laporan pp merser

12
LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PROSES MERSERISASI PADA KAIN KAPAS Nama : Puri Awaliyah R 13020079 Ririn Rizki N 13020080 Baharudin Fatin A 13020086 Auliya Dafina 13020098 Group : K4 Kelompok : II Dosen : M. Ichwan, AT, MS.Eng Asisten : Yayu E.Y.,S.S.T Priyatna SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

Upload: auliya-dafina-sahman

Post on 30-Sep-2015

416 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

persiapan penyempurnaan

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMPERSIAPAN PENYEMPURNAANPROSES MERSERISASI PADA KAIN KAPAS

Nama:Puri Awaliyah R13020079Ririn Rizki N13020080Baharudin Fatin A13020086Auliya Dafina13020098Group:K4Kelompok:IIDosen:M. Ichwan, AT, MS.EngAsisten:Yayu E.Y.,S.S.TPriyatna

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTILBANDUNG2014I. MAKSUD DAN TUJUANMaksudMaksud dari praktek ini ialah agar praktikan dapat memahami tujuan dari mekanisme proses merserisasi dan kostisasi pada serat selulosa dan campurannya.Tujuan Mengetahui factor-faktor yang berpengaruh dalam proses merserasi dan kostisasi. Menguasai cara proses merserisasi dan kostisasi. Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses merserisasi dan kostisasi.

II. TEORI DASARDefinisiMerserisaisi dapat didefinisikan sebagai pengolahan kapas dengan larutan 25% NaOH sehingga kapas itu menyusut dan menjadi lebih berat, kuat, dan tebal, serta mudah diberi warna (memiliki daya serap yang tinggi)

Tujuan ProsesProses merserisasi secara umum yaitu : menambah daya serap terhadap zat warna; menambah kilap (kain); menambah sifat pegangan yang lembut (soft); menambah kerataan dan kestabilan (kain), dan menambah kekuatan.Merserisas dilakukan tidak hanya untuk kain dari bahan serat kapas saja, tetapi kain rayon walaupun telah memiliki efek kilau yang baik dibandingkan dengan serat lainnya masih dipandang perlu untuk dimerser, karena ada beberapa proses lanjut untuk se3rat rayon yang dapat menurunkan daya kilau dari serat rayon.Merswrisasi juga dapat dilakukan untuk serat campuran (misalnya campuran serat kapas dan rayon), pada merserisasi campuran serat kapas dan rayon harus mempertimbangkan serat rayon agar janang sampai rusak, karena daya tahan serat rayon terhadap larutan merserisasi (menggunakan kostik soda NaOH) yang lebih rendah daripada serat kapas.Selain campuran serat kapas rayon, maka campuran serat polyester kapas dan polyester rayon juga dilakukan merserisasi untuk meningkatkan sifat serat kapas atau rayonnya tanpa mengurangi sifat poliesternya.Proses merserisasi dapat dilakukan sebelum maupun sesudah pengelantangan. Merserisasi yang dilakukan sesudah proses pemasakan (scouring) tetapi belum diproses pengelantangan akan memberi efek sifat pegangan yang lebih lunak (soft) dibandingkan dengan yangdilakkan sesudah pengelantangan.Untuk kain yang mempunyai kekuatan tarik rrendah, sebaiknya dikerjakan proses merserisasi sebelum dimasak, sehingga dapat diperoleh penambahan kekuatan secepat mungkin, hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan kain pada proses lanjutnya. Selain itu proses pemasakan (scouring)nya digunakan alkali dengan konsentrasi yang lebih rendah (untuk efisiensi).Merserisasi tidak hanya dilakukan dalam bentuk kain saja, tetapi juga dapat dilakukan dalam bentuk benang. Biasanya untuk merserisasi kain,sebelum proses merserisasi terlebih dahulu dilakukan proses pembakaran bulu (singeing) agar hasilnya lebih baik.

Faktor-faktor MerserisasiHasil proses merserisasi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :1.Zat-zat yang digunakanUntuk kain kapas gunakan NaOH 30 360Be, atau konsentraasi 25% sedangkan untuk kain rayon gunakan larutan Kalium Hidroksida (KOH) 320Be. (perhatian : rayon tidak tahan terhadap NaOH). Kadang-kadang dalam pembuatan resep merserisasi juga ditambahkan zat pembantu seperti : pembasah, garam natrium atau kalium chloride dan sulfat.2.Suhu pengerjaanPengerjaan proses merserisasi dilakukan pada suhu 200C (Perhatian : di atas 300C NaOH dapat merusak serat sellulosa). Suhu pengerjaan harus dijaga konstan/tetap, dan dihindari panas yang terjadi/timbul selama proses merserisasi berlangsung.3.Lama pengerjaanWaktu pengerjaan singkat saja sekitar 40 detik, karena pengerjaan lebih lama lagi tidak akan efektif memberi hasil yang lebih baik.4.TeganganPemberian dilakukan pada waktu penyerapan larutan kostik soda dan pada waktu pencucian sedang berjalan atau bisa juga dilakukan setelah penyerapan larutan kostik soda tetapi sebelum pencucian dilakukan. Pemberian tegangan ini disesuaikan dengan prinsip dapat mengembalikan bahan agar sama dengan panjang semula. (perlu diperhatikan : bahwa pemberian tegangan setelah pencucian berlangsung tidak akan memberikan efek kilau yang baik dan penambahan panjang yang diperoleh akan mengkeret kembali dalm proses pencucian.5.Kualitas bahan yang dimerserSemakin baik kualitas bahan yang dimerser, akan memberikan hasil merserisasi yang baik.6.Anyaman bahan/kainAnyaman pada bahan yang dimerser juga menentukan hasil merserisasi, misalnya anyaman satindan anyaman keper karena mempunyai efek benang yang banyak pada permukaan bahan/kain, maka akan memberikan efek merserisasi yang baik (khususnya dalam menambah kilapnya).

EvaluasiResep No.3.5 Data Hasil dan Evaluasi

1234

Contoh kain

Mengkeret%LusiPanjang awal :Panjang akhir :Panjang awal : 20 cmPanjang akhir : 19,9 cmPanjang awal : 20 cmPanjang akhir : 19,8 cmPanjang awal :Panjang akhir :

PakanPanjang awal :Panjang akhir :Panjang awal : 20 cmPanjang akhir : 20 cmPanjang awal : 20 cmPanjang akhir : 19,9 cmPanjang awal :Panjang akhir :

Daya serap (sec)2,35

IV. Diskusi dan kesimpulan4.1 DiskusiMerserisaisi dapat didefinisikan sebagai pengolahan kapas dengan larutan 25% NaOH sehingga kapas itu menyusut dan menjadi lebih berat, kuat, dan tebal, serta mudah diberi warna (memiliki daya serap yang tinggi). Untuk membantu penyerapan larutan merser dengan baik dan merata diperlukan zat pembasah yang tahan terhadap kondisi alkali pekat. Dimana zat pembasah berfungsi dalam memudahkan kain terbasahi dan larutan kostik masuk bepenetrasi kedalam celah antar serat. Sedangkan larutan NaOH memiliki fungsi yang dapat menggelembungkan serat selulosa. Pada praktikum kali ini, proses merserisasi dilakukan dengan metose exhaust. Dengan menggunakan variasi waktu sebagai berikut :Resep 1 : 30 detikResep 2 : 40 detikResep 3 : 50 detikResep 4 : 60 detikDari hasil evaluasi yang didapatkan dengan menganalisa daya serap dan pengeretan pada kain yang terjadi sesudah dan sebelum direaksikan dengan larutan merser, didapatkan bahwa daya serap pada kain dengan waktu perendaman lebih lama memiliki daya serap yang kurang baik, hal ini diakibatkan terjadinya pengeretan pada kain sehingga kerapatan pada benang lusi dan pakan menjadi sangat rapat yang menyebabkan daya serap yang pada kain menjadi semakin lama. Larutan merser yang menggunakan NaOH akan mengelembungkan serat melintang (pakan), lalu mengkeretkan serat membujur (lusi) yang mengakibatkan serat melintang (pakan) berbentuk ginjal yang berubah menjadi bulat karena direndam dalam larutan NaOH pada konsentrasi tinggi yang mengakibatkan meningkatnya kemampuan daya serap serat bertambah dan kemampuan serat dalam memantulkan cahaya sehingga bahan terlihat lebih berkilau.Dalam proses merserisasi waktu sangat berpengaruh maka harus dicari waktu tepat pada perendaman larutan merser, karena apabila terlalu lama akan mempengaruhi daya serap dan mengkeretnya kurang. Merserisasi yang baik adalah yang mengkeretnya lebih besar dan daya serap yang baik. Jika dilihat dari hasil evaluasi waktu yang paling tepat adalah perendaman selama 30 detik semakin singkat waktu perendaman kerja NaOH semakin optimal.

KesimpulanDari percobaan yang dilakukan proses merserisasi pada kain kapas didapatkan bahwa faktor yang berpengaruh dalam proses ini adalah konsentrasi NaOH, suhu larutan, zat pembasah, dan waktu perendaman. Waktu optimum yang digunakan pada proses mersserisasi adalah 30 detik pada resep 1. Dimana pemengkeretan lebih besar dan daya serap yang baik.

Contoh uji resep no. 1

.

Daftar PustakaHidaya, Krebet dkk. 1981. Teori Penyempurnaan Tekstil 2. Jakarta