laporan praktikum elektronika unit i

Upload: sasmita-dewi-winahyu

Post on 02-Mar-2016

93 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Elektronika Dasar

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKAUNIT : 1PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIS

Nama : Sasmita Dewi W.No. Mahasiswa : 41242Kelompok/Hari : 12/Jumat

LABORATORIUM ELEKTONIKA DASARJURUSAN TEKNIK ELEKTRO & TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2014A. Pendahuluan1. Tujuana. Mampu melakukan pengukuran terhadap komponen elektronis dan memahami sifat-sifat komponen elektronis seperti resistor, potensio, LDR, transformator, NTC, PTC, dioda, transistor, kapasitor, dan relay.2. Landasan Teoria. ResistorResistoradalah salah satu komponen elekronika yang berfungsi sebagai penahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor berupa terminal dua komponen elektronik, terminal yang sebanding dengan arus listrik yang melewatinya akan menghasilkan tegangan sesuai dengan hukum Ohm (V = IR). Sebuah resistor tidak memiliki kutub positif dan negatif, tapi memiliki karakteristik utama yaitu resistensi, toleransi, tegangan kerja maksimum, dan power rating. Karakteristik lainnya meliputi koefisien temperatur, kebisingan, dan induktansi. Ohm yang dilambangkan dengan simbol (Omega) merupakan satuan resistansi dari sebuah resistor yang bersifat resistif.

Gambar 1. Simbol ResistorKode warna resistor :

Tabel 1. Kode Warna Resistor

b. KapasitorKapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan arus listrik di dalam medan listrik sampai batas waktu tertentu dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan arus listrik.Kapasitor tergolong ke dalam komponen pasif elektronika. Adapun cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian elektronika adalah dengan cara mengalirkan arus listrik menuju kapasitor. Apabila kapasitor sudah penuh terisi arus listrik, maka kapasitor akan mengeluarkan muatannya dan kembali mengisi lagi.

Gambar 2. Simbol Kapasitorc. DiodaDioda adalah komponen semikonduktor yang terdiri dari penyambung P-N. Dioda merupakan gabungan dari dua kata elektroda, yaitu anoda dan katoda. Sifat lain dari dioda adalah menghantarkan arus pada tegangan maju dan menghambat arus pada aliran tegangan balik.

Gambar 3. Diodad. TransistorPengertian transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai tiga elektroda (triode) yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan pemancar (emitor). Dengan ketiga elektroda (terminal) tersebut, tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya.Transistor termasuk komponen semi konduktor yang bersifat menghantar dan menahan arus listrik.Ada 2 jenis transistor yaitu transistor tipe PNP dan transistor jenis NPN. Transistor NPN adalah transistor positif dimana transistor dapat bekerja mengalirkan arus listrik apabila basis dialiri tegangan arus positif. Sedangkan transistor PNP adalah transistor negatif,dapat bekerja mengalirkan arus apabila basis dialiri tegangan negatif.

Gambar 4. Transistor NPN dan PNPe. PotensioPotensiometeradalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan dapat disetel.Jika hanya dua terminal yang digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali suara pada penguat. Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat digunakan sebagai transduser, misalnya sebagai sensor joystick.

Gambar 5.Simbol Potensiof. LDRLight Dependent Resistor adalah salah satu jenis resistor yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri.

Gambar 6. Simbol LDRg. TransformatorTransformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Gambar 7. Simbol Transformatorh. Thermistor NTC dan PTCThermistor adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansi atau nilai hambatannya dipengaruhi oleh Suhu. Thermistor merupakan singkatan dari Thermal Resistor yang artinya adalah Tahanan (Resistor) yang berkaitan dengan Panas (Thermal). Thermistor terdiri dari 2 jenis, yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).Seperti namanya, Nilai Resistansi Thermistor NTC akan turun jika suhu di sekitar Thermistor NTC tersebut tinggi (berbanding terbalik / Negatif). Sedangkan untuk Thermistor PTC, semakin tinggi suhu disekitarnya, semakin tinggi pula nilai resistansinya (berbanding lurus / Positif).

Gambar 8. Simbol Thermistori. RelayRelay adalah saklar mekanik yang dikendalikan atau dikontrol secara elektronik (elektro magnetik). Saklar pada relay akan terjadi perubahan posisi OFF ke ON pada saat diberikan energi elektro magnetik pada armatur relay tersebut. Relay pada dasarnya terdiri dari 2 bagian utama yaitu saklar mekanik dan sistem pembangkit elektromagnetik (induktor inti besi). saklar atau kontaktor relay dikendalikan menggunakan tegangan listrik yang diberikan ke induktor pembangkit magnet untuk menrik armatur tuas saklar atau kontaktor relay.

Gambar 9.Simbol RelayB. Alat dan Bahan Praktikum1. Multimeter Digital2. Resistor3. Kapasitor4. Dioda5. Potensio6. Light Dependent Resistor (LDR)7. Transformator8. Negative Temperature Coefficient (NTC)9. Positive Temperature Coefficient (PTC)10. Transistor PNP (SA 671)11. Transistor NPN (2SC1061)12. Relay13. Papan EEC47014. Jepit buaya15. SolderC. Analisa Gambar1. Pengujian Resistor dalam Rangkaian SeriR1R2R3R4R5ABCDEF

Gambar 10. Rangkaian SeriPada percobaan ini digunakan lima buah resistor dengan nilai sebagai berikut :R1 = 22 kR2 = 27 kR3 = 1 kR4 = 470 R5 = 390 Rumus menghitung nilai resistansi total pada rangkaian seri digunakan rumus:Rs=R1+R2+R3+.+RnDengan rumus di atas, dapat dihitung nilai resistansi total pada rangkaian yaitu :(22.000+27.000+1.000+470+390) = 50.860 Pada bagian analisa hasil pengujian akan ditampilkan hasil perhitungan menggunakan multimeter dan dibandingkan apakah terdapat perbedaan yang signifikan dengan perhitungan manual.2. Pengujian Resistor dalam Rangkaian ParalelR4R1R2R3R5R6R7R8

Gambar 11. Rangkaian ParalelPada percobaan ini digunakan delapan buah resistor dengan nilai sebagai berikut :R1 = 22 kR2 = 27 kR3 = 1 kR4 = 470 R5 = 390 R6 = 220 R7 = 22 kR8 = 680 Rumus menghitung nilai resistansi total pada rangkaian paralel digunakan rumus:

Pada bagian analisa hasil pengujian akan ditampilkan hasil perhitungan menggunakan multimeter dan dibandingkan apakah terdapat perbedaan yang signifikan dengan perhitungan manual.3. Pengujian Kapasitor

Gambar 12. Rangkaian KapasitorNilai kapasitansi pengganti atau kapasitansi total dari kapasitor yang dirangkai seri dihitung dengan rumus:

Pada bagian analisa hasil pengujian akan ditampilkan hasil perhitungan menggunakan multimeter dan dibandingkan apakah terdapat perbedaan yang signifikan dengan perhitungan manual.4. Relay Gambar 13. Percobaan RelaySaat keadaan aktif namun tanpa beban seperti pada rangkaian diatas, sifat relay menjadi berkebalikan dengan keadaan normal. Saklar benpindah dari NC ke NO. Relay dihubungkan dengan sumber tegangan DC 5 volt, saat gaund dihubungkan dengan NO, tegangannya terukur 5,04 volt. Sedangkan saat ground dihubungkan dengan NC tegangan yang terukur hanya 0,03 volt. Lama kelamaan tegangan pada NC akan semakin mendekati 0. Pada saat keadaan aktif dengan beban motor. Prinsipnya hampir sama seperti sebelumnya, saklar NC berpindah ke NO. Relay dihubungkan dengan sumber tengangan DC 5 volt. Saat gaund dihubungkan dengan NO, tegangannya terukur 5,03 volt, sedangkan saat ground dihubungkan dengan NC, tegangan yang terukur hanya 0,01 volt. Pada pengukuran arus pada motor, hasil yang terukur pada multimeter adalah 0,29 mA.D. Hasil Pengujian1. Pengujian ResistorNo.Kode WarnaNilai TerbacaNilai TerukurToleransiNilai Susut

1.Kuning ungu coklat emas470 460 5%10

2.Jingga putih coklat emas390 380 5%10

3.Biru abu-abu coklat emas680 670 5%10

4.Coklat hitam jingga emas10 k9.7 k5%300

5.Coklat hitam merah emas1 k980 5%200

6.Kotak putih pendekTertulis 5W47K48,5 k20%1,5

7.Kotak putih lebih panjangTertulis 20W10090 20%10

2. Pengujian Resistor dalam Rangkaian SeriR1 = 22 kR2 = 27 kR3 = 1 kR4 = 470 R5 = 390 A-BB-CA-CC-DD-EA-F

21.800 26.300 47 994 472 50.100

3. Pengujian Resistor dalam Rangkaian ParalelR1 = 22 kR2 = 27 kR3 = 1 kR4 = 470 R5 = 390 R6 = 220 R7 = 22 kR8 = 680 A-BB-CA-CC-DD-EA-F

473 0,2 469 278 1.2 774

4. Pengujian PotensioPada posisi 45= 1.652 Pada posisi 90= 1.342 Pada posisi 135= 1.008 Pada posisi mak = 1,1 5. Pengujian Light Dependent Resistor (LDR)a. LDR pada posisi terbuka terhadap sinar= 1.460 b. LDR pada posisi sinar terhalang telapak tangan= 10.650 c. LDR pada posisi tertutup telapak tangan= 55.000

6. Pengujian Transformator (Trafo) pada Kumparan Primer dan SekunderNo.Kumpara PrimerBesarnya TahananKumparan SekunderBesarnya Tahanan

1.0 dengan 11051,8 CT dengan 91

2.0 dengan 220107 CT dengan 121,3

3.110 dengan 22055,1 9 dengan 92,6

4.12 dengan 123,3

7. Pengujian Negative Temperature Coefficient (NTC) dan Positive Temperature Coefficent (PTC)NTC keadaan netral tidak dipanasi= 22,3 PTC keadaan netral tidak dipanasi= 14,4 NTC keadaan dipanasi= 69,8 PTC keadaan dipanasi= 19,6

8. Pengujian DiodePencolok Merah dengan Anoda Pencolok Hitam KatodaPencolok Hitam dengan Anoda Pencolok Merah Katoda

174.400 -144.300

9. Pengujian Transistor PNP dan NPNSA 671Merah ke BasisHitam ke KolektorMerah ke BasisHitam ke EmitorMerah ke KolektorHitam ke Emitor

14,90 x 106 16,35 x 106 0

2SC1061Merah ke BasisMerah ke Kolektor Hitam ke BasisMerah ke EmitorHitam ke KolektorMerah ke Emitor

1,295 x 106 1,574 x 106 0

2N3055Merah ke BasisHitam ke KolektorMerah ke BasisHitam ke EmitorMerah ke KolektorHitam ke Emitor

1,319 x 106 1.077 x 106 0

10. Pengujian KapasitorKapasitor10K100K220K1F

Terukur10,15 nF99,5 nF225,8 nF0,977 F

Pengujian kapasitor dalam rangkaian seriC1= 1 FA-C= 90,2 nFC2= 100 x 103 FA-E= 0,19 nFC3= 220 x 103 FC-F= 9,37 nFC4= 10 x 103 FC5= 220 x 103 F11. Tambahana. Keadaan NormalTitik A dengan NO= 0 Titik A dengan NC= sangat kecil (0) b. Keadaan Aktif (tanpa beban)Gaund dengan NO= 0 VoltGround dengan NC= 7 Voltc. Keadaan Aktif (dengan Beban Motor DC)Gaund dengan NO= 4,98 VoltGround dengan NC= 0 VoltArus pada motor= 44,4 mAE. Analisa Hasil Pengujian1. Pengujian ResistorKode warna gelang resistor menunjukkan nilai ideal dari resistor itu sendiri juga nilai dari toleransinya. Namun nilai ideal tidak selalu sama dengan nilai yang terukur. Nilai toleransi direpresentasikan dengan tanda persen, artinya nilai resistansi dari resistor tersebut ada di antara nilai yang terbaca dikurangi toleransi (resistansi minimal) dan nilai yang terbaca ditambah toleransi (resistansi maksimal).Pada praktikum kali ini, nilai yang terukur tidak sama dengan nilai yang terbaca pada gelang resistor. Namun, perbedaan tersebut masih dalam wilayah toleransi dari masing-masing resistor. Nilai susut yang didapat dari nilai terbaca dikurangi dengan nilai terukur memperlihatkan besarnya perbedaan antara kedua nilai tersebut. 2. Pengujian Resistor dalam Rangkaian Seria. A-B Nilai pada titik A-B adalah nilai R1, namun nilai pengukuran berbeda dengan nilai R1, yaitu menunjukkan nilai 21.800 sedangkan nilai dari R1 adalah 22.000 b. B-CNilai pada titik B-C adalah nilai R2, namun nilai pengukuran berbeda dengan nilai R2, yaitu menunjukkan nilai 26.300 sedangkan nilai dari R2 adalah 27.000 c. A-CNilai pada titik B-C adalah nilai R1+R2, namun nilai pengukuran berbeda dengan nilai R1+R2, yaitu menunjukkan nilai 47.000 sedangkan nilai dari R1+R2 adalah 49.000 d. C-DNilai pada titik C-D adalah nilai R3, namun nilai pengukuran berbeda dengan nilai R3, yaitu menunjukkan nilai 994 sedangkan nilai dari R3 adalah 1.000 e. D-ENilai pada titik D-E adalah nilai R4, namun nilai pengukuran berbeda dengan nilai R4, yaitu menunjukkan nilai 472 sedangkan nilai dari R4 adalah 470

f. A-FNilai dari titik A sampai titik F adalah nilai total resistansi rangkaian seri. Perhitungan manual menunjukkan nilai 50.860 , sedangkan hasil pengukuran menunjukkan nilai 50.100 Perbebedaan hasil pengukuran antara perhitungan manual dengan pengukuran menggunakan multimeter bisa disebabkan oleh alat ukur yang kurang cermat, atau kesalahan praktikan dalam pengamatan pada alat ukur. Atau bisa juga dikarenakan nilai resistansi dari masing-masing resistor yang sedikit berubah (karena ada nilai toleransi) ketika dilakukan pengukuran.3. Pengujian Resistor dalam Rangkaian ParalelSelain faktor-faktor diatas, galat yang muncul bisa disebabkan karena faktor kualitas komponen dan faktor toleransi yang dimiliki oleh komponen, dalam hal ini resistor.A-BB-CA-CC-DD-EA-F

473 0,2 469 278 1.2 774

a. A-B Nilai antara titik A dengan titik B dapat dihitung dengan menghitung nilai yaitu 460,169 dan nilai pengukuran menunjukkan hasil 473 .b. B-CPada titik B sampai C, hambatan totalnya bisa dihitung dari nilai resistansi R2 dan kawat penghubung, hasilnya adalah 0,2 . Nilai hambatan penggantinya menjadi kecil karena nilai hambatan kawat yang sangat kecil, sehingga walaupun nilai resistansi R2 besar, bila diparalel dengan kawat akan menghasilkan nilai resistansi atau hambatan pengganti yang kecil.c. A-CNilai dari titi A sampai titik C dihitung dengan menambahkan nilai hambatan titik A sampai titik B dan hambatan pada titik B sampai C secara paralel, hasilnya yaitu 452,458 , sedangkan hasil pengukuran menunjukkan nilai 469 .d. C-DNilai antara titik A dengan titik B dapat dihitung dengan menghitung nilai yaitu 280,575 dan nilai pengukuran menunjukkan hasil 278 .e. D-EDari titik D sampai titik E tidak ada komponen resistor, namun saat diukur dengan multimeter, muncul nilai hambatan pada lintasan tersebut. Hal ini disebabkan karena kawat penghubung pada rangkaian juga memiliki hilai resistif yang besarnya 1,2 .f. A-FNilai perhitungan manual menunjukkan hasil 701,782 sedangkan hasil pengukuran menggunakan multimeter menunjukkan hasil 774 .Perbedaan pengukuran bisa disebabkan oleh tingkat ketelitian dan kecermatan alat yang terbatas, kesalahan pengamatan, faktor kualitas komponen, dan faktor toleransi yang dimiliki oleh komponen, dalam hal ini resistor.4. Pengujian PotensioPada pengujian potensio, posisi sudut diubah-ubah pada setiap pengujian. Dari pengujian tersebut, nampak bahwa perubahan sudut potensio akan mempengaruhi besarnya nilai hambatan. Dari pengujian, didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa semakin besar sudutnya, maka nilai hambatan potensio semakin kecil. Pada sudut 45, besarnya hambatan adalah 1.652 , pada sudut 90 nilai hambatannya adalah 1324 , pada posisi sudut 135, hasilnya adalah 1008 , sedangkan pada posisi maksimal, nilai hambatanya adalah 1,1 . Pada teori yang ada, hambatan pada potensio akan semakin besar bila sudutnya semakin besar, namun pada hasil percobaan menunjukkan hasil yang berbeda, hal ini disebabkan pengukurannya terbalik yaitu menggunakan kaki 2 dan kaki 3.5. Pengujian Light Dependent Resistor (LDR)Hasil percobaan menunjukkan tiga keadaan, kondisi pertama yaitu pada saat LDR terbuka terhadap sinar menunjukkan nilai hambatan sebesar 1.460 k , kondisi kedua yaitu ketika LDR pada posisi sinar terhalang telapak tangan menunjukkan nilai hambatan sebesar 10.650 k, dan posisi ketiga saat LDR tertutup telapak tangan menunjukkan nilai hambatan 55.000 k. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil intemsitas sinar yang diberikan pada LDR, semakin besar nilai resistansinya.6. Pengujian Transformator (Trafo) pada Kumparan Primer dan SekunderKondisi yang diberikan adalah trafo yang tidak diberi tegangan, hasil menunjukkan bahwa tahanan pada kumparan primer jauh lebih besar dari pada tahanan pada kumparan sekunder.Besar tahanan 0 dengan 110 V menunjukkan nilai 51,8 , kemudian besar tahanan 0 dengan 220 V menunjukkan nilai 107 V, maka besar tahanan 110 dengan 220 V seharusnya merupakan selisih 0 dengan 220 dengan 0 dengan 110 dan hasilnya adalah 55,2 . Hasil percobaan menunjukkan nilai 55,1 maka dapat dianggap memenuhi kriteria.Besar tahanan12 dengan 12 adalah dua kali besar CT dengan 12 yaitu 2 kali dari 1,3 yaitu 2,6 . Hasil percobaan menunjukkan nilai yang benar yaitu 2,6 .7. Pengujian Negative Temperature Coefficient (NTC) dan Positive Temperature Coefficient (PTC)Pengukuran pertama kali pada NTC dan PTC sebelum dipanasi (dalam keadaan netral) adalah 22,3 dan 14,4 . Ketika NTC dipanasi, nilai hambatannya naik menjadi 69,8 . Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada, seharusnya ketika NTC dipanasi nilai hambatnnya akan turun. Kesalahan ini dapat dikarenakan kurangnya panas pada saat dipanaskan, kualitas NTC yang kurang baik, atau kesalahan praktikan. Namun untuk PTC, setelah dipanasi hasilnya menunjukkan naiknya besar hambatan menjadi 19,6 , hal ini sudah sesuai dengan teori yaitu ketika PTC dipanasi nilai resistansinya akan naik.8. Pengujian DiodaPada saat pencolok merah dihubungkan dengan anoda dan pencolok hitam dihubungkan dengan katoda, dioda akan berada pada keadaan forward bias. Arus akan mengalir sehingga muncul nilai hambatannya, nilainya adalah 17.440 . Sedangkan jika pencolok hitam dihubungkan dengan anoda dan pencolok merah dihubungkan dengan katoda, maka dioda akan berada pada keadaan reverse bias, sehingga tidak akan ada arus yang mengalir yang menandakan hambatan pada doida tersebut bernilai tak hingga.Namun pada percobaan kali ini, hambatan yang terukur dalam keadaan reverse bias adalah -14,43 x 106 . Hasil ini tidak sesuai dengan teori yang ada. Keadaan tersebut bisa disebabkan oleh kualitas komponen yang kurang baik, kesalahan pengukuran atau kesalahan pengamatan, dan kesalahan pada multimeter.9. Pengujian Transistor PNP dan NPN

a. Transistor PNP (SA671)Transistor PNP akan mengalirkan arus ketika dialiri arus dari basis menuju ke emitor atau kolektor. Selain keadaan tersebut, arus akan ditolak oleh dioda.Pada percobaan kali ini, ketika pencolok merah dihubungkan dengan basis dan pencolok hitam dihubungkan dengan kolektor, terdapat nilai resistansi yaitu 14,9 x 106 . Hal ini dikarenakan arus dapat mengalir dari basis menuju ke kolektor, sehingga ada nilai hambatan yang terukur.Ketika pencolok merah dihubungkan dengan basis dan pencolok hitam dihubungkan dengan emitor, hasil pengujian menunjukkan nilai resistansi 16,35 x 106 karena arus dapat mengalir dari basis menuju emitor, sehingga ada nilai resistansi tertentu.Ketika pencolok merah dihubungkan dengan kolektor dan pencolok hitam dihubungkan dengan emitor, hasil yang terukur adalah 0. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada, seharusnya ketika arus mengalir dari kolektor, maka arus tersebut akan diblokir oleh dioda, sehingga resistansinya menjadi sangat besar () atau overload. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan pengukuran dan kesalahan pada multimeter.b. Transistor NPN (2SC1061)Transistor jenis NPN dapat mengalirkan arus hanya pada saat pencolok merah (+) dihubungkan ke emitor atau ke kolektor dan pencolok hitam (-) dihubungkan ke basis. Sedangkan dalam keadaan lain, arus listrik tidak akan mengalir karena telah diblokir oleh dioda.Dalam pengujian pertama ketika pencolok hitam dihubungkan ke basis dan pencolok merah dihubungkan ke kolektor, nilai resistansi yang muncul adalah 1,295 x 106 . Hal ini sudah sesuai, arus dapat mengalir dari kolektor menuju basis sehingga ada nilai resistansinya.Ketika pencolok hitam dihubungkan dengan basis dan pencolok merah dihubungkan ke emitor, pada pengujian didapatkan resistansi yang nilainya 1,574 x 106 . Hasil ini juga telah sesuai dengan teori yang ada, arus dapat mengalir dari emitor menuju basis, sehingga ada nilai resistansinya.Pengujian terakhir dengan NPN, ketika pencolok hitam dihubungkan ke kolektor dan pencolok merah dihubungkan ke emitor, nilai yang muncul dalam multimeter adalah 0. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada, bila arus dialirkan dari emitor menuju kolektor, maka arus akan diblokir oleh dioda dan nilai resistansinya menjadi sangat besar ().c. Pengujian 2N3055Pada pengujian 2N3055, saat pencolok merah dihubungkan dengan basis dan pencolok hitam dihubungkan dengan kolektor, nilai hambatan yang terukur pada multimeter adalah 1,319 x 106 .Sedangkan saat pencolok merah dihubungkan dengan basis dan pencolok hitam dihubungkan dengan emitor, hasil yang terukur adalah 1,077 x 106 . Saat pencolok merah dihubungkan dengan kolektor dan pencolok hitam dihubungkan dengan emitor, nilai yang muncul pada multimeter adalah 0.10. Pengujian KapasitorPengukuran kapasitor 10K, hasil yang terukur dari multimeter adalah 10,15 nF. Pada kapasitor 100K, nilai yang terukur pada multimeter adalah 99,5 nF. Pada kapasitor 220K, nilai yang terukur adalah 225,8 nF. Sedangkan pada pengukuran kapasitor 1 F, hasilnya adalah 0,977 F. Perbedaan ini terjadi karena adanya nilai toleransi pada komponen tersebut.Sedangkan pada pengujian kapasitor dalam rangkaian seri, untuk menghitung nilai kapasitansi total dapat menggunakan rumus:

a. A-CNilai kapasitansi dari titik A-C adalah 9999,60 F. Hasil perhitungan tersebut tidak sesuai dengan hasil pengujian, nilai yang muncul dalam multimeter adalah 90,2 nF. Hal ini bisa disebabkan karena faktor kualitas komponen dan toleransinya, kesalahan pengukuran, penhitungan, pendataan, atau kesalahan alat ukur.b. A-E, Nilai kapasitansi total hasil perhitungan adalah 9,04 nF. Hasil ini tidak sesuai dengan nilai yang muncul pada multimeter, yaitu 0,19 nF. Hal ini bisa disebabkan karena faktor kualitas komponen dan toleransinya, kesalahan pengukuran, penhitungan, pendataan, atau kesalahan alat ukur.c. C-FNilai kapasitansi totalnya adalah 9166,675 F. Namun, hasil yang ditunjukkan multimeter saat pengujian adalah 9,64 nF. Perbedaan ini bisa disebabkan karena tingkat ketelitian dan kecermatan alat ukur yang terbatas, kesalahan dalam pengukuran, atau toleransi dari komponen tersebut.11. Tambahan (Relay)a. Pada keadaan NormalPada keadaan normal, ketika titik A dihubungkan dengan NO, hasil yang terukur pada multimeter adalah 0. NO (normally open) adalah keadaan apabila kontak-kontak tertutup saat relay dicatu. Padahal pada keadaan normal, arus listrik tidak bisa mengalir, sehingga hambatannya menjadi sangat besar dan tidak menunjukkan suatu nilai tertentu (overload). Kesalahan ini dapat disebabkan karena kesalahan pengukuran pada multimeter.Namun, ketika titik A dihubungkan dengan titik NC, hasil yang terukur pada multimeter adalah 0 (nilai tersebut sangat kecil hingga mendekati 0). NC (Normally Closed) sendiri adalah apabila kontak-kontak terbuka saat relay dicatu. b. Keadaan Aktif (tanpa beban)Sifat relay menjadi berkebalikan dengan keadaan normal. Saklar benpindah dari NC ke NO. Saat gaund dihubungkan dengan NO, tegangan terukur 0 volt. Sedangkan saat ground dihubungkan dengan NC tegangan yang terukur 7 volt.c. keadaan aktif (dengan beban motor) Saat gaund dihubungkan dengan NO, tegangannya terukur 4,98 volt, sedangkan saat ground dihubungkan dengan NC, tegangan yang terukur 0 volt. Pada pengukuran arus pada motor, hasil yang terukur pada multimeter adalah 44,4 mA.F. Kesimpulan1. Nilai hambatan dari resistor bisa dilihat dari warna gelangnya.Masing-masing resistor memiliki toleransi, sehingga nilai resistansinya bisa jadi tidak sama dengan nilai yang terbaca.2. Perbedaan hasil antara perhitungan manual dengan multimeter atau teori dengan percobaan dapat disebabkan karena kesalah praktikan, faktor tingkat ketelitian alat ukur, kualitas komponen, pembacaan nilai, atau karena nilai toleransi pada komponen tersebut3. Nilai hambatan total pada resistor yang dirangkai seri dan paralel memiliki cara perhitungan yang berbeda.Untuk rangkaian seri, digunakan rumus:Rs=R1+R2+R3+.+RnSedangkan untuk rangkaian seri, digunakan rumus:

4. Pada potensio nilai resistansi akan semakin besar saat sudutnya diperbesar.5. Nilai resistansi LDR bergantung pada intensitas cahaya yang diberikan, semakin sedikit intensitas cahaya yang diberikan, semakin besar nilai resistansinya6. Pada pengujian kali ini yang digunakan adalah trafo step down karena hambatan pada kumparan primer lebih besar daripada hambatan pada kumparan sekunder.7. Thermistor terdiri dari dua jenis yaitu Negative Temperature Coefficient (NTC) dan Positive Temperature Coefficient (PTC). Nilai resistansi NTC akan menurun apabila suhunya dinaikkan (dalam temperatur tinggi resistansinya akan lebih rendah dari keadaan normal). Sedangkan nilai resistansi PTC akan meningkat apabila dipanaskan (dalam temperatur tinggi resistansinya akan lebih tinggi dari keadaan normal).8. Dioda hanya bisa mengalirkan arus dari anoda ke katoda atau dalam keadaan foward bias.9. Transistor NPN hanya akan mengalirkan arus dari emitor atau kolektor ke basis sementara transistor PNP hanya akan mengalirkan arus dari basis ke emitor atau kolektor.10. Transistor SA671 adalah transistor jenis PNP, transistor 2SC1061 adalah transistor jenis NPN, sementara transistor 2N3055 adalah transistor jenis PNP.Kapasitor yang dirangkai seri, nilai kapasitansi pengganti atau kapasitansi totalnya bisa dihitung dengan rumus

11. Relay mampu menghantarkan listrik dengan tegangan yang lebih tinggi dengan arus yang rendah.

A. Lampiran1. Laporan Sementara