laporan praktikum (2)

9
LAPORAN PRAKTIKUM JUDUL :”MENGAPA BINTANG TERLIHAT DEKAT MENGGUNAKAN TEROPONG?” DISUSUN OLEH : NURFADIA ADLINA (1212041006) YUHLISA HASLIANA (1212040003) NURFITRAH H (1212040004) LILIS YULIANA (1212040011) JURUSAN FISIKA

Upload: mhaya-valeniels

Post on 06-Feb-2016

56 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

laporan tentang teleskop

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

LAPORAN PRAKTIKUM

JUDUL :”MENGAPA BINTANG TERLIHAT DEKAT MENGGUNAKAN TEROPONG?”

DISUSUN OLEH :

NURFADIA ADLINA (1212041006)

YUHLISA HASLIANA (1212040003)

NURFITRAH H (1212040004)

LILIS YULIANA (1212040011)

JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2015

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

MENGAPA BINTANG TERLIHAT DEKAT MENGGUNAKAN TEROPONG

A. Tujuan Percobaan

Menyelidiki prinsip kerja teropong bintang.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana prinsip kerja teropong bintang ?

C. Teori

Salah satu alat optic yang terdiri dari susunan beberapa lensa yaitu teropong. Teropong

disebut juga dengan nama teleskop. Teropong merupakan alat optik yang dapat digunakan untuk

membantu melihat benda-benda jauh. Teleskop atau teropong bintang digunakan untuk

memperbesar benda yang sangat jauh letaknya. Pada kebanyakan kasus di dalam penggunaan

teleskop, benda bisa dianggap berada pada jarak tak berhingga. Galileo, walaupun bukan penemu

teleskop, ia mengembangkan teleskop menjadi instrumen yang penting dan dapat digunakan.

Galileo merupakan orang pertama yang meneliti ruang angkasa dengan teleskop, dan ia membuat

penemuan-penemuan yang mengguncang dunia, di antaranya satelit-satelit Jupiter, fase Venus,

bercak matahari, struktur permukaan bulan, dan bahwa galaksi Bimasakti terdiri dari sejumlah

besar bintang-bintang individu. Teropong tersusun atas dua lensa cembung, yang dekat objek lensa

objektif dan yang dekat mata lensa okuler. Lensa okuler berfungsi sebagai lup. Lensa objektif

mempunyai fokus lebih panjang daripada lensa okuler (lensa okuler lebih kuat daripada lensa

objektif). Hal ini dimaksudkan agar diperoleh bayangan yang jelas dan besar. Bayangan yang

dibentuk oleh lensa objektif selalu bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Bayangan yang dibentuk

lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan diperkecil terhadap benda yang diamati.

Dasar Kerja Teropong Obyek benda yang diamati berada di tempat yang jauh tak

terhingga, berkas cahaya datang berupa sinar-sinar yang sejajar. Lensa obyektif berupa lensa

cembung membentuk bayangan yang bersifat nyata, diperkecil dan terbalik berada pada titik focus.

Bayangan yang dibentuk lensa obyektif menjadi benda bagi lensa okuler .

Pembentukan bayangan pada teropong :

Untuk penggunaan dengan mata tidak berkomodasi, bayangan yang dihasilkan oleh lensa

obyektif jatuh di titik fokus lensa okuler.

Perbesaran anguler yang diperoleh adalah : M = fob /fok

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Panjang teropong adalah : d = fob + fok

Untuk penggunaan dengan mata berkomodasi maksimal bayangan yang dihasilkan oleh lensa

obyektif jatuh diantara titik pusat bidang lensa dan titik fokus lensa okuler.

Perbesaran anguler dapat diturunkan sama dengan penalaran pada pengamatan tanpa

berakomodasi dan didapatkan : M = fob / Sok

Panjang teropong adalah : M = fob + Sok

D. Alat dan Bahan

a. Alat :

1) Lensa Cembung 200 mm 1 buah

2) Lensa Cembung 100 mm 1 buah

3) Lensa Cembung 50 mm 1 buah

4) Rel Presisi 50 cm 1 buah

5) Dudukan lensa 2 buah

b. Bahan :

1) Korek Api /Gas 1 buah

2) Lilin 1 buah

E. Langkah-langkah Kegiatan

1. Merangkai alat percobaan dengan menggunakan 2 lensa cembung. Jarak fokus lensa objektif

200 mm dan jarak fokus lensa okuler 100 mm seperti pada gambar berikut:

2. Meletakkan lilin sejauh tak terhingga (∞) di depan lensa objektif sebagai benda. Seperti

gambar berikut

3. Mengamati bayangan yang terbentuk pada lensa melalui lensa okuler. Mengusahakan untuk

mendapatkan bayangan yang tajam dengan menggeser-geser salah satu lensa (lensa

objektif atau lensa okuler).

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

4. Mengukur jarak antara lensa dan menuliskannya pada tabel pengamatan.

5. Mengganti lensa okuler (jarak fokus 50 mm) dan mengulangi kegiatan c.

6. Mengganti lensa objektif (jarak fokus 100 mm) dan mengulangi kegiatan c.

7. Membandingkan kondisi fisis dari ketiga bayangan tersebut

F. Hasil Pengamatan

KegiatanFokus Lensa Objektif fob

(cm)

Fokus Lensa Okuler fok

(cm)

Jarak Antar Lensa d

(cm)

I 20 10 64,9

II 20 5 30,3

III 10 5 16

Kodisi fisis bayangan (perbesaran bayangan berdasarkan pengamatan)

MII > MIII >MI

G. Analisis Data

M=f ob

Sok

Dimana ;

Sok=d−¿ f ob

Keterangan :

M = Perbesaran Bayangan (cm)

fob = Jarak Fokus Lensa Objektif (cm)

Sok = Jarak Benda untuk Lensa Okuler (cm)

d = Jarak Antar Lensa/Panjang Teropong (cm)

a. Kegiatan I

Sok=d−¿ f ob

¿64,9 cm – 20 cm

= 44,9 cm

M=f ob

Sok

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

= 20 cm

44,9 cm

= 0.44 kali

b. Kegiatan II

Sok=d−¿ f ob

¿30,3 cm – 20 cm

= 10,3 cm

M=f ob

Sok

= 20 cm

10 ,3 cm

= 1.94 kali

c. Kegiatan III

Sok=d−¿ f ob

¿16 cm – 10 cm

= 6 cm

M=f ob

Sok

= 10cm6 cm

= 1.67 kali

H. Pembahasan

Percobaan yang dilakukan dengan judul mengapa bintang terlihat dekat dengan

menggunakan teropong dengan tujuan untuk menyelidiki prinsip kerja teropong bintang.

Teropong bintang merupakan salat satu alat optik yang banyak digunakan untuk melihat benda-

benda yang jauh sehingga benda tersebut dapat menjadi lebih jelas. Teropong bintang terdiri atas

dua buah lensa cembung, dimana lensa cembung pertama berguna sebagai lensa objektif karena

dekat dengan objek dan lensa kedua sebagai lensa okuler yang dekat dengan mata. Perlu

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

diketahui bahwa jarak focus lensa objektif harus lebih besar daripada jarak focus lensa okuler.

Hal ini dimaksudkan agar diperoleh bayangan yang jelas dan besar. Bayangan yang dibentuk

oleh lensa objektif selalu bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Bayangan yang dibentuk lensa

okuler bersifat maya, terbalik, dan diperkecil terhadap benda yang diamati. Pada percobaan yang

dilakukan tiga kali dengan jarak focus lensa objektif dan okuler yang berbeda-beda. Jarak focus

lensa objektif yang digunakan dalam percobaan yaitu 20 cm dan 10 cm sedangkan untuk jarak

focus lensa okuler yang digunakan dalam percobaan yaitu 10 cm dan 5cm.

Benda yang diamati letaknya jauh dari lensa objektif sehingga sinar-sinar sejajar menuju ke

lensa objektif. Ketika berkas cahaya datang berupa sinar-sinar yang sejajar maka lensa objektif

akan membentuk bayangan tepat dibidang focus lensa objektif yang bersifat nyata, terbalik dan

diperkecil. Bayangan pada lensa objektif diperkecil karena letak benda yang ditangkap oleh lensa

objektif jauh tak terhingga (lebih besar dari 2F). Bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif

akan menjadi benda terhadap lensa okuler. Benda tersebut kemudian diperbesar oleh lensa okuler

sehingga bayangan benda yang teramati melalui lensa okuler menjadi lebih besar. Karena

bayangan berada di depan lensa okuler maka bayangan tersebut bersifat maya. Sehingga pada

pada teropong bayangan yang teramati bersifat maya, terbalik dan diperbesar. Itulah sebabnya

mengapa bintang terlihat dekat dengan menggunakan teropong. Pada percobaan yang dilakukan

ini, yang digunakan sebagai benda yaitu lilin. Lilin diletakkan jauh dari lensa objektif kemudian

letak lensa objektif dan okuler hingga terbentuk banyangan yang besar dan jelas pada layar.

Ketika banyak yang jelas terbentuk, selanjutnya diukur jarak antara dua lensa tersebut untuk

dianalisis untuk menentukan jarak benda objektif yang akan digunakan untuk menentukan nilai

perbesaran teropong akomodasi maksimun.

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan terlihat bahwa semakin kecil jarak focus lensa

yang digunakan baik pada lensa objektif maupun okuler maka jarak antara kedua lensa tersebut

untuk mendapatkan bayangan yang jelas semakin pendek. Hal ini berarti bahwa panjang

teropong juga semakin kecil. Pada percobaan yang dilakukan, perbesaran bayangan yang

dihasilkan untuk setiap lensa jarak focus lensa baik pada lensa objektif maupun okuler yang

digunakan berbeda-beda. Dimana dari hasil pengamatan perbesaran bayangan yang terbesar di

peroleh pada kegiatan II dengan jarak fokus lensa objektif 20 cm dan jarak fokus lensa okuler 5

cm, selanjutnya kegiatan III dengan jarak fokus lensa objektif 10 cm dan jarak fokus lensa okuler

5 cm dan Perbesaran bayangan terkecil di peroleh pada kegiatan I dengan jarak fokus lensa

objektif 20 cm dan jarak fokus lensa okuler 10 cm. Dan Berdasarkan analisis data pada kegiatan

I,II, dan III diperoleh perbesaran bayangan (M) berturut-turut 0.44 kali, 1.94 kali, 1.67 kali. Hal

tersebut sesuai dengan pengamatan secara langsung dilakukan dimana perbesaran bayangang

yang diperoleh yaitu MII > MIII >MI.

I. Kesimpulan

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM (2)

Prinsip kerja teropong bintang atau benda diletakkan jauh atau sangat jauh dari lensa okuler

maka berkas cahaya datang berupa sinar-sinar yang sejajar pada Lensa obyektif dan akan

membentuk bayangan yang bersifat nyata, diperkecil dan terbalik yang berada pada titik focus.

Bayangan yang dibentuk lensa obyektif menjadi benda bagi lensa okuler dan diperbesar oleh

lensa okuler. Sehingga sifat bayangan pada teropong yaitu maya, terbalik dan diperbesar.