laporan praktikum elektronika unit 3

31
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR UNIT II MERANGKAI DAN MENGUJI SISTEM PENYEARAH GELOMBANG PENUH DAN PENYEDIA DAYA TERKENDALI Nama : Julian Hanggara Adiguna No. Mhs : 33768 Hari : Rabu Tanggal : 8 April 2009

Upload: jhon-wesly-bangun

Post on 04-Jul-2015

1.307 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASARUNIT II

MERANGKAI DAN MENGUJISISTEM PENYEARAH GELOMBANG PENUH

DAN PENYEDIA DAYA TERKENDALI

Nama : Julian Hanggara AdigunaNo. Mhs : 33768Hari : RabuTanggal : 8 April 2009

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASARJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FT. UGM

YOGYAKARTA2009

Page 2: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

I. Pendahuluana. Tujuan

Pada praktikum kali ini diadakan perangkaian dan pengujian sistem penyearah gelombang penuh.Nilai dari hasil perangkaian dan pengujian akan dituangkan dalam makalah ini dan akan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan.

b. Landasan Teori

Suatu sistem penyearah gelombang memiliki skematik rangkaian pada gambar diatas.1. Inputan berupa tegangan bolak – balik AC masuk kedalam trafo step down, dari

trafo ini besar nilai inputan akan diturunkan menjadi besar output yang diinginkan, tetap dengan sinyal sinusioda berfase positif dan berfase negative.

2. Lalu masuk kedalam rangkaian diode rectifier, disini tegangan bolak – balik akan disatu arahkan. Jika rangkaian diode rectifier berupa half wave rectifier maka hanya menggunakan 1 buah diode saja dimana hasil dari output berupa,

Pada rangkaian diode berupa full wave rectifier digunakan diode sebanyak 2 buah, ataupun dapat dirangkai sebanyak 4 buah menjadi rangkaian jembatan. Hasil dari rangkaian ini sudah berupa sinyal seperti dibawah ini,

3. Kemudian masuk kedalam rangkaian filter, disini digunakan komponen kapasitor sebagai pemfilter gelombang sinusoida. Sehingga hasil keluaran berupa,

Page 3: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

4. Dari hasil output rangkaian filter maka output dimasukkan kedalam rangkaian regulator yang berfungsi sebagai penstabil gelombang output. Hasil keluaran berupa,

5. Rangkaian terakair merupakan beban yang dikenakan tegangan output rangkaian.

II. Alat dan bahan1. Alat yang disediakan Lab

Page 4: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

- Soldir- Tang ( tang potong, tang lancip, tang kupas )- Bor PCB- Penyedot timah- Avometer- Trafo CT- Osciloscop

2. Bahan komponen yang digunakan- Diode

D1 dan D2 = 1N 4002- Resistor

R blider = 10 KΩRs = 1 KΩRL1 = 3 KΩRL2 = 39 KΩRL3 = 82 KΩ

- Potensiometer = 5 KΩ- Kapasitor

C1 = 220 µF/50 VoltC2 = 47 µF/25 Volt

- Transistor = Fcs 9013 (NPN)- Kabel penghubung ( jumper )- PCB lubang

III. Gambar rangkaian dan analisis rangkaian1. Merangkai dan menguji sistem penyearah gelombang penuh

Page 5: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

a. Pengujian bentuk gelombang sebelum tapis dipasangGambar rangkaian :

Analisis rangkaian :Rangkaian ini merupakan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan menggunakan 2 diode. Tegangan input merupakan tegangan bolak – balik (sinusoida) sebesar 220 V/50 Hz yang disuplai dari PLN, dihubungkan dengan trafo step down, dengan nilai keluaran sebesar 15 Volt. Trafo ini merupakan trafo CT ( center tap ), dimana terdapat 2 keluaran input tegangan yaitu V1 dan V2 yang besar nilainya sama serta terdapat keluaran berupa ground. Hasil keluaran dari trafo akan masuk ke diode, arus V1 masuk pada diode 1, arus V2 masuk pada diode 2. Dimana pada saat V1 positif arus akan dilewatkan oleh diode 1, V2 negatif arus akan ditahan oleh diode 2. Tetapi pada saat V2 positif arus akan lewat pada diode 2, V1 bernilai negatif arus akan ditahan oleh diode 1. Selanjutnya arus dari diode 1 dan diode 2 akan bersatu di satu titik dan mengalir ke beban resistor 10 KΩ.

b. Pengujian bentuk gelombang setelah tapis dipasangGambar rangkaian :

Analisis rangkaian :

Page 6: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

Rangkaian ini merupakan lanjutan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan ditambah tapis berupa kapasitor dan beban berupa resistor. Kapasitor yang digunakan ada 2 yaitu kapasitor C1 sebagai tapis pertama yang meratakan gelombang output dari diode lalu kapasitor C2 sebagai tapis kedua yang berfungsi sebagai tapis tambahan yang akan membuat gelombang keluaran output semakin halus dengan riak – riak gelombang semakin kecil. Hasil keluaran dari C1 akan mengalir melalui resistor seri sebesar 1 KΩ yang dirangkai seri dengan kapasitor C2. Kemudian arus dari beban resistor seri mengalir ke kapasitor C2.

c. Pengujian bentuk gelombang dengan beban resistorGambar rangkaian :

Analisis rangkaian :Rangkaian ini merupakan lanjutan rangkaian penyearah gelombang penuh setelah tapis dipasang dengan tambahan berupa beban RL1, RL2, RL3. Disini dapat dilihat bagaimana pengaruh masing – masing beban resistor RL1 atau RL2 maupun RL3 jika dipasang pada rangkaian tersebut. Dengan RL1 sebesar 3 KΩ, RL2 sebesar 39 KΩ, RL3 sebesar 82 KΩ.

2. Merangkai dan menguji penyedia daya terkendalia. Pengujian tanpa beban, dengan tegangan output diatur menjadi 5 Volt

Gambar rangkaian :

Analisis rangkaian :Rangkaian ini merupakan rangkaian penyearah dengan penyedia daya terkendali, dimana dengan adanya penyedia daya terkendali kita dapat mengatur V output pada keluaran rangkaian sebesar nilai yang kita inginkan. Dirangkaian ini kita menginginkan V output sebesar 5 Volt. Kita dapat mengubah – ubah besar nilai keluaran V output dengan mengubah besar nilai resistansi variable resistor ( potensiometer ) yaitu dengan memutar pemutar pada potensiometer. Besar nilai

Page 7: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

V output merupakan besar nilai antara kaki emitor transistor dengan ground. Dengan menggunakan hukum kirchoff kita dapat menentukan besar nilai V output karena terdapat drop tegangan pada resistor maupun pada transistor.

b. Pengujian dengan beban resistorGambar rangkaian :

Analisis rangkaian :Rangkaian ini merupakan rangkaian penyearah dengan penyedia daya terkendali yang dihubungkan satu - satu dengan beban resistor RL1, RL2 dan RL3. Disini kita dapat membandingkan antara V output DC tanpa beban maupun V output DC dengan adanya beban masing – masing RL ( tanpa merubah besar nilai resistansi potensiometer )

c. Pengujian R1, R2 dan V In DC dengan V Output bervariasiGambar rangkaian :

Analisis rangkaian :Rangkaian ini merupakan rangkaian penyearah dengan penyedia daya terkendali dimana kita dapat merubah – rubah nilai potensiometer untuk mendapatkan nilai V output yang bervariasi. V output yang digunakan antara lain 3V, 4V, 6V, 7V, 9V, 10V. Pada setiap V output yang berbeda kita dapat mengukur berapa besar nilai R1 dan R2. R1 merupakan besar nilai resistansi antara kaki kolektor transistor dengan potensiometer, sedangkan R2 merupakan besar nilai resistansi antara potensiometer dengan ground. Besar nilai R1 dan R2 menyesuaikan dengan besar nilai V outputnya yang dipengaruhi oleh resistansi yang berubah – rubah pada potensiometer.

IV. Hasil pengujian1. Merangkai dan menguji sistem penyearah gelombang penuh

Page 8: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

a. Pengujian bentuk gelombang sebelum tapis dipasangDiamati Nilai

V1 ( CRO ) 52 VoltV2 ( CRO ) 52 VoltV Output ( CRO ) 24,4 VoltV Output DC ( multimeter ) 18,05 Volt

Gambar gelombang V1

Gambar gelombang V2

Gambar gelombang Output AC

Gambar gelombang Output

b. Pengujian bentuk gelombang setelah tapis dipasangDiamati Nilai

Page 9: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

V OutDC 1 ( multimeter ) 24,15 VoltV OutDC 2 ( multimeter ) 23,80 VoltV Riak1 ( CRO ) 128 mvoltV Riak2 ( CRO ) 5,4 mvolt

Gambar gelombang Riak1

Gambar gelombang Riak2

c. Pengujian bentuk gelombang dengan beban resistor

1. Beban RL1 = 3 KΩ

Diamati Nilai V OutDC 1 ( multimeter ) 24,03 VoltV OutDC 2 ( multimeter ) 18 VoltV Riak1 ( CRO ) 0,384 VoltV Riak2 ( CRO ) 13,4 mvolt

Gambar gelombang Riak1

Gambar gelombang Riak2

Page 10: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

2. Beban RL2 = 39 KΩ

Diamati Nilai V OutDC 1 ( multimeter ) 24,58 VoltV OutDC 2 ( multimeter ) 23,88 VoltV Riak1 ( CRO ) 162 mvoltV Riak2 ( CRO ) 6,6 mvolt

Gambar gelombang Riak1

Gambar gelombang Riak2

3. Beban RL1 = 82 KΩ

Diamati Nilai V OutDC 1 ( multimeter ) 24,5 VoltV OutDC 2 ( multimeter ) 24,23 VoltV Riak1 ( CRO ) 136 mvoltV Riak2 ( CRO ) 6,6 mvolt

Gambar gelombang Riak1

Page 11: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

Gambar gelombang Riak2

2. Merangkai dan menguji penyedia daya terkendalia. Pengujian tanpa beban, dengan tegangan output diatur menjadi 5 Volt

Diamati Nilai V In DC ( multimeter ) 24,35 VoltV Out 5 VoltV Riak1In ( CRO ) 0,3 VoltV Riak2 Out ( CRO ) 33,2 mvolt

Gambar gelombang Riak In

Gambar gelombang Riak Out

b. Pengujian dengan beban resistor

1. Beban RL1 = 3 KΩ

Page 12: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

Diamati Nilai V OutDC 1 ( multimeter ) 24,44 VoltV OutDC 2 ( multimeter ) 1,92 VoltV Riak1 ( CRO ) 0,328 VoltV Riak2 ( CRO ) 1,96 mvolt

Gambar gelombang Riak1

Gambar gelombang Riak2

2. Beban RL2 = 39 KΩ

Diamati Nilai V OutDC 1 ( multimeter ) 24,39 VoltV OutDC 2 ( multimeter ) 1,982 VoltV Riak1 ( CRO ) 0,296 VoltV Riak2 ( CRO ) 1,84 mvolt

Gambar gelombang Riak1

Page 13: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

Gambar gelombang Riak2

3. Beban RL1 = 82 KΩ

Diamati Nilai V OutDC 1 ( multimeter ) 24,04 VoltV OutDC 2 ( multimeter ) 1,945 VoltV Riak1 ( CRO ) 0,312 VoltV Riak2 ( CRO ) 2,8 mvolt

Gambar gelombang Riak1

Gambar gelombang Riak2

c. Pengujian R1, R2 dan V In DC dengan V Output bervariasiNilai komponen yang dipakai :1. Potensio : 5 KΩ2. R seri : 1 KΩ

Page 14: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

3. Kapasitor 1 : 220 µF / 50 V4. Kapasitor 2 : 47 µF / 25 V

Data pengamatan :V Out V In DC R1 R2

3 V 24,9 3,6 KΩ 0,715 KΩ

4 V 24,57 3,43 KΩ 1 KΩ

6 V 24,55 3,29 KΩ 1,4 KΩ

7 V 24,58 3KΩ 1,56 KΩ

9 V 24,68 2,9 KΩ 1,93 KΩ

10 V 24,67 2,7 KΩ 2,07 KΩ

V. Analisa hasil pengujian1. Merangkai dan menguji sistem penyearah gelombang penuha. Pengujian bentuk gelombang sebelum tapis dipasang

Page 15: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

Pada pengujian digunakan transformator CT serta 2 diode sebagai penyearah gelombang inputan yang masih berupa sinyal sinusoida yang memiliki fase positif dan fase negative. Inputan trafo CT berupa tegangan AC yang berasal dari PLN, pada keluaran memiliki besar tegangan V1 dan V2 yang memiliki nilai yang sama besar. Besar nilai V1 dan V2 hanya berbeda fase 180°.Dengan menggunakan CRO didapatkan nilai V1 = 52 Volt dan V2 = 52 Volt.Tegangan yang dihitung oleh CRO merupakan tegangan peak to peak ( Vpp ).

Sehingga tegangan sebenarnya atau tegangan dari peak to ground adalah Vpp

2

Tegangan ini disebut dengan tegangan V max = Vpp

2 =

522

= 26 Volt

Voutput = Vmax – 0,7 = 26 – 0,7 = 25,3 V

Pada hasil pengujian V output sebesar 24,4 Volt, hasil mendekati nilai perhitungan.

V output DC merupakan besar nilai tegangan output yang dihitung oleh multimeter yang sudah berupa sinyal DC.

Untuk mencari V output DC digunakan, V out DC = 2Voutput

π =

50,63,14

= 16,11

Volt

Hasil pengujian V output DC = 18,05 Volt, hasil mendekati nilai perhitungan.

Pada hasil pengujian gambar gelombang V1 masih terlihat bentuk gelombang sinusoida yang memiliki fase positif dan fase negative. Gambar gelombang V2 pun tidak jauh berbeda karena V1 dan V2 memiliki besar nilai yang sama. Untuk gambar gelombang output gelombang terdapat kesalahan pada penggambaran gelombang seharusnya gambar gelombang output pada fase negative sudah ditahan dan terlihat hanya gelombang dengan fase positif saja yang ada pada satu periode gelombang.

Gambar gelombang Output

b. Pengujian bentuk gelombang setelah tapis dipasangPada pengujian sudah dipasang tapis kapasitor C1 dan C2, tapis ini berfungsi untuk memangkas gelombang output dari diode yang berupa gelombang sinusoida

Page 16: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

menjadi gelombang yang memiliki riak yang sekecil mungkin dan mirip dengan gelombang DC. Semakin besar nilai kapasitansi kapasitor maka waktu yang diperlukan kapsitor untuk mengosongkan muatan pada kapasitor itu sendiri semakin lama. Tetapi tegangan masukan sudah muncul kembali sebelum kapasitor berhasil mengosongkan semua muatannya, dan kemudian mengisi kembali muatannya, hal ini berulang – ulang pada rangkaian tersebut. Sehingga pada gambar gelombang output terlihat riak – riak gelombang yang dihasilkan oleh kapasitor.Pada pengujian rangkaian didapatkan besar nilai Vout DC1 = 24,15 Volt , sedangkan untuk nilai Vout DC2 = 23,80 Volt.Terlihat perbedaan nilai Vout DC dikarenakan ada drop tegangan pada resistor seri 1 KΩ.Pada pengukuran besar nilai Vriak 1 didapatkan nilai sebesar 128 mv, sedangkan pada Vriak 2 didapatkan nilai sebesar 5,4 mv. Disini dapat dilihat adanya penurunan besar nilai Vriak pada outputnya ini disebabkan oleh adanya kapasitor C2, dimana C2 berfungsi untuk memperhalus gelombang riak yang keluar dari C1.Vout DC1 = hasil pengukuran = 24,15 Volt

Vriak 2 = XcR

x Vriak 1

Xc = 1,3C

= 1,347

= 27,65 Ω

Vriak 2 = XcR

x Vriak 1

= 27,651000

x 0,128 = 3,53 mv

Hasil pengukuran sebesar 5,4 mv, hasil tidak jauh berbeda.Hasil pengujian gambar pada Riak1 gelombang output masih memiliki besar nilai riak yang besar sehingga masih terlihat gelombang yang seperti gerigi. Sedangkan pada pengujian gambar pada Riak2 gelombang output sudah memiliki besar nilai riak yang lebih kecil.

c. Pengujian bentuk gelombang dengan beban resistor1. Beban RL1 = 3 KΩ

Pada pengujian ditambahkan resistor sebagai beban dengan besar 3 KΩ. Beban diparalelkan dengan kapasitor C2. Hasil yang diperoleh Vout DC1 sebesar 24,03 V, sedangkan hasil yang diperoleh Vout DC2 sebesar 18 V. Walaupun terdapat perbedaan hasil yang diperoleh oleh masing – masing Vout, besar nilai perbedaan itu tidak akan menyimpang terlalu jauh. Drop tegangan pada resistor seri 1 KΩ yang menyebabkan adanya perbedaan besar nilai output.Dengan menggunakan CRO Vriak 1 didapat sebesar 384 mv, sedangkan Vriak 2 didapatkan sebesar 13,4 mv. Nilai pada Vriak 2 didapat lebih kecil

Page 17: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

dibanding dengan Vriak 1, menandakan kapasitor pada C2 berfungsi dengan baik yaitu untuk memperhalus gelombang riak pada output. Besarnya nilai Vriak 1 dan Vriak 2 ditentukan oleh adanya beban resistor RL1.

Vout DC1 = hasil pengukuran

Vout DC2 = RLR+RL x Vout DC1

= 3000

1000+3000 x 24,03 = 18,02 V

Hasil pengujian Vout DC2 = 18,00 V ( mendekati hasil perhitungan)Vriak 1 = hasil pengukuran

Vriak 2 = XcR

x Vriak

Xc = 1,3C

= 1,347

= 27,65 Ω

Vriak 2 = XcR

x Vriak 1

= 27,651000

x 0,384 = 10,61 mv

Hasil pengujian Vriak 2 = 13,4 mv ( mendekati hasil perhitungan )

2. Beban RL2 = 39 KΩPada pengujian ditambahkan resistor sebagai beban dengan besar 39 KΩ. Beban diparalelkan dengan kapasitor C2 dan juga dengan memutus RL1. Hasil yang diperoleh Vout DC1 sebesar 24,58 V, sedangkan hasil yang diperoleh Vout DC2 sebesar 23,88 V. Walaupun terdapat perbedaan hasil yang diperoleh oleh masing – masing Vout, besar nilai perbedaan itu tidak akan menyimpang terlalu jauh. Drop tegangan pada resistor seri 1 KΩ yang menyebabkan adanya perbedaan besar nilai output.Dengan menggunakan CRO Vriak 1 didapat sebesar 162 mv, sedangkan Vriak 2 didapatkan sebesar 6,6 mv. Nilai pada Vriak 2 didapat lebih kecil dibanding dengan Vriak 1, menandakan kapasitor pada C2 berfungsi dengan baik yaitu untuk memperhalus gelombang riak pada output. Besarnya nilai Vriak 1 dan Vriak 2 ditentukan oleh adanya beban resistor RL2. Terlihat adanya perbedaan hasil pengujian kali ini dengan pengujian sebelumnya, jika dengan menggunakan beban resistor RL1 Vriak 1 = 384 mv, sedangkan pada RL2 Vriak 1 = 162 mv. Untuk Vriak 2, dengan menggunakan RL1 = 13,4 mv, sedangkan untuk RL2 = 6,6 mv.

Page 18: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

Dari hasil pengujian ini dapat terlihat bahwa dengan adanya perubahan besar nilai beban resistor dapat mempengaruhi berapa besar nilai Vriak. Jika beban resistor ditambah maka besar nilai Vriak akan semakin mengecil.

Vout DC1 = hasil pengukuran

Vout DC2 = RLR+RL x Vout DC1

= 39000

1000+39000 x 24,58 = 23,96 V

Hasil pengujian Vout DC2 = 23,88 V ( mendekati hasil perhitungan)Vriak 1 = hasil pengukuran

Vriak 2 = XcR

x Vriak

Xc = 1,3C

= 1,347

= 27,65 Ω

Vriak 2 = XcR

x Vriak 1

= 27,651000

x 0,162 = 4,48 mv

Hasil pengujian Vriak 2 = 6,6 mv ( mendekati hasil perhitungan )

3. Beban RL3 = 82 KΩPada pengujian ditambahkan resistor sebagai beban dengan besar 82 KΩ. Beban diparalelkan dengan kapasitor C2 dan juga dengan memutus RL1, RL2. Hasil yang diperoleh Vout DC1 sebesar 24,5 V, sedangkan hasil yang diperoleh Vout DC2 sebesar 24,23 V. Walaupun terdapat perbedaan hasil yang diperoleh oleh masing – masing Vout, besar nilai perbedaan itu tidak akan menyimpang terlalu jauh. Drop tegangan pada resistor seri 1 KΩ yang menyebabkan adanya perbedaan besar nilai output.Dengan menggunakan CRO Vriak 1 didapat sebesar 136 mv, sedangkan Vriak 2 didapatkan sebesar 6,6 mv. Nilai pada Vriak 2 didapat lebih kecil dibanding dengan Vriak 1, menandakan kapasitor pada C2 berfungsi dengan baik yaitu untuk memperhalus gelombang riak pada output. Besarnya nilai Vriak 1 dan Vriak 2 ditentukan oleh adanya beban resistor RL3. Terlihat adanya perbedaan hasil pengujian kali ini dengan pengujian sebelumnya, jika dengan menggunakan beban resistor RL1 Vriak 1 = 384 mv, pada RL2 Vriak 1 = 162 mv, sedangkan untuk RL3 Vriak 1 = 136 mv. Untuk Vriak 2, dengan menggunakan RL1 = 13,4 mv, untuk RL2 = 6,6 mv, sedangkan untuk RL3 = 6,6 mv. Dari hasil pengujian ini dapat terlihat bahwa dengan adanya perubahan besar nilai beban resistor dapat mempengaruhi berapa besar nilai Vriak. Jika beban

Page 19: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

resistor ditambah maka besar nilai Vriak akan semakin mengecil. Sedangkan untuk hasil Vriak 2 pada RL3 terlihat sama dengan hasil RL2 dikarenakan kapasitor sudah maksimal bekerja, kapasitor hanya mampu meratakan gelombang riak hanya sampai 6,6 mv. Jika gelombang riak ingin diperhalus lagi dapat ditambahkan kapasitor dengan cara memparalelkannya sehingga besar nilai kapasitansinya semakin besar.

Vout DC1 = hasil pengukuran

Vout DC2 = RLR+RL x Vout DC1

= 82000

1000+82000 x 24,5 = 24,20 V

Hasil pengujian Vout DC2 = 24,23 V ( mendekati hasil perhitungan)Vriak 1 = hasil pengukuran

Vriak 2 = XcR

x Vriak

Xc = 1,3C

= 1,347

= 27,65 Ω

Vriak 2 = XcR

x Vriak 1

= 27,651000

x 0,136 = 3,76 mv

Hasil pengujian Vriak 2 = 6,6 mv ( mendekati hasil perhitungan )

Dari ketiga percobaan, didapatkan hasil gambar gelombang riak 1 maupun gelombang riak 2 yang masing – masing hampir sama, yang membedakannya hanya besar nilai amplitude gelombang output tersebut.

2. Merangkai dan menguji penyedia daya terkendalia. Pengujian tanpa beban, dengan tegangan output diatur menjadi 5 Volt

Pada pengujian kali ini diatur agar nilai Vout menjadi 5 Volt dengan merubah besar nilai potensiometer. Sehingga didapatkan besar nilai V In DC sebesar 24,35 Volt, untuk Vriak In dengan menggunakan CRO didapat nilai sebesar 0,3 Volt, sedangkan untuk Vriak out didapatkan nilai sebesar 33,2 mv. Dari hasil pengujian didapatkan kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena besar nilai Vriak out menjadi lebih kecil dibanding besar nilai Vriak In.

Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat gelombang yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out semakin terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapasitor C2.

Page 20: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

b. Pengujian dengan beban resistor1. RLl = 3 KΩPada pengujian ditambahkan suatu beban resistor senilai 3 KΩ. Menghasilkan V DC 1 sebesar 24,4 Volt, untuk V DC 2 sebesar 1,92 Volt, sedangkan pada besar nilai riak gelombang pada Vriak 1 sebesar 0,328 Volt, untuk Vriak 2 sebesar 1,96 mv. Dari hasil pengujian didapatkan kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena besar nilai Vriak 2 menjadi lebih kecil dibanding besar nilai Vriak 1. Sedangkan pada V DC2 terdapat drop tegangan dapat dilihat hasil V DC2 semakin kecil dari hasil V DC1, selain itu besar nilai resistansi potensiometer ikut berpengaruh sebagai drop tegangan yang membuat besar nilai V DC2 menurun.

Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat gelombang yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out semakin terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapasitor C2.

2. RL2 = 39 KΩPada pengujian ditambahkan suatu beban resistor senilai 39 KΩ. Menghasilkan V DC 1 sebesar 24,39 Volt, untuk V DC 2 sebesar 1,982 Volt, sedangkan pada besar nilai riak gelombang pada Vriak 1 sebesar 0,296 Volt, untuk Vriak 2 sebesar 1,84 mv. Dari hasil pengujian didapatkan kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena besar nilai Vriak 2 menjadi lebih kecil dibanding besar nilai Vriak 1. Sedangkan pada V DC2 terdapat drop tegangan dapat dilihat hasil V DC2 semakin kecil dari hasil V DC1, selain itu besar nilai resistansi potensiometer ikut berpengaruh sebagai drop tegangan yang membuat besar nilai V DC2 menurun.

Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat gelombang yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out semakin terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapsitor C2

3. RL3 = 82 KΩPada pengujian ditambahkan suatu beban resistor senilai 82 KΩ. Menghasilkan V DC 1 sebesar 24,04 Volt, untuk V DC 2 sebesar 1,945 Volt, sedangkan pada besar nilai riak gelombang pada Vriak 1 sebesar 0,312 Volt, untuk Vriak 2 sebesar 2,8 mv. Dari hasil pengujian didapatkan kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena besar nilai Vriak 2 menjadi lebih kecil dibanding besar nilai Vriak 1. Sedangkan pada V DC2 terdapat drop tegangan dapat dilihat hasil V DC2 semakin kecil dari hasil V DC1, selain itu besar nilai resistansi potensiometer ikut berpengaruh sebagai drop tegangan yang membuat besar nilai V DC2 menurun.

Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat gelombang yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out semakin terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapasitor C2

Page 21: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

Dari ketiga besar nilai beban resistor didapatkan bahwa dengan adanya penambahan besar nilai resistansi pada beban RL semakin memperbesar nilai riak2 pada output.

c. Pengujian R1, R2 dan V In DC dengan V Output bervariasiPada pengujian kali ini besar nilai Vout dirubah – rubah. Pada hasil pengujian didapatkan besar nilai Vin tetap konstan tidak dipengaruhi oleh besar nilai Vout yang berubah. Tetapi yang menyesuaikan adalah besar nilai R1 dengan R2. Nilai R1 pada setiap kenaikan Vout akan berkurang nilai resistansinya sedangkan pada R2 pada setiap kenaikan Vout akan memperbesar nilai resistansinya. Nilai R1 merupakan besar nilai resitansi antara kaki kolektor transistor dengan potensiometer, sedngakan besar nilai R2 adalah besar nilai resistansi antara potensiometer dengan ground.

Page 22: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

VI. Kesimpulan

1. Pada sistem penyearah gelombang penuh dapat menggunakan 2 buah diode maupun 4 buah diode.

2. Diode digunakan untuk menahan gelombang sinusoida berfase negative pada mode reverse bias.

3. Hasil output dari rangkaian diode rectifier masih berupa gelombang sinusoida berfase positif, digunakan kapasitor sebagai tapis untuk membuat gelombang sinusoida menjadi beriak.

4. Semakin besar kapasitansi kapasitor, semakin kecil riak gelombang pada output.

5. Pada rangkaian penyedia daya terkendali digunakan potensiometer sebagai pengatur berapa besar nilai output yang diinginkan.

6. Transistor pada penyedia daya terkendali difungsikan sebagai regulator tegangan.

7. Hasil output gelombang dari sistem penyearah gelombang penuh sudah berupa gelombang yang menyerupai gelombang DC

8. Pada rangkaian penyedia daya terkendali dengan merubah nilai Vout tidak mempengaruhi besar nilai Vin DC. Yang menyesuaikan adalah besar nilai R1 dan R2.

9. Faktor kesalahan pada pengujian dapat terjadi yang menghasilkan kekeliruan pada hasil pengujian. Dimana ketelitian dalam pemilihan skala CRO maupun pada multimeter.

10. Hasil pengujian tidak selalu tepat akurat dengan hasil perhitungan, terdapat penyimpangan nilai asalkan tidak terlalu jauh.

Page 23: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

VII. Lampirana. Jawaban pertanyaan

1. Besar nilai factor riak sebelum tapis dipasang

r = Vr(rms)Vdc

x 100% = 0,308Vm0,636Vm

x 100% = 48 %

Besar nilai factor riak setelah tapis dipasang

r = Vr(rms)Vdc

x 100% = 0,0054

23,8 x 100% = 0,022 %

2. Sebelum tapis dipasang diode berfungsi sebagai penyearah gelombang penuh, pada saat mode forward bias mengalirkan gelombang sinusoida berfase positif, sedangkan pada saat mode reverse bias akan menahan gelombang sinusoida inputan berfase negative. Sedangkan R blider berfungsi sebagai beban output sehingga terjadi drop tegangan pada diri R blider, sehingga tercipta adanya arus yang membuat rangkaian tidak short.

3. Pada rangkaian penyedia daya terkendali terdapat kapasitor yang berfungsi sebagai tapis sehingga hasil output dari rangkaian kapasitor menghasilkan riak gelombang yang diinginkan kecil. R seri berfungsi sebagai drop tegangan sebelum arus hasil penapisan kapasitor C1 mengalir ke kapasitor C2. Potensiometer berfungsi sebagai pengatur besar nilai output yang diinginkan dengan merubah besar nilai tahanan dirinya sendiri. Transistor berfungsi sebagai regulator tegangan.

4. Pada rangkaian penyedia daya terkendali dengan merubah nilai Vout tidak mempengaruhi besar nilai Vin DC. Yang menyesuaikan adalah besar nilai R1 dan R2.

5. Beta tidak dapat dicari karena kita tidak memiliki data berapa besar nilai arus pada kaki emitor transistor. Yang dapat kita cari hanya berapa besar nilai Ib.

b. Grafik

Hasil akhir dari sistem penyearah gelombang penuh dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini.

Page 24: Laporan Praktikum Elektronika Unit 3

c. Laporan Sementara