laporan pendahuluan surgical

14
LAPORAN PENDAHULUAN DEPARTEMEN SURGICAL ILEUS PARALITIK Oleh: NADIA OKTIFFANY PUTRI NIM. 115070201131017 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: chindy-purbo

Post on 06-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

this is it

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANDEPARTEMEN SURGICALILEUS PARALITIK

Oleh:NADIA OKTIFFANY PUTRINIM. 115070201131017

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG 2015

1. Definisi Ileus Paralitik adalah istilah gawat abdomen atau gawat perut yang menggambarkan keadaan klinis akibat kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama.Ileus Paralitik adalah obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus.Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan dimana usus gagal/ tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya.Ileus paralitik adalah Obstruksi usus karena kelumpuhan otot-otot usus. Kelumpuhan ini menyebabkan otot-otot usus tidak aktif sehingga mencegah lewatnya makanan dan menyebabkan penyumbatan fungsional ususIleus paralitik adalah terjadinya penyumbatan usus tanpa adanya sumbatan fisik yang sebenarnya. Jenis penyumbatan disebabkan oleh kerusakan pada saraf dan otot-otot di usus yang merusak gerakan pencernaan.Ileus paralitik adalah penurunan aktivitas motorik dari saluran GI sebagai penyebab non-mekaniksuatu keadaan akut abdomen berupa kembung (distensi abdomen) karena usus tidak berkontraksi akibat adanya gangguan motilitas. Peristaltik usus dihambat akibat pengaruh toksin atau trauma yang mempengaruhi pengendalian otonom motilitas usus. Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus (Price, 2005).

2. EtiologiAdapun etiologi dari ileus paralitik, antara lain:a. Pembedahan Abdomenb. Tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding ususc. Infeksi: peritonitis, appendicitis, diverticulitisd. Ketidakseimbangan elektrolit, khususnya natriume. Kelainan metabolik yang mempengaruhi fungsi ototf. Obat-obatan yang mempengaruhi motilitas usus (opioid, antikolinergik, fenotiazine)g. Mesenteric ischemia

Kausa ileus paralitik lainnya ialah :Neurologik Pasca operasi Kerusakan medula spinalisMetabolik Gangguan keseimbangan elektrolit (terutama hipokalemia) Komplikasi DMObat-obatan Narkotik Antikolinergik Katekolamin Fenotiasin AntihistaminInfeksi Peritonitis Infeksi sistemik berat lainnya

Penyebab ileus paralitik termasuk ketidakseimbangan elektrolit, gastroenteritis (peradangan atau infeksi lambung atau usus), usus buntu, pankreatitis (radang pankreas), komplikasi bedah, dan obstruksi arteri mesenterika, yang memasok darah ke perut. Obat-obatan tertentu dan obat-obatan, seperti opioid dan obat penenang, dapat menyebabkan ileus dengan memperlambat gerakan peristaltik, kontraksi yang mendorong makanan melalui saluran pencernaan.

Ileus paralitik terjadi setelah operasi perut atau cedera peritoneum atau yang berhubungan dengan pielonefritis parah; batu ureter; ulserasi usus yang luas; keracunan logam berat; porfiria; hematoma retroperitoneal, atau penyakit metabolik yang berat. Penyebab keseluruhan yang paling umum dari obstruksi usus, ileus paralitik dimediasi oleh komponen hormonal dari sistem sympathoadrenal.

3. Tanda dan GejalaGejala awal biasanya berupa nyeri abdomen bagian tengah seperti kram yang cenderung bertambah berat sejalan dengan beratnya obstruksi dan bersifat hilang timbul. Pasien dapat mengeluarkan darah dan mukus, tetapi bukan materi fekal dan tidak terdapat flatus. Pada obstruksi komplet, gelombang peristaltik pada awalnya menjadi sangat keras dan akhirnya berbalik arah dan isi usus terdorong kedepan mulut. Semakin kebawah obstruksi di area gastrointestinal yang terjadi, semakin jelas adanya distensi abdomen. Jika berlanjut terus dan tidak diatasi maka akan terjadi syok hipovolemia akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.

Ileus paralitik ditandai dengan nyeri perut dan distensi, tidak adanya bising usus, kurangnya flatus, mual dan muntah. Mungkin ada demam, ketidakseimbangan elektrolit, dehidrasi Kehilangan cairan dan elektrolit mungkin ekstrim, dan kecuali diganti, kondisi ini dapat menyebabkan hipovolemia, syok, dan kematian.

4. PatofisiologiTerlampir

5. Pemeriksaan penunjangPada ileus paralitik ditegakkan dengan auskultasi abdomen berupasilentabdomen yaitu bising usus menghilang. Pada gambaran foto polos abdomen didapatkan pelebaran udara usus halus atau besar.

Anamnesa

Pada anamnesa ileus paralitik sering ditemukan keluhan distensi dari usus, rasa mual dan dapat disertai muntah. Pasien kadang juga mengeluhkan tidak bisa BAB ataupun flatus, rasa tidak nyaman diperut.

Pemeriksaan fisikInspeksiDapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Pada abdomen harus dilihat adanya distensi, hernia dan massa abdomen. Pada pasien yang kurus tidak terlihat gerakan peristaltik. Palpasi Pada palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun atau nyeri tekan, yang mencakup defence muscular involunter atau rebound dan pembengkakan atau massa yang abnormal untuk mengetahui penyebab ileus. Perkusi Hipertimpani Auskultasi Bising usus lemah atau tidak ada sama sekali (silent abdomen) dan borborigmi

Pemeriksaan penunjangPemeriksaan laboratorium mungkin dapat membantu mencari kausa penyakit. Pemeriksaan yang penting untukdimintakan yaitu leukosit darah, kadar elektrolit. Foto polos abdomen sangat membantu menegakkan diagnosis. Pada ileus paralitik akan ditemukan distensi lambung usus halus dan usus besar memberikan gambaran herring bone, selain itu bila ditemukan air fluid level biasanya berupa suatu gambaran line up (segaris). Hal ini berbeda dengan air fluid level pada ileus obstruktif yang memberikan gambaran stepladder (seperti anak tangga). Apabila dengan pemeriksaan foto polos abdomen masih meragukan adanya suatu obstruksi, dapat dilakukan pemeriksaan foto abdomen dengan mempergunakan kontras yang larut air.

6. Tindakan umum yang dilakukanKonservatif Penderita dirawat di rumah sakit. Kontrol status airway, breathing and circulation. Dekompresi dengan nasogastric tube. Intravenous fluids and electrolyte Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan. Farmakologis Antibiotik broadspectrum untuk bakteri anaerob dan aerob. Analgesik apabila nyeri.Operatif Ileus paralitik tidak dilakukan intervensi bedah kecuali disertai dengan peritonitis. Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastric untuk mencegah sepsis sekunder atau rupture usus. Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil explorasi melalui laparotomi. Pengelolaan ileus paralitik bersifat konservatif dan suportif. Tindakannya berupa dekompresi, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengobati kausa dan penyakit primer dan pemberiaan nutrisi yang adekuat. Untuk dekompresi dilakukan pemasangan pipa nasogastrik. Pemberian cairan, koreksi gangguan elektrolit dan nutrisi parenteral hendaknya diberikan sesuai dengan kebutuhan dan prinsip-prinsip pemberian nutrisi parenteral. Beberapa obat yang dapat dicoba yaitu metoklopramid bermanfaat untuk gastroparesis, sisaprid bermanfaat untuk ileus paralitik pascaoperasi, dan klonidin dilaporkan bermanfaat untuk mengatasi ileus paralitik karena obat-obatan. Neostigmin juga efektif dalam kasus ileus kolon yang tidak berespon setelah pengobatan konservatif. Bila bising usu sudah mulai ada dapat dilakukan test feeding, bila tidak ada retensi,dapat dimulai dengan diit cair kemudian disesuaikan sejalan dengan toleransi ususnya.Dapat juga dilakukan beberapa intervensi sebagai berikut, pasien di tempat tidur dalam posisi Fowler rendah dan tidak ada yang diberikan melalui mulut. Sebuah tabung nasogastrik dapat dimasukkan ke dalam perut dan terhubung ke suction. Karakter drainase GI dipantau pada interval biasanya setiap 2 sampai 4 jam, dan setiap peningkatan atau penurunan jumlah atau perubahan warna atau konsistensi dilaporkan. Bising usus, tekanan darah, denyut nadi, dan respirasi diperiksa setiap 2 sampai 4 jam, atau seperti yang ditunjukkan dalam situasi tertentu, dan suhu rektal biasanya setiap 4 jam. Lingkar perut diukur setidaknya setiap 2 jam, dan peningkatan setiap dilaporkan. Cairan parenteral dengan elektrolit dan obat-obatan untuk mempromosikan peristaltik diberikan seperti yang diperintahkan; intake dan output diukur, dan, jika kurang dari 30 mL urin diekskresikan per jam, dokter diinformasikan. Aktif atau pasif rentang-of-gerakan latihan yang dilakukan setiap 4 jam. Pasien diinstruksikan untuk mencoba untuk menghindari pernapasan mulut karena udara tertelan dapat meningkatkan distensi.7. Asuhan KeperawatanPengkajian 1.Pengkajian Primer a.Airway -Bagaimana kepatenan jalan nafas -Apakah ada sumbatan / penumpukan sekret di jalan nafas? -Bagaimana bunyi nafasnya, apakah ada bunyi nafas tambahan?b.Breathing -Bagaimana pola nafasnya ? Frekuensinya? Kedalaman dan iramanya? -Apakah menggunakan otot bantu pernafasan? -Apakah ada bunyi nafas tambahan? c.Circulation -Bagaimana dengan nadi perifer dan nadi karotis? Kualitas (isi dan tegangan) -Bagaimana Capillary refillnya, apakah ada akral dingin, sianosis atau oliguri? -Apakah ada penurunan kesadaran? -Bagaimana tanda-tanda vitalnya ? TD, N, S, RR, HR?

2.Pengkajian Sekunder Merupakan tahap awal dari pendekatan proses keperawatan dan dilakukan secara sistematika mencakup aspek bio, psiko, sosio, dan spiritual. Langkah awal dari pengkajian ini adalah pengumpulan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan klien dan keluarga.

Adapun lingkup pengkajian yang dilakukan pada klien Ileus Paralitik adalah sebagai berikut :

1. Identitas pasien. Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, alamat, status perkawinan, suku bangsa.

2. Riwayat Keperawatana. Riwayat kesehatan sekarang. Meliputi apa yang dirasakan klien saat pengkajian.b. Riwayat kesehatan masa lalu. Meliputi penyakit yang diderita, apakah sebelumnya pernah sakit sama.c. Riwayat kesehatan keluarga. Meliputi apakah dari keluarga ada yang menderita penyakit yang sama, atau penyakit kronis.

3. Riwayat psikososial dan spiritual. Meliputi pola interaksi, pola pertahanan diri, pola kognitif, pola emosi dan nilai kepercayaan klien.

4. Kondisi lingkungan. Meliputi bagaimana kondisi lingkungan yang mendukung kesehatan klien

5. Pola aktivitas sebelum dan di rumah sakit. Meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, personal hygiene, pola aktivitas sehari hari dan pola aktivitas tidur.

6. Pengkajian fisik. Dilakukan secara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi, yaitu :

a. Inspeksi Perut distensi1) Sistem Penglihatan. Posisi mata simetris atau asimetris, kelopak mata normal atau tidak, pergerakan bola mata normal atau tidak, konjungtiva anemis atau tidak, kornea normal atau tidak, sklera ikterik atau anikterik, pupil isokor atau anisokor, reaksi terhadap otot cahaya baik atau tidak.2) Sistem Pendengaran. Daun telinga, serumen, cairan dalam telinga3) Sistem Pernafasan. Kedalaman pernafasan dalam atau dangkal, ada atau tidak batuk dan pernafasan sesak atau tidak.4) Sistem Hematologi. Ada atau tidak perdarahan, warna kulit5) Sistem Saraf Pusat. Tingkat kesadaran, ada atau tidak peningkatan tekanan intrakranial6) Sistem Pencernaan. Keadaan mulut, gigi, stomatitis, lidah bersih, saliva, warna dan konsistensi feces.7) Sistem Urogenital. Warna BAK8) Sistem Integumen. Turgor kulit, ptechiae, warna kulit, keadaan kulit, keadaan rambut.b. Palpasi1) Sistem Pencernaan. Abdomen, hepar, nyeri tekan di daerah epigastriumc. Auskultasi Mendengarkan bising usus.d. Perkusi Hipertimpani.

Diagnosa Kepewatan1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis penyakitnya.2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.

Rencana Asuhan Keperawatan

NoDpRencana Keperawatan

TujuanIntervensi dan Rasionalisasi

1Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis penyakitnyaSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan rasa nyaman nyeri terpenuhi dengan criteria hasil: Nyeri hilang/ berkuranga. Kaji tingkat nyeri.Rasional: untuk mengetahui seberapa berat rasa nyeri yang dirasakan dan mengetahui pemberian terapi sesuai indikasi.b. Berikan posisi senyaman mungkin.Rasional: Untuk mengurangi rasa nyeri dan memberikan kenyamanan.c. Berikan lingkungan yang nyaman.Rasional: Untuk mendukung tindakan yang telah diberikan guna mengurangi rasa nyeri.d. Kolaborasi dalam pemberian terapi analgetik sesuai indikasi (profenid 3x1 supp).Rasional: Untuk mengurangi rasa nyeri.

2Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktifSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan syok hipovolemik tidak terjadi dengan criteria hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, volume cairan tubuh seimbang, intake cairan tepenuhi.a. Monitor keadaan umum penyimpangan dari keadaan normalnya.Rasional: Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan normalnya.b. Observasi tanda-tanda vital.Rasional: Merupakan acuan untuk mengetauhi keadaan umum pasien.c. Kaji intake dan output cairan.Rasional: Untuk mengetahui keseimbangan cairan.d. Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena.Rasional: Untuk memenuhi keseimbangan cairan.

DAFTAR PUSTAKA

Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Vol 1 Ed 6. Jakarta : EGC, 2005. 450-6Grace and Boeley.2005. Obstruksi Usus dan at a glance Ilmu Bedah edisi 3. Jakarta : EMS.

A, Parswa. Ileus (Paralytic Ileus, Adynamic Ileus). Merck Manual Handbook. 2012.

Sjamsuhidajat, R.; Dahlan, Murnizat; Jusi, Djang. Gawat Abdomen. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Editor: Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. Jakarta: EGC, 2003. Hal: 181-192

Fiedberg, B. and Antillon, M.: Small-Bowel Obstruction. Editor: Vargas, J., Windle, W.L., Li, B.U.K., Schwarz, S., and Altschuler, S. http://www.emedicine.com. Last Updated, June 29, 2004.

Basson, M.D.: Colonic Obstruction. Editor: Ochoa, J.B., Talavera, F., Mechaber, A.J., and Katz, J. http://www.emedicine.com. Last Updated, June 14, 2004