laporan praktikum 3
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUMMEKANIKA FLUIDA
PERSAMAAN BERNOULLI
Oleh:Indah Ayuningtyas Wardani
NIM A1H010096
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO
2011
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persamaan dasar dalam hidrodinamika telah dapat dirintis dan dirumuskan
oleh Bernoulli secara baik, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan gejala
fisis yang berhubungan dengan dengan aliran air. Persamaan dasar tersebut
disebut sebagai persamaan Bernoulli atau teorema Bernoulli, yakni suatu
persamaan yang menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan kecepatan,
tinggi permukaan zat cair dan tekanannya. Persamaan yang telah dihasilkan oleh
Bernoulli tersebut juga dapat disebut sebagai Hukum Bernoulli, yakni suatu
hukum yang dapat digunakan untuk menjelaskan gejala yang berhubungan dengan
gerakan zat alir melalui suatu penampang pipa.
Hukum Bernoulli diturunkan dari Hukum Newton dengan berpangkal tolak
pada teorema kerja-tenaga aliran zat cair dengan beberapa persyaratan antara lain
aliran yang terjadi merupakan aliran steady (mantap, tunak), tak berolak (laminier,
garis alir streamline), tidak kental dan tidak termampatkan. Persamaan dinyatakan
dalam Hukum Bernoulli tersebut melibatkan hubungan berbagai besaran fisis
dalam fluida, yakni kecepatan aliran yang memiliki satu garis arus, tinggi
permukaan air yang mengalir, dan tekanannya. Bentuk hubungan yang dapat
dijelaskan melalui besaran tersebut adalah besaran usaha tenaga pada zat cair.
B. Tujuan
Menentukan tekanan dan kecepatan aliran pada pipa yang tidak merata.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Konstanta integrasi (yang disebut konstanta Bernoulli) pada umumnya
berubah dari satu garis aliran ke garis aliran lainnya tetapi tetap konstanta
sepanjang suatu garis aliran dalam aliran stedy, tanpa gesekan tak mampu
mampat. Kerja aliran adalah kerja bersih yang dilakukan oleh elemen fluida
terhadap lingkungan selagi fluida tersebut mengalir, sebagai contoh sebuah turbin
yang terdiri dari satu satuan bersudut yang berputar bila fluida mengalir
melaluinya, dengan melakukan torsi pada porosnya. Untuk perputaran yang kecil ,
jatuh tekanan melintasi sebuah sudut kali luas sudut yang terkena tekanan adalah
gaya yang terhadap rotor, bila dikalikan dengan jarak dari titik pusat daya ke
sumbu rotor maka diperoleh torsi. Kerja elemental yang dilakukan adalah ρδA da
oleh ρδA ds satuan fluida yang mengalir, oleh karena itu kerja per massa satuan
ialah p/ ρ.
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida
akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini
sebenarnya merupakan penyederhanaan dari persamaan Bernoulli yang
menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup
sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
Hukum Bernoulli secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli, yang
pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible flow), dan yang
lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow).
Aliran dalam pipa dengan diameter pipa yang berbeda terdapat faktor yang
mempengaruhi kerugian pada pipa. Prinsip Bernoulli mengenai aliran fluida
dimana peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan
pada aliran tersebut. Pipa yang digunakan pada praktikum memiliki diameter yang
berbeda sehingga menimbulkan perbedaan kecepatan yang berdampak pada
perbedaan tekanan.
Persamaan Bernoulli pada dua titik pada suatu garis aliran adalah sebagai
berikut
.........(1)
Persamaan di atas menunjukan bahwa sebenarnya beda energi potensial,
energi aliran dan energi kinetik yang mempunyai arti dalam persamaan tersebut,
jadi Z1-Z2 tidak tergantung pada datum ketinggian tertentu, karena merupakan
beda ketinggian kedua titik tersebut. Demikian juga p1/λ – p2 yaitu beda tinggi
tekanan yang dinyatakan dalam satuan panjang fluida yang mengalir dan titik
diubah oleh datum tekanan tertentu yang terpilih. Karena siku-siku kecepatan
tidak linier maka datumnya tertentu.
Persamaanasumsi-asumsi yang mendasar persamaan Bernoulli:
1. Semua garis aliran yang berasal dari sebuah reservoar, dimana kadar
energinya sama., maka konstanta integrasi tidak berubah dari satu garis aliran
ke garis lainnya dan titik satu serta titik dua untuk menerapkan persamaan
Bernoulli dapat dipilih sembarang yakni tidak perlu pada garis yang sama.
2. Aliran suatu gas seperti dalam sistem ventilasi, dimana perubahan tekanan
hanya merupakan bagian kecil (beberapa persen) dari tekanan mutlak, maka
gas tersebut dapat dianggap tidak mampu mampat, dapat digunakan
persamaan (1) dengan berat jenis rata-rata.
3. Untuk aliran tidak stedy (tak ajeg) dengan perubahan kondisi-kondisi
yang terjadi secara berangsur-angsur, misalnya pengosongan suatu reservoar,
maka dapat diterapkan persamaan Bernoulli tanpa kesalahan yang berarti.
4. Persamaan Bernoulli bermanfaat dalam analisis mengenai awal-awal
fluida nyata dengan pertama-tama mengabaikan gesekkan viskos guna
memperoleh hasil teoritik. Kemudian persamaan yang diperoleh dapat
dimodifikasi dalam suatu koefisien, yang ditentukan dengan eksperimen untuk
mengoreksi persamaan teoritik tersebut agar sesuai dengan awal fisik yang
sebenarnya.
Persamaan 1 (persamaan kontinuitas) di atas dapat menghasilkan
persamaan
Q = A1 V1 = A2V2 = π/16.V1 = π/32.V1
Dengan Q = Debit (m3/s)
A = Luas permukaan pipa (m2)
V = Kecepatan aliran air (m/s)
III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
1. Pipa 1 inchi
2. Pipa 3 inchi
3. Penggaris
4. Stopwatch
5. Air
B. Cara Kerja
1. Aliran terbuka yang merata (pada sungai) dicari.
2. Salah satu lubang pipa ditutup oleh tangan.
3. Pipa ditenggelamkan sampai seluruh bagiannya tidak keluar dari permukaan
air.
4. Posisi pipa sebaiknya merata/mendatar didalam air.
5. Lubang pipa yang ditutup oleh tangan harus segera dibuka pada saat aliran air
sampai ke tangan.
6. Pipa tetap berada dalam air untuk diukur tekanannya dengan cara tinggi air
pada pipa pengukur diukur.
7. Hasil dicatat dan dihitung dengan persamaan Bernouli untuk mengukur
kecepatan aliran.
8. Langkah diatas diulang dengan cara salah satu lubang pipa pada sisi lain yang
ditutup.
IV. HASIL dan PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Data Pengamatan
a. Posisi pipa dari diameter besar ke diameter kecil
1) S1 = 32.5 cm
= 0.325 m
2) S2 = 30.5 cm
= 0.305 m
3) D1 = 9 cm
= 0.09 m
4) D2 = 3 cm
= 0.03 m
5) h1 = 3 cm
= 0.03 m
6) h2 = 7 cm
= 0.07m
7) Waktu total (Ttot) = 3.08 s
b. Posisi pipa dari diameter kecil ke diameter besar
1) S1 = 30.5 cm
= 0.305 m
2) S2 = 32.5 cm
= 0.325 m
3) D1 = 3 cm
= 0.03 m
4) D2 = 9 cm
= 0.09 m
5) h1 = 5 cm
= 0.05 m
6) h2 = 2.5 cm
= 0.025 m
7) Waktu total (Ttot) = 2.02 s
2. Perhitungan
a. Posisi pipa dari diameter besar ke diameter kecil
1) H1 = h1 + r1
= 0.03 + (½ D1)
= 0.03 + (½ 0.09)
= 0.075 m
2) H2 = h2 + r2
= 0.07 + (½ D2)
= 0.07 + (½ 0.03)
= 0.085 m
3) Δ H = H2 – H1
= 0.085 – 0.075 = 0.01 m
4) T2 = ⅓ Ttot
= ⅓. 3.08
= 1.026 second
5) T1 = Ttot – T2
= 3.08 – 1.026
= 2.054 second
6) V1 = 7) V2 =
= =
= 0.158 m/s = 0,297 m/s
8) A1 = ¼ π (D1)2 9) A2 = ¼ π(D2)2
= ¼ 3,14 (0,009)2 = ¼ 3,14 (0,03)2
= 6.36 × 10-3 m2 = 7.068 × 10-4 m2 m2
10) Q1 = A1 V1 11) Q2 = A2 V2
= 6.36 × 10-3 × 0.158 = 7.068 10-4 × 0.297
= 1.005 × 10-3 m3/s = 2.099 × 10-4 m3/s
12) Persamaan Bernoulli
Dimana. Z1, Z2 = diabaikan
a. Posisi pipa dari diameter kecil ke diameter besar
1) H1 = h1 + r1
= 0.05 + (½ D1)
= 0.05 + (½ 0.03)
= 0.065 m
2) H2 = h2 + r2
= 0.025 + (½ D2)
= 0.025 + (½ 0.09)
= 0.07 m
3) Δ H = H2 – H1
= 0.07 – 0.065 = 0.005 m
4) T2 = ⅓ Ttot
= ⅓. 2.02
= 0.67 second
5) T1 = Ttot – T2
= 2.02 – 0.67
= 1.35 second
6) V1 = 7) V2 =
= =
= 0.23 m/s = 0,49 m/s
8)A1 = ¼ π (D1)2 9) A2 = ¼ π(D2)2
= ¼ 3,14 (0,003)2 = ¼ 3,14 (0,09)2
= 7.068 × 10-4 m2 = 6.36 × 10-3 m2
10)Q1 = A1 V1 11) Q2 = A2 V2
= 7.068 × 10-4 × 0.23 = 6.36 10-3 × 0.49
= 1.6256 × 10-4 m3/s = 3.12 × 10-3 m3/s
12) Persamaan Bernoulli
Dimana. Z1, Z2 = diabaikan
B. Pembahasan
Aliran Fluida berdasarkan objeknya dibedakan menjadi dua jenis aliran
yaitu aliran tak-termampatkan (incompressible flow) dan aliran termampatkan
(compressible flow).
1. Aliran tak-termampatkan (incompressible flow)
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah air, berbagai jenis minyak, dan
emulsi.
2. Aliran termampatkan (compressible flow)
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya
besaran kerap atau massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut.
Contoh fluida termampatkan diantaranya udara dan gas alam.
Persamaan Bernoulli merupakan salah satu yang tertua dalam mekanika
fluida dan asumsi yang digunakan dalam menurunkannya sangat banyak, tetapi
persamaan tersebut dapat secara efektif untuk menganalisis suatu aliran (Bruce R.
Munson, Donald F. Young, Theodore H. Okiishi, 2004). Persamaan tersebut
adalah sebagai berikut:
konstan
Atau
konstan
Atau
konstan
Dimana :
V = kecepatan rata-rata (m/s)
p = tekanan (N/m2)
ρ = kerapatan (kg/m3)
z = ketinggian (m)
γ = berat jenis (N/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Persamaan Bernoulli untuk dua titik :
Atau
Dimana :
V1 = kecepatan rata-rata di titik satu (m/s)
V2 = kecepatan rata-rata di titik dua (m/s)
p1 = tekanan di titik satu (N/m2)
p2 = tekanan di titik dua (N/m2)
ρ = kerapatan (kg/m3)
γ = berat jenis (N/m3)
z1 = elevasi di titik satu (m)
z2 = elevasi di titik dua (m)
Bila alirannya horisontal (z1 = z2), maka persamaan Bernoulli menjadi :
Dimana :
V1 = kecepatan rata-rata di titik satu (m/s)
V2 = kecepatan rata-rata di titik dua (m/s)
p1 = tekanan di titik satu (N/m2)
p2 = tekanan di titik dua (N/m2)
ρ = kerapatan (kg/m3)
Efek ketidakhorisontalan aliran dapat disatukan dengan mudah dengan
menyertakan perubahan ketinggian (z1–z2) kedalam persamaan. Kombinasi dari
persamaan kontinuitas dengan persamaan Bernoulli menghasilkan persamaan laju
aliran teoritis:
Dimana :
Q = laju aliran (m3/s)
A1 = luas penampang bagian satu (m2)
A2 = luas penampang bagian dua (m2)
p1-p2 = Δp = perbedaan tekanan
ρ = kerapatan (kg/m3)
Catatan: A2 < A1
Persamaan Bernoulli pada Fluida Diam
Kasus khusus dari persamaan Bernoulli adalah untuk fluida yang diam
(fluida statis). Ketika fluida diam alias tidak bergerak, fluida tersebut tentu saja
tidak punya kecepatan. Dengan demikian, v1 = v2 = 0. Pada kasus fluida diam,
persamaan Bernouli bisa kita rumuskan menjadi :
Jika h2 - h1 = h, maka persamaan ini bisa ditulis dengan:
Dalam kehidupan sehari-hari Hukum Bernoulli memiliki penerapan yang
beragam yang ada hubungannya dengan aliran fluida, baik aliran zat cair maupun
gas. Penerapan tersebut sebagian besar dimanfaatkan dalam bidang teknik dan
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan aliran fluida, temasuk dalam kegiatan
pertanian. Salah satu alat pertanian yang menggunakan prinsip Bernoulli adalah
alat penyemprot yang biasa dipergunakan pada saat pemberian pupuk cair dan
pestisida cair. Agar didapat efisiensi yang lebih tinggi maka bagian ujung pipa
yang memancarkan cairan obat perlu dibuat lubang yang memiliki penampang
jauh lebih kecil daripada bagian ujung yang dekat dengan reservoir cairan
obatnya. Prinsip pembuatan tersebut didasarkan pada huum Bernoulli dengan
pertimbangan bahwa pada bagian ujung tempat keluarnya cairan pembasmi hama
akan memiliki kecepatan pengaliran yang lebih besar karena tekanannya besar
Praktikum yang dilaksanakan kali ini yaitu mengukur tekanan dan
kecepatan aliran air dengan cara mengalirkan arus air sungai ke dalam pipa yang
mempunyai kondisi penampang yang berbeda. Hasil yang diperoleh pada
praktikum ini pada saat arus air dilewatkan pada pipa dengan diameter besar
terlebih dahulu didapat kecepatan pada pipa berdimeter besar = 0.158 m/s dan
dan debit Q1 = 1.005×10-3 m3/s, untuk kecepatan pipa berdiameter kecil = 0.297
m/s dan debit Q2 = 2.099×10-4 m3/s dengan koefisien aliran, K1-2 = 0.0423 .
Tekanan yang di ukur pada kedua ukuran pipa tersebut adalah sama dengan nilai
h yaitu sebesar 0.01 m. Untuk kondisi yang kedua, arus air dilewatkan pada
pipa berdiameter kecil terlebih dahulu didapat besar kecepatannya = 0.23 m/s
dan debit Q1= 1.6256 × 10-4 m3/s, sedangkan = 0.49 m/s dan debit Q2= 3.12 ×
10-3 m3/s dengan koefisien aliran, K1-2 = 1.455 × 10-2. Tekanan yang di ukur pada
kedua ukuran pipa tersebut adalah sama dengan nilai h yaitu sebesar 0.005 m.
Dari hasil perhitungan di atas, waktu tempuh yang dibutuhkan oleh air untuk
keluar melewati pipa tersebut lebih cepat pada percobaan pertama karena
kecepatannya lebih besar dibandingkan pada percobaan kedua, hal ini dikarenakan
arus air yang mengalir dari pipa besar ke pipa yang kecil akan mengalami
peningkatan tekanan untuk mendorong air keluar dari pipa lebih cepat.
Hasil dari pengukuran di atas memperlihatkan hasil yang tidak semestinya.
K1-2 yang seharusnya bernilai positif, tetapi pada dua kali percobaan ini bernilai
negatif. Hal ini dapat dsebabkan oleh beberapa faktor, yang diantaranya adalah
ketidaksesuaian pada saat pengukuran, sehingga data yang didapatkan tidak
sesuai dengan semestinya, hal ini dapat dikatakan sebagai data .
Aliran air yang mengalir dalam sebuah pipa akan mengalami kerugian-
kerugian yang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi komponen kerugian pada pipa yaitu kerugian akibat gesekan di
dalam pipa-pipa, reduser, kerugian akibat belokan-belokan di dalam pipa dan
katup-katup pipa.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan
fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut.
2. Hukum Bernoulli secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli,
yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible flow),
dan yang kedua adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow).
3. Hasil yang diperoleh pada praktikum ini pada saat arus air dilewatkann
pada pipa dengan diameter kecil dan dengan t1 = 4,66 s, t2 = 2,33 s didapat
kecepatan pada pipa berdiameter kecil V1 = 6,6 x 10-2 m/s, V2 = 13,2 x 10-2 m/s
dan debit Q1 = 4,663 x 10-5 m3/s, Q2 = 9,326 x 10-5 m3/s dengan koefisien aliran
K1 = 20,65 x 10-3. Untuk kondisi yang kedua, arus air dilewatkan pada pipa
berdiameter besar dan dengan t1 = 3,453 s, t2 = 1,727 s didapat kecepatan pada
pipa berdiameter kecil V1 = 10,6 x 10-2 m/s, V2 = 21,1 x 10-2 m/s dan debit Q1
= 6,154 x 10-4 m3/s, Q2 = 1,225 x 10-3 m3/s dengan koefisien aliran K2 = 26,65
x 10-3.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi komponen kerugian pada pipa yaitu
kerugian akibat gesekan di dalam pipa-pipa, reduser, kerugian akibat belokan-
belokan di dalam pipa dan katup-katup pipa.
B. Saran
Sebaiknya dalam praktikum ini diperlukan lebih banyak alat untuk
praktikum agar dapat mengefisienkan waktu dan keaktifan praktikannya agar
praktikan dapat lebih bersungguh-sungguh dan mendapatkan manfaat yang positif
ketika dan setelah melaksanakan praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra, A.G. dan Sutedjo Mulyani. 1986. Teknologi Pengairan Pertanian. Penerbit Bina Aksara. Jakarta.
Prayogo, Prio. Analisis variasi ukuran diameter leher (throat) dan panjang bagian konvergen dan divergen Terhadap karakteristik venturimeter. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH8693.dir/doc.pdf. Diakses 27 Mei 2011.
Ranald, V, GH. 1996. Mekanika Fluida dan Hidraulika edisi Kedua. Erlangga, Jakarta.
Suharto. 1991. Dinamika dan Mekanika untuk Perguruan Tinggi. Rineka Cipta. Jakarta.
Sutrisno, 1996. Seri Fisika Dasar. Mekanika. ITB. Bandung.
Anonim. 2010. HukumBernoulli. http://smkmuhi.110mb.com. Diakses 27 Mei 2011.