalam air adalah :

1. Difusi dari udara

2. Proses dekomposisi bahan organic

3. Air hujan dan air bawah tanah tanah

4. Hasil respirasi organisme

Karbondioksida dalam air dapat dijumpai dalam empat bentuk yaitu :

1. CO2 gas yang bebas

2. Asam karbonat HCO3

3. Bikarbonat HCO3-

Page 11: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

4. Karbonat CO32-

Perairan tawar yang dikelilingi batu kapur cenderung mengandung CO2 yang

lebih tinggi karena kapur lebih lunak daripada batu beku. Daur karbon dapat diketahui

apabila kita mengetahui daur CO2,CO3,ataupun HCO3-. CO2 yang terdapat di atmosfer

mengalami difusi dan agitasi kedalam air. CO2 terlarut dalam air dibutuhkan oleh

tanaman air berklorofil serta fitoplankton untuk berfotosintesis. Kemudian semua

komponen biotic di alam apabila telah mati akan mengalami dekomposisi oleh

decomposer(pengurai) perairan yang diperuntukkan bagi kepentingan perikanan

sebaiknya mengandung kadar karbondioksida bebas <5 mg/l Tapi sebagian besar

organism aquatic dapat bertahan hidup hingga CO2 bebas mencapai 60 mg/l. Pada

dasarnya, keberadaan karbondioksida di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CO2) ion bikarbonat (HCO3-) ion karbon tersebut berkaitan dengan

nilai pH (Pratama,2009).

( Google image, 2010)

4. Alkalinitas

Menurut Pratama(2009) menyatakan bahwa total alkalinitas untuk perairan alami

berkisar kurang dari 5 mg/l sampai lebih dari 500 mg/l. Perairan dengan total alkalinitas

yang tinggi telahberkaitan dengan endapan batu kapur tanah. Nilai alkalinitas yang tinggi

biasanya terdapat pada perairan daerah terang dimana penguapan konsentrasi ion

diperairan lebih banyak terjadi dengan alkalinitas rendah ditemukan pada tanah berpasir

dan tanah yang mengandung banyak bahan organic. Sebagian perairan yang tercemar

bahan organikakan memiliki kadar alkalinitasnya yang rendah basa umumnya rasanya

seperti sabun. Suatu zat yang dapat mengandumg gugusan hidroksit (OH) yang dalam

larutan melepas ion H+.

Menurut HIckling dalam Akrumi dan Subroto (2002) menyatakan bahwa nilai alkalinitas

antara 50-200 mg/l CACO3/l menandakan perairan tersebut berpotensi produksi sedang.

Air danau arang-arang tidak termasuk dalam kisaran tersebut.Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat kesuburannya rendah.

Page 12: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

Parameter Biologi

Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup melayang di

perairan,mempunyai gerak sedikit sehingga mudah terbawa arus, artinya biota ini tidak

dapat melawan arus. Mikroorganisme ini baik dari segi jumlah dan jenisnya sangat

banyak dan sangat beranekaragam serta sangat padat. Selanjutnya diketahui bahwa

plankton merupakan salah satu komponen utama dalam sistem mata rantai makanan (food

chain) dan jaringan makanan (food web). Mereka menjadi pakan bagi sejumlah

konsumen dalam sistem rantai makanan dan jaring makanan tersebut (Ferianti, 2007).

Berdasarkan habitatnya plankton ditemui hidup di perairan, baik di sungai, danau,

waduk, maupun di perairan payau dan laut. Plankton ini ada yang bergerak aktif sendiri

seperti hewan yang disebut dengan zooplankton (plankton hewan), dan ada juga plankton

yang dapat berfotosintesis seperti tumbuhan di darat, kelompok ini disebut dengan

fitoplankton (plankton nabati) (Ferianti, 2007).

Ukuran plankton sangat beraneka ragam dari yang terkecil yang disebut

ultraplankton ukurannya < 0.005 mm atau 5 mikron, seperti bakteri dan diatom kecil,

sampai nanoplankton yang berukuran 60-70 mikron. Nanoplankton terlalu kecil untuk

dikumpulkan dengan jaring plankton biasa dan hanya dapat dikumpulkan dengan cara

mengambil jumlah besar air laut (Kasijan dkk,2004).

Plankton umumnya berukuran sangat kecil dan jumlahnya banyak, oleh karena itu

pengambilan sample plankton harus dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat

menyaring air sedemikian rupa sehingga plankton yang tersaring cukup jumlahnya untuk

dianalisis.Untuk keperluan ini alat khusus yang biasa digunakan adalah jaring plankton

atau plankton net. Setiap mata jaring yang digunakan ukurannya (mesh-size) harus

berbeda, tergantung dari plankton yang akan dikumpulkan, apakah itu fitoplankton atau

zooplankton. Jika yang diinginkan fitoplankton,maka ukuran mata jaring harus kecil,

sedemikian sebaliknya untuk zooplankton. Sample plankton yang didapat dapat

diawetkan dengan menggunakan formalin dan disimpan didalam suhu yang rendah

(Kasijan dkk, 2004).

Page 13: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

Fitoplankton adalah mikroorganisme nabati yang hidup melayang di dalam air,

relatif tidak memiliki daya gerak sehingga keberadaanya dipengaruhi oleh gerakan air,

serta mampu berfotosintesis. Kemampuan fitoplankton melakukan fotosintesis karena sel

tubuhnya mengandung klorofil. Klorofil berfungsi untuk mengubah zat anorganik

menjadi zat organic dengan bantuan sinar matahari. Zat anorganik yang dihasilkan

dipergunakan untuk kebutuhan dirinya sendiri dan untuk kebutuhan organisme air lainnya

(Kasijan dkk, 2004).

Salah satu sifat khas fitoplankton adalah dapat berkembang secara berlipat

ganda dalam jangka waktu yang relatif singkat, tumbuh dengan kerapatan tinggi,

melimpah dan terhampar luas. Kelimpahan fitoplankton yang terkandung didalam air laut

akan menentukan kesuburan suatu perairan. Oleh karena itu, fitoplankton dapat

digunakan sebagai jenis bio-indikator dari kondisi lingkungan perairan (Juwana, 2004).

Zooplankton yang hidup di laut sangat beraneka ragam, yang terdiri atas berbagai

bentuk larva dan bentuk dewasa yang dimiliki hampir seluruh filum hewan. Namun yang

paling menonjol adalah Crustacea planktonik. Apabila ditinjau dari aspek ekologis,

anggota crustacean yang paling penting adalah copepoda (Juwana, 2004).

Teknik pengambilan sampel plankton dilakukan secara pasif, tidak bergerak

dimana pengambilan air sample dilakukan dengan menimba dan menuangkan air sample

ke plankton net, yang kemudian sample diambil sesuai dengan volume yang diinginkan.

Menurut (Juwana, 2004) teknik pengambilan sampel plankton yang dilakukan

secara pasif adalah dengan menggunakan jaring plankton. Cara ini paling banyak

digunakan sampai sekarang. Banyak jenis jaring plankton yang digunakan tapi bentuk

dasarnya sama, berupa kerucut terdiri dari tiga bagian utama yaitu:

· Gelang logam berbagai ukuran garis tengah

· Jaring terbuat dari kain nilon dengan ukuran mata jaring beragam sesuai

Page 14: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

peruntukkannya dan berbentuk kerucut, bagian dasarnya disambung dengan kain kanvas

dan dilingkarkan pada gelang logam yang menjadi mulut jaring

· Dan bagian ujungnya disambungkan pada kantung atau tabung pengumpul plankton.

Tali penarik jaring diikatkan ke ketiga ”telinga” pada gelang logam.

Salinitas

Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga

dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada sebagian

besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini

dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara

definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau

menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine .

Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium

(31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang

dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida.

Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-

gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam.

Salinitas ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah total dalam gram bahan-bahan

terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua karbonat dirubah menjadi oksida, semua

bromida dan yodium dirubah menjadi klorida dan semua bahan-bahan organik dioksidasi.

Selanjutnya hubungan antara salinitas dan klorida ditentukan melalui suatu rangkaian

pengukuran dasar laboratorium berdasarkan pada sampel air laut di seluruh dunia dan

dinyatakan sebagai:

Page 15: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

S (o/oo) = 0.03 +1.805 Cl (o/oo) (1902)

Lambang o/oo (dibaca per mil) adalah bagian per seribu. Kandungan garam 3,5%

sebanding dengan 35o/oo atau 35 gram garam di dalam satu kilogram air laut

(http://oseanografi.blogspot.com/2005/07/salinitas-air-laut.html).

Diperairan samudra, salinitas biasanya berkisar antara 34-35‰. Diperairan pantai

karena terjadinya pengenceran, misalnya karena pengaruh aliransungai, salinitas bisa

turun rendah. Sebaliknya di daerah dengan penguapan yang sangat kuat, salinitas bisa

meningkat tinggi. Air payau adalah istilah umum yang digunakan untuk menyatakan air

yang salinitasnya antara air tawar dan air laut. Ada berbagai cara dan istilah yang

digunakan untuk memberikan nama air berdasarkan salinitasnya. Salah satu misalnya

menurut Valikangas dapat diserhanakan sebagai berikut : air tawar 0-0,5‰, air payau 0,5-

17‰, dan air laut lebih 17‰ (Nontji, 2005).

Fraksi terbesar dari bahan terlarut terdiri dari garam-garam anorganik yang

berbentuk ion-ion. Enam jenis anorganik membentuk 99,28% berat dari bahan anorganik

padat. Ion-ion adalah klor, natrium, sulfat, magnesium, kalsium dan kalium, sedangkan

lima iom berikutnya yaitu bikarbonat, bromida, asam borat dan stronsium menambah

0,71% berat, sehingga 11 ion ini membentuk 99,99% berat zat terlarut (Nybakken, 1992).

Menurut Agrifishery(2010), menyatakan bahawa salinitas deapat dilakukan

dengan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan refraktometer atau

salinometer.Satuan untuk pengukuran salinitas adalah satuan gram per kilogram (ppt)

atau promil (%).Nilai salinitas untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 6-89 ppt dan

perairan laut berkisar antara 30-35 ppt.

Menurut Barus (2002), klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya,yaitu:

Jenis Air Salinitas(%)

Limuis(air tawar) <0,5%

Page 16: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

Mixohalin(air payau)

Euhalin(air laut)

Hyperhalin

0,5-30%

30-40%

>40%

Page 17: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

BAB III

PEMBAHASAN

Page 18: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

BAB IV

PENUTUP

Page 19: Makalah Limnologi PUtri Fitriana.doc

Daftar Pustaka

http://nabawirisman.blogspot.com/2013/01/pengaruh-suhu-dan-salinitas-terhadap.html

http://destyginting.wordpress.com/2010/12/11/limnologi/

http://muhammadhusniaslam-biologi.blogspot.com/2012/