laporan penelitian tindakan kelas penerapan …... · no nama uraian hal ket 1 tabel iv.1 hasil pra...

60
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI KEBONROMO 5 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Oleh: SUGIHARTO NIM X8806524 PROGRAM PJJ S-1 PGSD JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA DESEMBER, 2009

Upload: lequynh

Post on 07-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DALAM

MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

KELAS IV SD NEGERI KEBONROMO 5

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh:

SUGIHARTO

NIM X8806524

PROGRAM PJJ S-1 PGSD

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

DESEMBER, 2009

Page 2: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

ii

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(CLASSROOM ACTION RESEARCH)

1. Judul Penelitian

Penerapan Model Pembelajaran Make A

Match Dalam Meningkatkan Keaktifan

Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas IV SD

Negeri Kebonromo 5

Tahun Pelajaran 2009/2010

2. a. Mata Pelajaran

b. Bidang Kajian

IPA

Model pembelajaran Make A Match

3. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap dan Gelar

b. NIM

c. Program Studi

d. Jurusan

e. Fakultas

f. Institut/Univertas

g. Alamat rumah:

h. Nomor telepon/HP

Email:

SUGIHARTO

X8806524

PJJ S-1PGSD

Ilmu Pendidikan

FKIP

Sebelas Maret Surakarta

Asri, Rt. 17, Srimulyo, Gondang, Sragen.

081329960316

[email protected]

4. Lama Penelitian 6 Bulan/dari bulan Juli 2009 sampai dengan

Desember 2009

5. Biaya yang diperlukan: --

Page 3: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

iii

Surakarta, Desember 2009

Mengetahui : Peneliti, Kerpala Sekolah Yatmanto, S,Pd Sugiharto NIP 19580424 197911 1 005 NIM X8806524

Mengetahui

a.n Dekan FKIP UNS

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si NIP 19660415 199103 1 002

Page 4: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

Make A Match Dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran IPA

Kelas IV SD Negeri Kebonromo 5 Tahun Pelajaran 2009/2010”

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing Supervisor

Dra. Siti Istiyati, M.Pd Yatmanto, S,Pd NIP 19610819 198603 2 001 NIP 19580424 197911 1 005

Page 5: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

v

ABSTRAK

Sugiharto 2009: Penelitian Tindakan Kelas (PTK). “Penerapan model pembelajaran Make A Match dalam meningkatkan keaktifkan siswa pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Kebonromo 5 Tahun Pelajaran 2009/2010”.

Tujuan penelitian ini untuk memberi jawaban masalah keaktifan siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Kebonromo 5. Adapun yang menjadi permasalahan adalah:

- Hasil prestasi pembelajaran IPA rendah. - Kurangnya penggunaan media pembelajaran. - Dari permasalahan di atas dapat teratasi dengan memaksimalkan

penggunaan media pembelajaran. - Menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Make A

Match. Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi dunia pendidikan yaitu

manfaat secara teoritis dan manfaat praktis. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan dua siklus. Tiap siklus dengan

langkah-langkah: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap analisis serta refleksi.

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diketahui perbandingan prestasi belajar siswa sebelum siklus 1 dan setelah pelaksanaan siklus I dan siklus II.

Hasil Nilai Formal KKM Sebelum Siklus I Siklus I Siklus II

Nilai rata-rata 57 57,61 72,85 81,66 Prosentase 58% 73% 82%

Dengan perubahan hasil yang telah dicapai dapat disimpulkan bahwa

pendekatan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Page 6: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

vi

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya atas

limpahan taufiq, hidayah dan kasih sayang-Nya semata penulisan Laporan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat diselesaikan.

Selanjutnya dengan tulus penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Bapak Direktur LPMPTK Jakarta, Selaku Pimpinan yang telah berjasa dalam

mengemban amanah untuk pengembangan Program Pendidikan Jarak Jauh

S-1 PGSD.

2. Bapak Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Koordinator Progaram PJJ S-1

PGSD, Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menimba ilmu yang bermanfaat.

3. Dra. Siti Istiyati, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing, dengan tulus ikhlas dan

penuh kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat terselesaikan.

4. Yatmanto, S.Pd Guru Pamong/Kepala SD Negeri Kebonromo 5, Kec.

Ngrampal, Kab. Sragen yang telah berkenan memberikan arahan dan

bimbingan dengan penuh kesabaran.

5. Segenap Mahasiswa Program PJJ S-1 PGSD yang telah memberikan

dorongan semangat untuk menyelesaikan studi.

6. Isteri tersayang yang senantiasa mendukung, dan mendo’akan.

7. Rekan seprofesi yang telah memberikan bantuan apa saja sehingga penulis

dapat menyelesaikannya dengan lancar.

Dan semoga amal ibadahnya diterima dalam naungan ridla-Nya.

Penulis menyadari akan segala keterbatasan, sehingga penulisan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran

senantiasa penulis nantikan.

Surakarta, Desember 2009

Peneliti

Page 7: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ......................................... 2

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ................................................................................. 5

B. Penelitian yang Relevan ........................................ 24

C. Kerangka Pikir ............................................................................. 24

D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 26

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 27

B. Subyek penelitian ......................................................................... 27

C. Prosedur penelitian ...................................................................... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................ 35

B. Pembahasan ................................................................................. 39

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 40

B. Saran ............................................................................................ 40

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 41

Page 8: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

viii

DAFTAR TABEL

No Nama Uraian Hal Ket

1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35

2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

3 Tabel IV.3 Hasil Siklus II 37

4 Tabel IV.4 Rekapitulasi Hasil Siklus II 38

Page 9: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

ix

DAFTAR GAMBAR

No Nama Uraian Hal Ket

1 Gambar II. 1 Kerangka Pemikiran 25

2 Gambar III. 1 Siklus I & 2 34

3 Gambar IV. 1 Grafik Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

4 Gambar IV. 2 Grafik Hasil Siklus II 38

Page 10: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

x

LAMPIRAN

No Nama Uraian Hal Ket

1 Lampiran A Perangkat Pembelajaran 42

2 Lampiran B Instrumen Penelitian 47

3 Lampiran C Personalia Penelitian 59

4 Lampiran D Curriculum Vitae Peneliti 60

5 Lampiran E Data Penelitian 61

Page 11: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mutu Pendidikan Nasional akan menjadi barometer sumber

daya manusia terutama generasi penerus. Apabila kita menginginkan

generasi penerus yang aktif, kreatif, inofativ, mandiri, dan demokratis

yang bertumpu pada akhlak mulia seperti yang tercantum pada

Undang-Undang nomer 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 3 yang berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnnya potensi peserta didik agar dapat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Untuk merealisasikan hal tersebut di atas, pembelajaran IPA di

Sekolah Dasar bertujuan untuk meningkatakan keaktifan siswa dalam

kegiatan belajar mengajar (KBM) sehingga tercipta suasana

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

(PAKEM). Dengan meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan

belajar mengajar, diharapkan prestasi belajar siswa juga akan

meningkat, khususnya pembelajaran IPA kelas IV SDN kebonromo 5,

dan umumnya mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar.

Adapun salah satu cara untuk meningkatkan keaktifan siswa

dalam kegiatan belajar mengajar yaitu dengan menerapkan

berbagai model pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran

yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).

Page 12: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xii

Berdasarkan pengamatan di lapangan pada umumnya Guru

Sekolah Dasar masih mendominasi penggunaan metode ceramah,

minimnya alat peraga dan media. Sehingga prestasi belajar siswa

rendah. Oleh karena itu dalam penelitian ini kami terapkan model

pembelajaran Make A Match, dan memaksimalkan penggunaan

alat peraga yang mendukung serta penggunaan metode yang

bervariasi. Dengan harapan proses belajar mengajar berjalan

dengan aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, serta prestasi

belajar siswa lebih baik.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

1. Rumusan Masalah.

Selama ini pembelajaran di Sekolah Dasar masih berpusat pada

guru (Teacher Centre), sehingga siswa hanya mendengarkan

penjelasan guru dan mencatat keterangan guru, kemudian

mengerjakan tugas atau LKS.

Dengan permasalahan tersebut, dalam penelitian ini dirumuskan:

“Apakah penerapan model pembelajaran MAKE A MATCH dapat

meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran IPA Kelas IV

SDN Kebonromo 5?”

2. Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dikemukakan pada rumusan masalah

diatas dapat teratasi dengan menyusun beberapa langkah yang

akan diambil yaitu:

1. Membuat rencana pembelajaran IPA dengan menggunakan

model Pembelajaran Make A Match.

Page 13: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xiii

2. Membuat rencana kegiatan siswa yang mengacu pada

model pembelajaran Make A Match.

3. Menyediakan media pembelajaran yang berupa mainan yang

sesuai dengan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan.

4. Melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan

model pembelajaran Make A Match, penilaian proses, refleksi

dan refisi

5. Membuat tes berupa soal yang mengacu pada materi

pembelajaran, tiap siklus.

6. Membuat kriteria penilaian kegiatan belajar siswa.

7. Melakukan analisis kemajuan siswa pada tiap siklus.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan

hal-hal yang berguna bagi kemajuan pendidikan yaitu :

1. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kealtifan siswa

dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model

pembelajaran Make A Match siswa kelas IV SD Negeri Kebonromo

5, Kecamatan Ngrampal, Kab. Sragen.

2. Menentukan langkah-langkah untuk mengorganisasi pelaksanaan

pembelajaran IPA Sekolah Dasar melalui Model Pembelajaran

Make A Match.

3. Mengkaji kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan Model

Pembelajaran Make A Match.

4. Mencapai solusi yang tepat untuk mengatasi kendala yang

dihadapi dalam menerapkan Model Pembelajaran Make A

Match.

D. Manfaat Penelitian

Page 14: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xiv

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi dunia

pendidikan yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat berguna bagi peneliti agar dapat

mengembangkan ilmu yang didapat dibangku kuliah sehingga

dapat diterapkan dalam kehidupan di masyarakat, terutama

dalam pengembangkan dunia kehidupan. Selain itu juga sebagai

sumbangan pemikiran dalam mengembangkan berbagai model

pembelajaran di Sekolah Dasar terutama pelajaran IPA dan

umumnya pada pelajaran yang ada di Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Model Pembelajaran Make A Match dapat memotivasi

keaktifan siswa pada kegiatan belajar mengajar,

sehingga nilai prestasi belajar juga meningkat, khususnya

mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Kebonromo 5,

Kecamatn Ngrampal, Kab. Sragen.

2) Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang

disampaikan.

3) Tercapainya prestasi yang lebih baik

b. Bagi Guru

1) Penelitian ini dapat memperluas wawasan guru Sekolah

Dasar, terutama dalam memilih dan menerapkan modek-

model pembelajaran yang tepat, terutama

pembelajaran mata pelajaran IPA.

2) Terjapainya tujuan Pembelajaran yang diinginkan.

3) Meningkatnya profesi yang lebih profesional.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini, bisa sebagai salah satu ajuan dan motivasi

bagi Sekolah Dasar dalam usaha mengembangkan model-

Page 15: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xv

model pembelajaran sehingga akan membawa dampak

pada peningkatan dan kemajuan sekolah dalam prestasi

belajar meningkatkan kwalitas pendidikan.

Page 16: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xvi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Pada tinjauan pustaka ini akan membahas tentang hakekat

belajar, hakekat pembelahar IPA di Sekolah Dasar, model-model

pembelajaran, Model Pembelajaran Make A Match.

1. Hakikat Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang

berasal dari hasil pengalaman dan latihan, belajar akan timbul

apabila seseorang menemui situasi yang baru kemudian situasi

yang baru itu akan dihadapi dengan menggunakan

pengalaman yang dimiliki. Keberhasilan belajar dipengaruhi

dengan minat, keinginan, motivasi, tujuan, dan situasi saat itu.

Hilgard dan Bower ( Theories of Learning. 1975 ) dalam

Ngalim Purwanto (1990 : 84) belajar berhubungan dengan

perubahan tingkah laku terhadap situasi tertentu yang

disebabkan pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi

itu. Perubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskan atau atas

dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan,

atau keadaan sesaat.

Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.

Sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan. Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono

(1994 : 9) belajar adalah seperangkat proses kognitif yang

Page 17: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xvii

mengubah sifat stimulasi lingkungan melewati pengolahan

informasi menjadi kapabilitas baru. Pengertian belajar juga

dirumuskan oleh Kimble Singgih D Gunarso (1990 : 119). Belajar

adalah perubahan yang relatif menetap dalam potensi

tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan

penguatan dan tidak termasuk perubahan-perubahan karena

kematangan , kelelahan, dan kerusakan sistem saraf.

Dari pendapat-pendapat di atas, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses diri siswa

secara aktif dan kontinyu baik jasmani dan rohani dalam

menanggapi suatu informasi yang baru untuk menghasilkan

perubahan-perubahan baik efektif, konitif, motorik, dan sikap.

Perubahan itu bersifat konstan dan menetap sehingga perlu

adanya minat dan motivasi.

b. Komponen Belajar

Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono ( 1994 : 11)

ada tiga komponen penting dalam belajar yaitu kondisi

eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Komponen tersebut

dilukiskan dalam bagan sebagai berikut:

Kondisi Internal Belajar

Keadaan internal dan proses kognitif siswa

(minat, bakat, sehat, sakit, kecerdasan, dll)

Kondisi Eksternal Belajar

Stimulus dari lingkungan

Hasil Belajar:

- Informasi verbal - Keterampilan intelek - Keterampilan

motorik - Sikap

Page 18: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xviii

Berinteraksi dengan

Bagan di atas menjelaskan bahwa belajar merupakan

interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa

dengan stimulus dari lingkungan terjadi dalam pembelajaran

sehingga menghasilkan hasil belajar atau kapabilitas yaitu

informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik,

sikap, dan siasat kognitif.

Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungapkan

pengetahuan dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tulisan.

Keterampilan intelek adalah kecakapan yang berfungsi untuk

perhubungan dengan lingkungan, mempresentasikan konsep,

dan lambang. Keterampilan motorik adalah kemampuan

melakukan serangkaian gerak jasmani, Sikap adalah kemauan

untuk menerima dan menolak suatu obyek berdasarkan

penilaian terhadap obyek tersebut. Sedang strategi kognitif

adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya sendiri, kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan dan kaidah dalam memecahkan masalah.

c. Faktor-gaktor yang mempengaruhi Belajar

Acara

Page 19: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xix

Menurut Slameto (1995:54–72) berpendapat ada dua

hal yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern dan faktor

ekstern.

1) Faktor intern adalah faktor yang terdapat dalam diri

individu yang sedang belajar, diantaranya faktor jasmani,

faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor jasmani

misalnya intelegensi, minat, bakat, motivasi, kematangan,

dan lain-lain. Sedang faktor kelelahan ada dua macam

yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.

2) Faktor ekstern adalah faktor belajar yang berada di luar

individu yang sedang belajar. Faktor ini biasa disebut

faktor lingkungan, yang terdiri dari faktor keluarga, faktor

sekolah, dan faktor masyarakat.

Faktor keluarga yang dapat mempengaruhi belajar

misalnya cara orang tua mendidik. Hubungan antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga. Latar

belakang kebudayaan keluarga, dan lepedulian orang tua

terhadap pendidikan, latar belakang pendidikan orang tua,

serta lingkungan tempat anak tinggal.

Faktor sekolah yang dapat mempengaruhi belajar

misalnya metode mengajar, kurikulum, hubungan antara guru

dengan murid dan murid dengan murid, kedisiplinan sekolah,

sarana prasarana belajar, kondisi fisik sekolah, standar

pelajaran dan lain-lain.

Faktor masyarakat yang dapat mempengaruhi belajar

diantaranya Kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa,

teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

2. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Page 20: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xx

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Kata “IPA” merupakan terjemahan dari kata-kata

bahasa Inggris “Natural Science” atau secara singkat sering

disebut Science. Natural artinya alamiah, berhubungan

dengan alam atau bersangkut-paut dengan alam. Science

artinya ilmu pengetahuan. Jadi IPA secara harfiah dapat

disebut pengetahuan tentang alam atau ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhuhungan dengan

cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga

IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip tetapi

juga merupakan suatu proses penemuan (BNSP: 13) Pendidikan

IPA diharapkan dapat menjadi bagi peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari.

Webster’s: New Lollegiate Dictionary dalam Srini M.

Iskandar (1997: 2) menyatakan natural science knowkedge

concerned with the physical world and its phenomena yang

artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang

alam dan gejala-gejalanya. Menurut Purnell : Concise

Dictionary of Science dalam Srini M. Iskandar (1997 : 2 )

menyatakan “Science broad field of human knowledge.

Acquired by systematic observation and experiment.

Ilmu pengetahuan Alam diperlukan dalam kehidupan

sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui

pemecahan masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan

IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak

buruk bagi lingkungan. Untuk itu penerapan IPA bagi siswa

Page 21: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxi

tingkat Sekolah Dasar diharapkan ada penekanan

pembelajaran Salingtemas ( Sains, Lingkungan, Teknologi, dan

Masyarakat ) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk

merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan

konsep IPA dan keompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

b. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Produk

IPA sebagai produk merupakan kumpulan hasil kegiatan

empiric dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para

ilmuwan selama berabad - abad. Bentuk Ilmu Pengetahuan

Alam sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep,

prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA. Fakta-fakta merupakan hasil

dan kegiatan empiric dalam IPA sedang konsep-konsep,

prinsip-prinsip, dan teori-teori dalam IPA merupakan hasih dari

kegiatan analitik.

Fakta adalah pernyataan-pemyataan tentang benda-

benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang

betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif.

Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta

IPA serta merupakan penghubung antara fakta-fakta yang

ada hubungannya. Prinsip IPA adalah generalisasi tentang

hubungan diantara konsep-konsep IPA. Sedang teori ilmiah

merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-

konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhuhungan. Suatu

teori merupakan model atau gambaran yang dibuat oleh

Ilmuwan untuk menjelaskan gejala alam. Prinsip-prinsip IPA,

hukum alam, dan teori dapat berubah jika ada bukti-bukti baru

yang berlawanan dengan hal tersebut.

c. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Proses

Page 22: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxii

IPA tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan

pengetahuan atau fakta-fakta. tidak hanya merupakan

kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk tetapi

juga merupakan cara kerja, cara berpikir, dan cara

memecahkan masalah. Dalam memahami IPA selain

mengetahui fakta-fakta juga memahami proses IPA, yaitu

memahami bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan

memahami bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk

mempretasikannya. Para ilmuwan mempergunakan berbagai

prosedur empiric dan prosedur analitik dalam usaha untuk

memahami alam semesta. Prosedur - prosedur tersebut disebut

proses ilmiah atau proses sains dalam hal ini memerlukan

keterampilan proses IPA.

Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang

dilakukan oleh para ilmuwan yang diantaranya mengamati,

mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel,

merumuskan hipotesa, membuat grafik dan tabel data,

membuat definisi operasional, dan melakukan eksperimen.

d. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar

Paolo dan Marten dalam Srini M. Iskandar (1997 : 15 )

mendifinisikan Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak meliputi

mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang

diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk

meramalkan apa yang akan terjadi, dan menguji ramalan-

ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah

ramalan tersebut benar. Selanjutnya Paolo dan Marten

menegaskan dalam IPA anak-anak dan kita harus tetap

bersikap skeptis sehingga kita selalu siap memodifikasi model-

model yang kita punyai tentang alam sejalan dengan

Page 23: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxiii

penemuan yang kita dapat. memodifikasi materi IPA.

keterampilan-keterampilan proses IPA yang akan kita latihkan

dan harus sesuai dengan perkembangan anak.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri

ilmiah (science inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan

berpikir , bekerja. dan bersikap ilmiah serta

mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan

hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA untuk siswa Sekolah

Dasar menekankan pada pemberian pengalaman belajar

secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan

keterampilan proses dan sikap Ilmiah. untuk mewujudkan

pembelajaran IPA yang mengkondisikan siswa dapat

rnempunyai sikap dan kemampuan berpikir ilmiah tidaklah

mudah. Guru perlu mempunyai dan menguasai berbagai

macam strategi dan pendekatan pembelajaran. Srini M.

Iskandar (1997 : 68 ) menyebutkan pembelajaran IPA di Sekolah

Dasar dibedakan menjadi dua yaitu Pembelajaran dengan

pendekatan inkuiri dan pendekatan STM.

1. Pembelajaran dengan Inkuiri

Webster’s: New Collegiate Dictionary dalam Srini M.

Iskandar mengatakan kata inkuiri (“inquiry”) berarti

pertanyaan atau menyelidiki. Sedang Piaget dalam Srini M.

Iskandar meberikan definisi pendekatan inkuiri sebagai

pendidikan yang dipersiapkan situasi bagi anak untuk

melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-

pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan

yang mereka ajukan.

Kuslan dan Stone, 1986 dalam Srini M. Iskandar

mendifinisikan pembelajaran inkuiri sebagai pengajaran

dimana guru dan murid mempelajari peristiwa-peristiwa

Page 24: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxiv

ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan. Lebih

lanjut mengatakan hahwa pembelajaran inkuiri

mempunyai karakteristik yaitu:

1) Menggunakan keterampilan-keterampilan proses IPA

2) Tidak ada keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu

dalam waktu tertentu.

3) Jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih

dahulu dan tidak ada dalam buku pelajaran.

4) Proses pembelajaran berpusat pada pertanyaan

“mengapa dan bagaiman kita mengetahui” serta

“betulkah kesimpulan ini”.

5) Suatu masalah ditemukan lalu dipersempit hingga

terlihat kernungkinan masalah dapat dipecahkan oleh

siswa.

6) Hipotesa dirumuskan oleh siswa.

7) Siswa mengusulkan cara pengumpulan data,

melakukan eksperimen. observasi, membaca, dan

menggunakan sumber lain.

8) Siswa melakukan penelitian, secara individu atau

kelompok untuk pengumpulan data dalam menguji

hipotesa.

9) Siswa mengolah data dan sampai menemukan

kesimpulan sementara.

2. Pembelajaran dengan STM

STM atau Sains-Teknologi-Masyarakat adalah

pembelajaran sains dan teknologi dalam konteks

pengalaman manusia. atau dalam arti STM diberikan untuk

menyajikan konteks dunia nyata dalam pendidikan sains

dan pendalaman sains.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxv

Dalam pembelajaran STM siswa harus diikut sertakan

dalam penentuan tujuan, prosedur perencanaan, dan

dalam usaha mendapatkan informasi dan mengevaluasi.

Yang menjadi Tujuan utama STM adalah siswa setelah lulus

sekolah menjadi warga negara yang mampu mengambil

keputusan tentang masalah-masalah di dalam masyarakat

dan mengambil tindakan sebagai akibat menekankan

pentingnya sains dan teknologi.

3. Model Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas,

perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi satu dengan yang lain untuk

mencapai tujuan (Oemar Hamalik, 1995 : 57). Dalam

hal ini kondisi pembelajaran pendidikan formal harus

mampu memaksimalkan peluang bagi siswa untuk

berlangsungnya interaksi yang hakiki bukan sekedar

menyampaikan pengetahuan dan membentuk

keterampilan saja. Bila pembelajaran hanya proses

menyampaikan pengetahuan dan keterampilan saja

maka kualitas pembelajaran akan menurun.

Menurut Gagne dalam Purwanto (1989 ) pembelajaran

adalah suatu usaha untuk membuat siswa belajar

sehingga situasi tersebut merupakan peristiwa belajar

(event of learning), yaitu cara atau kegiatan untuk

terjadinya peruhahan tingkah laku siswa. Peruhahan

tingkah laku itu dapat terjadi apabila adanya interaksi

antara siswa dan lingkungan.

Page 26: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxvi

Sekolah artinya belajar menggunakan pikiran dengan

baik. berpikir kreatif menghadapi persoalan-persoalan

penting serta menanamkan kebiasan untuk berpikir.

(Sixer, 1992). Lebih lanjut Sixer mengatakan bahwa

sistem pembelajaran dan pengajaran yang baik

adalah pencapaian intelektual yang berasal dan

partisipasi aktif merasakan pengalaman-pengalaman

yang bermakna, pengalaman yang memperkuat

hubungan antara sel-sel otak yang sudah ada dan

membentuk hubungan saraf baru.

Menurut aliran Behavioristik pembelajaran adalah

pemberian stimulus kepada siswa sehingga

menimbulkan respon seperti yang kita inginkan dengan

tepat sesuai tujuan. Sedang menurut aliran psikologi

kognitif pembelajaran adalah pengaktifan indera siswa

agar siswa memperoleh suatu pemahaman (insight).

Pemahaman yang diperoleh ini sangat dipengaruhi

oleh intelegnsi siswa, pengalaman siswa, taraf

kompleksitas, dan trial and error (memecahkan

masalah baru dengan percobaan). Menurut Grouper

dalam Suwalni dan Sholleh (1984: 5 - 7) mengatakan

ruang lingkup pembelajaran tidak terbatas pada

prosedur kegiatan melainkan juga materi atau paket

untuk kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya Grouper

mengatakan bahwa setiap tingkah laku perlu

dipraktekkan karena pengalaman murid menunjukkan

perlunya adanya hubungan antara strategi

pembelajaran dengan tujuan belajar agar diperoleh

langkah-langkah yang efesien dan efektif.

Page 27: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxvii

Dan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar mengajar

yang di dalamnya terdapat siswa sebagai obyek dan

guru sebagai fasilitator yang memungkinkan terjadi

perubahan yang baik pada diri siswa baik perubahan

afektif, kognitif, dan psikomotoriknya.

b. Model Pembelajaran

Model mempunyai arti benda atau barang tiruan.

Dalam pengertian lain model adalah kerangka

konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam

melakukan suatu kegiatan.

Menurut Tuti Sukamto dan Udin Saripudin (1998 : 78)

menjelaskan model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis

dalam mengorganisasi pengalaman belajar untuk

menncapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar yang

merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar

mengajar.

Bruce Joyce dan Marsha Weil, 1986 dalam Tuti Sukamto

dan Udin Saripudin (1998 : 79 ) mengatakan hakikat

mengajar “teaching” adalah membantu pelajar

memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara

berfikir, cara unjuk diri, dan cara-cara belajar

bagaimana belajar. Lebih lanjut Joyce dan Well

mengatakan hasil akhir dari proses belajar mengajar

adalah “ the students increased capabilities to learn

more easily and effectively in the future” kemampuan

siswa yang tinggi untuk dapat belajar lebih mudah dan

Page 28: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxviii

lebih efektif dimasa yang akan datang. Dari hal ini

kemudian Joyce dan Weil mengelompokkan model

pembelajaran menjadi empat katagori yaitu 1)

kelompok Model Pengolahan Informasi “ The

Information Processing Family”, 2) Kelompok Model

Personal “The Personal Family”, 3) Kelompok Model

Sosial” The Social Family” dan 4) Model Sistem Prilaku”

The Behavioral System Family”.

1) Kelompok Model Pengolahan Informasi

Model Belajar Mengajar Pengolahan Informasi ini

pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara

memperkuat dorongan internal ( dari dalam diri )

manusia untuk memahami dunia dengan cara

menggali dan mengorganisasi data, merasakan

adanya masalah dan upaya pemecahannya,

serta mengembangkan bahasa untuk

mengungkapkannya. Contoh model kelompok

belajar mengajar ini misalnya Model Pencapain

Konsep, Model Berpikir lnduktif, Model Latihan

Penelitian, Model Pemandu Awal, Model

Memorisasi, Model Pengembangan Intelek, dan

Model Penelitian llmiah.

2) Kelompok Model Personal

Kelompok Model Personal menitikberatkan pada

perseorangan atau individu dan berusaha

menggalakkan kemandiriannya yang produktif

sehingga manusia menjadi sadar diri dan

bertanggung jawab atas tujuannya. Yang

termasuk kelompok model pembelajaran ini

adalah pengajaran Tanpa Arahan, Model Sinektiks,

Page 29: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxix

Model Latihan Kesadaran, dan Model Pertemuan

Kelas.

3) Kelompok Model Sosial

Kelompok Model Sosial ini menitikberatkan pada

fenomena kerja sama. Kerjasama manusia dapat

membangkitkan dan menghimpun tenaga secara

bersama sehingga belajar bersama dapat

membantu berbagai proses belajar Joyce dan Weil

dalam Tuti Sukamto dan Udin Saripudin (1998: 81).

Yang termasuk model pembelajaran ini misalnya

Model Investigasi Kelompok, Model Bermain Peran,

Model Penelitian Yurispondensi, Model Laboratoris,

dan Model Penelitian Ilmu Sosial.

4) Kelompok Model Sistem Perilaku

Dasar dan kelompok Model ini adalah sistem

komunikasi yang mengoreksi sendiri atau self-

corecting communication systems yang

memodifikasi perilaku dalam hubungannya

dengan bagaimana tugas-tugas dijalankan

dengan sebaik-baiknya. Model pengajaran ini

menitikberatkan pada perilaku yang terobservasi

dan metode dan tugas yang diberikan dalam

rangka mengkomunikasikan keberhasilan. Yang

termasuk kelompok model pembelajaran ini

adalah Model Belajar Tuntas, Model Pembelajaran

Langsung, Model Belajar Kontrol Diri, Model Latihan

pengembangan Keterampilan dan Konsep, dan

Model Latihan Asertif

Menurut Bruce Joyce dan Marshal Weil. 1986

dalam Tuti Sukamto dan Udin Saripudin (1998 : 83)

Page 30: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxx

setiap model pembelajaran memiliki unsur-unsur.

Unsur-unsur itu adalah sintakmatik, sistem sosial,

prinsip reaksi, sistem pendukung, dan dampak

instruksional dan pengiring

1) Sintakmatik, adalah tahap-tahap kegiatan

yang akan dilakukan dari model pembelajaran

tersebut.

2) Sistem sosial adalah situasi atau suasana dan

norma yang berlaku pada model

pembelajaran tersebut.

3) Prinsip reaksi adalah pola kegiatan yang

menggambarkan bagaimana seharusnya guru

melihat dan memberlakukan para pelajar,

termasuk bagaimana seharusnya guru

memberikan respon terhadap mereka. Prinsip

ini memberi petunjuk bagaiman pengajar

menggunakan aturan pennainan yang berlaku

pada model pembelajaran.

4) Sistem pendukung adalah segala sarana,

bahan, dan alat yang diperlukan untuk

melaksakan model pembelajaran.

5) Dampak intruksional dan pengiring, dampak

intuksional adalah hasil belajar yang dicapai

langsung mengarahkan pelajar pada tujuan

yang diharapkan. Sedang dampak pengiring

adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan

dari suatu proses belajar megajar atau sebagai

akibat dari suasana belajar yang dialami

langsung para pelajar tanpa arahan pengajar.

4. Model Pembelajaran Make A Match

Page 31: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxxi

Dalam pelaksanaan suatu penelitian tentu kita mengkaji

pendapat. Pendapat-pendapat para ahli mengenai

masalah yang kita telili. Dengan pendapat-pendapat

tersebut kita mempunyai pedoman untuk menentukan

langkah selanjutnya. Berikut ini kita akan mengkaji pendapat

para ahli mengenai: ”Model Pembelajaran MAKE A MATCH”

1. Hakekat pembelajaran Make a Macth

a. Pengertian Make a Match

Make a Match adalah teknik belajar mengajar

mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran

(1994).

b. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa

mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu

konsep atau topik dalam suasana yang

rnenyenangkan. ‘Teknik ini bisa digunakan dalam

semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan

usia anak didik.

c. Kelememahan pembelajaran Make a Match

Waktu yang tersedia perlu dibatasi, jangan sampai

siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses

pembelajaran.

d. Bentuk pembelajaran Make a Match guna

meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam

kelas, guru menerapkan metode pembelajaran

Make a Match. Metode Make a Match atau mencari

pasangan merupakan salah satu alternatif yang

dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode

ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari

pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal

sebelum batas waktunya, siswa yang dapat

Page 32: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxxii

mencocokkan karturnya diberi poin. Teknik metode

pembelajaran Make a Match atau mencari

pasangan dikemhangkan oleh Lorna Curran (1994).

Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa

mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu

konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan. Langkah-langkah penerapan

metode Make a Match sebagai beikut:

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi

beberapa konsep atau topik yang cocok untuk

sesi review. satu bagian kartu soal dan bagian

lainnya kartu jawaban.

2) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang

bertuliskan soal/jawahan.

3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu

yang dipegang.

4) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok

dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu

yang bertuliskan nama tumbuhan dalam Bahasa

Indonesia akan berpasangan dengan nama

tumbuhan dalam Bahasa Latin (ilmiah).

5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya

sebelum batas waktu diberi poin.

6) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya

dengan kartu temannya (tidak dapat

menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan

mendapatkan hukuman, yang telah disepakati

bersama.

7) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap

siswa mendapat kartu yang berbeda dari

sebelurmnya, demikian seterusnya.

Page 33: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxxiii

8) Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa

lainnya yang memegang kartu yang dikocok.

9) Guru bersama-sama dengan siswa membuat

kesimpulan terhadap materi pelajaran.

2. Hakekat keaktifan siswa

a. Pengertian Keaktifan

Setelah guru memerintahkan siswa untuk mengambil

kartu, tampak sebagian besar siswa bersemangat

dan termotivasi untuk menarik satu kartu soal. Setelah

siswa mendapatkan kartu soal, masing-masing

tampak rnemikirkan jawaban atau soal dari kartu

yang dipegang. Kelompok dengan pasangannya

ingin saling mendahului untuk mencari pasangan dan

rnencocokkan dengan kartu (kartu soal atau kartu

jawaban) yang dimilikinya. Di sinilah terjadi interaksi

antar kelompok dan interaksi antar siswa di dalam

kelompok untuk membahas kembali soal dan

jawaban. Guru membimbing siswa dalam

mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang

telah dicocokkan oleh siswa.

Pada penerapan metode Make a Match. diperoleh

beberapa temuan bahwa metode Make a Match

dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab

pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang ada

di tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik

dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias

mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa

tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan

kartunya masing-masing. Hal ini merupakan suatu ciri

dari pembelajaran kooperatif seperti yang

dikemukakan Lie (2002 : 30) bahwa, “Pembelajaran

Page 34: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxxiv

kooperarif ialah pembelajaran yang menitikberatkan

pada gotong-royong dan kerja sama kelompok.”

Kegiatan yang dilakukan guru ini merupakan upaya

guru untuk menarik perhatian sehingga pada

akhirnya dapat menciptakan keaktifan dan motivasi

siswa dalam diskusi. hal ini sejalan dengan pendapat

Hamalik (1994:116), “Motivasi yang kuat erat

hubungannya dengan peningkatan keaktifan siswa

yang dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran

tertentu. dan motivasi belajar dapat ditujukan kearah

kegiatan-kegiatan kreatif.

b. Faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa

Keaktifan siswa dipengaruhi oleh adanya pembagian

kartu yang harus mencari pasangan dengan teman

yang membawa kartu sesuai dengan yang ia bawa,

sehingga asyik, aktif dan menyenangkan.

Psikologi Gestal dalam Ngalim Purwanto,(1990:46)

berpendapat, berpikir merupakan keaktifan psikis

yang abstrak yang prosesnya tidak bisa diamati

dengan indra manusia. Aliran ini menggambarkan

proses berpikir sebagai berikut: “Jika dalam diri

manusia timbul suatu masalah yang harus

dipecahkan maka yang terjadi dahulu adalah suatu

skema atau bagan yang masih kabur. Bagan itu lalu

dipecahkan dan dibanding-bandingkan dengan

skema. Setelah muncul bagian yang dicari maka apa

yang dicari telah ditemukan masalah yang dihadapi

telah terpecahkan.

Berdasarkan teori Gestalt maka para ahli psikologi

menyimpulkan bahwa proses berpikir pada taraf

Page 35: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxxv

tingkat tinggi pada umumnya melalui beberapa

tahap yaitu:

1. Timbulnya masalah kesulitan yang harus

dipecahkan.

2. Mencari dan mengumpulkan fakta-fakta yang

berhubungan dengan pemecahan masalah.

3. Taraf pengolahan atau pencernaan yaitu fakta

diolah dan dicerna.

4. Taraf penernuan atau pernahaman, yaitu

menemukan cara rnernecahkan masalah.

5. Tahap rnenilai, yaitu menyempurnakan dan

mencocokkan hasil pernecahan masalah

Vincent Ruggiero dalam Elaine B. Johnson (2002:31).

Menjelaskan bahwa berpikir sebagai segala aktivitas

mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah, membuat keputusan, dan

memenuhi keinginan untuk dipahami. Sedang

menurut John Chaffee dalam Elaine B. Johnson (1994)

menjelaskan berpikir sebagai sebuah proses aktif,

teratur, dan penuh makna yang kita gunakan untuk

memahami dunia. Berpikir kritis sebagai berpikir untuk

menyelidiki secara sistermatis proses berpikir itu sendiri,

maksudnya tidak hanya memikirkan dengan sengaja

tetapi juga meneliti bagaimana kita dan orang lain

menggunakan bukti dan logika (John Chaffee, 1994).

Berpikir adalah menggunakan akal budi untuk

mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu

(Kamus Bahasa Indonesia. 1989: 324). Ilmiah adalah

bersifat ilmu atau ilmu pengetahuan atau memenuhi

syarat/hukum ilmu pengetahuan (Kamus Bahasa

Indonesia. 1989: 324). Dan pengertian ini dapat

Page 36: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxxvi

disimpulkan bahwa berpikir ilmiah adalah kegiatan

dengan menggunakan akal budi untuk

mempertimbangkan atau memutuskan sesuatu yang

dapat memenuhi syarat atau hukum ilmu

pengetahuan. Jadi berpikir ilmiah dalam

pembelajaran IPA merupakan kegiatan siswa ketika

menemukan fenomena alam yang ditemukan baik

dalam soal maupun dalam kehidupan sehari-hari

dapat mengemukakan pendapat secara ilmiah atau

sesuai ilmu pengetahuan.

Berkaitan dengan kemampuan berpikir siswa dalam

belajar, banyak para ahli yang menyatakan bahwa

hasil belajar berarti menggunakan kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap

lingkungan. Krathwohl & Bloom dalam Dimyati

Mujiono (1994: 27) menggolongkan kemampuan-

kemampuan belajar dalam ranah kognitif, afektif,

dan psikomotorik secara hirarkis.

Ranah kognitif terdiri dan enam jenis perilaku sebagai

berikut:

1. Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan.

Pengetahuan ini berkenaan dengan fakta,

peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip atau

metode.

2. Pemahaman, mencakup kemampuan

menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.

3. Penerapan. mencakup kemampuan

menerapkan metode atau kaidah untuk

menghadapi masalah yang nyata dan baru.

Page 37: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxxvii

4. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu

kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga

struktur keseluruhan dapat dipahami dengan

haik.

5. Sintesis, kemampuan membentuk pola baru. Misal

menyusun program kerja.

6. Evaluasi, kemampuan membentuk pendapat

tentang beberapa hal berdasar kriteria tertentu.

Misal menilai hasil karya teman.

Ranah afëktif terdiri dan lima jenis perilaku sebagai

berikut:

1. Penerimaan, mencakup kepekaan tentang hal

tertentu dan kesediaan memperhatikan hal

tersebut. Misal kemampuan mengakui

perbedaan.

2. Partisipasi, mencakup kerelaan, kesediaan

memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu

kegiatan. Misal mematuhi peraturan yang ada.

3. Penilaian dan penentuan sikap, mencakup

menerima suatu nilai, menghargai, mengakui,

dan menentukan sikap. Misal menerima

pandapat.

4. Organisasi, mencakup kemampuan membentuk

suatu system nilai sebagai pedoman dan

pandangan hidup.

5. Pembentukan pola hidup, mencakup

kemampuan menghayati nilai dan

membentuknya menjadi pola nilai kehidupan

pribadi.

Page 38: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxxviii

Ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku

sebagai berikut:

1. Persepsi, mencakup kemampuan memilah-milah

(mendiskriminasikan) hal-hal secara khas.

2. Kesiapan, mencakup kemampuan penempatan

diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu

rangkaian gerakan.

3. Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan

melakukan gerakan sesuai contoh. Misal gerak

tari.

4. Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan

melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh.

5. Gerakan komplek, mencakup kemampuan

melakukan gerakan atau keterampilan yang

terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efesien,

dan tepat.

6. Penyesuaian gerakan, mencakup kemampuan

mengadakan perubahan dan penyesuaian pola

gerak bersyarat.

7. Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan

pola gerak yang baru atas dasar prakarsa sendiri.

B. Penelitian yang Relevan

Sutanto S.Pd. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, mata

pelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar.

C. Kerangka Berpikir

Page 39: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xxxix

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa dalam

mencapai perubahan. Baik perubahan sikap, perilaku, budi pekerti,

pengetahuan, dan keterampilan kearah yang lebih baik. Belajar

dalam Ilmu Pengetahuan Alam harus mampu menghasilkan tiga aspek

yaitu pemahaman konsep, sikap ilmiah dan keterampilan ilmiah., untuk

itu siswa dalam mata pelajaran ini harus dilatih dan diasah dalam

berpikir ilmiah.

Penggunaan dan pemilihan model pembelajaran yang tepat

dimungkinkan tujuan pembelajaran akan tercapai lebih maksimal. Hal

ini dikarenakan setiap model pembelajaran dan pendekatan

pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Model Pembelajaran Make a Match dimungkinkan dapat

meningkatknya prestasi belajar pembelajaran IPA. Karena dalam

langkah-langkah pembelajarannya terdapat kegiatan predict

(memprediksi), observe (mengamati), dan explain (melaporkan)

Berdasarkan teori yang telah diuraikan di atas peneliti menyusun

kerangka berpikir dalam penelitian sebagai berikut:

Kondisi Awal

Tindakan

Pembelajaran belum

menggunakan model

Pembelajaran

menggunakan model

pembelajaran

Hasil belajar IPA rendah

Siklus 1

Siklus 2

Page 40: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xl

Gambar II. 1 Keranga Pemikiran

D. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan, landasan teori, dan kerangka

pemikiran di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian

tindakan kelas bahwa “Penggunaan model pembelajaran Make a

Match dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat

meningkatnya keaktifan siswa sehingga prestasi belajar juga dapat

meningkat.

Page 41: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xli

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam 6 bulan (Bulan Juli 2009 S/d Desember

2009).

1. Tempat Penelitian

SD Negeri Kebonromo 5, Kecamatan Ngrampal, Kab. Sragen, khususnya

siswa kelas IV.

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, dari bulan Juli

2009 sampai dengan bulan Desember 2009

F. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Kebonromo 5,

Kecamatan Ngrampal, Kab. Sragen pada semester I Tahun Pelajaran

2009/2010.

1. Sumber Data

Data yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian

ini sebagian besar berupa data kualitatif. Pengumpulan data diperoleh

dari berbagai sumber:

a. Narasumber terdiri dari Guru dan Siswa kelas IV SDN Kebonromo

5, Kec. Ngrampal, Kab. Sragen.

b. Arsip dan dokumen belajar siswa.

c. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran.

d. Tes hasil belajar.

2. Teknik Pengumpulan Data

Page 42: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xlii

Sesuai dengan bentuk dan sumber data yang dimanfaatkan dalam

penelitian tindakan kelas maka teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Untuk mengungkap data tentang keaktifan siswa

b. Observasi

Meneliti kegiatan pembelajaran dalam penerapan Make a Match

G. Prosedur Penelitian

Prosedur/langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-

siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti

yang telah didisain dalam faktor-faktor yang diselidiki.

Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini setiap siklus meliputi

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

a. Rancangan Siklus 1

1. Tahap Perencanaan, mencakup kegiatan:

a) Merancang skenario pembelajaran IPA dengan

menerapkan model pembelajaran MAKE A MATCH, yakni

dengan langkah-langkah: (a) Guru memberikan

apersepsi dengan menggali pengalaman siswa dalam

kehidupan sehari-hari yang berkesan, (b) Guru

memperlihatkan beberapa alat peraga yang menunjang

materi pembelajaran, (c) Siswa diminta melakukan

demonstrasi dengan alat peraga yang telah disiapkan

oleh guru, (d) Guru bersama siswa mengevaluasi dan

menganalisis hasil demonstrasi sebagi bahan

pertimbangan keberhasilan siklus 1, (e) Guru bersama

siswa menyimpulkan hasil demonstrasi.

b) Menysun Silabi dan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP)

Page 43: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xliii

c) Membuat media pembelajaran berupa alat peraga

sesuai dengan materi pembelajaran.

d) Melakukan simulasi pembelajaran IPA kelas IV SDN

Kebonromo 5.

2. Tahap Pelaksanaan, dilaksanakan dengan mengadakan

pembelajaran yang satu siklus dilaksanakan 2 x 35 menit (1x

pertemuan) sesuai skenario pembelajaran dan RPP pada

siswa. Pada siklus ini pembelajaran dilakukan oleh Guru kelas

(Peneliti), sedangkan

3. anggota melakukan observasi terhadap proses

pembelajaran, dan wawancara kepada beberapa siswa

setelah pembelajaran berakhir.

4. Tahap Observasi, dilakukan dengan mengamati proses

pembelajaran (aktifitas guru dan siswa) observasi diarahkan

pada point-point dalam pedoman yang telah disiapkan

peneliti. Selain itu untuk memperoleh data yang akurat

peneliti juga melakukan wawancara dengan para siswa

untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

5. Tahap analisis dan refleksi, dilakukan dengan cara analisis

hasil pekerjaan siswa, hasil observasi, serta hasil wawancara

dengan demikian analisis dilakukan terhadap proses dan hasil

pembelajaran, berdasarkan hasil analisis tersebut akan

diperoleh kesimpulan bagian fase mana yang perlu diperbaiki

atau disempurnakan, dan fase mana yang telah memenuhi

target. Kualitas proses pembelajaran dinyatakan mengalami

perbaikan apabila capaian pada indikator keberhasilan yang

telah ditetapkan sesuai target atau bahkan melebihinya.

Hasil evaluasi dan refleksi siklus I digunakan sebagai acuan

pada siklus II, apabila siklus pertama sudah mencapai

Page 44: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xliv

peningkatan kemampuan siswa maka tidak perlu dilanjutkan

pada siklus II

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada :

Hari, Tanggal : Senin, 26 Oktober 2009

Mata Pelajaran : IPA

Kelas / Semester : IV / I

Setelah penyusunan silabus, RPP, LKS dan Instrumen serta

media pembelajaran siap, dilaksanakan siklus I dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

- Setelah bel berbunyi anak-anak berbaris di depan kelas,

masuk ruangan kelas satu persatu, dilanjutkan berdoa.

- Kemudian mengabsen siswa dilanjutkan mempersiapkan

alat peraga.sebelum kegiatan dimulai anak diajak umtuk

menyanyikan sebuah lagu, dan menarik perhatian siswa.

- Apresepsi dengan menanyakan benda-benda yang ada

di sekitar kita. Kemudian menjelaskan materi dan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

- Presentasi kelas tentang Materi pokok mendemontrasikan

alat peraga yang telah di siapkan, anak memperhatikan

dan mencobanya.

- Diskusi kelompok dan mengerjakan LKS.

- Kooperatif model make a match ( mencari pasangan )

Page 45: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xlv

- Guru mengadakan penilaian pengamatan dan bagi

anak yang telah menemukan pasangan sebelum batas

waktu di beri penghargaan ( point )

- Kegiatan di ulangi dua sampai tiga kali

- Dilanjutkan evaluasi, dengan mengerjakan instru men

- Menyimpulkan dan memberi pemantapan kembali

materi pokok.

- Kegiatan akhir dengan memberi riward, perbaikan dan

tugas berikutnya.

- Penutup.

Kendala Dan Masalah Yang Muncul Dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Untuk Siklus I.

Kendalanya : Media yang tersedia dalam ket IPA ternyata kurang

lengkap dan tidak mencukupi.

Masalah : Dalam kegiatan make a match, anak untuk mencari

pasangan saling berbenturan sehingga ada yang jatuh

ndan terganggu oleh meja, kursi anak sehingga menyita

waktu.

Rancangan Dan Implementasi Strategi Penyelesaian Masalah :

- Sebelum mencari pasangan dimulai meja kursi diatur sedemikian

rupa sehingga tidak mengganggu anak dalam bermain untuk

mencari pasangan.

Page 46: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xlvi

- Bagi anak yang telah menemukan pasangannya dengan benar

sebelum batas waktu untuk maju ke depan dan diberi poin

- Setelah batas waktu satu babak selesai dapat di ulangi lagi

sehingga anak lebih lancar danlebih cepat menemukan

pasangannya.

Rancangan Perbaikan Rencana Pembelajaran

Untuk siklus kedua adalah:

- Media pembelajaran diusahakan cukup untuk semua kelompok,

sehingga masing-masing kelompok dapat mengadakan

demonstrasi sendiri-sendiri secara bersamaan kemudian

didiskusikan tiap-tiap kelompok.

- Pada kegiatan make a match anak diajak keluar ruangan (

halaman ). Sehingga anak dalam bermain untuk mencari

pasangan lebih bebas.

- Masing-masing anak lebih aktif dan kreatif untuk lebih cepat

menemukan pasangan sebelum batas waktu selesai.

- Setelah dianggap cukup kembali ke ruangan, untuk diadakan

evaluasi dan kegiatan akhir.

Refleksi:

Anak terlalu asik bermain sehingga waktu tersita, Guru teman

sejawat diminta untuk membantunya

Rancangan Perbaikan Rencana Pembelajaran Untuk Siklus 2

- Media pembelajaran diupayakan cukup untuk semua kelompok,

sehingga masing-masing kelompok dapat melakukan

demonstrasi sendiri-sendiri secara bersamaan kemudian di

diskusikan masing-masing kelompok.

Page 47: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xlvii

- Pada kegiatan make a match anak di ajak keluar ruangan (

halaman ), sehingga anak dalam bermain untuk mencari

pasangan lebih bebes hambatan. Masing-masing anak akan

lebih aktif dan kreatif untuk lebih cepat sebelum batas waktu

selesai. Bagi anak yang telah menemukan pasangan sebelum

batas waktu mendapat poin.

- Selesai di ulangi dua atau tiga kali di anggap cukup anak di ajak

masuk keruang kelas lagi untuk di adakan evaluasi dan kegiatan

akhir.

Laporan Pelaksanaan Pembelajaran Siklhus 2

Pelaksanaan pembelajaran siklus 2 di laksanakan pada :

Hari, Tanggal : Senin, 2 Nopember 2009

Mata Pelajaran : IPA

Kelas / Semester : IV / I

- Tahap perencanaan: merancang pembelajaran IPA dengan

menerapkan model pembelajaran make a match. Menyusun

silabus dan RPP, membuat media pembelajaran berupa alat

peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran, melakukan

simulasi pembelajaran IPA Kelas IV.

- Tahap pelaksanaan: di laksanakan denganmengadakan model

pembelajaran make amatch.

- Tahap observasi : di lakukan dengan mengamati proses

pembelajaran pada siklus ke II, juga melakukan wawancara

dengan parasiswa untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

- Tahap analisis dan refleksi: dilakukan dengan cara menganalisis

hasil pekerjaan siswa, hasil observasi, serta hasil wawancara,

dengan demikian analisis dilakukan terhadap proses dan hasil

pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis tersebut akan diperoleh

Page 48: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xlviii

kesimpulan bagian fase mana yang perlu diperbaiki atau

disempurnakan, dan fase mana yang telah memenuhi target.

Kendala Dan Masalah Yang Muncul Dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Pada Siklus II.

Kendalanya : Bila beberapa demonstrasi dilaksanakan bersamaan

waktu tidak mencukupi .

Masalahnya : Dalam satu Kompetensi Dasar alokasi waktu 4 X 35 atau

2 kali pertemuan

Rancangan Strategi Penyelesaian Masalah Pada Siklus II Dengan

Langkah-langkah Sebagai Berikut:

- Untuk perubahan benda padat menjadi gas contohnya kapur

barus. Pada hari sabtu, 31 Oktober anak sudah di suruh

mengamati dan mencoba bau kapur barus, kemudian di

letakkan dalam laci kelas dalam keadaan terbuka (terutama

pada besarnya kapur barus). Kemudian pada hari senin, 2

Nopember di lanjutkan mengamati lagi, apa yang terjadi?.

- Untuk perubaan benda padat menjadi cair, contohnya es batu.

Sebelum pembelajaran di mulai anak sudah di suruh mengamati

es batu (besarnya). Setelah beberapa jam, di suruh mengamati

lagi, apa yang terjadi?

- Sehingga tinggal mendiskusikan secara kelompok dengan

mengerjakan LKS.

- Baru di lanjutkan permainan dengan model make a match di luar

kelas (halaman)

Page 49: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

xlix

Berdasarkan prosedur penelitian tersebut di atas, Penelitian Tindakan

Kelas yang akan dilaksanakan dapat digambarkan seperti bagan di

bawah ini:

Page 50: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

l

Page 51: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

li

Gambar III.1: Siklus 1 & 2

Page 52: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

lii

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah dilaksanakannya penelitian Tindakan Kelas pada kelas IV

SD Negeri Kebonromo 5, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen,

yang jumlah siswanya 21 anak didapatkan hasil sebagai berikut :

DATA NILAI FORMATIF MATA PELAJARAN IPA

KELAS IV SD NEGERI KEBONROMO 5 TH. 2009 / 2010

NO NAMA SISWA KKM Sebelum

Siklus 1

Siklus 1

Keterangan

1 FERBA ADIANSAH 57 45 50 Belum tuntas

2 M JOHN ROBERTO 57 50 60 Tuntas

3 ARIYANI PUSPITASARI 57 65 85 Tuntas

4 ARGA BAGAS SAPUTRA 57 60 70 Tuntas

5 WIDOWATI 57 65 60 Tuntas

6 SELA FEBRIANA 57 70 85 Tuntas

7 M. AJI ANANTO 57 60 85 Tuntas

8 ERIKO RIZKY S 57 55 85 Tuntas

9 WIDI RAHMAWATI 57 80 100 Tuntas

10 AYU NOVITA SARI 57 65 65 Tuntas

11 AAN YULIANTI 57 60 70 Tuntas

12 HENRI WIDYOTOMO 57 55 85 Tuntas

Page 53: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

liii

13 DANU AKBAR 57 55 80 Tuntas

14 ANGGA ADI KRISTIAN 57 60 60 Tuntas

15 SINTYA QORY. R 57 80 95 Tuntas

16 RIZKY PRASETYO 57 55 60 Tuntas

17 RIZAL AHMAD SAFII 57 55 75 Tuntas

18 AWANDA ANANDITA 57 80 70 Tuntas

19 ARIANTO WIBOWO 57 50 50 Belum tuntas

20 LULU GESTI G 57 60 70 Tuntas

21 APRILIA DWI INDAH. S 57 65 70 Tuntas

45 50

80 100 Naik

57,61 72,85

Nilai Terrendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata

Prosentase 58% 73% 15%

Tabel IV.1: Hasil Pra Siklus & Siklus I

Tabel IV.2 : Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I

JUMLAH SISWA DATA NILAI

Sebelum Siklus 1 Siklus 1

A 86-100 - 2

B 76-85 3 6

C 66-75 1 6

D 57-65 9 5

E <57 8 2

Page 54: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

liv

Jumlah 21 21

Grafik IV.1: Hasil Pra Siklus & Siklus I

A B C D E

Keterangan

= Sebelum Siklus 1

= Siklus 1

DATA NILAI FORMATIF MATA PELAJARAN IPA

KELAS IV SD NEGERI KEBONROMO 5 TH. 2009 / 2010

NO NAMA SISWA KKM Siklus II Keterangan

1 FERBA ADIANSAH 57 50 Belum tuntas

2 M JOHN ROBERTO 57 65 Tuntas

3 ARIYANI PUSPITASARI 57 90 Tuntas

4 ARGA BAGAS SAPUTRA 57 70 Tuntas

Page 55: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

lv

5 WIDOWATI 57 65 Tuntas

6 SELA FEBRIANA 57 90 Tuntas

7 M. AJI ANANTO 57 100 Tuntas

8 ERIKO RIZKY S 57 85 Tuntas

9 WIDI RAHMAWATI 57 100 Tuntas

10 AYU NOVITA SARI 57 100 Tuntas

11 AAN YULIANTI 57 100 Tuntas

12 HENRI WIDYOTOMO 57 95 Tuntas

13 DANU AKBAR 57 85 Tuntas

14 ANGGA ADI KRISTIAN 57 70 Tuntas

15 SINTYA QORY. R 57 100 Tuntas

16 RIZKY PRASETYO 57 65 Tuntas

17 RIZAL AHMAD SAFII 57 80 Tuntas

18 AWANDA ANANDITA 57 100 Tuntas

19 ARIANTO WIBOWO 57 50 Belum tuntas

20 LULU GESTI G 57 75 Tuntas

21 APRILIA DWI INDAH. S 57 80 Tuntas

50

100

81,66

Nilai Terrendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata

Prosentase 82%

Catatan : Dua anak belum tuntas

Page 56: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

lvi

1 anak berkelainan (ABK)

1 anak lamban belajar

sehingga tidak dapat tuntas 100%

Tabel IV.3: Hasil Siklus II

Tabel IV.4: Hasil Siklus II

DATA NILAI JUMLAH SISWA

A 86-100 9

B 76-85 4

C 66-75 3

D 57-65 3

E <57 2

Jumlah 21

Page 57: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

lvii

Grafik IV.2: Hasil Siklus II

A B C D E

Dari data diatas dapat diketahui perbadingan nilai rata-rata pada

sebelum siklus 1, siklus 1, dan siklus II sebagai berikut

Data Sebelum Siklus I Siklus I Siklus II

Nilai rata-rata 57,61 72,85 81,66

Prosentase 58% 73% 82%

Page 58: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

lviii

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pemantauan analisis data

yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa dalam

pembelajaran IPA khusunya dan mata pelajaran yang lain sebagai

imbasnya pada siswa kelas IV SD Negeri Kebonromo 5, Kecamatan

Ngrampal, Kabupaten Sragen.

Peningkatan siswa dalam pembelajaran diantaranya :

1. Siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran

2. Siswa lebih berani bertanya dalam pembelajaran terutama hal

materi yang belum dipahami.

3. Siswa lebih aktif menjawab pertanyaan dari guru.

4. Siswa lebih kreatif dalam melakukan kerja kelompok dan

melaksanakan tugas.

Dari keseluruhan tindakan siklus I dan siklus II yang telah

dilaksanakan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran Make A Match pada pembelajaran IPA kelas IV

Sekolah Dasar Negeri Kebonromo 5, Kecamatan Ngrampal,

Kabupaten Sragen dapat meningkatkan keaktifan siswa dan

meningkatnya prestasi hasil belajar.

Dengan demikian dapat diajukan rekomendasi bahwa

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar dengan

menggunakan / menerapkan model-model pembelajaran dapat

meningkatnya keaktifan siswa dan meningkatnya prestasi belajar

siswa.

Page 59: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

lix

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari Penelitian Tidakan Kelas di SD Negeri Kebonromo 5 dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut

Penggunaan model pembelajaran Make a Match sangat

efektif untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas

IV SD Negeri Kebonromo 5 pada mata pelajaran IPA.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, meskipun ada

peningkatan hasil belajar dan proses pembelajaran namun

perubahan itu perlu usaha perbaikan terus menerus. Untuk itu

disarankan kepada:

1. Guru kelas IV SD Negeri Kebonromo 5, supaya mencari cara

pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, dalam suasana

pembelajaran yang senang, menyenangkan, kreatif, aktif dan

mandiri.

2. Kepala SD Negeri Kebonromo 5, supaya memberi kesempatan

kepada para guru untuk melakukan PTK, sehingga dapat

memperbaiki kondisi pembelajaran di Sekolah Dasar (SD).

Page 60: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN …... · No Nama Uraian Hal Ket 1 Tabel IV.1 Hasil Pra Siklus & Siklus I 35 2 Tabel IV.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus & Siklus I 36

lx

DAFTAR PUSTAKA

Pustaka Pelajar. 2007. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional,

Yogyakarta.

Http//tarmizi, wordpress.com/2008/12/03/Pembelajaran Kooperatif – make a

match /

diunduh 15 Juli 2009 jam 13.25

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Balai Pustaka. Jakarta : Balai Pustaka

Depdiknas Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. BNSP Standar Isi Kelas

IV. Jakarta “ Depdikbud.

Depdiknas Bagian Proyek Pengembangan Mutu Pelajaran IPA (SEQIP). 2003.

Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar. Jakarta.

Dimyati dan Mujiono. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud

Dirjen Dikti.

Anita Lie. 2002. Cooperative Learning. Jakarta. Grasindo