laporan pendahuluan tentang abortus incomplete

36
ABORTUS A. Konsep Medis 1. Definisi Abortus Berakhirnya masa kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (Bagian Obgyn Unpad, 1999). Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu. Pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio yang berbobot 500 gram atau kurang dari ibunya yang kira – kira berumur 20 sampai 22 minggu kehamilan (Hacker and Moore, 2001). 2. Jenis Abortus, Macam Abortus, Definisi, Tanda dan Gejala 2.1 Spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran) merupakan ± 20% dari semua abortus. Abortus spontan terdiri dari 7 macam, diantaranya : a. Abortus imminens (keguguran mengancam) adalah Abortus ini baru mengancam dan ada harapan untuk mempertahankan. Tanda dan Gejala · Perdarahan per-vaginam sebelum minggu ke 20. · Kadang nyeri, terasa nyeri tumpul pada perut bagian bawah menyertai perdarahan. · Nyeri terasa memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali. · Tidak ditemukan kelainan pada serviks. · Serviks tertutup.

Upload: ekapermata

Post on 04-Dec-2015

91 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

deffinisi dan asuhan keperawatan annda nic noc

TRANSCRIPT

ABORTUS

A. Konsep Medis

1. Definisi Abortus

Berakhirnya masa kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (Bagian

Obgyn Unpad, 1999). Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah

mencapai 1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu.

Pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio yang berbobot 500 gram atau

kurang dari ibunya yang kira – kira berumur 20 sampai 22 minggu kehamilan (Hacker

and Moore, 2001).

2. Jenis Abortus, Macam Abortus, Definisi, Tanda dan Gejala

2.1 Spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran) merupakan ± 20% dari semua abortus.

Abortus spontan terdiri dari 7 macam, diantaranya :

a.    Abortus imminens (keguguran mengancam) adalah Abortus ini baru mengancam dan ada

harapan untuk mempertahankan.

Tanda dan Gejala

·      Perdarahan per-vaginam sebelum minggu ke 20.

·      Kadang nyeri, terasa nyeri tumpul pada perut bagian bawah menyertai perdarahan.

·      Nyeri terasa memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali.

·      Tidak ditemukan kelainan pada serviks.

·      Serviks tertutup.

b.    Abortus incipiens (keguguran berlangsung) adalah Abortus sudah berlangsung dan tidak

dapat dicegah lagi.

Tanda dan Gejala

·      Perdarahan per vaginam masif, kadang – kadang keluar gumpalan darah.

·      Nyeri perut bagian bawah seperti kejang karena kontraksi rahim kuat.

·      Serviks sering melebar sebagian akibat kontraksi.

c.   Abortus incomplete (keguguran tidak lengkap) adalah Sebagian dari buah kehamilan telah

dilahirkan tetapi sebagian (biasanya jaringan plasenta) masih tertinggal di rahim.

Tanda dan Gejala

·      Perdarahan per vaginam berlangsung terus walaupun jaringan telah keluar.

·      Nyeri perut bawah mirip kejang.

·      Dilatasi serviks akibat masih adanya hasil konsepsi di dalam uterus yang dianggap

sebagai corpus allienum.

·      Keluarnya hasil konsepsi (seperti potongan kulit dan hati).

d.   Abortus completus (keguguran lengkap) adalah Seluruh buah kehamilan telah dilahirkan

lengkap. Kontraksi rahim dan perdarahan mereda setelah hasil konsepsi keluar.

Tanda dan Gejala

·      Serviks menutup.

·      Rahim lebih kecil dari periode yang ditunjukkan amenorea.

·      Gejala kehamilan tidak ada.

·      Uji kehamilan negatif.

e.    Missed abortion (keguguran tertunda) adalah Missed abortion ialah keadaan dimana janin

telah mati sebelum minggu ke 22 tetapi tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih

setelah janin mati.

Tanda dan Gejala

·      Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorpsi air ketuban dan macerasi

janin.

·      Buah dada mengecil kembali.

·      Gejala kehamilan tidak ada, hanya amenorea terus berlangsung.

f.     Abortus habitualis (keguguran berulang – ulang) adalah abortus yang telah berulang dan

berturut – turut terjadi sekurang – kurangnya 3 kali berturut – turut.

g.    Abortus febrilis adalah Abortus incompletus atau abortus incipiens yang disertai infeksi.

Tanda dan Gejala

·      Demam kadang – kadang menggigil.

·      Lochea berbau busuk.

            Abortus provocatus (disengaja, digugurkan) merupakan 80% dari semua abortus.

             Abortus provocatus terdiri dari 2 macam, diantaranya :

a.    Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeutics adalah Pengguguran kehamilan

dengan alat – alat dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan membawa maut bagi ibu,

misal ibu berpenyakit berat. Indikasi pada ibu dengan penyakit jantung (rheuma), hypertensi

essensialis, carcinoma cerviks.

b.    Abortus provocatus criminalis Adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang

syah dan dilarang oleh hukum.

3. Etiologi Abortus

3.1      Kelainan telur

Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedinikian rupa hingga janin tidak

mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan chromosom (trisomi

dan polyploidi).

3.2      Penyakit ibu       

Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, yaitu:

a.    Infeksi akut yang berat: pneumonia, thypus dapat mneyebabkan abortus dan partus

prematurus.

b.   Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi kelenjar gondok.

c.    Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan langsung pada ibu.

d.   Gizi ibu yang kurang baik.

e.    Kelainan alat kandungan:

·     Hypoplasia uteri.

·     - Tumor uterus

·     - Cerviks yang pendek

·     - Retroflexio uteri incarcerata

·     - Kelainan endometrium

f.    Faktor psikologis ibu.

3.3      Faktor suami

Terdapat kelainan bentuk anomali kromosom pada kedua orang tua serta faktor imunologik

yang dapat memungkinkan hospes (ibu) mempertahankan produk asing secara antigenetik

(janin) tanpa terjadi penolakan.

3.4      Faktor lingkungan

Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol serta

paparan faktor eksogen seperti virus, radiasi, zat kimia, memperbesar peluang terjadinya

abortus.

5. Penatalaksanaan Abortus

5.1     Abortus imminens

Karena ada harapan bahwa kehamilan dapat dipertahankan, maka pasien:

a.    Istirahat rebah (tidak usah melebihi 48 jam).

b.    Diberi sedativa misal luminal, codein, morphin.

c.    Progesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan mengurangi kerentanan otot-otot

rahim (misal gestanon).

d.   Dilarang coitus sampai 2 minggu.

5.2     Abortus incipiens

Kemungkinan terjadi abortus sangat besar sehingga pasien:

a.  Mempercepat pengosongan rahim dengan oxytocin 2 ½ satuan tiap ½ jam sebnayak 6 kali.

b.  Mengurangi nyeri dengan sedativa.

c.   Jika ptocin tidak berhasil dilakukan curetage asal pembukaan cukup besar.

5.3     Abortus incompletus

Harus segera curetage atau secara digital untuk mengehntikan perdarahan.

5.4     Abortus febrilis

a.     Pelaksanaan curetage ditunda untuk mencegah sepsis, keculai perdarahan banyak sekali.

b.    Diberi atobiotika.

c.     Curetage dilakukan setelah suhu tubuh turun selama 3 hari.

5.5     Missed abortion

a.     Diutamakan penyelesaian missed abortion secara lebih aktif untuk mencegah perdarahan

dan sepsis dengan oxytocin dan antibiotika. Segera setelah kematian janin dipastikan, segera

beri pitocin 10 satuan dalam 500 cc glucose.

b.     Untuk merangsang dilatasis erviks diberi laminaria stift.

6. Penyulit Abortus

a.       Perdarahan hebat.

b.       Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis, infeksi dari tuba dapat menimbulkan

kemandulan.

c.       Renal failure disebabkan karena infeksi dan shock.

d.      Shock bakteri karen atoxin.

e.       Perforasi saat curetage

B. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian Data Fokus

Pada Ibu hamil dengan kasus abortus pada umumnya mengalami keluhan sebagai berikut:

a.      Tidak enak badan.

b.      Badan panas, kadang- kadang panas disertai menggigil dan panas tinggi.

c.      Sakit kepala dan penglihatan terasa kabur.

d.     Keluar perdarahan dari alat kemaluan, kadang-kadang keluar flek-flek darah atau

perdarahan terus-menerus.

e.      Keluhan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri drasakan melilit menyebar sampai ke

punggung dan pinggang.

f.       Keluhan perut dirasa tegang, keras seperti papan, dan kaku.

g.      Keluhan keluar gumpalan darah segar seperti kulit mati dan jarinagn hati dalam jumlah

banyak.

h.      Perasaan takut dan khawatir terhadap kondisi kehamilan.

i.        Ibu merasa cemas dan gelisah sebelum mendapat kepastian penyakitnya.

j.        Nadi cenderung meningkat, tekanan darah meningkat, respirasi meningkat dan suhu

meningkat.

Pemeriksaan Penunjang:

a.       Pada pemeriksaan dalam ditemukan terdapat pembukaan serviks atau pada kasus

abortus imminens sering ditemukan serviks tertutup dan keluhan nyeri hebat pada pasien.

b.       Porsio sering teraba melunak pada pemeriksaan dalam, terdapat jaringan ikut keluar

pada pemeriksaan.

c.       Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat perdarahan.

d.      Pemeriksaan kadar HCG dalam urine untuk memastikan kehamilan masih berlangsung.

e.       Pemeriksaan auskultasi dengan funduskop dan doppler untuk memastikan kondisi

janin.

f.        Pemeriksaan USG untuk memastikan kondisi janin.

2.         Diagnosa Keperawatan

1.       Nyeri b/d adanya kontraksi uterus, skunder terhadap pelepasan separasi plasenta.

2.        Resiko deficit volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui rute normal dan atau

abnormal (perdarahan).

3.        Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic, peningkatan kebutuhan energi

(status hipermetabolik); kebutuhan psikologis/emosional berlebihan; perubahan kimia tubuh;

perdarahan.

4.        Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi

ke jaringan plasenta skunder terhadap perdarahan akibat pelepasan separasi plasenta.

5.        Ketakutan/ansietas b/d krisis situasi (perdarahan); ancaman/perubahan pada status

kesehatan, fungsi peran, pola interaksi; ancaman kematian; perpisahan dari keluarga

(hospitalisasi, pengobatan), transmisi/penularan perasaan interpersonal.

6.        Defisit knowledge / Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit,

prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang pemajanan/mengingat; kesalahan

interpretasi informasi, mitos; tidak mengenal sumber informasi; keterbatasan kognitif.

7.        Resiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan skunder akibat

perdarahan; prosedur invasif.

 

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN DAN

KRITERIA HASIL

INTERVENSI RASIONAL

Nyeri b/d adanya kontraksi

uterus, skunder terhadap

pelepasan separasi plasenta

Pasien dapat

mendemonstrasikan hilang

dari ketidaknyamanan.

Kriteria evaluasi:

menyangkal nyeri,

melaporkan perasaan

nyaman, ekspresi wajah

dan postur tubuh rileks.

Tentukan riwayat nyeri, mis. Lokasi nyeri, frekuensi, durasi

dan intesitas (skala 0-10) dan tindakan penghilangan yang

digunakan.

Pantau: TD, nadi, RR setiap 4 jam bila tidak menerima agen

osmotic secara intravena, setiap 2 jam bila menerima agen

osmotic.

Pantau masukan dan haluaran setiap 8 jam bila menerima

agen osmotic intravena.

Menentukan intervensi

selanjutnya.

Mengidentifikasi kemajuan

atau penyimpangan dari hasil

yang diharapkan.

Analgesik memblok jaras

Berikan analgesic sesuai pesanan dan mengevaluasi

keefektifannya. Beri tahu doketr bila nyeri menetap atau

memburuk setelah pemberian obat.

Berikan tindakan kenyamanan dasar, mis. Reposisi, gosokan

punggung, dan aktifitas hiburan, mis. Musik, televisi.

Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri, mis.

Teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi, tretawa,

sentuhan terapeutik.

Evaluasi penghilangan nyeri.

Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi

kebutuhan/keefektifan intervensi.

nyeri. Ketidaknyamnan mata

berat menandakan

perkembangan komplikasi

dan perlunya perhatian medis

segera.

Meningkatkan relaksasi dan

membantu memfokuskan

kembali perhatian.

Memungkinkan pasien untuk

berpartisipasi secara aktif dan

meningkatkan rasa control.

Tujuannya adalah control

nyeri maksimum dengan

pengaruh minimum pada

AKS.

Resiko deficit volume cairan

b/d kehilangan berlebihan

melalui rute normal dan atau

abnormal (perdarahan).

Pasien dapat

mendemostrasikan status

cairan; Kekurangan

volume cairan tidak

terjadi.

Kriteria evaluasi: tak ada

manifestasi dehidrasi,

resolusi oedema, elektrolit

serum dalam batas normal,

haluaran urine di atas 30

ml/jam.

Pantau:

Tanda-tanda vital,  evaluais nadi perifer, pengisian kapiler.

Warna urine.

Masukan dan haluaran.

Status umum setiap 8 jam.

Beritahu dokter bila: haluaran urine < 30 ml/jam, haus,

takikardia, gelisah, TD di bawah rentang normal, urine

gelap atau encer gelap.

Konsultasi doketr bila manifestasi kelebihan cairan terjadi.

Mengidentifikasi

penyimpangan indikasi

kemajuan atau penyimpangan

dari hasil yang

diharapkan.Menunjukkan

keadekuatan volume sirkulasi.

Temuan - temuan ini

mennadakan hipovolemia dan

perlunya peningkatan cairan.

Pada luka bakar luas,

perpindahan cairan dari ruang

intravaskular ke ruang

interstitial menimbukan

hipovolemi.

Indikator tidak langsung dari

status hidrasi/derajat

Kaji turgor kulit dan kelembaban membrane mukosa.

Perthanakn kleuhan haus.

Dorong pemasukan cairan sampai 3000 cc/24 jam sesuai

toleransi tubuh.

Kolaborasi:

Berikan cairan IV sesuai indikasi.

kekurangan.

Membantu dalam memelihara

kebuthan cairan dan

menurunkan resiko efek

samping yang

membahayakan.

Diberikan untuk hidrasi

umum serta mengencerkan

obat antineoplastik dan

menurunkan efek samping

merugikan, mis. Mual/muntah

atau nefrotoksitas.

Kelemahan b/d penurunan

produksi energi metabolic,

peningkatan kebutuhan energi

Klien dapat mengontrol

kelemahan yang timbul

dan dapat memenuhi

Berikan aktifitas alternatif dengan periode istirahat tanpa

diganggu. Rencanakan perawatan untuk memungkinkan

periode istirahat. Jadwalkan aktifitas periodic bila pasien

Mencegah kelelahan yang

berlebihan. Periode istirahat

sering diperlukan untuk

(status hipermetabolik);

kebutuhan

psikologis/emosional

berlebihan; perubahan kimia

tubuh; perdarahan.

aktifitas secara mandiri.

Kriteria hasil:

Menunjukkan peningkatan

dalam beraktifitas.

Kelemahan dan kelelahan

berkurang.

Kebutuhan ADL terpenuhi

secara mandiri atau dengan

bantuan.

frekuensi jantung/irama

dan Td dalam batas

normal.

kulit hangat, merah muda

dan kering

mempunyai energi banyak. Libatkan pasien/orang terdekat

dalam jadwal perencanaan.

Dorong masukan nutrisi.

memperbaiki/mengurangi

pemakaiann neergi.

Perencanaan akan

memungkinkan pasien

menjadi ektif selama waktu

dimana tingkat energi lebih

tinggi, yang dapat

memperbaiki perasaan

sejahtera dan rasa kontrol.

Meningkatkan kekuatan

stamina dan memampukan

pasien manjadi lebih aktif

tanpa kelelahan berarti.

Masukan/penggunaan nutrisi

adekuat perlu untuk

memenuhi kebutuhan energi

untuk aktifitas.

Teknik penghematan energi

menurunkan penggunaan

Anjurkan keluarga untuk membantu pemenuhan kebutuhan

ADL pasien.

Jelaskan pola peningkatan bertahap dari aktifitas, contoh:

posisi duduk ditempat tidur bila tidak pusing dan tidak ada

nyeri, bangun dari tempat tidur, belajar berdiri dst.

energi dan membantu

keseimbangan suplai dan

kebutuhan oksigen.

Aktifitas yang maju

memberikan kontrol jantung,

meningaktkan regangan dan

mencegah aktifitas

berlebihan.

Resiko terjadi gawat janin

intra uteri (hipoksia) b/d

penurunan suplay O2 dan

nutrisi ke jaringan plasenta

Gawat janin tidak terjadi,

bayi dapat dipertahankan

sampai umur 37 minggu

dan atau BBL ³ 2500 gr.

Anjurkan penderita untuk tidur miring ke kiri. Meminimalkan tekanan pada

aorta sehingga O2 yang

disuplay ke plasenta dan janin

lebih lancar.

skunder terhadap perdarahan. Kriteria hasil:

Gerakan janin aktif.

DJJ 120-140 x/mnt.

Kontraksi uterus /his tidak

ada.

Kehamilan dapat

dipertahankan sampai

umur 37 minggu dan atau

BBL ³2500 gr.

Perdarahan berhenti atau

tidak ada.

Flek-flek tidak ada.

Anjurkan pasien untuk melakukan ANC secara teratur

sesuai dengan masa kehamilan:

1 x/bln pada trimester I

2 x/bln pada trimester II

1 x/minggu pada trimester III.

Pantau DJJ, kontraksi uterus/his, gerakan janin.

Motivasi pasien untuk meningkatkan fase istirahat.

Deteksi dini terhadap adanya

penyimpangan pada

kehamilan.

Penurunan DJJ dan gerakan

janin sebagai prediksi adanya

asfiksia janin.

Fase istirahat yang lebih akan

membantu meminimalkan

pemakaian energi dan

O2sekaligus dapat

mengistirahatkan bayi sampai

cukup bulan.

Jelaskan pada pasien untuk segera memeriksakan

kehamilannya bila terdapat:

Gerakan janin berkurang/menurun.

Kontraksi/his terus-menerus.

Perdarahan

Nyeri abdomen.

Perut mengeras dan sangat nyeri.

Sebagai kontrol langsung dari

pasien terhadap kondisi

kehamilannya.

Ketakutan/ansietas b/d krisis

situasi (perdarahan);

ancaman/perubahan pada

status kesehatan, fungsi

peran, pola interaksi;

ancaman kematian;

Pasien dapat

mendemonstrasikan

hilangnya ansietas.

Kriteria hasil:

Pasien melaporkan

hilangnya / berkurangnya

Kaji derajat ansietas.

Biarkan pasien mengekspresikan perasaan tentang

kondisinya. Pertahankan cara yang tenang dan efisien.

Menentukan intervensi

keperawatan selanjutnya.

Pengekspresian perasaan

membantu pasein

mngidentifikasi sumber

perpisahan dari keluarga

(hospitalisasi, pengobatan),

transmisi/penularan perasaan

interpersonal.

perasaan cemas/khawatir.

Pasien tenang.

Pasien kooperatif dalam

pengobatan.

Postur tubuh rileks.

Ekspresi wajah tenang.

Skala HARS: < 5

Jelaskan semua tujuan tindakan yang ditentukan.

Pertahankan control nyeri efektif.

Pertahankan kontak sering dengan pasien. Bicara dengan

menyentuh pasien bila tepat.

ansietas dan penggunaan

respon koping. Pendekatan

tenang oleh pemberi

perawatan menyampaikan

kepercayaan dan control.

Pengetahuan apa yang

diperkirakan membantu

mengurangi ansietas.

Nyeri adalah sumber ansietas.

Memberikan keyakinan

bahwa pasien tidak sendiri

atau ditolak, berikan respek

dan penerimaan individu,

mengembangkan

kepercayaan.

Waspada pada tanda menyangkal/depresi, mis. Menarik diri,

marah, tanda tidak tepat. Tentukan adanya ide bunuh diri

dan kaji potensial nyeri pada skala 0-10.

Pasien dapat menggunakan

mekansime pertahanan dari

menyangkal dan

mengekspresikan harapan

dimana diagnosis tidak akurat.

Persaan bersalah, distress

spiritual, gejala fisik atau

kurang erawatan diri dapat

menyebabkan pasien menjadi

menarik diri dan yakin bahwa

bunuh diri adalah pilihan

tepat.

Menjamin system pendukung

untuk pasien dan

memungkinkan orang terdekat

terlibat degna tepat.

Memudahkan istirahat,

menghemat energi dan

Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan

mayor akan dibuat.

Tingkatakan rasa tenang dan lingkungan tenang.

Perhatikan koping takefektif, mis. Interaksi social buurk,

tidak berdaya, fungsi menyerah setiap hari dan kepuasan

sumber.

meningkatkan kemmapuan

koping.

Mengidentiifkasi masalah

individu dam memberikan

dukungan pada pasien/orang

terdekat dalam menggunakan

keterampilam koping efektif.

Defisit knowledge / Kurang

pengetahuan (kebutuhan

belajar), mengenai penyakit,

prognosis dan kebutuhan

pengobatan b/d kurang

pemajanan/mengingat;

kesalahan interpretasi

informasi, mitos; tidak

mengenal sumber informasi;

keterbatasan kognitif.

Pasien dapat memenuhi

kebutuhan belajar secara

mandiri, memahami

penyakit dan pengobatan

yang diberikan.

Kriteria hasil:

Pasien memahami regimen

terapeutik dan perawatan

yang diberikan.

Pasien kooperatif terhadap

tindakan pengobatan dan

perawatan yang diberikan.

Pasien taat terhadap

program pengobatan dan

perawatan yang diberikan.

Tentukan persepsi pasien tentang kondisi kehamilan

sekarang, tanyakan tentang pengalaman pasien

sendiri/sebelumnya.

Berikan informasi yang jelas dan akurat dalam cara yang

nyata, jawab pertayaan dengan jelas.

Berikan pedoman antisipasi pada pasien tentang protocol

pengobatan, hasil yang diharapkan, kemungkinan janin

dapat dipertahankan. Bersikap jujur dengan pasien.

Memvalidasi tingkat

pemahaman saat ini,

mengidentifkasi kebutuhan

belajar dan memberikan dasar

pengetahuan dimana pasien

membuat keputusan

berdasarkan informasi.

Membantu penilaian diagnos

akanker, memberikan

informasi yang diperlukan

selama waktu menyerapnya.

Pasien mempunyai hak untuk

tahu dan beraprtisipasi dalam

mengambil keputusan tentang

perawatan dan pengobatan

yang diterima. Informasi

akurat dan detail membantu

Anjurkan meningkatkan masukan cairan minimal 2500

ml/24 jam dan diet tinggi kalori serta membatasi aktifitas.

Anjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual

dengan suami sampai kehamilan berusia ± 16 minggu (4

bulan).

menghilangkan rasa takut dan

ansietas.

Memperbaiki keadaan umum

ibu sehingga membantu

mengurangi akibat

perdarahan.

Mencegah timbulnya

rangsangan pada uterus

sehingga kontraksi uterus

tidak terjadi.

Membantu dalam transisi ke

lingkungan rumah dengna

memberikan informasi

tentang kebutuhan perubahan

pada situasi fisik, penyediaan

bahan yang diperlukan.

Lakukan evalausi sebelum pulang ke rumah sesuai indikasi.

Identifikasi dan ketahui persepsi pasien thd ancaman/situasi.

Dorong mengekspresikan dan jangan menolak perasaan

marah, takut dll.

Orientasikan klien/keluarga thd prosedur rutin dan aktifitas.

Tingkatkan partisipasi bila mungkin.

Cemas berkelanjutan dapat

terjadi dalam berbagai derajat

selama beberapa waktu dan

dapat dimanifestasikan oleh

gejala depresi.

Perkiraan dan informasi dapat

menurunkan kecemasan

pasien.

Peningkatan kemandirian dari

pasien dan keluarga

meningkatkan rasa percaya

diri dan kemampuan untuk

melakukan perawatan diri

secara aktif.

Dorong kemandirian, perawatan diri, libatkan keluarga

secara aktif dalam perawatan.

Resiko tinggi terhadap infeksi

b/d ketidakadekuatan

pertahanan skunder akibat

perdarahan; prosedur invasif.

Pasien mendemonstrasikan

tidak adanya tanda dan

gejala infeksi yang terjadi.

Kriteria hasil:

Tanda dan gejala infeksi

tidak ada (rubor, dolor,

color, penurunan

fungsiolesa, painless)

Vital sign dalam batas

normal.

Perdarahan

berkurang/berhenti.

Kondisi janin dalam rahim

baik (gerakan janin, djj,

Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik Tekankan

higienen personal.

Pantau suhu.

Kaji semua system, mis. Kulit, pernafasan, genitourinaria,

terhadap tanda/gejala infeksi secara kontinyu.

Membantu potensial sumber

infeksi/pertumbuhan skunder.

Peningkatan suhu terjadi

karena berbagai factor, mis.

infeksi. Identifikasi dini

proses infeksi memungkinkan

terapi yang tepat untuk

dimulai dengan segera.

Pengenalan dini dan

intervensi segera dapat

mencegah progresi pada

situasi/sepsis yang lebih

serius.

kontraksi berkurang).

Tingkatkan istirahat adekuat.

Hindari/batasi prosedur invasive, taati teknik septic.

Membatasi keletihan.

Menurunkan resiko

kontaminai, membatasi entri

portal terhadap agen

infeksius.

DAFTAR PUSTAKA

Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, The

C.V Mosby Company St. Louis, USA.

Barbara Engram (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid II Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Donna D. Ignatavicius (1991), Medical Surgical Nursing: A Nursing Process Approach, WB.

Sauders Company, Philadelphia.

Guyton & Hall (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedoketran

EGC, Jakarta

Marylin E. Doenges (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta.

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad (1994), Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan

Ginekologi FK Unpad, Bandung.

Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta.

Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,

Jakarta.

Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana Asuhan

Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,

Jakarta.

LAPORAN PENDAHULUAN

ABORTUS INCOMPLETE

DI RUANG CEMPAKA RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

Disusun untuk memenuhi Tugas Kepaniteraan Departemen MAternitas

Oleh :

Eka Permata Yuni Wulandari

NIM 135070209111036

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015