laporan pkp ips kelas 4 sd dengan metode media gambar
TRANSCRIPT
LAPORAN PKP
PDGK 4501
MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS KELAS 4 SDN 1 PADASUKA
DENGAN MEDIA GAMBAR
PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir
Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional
Program S-I PGSD Universitas Terbuka
Disusun Oleh:
NAMA :
NIM :
POGRAM STUDI : S1 PGSD
POKJAR :
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH BANDUNG
2013
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN IPS
Nama Mahasiswa :
NIM :
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN 1 Padasuka
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 Siklus
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Siklus I, Hari Jumat, 28 September 2012
Siklus II, Hari Jumat, 5 Oktober 2012
Masalah yang merupakan fokus perbaikan:
1. Bagaimana cara mengefektifkan belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS
Kelas IV SDN 1 Padasuka dengan menggunakan metode media gambar.
2. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS
Kelas IV SDN 1 Padasuka dengan menggunakan metode media gambar.
3. Melalui metode media gambar sebagai upaya meningkatkan motivasi dan
hasil belajar siswa tentang Kenampakan Alam, IPS di kelas IV Semester I SDN 1
Padasuka Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
Menyetujui,
Supervisor 1,
Padalarang, 28 April 2013
Penulis,
NIP. 1966 0525 1992 02 1001
NIM.
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT)
seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Padalarang, 28 April 2013
Yang membuat pernyataan,
____________________
NIM.
Materai
6.000
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Taufiq, Hidayah serta
Inayah-Nya. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah keharibaan beliau Nabi
Muhammad SAW dengan harapan kelak kita semua mendapatkan syafaatnya di
hari kiamat.
Atas karunia dan nikmat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan laporan ini
untuk diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) pada program studi S1 PGSD Universitas Terbuka UPBJJ
Bandung Pokjar Padalarang.
Penelitian dilakukan di SDN 1 Padasuka Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat. Judul “Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1
Padasuka Dengan Metode Media Gambar Pada Materi Kenampakan Alam”.
Laporan PKP ini telah disusun seoptimal mungkin, namun masih banyak kesalah
dan kekurangannya.
Hanya kepada Allah kita bersimpuh seraya berdo‟a, semoga bantuan dari
berbagai pihak yang telah mendukung terselesainya laporan PKP ini dijadikan
sebagai amal shaleh yeng mendapat pahala berlipat ganda disisi-Nya. Amin.
Sebagai penulis menyadari kalau laporan ini masih jauh dari harapan dan
banyak mengandung kekurangan. Oleh karenanya penulis sangat mengharap
kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaannya. Semoga menjadikan
manfaat bagi kita semua.
Padalarang, 28 April 2013
Penulis
_____________________
NIM. 818 2526 13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ....................................
KATA PENGANTAR ............................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH ……………………………….
B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………….
C. TUJUAN PERBAIKAN …………………………………………...
D. MANFAAT PERBAIKAN ………………………………………...
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN EFEKTIF ………………………………………....
B. PENGERTIAN HASIL BELAJAR ………………………………..
C. PENGERTIAN IPS ………………………………………………...
D. PENGERTIAN METODE MEDIA GAMBAR …………………...
E. UPAYA GURU MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
TERHADAP PEMBELAJARAN IPS.…………………………………
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. SUBYEK PENELITIAN …………………………………………..
B. PROSEDUR PENELITIAN ……………………………………….
C. INSTRUMEN PENELITIAN ……………………………………..
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ………………………………
E. TEKNIK PENGOLAAN DATA ………………………………….
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN ………………………………………… ….
B. PEMBAHASAN …………………………………………………..
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ………………………………………………........
B. SARAN ……………………………………………………….........
DAFTARAN PUSTAKA ……………………………………………...
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………….
i
ii
iii
iv
v
1
3
3
4
5
5
6
7
12
16
16
18
18
18
20
27
28
28
MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS KELAS 4 SDN 1 PADASUKA
DENGAN MEDIA GAMBAR
PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM
ABSTRAK
Mata pelajaran IPS merupakan salah satu bidang studi kurikuler di tingkat
Sekolah Dasar (SD). Karena rendahnya pemahaman siswa terhadap pelajaran ini
khususnya materi kenampakan Alam di kelas 4 SD Negeri 1 Padasuka , penulis
melakukan perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dilakukan melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus pembelajaran. Kegiatan
penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Padasuka semester I tahun pelajaran
2012/2013 pada siswa kelas 4 yang berjumlah 48 siswa, terdiri dari 25 laki-laki
dan 23 perempuan.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS materi kenampakan alam dengan menggunakan media gambar.
Setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media gambar,
hasil dan aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dari
data yang dikumpulkan, pada kegiatan pembelajaran siklus I hanya 30 siswa yang
memperoleh nilai ≥ KKM dengan nilai rata-rata kelas 56,97. Hasil belajar siswa
terus meningkat pada siklus II, hanya 4 siswa yang belum mencapai nilai KKM
dengan nilai rata-rata kelas 63.83.
Maka deskripsi dari data yang dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS tentang materi kenampakan alam di kelas 4 SD Negeri 1 Padasuka.
Dengan demikian, media gambar merupakan salah satu metode pembelajaran
yang efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
materi kenampakan alam.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. (Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional. 2002 : 263). http://www.sarjanaku.com (tanggal akses 8
April 2013).
Guru merupakan fasilitator utama dalam pelaksanaan pendidikan secara
formal di sekolah dan mempunyai tanggung jawab yang cukup berat dan
kompleks. Di satu sisi perannya penyampai ilmu pengetahuan, di sisi lain guru
harus mengetahui keseluruhan perkembangan pribadi anak didiknya. Dalam
mengembangkan metode pembelajaran, peranan guru sangat fleksibel dalam
menerapkan strategi konsep metode pembelajaran yang akan disampaikan kepada
siswanya.
Dalam mata pelajaran IPS, metode pembelajaran apa yang akan disampaikan?
Proses belajar mengajar yang baik harus melibatkan keaktifan siswa secara total,
artinya melibatkan pikiran pendengaran, penglihatan, dan keterampilan yang
dimiliki. Dalam proses belajar mengajar seorang guru berperan mengajak siswa
untuk memperhatikan, mendengarkan penyajian peraga yang dapat dilihat dan
memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya terhadap materi yang belum
dipahami atau memberi tanggapan, sehingga terjadi proses belajar yang aktif,
kreatif, edukatif, dan menyenangkan. Iklim belajar mengajar seperti ini hanya
dapat tercipta bila guru menggunakan pendekatan partisipatoris.
Proses belajar mengajar IPS yang menghendaki adanya keaktifan siswa,
sampai saat ini sering diabaikan oleh guru. Dalam pembelajaran di kelas banyak
guru (khususnya di daerah atau desa) masih banyak yang menggunakan
pendekatan ekspositoris. Pendekatan pembelajaran ini banyak dipilih karena
sarana dan prasarana pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS di daerah yang
masih belum memadai. Sebagai akibat penerapan pendekatan ini pengetahuan
konsep IPS yang diperoleh siswa hanya bersifat hafalan. Pendekatan ekspositoris,
menuntut seorang guru untuk selalu menambah wawasan, baik itu dari membaca
buku-buku pelajaran maupun dari media lain yang berkaitan dengan materi
pelajaran IPS. Dampaknya, bagi guru yang kurang aktif, proses belajar mengajar
yang dilaksanakan di kelas sering mengalami kegagalan. Hasil belajar siswa tidak
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Satu upaya penanganan masalah tersebut, diharapkan guru hendaknya
mengenal psikologi siswa dan berupaya meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap pembelajar IPS, ini mengandung implikasi bahwa setiap guru harus
menguasai pelajaran yang akan disajikan. Guru harus mampu menciptakan
suasana belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan bagi siswa dan
usahakan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak
bosan dalam mengikuti pembelajaran IPS. Selama ini yang dipraktekan di
sekolah-sekolah masih banyak hanya menggunakan dengan metode ceramah saja,
dan siswa menganggap belajar IPS adalah aktivitas yang membosankan yang
hanya mendengarkan dan mencatat materi
Sekolah Dasar merupakan pondasi dasar suatu pendidikan, jika dari dasar
siswa mempunyai doktrin negatif terhadap IPS maka pada tingkatan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi siswa akan lebih merasa malas, bosan dalam
mengikuti pelajaran IPS.
Masalah ini dapat diketahui penulis setelah melakukan pengamatan,
wawancara dan melihat hasil pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 1 Padasuka
pada tahun ajaran 2012-2013.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan Penelitian
Tindakan Kelas di kelas IV SDN 1 Padasuka dengan judul “Meningkatan Hasil
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas IV SDN 1 Padasuka Dengan Metode
Media Gambar Pada Materi Kenampakan Alam”. Dengan harapan dapat
mengefektifkan dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
B. RUMUSAN MASALAH
Berangkat dari latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Sejauhmana hasil belajar siswa
terhadap pembelajaran IPS pada materi kenampakan alam”.
Setelah peneliti merumuskan permasalahan diatas, selanjutnya masalah
tersebut dibatasi dengan harapan akan menjadi lebih jelas dan mempermudah
pelaksanaan penelitian. Adapun inti permasalahan penelitian ini dibatasi sebagai
berikut:
1. Siswa tidak dapat menjelaskan pengertian kenampakan alam.
2. Siswa tidak dapat menjelaskan manfaat kenampakan alam.
3. Siswa tidak dapat menyebutkan aneka macam kenampakan alam.
Setelah disepakati dari hasil diskusi dengan teman sejawad penyebab siswa
tidak dapat memahami kenampakan alam karena dalam pembelajaran guru tidak
menggunakan alat bantu. Dari uraian diatas, yang menjadi fokus perbaikan
pembelajaran adalah pembelajaran dalam upaya membantu siswa agar mereka
dapat dengan mudah menjelaskan pengertian kenampakan alam, menjelaskan
manfaat kenampakan alam, dan menyebutkan aneka macam kenampakan alam.
Sehingga dapat disimpulkan fokus perbaikan pembelajaran menjadi rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana metode Media Gambar dapat mengefektifkan pembelajaran IPS?
2. Bagaimana metode Media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
C. TUJUAN PERBAIKAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Agar siswa menjadi efektif terhadap pembelajaran IPS
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS, guru
dapat melakukan pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan dengan
menggunakan metode Media Gambar.
D. MANFAAT PERBAIKAN
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak, terutama jika penelitian ini berhasil. Maka manfaat yang diperoleh
sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran
2. Bagi Guru
a. Memperbaiki pembelajaran yang dikelola.
b. Membantu guru berkembang secara profesional.
c. Memperluas pengalaman mengajar di kelas dalam rangka perencanaan
pembelajaran yang efektif.
d. Sebagai acuan memperbaiki proses pembelajaran dan landasan meningkatkan
proses pembelajaran di kelas.
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai sumbangan yang positif untuk memecahkan masalah pembelajaran
yang dihadapi di sekolah
b. Menumbuhkan iklim kerja sama yang konduktif untuk memajukan sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. METODE MEDIA GAMBAR
Menurut Denny Setiawan (2011:1.1) Media berasal dari bahasa Latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara
atau pengantar. Jadi dapat dipahami bahwa media adalah perantara atau pengantar
dari pengirim ke penerima pesan. Perkataan „„Media„„ tidak selalu identik dengan
mahal atau memerluka listrik karena media dapat dibedakan berdasarkan
keadaannya menjadi media canggih (sophisticate media) dan media sederhana
(simple media).
Media canggih adalah media yang hanya dapat dibuat di pabrik karena terdiri
dari komponen-komponen yang rumit dan biasanya memerluka listrik dalam
penyajiannya. Sedangkan media sederhana merupakan media yang dapat dibuat
sendiri guru atau ahli media sederhana, dan biasanya tidak memerluka listrik
untuk menyajikannya. Terdapat beberapa kelompok media sederhana, yaitu
gambar diam, grafis, display, dan realia. Gambar diam terdiri dari berbagai jenis
gambar yaitu ada yang berupa foto, gambar, peta, dan sebagainya.
Gambar dapat kita temukan di mana pun kita berada. Gambar merupakan
simbol komunikasi tertua manusia. Dari zaman batu hingga sekarang, manusia
menggunakan gambar sebagai alat komunikasi.
1. MANFAAT MEDIA GAMBAR DATA PROSES BELAJAR
MENGAJAR
Di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media paling umum dipakai.
Gambar merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di
mana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar
berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.
Gambar ilustrasi fotografi adalah gambar yang tidak dapat diproyeksikan,
dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak maupun dalam lingkungan
orang dewasa.
Gambar yang berwarna umumnya menarik perhatian. Semua gambar
mempunyai arti, uraian dan tafsiran sendiri. Karena itu gambar dapat
dipergunakan sebagai media pendidikan dan mempunyai nilai-nilai pendidikan
bagi peserta didik yang memungkinkan belajar secara efisien peserta didik yang
berkaitan dengan pemanfaatan media gambar dalam data PBM beberapa ahli
membekas rambu yang perlu diperhatikan yaitu:
2. PRINSIP-PRINSIP PEMAKAIAN MEDIA GAMBAR
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu
dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti
pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang mengarahkan
minat siswa kepada pokok-pokok pelajaran. Bilamana tujuan instruksional yang
ingin dicapainya adalah kemampuan siswa membandingkan kelompok hewan
bertulang belakang dengan tidak, maka gambar-gambarnya harus memperhatikan
perbedaan yang mencolok.
b. Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektifan pemakaian
gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan keterpaduan.
Bilamana gambar-gambar itu akan dipakai semuanya, perlu dipikirkan
kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok pelajaran. Pameran gambar di papan
pengumuman pada umumnya mempunyai nilai kesan sama seperti di dalam ruang
kelas. Gambar-gambar yang ril sangat berfaedah untuk suatu mata pelajaran,
karena maknanya akan membantu pemahaman para siswa dan cara itu akan ditiru
untuk hal-hal yang sama dikemudian hari.
c. Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, daripada menggunakan banyak
gambar tetapi tidak efektif. Hematlah penggunaan gambar yang mendukung
makna. Jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif, lebih baik daripada dua kali
mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa pilih-pilih. Banyaknya ilustrasi
gambar-gambr secara berlebihan, akan mengakibatkan para siswa merasa
dirongrong oleh sekelompok gambar yang mengikat mereka, akan tetapi tidak
menghasilkan kesan atau inpresi visual yang jelas, jadi yang terpenting adalah
pemusatan Perhatian pada gagasan utama. Sekali gagasan dibentuk dengan baik,
ilustrasi tambahan bisa berfaedah memperbesar konsep-konsep permulaan.
Penyajian gambar hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan
memperagakan konsep-konsep pokok artinya apa yang terpenting dari pelajaran
itu. Lalu diperhatikan gambar yang menyertainya, lingkungannya, dan lain-lain
berturut-turut secara lengkap.
d. Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar oleh karena gambar-gambar
itu sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita, atau dalam
menyajikan gagasan baru. Misalnya dalam mata pelajaran biologi. Para siswa
mengamati gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah dan Jawa Timur menjelaskan
bahwa mengapa bentuk tidak sama, apa ciri-ciri membedakan satu sama lain.
Guru bisa saja tidak bisa mudah dipahami oleh para siswa yang bertempat tinggal
di lingkungan hutan tropis asing. Demikian pula istilah supermarket terdengar
asing bagi siswa-siswa yang hidup si kampung. Melalui gambar itulah mereka
akan memperoleh kejelasan tentang istilah Verbal
e. Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para siswa akan
didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan, seni
grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya. Keterampilan jenis keterbacaan visual
dalam hal ini sangat diperlukan bagi para siswa dalam membaca gambar-gambar
itu.
f. Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar baik
secara umum maupun secara khusus. Jadi guru bisa mempergunakan gambar
datar, slides atau transparan untuk melakukan evaluasi belajar bagi para siswa.
Pemakaian instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru,
dalam upaya memperoleh hasil tes yang komprehensip serta menyeluruh.
3. MEMILIH GAMBAR YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN
Dalam pemilihan gambar yang baik untuk kegiatan pengajaran terdapat
beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti
melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya. Kekeliruan dalam hal ini akan
memberikan pengaruh yang tak diharapkan gambar yang palsu dikatakan asli.
b. Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan
tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis.
Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak tertarik pada gambar.
c. Bentuk item. Hendaknya sipengamat dapat memperoleh tanggapan yang tetap
tentang obyek-obyek dalam gambar.
d. Perbuatan. Gambar hendaknya hal sedang melakukan perbuatan. Siswa akan
lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar yang sedang bergerak.
e. Fotografi. Siswa dapat lebih tertarik kepada gambar yang nilai fotografinya
rendah, yang dikerjakan secara tidak profesional seperti terlalu terang atau gelap.
Gambar yang bagus belum tentu menarik dan efektif bagi pengajaran.
f. Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai gambar.
Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Kriteria-kriteria memilih gambar seperti yang telah dikemukakan di atas juga
berfungsi untuk menilai apakah suatu gambar efektif atau tidak untuk digunakan
dalam pengajaran. Gambar yang tidak memenuhi kriteria tidak dapat digunakan
sebagai media dalam mengajar.
4. MENGGUNAKAN GAMBAR DALAM KELAS
Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan anak, baik
dalam hal besarnya gambar, detai, warna dan latar belakang untuk penafsiran.
Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta, dan memperbaiki
kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga menjadi tidak efektif, apabila terlalu
sering digunakan dalam waktu yang tidak lama. Gambar sebaiknya disusun
menurut urutan tertentu dan dihubungkan dengan masalah yang luas.
Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti pengajaran yang
dapat memberikan pengalaman dasar. Mempelajari gambar sendiri dalam kegiatan
pengajaran dapat dilakukan cara, menulis pertanyaan tentang gambar, menulis
cerita, mencari gambar-gambar yang sama, dan menggunakan gambar untuk
mendemonstrasikan suatu obyek.
Pengajaran dalam kelas dengan gambar sedapat mungkin penyajiannya
efektif. Gambar-gambar yang digunakan merupakan gambar yang terpilih, besar,
dapat dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel, digantung atau
diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat ditempel pada papan buletin,
menjadikan ruangan menarik, memotivasi siswa, meningkatkan minat, perhatian,
dan menambah pengetahuan siswa.
5. MENGAJAR SISWA MEMBACA GAMBAR
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar siswa
membaca gambar:
a. Warna. Siswa sangat tertarik pada gambar-gambar berwarna. Umumnya pada
mulanya mereka mengamati warna sebelum mereka mengetahui nama warna,
barulah ia tafsirkan. Pada umumnya mereka memilikji kriteria tersendiri tentang
kombinasi warna-warna. Melatih menanggapi, membedakan, dan menafsirkan
warna perlu dilakukan guru terhadap para siswa.
b. Ukuran. Dapat dibandingkan mana yang lebih besar antara seekor ayam
dengan seekor sapi, mana yang lebih tinggi antara seorang manusia dengan gereja,
dan sebagainya.
c. Jarak. Maksudnya agar anak dapat mengira-ngira jarak antara suatu obyek
dengan obyek lainnya dalam suatu gambar, misalnya jarak antara puncak gunung
latar belakangnya.
d. Sesuatu gambar dapat menunjukkan suatu gerakan. Mobil yang sedang
diparkir yang nampak dalam sebuah gambar, dalam gambar terdapat sebuah
simbol-simbol gerakan.
e. Temperatur. Bermaksud anak memperoleh kesan apakah di dalam gambar
temperaturnya dingin atau panas. Bandingkan gambar yang menunjukkan musim
salju dan gambar orang-orang yang berada dalam keadaan membuka pakaian.
Maka dapat dibedakan temperatur rendah dan keadaan panas.
6. BEBERAPA KELEBIHAN KEKURANGAN DARI MEDIA GAMBAR
ADALAH
a. Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibanding dengan media verbal semata.
b. Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua
benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak-
anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya.
Air terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau
foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit
yang lalu kadang-kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau foto
sangat bermanfaat dalam hal ini.
c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau
penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat
disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
d. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat
usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman.
e. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan
peralatan yang khusus.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut gambar atau foto mempunyai beberapa
kelemahan yaitu:
a. Gambar atau foto hanya menekankan presepsi indra mata.
b. Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
Pembelajaran.
c. Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.
B. PENGERTIAN HASIL BELAJAR
1. Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar
merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam
belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan
seseorang guru sebagai pengajar.
2. Konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam
satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru.
Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa
mendapatkan hasil, bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya
intervensi orang lain sebagai pengajar. http://www.sarjanaku.com (tanggal
akses 8 April 2013).
Menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan
menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil
belajar mengajar:
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengarahan
c. Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia
menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
C. PENGERTIAN IPS
Menurut Sardjiyo, Sugandi, Ichak (2008:126). IPS, seperti halnya IPA,
Matematika, dan Bahasa Indonesia merupakan bidang studi. Dengan demikian,
IPS sebagai bidang studi memiliki garapan yang dipelajari cukup luas. Bidang
garapannya itu meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di
masyarakat. Tekanan yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah
kehidupan masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan pada
kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Dari gejala da masalah tadi di telaah,
dianalisis factor-faktornya sehingga dapat dirumuskan jalan pemecahannya.
Memperhatikan kerangka kerja IPS, seperti yang dikemukakan di atas dapat
ditarik pengertian IPS sebagai berikut.
IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan
masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan
atau satu perpaduan.
Jika diartikan, seperti di atas maka apakah bedanya dengan studi sosial?
Jawabannya adalah tidak ada bedanya atau apa yang diistilahkan sebagai studi
sosial negara-negara yang berbahasa inggris itu sama dengan IPS di negeri kita.
Oleh karena itu, sifat IPS sama dengan studi sosial, yaitu praktis, interdisipliner
dan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.
IPS yang diajarkan pada pendidikan dasar dan menengah, menjadi dasar
pengantar bagi mempelajari IPS/Studi Sosial ataupun ilmu Sosial di Perguruan
Tinggi. Bahkan dalam kerangka kerjanya dapat saling melengkapi. Hasil
penelaahan IPS dapat dimanfaatkan oleh ilmu sosial, studi sosial, dan sebaliknya
hasil kajian ilmu sosial, dapat dimanfaatkan oleh IPS.
Dengan demikian, antar ilmu sosial, studi sosial, dan ilmu pengetahuan sosial
ternyata terdapat kaitan satu sama lainnya sehingga terdapat persamaan dan
perbedaan.
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial dalam penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia masih relatif baru digunakan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah
terjemahan dari social studies dalam konteks kurikulum pendidikan dasar dan
menengah di Amerika Serikat. Edgar B. Wesley dalam buku Teaching Social
Studies (1952) mengartikan Studi Sosial “those portions or aspect of social
sciences that heve been selected and adapted for used in the school or in other
instructional situation” (bagian atau aspek-aspek ilmu sosial yang dipilih dan
disesuaikan dengan maksud digunakan di sekolah atau situasi pengajaran lain).
Paul Mathias dalam buku The Teacher’s Handbook for Social Studies
memberikan penjelasan bahwa Studi Sosial merupakan pelajaran tentang manusia
dalam masyarakat pada masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Karena itu
Studi Sosial membahas ciri kemasyarakatan yang mendasar dari manusia,
meliputi studi banding tentang perbedaan-perbedaan rasial dan lingkungan antara
manusia yang satu dengan yang lainnya, dan memerlukan penelitian rinci
terhadap berbagai pernyataan (perilaku) mengenai adaptasi manusia terhadap
lingkungan hidupnya, serta hubungan antara manusia yang satu dengan lainnya.
John Jarolimek menulis Pengetahuan Sosial adalah bagian dari kurikulum sekolah
dasar yang mengambil subject matter content dari ilmu-ilmu sosial seperti sejarah,
sosiologi, politik, psikologi, philosofi, antropologi, dan ekonomi.
Leonard S. Kenworthy mengatakan Pengetahuan Sosial adalah studi tentang
manusia untuk menolong siswa mengenal dirinya maupun orang lain, di dalam
suatu masyarakat yang sangat bervariasi, baik karena perbedaan tempat atau
waktu sebagai individu maupun kelompok dalam memenuhi kebutuhannya
melalui berbagai institusi seperti halnya manusia mencari kepuasan batin dan
masyarakat yang baik.
Diana Nomida Musnir dan Maas DP (1998) menjelaskan hakikat pendidikan
IPS adalah berbagai konsep dan prinsip yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial,
misalnya tentang kependudukan, kriminalitas, korupsi dan kolusi dan sebagainya
yang dikemas untuk kepentingan pendidikan dalam rangka upaya pencapaian
tujuan di berbagai jenjang pendidikan. Berbagai realitas tersebut dijelaskan
melalui pendekatan multi dimensi arah dalam melakukan berbagai prinsip dan
generalisasi yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, sosiologi,
antropologi, psikologi sosial, geografi dan ilmu politik.
Dengan demikian IPS adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dalam
lingkungan hidupnya, yaitu mempelajari kegiatan hidup manusia dalam kelompok
yang disebut masyarakat dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu sosial,
seperti sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan sebagainya.
D. UPAYA GURU MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TERHADAP
PEMBELAJARAN IPS.
Dalam kegiatan belajar mengajar, interaksi antara guru dengan siswa
merupakan kegiatan yang dominan. Dalam kegiatan itu, guru tidak hanya
mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga mentransfer nilai-nilai positif kepada
siswa sebagai subjek yang belajar. Sebagai wujud dari keprofesional sebagai guru
maka dalam rangka memotivasi guna meningkatkan minat siswa terhadap
pembelajaran IPS yang dianggap sangat kurang dapat dilakukan beberapa upaya
sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada siswa bahwa IPS bukan
merupakan pelajaraan yang membosankan. Dan memberikan penjelasan bahwa
IPS merupakan ilmu yang sangat penting karena secara langsung ataupun tidak
langsung IPS mempunyai keterkaitan dengan pelajaran yang lain.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS, guru
hendaknya memotivasi baik ekstrinsik maupun intrinsik. Misalnya:
a. Kompetensi (persaingan): guru berusaha menciptakan persaingan diantara
siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil
prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.
b. Pada awal kegiatan belajar mengajar guru hendaknya terlebih dahulu
menyampaikan kepada siswa tujuan pembelajaran IPS yang akan dicapainya
sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai tujuan pembelajaran
IPS tersebut.
c. Guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih
sukses dengan usaha sendiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
d. Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai
yang baik. Jadi angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.
3. Pengajaran IPS hendaknya dimulai dari hal-hal yang kongkrit kehal yang
abstrak, dari hal-hal yang mudah menuju hal-hal yang sulit dan akhirnya akan
memotivasi siswa untuk belajar IPS karena kemudahan tersebut. Pusat
pengajaran lebih diutamakan kepada murid, tidak lagi kepada guru.
4. Memberikan gairah dan semangat siswa untuk belajar IPS dengan berbagai
pendekatan dan metode serta penggunaan media pengajaran.
5. Perencanaan pembelajaran yang tersturktur dengan baik diantaranya dengan:
a. Keterampilan Mengelola Kelas
Sebelum kegiatan belajar mengajar guru lebih dahulu mengelola kelas pada
situasi kondisi belajar yang kondusif agar belajar mengajar dapat berlagsung
dengan efesien.
b. Keterampilan Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran adalah kegiatan menciptakan kesiapan mental dan
menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
Guru dapat membuat kaitan antara materi kegiatan yang telah dikuasai oleh siswa
dengan bahan baru yang akan dipelajari. Siswa yang siap belajar adalah siswa
yang mengetahui tujuan, masalah pokok, langkah kegiatan belajar dan batas batas
tugas yang harus dikerjakan, dan kebutuhan akan minat siswa. Membuka
pelajaran dengan nmenarik perhatian siswa melalui gaya mengajar, penggunaan
alat bantu dan interaksi yang bervariasi.
c. Keterampilan Menjelaskan
Guru tidak menggunakan kalimat yangberbelit-belit dan guru menghindari
penggunaan kata-kata yang meragukan dan berlebih-lebihan. Guru memberikan
contoh yang cukup untuk menanamkan pengertian dalam penjelasannya. Contoh
yang digunakan guru sesuai dengan usia, pengetahuan dan latar belakang siswa.
Guru menunjukan dengan jelas pola atau struktur sajian khususnya hubungan
antara contoh dengan generalisasi, hukum dan rumus IPS, dan
memberikanikhtisar butir–butir yang penting dari suatu materi..
Guru mengadakan variasi suara dalam memberikan penekanan pada hal-hal
penting dalam penjelasannya. Penekanan yang berbeda diberikan pula dengan
mimik, isyarat ataupun dengan gerakan selama pelajaran berlangsung. Dan guru
mengajukan pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa, minat
siswa, atau sikap siswa tentang relevansi atau kegunaan suatu penjelasan.
d. Keterampilan Bertanya
Guru memberikan pertanyaan disesuaikan dengan taraf psikologi,
pengetahuan anak, dalam mengajukan pertanyaan guru dapat bertanya ke seluruh
kelas, ke siswa tertentu dan giliran respons jawaban teman. Keterampilan bertanya
diharapkan mendorong interaksi antar siswa ataupun interaksi antara guru dengan
siswa.
e. Keterampilan Menutup Pelajaran
Cara yang dapat dilakukan guru untuk menutup pelajaran adalah meninjau
kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat
ringkasan. Serta mengevaluasi pembelajaran yang sudah disampaikan.
6. Melakukan variasi mengajar dengan menggunakan berbagai komponen dan
keterampilan yang dimiliki oleh guru sebagai fasilitator guna meningkatkan
semangat belajar anak terhadap IPS sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai.
Variasi dalam gaya mengajar guru meliputi; suara, mimik dan gerak, kesenyapan,
kontak pandang, perubahan posisi, memusatkan, variasi penggunaan media dan
alat bantu pengajaran, variasi ajaran, variasi visual, variasi pola interaksi dan
variasi kegiatan siswa.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. SUBYEK PENELITIAN
1. Lokasi Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Padasuka desa Wangunsari
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat pada mata pelajaran IPS.
2. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa kelas IV SDN 1 Padasuka desa Wangunsari Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat pada tahun ajaran 2012-2013 adalah sebagai
berikut:
1. Jumlah siswa 48 orang terdiri dari 23 siswa perempuan dan 25 siswa laki-laki.
2. Motivasi belajar kelihatan kurang.
3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran IPS.
4. Pemahaman siswa terhadap konsep bertanya rendah.
5. Siswa masih takut dan malu untuk mengemukakan pendapatnya.
6. Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran.
7. Keadaan sosial masyarakat lebih banyak tergolong pada ekonomi menengah
kebawah sehingga daya dukung terhadap pendidikan kurang.
8. Perhatian dari orang tua siswa terhadap sekolah masih rendah.
B. PROSEDUR PENELITIAN
1. Mengidentifikasi Masalah
Setelah mengidentifikasi penyebab masalah yang timbul dalam pembelajaran
ialah adanya beberapa faktor yang mempengaruhi minat dan antusiasme siswa
terhadap mata pelajaran IPS diantaranya ialah melihat proses pemahaman pada
saat disajikannya pembelajaran ternyata kurang optimal, melalui pengamatan saat
terjadinya interaksi yang kurang terjalin antara semua komponen kelas, sarana dan
prasarana yang kurang menunjang, penyajian yang kurang menarik dan
membosankan.
2. Perencanaan Tindakan
Setelah mengetahui hipotesis tindakan yang akan diambil melalui pengalaman
guru dalam pembelajaran, maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan dengan
cara merumuskan alternative tindakan untuk pemecahan masalah berdasarkan
hasil kajian dilapangan melalui metode pembelajaran yang tepat tetapi sederhana
dan mudah dipahami oleh siswa. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam
perencanaan tindakan ialah:
a. Menyusun skenario pembelajaran
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas,
seperti media alat peraga.
c. Mempersiapkan cara mengobservasi hasil pembelajaran.
d. Melakukan simulasi bersama serta pengamatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
3. Pelaksanaan Tindakan
Jika semua telah dipersiapkan, maka skenario tindakan tersebut dilaksanakan.
Kegiatan ini merupakan pokok pada siklus, dan akan diikuti dengan kegiatan
observasi dan refleksi. Pada saat diberikannya suatu tindakan, secara bersamaan
juga dilakukan pengamatan tentang segala sesuatu yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil observasi dijadikan
sebagai masukan dalam merefleksi hasil pembelajaran melalu perencanaan
bersama, fokus pengamatan, dan penentuan criteria observasi
4. Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan mengorganisasikan secara sistematis dan
rasional guna memberikan jawaban atas permasalahan penelitian. Tahapan
analisis data dapat dilakukan dengan cara mereduksi data yaitu berupa kegiatan
berkaitan dengan memfokuskan data mentah menjadi informasi yang bermakna,
menyajikan data tersebut dalam bentuk penjelasan yang tepat serta tahap akhir
adalah penyimpulan yakni kegiatan mengambil kesimpulan dari sajian data yang
telah terorganisis dalam bentuk pernyataan kalimat singkat, padat, dan jelas.
5. Refleksi
Refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah upaya untuk mengkaji apa
yang telah terjadi, apa yang telah dilakukan, apa yang telah dihasilkan, atau yang
belum tuntas pada langkah atau upaya sebelumnya. Hasil refleksi tersebut diambil
sebagai acuan dalam mengambil langkah tindakan selanjutnya bila dirasakan
pelaksanaan tindakan yang telah disajikan kurang memuaskan atau tidak sesuai
dengan harapan.
C. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan
menggunakan beberapa instrumen penelitian pendukung yang cukup mewakili
bagaimana keberhasilan penelitian pembelajaran yang akan dan telah disajikan.
Beberapa instrument penelitian yang digunakan antara lain:
1. Lembar Observasi
Secara umum observasi adalah upaya mengamati dan mendokumentasikan
hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam Penelitian Tindakan
Kelas, observasi adalah suatu upaya pengamatan yang memusatkan pada
pengumpulan data yang berkenaan dengan proses pelaksanaan tindakan. Setelah
melalui tahapan perencanaan bersama dalam mengobservasi tahapan berikutnya
ialah menentukan fokus dan kriteria yang akan diamati selama pembelajaran
berlangsung.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Langkah selanjutnya melakukan seleksi data untuk kemudian diolah dan
dianalisis. Data yang diperoleh dari lapangan dikatagorikan data yang bersifat
kuantitatif . Data yang bersifat kuantitatif yaitu hasil tes siswa setelah mengalami
pembelajaran
E. TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Terhadap data-data yang diperoleh dan bersifat kuantitatif dilakukan
pengolahan sesuai dengan kategori data tersebut untuk mengetahui sejauh mana
Setelah dianalisis kesulitan dan kesalahan jawaban siswa setiap butir soal,
sehinggga terlihat konsep mana yang kurang dipahami siswa dan pada langkah
mana siswa membuat kesalahan.
Untuk data yang bersifat kuantitatif yaitu menganalisis observasi, setelah itu
sebagai tahap akhir dilakukan penafsiran dan interprestasi dengan menggunakan
kategori presentase berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Derajat penilaian = Jumlah Soal
Jumlah Skor x 100
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan membahas serta menganalisa hasil-hasil dari
penelitian sesuai dengan kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Uraian data
dalam penelitian ini diawali dengan gambaran awal tentang proses pembelajaran
IPS dan sikap siswa dalam pembelajaran IPS sebelum dikenai tindakan, serta di
akhiri dengan hasil pelaksanaan tindakan pertama dan kedua yang meliputi proses
pembelajaran IPS, sikap siswa dalam pembelajaran IPS. Untuk memperjelas hal
tersebut penulis akan mendeskripsikan:
1. Kondisi Awal Siswa
Kondisi awal siswa sangat berguna dalam memberikan gambaran umum.
Tentang kemajuan dari hasil penelitian dan pengaruh terhadap proses
pembelajaran. Hal ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merumuskan
kegiatan awal terhadap pembelajaran IPS materi Kenampakan Alam. Hal pertama
yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan terhadap
siswa kelas IV SDN 1 Padasuka mengenai karakteristik siswa ditinjau dari segi
presentasi akademis, seperti yang digambarkan bab sebelumnya siswa dibagi
menjadi tiga kelompok siswa yaitu: pintar, sedang, dan kurang. Tujuan
ditetapkannya hal tersebut adalah diprediksikan mempunyai relevansi yang berarti
bagi kelancaran dan keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Lebih
lengkapnya kelompok siswa itu terdiri dari 6 siswa atau sebagian kecil (15,38%)
digolongkan kepada kelompok pandai, 30 orang siswa atau hampir setengahnya
(53,84%) digolongkan kepada kelompok sedang, dan sisanya yaitu 12 orang siswa
atau sebagian kecil (30,78%) digolongkan kepada kelompok kurang.
Setelah mengetahui masing-masing karakteristik siswa, langkah selanjutnya
yang penulis lakukan adalah melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran IPS, sikap siswa dalam pembelajaran IPS.
Observasi pertama yang penulis lakukan pada siswa sedang mempelajari
materi Kenampakan Alam. Pada kegiatan membuka pelajaran guru menugaskan
siswa untuk mempelajari materi Kenampakan Alam pada buku paket. Selanjutnya
mengerjakan latihan yang ada pada buku paket. Saat kegiatan inti guru dan siswa
membahas soal latihan yang telah dikerjakan siswa di kelas, kemudian dilanjutkan
dengan tanya jawab mengenai materi yang dibahas. Pada kegiatan akhir, guru
memberikan evaluasi yang harus dikerjakan siswa secara individu. Kemudian
hasil dari evaluasi itu dikumpulkan dan dinilai. Adapun hasil dari pembelajaran
sebelum dilaksanakan tindakan diperoleh nilai rata-rata 56,15.
Berdasarkan hasil observasi mengenai proses pelaksanaan pembelajaran IPS
tersebut, menunjukan bahwa proses pembelajaran IPS yang selama ini penulis
lakukan belum dapat dipahami siswa. Hal ini disebabkan karena pembelajaran
yang berlangsung hanyalah mempelajari suatu konsep saja sedangkan simulasi
dari aplikasi konsep itu sendiri dalam kehidupan siswa tidaklah dilakukan.
Walaupun guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab,
hal tersebut tidak bisa dimanfaatkan siswa karena siswa tidak dapat memahami
konsep IPS yang dipelajarinya. Sehingga sikap siswa terhadap pembelajaran IPS,
terlihat kurang merespon dengan baik. Hal ini disebabkan karena siswa belum
memahami dan belum dapat bagaimana cara menyelesaikan soal dengan benar.
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada tahap ini, maka perlu dilakukan
perbaikan-perbaikan agar kualitas pembelajaran IPS menjadi lebih baik dan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum dapat tercapai.
2. Hasil Penelitian Siklus I
a. Hasil Tes Akhir Individu Siklus I
Dari hasil tes akhir yang diikuti oleh 48 siswa dengan batas lulus 6.00 dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.1
Hasil Tes Individu Siklus I
No Interval Nilai Frekuensi
1 0-59 18
2 60-69 22
3 70-100 8
JUMLAH 48
Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 30
siswa atau sebagian besar (62,5%) yang dinyatakan lulus, sedang sisanya 18 siswa
atau kurang dari setengahnya (37,5%) dinyatakan belum lulus dalam postes.
Sedang nilai rata-rata kelas postes tersebut adalah 56,97% dalam KKM (60.00)
b. Hasil observasi siklus 1
Setelah guru melakukan tindakan pelaksanaan pembelajaran maka selanjutnya
dilakukan observasi hasil kegiatan tersebut berdasarkan data dan sejumlah
informasi yang telah diperoleh pada saat mengobservasi proses pembelajaran.
Adapun data tersebut diperoleh selain dari penulis juga terdapat masukan dari
observer yang dalam hal ini adalah rekan kerja dari penulis. Hasil observasi akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran IPS siswa belum memenuhi hasil yang diharapkan.
Hal ini dapat dilihat dari selama kegiatan berlangsung khususnya dalam kegiatan
individu ada siswa yang kurang paham apa yang perlu ia lakukan saat pelaksanaan
berlangsung.
2. Komunikasi satu arah sehingga pelajaran menjadi pasif
3. Dalam menyelesaikan tes uraian siswa kurang dapat optimal Hal ini
menyebabkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS masih kurang.
4. Perhatian siswa kurang fokus ketika guru sedang menerangkan materi
pembelajaran karena guru hanya menggunakan buku paket.
c. Refleksi
Berdasarkan data hasil tes dan hasil pengamatan penulis, sebelum pelaksanaan
tindakan pembelajaran, nilai rata-rata kelas 56,97 dan ada 18 siswa dari 48 yang
memperoleh nilai di bawah batas lulus (60,00) hal tersebut terjadi karena
penjelasan materi hanya dibantu oleh LKS untuk mencari jawaban dari buku
paket.
Untuk mengatasi masalah yang muncul tersebut, penulis mencoba
menggunakan metode Media Gambar dalam menyampaikan materi Kenampakan
Alam dalam Pembelajaran IPS.
Hasil pembelajaran pada siklus I nilai rata-rata kelas belum memenuhi
kriteria minimum KKM 60%. Siswa yang di bawah batas lulus adalah 18 orang,
melihat hasil pembelajaran tersebut peneliti masih harus melakukan tindakan
pada siklus II agar peningkatan pembelajaran lebih baik lagi.
3. Hasil Penelitian Siklus II
a. Hasil Tes Akhir Individu Siklus II
Dari hasil tes akhir yang diikuti oleh 48 siswa dengan batas lulus 6,00 dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.2
Hasil Tes Individu Siklus II
No Interval Nilai Frekuensi
1 0-59 4
2 60-69 36
3 70-100 8
JUMLAH 48
Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 44
orang siswa atau sebagian besar (91,67%) yang dinyatakan lulus, sedang sisanya 4
orang siswa atau kurang dari setengahnya (8,33%) dinyatakan belum lulus dalam
postes. Sedang nilai rata-rata kelas postes tersebut adalah 63.83.
b. Hasil Observasi Siklus II
Hasil observasi pada siklus II adalah kekurangan pada siklus pertama dapat
diperbaiki dengan baik. Namun bukan berarti tidak ada kekurangan, temuan yang
ada pada tindakan kedua tersebut berdasarkan pengamatan penulis dan masukan
dari teman sejawat yang disebabkan karena:
a. Masih ada siswa yang ngobrol keluar masuk kelas.
b. Masih ada siswa mendapat nilai kurang.
c. Siswa pasif
d. Siswa belum memahami konsep nilai-nilai makna Sumpah Pemuda.
d. Refleksi
Berdasarkan data hasil tes dan hasil pengamatan penulis, pada pembelajaran
siklus I nilai rata-rata kelas 56,97% siswa yang nilainya di bawah batas lulus 18
orang.
Pada pembelajaran siklus II nilai rata-rata kelas 63.83%. Siswa yang nilainya
di bawah batas lulus 4 orang, ini menandakan bahwa hasil pembelajaran siswa
mengalami kenaikan, walaupun masih ada diantaranya sebagian kecil siswa yang
mendapat nilai kurang dari batas lulus.
PEROLEHAN NILAI
SIKLUS I , DAN SIKLUS II
No. Nama Siswa Nilai
Siklus 1 siklus 2
1. Asila Restianti 55 60
2. Adi Rudiansyah 50 60
3. Andini 55 60
4. Berman 50 60
5. Celsi Nauri 55 60
6. Chica Dwi Adisti 50 60
7. De Ismi Iklas Sakir 60 60
8. Dea Jupita 55 80
9. dian siti rosdianti 60 60
10. Dede Rani 50 60
11. Eca Rahmawati 60 65
12. Fikri Firmansyah 50 65
13. Fitria 55 60
14. Fahmi Amirudin 50 60
15. Gina Amelia 60 80
16. ilang Akhsan Vieri 60 70
17. Hendi 60 65
18. Intan Tanian Frimiliani 50 65
19 M. Ari Santana 55 60
20. M. Setiawan 55 65
21. Mirawai Afriliatin 50 70
22. M. Rizky Fuziansyah 50 70
23. Nita Meinatalia 60 70
24. Okta Lusiana 60 70
25. Ria Krisna Dewi 60 70
26. Rangga Rudistira 50 60
27 Rizky Ramdani 60 65
28 Risnandar Hardiansyah 60 70
29 Rizal Rivaldi 60 60
30 Rian Mulyadi 60 60
31 Rudi Sonata 60 60
32 Suci Rohmatunisa 60 60
33 Sintia Nur Fitriani 60 65
34 Salaman Ryzki 60 65
35 Shifa Agustina 60 60
36 Syaila Rachelia 60 60
37 Sendi Permana 60 65
38 Siti Nur Lathifah 60 65
39 Titin Agustin 60 65
40 Tian Fadhilah 60 60
41 Yovi Nuryana 55 55
42 Zihan Nur Apipah 55 55
43 M. Zaki Ferlyansyah 60 60
44 M. Fahrul Rama 60 55
45 Dinda Adelia Zahra 60 60
46 Mery Angeline 60 60
47 Rangga Putra S 60 55
48 M. Ahnaf 60 60
JUMLAH 56.97 63.83
GRAFIK PEROLEHAN NILAI
SIKLUS I , DAN SIKLUS II
52.00%
54.00%
56.00%
58.00%
60.00%
62.00%
64.00%
56.97%
63.83%
Siklus I Siklus II
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hal tersebut, ternyata hasil belajar mata pelajaran IPS pada siklus
I belum maksimum dan pada tahap siklus II hasil belajar siswa meningkat.
Berdasarkan hasil pengolahan data dan deskripsi pengamatan yang telah
dilakukan terhadap pembelajaran IPS pada materi Kenampakan Alam, hasil
pembelajaran ada peningkatan tahap demi tahap.
Jumlah peserta didik pada akhir pembelajaran yang mencapai batas lulus
mengalami kenaikan dari jumlah 30 siswa menjadi 44 orang dari jumlah seluruh
siswa sebanyak 48 siswa. Ini bertarti ada peningkatan atau perkembangan. Jika di
lihat dari nilai rata-rata kelas pada akhir kegiatan pembelajaran rata-ratanya yang
di peroleh peserta didikpun mengalami kenaikan dari 56,97 menjadi 63.83.
Dari uraian di atas jelas metode Media Gambar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa untuk pembelajaran IPS.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di SDN 1 Padasuka,
mengenai upaya guru memotivasi anak dalam pembelajaran IPS. Dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran IPS dengan metode pengajaran yang bervariasi dan ditunjang
dengan alat-alat peraga ternyata akan lebih menarik minat siswa untuk mengikuti
kegiatan belajar mengajar dan akan lebih mudah materi IPS dipahami oleh siswa.
2. Pemberian motivasi besar artinya karena sering kali dapat membantu siswa
mempelajari konsep tersebut dengan mudah, karena mereka mengerti apa,
mengapa dan bagaimana konsep yang dipelajari, dengan demikian tahu arah
pembahasan dilakaukan.
3. Perubahan dalam pembelajaran IPS di sekolah, terutama pembuatan materi
IPS yang difokuskan kepada aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dengan
mempresentasikan semua level dari tujuan belajar IPS (rendah, menengah dan
tinggi).
4. Penggunaan metode belajar mengajar IPS yang terpusat pada siswa akan
membuat siswa dapat belajar secara aktif selama belajar mengajar berlangsung.
B. SARAN
Akhir dari penelitian ini, penulis sampaikan saran-saran sebagai berikut.
1. Guru
a. Metode pengajaran hendaknya bervariasi, sehingga siswa tidak merasa bosan
dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran IPS.
b. Dalam pembelajaran IPS hendaknya guru memanfaatkan media pembelajaran
dan alat peraga yang ada dilingkungan sekitar.
c. Hendaknya guru dalam memberikan materi pelajaran IPS dimulai dari hal-hal
yang kongkrit ke hal-hal yang abstrak.
d. Hendaknya guru selalu memotivasi siswa sehingga kejenuhan dan kemalasan
dalam mengikuti pembelajaran IPS dapat teratasi.
e. Guru selalu senantiasa bersikap secara profesional dalam menghadapi situasi
dan kondisi dalam bentuk apapun.
2. Siswa
a. Siswa diharapkan selalu semangat dalam pembelajaran IPS.
b. Banyak menyeleasaikan latihan soal yang diberikan oleh guru.
3. Sekolah
a. Menyediakan sarana dan prasarana pengajaran untuk menunjang pembelajaran
IPS yang efektif.
b. Meningkatkan mutu guru dengan banyak mengikutsertakan guru dalam
berbagai pelatihan dalam bidang pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Denny Setiawan, Benny A Pribadi, Ario Suroso. 2011. Materi Pokok Komputer
dan Media Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sardiyo, Sugandi, Ischak. 2008. Materi Pokok Pendidikan IPS di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensido Offset.
www.aguswibisono.com
www.sarjanaku.com
www.tuanguru.com