laporan pla andri kurniawan hampir jadi

Upload: aditya-rakhmawan

Post on 12-Jul-2015

441 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Daya Hambat Fungisida Acrobat dan Daconil Terhadap Pertumbuhan Jamur Trichoderma sp.Laporan Program Latihan Akademik

Oleh Andri Kurniawan

Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia 2010

LEMBAR PENGESAHAN

Daya Hambat Fungisida Acrobat dan Daconil Terhadap Pertumbuhan Jamur Trichoderma sp.

Oleh : Andri Kurniawan NIM 0608210

Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Yanti Hamdiyati M.Si NIP. 196611031991012001

Dr. Rakhmat Sutarya, MS NIP. 195201021982031001

Mengetahui,Ketua Prodi Biologi

Dr. Any Fitriani, M.Si NIP. 19650202 199103 2 001

AbstrakFungisida adalah senyawa kimia atau organisme biologis yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan jamur atau spora jamur. Dalam keseharian, sering kali petani menggunakan fungisida yang berlebihan sehingga menimbulkan beberapa efek negatif, salah satunya yaitu ikut terbunuhnya jamur baik seperti Trichoderma sp. yang dapat menakan pertumbuhan jamur patogen. Maka perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh beberapa fungisida (Acrobat dan Daconil) terhadap pertumbuhan Trichoderma sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat fungisida Acrobat dan Daconil terhadap pertumbuhan jamur Trichoderma sp. Pada penelitian ini digunakan modifikasi metode difusi agar dengan medium PDA ditambah dengan Acrobat atau Daconil dengan enam konsentrasi, yaitu 0 g/L, 1 g/L, 2 g/L, 3 g/L, 4 g/L, dan 5 g/L. hasil menunjukan bahwa Daconil 1 g/L sangat efektif menghambat pertumbuhan Trichoderma sp. (58,3%). Sedangkan Acrobat 5 g/L hanya menghambat sebesar 34,9%.

i

Kata PengantarBismillahirrahmanirrahim, Assalammualaikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat, hidayah dan karunia-Nya serta memberikan jalan kemudahan dalam meniti waktu, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan PLA dengan mengambil judul Daya Hambat Fungisida Acrobat dan Daconil

Terhadap Pertumbuhan Jamur Trichoderma sp.. Penulisan laporan PLA ini ditujukan untuk

memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Program Latihan Akademik di Progran Studi Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia. Dan diharapkan laporan ini dapat dijadikan acuan untuk peneliti yang lain serta dapat memberikan informasi kepada petani agar lebih bijak dalam menggunakan fungisida. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, sehingga saran dan perbaikan dari para pembaca sangat diharapkan. Penyusunan laporan ini

ii

tidak terlepas dari

bimbingan dan dukungan dari

beberapa pihak. Oleh kerena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada 1. Dosen pembimbing PLA, Dra. Yanti Hamdianti, M.Si 2. 3. Ketua Program Studi Biologi, Dr. Any Fitriani, M.Si Ketua Jururan Pendidikan Biologi, Dr.rer.nat. Adi Rahmat, M.Si 4. 5. 6. 7. Dosen pembimbing PLA di Balitsa, Dr. RakhmatSutarya, MS

Para pembimbing praktik. Keluarga serta teman-teman Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya serta membalas segala amal dan kebaikan yang telah mereka berikan, Amien.

Bandung, Mei 2009 Penulis

iii

Daftar IsiAbstrak ..................................................................................... i Kata Pengantar ........................................................................ ii Daftar Isi .................................................................................iv Daftar Tabel ............................................................................vi Daftar Gambar ....................................................................... vii Bab I Pendahuluan ................................................................ 1 A. B. C. D. E. Latar Belakang dan Tujuan Pelaksanaan PLA ............ 1 Latar Belakang Penelitian ........................................... 3 Rumusan Masalah ....................................................... 4 Batasan Masalah ......................................................... 4 Tujuan dan Manfaat .................................................... 6

Bab II Tinjauan Pustaka ......................................................... 7 A. B. C. Trichoderma................................................................ 7 Fungisida ..................................................................... 9 Metode Pengukuran Daya Hambat ........................... 10

Bab III Metode Kerja ............................................................ 12 A. B. C. D. Jenis Penelitian.......................................................... 12 Waktu Penelitian ....................................................... 12 Disain penelitian ....................................................... 12 Populasi dan Sampel ................................................. 12 iv

E. F. 1. 2. 3. 4.

Alat dan Bahan .......................................................... 13 Prosedur kerja ........................................................... 14 Tahap Persiapan .................................................... 14 Tahap Pelaksanaan ................................................ 15 Tahap Analisis Data .............................................. 16 Alur penelitian ...................................................... 17

Bab IV Hasil dan Pembahasan .............................................. 18 A. B. Hasil Pengamatan...................................................... 18 Pembahasan............................................................... 22

Bab V Kesimpulan dan Saran .............................................. 24 A. B. Kesimpulan ............................................................... 24 Saran ......................................................................... 24

Bab VI Organisasi Lembaga ................................................. 25 Daftar Pustaka ....................................................................... 30 Lampiran .............................................................................. 32

v

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam penelitian Tabel 3.2 Bahan yang digunakan dalam penelitian Tabel 4.1 Daya Hambat Acrobat terhadap jamur Trichoderma sp. Tabel 4.2 Daya Hambat Daconil terhadap jamur Trichoderma sp. Tabel 4.3 Hasil uji statistik (One Way ANOVA) dari Pengaruh konsentrasi Acrobat terhadap pertumbuhan Trichoderma sp. Tabel 4.4 Hasil uji statistik (One Way ANOVA) dari Pengaruh konsentrasi Daconil terhadap pertumbuhan Trichoderma sp Tabel 4.5 Kesimpulan hasil Uji Tukey Beberapa konsentrasi Acrobat terhadap pertumbuhan Trichoderma sp. Tabel 4.5 Kesimpulan hasil Uji Tukey Beberapa konsentrasi Daconil terhadap pertumbuhan Trichoderma sp.

vi

Daftar Gambar

Gambar 2.1 T. harzianum Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Gambar 6.1 Balitsa

vii

Bab I PendahuluanA. Latar Belakang dan Tujuan Pelaksanaan PLA Salah satu program dari program studi/jurusan dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia yang berguna untuk masyarakat adalah Program Latihan Akademik (PLA). Kegiatan PLA pada perguruan tinggi terkemuka, institusi penelitian dan pengembangan atau institusi lain yang dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai dengan bidang yang diinginkan untuk mendukung pengembangan potensi daerah dan

pengembangan program studi/jurusan. Adapun kegiatan PLA yang dilakukan bertujuan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman empirik sebagai wahana terbentuknya wawsan akademis dan wawasan profesional. Pengalaman yang dimaksud meliputi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sebagai profesional, serta mampu mengaplikasikan ilmunya di dalam dunia kewirausahaan (enterpreneurship).

1

Sedangkan diharapkan:

tujuan

secara

khusus,

mahasiswa

1. Menambah khususnya

pengetahuan yang

dan

keterampilan, dengan proses

berkaitan

produksi semen beku di Balai Inseminasi Buatan. 2. Memberikan kesempatan kerja mahasiswa untuk memperoleh pengalaman kerja dan berinteraksi dengan lembaga calon pengguna lulusan dengan cara mengamati, mengenal dan menganalisa permasalahan yang di jumpai di Lembaga tempat PLA 3. Menerapkan berbagai ketrampilan dasar Biologi dan pengetahuan akademis yang telah didapat secara utuh dan terpadu dalam situasi

sebenarnya. 4. Dapat memperoleh wawasan tentang dunia kerja dan membandingkan antara teori dan praktek. 5. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Program Latihan Akademik (PLA) program studi Biologi UPI.

2

B. Latar Belakang Penelitian Fungisida adalah senyawa kimia atau organisme biologis yang digunakan untuk membunuh atau

menghambat pertumbuhan jamur atau spora jamur. Fungisida sering sekali digunakan dalam bidang industri, agrikultur, dan rumah tangga. Di bidang pertanian, sering kali para petani menggunakan fungisida secara berlebihan dengan

maksud agar lebih efektif membunuh atau menghambat pertumbuhan jamur patogen. Pada kenyataanya hal yang seperti itu tidak hanya menghasilkan efek positif, tetapi juga dapat menimbulkan efek negatif. Efek negatif dari penggunaan fungisida adalah ditemukannya residu fungisida pada pangan untuk konsumsi manusia, sebagian besar dari perlakuan pasca panen (Brooks et al., 2002). Terjadinya resistensi mikroba terhadap jamur fungisida baik tertentu. dapat Dan ikut

terbunuhnya

yang

menekan

pertumbuhan mikroba patogen, seperti jamur yang termasuk pada genus Trichoderma yang dapat

menghambat pertumbuhan Fusarium solani (Lorito et al., 1993).3

Oleh karena Itu, perlu diadakannya penelitian tentang pengaruh fungisida dengan kosentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan jamur Trichoderma. Beberapa fungisida yang mudah didapat dan sering digunakan petani adalah Acrobat dan Daconil. C. Rumusan Masalah Bagaimanakah daya hambat fungisida Acrobat dan fungisida Daconil terhadap pertumbuhan jamur

Trichoderma sp.? Dari rumusan masalah diatas dapat diuraikan lagi menjadi pertanyaan berikut: 1. Bagaimanakah pertumbuhan Trichoderma sp. pada medium yang ditambahkan fungisida Acrobat dan fungisida Daconil? D. Batasan Masalah 1. Isolat jamur Trichoderma sp. diperoleh dari Laboratorium Hama dan Penyakit, Penelitian Tanaman Sayuran Balai

(BALITSA),

Lembang, Bandung. 2. Isolat jamur Trichoderma sp. yang diperoleh adalah berumur tujuh hari.4

3.

Medium yang digunakan adalah medium Potato Dextrose Agar (PDA).

4.

Fungisida yang digunakan adalah Acrobat dan Daconil yang didapat dari pasar Lembang.

5.

Konsentrasi fungisida yang digunakan adalah 1 g/l, 2 g/l, 3 g/l, 4 g/l dan 5 g/l serta 0 g/l sebagai kontrol.

6.

Metode yang digunakan adalah modifikasi metode difusi agar dengan pelubang gabus.

7.

Parameter

yang

diukur miselia

adalah dan

diameter persentasi

pertumbuhan

penghabatan fungisida terhadap pertumbuhan miselia jamur Trichoderma sp. 8. Pengukuran diameter pertumbuhan miselia jamur dilakukan dengan menggunakan

penggaris dalam satuan milimeter (mm) dan perhitungan persentase penghambatan

pertumbuhan miselia jamur dilakukan dengan menggunakan rumus Pandey et al., dalam Wasilah (2008) yaitu :

5

Ket : a = diameter miselia pada kontrol b = diameter miselia pada perlakuan E. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat fungisida Acrobat dan Daconil terhadap pertumbuhan jamur Trichoderma sp. 2. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi kepada petani tentang daya hambat fungisida terhadap pertumbuhan jamur baik Trichoderma sehingga petani dapat menggunakan fungisidanya dengan bijak. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai penelitian awal bagi penelitian selanjutnya yang relevan.

6

Bab II Tinjauan PustakaA. Trichoderma Trichoderma merupakan salah satu genus dari fungi yang termasuk kelas Ascomycetes. Di alam,

Trichoderma banyak terdapat di tanah hutan maupun tanah pertanian atau pada substrat berkayu. Beberapa contoh sepesies dari genus Trichoderma antara lain T. koninggii, T. longibrachiatum, T. psedokonigii, T. harzianum, T resii, T. piluferum, T. poysporum, dan T viride (Onions et al., 1981). Adapun klasifikasi dari Trichoderma adalah sebagai berikut : Kingdom Divisi Clasis Ordo Famili Genus Gambar 2.1 T. harzianum : Fungi : Ascomycota : Sordariomycetes : Hypocreales : Hypocreaceae : Trichoderma

7

Suhu optimum untuk tumbuhnya Trichoderma berbeda-beda setiap spesiesnya. Ada beberapa spesies yang dapat tumbuh pada temperatur rendah ada pula yang tumbuh pada temperatur cukup tinggi, berkisar antara 7 C 41 C (Danielson et al., 2002). Trichoderma yang dikultur dapat bertumbuh cepat pada suhu 25-30 C namun pada suhu 35 C fungi ini tidak dapat tumbuh. Perbedaan suhu mempengaruhi produksi beberapa enzim seperti karboksimetilselulase dan

xilanase (Rossi-Rodrigues et al.,2009). Kemampuan merespon kondisi pH dan kandungan CO2 juga bervariasi. Namun secara umum apabila kandungan CO2 meningkat maka kondisi pH untuk pertumbuhan akan menjadi semakin basa. Di udara, pH optimum bagi Trichoderma berkisar antara 3-7. Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan Trichoderma adalah kelembaban. Kandungan garam tidak terlalu mempengaruhi Trichoderma. Sedangkan penambahan HCO3dapat menghambat mekanisme kerja

Trichoderma (Danielson et al., 2002). Reproduksi aseksual Trichoderma menggunakan konidia. Konidia terdapat pada struktur konidiofor.8

Konidiofor ini memiliki banyak cabang. Cabang utama akan membentuk cabang. Ada yang berpasangan ada yang tidak. Cabang tersebut kemudian akan bercabang lagi. Pada ujung cabang terdapat fialid. Fialid dapat berbentuk silindris, lebarnya dapat sama dengan batang utama ataupun lebih kecil. Fialid dapat terletak pada ujung cabang konidiofor ataupun pada cabang utama. Nilai penting genus ini dalam agrikultur adalah beberapa spesies dari genus ini memiliki kemampuan proses antagonistik yang baik terhadap fungi yang memiliki sifat patogen terhadap tanaman seperti Fusarium, Pythium, Rhizoctonia dan Sclerotinia. Ada beberapa mekanisme antagonistik pada Tricoderma, diantaranya yaitu pembentukan metabolit antifungal oleh Trichoderma, kompetitor dalam mendapatkan ruang dan nutrisi bagi fungi lain dan mycoparasitisme (Kredics et al., 2003) B. Fungisida Fungisida adalah senyawa kimia atau organisme biologis yang digunakan untuk membunuh atau

menghambat pertumbuhan jamur atau spora jamur.9

Fungisida sering sekali digunakan dalam bidang industri, agrikultur, dan rumah tangga. Fungisida memilki potensi besar dalam memberikan efek negatif bagi manusia. Fungisida residu telah ditemukan pada pangan untuk konsumsi manusia, sebagian besar dari perlakuan pasca panen (Brooks et al., 2002). Beberapa fungisida berbahaya bagi manusia kesehatan, seperti vinclozolin, yang kini telah dihapus dari penggunaan (Hrelia et al., 1996). Beberapa fungisida yang mudah di dapat dipasaran dan sering dipakai oleh petani diantaranya adalah Acrobat dan Daconil. Acrobat adalah fungisida yang mengandung bahan aktif dimethomorph dan mancozeb. Sedangkan Daconil memiliki bahan aktif chlorothalonil atau dengan nama lain tetrachloroisophthalonitrile. C. Metode Pengukuran Daya Hambat Menurut Mckane dan Kandel (1990), terdapat beberapa metode pengukuran untuk menentukan daya hambat anti mikroba. Salah satunya adalah teknik KirbyBauer atau disebut juga metode difusi agar. Teknik ini yaitu teknik yang tergantung pada ukuran inokulum, tipe10

medium, dan kondisi inkubator. Diameter daya hambat yang terbentuk pada medium menentukan sensitifitas mikroba terhadap anti mikroba. Pada penelitian ini digunakan metode difusi agar yang sedikit dimodifikasi. Untuk menanam isolat jamur digunakan pelubang gabus dengan diameter 0,5 cm.

11

Bab III Metode KerjaA. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena pada penelitian ini dilakukan perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai dengan adanya kontrol (Nazir, 2003). B. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2009 di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Bandung. C. Disain penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap. D. Populasi dan Sampel Populasi yang diteliti adalah jamur Trichoderma. Sedangkan sampel yang diteliti adalah isolat

Trichoderma sp yang didapatkan dari BALITSA (Badan Penelitian Tanaman Sayuran).

12

E. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 di bawah ini: Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Nama Alat Autoklaf Batang pengaduk Beaker glass 1 liter Cawan petri Jarum inokulasi Labu elenmeyer Laminar air flow Lampu spirtus Neraca digital Oven Pelubang gabus diameter 0,5 cm Penangas Penggaris Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah 44 buah 1 buah 12 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

Tabel 3.2 Bahan yang digunakan dalam penelitian No. Nama Bahan Agar-agar Aquades Alkohol 70 % Fungisida antracol Fungisida folicur Kentang Jamur Trichoderma sp. Dextrosa Jumlah 15 gram 1 liter secukupnya 1,2 gram 1,2 gram 100 gram 1 stok kultur 60 gram13

F. Prosedur kerja 1. Tahap Persiapan a. Sterilisasi Semua alat tahan panas yang digunakan pada penelitian ini di sterilisasi dengan cara dimasukan ke dalam oven yang telah

dipanaskan sampai 120 C.

Sedangkan alat

yang tidak tahan panas, disterilkan dengan alkohol 70%. b. Pembuatan medium Sebanyak 100 gram kentang direbus

dengan 1 liter air. Setelah kentang empuk, kemudian disaring sehingga didapatkan

ekstraknya. Lalu ekstrak dilarutkan dalam 1 aquades. Sebanyak 60 gram sukrosa dan 15 gram agar-agar dimasukan ke beker glass, kemudian ditambahkan 1 liter ekstrak kentang. Kemudian dipanaskan diatas pemanas sampai mendidih selama 20 menit sambil

dihomogenkan. Setelah 20 menit, medium diangkat dan diatur pH-nya sampai diperoleh

14

pH 5,6. Kemudian medium dimasukan ke 12 labu elenmeyer masing-masing 80 mL. 2. Tahap Pelaksanaan Untuk membuat medium dengan konsentrasi fungisida yang telah ditentukan, fungisida masingmasing di timbang terlebih dahulu. Sebanyak 0,08 gram Acrobat dibutuhkan untuk membuat medium PDA+Acrobat 1g/L sebanyak 80 mL. Sebanyak 0,16 gram untuk medium 2g/L. Sebanyak 0,24 gram untuk medium 3g/L. Sebanyak 0,32 gram untuk medium 4g/L. Sebanyak 0,40 gram untuk medium 5g/L. Begitu pula untuk Daconil. Fungisida yang telah ditimbang dilarutkan ke dalam tabung elenmeyer yang berisi medium PDA yang telah di strerilkan sebelum sebelum memadat. Lalu dihomogenkan. Sebanyak masing-masing 20 mL medium dimasukan ke dalam cawan petri. Sedangkan untuk perlakuan kontrol, digunakan medium PDA stok Lab. Hama & Penyakit, Balitsa. Setelah medium memadat isolat Trichoderma beserta agarnya diinokulasikan dengan15

menggunakan pelubang gabus 0,5 cm pada tiap-tiap cawan petri kemudian diinkubasi. Pengukuran diameter miselia jamur dilakukan tiap dua hari sampai jamur pada cawan petri penuh. 3. Tahap Analisis Data Data yang dianalisis adalah data yang diperoleh ketika jamur pada cawan perlakuan petri. kontrol Data sudah

memenuhi

dianalisis

menggunakan program SPSS versi 18. Dilakukan uji normalitas pada data untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Apabila data berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk melihat

kehomogenan data. Jika homogen, maka selanjtnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan One Way ANOVA. Apabila hasil One Way ANOVA menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan, maka selanjutnya data dianalisis dengan Uji Tukey untuk membandingkan data kelompok yang satu dengan kelompok lain.

16

4.

Alur penelitian

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Analisis dan Pengolahan Data

Kesimpulan

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian17

Bab IV Hasil dan PembahasanA. Hasil Pengamatan Pada hari keempat, jamur Trichderma sp. pada perlakuan kontrol sudah memenuhi cawan petri.. Sehingga untuk menghitung daya hambat digunakan data pada hari keempat. Hasil perhitungan daya hambat Acrobat dan Daconil terhadap pertumbuhan

Trichoderma sp. dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 4.1 Daya Hambat Acrobat terhadap jamur Trichoderma sp. Konsentrasi Acrobat Kontrol 1 g/L 2 g/L 3 g/L 4 g/L 5 g/L Rata-rata diameter (cm) 8,750 0,500 5,100 0,141 6,125 0,472 6,125 0,275 5,275 0,386 5,700 0,476 Persentase daya hambat Acrobat 0,0% 41,7% 30,0% 30,0% 39,7% 34,9%

18

Tabel 4.2 Daya Hambat Daconil terhadap jamur Trichoderma sp. Konsentrasi Daconil Kontrol 1 g/L 2 g/L 3 g/L 4 g/L 5 g/L Rata-rata diameter (cm) 8,750 0,500 3,650 0,342 3,625 0,585 3,425 0,189 3,075 0,222 2,725 0,287 Persentase daya hambat Daconil 0,0% 58,3% 58,6% 60,9% 64,9% 68,9%

Dari Tabel 4.1 dan tabel 4.2 diketahui bahwa diameter pertumbuhan jamur Trichoderma sp.

mengalami penurunan seiring bertambahnya konsentrasi Antrakol dan Daconil. Selanjutnya dilakukan uji stastitik dengan metode One Way ANOVA untuk mengetahui signifikansi pengaruh konsentrasi Acrobat atau Daconil terhadap pertumbuhan jamur Trichoderma sp. Hasil dari uji statistik dapat dilihat pada tabel 4.3 dan tabel 4.4.

19

Tabel 4.3 Hasil uji statistik (One Way ANOVA) dari Pengaruh konsentrasi Acrobat terhadap pertumbuhan Trichoderma sp.ANOVA Diameter (cm) Sum of Squares Between Groups Within Groups Total 32,766 2,793 35,559 df 5 16 21 Mean Square 6,553 ,175 F 37,548 Sig. ,000

Dari hasil One Way ANOVA diatas, nilai signifikansi pengaruh konsentrasi Acrobat terhadap pertumbuhan Trichoderma sp. lebih kecil dari 0.05 (). Artinya terdapat pengaruh konsentrasi Acrobat terhadap

pertumbuhan Trichoderma sp.

Tabel 4.4 Hasil uji statistik (One Way ANOVA) dari Pengaruh konsentrasi Daconil terhadap pertumbuhan Trichoderma spANOVA Diameter (cm) Sum of Squares Between Groups Within Groups Total 101,508 2,630 104,138 df 5 18 23 Mean Square 20,302 ,146 F 138,947 Sig. ,000

20

Begitu pula dengan hasil One Way ANOVA diatas, nilai signifikansi pengaruh konsentrasi Daconil terhadap pertumbuhan Trichoderma sp. lebih kecil dari 0.05 (). Artinya terdapat pengaruh konsentrasi Daconil terhadap pertumbuhan Trichoderma sp. Untuk membandingkan setiap konsentrasi maka dilakukan uji Tukey. Tabel perhitngan uji Tukey dapat dilihat pada lampiran. Hasil kesimpulan uji Tukey dapat dilihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6.

Tabel 4.5 Kesimpulan hasil Uji Tukey Beberapa konsentrasi Acrobat terhadap pertumbuhan Trichoderma sp. Konsentrasi Acrobat Kontrol 1 g/L 2 g/L 3 g/L 4 g/L 5 g/L Rata-rata diameter (cm) 8,750 0,500 a 5,100 0,141 b 6,125 0,472 b 6,125 0,275 b 5,275 0,386 b 5,700 0,476 b

Dari tabel diatas dapat diketehui bahwa nilai probabilitas antar kelompok konsentrasi berbeda signifikan dengan kontrol. tersebut

21

Tabel 4.5 Kesimpulan hasil Uji Tukey Beberapa konsentrasi Daconil terhadap pertumbuhan Trichoderma sp. Konsentrasi Daconil Kontrol 1 g/L 2 g/L 3 g/L 4 g/L 5 g/L Rata-rata diameter (cm) 8,750 0,500 a 3,650 0,342 b 3,625 0,585 bc 3,425 0,189 bc 3,075 0,222 bc 2,725 0,287 c

Begitu pula dari tabel diatas dapat diketehui bahwa nilai probabilitas antar kelompok konsentrasi tersebut berbeda signifikan dengan kontrol. Nilai diameter ratarata yang diikuti huruf yang sama, menunjukan perbedaan nilai yang tidak signifikan. B. Pembahasan Dari tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat kita ketahui bahwa diameter pertumbuhan jamur Trichoderma sp. pada perlakuan lebih kecil dari pada diameter pertumbuhan jamur Trichoderma sp. pada kontrol. Hal ini menunjukan bahwa penambahan fungisida pada medium memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan jamur Trichoderma sp.Pada penelitian ini, rata-rata diameter pertumbuhan

jamur Trichoderma sp. pada konsentrasi Acrobat 1 g/L22

lebih kecil jika dibandingkan dengan diameter pertumbuhan pada konsentrasi yang lebih tinggi. Hal ini diakibatkan adanya kontaminasi mikroorganisme lain. Kontaminasi dapat terjadi karena konsentrasi Acrobat yang rendah sehingga

mikroorganisme yang lain masih dapat hidup dan melakukan kompetisi dengan jamur Trichoderma sp. dalam mendapatkan nutrisi dan ruang. Dengan adanya kompetisi ini, pertumbuhan Trichoderma sp. pada konsentrasi Acrobat 1 g/L lebih terhambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan

Trichoderma sp. pada konsentrasi Acrobat yang lebih tinggi. Hal lain yang dapat kita ketahui dari hasil penelitian ini adalah bahwa Daconil lebih efektif mengahambat

pertumbuhan jamur Trichoderma sp. jika dibandingkan dengan Acrobat. Dapat dilihat bahwa rata-rata diameter pertumbuhan jamur Trichoderma sp. pada medium

PDA+Daconil lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata diameter pertumbuhan jamur Trichoderma sp. pada medium PDA+Acrobat pada konsentrasi yang sama. Hal ini

dikarenakan kedua jenis fungisida ini mengandung zat aktif yang berbeda. Dengan ini diketahui bahwa zat aktif yang terkandung pada Daconil (chlorothalonil) lebih keras jika dibandingkan dengan zat aktif yang terkandung pada Acrobat (dimethomorph dan mancozeb).

23

Bab V Kesimpulan dan SaranA. Kesimpulan Daconil dengan konsentrasi 1g/L dapat menghambat pertumbuhan jamur Trichoderma sp. lebih dari 50%(58,3%). Sedangkan Acrobat dengan konsentrasi 5 g/L hanya menghambat pertmbuhan jamur Trichoderma sp. sebesar

34,9%. Pertumbuhan jamur Trichoderma sp. pada mediumPDA+Daconil lebih terhambat jika dibandingkan dengan

PertumbuhanPDA+Daconil.

jamur

Trichoderma

sp.

pada

medium

B. Saran Dari hasil penelitian ini, disarankan kepada para petani untuk tidak menggunakan fungisida Daconil lebih dari 5 g/L karena dapat membunuh jamur baik yang menguntungkan, Trichoderma sp., lebih dari 50%. Selain itujuga perlu diadakan penelitian lanjutan untuk mengetahui pada konsentrasi berapakah Acrobat menghambat

pertumbuhan jamur Trichoderma sp. lebih dari 50% dan pada konsentrasi berapakah Daconil menghambat pertumbuhan jamur Trichoderma sp. kurang dari 50%.

24

Bab VI Organisasi Lembaga INDONESIAN VEGETABLE RESEARCH INSTITUTE (IVEGRI)

Gambar 6.1 Balitsa

BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (BALITSA)Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang, Kab. Bandung Barat, Jawa Barat 40391

Struktur Organisasi Kepala : Dr. Ir. Ahsol Hasyim, Ms.

Kasubag Tata Usaha : Drs. M. Ajub Kasi Yantek Kasi Jaslit : Helmi Kurniawan,SP,MP. : Joko Pinilih, SP,MP.

25

Visi dan Misi Visi "Menjadi lembaga penelitian terdepan di Asia Tenggara dalam menciptakan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi strategis sayuran yang berorientasi kepada kebutuhan pengguna" Misi Menciptakan, bangkan ilmu menghasilkan pengetahuan dan dan mengemteknologi

strategis sayuran sesuai kebutuhan pengguna. Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional melalui pola kemitraan menuju kemandirian penelitian sayuran. Meningkatkan kapasitas dan publisitas serta pelayanan prima dalam penelitian sayuran.

Fungsi BALITSA dalam bidang penelitian adalah: Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan,

perbenihan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman sayuran, Pelaksanaan penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi tanaman sayuran.26

Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman sayuran. Secara garis besar, tujuan program penelitian adalah menciptakan teknologi tepat guna untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha agribisnis sayuran

Arah Dan Strategi Program Penelitian Sayuran Menghasilkan teknologi efektif dan dapat diterapkan Berorientasi agribisnis Menjawab, mengantisipasi dan menciptakan kebutuhan pengguna Memanfaatkan sumber daya alam secara opimal Memanfaatkan peta informasi global Mengakomodasi semua potensi internal untuk mengantisipasi persaingan blobal Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional

Komoditas Prioritas Komoditas Utama : Kentang, Bawang Cabai Merah, Merah, Tomat,

27

Buncis,

Kubis,

Kacang

Panjang dan Jamur. Komoditas Unggulan : Kentang, Cabai Merah dan Bawang Merah Komoditas Prospektif : Terong dan Mentimun Komoditas Trendsetter: Sayuran Indonesia tropis asli

Sarana dan Prasarana BALITSA mengelola Kebun Percobaan Margahayu, Lembang, seluas 20 hektar yang digunakan untuk kegiatan penelitian dan kegiatan terkait lainnya.

Kegiatan penelitian sayuran tidak seluruhnya dilakukan di lahan kebun tersebut, tetapi ada pula yang dilakukan di lahan petani, khususnya untuk kegiatan penelitian sayuran dataran SK medium dan dataran Pertanian rendah. No.

Berdasarkan

Menteri

74/Kpts/OT.210/1/ 2002, Kebun Percobaan Subang menjadi salah satu kebun dari BALITSA. Seluas 6 ha dari sekitar 105 ha luas total KP Subang dapat digunakan untuk kegiatan penelitian sayuran, khususnya untuk sayuran dataran rendah dan kegiatan penelitian28

perbenihan. BALITSA memiliki fasilitas laboratorium dan rumah kaca/kasa yang terdiri atas laboratorium kultur jaringan, hama dan penyakit, pemuliaan,

perbenihan, tanah, fisiologi hasil dan laboratorium fisiologi tanaman, serta 12 rumah kaca/kasa.

29

Daftar PustakaBrooks, G.T and Roberts, T.R. 1999. Pesticide Chemistry and Bioscience. Published by the Royal Society of Chemistry Danielson RM, and Davey CB. 2002. Non nutritional factors affecting the growth of Trichoderma in culture. Soil Biol Chem 5:495-504. Hrelia et al. 1996. The genetic and non-genetic toxicity of the fungicide Vinclozolin. Mutagenesis Volume 11 445-453 Kredics, L et al. 2003. Trichoderma Strains with Biocontrol Potential, Food Technol. Biotechnol. 41 (1) 3742 Lorito, M et al,. 1993. Antifungal Synergistic Interaction Between Chinolytic Enzim from T. harzianum and Enterobacter cloaca. Phytopathol. 87(3): 721-727

30

Mckane, LM. and Kandel, J. 1996. Microbiology Essensialand Aplications international Editions 2nd Editions. California : Mc-Graw Hill Inc. Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonasia Rossi-Rodrigues, BC et al. 2009. Comparative growth of trichoderma strains in different nutritional sources, using bioscreen c automated system. Braz. J. Microbiol 40:404-410. Wasilah, F. 2008. Pengaruh Ekstrak Rimpang Kunyit Terhadap Pertumbuhan Jamur Rhizoctonia solani Kuhn dan Fusarium oxyporum Scleht Secara In Vitro. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

31

Lampiran A Data hasil pengamatan1.1 Diameter pertumbuhan jamur Trichoderma sp. Pengukuran dilakukan terhadap diameter miselia

jamur Trichoderma sp. setiap dua hari selama 12 hari. Hari ke0 1 Kontrol 2 3 4 1 2 1 g/L 3 4 Acrobat 2 g/L 1 2 3 4 3 g/L 1 2 4 6 8 10 12 9,0 9,0 9,0 9,0 8,5 8,5 1,0 0,5 9,0 9,0 9,0 9,0 9,032

Perlakuan

0,5 6,0 9,0 9,0 9,0 9,0 0,5 6,0 8,0 9,0 9,0 9,0 0,5 5,5 9,0 9,0 9,0 9,0 0,5 6,5 9,0 9,0 9,0 9,0 0,5 2,7 5,0 7,1 8,4 8,5 0,5 3,1 5,2 7,0 8,2 8,4 0,5 0,5 0,5 0,5 0,8 1,0 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 3,7 6,8 8,0 9,0 9,0 0,5 3,3 6,0 7,5 8,5 9,0 0,5 3,4 6,0 7,8 9,0 9,0 0,5 3,3 5,7 7,5 8,5 9,0 0,5 3,3 6,4 7,4 8,5 8,7

2 3 4 1 2 4 g/L 3 4 1 2 5 g/L 3 4 1 2 1 g/L 3 4 Daconil 2 g/L 1 2 3 4 1 3 g/L 2

0,5 3,2 5,8 7,5 8,5 9,0 0,5 3,5 6,0 7,3 8,0 9,0 0,5 3,5 6,3 8,0 9,0 9,0 0,5 2,9 5,5 7,0 8,0 9,0 0,5 3,1 5,0 6,4 8,0 8,4 0,5 2,8 4,9 5,0 5,0 5,0 0,5 3,1 5,7 7,5 9,0 9,0 0,5 3,3 6,0 7,4 8,5 9,0 0,5 3,3 5,8 7,5 8,5 9,0 0,5 3,5 6,0 7,3 8,0 9,0 0,5 3,7 5,0 5,5 5,7 5,7 0,5 1,0 3,8 5,5 6,3 7,0 0,5 1,0 3,6 5,2 8,5 8,7 0,5 1,1 3,2 5,3 7,8 8,5 0,5 1,3 4,0 6,0 8,0 8,5 0,5 0,9 3,3 5,5 7,7 8,0 0,5 1,0 3,4 5,5 7,5 8,0 0,5 1,3 4,5 6,2 7,8 8,2 0,5 0,8 3,3 5,5 7,5 8,1 0,5 1,0 3,4 5,3 6,5 7,5 0,5 1,1 3,7 5,5 6,8 7,8

9,0 9,0 9,0 9,0 8,4 5,0 9,0 9,0 9,0 9,0 5,7 7,6 8,9 8,5 8,5 8,5 8,7 8,5 8,1 8,0 8,033

3 4 1 2 4 g/L 3 4 1 2 5 g/L 3 4

0,5 1,0 3,3 4,5 6,0 7,5 0,5 1,2 3,3 5,3 6,8 7,2 0,5 0,9 3,3 4,8 6,0 6,9 0,5 0,7 2,8 3,8 5,0 5,9 0,5 0,7 3,0 4,2 5,5 6,2 0,5 0,9 3,2 4,7 6,3 6,7 0,5 0,8 2,9 4,4 5,3 6,2 0,5 0,8 2,8 4,0 5,5 6,5 0,5 0,8 2,3 3,4 5,3 6,3 0,5 0,8 2,9 4,0 5,5 6,6

8,0 8,1 7,5 6,4 6,9 7,4 7,0 6,8 7,0 7,0

Ket: warna merah mennjukan adanya kontaminasi 1.2 Kurva pertumbuhan jamur Trichoderma sp. dalam medium PDA+Acrobat selama 12 hari10 8diameter koloni (cm) kontrol acrobat 1 g/l

6 4 2 0

acrobat 2 g/l acrobat 3 g/l

acrobat 4 g/lacrobat 5 g/l

0

5Hari ke-

10

15

34

1.3 Kurva pertumbuhan jamur Trichoderma sp. dalam medium PDA+Daconil selama 12 hari10Diameter kolonii (cm)

8 6 4 2 0 0 5 Hari ke10 15

kontrol daconil 1 g/l daconil 2 g/l daconil 3 g/l daconil 4 g/l daconil 5 g/l

35

Lampiran B hasil pengolahan data2.1 Uji homogenitas Tujuan : Untuk mengetahui data berdistribusi homogen atau tidak Berdasarkan nilai probabilitas: 1. Jika nilai probabilitas (sig) > 0,05 maka data homogen 2. Jika nilai probabilitas (sig) < 0,05 maka data tidak homogenTest of Homogeneity of Variances Arobat Diameter (cm) Levene Statistic ,716 df1 5 df2 16 Sig. ,621

Test of Homogeneity of Variances Daconil Diameter (cm) Levene Statistic 1,480 df1 5 df2 18 Sig. ,245

36

Hasil dari kedua uji homogenitas menunjukan bahwa nilai sig > 0,05. Artinya kedua data adalah berdistribusi homogen. 2.2 Uji ANOVA Tujuan : Untuk mengetahui adakah perbedaan antar tiap kelompok data Berdasarkan nilai probabilitas: 1. Jika nilai probabilitas (sig) > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan 2. Jika nilai probabilitas (sig) < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan

37

Descriptives Acrobat Diameter (cm) Maximum 9,00 5,20 6,80 6,40 5,70 6,00 9,00 Minimum 8,00 5,00 5,70 5,80 4,90 5,00 4,90 Sig. ,00095% Confidence

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Interval for Mean

Lower Bound

Upper Bound

0 1 2 3 4 5 Tot al

4 8,7500 2 5,1000 4 6,1250 4 6,1250 4 5,2750 4 5,7000 22 6,2773

,50000 ,14142 ,47170 ,27538 ,38622 ,47610 1,30126

,25000 7,9544 9,5456 ,10000 3,8294 6,3706 ,23585 5,3744 6,8756 ,13769 5,6868 6,5632 ,19311 4,6604 5,8896 ,23805 4,9424 6,4576 ,27743 5,7003 6,8542

ANOVA Diameter (cm) Sum of Squares Between Groups Within Groups Total 32,766 2,793 35,559 df 5 16 21 Mean Square F

6,553 37,548 ,175

Hasil ANOVA untuk data Acrobat menunjukan nilai signifikansi 0,000 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antar tiap kelompok data38

Descriptives Daconil Diameter (cm) Maximum 9,00 4,00 4,50 3,70 3,30 2,90 9,00 ,000 Minimum 8,00 3,20 3,30 3,30 2,80 2,30 2,30 Sig.95% Confidence

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Interval for Mean

Lower Bound

Upper Bound

0 1 2 3 4 5 Tot al

4 8,7500 4 3,6500 4 3,6250 4 3,4250 4 3,0750 4 2,7250 24 4,2083

,50000 ,34157 ,58523 ,18930 ,22174 ,28723 2,12785

,25000 7,9544 9,5456 ,17078 3,1065 4,1935 ,29262 2,6938 4,5562 ,09465 3,1238 3,7262 ,11087 2,7222 3,4278 ,14361 2,2680 3,1820 ,43435 3,3098 5,1068

ANOVA Diameter (cm) Sum of Squares Between Groups Within Groups Total 101,508 2,630 104,138 df 5 18 23 Mean Square 20,302 ,146 F 138,947

Hasil ANOVA untuk data Acrobat menunjukan nilai signifikansi 0,000 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antar tiap kelompok data.39

40

41

42

43

44

45

46

47

Lampiran C Foto Pengamatan Hari ke-4

Kontrol

Acrobat 1

Acrobat 2

Acrobat 3

Acrobat 4

Acrobat 5

Daconil 1

Daconil 2

Daconil 3

Daconil 4

Daconil 5

4

48

2.3 Uji Tukey

Post Hoc Tests of AcrobatMultiple Comparisons Diameter (cm) Tukey HSD (I) Konsentrasi (g/L) 0 (J) Konsentrasi (g/L) 1 2dimension3

Mean Difference (I-J) 3,65000 2,62500 2,62500 3,47500 3,05000 -3,65000* * * * * *

95% Confidence Interval Std. Error ,36180 ,29541 ,29541 ,29541 ,29541 ,36180 ,36180 ,36180 Sig. Lower Bound ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,102 ,102 2,4842 1,6732 1,6732 2,5232 2,0982 -4,8158 -2,1908 -2,1908 Upper Bound 4,8158 3,5768 3,5768 4,4268 4,0018 -2,4842 ,1408 ,1408

3 4

dimension2

5 1dimension3

0 2 3

-1,02500 -1,02500

4 5 2 0 1dimension3

-,17500 -,60000 -2,62500*

,36180 ,36180 ,29541 ,36180 ,29541 ,29541 ,29541 ,29541 ,36180 ,29541 ,29541 ,29541 ,29541 ,36180 ,29541 ,29541

,996 ,575 ,000 ,102 1,000 ,095 ,705 ,000 ,102 1,000 ,095 ,705 ,000 ,996 ,095 ,095

-1,3408 -1,7658 -3,5768 -,1408 -,9518 -,1018 -,5268 -3,5768 -,1408 -,9518 -,1018 -,5268 -4,4268 -,9908 -1,8018 -1,8018

,9908 ,5658 -1,6732 2,1908 ,9518 1,8018 1,3768 -1,6732 2,1908 ,9518 1,8018 1,3768 -2,5232 1,3408 ,1018 ,1018

1,02500 ,00000 ,85000 ,42500 -2,62500*

3 4 5

3

0 1dimension3

1,02500 ,00000 ,85000 ,42500 -3,47500*

2 4 5

4

0 1dimension3

,17500 -,85000 -,85000

2 3

5 5 0 1dimension3

-,42500 -3,05000*

,29541 ,29541 ,36180 ,29541 ,29541 ,29541

,705 ,000 ,575 ,705 ,705 ,705

-1,3768 -4,0018 -,5658 -1,3768 -1,3768 -,5268

,5268 -2,0982 1,7658 ,5268 ,5268 1,3768

,60000 -,42500 -,42500 ,42500

2 3 4

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous SubsetsDiameter (cm) Tukey HSDa,b

Konsentrasi (g/L) N 1 4 5dimension1

Subset for alpha = 0.05 1 2 4 4 4 4 4 ,051 5,1000 5,2750 5,7000 6,1250 6,1250 8,7500 1,000 2

2 3 0 Sig.

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,429. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Diameter (cm) Tukey HSD (I) Konsentrasi (g/L) 0 (J) Konsentrasi (g/L) 1 2dimension3

Mean Difference (I-J) 5,10000 5,12500 5,32500 5,67500 6,02500 -5,10000* * * * * *

95% Confidence Interval Std. Error ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 Sig. Lower Bound ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 4,2410 4,2660 4,4660 4,8160 5,1660 -5,9590 Upper Bound 5,9590 5,9840 6,1840 6,5340 6,8840 -4,2410

3 4 5

dimension2

1

dimension3

0

2 3 4 5 2 0 1dimension3

,02500 ,22500 ,57500 ,92500 -5,12500* *

,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029

1,000 ,957 ,317 ,031 ,000 1,000 ,974 ,362 ,037 ,000 ,957 ,974 ,784 ,151 ,000 ,317

-,8340 -,6340 -,2840 ,0660 -5,9840 -,8840 -,6590 -,3090 ,0410 -6,1840 -1,0840 -1,0590 -,5090 -,1590 -6,5340 -1,4340

,8840 1,0840 1,4340 1,7840 -4,2660 ,8340 1,0590 1,4090 1,7590 -4,4660 ,6340 ,6590 1,2090 1,5590 -4,8160 ,2840

-,02500 ,20000 ,55000 ,90000 -5,32500* *

3 4 5

3

0 1dimension3

-,22500 -,20000 ,35000 ,70000 -5,67500*

2 4 5

4dimension3

0 1

-,57500

2 3 5 5 0 1dimension3

-,55000 -,35000 ,35000 -6,02500 -,92500 -,90000* * *

,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029 ,27029

,362 ,784 ,784 ,000 ,031 ,037 ,151 ,784

-1,4090 -1,2090 -,5090 -6,8840 -1,7840 -1,7590 -1,5590 -1,2090

,3090 ,5090 1,2090 -5,1660 -,0660 -,0410 ,1590 ,5090

2 3 4

-,70000 -,35000

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous SubsetsDiameter (cm) Tukey HSDa

Konsentrasi (g/L) N 5 4 3dimension1

Subset for alpha = 0.05 1 4 4 4 4 4 4 ,151 ,317 2,7250 3,0750 3,4250 3,0750 3,4250 3,6250 3,6500 8,7500 1,000 2 3

2 1 0 Sig.

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.