pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap kualitas udara

32
PENGARUH EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP KUALITAS UDARA MUHAMMAD RIDHA ANSHARY Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia. ABSTRACT A control of air contamination of pollution for the result of vehicle’s emissions is a part of a control of air contamination of pollution from transportation’s system. In this part, vehicle’s emissions is a producent that delivers a most air contamination on the air of most big city over the world, wheraeas a rute of trip for vehicle, type of engine, and road’s condition for each kilometer give a big influence for the air pollution from engine’s emissions of vehicles. Most air pollution is dangering our’s life in every daily activities we have in the city. We must aware and know how to keep our life healty. But now, most of people seem passive and do nothing but tend to accuse the government for the lack of air quality. This is bad which means the control of air contamination that government held can be fail and no avail. To control the air contamination for the result of vehicle’s emissions we need a solid cooperation between government (department of transportation and communication), people and the producents of vehicle in order that make the efficient movements for the control and minimization of the mistakes. Keyword : control, air contamination, vehicle, emission. ABSTRAK

Upload: muhammad-sadiqul-iman

Post on 29-Jun-2015

2.443 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

PENGARUH EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR

TERHADAP KUALITAS UDARA

MUHAMMAD RIDHA ANSHARY

Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru,Kalimantan Selatan, Indonesia.

ABSTRACT

A control of air contamination of pollution for the result of vehicle’s emissions is a part of a control of air contamination of pollution from transportation’s system. In this part, vehicle’s emissions is a producent that delivers a most air contamination on the air of most big city over the world, wheraeas a rute of trip for vehicle, type of engine, and road’s condition for each kilometer give a big influence for the air pollution from engine’s emissions of vehicles.

Most air pollution is dangering our’s life in every daily activities we have in the city. We must aware and know how to keep our life healty. But now, most of people seem passive and do nothing but tend to accuse the government for the lack of air quality. This is bad which means the control of air contamination that government held can be fail and no avail.

To control the air contamination for the result of vehicle’s emissions we need a solid cooperation between government (department of transportation and communication), people and the producents of vehicle in order that make the efficient movements for the control and minimization of the mistakes.

Keyword : control, air contamination, vehicle, emission.

ABSTRAK

Usaha pengendalian pencemaran udara akibat dari adanya gas buang kendaraan bermotor merupakan bagian dari pengendalian pencemaran udara pada sistem transportasi. Dalam hal ini kendaraan bermotor merupakan produsen yang menghasilkan pencemar udara terbanyak hampir di seluruh kota-kota besar di dunia, dimana pola perjalanan kendaraan bermotor, tipe mesin dan kondisi jalan yang dilalui setiap kilometernya memberikan pengaruh yang besar terhadap pembuangan hasil pembakaran pada mesin kendaraan bermotor.

Page 2: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

Pencemaran udara yang seperti apapun akan dapat membahayakan kehidupan kita di setiap aktivitas kita sehari-hari di kota. Kita harus sadar dan tahu akan bagaimana menjaga kehidupan kita agar tetap sehat. Tapi sekarang, banyak orang yang terlihat pasif dan tidak melakukan apa-apa tapi cenderung dan kerap menyalahkan pemerintah terhadap buruknya kualitas lingkungan. Ini berbahaya karena dapat menyebabkan usaha pengendalian pencemaran udara yang dilakukan oleh pemerintah gagal dan tidak berguna.

Untuk mengendalikan pencemaran udara akibat dari adanya gas buang kendaraan bermotor kita memerlukan kerja sama yang kuat antara pemerintah (dinas perhubungan dan transportasi), masyarakat luas dan produsen dari kendaraan bermotor itu sendiri agar dapat membuat langkah-langkah yang efisien dalam pengendalian dan meminimalisasi kesalahan.

Kata kunci : pengendalian, pencemaran udara, kendaraan bermotor, gas

buang.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Selama kita hidup tentu membutuhkan udara untuk bernapas. Di dalam

udara terkandung dari gas yang terdiri dari 78% nitrogen, 20% oksigen, 0,93%

argon, 0,03% karbon dioksida, dan sisanya terdiri dari neon, helium, metan dan

hidrogen. Gas oksigen merupakan komponen esensial bagi kehidupan makhluk

hidup, termasuk manusia. Komposisi seperti itu dibilang sebagai udara normal

dan dapat mendukung kehidupan manusia.

Namun, akibat aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan, udara

sering kali menurun kualitasnya. Perubahan ini dapat berupa sifat-sifat fisis

maupun kimiawi. Perubahan kimiawi dapat berupa pengurangan maupun

penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara. Kondisi

seperti itu lazim disebut dengan pencemaran (polusi) udara.

Menurut penelitian oleh beberapa ahli, 70 persen pencemaran udara di

kota-kota besar pada umumnya disebabkan oleh kendaraan bermotor.

Page 3: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

Permasalahan polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor sudah mencapai titik

yang mengkhawatirkan terutama dikota-kota besar.

Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mahasiswa, sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat memahami

arti dari pencemaran udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor

sehingga kedepannya segala kemungkinan terburuk yang ditimbulkan

pencemaran ini dapat dicegah dan diatasi.

2. Mahasiswa, dengan segala kreativitasnya diharapkan dapat mengembangkan

inovasi dalam mengatasi permasalahan pencemaran udara.

3. Mahasiswa, sebagai agen pembawa perubahan (agent of change) diharapkan

dapat mensosialisasikan pengaruh dan dampak pencemaran udara oleh emisi

gas buang kendaraan bermotor kepada masyarakat luas agar masyarakat dapat

lebih memahami permasalahan mengenai pencemaran udara saat ini.

Batasan Masalah

Tingginya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di kota-kota besar di

Indonesia cukup tinggi yaitu berkisar 8-12% per tahun (Sumber : Kepolisian

Negara Republik Indonesia, Direktorat Lalu Lintas (Januari 2000)). Seiring

berkembang pesatnya jumlah kendaraan bermotor, maka polusi yang dihasilkan

juga semakin besar. Oleh karena itu, permasalahan pencemaran udara yang

dibahas dalam makalah ini dibatasi hanya yang berasal dari kendaraan bermotor.

Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan adalah sebagian besar menggunakan

metode kepustakaan yakni menggunakan sebuah jurnal utama dengan beberapa

Page 4: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

jurnal pendukung dan beberapa literatur lainnya. Tidak lupa pula artikel-artikel

ilmiah dari internet yang relevan dengan tema makalah ini yakni seputar

pencemaran udara oleh emisi gas buang kendaraan bermotor.

KAJIAN PUSTAKA

Definisi Udara Tercemar / Batas Pengukuran Pencemaran Terendah dan

Teratas

Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan

meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar, kini kering dan kotor.

Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan pencemaran udara, yaitu

masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam

udara.

Udara tercemar adalah perbedaan komposisi udara aktual dengan kondisi

udara normal dimana komposisi udara aktual tidak mendukung kehidupan

manusia. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan

partikel. Dalam bentuk gas dapat dibedakan dalam golongan belerang (sulfur

dioksida, hidrogen sulfida, sulfat aerosol), golongan nitrogen (nitrogen oksida,

nitrogen monoksida, amoniak, dan nitrogen dioksida), golongan karbon (karbon

dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon), dan golongan gas yang berbahaya

(benzene, vinyl klorida, air raksa uap).

Sehingga pencemaran udara dapat didefinisikan sebagai hadirnya substansi

di udara dalam konsentrasi yang cukup untuk menyebabkan gangguan pada

manusia, hewan, tanaman maupun material. Substansi ini bisa berupa gas, cair

maupun partikel padat. Ada lima jenis polutan di udara, yaitu partikulat dengan

diameter kurang dari 10 µm (PM10), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida

(NO2), karbon monoksida (CO) dan timbal (Cooper,1994).

Jenis pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi tiga.

Pertama, mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah.

Page 5: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

Kedua, bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, benzene.

Ketiga, makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing. Sementara itu, jenis

pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu

pencemaran udara bebas dan pencemaran udara ruangan. Kategori pencemaran

udara bebas meliputi secara alamiah (letusan gunung berapi, pembusukan, dan

lain-lain) dan bersumber kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan

industri, rumah tangga, asap kendaraan bermotor. Sedangkan pencemaran udara

ruangan meliputi dari asap rokok, bau tidak sedap di ruangan.

Jenis parameter pencemar udara didasarkan pada baku mutu udara ambien

menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999, yang meliputi : Sulfur

dioksida (SO2), Karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Ozon (O3),

Hidro karbon (HC), PM 10, Partikel debu ( PM 2,5 ), TSP (debu dan abu), Pb

(Timah Hitam).

Daerah perkotaan merupakan salah satu sumber pencemaran udara utama,

yang sangat besar peranannya dalam masalah pencemaran udara. Kegiatan

perkotaan yang meliputi kegiatan sektor-sektor permukiman, transportasi,

komersial, industri, pengelolaan limbah padat, dan sektor penunjang lainnya

merupakan kegiatan yang potensial dalam merubah kualitas udara perkotaan.

Pembangunan fisik kota dan berdirinya pusat-pusat industri disertai dengan

melonjaknya produksi kendaraan bermotor, mengakibatkan peningkatan

kepadatan lalu lintas dan hasil produksi sampingan, yang merupakan salah satu

sumber pencemar udara.

Berada di beberapa tempat yang berpolusi udara cukup tinggi sangatlah

membahayakan kesehatan dan diperlukan beberapa pedoman yang menunjukkan

seberapa lama kita boleh berada dalam daerah paparan polusi udara tersebut (bila

kita terpaksa harus memasuki daerah tersebut). Adapun pedoman yang dibuat oleh

Bapedal dapat dirincikan dalam tabel berikut ini

.

Page 6: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

Tabel I.

Sumber dan Standar Kesehatan Gas Emisi Buang

Sektor Transportasi Perkotaan

Dari berbagai sektor yang potensial dalam mencemari udara, pada

umumnya sektor transportasi memegang peran yang sangat besar dibandingkan

dengan sektor lainnya. Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan

bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi

gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari

sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah,

kebakaran hutan, dan lain-lain.           

Kendaraan bermotor yang menjadi alat transportasi, dalam konteks

pencemaran udara dikelompokkan sebagai sumber yang bergerak. Dengan

karakteristik yang demikian, penyebaran pencemar yang diemisikan dari sumber-

sumber kendaraan bermotor ini akan mempunyai suatu pola penyebaran spasial

yang meluas. Faktor perencanaan sistem transportasi akan sangat mempengaruhi

penyebaran pencemaran yang diemisikan, mengikuti jalur-jalur transportasi yang

direncanakan.

Faktor penting yang menyebabkan dominannya pengaruh sektor

transportasi terhadap pencemaran udara perkotaan di Indonesia antara lain:

1. Perkembangan jumlah kendaraan yang cepat (eksponensial)

Page 7: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

2. Tidak seimbangnya prasarana transportasi dengan jumlah kendaraan yang

ada ( misalnya jalan yang sempit).

3. Pola lalu lintas perkotaan yang berorientasi memusat, akibat terpusatnya

kegiatan-kegiatan perekonomian dan perkantoran di pusat kota

4. Masalah turunan akibat pelaksanaan kebijakan pengembangan kota yang

ada,  misalnya daerah pemukiman penduduk yang semakin menjauhi pusat

kota

5. Kesamaan waktu aliran lalu lintas

6. Jenis, umur dan karakteristik kendaraan bermotor

7. Faktor perawatan kendaraan dan jenis bahan bakar yang digunakan.

8. Jenis permukaan jalan dan struktur pembangunan jalan.

9. Siklus dan pola mengemudi (driving pattern)

Di samping faktor-faktor yang menentukan intensitas emisi pencemar

sumber tersebut, faktor penting lainnya adalah faktor potensi dispersi atmosfer

daerah perkotaan, yang akan sangat tergantung kepada kondisi dan perilaku

meteorologi.

BBM (Bahan Bakar Minyak) Sebagai Sumber Energi dan Pencemar

Sektor transportasi mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap

sumber energi. Seperti diketahui penggunaan energi inilah yang terutama

menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Hampir semua produk energi

konvensional dan rancangan motor bakar yang digunakan dalam sektor

transportasi masih menyebabkan dikeluarkannya emisi pencemar ke udara.

Penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) bensin dalam motor bakar akan selalu

mengeluarkan senyawa-senyawa seperti CO (karbon monoksida), THC (total

hidro karbon), TSP (debu), NOx (oksida-oksida nitrogen) dan SOx (oksida-oksida

sulfur). Premium yang dibubuhi TEL, akan mengeluarkan timbal (Lead). Solar

dalam motor diesel akan mengeluarkan beberapa senyawa tambahan di samping

senyawa tersebut di atas, yang terutama adalah fraksi-fraksi organik seperti

aldehida, PAH (Poli Alifatik Hidrokarbon), yang mempunyai dampak kesehatan

yang lebih besar (karsinogenik), dibandingkan dengan senyawa-senyawa lainnya.

Page 8: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

Pertumbuhan Produksi Kendaraan Bermotor dan Konsumsi BBM Untuk

Transportasi

Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang terjadi di kota-kota besar

mencapai 8-12% per tahun. Dimana data mengenai pertumbuhan dari berbagai jenis

kendaraan dari tahun 1990 hingga tahun 1999 dapat dilihat pada tabel II.

Tabel II.

Jumlah kendaraan di Indonesia mulai tahun 1990 – 1999

(Tidak termasuk kendaraan ABRI dan kendaraan Dinas)

Sumber : Kepolisisan Negara Republik Indonesia, Direktorat Lalu Lintas ( Januari 2000)

Dari data pada tahun 1990 hingga tahun 1998 dapat dilihat bahwa jenis

kendaraan yang mendominasi adalah sepeda motor. Dan yang menjadi masalah

dalam pencemaran udara adalah emisi kendaraan bermotor dimana sebagian besar

kendaraan bermotor ini menggunakan bahan bakar minyak (BBM) berupa Premix,

Premium atau Solar yang mengandung timah hitam (Leaded) berperan sebagai

penyumbang polusi cukup besar terhadap kualitas udara dan kesehatan.

Page 9: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

Pengaruh Emisi Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Makhluk Hidup di

Sekitarnya

Sulfur Oksida (SO)

Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen

sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur

trioksida (SO3), yang keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Pengaruh utama

polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar

5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada

kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama

terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem

pernafasan kadiovaskular (penyebab utama penyakit “bronchoconstriction”).

Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi

sebagai berikut :

S + O2 SO2

2 SO2 + O2 2 SO3

SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air

sangat rendah. Jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, SO3 dan uap air akan

segera bergabung membentuk droplet asam sulfat ( H2SO4 ) dengan reaksi sebagai

berikut :

SO2 + H2O2 H2SO4

Komponen yang normal terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4

Tetapi jumlah H2SO4 di atmosfir lebih banyak daripada yang dihasilkan dari emisi

SO3. Hal ini menunjukkan bahwa produksi H2SO4 juga berasal dari mekanisme

lainnya. Setelah berada diatmosfir sebagai SO2 akan diubah menjadi SO3

(kemudian menjadi H2SO4) oleh proses-proses fotolitik dan katalitik. Jumlah SO2

yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk jumlah

Page 10: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

air yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spektrum sinar matahari, jumlah

bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin yang tersedia. Pada malam hari atau

kondisi lembab atau selama hujan SO2 di udara diaborpsi oleh droplet air alkalin

dan bereaksi pada kecepatan tertentu untuk membentuk sulfat di dalam droplet

dan menghasilkan hujan asam.

Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida (CO) kerap disebut “the silent killer” karena

merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal

berbentuk gas yang tidak berwarna. Sumber pencemaran umumnya berasal dari

aktivitas pembakaran tidak sempurna (gas, batubara, kayu), water heater, knalpot,

asap rokok. Tidak seperti senyawa lain, CO mempunyai potensi bersifat racun

yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen

darah yaitu haemoglobin menghasilkan karboksi-haemoglobin (HbCO) dengan

afinitas CO terhadap Haemoglobin (Hb): 240–270 lebih besar daripada O2.

Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang

menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi, jumlah CO dari sumber

buatan diperkirakan mendekati 60 juta ton per tahun. Separuh dari jumlah ini

berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bakan bakar bensin dan

sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan

minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik. Didalam laporan WHO

(1992) dinyatakan paling tidak 90% dari CO diudara perkotaan berasal dari emisi

kendaraan bermotor. Selain itu asap rokok juga mengandung CO, sehingga para

perokok dapat memapar dirinya sendiri dari asap rokok yang sedang dihisapnya.

Karbon monoksida yang bersumber dari dalam ruang (indoor) terutama

berasal dari alat pemanas ruang yang menggunakan bahan bakar fosil dan tungku

masak. Kadar nya akan lebih tinggi bila ruangan tempat alat tersebut bekerja,

tidak memadai ventilasinya. Namun umunnya pemaparan yang berasal dari dalam

ruangan kadarnya lebih kecil dibandingkan dari kadar CO hasil pemaparan asap

rokok.. Dalam beberapa penelitian ditemukan kadar CO yang cukup tinggi

didalam kendaraan sedan maupun bus.

Page 11: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

Kadar CO diperkotaan cukup bervariasi tergantung dari kepadatan

kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin dan umumnya

ditemukan kadar maksimum CO yang bersamaan dengan jam-jam sibuk pada pagi

dan malam hari. Selain cuaca, variasi dari kadar CO juga dipengaruhi oleh

topografi jalan dan bangunan disekitarnya. Pemaparan CO dari udara ambien

dapat direfleksikan dalam bentuk kadar karboksi-haemoglobin (HbCO) dalam

darah yang terbentuk dengan sangat lambat karena butuh waktu 4-12 jam untuk

tercapainya keseimbangan antara kadar CO diudara dan HbCO dalam darah Oleh

karena itu kadar CO didalam lingkungan, cenderung dinyatakan sebagai kadar

rata-rata dalam 8 jam pemajanan Data CO yang dinyatakan dalam rata-rata setiap

8 jam pengukuran sepajang hari (moving 8 hour average concentration) adalah

lebih baik dibandingkan dari data CO yang dinyatakan dalam rata-rata dari 3 kali

pengukuran pada periode waktu 8 jam yang berbeda dalam sehari. Perhitungan

tersebut akan lebih mendekati gambaran dari respons tubuh manusia tyerhadap

keracunan CO dari udara.

Tingkatan pemaparan berdasarkan frekuensinya dapat dibagi sebagai

berikut :

a. Tingkat rendah, yakni munculnya gejala fatigue (kelelahan) dan sakit

dada yang diiringi sesak napas ( 250 ppm – 500 ppm terpapar dalam

waktu 5 jam).

b. Tingkat tinggi, yakni munculnya gejala sakit kepala, pusing, kesehatan

dan kondisi tubuh melemah, tidak bisa tidur, muntah-muntah, bingung,

kehilangan konsentrasi ( 500 ppm – 750 ppm terpapar dalam waktu 3

jam ).

c. Tingkat yang sangat tinggi, yakni pingsan dan meninggal ditempat ( <

750 ppm terpapar dalam waktu kurang dari 1 jam ).

Nitrogen Dioksida (NO2)

Page 12: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi

dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari

kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari).

Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-

binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Percobaan dengan

pemakaian NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia

mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.

Ozon (O3)

Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah

fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam

jumlah kecil tetapi lapisan ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari

radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk di udara pada ketinggian 30km dimana

radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan

memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen, tergantung dari jumlah

molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon menyerap

radiasi sinar matahari dengan kuat di daerah panjang gelombang 240-320 nm.

Diperkotaan, terutama dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi, potensi

terbentuknya ozon besar sekali. Ozon ini kerap disebut ozon permukaan, yakni

ozon yang terbentuk akibat adanya gas HC, NO2 dan NOX yang saling berikatan

dan terfotolistik oleh sinar matahari membentuk O3 yang bersifat oksidator dan

membahayakan kesehatan karena jaraknya dari permukaan bumi sangat dekat dan

berada di kawasan yang padat penduduknya (kota-kota besar pada umumnya).

Gas ini sangat berbahaya bagi kesehatan, sebagai contoh ditemukannya

sebuah pegangan besi di jembatan penyeberangan di Kota Jakarta yang berkarat

dan terus mengalami pengaratan akibat hasil oksidasi O3 padahal usianya belum 6

bulan.

Hidrokarbon (HC)

Page 13: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

Hidrokarbon berasal dari hasil pembakaran tidak sempurna dari bahan

bakar yang mengandung unsur karbon. Hidrokarbon di udara akan bereaksi

dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut

“Plycyclic Aromatic Hidrocarbon” (PAH) yang banyak dijumpai di daerah

industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan

menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.

Tabel. III

Berbagai Jenis Hidrokarbon Aromatik Dan

Pengaruhnya pada Kesehatan Manusia

Khlorin (Cl2)

Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat

menyengat. Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas

hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun

yang digunakan pada perang dunia ke-1. Selain bau yang menyengat, gas khlorin

juga dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin

masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat

membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi

dan peradangan. Gas khlorin juga dapat mengalami proses oksidasi dan

membebaskan oksigen seperti pada proses yang terjadi di bawah ini.

Cl2 + H2O HCL + HOCl

8HOCl 6HCL + 2HClO3 + O3

Partikel Debu

Page 14: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

Partikel debu sering diistilahkan sebagai “Total Suspended Particulated

(TSP)”. Dapat berupa debu atau abu yang biasanya berasal dari penggunaan bahan

bakar batu bara pada kereta api yang menimbulkan jelaga. Pada umumnya ukuran

partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung

masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti

bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena

partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan

menyebabkan iritasi.

Pada daerah tertentu dapat mengurangi visibilitas pada perjalanan dan

dapat menghambat proses fotosintesis pada tumbuhan apabila terdapat banyak

debu yang menempel pada daun.

Timah Hitam (Timbal)

Timah hitam atau lebih sering disebut timbal (Pb) adalah salah satu jenis

logam berat. Warnanya putih keabu-abuan dan sudah dikenal sejak ribuan tahun

lalu. Bangsa Romawi menggunakannya sebagai bahan konstruksi untuk pipa dan

saluran air. Pb dapat berupa dalam 2 bentuk: inorganik dan organik. Dalam

bentuk inorganik Pb bisa dipakai untuk industri baterei, cat, percetakan, gelas,

polivinyl, plastik, pelapis kabel dan mainan anak-anak. Dan dalam bentuk organik

Pb dipakai untuk industri perminyakan. Dalam persenyawaannya Pb dapat berupa

lead alkyl compound: TML (tetra methil lead), TEL (tetra ethyl lead). TEL

dipakai untuk anti knocking agent yang berfungsi menaikkan angka oktan setelah

melalui proses blending. Setiap penambahan 0,1 gr/lt pada bahan bakar angka

oktan naik 1,5 – 2 satuan angka oktan.

Timbal (Pb) sebagai salah satu komponen polutan udara mempunyai efek

toksik yang luas pada manusia dan hewan dengan mengganggu fungsi ginjal,

saluran pencernaan, dan sistem saraf pada remaja, menurunkan fertilitas,

menurunkan jumlah spermatozoa, dan meningkatkan spermatozoa abnormal dan

aborsi spontan. Selain juga menurunkan Intellegent Quotient (IQ) pada anak –

anak , menurunkan kemampuan berkonsentrasi, gangguan pernapasan, kanker

paru–paru dan alergi. Dalam laporan Bank Dunia 1992, diketahui bahwa

Page 15: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

pencemaran udara akibat timbal, menimbulkan 350 kasus penyakit jantung

koroner, 62.000 kasus hipertensi dan menurunkankan IQ hingga 300.000 point.

Juga Pb menurunkan kemampuan darah untuk mengikat oksigen.

Konsentrasi Pb dalam darah (PbB) pada taraf 40 – 50 ug/dL mampu

menghambat sintesis hemoglobin yang pada akhirnya merusak hemoglobin darah.

Debu Pb yang terhirup secara akumulatif dapat mengganggu fungsi ginjal, alat

reproduksi serta menyebabkan tekanan darah tinggi bahkan stress. Standar WHO

ambang batas kandungan Pb dalam darah 20 mikrogr/100 cc darah untuk dewasa

dan 10 – 30 mikrogr/100 cc anak-anak. Tingkat keracunan Pb dapat dipengaruhi

oleh umur, jenis kelamin dan musim. Makin muda seseorang semakin rentan

terhadap keracunan Pb, perempuan lebih rentan daripada laki-laki, dan musim

panas semakin meningkatkan daya racun pada anak-anak.

PEMBAHASAN

Analisis Pencemaran Udara di Sektor Transportasi

Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi

dari kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin,

alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan faktor lain yang semuanya ini

membuat pola emisi menjadi rumit. Jenis bahan bakar pencemar yang dikeluarkan

oleh mesin dengan bahan bakar bensin maupun bahan bakar solar sebenarnya sama

saja, hanya berbeda proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin. Secara visual

selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar, yang

umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin.

Senyawa-senyawa di dalam gas buang terbentuk selama energi diproduksi

untuk mejalankan kendaraan bermotor. Beberapa senyawa yang dinyatakan dapat

membahayakan kesehatan adalah berbagai oksida sulfur, oksida nitrogen, dan oksida

karbon, hidrokarbon, logam berat tertentu dan partikulat. Pembentukan gas buang

tersebut terjadi selama pembakaran bahan bakar fosil-bensin dan solar didalam mesin.

Dibandingkan dengan sumber stasioner seperti industri dan pusat tenaga

listrik, jenis proses pembakaran yang terjadi pada mesin kendaraan bermotor tidak

sesempurna di dalam industri dan menghasilkan bahan pencemar pada kadar yang

Page 16: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

lebih tinggi, terutama berbagai senyawa organik dan oksida nitrogen, sulfur dan

karbon. Selain itu gas buang kendaraan bermotor juga langsung masuk ke dalam

lingkungan jalan raya yang sering dekat dengan masyarakat, dibandingkan dengan

gas buang dari cerobong industri yang tinggi. Dengan demikian maka masyarakat

yang tinggal atau melakukan kegiatan lainnya di sekitar jalan yang padat lalu lintas

kendaraan bermotor dan mereka yang berada di jalan raya seperti para pengendara

bermotor, pejalan kaki, dan polisi lalu lintas, penjaja makanan sering kali terpapar

oleh bahan pencemar yang kadarnya cukup tinggi. Estimasi dosis pemaparan sangat

tergantung kepada tinggi rendahnya pencemar yang dikaitkan dengan kondisi lalu

lintas pada saat tertentu.

Keterkaitan antara pencemaran udara di perkotaan dan kemungkinan adanya

resiko terhadap kesehatan, baru dibahas pada beberapa dekade belakangan ini.

Pengaruh yang merugikan mulai dari meningkatnya kematian akibat adanya smog

sampai pada gangguan estetika dan kenyamanan. Gangguan kesehatan lain diantara

kedua pengaruh yang ekstrim ini, misalnya kanker pada paru-paru atau organ tubuh

lainnya, penyakit pada saluran tenggorokan yang bersifat akut maupun khronis, dan

kondisi yang diakibatkan karena pengaruh bahan pencemar terhadap organ lain sperti

paru, misalnya sistem syaraf. Karena setiap individu akan terpapar oleh banyak

senyawa secara bersamaan, sering kali sangat sulit untuk menentukan senyawa mana

atau kombinasi senyawa yang mana yang paling berperan memberikan pengaruh

membahayakan terhadap kesehatan.

Bahan pencemar yang terutama terdapat didalam gas buang buang kendaraan

bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai senyawa hindrokarbon, berbagai

oksida nitrogen (NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbel (PB).

Bahan bakar tertentu seperti hidrokarbon dan timbel organik, dilepaskan keudara

karena adanya penguapan dari sistem bahan bakar.

Lalu lintas kendaraan bermotor, juga dapat meningkatkan kadar partikular

debu yang berasal dari permukaan jalan, komponen ban dan rem. Setelah berada di

udara, beberapa senyawa yang terkandung dalam gas buang kendaraan bermotor

dapat berubah karena terjadinya suatu reaksi, misalnya dengan sinar matahari dan uap

air, atau juga antara senyawa-senyawa tersebut satu sama lain. Proses reaksi tersebut

Page 17: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

ada yang berlangsung cepat dan terjadi saat itu juga di lingkungan jalan raya, dan

adapula yang berlangsung dengan lambat.

Reaksi kimia di atmosfer kadangkala berlangsung dalam suatu rantai reaksi

yang panjang dan rumit, dan menghasilkan produk akhir yang dapat lebih aktif atau

lebih lemah dibandingkan senyawa aslinya. Sebagai contoh, adanya reaksi di udara

yang mengubah nitrogen monoksida (NO) yang terkandung di dalam gas buang

kendaraan bermotor menjadi nitrogen dioksida (NO2 ) yang lebih reaktif, dan reaksi

kimia antara berbagai oksida nitrogen dengan senyawa hidrokarbon yang

menghasilkan ozon dan oksida lain, yang dapat menyebabkan asap awan fotokimia

(photochemical smog). Pembentukan smog ini kadang tidak terjadi di tempat asal

sumber (kota), tetapi dapat terbentuk di pinggiran kota. Jarak pembentukan smog ini

tergantung pada kondisi reaksi dan kecepatan angin.

Untuk bahan pencemar yang sifatnya lebih stabil sperti limbah (Pb), beberapa

hidrokarbon-halogen dan hidrokarbon poliaromatik, dapat jatuh ke tanah bersama air

hujan atau mengendap bersama debu, dan mengkontaminasi tanah dan air. Senyawa

tersebut selanjutnya juga dapat masuk ke dalam rantai makanan yang pada akhirnya

masuk ke dalam tubuh manusia melalui sayuran, susu ternak, dan produk lainnya dari

ternak hewan. Karena banyak industri makanan saat ini akan dapat memberikan

dampak yang tidak diinginkan pada masyarakat kota maupun desa.

Emisi gas buang kendaraan bermotor juga cenderung membuat kondisi tanah

dan air menjadi asam. Pengalaman di negara maju membuktikan bahwa kondisi

seperti ini dapat menyebabkan terlepasnya ikatan tanah atau sedimen dengan

beberapa mineral/logam, sehingga logam tersebut dapat mencemari lingkungan.

Dibawah ini merupakan tabel yang memuat standar baku pencemaran udara

yang dikeluarkan oleh Bapedal yang disesuaikan dengan berbagai daerah perkotaan di

seluruh Indonesia.

Page 18: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

Tabel. IV

Indeks Standar Pencemaran Udara

Penanggulangan Pencemaran Udara oleh Emisi Buang Kendaraan Bermotor

Untuk menanggulangi pencemaran udara akibat kendaraan bermotor,

diperlukan usaha yang membutuhkan dukungan dari segala pihak. Contohnya

seperti mensosialisasikan pemasangan “catalyst and converter kit” yakni

converter yang dipasang di saluran pembuangan (knalpot) pada kendaraan

bermotor.

Catalyst and converter kit yang sekarang dikembangkan menggunakan

bahan Rhodium yang mampu mengubah NOx dan COx menjadi NO2 (Nitrogen +

Oxygen) dan CO2 (Carbon + Oxygen).

Untuk di sekitar daerah perkotaan dan jalan raya yang padat, dapat

ditanami tanaman atau pepohonan yang memiliki banyak daun agar proses

Page 19: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

fotosintesis oleh tumbuhan di siang hari dapat menyerap karbondioksida dengan

lebih banyak.

Namun selain cara diatas, sebenarnya banyak yang dapat dilakukan untuk

mengatasi permasalahan akibat pencemaran udara yang disebabkan oleh

kendaraan bermotor. Namun hanya sedikit yang mau menerapkannya karena

kurangnya kesadaran akan lingkungan. Yang perlu diperbaiki sebenarnya adalah

manusia yang melakukan pencemaran udara itu sendiri. Kesadaran akan

lingkungan yang kurang menyebabkan manusia itu tidak mau tahu akan kerusakan

lingkungan yang dilakukannya. Namun terlepas dari semua itu apabila ada

kesadaran akan lingkungan, sebenarnya ada beberapa usaha yang dapat dilakukan

guna mengurangi dampak dari pencemaran udara itu sendiri yang diantaranya

adalah:

a) Usaha dari Pihak Pemerintah dan Dinas Perhubungan:

Pemberian keringanan pajak untuk bea-impor conversion kit, sehingga

harga jualnya dapat ditekan dan terjangkau oleh masyarakat.

Peraturan pemerintah yang mewajibkan kepada Agen Tunggal

Pemegang Merk (ATPM) untuk memasang Catalytic Converter pada

setiap kendaraan baru yang sudah diproduksi.

Penerbitan surat intruksi agar diadakan penelitian pengembangan

bahan bakar nabati (BBN) yang lebih intensif oleh intansi-intansi

bidang energi.

Penerbitan surat keputusan mengenai jumlah kendaraan bermotor

yang diperbolehkan diproduksi di Indonesia dan masing-masing

daerah.

Penarikan dan pembatasan mobil dinas pribadi dan pengadaan bus-bus

angkutan bagi pegawai negeri sipil di masing-masing intansi guna

menekan jumlah kendaraan bermotor.

Melakukan perluasan jalan raya agar tidak terjadi kemacetan, karena

dalam kemacetan emisi buang kendaraan bermotor relatif tinggi.

b) Usaha dari Pihak Masyarakat

Page 20: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

Hindari pemakaian kendaraan bermotor apabila dapat ditempuh

dengan jalan kaki (ke mesjid misalnya).

Lakukan perawatan terhadap kendaraan bermotor anda agar mesinnya

tetap berfungsi baik dan dapat melakukan pembakaran dengan

sempurna dan memasang filter atau “catalyst kit” yang dianjurkan

pada knalpot

Mengurangi aktivitas di luar rumah yang tidak perlu dan

mempergunakan kendaran bermotor.

c) Usaha dari Pihak Swasta (Produsen Kendaraan Bermotor)

Memasang filter atau “catalyst kit” pada kendaraan yang diproduksi.

Pengurangan kapasitas mesin agar pembakaran lebih sedikit, efisien

dan hemat BBM.

KESIMPULAN

Dampak pencemaran udara pada kesehatan masyarakat yang dapat penulis

simpulkan adalah antara lain :

1. Peningkatan morbiditas. Beberapa bahan pencemar dapat melemahkan

sistem daya tahan tubuh, sehingga memudahkan terjadinya berbagai

penyakit, terutama infeksi.

2. Penyakit tersembunyi tidak jelas, tidak spesifik, antara sakit dan tidak

sehingga mengganggu pertumbuhan perkembangan, serta umur.

Contohnya, pencemaran debu dikaitkan dengan peningkatan

mortalitas.

3. Gangguan fungsi fisiologis organ tubuh, seperti paru – paru, syarat,

transfor oksigen ke seluruh jaringan, serta kemampuan sensorik.

4. Kemunduran kenampilan, aktivitas atlet, kemampuan motorik, dan

aktivitas belajar.

5. Iritasi sensorik.

6. Penimbunan berbagai bahan pencemar dalam tubuh, yang pada

akhirnya dapat menimbulkan gangguan kesehatan di usia senja. Ini

lazim dikenal sebagai peristiwa geriatrik.

Page 21: Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kualitas Udara

7. Kenyaman dan keindahan, misalnya bau, debu, asap dan lain-lain

adalah komponen yang tidak indah dan nyaman karena

keberadaannya.

8. Biaya kesehatan seperti poliklinik, perawatan, peluang kerja dan

produktivitas, dan lain – lain.

Adapun dalam penanggulangannya, dan setelah disadari bahwa tingkat

polusi udara dari sektor transportasi sudah melebihi baku mutu lingkungan, sehingga

diperlukan kerjasama yang komprehensif dari pemerintah terutama Departemen

Perhubungan, masyarakat dan produsen kendaraan bermotor guna mengurangi,

mencegah serta menanggulangi dampak berbahaya udara yang tercemar akibat

penggunaan kendaraan bermotor.

DAFTAR PUSTAKA

Komite Penghapusan Bensin Bertimbal. 1999. Dampak Pemakaian Bensin

Bertimbal dan Kesehatan. Jakarta

Moestikahadi, Soedomo. 2001. Kumpulan Karya Ilmiah mengenai Pencemaran

Lingkungan

Moore, Curtis. 2008. Mutu Udara Kota - Cara Lain Menangani Polusi Akibat

Kendaraan Bermotor. Boston

Tugaswati, Tri. Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Dampaknya

Terhadap Kesehatan.