ebs study about surgical waiting room of gbpt dr. soetomo
DESCRIPTION
This is a 47 slides that change my life. My thesis presentation for bachelor degree. The research was based on environtmental behavior studyTRANSCRIPT
Interaksi Ruang Tunggu Operasi denganPerilaku Penggunanya
Studi Kasus: Ruang Tunggu Operasi Gedung Bedah Pusat TerpaduRSU Dr. Soetomo Surabaya
Skripsi
Mehdia Iffah Nailufar0610653031
July 22nd ‘10
BAB IPENDAHULUAN
LatarBelakang
RSU Dr. Soetomo padat pasien
22 Kamar Operasi di GBPT, 6 Kamar di IRD
Setidaknya berlangsung ±40 operasi setiap hari
Ditunjang dengan ruang tunggu yang memberikan
kenyamanan
(Laporan OP GBPT Maret 2010)
Penunggu tidak mengetahui keadaan pasien di dalam R.Operasi
Berbagai perasaan muncul. Cemas, resah, tegang, memikirkan
apakah pasien mendapatkan penanganan yang baik, pasrah dan berharap akan kelancaran
operasi serta kesembuhan pasien bahkan memikirkan biaya operasi.
Menunggu salah satu aspek psikologis
pengunjung RS terutama pasien
•Ruang tunggu keluarga pasien GBPT ada 2 di luar gedung dan
seringkali penuh
•Ruang tunggu pasiensering dipakai penunggu•Tidak terdapat fasilitas yang mendukung kenyamanan pasien seperti rak baca, air minum, telepon umum
• Daerah asal dan budaya penunggu mempengaruhi perilakunya.
•Ruang tunggu GBPT kurang mendukung kenyamanan penunggu
(Greene, 1996)
IdentifikasiMasalah
•Ruang tunggu yang nyaman memfasilitasi penunggu pasien dapat dikaji lebih lanjut
•Budaya dan daerah asal pengunjung mempengaruhi perilaku diperlukan fasilitas yang mewadahi aktivitas
•RSU Dr. Soetomo Surabaya belum mempertimbangkan dengan matang fasilitas yang mengakomodasi penunggu pasien
•Perabot dan fasilitas lain di ruang tunggu operasi perlu diperhatikan untuk mengakomodasi penunggu
RumusanMasalah“ruang tunggu operasi yang mengakomodasi
perilaku penggunanya”
BatasanMasalah•ruang-ruang yang digunakan untuk menunggu di GBPT RSU Dr. Soetomo Surabaya• Ditekankan pada perilaku pengguna ruang tunggu operasi GBPT TujuanPenelitian
Menjelaskan interaksi lingkungan fisik ruang tunggu dengan perilaku penggunanya untuk mengetahui karakteristik lingkungan
fisik ruang tunggu operasi yang mengakomodasi perilaku penunggu pasien operasi pada saat menunggu proses operasi
DefinisiOperasional
ManfaatPenelitian• Pengembangan ilmuArsitektur dan Perilaku•Pertimbangan dalam merancang ruang tunggu operasi•Mendukung kenyamanan pengguna ruang tunggu operasi
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
TinjauanRuangTungguOperasi
Aktivitas menunggumemberikan tekanan. Terjadi di berbagai tempat di rumah sakitmenuntut
kenyamanan ruang tunggu.
Ruang tunggu yang memenuhi standar-standar rumah sakit antara lain: ruang tunggu yang nyaman, tenang, fasilitas yang memadai misalnya televisi, kursi,
air minum dan sebagainya.(Janet Carpman and Myron Grant, 1993)
Untuk mengakomodasikan penunggu, ruang tunggu sebaiknya: berukuran lebih lebar. tempat duduk, perabot yang mendukung.(Janet Carpman and Myron Grant, 1993)
Dalam penelitian perilaku-lingkungan, hubungan perilaku dan lingkungan adalah salah satu unit yang
dipelajari dalam keadaan saling terkait
Informasi terkini keadaan pasien sangat dibutuhkan bagi penunggu pasienruang tunggu dekat dengan ruang perawat atau ruang informasi pasien.
TinjauanRuangTungguOperasi
(www.st.vincenthealth.com. Surgery waiting room. diakses tanggal 04 Maret 2010)Tatanan ruang mempengaruhi perilaku
manusia dalam bersosialisasi. Ruang Sosiopetal dan Ruang Sociofugal adalah
jenis tatanan ruang yang mendukung dan tidaknya aktivitas sosial manusia dalam
membentuk ruang personal.(Laurens, 2004)
TinjauanAkomodasi
Akomodasi berhubungan dengan suatu objek atau rancangan arsitektur definisi dari kata akomodasi yaitu
menyesuaikan, memenuhi kebutuhan, memfasilitasi sesuatu.Pada ruang tunggu dengan tekanan lebih tinggi, bentuk akomodasi ada fasilitas pendukung dengan kenyamanannya termasuk ergonominya.aksesibilitas mudah, lokasi mudah terhubung dengan ruang lain, kedekatan dengan ruang yang memberikan informasi terkini tentang pasien.(Janet Carpman and Myron Grant, 1993)
Manusia membutuhkan tempat atau ruang untuk beristirahat, untuk menghindari tekanan dari
aktivitasnya. Kebutuhan yang paling utama dari orang-orang tersebutsebuah personal space dengan suasana yang tenang, terpisah dengan ruang-
ruang yang padat aktivitas, didukung dengan adanya sesuatu yang natural seperti air, tumbuhan
yang memberikan ketenangan.
(Day, 1990)
TinjauanPerilakuPenggunaBehaviorSetti
ngBehavior setting menurut Roger Barker adalah kombinasi stabil aktivitas dan tempat, terdiri dari:• Pola tetap dari suatu perilaku (a standing pattern of behavior),• Tata lingkungan tertentu (millieu),• Spatio terbentuk berdasarkan pelaku dan aktivitas yang terjadi,• Hubungan kongruen antara pola perilaku dan millieu (synomorphy), • Waktu tertentu (temporal)
(Laurens, 2004)(Barker dalam Lang, 1987)
TinjauanPerilakuPengguna
Kondisi penunggu pasien operasi lebih cemas dibandingkan penunggu pasien rawat jalan.
Kegelisahandiketahui dari tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu.
Gejala tingkah laku misalnya: mondar-mandir sambil menundukkan kepala, memandang jauh ke depan sambil
mengepalkan tangan, duduk termenung sambil memegang kepala, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dll.
Respon psikologis terhadap kecemasan:Perilaku; Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan
tidak ada koordinasi, menarik diri, menghindar
(Freud, 1993)
PenelitianSebelumnya
Penelitian yang berjudul Human-Environment Relationship Study of Waiting Areas in Hospitals oleh Wan Mariah Wan Harun dan Fuziah
Ibrahim dari Universitas Sains Malaysia menjelaskan bagaimana perilaku menunggu mempengaruhi desain ruang tunggu di beberapa ruang tunggu bagian rawat jalan di beberapa rumah sakit di Malaysia
Penelitian oleh beberapa peneliti di University of Utahmengamati perilaku orang-orang yang sedang menunggu di ruang
tunggu rumah sakit melalui observasi dan wawancara.Difokuskan pada ukuran ruang, aktivitas yang terjadi,
elemen yang mendukung aktivitas tersebut dan mengobservasi perilaku pasien di beberapa lobi
ruang-ruang rumah sakit dan hubungannya dengan desain dan lingkungan sekitarnya
BAB IIIMETODE PENELITIAN
RancanganPenelitian
Menggunakan observasi yang menggunakan recording device dengan behavior mapping dipadukan dengan wawancara tidak terstruktur.
Penelitian induktif-deskriptif. fenomenologiMetode yang akan dipakai ini adalah menggunakan studi kasus
LokasiPenelitian
GBPT RSUDr. Soetomo
LokasiPenelitian
FokusPenelitian
Fokus perilaku penunggu, aktivitas apa saja yang dilakukan pada saat menunggu dan bagaimana pengaruh
lingkungan fisik ruang tunggu dan penunjangnya terhadap perilaku penggunanya.
WaktuPenelitianNo. Tanggal Kegiatan
1. Maret 2010 Perijinan (Pengajuan Proposal)
2. Maret 2010 Mengumpulkan data sekunder
3.29 Maret – 19 April 2010
Observasi Setting dan perilaku penggunanya
4. April 2010Wawancara tidak terstruktur dengan pengguna ruang tunggu
5. Mei 2010Analisis interaksi desain ruang tunggu operasi dengan penggunanya
Waktu penelitian untuk pengamatan dilakukan pada hari kerja yaitu hari senin- jum’at. 07.00-16.00
UnitAmatanPenelitian
UnitAnalisisPenelitian
UnitInformasiPenelitian
a. Lingkungan Fisik :ruang-ruang yang dipakai penunggu pasien operasi pada saat dengan mengamati dan menganalisis dimensi, letak,
material tempat duduk, pembatas ruang (dinding, pagar, kaca), jenis, dimensi lantai seta elemen
lainnya.b. PelakuIndividu dan Kelompok, aktivitas menunggu,
waktu.
KarakteristikPelaku Sampel yang diamati tersebut berjumlah 21 orang untuk 12 pengamatan.
No. Pelaku Jumlah Orang
1. Kelompok 2
2. Kelompok 2P + 1W
3. Kelompok 1P + 1W
4. Individu 1
5. Individu 1
6. Kelompok 1P + 1W
7. Kelompok 1P + 1W
8. Kelompok 1P + 1W
9. Individu 1
10. Individu 1
11. Kelompok 1P + 2W
12. Individu 1
Jumlah 21Keterangan:P : PriaW: Wanita
• Tahap Persiapan• Tahap Pengumpulan Data: dokumen Observasi
Metode recording behavior mapping: place centered map dan person centered map serta foto dan video.Wawancara tidak terstruktur• Tahap Pengolahan Data
• Tahap Analisis-Analisis Kondisi Eksisting lokasi penelitian (setting) yang dipilih- Analisis perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan setting- Analisis terhadap kesimpulan yang diperoleh dengan teori
TahapanPenelitian
Peneliti dan Orang (obyek penelitian)
InstrumenPenelitian
BAB IVHASIL dan PEMBAHASAN
HasilPengamatanKondisiFisikObyekPengamatanDeskripsi Fisik Ruang Tunggu Operasi RSU Dr. Soetomo Surabaya
Unit analisis penelitian, area yang digunakan untuk menungguArea untuk menunggu operasi
Ruang Tunggu Dalam Gedung
Ruang Tunggu Keluarga
RuangAdministrasi
RuangPengurusanBerkasPosSatpam/Ruang Informasi
RuangTungguPasien
RuangTunggu Admnistrasi
Ruangkeluar-masukPasien
TerasDepanGBPT
Kantin
ToiletUmum
Ruang Tunggu di Luar Gedung
Koridor
HasilPengamatan Pola Perilaku Penunggu Pasien Operasi
Terjadi berulang-ulang membentuk suatu pola perilaku.
Dari pola perilakudapat dilihat hubungannya dengan kualitas sebuah ruang tunggu
1. Pola satu, tetap berada di dekat area informasi/pos satpam.
PolaPerilakuPenungguSecaraKhusus
2. Pola dua, mencari tempat agak jauh dari namun tetap dekat dari pos informasi.
PolaPerilakuPenungguSecaraUmum
Kembali ke Rawat Inap atau Pulang
Dari analisis data, terdapat dua pola perilaku menunggu pasien operasi, dekat dengan pos
informasi dan agak jauh dari pos informasi dan pada masing-masing pola tersebut terlihat bahwa pada saat menunggu pasien operasi perilakunya
adalah duduk, berdiri dan berjalan yang mempengaruhi sebuah desain ruang tunggu
operasi.
Interaksi Lingkungan Fisik Ruang Tunggu Operasi dengan Perilaku Menunggu Operasi dengan Duduk di Tempat Duduk
Rekomendasi penataan tempat duduk di ruang tunggu berukuran 3x5 m²
Ruang tunggu dekat dengan ruang pasien keluar-masuk operasi, susunan bangku yang
memudahkan mereka segera bergerak pada saat dipanggil dan kenyamanan pada saat menunggu.
Material bersifat natural, model tempat duduk tanpa sekat dan menyatu untuk penunggu yang duduk berkelompok dan menunggu seorang diri
dengan atau tanpa berinteraksi dengan penunggu lain. Ukuran tempat duduk yang lebar
serta pemberian sandaran cukup membantu menenangkan.
Tatanan tempat duduk berhadapan dan memungkinkan untuk tempat duduk berkelompok minimal 2 orang. Bentuk ruang yang mendukung terbentuknya ruang sosiopetal seperti lengkung
dan persegi.
Day, 1990 Harun & Ibrahim, 2008 Freud, 1993 Laurens, 2004
Penunggu duduk di tempat duduk dengan berinteraksi dan melakukan aktivitasnya. Posisi
duduk berubah-ubah dan kadang berpindah tempat.
Interaksi Lingkungan Fisik Ruang Tunggu Operasi dengan Perilaku Menunggu Operasi dengan Duduk di Elemen Selain Tempat Duduk
Penunggu mengubah tempat duduk untuk dapat duduk di lantai
Disediakan beberapa tempat duduk dalam satu bangku pada teras. Ruang khusus untuk
penunggu yang memilih duduk di lantai dengan disediakan alas untuk duduk di bawah dan
fasilitas pendukung lain seperti televisi, rak baca dan air minum. Ruang tersebut tetap dekat
dengan ruang informasi atau disediakan fasilitas pendukung lain seperti pengeras suara untuk
panggilan bagi keluarga pasien operasi.
Day, 1990 Harun & Ibrahim, 2008 Freud, 1993 Laurens, 2004
Interaksi Lingkungan Fisik Ruang Tunggu Operasi dengan Perilaku Menunggu Operasi dengan Berdiri Bersandar
a) Penunggu bersandar pada kolomb) Penunggu bersandar pada pagar
a b
Kekokohan elemen pembatas ruang serta materialnya perlu dipertimbangkan untuk
kemungkinan penunggu yang bersandar pada elemen tersebut. Sebisa mungkin diberi sentuhan
natural untuk mendukung kenyamanan.Dinding koridor difinishing dengan keramik atau material lain yang mudah dibersihkan dan dapat
menjaga kelembaban.Lantai berwarna terang dan menenangkan.
Bertekstur halus namun tidak licin.
Day, 1990 Harun & Ibrahim, 2008 Freud, 1993 Laurens, 2004
Interaksi Lingkungan Fisik Ruang Tunggu Operasi dengan Perilaku Menunggu Operasi dengan Berdiri tanpa Bersandar
a ba) Penunggu melihat keadaan di dalam dari kaca pembatas
b) Penunggu berdiri di teras depan dan melihat ke dalam melalui pintu kaca
Ruang tunggu yang dirancang di luar gedung pasien operasi, menghadap ke dalam gedung atau ruang persiapan operasi atau ruang pasien keluar dari
operasi. Pembatas ruang dalam dengan ruang luar bermaterial kaca dan dekat
dengan pos informasi.Finishing lantai dengan warna-warna ini
menenangkan dan memberikan rasa nyaman tanpa mengganggu pandangan
penunggu dan pengguna yang lain.Peneduh dengan pencahayaan yang cukup.
Day, 1990 Harun & Ibrahim, 2008 Freud, 1993 Laurens, 2004
Interaksi Lingkungan Fisik Ruang Tunggu Operasi dengan Perilaku Menunggu Operasi dengan Berjalan
ke Arah Lebih TenangLantai keramik dengan warna terang dan
bertekstur halus lantai ubin dan tidak licin.Adanya sesuatu yang dapat meminimalisir
ketegangan seperti sesuatu yang natural dapat berupa unsur alam seperti air, tumbuhan atau
finishing dari interior ruang. Elemen air dan tumbuhan dapat diwujudkan dalam adanya taman atau aksesoris elemen arsitektural
penambah interior.Interaksi Lingkungan Fisik Ruang Tunggu Operasi dengan Perilaku Menunggu Operasi dengan Berjalan di
Sekitar Pos InformasiPos Keamanana tidak menjadi satu dengan pos
informasi.Letak pos informasi dengan ruang tunggu
keluarga berdekatan. Letaknya tidak tepat di depan pintu masuk.
Ruang yang cukup luas di sekitar pos informasi diperlukan untuk penunggu beraktivitas di area
tersebut.
1. Jumlah penunggu, baik kelompok maupun individu, turut mempengaruhi perilakunya pada saat menunggu pasien operasi.
2. Budayaperilakudesain sebuah ruang tunggu operasi
3. Perilaku yang terjadi pada pola perilaku menunggu pasien operasi yaitu perilaku menunggu dengan duduk, berdiri dan berjalan.
4. Elemen yang mempengaruhi perilaku menunggu dengan duduk :tempat duduk yang nyaman, ruang lebar, pembatas ruang luar dan ruang dalam bermaterial transparan, tempat duduk dihadapkan ke dalam gedung dan dekat dengan ruang informasi, tempat duduk yang lebar tanpa sekat disusun berhadapan, ada ruang yang mewadahi aktivitas penunggu yang memilih duduk di lantai.
Kesimpulan
5. Elemen yang mempengaruhi perilaku penunggu pada saat berdiri yaitu material pembatas yang keras dengan warna gelap di bagian bawah, lantai dengan tekstur halus namun tidak licin dan dengan warna yang terang, peneduh yang menaungi aktivitas mereka namun tidak bersifat tertutup, adanya unsur natural.
6. Elemen yang mempengaruhi perilaku penunggu pada saat berjalan yaitu lantai dengan tekstur halus namun tidak licin dan ruang cukup lebar di area pos informasi.
Saran
1. Setiap rumah sakit sebaiknya mempertimbangkan dengan matang ruang tunggu khususnya ruang tunggu operasi yang berisi dengan penunggu yang tekanannya lebih tinggi dibandingkan dengan penunggu di ruang lain.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan meneliti lebih dalam mengenai perilaku yang dipengaruhi gender.
Thanks for YourAttention and Appreciation
Daftar Pustaka
Carpman, Janet R. & Grant, Myron A. 1993. Design That Cares, Planning Health
Facilities for Patient and Visitors (2nd Edition). San Fransisco: American Hospital
Publishing.
Day, Christoper. 1990. Places of The Soul: Architecture and Environmental Design as a
Healing Art. The Aquarian Press.
Donald, A. Norman. 2008. The Psychology of Waiting Lines. www.jnd.org
[email protected] (diakses tanggal 25 Februari 2010).
Felix, Ferdinand. Aspek-aspek Psikologi Pasien di RS. Pdf. (diakses tanggal 25
Februari 2010).
Freud, Sigmund. 1993 dalam Gerald Corey, Theory and Practice of Counseling and
Psichotherapy,(terjemahan Mulyarto),IKIP Semarang Press, Semarang 1995.
Daftar Pustaka
Greene, Thomas C., Bell, Paul A., etc. 1996. Environmental Psychology. United
States of America :Harcourt Brace College Publisher.
Groat, Linda & Wang, David. 2002. Architectural Research and Methods. Canada:
John Wiley & Sons, Inc.
Haryadi, Setiawan, B. 1995. Arsitektur Lingkungan dan Perilaku: Suatu pengantar ke
teori, metodologi dan aplikasi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Harun, Wan Mariah Wan & Ibrahim, Fauziah. 2008. Human-Environment
Relationship Study of Waiting Areas in Hospitals. University Sains Malaysia.
Lang, Jon. 1987. Creating Architectural Theory. New York: Van Nostrand Reinhold
Company.
Laurens, Joyce Marcella. 2004. Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta: Grasindo
Daftar Pustaka
Lawson, Bryan. 2001. The Language of Space. Oxford: Architectural Press.
The American Institute of Architects. 2001. Guidelines for Design and Construction
of Hospital and Health Care Facilities. New York, Washington DC.
Unknown researchers University of Utah. Typical Waiting Behaviour. Dalam
Carpman, Janet R. & Grant, Myron A. 1993. Design That Cares, Planning Health
Facilities for Patient and Visitors (2nd Edition). San Fransisco: American Hospital
Publishing.
Zeisel, J. 1981. Inquiry by Design: Tools for Environment Behaviour Research.
Monterey, CA: Brooks/Cole.
www.st.vincenthealth.com. Surgery waiting room. (diakses tanggal 04 Maret 2010).
www.metropolis.infogue.com (diakses tanggal 08 Februari 2010).