laporan pengukuran

25
PERCOBAAN I PENGUKURAN A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum a. Mempelajari metode pengukuran panjang, massa dan rapat jenis. b. Mempelajari penggunaan teori ralat dalam pengukuran. c. Membandingkan beberapa metode pengukuran rapat jenis. 2. Waktu Praktikum Kamis, 20 November 2014 3. Tempat Praktikum Laboratorium Fisika Dasar, Lantai II, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram. B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM 1. Alat – alat Praktikum a. Jangka Sorong b. Mikrometer sekrup c. Timbangan d. Stopwacth e. Penggaris 60 cm 2. Bahan – bahan Praktikum a. Bola kecil (Bulatan) b. Kawat c. Plat besi d. Silinder 2

Upload: ronabatara

Post on 04-Jan-2016

60 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

pengukuran lopran fisika dasar 1

TRANSCRIPT

Page 1: laporan pengukuran

PERCOBAAN I

PENGUKURAN

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan Praktikum

a. Mempelajari metode pengukuran panjang, massa dan rapat jenis.

b. Mempelajari penggunaan teori ralat dalam pengukuran.

c. Membandingkan beberapa metode pengukuran rapat jenis.

2. Waktu Praktikum

Kamis, 20 November 2014

3. Tempat Praktikum

Laboratorium Fisika Dasar, Lantai II, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Mataram.

B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

1. Alat – alat Praktikum

a. Jangka Sorong

b. Mikrometer sekrup

c. Timbangan

d. Stopwacth

e. Penggaris 60 cm

2. Bahan – bahan Praktikum

a. Bola kecil (Bulatan)

b. Kawat

c. Plat besi

d. Silinder

C. LANDASAN TEORl

Fisika adalah ilmu percobaan. Percobaan memerlukan pengukuran dan kita

biasanya menggunakan bilangan untuk menyatakan hasil pengukuran. Setiap bilangan

juga digunakan untuk mendeskripsikan suatu fenomena fisika secara kuantitatif disebut

besaran fisika (physical quantity). Sebagai contoh, dua besaran fisika yang

2

Page 2: laporan pengukuran

mendeskripsikan bagaimana cara mengukurnya. Definisi seperti itu disebut definisi

operasional (Zemansky, 2002 : 3).

Fisika didasarkan atas pengukuran. Kita berkenalan dengan fisika untuk

mempelajari bagaimana cara mengukur besaran – besaran yang terkait dengan fisika. Di

antara besaran – besaran ini adalah panjang, waktu, massa, suhu, tekanan dan resistensi

(tahanan atau hambatan listrik). Untuk mendeskripsikan sebuah besaran fisika, kita

mendeskripsikan dulu satuan yaitu suatu ukuran besaran yang didefinisikan suatu bernilai

persis 1,0. Kemudian kita mendeskripsikan suatu standar, yaitu suatu acuan yang

berfungsi sebagai patokan perbandingan bagi semua contoh lain besaran yang

bersangkutan. Sebagai contoh satuan panjang adalah meter (Halliday, 2002 : 23).

Mikrometer sekrup mempunyai ketelitian sepuluh kali lebih teliti dari pada

jangka sorong. Ketelitiannya sampai pada 0,01 mm. Mikrometer sekrup mempunyai dua

skala utama (dalam mm) dan skala nonius. Skala nonius mikrometer sekrup berupa

selubung silinder yang berskala hingga 50. Apabila skala diputar satu kali, skala utama

bergeser maju atau mundur 0,5 mm, dan untuk ketelitian jangka sorong 0,1 mm, dan

mempunyai dua skala yaitu skala utama dan skala nonius sama halnya dengan

mikrometer sekrup (Alonso, 1980 : 93).

Jangka sorong adalah alat ukur panjang, tebal, kedalaman lubang dan diameter

luar maupun dalam suatu benda dengan batas ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong

mempunyai dua rahang yaitu rahang tetap dan rahang sorong. Pada rahang tetap terdapat

skala utama yang pada sorong terdapat skala nonius atau skala vanier, skala utama pada

jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan nonius merupakan skala

pendek yang panjangnya 5 mm yang terbagi menjadi 10 skala dengan tingkat ketelitian

0,1 mm. Hasil pengukuran pada jangka sorong ditentukan berdasarkan angka pada skala

utama (angka pasti) dan ditambahkan dengan angka pada skala nonius yang berimpit

dengan skala utama (Hidayat, 2004 : 87).

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Menentukan volume

a. Mengukur panjang kawat menggunakan jangka sorong sebanyak 10x

pengukuran, hasil pengukuran dicatat.

b. Mengukur diameter kawat menggunakan mikrometer sekrup sebanyak 10x

pengukuran, hasil pengukuran dicatat.

3

Page 3: laporan pengukuran

c. Mengukur tinggi dan diameter silinder menggunakan jangka sorong masing –

masing dilakukan 10x pengukuran, hasil pengukuran dicatat.

d. Mengukur panjang dan lebar plat (balok) besi menggunakan jangka sorong

masing – masing dilakukan 10x pengukuran, hasil pengukuran dicatat.

e. Mengukur tinggi plat (balok) besi menggunakan mikrometer sekrup sebanyak

10x pengukuran, hasil pengukuran dicatat.

f. Mengukur diameter bola (bulatan kecil) dengan menggunakan mikrometer

sekrup sebanyak 10x pengukuran, hasilnya dicatat.

2. Menentukan rapat jenis

a. Menimbang kawat satu kali pengukuran untuk mengetahui massa, hasil

pengamatan dicatat.

b. Menimbang silinder satu kali pengukuran untuk mengetahui massa, hasil

pengamatan dicatat.

c. Menimbang plat satu kali pengukuran untuk mengetahui massa, hasil

pengamatan dicatat.

3. Mengukur denyut nadi

a. Mengukur denyut nadi sebanyak 30x denyut nadi, sebanyak 10x percobaan.

b. Menghitung hasil pengukuran sesuai dengan aturan angka penting pada tabel

yang sesuai.

c. Menghitung rata – rata denyutan dengan menentukan ralat perhitungan denyut

nadi.

E. HASIL PENGAMATAN

1. Tabel hasil pengukuran kawat

No P1 (mm) d1 (mm)

1 132 0,24

2 132 0,26

3 132 0,26

4 132 0,28

5 132 0,28

6 133 0,28

7 132 0,29

8 133 0,28

4

Page 4: laporan pengukuran

9 132 0,29

10 133 0,28

Massa = massa ± ∆m

= 0,058 gr ± 0,0005 gr

2. Tabel hasil pengukuran silinder

No t (mm) d (mm)

1 2,060 1,275

2 2,060 1,275

3 2,055 1,275

4 2,060 1,275

5 2,060 1,270

6 2,060 1,275

7 2,060 1,270

8 2,060 1,275

9 2,055 1,270

10 2,055 1,270

Massa = massa ± ∆m

= 21, 899 gr ± 0,0005 gr

3. Tabel hasil pengukuran plat besi

No P1 (mm) L1 (mm) t1 (mm)

1 81,10 15,05 1,35

2 81,10 15,10 1,39

3 81,10 15,05 1,34

4 81,10 15,10 1,35

5 81,10 15,10 1,39

6 81,10 15,10 1,37

7 81,10 15,10 1,39

8 81,10 15,15 1,39

5

Page 5: laporan pengukuran

9 81,05 14,95 1,38

10 80,90 15,20 1,38

Massa = massa ± ∆m

= 2,88 gr ± 0,0005 gr

4. Tabel hasil pengukuran pada bola (bulatan) kecil

No d1 (mm)

1 6,18

2 6,13

3 6,12

4 6,12

5 6,13

6 6,14

7 6,08

8 6,05

9 6,06

10 6,08

Massa = massa ± ∆m

= 0,97 gr ± 0,0005 gr

5. Tabel hasil pengukuran denyut nadi

No t (s) n

1 21,92 30

2 22,24 30

3 22,60 30

4 19,80 30

5 18,59 30

6 20,26 30

7 20,64 30

8 19,51 30

6

Page 6: laporan pengukuran

9 20,08 30

10 18,85 30

F. ANALISIS DATA

a. Kawat (menentukan volume)

No P1 (mm) d1 (mm) (d1 - d)2 (mm) (p1 - p)2 (mm)

1 132 0,24 0,001156 0,09

2 132 0,26 0,000196 0,09

3 132 0,26 0,000196 0,09

4 132 0,28 0,000036 0,09

5 132 0,28 0,000036 0,09

6 133 0,28 0,000036 0,49

7 132 0,29 0,000256 0,09

8 133 0,28 0,000036 0,49

9 132 0,29 0,000256 0,09

10 133 0,28 0,000036 0,49

∑ 1323 2,74 0,00224 2,1

d = ∑ d i

n

= 2,7410

= 0,274 mm

Δd = √∑ (d 1−d )2n−1

= √ 0,0022410−1

= √ 0,002249

= 0,016 mm

7

Page 7: laporan pengukuran

p = ∑ p i

n

= 1323

10

= 132,3 mm

Δp = √∑ ( p 1−p)2n−1

= √ 2,110−1

= √ 2,19

= 0,483 mm

v = 14

π d2 p

= 14

x3,14 x(0,274)2 x 132,3

= 7,797 mm3

d = d ± ∆ d

= 0,274 mm ± 0,016 mm

P = p ± ∆ p

= 132,3 mm ± 0,483 mm

Δv = √¿¿

= √¿¿

= √¿¿

= √0,8298

= 0,91 mm3

V = v± ∆ v

= 7,797 mm3 ± 0,91 mm3

8

Page 8: laporan pengukuran

% error = ∆ vv

×100 %

= 0,91

7,797×100 %

= 11,67 %

b. Plat (menentukan volume)

No P1

(mm)

L1

(mm)

t1

(mm)

(p1 - p)2

(mm)

(l1 - l)2

(mm)

(t1 - t)2

(mm)

1 81,10 15,05 1,35 6,25 x 10-4 0,0016 0,000529

2 81,10 15,10 1,39 6,25 x 10-4 0,0001 0,000289

3 81,10 15,05 1,34 6,25 x 10-4 0,0016 0,001089

4 81,10 15,10 1,35 6,25 x 10-4 0,0001 0,000529

5 81,10 15,10 1,39 6,25 x 10-4 0,0001 0,000289

6 81,10 15,10 1,37 6,25 x 10-4 0,0001 0,000009

7 81,10 15,10 1,39 6,25 x 10-4 0,0001 0,000289

8 81,10 15,15 1,39 6,25 x 10-4 0,0036 0,000289

9 81,05 14,95 1,38 6,25 x 10-4 0,0196 0,000049

10 80,90 15,20 1,38 0,030625 0,0121 0,000049

∑ 810,75 150,9 13,73 0,03625 0,039 0,00341

p = ∑ p i

n

= 810,75

10

= 81,075 mm

l = ∑ li

n

= 150,9

10

= 15,09 mm

t = ∑ ti

n

9

Page 9: laporan pengukuran

= 13,73

10

= 1,373 mm

Δp = √∑ ( p 1−p)2n−1

= √ 0,036259

= 63,465 x 10-3 mm

Δl = √∑ (l 1−l)2n−1

= √ 0,0399

= 65,828 x 10-3 mm

Δt = √∑ (t 1−t)2n−1

= √ 0,003419

= 19,465 x 10-3 mm

P = p ± ∆ p

= 81,075 mm ± 63,465 x 10-3 mm

l = l ± ∆ l

= 15,09 mm ± 65,828 x 10-3 mm

t = t ± ∆ t

= 1,373 mm ± 19,465 x 10-3 mm

v = p x l x t

= 81,075 mm x 15,09 mm x 1,373 mm

10

Page 10: laporan pengukuran

= 1.679, 758 mm3

Δv = √¿¿

= √¿¿

= √¿¿¿

= √633,065

= 25,16 mm3

V = v± ∆ v

= 1.679, 758 mm3 ± 25,16 mm3

% error = ∆ vv

×100 %

= 25,16

1.679 ,758×100 %

= 1,5 %

c. Silinder

No t (mm) d (mm) (d1 - d)2 (mm) (t1 - t)2 (mm)

1 2,060 1,275 0,000004 2,25 x 10-6

2 2,060 1,275 0,000004 2,25 x 10-6

3 2,055 1,275 0,000009 12,25 x 10-6

4 2,060 1,275 0,000004 2,25 x 10-6

5 2,060 1,270 0,000004 2,25 x 10-6

6 2,060 1,275 0,000004 2,25 x 10-6

7 2,060 1,270 0,000004 2,25 x 10-6

8 2,060 1,275 0,000004 2,25 x 10-6

9 2,055 1,270 0,000009 12,25 x 10-6

10 2,055 1,270 0,000009 12,25 x 10-6

∑ 20,585 12,73 0,00006 52,5 x 10-6

d = ∑ d i

n

= 12,73

10

11

Page 11: laporan pengukuran

= 1,273 mm

Δd = √∑ (d 1−d )2n−1

= √ 0,000069

= 0,0026 mm

t = ∑ ti

n

= 20,585

10

= 2,0585 mm

Δt = √∑ (t 1−t)2n−1

= √ 52,5 x 10−69

= 2,4 x 10-3 mm

v = 14

π d2t

= 14

x3,14 x(1,273)2 x 2,0585

= 2,62 mm3

d = d ± ∆ d

= 1,273 mm ± 0,0026 mm

t = t ± ∆ t

= 2,0585 mm ± 2,4 x 10-3 mm

Δv = √¿¿

= √¿¿

= √¿¿

= √0,00012312

Page 12: laporan pengukuran

= 0,011 mm3

V = v± ∆ v

= 2,62 mm3 ± 0,011 mm3

% error = ∆ vv

×100 %

= 0,0112,62

× 100 %

= 0,42 %

d. Denyut nadi

No t (s) t (t1 - t) (t1 - t)2 n

1 21,92 20,449 1,471 2,164 30

2 22,24 20,449 1,791 3,208 30

3 22,60 20,449 2,151 4,627 30

4 19,80 20,449 -0,649 0,421 30

5 18,59 20,449 -1,859 3,456 30

6 20,26 20,449 -0,189 0,036 30

7 20,64 20,449 0,191 0,036 30

8 19,51 20,449 -0,939 0,882 30

9 20,08 20,449 -0,369 0,136 30

10 18,85 20,449 -1,599 2,557 30

∑ 204,49 204,49 0 17,523 300

f = nt

= 30

20,449

= 1,47 Hz

Δf = √¿¿

= √¿¿

= √¿¿

= √0,01008813

Page 13: laporan pengukuran

= 0,1 Hz

f = f ± ∆ f

= 1,47 Hz ± 0,1 Hz

t = t ± ∆ t

= 20,449 s ± 1,395 s

Δt = √∑ (t 1−t)2n−1

= √ 17,5239

= √1,947

= 1,395 s

e. Bola

No d1 (mm) (d1 - d)2 (mm)

1 6,18 0,005041

2 6,13 0,000441

3 6,12 0,000121

4 6,12 0,000121

5 6,13 0,000441

6 6,14 0,000961

7 6,08 0,000841

8 6,05 0,003481

9 6,06 0,002401

10 6,08 0,000841

∑ 61,09 0,01469

d = ∑ d i

n

= 61,09

10

= 6,109 mm

14

Page 14: laporan pengukuran

Δd = √∑ (d 1−d )2n−1

= √ 0,014699

= √0,001632

= 0,04 mm

v = 16

π d3

= 16

3,14 d3

= 16

x 3,14 x(6,109)3

= 119, 313 mm3

Δv = 12

v d2 ∆ d

= 12

x 119,313 x (6,109)3 x 0,04

= 89, 055 mm3

V = v± ∆ v

= 119, 313 mm3 ± 89, 055 mm3

% error = ∆ vv

×100 %

= 89 ,055119 , 313

×100 %

= 74,64 %

2. Menentukan massa jenis

a. Kawat

ρ = mv

= 0,058 gr

7,797mm3

15

Page 15: laporan pengukuran

= 74, 3876 x 10-4 gr/mm3

m = m ± ∆ m

= 0,058 gr ± 0,0005 gr

Δρ = √¿¿

= √¿¿

= √¿¿

= 8,7055 x 10-4 gr/mm3

ρ = ρ ± ∆ ρ

= 74, 3876 x 10-4 gr/mm3 ± 8,7055 x 10-4 gr/mm3

% error = ∆ ρρ

× 100 %

= 8,7055 x10−4

74 , 3876 x10−4×100 %

= 11,70 %

b. Silinder

ρ = mv

= 21,899 gr

2,62mm3

= 8,36 gr/mm3

m = m ± ∆ m

= 21,899 gr ± 0,0005 gr

Δρ = √¿¿

= √¿¿

= √¿¿

= √3,64 x10−8+0,00123

= 0,035 gr/mm3

ρ = ρ ± ∆ ρ

= 8,36 gr/mm3 ± 0,035 gr/mm3

16

Page 16: laporan pengukuran

% error = ∆ ρρ

× 100 %

= 0,0358,36

× 100 %

= 0,42 %

c. Plat

ρ = mv

= 2,88 gr

1.679 ,758 mm3

= 0,0017 gr/mm3

m = m ± ∆ m

= 2,88 gr ± 0,0005 gr

Δρ = √¿¿

= √¿¿

= √¿¿

= √8,86 x10−14+6,595069

= 2,57 x 10-5 gr/mm3

ρ = ρ ± ∆ ρ

= 0,0017 gr/mm3 ± 2,57 x 10-5 gr/mm3

% error = ∆ ρρ

× 100 %

= 2,57 x10−5

0,0017×100%

= 1,5 %

d. Bola

ρ = mv

17

Page 17: laporan pengukuran

= 0,97 gr

119,313mm3

= 8,12 x 10-3 gr/mm3

m = m ± ∆ m

= 0,97 gr ± 0,0005 gr

Δρ = √¿¿

= √¿¿

= √¿¿

= √3,682215 x10−5+1,76 x 10−4

= 6,068 x 10-3 gr/mm3

ρ = ρ ± ∆ ρ

= 8,12 x 10-3 gr/mm3 ± 6,068 x 10-3 gr/mm3

% error = ∆ ρρ

× 100 %

= 6,068 x 10−38,12 x 10−3

×100 %

= 74,73 %

G. PEMBAHASAN

Pada praktikum acara I, yaitu pengukuran. Praktikum ini bertujuan untuk

mempelajari metode pengukuran panjang, massa dan rapat jenis, mempelajari

penggunaan teori ralat dalam pengukuran dan yang terakhir membandingkan beberapa

metode pengukuran rapat jenis. Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran panjang,

lebar, tinggi, ketebalan, diameter pada beberapa objek yaitu plat besi, kawat, silinder,

bola kecil, serta dilakukan pengukuran denyut nadi sebanyak 30 kali dalam waktu (s).

Seluruh percobaan ini dilakukan 10 kali pengukuran. Percobaan kali ini akan menghitung

volume kawat, plat besi, silinder, dan bola, dan menghitung rapat jenis dari kawat, plat

besi, silinder dan bola.

Pada percobaan pertama, yaitu pengukuran panjang dan diameter dari sebuah

kawat. Pengukuran panjang dari kawat ini digunakan alat ukur jangka sorong, sedangkan

alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter kawat adalah mikrometer sekrup. Di

18

Page 18: laporan pengukuran

dapatkan panjang rata – rata kawat sebesar 0,274 mm, sehingga pada perhitungan

diperoleh volume yang dimiliki kawat sebesar 7,797 mm3 ± 0,91 mm3 dengan persen

error sebesar 11,67 %. Terdapatnya persen error pada pengukuran disebabkan karena

adanya kekurang telitian pada saat melakukan pengukuran, dan pasti bila melakukan

pengukuran tidak akan mendapatkan hasil yang tepat. Selain volume dari kawat, terdapat

pula rapat jenis dari kawat tersebut sebesar 74,3876 x 10-4 gr/mm3 ± 8,7055 x 10-4 gr/ mm3

dengan persen error sebesar 11,70 %.

Percobaan selanjutnya dilanjutkan dengan pengukuran terhadap plat besi. Pada

pengukuran plat besi digunakan dua alat ukur yakni jangka sorong (panjang dan lebar) dan

mikrometer sekrup (tinggi). Di dapatkan panjang rata – rata plat besi sebesar 81,075 mm,

lebar rata – rata plat besi sebesar 15,09 mm, dan tinggi rata – rata plat besi sebesar 1,373

mm. Dari data tersebut diperoleh volume pada plat besi sebesar 1.679,758 mm3 ± 25,16

mm3 dengan persen error sebesar 1,5 %. Selain itu plat besi memiliki massa 2,88 gr,

sehingga diperoleh rapat jenis plat besi sebesar 0,0017 gr/mm3 ± 2,57 x 10-5 gr/ mm3

dengan persen error sebesar 1,5 %. Terdapatnya persen error dikarenakan pada saat

melakukan percobaan kurang teliti.

Percobaan selanjutnya, silinder. Pada pengukuran silinder digunakan alat ukur

yang sama pada pengukuran plat besi. Tinggi rata – rata yang diperoleh sebesar 2,0585

mm dan diameter rata – rata yang diperoleh sebesar 1,273 mm. Dari hasil tersebut

diperoleh volume silinder sebesar 2,62 mm3 ± 0,011 mm3 dengan persen error sebesar

0,42 %. Selain itu silinder memiliki massa 21,899 gr, sehingga diperoleh rapat jenis dari

silinder sebesar 8,36 gr/mm3 ± 0,035 gr/ mm3 dengan persen error sebesar 0,42 %.

Kekurang telitian yang menyebabkan adanya persen error dalam pengukuran.

Percobaan selanjutnya, bola kecil (bulatan). Pada pengukuran bola kecil hanya

diukur atau dihitung diameter bola tersebut menggunakan mikrometer sekrup, sehingga

diperoleh volume bola kecil sebesar 119,313 mm3 ± 89,055 mm3 dari diameter rata – rata

6,109 mm dengan persen error sebesar 74,64 %. Bola memiliki massa sebesar 0,97 gr,

sehingga diperoleh rapat jenis dari bola sebesar 8,12 x 10-3 gr/mm3 ± 6,068 x 10-3 gr/ mm3

dengan persen error sebesar 74,73 %. Kekurang telitian praktikan saat melakukan

percobaan menyebabkan timbulnya persen error.

Percobaan terakhir yaitu pengukuran denyut nadi sebanyak 30 kali per satuan

waktu (s). Waktu pengukuran yang diperoleh sebesar 20,449 s ± 1,395 s. Serta frekuensi

rata – rata yang diperoleh sebesar 1,47 Hz dengan frekuensi 1,47 Hz ± o,1 Hz.

19

Page 19: laporan pengukuran

H. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat di ambil kesimpulan

bahwa :

a. Metode pengukuran panjang, massa dan rapat jenis dapat menggunakan alat ukur

seperti penggaris, jangka sorong dan mikrometer sekrup.

b. Terdapatnya teori ralat dalam pengukuran karena pada saat melakukan

pengukuran tidak selalu mendapatkan hasil yang pasti dan tepat.

c. Metode pengukuran rapat jenis dapat menggunakan rumus standar devisiasi yang

nantinya akan mendapatkan nilai yang sama. Metode pengukuran dapat pula

dilakukan apabila telah diketahui massa dan volume dari suatu benda.

2. Saran

a. Dalam melakukan praktikum harus lebih teliti dan serius.

b. Dalam melakukan praktikum harus terlebih dahulu mengetahui cara kerja alat

ukur yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Alonso. 1980. Fisika Dasar. Bandung : ITB.

Halliday. 2002. Dasar – Dasar Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Hidayati, Lilik. 2004. Kamus Fisika Bergambar. Bandung : Pakar Raya.

Sears, Zemansky. 2002. Fisika Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.

20