laporan praktikum fitokimia

35
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FITOKIMIA 1 DISUSUN OLEH : SANDI KARTIKA 1243050015 LINTANG OKTAVIA 1243050027 SHAHNAZ NADIA 1243050029 DITA KARTIKA R 12430500 34 FUNDI FAUZI 12430500 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA 2014

Upload: shahnaznadia

Post on 26-Sep-2015

135 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

fitokimia

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FITOKIMIA 1

DISUSUN OLEH :SANDI KARTIKA1243050015LINTANG OKTAVIA1243050027SHAHNAZ NADIA1243050029DITA KARTIKA R1243050034FUNDI FAUZI12430500

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945JAKARTA2014

BAB ITemulawak (Curcuma xanthorriza roxb)I. Tujuan Memisahkan senyawa yang terdapat dalam simplisia berdasarkan kepolarannya

II. Klasifikasi temulawak Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Curcuma Spesies : Curcuma xanthorriza robx Nama daerah : Temulawak, koneng gede (sunda), temolabak (madura)

III. Morfologi Tanaman terna berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1m, tetapi kurang dari 2m. Berwarna hijau atau coklat gelap. Akar rimpang terbentuk dengan sempuna dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap batang memiliki daun 2-9 helai dengan bentuk bulat memanjang sampai bangun lanset, panjang daun 31-84 cm dan lebar 10-18 cm. Panjang tangkai daun termasuk helaian 43-80cm. Perbungaan lateral,tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang tangkai 9-23 cm dan lebar 4- 13mm. Mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4,5 cm. Helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah. Panjang 1,25-2 cm dan lebar 1cm.

IV. Kandugan KimiaZat warna kuning 1-2% (kurkumin dan monodesmotoksikurkumin). Minyak atsiri 5% ( dengan komponen utama 1-siklo-isoprenemirsen 85%) kurkuminoid. Komponen minyak atsiri lainnya b-kurkumenar-kurkumene, xhanthorrizol germakron.

V. Khasiat Antidiuretik Anti inflamasi Antioksidan Anti hipertensi

VI. Cara KerjaA. Sari HexanSimplisia HexanSari Hexan di uapkanampas di keringkaanNoMacam ujiTeoriHasilPengamatan

1.Pemeriksaan minyak atsiri:Sari hexan diuapkan ad kering dalam cawan uap + alkohol lalu diuapkan (sebagian untuk pemeriksaan lemak)Terdapat bau aromatis+Bau khas temulawak

2.pemeriksaan lemak dan asam lemak :larutan alkohol sisa pemeriksaan minyak atsiri diuapkan lalu dilakukan penyabunan dengan penambahan KOH 0,5% dan di refluks.Terdapat tetes-tetes minyak+terdapat tetes minyak

3. pemeriksaan sterol dan triterpenoid :-sari hexan diuapkan ad kering + acetat anhidrat + kloroform + as.sulfat(p) melalui dinding tabung

-ekstrak dalam plat tetes + as.sulfat (p) + as acetat anhidrat

Sterol : cincin hijau biruTriterpenoid : cincin ungu/merah

Terpen : ungu/merah/coklatSteroid : hijau/biru+cincin ungu merah

Larutan ungu merah-coklat

4.Pemeriksaan alkaloid base :Sari hidrolisa + hcl,jika beni ng langsung diuji, jika tidak + amonium hidroksida (untuk membusakan alkaloid) + kloroform kocok. Ambil lapisan kloroform + HCl 2N ambil lapisan air bagi jadi 4 tabung :1. Sebagai pembanding2. + mayer3. + dregendorf4. + bouchardat

Endapan putihEndapan jinggaEndapan coklat

---

Larutan beningLarutan coklatLarutan coklat

5.pemeriksaan kumarin :ekstrak diuapkan ad kering + air panas, dinginkan bagi jadi 2 tabung :1) Sebagai pembanding2) +NH4 10%Lihat di UVTerdapat fluoresensi kehijauan/kebiruan+Ada fluoresensi kehijauan

Kesimpulan Skrining Fitokimia sari Hexan mengandung :1. Minyak atsiri2. Terpen3. Triterpen4. Lemak dan asam lemak5. Kumarin B. SARI ETIL ASETATNOMACAM UJITEORIHASILPENGAMATAN

1Pemeriksaan tanin :Sari etil asetat + 3 tetes FeCl3jika terjadi perubahan : biru kehijauan/kebiruan = + tanin-2 faseAtas:coklat kehitamanBawah : coklat muda

2Pemeriksaan gula pereduksiSari etil asetat + 2 tetes fehling A + 2 tetes Fehling B,panaskan di waterbath

Terjadi endapan merah bata = + gula pereduksi+Endaan merah bata

3Pemeriksaan Alkaloid :Simplisia halus + CHCl3 + NH4OH Saring ad di peroleh ekstrak. Kemudian ekstrak diuapkan + HCl 2N/H2SO4 2N. Kocok,bagi 3tabung. Kemudian masing-masing di reaksikan dengan Mayer,Dragendorf,Bouchardat a) Mayer : endapan putihb) Dragendorf : endapan coklat/jinggac) Bouchardat : endapan coklat-

-

-a) Lar.kuning beningb) Lar.coklat kekuningan

c) Lar.coklat tua

4pemeriksaan emodol :sari etil asetat di pekatkan dinginkan + NH4OH 25%,kocokwarna merah menunjukan adanya emodol+Larutan merah

5Pemeriksaan flavonoid :Ekstrak + HCl(p) + logam Mg - dinginkan + amil alkoholAkan terbentuk warna merah,bila di + amil alkohol :Warna merah naik ke atas : + flavonoidWarna merah tetap di bawah : + tanin dan flavonoid+ Warna merah naik ke atas

6pemeriksaan kumarin :ekstrak diuapkan ad kering + air panas, dinginkan bagi jadi 2 tabung :3) Sebagai pembanding4) +NH4 10%Terdapat fluoresensi kehijauan/kebiruan+Flouresensi kuning kehijauan

7pemeriksaan sterol dan triterpenoid :-sari hexan diuapkan ad kering + acetat anhidrat + kloroform + as.sulfat(p) melalui dinding tabung

-ekstrak dalam plat tetes + as.sulfat (p) + as acetat anhidrat

Sterol : cincin hijau biruTerpenoid : cincin ungu/merah

Terpen : ungu/merah/coklatSteroid : hijau/biru+

+Cincin merah

Larutan merah

Kesimpulan skrining sari etil asetat temulawak mengandung :1. Gula pereduksi6. Emodol2. Flavonoid3. Kumarin4. Terpenoid5. Terpen

C . Sari metanolnoMacam ujiTeoriHasilPengamatan

1Pemeriksaan tanainSari methanol + feCl3 ( 3 tetes )Biru kehijauan/hijau tua + tanin-Hijau kecoklatan

2Pemeriksaan gula pereduksiSari methanol + 2 tetes fehling A + 2 tetes Fehling B dipanaskan merah bata + gula pereduksi- hijau tua larutan hijau

3Pemeriksaan alkaloidSimplisia halus + CHCl3 + NH4OH saring diperoleh ekstrak, kemudian ekstrak diuapkan + HCL 2 N / H2SO4 2 N , bagi menjadi 3 tabungA. + MayerB. + DragendrofC. + bouchardat

a. putihb. coklat/ jinggac. coklat

---

Lar. Bening hijauLar. JinggaLar. Coklat

4Pemeriksan FlavonoidEkstrak + HCL (p) + logam Mg, dinginkan + amil alcoholTerbentuk warna merah jika + amil alcohol Merah naik ke atas + Flavonoid Merah tetap di bawah + tannin, flavonoid-Lar. Hijau pekat

5Pemeriksaan emodolSari methanol dipekatkan , didinginkan + NH4OH 25 % , kocokTerbentuk warna merah + emodol-Lar. Hijau muda

6Pemeriksaan kumarinEkstrak diuapkan ad kering + air panas dinginkan bagi menjadi 2a. Tabung 1 + NH4OH 10 %b. Sebagai pembandingLihat di UVTerdapat fluoresensi kuning / kehijauan + kumarin Tidak ada fluoresensi kuning/hijau

7Pemeriksaan sterol dan triterpenoida. Sari methanol diuapkan ad kering + CHCl3 dan H2SO4 melalui dinding

b. Ekstrak dalam plat tetes di + H2SO4a. Cincin warna Hijau/merah + terpenoid Hijau/biru + steroid

b. Jika berwarna Ungu merah/coklat terpen Hijau biru steroid-

-

-

-Larutan hijau

Cincin hijau

Hijau / biru

Kesimpulan scrining sari methanol Seledri mengandung1. Steroid

D. HidrolisaNoCara identifikasteorihasilPengamatan

1Pemeriksaan tanainSari methanol + feCl3 ( 3 tetes )Biru kehijauan/hijau tua + tanin-Lar. Coklat kekuningan

2Pemeriksaan gula pereduksiSari methanol + 2 tetes fehling A + 2 tetes Fehling B dipanaskan merah bata + gula pereduksi-Lar. Hijau coklat kehitaman

3Pemeriksaan alkaloidSimplisia halus + CHCl3 + NH4OH saring diperoleh ekstrak, kemudian ekstrak diuapkan + HCL 2 N / H2SO4 2 N , bagi menjadi 3 tabungA. + Mayer

B. + Dragendrof

C. + bouchardat

a. putih

b. coklat/ jingga

c. coklat

-

-

-

Lar. Bening

Lar. merah kecoklatan

Lat. coklat kekuningan

4Pemeriksan FlavonoidEkstrak + HCL (p) + logam Mg, dinginkan + amil alcoholTerbentuk warna merah jika + amil alcohol Merah naik ke atas + Flavonoid Merah tetap di bawah + tannin, flavonoid

-

-Lar. Hijau

5Pemeriksaan emodolSari methanol dipekatkan , didinginkan + NH4OH 25 % , kocokTerbentuk warna merah + emodol-Lar. Kuning terang

6Pemeriksaan kumarinEkstrak diuapkan ad kering + air panas dinginkan bagi menjadi 2c. Tabung 1 + NH4OH 10 %d. Sebagai pembandingLihat di UVTerdapat fluoresensi kuning / kehijauan + kumarin+Terdapat fluoresensi kuning kehijauan

7Pemeriksaan sterol dan triterpenoida. Sari methanol diuapkan ad kering + CHCl3 dan H2SO4 melalui dinding

b. Ekstrak dalam plat tetes di + H2SO4 pekat dan asam acetat anhidrat

a. Cincin warna Hijau/merah + terpenoid Hijau/biru + steroidb. Jika berwarna Ungu merah/coklat terpen Hijau biru steroid

-

+

-

+

Cincin hijau

Lar. hijau

Kesimpulan scrining sari hidrolisa Seledri mengandung 1. Kumarin2. Steroid

Kromatografi Lapis TipisPrinsip PercobaanPemisahan dengan tehnik kromatografi lapis tipis didasarkan pada adsorpsi larutan (fase gerak atau eluennya) terhadap adsorbens yang di gunakan, dimana Adsorbens dilapiskan pada lempeng kaca yang bertindak sebagai penunjang fase diamnya. Teori DasarDalam analisis kimia suatu bahan, maka akan sering dihadapkan pada pekerjaan-pekerjaan seperti menghilangkan konstituen pengganggu atau mengisolasikannya maupun memekatkan konstituen yang dikehendaki sebelum dilakukuan identifikasi maupun pengukuran jumlahnya. Untuk melakukan analisis kimia tersebut maka kita harus menggunakan suatu metode agar dapat menentukan hasil yang tepat, kromatografi salah satunya, dan dapat pula digunakan sebagai analisa secara kuantitatif.Kromatografi adalah suatu metoda untuk separasi yang menyangkut komponen suatu contoh di mana komponen dibagi-bagikan antara dua tahap, salah satu yang mana adalah keperluan selagi gerak yang lain. Di dalam gas kromatografi adalah gas mengangsur suatu cairan atau tahap keperluan padat. Di dalam cairan kromatografi adalah campuran cairan pindah gerakkan melalui cairan yang lain, suatu padat, atau suatu gel agar. Mekanisme separasi komponen mungkin adalah adsorpsi, daya larut diferensial, ion-exchange, penyebaran/perembesan, atau mekanisme lain (David. 2001).Teknik kromatografi merupakan teknik pemisahan yang sangat sensitif, yang dapat memisahkan campuran kompleks, seperti minyak bumi yang merupakan campuran dari ratusan senyawa yang terkandung di dalamnya, dan masih banyak lagi keunggulan lainnya.Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu tehnik yang sederhana dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk silika gel, alomina, selulosa dan polianida. Untuk menotolkan larutan cuplikan pada lempeng kaca, pada dasarnya dgunakan mikro pipet/ pipa kapiler. Setelah itu, bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengulsi di dalam wadah yang tertutup (Chamber) (Rudi, 2010)Kromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan komponen-komponen atas dasar perbedaan adsorpsi atau partisi oleh pase diam dibawah gerakan pelarut pengembang. Pada dasarnya KLT sangat mirip dengan kromatografi kertas , terutama pada cara pelaksanaannya. Perbedaan nyatanya terlihat pada fase diamnya atau media pemisahnya, yakni digunakan lapisan tipis adsorben sebagai pengganti kertas. Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel, alumina dan serbuk selulosa. Partikel selika gel mengandung gugus hidroksil pada permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul polar air. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.Pada identifikasi noda atau penampakan noda, jika noda sudah bewarna dapat langsung diperiksa dan ditentukan harga Rf. Rf merupakan nilai dari Jarak relative pada pelarut. Harga Rf dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak tempuh oleh eluen ( fase gerak ) untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut:Rf juga menyatakan drajat retensi suatu komponen dalam fase diam. Karenan itu Rf juga disebut factor referensi.Pemisahan campuran dengan cara kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yang bercampur pada medium tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari pemisahan secara kromatografi dapat kita temui pada rembesan air pada dinding yang menghasilkan garis-garis dengan jarak ternentu.Ada dua cara untuk menyelesaikan analisis sampel yang tidak berwarna: Menggunakan pendarflour Mungkin anda masih ingat apa yang telah saya sebutkan bahwa fase diam pada sebuah lempengan lapis tipis seringkali memiliki substansi yang ditambahkan kedalamnya, supaya menghasilkan pendaran flour ketika diberikan sinar ultraviolet (UV). Itu berarti jika anda menyinarkannya dengan sinar UV, akan berpendar.Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada kromatogram berada, meskipun bercak-bercak itu tidak tampak berwarna jika dilihat dengan mata. Itu berarti bahwa jika anda menyinarkan sinar UV pada lempengan, akan timbul pendaran dari posisi yang berbeda dengan posisi bercak-bercak. Bercak tampak sebagai bidang kecil yang gelap.Sementara UV tetap disinarkan pada lempengan, anda harus menandai posisi-posisi dari bercak-bercak dengan menggunakan pinsil dan melingkari daerah bercak-bercak itu. Seketika anda mematikan sinar UV, bercak-bercak tersebut tidak tampak kembali.Penunjukkan bercak secara kimia Dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk membuat bercak-bercak menjadi tampak dengan jalan mereaksikannya dengan zat kimia sehingga menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah contoh yang baik adalah kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino.Kromatogram dapat dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan ninhidrin. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa-senyawa berwarna, umumnya coklat atau ungu.Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian ditempatkan pada wadah bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristal iodium. Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan bercak pada kromatogram, atau dapat dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada lempengan. Substansi yang dianalisis tampak sebagai bercak-bercak kecoklatan.Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian ditempatkan pada wadah bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristal iodium. Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan bercak pada kromatogram, atau dapat dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada lempengan. Substansi yang dianalisis tampak sebagai bercak-bercak kecoklatan.Penggunaan kromatografi lapis tipis untuk mengidentifikasi senyawa-senyawaAnggaplah anda mempunyai campuran asam amino dan ingin menemukan asam amino-asam amino tertentu yang terkandung didalam campuran tersebut. Untuk sederhananya, mari kira berasumsi bahwa anda mengetahui bahwa campuran hanya mungkin mengandung lima asam amino.Setetes campuran ditempatkan pada garis dasar lempengan lapis tipis dan bercak-bercak kecil yang serupa dari asam amino yang telah diketahui juga ditempatkan pada disamping tetesan yang akan diidentifikasi. Lempengan lalu ditempatkan pada posisi berdiri dalam pelarut yang sesuai dan dibiarkan seperti sebelumnya. Dalam gambar, campuran adalah M dan asam amino yang telah diketahui ditandai 1-5.Bagian kiri gambar menunjukkan lempengan setelah pelarut hampir mencapai bagian atas dari lempengan. Bercak-bercak masih belum tampak. Gambar kedua menunjukkan apa yang terjadi setelah lempengan disemprotkan ninhidrin.Tidak diperlukan menghitung nilai Rf karena anda dengan mudah dapat membandingkan bercak-bercak pada campuran dengan bercak dari asam amino yang telah diketahui melalui posisi dan warnanya. Dalam contoh ini, campuran mengandung asam amino 1, 4 dan 5.Fase diam-jel silika Jel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada permukaan jel silika, atom silikon berlekatan pada gugus -OH.Permukaan jel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai disekitarnya, sebagaimana halnya gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol.Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium oksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Apa yang kita sebutkan tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk alumina.Penentuan jumlah komponen senyawa dapat dideteksi dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menggunakan plat KLT yang sudah siap pakai. Terjadinya pemisahan komponen-komponen pada KLT dengan Rf tertentu dapat dijadikan sebagai panduan untuk memisahkan komponen kimia tersebut dengan menggunakan kolom kromatografi dan sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel dan eluen yang digunakan berdasarkan basil yang diperoleh dari KLT dan akan lebih baik kalau kepolaraan eluen pada kolom kromatografi sedikit dibawah kepolaran eluen pada KLT (Lenny, 2006)Pada hakekatnya KLT merupakan metoda kromatografi cair yang melibatkan dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fasa geraknya berupa campuran pelarut pengembang dan fasa diamnya dapat berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai permukaan penyerap (kromatografi cair-padat) atau berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair (kromatografi cair-cair). Fasa diam pada KLT sering disebut penyerap walaupun berfungsi sebagai penyangga untuk zat cair di dalam sistem kromatografi cair-cair. Hampir segala macam serbuk dapat dipakai sebagai penyerap pada KLT, contohnya silika gel (asam silikat), alumina (aluminium oksida), kiselgur (tanah diatomae) dan selulosa. Silika gel merupakan penyerap paling banyak dipakai dalam KLT (Iskandar, 2007)Tujuan1. Pemisahan senyawa dari suatu kelompok senyawa2. Identifikasi zat yang terkandung dalam senayawa3. Mencari eluent yang cocok untuk kromatografi kolom4. Identifikasi senayawaAlat dan bahan 1. Lempeng KLT2. Pipa kapiler3. Gelas ukur4. Corong 5. Kertas saring6. Chamber7. Lampu UVBahan1. Ekstrak Hexan , etil acetat, methanol dan ekstrak hidrolisa2. Eluen : Hexan ; etil acetat ( 7: 3 atau 5 : 5) Butanol ; CH3COOH ; Air (4 : 1 : 5 ) CHCl3 ; methanol (5:5)Cara kerja 1. Ekstrak yang digunakan untuk KLT dipekatkan terlebihdahulu dengan cara diuapkan di waterbath2. Plat KLT disiapkan dengan ukuran 5x1 cm3. Tandai dengan pensil, batas bawah dan batas atas pada plat4. Totolkan ekstrak dengan menggunakan pipa kapiler yang telah dikecilkan lubangnya dengan dibakar. Keringkan sebentar di udara terbuka5. Isi chamber dengan eluen kemudian jenuhkan eluen dengan cara menambahakan kertas saring ke dalam chamber6. Masukan plat yang telah ditotolkan ekstrak ke dalam chamber yang berisi eluent tersebut. Elusidasi sampai tanda batas atas pada plat KLT7. Amati noda yang terbentuk secara visual dibawah sinar UV dan disemprotkan dengan pereaksi / penampak noda yang sesuai8. Hitung Rf yang didapatData pengamatanEluen = 3,5 cm ( eluen = Hexan : Etil Acetat )a. Hexan: spot 1 = 0,6 cm Spot 2 = 0,9 cmb. Etil acetat: spot 1 = 0,4 cm: spot 2 = 0,3 cm c. Methanol: spot 1 = 0,2 cm: spot 2 = 0,3 cmd. Hidrolisa: sspot = 0,3 cmPerhitungan1. Hexan Rf1 = 0,6 : 3,5 = 0,171 cmHRf1= 0,171 x 100 % = 17,1 % Rf2= 0,9 : 3,5 = 0,257 cmHRf2= 0,257 x 100 % = 25,7 % 2. Etil acetat Rf1= 0,4 : 3,5 = 0,114 cmHRf1= 0,114 x 100% = 11,4 % Rf2= 0,3 : 3,5 = 0,085 cmHRf2= 0,085 x 100 % = 8,57 %3. Methanol Rf1= 0,2 x 3,5 = 0,057 cmHRf1= 0,057 x 100%= 5,7 % Rf2= 0,3 : 3,5 = 0,085 cmHRf2= 0,085 x 100 % = 8,57 %4. Hidrolisa Rf1= 0,3 : 3,5 = 0,085 cmHRf1= 0,085 x 100 % = 8,57 %

BAB IISeledri (Apium Graveolens)VII. Tujuan Memisahkan senyawa yang terdapat dalam simplisia berdasarkan kepolarannya

VIII. Klasifikasi temulawak Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledone Ordo : Apiales Famili : Apiaceae Genus : Apium Spesies : Apium graveolens Nama daerah : Saladri (sunda) dan seledri (jawa)

IX. Morfologi Batang : Tidak berkayu, beralus beruas, bercabang, tegak, hijau pucatDaun : Tipis majemuk, daun muda melebar atau meluas dari dasar, hijau mengkilat, segmen dengan hijau pucat, tongkai di semua atau kebanyakan daun merupakan sarung Daun bunga : Putih kehijauan atau putih kekuninganBunga : Tunggal dengan tangkai yang jelas, sisi kelopak yang tersembunyiAkar : Tebal X. Kandugan KimiaSeluruh herba seledri mengandung glikosida apiin (glikosida flavon), isoquersetin dan umbeliferon. Juga mengnadung mannite, mosite, asparagines glutamine, choline, linamarose, pro-vitamin A, vitamin dan vitamin B. kandungan asam-asam dalam minyak atsiri pada biji natra lain, asan-asam resin, asam-asam lemak terutama pamitat, oleat, linoleat dan petroselinat. Senyawa kumarin lain ditemukan dalam biji, yaitu bergapten, seslin, isomperatorin, oshenol dan isopimpinelin.

XI. Khasiat Pemicu enzim pencernaan Penambah nafsu makan Peluruh air seni Penurun tekanan darah Mengurangi rasa sakit pada reumatik dan gout Antikejang

XII. Cara KerjaA. Sari HexanSimplisia HexanSari Hexan di uapkanampas di keringkaanNoMacam ujiTeoriHasilPengamatan

1.Pemeriksaan minyak atsiri:Sari hexan diuapkan ad kering dalam cawan uap + alkohol lalu diuapkan (sebagian untuk pemeriksaan lemak)Terdapat bau aromatis+Bau seledri

2.pemeriksaan lemak dan asam lemak :larutan alkohol sisa pemeriksaan minyak atsiri diuapkan lalu dilakukan penyabunan dengan penambahan KOH 0,5% dan di refluks.Terdapat tetes-tetes minyak+terdapat tetes minyak

3. pemeriksaan sterol dan triterpenoid :-sari hexan diuapkan ad kering + acetat anhidrat + kloroform + as.sulfat(p) melalui dinding tabung

-ekstrak dalam plat tetes + as.sulfat (p) + as acetat anhidrat

Sterol : cincin hijau biruTriterpenoid : cincin ungu/merah

Terpen : ungu/merah/coklatSteroid : hijau/biru+

-

+cincin hijau

Larutan hijau

4.Pemeriksaan alkaloid base :Sari hidrolisa + hcl,jika beni ng langsung diuji, jika tidak + amonium hidroksida (untuk membusakan alkaloid) + kloroform kocok. Ambil lapisan kloroform + HCl 2N ambil lapisan air bagi jadi 4 tabung :5. Sebagai pembanding6. + mayer

7. + dregendorf8. + bouchardat

Endapan putih

Endapan jinggaEndapan coklat

-

--

Larutan putih kekuninganLarutan orange Larutan coklat kekuningan

5.pemeriksaan kumarin :ekstrak diuapkan ad kering + air panas, dinginkan bagi jadi 2 tabung :5) Sebagai pembanding6) +NH4 10%Lihat di UVTerdapat fluoresensi kehijauan/kebiruan-Tidak ada fluoresensi kehijauan

Kesimpulan Skrining Fitokimia sari Hexan mengandung :1. Minyak atsiri2. Sterol3. Steroid

B. SARI ETIL ASETATNOMACAM UJITEORIHASILPENGAMATAN

1Pemeriksaan tanin :Sari etil asetat + 3 tetes FeCl3jika terjadi perubahan : biru kehijauan/kebiruan = + tanin-Larutan kuning, ada hijaunya diatas seperti bentuk cincin

2Pemeriksaan gula pereduksiSari etil asetat + 2 tetes fehling A + 2 tetes Fehling B,panaskan di waterbath

Terjadi endapan merah bata = + gula pereduksi-Endapan hijau

3Pemeriksaan Alkaloid :Simplisia halus + CHCl3 + NH4OH Saring ad di peroleh ekstrak. Kemudian ekstrak diuapkan + HCl 2N/H2SO4 2N. Kocok,bagi 3tabung. Kemudian masing-masing di reaksikan dengan Mayer,Dragendorf,Bouchardat a)Mayer : endapanputihb)Dragendorf: endapan coklat/jingga

c)Bouchardat : endapan coklat-

-

-a) endapan hijau

b) Lar.kuning keruh

d) e) f) c) endapan hijau tua

4pemeriksaan emodol :sari etil asetat di pekatkan dinginkan + NH4OH 25%,kocokwarna merah menunjukan adanya emodol-Larutan hijau bening

5Pemeriksaan flavonoid :Ekstrak + HCl(p) + logam Mg - dinginkan + amil alkoholAkan terbentuk warna merah,bila di + amil alkohol :Warna merah naik ke atas : + flavonoidWarna merah tetap di bawah : + tanin dan flavonoid

-

-

Larutan hijau

6pemeriksaan kumarin :ekstrak diuapkan ad kering + air panas, dinginkan bagi jadi 2 tabung :7) Sebagai pembanding8) +NH4 10%Terdapat fluoresensi kehijauan/kebiruan+Flouresensi kuning kehijauan

7pemeriksaan sterol dan triterpenoid :-sari hexan diuapkan ad kering + acetat anhidrat + kloroform + as.sulfat(p) melalui dinding tabung

-ekstrak dalam plat tetes + as.sulfat (p) + as acetat anhidrat

Sterol : cincin hijau biruTerpenoid : cincin ungu/merah/coklat

Terpen : ungu/merah/coklatSteroid : hijau/biru+

-

-

-Cincin hijau

Larutan hijau

Kesimpulan skrining sari etil asetat seledri mengandung :1. Kumarin2. Steroid

C . Sari metanolnoMacam ujiTeoriHasilPengamatan

1Pemeriksaan tanainSari methanol + feCl3 ( 3 tetes )Biru kehijauan/hijau tua + tanin-Hijau kecoklatan

2Pemeriksaan gula pereduksiSari methanol + 2 tetes fehling A + 2 tetes Fehling B dipanaskan merah bata + gula pereduksi- hijau tua larutan hijau

3Pemeriksaan alkaloidSimplisia halus + CHCl3 + NH4OH saring diperoleh ekstrak, kemudian ekstrak diuapkan + HCL 2 N / H2SO4 2 N , bagi menjadi 3 tabungE. + MayerF. + DragendrofG. + bouchardat

d. putihe. coklat/ jinggaf. coklat

---

Lar. Bening hijauLar. JinggaLar. Coklat

4Pemeriksan FlavonoidEkstrak + HCL (p) + logam Mg, dinginkan + amil alcoholTerbentuk warna merah jika + amil alcohol Merah naik ke atas + Flavonoid Merah tetap di bawah + tannin, flavonoid-Lar. Hijau pekat

5Pemeriksaan emodolSari methanol dipekatkan , didinginkan + NH4OH 25 % , kocokTerbentuk warna merah + emodol-Lar. Hijau muda

6Pemeriksaan kumarinEkstrak diuapkan ad kering + air panas dinginkan bagi menjadi 2c. Tabung 1 + NH4OH 10 %d. Sebagai pembandingLihat di UVTerdapat fluoresensi kuning / kehijauan + kumarin Tidak ada fluoresensi kuning/hijau

7Pemeriksaan sterol dan triterpenoidc. Sari methanol diuapkan ad kering + CHCl3 dan H2SO4 melalui dinding

d. Ekstrak dalam plat tetes di + H2SO4e. Cincin warna Hijau/merah + terpenoid Hijau/biru + steroid

f. Jika berwarna Ungu merah/coklat terpen Hijau biru steroid-

-

-

-Larutan hijau

Cincin hijau

Hijau / biru

Kesimpulan scrining sari methanol Seledri mengandung2. Steroid

H. HidrolisaNoCara identifikasteorihasilPengamatan

1Pemeriksaan tanainSari methanol + feCl3 ( 3 tetes )Biru kehijauan/hijau tua + tanin-Lar. Coklat kekuningan

2Pemeriksaan gula pereduksiSari methanol + 2 tetes fehling A + 2 tetes Fehling B dipanaskan merah bata + gula pereduksi-Lar. Hijau coklat kehitaman

3Pemeriksaan alkaloidSimplisia halus + CHCl3 + NH4OH saring diperoleh ekstrak, kemudian ekstrak diuapkan + HCL 2 N / H2SO4 2 N , bagi menjadi 3 tabungD. + Mayer

E. + Dragendrof

F. + bouchardat

d. putih

e. coklat/ jingga

f. coklat

-

-

-

Lar. Bening

Lar. merah kecoklatan

Lat. coklat kekuningan

4Pemeriksan FlavonoidEkstrak + HCL (p) + logam Mg, dinginkan + amil alcoholTerbentuk warna merah jika + amil alcohol Merah naik ke atas + Flavonoid Merah tetap di bawah + tannin, flavonoid

-

-Lar. Hijau

5Pemeriksaan emodolSari methanol dipekatkan , didinginkan + NH4OH 25 % , kocokTerbentuk warna merah + emodol-Lar. Kuning terang

6Pemeriksaan kumarinEkstrak diuapkan ad kering + air panas dinginkan bagi menjadi 2g. Tabung 1 + NH4OH 10 %h. Sebagai pembandingLihat di UVTerdapat fluoresensi kuning / kehijauan + kumarin+Terdapat fluoresensi kuning kehijauan

7Pemeriksaan sterol dan triterpenoidc. Sari methanol diuapkan ad kering + CHCl3 dan H2SO4 melalui dinding

d. Ekstrak dalam plat tetes di + H2SO4 pekat dan asam acetat anhidrat

c. Cincin warna Hijau/merah + terpenoid Hijau/biru + steroidd. Jika berwarna Ungu merah/coklat terpen Hijau biru steroid

-

+

-

+

Cincin hijau

Lar. hijau

Kesimpulan scrining sari hidrolisa Seledri mengandung 3. Kumarin4. Steroid

Kromatografi Lapis TipisPrinsip PercobaanPemisahan dengan tehnik kromatografi lapis tipis didasarkan pada adsorpsi larutan (fase gerak atau eluennya) terhadap adsorbens yang di gunakan, dimana Adsorbens dilapiskan pada lempeng kaca yang bertindak sebagai penunjang fase diamnya. Teori DasarDalam analisis kimia suatu bahan, maka akan sering dihadapkan pada pekerjaan-pekerjaan seperti menghilangkan konstituen pengganggu atau mengisolasikannya maupun memekatkan konstituen yang dikehendaki sebelum dilakukuan identifikasi maupun pengukuran jumlahnya. Untuk melakukan analisis kimia tersebut maka kita harus menggunakan suatu metode agar dapat menentukan hasil yang tepat, kromatografi salah satunya, dan dapat pula digunakan sebagai analisa secara kuantitatif.Kromatografi adalah suatu metoda untuk separasi yang menyangkut komponen suatu contoh di mana komponen dibagi-bagikan antara dua tahap, salah satu yang mana adalah keperluan selagi gerak yang lain. Di dalam gas kromatografi adalah gas mengangsur suatu cairan atau tahap keperluan padat. Di dalam cairan kromatografi adalah campuran cairan pindah gerakkan melalui cairan yang lain, suatu padat, atau suatu gel agar. Mekanisme separasi komponen mungkin adalah adsorpsi, daya larut diferensial, ion-exchange, penyebaran/perembesan, atau mekanisme lain (David. 2001).Teknik kromatografi merupakan teknik pemisahan yang sangat sensitif, yang dapat memisahkan campuran kompleks, seperti minyak bumi yang merupakan campuran dari ratusan senyawa yang terkandung di dalamnya, dan masih banyak lagi keunggulan lainnya.Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu tehnik yang sederhana dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk silika gel, alomina, selulosa dan polianida. Untuk menotolkan larutan cuplikan pada lempeng kaca, pada dasarnya dgunakan mikro pipet/ pipa kapiler. Setelah itu, bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengulsi di dalam wadah yang tertutup (Chamber) (Rudi, 2010)Kromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan komponen-komponen atas dasar perbedaan adsorpsi atau partisi oleh pase diam dibawah gerakan pelarut pengembang. Pada dasarnya KLT sangat mirip dengan kromatografi kertas , terutama pada cara pelaksanaannya. Perbedaan nyatanya terlihat pada fase diamnya atau media pemisahnya, yakni digunakan lapisan tipis adsorben sebagai pengganti kertas. Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel, alumina dan serbuk selulosa. Partikel selika gel mengandung gugus hidroksil pada permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul polar air. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.Pada identifikasi noda atau penampakan noda, jika noda sudah bewarna dapat langsung diperiksa dan ditentukan harga Rf. Rf merupakan nilai dari Jarak relative pada pelarut. Harga Rf dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak tempuh oleh eluen ( fase gerak ) untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut:Rf juga menyatakan drajat retensi suatu komponen dalam fase diam. Karenan itu Rf juga disebut factor referensi.Pemisahan campuran dengan cara kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yang bercampur pada medium tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari pemisahan secara kromatografi dapat kita temui pada rembesan air pada dinding yang menghasilkan garis-garis dengan jarak ternentu.Ada dua cara untuk menyelesaikan analisis sampel yang tidak berwarna: Menggunakan pendarflour Mungkin anda masih ingat apa yang telah saya sebutkan bahwa fase diam pada sebuah lempengan lapis tipis seringkali memiliki substansi yang ditambahkan kedalamnya, supaya menghasilkan pendaran flour ketika diberikan sinar ultraviolet (UV). Itu berarti jika anda menyinarkannya dengan sinar UV, akan berpendar.Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada kromatogram berada, meskipun bercak-bercak itu tidak tampak berwarna jika dilihat dengan mata. Itu berarti bahwa jika anda menyinarkan sinar UV pada lempengan, akan timbul pendaran dari posisi yang berbeda dengan posisi bercak-bercak. Bercak tampak sebagai bidang kecil yang gelap.Sementara UV tetap disinarkan pada lempengan, anda harus menandai posisi-posisi dari bercak-bercak dengan menggunakan pinsil dan melingkari daerah bercak-bercak itu. Seketika anda mematikan sinar UV, bercak-bercak tersebut tidak tampak kembali.Penunjukkan bercak secara kimia Dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk membuat bercak-bercak menjadi tampak dengan jalan mereaksikannya dengan zat kimia sehingga menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah contoh yang baik adalah kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino.Kromatogram dapat dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan ninhidrin. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa-senyawa berwarna, umumnya coklat atau ungu.Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian ditempatkan pada wadah bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristal iodium. Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan bercak pada kromatogram, atau dapat dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada lempengan. Substansi yang dianalisis tampak sebagai bercak-bercak kecoklatan.Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian ditempatkan pada wadah bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristal iodium. Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan bercak pada kromatogram, atau dapat dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada lempengan. Substansi yang dianalisis tampak sebagai bercak-bercak kecoklatan.Penggunaan kromatografi lapis tipis untuk mengidentifikasi senyawa-senyawaAnggaplah anda mempunyai campuran asam amino dan ingin menemukan asam amino-asam amino tertentu yang terkandung didalam campuran tersebut. Untuk sederhananya, mari kira berasumsi bahwa anda mengetahui bahwa campuran hanya mungkin mengandung lima asam amino.Setetes campuran ditempatkan pada garis dasar lempengan lapis tipis dan bercak-bercak kecil yang serupa dari asam amino yang telah diketahui juga ditempatkan pada disamping tetesan yang akan diidentifikasi. Lempengan lalu ditempatkan pada posisi berdiri dalam pelarut yang sesuai dan dibiarkan seperti sebelumnya. Dalam gambar, campuran adalah M dan asam amino yang telah diketahui ditandai 1-5.Bagian kiri gambar menunjukkan lempengan setelah pelarut hampir mencapai bagian atas dari lempengan. Bercak-bercak masih belum tampak. Gambar kedua menunjukkan apa yang terjadi setelah lempengan disemprotkan ninhidrin.Tidak diperlukan menghitung nilai Rf karena anda dengan mudah dapat membandingkan bercak-bercak pada campuran dengan bercak dari asam amino yang telah diketahui melalui posisi dan warnanya. Dalam contoh ini, campuran mengandung asam amino 1, 4 dan 5.Fase diam-jel silika Jel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada permukaan jel silika, atom silikon berlekatan pada gugus -OH.Permukaan jel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai disekitarnya, sebagaimana halnya gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol.Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium oksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Apa yang kita sebutkan tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk alumina.Penentuan jumlah komponen senyawa dapat dideteksi dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menggunakan plat KLT yang sudah siap pakai. Terjadinya pemisahan komponen-komponen pada KLT dengan Rf tertentu dapat dijadikan sebagai panduan untuk memisahkan komponen kimia tersebut dengan menggunakan kolom kromatografi dan sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel dan eluen yang digunakan berdasarkan basil yang diperoleh dari KLT dan akan lebih baik kalau kepolaraan eluen pada kolom kromatografi sedikit dibawah kepolaran eluen pada KLT (Lenny, 2006)Pada hakekatnya KLT merupakan metoda kromatografi cair yang melibatkan dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fasa geraknya berupa campuran pelarut pengembang dan fasa diamnya dapat berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai permukaan penyerap (kromatografi cair-padat) atau berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair (kromatografi cair-cair). Fasa diam pada KLT sering disebut penyerap walaupun berfungsi sebagai penyangga untuk zat cair di dalam sistem kromatografi cair-cair. Hampir segala macam serbuk dapat dipakai sebagai penyerap pada KLT, contohnya silika gel (asam silikat), alumina (aluminium oksida), kiselgur (tanah diatomae) dan selulosa. Silika gel merupakan penyerap paling banyak dipakai dalam KLT (Iskandar, 2007)Tujuan5. Pemisahan senyawa dari suatu kelompok senyawa6. Identifikasi zat yang terkandung dalam senayawa7. Mencari eluent yang cocok untuk kromatografi kolom8. Identifikasi senayawaAlat dan bahan 8. Lempeng KLT9. Pipa kapiler10. Gelas ukur11. Corong 12. Kertas saring13. Chamber14. Lampu UVBahan3. Ekstrak Hexan , etil acetat, methanol dan ekstrak hidrolisa4. Eluen : Hexan ; etil acetat ( 7: 3 atau 5 : 5) Butanol ; CH3COOH ; Air (4 : 1 : 5 ) CHCl3 ; methanol (5:5)Cara kerja 9. Ekstrak yang digunakan untuk KLT dipekatkan terlebihdahulu dengan cara diuapkan di waterbath10. Plat KLT disiapkan dengan ukuran 5x1 cm11. Tandai dengan pensil, batas bawah dan batas atas pada plat12. Totolkan ekstrak dengan menggunakan pipa kapiler yang telah dikecilkan lubangnya dengan dibakar. Keringkan sebentar di udara terbuka13. Isi chamber dengan eluen kemudian jenuhkan eluen dengan cara menambahakan kertas saring ke dalam chamber14. Masukan plat yang telah ditotolkan ekstrak ke dalam chamber yang berisi eluent tersebut. Elusidasi sampai tanda batas atas pada plat KLT15. Amati noda yang terbentuk secara visual dibawah sinar UV dan disemprotkan dengan pereaksi / penampak noda yang sesuai16. Hitung Rf yang didapatData pengamatanEluen = 3,5 cm ( eluen = Hexan : Etil Acetat )e. Hexan: spot 1 = 0,6 cm Spot 2 = 0,9 cmf. Etil acetat: spot 1 = 0,4 cm: spot 2 = 0,3 cm g. Methanol: spot 1 = 0,2 cm: spot 2 = 0,3 cmh. Hidrolisa: sspot = 0,3 cmPerhitungan5. Hexan Rf1 = 0,6 : 3,5 = 0,171 cmHRf1= 0,171 x 100 % = 17,1 % Rf2= 0,9 : 3,5 = 0,257 cmHRf2= 0,257 x 100 % = 25,7 % 6. Etil acetat Rf1= 0,4 : 3,5 = 0,114 cmHRf1= 0,114 x 100% = 11,4 % Rf2= 0,3 : 3,5 = 0,085 cmHRf2= 0,085 x 100 % = 8,57 %7. Methanol Rf1= 0,2 x 3,5 = 0,057 cmHRf1= 0,057 x 100%= 5,7 % Rf2= 0,3 : 3,5 = 0,085 cmHRf2= 0,085 x 100 % = 8,57 %8. Hidrolisa Rf1= 0,3 : 3,5 = 0,085 cmHRf1= 0,085 x 100 % = 8,57 %