rpp ips kelas 4 sd

36
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas : 4 Semester : 1 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pertemuan ke- : 1 dan 2 Alokasi Waktu : 6 × 35 menit a. Standar Kompetensi 1. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. b. Kompetensi Dasar 1.5 Menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dan menjaga kelestariannya c. Indikator 1.5.1Menjelaskan bentuk-bentuk peninggalan sejarah. 1.5.2Menjelaskan peninggalan sejarah serta asal- usul/sejarah dari peninggalan sejarah yang ada di provinsi NTB. 1.5.3Menjelaskan cara menghargai berbagai peninggalan sejarah yang ada di provinsi NTB. d. Tujuan 1. Dengan menggunakan metode cooperative script, siswa diharapkan dapat menjelaskan minimal 3 bentuk peninggalan sejarah dengan benar. 2. Dengan menggunakan metode example non example serta diskusi kelompok, siswa diharapkan dapat menjelaskan minimal 4 peninggalan sejarah yang ada di provinsi NTB dengan benar. 3. Dengan menggunakan metode example non example dan diskusi kelompok, siswa diharapkan dapat menjelaskan minimal 4 asal usul/sejarah dari 1

Upload: fauziah-mahir

Post on 16-Apr-2017

13.569 views

Category:

Education


30 download

TRANSCRIPT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah DasarKelas : 4 Semester : 1Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)Pertemuan ke- : 1 dan 2Alokasi Waktu : 6 × 35 menit

a. Standar Kompetensi1. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di

lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.b. Kompetensi Dasar

1.5 Menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dan menjaga kelestariannya

c. Indikator 1.5.1 Menjelaskan bentuk-bentuk peninggalan sejarah.1.5.2 Menjelaskan peninggalan sejarah serta asal-usul/sejarah dari

peninggalan sejarah yang ada di provinsi NTB.1.5.3 Menjelaskan cara menghargai berbagai peninggalan sejarah yang ada

di provinsi NTB.d. Tujuan

1. Dengan menggunakan metode cooperative script, siswa diharapkan dapat menjelaskan minimal 3 bentuk peninggalan sejarah dengan benar.

2. Dengan menggunakan metode example non example serta diskusi kelompok, siswa diharapkan dapat menjelaskan minimal 4 peninggalan sejarah yang ada di provinsi NTB dengan benar.

3. Dengan menggunakan metode example non example dan diskusi kelompok, siswa diharapkan dapat menjelaskan minimal 4 asal usul/sejarah dari peninggalan sejarah yang ada di provinsi NTB dengan benar.usi kelompok, siswa diharapkan dapat menjelaskan cara menjaga kelestarian peninggalan sejarah yang ada di provinsi NTB dengan benar.

4. Melalui diskusi kelompok, siswa diharapkan dapat menjelaskan minimal 3 cara melestarikan peninggalan sejarah yang ada di provinsi NTB dengan benar.

e. Karakter Yang Diharapkan1. Mampu bekerjasama2. Berani3. Percaya diri4. Bertanggung jawab

1

5. Memiliki rasa nasionalismef. Materi

1. Pertemuan Pertama- Bentuk – Bentuk Peninggalan Sejarah

2. Pertemuan Kedua- Peninggalan Sejarah Yang Ada Di Provinsi NTB.- Cara Melestarikan Peninggalan Sejarah Yang Ada Di Provinsi

NTB.

g. Model Dan Metode Pembelajaran1. Model :

- Cooperative Learning2. Metode:

- Cooperative script, example non example, penugasan, diskusi, ceramah, dan tanya jawab.

h. Kegiatan Pembelajaran- Pertemuan Pertama

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Mengajak siswa berdo’a sesuai agama masing – masing.

2. Melakukan absensi kehadiran siswa.

3. Melakukan komunikasi dengan siswa mengenai informasi piket pagi siswa.

4. Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai aktivitas siswa di pagi hari.

5. Menginformasikan tentang materi yang akan dipelajari yaitu “Bentuk-Bentuk Peninggalan Sejarah” serta tujuan pembelajarannya.

10 Menit

Inti - EKSPLORASI1. Guru membagi siswa secara

berkelompok berpasangan, masing-masing kelompok terdiri dari 2 orang.

2. Guru kemudian membagikan kertas yang berisi tentang uraian materi “Bentuk-Bentuk Peninggalan Sejarah” kepada setiap siswa.

80 Menit

2

3. Guru menjelaskan bahwa setiap siswa akan ditugaskan untuk membuat ringkasan singkat sesuai dengan materi yang dibagikan oleh guru, kemudian secara bergiliran setiap kelompok akan maju ke depan dan membacakan hasil ringkasannya dengan cara setiap anggota kelompok akan bergiliran berperan sebagai pembicara dan pendengar.

- ELABORASI4. Siswa yang berperan sebagai

pembicara bertugas membacakan hasil ringkasannya selengkap mungkin dan dengan menggunakan suara yang lantang, sementara siswa yang berperan sebagai pendengar bertugas menyimak ide-ide pokok yang disampaikan pembicara kemudian menyampaikannya ulang secara lisan garis besar yang dibacakan oleh pembicara, dan bergiliran / bertukar peran dengan siswa yang berperan sebagai pembicara.

5. Guru menginformasikan bahwa siswa diberikan waktu sebanyak 40 menit untuk membaca materi serta membuat ringkasan.

6. Setelah 40 menit setiap kelompok dipersilahkan maju ke depan secara bergiliran, dan mempresentasikan hasil ringkasannya. Masalah siapa yang pertama kali berperan sebagai pembicara dan pendengar ditentukan sesuai

3

kesepakatan siswa dan guru.7. Guru mengajarkan kepada

siswa, agar memperhatikan dan tidak ribut ketika ada teman yang berbicara di depan kelas.

8. Setelah satu kelompok selesai mempresentasikan ringkasannya, guru meminta siswa lain untuk memberikan tepuk tangan sebagai apresiasi atas keberanian siswa yang berani tampil ke depan.

- KONFIRMASI9. Setelah semua kelompok

maju ke depan kelas, guru memberikan penjelasan ulang untuk melengkapi dan menyempurnakan materi untuk memperkuat pemahaman siswa.

Penutup

1. Guru memberikan evaluasi dari hasil diskusi semua kelompok, dan melengkapi serta menyempurnakan ringkasan yang telah dipresentasikan oleh setiap kelompok.

2. Guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari hari ini secara bersama-sama.

3. Guru memberikan PR mengenai materi yang dipelajari hari ini untuk memperkuat dan menguji sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.

15 Menit

- Pertemuan Kedua

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi Waktu

Pembuka 1. Mengajak siswa berdo’a sesuai agama masing –

15 menit

4

masing.2. Melakukan absensi kehadiran

siswa.3. Melakukan komunikasi

dengan siswa mengenai informasi piket pagi siswa.

4. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan PR yang telah diberikan pada pertemuan pertama kemarin.

5. Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai aktivitas siswa di pagi hari.

6. Memberikan beberapa pertanyaan tentang materi pada pertemuan pertama, misalnya: “Apakah kalian masih mengingat pelajaran minggu kemarin? Apa saja bentuk-bentuk peninggalan sejarah?” untuk mengingatkan siswa pada materi yang telah dipelajari dan mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari hari ini yaitu “Peninggalan sejarah yang ada di provinsi NTB dan cara melestarikannya”.

Inti - EKSPLORASI1. Guru membagi siswa ke

dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok memiliki anggota maksimal 5 orang.

2. Guru menempelkan gambar berbagai gambar peninggalan sejarah yang ada di provinsi NTB pada papan tulis.

3. Guru meminta setiap kelompok untuk memperhatikan gambar yang ada di papan dan melakukan tanya jawab tentang gambar peninggalan sejarah yang di

80 menit

5

tempel di papan termasuk dalam bentuk peninggalan sejarah apa serta nama dari peninggalan sejarah tersebut.

4. Guru membuat lot yang berisi nama-nama dari gambar peninggalan sejarah yang ditempel di papan tulis.

5. Setiap kelompok diminta untuk mengambil 1 kertas lot.

- ELABORASI6. Siswa diminta untuk

berdiskusi dan membuat ringkasan singkat tentang peninggalan sejarah serta asal usul/sejarah dari peninggalan sejarah tersebut dan cara melestarikannya berdasarkan buku mata pelajaran IPS dan berbagai sumber, sesuai dengan nama peninggalan sejarah yang tertulis pada lot yang diambil oleh setiap kelompok.

10. Guru memberi tahu kepada siswa bahwa waktu untuk berdiskusi adalah 40 menit.

11. Setelah 40 menit, secara bergantian perwakilan setiap kelompok diminta maju ke depan dan membacakan ringkasan yang dibuat oleh masing-masing kelompok.

12. Guru mengajarkan kepada siswa agar memperhatikan dan mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh perwakilan kelompok yang maju, karena setiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda.

13. Setiap perwakilan kelompok selesai membacakan hasil diskusinya, guru meminta kepada siswa lain untuk

6

bertepuk tangan sebagai apresiasi terhadap siswa yang berani tampil ke depan.

- KONFIRMASI14. Setelah semua perwakilan

kelompok tampil, guru memberikan penjelasan ulang mengenai materi yang bersifat melengkapi dan menyempurnakan materi hasil diskusi siswa untuk memperkuat pemahaman siswa pada materi.

Penutup 1. Guru mengajak siswa bersama-sama membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari pada hari ini.

2. Guru memberikan nasihat kepada siswa untuk selalu menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah untuk menumbuhkan rasa nasionalisme pada diri siswa.

10 Menit

i. Sumber dan Media Pembelajaran1. Buku Paket IPS SD kelas IV2. Handout materi tentang bentuk-bentuk peninggalan sejarah yang dibuat

oleh guru.3. Gambar peninggalan sejarah yang ada di provinsi NTB.4. Sumber lain yang relevan.

j. Penilaian Hasil Belajar1. Teknik Penilaian

a. Tes Tulisb. Non Tes

2. Bentuk Instrumen Penilaiana. Tes Tulis:

- Soal Uraian:1) Sebutkan 3 bentuk peninggalan sejarah dan berikan masing-

masing 2 contohnya!2) Jelaskan apa saja yang termasuk dalam peninggalan sejarah yang

berbentuk benda-benda? Berilah masing-masing 2 contoh!3) Sebutkan minimal 4 peninggalan sejarah yang ada di provinsi

NTB!4) Jelaskanlah minimal 4 peninggalan sejarah yang ada di NTB

beserta asal-usul/sejarahnya!

7

5) Jelaskanlah minimal 3 cara menjaga kelestarian peninggalan sejarah!

- Pedoman Penskoran1) Soal nomor 1, 2, dan 5 memiliki skor maksimal 20 poin jika siswa

menjawab sesuai dengan permintaan soal dan kunci jawaban yang ada pada lampiran.

2) Soal nomor 3, memiliki skor maksimal 10 poin jika siswa menjawab 4 atau lebih dari 4 poin yang sesuai dengan kunci jawaban.

3) Soal nomor 4, memiliki skor maksimal 30 poin jika siswa menjawab 4 poin sesuai dengan kunci jawaban yang ada pada lampiran.

4) Jadi, jika siswa menjawab semua soal dengan benar dan lengkap, siswa akan memperoleh skor maksimal 100 poin.

b. Non Tes:- Penilaian Performance/Penampilan Saat Presentasi

Format Penilaian Presentasi Pertemuan Pertama/Penilaian Individu

Aspek Kriteria

1. Isi materi/ ringkasan yang disampaikan

(3) Isi ringkasan lengkap mencakup inti-inti materi (pengertian, fungsi, deskripsi, dan contoh)(2) Isi ringkasan kurang lengkap, tidak memuat salah satu dari inti –inti materi.(1) Isi materi tidak lengkap, ringkasan hanya memuat 2 atau kurang dari 2 inti-inti materi.

2. Kelancaran dan Intonasi saat presentasi

(3) Saat presentasi siswa memenuhi 3 kriteria yaitu berbicara dengan lancar, susunan kata sistematis, dan intonasi jelas dan tepat.(2) Saat presentasi siswa memenuhi 2 dari 3 kriteria penilaian.(1) Saat presentasi siswa memenuhi 1 atau tidak memenuhi sama sekali dari 3 kriteria penilaian.

3. Hasil menyimak ringkasan yang

(3) Hasil menyimak siswa memenuhi 2 kriteria yaitu mampu menangkap/ mengambil inti dari apa yang didengarkan dan sesuai dengan apa

8

disampaikan oleh teman kelompok

yang disampaikan oleh temannya.(2) Hasil menyimak siswa memenuhi 1 dari 2 kriteria penilaian.(1) Hasil menyimak siswa tidak memenuhi kedua kriteria penilaian.

Lembar Penilaian

Nama SiswaSkor

Aspek 1Skor

Aspek 2Skor

Aspek 33 2 1 3 2 1 3 2 1

1.2.3.Dst..........

Format Penilaian Pada Presentasi Pertemuan Kedua/Penilaian Kelompok

Aspek Kriteria

1. Isi materi/ ringkasan yang disampaikan

(3) Isi ringkasan lengkap mencakup inti-inti materi (letak peninggalan sejarah, fungsi dari tempat peninggalan sejarah, asal usul nama, sejarah dibangunnya tempat peninggalan sejarah tersebut)(2) Isi ringkasan kurang lengkap, tidak memuat salah satu dari inti –inti materi.(1) Isi materi tidak lengkap, ringkasan hanya memuat 2 atau kurang dari 2 inti-inti materi.

2. Kelancaran dan Intonasi saat presentasi

(3) Saat presentasi siswa memenuhi 3 kriteria yaitu berbicara dengan lancar, susunan kata sistematis, dan intonasi jelas dan tepat.(2) Saat presentasi siswa memenuhi 2 dari 3 kriteria penilaian.

9

(1) Saat presentasi siswa memenuhi 1 atau tidak memenuhi sama sekali dari 3 kriteria penilaian.

3. Kerjasama dan kekompakan kelompok

(3) Setiap kelompok memenuhi 4 kriteria yaitu mampu bekerja sama dan memiliki kekompakan yang baik, setiap anggota mampu saling bertukar pendapat serta saling membantu menyelesaikan masalah dalam kelompok.(2) Setiap kelompok memenuhi 3 dari 4 kriteria penilaian.(1) Setiap kelompok memenuhi 2 atau kurang dari 2 dari 4 kriteria penilaian.

Lembar Penilaian

Nama Kelompok

Nama Anggota

Skor Aspek 1

Skor Aspek 2

Skor Aspek 3

3 2 3 2 1 1 3 2 11. 1.

2.3.4.

2. 1.2.3.4.

3. 1.2.3.4.

Dst.......... Dst..........

Rumus Penghitungan Skor Untuk Kedua Format Penilaian Di Atas:

jumlah skor yangdiperoleh siswaskor maksimal

×100

KETERANGAN :1. Jumlah skor yang diperoleh siswa adalah jumlah skor yang diproleh siswa

dari semua aspek pada setiap format penilaian.

10

2. Skor maksimal adalah perkalian dari banyaknya aspek dengan skor tetinggi ( format penilaian 1: 3 × 3 = 9; format penilaian 2: 2 × 2 = 4 )

Rumus Perhitungan Skor Akhir Siswa:

nilai1+nilai2+nilai33

KETERANGAN:1. Nilai 1 adalah nilai yang didapatkan siswa setelah menjawab soal tes

tertulis dalam bentuk uraian.2. Nilai 2 adalah nilai yang merupakan hasil dari penilaian siswa secara

individu (format penilaian nontes 1) .3. Nilai 3 adalah nilai yang merupakan hasil dari penilaian siswa secara

berkelompok (format penilaian nontes 2).

Mataram, 08 Desember 2014

Mengetahui Kepala Sekolah,

11

LAMPIRAN 1“Peta Konsep dan Rangkuman Materi”

Peninggalan sejarah di daerah provinsi NTB:

a. Bentuk – Bentuk Peninggalan SejarahSecara sederhana sejarah berarti cerita tentang kehidupan manusia pada

masa lampau. Selain itu sejarah juga berarti ilmu yang mempelajari tentang kehidupan manusia pada masa lampau. Kehidupan manusia pada masa lampau dapat diketahui dari peninggalan-peninggalan sejarah yang ditemukan. Peninggalan sejarah merupakan warisan masa lampau yang mempuanyai nilai sejarah.

Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu terkenal memiliki budaya yang tinggi dan luhur. Hal itu terbukti dengan banyaknya peninggalan sejarah yang sampai sekarang masih dapat kita nikmati keindahannya. Bentuk peninggalan sejarah itu, adalah sebagai berikut :

1) Peninggalan Sejarah Yang Berbentuk Tulisan Prasasti

12

Peninggalan sejarah di provinsi NTB

Bentuk – Bentuk Peninggalan Sejarah

Peninggalan sejarah yang ada di provinsi NTB dan

sejarah/asal-usulnya

Cara melestarikan peninggalan sejarah yang

ada di provinsi NTB

Peninggalan Sejarah yang berbentuk:

a) Tulisanb) Bangunanc) Arca/Patungd) Kesenian

a) Kota Tua Ampenanb) Taman Mayurac) Pura Merud) Pura Lingsare) Taman Narmadaf) Masjin Bayan Beleqg) Makam Selaparang

Prasasti adalah peninggalan sejarah yang berupa tulisan atau gambar pada batu. Sehingga prasasti disebut juga dengan batu tulis. Prasasti berisi tentang suatu peristiwa penting yang dialami oleh suatu kerajaan atau seorang raja. Beberapa prasasti yang ditemukan menggunakan huruf pallawa dengan Bahasa Sanskerta. Prasasti tertua di Indonesia adalah Prasasti

Yupa di Kalimantan Timur yang diperkirakan berasal dari tahun 500 M. Prasasti yang lain antara lain Prasasti Telaga Batu dari Palembang, Prasasti Sriwijaya dari Sumatera, Prasasti Ciaruteun di Jawa Barat peninggalan kerajaan Taruma Negara.

Naskah KunoNaskah kuno merupakan dokumen-dokumen

penting yang berisi informasi di jaman dulu. Naskah kuno juga dapat berupa karya sastra seperti syair, hikayat, legenda dan kitab-kitab. Contoh naskah kuno adalah Kitab Sutasoma dan Negara-

kertagama dari Kerajaan Majapahit dan Kitab Tajussalatina dari kerajaan Melayu.

2) Peninggalan Sejarah Yang Berbentuk Bangunan Candi

Menurut catatan sejarah, candi dibuat untuk memuliakan orang yang sudah meninggal dunia. Khususnya, para raja dan keluarganya. Abu jenazah raja dan keluarganya ditaruh di dalam candi. Lalu

pada candi itu dibuatkan arca raja sebagai perwujudan dewa yang dipujanya. Dengan kata lain candi sebagai makam

raja.Kata candi berasal dari nama salah satu Dewa Durga (Dewa Maut) yaitu

Candika. Candi merupakan peninggalan kerajaan Hindu dan Budha. Pada dinding candi biasanya terdapat ukiran yang disebut relief. Bangunan candi sebagian besar berada di daerah Jawa. Contoh candi adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Kalasan di Jawa Tengah.

BentengBenteng adalah bangunan yang digunakan

sebagai tempat pertahanan terhadap serangan musuh.

13

Gambar 1.1 Prasasti Yupa

Gambar 1.2Kitab Sutasoma

Gambar 1.3Candi Borobudur

Gambar 1.4Benteng Marlborough

Benteng merupakan peninggalansejarah dari zaman penjajahan. Benteng dibangun oleh bangsa penjajah maupun

oleh kerajaan - kerajaan di Nusantara. Contoh benteng yang ada di Indonesia adalah Benteng Marlborough (Bengkulu), Benteng Fort De Kock (Bukittinggi) dan Benteng Keraton di Yogyakarta.

Tempat Ibadah- Masjid

Masjid adalah tempat ibadah umat Islam. Masjid mulai dikenal pada saat ajaran Islam masuk ke Indonesia. Adanya masjid - masjid peninggalan sejarah membuktikan pengaruh Islam sudah ada sejak dulu. Adapun

beberapa contoh masjid bersejarah yang ada di Indonesia antara lain Masjid Agung Demak di Jawa Tengah, Masjid Raya

Baiturrahman di Aceh, Masjid Raya Banten, Masjid Bayan Beleq di Lombok, Masjid Qudus di Kudus, dll.

- GerejaGereja merupakan tempat ibadah bagi umat

Kristen. Agama Kristen masuk ke Indonesia dibawa oleh para penjajah. Adapun beberapa gereja yang merupakan peninggalan sejarah dari zaman

penjajajahan antara lain Gereja Portugis/Sion yang ada di Jakarta. Gereja ini

dibangunpada tahu 1675. Sesuai dengan namanya gereja ini dibangun oleh bangsa Portugis yang sempat menjajah Indonesia pada abad ke 16 M.

Istana / KeratonIstana atau Keraton adalah tempat tinggal untuk

raja dan keluarganya. Pada zaman dahulu, di wilayah Indonesia terdapat banyak kerajaan. Sehingga peninggalan istana atau keraton diIndonesia masih dapat kita lihat dari sekarang. Contoh istana atau keraton antara lain Istana Maemun

Medan, Istana Negara di Jakarta, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Jawa Tengah dan Keraton Yogyakarta.

GedungGedung yang dijadikan peninggalan sejarah adalah gedung yang

merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa bersejarah. Selain gedung, bangunan lain yang bisa dijadikan peninggalan sejarah adalah rumah. Contoh gedung dan

14

Gambar 1.5Masjid Agung Demak

Gambar 1.6Gereja Portugis

Gambar 1.7Istana Maaimun di Medan

rumah yang merupakan peninggalan sejarah adalah: gedung kantor berita Domei, rumah Laksamana Maeda, rumah Ir. Soekarno, dll.

3) Peninggalan Sejarah Yang Berbentuk Benda/Barang Fosil

Fosil adalah bagian atau sisa mahkluk hidup yang sudah membatu. Fosil merupakan sisa makhluk hidup yang mati berjuta-juta tahun yang lalu. Fosil dapat berupa tengkorak atau tulang belulang. Di wilayah Indonesia cukup banyak ditemukan fosil. Di antaranya fosil manusia Jawa yang ditemukan di Mojokerto, Jawa Timur dan di Sangiran, Jawa Tengah

ArtefakArtefak adalah perkakas atau peralatan yang digunakan oleh manusia zaman dahulu. Artefak dapat berupa alat-alat pertanian, peralatan makan dan memasak, senjata, serta perhiasan. Artepak ada yang terbuat dari batu, logam, dan ada juga yang terbuat dari tulang ataupun tanduk binatang. Contoh artefak yang ditemukan di Indonesia adalah kapak genggam, kapak persegi, kapak lonjong, berbagai

perhiasan, nekara, menhir, dll. Arca/Patung

Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan, yaitu sarana dalam memuja tuhan atau dewa-dewi pada ajaran agama Hindu dan Buddha. Adapula arca yang dibuat untuk menghormati orang-orang berjassa ataupun raja-raja yang telah meninggal. Contoh arca adalah arca Ken Dedes atau Prajna Paramita, arca Roro Jonggrang di Candi Prambanan, arca Dewa Syiwa yang disimpan di Museum Nasional Jakarta, arca Buddha di Candi Borobudur, dll.

4) Peninggalan Sejarah Yang Berbentuk Karya SeniYang dimaksud dengan karya seni disini adalah karya seni yang tidak

bersifat kebendaan. Yakni karya seni yang hidup atau menjadi tradisi di masyarakat. Contohnya antara lain sebagai berikut:

Tarian TradisionalTarian tradisional merupakan tarian peninggalan zaman dulu yang sampai

sekarang masih ada. Zaman dulu tarian sering ditampilkan saat upacara adat, menyambut tamu, dan sebagai hiburan. Contoh tarian tradisional adalah tari kecak dari Bali, tari Saman dari Aceh, tari Rudat dari Lombok, dll.

Dongeng/Cerita RakyatDongeng atau cerita rakyat merupakan cerita yang disampaikan secara

turun-temurun. Cerita rakyat tidak jelas siapa pengarangnya. Cerita rakyat ada yang merupakan kisah nyata namun ada pula yang hanya karangan manusia. Cerita rakyat ini mengandung hikmah atau pelajaran yang dapat diambil oleh masyarakat. Contohnya adalah Malinkundang dari Sumatera Barat, Tangkuban Perahu dari Jawa Barat, Legenda Putri Mandalika dan Cupak Gerantang dari Lombok, dll.

Lagu Daerah

15

Gambar 1.8 Kapak Persegi dan Kapak Lonjong

Gambar 1.9 Arca Ken Dedes di Candi Prambanan

Lagu daerah dapat juga menjadi peninggalan sejarah. Karena lagu daerah biasanya tidak diketahui pengarangnya dan hanya diwarisi turun temurun dari generasi ke generasi di setiap daerah. Contoh lagu daerah adalah Kadal Nongak dan Negining Teganang dari Lombok, Lir-ilir dari Jawa Tengah, Gending Sriwijaya dari Palembang, Apuse dan Yamko Rambe Yamko dari Papua, dll.

Seni PertunjukanSeni pertunjukan yang merupakan peninggalan sejarah di Indonesia cukup

banyak. Antara lain Wayang Kulit dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, Ogoh-ogoh dari Bali, Wayang Golek dari Jawa Barat, Peresean dari Lombok, dll.

b. Peninggalan Sejarah Yang Ada Di Provinsi NTB Dan Asal-Usul/SejarahnyaPeninggalan sejarah yang ada di Provinsi NTB, khususnya di pulau

Lombok, mendapatkan banyak pengaruh dari Jawa dan Bali. Hal ini disebabkan silih bergantinya kekuasaan di Lombok pada masa lalu, yaitu pernah menjadi bagian dari kekuasaan kerajaan Majapahit pada pada abad ke 13 M dan kerajaan Karang Asem pada abad ke 17 M. Adapun beberapa contoh peninggalan sejarah di NTB antara lain:

Kota Tua AmpenanAmpenan dalam bahasa Sasak disebut dengan

“amben” yang berarti tempat singgah. Sesuai dengan namanya, Ampenan merupakan kawasan yang oleh Belanda dikembangkan menjadi pelabuhan untuk menyaingi

dominasi kerajaan-kerajaan di Bali. Seperti kota pelabuhan pada umumnya, Ampenan sejak itu hingga kini dihuni berbagai macam etnis. Warga Tionghoa yang oleh Belanda kala itu digunakan sebagai tenaga kerja murah, hidup dengan komunitas etnis Arab, Melayu serta Bugis. Pelabuhan Ampenan mulai beroperasi pada tahun 1928 hingga 1970-an sebelum akhirnya dipindah ke Pelabuhan Lembar. Pelabuhan Ampenan ini pernah menjadi pelabuhan yang sangat sibuk pada tahun 1948 sampai 1950-an.

Seperti namanya, di sepanjang jalan di Kota Tua Ampenan dapat kita jumpai banyak bangunan-bangunan tua peninggalan masa penjajahan Belanda.

Taman MayuraTaman Mayura yang berlokasi di

Cakranegara ini, dibangun pada masa Kerajaan Bali masih berkuasa di Pulau Lombok, yakni sekitar tahun 1744 M oleh Raja Anak Agung Made

Karangasem. Oleh sebab itu, bangunan taman ini sangat kental dengan corak Bali dan Jawa.  Awalnya, bangunan

ini bernama Taman Istana Kelepug, kelepug berarti suara yang muncul dari derasnya air yang keluar dari mata air di tengah kolam dalam taman tersebut. Kemudian, taman ini mengalami renovasi pada tahun 1866 dan sejak itulah Taman Kelelpug ini berganti nama menjadi Taman Air Mayura. Mayura sendiri berasal dari bahasa Sangsekerta yang berarti Burung Merak. Konon, pada masa

16

Gambar 2.1 Kota Tua Ampenan

Gambar 2.2 Bale Kambang di Taman Mayura

Raja Anak Agung Ngurah Karangasem didapati banyak sekali ular yang berkeliaran di sekitar taman istana, maka dipeliharalah buruk merak untuk memangsa ular-ular tersebut.

Taman ini dilengkapi dengan kolam yang ditata indah sedemikian rupa sehingga membentuk taman yang asri sedap dipandang mata siapapun. Di tengah kolam, berdiri sebuah bangunan yang bernama Bale Kambang. Bangunan ini merupakan simbol dari badan peradilan pada zaman Rad Kerta. Orang-orang yang berperkara biasanya diadili di Bale Kambang ini. Di sekitar Bale Kambang dihiasi oleh patung-patung bercirikan orang muslim, yaitu Arab, Muslim Cina, dan Jawa. Patung orang Muslim tersebut berdiri di bagian Barat, Timur, dan Utara dari Bale Kambang, berdampingan dengan bangunan linggih yang sangat kental nuansa Hindu Balinya. Patung-patung tersebut dibangun oleh raja sebagai simbol kerukunan umat beragama pada masa itu. Selain itu, di bale kambang ini terdapat juga patung orang Asia Barat yang diperkirakan berasal dari Pakistan. Patung tersebut dibangun sebagai ucapan terima kasih raja kepada orang Asia Barat itu karena telah memberi saran untuk memelihara burung merak agar bisa mengusir ular.

Pura MeruPura Meru berlokasi di Cakranegara, berdekatan dengan taman Mayura, diperkirakan dibangun sekitar tahun 1720 oleh Anak Agung Made Karang. Saat itu, pura ini didirikan dengan maksud untuk mempertebal rasa persatuan, sebagai tempat pemujaan dan pemersatu

seluruh keluarga kerajaan, umumnya bagi masyarakat Hindu yang berada di Lombok. Pura ini terdiri dari 3 bangunan yang merupakan simbol dari 3 dewa utama Umat Hindu yaitu Dewa Brahma, Dewa Syiwa dan Dewa Wishnu. Pura ini menjadi simbol alam semesta dan penghormatan terhadap tiga dewa utama agama Hindu. Tidak hanya itu, masing-masing pura juga mewakili tiga gunung di Indonesia yakni Pura Brahma mewakili Gunung Agung Bali, Pura Syiwa mewakili Gunung Rinjani serta Gunung Semeru yang disimbolkan oleh Pura Wishnu. Dari segi bentuk, masing-masing pura beratap susun 9 dan susun 11 dengan Pura Syiwa yang paling tinggi.

Masing-masing pura dipisahkan oleh tembok dan terdapat 3 pintu untuk memasuki masing-masing pura. Namun pada pintu Brahma dan Syiwa yang hanya dibuka setahun sekali yakni pada saat perayaan Piodalan setiap tanggal 23 September. Pada saat upacara inilah, masing-masing pura akan dihiasi aneka kain berbeda warna yang mengandung makna tertentu. Pura Brahma dihiasi warna merah yang berarti api, simbol kematian umat Hindu yang dikremasi menggunakan api dari dewa Brahma. Pura Siwa menggunakan kain putih yang mensimbolkan air yang mensucikan abu hasil kremasi sebelum dilarung ke laut. Pura Wishnu dihiasi kain hitam sebagai perlambang malam dan kegelapan. Kegelapan adalah simbol kematian atau bahkan kehidupan baru setelah kematian.

Pura Lingsar

17

Gambar 2.3 Pura Meru

Pura Lingsar terletak di Desa Lingsar, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Pura ini punya kekhasan dan keunikan, karena memiliki ciri spesifik dalam tatanan arsitekturnya. Hal ini ditandai adanya tempat peribadatan Hindu suku Bali dan tempat pemujaan bagi pemeluk Islam Wetu Telu suku Sasak dalam suatu arena kawasan pura.

Pura ini dibangun oleh Anak Agung Ketut Karangasem pada akhir abad ke-17 Masehi. Nama Pura/Kemaliq Lingsar ini mulai muncul ketika orang Bali pertama kali datang ke Lombok. Rombongan orang Bali tersebut berasal dari Karangasem yang jumlahnya ± 80 orang. Kedatangan mereka  mendarat di pantai Barat dekat Gunung Pengsong, Lombok Barat. Dari Gunung Pengsong rombongan Raja tersebut melanjutkan perjalanan ke Perampuan, lalu ke Pagutan kemudian ke Pagesangan. Rombongan ini dipimpin oleh Anglurah Ketut Karangasem.

Dari Pagesangan, rombongan berjalan kaki tetapi belum menemukan tanda. Sesampai rombongan di daerah Punikan, seluruh anggota rombongan merasa haus dan lapar sehingga beristirahat untuk makan minum. Setelah selesai makan  tiba-tiba rombongan mendengar suara seperti letusan dan bergemuruh. Kemudian mereka mencari asal suara tersebut yang ternyata adalah sebuah mata air yang baru meletus, lalu ada wahyu mengatakan jika rombongan tersebut sudah menguasai Lombok maka buatlah Pura disini.  Kemudian luapan air itu diberi nama Ai’ Mual yang artinya air yang mengalir. Selanjutnya nama Ai” Mual berubah menjadi Lingsar. Lingsar berasal dari kata Ling, yang artinya wahyu atau sabda dan Sar,yang artinya syah atau jelas. Jadi Lingsar artinya wahyu yang jelas. Sedangkan sumber mata airnya terletak tidak jauh dari daerah tersebut, dan diberi nama Ai’ Mual ( Air Timbul) yang letaknya di sebelah timur Lingsar.

Pembangunan Pura Lingsar oleh Raja Ketut Karangasem  Singosari dimaksudkan untuk menyatukan secara batiniah Masyarakat Sasak dengan Masyarakat Bali. Pura Lingsar dibangun berdampingan dengan Kemaliq Lingsar yang merupakan tempat pemujaan Masyarakat Sasak. Jauh sebelumnya di lokasi ini Masyarakat Sasak telah melakukan pemujaan terhadap sumber mata air yang mereka sebut Kemaliq. Kemaliq berasal dari kata maliq dalam bahasa Sasak yang artinya keramat atau suci. Sumber mata air yang ada di Kemaliq ini oleh Masyarakat Sasak dikeramatkan atau disucikan karena tempat tersebut mereka yakini sebagai tempat hilangnya (moksa) seorang penyiar Agama Islam Wetu Telu yang bernama Raden Mas Sumilir dari Kerajaan Medayin.

Taman NarmadaTaman Narmada terletak di Desa Lembuak,

Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Taman yang luasnya sekitar 2 ha(hektar are) ini dibangun pada tahun 1727 oleh Raja Mataram Lombok, Anak Agung Ngurah Karang Asem, sebagai tempat upacara Pakelem yang diselenggarakan setiap purnama kelima

18

Gambar 2.4 Pura Lingsar

Gambar 2.5 Taman Narmada

tahun Caka(Oktober-November). Selain tempat upacara, Taman Narmada juga digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga raja pada saat musim kemarau.

Nama Narmada diambil dari Narmadanadi, anak Sungai Gangga yang sangat suci di India. Bagi umat Hindu, air merupakan suatu unsur suci yang memberi kehidupan kepada semua makhluk di dunia ini. Air yang memancar dari dalam tanah(mata air) diasosiasikan dengan tirta amerta(air keabadian) yang memancar dari Kensi Sweta Kamandalu. Dahulu kemungkinan nama Narmada digunakan untuk menamai nama mata air yang membentuk beberapa kolam dan sebuah sungai di tempat tersebut. Lama-kelamaan digunakan untuk menyebut pura dan keseluruhan kompleks Taman Narmada.

Taman Narmada ini merupakan replika dari Gunung Rinjani, gunung tertinggi di Pulau Lombok, di mana puncak Gunung Rinjani di Taman Narmada direfleksikan dengan keberadaan Pura Kelasa di puncak, kemudian kolamnya ibarat Danau Segara Anak. Di Taman Narmada ini ada sebuah bangunan yang disebut Balai Petirtaan yang sumber airnya berasal dari Gunung Rinjani dan merupakan pertemuan antara tiga sumber mata air, yaitu Lingsar, Suranadi, dan Narmada. Karena mata airnya berasal dari Gunung Rinjani dan tempat pertemuan tiga sumber mata air, maka air yang ada di Balai Petirtaan dipercaya dapat menjadikan orang yang meminum dan membasuh mukanya dengan air di situ akan awet muda.

Masjid Bayan BeleqMasjid Bayan Beleq adalah sebuah masjid

yang terletak di desa Bayan, kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Masjid ini dibangun oleh Gaus Abdurrozak seorang ulama

yang dianggap sebagai penyebar agama Islam di Lombok pertama kali pada abad ke-17, yang berarti usianya telah lebih dari 300 tahun. Kecamatan

Bayan memang salah satu gerbang masuknya Islam di Pulau Lombok. Di kecamatan inilah, Islam pertama kali diperkenalkan, dan Masjid Bayan Beleq merupakan masjid pertama yang berdiri di pulau ini.

Bangunan masjid ini memiliki ukuran 9 x 9 meter. Dinding-dindingnya rendah dan terbuat dari anyaman bambu, atapnya berbentuk tumpang yang disusun dari bilah-bilah bambu, sedangkan fondasi lantainya terbuat dari batu-batu kali. Sementara itu, lantai masjid terbuat dari tanah liat yang telah ditutupi tikar buluh. Di sudut-sudut ruang masjid terdapat empat tiang utama penopang masjid, yang terbuat dari kayu nangka berbentuk silinder. Di dalam masjid tersebut, juga terdapat sebuah bedug dari kayu, yang digantung di tiang atap masjid. Sampai sekarang masjid ini masih digunakan, namun pada hari-hari besar Islam saja seperti Maulid Nabi Muhammad SAW.

Makam SelaparangSitus kompleks pemakaman kuno Selaparang

secara administratif berada di Kampung Karangjero,

19Gambar 2.7 Makam Selaparang

Gambar 2.6 Masjid Bayan Beleq

Dusun Selaparang Barat, Desa Selaparang, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Keberadaan Makam Selaparang sangat lekat dengan keberadaan Kerajaan Selaparang di abad 13 dan 16 lalu. Kerajaan Selaparang pertama adalah kerajaan Hindu dan kekuasaannya berakhir dengan kedatangan ekspedisi Kerajaan Majapahit pada tahun 1357. Kerajaan Selaparang kedua adalah kerajaan Islam. Dalam sejarah, Kerajaan Selaparang tergolong kerajaan yang tangguh, baik armada laut dan daratnya. Laskar lautnya bahkan pernah mengusir Belanda yang hendak memasuki wilayah tersebut sekitar tahun 1667-1668 Masehi. Kerajaan Selaparang pernah dua kali terlibat dalam pertempuran sengit melawan Kerajaan Gelgel, yakni sekitar tahun 1616 dan 1624 Masehi.

Pada mulanya makam ini dibangun ketika salah satu raja atau wali Selaparang diburu oleh penjajah Belanda. Ketika itu raja tersebut menerobos dinding masjid yang berada di samping makam dan menghilang disana. Atas dasar itulah makam ini kemudian dibangun. Di kompleks ini dulunya terdapat perpustakaan, namun oleh Belanda buku-bukunya dimusnahkan. Di perpustakaan inilah terdapat sejarah Kerajaan Selaparang saat itu. Kompleks makam Selaparang ini merupakan kompleks pemakaman raja-raja Kerajaan Selaparang dan kerabatnya.

c. Cara Melestarikan Peninggalan Sejarah Yang Ada Di Provinsi NTBKita harus tetap menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah yang ada di

sekitar kita agar tidak punah begitu saja. Kita harus menjaga peninggalan sejarah agar anak cucu kita kelak masih dapat menikmati dan mengetahui sejarah bangsanya dan apa yang terjadi di NTB di masa lampau. Berikut cara melestarikan peninggalan sejarah antara lain:

1. Merawat dan menjaga benda-benda peninggalan sejarah. Cara merawat dan menjaga benda-benda peninggalan sejarah antara lain:

Membangun museum untuk menyimpan benda-benda peninggalan sejarah. Menjaga dan merawat daerah-daerah cagar budaya. Di daerah cagar

budaya biasanya terdapat banyak benda-benda peninggalan sejarah. Turut menjaga agar benda-benda peninggalan sejarah tidak dirusak.

Benda-benda peninggalan sejarah harus diamankan dari tangan-tangan jahil.

2. Mengunjungi tempat-tempat peninggalan sejarah. Mengunjungi museum termasuk salah satu cara menghargai peninggalan sejarah. Kita bisa mengunjungi peninggalan sejarah lainnya, misalnya candi, makam pahlawan, monumen, dan istana.

3. Menggunakan benda-benda peninggalan sejarah secara benar. Kita sudah tahu bahwa benda-benda peninggalan sejarah adalah kekayaan negara. Kita harus menggunakan secara benar. Benda-benda itu boleh digunakan untuk keperluan penelitian. Benda-benda peninggalan sejarah bukan milik pribadi. Kita tidak boleh memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya, kita tidak boleh memperjual belikan benda-benda peninggalan sejarah.

20

LAMPIRAN 2 “Gambar Untuk Example Non Example”

Perhatikan gambar peninggalan sejarah di bawah ini!

21

1 32

4 65

7

LAMPIRAN 3“Kunci Jawaban Soal Uraian”

1) Bentuk-bentuk peninggalan sejarah yaitu:a. Peninggalan sejarah yang berbentuk tulisan, contohnya: prasasti dan kitab-

kitab kuno.b. Peninggalan sejarah yang berbentuk bangunan, contohnya: candi dan

tempat ibadah seperti Masjid Agung Demak, dan Masjid Menara Kudus.c. Peninggalan sejarah yang berbentuk benda-benda, contohnya fosil dan

artefak.d. Peninggalan sejarah yang berbentuk kesenian, contohnya tarian tradisional

dan lagu daerah.2) peninggalan sejarah yang berbentuk benda – benda adalah peninggalan

sejarah yang berbentuk barang. Adapun yang termasuk peninggalan sejrah yang berbentuk benda adalah:

a. Fosil adalah bagian atau sisa mahkluk hidup yang sudah membatu , contohnya adalah fosil Pithecanthropus Erectus yang ditemukan di Mojokerto dan fosil manusia Megantropus Paleojavanicus yang ditemukan di Sangiran.

b. Artefak adalah perkakas atau peralatan yang digunakan oleh manusia zaman dahulu , contohnya kapak persegi dan kapak lonjong.

c. Arca/patung adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan, yaitu sarana dalam memuja tuhan atau dewa-dewi pada ajaran agama Hindu dan Buddha. Adapula arca yang dibuat untuk menghormati orang-orang berjassa ataupun raja-raja yang telah meninggal. Contohnya, arca Ken Dedes dan arca Roro Jonggrang yang ada di Candi Prambanan.

3) Peninggalan sejarah di NTB:a. Kota tua Ampenanb. Taman Mayurac. Pura Merud. Pura Lingsare. Taman Narmadaf. Masjid Bayan Beleqg. Makam Selaparang

4) Peninggalan sejarah di NTB dan sejarah/asal-usulnya: a. Kota Tua Ampenan; Ampenan dalam bahasa Sasak disebut dengan

“amben” yang berarti tempat singgah. Sesuai dengan namanya, Ampenan merupakan kawasan yang oleh Belanda dikembangkan menjadi pelabuhan untuk menyaingi dominasi kerajaan-kerajaan di Bali. Mulai beroperasi pada tahun 1928 – 1970 sampai akhirnya dipindahkan operasinya ke pelabuhan Lembar.

22

b. Taman Mayura; dibangun pada masa Kerajaan Bali masih berkuasa di Pulau Lombok, yakni sekitar tahun 1744 M oleh Raja Anak Agung Made Karangasem. Oleh sebab itu, bangunan taman ini sangat kental dengan corak Bali dan Jawa.  Awalnya, bangunan ini bernama Taman Istana Kelepug, kelepug berarti suara yang muncul dari derasnya air yang keluar dari mata air di tengah kolam dalam taman tersebut. Kemudian, taman ini mengalami renovasi pada tahun 1866 dan sejak itulah Taman Kelelpug ini berganti nama menjadi Taman Air Mayura. Mayura sendiri berasal dari bahasa Sangsekerta yang berarti Burung Merak. Konon, pada masa Raja Anak Agung Ngurah Karangasem didapati banyak sekali ular yang berkeliaran di sekitar taman istana, maka dipeliharalah buruk merak untuk memangsa ular-ular tersebut.

c. Pura Meru; dibangun sekitar tahun 1720 oleh Anak Agung Made Karang. Saat itu, pura ini didirikan dengan maksud untuk mempertebal rasa persatuan, sebagai tempat pemujaan dan pemersatu seluruh keluarga kerajaan, umumnya bagi masyarakat Hindu yang berada di Lombok. Pura ini terdiri dari 3 bangunan yang merupakan simbol dari 3 dewa utama Umat Hindu yaitu Dewa Brahma, Dewa Syiwa dan Dewa Wishnu.

d. Pura Lingsar; dibangun oleh Anak Agung Ketut Karangasem pada akhir abad ke-17 Masehi. Nama Pura/Kemaliq Lingsar ini mulai muncul ketika orang Bali pertama kali datang ke Lombok. Rombongan tersebut berjalan sampai ke daerah Punikan, di daerah ini rombongan mendengar suara seperti letusan dan bergemuruh. Kemudian mereka mencari asal suara tersebut yang ternyata adalah sebuah mata air yang baru meletus, lalu ada wahyu mengatakan jika rombongan tersebut sudah menguasai Lombok maka buatlah Pura disini.  Kemudian luapan air itu diberi nama Ai’ Mual yang artinya air yang mengalir. Selanjutnya nama Ai” Mual berubah menjadi Lingsar. Lingsar berasal dari kata Ling, yang artinya wahyu atau sabda dan Sar,yang artinya syah atau jelas. Jadi Lingsar artinya wahyu yang jelas.

e. Taman Narmada; dibangun pada tahun 1727 oleh Raja Mataram Lombok, Anak Agung Ngurah Karang Asem. Nama Narmada diambil dari Narmadanadi, anak Sungai Gangga yang sangat suci di India. Taman Narmada ini merupakan replika dari Gunung Rinjani, gunung tertinggi di Pulau Lombok, di mana puncak Gunung Rinjani di Taman Narmada direfleksikan dengan keberadaan Pura Kelasa di puncak, kemudian kolamnya ibarat Danau Segara Anak.

f. Masjid Bayan Beleq; Masjid ini dibangun oleh Gaus Abdurrozak seorang ulama yang dianggap sebagai penyebar agama Islam di Lombok pertama kali pada abad ke-17, merupakan masjid pertama yang dibangun di Lombok sebagai tempat umat Islam beribadah pada waktu itu.

g. Makam Selaparang; merupakan kompleks pemakaman raja-raja kerajaan Selaparang Islam yang berdiri di Lombok sekitar abad 16 M beserta kerabat dan abdinya. Pada mulanya makam ini dibangun ketika

23

salah satu raja atau wali Selaparang diburu oleh penjajah Belanda. Ketika itu raja tersebut menerobos dinding masjid yang berada di samping makam dan menghilang disana. Atas dasar itulah makam ini kemudian dibangun.

5) Cara melestarikan peninggalan sejarah yang ada di provinsi NTB:a. Merawat dan menjaga benda-benda peninggalan sejarah. Cara merawat

dan menjaga benda-benda peninggalan sejarah antara lain: Membangun museum untuk menyimpan benda-benda peninggalan sejarah. Menjaga dan merawat daerah-daerah cagar budaya. Di daerah cagar

budaya biasanya terdapat banyak benda-benda peninggalan sejarah. Turut menjaga agar benda-benda peninggalan sejarah tidak dirusak.

Benda-benda peninggalan sejarah harus diamankan dari tangan-tangan jahil.

b. Mengunjungi tempat-tempat peninggalan sejarah. Mengunjungi museum termasuk salah satu cara menghargai peninggalan sejarah. Kita bisa mengunjungi peninggalan sejarah lainnya, misalnya candi, makam pahlawan, monumen, dan istana.

c. Menggunakan benda-benda peninggalan sejarah secara benar. Kita sudah tahu bahwa benda-benda peninggalan sejarah adalah kekayaan negara. Kita harus menggunakan secara benar. Benda-benda itu boleh digunakan untuk keperluan penelitian. Benda-benda peninggalan sejarah bukan milik pribadi. Kita tidak boleh memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya, kita tidak boleh memperjual belikan benda-benda peninggalan sejarah.

24