laporan pendahuluan pada pasien stroke

18
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN STROKE A. Stroke 1. Definisi Menurut Smeltzer dan Bare, (2002), stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak). Stroke adalah salah satu manifestasi neurologic yang umum yang timbul secara mendadak sebagai akibat adanya gangguan suplai darah ke otak (Anonim,1995). 2. Etiologi Menurut Smeltzer dan Bare (2002), penyebab stroke adalah sebagai berikut : a. Trombosis serebri Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi yang menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesti disekitarnya. Trombosis ini biasanya terjadi pada orang tua yang

Upload: zaki-azki-tigabelas

Post on 02-Aug-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Pada Pasien Stroke

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN STROKE

A. Stroke

1. Definisi

Menurut Smeltzer dan Bare, (2002), stroke adalah kehilangan

fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian

otak). Stroke adalah salah satu manifestasi neurologic yang umum

yang timbul secara mendadak sebagai akibat adanya gangguan suplai

darah ke otak (Anonim,1995).

2. Etiologi

Menurut Smeltzer dan Bare (2002), penyebab stroke adalah

sebagai berikut :

a. Trombosis serebri

Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang

mengalami oklusi yang menyebabkan iskemia jaringan otak yang

dapat menimbulkan edema dan kongesti disekitarnya. Trombosis

ini biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun

tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan

penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemia serebri.

b. Emboli serebri

Emboli serebri merupakan penyumbatan darah otak ke

bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal

dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat system

Page 2: Laporan Pendahuluan Pada Pasien Stroke

arteri serebri. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul

kurang dari 10-30 detik. Beberapa di bawah ini yang dapat

menyebabkan emboli,yaitu : katub-katub jantung yang rusak akibat

penyakit jantung reumatik, infark myocardium, fibrilasi dan

keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan

ventrikel sehingga darah membentuk gumpalan kecil dan sewaktu-

waktu kosong sama sekali mengeluarkan embolus-embolus kecil.

Endocarditis oleh bakteri dan nonbakteri, menyebabkan

terbentuknya gumpalan pada endocardium.

c. Iskemik serebral

Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak)

terutama karena konstriksi ateroma pada arteri yang menyuplai

darah ke otak.

d. Hemorargik serebral

Perdarahan intracranial atau intraserebri meliputi

perdarahan di dalam ruang subarachnoid dan di dalam jaringan

otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena arterosklerosis dan

hepertensi. Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan

perembesan darah ke dalam parenkim otak yang dapat

menyebabkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak

tertekan sehingga terjadi infark otak,edema dan mungkin heniasi

otak.

Page 3: Laporan Pendahuluan Pada Pasien Stroke

3. Patofisiologi

Menurut Zullies Ikawati (2011), berdasarkan klasifikasi Amerikan

Heart Association, terdapat dua macam tipe stroke:

a. Tipe Oklusif atau penyumbatan, disebut juga stroke iskemik adalah

stroke yang disebabkan karena adanya penyumbatan pembuluh

darah.

b. Tipe Hemoragi atau perdarahan adalah stroke yang disebabkan

karena perdarahan intracranial. Stroke hemoragi terdiri dari:

1) Hemoragi Subarachnoid

Terjadi karena darah memasuki daerah subarachnoid

berhubungan dengan trauma, pecahnya aneurism

intracranial, atau rupture of an arteriovenous malformation

(AVM).

2) Hemoragi Intraserebral (pembuluh darah yang pecah dalam

parenkim otak membentuk sebuah hematoma). Tipe

hemoragi ini sangat sering terjadi berhubungan dengan

tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dan kadang

karena pemberian terapi antitrombotik atau terapi

trombolitik.

3) Hematoma Subdural (berkumpulnya darah di bagian bawah

dura, disebabkan umumnya oleh trauma.

Page 4: Laporan Pendahuluan Pada Pasien Stroke

Menurut Zullies Ikawati (2011), Elemen-elemen vasoaktif darah

yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya tekanan perfusi,

menyebabkan neuron-neuron di daerah yang terkena darah dan

sekitarnya tertekan lagi. Jumlah darah yang keluar menentukan

prognosis. Apabila darah yang keluar darah lebih dari 60 cc maka

resiko kematian sebesar 93% pada perdarahan dalam dan 71% pada

perdarahan lebar. Sedangkan bila terjadi perdarahan serebral dengan

volume antara 30-60 cc diperkirakan kematian sebesar 75% tetapi

volume darah 5cc dan terdapat di pons sudah berakibat fatal.

4. Tanda dan Gejala

Menurut Zullies Ikawati (2011), tanda dan gejala stroke adalah

sebagai berikut:

a. Disfungsi neurologic lebih dari satu (multiple), dan penurunan

fungsi tersebut bersifat spesifik ditentukan oleh daerah di otak

yang terkena.

b. Hemi atau monoparesis (kelumpuhan separuh tubuh).

c. Vertigo dan penglihatan yang kabur (double vision), yang

dapat disebabkan oleh sirkulasi posterior yang terlibat

didalamnya.

d. Aphasia (kesulitan melafalkan ucapan dengan jelas), penurunan

lapang pandang visual, dan perubahan tingkat kesadaran.

Page 5: Laporan Pendahuluan Pada Pasien Stroke

5. Faktor resiko

Menurut Suzane dan Brenda (2001) menyebutkan beberapa faktor

resiko stroke antara lain:

a. Hipertensi: faktor resiko utama

b. Penyakit kardiovaskuler: embolisme serebral berasal dari jantung

c. Kolesterol tinggi

d. Obesitas

e. Peningkatan hematokrit meningkatkan resiko infark serebral

f. Diabetes

g. Kontrasepsi oral

h. Merokok

i. Penyalahgunaan obat khususnya kokai.

6. Penatalaksanaan Stroke

Menurut Arif Muttaqin (2008), pada pasien yang mengalami stroke

dapat dilakukan beberapa cara untuk menanganinya. Yaitu dapat

dilakukan hal-hal berikut:

a. Naikkan posisi kepala dan badan bagian atas setinggi 20 -30.

b. Hindarkan pemberian cairan intravena yang berisi glukosa atau

cairan hipotonik.

c. Pemberian osmoterapi yaitu :

Page 6: Laporan Pendahuluan Pada Pasien Stroke

1) Bolus marital 1gr/kg BB dalam 20 -30 menit kemudian

dilanjutkan dengan dosis 0,25 gr/kg BB setiap 6 jam sampai

maksimal 48 jam. Target osmolaritas 300-320 mmol/liter.

2) Gliserol 50% oral 0, 25 - 1gr/kg BB setiap 4 atau 6 jam atau

geiseral 10%. Intravena 10 ml/kg BB dalam 3 -4 jam (untuk

odema cerebri ringan, sedang).

3) Furosemide 1 mg/kg BB intravena.

d. Intubasi dan hiperventilasi terkontrol dengan oksigen hiperbarik

sampai PCO2 = 29-35 mmHg.

e. Tindakan bedah dikompresif perlu dikerjakan apabila terdapat

supra tentoral dengan pergeseran linea mediarea atau cerebral

infark disertai efek rasa.

f. Steroid dianggap kurang menguntungkan untuk terapi udara

cerebral oleh karena disamping menyebabkan hiperglikema juga

naiknya resiko infeksi.

7. Komplikasi

Menurut Smeltzer dan Bare (2002), komplikasi stroke meliputi

hipoksia serebral, penurunan aliran darah serebral, dan luasnya area cidera.

a. Hipoksia Serebral

Diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah adekuat ke otak.

Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan

ke jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan

Page 7: Laporan Pendahuluan Pada Pasien Stroke

hemoglobin serta hematocrit pada tingkat dapat diterima akan

membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.

b. Aliran Darah Serebral

Bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan integritas

pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena) harus

menjamin penurunan viskositas dan memperbaiki aliran darah

serebral.

c. Embolisme Serebral

Dapat terjadi setelah infark miocard atau fibrilasi atrium atau dapat

berasal dari dari katub jantung prostetik. Embolisme akan

menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya menurunkan

aliran darah serebral.

Page 8: Laporan Pendahuluan Pada Pasien Stroke

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE

1. PENGKAJIAN

a. Identitas pasien

b. Riwayat penyakit

1) Keluhan utama masuk rumah sakit

2) Riwayat penyakit sekarang

3) Riwayat penyakit dahulu

c. Pengkajian saat ini

1) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

2) Pola nutrisi

3) Pola eliminasi

4) Pola aktivitas/latihan

5) Pola tidur dan istirahat

6) Pola perseptual

7) Pola peran dan hubungan

8) Pola managemen koping stress

9) System nilai kepercayaan

d. Pemeriksaan fisik

1) TTV (TD,RR,NADI,SUHU)

2) Persyarafan (GCS, pemeriksaan 12 saraf cranial)

3) Endokrin (inspeksi, palpasi)

4) Muskuloskeletal (inspeksi, palpasi )

5) Perkemihan (inspeksi, palpasi)

6) Integument (inspeksi dan palpasi)

Page 9: Laporan Pendahuluan Pada Pasien Stroke

7) Imunitas (inspeksi,palpasi, aukultasi)

8) Kardiovaskuler (inspeksi, palpasi, auskultasi)

e. Pemeriksaan penunjang dan laboratorium

f. Daftar pemberian terapi

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

a. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan

iskemia.

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

gangguan menelan.

c. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. penumpukan sputum

(karena kelemahan, hilangnya refleks batuk)

d. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan

hemiparese/hemiplegia

3. Rencana keperawatan

a. Gangguan perfusi jaringan serebral

Perfusi serebral pasien membaik

Kriteria hasil :

Tingkat kesadaran membaik (GCS meningkat)

fungsi kognitif, memori dan motorik membaik

TIK normal

Tanda-tanda vital stabil

Tidak ada tanda perburukan neurologis

Intervansi keperawatan :

a. Observasi tanda-tanda vital (tiap 6 jam sesuai kondisi pasien)

b. Pantau adanya tanda-tanda penurunan perfusi serebral :GCS,

memori, bahasa respon pupil

c. Pantau intake-output cairan, balance tiap 24 jam

Page 10: Laporan Pendahuluan Pada Pasien Stroke

d. Pertahankan posisi tirah baring pada posisi anatomis atau posisi

kepala tempat tidur 15-30 derajad

e. Kolaborasi:

Beri ogsigen sesuai indikasi

Laboratorium: AGD, gula darah

Penberian terapi sesuai advis

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi

Kriteria hasil :

Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

Berat badan dalam batas normal

Conjungtiva ananemis

Tonus otot baik

Lab: albumin, Hb, BUN dalam batas normal

Intervensi keperawatan :

a. Observasi tanda-tanda vital

b. Kaji factor penyebab yang mempengaruhi kemampuan

menerima makan/minum

c. Hitung kebutuhan nutrisi perhari

d. Catat intake makanan

e. Kolaborasi : Pemeriksaan lab(Hb, Albumin, BUN),

pemasangan NGT, konsul ahli gizi

c. Bersihan jalan nafas tidak efektif

Pasien mampu mempertahankan jalan nafas yang paten.

Kriteria hasil : Bunyi nafas vesikuler RR normal Tidak ada tanda-tanda sianosis dan pucat Tidak ada sputum

Intervensi keperawatan :

Page 11: Laporan Pendahuluan Pada Pasien Stroke

a. Ukur tanda-tanda vital setiap 6 jam

b. Berikan posisi semi fowler sesuai dengan kebutuhan (tidak

bertentangan dgn masalah keperawatan lain)

c. Bila sudah memungkinkan lakukan fisioterapi dada dan latihan

nafas dalam

d. Kolaborasi:

Pemberian ogsigen

Laboratorium: Analisa gas darah, darah lengkap

Pemberian obat sesuai kebutuhan

d. Gangguan mobilitas fisik

Pasien mendemonstrasikan mobilisasi aktif

Kriteria hasil :

Tidak ada kontraktur

kontraksi otot membaik

mobilisasi bertahap

intervensi keperawatan :

a. Pantau tingkat kemampuan mobilisasi klien

b. Pantau kekuatan otot

c. Rubah posisi tiap 2 jam

d. Pasang trochanter roll pada daerah yang lemah

e. Lakukan ROM pasif atau aktif sesuai kemampuan

f. Libatkan keluarga dalam memobilisasi klien

g. Kolaborasi: fisioterapi

4. Prinsip implementasi keperawatan

a. Berdasarkan respon pasien

b. Berdasarkan penggunaan alat yang tersedia

Page 12: Laporan Pendahuluan Pada Pasien Stroke

c. Meningkatakan kemampuan merawat diri sendiri dan self reliance

d. Sesuai dengan standar praktek keperawatan

e. Memiliki dasar hukum

f. Sesuai dengan tanggung jawab praktik keperawatan

g. Kerja sama dengan profesi lain

h. penekanan pada aspek pencegahan dan peningkatan kesehatan

i. Menerapkan metode keperawatan yang paling efektif

j. Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan yang sesuai

k. Mempertahankan factor perubahan lingkungan

l. Meningkatkan peran serta klien asuhan keperawatan pasien

5. Evaluasi

a. Perfusi serebral pasien membaik

b. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi

c. Pasien mampu mempertahankan jalan nafas yang paten

d. Pasien mendemonstrasikan mobilisasi aktif

Page 13: Laporan Pendahuluan Pada Pasien Stroke

Daftar pustaka

Anonim, Asuhan keperawatan pada pasien klien dengan gangguan sistem persyarafan. Pusat pendidikan tenaga kesehatan departemen kesehatan, Jakarta, 1995.

Bustami, Mursyid, dkk. Managemen Komprehensif Stroke, Pustaka Cendakia Pres, Yogyakarta, 2007.

Ikawati, Zullies, Farmakoterapi Penyakit System Saraf Pusat. Bursa Ilmu, 2011

Muttaqin Arif, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan, Salemba Medika, Jakarta, 2008.

Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Breda G,Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddhart. vol 2. Edisi 8. Jakarta. EGC. 2002