laporan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan...

39
LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2016 K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI J A K A R T A 2 0 1 6

Upload: trinhtuyen

Post on 30-Jul-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

TRIWULAN I TA.2016

K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

J A K A R T A 2 0 1 6

Laporan Triwulan I TA. 2016 Kata Pengantar

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) i

KATA PENGANTAR

Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan diatur dalam Peraturan

Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan sebagai tahap pengendalian rencana

pembangunan. Berdasarkan peraturan dimaksud terdapat beberapa tata cara

pengendalian yang diatur antara lain: pengendalian, dilakukan dengan maksud untuk

dapat menjamin bahwa pelaksanaan rencana pembangunan sesuai dengan tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan.

Hasil pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan selanjutnya

ditindaklanjuti yang merupakan kegiatan atau langkah-langkah operasional yang

ditempuh berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dan pengawasan untuk menjamin

agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan acuan dan rencana kegiatan yang telah

ditetapkan, seperti antara lain: melakukan koreksi atas penyimpangan kegiatan,

akselarasi keterlambatan pelaksanaan ataupun klarifikasi atas ketidakjelasan

pelaksanaan rencana. Hasil ditindaklanjuti dibuat dalam bentuk pelaporan yang

merupakan salah satu kegiatan penting di dalam proses pembangunan. Kegiatan ini

dilakukan untuk memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat kepada

pemangku kepentingan sebagai bahan pengambil keputusan sesuai dengan kondisi

yang terjadi serta menentukan kebijakan yang relevan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri sebagai Unit Eselon I di

Kementerian Perindustrian wajib menyusun dan menyampaikan Laporan

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan yang merupakan

pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Triwulan I Tahun Anggaran 2016 sesuai

dengan ketentuan Perpres Nomor 29 Tahun 2016 dan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan baik ditinjau dari realisasi keuangan

maupun pencapaian realisasi fisik.

Laporan ini merupakan pertanggungjawaban satuan kerja di lingkungan BPPI

yang terdiri dari 1 (satu) Sekretariat, 4 (empat) Pusat, 11 (sebelas) Balai Besar, dan

11 (sebelas) Balai Riset dan Standardisasi Industri dan Balai Sertifikasi Industri yang

kegiatannya direncanakan dalam kurun waktu antara 10 bulan sampai 12 bulan.

Laporan Triwulan I TA. 2016 Kata Pengantar

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) ii

Berdasarkan hasil evaluasi realisasi keuangan sampai dengan per 31 Maret 2016

(Triwulan I) Tahun Anggaran 2016 dengan Pagu Anggaran sebesar Rp

586.495.763.000,- telah berhasil mencapai realisasi keuangan 13,58% dari sasaran

18,38% dan realisasi fisik sebesar 18,70% dari sasaran 21,27%. Diharapkan realisasi

ini dapat lebih ditingkatkan pada triwulan berikutnya.

Jakarta, 10 Januari 2016

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri,

Haris Munandar N.

Laporan Triwulan I TA. 2016 Daftar Isi

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4

1.1. Tugas Pokok dan Fungsi ........................................................................................ 4

1.2. Latar Belakang Program/Kegiatan ....................................................................... 5

1.3. Struktur Organisasi ................................................................................................ 8

BAB II RENCANA PROGRAM/KEGIATAN............................................................ 11

2.1. Kegiatan Tahun Anggaran 2016 ........................................................................ 11

2.2. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan ............................................ 15

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN ..................................................................... 18

3.1. Hasil yang telah dicapai dan Analisis Capaian Kinerja...................................... 18

3.2. Hambatan dan Kendala Pelaksanaan ................................................................. 24

3.3. Langkah Tindak Lanjut ........................................................................................ 28

BAB I PENUTUP ......................................................................................................... 30

LAMPIRAN

1. FORM B LAPORAN TRIWULAN I TA 2016

2. FORM A LAPORAN TRIWULAN I TA 2016 SATKER DAN UNIT KERJA DI

LINGKUNGAN BPPI

3. FORM ALKI

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Tugas Pokok dan Fungsi

Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) mengalami

perubahahan nomenklatur menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

(BPPI) sesuai Perpres No. 29 Tahun 2016 tentang Kementerian Perindustrian.

Berdasarkan Perpres tersebut BPPI mengemban tugas menyelenggarakan

penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian. Dalam melaksanakan tugas,

BPPI menyelenggarakan fungsi yaitu:

1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan

pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri,

konservasi, dIersifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro

industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan

hak kekayaan intelektual di bidang industri;

2. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi

industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, dIersifikasi energi,

industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan

jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di

bidang industri;

3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan

pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri,

konservasi, dIersifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro

industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan

hak kekayaan intelektual di bidang industri;

4. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; dan

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Untuk mendukung Tugas Pokok dan Fungsi tersebut, BPPI memiliki 5 (lima)

unit setingkat eselon II di pusat, 11 (sebelas) Balai Besar dan 11 (sebelas) Balai Riset

dan Standardisasi Industri (Baristand Industri), dan BSI yang tersebar di 15 provinsi

di Indonesia.

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 5

1.2 Latar Belakang Kegiatan/Program

Hasil capaian kinerja BPPI pada periode tahun 2016 dalam upaya mendukung

pengembangan industri nasional, melalui kebijakan-kebijakan pengembangan

industri antara lain sebagai berikut :

a. Mengembangkan Kemampuan Inovasi dan Penguasaan Teknologi Industri

1) Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Siap Diterapkan, pada TA. 2016

mencapai 62 (enam puluh dua) penelitian dari target 30 (tiga puluh) penelitian.

2) Pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan oleh sektor industri pada

tahun TA. 2016 dapat dicapai 45 (empat puluh lima) penelitian dari target 10

(sepuluh) penelitian. Masih terbatasnya hasil litbang yang dimanfaatkan oleh

masyarakat industri karena hasil litbang umumnya masih dalam bentuk

prototype atau uji coba, sehingga menyebabkan kontribusi litbang terhadap

pembangunan ekonomi tidak optimal;

b. Pelaksanaan kerja sama Research and Develpoment di Instansi dan Industri

Telah terbentuk kerja sama R & D di instansi dan industri pada TA. 2016 sebanyak

63 (enam puluh tiga) kerja sama. Jumlah ini menurun jika dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Penurunan pertumbuhan kerja R & D dengan instansi/industri,

antara lain disebabkan oleh : kurang terbangunnya jejaring kerja sama litbang

dengan pihak terkait, terbatasnya jumlah hasil litbang yang dapat dimanfaatkan

oleh masyarakat industri; hasil litbang belum tersosialisakan dengan baik pada

masyarakat/industri.

c. Memfasilitasi penerapan, pengembangan, dan penggunaan Hak Kekayaan

Intelektual (HKI).

Teknologi hasil litbang memerlukan perlindungan hukum yang memadai untuk

mendapatkan kepastian perlindungan atas hak kekayaan intelektual pada saat

diterapkan di industri. Fasilitas perlindungan HKI yang dilakukan masih terbatas

untuk fasilitasi paten Balai Besar dan Baristand Industri di lingkungan BPPI.

Dalam fasilitasi HKI, terdapat beberapa kendala antara lain belum cukupnya

pemahaman tentang paten drafting dan mekanisme pengurusan paten di

lingkungan para peneliti dan perekayasa. Jumlah pendaftaran Perlindungan HKI

pada TA. 2016 sebanyak 7 (tujuh) pendaftaran paten.

Terfasilitasinya proses penerapan, pengembangan, dan penggunaan kekayaan

intelektual dilihat dari indikator persentase pengaduan pelanggaran HKI yang

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 6

tertangani berdasarkan pengumpulan data dari Biro Hukum dan Kerjasama

maupun Direktorat Teknis yang berkaitan langsung dengan industri binaannya.

Pada TA. 2016 sebanyak 70% pengaduan pelanggaran HKI dapat tertangani.

Pengaduan banyak terdapat pada Industri besar dimana produk mereka

diduplikasi dan diproduksi oleh industri- industri kecil tanpa ijin.

Kendala yang dialami untuk dapat merealisasikan indikator ini adalah karena

kewenangan penyelesaian pelanggaran berada pada instansi lain, seperti: Ditjen

HKI, Pengadilan, dan Polri sedangkan Kemenperin dalam hal ini hanya bertindak

sebagai fasilitasi/advokasi. Koordinasi penyelesaian permasalahan dengan pihak

terkait mengalami banyak hambatan mengingat banyak kasus yang terjadi di

seluruh sektor yang harus diselesaikan. Oleh sebab itu perlu ditingkatkan

koordinasi dengan instansi terkait.

d. Memfasilitasi penerapan Standardisasi

Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung penerapan standardisasi adalah :

1) Peningkatan Standardisasi Industri;

2) Penerapan standardisasi dan peningkatan mutu produk industri.

Pada TA. 2016 telah dihasilkan 124 (seratus dua puluh empat) RSNI. Kendala yang

dihadapi dalam proses perumusan RSNI antara lain adalah proses perumusan SNI

dilakukan oleh Panitia Teknis yang ada di Direktorat Teknis, rapat teknis/rapat

konsensus tidak dapat dilaksanakan pada awal tahun berjalan hingga menumpuk

di akhir tahun dan mengakibatkan kesulitan dalam hal mengalokasikan sumber

daya manusia dan waktu untuk penyelenggaraan rapat teknis/rapat konsensus

yang efektif; proses perumusan sering kali terhambat oleh ketidaksiapan

konseptor sehingga proses rapat teknis berlangsung lebih dari tiga kali.

Untuk terus meningkatkan jumlah RSNI hasil konsensus, pada Tahun 2016 akan

dilakukan koordinasi yang lebih baik dengan Direktorat dan instansi terkait

lainnya. Perlu adanya usulan kepada Badan Standardisasi Nasional yang mengatur

tentang proses perumusan SNI untuk membuat terobosan melakukan konsensus

dengan metode lain.

e. Memfasilitasi kebijakan dan iklim usaha dalam mendukung pengembangan

industri

Pengembangan kebijakan harus terus dilakukan dan diarahkan sesuai dengan

perubahan kondisi lingkungan strategis, sehingga mampu menciptakan iklim

usaha industri yang kondusif dalam rangka meningkatkan daya saing industri. Saat

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 7

ini telah dilakukan koordinasi dengan para Pembina sektor industri untuk

mengakomodir masalah apa yang dihadapi oleh sektor agar kebijakan yang

dirumuskan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan kebutuhan,

bersinergi dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya dalam merumuskan

suatu kebijakan,melakukan sosialisasi kepada asosiasi dan pelaku industri terkait

dengan kebijakan yang ada, sehingga tujuan dari kebijakan tersebut sesuai dengan

sasaran.

f. Meningkatkan pengembangan Industri Hijau

Pengembangan industri hijau adalah bagian dari upaya pemerintah mendorong

sektor industri ikut bertanggungjawab dalam upaya pengembangan industri yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Demikian juga, pengembangan

industri hijau diharapkan akan menjawab tantangan perdagangan global dengan

peningkatan daya saing melalui optimalisasi penggunaan bahan baku, energi dan

air dalam setiap kegiatan produksinya dan sekaligus berperan dalam mengurangi

dampak negatif terhadap lingkungan.

Sampai TA. 2016 telah disusun beberapa dokumen dan kebijakan untuk

mendukung pengembangan industri hijau. Salah satu dokumen tersebut adalah

Rencana Induk Pengembangan Industri Hijau (RIPIH). Penyusunan RIPIH

bertujuan untuk mendorong industri nasional menghasilkan produk hijau

untuk memenuhi pasar produk hijau di tingkat global. RIPIH berperan sebagai

acuan kebijakan dan pelaksanaan pengembangan industri hijau bagi pemerintah,

perusahaan industri maupun masyarakat serta menjadi ruang bersinergi dalam

berbagai program dan inisiatif yang relevan dengan pengembangan industri

hijau di Indonesia. Standar Industri Hijau merupakan salah satu komponen utama

RIPIH dalam rencana aksi pengembangan infrastruktur industri hijau di bidang

standardisasi. Standar industri hijau, difokuskan pada efisiensi sumber daya

(bahan baku, energi, air dan lain-lain), yang disusun untuk setiap komoditi

industri.

Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025 telah ditetapkan bahwa visi

pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan Indonesia Yang Mandiri, Maju,

Adil Dan Makmur. Di dalamnya disebutkan bahwa struktur perekonomian diperkuat

dengan mendudukkan sektor industri sebagai motor penggerak, untuk itu

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 8

pembangunan industri diarahkan dalam mewujudkan industri yang berdaya saing

dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan.

Berdasarkan arah kebijakan pembangunan RPJPN tersebut di atas, maka pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2016 – 2019

ditetapkan visi pembangunan industri nasional yaitu Memantapkan Daya Saing

Basis Industri Manufaktur yang Berkelanjutan serta Terbangunnya Pilar

Industri Andalan Masa Depan yang dituangkan dalam visi Kementerian

Perindustrian tahun 2016 – 2019 “Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh Pada

Tahun 2035”.

Dalam rangka mendukung terwujudnya Visi Pembangunan Industri Nasional

Jangka Panjang (2025) yang diamanatkan kepada Kementerian Perindustrian, BPPI

sebagai salah satu unit eselon I mempunyai visi:

“Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis teknologis terkini yang mampu menjadi katalis peningkatan produktIitas dan daya

saing sektor industri di tingkat nasional maupun global”

g. Struktur Organisasi

Berdasarkan Permenperin No. 107 Tahun 2016 tentang Organisasi dan tata

Kerja Kementerian Perindustrian, untuk mendukung tugas dalam menyelenggarakan

penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian, BPPI didukung oleh

Sekretariat dan 4 (empat) satuan kerja pusat-pusat yaitu :

1) Sekretariat, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif

kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan

Pengembangan Industri;

2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual

mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengkajian, dan pengembangan

teknologi industri, jasa industri, serta promosi dan perlindungan kekayaan

intelektual di bidang industri;

3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup

mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan

program penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang industri hijau,

lingkungan hidup, manajemen energi dan air;

4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri mempunyai

tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 9

penelitian, pengkajian, pengembangan, fasilitasi, pemantauan dan pelaporan di

bidang kebijakan iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan

jangka panjang;

5) Pusat Standardisasi Industri mempunyai tugas melaksanakan perumusan

kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan

pelaporan penelitian, pengkajian, pengembangan standardisasi industri.

Di samping pusat-pusat tersebut, 11 unit Balai Besar, 11 Balai Riset dan

Standardisasi Industri (Baristand Industri) dan Balai Sertifikasi Industri mempunyai

peranan yang penting sebagai unit pelayanan teknis dan perwakilan Kementerian

Perindustrian di daerah. Beberapa Balai Besar dan Baristand ada yang telah memiliki

status Badan Layanan Umum (BLU). Dengan berstatus BLU, Balai-Balai tersebut

dapat secara cepat memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat dan mengelola

aset dan keuangannya secara optimal. Masing-masing unit tersebut memiliki

kompetensi masing-masing seperti tercantum pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Kompetensi Inti Balai Besar

Balai Besar Kompetensi Inti 1. Tekstil (BBT), Bandung Desain Struktur dan Permukaan Tekstil 2. Bahan dan Barang Teknik (B4T),

Bandung Quality Assurance untuk teknologi pengelasan bawah air, instrumentasi virtual & material teknik/maju berbasis polimer

3. Logam dan Mesin (BBLM), Bandung

Desain Proses dan Produk engineering (fokus: peralatan energi dan tooling)

4. Keramik (BBK), Bandung Material Engineering for Electric & Structural Ceramic

5. Pulp dan Kertas (BBPK), Bandung

Bioengineering untuk pulp dan kertas

6. Industri Agro (BBIA), Bogor Komponen aktif bahan alami komoditas agro

7. Kimia dan Kemasan (BBKK), Jakarta

Fine Chemical & Degradable Packaging Design

8. Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI), Semarang

Teknologi terapan untuk pengendalian buangan industri

9. Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP), Yogyakarta

Desain bahan dan konstruksi sepatu

10. Kerajinan dan Batik (BBKB), Yogyakarta

Desain dan bahan baku baru untuk produk-produk kerajinan dan batik

11. Industri Hasil Perkebunan (BBIHP), Makassar

Proses produksi dan teknologi terapan untuk pengolahan kakao

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 10

Fokus Baristand Industri yang berada di bawah pembinaan BPPI dapat dilihat

pada Tabel 1. 2

Tabel 1.2 Fokus Balai Riset dan Standardisasi Industri

Baristand Fokus 1. Aceh Rempah dan minyak atsiri 2. Medan Mesin dan peralatan pabrik 3. Padang Makanan tradisional 4. Palembang Karet komponen teknis 5. Lampung Tepung industri agro 6. Surabaya Mesin listrik & peralatan listrik 7. Banjarbaru Teknologi pengolahan kayu, rotan, dan

bambu 8. Samarinda Hasil perikanan dan perkebunan 9. Pontianak Bahan baku kosmetik alami dan pangan

semi basah 10. Manado Teknologi pengolahan palma 11. Ambon Teknologi pengolahan hasil laut

Gambar 1. Struktur Organisasi BPPI

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 11

BAB II

RENCANA PROGRAM 2016

A. Program Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri Tahun

Anggaran 2016

Secara nomenklatur telah terjadi perubahan dari Badan Pengkajian Kebijakan

Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan

Industri (BPPI), namun dalam program dan penganggaran masih dengan nama

Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri.

Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan untuk mendukung program tersebut

terdiri atas:

1. Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan

Kebijakan Industri;

2. Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri;

3. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri;

4. Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup;

5. Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual;

6. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi;

7. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri

Program ini bertujuan untuk mewujudkan iklim usaha yang kondusif dalam

rangka mendukung daya saing industri nasional yang akan dicapai melalui fungsi

masing-masing Pusat didukung oleh inovasi teknologi dan fungsi pelayanan.

Melalui perumusan dan analisa kebijakan dan iklim di sektor industri,

standardisasi, pelaksanaan kebijakan dan iklim di bidang penelitian dan

pengembangan industri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

serta untuk meningkatkan kemampuan industri dalam menciptakan,

mengembangkan, menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam uji

komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan, rancangan produk baru, proses

produksi, energi terbarukan, lingkungan hidup, dan tenaga kerja serta sarana dan

prasarana industri sebagai faktor pendukung berhasilnya pembangunan industri.

Dengan indikator pencapaian tersusunnya rumusan dan analisis kebijakan

dari iklim di sektor industri serta analisa, standar, prosedur di bidang industri serta

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 12

terhasilkannya kuantitas, kualitas hasil litbang, dan kebijakan pendukungnya yang

mampu diaplikasikan hingga skala pabrik.

Dalam rangka melaksanakan tugas Program, Kegiatan pada TA. 2016 maka

anggaran program dari masing-masing kegiatan mempunyai pagu anggaran seperti

pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Pagu Anggaran Program BPPI 2016

Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp 000,-)

Program: Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 586.495.763 Kegiatan 1: Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri 7.297.000 Kegiatan 2: Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri 17.975.400 Kegiatan 3: Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup 10.600.000 Kegiatan 4: Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan Mutu Industri 42.366.524 Kegiatan 5: Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual 10.448.127 Kegiatan 6: Penelitian dan Pengembangan Teknologi a. Peningkatan Dan Pengembangan Teknologi 304.999.059 b. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri 181.908.109

Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri tahun 2016

memiliki Pagu sebesar Rp 586.495.763,-.

Tabel 2.2. Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri

KEGIATAN PAGU (Rp. 000)

Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 586.495.763

Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri 7.297.000

Rekomendasi Kebijakan Teknis Dalam Meningkatkan Iklim Usaha Industri 2.675.000

Diseminasi Kebijakan Industri 425.000

Dokumen Penelitian Dan Pengembangan Harmonisasi Kebijakan Industri 1.350.000

Fasilitasi Peningkatan Iklim Usaha Industri 850.000

Pembinaan Dan Fasilitasi Iklim Usaha Industri 1.462.000

Layanan Perkantoran 500.000

Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi 35.000

Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri 17.975.400

Penyusunan Rsni, St, Ptc 3.849.668

Regulasi Teknis Standardisasi Industri 1.153.838

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 13

Skema Sertifikasi Produk 1.187.042

Pengawasan Standardisasi Industri 744.000

Sdm Dibidang Standardisasi Industri 4.079.244

Kerjasama Standardisasi Industri 2.533.038

Penegakan Hukum Standardisasi Industri 1.187.866

Kajian Terkait Standardisasi Industri 1.306.334

Dukungan Teknis Manajemen Kinerja Pusat Standardisasi 1.287.500

Layanan Perkantoran 471.870

Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi 175.000

Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup 10.600.000

Layanan Manajemen Kinerja Dan Tata Usaha 400.000

Penghargaan Industri Hijau 1.450.000

Kebijakan Penurunan Emisi Grk 3.750.000

Infrastruktur Industri Hijau 3.203.500

Capacity Building Industri Hijau 206.525

Kerjasama Dan Sosialisasi Penerapan Industri Hijau 989.975

Layanan Perkantoran 600.000

Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan Mutu Industri

42.366.524

Dokumen Perencanaan Dan Pelaporan Bppi 3.207.952

Laporan Kegiatan/koordinasi/pembinaan Dan Tindak Lanjut/monev 9.384.841

Sdm Yang Dibiina Dan Dikembangkan Kompetensinya 3.748.140

Publikasi 1.152.953

Layanan Perkantoran 24.872.638

Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual 10.448.127

Laporan Kegiatan/kajian/monev Kebijakan Pusat Pengkajian Teknologi, Haki 1.508.010

Fasilitasi Pemanfaatan Dan Penerapanteknologi Industri 2.739.311

Penelitian, Pengembangan, Dan Aplikasi Teknologi Industri 1.269.885

Hasil Litbang Yang Diusulkan Dipatenkan 2.068.596

Perumusan Dan Penerapan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri Dan Hki

1.940.705

Layanan Perkantoran 675.620

Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran 246.000

Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kimia Dan Kemasan 26.668.870

Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Kimia Dan Kemasan

1.036.606

Fasilitas Layanan Litbang Dan Jasa Teknis Industri 3.749.775

Layanan Dukungan Manajemen 1.254.687

Layanan Perkantoran 19.821.336

Kendaraan Bermotor 315.800

Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi 120.376

Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran 370.290

Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Tekstil 22.673.524

Hasil Kajian/penelitian Penguasaan Teknologi Industri Tekstil 869.725

Layanan Jasa Teknis Industri Tekstil 2.838.464

Layanan Dukungan Manajemen Balai Besar Tekstil 1.481.506

Layanan Perkantoran 17.483.829

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 14

Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit, Karet Dan Plastik 25.373.416

Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Kulit, Karet Dan Plastik 1.023.234

Fasilitasi Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi 3.036.301

Peralatan Dan Mesin 265.879

Layanan Dukungan Manajemen 943.961

Layanan Perkantoran 20.104.041

Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro 57.246.548

Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro 1.305.946

Jasa Layanan Teknis Kepada Industri 31.999.379

Layanan Perkantoran 23.941.223

Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pulp Dan Kertas 21.662.244

Hasil Penelitian Dan Pengembangan Industri Pulp Dan Kertas 1.238.210

Layanan Litbang Dan Jasa Teknis Industri Pulp Dan Kertas 2.401.145

Peralatan Dan Mesin 253.086

Layanan Dukungan Manajemen 1.293.903

Layanan Perkantoran 16.475.900

Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan 18.780.799

Hasil Kajian/ Penelitian Penguasaan Teknologi Industri Hasil Perkebunan 488.182

Layanan Jasa Teknis 1.725.785

Layanan Dukungan Manajemen 1.958.863

Layanan Perkantoran 14.607.969

Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Logam Dan Mesin 23.048.262

Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Logam Dan Mesin 888.180

Peningkatan Kualitas Layanan Publik Kepada Pelaku Usaha Industri Dan Masyarakat

1.938.883

Sistem Informasi Yang Handal 146.04

Tata Laksana Yang Efektif Dan Efisien 1.053.067

Layanan Internal Organisasi 508.981

Layanan Perkantoran 18.513.111

Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Keramik 28.061.427

Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Keramik 1.032.268

Fasilitasi Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi 766.400

Pelaksanaan Pembinaan Pelayanan Dan Pengawasan Teknis Industri 4.398.490

Layanan Kepegawaian Dan Kelembagaan 1.791.434

Layanan Administrasi Keuangan Dan Pelaporan 522.008

Layanan Perkantoran 19.550.827

Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik 46.952.704

Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Bahan Dan Barang Teknik

1.448.392

Layanan Jasa Teknis 15.245.500

Layanan Dukungan Manajemen 11.106.108

Layanan Perkantoran 19.152.704

Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

28.828.968

Hasil Kajian Penelitaian Penguasaan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

1.362.016

Layanan Jasa Teknis 7.579.668

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 15

Pengembangan Kelembagaan Balai Besar/ Baristand Industri 1.289.939

Dokumen Perencanaan/ Penganggaran/ Pelaporan/ Monitoring Dan Evaluasi 361.099

Layanan Perkantoran 16.760.965

Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi 118

Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran 1.357.281

Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik 22.664.249

Hasil Kajian/penelitian Penguasaan Teknologi Industri Kerajinan Dan Batik 805.484

Layanan Jasa Teknis Industri Kerajinan Dan Batik 976.694

Layanan Dukungan Manajemen Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2.047.746

Layanan Perkantoran 18.834.325

Riset Dan Standardisasi Bidang Industri 159.442.832

Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Banjarbaru 3.662.700

Peningkatan Layanan Jasa Teknis Kepada Industri 3.473.383

Penguatan Infrastruktur Litbang Dan Jpt 17.094.198

Penguatan Kelembagaan 8.227.435

Dokumen Perencanaan/penganggaran/pelaporan/monitoring Dan Evaluasi 2.273.152

Orang Peserta Peningkatan Kemampuan Sdm Riset Dan Standarisasi 400.575

Penelitian, Kajian Dan Rekayasa 1.688.931

Layanan Jasa Teknis 6.952.719

Pengembangan Kelembagaan Balai Besar/baristand Industri 515.7

Layanan Perkantoran 106.350.705

Kendaraan Bermotor 410

Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi 755.086

Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran 5.533.797

Gedung/bangunan 2.104.451

Sertifikasi Industri 16.404.869

Layanan Jasa Teknis Kepada Industri 4.915.457

Pengembangan Kelembagaan Sertifikasi 4.556.934

Peningkatan Kemampuan Sdm 1.220.802

Dokumen Perencanaan/penganggaran/pelaporan/monitoring Dan Evaluasi 371.704

Layanan Perkantoran 4.769.972

Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi 187.975

Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran 187.81

Gedung/bangunan 194.215

B. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Program/Kegiatan

Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri

Dalam rangka pelaksanaan kebijakan dan strategi industrialisasi, BPPI

mempunyai Sasaran strategis dan Indikator Kenerja Utama yang dituangkan dalam

kebijakan jangka menengah yaitu Rencana Strategis. Selanjutnya Sasaran Strategis

dan IKU tersebut dijabarkan melalui program dan kegiatan yang telah direncanakan,

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 16

telah ditetapkan sasaran yang akan dicapai beserta indikator pencapaiannya. Hal

tersebut bertujuan untuk mempermudah monitoring dan evaluasi keberhasilan

implementasi dari Renstra BPPI. Jika pencapaiannya masih dirasakan minim, maka

akan dengan mudah teridentifikasi permasalahannya sehingga dapat segera

ditemukan solusinya. Sasaran yang akan dicapai BPPI dalam kurun waktu 2016-2019

adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3 Sasaran dan Indikator Kinerja Program Pengembangan Teknologi dan

Kebijakan Industri

No. Sasaran Program /Indikator

Satuan Target

2016 2016 2017 2018 2019

1 Meningkatnya investasi sektor industri

- Pertumbuhan industri pionir dan industri prioritas

Persen 5,2 5,85 6,49 7,13 7,75

2 Meningkatnya penerapan standar

- Rasio penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib terhadap tahun sebelumnya

Persen 5 5 5 5 5

3 Meningkatnya penguasaan teknologi industri dan Penerapan HKI

- Pertumbuhan pengembangan teknologi industri

Persen 10 20 35 50 60

- Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri

Persen 10 20 35 50 60

- Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri

Persen 10 20 35 50 60

- Jumlah Balai yang difasilitasi untuk mendukung Science Park

Balai 3 2 2 2 2

4 Meningkatnya industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau

- Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi

Persen 20 40 60 80 100

- Pertumbuhan kebijakan dan infrastruktur industri hijau

Persen 15 33 53 75 100

5 Meningkatnya kemampuan Balai dan hasil litbang dalam rangka meningkatkan daya saing industri

- Jumlah paket peralatan laboratorium dan sarana pendukung di Balai

Paket 22 22 22 22 22

6 Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri

- Peningkatan kepuasan pelanggan Indeks 3,5 3,5 3,6 3,7 3,8

- Pertumbuhan infrastruktur pelayanan teknis

Persen 5 7 10 13 15

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 17

7 Meningkatnya fasilitasi kelembagaan teknologi, industri hijau, sarana dan prasarana dan SDM litbang

- Peningkatan kompetensi SDM BPKIMI

Orang 275 275 275 275 275

- Tersedianya dukungan manajemen yang memadai

Persen 2 3 3 3 3

Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri TA 2016 memiliki

sasaran program dan indikator kinerja sebagaimana tertuang dalam Perjanjian

Kinerja berikut.

Tabel 2.4.

Perjanjian Kinerja Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri

Tahun 2016

No. Sasaran

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target

1. Meningkatnya Investasi Sektor Industri

Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri Prioritas

5,85 Persen

2 Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri

Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib

5 Persen

3 Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI

Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri

20 Persen

Pertumbuhan Penerapan Inovasi Teknologi Industri

20 Persen

Pertumbuhan Penerapan HKI di Sektor Industri

20 Persen

4 Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau

Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi

40 Persen

Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau

10 Kebijakan dan Infrastruktur

5 Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Industri

Jumlah Paket peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai

18 Paket Peralatan

6 Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri

Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5

7 Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPPI

Peningkatan Kompetensi SDM BPPI 275 Orang

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 18

BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM

A. Hasil yang telah dicapai

I. Hasil Yang Telah Dicapai Berdasarkan Indikator Kinerja Dalam Perjanjian

Kinerja (Perjakin)

Secara keseluruhan, capaian fisik perjakin sampai Desember 2016 sudah

dapat memenuhi sasaran. Capaian dari masing-masing indikator kinerja dari

Perjanjian Kinerja BPPI selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1. Capaian Perjanjian Kinerja BPPI Tahun 2016

No. Sasaran

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target

Progress Fisik Sampai Maret 2016

Sasaran (%)

Realisasi (%)

1. Meningkatnya Investasi Sektor Industri

Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri Prioritas

5,85 Persen 20 Persen 22 Persen

2 Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri

Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib

5 Persen 15 Persen 16 Persen

3 Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI

Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri

20 Persen 20 Persen 20 Persen

Pertumbuhan Penerapan Inovasi Teknologi Industri

20 Persen 20 Persen 20 Persen

Pertumbuhan Penerapan HKI di Sektor Industri

20 Persen 25 persen 25 persen

4 Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau

Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi

40 Persen 5 persen 5,25 persen

Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau

10 Kebijakan dan Infrastruktur

10 Persen 10 Persen

5 Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Industri

Jumlah Paket peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai

18 Paket Peralatan 5 persen 5 persen

6 Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri

Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5 15 persen 15 persen

7 Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPPI

Peningkatan Kompetensi SDM BPPI 275 Orang 15 persen 18 persen

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 19

Berikut perkembangan capaian dari masing-masing indikator kinerja dari

Perjanjian Kinerja BPPI Tahun 2016 :

1. Sasaran Program/Kegiatan I : Meningkatnya Investasi Sektor Industri

Sasaran Program/ Kegiatan

Indikator Kinerja Target Progress Fisik (%)

Meningkatnya Investasi Sektor Industri

Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri Prioritas

5,2 % 22 %

Pertumbuhan industri pionir dan industri prioritas dihitung dari

peningkatan jumlah investasi industri yang mengajukan permohonan fasilitas

fiskal (tax holiday & tax allowance). Angka perhitungan diambil dari total nilai

investasi industri yang mengajukan permohonan fasilitas fiskal (TH&TA) pada

tahun 2016 dibagi dengan total investasi tahun 2016 (berdasarkan data BKPM),

dan dijadikan Persen.

Sampai bulan Maret 2016 realisasi fisik dari indikator ini adalah sebesar

22%. Progress fisik tersebut dicapai melalui pelaksanaan kegiatan antara lain

adalah:

Menyiapkan usulan kenaikan tarif bea masuk MFN produk konsumsi

dan produk non konsumsi

Menyusun rancangan Permenperin tentang pemenuhan kriteria dan

syarat implementasi PP pengganti PP 52/2011

Menyusun rekomendasi sektor BMDTP

Menyusun rekomendasi untuk usulan Tax Allowance

2. Sasaran Program/Kegiatan II : Meningkatnya Penerapan Standar

Sasaran Program/ Kegiatan

Indikator Kinerja Target Progress Fisik (%)

Meningkatnya Penerapan Standar

Rasio Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib terhadap tahun sebelumnya

5 % 16%

Indikator Kinerja dari Sasaran Strategis II adalah Rasio Penurunan Impor

Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib terhadap

tahun sebelumnya. Perhitungan indikator ini adalah dengan membandingkan nilai

impor tahun 2016 untuk komoditi produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC telah

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 20

diberlakukan secara wajib dengan nilai import pada tahun sebelumnya pada

periode yang sama tahun 2016.

Realisasi indikator ini sebesar 5% telah memenuhi sasaran yaitu sebesar

16%. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator

tersebut antara lain adalah:

- Penyusunan Program Nasional Regulasi Teknis (PNRT) 2016-2016

- Penyusunan Program Nasional Perumusan Standar (PNPS) 2016

- Penyusunan Peraturan Menteri tentang Penunjukan LPK dalam rangka

pemberlakuan SNI wajib.

3. Sasaran Program/Kegiatan III : Meningkatnya Penguasaan Teknologi

Industri dan Penerapan HKI

Sasaran Program/ Kegiatan

Indikator Kinerja Target Realisasi

Meningkatnya penguasaan teknologi industri dan penerapan HKI

Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri 20% 20 Persen

Pertumbuhan Penerapan Inovasi Teknologi Industri 20% 20 Persen

Pertumbuhan Penerapan HKI di Sektor Industri 20% 25Persen

Sasaran Strategis III terdiri dari 3 (tiga) Indikator Kinerja berikut:

a. Pertumbuhan pengembangan teknologi industri

Pengembangan teknologi industri dilihat dari pelaksanaan litbang dan

aplikasi hasil litbang berdasarkan program prioritas dan intermediasi hasil

litbang. Pertumbuhan dihitung dari peningkatan jumlah litbang yang

dilaksanakan pada tahun 2016 dibandingkan tahun 2016.

Sampai bulan Maret 2016 realisasi fisik dari indikator ini adalah sebesar

20,00%. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian

indikator tersebut antara lain adalah:

i. Sosialisasi kegiatan litbang 2016;

ii. Pengumpulan matriks dan proposal litbang 2016;

iii. Pengumpulan kertas kerja penelitian 2016.

b. Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri

Penerapan inovasi teknologi industri dilihat dari teknologi hasil litbang

yang diterapkan di industri khususnya pada IKM, yaitu hasil litbang yang

didanai DAPATI. Pertumbuhan dihitung dengan membandingkan jumlah

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 21

litbang yang diimplementasikan pada tahun 2016 dibandingkan tahun

2016.

Sampai bulan Maret 2016 realisasi fisik dari indikator ini adalah sebesar

20,00%. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian

indikator tersebut antara lain adalah:

Sosialisasi kegiatan DAPATI;

Pengumpulan proposal DAPATI;

Persiapan seleksi Proposal DAPATI.

c. Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri

Pertumbuhan penerapan HKI di sektor industri dilihat dari jumlah fasilitasi

pendaftaran paten hasil litbang teknologi Balai Besar/Baristand tahun

2016 dibandingkan dengan tahun 2016.

Sampai bulan Maret 2016 realisasi fisik dari indikator ini adalah sebesar

25,00%. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian

indikator tersebut antara lain adalah:

Bimbingan penerapan HKI hasil litbang

Sosialisasi Fasilitasi software paten

4. Sasaran Program/Kegiatan I : Meningkatnya Industri yang

Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau

Sasaran

Program/ Kegiatan

Indikator Kinerja Target Realisasi

Meningkatnya industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau

Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi

40 % 5,25%

Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau

10 Kebijakan dan

Infrastruktur

10 %

Sasaran Strategis I terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja berikut:

a. Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi

Indikator ini merupakan peningkatan jumlah industri yang telah

menerapkan konservasi energi dibandingkan baseline data tahun 2016.

Sampai bulan Maret 2016 realisasi fisik dari indikator ini adalah

sebesar 5,25%. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk

mendukung capaian indikator tersebut antara lain adalah kegiatan

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 22

rapat-rapat koordinasi, pembuatan kuisioner serta survei ke Baristand

dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan di beberapa daerah.

b. Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau

Indikator ini dihitung dari jumlah kebijakan dan/atau infrastruktur

industri yang disusun untuk menunjang penerapan industri hijau.

Sampai bulan Maret 2016 realisasi fisik dari indikator ini adalah

sebesar 10%. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung

capaian indikator tersebut antara lain adalah koordinasi dengan

perusahaan, narasumber serta dinas instansi terkait, dan rekruitmen

panitia teknis perumusan standar industri hijau.

5. Sasaran Program/Kegiatan V : Meningkatnya Kemampuan Balai dan

Hasil Litbang dalam rangka Meningkatkan Daya Saing Industri

Sasaran Program/ Kegiatan

Indikator Kinerja Target Realisasi

Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam rangka Meningkatkan Daya Saing Industri

Jumlah Paket Peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai

18 Paket Peralatan

5 Persen

Indikator Kinerja dari Sasaran Strategis V adalah Jumlah Paket Peralatan

Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai. Adapun target yang ditetapkan

adalah sebanyak 10 Paket Peralatan untuk 10 Balai Besar dan Baristand

Industri (BBKKP, B4T, BBPK, BBTPPI, BBK, Baristand Aceh, Baristand

Lampung, Baristand Surabaya, Baristand Padang dan Baristand Ambon).

Pada Triwulan I TA 2016 realisasi fisiknya sebesar 5%. Sampai dengan

tanggal 31 Maret 2016 sedang diupayakan pengumpulan data/ chek list

spesifikasi alat. Proses pengadaan peralatan uji laboratorium direncanakan

akan diadakan bulan mei

6. Sasaran Program/Kegiatan VI : Meningkatnya Layanan Jasa Teknis

kepada Industri

Sasaran Program/ Kegiatan

Indikator Kinerja Target Progres

Fisik

Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Skala Indeks 3,5 15 persen

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 23

Indikator kinerja dari sasaran strategis ini adalah tingkat kepuasan pelanggan

yang diukur berdasarkan survey kepuasan pelanggan yang dilakukan Balai

Besar/Baristand/Balai Sertifikasi Industri. Adapun target yang ditetapkan adalah

skala indeks 3,5.

Pada Triwulan I TA. 2016 realisasi fisiknya sebesar 15 %. Realisasi mencapai

sasaran meliputi kegiatan penyusunan kuesioner, penetapan jumlah responden dan

penyebaran kuesioner. Diharapkan pada Triwulan selanjutnya semakin banyak

lagi kuesioner yang diedarkan dan yang kembali juga semakin banyak untuk

kemudian dilakukan perhitungan, dengan minimal indeks kepuasan pelanggan

yang dicapai pada triwulan I tetap atau meningkat.

7. Sasaran Program/Kegiatan VII : Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan

Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPKIMI

Sasaran Program/

Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi

Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPPI

Peningkatan Kompetensi SDM BPPI

275 orang 18 orang

Indikator Kinerja dari Sasaran Strategis VII adalah Peningkatan Kompetensi

SDM BPKIMI. Indikator ini dihitung dari jumlah SDM BPKIMI yang

melanjutkan pendidikan ke jenjang S3, mengikuti pelatihan dan naik pangkat.

Pada Triwulan I TA 2016 realisasi fisiknya sebesar 18%. Sampai dengan

tanggal 31 Maret 2016 telah dilakukan penyusunan diklat yang akan

dilakukan selama tahun 2016, pendataan peserta yang akan mengikuti

diklat dan memproses usulan naik pangkat yang disampaikan karyawan di

lingkungan BPKIMI.

II. Hasil Yang Telah Dicapai Berdasarkan Output Kegiatan

Capaian berdasarkan output kegiatan menggunakan data realisasi pada

aplikasi PP 39, namun terdapat perbedaan antara realisasi pada aplikasi PP 39

dengan realisasi pada e-monev APBN. Hal ini disebabkan karena masih banyak

dokumen SP2D yang belum diinput oleh penanggungjawab keuangan.

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 24

Sebagaimana diketahui realisasi pada aplikasi PP 39 berdasarkan SP2D yang

telah diterbitkan dan diinput sedangkan realisasi pada aplikasi e-monev APBN

berdasarkan semua pengeluaran yang telah diproses.

1. Kegiatan I : Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri

Kegiatan 1

Pagu (Rp 000)

Realisasi Triwulan I

Keuangan (Rp 000)

Keuangan (%)

Fisik (%)

Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri

7.297.000 100.562 1,36 19,61

Kegiatan Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri Badan Pengkajian

Kebijakan Iklim dan Mutu Industri terdiri dari output:

1) Rekomendasi Kebijakan Perpajakan Dan Tarif

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.600.000.000,-. Realisasi

keuangan Triwulan I sebesar 0,67% dan realisasi fisik sebesar 20,50%.

2) Rekomendasi Kebijakan Non Fiskal Dan Moneter

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.600.000.000,-. Realisasi

keuangan sebesar 0,94%, dan realisasi fisik sebesar 13,69%.

3) Rekomendasi Kebijakan Yang Harmonis

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 700.000.000,-. Realisasi

keuangan sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 20%.

4) Dokumen Perencanaan/pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 2.100.000.000,-. Realisasi

keuangan sebesar 2,14%, dan realisasi fisik sebesar 25,90%.

5) Layanan Perkantoran

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 797.000.000,-. Realisasi

keuangan sebesar 3,76% , dan realisasi fisik sebesar 34,75%.

Capaian sampai dengan Triwulan I untuk Kegiatan Pengkajian Kebijakan dan

Iklim Usaha Industri adalah: realisasi keuangan sebesar 1,36% dan realisasi fisik

sebesar 19,61%.

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 25

2. Kegiatan II : Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri

K

Capaian sampai dengan Triwulan I untuk Kegiatan Perencanaan Kebijakan

Standardisasi Industri Badan Pengkajian Kebijakan Iklim Dan Mutu Industri

adalah : realisasi keuangan sebesar Rp 143.829.960,- atau sebesar 3,45% dan

realisasi fisik sebesar 7,78%.

3. Kegiatan IIII : Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup

Kegiatan I Pagu

(Rp 000)

Realisasi Triwulan I

Keuangan (Rp 000) Keuangan

(%) Fisik (%)

Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup

10.600.000 115.208 4,03 12

Capaian sampai dengan Triwulan I untuk Kegiatan Pengkajian Industri

Hijau dan Lingkungan Hidup adalah : realisasi keuangan sebesar Rp

115.208.000,- atau sebesar 4,03% dan realisasi fisik sebesar 12%.

4. Kegiatan I : Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan,

Iklim, Dan Mutu Industri

Kegiatan I Pagu

(Rp 000)

Realisasi Triwulan I Keuangan (Rp 000)

Keuangan (%)

Fisik (%)

Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri

42.366.524 405.695 12,47 22,15

Capaian sampai dengan Triwulan I untuk Penyusunan dan Evaluasi

Program Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri Badan Pengkajian Kebijakan Iklim

Dan Mutu Industri adalah : realisasi keuangan sebesar Rp 26.679.192.000,- atau

sebesar 12,47% dan realisasi fisik sebesar 22,15%.

Kegiatan II Pagu

(Rp 000)

Realisasi Triwulan I

Keuangan (Rp 000)

Keuangan (%) Fisik (%)

Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri

17.975.400

143.829 3,45 7,78

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 26

5. Kegiatan V : Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual

Kegiatan V Pagu

(Rp 000)

Realisasi Triwulan I

Keuangan (Rp 000)

Keuangan (%) Fisik (%)

Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual

10.448.127 285.194 6,15 14,17

Capaian sampai dengan Triwulan I untuk Pengkajian Teknologi dan Hak

Kekayaan Intelektual adalah : realisasi keuangan sebesar Rp 285.194.000,- atau

sebesar 6,15% dan realisasi fisik sebesar 14,17%.

6. Kegiatan VI : Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Dan Peningkatan

JPT

Kegiatan VI Pagu

(Rp 000)

Realisasi Triwulan I

Keuangan (%) Fisik (%)

Penelitian dan Pengembangan Teknologi dan Peningkatan JPT

456.383.672 14,13% 19,89%

a. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi

289.785.151 15.69% 20.69%

b. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri

166.598.521 12.58% 19,08%

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi dan Peningkatan JPT

Badan Pengkajian Kebijakan Iklim Dan Mutu Industri terdiri dari output:

A. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi

1) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kimia Dan Kemasan

Pagu Anggaran sebesar Rp 26.668.870.000,-. Capaian sampai dengan

Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 21,85% dan realisasi fisik

sebesar 19,56%.

2) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tekstil

Pagu Anggaran sebesar Rp 22.673.524.000,-. Capaian sampai dengan

Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 21,55% dan realisasi fisik

sebesar 26,06%.

3) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit Karet Dan Plastik

Pagu Anggaran sebesar Rp 25.373.416.000,-. Capaian sampai dengan

Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 16.75% dan realisasi fisik

sebesar 18,59%.

4) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 27

Pagu Anggaran sebesar Rp 57.246.548.000,- Capaian sampai dengan

Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 14,61% dan realisasi fisik

sebesar 21,43%.

5) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pulp Dan Kertas

Pagu Anggaran sebesar Rp 21.662.244.000,-. Capaian sampai dengan

Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 19,28% dan realisasi fisik

sebesar 20,18%.

6) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan

Pagu Anggaran sebesar Rp 18.780.799.000,-. Capaian sampai dengan

Triwulan I adalah realisasi keuangan sebesar 18,96% dan realisasi fisik

sebesar 20,34%.

7) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Logam Dan Mesin

Pagu Anggaran sebesar Rp 23.048.262.000,-. Capaian sampai dengan

Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 16,74% dan realisasi fisik

sebesar 23,77%.

8) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Keramik

Pagu Anggaran sebesar Rp 25.328.897.000,-. Capaian sampai dengan

Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 9,20% dan realisasi fisik

sebesar 22,09%.

9) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik

Pagu Anggaran sebesar Rp 41.617.622.000,-. Capaian sampai dengan

Triwulan I adalah realiasasi keuangan sebesar 9,35% dan realisasi fisik

sebesar 17,56%.

10) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Pagu Anggaran sebesar Rp 272.664.249.000,-. Capaian sampai dengan

Triwulan I adalah realisasi keuangan sebesar 15,59% dan realisasi fisik

sebesar 22,09%.

11) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik

Pagu Anggaran sebesar Rp 22.664.249.000,-. Capaian sampai dengan

Triwulan I adalah realisasi keuangan sebesar 15.59% dan realisasi fisik

sebesar 22,09%.

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 28

B. Riset dan Standardisasi Bidang Industri

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 166.598.521.000,-. Realisasi

keuangan sampai Triwulan I sebesar 13,88% dan realisasi fisik sebesar

19,48%.

B. Hambatan dan Kendala Pelaksanaan

I. Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Perjanjian Kinerja (Perjakin)

Hambatan dan kendala utama dalam pencapain Perjakin pada Triwulan I TA.

2016 adalah adanya rencana penghematan, revisi anggaran dan revisi AKUN

sehingga mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan kegiatan.

II. Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Output Kegiatan

Beberapa kendala dalam pelaksanaan output kegiatan diantaranya :

a) Adanya revisi POK

b) Adanya rencana penghematan anggaran

c) Terhambatnya proses pertanggungjawaban yang disebabkan belum

turunnya pengesahan revisi anggaran

d) Belum ada persetujuan revisi anggaran terkait dengan self blocking dan

pengurangan biaya perjalanan dinas serta paket meeting fullboard

e) pertanggung jawaban keuangan masih dalam proses administrasi dan

terdapat beberapa kegiatan yang belum mendapatkan pelanggan.

C. Langkah Tindak Lanjut

I. Langkah dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Perjanjian Kinerja (Perjakin)

Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan yang menyangkut Sasaran Strategis agar

dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

II. Langkah dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Output Kegiatan

a. Perlu dipertimbangkan mekanisme pelaksanaan kegiatan, mengingat

keterbatasan SDM yang ada. Apabila tidak memungkinkan untuk dilaksanakan

secara swakelola, sebaiknya dipertimbangkan untuk dilaksanakan oleh pihak

ketiga dengan monitoring yang baik.

b. Penanggungjawab kegiatan dan penanggungjawab keuangan agar lebih tertib

dalam mengupdate capaian kegiatan.

Laporan Triwulan I TA 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 29

c. Meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait apabila dilakukan

proses revisi kegiatan, anggaran dan mata anggaran.

d. Pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan perencanaan yang telah disusun

pada awal tahun anggaran.;

e. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait lainnya sehingga kegiatan

dapat terlaksana dengan tepat waktu.

Laporan Triwulan I TA 2016 Bab I Penutup

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 30

BAB I

PENUTUP

Secara umum realisasi fisik Program Pengembangan Teknologi dan

Kebijakan yang telah dilaksanakan BPPI sampai Triwulan I Tahun Anggaran 2016

telah memenuhi target, namun realisasi keuangan masih belum memenuhi

sasaran yang diharapkan. Adapun realisasi keuangan dan fisik pada Triwulan I

Tahun Anggaran 2016 sebagai berikut:

1. Capaian Kinerja berdasarkan Realisasi Indikator Kinerja Dalam Perjanjian

Kinerja

a) Sasaran Program/Kegiatan I : Meningkatnya Investasi Sektor Industri

- Indikator pertumbuhan industri pionir dan industri prioritas, capaian

fisik sampai Triwulan I adalah sebesar 8 %, telah mencapai progress

sebesar 22%.

b) Sasaran Program/Kegiatan II : Meningkatnya Penerapan Standar

- Indikator rasio penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan/atau

PTC diberlakukan secara wajib terhadap tahun sebelumnya, capaian fisik

sampai Triwulan I adalah 16 %, telah memenuhi target sebesar 15%.

c) Sasaran Program/Kegiatan III : Meningkatnya Penguasaan Teknologi

Industri dan Penerapan HKI

- Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri, capaian fisik sampai

Triwulan I adalah 20,0%, telah memenuhi target sebesar 20%;

- Pertumbuhan Penerapan Inovasi Teknologi Industri Perusahaan Industri

yang Memperoleh Insentif, progres fisik sampai Triwulan I adalah 20%,

telah memenuhi target sebesar 20%;

- Pertumbuhan Penerapan HKI di Sektor Industri, progres fisik sampai

Triwulan I adalah 25%, telah memenuhi target sebesar 25%;

d) Sasaran Program/Kegiatan IV : Meningkatnya Industri yang Menerapkan

Prinsip-Prinsip Industri Hijau

- Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi, progres fisik

sampai Triwulan I adalah 25,00%, telah memenuhi target sebesar 25%;

Laporan Triwulan I TA 2016 Bab I Penutup

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 31

- Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau, progres fisik sampai

Triwulan I adalah sebanyak 5,25, telah memenuhi target sebesar 5%;

e) Sasaran Program/Kegiatan V : Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil

Litbang dalam rangka Meningkatkan Daya Saing Industri

- Jumlah Paket Peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai,

progres fisik sampai Triwulan I adalah 5 %. .

f) Sasaran Program/Kegiatan VI : Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada

Industri

- Tingkat Kepuasan Pelanggan, progres fisik sampai Triwulan I sebesar

15%.

g) Sasaran Program/Kegiatan VII : Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan

Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPPI

- Peningkatan Kompetensi SDM BPPI dengan realisasi fisik sampai progres

fisik sampai Triwulan I sebesar 18%.

2. Capaian Kinerja berdasarkan Output Kegiatan

a) Kegiatan Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri dari Pagu Rp

7.297.000,- realisasi keuangan sebesar 1,36% dan realisasi fisik 19,61%;

b) Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Pagu Rp 17.975.400,-

realisasi keuangan sebesar 3,45% dan realisasi fisik 7,78%;

c) Kegiatan Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup dari Pagu Rp

10.600.000,- realisasi keuangan sebesar 4,03% dan realisasi fisik 12 %;

d) Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Kebijakan, Iklim, dan Mutu

Industri dari Pagu Rp 42.366.524.000,- realisasi keuangan sebesar 12,47%

dan realisasi fisik 22,15%;

e) Kegiatan Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual realisasi

keuangan dari Pagu Rp 10.448.127.000,- realisasi keuangan sebesar 6,15% dan

realisasi fisik 22,15%.;

f) Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pagu 10.448.127.000,-

realisasi keuangannya 6,15 % dan realisasi fisik 14,17%.

g) Riset Dan Standardisasi Bidang Industri dari Pagu Rp 159.442.832.000,-

realisasi keuangannya 13,88 % dan realisasi fisik 19,48%.

FORM B BPPI Triwulan I TA. 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 32

FORM B BPPI Triwulan I TA. 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 33

FORM B BPPI Triwulan I TA. 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 34

FORM B BPPI Triwulan I TA. 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 35

FORM B BPPI Triwulan I TA. 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 36

FORM B BPPI Triwulan I TA. 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 37

FORM B BPPI Triwulan I TA. 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 38