laporan praktik pengalaman lapangan jurusan...
TRANSCRIPT
1
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN PERBNKAN SYARIAH
PERAN PEMBIAYAAN BANK TERHADAP USAHA KERAJINAN
KAYU PAK BARODIN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Praktik pengalaman Lapangan Jurusan
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Oleh :
MUHAMMAD FAJAR CANDRA WIJAYA
NIM 12401173169
Dosen Pembimbing Lapangan
Dr. Hj. Nur Aini Latifah, S.E., M.M.
NIP. 197009011999032002
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
2020
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah disetujui dan
disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Di : Tulungagung
Judul Laporan : PERAN PEMBIAYAAN BANK TERHADAP USAHA
KERAJINAN KAYU PAK BARODIN
MENYETUJUI
Dosen Pembimbing Lapangan
(Dr. Hj. Nur Aini Latifah, S.E., M.M.)
NIP. 197009011999032002
Mengesahkan
a.n Dekan
Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
(Siswahyudianto, MM.)
NIDN. 20150668402
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang. Atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktik
pengalaman Lapangan kurang lebih 1 bulan yakni mulai tanggal 01 Agustus
sampai 31 Agustus 2020 dengan lancar.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju
zaman yang terang benderang yakni Agama Islam yang kita nanti-nantikan
syafaatnya di yaumul qiyamah nanti.
Praktik Pengalaman Lapangan merupakan salah satu bentuk implementasi
secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di kampus dengan
program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara
langsung di lapangan untuk menjadi tenaga yang professional.
Melalui laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof Dr. Maftukin, M.Ag selaku rector IAIN Tulungaung
2. Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Tulungaung.
3. M. Aqim Adlan, M.E,.I. selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah
4. Dr. Hj. Nur Aini Latifah, S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing Lapangan
yang telah memberikan bimbingan, arahan kepada mahasiswa selama
menjalani Praktik Pengalaman Lapangan.
5. Bapak Barodin selaku Pemilik UD Barokah yang sudah bersedia
membantu saya selama kegiatan Praktik pengalaman Lapangan.
6. Orang tua saya yang selalu mendoakan dan mendukung kami.
7. Seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Penyusun
mengucapkan banyak terimakasih.
iv
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar
besarnya bagi berbagai pihak yang berkepentingan atas masalah ini. Tidak ada
kesempurnaan kecuali milik Allah SWT. Penulis sadar laporan ini sangat jauh
dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun agar laporan ini bisa lebih baik.
Segenap mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan Gelombang II
tahun 2020 meminta maaf yang sebesar besarnya kepada semua pihak apabila
dalam melaksanakan program maupun penyusunan laporan banyak terdapat
kesalahan. Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan
mendapatkan balasan pahala dari ALLAH SWT.
Akhir kata, penyusun berharap laporan pertanggung jawaban ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Tulungagung, 17 Agustus 2020
MUHAMMAD FAJAR C.
NIM. 12401173169
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
Dasar pemikiran.................................................................................................... 1
Tujuan Dan Kegunaan ......................................................................................... 3
Waktu dan Tempat pelaksanaan .......................................................................... 4
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK
Profil Lembaga ..................................................................................................... 6
Pelaksanaan Praktik.............................................................................................. 7
Permasalahan di Lapangan ................................................................................. 7
Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik ............................................... 7
BAB III PEMBAHASAN
Pengertian Usaha Dagang .................................................................................... 9
Pengertian Kredit Usaha Rakyat ......................................................................... 9
Maksud dan Tujuan KUR .................................................................................... 10
Cara Mendapatkan KUR ...................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................................... 14
Saran ..................................................................................................................... 14
DAFTAR RUJUKAN
vi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Berita acara harian individual
2. Form bukti konsultasi dengan DPL
3. Foto-foto kegiatan PPL (diusahakan Mahasiswa yang berangkutan dan
papan nama lembaga kelihatan di foto saat kegiatan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Seiring dengan berkembangnya perekonomian dan dunia usaha,
masyarakat semakin banyak yang ingin memulai usaha baik dalam bidang jasa
maupun dagang. Terbukti dari maraknya perusahaan-perusahaan yang berdiri
di Indonesia. Semakin banyak usaha yang berjalan maka semakin banyak pula
modal yang dibutuhkan. Modal yang berupa dana merupakan modal yang
pengaruhnya sangat besar bagi perusahaan baik yang baru berdiri maupun
yang sudah berjalan. Seringkali masyarakat tidak tahu bagaimana cara
memperoleh modal usaha yang cukup besar sedangkan dana yang mereka
miliki tidak cukup untuk menjalankan usaha tersebut. Dengan adanya
permasalahan ini, maka solusi yang baik bagi pengusaha ialah dengan
meminjam dana pada lembaga keuangan Bank sebagai salah satu lembaga
keuangan, selain berfungsi sebagai penampung dana masyarakat, juga
berfungsi sebagai penyalur dana dalam bentuk kredit yang diberikan kepada
masyarakat berupa pinjaman dana atau tambahan modal untuk kelancaran
usahanya. Selain itu juga akan dapat meminimalisir kemiskinan atau
meningkatkan taraf hidup khususnya pada pengusaha yang baru merintis
dengan modal yang seadanya.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sepantasnya
mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah, karena keberadaan
UMKM sangat membantu perekonomian nasional dan membuka lapangan
pekerjaan serta mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia. Wujud
dukungan pemerintah adalah dengan menyediakan sumber pembiayaan kredit
melalui program pinjaman kredit bagi UMKM yang diberi nama Kredit Usaha
Rakyat (KUR). Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan pinjaman kredit yang
diluncurkan Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mendapatkan tambahan
dana untuk mengembangkan usahanya. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
2
yang berhak mendapatkan bantuan KUR adalah UMKM yang memiliki usaha
produktif dan layak mendapatkan bantuan. Usaha produktif yang dimaksudkan
adalah usaha di bidang pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian,
perdagangan, daan jasa-jasa (Lampiran I Peraturan Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Pembaiayaan Bagi
Usaha Mikro, dan Menengah). Sedangkan yang dimaksud bahwa UMKM
harus layak mendapatkan kredit adalah UMKM yang sehat, yang memiliki
kemampuan mendapatkan keuntungan sehingga mampu mengembalikan
pinjaman yang telah diberikan.
KUR terdiri dari 3 yaitu (1) KUR mikro yang besaran plafon masing-
masing debitur maksimum Rp25.000.000,-, (2) KUR ritel yaitu kredit dengan
plafon masing-masing debitur diatas Rp25.000.000,- dan maksimum
Rp500.000.000,- dan (3) KUR TKI yaitu pinajaman KUR untuk membantu
pembiayaan keberangkatan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) ke negara
penempatan dengan plafon maksimum sebesar Rp25.000.000,- . Program
pinjaman kredit tanpa agunan ini diberikan untuk pemberdayaan UMKM
dengan bunga sebesar 9% per tahun per 1 januari 2016. Penyaluran kredit ini
dilakukan melalui lembaga perbankan dan lembaga keuangan bukan bank
yang telah di tunjuk dan di tetapkan oleh pemerintah karena layak sebagai
pihak penyalur dana KUR. Diantaranya yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI),
Bank Mandiri, Bank Bank Nasional Indonesia (BNI), Bank Pembangunan
Daerah (BPD), Bank Umum Lain, LKNB (Lembaga Keuangan Non Bank).
Dengan menggandeng beberapa bank tersebut, pemerintah berharap
penyaluran KUR sesuai harapan, tepat sasaran dan bermanfaat bagi penguatan
kelembagaan UMKM yang ada di Indonesia.
Program KUR dengan bunga ringan ini, tentunya akan berdampak
bagi Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank yang bukan penyalur dana
KUR. Hal ini mengingat Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank yang
bukan penyalur dana KUR menyalurkan kredit kepada masyarakat dengan
tingkat suku bunga tertentu, yang biasanya besaran tersebut jauh lebih tinggi
dibandingkan suku bunga KUR. Contohnya Bank Perkreditan Rakyat. Bank
3
Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai lembaga perbankan yang menyalurkan
kredit, memiliki kebijakan untuk menentukan berapa target kredit dan besaran
bunga per tahun bagi debitur. Kebijakan ini di tetapkan masingmasing Bank
Perkreditan Rakyat melalui program kerjanya yang dilaporkan kepada OJK
(Otoritas Jasa Keuangan). Dari kebijakan menentukan besaran bunga tersebut,
biasanya bunga BPR jauh lebih tinggi dibandingkan bunga KUR yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini dikarenakan sebagian modal BPR di
dapatkan dari modal pinjaman, sehingga BPR masih harus menanggung bunga
pinjamannya, yang secara otomatis suku bunga bagi calon debitur akan lebih
tinggi. Bank Perkreditan Rakyat berharap mampu menjangkau seluruh lapisan
masyarakat untuk mendapatkan kredit, baik debitur yang memiliki usaha atau
tidak. Asalkan debitur dinilai mampu dan layak mendapatkan kredit melalui
tahap analisis kredit BPR, maka pencairan kredit akan bisa dilakukan. Besaran
kredit yang diterima debitur akan disesuaikan dengan kemampuan calon
debitur tersebut.
pemerintah dalam membantu Usaha Mikro. Dalam hal ini KUR diatur
dalam Keputusan Presiden Republik Indoneisa Nomor 14 Tahun 2015
Tentang Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah. Sedangkan tata cara KUR (Kredit Usaha Rakyat) di atur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 20/PMK.05/2015
Tentang tata Cara Pelaksanaan Subsidi Bunga Untuk Kredit Usaha rakyat.
Oleh karena itu maka timbul keinginan penulis untuk mengkaji lebih
dalam tentang peran pembiayaan Bank terhadap UD. BAROKAH dengan
mengangkat judul “Peran Pembiayaan Bank Pada Usaha Kerajinan Kayu Pak
Barodin”.
B. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
4
Untuk mengetahui Peran Pembiayaan Bank Pada Usaha Kerajinan
Kayu Pak Barodin
2. Kegunaan
a. Kegunaan secara akademik
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan belajar baik di bidang perkuliahan ataupun dalam
memecahkan masalah. Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan
referensi mahasiswa dibidang perbankan.
b. Kegunaan bagi lembaga
Dengan adanya laporan ini, penulis berharap laporan ini dapat
memberikan masukan kepada lembaga terkait dengan penerapan sistem
Perbankan dalam proses pembiayaan usaha agar nasabah merasa yakin
bahwa Bank dalam operasinya selalu mengutamakan kepentingan
nasabahnya .
c. Kegunaan bagi mahasiswa
Dengan adanya penelitian ini penulis berharap laporan hasil
praktik pengalaman lapangan ini dapat bermanfaat dan dijadikan
referensi dan penulis berharap nanti akan ada laporan-laporan yang
menyempurnakan pembahasan tentang peran pembiayaan perbankan
terhadap usaha rakyat.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu
Hari/Tanggal Jam
Rabu, 05 Agustus 2020 09.00 WIB
Selasa, 11 Agustus 2020 07.00 WIB
Sabtu, 22 Agustus 2020 13.00 WIB
Kamis, 27 Agustus 2020 16:00 WIB
5
2. Tempat Pelaksanaa
UD. Barokah RT/RW 03/05 Dusun Boro Desa Boro Kecamatan
Kedungwaru Kabupaten Tulungagung
6
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga
Kerajinan kayu “UD. BAROKAH” merupakan suatu UMKM yang
berada di Dusun Boro Desa Boro RT 03 /RW 05 Kecamatan Kedungwaru
Kabupaten Tulungagung. UMKM “UD. BAROKAH” ini berdiri sekitar tahun
2007. Kata “BAROKAH” diambil dari nama BERKAH yang artinya Sesuatu
yang berlimpah atau biasa disebut berkah dan barokah. Dengan harapan usaha
ini akan terus berkembang dan bertambah makmur sekaligus usaha yang
diberkahi oleh Allah SWT bisa juga dapat membantu pertumbuhan
perekonomian masyarakat di Desa Boro.
Awal berdirinya usaha ini dikarenakan mayoritas penduduk desa Boro
itu mata pencahariannya bergerak di bidang perkayuan. Nah disaat pak
barodin bingung mau usaha apa dan akhirnya beliau memutuskan untuk terjun
juga bergerak di usaha kerajinan kayu yang produknya meliputi meja belajar
lipat anak, white board, black board, tongkat, meja buat ngaji dll. Menurut
beliau usaha di bidang kerajinan kayu ini prospeknya lebih bagus di pasaran.
Pada awal mulanya pak berdirinya usaha ini pak barodin mencari salah
satu orang dulu yang handal dibidang perkayuan khususnya kerajinan
kemudian mencari lagi pekerja yang baru untuk dibelajari membuat kerajinan
kayu sampai bisa dan sampai sekarang kurang lebih ada 12 orang
karyawannya. Awal mula pemasaran beliau dilakukan dengan sistem
konvensional yakni door to door yaitu dengan mendatangi toko ke toko dari
lokal daerah tulungagung sampai ke berbagai daerah hampir sebagian dari
negara indonesia ini . beliau tidak mementingkan rugi atau tidaknya buat
biayanya dalam mencari target pasar yang penting prinsipnya endak masalah
asalkan sudah mendapatkan pasar yang banyak.
Setelah beberapa bulan dan tahunan berkeliling mencari pasar akirnya
permintaan pun kian melejit berdatangan dari beberapa daerah lokal maupun
7
luar daerah. Banyak sekali pesanan yang harus dikerjakan sampai kadang
kadang kuwalahan untuk mengerjakannya.
1 . Lokasi dan Keadaan Wilayah
Lokasi dari koperasi ini bertempat di Dusun Boro Desa Boro
Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung. Lokasi dari UD.
BAROKAH ini berada di rumah Pak Barodin (selaku pemilik dari
usaha ini). Perkembangan dari usaha ini mempunyai grafik yang terus
naik dari periode ke periode bisa dikatakan juga usaha ini terus
berkembang menjadi usaha yang besar.
B. Pelaksanaan Praktik
Pelaksanaa praktik pengalaman lapangan di UD. BAROKAH Desa Boro
hanya melakukan kegiatan observasi (wawancara) selama empat kali dalam
sebulan. Hal ini dilakukan karena adanya wabah covid-19 dan sistem PPLnya
dari rumah. Maka seminimal mungkin harus menghindari kontak dengan
orang lain.
Pada minggu pertama saya mencaritau tentang profil dari UD.
BAROKAH, yang meliputi sejarah berdirinya,dll. Minggu ke dua mencari tau
tentang keterkaitannya dengan pihak perbankan. Minggu ke tiga, berbincang
dan belajar serta mempelajari proses pembuatan produk. Minggu ke empat,
meninjau dan mengamati prospek perkembangannya.
C. Permasalahan Di Lapangan
Sebenarnya secara garis besar dalam praktik di lapangan berjalan dengan
lancar. Namun dari penjelasan pemilik usaha ini permasalahan yang dihadpi
adalah kita harus pandai-pandai cermat dalam mengetahui bulan-bulan apa
yang tepat buat prospek penjualan produknya. Dikarenakan pada bulan-bulan
tertentu banyak sekali pesanan dan terkadan juga sepi pesanan , maka dari itu
harus cermat. Selain itu kendala yang dihadapi adalah banyaknya orderan
sampai-sampai kewalahan pekerjanodin iniya sehingga tidak mampu
memaksimalkan penjualan.
D. Tanggapan Dari Pihak Lembaga Tempat Praktik
8
Dengan adanya pinjaman dana untuk UD. Barokah dari Bank BRI yang
disebut Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat sangat membantu perkembangan
usaha kerajian kayu milik pak barodin ini, dan katanya sam pai saat ini kurang
lebih 13 tahun berjalan belum ada permasalahan mengenai pembiayaan dari
bank tersebut. ”selagi kita tertib atau tidak bikin kesalahan , pihak perbankan
juga akan tidak mempersulit kita, tetapi ketika kita tidak tertib maka bank
juga akan bisa lebih mempersulit kita” ujar Pak Barodin.
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Usaha dagang adalah kegiatan membeli dan menjual kembali barang atau jasa
dengan tujuan mencari keuntungan termasuk menjadi perantara dari kegiatan
tersebut. Di dalam hukum perusahaan yang merupakan bagian dari hukum
dagang, maka Usaha Dagang (UD) atau Perusahaan Dagang (PD) memang
tidak disyaratkan harus menjadi suatu Badan Hukum. Atau UD/PD bukanlah
suatu Badan hukum namun demikian bentuk perusahaan ini telah banyak
diterima oleh dunia perdagangan di Indonesia, bentuk badan ini tercipta dalam
suasana hukum perdata untuk menjalankan suatu usaha. Bentuk UD/PD lahir
atau dibentuk atas dasar kehendak (sendiri dari) seorang pengusaha, yang
mempunyai cukup modal untuk berusaha dalam bidang perdagangan, dimana
dia sudah merasa ahli atau berpengalaman. Sebagai seorang pengusaha
UD/PD tidak bisa mengharapkan keahlian dari orang lain, sebab baik
pengusaha atau manajernya adalah dia sendiri. Kalau modalnya kecil, dia
bekerja sendiri, tetapi jika modalnya cukup besar dan kegiatan usahanya
makin besar, dia akan menggunakan beberapa orang buruh sebagai
pembantunya. Keahlian, teknologi dan manajemen dilakukan oleh pengusaha
itu sendiri diri, begitu pula untung rugi, sepenuhnya menjadi beban si
pengusaha sendiri. U.D. atau P.D. sebagai suatu lembaga di bidang perniagaan
sudah lazim diterima dalam masyarakat Indonesia. Karena peraturannya
belum ada, maka prosedur mendirikan perusahaan itu secara resmi belum ada.
Walau demikian, dalam praktek prosedur ini dapat diselidiki sebagaimana
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat perdagangan di Indonesia.
B. Kredis Usaha Rakyat (KUR)
Kredit Usaha Rakyat (KUR) sendiri adalah layanan kredit atau
pembiayaan yang diberikan oleh pemerintah melalui perbankan kepada
UMKMK atau koperasi yang feasible tapi belum bankable. Feasible sendiri
maksudnya adalah usaha tersebut memiliki kelayakan, potensi, prospek bisnis
yang baik, dan mempunyai kemampuan untuk mengembalikan pinjaman.
10
Beberapa usaha rakyat yang diharapkan menggunakan KUR sendiri adalah
meliputi keseluruhan bentuk usaha, terutama usaha yang bergerak di sektor
usaha produktif seperti pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian,
kehutanan, dan jasa keuangan simpan pinjam. Dengan adanya layanan
pinjaman KUR ini UMKM dan Koperasi akhirnya diharapkan dapat
mengakses dan memanfaatkan KUR.
C. Maksud dan Tujuan KUR
Secara umum tujuan penyelenggaraan KUR oleh pemerintah adalah untuk
memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi, menciptakan
lapangan kerja, dan menanggulangi kemiskinan. Maka untuk mewujudkan tujuan
itu, pemerintah pun menerbitkan paket kebijakan pengembangan dan
pemberdayaan yang bertujuan meningkatkan Sektor Riil dan memberdayakan
UKMK. Kebijakan pengembangan dan pemberdayaan UMKMK itu sendiri
meliputi maksud:
Peningkatan akses pada sumber pembiayaan
Pengembangan kewirausahan
Peningkatan pasar produk UMKM
Reformasi regulasi UMKM
D. Cara Mendapatkan KUR
Setelah mengetahui apa itu KUR dan tujuan serta cara penyaluran KUR,
maka hal berikutnya yang perlu diketahui adalah bagaimana cara mendapatkan
KUR. Cara mendapatkan KUR ini memang seringkali ditanyakan masyarakat
karena pada umumnya mereka masih merasa bingung untuk memperolehnya.
Padahal banyak pelaku UMKM dan koperasi yang sangat membutuhkan kredit
jenis ini. Maka untuk Anda yang ingin mendapatkan Kredit yang memiliki plafon
kredit sampai Rp500 juta ini Anda harus membaca cara-cara berikut ini.
11
1. Pastikan usaha Anda termasuk dalam usaha produktif. Beberapa contoh usaha
produktif adalah usaha kerajinan, usaha salon kecantikan, rumah makan, dan lain
sebagainya.
2. Siapkan beberapa berkas atau dokumen-dokumen untuk mendapatkan Kredit ini.
Dokumen yang diperlukan untuk mendapatkan KUR ini antara lain identitas
(KTP, kartu keluarga, keterangan domisili), legalitas usaha (akte pendirian usaha),
ijin usaha (SIUP, TDP), laporan keuangan, proposal usaha, dan persyaratan
tambahan lain yang mungkin diminta oleh bank.
3. Setelah siap dengan usaha produktif dan dokumen-dokumen, Anda harus
mendatangi kantor Bank yang menyalurkan KUR tersebut. Beberapa Bank yang
ditunjuk pemerintah untuk menyalurkan KUR ini antara lain Bank Rakyat
Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN),
Bank Mandiri, Bank Bukopin, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri (BSM).
Dikantor Bank tersebut jangan lupa untuk meminta informasi mengenai kejelasan
cara mendapatkan penyaluran Kredit itu.
4. Jika sudah mendapat kejelasan maka ikuti prosedur untuk mendapatkan KUR
tersebut. Serahkan surat permohonan kredit usaha rakyat serta dokumen-dokumen
yang dibutuhkan untuk mengajukan KUR tersebut pada pihak Bank.
5. Terakhir, Bank akan melakukan survei terhadap usaha Anda. Lalu Bank akan
menilai apakah pengajuan KUR Anda layak atau tidak. Jika usaha Anda dinilai
memenuhi syarat, maka pengajuan kredit Usaha ini akan disetujui dan segera cair.
Supaya pengajuan kredit usaha rakyat ini bisa berjalan mulus, Anda bisa
menjalankan beberapa tips- berikut ini.
1. Pastikan Anda tidak sedang memperoleh pembiayaan KUR dari Bank lain.
2. Pastikan usaha Anda sudah beroperasi atau berjalan minimal enam bulan. Jadi
dalam hal ini bukan usaha yang masih dalam tahap rencana. Mengapa demikian?
Karena dengan eksistensi usaha Anda, maka itu akan memperkuat nilai saat Anda
disurvei oleh Bank.
12
3. Pastikan usaha Anda sehat. Sehat di sini artinya adalah usaha yang Anda lakukan
meraih untung dan tidak merugi. Dalam laporan keuangan yang Anda buat
tersebut, sehat tidaknya usaha Anda tersebut tercermin.
4. Siapkan agunan. Anda harus siap-siap dengan agunan. Siapa tahu produk itu
aslinya berupa kredit multiguna sehingga bank mesti meminta jaminan atau
agunan kredit.
Ada kabar baik nih, Setelah dulu mungkin Anda diharuskan menyertakan
jaminan atau agunan saat mengambil KUR, maka sejak tahun 2015 kemarin
pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM telah meluncurkan program
Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa mewajibkan pelaku usaha tersebut untuk
menyertakan jaminan, singkatnya dia sama dengan Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Berita ini sendiri telah dibenarkan oleh Direktur Mikro dan Bisnis Bank Mandiri,
Tardi. Dengan adanya kebijakan terbaru dari pemerintah ini maka masyarakat
bukan tidak mungkin bisa mendapatkan kredit Rp25 juta tanpa jaminan.
Meskipun kebijakan dari pemerintah sendiri yang sudah tidak mewajibkan
jaminan, namun ada tidaknya agunan ternyata masih tergantung penilaian Bank
atas sebuah usaha atau bisnis. Jadi jika penilaian Bank ternyata kurang
meyakinkan, maka bank merasa perlu sebagai moral obligation untuk menetapkan
agunan. Namun jika usaha Anda memang memiliki nilai yang baik dari Bank,
maka bukan tidak mungkin Anda bisa mendapatkan dana KUR itu tanpa adanya
jaminan atau agunan.
Lebih lanjut Tardi menyatakan bahwa pinjaman KUR tanpa agunan ini tidak bisa
diberikan kepada sembarang orang atau usaha. Maka dari itu kegiatan survei dan
penilaian terhadap sebuah usaha akan tetap dilakukan secara seksama dan teliti
oleh Bank saat pelaku usaha mengajukan pinjaman tanpa jaminan tersebut.
Kegiatan survei dan penilaian ini dilakukan Bank untuk bisa menyimpulkan layak
tidaknya pengusaha mikro tersebut mendapatkan kredit.
Menurut Tardi, untuk mendapatkan pinjaman kredit usaha tanpa jaminan atau
agunan ini yang terpenting untuk diperhatikan adalah kekuatan dari usaha itu
13
sendiri. Maka bila usaha Anda memang sangat kuat maka Anda akan mudah
untuk mendapatkan nilai yang bagus dari Bank. Sebaliknya jika usaha Anda tidak
memiliki hal-hal yang baik, maka kemungkinan besar pengajuan KUR tanpa
agunan ini akan ditolak. Kekuatan usaha ini sendiri bisa terlihat dari banyak hal
seperti misalnya kestabilan usaha, prospek usaha, dan keuangan usaha.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan:
1. Usaha dagang adalah kegiatan membeli dan menjual kembali barang atau
jasa dengan tujuan mencari keuntungan termasuk menjadi perantara dari
kegiatan tersebut
2. Kredit Usaha Rakyat (KUR) sendiri adalah layanan kredit atau
pembiayaan yang diberikan oleh pemerintah melalui perbankan kepada
UMKMK atau koperasi yang feasible tapi belum bankable
3. Secara umum tujuan penyelenggaraan KUR oleh pemerintah adalah untuk
memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi,
menciptakan lapangan kerja, dan menanggulangi kemiskinan.
B. Saran
1. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Sebagai Pengelola Praktik
pengalaman Lapangan
Diharapkan kedepannya pihak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
lebih mampu untuk menyusun program tentang Praktik Penglaman
Lapangan dengan baik, agar pelaksanaannya lebih terorganisis dan lebih
tertata lagi.
2. Untuk lembaga PPL
Diharapkan pihak UD. BAROKAH lebih memaksimalkan
usahanya agar terus mengalami peningkatan disetiap periodenya, dan
harus pintar-pintar menganalisis pasar.
3. Untuk mahasiswa
Bagi mahasiswa diharapkan dengan adanya Praktik Pengalaman
Lapangan ini bisa mengimplementasikan teori yang sudah dipelajari ke
praktik dunia nyata. Dan diharapkan juga bisa untuk menambah wawasan.
15
DAFTAR RUJUKAN
Aulia, Elvera. (2017). “Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat dan
Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil”.
Skripsi: Universitas Lampung.
Aditya, Sandy Whisnu. (2013). “Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat (KUR)
dalam Pengembangan Usaha Mikro di PT. Bank Rakyat Indonesia
(BRI) Persero Cabang Diponegoro.” Skripsi: Universitas Negeri
Surabaya
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Toti Indrawati, Susi Lenggogeni, dan Martina Pasha (2009) Peran PT. Bank BRI
dalam Penyaluran Kredit Umum Pedesaan Terhadap Pengembangan
Usaha Mikro di Kota Pekanbaru. Jurnal Ekonomi Vol 17 No 3 Tahun
2009
16
LAMPIRAN
17
Meeting zoom untuk konsultasi dengan DPL/ pembekalan oleh DPL
18
Foto sama pemilik Pak Barodin selaku Pemilik UD. Barokah
Foto bersama karyawan UD. Barokah
Wawancara dengan pak Barodin
19
Suasana di UD. Barokah