laporan praktikum iodimetri iodometri

41

Upload: irene-witanto

Post on 21-Dec-2015

1.066 views

Category:

Documents


66 download

DESCRIPTION

Laporan praktikum kimia tentang titrasi iodimetri dan iodometri

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri
Page 2: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

Daftar Isi

Halaman

Halaman Judul............................................................................. 1

Daftar Isi....................................................................................... 2

Bab 1. Pendahuluan

1.1.Latar Belakang................................................................. 3

1.2.Maksud dan Tujuan..........................................................

1.1.1. Maksud...................................................................

1.1.2. Tujuan.....................................................................

Bab 2. Tinjauan Pustaka

2.1.Teori Umum......................................................................

2.1.1. Kesetimbangan Kimia.............................................

2.1.2. Iodimetri dan Iodometri...........................................

2.2.Uraian Bahan...................................................................

Bab 3. Metode Kerja...................................................................

3.1.Alat dan Bahan.................................................................

3.1.1. Alat..........................................................................

3.1.1.1. Alat Percobaan I.............................................

3.1.1.2. Alat Percobaan II............................................

3.1.2. Bahan......................................................................

3.1.2.1. Bahan Percobaan I.........................................

3.1.2.2. Bahan Percobaan II........................................

3.2.Cara Kerja........................................................................

[2]

Page 3: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

3.2.1. Cara Kerja Percobaan I.............................................

3.2.2. Cara Kerja Percobaan II.........................................

3.3.Skema Kerja.....................................................................

3.3.1. Skema Kerja Percobaan I.......................................

3.3.2. Skema Kerja Percobaan II......................................

3.4.Data Percobaan dan Perhitungan....................................

3.4.1. Data Percobaan .....................................................

3.4.1.1. Data Percobaan I............................................

3.4.1.2. Data Percobaan II...........................................

3.4.2. Perhitungan.............................................................

3.5.Reaksi..............................................................................

3.6.Gambar............................................................................

3.6.1. Gambar Percobaan I...............................................

3.6.2. Gambar Percobaan II..............................................

Bab 4. Pembahasan...................................................................

Bab 5. Penutup...........................................................................

5.1.Kesimpulan.......................................................................

5.2.Saran................................................................................

Daftar Pustaka.............................................................................

[3]

Page 4: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

Bab 1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

1.1.1. Latar Belakang Percobaan I

Kesetimbangan kimia yang dapat dipengaruhi oleh

beberapa hal, yaitu konsentrasi suatu zat, suhu,

tekanan, dan volume. Penambahan konsentrasi suatu

zat dapat menggerakkan kesetimbangan kimia.

1.1.2. Latar Belakang Percobaan II

Berbagai macam titrasi, yaitu titrasi asam-basa, titrasi

argentometri, titrasi redoks, dan titrasi kompleksasi.

Titrasi redoks yang menggunakan reaksi redoks. Titrasi

redoks menggunakan Iod dan terbagi atas dua jenis,

yaitu Iodometri dan Iodimetri

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud

1.2.1.1. Maksud Percobaan I

Mengamati pengaruh penambahan salah satu

reaktan terhadap pergeseran arah

kesetimbangan

1.2.1.2. Maksud Percobaan II

Melakukan titrasi dengan metode Iodometri dan

Iodimetri

1.2.2. Tujuan

1.2.2.1. Tujuan Percobaan I

[4]

Page 5: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

Menentukan factor-faktor yang dapat

mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan.

1.2.2.2. Tujuan Percobaan II

Menentukan kadar suatu zat dengan metode

Iodometri dan Iodimetri

[5]

Page 6: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

Bab 2. Tinjauan Pustaka

2.1. Teori Umum

2.1.1. Kesetimbangan Kimia

Pada keadaan kesetimbangan, reaksi berlangsung

terus menerus dalam arah yang berlawanan. Akan tetapi

jika pada suatu sistem kesetimbangan tersebut diberi aksi

(pengaruh) dari luar maka sistem kesetimbangan tersebut

akan mengalami pergeseran dan membentuk

kesetimbangan yang baru. 

Tahun 1884 Henri Louis Le Chatelier berhasil

menjelaskan pengaruh faktor luar terhadap kesetimbangan,

yang dikenal dengan azas Le Chatelier, yang berbunyi :

“ Bila terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu

tindakan (aksi) maka sistem itu akan mengadakan reaksi

yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut.” 

Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke

keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau

pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran

kesetimbangan.

Bagi reaksi: 

A+B↔C+D

Kemungkinan terjadi pergeseran:

1. Dari kiri ke kanan, berarti A bereaksi dengan B

membentuk C dan D, sehingga jumlah mol A dan

Bherkurang, sedangkan C dan D bertambah.

[6]

Page 7: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

2. Dari kanan ke kiri, berarti C dan D bereaksi

membentuk A dan B. sehingga jumlah mol C dan

Dherkurang, sedangkan A dan B bertambah.

Reaksi sistem terhadap aksi luar adalah dengan

melakukan pergeseran ke kiri atau ke kanan. Faktor yang

dapat menggeser letak keseimbangan :

Perubahan Konsentrasi

Perubahan Volume

Perubahan Tekanan 

Perubahan Suhu

Apabila konsentrasi salah satu zat yang terlibat

dalam kesetimbangan, maka berdasarkan azas Le

Chatelier sistem akan mengurangi pengaruh perubahan

tersebut.

Jika konsentrasi pereaksi diperbesar maka sistem

akan mengurangi penambahan tersebut dengan

menggeser kesetimbangan ke kanan

sehinggapereaksi berkurang dan hasil reaksi

bertambah.

Jika konsentrasi pereaksi diperkecil maka

menambah pereaksi dengan mengurangi hasil reaksi

sehingga kesetimbangan bergeser ke kiri.

Jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan

aksi yang menyebabkan perubahan volume

(bersamaan dengan perubahan tekanan), maka

dalam sistem akan mengadakan berupa pergeseran

kesetimbangan.

[7]

Page 8: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

Jika tekanan diperbesar = volume diperkecil,

kesetimbangan akan bergeser ke arah

jumlah koefisien reaksi kecil.

Jika tekanan diperkecil = volume diperbesar,

kesetimbangan akan bergeser ke arah

jumlah koefisien reaksi besar.

Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien

reaksi sebelah kiri = jumlah koefisien sebelah kanan,

maka perubahan tekanan/volume tidak

menggeser letak kesetimbangan.

2.1.2. Iodimetri dan Iodometri

Metode titrasi iodimetri mengacu kepada titrasi

dengan suatu larutan iod standar. Metode titrasi

iodometri adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang

dibebaskan dalam reaksi kimia (Bassett, 1994).

Larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan

proses iodometri adalah natriumthiosulfat. Garam ini

biasanya berbentuk sebagai pentahidrat

Na2S2O3.5H2O. Larutantidak boleh distandarisasi dengan

penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi

dengan standar primer. Larutan natrium thiosulfat tidak

stabil untuk waktu yang lama (Day& Underwood, 1981)

Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan

kimia dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi,

sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan

bilangan oksidasi.Berarti proses oksidasi disertai hilangnya

elektron sedangkan  reduksi memperoleh elektron.

Oksidator adalah senyawa di mana atom yang terkandung

mengalami penurunan bilangan oksidasi. Sebaliknya pada

[8]

Page 9: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

reduktor, atom yang terkandung mengalami kenaikan

bilangan oksidasi. Oksidasi-reduksi harus selalu

berlangsung bersama dan saling menkompensasi satu

sama lain. Istilah oksidator reduktor mengacu kepada suatu

senyawa, tidak kepada atomnya saja (Khopkar, 2003).

Oksidator lebih jarang ditentukan dibandingkan

reduktor. Namin demikian, oksidator dapat ditentukan

dengan reduktor. Reduktor yang lazim dipakai untuk

penentuan oksidator adalah kalium iodida, ion titanium(III),

ion besi(II), dan ion vanadium(II). Cara titrasi redoks yang

menggunakan larutan iodium sebagai pentiter disebut

iodimetri, sedangkan yang menggunakan larutan iodida

sebagai pentiter disebut iodometri (Rivai, 1995).

Metode titrasi iodometri langsung (kadang-kadang

dinamakan iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suatu

larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung

(kadang-kadang dinamakan iodometri), adlaah berkenaan

dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia.

Potensial reduksi normal dari sistem reversibel:

I 2( s)

+2e→2 I−

adalah 0,5345 volt. Persamaan di atas mengacu

kepada suatu larutan air yang jenuh dengan adanya iod

padat; reaksi sel setengah ini akan terjadi, misalnya,

menjelang akhir titrasi iodida dengan suatu zat pengoksid

seperti kalium permanganat, ketika konsentrasi ion iodida

menjadi relatif rendah. Dekat permulaan, atau dalam

kebanyakan titrasi iodometri, bila ion iodida terdapat

dengan berlebih, terbentuklah ion tri-iodida:

[9]

Page 10: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

I 2( s)

+ I−→ I3−

Karena iod mudah larut dalam larutan iodida. Reaksi

sel setengah itu lebih baik ditulis sebagai:

I 3+2e→3 I−

Dan potensial reduksi standarnya adalah 0,5355 volt.

Maka, iod atau ion    tri-iodida merupakan zat pengoksid

yang jauh lebih lemah ketimbang kalium permanganat,

kalium dikromat, dan serium(IV) sulfat (Bassett, J. dkk.,

1994).

Dalam kebanyakan titrasi langsung dengan iod

(iodimetri), digunakan suatu larutan iod dalam kalium

iodida, dan karena itu spesi reaktifnya adalh ion tri-iodida,

I3-. Untuk tepatnya, semua persamaan yang melibatkan

reaksi-reaksi iod seharusnya ditulis dengan I3- dan bukan

dengan I2, misalnya:

I3−+2 S2O

32−→3 I−+S4O

62−

akan lebih akurat daripada:

I 2+2S2O32−→2 I−+S4O

62−

(Bassett, J. dkk., 1994).

Warna larutan 0,1 N iodium adalah cukup kuat

sehingga iodium dapat bekerja sebagai indikatornya

sendiri. Iodium juga memberi warna ungu atau merah

lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut sebagai

karbon tetraklorida atau kloroform dan kadang-kadang hal

ini digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi. Akan tetapi

lebih umum digunakan suatu larutan (dispersi koloidal)

[10]

Page 11: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

kanji, karena warna biru tua dari kompleks kanji-iodium

dipakai untuk suatu uji sangat peka terhadap iodium.

Kepekaan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam

daripada larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion

iodida (Underwood, 1986).

2.2. Uraian Bahan

Akuades

a. Nama IUPAC : Aqua Destillata

b. Nama lazim : air suling

c. Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna,

tidak berbau, tidak mempunyai rasa

d. Kelarutan : -

e. Rumus bangun :

f. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Amilum

a. Nama IUPAC : Amylum Oryzae

b. Nama lazim : pati beras

c. Pemerian : serbuk halus, putih, tidak berbau

dan tidak berasa

d. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air

dingin dan etanol 95% dingin. Amilum mengembang

cepat dalam air pada suhu 37°C

[11]

Page 12: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

e. Rumus bangun :

f. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, di

tempat sejuk dan kering

CHCl3

a. Nama IUPAC : Chloroformum

b. Nama lazim : kloroform

c. Pemerian : Cairan, mudah menguap, tidak

berwarna, bau khas, rasa manis dan membakar

d. Kelarutan : Larut dalam kurang 200 bagian

air, mudah larut dalam etanol mutlak P, dalam eter

P, dalam sebagian besar pelarut organik, dalam

minyak atsiri dan dalam minyak lemak.

e. Rumus bangun :

f. Penyimpanan : disimpan dalam wadah

yang tertutup rapat

FeCl3

a. Nama IUPAC : Ferri Chloridum

b. Nama lazim : besi (III) klorida

[12]

Page 13: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

c. Pemerian : hablur atau serbuk hablur, hitam

kehijauan, bebas warna jingga dari garam hidrat

yang telah berpengaruh oleh kelembapan

d. Kelarutan : larut dalam air, larutan

berpotensi berwarna jingga

e. Rumus bangun :

f. Penyimpanan : dalam wadah bertutup rapat

I2

a. Nama IUPAC : Iodum

b. Nama lazim : iodium

c. Pemerian : keping atau butir, berat,

mengkilat seperti logam;hitam kelabu; bau khas.

d. Kelarutan : larut dalam lebih kurang 300

bagian air, dalam 13 bagian etanol (95 %) P. dalam

lebih kurang 80 bagian gliserol P dan dalam lebih

kurang 7 bagian karbondisulfida P ; larut dalam

kloroform P dan dalam karbontetraklorida P.

e. Rumus bangun :

f. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

KI

a. Nama IUPAC : Kalii Iodidum

b. Nama lazim : kalium iodida

[13]

Page 14: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

c. Pemerian : hablur heksahedral, transparan

atau tidak berwarna, opak dan putih, atau serbuk

butiran putih. Higroskopik.

d. Kelarutan : sangat mudah larut dalam air,

lanih mudah larut dalam air mendidih, larut dalam

etanol 95 % P, mudah larut dalam gliserol P.

e. Rumus bangun :

f. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

KSCN

a. Nama IUPAC : Kalii Thiosianat

b. Nama lazim : kalium tiosianat

c. Pemerian : hablur tidak berwarna, meleleh

basah

d. Kelarutan : larut dalam 0,5 bagian air dan

dalam 15 bagian etanol mulak

e. Rumus bangun : K−S−C≡ N

f. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Na2HPO4

a. Nama IUPAC : Sodium hydrogen phosphate

b. Nama lazim : disodium fosfat

c. Pemerian : serbuk putih atau kristal putih

atau hampir putih, tidak berbau.

d. Kelarutan : mudah larut dalam air, lebih

larut dalam air panas, praktis tidak larut dalam

etanol.

[14]

Page 15: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

e. Rumus bangun :

f. Penyimpanan : wadah tertutup baik. Di tempat

sejuk dan kering.

Na2S2O3

a. Nama IUPAC : Sodium Thiosulfate

b. Nama lazim : natrium tiosulfat

c. Pemerian : hablur besar tidak

berwarna/serbuk hablur kasar. Dalam lembab

meleleh basah, dalam hampa udara merapuh

d. Kelarutan : larut dalam 0,5 bagian air,praktis

tidak larut dalam etanol

e. Rumus bangun :

f. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

[15]

Page 16: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

Bab 3. Metode Kerja

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

3.1.1.1. Alat Percobaan I :

Gelas beaker 150 ml, gelas ukur 25 ml, pipet tetes,rak

tabung, tabung reaksi (sedang).

3.1.1.2. Alat Percobaan II :

Buret, corong pisah, filler, ukur 25 dan 100 mL, gelas ,

labu erlenmeyer, pipet skala 5 dan 25 mL, pipet tetes,

statif dan klem

3.1.2. Bahan

3.1.2.1. Bahan Percobaan I :

Akuades, larutan FeCl3 1 M, larutan KSCN 1 M,

larutan KSCN 0,5 M, larutan Na2HPO4

3.1.2.2. Bahan Percobaan II :

Akuades, larutan amilum 1%, larutan CHCl3 0,1M,

larutan I2 0,1 M, bubuk KI, larutan Na-triosulfat 0,5 M

3.2. Cara Kerja

3.2.1. Cara Kerja Percobaan I

1. Ambillah 25 ml akuades dan masukkan ke dalam

gelas beaker.

2. Teteskan ke dalam akuades tersebut 3 tetes larutan

KSCN 0,5 M dan aduklah sampai warna tetap.

3. Bagi larutan tersebut ke dalam 5 tabung reaksi sama

banyak. Tabung ke-1 digunakan sebagai pembanding.

[16]

Page 17: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

4. Tambahkan berturut-turut:

Pada tabung -2 : larutan FeCl3 1 M sebanyak 2

tetes.

Pada tabung -3 : larutan KSCN 1 M sebanyak 2

tetes.

Pada tabung -4 : larutan Na2HPO4 1 M sebanyak

2 tetes.

Pada tabung -5 : akuades 2 sebanyak 2 tetes.

5. Bandingkan warna tabung 2,3, dan 4 dengan warna

tabung 1.

6. Tetesi 3 tetes larutan Na2HPO4 ke tabung 2

(KSCN+FeCl3), amati perubahannya.

7. Tetesi 3 tetes larutan FeCl3 ke tabung 2

(KSCN+FeCl3), amati perubahannya.

8. Tetesi 3 tetes larutan KSCN ke tabung 2

(KSCN+FeCl3), amati perubahannya.

9. Tetesi 3 tetes aquades ke tabung 2 (KSCN+FeCl3),

amati perubahannya.

3.2.2. Cara Kerja Percobaan II

1. Ambil 30ml larutan I2 dan masukkan pada corong

pisah.

2. Tambahkan 15ml larutan CHCl3 ke dalam corong

pisah tersebut.

3. Tambahkan air sebanyak 50 ml ke dalam corong

pisah tersebut dan kocok perlahan corong pisah agar

tercampur. Buka keran sesekali untuk mengeluarkan

gas.

[17]

Page 18: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

4. Pasangkan corong pisah ke klem penjepit pada statif.

Biarkan beberapa saat hingga terbentuk dua lapisan,

yaitu lapisan kloroform dan lapisan air.

5. Ambil gelas ukur, ambil dan ukur volume lapisan

kloroform lalu tuangkan pada labu erlenmeyer.

6. Ambil 20 ml lapisan air dan masukkan ke dalam labu

erlenmeyer.

7. Tambahkan KI bubuk pada kloroform.

8. Tetesi lapisan air dan lapisan kloroform dengan 3

tetes indikator amilum

9. Titrasi lapisan kloroform dengan Na2S2O3 hingga

warnanya berubah menjadi bening.

10.Titrasi lapisan air dengan Na2S2O3 hingga warnanya

berubah menjadi biru.

[18]

Page 19: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

Tidak berwarna

Warna orange

Warna orange

Warna merah

LarutanKSCN 0,5 M

Tetesi sebanyak 3 tetes ke dalam aquades 25 ml

LarutanKSCN 25ml

LarutanKSCN

5ml

LarutanKSCN

5ml

LarutanKSCN

5ml

LarutanKSCN

5ml

LarutanKSCN

5ml

Tidak berwarna

Warna orange

Tidak berwarna

Tidak berwarna

Tidak berwarna

Ditambah 2 tetes FeCl3

Ditambah 2 tetes

KSCN 1M

Ditambah 2 tetes

Na2HPO4

Ditambah 2 tetes

Akuades

Ditambah Na2HPO4

Ditambah FeCl3

Ditambah Akuades

Ditambah KSCN

3.3. Skema Kerja

3.3.1. Skema Kerja Percobaan I

[19]

Page 20: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

Berubah warna menjadi biru lalu perlahan

menjadi tak berwarna

30 ml larutan I2

Dimasukkan ke dalam

Corong pisah

Tambahkan 30ml CHCl3 dan 50ml air

Reaksi setimbang

Ambil 5ml lapisan Kloroform dan

masukkan dalam Labu Erlenmeyer

Ambil 20ml lapisan Air dan masukkan

dalam Labu Erlenmeyer

Tambahkan 2gr bubuk KI

Tetesi 3 tetes indikator amilum

Titrasi dengan Na2S2O3

Menjadi tidak berwarna

Tetesi 3 tetes indikator amilum

Titrasi dengan Na2S2O3

3.3.2. Skema Kerja Percobaan II

[20]

Page 21: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

3.4. Data Percobaan dan Perhitungan

3.4.1. Data Percobaan

3.4.1.1. Data Percobaan I

Tabung

reaksiLarutan Pengamatan

1 5 ml KSCN Tidak berwarna

2 5 ml KSCN + 2 tetes FeCl3 1MWarna menjadi

merah

3 5 ml KSCN + 2 tetes KSCN 1MSemakin pekat,

tidak berwarna

4 5 ml KSCN + 2 tetes Na2HPO4 Tidak berwarna

5 5 ml KSCN + 2 tetes akuadesSemakin encer,

tidak berwarna

Perlakuan terhadap tabung reaksi 2 :

Perlakuan Pengamatan

Penambahan Na2HPO4 Tak berwarna

Penambahan FeCl3 Warna orange

Penambahan KSCN Warna merah

Penambahan aquades Warna orange

[21]

Page 22: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

3.4.1.2. Data Percobaan II

Perlakuan Pengamatan

30ml I2 + 15ml CHCl3 + 50 ml air Biru kehitaman

30ml I2 + 15ml CHCl3 + 50 ml air

didiamkan dalam corong pisah

Terbentuk dua lapisan, lapisan

atas berwarna kuning-hitam

(lapisan air) dan lapisan bawah

berwarna ungu (lapisan kloroform)

Diambil 5ml lapisan kloroform

dari corong pisah

Berwarna ungu

5ml lapisan kloroform ditambah

2gr KI dan ditetesi 3 tetes

indikator amilum

Berwarna ungu kehitaman

Larutan lapisan kloroform, KI, dan

indikator amilum dititrasi dengan

Na2S2O3

Berwarna bening

Diambil 20ml lapisan air dari

corong pisah

Berwarna kuning-hitam

20ml lapisan air ditambah

indikator amilum

Berwarna coklat-kehitaman

Lapisan air ditambah indikator

amilum dititrasi dengan Na2S2O3

Berwarna biru lalu warna perlahan

menghilang

[22]

Page 23: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

Tabel titrasi

Larutan volume titran

20ml Lapisan air 52,7 ml

5 ml lapisan kloroform 5,3 ml

3.4.2. Perhitungan

3.4.2.1. Perhitungan Percobaan II

Normalitas= Molaritaselektronvalensi

=0,52

=0 ,25

Lapisan kloroform

Kadar=V titran×normalitas×mEq

V contoh

Kadar=5,3ml×0 ,25×0 ,049035ml

Kadar=0 ,01299295

Lapisan air

Kadar=V titran×normalitas×mEg

V contoh

Kadar=52 ,7ml×0 ,25×0 ,0490320

Kadar=0 ,0322985125

3.5. Reaksi

3.5.1. Reaksi Percobaan I

3KSCN+FeCl3→Fe (SCN )3+3KCl2KSCN+Na2HPO4→2NaSCN+K2HPO4

KSCN( laru tanencer )+KSCN (1M )→2KSCNKSCN( l) H⃗2O KSCN (laru tan lebihencer)

[23]

Page 24: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

3.5.2. Reaksi Percobaan II

2 I2+2H 2O→4HI+O2I 2+2Na2 S2O3→2NaI +Na2 S4O6

3.6. Gambar

3.6.1. Gambar Percobaan I

Keterangan : (Dari Kanan ke kiri)

5 ml KSCN

5 ml KSCN + 2 tetes FeCl3 1M

5 ml KSCN + 2 tetes KSCN 1M

5 ml KSCN + 2 tetes Na2HPO4

[24]

Page 25: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

5 ml KSCN + 2 tetes akuades

3.6.2. Gambar Percobaan II

[25]

proses pencampuran Iod dan Kloroform

Larutan Iod dan kloroform di dalam corong pisah

A

B

Lapisan kloroform (A) dan lapisan Air (B)

Page 26: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

Bab 4. Pembahasan

4.1. Pembahasan Percobaan I

Pada percobaan I ini, digunakan larutan KSCN yang dibagi-bagi

ke dalam 5 tabung reaksi. Selanjutnya, ditambahkan beberapa zat

yang berbeda pada larutan tersebut, yaitu FeCl3, Na2HPO4, dan

akuades.

Pada saat penambahan FeCl3, terjadi perubahan warna yaitu dari

larutan tak berwarna menjadi jingga. Dan pada saat ditambahkan

Na2HPO4, latutan kembali tak berwarna. Hal ini disebabkan karena

Na2HPO4 dapat mengingat ion Fe3+. Selanjutnya, saat

ditambahkan zat FeCl3 lagi, larutan kembali berwarna jingga.

Warna larutan semakin pekat hingga mendekati warna merah saat

ditambahkan KSCN.

Dan saat ditambahkan akuades, warna larutan memudar.

Penambahan air terhadap sistem dalam keadaan setimbang

menyebabkan volume larutan lebih besar. Penambahan volume

dapat membuat sistem akan bereaksi dengan menambah tekanan

dengan cara menambah jumlah molekul. 

4.2. Pembahasan Percobaan II

Pada percobaan II ini, I2 dan CHCl3 dimasukkan ke dalam corong

pisah. Selanjutnya ditambahkan 50ml air ke dalam corong pisah.

Lalu corong pisah diguncang, jangan lupa sesekali membuka

keran sebagai jalan keluar gas yang terbentuk. Tujuan

pengocokan ini adalah agar Iod terdistribusi secara baik. Setelah

pengocokan, gelas pisah diletakkan pada klem penjepit dan

didiamkan. Setelah didiamkan, terbentuk dua lapisan pada gelas

pisah, yaitu lapisan kloroform dan lapisan air.

[26]

Page 27: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

Selanjutnya lapisan kloroform dan lapisan air diambil dan ditaruh

pada labu erlenmeyer yang berbeda dan dilakukan titrasi dengan

Na2S2O3. Dari data dan perhitungan, dapat diketahui bahwa kadar

Iod pada lapisan kloroform adalah 0 ,01299295

dan pada lapisan air

adalah 0 ,0322985125

.

[27]

Page 28: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

Bab 5. Penutup

5.1.Kesimpulan

5.1.1. Kesimpulan Percobaan I

Semakin tua warna suatu larutan maka konsentrasi

diperbesar, arah reaksi bergerak atau bergeser ke kanan.

Semakin muda warna suatu larutan maka konsentrasi

diperkecil, arah reaksi bergeser ke kiri.

Pada praktikum, reaksi pada tabung reaksi 2

menyebabkan perubahan warna. Warna FeCl3 sebelum

dicampur adalah merah. Warna KSCN sebelum dicampur

adalah tidak berwarna. Warna hasil campuran larutan FeCl3

dan KSCN adalah orange. Selanjutnya saat diberi larutan

Na2HPO4, larutan menjadi tak berwarna. Dan saat diberi

FeCl3, larutan kembali berwarna menjadi orange. Setelah

itu, saat diberi larutan KSCN, larutan berubah warna

menjadi merah. Namun, saat diberi aquades, warna larutan

memudar menjadi orange.

5.1.2. Kesimpulan Percobaan II

Proses titrasi dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi

yang telah diketahui konsentrasinya agar tetap habis

bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin

diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Dalam percobaan

ini digunakan larutan natrium tiosulfat Na2S2O3.

5.2.Saran

Saran untuk Laboratorium Kimia:

Kelengkapan alat praktikum sebaiknya ditambah karena

masih ada beberapa alat praktikum yang dipelukan

[28]

Page 29: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

dalam proses praktikum, namun elum tersedia di

laboratorium seperti botol timbang, sehingga untuk kali

ini harus diganti dengan kaca arloji.

Sebaiknya laboratorium kimia tidak dilengkapi dengan

fasilitas kipas angin, karena akan memperbesar

dampak buruk bagi siswa-siswi saat menggunakan

bahan-bahan yang berbahaya.

Saran untuk Guru Pembimbing :

Proses pengajarannya sudah cukup lancar dan terarah,

yang perlu lebih diperhatikan adalah :

Mengajarkan siswa-siswi cara penggunaan beberapa

alat yang tidak diketahui atau belum pernah digunakan

sebelumnya, supaya siswa-siswi bisa lebih berhati-hati

terutama dalam melakukan percobaan kedua, pada

pengocokan campuran harus dilakukan dengan baik

agar hasil yang didapatkan lebih akurat.

Menjelaskan secara rinci langkah-langkah kerja

percobaan yang akan dilakukan agar siswa dapat lebih

mengerti mengenai tujuan, langkah, dan hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam melakukan percobaan.

[29]

Page 30: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

Daftar Pustaka

Latifz, Tifa. 2012. Laporan Kimia - Kesetimbangan Kimia, http://www.tifa-

latifz.blogspot.com/search/label/Chemistry, (diakses 2 November

2014)

Widiawati, Lilis. 2013. Iodometri,

http://liliswidiawati.blogspot.com/2013/02/iodometri.html, (diakses 2

November 2014)

Basset. J etc. 1994. Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia

Press. Jakarta.

Khopkar, S. M. 2008.  Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas

Indonesia

Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Penerbit UI. Jakarta.

Underwood, A.L, Day, R.A. 1981. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga.

Jakarta

Cemical Education Digital Library. http://www.chemeddl.org, (diakses 2

November 2014)

Lewis Dot Sctucture for H2O. http://imgarcade.com/1/lewis-dot-structure-

for-h2o, (diakses 2 November 2014)

Sodium thiosulfate, pentahydrate. http://webbook.nist.gov/cgi/cbook.cgi?

ID=B6000554&Mask=80, (diakses 2 November 2014)

Wijayanti, Nunuk. 2012. Tugas Formulasi dan Manufacturing Tablet

Parasetamol. http://nunukwijayantifarm.blogspot.com/2012/03/tugas-

desain-formulasi-dan.html, (diakses 2 November 2014)

[30]

Page 31: Laporan Praktikum Iodimetri Iodometri

Kalsum, Sri. Analisis Senyawa Sulfonamida.

https://www.academia.edu/7566739/ANALISIS_SENYAWA_SULFO

NAMIDA, (diakses 2 November 2014)

Mutmainnahrusdan. 2013. Laporan pH dan Dapar.

http://mutmainnahrusdan.wordpress.com/2013/06/26/laporan-ph-

dan-dapar/,(diakses 2 November 2014)

Steril, Formulasi. 2008. Reformulasi Tetes Mata.

http://formulasisteril.blogspot.com/2008/05/preformulasi-tetes-

mata.html, (diakses 2 November 2014)

Candradewi, Novi. Teori Ringkas.

https://www.academia.edu/3566852/teori_ringkas, (diakses 2

November 2014)

Blank, Wahit. 2012. Golongan Asam KFA.

http://farmasi09uit.blogspot.com/2012/07/golongan-asam.html,

(diakses 2 November 2014)

Ragil, Winda. 2011. Laporan Praktikum Vitamin.

http://tugaswindaselesaijuga.blogspot.com/2011/06/laporan-

praktikum-vitamin.html, (diakses 2 November 2014)

DAY.R.A dan UNDERWOOD A.L.2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi VI.

Jakarta : Erlangga

Dirjen.POM.1979.Farmakope Indonesia Edisi III .Jakarta : Departemen

kesehatan RI.

Disodium hydrogen phosphate.

http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Disodium_hydrogen_phospha

te.png, (diakses 2 November 2014)

[31]