bab iv hasil penelitian 4.1. gambaran sd · 4.3.1. kondisi pra siklus sebelum pelaksanaan siklus i...

30
42 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD Penelitian ini dilaksanakan di SD Pasekan 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. SD Pasekan 02 beralamat di Jalan Pluwang, Pasekan Kecamatan Ambarawa. SD Pasekan 02 berada di tepi jalan dan ditengah-tengah perkampungan Desa Pasekan yang dikelilingi oleh pohon kelengkeng. Meskipun letak SD Pasekan 02 berdampingan dengan rumah penduduk, namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan baik. Jumlah kepala sekolah, guru dan karyawan di SD Pasekan 02 adalah 11 orang. 1 Kepala Sekolah Sarjana, Guru Sarjana 7 orang, D3 ada 2 orang dan SMP 1 orang (Penjaga Sekolah). Sarana dan Prasarana yang ada di SD Pasekan 02 kurang baik karena ada beberapa alat peraga yang rusak sehingga tidak bisa digunakan dengan maksimal. SD Pasekan 02 memiliki 6 ruangan kelas untuk kelas I-VI, 1 ruang kantor guru, 1 ruang UKS, 1 ruang komputer, WC dan dapur. Tata ruang SD Pasekan 02 berbentuk leter I. 4.2. Karakteristik Responden Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Pasekan 02 yang berjumlah 38 siswa yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Berdasarkan informasi dari guru kelas , siswa-siswi kelas V SD Pasekan 02 memiliki karakteristik suka bermain, suka berbicara, ekonomi orang tua rata-rata lemah karena sebagian besar orang tua murid bekerja sebagai petani, buruh serabutan, buruh pabrik, pendidikan orang tua rata-rata berijazah SD sehingga kurangnya perhatian orang tua dengan anak khususnya dalam pendidikan. Selain itu juga masih terdapat beberapa siswa yang umurnya belum mencapai 11 tahun sehingga kesulitan dalam menerima pelajaran.

Upload: others

Post on 17-Aug-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran SD

Penelitian ini dilaksanakan di SD Pasekan 02 Kecamatan Ambarawa

Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. SD Pasekan 02 beralamat di Jalan

Pluwang, Pasekan Kecamatan Ambarawa. SD Pasekan 02 berada di tepi jalan dan

ditengah-tengah perkampungan Desa Pasekan yang dikelilingi oleh pohon

kelengkeng. Meskipun letak SD Pasekan 02 berdampingan dengan rumah

penduduk, namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan baik.

Jumlah kepala sekolah, guru dan karyawan di SD Pasekan 02 adalah 11

orang. 1 Kepala Sekolah Sarjana, Guru Sarjana 7 orang, D3 ada 2 orang dan SMP

1 orang (Penjaga Sekolah). Sarana dan Prasarana yang ada di SD Pasekan 02

kurang baik karena ada beberapa alat peraga yang rusak sehingga tidak bisa

digunakan dengan maksimal. SD Pasekan 02 memiliki 6 ruangan kelas untuk

kelas I-VI, 1 ruang kantor guru, 1 ruang UKS, 1 ruang komputer, WC dan dapur.

Tata ruang SD Pasekan 02 berbentuk leter I.

4.2. Karakteristik Responden

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Pasekan 02

yang berjumlah 38 siswa yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 15 siswa

perempuan. Berdasarkan informasi dari guru kelas , siswa-siswi kelas V SD

Pasekan 02 memiliki karakteristik suka bermain, suka berbicara, ekonomi orang

tua rata-rata lemah karena sebagian besar orang tua murid bekerja sebagai petani,

buruh serabutan, buruh pabrik, pendidikan orang tua rata-rata berijazah SD

sehingga kurangnya perhatian orang tua dengan anak khususnya dalam

pendidikan. Selain itu juga masih terdapat beberapa siswa yang umurnya belum

mencapai 11 tahun sehingga kesulitan dalam menerima pelajaran.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

43

4.3. Pelaksanaan Tindakan

4.3.1. Kondisi Pra Siklus

Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti

melakukan observasi awal untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa.

Selain melihat langsung pembelajaran di dalam kelas, peneliti juga mendapatkan

data nilai hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA dari guru kelas V.

Selama observasi di dalam kelas, dapat dilihat bahwa dalam menyampaikan

pembelajaran guru masih menerapkan cara lama yaitu metode ceramah. Hal itu

menyebabkan para siswa menjadi tidak tenang di dalam mengikuti pelajaran,

kelas menjadi gaduh karena para siswa cepat bosan. Dalam observasi ini, peneliti

juga mempersiapkan angket minat belajar IPA pra siklus yang digunakan untuk

mengukur minat siswa terhadap pelajaran IPA pra siklus. Berdasarkan hasil

observasi ini peneliti memperoleh data bahwa minat belajar siswa kurang dan

hasil belajar IPA di kelas V sangat rendah.

a. Minat Belajar

Untuk mengukur besar minat siswa sebelum melakukan tindakan, peneliti

memberikan angket minat belajar kepada siswa. Siswa yang mendapatkan skor 1-

15 memiliki minat sangat rendah, 16-30 memiliki minat rendah, 31-45 memiliki

minat tinggi dan 46-60 memiliki minat yang sangat tinggi. Berikut adalah data pra

siklus minat belajar siswa terhadap pelajaran IPA :

Tabel 4.1

Minat Belajar Siswa Pra Siklus terhadap Pelajaran IPA

Kategori

Rentang

skor Jumlah siswa Persentase

Sangat rendah 1-15 0 0 %

Rendah 16-30 21 55 %

Tinggi 31-45 16 42 %

Sangat tinggi 46-60 1 3 %

Jumlah 38 100 %

Rata-rata skor 31,73

Skor tertinggi 47

Skor terendah 20

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

44

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa 21 siswa masih memiliki minat

belajar yang rendah, 16 siswa memiliki minat belajar tinggi dan hanya 1

siswa yang memiliki minat belajar sangat tinggi. Rata-rata skor minat

belajar IPA adalah 31,73 dengan skor tertinggi adalah 47 dan skor terendah

adalah 20.

Presentase minat belajar IPA siswa dapat dibuat diagram lingkaran sebagai

berikut :

Diagram 4.1. Persentase Minat Belajar IPA Pra Siklus

Berdasarkan diagram 4.1 persentase yang digambarkan dari diagram

lingkaran terlihat jelas bahwa pada diagram menunjukan bahwa 55% siswa

memiliki minat yang rendah dalam belajar IPA, 42% memiliki minat yang tinggi

dan 3% siswa memiliki minat belajar IPA yang sangat tinggi.

b. Hasil belajar

Dari tes evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk siswa diperoleh data

hasil belajar IPA sebelum dilakukan tindakan pembelajaran. Berdasarkan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM = 75) data hasil belajar IPA disajikan dalam tabel

berikut :

55%

42%

3%

sangat rendah

rendah

tinggi

sangat tinggi

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

45

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus

Siswa Kelas V SD Pasekan 02

Tahun Pelajaran 2013/2014

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa siswa yang belum tuntas dari nilai

KKM 75 ada 22 siswa dan siswa yang telah tuntas berjumlah 16 siswa. Dimana

nilai rata-rata siswa adalah 68,55 dengan nilai tertinggi adalah 90 dan nilai

terendah yaitu 45. Dari analisis hasil tes pada tabel 2 dapat dibuat diagram

lingkaran sebagai berikut :

Diagram 4.2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus

Berdasarkan diagram 4.2 hasil analisis yang digambarkan dalam diagram

lingkaran terlihat jelas bahwa 58% siswa belum tuntas dalam belajar IPA dan 42%

siswa yang sudah tuntas dalam belajar IPA.

Berdasarkan data yang diperoleh dari skor minat dan hasil belajar IPA siswa

Kelas V SD Pasekan 02 yang masih rendah pada pelajaran IPA, maka peneliti

58%

42%

tidak tuntas

tuntas

Skor Ketuntasan Frekuensi Presentase

(%)

<75 Tidak Tuntas 22 58

≥ 75 Tuntas 16 42

Jumlah 38 100

Rata-rata 68,55

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 45

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

46

akan melakukan penelitian tindakan kelas kolaboratif sesuai dengan rancangan

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti akan

menggunakan model pembelajaran SAVI untuk meningkatkan minat dan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA dalam pembelajarab siklus I dan II. Siklus I

pembelajaran dilakukan dengan Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan sifat-sifat

cahaya” dan pada siklus II dengan Kompetensi Dasar “ Membuat suatu

karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan

menerapkan sifat-sifat cahaya”.

4.3.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan terlebih dahulu angket dan soal

evaluasi diujikan. Berdasarkan hasil uji validitas angket minat dari 20 item

sebanyak 15 soal yang valid dan 5 soal tidak valid karena corrected item total

correlation <0,2. Soal yang tidak valid adalah soal nomor 1,6,8,13 dan 17. Hasil

iji validitas untuk soal siklus I dari 30 item soal sebanyak 17 soal yang valid dan

13 soal tidak valid. Soal yang tidak vald adalah soal nomor

1,3,5,9,11,16,17,19,20,21,25,26 dan 27. Hasil uji validitas untuk soal siklus II dari

25. Hasil uji validitas untuk soal siklus II dari 25 item soal sebanyak 15 soal yang

valid dan 10 soal tidak valid. Soal yang tidak valid adalah soal nomor

1,3,5,8,13,14,15,17,23 dan 25.

Hasil perhitungan reliabilitas pada angket minat nilai Cronbach’s Alpha

adalah 0,883 yang artinya reliabilitas bagus. Pada siklus I nilai Cronbach’s Alpha

adalah 0,908 yang artinya reliabilitas memuaskan sedangkan pada siklus II

Cronbach’s Alpha adalah 0,809 yang artinya reliabilitas bagus.

4.3.3. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan tindakan

Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka peneliti melakukan

diskusi dengan guru kelas V mengenai mata pelajaran yang akan diajarkan,

kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, serta alat peraga yang dibutuhkan.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

47

Sebelum melaksanakan kegiatan pada siklus I, peneliti menyiapkan segala

sesuatu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

Pada siklus I ini dilaksanakan kegiatan pembelajaran sebanyak 3 kali

pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit atau 2 jam pelajaran.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru menggunakan model

pembelajaran Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI). Persiapan yang

dilakukan peneliti dalam siklus I ini adalah :

1) Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan.

2) Meninjau lokasi yang akan digunakan siswa untuk melakukan

penelitian.

3) Mempersiapkan alat peraga.

4) Menyiapkan rencana pembelajaran siklus I.

5) Menyiapkan lembar observasi guru

6) Menyiapkan lembar kegiatan siswa.

7) Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui minat belajar

siswa.

8) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).

9) Merancang tes formatif untuk mengetahui hasil belajar siswa.

b. Pelaksanaan tindakan dan pengamatan

Pertemuan 1

Pertemuan pertama pada siklus 1 ini berlangsung pada haari Rabu, 5 Maret

2014 pada pukul 09.30-10.40 WIB. Sebelum memulai pelajaran, peneliti

mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, mengabsen siswa dan melakukan

apersepsi tanya jawab dengan siswa tentang bagaimana kita bisa melihat benda-

benda di dalam kelas (Intellectual). Kemudian guru mengaitkan apa yang

disampaikan siswa dengan materi yang akan dipelajari siswa. Dilanjutkan dengan

peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran.

Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada kegiatan inti antara lain siswa

dibagi menjadi 7 kelompok sesuai dengan kelompok belajar yang terdiri dari 5-6

orang siswa. Setelah siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing, siswa

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

48

menerima alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dari peneliti. Masing-

masing kelompok membaca petunjuk yang harus dilakukan sebelum melakukan

percobaan. Setelah membaca langkah-langkah yang harus dilakukan, siswa segera

melakukan percobaan dan melakukan pengamatan mengenai sifat-sifat cahaya

yaitu merambat lurus dan menembus benda bening (Somatic). Peneliti

membimbing siswa dalam melakukan percobaan. Setelah melakukan percobaan

dan pengamatan siswa kemudian mengisi LKS, membuat kesimpulan dan

mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas dan kelompok yang tidak maju

mendengarkan kelompok yang sedang maju.(auditory). Peneliti bersama siswa

kemudian meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan materi dan

membuat kesimpulan.

Pada kegiatan akhir peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Kemudian memberi kesempatan

kepada siswa untuk menulis catatan di papan tulis sebagai rangkuman. Melakukan

kegiatan refleksi dengan memberikan angket dan mengumumkan tugas serta alat

yang harus dibawa untuk pertemuan berikutnya.

Pertemuan 2

Pertemuan kedua pada siklus 1 ini berlangsung pada hari Kamis, 6 Maret

2014 pada pukul 09.30-10.40 WIB. Sebelum memulai pelajaran, peneliti

mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, mengabsen siswa dan melakukan

apersepsi tanya jawab dengan siswa siapa yang sebelum berangkat sekolah

selalu bercermin untuk memeriksa seragam yang dikenakan(Intellectual).

Kemudian guru mengaitkan apa yang disampaikan siswa dengan materi yang

akan dipelajari siswa. Dilanjutkan dengan peneliti menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Pada kegiatan inti dengan bimbingan dari guru siswa mengingat-ingat

kembali sifat-sifat cahaya yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya

(Intellectual). Setelah itu guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk

menyebutkan peristiwa di dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukan bahwa

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

49

cahaya dapat dipantulkan, dibiaskan dan diuraikan (Intellectual). Kemudian guru

membagi siswa berkelompok sesuai kelompok belajar masing-masing untuk

melakukan percobaan sesuai dengan LKS yang telah dibagi. Bersama kelompok

siswa kemudian melakukan percobaan menentukan sifat bayanagna pada cermin

datar, cembung dan cekung (Somatic). Peneliti membimbing siswa dalam

melakukan percobaan. Setelah itu guru menunjuk beberapa perwakilan

kelompok untuk membuktikan percobaan bahwa cahaya dapat dibiaskan dan

diuraikan sesuai alat peraga yang telah disediakan peneliti (Visual). Kemudian

bersama dengan kelompok para siswa mendiskusikan percobaan yang telah

dilakukan dan mengerjakan LKS (Intellectual). Setelah itu setiap kelompok

maju ke depan kelas mempresentasikan hasil percobaan dan siswa yang lain

mendengarkan teman yang sedang maju (Visual, Auditory). Peneliti bersama

siswa kemudian meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan

materi dan membuat kesimpulan.

Pada kegiatan akhir peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Kemudian memberi

kesempatan kepada siswa untuk menulis catatan di papan tulis sebagai

rangkuman dan setelah itu menyanyikan lagu “sifat cahaya” yang telah

diciptakan oleh peneliti untuk memudahkan siswa dalam mengingat materi

(Auditory). Kemudian peneliti mengumumkan bahwa pertemuan berikutnya

akan dilakukan tes tentang sifat-sifat cahaya.

Pertemuan 3

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 Maret 2014. Pertemuan

ketiga ini diawali dengan guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pada

pertemuan ketiga yaitu sebagai evaluasi hasil belajar yang telah dilakukan.

Peneliti memberikan apersepsi kepada siswa untuk menyanyikan lagu “sifat

cahaya” sebelum mengerjakan soal evaluasi. Setelah itu siswa mengerjakan soal

evaluasi. Setelah selesai mengerjakan, peneliti melakukan tanya jawab kepada

siswa mengenai soal-soal evaluasi hari ini dan kemudian guru menutup pelajaran

dengan memberikan motivasi siswa agar memiliki semangat belajar yang tinggi.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

50

1) Hasil tindakan

a) Hasil Observasi

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini salah satunya berupa

hasil dari lembar observasi yang dirterapkan pada guru dan

siswa.penelitian observasi ini dilakukan oleh peneliti yang juga

merangkap menjadi observer. Dalam menentukan tinggi rendahnya hasil

pengukuran lembar observasi pembelajaran dengan model SAVI

digunakan 4 kategori kurang baik, cukup baik, baik dan dangat baik.

Pada lembar observasi guru dalam pembelajaran SAVI

menggunakan kriteria penilaian berikut :

Sangat baik : skor 46-60

Baik : skor 31-45

Cukup : skor 16-30

Kurang : skor 1-15

Kriteria penilaian pada lembar observasi siswa dalam pembelajaran

SAVI adalah :

Sangat baik : skor 82-108

Baik : skor 55-81

Cukup : skor 25-54

Kurang : skor 1-27

Untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran

SAVI dalam kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi

pembelajaran guru. Berikut analisis data hasil observasi guru pada

penelitian siklus I pertemuan 1 dan 2 :

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

51

Tabel 4.3

Analisis Data Hasil Observasi Guru Siklus I

Pertemuan 1 dan 2

No Pertemuan Jumlah skor aspek Total

skor

Kategori

I II III 1V

1 1 3 8 22 4 37 Baik

2 2 3 9 27 6 45 Baik

Rata-rata siklus 1 skor Observasi Guru 41 Baik

Berdasarkan tabel 4.3 jumlah skor hasil observasi kegiatan guru siklus

1 pada pertemuan 1 pada aspek I pra pembelajaran memperoleh skor 3,

pada kegiatan awal pembelajaran memperoleh skor 8, kegiatan inti

memperoleh skor 22 dan pada kegiatan penutup memperoleh skor 4. Jumlah

skor dari keempat kegiatan ini adalah 37 dengan kategori Baik. Pada

pertemuan 2 pada aspek I pra pembelajaran memperoleh skor 3, pada

kegiatan awal pembelajaran memperoleh skor 9, kegiatan inti memperoleh

skor 27 dan pada kegiatan penutup memperoleh skor 6. Jumlah skor dari

keempat kegiatan ini adalah 41 dengan kategori Baik.

Selain menggunakan lembar observasi guru, peneliti juga

menggunakan lembar observasi aktivitas siswa untuk mengukur

keberhasilan penerapan model pembelajaran SAVI. Berikut analisis data

hasil observasi aktivitas siswa pada penelitian siklus I pertemuan 1 dan 2

Tabel 4.4

Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

pertemuan 1 dan 2

No Pertemuan Jumlah skor aspek Total

skor

Kategori

I II III 1V

1 1 4 5 36 7 52 Cukup

2 2 5 6 48 9 68 Baik

Rata-rata siklus 1 skor Observasi Guru 60 Baik

Berdasarkan tabel 4.4 jumlah skor hasil observasi kegiatan siswa

siklus 1 pada pertemuan 1 pada aspek I pra pembelajaran memperoleh skor

4, pada kegiatan awal pembelajaran memperoleh skor 5, kegiatan inti

memperoleh skor 36 dan pada kegiatan penutup memperoleh skor 7. Jumlah

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

52

skor dari keempat kegiatan ini adalah 52 dengan kategori Cukup. Pada

pertemuan 2 pada aspek I pra pembelajaran memperoleh skor 5, pada

kegiatan awal pembelajaran memperoleh skor 6, kegiatan inti memperoleh

skor 48 dan pada kegiatan penutup memperoleh skor 9. Jumlah skor dari

keempat kegiatan ini adalah 68 dengan kategori Baik

b) Minat Belajar

Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran SAVI pada pertemuan 1, siswa mengisi angket siklus 1 pada

pertemuan ke II setelah semua materi di sampaikan. Siswa yang

mendapatkan skor 1-15 memiliki minat sangat rendah, 16-30 memiliki

minat rendah, 31-45 memiliki minat tinggi dan 46-60 memiliki minat yang

sangat tinggi. Berikut adalah data siklus 1 minat belajar siswa terhadap

pelajaran IPA :

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

53

Tabel 4.5

Minat Belajar Siswa Siklus 1 terhadap Pelajaran IPA

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa 21 siswa masih memiliki

minat belajar yang tinggi dan 17 siswa memiliki minat belajar yang sangat

tinggi. Rata-rata skor minat belajar IPA adalah 45,13 dengan skor tertinggi

adalah 54 dan skor terendah adalah 40. Minat belajar siswa pada siklus 1

ini diperjelas dengan diagram lingkaran seperti berikut :

Diagram 4.3. Persentase Minat Belajar IPA Siklus I

Berdasarkan diagram 4.3, persentase yang digambarkan dari

diagram lingkaran terlihat jelas bahwa pada diagram menunjukan bahwa

55% memiliki minat yang tinggi dalam belajar IPA dan 45% memiliki

Kategori

Rentang skor Jumlah siswa Persentase

Sangat rendah 1-15 0 0 %

Rendah 16-30 0 0 %

Tinggi 31-45 21 55 %

Sangat tinggi 46-60 17 45 %

Jumlah 38 100%

Rata-rata skor 45,13

Skor tertinggi 54

Skor terendah 40

55%

45% sangat rendah

rendah

tinggi

sangat tinggi

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

54

minat yang sangat tinggi dalam belajar IPA. Terlihat jelas bahwa setelah

tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran SAVI

presentase siswa yang minat terhadap IPA meningkat jika dibandingkan

dengan tahap pra siklus.

c) Hasil Belajar

Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran SAVI pada pertemuan 1 dan 2, siswa mengerjakan soal

evaluasi pada pertemuan ke 3. Berikut ini merupakan hasil belajar IPA

siklus I yang disajikan dalam tabel:

Tabel 4.6

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Siswa Kelas V SD Pasekan 02

Tahun Pelajaran 2013/2014

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa siswa yang belum tuntas dari

nilai KKM 75 ada 12 siswa dan siswa yang telah tuntas berjumlah 26

siswa. Dimana nilai rata-rata siswa adalah 76,28 dengan nilai tertinggi

adalah 100 dan nilai terendah yaitu 53. Dari analisis hasil tes pada tabel 26

dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase

(%)

< 75 Tidak Tuntas 12 32

≥ 75 Tuntas 26 68

Jumlah 38 38

Rata-rata 76,28

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 53

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

55

Diagram 4.4. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Berdasarkan diagram 4.4 hasil analisis yang digambarkan dalam

diagram lingkaran terlihat jelas bahwa 32% siswa belum tuntas dalam

belajar IPA dan 68% siswa yang sudah tuntas dalam belajar IPA. Terlihat

jelas bahwa setelah tindakan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran SAVI presentase hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

meningkat jika dibandingkan dengan tahap pra siklus.

c. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari

pertemuan 1,2 dan 3 maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala

kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil

observasi, angket minat dan tes evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan

pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan

membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran yang sudah

dilakukan. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan

observasi yang dilakukan peneliti pada siklus I maka penjelasan sebagai

berikut :

1. Guru

Berdasarkan analisis data observasi guru dengan menerapkan model

pembelajaran SAVI pada pertemuan 1 jumlah skor hasil observasi guru

yang diperoleh 37 pada kategori baik, kemudian terjadi peningkatan total

32%

68%

tidak tuntas

tuntas

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

56

skor untuk pertemuan2 yaitu skor 45 dengan kategori baik. Secara

keseluruhan rata-rata hasil observasi guru dalam menerapkan model

pembelajaran SAVI adalah 41 dengan kategori baik. Pada pertemuan 2 ini

guru sudah mengalami peningkatan terutama dalam membimbing siswa

sesuai dengan RPP model pembelajaran SAVI dan melibatkan siswa dalam

kegiatan pembelajaran.

2. Siswa

Berdasarkan lembar observasi siswa pada pertemuan 1 total skor

observasi kegiatan siswa adalah 52 dan berada pada kategori cukup.

Kemudian terjadi peningkatan pada pertemuan 2 yaitu skor aktivitas siswa

meningkat menjadi 68 dengan kategori baik. Rata-rata aktivitas siswa pada

siklus 1 ini adalah 60 dan berada pada kategori baik. Selama pembelajaran

masih ada siswa yang tidak fokus terhadap pelajaran, namun para siswa

sudah mulai berani untuk mengemukakan pendapat mereka.

3. Minat Belajar Siswa

Minat belajar siswa meningkat dari pra siklus ke siklus I. Pada tahap

pra siklus 21 siswa atau 55% masih memiliki minat belajar yang rendah , 16

siswa atau 42% memiliki minat belajar tinggi dan hanya 1 atau 3% siswa

yang memiliki minat belajar sangat tinggi. Sedangkan pada pertemuan ke 2

minat belajar siswa terhadap pelajaran IPA meningkat bahwa 21 siswa atau

55% masih memiliki minat belajar yang tinggi dan 17 siswa atau 45%

memiliki minat belajar yang sangat tinggi. Namun peningkatan tersebut

masih belum sesuai dengan indikator kerja yang dilakukan peneliti, oleh

karena itu peneliti masih harus mengadakan perbaikan pada siklus II.

4. Hasil Belajar Siswa

Hasil evaluasi didapatkan bahwa pembelajaran siswa meningkat

setelah menggunakan model pembelajaran SAVI. 26 siswa atau 68% telah

mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75, sedangkan 12 siswa atau

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

57

32% belum mencapai KKM dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah

53. Namun hasil belajar IPA belum mencapai indikator kerja dari penelitian

yang dilakukan peneliti. Oleh karena itu peneliti perlu mengadakan

perbaikan pada siklus II.

Hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I adalah

sebagai berikut :

A. Kelebihan

1. Dalam pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik karena telah

dipersiapkan dengan matang.

2. Siswa sangat bersemangat di dalam belajar karena terdapat berbagai

percobaan yang membuat suasana pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan.

3. Pembelajaran terasa sangat bermanfaat karena siswa menjadi berani

dalam mengemukakan pendapat dan menambah kekompakan dan kerja

sama diantara siswa.

B. Kekurangan

1. siswa sangat sulit dikendalikan karena sebagian siswa adalah anak laki-

laki sehingga mereka senang sekali berbicara, melakukan kegiatan sesuka

hati.

2. Peneliti mengalami kesulitan dalam pembagian kelompok karena para

siswa tidak mau berkelompok seperti yang peneliti inginkan.

Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran tindakan siklus I segala

kekurangan yang terjadi diperbaiki dalam siklus II. Perbaikan itu antara lain:

1. Sebelum melakukan kegiatan pengamatan, peneliti memberi

pengertiandan motivasi kepada siswa yang masih senang bercanda agar

lebih fokus pada pembelajaran.

2. Pembagian kelompok dilakukan berdasarkan kelompok belajar sehingga

para siswa dapat belajar dan bekerja sama sesuai dengan pilihan mereka.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

58

Hal ini diharapkan agar pembelajaran dapat meningkat dan berjalan

maksimal.

4.3.4. Deskripsi Siklus II

Setelah melihat hasil refleksi dari siklus I, perencanaan pembelajaran

pada siklus II ini sebagai tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada

siklus I. Siklus II juga dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.

a. Perencanaan tindakan

Seperti pada siklus I, Siklus II juga terdiri dari 3 pertemuan. Setiap

pertemuan berlangsung selama 70 menit atau 2 jam pelajaran. Persiapan

yang dilakukan peneliti dalam siklus II ini adalah :

1) Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan.

2) Meninjau lokasi yang akan digunakan siswa untuk melakukan

penelitian.

3) Mempersiapkan alat peraga.

4) Menyiapkan rencana pembelajaran siklus I

5) Menyiapkan lembar observasi guru.

6) Menyiapkan lembar kegiatan siswa.

7) Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui minat belajar

siswa.

8) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).

9) Merancang tes formatif untuk mengetahui hasil belajar siswa.

b. Pelaksanaan tindakan dan pengamatan

Pertemuan 1

Pertemuan pertama pada siklus 1 ini berlangsung pada hari Rabu,

12 Maret 2014 pada pukul 09.30-10.40 WIB. Sebelum memulai pelajaran,

peneliti mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, mengabsen siswa

dan melakukan apersepsi dengan mengajak siswa menyanyikan lagu nenek

moyangku dan melakukan tanya jawab bagaimana para pelaut dapat

mengamati permukaan laut ketika berada di kapal selam (Intellectual).

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

59

Kemudian guru mengaitkan apa yang disampaikan siswa dengan materi

yang akan dipelajari siswa. Dilanjutkan dengan peneliti menyampaikan

tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru mendemonstrasikan periskop kepada siswa

dan menggali kemampuan siswa untuk menjelaskan manfaat dan cara

penggunaan (Somatic). Kemudian peneliti menunjuk beberapa siswa untuk

maju ke depan kelas dan menjelaskan kepada teman-teman serta

memberikan reward kepada siswa yang berani (Auditory). Kemudian siswa

dibagi menjadi 7 kelompok sesuai dengan kelompok belajar yang terdiri

dari 5-6 orang siswa. Setelah siswa berkumpul dengan kelompok masing-

masing, siswa menerima alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dari

peneliti. Masing-masing kelompok membaca petunjuk yang harus

dilakukan sebelum melakukan percobaan. Setelah membaca langkah-

langkah yang harus dilakukan, siswa segera melakukan percobaan dan

melakukan percobaan membuat lup sederhana (Somatic). Peneliti

membimbing siswa dalam melakukan percobaan. Setelah melakukan

percobaan dan pengamatan siswa kemudian mengisi LKS, membuat

kesimpulan dan mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas dan

kelompok yang tidak maju mendengarkan kelompok yang sedang

maju.(auditory). Peneliti bersama siswa kemudian meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan materi dan membuat kesimpulan.

Pada kegiatan akhir peneliti memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Kemudian

memberi kesempatan kepada siswa untuk menulis catatan di papan tulis

sebagai rangkuman. Melakukan kegiatan refleksi dengan memberikan

angket dan mengumumkan tugas serta alat yang harus dibawa untuk

pertemuan berikutnya.

Pertemuan 2

Pertemuan kedua pada siklus 1 ini berlangsung pada hari Kamis,

13 Maret 2014 pada pukul 09.30-10.40 WIB. Sebelum memulai pelajaran,

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

60

peneliti mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, mengabsen siswa

dan melakukan dengan mengajak siswa untuk bernyanyi pelangi dan

melakukan tanya jawab kapan pelangi muncuk dan bagaimana proses

terbentuknya pelangi (Intellectual). Kemudian guru mengaitkan apa yang

disampaikan siswa dengan materi yang akan dipelajari siswa. Dilanjutkan

dengan peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti dengan bimbingan dari guru siswa mengingat-

ingat kembali alat-alat yang telah dibuat dan dipelajari pada pertemuan

sebelumnya (Intellectual). Kemudian guru membagi siswa berkelompok

sesuai kelompok belajar masing-masing untuk melakukan percobaan

sesuai dengan LKS yang telah dibagi. Bersama kelompok, siswa kemudian

melakukan membuat cakram warna (Somatic). Peneliti membimbing siswa

dalam melakukan percobaan. Kemudian bersama dengan kelompok para

siswa mendiskusikan percobaan yang telah dilakukan dan mengerjakan

LKS (Intellectual). Setelah itu setiap kelompok maju ke depan kelas

menunjukan cakram warna yang dibuat kelompok (Visual). dan siswa yang

lain mendengarkan teman yang sedang maju (Visual, Auditory). Peneliti

bersama siswa kemudian meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan

penguatan materi dan membuat kesimpulan.

Pada kegiatan akhir peneliti memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Kemudian

memberi kesempatan kepada siswa untuk menulis catatan di papan tulis

sebagai rangkuman. Sebelum pulang peneliti juga memberikan beberapa

pertanyaan kepada siswa dan memberikan reward kepada siswa yang

berhasil menjawab. Kemudian peneliti mengumumkan bahwa pertemuan

berikutnya akan dilakukan tes tentang pemanfaatan sifat cahaya.

Pertemuan 3

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Maret 2014.

Pertemuan ketiga ini diawali dengan guru menyampaikan kegiatan

pembelajaran pada pertemuan ketiga yaitu sebagai evaluasi hasil belajar

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

61

yang telah dilakukan. Peneliti memberikan apersepsi kepada siswa untuk

menyanyikan lagu “pelangi” sebelum mengerjakan soal evaluasi. Setelah

itu siswa mengerjakan soal evaluasi. Setelah selesai mengerjakan, peneliti

melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai soal-soal evaluasi hari ini

dan kemudian guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi siswa

agar memiliki semangat belajar yang tinggi.

1) Hasil tindakan

a) Hasil observasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer pada siklus II

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.7

Analisis data hasil observasi Guru Siklus II

Pertemuan 1 dan 2

No Pertemuan Jumlah skor aspek Total

skor

Kategori

I II III 1V

1 1 4 11 31 8 54 Sangat baik

2 2 4 12 34 8 58 Sangat baik

Rata-rata siklus 1 skor Observasi Guru 56 Sangat baik

Berdasarkan tabel 7 jumlah skor hasil observasi kegiatan guru

siklus II pada pertemuan 1 pada aspek I pra pembelajaran memperoleh skor

4, pada kegiatan awal pembelajaran memperoleh skor 11, kegiatan inti

memperoleh skor 31 dan pada kegiatan penutup memperoleh skor 8. Jumlah

skor dari keempat kegiatan ini adalah 54 dengan kategori Sangat Baik. Pada

pertemuan 2 pada aspek I pra pembelajaran memperoleh skor 4, pada

kegiatan awal pembelajaran memperoleh skor 12, kegiatan inti memperoleh

skor 34 dan pada kegiatan penutup memperoleh skor 8. Jumlah skor dari

keempat kegiatan ini adalah 58 dengan kategori Sangat Baik

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

62

Berikut analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada penelitian

siklus I pertemuan 1 dan 2 :

Tabel 4.8

Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

pertemuan 1 dan 2

No Pertemuan Jumlah skor aspek Total

skor

Kategori

I II III 1V

1 1 6 9 60 12 87 Sangat baik

2 2 8 11 67 12 98 Sangat baik

Rata-rata siklus 1 skor Observasi Guru 92,5 Sangat baik

Berdasarkan tabel 8 jumlah skor hasil observasi kegiatan siswa

siklus 1 pada pertemuan 1 pada aspek I pra pembelajaran memperoleh skor

6, pada kegiatan awal pembelajaran memperoleh skor 9, kegiatan inti

memperoleh skor 60 dan pada kegiatan penutup memperoleh skor 16.

Jumlah skor dari keempat kegiatan ini adalah 87 dengan kategori Sangat

Baik. Pada pertemuan 2 pada aspek I pra pembelajaran memperoleh skor 8,

pada kegiatan awal pembelajaran memperoleh skor 11, kegiatan inti

memperoleh skor 67 dan pada kegiatan penutup memperoleh skor 16.

Jumlah skor dari keempat kegiatan ini adalah 98 dengan kategori Sangat

Baik

b) Minat Belajar Siswa

Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II ini siswa juga mengisi lembar

angket minat terhadap pelajaran IPA.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

63

Tabel 4.9

Minat Belajar Siswa Siklus II terhadap Pelajaran IPA

Kategori Rentang skor Jumlah siswa Persentase

Sangat rendah 1-15 0 0

Rendah 16-30 0 0

Tinggi 31-45 6 16 %

Sangat tinggi 46-60 32 84 %

Jumlah 38 100 %

Rata-rata skor 50,15

Skor tertinggi 57

Skor terendah 43

Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa 7 siswa memiliki minat

belajar yang tinggi dan 31 siswa sudah memiliki minat belajar yang sangat

tinggi. Rata-rata skor minat belajar IPA adalah 50,15 dengan skor tertinggi

adalah 57 dan skor terendah adalah 43. Minat belajar siswa pada siklus II

ini diperjelas dengan diagram lingkaran seperti berikut :

Diagram 4.5. Persentase Minat Belajar Siswa Kelas V Siklus II

Berdasarkan diagram 4.5, persentase yang digambarkan dari

diagram lingkaran terlihat jelas bahwa pada diagram menunjukan bahwa

16% memiliki minat yang tinggi dalam belajar IPA dan 84% memiliki

minat yang sangat tinggi dalam belajar IPA. Terlihat jelas bahwa

16%

84%

sangat rendah

rendah

tinggi

sangat tinggi

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

64

pembelajaran menggunakan model pembelajaran SAVI telah meningkatkan

minat belajar siswa dan tujuan penelitian telah tercapai.

c) Hasil Belajar Siswa

Setelah dilakukan pembelajaran pada pertemuan 1 dan pertemuan

2, siswa mengerjakan tes evaluasi sebagai penilaian hasil belajar yang telah

dilakukan. Berikut ini merupakan hasil belajar IPA siklus I yang disajikan

dalam tabel:

Tabel 4.10

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Siswa Kelas V SD Pasekan 02

Tahun Pelajaran 2013/2014

c.

Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa siswa yang belum tuntas

dari nilai KKM 75 ada 7 siswa dan siswa yang telah tuntas berjumlah 31

siswa. Dimana nilai rata-rata siswa adalah 83,71 dengan nilai tertinggi

adalah 100 dan nilai terendah yaitu 53. Dari analisis hasil tes pada tabel 26

dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase

(%)

<75 Tidak Tuntas 7 18

≥ 75 Tuntas 31 82

Jumlah 38 38

Rata-rata 83,71

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 53

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

65

Diagram 4.6. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Berdasarkan diagram 4.6 hasil analisis yang digambarkan dalam

diagram lingkaran terlihat jelas bahwa 18% siswa belum tuntas dalam

belajar IPA dan 82% siswa yang sudah tuntas dalam belajar IPA. Terlihat

jelas bahwa setelah tindakan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran SAVI presentase hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

meningkat jika dibandingkan dengan tahap siklus I. Terlihat jelas bahwa

pembelajaran menggunakan model pembelajaran SAVI telah meningkatkan

hasil belajar siswa dan tujuan pembelajaran sudah tercapai.

d. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari

pertemuan 1,2 dan 3 maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan

dalam pembelajaran. Refleksi ini sebagai bahan perbaikan dengan

membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran dan indikator

kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan

observasi,angket minat dan tes evaluasi pada siklus II maka penjelasan

sebagai berikut :

18%

82%

tidak tuntas

tuntas

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

66

1. Guru

Berdasarkan analisis data hasil observasi guru dalam menerapkan model

pembelajaran SAVI pada siklus II diperoleh skor 54 pada pertemuan 1 dan

58 pada pertemuan 2 dengan kategori sangat baik. Secara keseluruhan

peneliti dapat melakukan penelitian tindakan kelas ini. Kerja sama antara

guru dan peneliti sangat luar biasa sehingga seluruh kegiatan dapat berjalan

dengan maksimal.

2. Siswa

Berdasarkan jumlah skor analisis data hasil observasi kegiatan siswa

dalam mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran SAVI pada siklus II

diperoleh skor 87 dan 98 pada kategori sangat baik. Siswa sudah mampu

mengikuti pembelajaran dengan model pemelajaran SAVI dengan sangat

baik.

3. Minat Belajar

Hasil pengukuran minat siswa pada siklus II meningkat jika

dibandingkan dengan siklus I. Berdasarkan tabel 9 siswa yang berada

dikategori memiliki minat yang sangat tinggi berjumlah 31 orang dengan

presentase 82%. Berdasarkan data yang telah diperoleh jelas bahwa

pembelajaran menggunakan model pembelajaran SAVI berhasil

meningkatkan minat belajar siswa dan tujuan pembelajaran sudah tercapai.

4. Hasil Belajar

Berdasarkan tabel 4.10, dari total siswa yang berjumlah 38, 31 siswa

telah berhasil memperoleh nilai diatas KKM yang ditentukan yaitu 75

sedaangkan 7 siswa masih mendapat nilai dibawah KKM dengan nilai

tertinggi 100 dan nilai terendah 53.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

67

4.4. Hasil Penelitian

4.4.1. Minat Belajar Siswa

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan setelah melakukan

pembelajaran SAVI pada mata pelajaran IPA kelas V di SD Pasekan 02

Kecamatan Ambarawa Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan materi sifat-sifat

cahaya dan pemanfaatannya terdapat peningkatan pada minat dan hasil belajar.

Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.11

Rekapitulasi Minat Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Kategori Skor

Pra Siklus Siklus I Siklus II

frekuen

si

% frekuen

si

% frekuen

si

%

Sangat rendah 1-15 0 0 % 0 0 % 0 0

Rendah 16-30 21 55 % 0 0 % 0 0

Tinggi 31-45 16 42 % 21 55 % 7 16 %

Sangat tinggi 46-60 1 3 % 17 45 % 31 84 %

Jumlah 38 100 % 38 100 % 38 100 %

Dari tabel 4.11 terlihat adanya peningkatan minat belajar siswa terhadap

pelajaran IPA. Pada pra siklus hanya 3% siswa dengan minat belajar sangat tinggi,

siklus I 45% siswa dengan minat belajar sangat tinggi dan pada siklus II naik

menjadi 84% siswa dengan minat belajar yang sangat tinggi. Hal ini dapat

digambarkan pada diagram perbandingan minat belajar siswa di bawah ini:

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

68

Diagram 4.7

Perbandingan Minat Belajar Siswa

Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

4.4.2. Hasil Belajar Siswa

Berikut ini dapat dilihat tabel nilai sebelum tindakan pra siklus, siklus

I, siklus II serta rekapitulasi pengelompokan nilai.

Tabel 4.12

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Nilai

Frekuensi Persentase (%)

Pra Siklus Siklus I Siklus II Pra Siklus Siklus I Siklus II

<75 22 12 7 58 32 18

≥ 75 16 26 31 42 68 82

38 38 38 100 100 100

Dari tabel 4.12 hasil belajar IPA dapat dilihat adanya peningkatan

jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA terlihat bahwa jumlah

siswa yang tuntas selalu naik tiap siklus. Dari 38 siswa, pada pra siklus

0

5

10

15

20

25

30

35

pra siklus siklus I siklus II

jum

lah

sis

wa

sangat rendah

rendah

tinggi

sangat tinggi

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

69

hanya 16 siswa yang tuntas, siklus I naik menjadi 26 siswa dan siklus II naik

menjadi 31 siswa yang tuntas. Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas

semakin sedikit yaitu pada pra siklus 22 siswa yang tidak tuntas, siklus I

berjumlah 12 siswa dan siklus II berjumlah 7 siswa yang tidak tuntas.

Berikut ini adalah diagram ketuntasan hasil belajar IPA Pra Siklus, Siklus I

dan Siklus II :

Diagram 4.8

Rekapitulasi Hasil Belajar IPA

Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sebelum tindakan

diberikan pada kelas V SD Pasekan 02 Ambarawa ditemukan bahwa pada

saat kegiatan pembelajaran di kelas, tampak bahwa minat belajar siswa

rendah. Hal ini terlihat dari persentase siswa pada pra siklus bahwa 55%

siswa minat belajarnya rendah. Minat belajar yang rendah tersebut

berdampak terhadap hasil belajar siswa yang rendah dimana hanya 16

siswa atau 42% siswa yang nilainya telah mencapai KKM yang ditentukan

yaitu 75.

Berdasarkan pencapaian hasil tersebut maka peneliti menggunakan

alternatif pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

0

5

10

15

20

25

30

35

Pra Siklus Siklus I Siklus II

jum

lah

sis

wa

Tidak tuntas

tuntas

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

70

Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI). Penelitian ini dilaksanakan

dalam 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan.

Hasil observasi guru dalam menerapkan pembelajaran SAVI

berdampak positif terhadap aktivitas siswa. Siswa yang semula pemalu,

tidak berani mengungangkan pendapat kini menjadi lebih berani. Hal

tersebut berdampak teerhadap minat dan hasil belajar siswa terhadap

pelajaran IPA. Pada siklus I observasi kegiatan guru, skor yang didapat

peneliti ketika mengajar adalah adalah 41 dengan kategori Baik.

Sedangkan rata-rata pada siklus II observasi kegiatan guru meningkat

menjadi 56 dengan kategori sangat baik.

Peningkatan hasil belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan nilai siklus

I dan siklus II.

1. Siklus I

Siklus I dengan penerapan model pembelajaran SAVI,minat siswa

menjadi semakin tinggi yaitu 45% siswa dengan minat belajar yang

sangat tinggi sedangkan siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM=75) sebanyak 26 siswa atau 68% dan siswa yang

mendapat nilai di bawak Kriteria Ketuntasan Minimal ada 12 siswa atau

32%. 12 siswa belum dapat mencapai KKM karena ketika pembelajaran

masih ada beberapa anak yang tidak serius dalam belajar, terutama anak

laki-laki sehingga kurang memahami materi. Namun pada siklus I ini

hasil belajar siswa sudah meningkat yang pada kondisi awal hanya 16

siswa yang sudah mencapai KKM, pada siklus I menjadi 26 siswa yang

berhasil mencapai KKM. Peningkatan ini terjadi karena pembelajaran

model SAVI berjalan dengan baik, para siswa bersemangat dalam

melaksanakan percobaan sehingga materi pelajaran dapat diingat di otak

dan lebih tahan lama di otak daripada hanya mendengarkan ceramah.

Selain itu pada siklus I siswa juga belajar lewat lagu sehingga ketika

mengerjakan soal evaluasi, siswa dapat mengerjakan soal dengan baik

dengan mengingat lagu yang telah dipelajari.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran SD · 4.3.1. Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui

71

2. Siklus II

Pada siklus II minat belajar siswa juga semakin meningkat yaitu

84% dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini berdampak kepada hasil

belajar siswa yang juga mengalami peningkatan menjadi 31 siswa yang

dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dan 7 siswa yang tidak

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Peningkatan tersebut terjadi

karena pembelajaran SAVI dapat terlaksana dengan baik dan lancar

pada siklus II ini. Para siswa melakukan percobaan dan berdiskusi

dengan kelompok belajar sesuai pilihan mereka sehingga para siswa

dapat bekerja sama dengan baik dan pembelajaran dapat berjalan dengan

maksimal. Motivasi dari peneliti juga dapat membangkitkan semangat

siswa di dalam belajar sehingga pada siklus II ini pembelajaran semakin

menyenangkan dan semua siswa ikut serta di dalam pembelajaran

meskipun ada beberapa siswa yang kurang bersemangat di dalam

pembelajaran karena memang siswa tersebut semangat belajarnya

memang sangat rendah dibanding teman-teman lainnya.

Hasil penelitian menunjukan terjadi peningkatan hasil belajar siswa

dengan penerapan model SAVI. Sebelum tindakan nilai rata-rata siswa

68,5 dengan ketuntasan 42%. Setelah penerapan model SAVI nilai rata-

rata siswa pada siklus I naik menjadi 76,28 dengan ketuntasan 68%.

Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 83,71 dengan

ketuntasan 82%. Rata-rata skor keaktifan siswa pada siklus I adalah 60

dengan kategori baik naik menjadi 92,5 dengan kategori sangat baik

pada siklus II.

Berdasarkan perolehan nilai pada siklus I dan II didapatkan bahwa

pembelajaran menggunakan model SAVI dapat meningkatkan minat dan

hasil belajar siswa kelas V Semester II SD Pasekan 02 Kecamatan

Ambarawa Tahun Pelajaran 2013/2014.