laporan pendahuluan tentang abortus incomplete
DESCRIPTION
deffinisi dan asuhan keperawatan annda nic nocTRANSCRIPT
ABORTUS
A. Konsep Medis
1. Definisi Abortus
Berakhirnya masa kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (Bagian
Obgyn Unpad, 1999). Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah
mencapai 1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu.
Pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio yang berbobot 500 gram atau
kurang dari ibunya yang kira – kira berumur 20 sampai 22 minggu kehamilan (Hacker
and Moore, 2001).
2. Jenis Abortus, Macam Abortus, Definisi, Tanda dan Gejala
2.1 Spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran) merupakan ± 20% dari semua abortus.
Abortus spontan terdiri dari 7 macam, diantaranya :
a. Abortus imminens (keguguran mengancam) adalah Abortus ini baru mengancam dan ada
harapan untuk mempertahankan.
Tanda dan Gejala
· Perdarahan per-vaginam sebelum minggu ke 20.
· Kadang nyeri, terasa nyeri tumpul pada perut bagian bawah menyertai perdarahan.
· Nyeri terasa memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali.
· Tidak ditemukan kelainan pada serviks.
· Serviks tertutup.
b. Abortus incipiens (keguguran berlangsung) adalah Abortus sudah berlangsung dan tidak
dapat dicegah lagi.
Tanda dan Gejala
· Perdarahan per vaginam masif, kadang – kadang keluar gumpalan darah.
· Nyeri perut bagian bawah seperti kejang karena kontraksi rahim kuat.
· Serviks sering melebar sebagian akibat kontraksi.
c. Abortus incomplete (keguguran tidak lengkap) adalah Sebagian dari buah kehamilan telah
dilahirkan tetapi sebagian (biasanya jaringan plasenta) masih tertinggal di rahim.
Tanda dan Gejala
· Perdarahan per vaginam berlangsung terus walaupun jaringan telah keluar.
· Nyeri perut bawah mirip kejang.
· Dilatasi serviks akibat masih adanya hasil konsepsi di dalam uterus yang dianggap
sebagai corpus allienum.
· Keluarnya hasil konsepsi (seperti potongan kulit dan hati).
d. Abortus completus (keguguran lengkap) adalah Seluruh buah kehamilan telah dilahirkan
lengkap. Kontraksi rahim dan perdarahan mereda setelah hasil konsepsi keluar.
Tanda dan Gejala
· Serviks menutup.
· Rahim lebih kecil dari periode yang ditunjukkan amenorea.
· Gejala kehamilan tidak ada.
· Uji kehamilan negatif.
e. Missed abortion (keguguran tertunda) adalah Missed abortion ialah keadaan dimana janin
telah mati sebelum minggu ke 22 tetapi tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih
setelah janin mati.
Tanda dan Gejala
· Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorpsi air ketuban dan macerasi
janin.
· Buah dada mengecil kembali.
· Gejala kehamilan tidak ada, hanya amenorea terus berlangsung.
f. Abortus habitualis (keguguran berulang – ulang) adalah abortus yang telah berulang dan
berturut – turut terjadi sekurang – kurangnya 3 kali berturut – turut.
g. Abortus febrilis adalah Abortus incompletus atau abortus incipiens yang disertai infeksi.
Tanda dan Gejala
· Demam kadang – kadang menggigil.
· Lochea berbau busuk.
Abortus provocatus (disengaja, digugurkan) merupakan 80% dari semua abortus.
Abortus provocatus terdiri dari 2 macam, diantaranya :
a. Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeutics adalah Pengguguran kehamilan
dengan alat – alat dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan membawa maut bagi ibu,
misal ibu berpenyakit berat. Indikasi pada ibu dengan penyakit jantung (rheuma), hypertensi
essensialis, carcinoma cerviks.
b. Abortus provocatus criminalis Adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang
syah dan dilarang oleh hukum.
3. Etiologi Abortus
3.1 Kelainan telur
Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedinikian rupa hingga janin tidak
mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan chromosom (trisomi
dan polyploidi).
3.2 Penyakit ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, yaitu:
a. Infeksi akut yang berat: pneumonia, thypus dapat mneyebabkan abortus dan partus
prematurus.
b. Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi kelenjar gondok.
c. Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan langsung pada ibu.
d. Gizi ibu yang kurang baik.
e. Kelainan alat kandungan:
· Hypoplasia uteri.
· - Tumor uterus
· - Cerviks yang pendek
· - Retroflexio uteri incarcerata
· - Kelainan endometrium
f. Faktor psikologis ibu.
3.3 Faktor suami
Terdapat kelainan bentuk anomali kromosom pada kedua orang tua serta faktor imunologik
yang dapat memungkinkan hospes (ibu) mempertahankan produk asing secara antigenetik
(janin) tanpa terjadi penolakan.
3.4 Faktor lingkungan
Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol serta
paparan faktor eksogen seperti virus, radiasi, zat kimia, memperbesar peluang terjadinya
abortus.
‘
4. Web Of Caution (WOC)
5. Penatalaksanaan Abortus
5.1 Abortus imminens
Karena ada harapan bahwa kehamilan dapat dipertahankan, maka pasien:
a. Istirahat rebah (tidak usah melebihi 48 jam).
b. Diberi sedativa misal luminal, codein, morphin.
c. Progesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan mengurangi kerentanan otot-otot
rahim (misal gestanon).
d. Dilarang coitus sampai 2 minggu.
5.2 Abortus incipiens
Kemungkinan terjadi abortus sangat besar sehingga pasien:
a. Mempercepat pengosongan rahim dengan oxytocin 2 ½ satuan tiap ½ jam sebnayak 6 kali.
b. Mengurangi nyeri dengan sedativa.
c. Jika ptocin tidak berhasil dilakukan curetage asal pembukaan cukup besar.
5.3 Abortus incompletus
Harus segera curetage atau secara digital untuk mengehntikan perdarahan.
5.4 Abortus febrilis
a. Pelaksanaan curetage ditunda untuk mencegah sepsis, keculai perdarahan banyak sekali.
b. Diberi atobiotika.
c. Curetage dilakukan setelah suhu tubuh turun selama 3 hari.
5.5 Missed abortion
a. Diutamakan penyelesaian missed abortion secara lebih aktif untuk mencegah perdarahan
dan sepsis dengan oxytocin dan antibiotika. Segera setelah kematian janin dipastikan, segera
beri pitocin 10 satuan dalam 500 cc glucose.
b. Untuk merangsang dilatasis erviks diberi laminaria stift.
6. Penyulit Abortus
a. Perdarahan hebat.
b. Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis, infeksi dari tuba dapat menimbulkan
kemandulan.
c. Renal failure disebabkan karena infeksi dan shock.
d. Shock bakteri karen atoxin.
e. Perforasi saat curetage
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Data Fokus
Pada Ibu hamil dengan kasus abortus pada umumnya mengalami keluhan sebagai berikut:
a. Tidak enak badan.
b. Badan panas, kadang- kadang panas disertai menggigil dan panas tinggi.
c. Sakit kepala dan penglihatan terasa kabur.
d. Keluar perdarahan dari alat kemaluan, kadang-kadang keluar flek-flek darah atau
perdarahan terus-menerus.
e. Keluhan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri drasakan melilit menyebar sampai ke
punggung dan pinggang.
f. Keluhan perut dirasa tegang, keras seperti papan, dan kaku.
g. Keluhan keluar gumpalan darah segar seperti kulit mati dan jarinagn hati dalam jumlah
banyak.
h. Perasaan takut dan khawatir terhadap kondisi kehamilan.
i. Ibu merasa cemas dan gelisah sebelum mendapat kepastian penyakitnya.
j. Nadi cenderung meningkat, tekanan darah meningkat, respirasi meningkat dan suhu
meningkat.
Pemeriksaan Penunjang:
a. Pada pemeriksaan dalam ditemukan terdapat pembukaan serviks atau pada kasus
abortus imminens sering ditemukan serviks tertutup dan keluhan nyeri hebat pada pasien.
b. Porsio sering teraba melunak pada pemeriksaan dalam, terdapat jaringan ikut keluar
pada pemeriksaan.
c. Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat perdarahan.
d. Pemeriksaan kadar HCG dalam urine untuk memastikan kehamilan masih berlangsung.
e. Pemeriksaan auskultasi dengan funduskop dan doppler untuk memastikan kondisi
janin.
f. Pemeriksaan USG untuk memastikan kondisi janin.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b/d adanya kontraksi uterus, skunder terhadap pelepasan separasi plasenta.
2. Resiko deficit volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui rute normal dan atau
abnormal (perdarahan).
3. Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic, peningkatan kebutuhan energi
(status hipermetabolik); kebutuhan psikologis/emosional berlebihan; perubahan kimia tubuh;
perdarahan.
4. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi
ke jaringan plasenta skunder terhadap perdarahan akibat pelepasan separasi plasenta.
5. Ketakutan/ansietas b/d krisis situasi (perdarahan); ancaman/perubahan pada status
kesehatan, fungsi peran, pola interaksi; ancaman kematian; perpisahan dari keluarga
(hospitalisasi, pengobatan), transmisi/penularan perasaan interpersonal.
6. Defisit knowledge / Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit,
prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang pemajanan/mengingat; kesalahan
interpretasi informasi, mitos; tidak mengenal sumber informasi; keterbatasan kognitif.
7. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan skunder akibat
perdarahan; prosedur invasif.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI RASIONAL
Nyeri b/d adanya kontraksi
uterus, skunder terhadap
pelepasan separasi plasenta
Pasien dapat
mendemonstrasikan hilang
dari ketidaknyamanan.
Kriteria evaluasi:
menyangkal nyeri,
melaporkan perasaan
nyaman, ekspresi wajah
dan postur tubuh rileks.
Tentukan riwayat nyeri, mis. Lokasi nyeri, frekuensi, durasi
dan intesitas (skala 0-10) dan tindakan penghilangan yang
digunakan.
Pantau: TD, nadi, RR setiap 4 jam bila tidak menerima agen
osmotic secara intravena, setiap 2 jam bila menerima agen
osmotic.
Pantau masukan dan haluaran setiap 8 jam bila menerima
agen osmotic intravena.
Menentukan intervensi
selanjutnya.
Mengidentifikasi kemajuan
atau penyimpangan dari hasil
yang diharapkan.
Analgesik memblok jaras
Berikan analgesic sesuai pesanan dan mengevaluasi
keefektifannya. Beri tahu doketr bila nyeri menetap atau
memburuk setelah pemberian obat.
Berikan tindakan kenyamanan dasar, mis. Reposisi, gosokan
punggung, dan aktifitas hiburan, mis. Musik, televisi.
Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri, mis.
Teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi, tretawa,
sentuhan terapeutik.
Evaluasi penghilangan nyeri.
Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi
kebutuhan/keefektifan intervensi.
nyeri. Ketidaknyamnan mata
berat menandakan
perkembangan komplikasi
dan perlunya perhatian medis
segera.
Meningkatkan relaksasi dan
membantu memfokuskan
kembali perhatian.
Memungkinkan pasien untuk
berpartisipasi secara aktif dan
meningkatkan rasa control.
Tujuannya adalah control
nyeri maksimum dengan
pengaruh minimum pada
AKS.
Resiko deficit volume cairan
b/d kehilangan berlebihan
melalui rute normal dan atau
abnormal (perdarahan).
Pasien dapat
mendemostrasikan status
cairan; Kekurangan
volume cairan tidak
terjadi.
Kriteria evaluasi: tak ada
manifestasi dehidrasi,
resolusi oedema, elektrolit
serum dalam batas normal,
haluaran urine di atas 30
ml/jam.
Pantau:
Tanda-tanda vital, evaluais nadi perifer, pengisian kapiler.
Warna urine.
Masukan dan haluaran.
Status umum setiap 8 jam.
Beritahu dokter bila: haluaran urine < 30 ml/jam, haus,
takikardia, gelisah, TD di bawah rentang normal, urine
gelap atau encer gelap.
Konsultasi doketr bila manifestasi kelebihan cairan terjadi.
Mengidentifikasi
penyimpangan indikasi
kemajuan atau penyimpangan
dari hasil yang
diharapkan.Menunjukkan
keadekuatan volume sirkulasi.
Temuan - temuan ini
mennadakan hipovolemia dan
perlunya peningkatan cairan.
Pada luka bakar luas,
perpindahan cairan dari ruang
intravaskular ke ruang
interstitial menimbukan
hipovolemi.
Indikator tidak langsung dari
status hidrasi/derajat
Kaji turgor kulit dan kelembaban membrane mukosa.
Perthanakn kleuhan haus.
Dorong pemasukan cairan sampai 3000 cc/24 jam sesuai
toleransi tubuh.
Kolaborasi:
Berikan cairan IV sesuai indikasi.
kekurangan.
Membantu dalam memelihara
kebuthan cairan dan
menurunkan resiko efek
samping yang
membahayakan.
Diberikan untuk hidrasi
umum serta mengencerkan
obat antineoplastik dan
menurunkan efek samping
merugikan, mis. Mual/muntah
atau nefrotoksitas.
Kelemahan b/d penurunan
produksi energi metabolic,
peningkatan kebutuhan energi
Klien dapat mengontrol
kelemahan yang timbul
dan dapat memenuhi
Berikan aktifitas alternatif dengan periode istirahat tanpa
diganggu. Rencanakan perawatan untuk memungkinkan
periode istirahat. Jadwalkan aktifitas periodic bila pasien
Mencegah kelelahan yang
berlebihan. Periode istirahat
sering diperlukan untuk
(status hipermetabolik);
kebutuhan
psikologis/emosional
berlebihan; perubahan kimia
tubuh; perdarahan.
aktifitas secara mandiri.
Kriteria hasil:
Menunjukkan peningkatan
dalam beraktifitas.
Kelemahan dan kelelahan
berkurang.
Kebutuhan ADL terpenuhi
secara mandiri atau dengan
bantuan.
frekuensi jantung/irama
dan Td dalam batas
normal.
kulit hangat, merah muda
dan kering
mempunyai energi banyak. Libatkan pasien/orang terdekat
dalam jadwal perencanaan.
Dorong masukan nutrisi.
memperbaiki/mengurangi
pemakaiann neergi.
Perencanaan akan
memungkinkan pasien
menjadi ektif selama waktu
dimana tingkat energi lebih
tinggi, yang dapat
memperbaiki perasaan
sejahtera dan rasa kontrol.
Meningkatkan kekuatan
stamina dan memampukan
pasien manjadi lebih aktif
tanpa kelelahan berarti.
Masukan/penggunaan nutrisi
adekuat perlu untuk
memenuhi kebutuhan energi
untuk aktifitas.
Teknik penghematan energi
menurunkan penggunaan
Anjurkan keluarga untuk membantu pemenuhan kebutuhan
ADL pasien.
Jelaskan pola peningkatan bertahap dari aktifitas, contoh:
posisi duduk ditempat tidur bila tidak pusing dan tidak ada
nyeri, bangun dari tempat tidur, belajar berdiri dst.
energi dan membantu
keseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
Aktifitas yang maju
memberikan kontrol jantung,
meningaktkan regangan dan
mencegah aktifitas
berlebihan.
Resiko terjadi gawat janin
intra uteri (hipoksia) b/d
penurunan suplay O2 dan
nutrisi ke jaringan plasenta
Gawat janin tidak terjadi,
bayi dapat dipertahankan
sampai umur 37 minggu
dan atau BBL ³ 2500 gr.
Anjurkan penderita untuk tidur miring ke kiri. Meminimalkan tekanan pada
aorta sehingga O2 yang
disuplay ke plasenta dan janin
lebih lancar.
skunder terhadap perdarahan. Kriteria hasil:
Gerakan janin aktif.
DJJ 120-140 x/mnt.
Kontraksi uterus /his tidak
ada.
Kehamilan dapat
dipertahankan sampai
umur 37 minggu dan atau
BBL ³2500 gr.
Perdarahan berhenti atau
tidak ada.
Flek-flek tidak ada.
Anjurkan pasien untuk melakukan ANC secara teratur
sesuai dengan masa kehamilan:
1 x/bln pada trimester I
2 x/bln pada trimester II
1 x/minggu pada trimester III.
Pantau DJJ, kontraksi uterus/his, gerakan janin.
Motivasi pasien untuk meningkatkan fase istirahat.
Deteksi dini terhadap adanya
penyimpangan pada
kehamilan.
Penurunan DJJ dan gerakan
janin sebagai prediksi adanya
asfiksia janin.
Fase istirahat yang lebih akan
membantu meminimalkan
pemakaian energi dan
O2sekaligus dapat
mengistirahatkan bayi sampai
cukup bulan.
Jelaskan pada pasien untuk segera memeriksakan
kehamilannya bila terdapat:
Gerakan janin berkurang/menurun.
Kontraksi/his terus-menerus.
Perdarahan
Nyeri abdomen.
Perut mengeras dan sangat nyeri.
Sebagai kontrol langsung dari
pasien terhadap kondisi
kehamilannya.
Ketakutan/ansietas b/d krisis
situasi (perdarahan);
ancaman/perubahan pada
status kesehatan, fungsi
peran, pola interaksi;
ancaman kematian;
Pasien dapat
mendemonstrasikan
hilangnya ansietas.
Kriteria hasil:
Pasien melaporkan
hilangnya / berkurangnya
Kaji derajat ansietas.
Biarkan pasien mengekspresikan perasaan tentang
kondisinya. Pertahankan cara yang tenang dan efisien.
Menentukan intervensi
keperawatan selanjutnya.
Pengekspresian perasaan
membantu pasein
mngidentifikasi sumber
perpisahan dari keluarga
(hospitalisasi, pengobatan),
transmisi/penularan perasaan
interpersonal.
perasaan cemas/khawatir.
Pasien tenang.
Pasien kooperatif dalam
pengobatan.
Postur tubuh rileks.
Ekspresi wajah tenang.
Skala HARS: < 5
Jelaskan semua tujuan tindakan yang ditentukan.
Pertahankan control nyeri efektif.
Pertahankan kontak sering dengan pasien. Bicara dengan
menyentuh pasien bila tepat.
ansietas dan penggunaan
respon koping. Pendekatan
tenang oleh pemberi
perawatan menyampaikan
kepercayaan dan control.
Pengetahuan apa yang
diperkirakan membantu
mengurangi ansietas.
Nyeri adalah sumber ansietas.
Memberikan keyakinan
bahwa pasien tidak sendiri
atau ditolak, berikan respek
dan penerimaan individu,
mengembangkan
kepercayaan.
Waspada pada tanda menyangkal/depresi, mis. Menarik diri,
marah, tanda tidak tepat. Tentukan adanya ide bunuh diri
dan kaji potensial nyeri pada skala 0-10.
Pasien dapat menggunakan
mekansime pertahanan dari
menyangkal dan
mengekspresikan harapan
dimana diagnosis tidak akurat.
Persaan bersalah, distress
spiritual, gejala fisik atau
kurang erawatan diri dapat
menyebabkan pasien menjadi
menarik diri dan yakin bahwa
bunuh diri adalah pilihan
tepat.
Menjamin system pendukung
untuk pasien dan
memungkinkan orang terdekat
terlibat degna tepat.
Memudahkan istirahat,
menghemat energi dan
Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan
mayor akan dibuat.
Tingkatakan rasa tenang dan lingkungan tenang.
Perhatikan koping takefektif, mis. Interaksi social buurk,
tidak berdaya, fungsi menyerah setiap hari dan kepuasan
sumber.
meningkatkan kemmapuan
koping.
Mengidentiifkasi masalah
individu dam memberikan
dukungan pada pasien/orang
terdekat dalam menggunakan
keterampilam koping efektif.
Defisit knowledge / Kurang
pengetahuan (kebutuhan
belajar), mengenai penyakit,
prognosis dan kebutuhan
pengobatan b/d kurang
pemajanan/mengingat;
kesalahan interpretasi
informasi, mitos; tidak
mengenal sumber informasi;
keterbatasan kognitif.
Pasien dapat memenuhi
kebutuhan belajar secara
mandiri, memahami
penyakit dan pengobatan
yang diberikan.
Kriteria hasil:
Pasien memahami regimen
terapeutik dan perawatan
yang diberikan.
Pasien kooperatif terhadap
tindakan pengobatan dan
perawatan yang diberikan.
Pasien taat terhadap
program pengobatan dan
perawatan yang diberikan.
Tentukan persepsi pasien tentang kondisi kehamilan
sekarang, tanyakan tentang pengalaman pasien
sendiri/sebelumnya.
Berikan informasi yang jelas dan akurat dalam cara yang
nyata, jawab pertayaan dengan jelas.
Berikan pedoman antisipasi pada pasien tentang protocol
pengobatan, hasil yang diharapkan, kemungkinan janin
dapat dipertahankan. Bersikap jujur dengan pasien.
Memvalidasi tingkat
pemahaman saat ini,
mengidentifkasi kebutuhan
belajar dan memberikan dasar
pengetahuan dimana pasien
membuat keputusan
berdasarkan informasi.
Membantu penilaian diagnos
akanker, memberikan
informasi yang diperlukan
selama waktu menyerapnya.
Pasien mempunyai hak untuk
tahu dan beraprtisipasi dalam
mengambil keputusan tentang
perawatan dan pengobatan
yang diterima. Informasi
akurat dan detail membantu
Anjurkan meningkatkan masukan cairan minimal 2500
ml/24 jam dan diet tinggi kalori serta membatasi aktifitas.
Anjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual
dengan suami sampai kehamilan berusia ± 16 minggu (4
bulan).
menghilangkan rasa takut dan
ansietas.
Memperbaiki keadaan umum
ibu sehingga membantu
mengurangi akibat
perdarahan.
Mencegah timbulnya
rangsangan pada uterus
sehingga kontraksi uterus
tidak terjadi.
Membantu dalam transisi ke
lingkungan rumah dengna
memberikan informasi
tentang kebutuhan perubahan
pada situasi fisik, penyediaan
bahan yang diperlukan.
Lakukan evalausi sebelum pulang ke rumah sesuai indikasi.
Identifikasi dan ketahui persepsi pasien thd ancaman/situasi.
Dorong mengekspresikan dan jangan menolak perasaan
marah, takut dll.
Orientasikan klien/keluarga thd prosedur rutin dan aktifitas.
Tingkatkan partisipasi bila mungkin.
Cemas berkelanjutan dapat
terjadi dalam berbagai derajat
selama beberapa waktu dan
dapat dimanifestasikan oleh
gejala depresi.
Perkiraan dan informasi dapat
menurunkan kecemasan
pasien.
Peningkatan kemandirian dari
pasien dan keluarga
meningkatkan rasa percaya
diri dan kemampuan untuk
melakukan perawatan diri
secara aktif.
Dorong kemandirian, perawatan diri, libatkan keluarga
secara aktif dalam perawatan.
Resiko tinggi terhadap infeksi
b/d ketidakadekuatan
pertahanan skunder akibat
perdarahan; prosedur invasif.
Pasien mendemonstrasikan
tidak adanya tanda dan
gejala infeksi yang terjadi.
Kriteria hasil:
Tanda dan gejala infeksi
tidak ada (rubor, dolor,
color, penurunan
fungsiolesa, painless)
Vital sign dalam batas
normal.
Perdarahan
berkurang/berhenti.
Kondisi janin dalam rahim
baik (gerakan janin, djj,
Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik Tekankan
higienen personal.
Pantau suhu.
Kaji semua system, mis. Kulit, pernafasan, genitourinaria,
terhadap tanda/gejala infeksi secara kontinyu.
Membantu potensial sumber
infeksi/pertumbuhan skunder.
Peningkatan suhu terjadi
karena berbagai factor, mis.
infeksi. Identifikasi dini
proses infeksi memungkinkan
terapi yang tepat untuk
dimulai dengan segera.
Pengenalan dini dan
intervensi segera dapat
mencegah progresi pada
situasi/sepsis yang lebih
serius.
kontraksi berkurang).
Tingkatkan istirahat adekuat.
Hindari/batasi prosedur invasive, taati teknik septic.
Membatasi keletihan.
Menurunkan resiko
kontaminai, membatasi entri
portal terhadap agen
infeksius.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, The
C.V Mosby Company St. Louis, USA.
Barbara Engram (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid II Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Donna D. Ignatavicius (1991), Medical Surgical Nursing: A Nursing Process Approach, WB.
Sauders Company, Philadelphia.
Guyton & Hall (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedoketran
EGC, Jakarta
Marylin E. Doenges (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta.
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad (1994), Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan
Ginekologi FK Unpad, Bandung.
Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
Jakarta.
Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana Asuhan
Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
Jakarta.
LAPORAN PENDAHULUAN
ABORTUS INCOMPLETE
DI RUANG CEMPAKA RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Disusun untuk memenuhi Tugas Kepaniteraan Departemen MAternitas
Oleh :
Eka Permata Yuni Wulandari
NIM 135070209111036
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015