laporan tetap pengukuran emisi udara

24
PENGUKURAN EMISI UDARA I. TUJUAN 1. Menentukan kandungan partikulat debu dengan HVAS 2. Mengetahui tingkat kebisingan udara lingkungan II. ALAT DAN BAHAN - Alat yang digunakan: 1. High volume Air Sample (HVAS) 2. Sound level meter 3. Neraca analitik 4. Motor - Bahan yang digunakan 1. Kertas saring III. DASAR TEORI Udara Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk uap dan karbon dioksida (CO 2 ). Jumlah uap air yang terdapat di udara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu. Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O 2 , N 2 , NO 2 , CO 2 , H 2 dan lain-lain. Penambahan gas ke udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberika daya dukungan bagi makhluk hidup

Upload: jannatul-fitri

Post on 24-Dec-2015

34 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pengukuran emisi udara

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tetap Pengukuran Emisi Udara

PENGUKURAN EMISI UDARA

I. TUJUAN1. Menentukan kandungan partikulat debu dengan HVAS2. Mengetahui tingkat kebisingan udara lingkungan

II. ALAT DAN BAHAN- Alat yang digunakan:1. High volume Air Sample (HVAS)2. Sound level meter3. Neraca analitik4. Motor

- Bahan yang digunakan1. Kertas saring

III. DASAR TEORIUdara

Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk uap dan karbon dioksida (CO2). Jumlah uap air yang terdapat di udara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu.

Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dan lain-lain. Penambahan gas ke udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara.

Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberika daya dukungan bagi makhluk hidup untu hidup secara optimal. Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dan lain-lain dapat membahayakan kesehatan manusia, mengganggu kehidupan hewan dan tumbuhan dan terganggunya iklim (cuaca).

Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polusi sama sekali. Beberapa gas seperti sulfur dioksida (SO2), hidrogen sulfida (H2S) dan karbon monoksida selalu dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan dari proses-proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah tanaman, kebakaran hutan, dan sebagainya. Selain itu partikel-partikel padatan atau cairan berukuran kecil dapat tersevar di udara oleh angin, letusan vulkanik atau gangguan alam lainnya. Selain disebabkan polutan, polusi udara dapat juga disebabkan oleh aktivitas manusia.

Page 2: Laporan Tetap Pengukuran Emisi Udara

Polusi UdaraZat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu partikel

dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang, seperti uap air,debu, asap, kabut dan fume. Sedangkan pencemaran berbentuk gas hanya dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO2, NOx, CO, CO2, hidrokarbon dan lain-lain.

Macam-macam bahan pencemar udara dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok antara lain:

1. Klasifikasi Menurut Bentuk Asala. Bahan pencemar udara primer yaitu polutan yang apabila menyebar, keadaan

tetap seperti keadaan semula, misal partikel halus, senyawa sulfur, nitrogen, karbon, senyawa organic.

b. Bahan pencemar udara sekunder yaitu bahan pencemar udara primer yang mengalami reaksi dengan senyawa lain setelah keluar dari sembernya, misalnya SO3 + H2O → H2SO4.

2. Klasifikasi Menurut Keadaan Fisika. Partikel misalnya aerosol, mist, smoke, dan fog.b. Gas misalnya true gas dan vapor.

3. Klasifikasi Menurut Susunan Kimia Bahan Pencemara. Inorganik misalnya CO, SO2.b. Organik misalnya metan, benzen dan etilen.

TEORI TAMBAHANSUMBER PENCEMAR UDARA

Telah disadari bersama, kualitas udara saat ini telah menjadi persoalan global,

karena udara telah tercemar akibat aktivitas manusia dan proses alam. Masuknya zat

pencemar ke dalam udara dapat secara alamiah, misalnya asap kebakaran hutan, akibat

gunung berapi, debu meteorit dan pancaran garam dari laut ; juga sebagian besar

disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya akibat aktivitas transportasi, industri,

pembuangan sampah, baik akibat proses dekomposisi ataupun pembakaran serta

kegiatan rumah tangga.

Terdapat 2 jenis pencemar  yaitu sebagai berikut :

a. Zat pencemar primer, yaitu zat kimia yang langsung mengkontaminasi udara

dalam konsentrasi yang membahayakan. Zat tersebut bersal dari komponen

udara alamiah seperti karbon dioksida, yang meningkat di atas konsentrasi

normal, atau sesuatu yang tidak biasanya, ditemukan dalam udara, misalnya

timbal.

Page 3: Laporan Tetap Pengukuran Emisi Udara

b. Zat pencemar sekunder, yaitu zat kimia berbahaya yang terbentuk di atmosfer

melalui reaksi kimia antar komponen-komponen udara.

Sumber bahan pencemar primer dapat dibagi lagi menjadi dua golongan besar :

1. Sumber alamiah

Beberapa kegiatan alam yang bisa menyebabkan pencemaran udara adalah

kegiatan gunung berapi, kebakaran hutan, kegiatan mikroorganisme, dan lain-lain.

Bahan pencemar yang dihasilkan umumnya adalah asap, gas-gas, dan debu.

2. Sumber buatan manusia

Kegiatan manusia yang menghasilkan bahan-bahan pencemar bermacam-macam

antara lain adalah kegiatan-kegiatan berikut :

a. Pembakaran, seperti pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan rumah

tangga, industri, kendaraan bermotor, dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar

yang dihasilkan antara lain asap, debu, grit (pasir halus), dan gas (CO dan NO).

b. Proses peleburan, seperti proses peleburan baja, pembuatan soda,semen,

keramik, aspal. Sedangkan bahan pencemar yang dihasilkannya antara lain

adalah debu, uap dan gas-gas.

c. Pertambangan dan penggalian, seperti tambang mineral and logam. Bahan

pencemar yang dihasilkan terutama adalah debu.

d. Proses pengolahan dan pemanasan seperti pada proses pengolahan makanan,

daging, ikan, dan penyamakan. Bahan pencemar yang dihasilkan terutama asap,

debu, dan bau.

e. Pembuangan limbah, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga.

Pencemarannya terutama adalah dari instalasi pengolahan air buangannya.

Sedangkan bahan pencemarnya yang teruatam adalah gas H2S yang

menimbulkan bau busuk.

f. Proses kimia, seperti pada proses fertilisasi, proses pemurnian minyak bumi,

proses pengolahan mineral. Pembuatan keris, dan lain-lain. Bahan-bahan

pencemar yang dihasilkan antara lain adalah debu, uap dan gas-gas

Page 4: Laporan Tetap Pengukuran Emisi Udara

g. Proses pembangunan seperti pembangunan gedung-gedung, jalan dan kegiatan

yang semacamnya. Bahan pencemarnya yang terutama adalah asap dan debu.

h. Proses percobaan atom atau nuklir. Bahan pencemarnya yang terutama adalah

gas-gas dan debu radioaktif.

JENIS BAHAN PENCEMAR UDARA

Sumber bahan pencemar udara ada lima macam yang merupakan penyebab

utama (sekitar 90%) terjadinya pencemaran udara global di seluruh dunia yaitu:

1. Gas karbon monoksida, CO

2. Gas-gas nitrogen oksida, NOx

3. Gas hidrokarbon, CH

4. Gas belerang oksida, SOx

5. Partikulat-partikulat (padat dan cair)

Gas karbon monoksida merupakan bahan pencemar yang paling banyak terdapat di

udara, sedangkan bahan pencemar berupa partikulat (padat maupun cair) merupakan

bahan pencemar yang sangat berbahaya (sifat racunnya sekitar 107 kali dari sifat

racunnya gas karbon monoksida).

a. Gas Karbon Monoksida, CO

Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai

rasa, titik didih -192º C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari berat udara.

Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida antara lain:

Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa senyawa karbon

lainnya.

Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses industri yang terjadi

dalam tanur.

Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk ke atmosfer lebih

sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan dari kegiatan manusia.

Karbon monoksida, walaupun dianggap sebagai polutan, telah lama ada di

atmosfer sebagai hasil produk dar aktivitas gunung berapi.Ia larut dalam lahar gunung

berapi pada tekanan yang tinggi di dalam mantel bumi. Kandungan karbon monoksida

dalam gas gunung berapi bervariasi dari kurang dari 0,01% sampai sebanyak 2%

Page 5: Laporan Tetap Pengukuran Emisi Udara

bergantung pada gunung berapi tersebut. Oleh karena sumber alami karbon monoksida

bervariasi dari tahun ke tahun, sangatlah sulit untuk secara akurat menghitung emisi

alami gas tersebut.

Karbon monoksida memiliki efek radiative forcing secara tidak langsung

dengan menaikkan konsentrasi metana dan ozon troposfer melalui reaksi kimia dengan

konstituen atmosfer lainnya (misalnya radikal hidroksil OH-) yang sebenarnya akan

melenyapkan metana dan ozon. Dengan proses alami di atmosfer, karbon monoksida

pada akhirnya akan teroksidasi menjadi karbon dioksida. Konsentrasi karbon

monoksida memiliki jangka waktu pendek di atmosfer.

CO antropogenik dari emisi automobil dan industri memberikan kontribusi pada

efek rumah kaca dan pemanasan global. Di daerah perkotaan, karbon monoksida,

bersama dengan aldehida, bereaksi secara fotokimia, meghasilkan radikal peroksi.

Radikal peroksi bereaksi dengan nitrogen oksida dan meningkatkan rasio NO2 terhadap

NO, sehingga mengurangi jumlah NO yang tersedia untuk bereaksi dengan ozon.

Karbon monoksida juga merupakan konstituen dari asap rokok.

b. Gas-gas Nitrogen Oksida, NOx

Gas-gas nitrogen oksida yang ada di udara adalah nitrogen monoksida NO, dan

nitrogen dioksida NO2 termasuk bahan pencemar udara. Gas nitrogen monoksida tidak

berwarna, tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan

berbau tajam dan menyebabkan orang menjadi lemas.

Oksida nitrogen seperti NO dan NO2 berbahaya bagi manusia. Penelitian

menunjukkan bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO. Selama ini belum

pernah dilaporkan terjadinya keracunan NO yang mengakibatkan kematian. Di udara

ambient yang normal, NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang bersifat racun.

Penelitian terhadap hewan percobaan yang dipajankan NO dengan dosis yang sangat

tinggi, memperlihatkan gejala kelumpuhan sistem syarat dan kekejangan. Penelitian

lain menunjukkan bahwa tikus yang dipajan NO sampai 2500 ppm akan hilang

kesadarannya setelah 6-7 menit, tetapi jika kemudian diberi udara segar akan sembuh

kembali setelah 4–6 menit. Tetapi jika pemajanan NO pada kadar tersebut berlangsung

selama 12 menit, pengaruhnya tidak dapat dihilangkan kembali, dan semua tikus yang

diuji akan mati.

Page 6: Laporan Tetap Pengukuran Emisi Udara

NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100

ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian

tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar NO2

sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang

diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Pemajanan NO2 dengan kadar 5 ppm selama

10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.

c. Hidrokarbon (CH)

Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuh-tumbuhan. Gas metana CH4

adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari penguraian senyawa organik

oleh bakteri anaerob yang terjadi dalam air, dalam tanah dan dalam sedimen yang

masuk ke dalam lapisan atmosfer.

Hidrokarbon diudara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk

ikatan baru yang disebut polycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai

di daerah industri dan kawasan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru

akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.

Pengaruh hidrokarbon aromatik pada kesehatan manusia dapat terlihat pada tabel

dibawah ini.

Jenis hidrokarbon

Konsentrasi( ppm )

Dampak kesehatan

Benzene(C6H6 )

100 Iritasi membran mukosa

3.000 Lemas setelah ½ - 1 Jam

7.500Pengaruh sangat berbahaya setelah pemaparan 1

jam

20.000 Kematian setelah pemaparan 5 –10 menit

Toluena(C7H8)

200Pusing lemah dan berkunang-kunang setelah

pemaparan 8 jam

600Kehilangan koordinasi bola mata terbalik setelah

pemaparan 8 jam

d. Gas-gas Belerang Oksida SOx

Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas belerang

dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawa yang mengandung unsur

belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya bercampur dengan gas

belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol sebagai SOx. Pencemaran SOx

Page 7: Laporan Tetap Pengukuran Emisi Udara

menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan, kerusakan pada tanaman terjadi

pada kadar sebesar 0,5 ppm.

Pengaruh utama polutan SO2 terhadap manusia adalah iritasi sistim pernafasan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2

sebesar 5 ppm atau lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi

pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama

terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem

pernafasan kadiovaskular. Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif

terhadap kontak dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relative rendah.

Kadar  SO2yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan adalah sebagai berikut :

Konsentasi

(ppm)

Pengaruh

3-5 Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya

8-12 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi

tenggorokan

20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi mata

20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk

20 Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi

dalam waktu lama

50-100 Maksimum yang diperbolehkan untuk kontrak singkat

( 30 menit )

400-500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat

e. Partikulat

Yang dimaksud dengan partikulat adalah berupa butiran-butiran kecil zat padat dan

tetes-tetes air. Partikulat-partikulat ini banyak terdapat dalam lapisan atmosfer dan

merupakan bahan pencemar udara yang sangat berbahaya. Inhalasi merupakan satu-

satunya rute pajanan yang menjadi perhatian dalam hubungannya dengan dampak

terhadap kesehatan. Walau demikian ada juga beberapa senjawa lain yang melekat

bergabung pada partikulat, seperti timah hitam (Pb) dan senyawa beracun lainnya, yang

dapat memajan tubuh melalui rute lain. Pengaruh partikulat debu bentuk padat maupun

cair yang berada di udara sangat tergantung kepada ukurannya. Ukuran partikulat debu

Page 8: Laporan Tetap Pengukuran Emisi Udara

bentuk padat maupun cair yang berada diudara sangat tergantung kepada ukurannya.

Ukuran partikulat debu yang membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara 0,1

mikron sampai dengan 10 mikron.

Pada umunya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara

yang dapat langsung masuk kedalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini

bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya,

karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas

dan menyebabkan iritasi. Keadaan ini akan lebih bertambah parah apabila terjadi reaksi

sinergistik dengan gas SO2 yang terdapat di udara juga.

Selain itu partikulat debu yang melayang dan berterbangan dibawa angin akan

menyebabkan iritasi pada mata dan dapat menghalangi daya tembus pandang mata

(visibility). Adanya ceceran logam beracun yang terdapat dalam partikulat debu di udara

merupakan bahaya yang terbesar bagi kesehatan.

Pada umumnya udara yang tercemar hanya mengandung logam berbahaya sekitar

0,01% sampai 3% dari seluruh partikulat debu di udara Akan tetapi logam tersebut

dapat bersifat akumulatif dan kemungkinan dapat terjadi reaksi sinergistik pada jaringan

tubuh, Selain itu diketahui pula bahwa logam yang terkandung di udara yang dihirup

mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan dosis sama yang besaral

dari makanan atau air minum. Oleh karena itu kadar logam di udara yang terikat pada

partikulat patut mendapat perhatian.

  SAMPLING UDARA

Program pengukuran kualitas udara ditinjau dari tujuan dan lokasinya

pengambilan contoh udara dibagi menjadi dua, yakni sampling pencemar ambien dan

sampling emisi sumber.

` Sampling pencemar ambien bertujuan untuk :

Memenuhi dan mematuhi baku mutu udara ambien untuk industri

Menyediakan data untuk evaluasi kualitas udara di industri

Observasi terhadap kecenderungan adanya pencemaran

Sampling emisi sumber bertujuan untuk :

Mengetahui besaran emisi pencemar untuk dibandingkan dengan baku mutu

emisi.

Mengetahui tingkat emisi dari laju produksi atau operasi industri.

Page 9: Laporan Tetap Pengukuran Emisi Udara

Melakukan pemantauan kinerja alat pencegahan pencemaran

Berdasarkan periode dan frekuensi sampling, sampling udara dapat dibedakan menjadi :

Sampling kontinyu

Sampling intemitten

Sampling sesaat

TEKNIK ANALISIS UDARA

a.   Analisis Spektrofotometri/Kolorimetri

Teknik analisis ini berdasarkan prinsip perbedaan warna larutan reagen sebelum

dan sesudah bereaksi dengan gas yang diukur. Parameter pencemar udara dapat diukur

melalui analisis spektrofotometri, seperti SOx, NOx, H2S, ammonia, logam berat.

b. Analisis Elektrokimia

Teknik analisis ini berdasarkan prinsip oksidasi elektrokimia, diman arus listrik

yang dikonsumsi akan merepresentasikan gas yang diukur secara kuantitatif. Parameter

udara yang dapat diukur dengan analisis ini diantaranya CO dan H2S.

Analisis Chemiluminescent

Teknik analisis dengan mengukur energi cahaya yang dihasilkan oleh reaksi

antara gas pencemar yang akan diukur dengan gas reagen, energi cahaya yang

dihasilkan ditangkap oleh tabung fotomultiplier, diperkuat dan dipancarkan kesensor

pembaca. Energi cahaya yang dihasilkan sebanding dengan kuantitas zat pencemar

reaktif. Pencemar udara yang dapat diukur dengan analisis chemiluminescent

diantaranya O3, NOx dan oksidan.

                                  Analisis absorpsi sinar inframerah dan ultraviolet

Beberapa parameter pencemar seperti CO dapat menyerap energi infared dan

ultraviolet, sehingga besaran energi yang terserap merepresentasikan konsentrasi

pencemar. NDIR (non dispersive infra red) adalah instrument analisis konsentrasi zat

pencemar berdasarkan serapan energi inframerah.                      

        Analisis kromatografi

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan

kecepatan perambatan komponen analit dalam suatu medium dan perbedaan afinitas

antara analit, fase diam (stasioner) dan fase gerak (mobile). Berdasarkan jenis fase

Page 10: Laporan Tetap Pengukuran Emisi Udara

geraknya, kromatografi dibedakan menjadi kromatografi gas (GC) dan kromatografi

cairan (LC). Pencemar udara yang dapat diukur dengan analisis kromatografi

diantaranya: VOC dan hidrokarbon.

LAMPIRAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 41 TAHUN 1999

TANGGAL : 26 MEI 1999BAKU MUTU UDARA AMBIEN NASIONAL

No

. Parameter

Waktu Pengukura

n Baku Mutu Metode Analisis Peralatan

1 SO2 1 Jam 900 ug/Nm3 PararosanilinSpektrofotometer

(Sulfur Dioksida) 24 Jam 365 ug/Nm3

1 Thn 60 ug/Nm3

2 CO 1 Jam 30.000 ug/Nm3NDIR NDIR Analyzer(Karbon Monoksida) 24 Jam 10.000 ug/Nm3

1 Thn -

3 NO2 1 Jam 400 ug/Nm3 SaltzmanSpektrofotometer

(Nitrogen Dioksida) 24 Jam 150 ug/Nm3

1 Thn 100 ug/Nm3

4 O3 1 Jam 235 ug/Nm3Chemiluminescent

Spektrofotometer

(Oksidan) 1 Thn 50 ug/Nm3

5 HC 3 Jam 160 ug/Nm3 Flame Ionization Gas(Hidro Karbon) Chromatogarfi

6 PM10 24 Jam 150 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol(Partikel < 10 um )PM2,5 (*) 24 Jam 65 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol(Partikel < 2,5 um ) 1 Thn 15 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol

7 TSP 24 Jam 230 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol(Debu) 1 Thn 90 ug/Nm3

8 Pb 24 Jam 2 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol(Timah Hitam) 1 Thn 1 ug/Nm3 Ekstraktif

Pengabuan AAS9. Dustfall 30 hari

Page 11: Laporan Tetap Pengukuran Emisi Udara

(Debu Jatuh )

10 Ton/km2/Bulan(Pemukiman) Gravimetric Cannister20 Ton/km2/Bulan(Industri)

10

Total Fluorides (as F) 24 Jam 3 ug/Nm3 Spesific Ion Impinger atau

90 hari 0,5 ug/Nm3 ElectrodeCountinous Analyzer

11.Fluor Indeks 30 hari

40 u g/100 cm2 dari kertas limed filter Colourimetric

Limed FilterPaper

12. Khlorine & 24 Jam 150 ug/Nm3 Spesific Ion Impinger atauKhlorine Dioksida Electrode

Countinous Analyzer

13.Sulphat Indeks 30 hari

1 mg SO3/100 cm3 Colourimetric LeadDari Lead Peroksida Peroxida Can

Metode-metode analisis untuk baku mutu ini akan dijabarkan sebagai berikut : 1.      Gas Chromatography (GC)

Kromatografi gas (GC) adalah jenis umum dari kromatografi yang  digunakan dalam kimia analitik dapat memisahkan senyawa dengan tanpa dekomposisi. GC dapat digunakan untuk  pengujian kemurnian zat tertentu, atau memisahkan komponen yang berbeda dari campuran (jumlah relatif komponen tersebut juga dapat ditentukan). GC dapat digunakan dalam mengidentifikasi suatu senyawa.

Kromatografi gas, berdasarkan fasa gerak dan fasa diamnya merupakan kromatografi gas-cair. Dimana fasa geraknya berupa gas yang bersifat inert, sedangkan fasa diamnya  berupa cairan yang inert pula, dapat berupa polimer ataupun larutan.2.      Spektrofotometer

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Panjang gelombang yang diukur sendiri merupakan larutan Pararosanilin.

3.      AAS (atomic absorption spectrofotometry)Larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dan unsur-unsur di dalam sampel

diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung atom unsur-unsur yang dianalisis. Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara termal oleh nyala, tetapi kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam keadaan dasar (ground state). Atom-atom ground state ini kemudian menyerap radiasi yang diberikan oleh sumber radiasi yang terbuat dari unsur-unsur yang bersangkutan. Panjang gelombang yang

Page 12: Laporan Tetap Pengukuran Emisi Udara

dihasilkan oleh sumber radiasi adalah sama dengan panjang gelombang yang diabsorpsi oleh atom dalam nyala. Absorpsi ini mengikuti hukum Lambert-Beer4.      Impinger5.      Limed filter paper6.      Continous Analyzer7.      Lead8.      Peroxida Can www.fs.fed.us 

L A M P I R A N I K E P U T U S A N M E N T E R I N E G A R A L I N G K U N G A N H I D U P N O . 4 8 T A H U N 1 9 9 6

T A N G G A L 2 5 N O P E M B E R 1 9 9 6BAKU TINGKAT KEBISINGAN

Di Indonesia ISPU diatur berdasarkan Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Nomor KEP-107/Kabapedal/11/1997.[2]

ISPU Dan Dampak Kesehatan

ISPUPencemaran

UdaraLevel

Dampak kesehatan;

0 - 50 BaikTidak memberikan dampak bagi kesehatan manusia atau hewan.

51 – Sedang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan

Page 13: Laporan Tetap Pengukuran Emisi Udara

100 tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang peka.

101 – 199

Tidak Sehatbersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang peka atau dapat menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

200 – 299

Sangat Tidak Sehat

kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.

300 – 500

Berbahayakualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi (misalnya iritasi mata, batuk, dahak dan sakit tenggorokan).

Udara ambien adalah udara sekitar kita di lapisan troposfer yang apa adanya yang sehari-hari kita hirup. Dalam keadaan normal, udara ambien ini akan terdiri dari gas nitrogen (78%), oksigen (20%), argon (0,93%) dan gas karbon dioksida (0,03%). Udara emisi adalah udara yang langsung dikeluarkan oleh sumber emisi seperti knalpot kendaraan bermotor dan cerobong gas buang pabrik. Tergantung dari pengelolaan lingkungannya, udara emisi bisa mencemari udara ambien atau tidak mencemari udara ambien. Wah bahaya kan ya kalau setiap hari hari kita menhirup udara yang tercemar gas-gas berbahaya? oleh sebab itu perlu diadakan analisis udara ambien dan udara emisi dengan beberapa parameter. Parameter-parameter kualitas udara yang dipantau umumnya hampir sama seperti gas SOx, CO, NO2, H2S, NH3 dan partikulat yang berbentuk padat.

KEBISINGANKebisingan merupakan salah satu faktor bahaya fisik yang sering dijumpai di tempat kerja. Kebisingan mempengaruhi kesehatan, antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada indra pendengaran sampai pada ketulian. Dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa intensitas bunyi yang dikategorikan bising dan yang mempengaruhi kesehatan (pendengaran) adalah di atas 60 dB. Oleh sebab itu, para karyawan yang nekerja di pabrik dengan intensitas bunyi mesin di atas 60 dB, maka harus dilengkapi dengan alat pelindung (penyumbat) telinga, guna mencegah gangguan-gangguan pedengaran (Notoatmodjo, 2003).

Di samping itu, kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi. Dengan suasana yang bising memaksa pekerja untuk berteriak di dalam berkomunikasi dengan pekerja yang lain. Oleh karena sudah biasa berbicara keras di lingkungan  kerja sebagai akibat lingkungan kerja yang bising ini, maka kadang-kadang di tengah-tengah keluarga juga terbiasa berbicara keras. Bisa sebagai sikap marah. Lebih  jauh kebisingan yang terus menerus dapat mengakibatkangangguan konsentrasi pekerja, yang akibatnya pekerja cenderung berbuat kesalahan dan akhirnya menurunkan produktivitas kerja (Notoatmodjo, 2003). Selain itu kebisingan juga dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah.

Jenis-Jenis Kebisingan

Page 14: Laporan Tetap Pengukuran Emisi Udara

Kebisingan dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) bentuk dasar (Wahyu, 2003) :1.         Intermitten Noise (Kebisingan Terputus-putus)

Intermittten Noise adalah kebisingan diana suara timbul dan menghilang secara perlahan-lahan. Termasuk dalam intermitten noise adalah kebisingan yang ditimbulkan oleh suara kendaraan bermotor dan pesawat terbang yang tinggal landas.2.         Steady State Noise (Kebisingan Kontinyu)

Dinyatakan dalam nilai ambang tekanan suara (sound pressure levels) diukur dalam octave band dan perubahan-perubahan tidak melebihi beberapa dB per detik, atau kebisingan dimana fluktuasi dari intensitas suara tidak lebih 6dB, misalnya : suara kompressor, kipas angin, darur pijar, gergaji sekuler, katub gas.3.         Impact Noise.

Impact noise adalah kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak intensitasnya tidak lebih dari 35 detik, dan waktu yang dibutuhkan untuk penurunan sampai 20 dB di bawah puncaknya tidak lebih dari 500 detik. Atau bunyi yang mempunyai perubahan-perubahan besar dalam octave band. Contoh : suara pukulan palu, suara tembakan meriam/senapan dan ledakan bom.

IV. CARA KERJA1. Menyiapkan 2 motor yang sebagai untuk di jadikan sebagai perbandingan

antara motor tersebut2. Menimbang kertas saring dalam keadaan kosong3. Meletakkan kertas saring ke alat HVAS4. Menyalakan HVAS dengan waktu selam 2 menit5. Menimbang kertas saring kembali 6. Menganalisa kertas saring7. Menentukan kebisingan dengan sound level meter pada lokasi yang sama

V. DATA PENGAMATAN

Jenis KendaraanKebisinga

n (Db)

Partikulat Debu

(gr)

Standart Kendaraan

Standar kualitas udara

1. Suzuki Thunder 125 cc tahun 2008

1 menit : 64,9 Db (tidak di gas)2 menit : 86,4 Db (di gas)

Kertas saring kosong = 0,5041 grKertas saring + polutan = 0,5056 grBerat polutan = 0,5056 gr – 0,5041

PERGUB SUMSEL No. 17 Th. 2005 Tentang Standar Udara

H2S : 42 µg/Nm3/30 mnt

Baku mutu emisi

kendaraan bermotor menurut

Kepmen LH No. 06 tahun

2006Sepeda

motor 2 tak : CO (%) = 4.5

Page 15: Laporan Tetap Pengukuran Emisi Udara

gr= 0,0015 gr

SO2 : 900 µg/Nm3/1 jam

NO2 : 400 µg/Nm3/1 jam

CO : 30000 µg/Nm3/1 jam

TSP : 230 µg/Nm3/24jam

HC (ppm) = 12.000

Sepeda motor 4 tak : CO (%) = 4.5

HC (ppm) = 2.400

Berpenggerak motor

bakar cetus api (bensin) : CO (%) = 1.51.5HC (ppm) =

200200

2. Honda Revo 100 cc tahun 2008

1 menit : 67,4 Db (tidak di gas)2 menit : 90, 2 Db (digas)

Kertas saring kosong = 0,5014 grKertas saring + polutan = 0,5061 grBerat polutan = 0,5061 gr – 0,5014 gr= 0,0047 gr

Page 16: Laporan Tetap Pengukuran Emisi Udara

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH

EMISI UDARA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

1. Anadiya Morlina (061330401007)

2. Ariyo Dwi Saputra (061330401008)

3. Jannatul Fitri (061330401011)

4. Mega Silvia (061330401016)

5. M. Dody Apriliyana (0613304010

6. Rifa Nurjihanty (0613304010

7. Siti Nurjannah (0613304010

KELAS : 2KD

INSTRUKTUR : Ir. Leila Kalsum, M.T.

LABORATURIUM TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG TAHUN 2014