laporan pendahuluan konsultan

38
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya UU No. 22 Tahun 1999 mengenai Otonomi Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Penerimaan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, memungkinkan Pemerintah Daerah berpartisipasi mengusahakan dan mengelola kekayaan alam yang berada dalam lingkup wewenang daerahnya untuk meningkatkan kemakmuran rakyat dengan memanfatkan potensi sumberdaya mineral yang ada. Dalam kondisi perekonomian saat ini, sektor pertambangan harus diupayakan secara optimal, guna memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mengelola potensi bahan galian serta potensi sumberdaya geologi lainnya, Pemerintah Daerah harus mempunyai gambaran tentang kondisi geologi dan sebaran bahan galian, baik dalam bentuk peta maupun penjelasannya. Peta Potensi bahan Galian merupakan peta dasar yang sangat penting, bagi pengambangan bahan galian atau bahan tambang di suatu daerah. Untuk melakukan CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 1

Upload: hajar-jak

Post on 17-Feb-2016

244 views

Category:

Documents


50 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan konsultan

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan adanya UU No. 22 Tahun 1999 mengenai Otonomi

Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Penerimaan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, memungkinkan

Pemerintah Daerah berpartisipasi mengusahakan dan mengelola kekayaan

alam yang berada dalam lingkup wewenang daerahnya untuk meningkatkan

kemakmuran rakyat dengan memanfatkan potensi sumberdaya mineral yang

ada. Dalam kondisi perekonomian saat ini, sektor pertambangan harus

diupayakan secara optimal, guna memberikan kontribusi dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mengelola potensi bahan galian serta potensi sumberdaya

geologi lainnya, Pemerintah Daerah harus mempunyai gambaran tentang

kondisi geologi dan sebaran bahan galian, baik dalam bentuk peta maupun

penjelasannya. Peta Potensi bahan Galian merupakan peta dasar yang sangat

penting, bagi pengambangan bahan galian atau bahan tambang di suatu

daerah. Untuk melakukan inventarisasi atau eksplorasi awal, sangat

dibutuhkan informasi melalui Peta Potensi Bahan Galian.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengembangkan

Potensi Bahan Galian di Wilayah Kabupaten Kubu Raya. CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 1

Page 2: Laporan Pendahuluan konsultan

1.3. Sasaran

Hasil pekerjaan ini diharapkan dapat menjadi data dasar sebagai acuan

pengembangan potensi bahan galian di Wilayah Kabupaten Kubu Raya, serta

dapat mewujudkan pengembangan data base Geologi dan Sumber Daya

Mineral.

1.4. Lingkup Kegiatan

Jenis pekerjaan yang akan dilakukan dalam kegiatan ini meliputi:

Pengambilan data geologi (yang meliputi : data litologi, struktur,

stratigrafi dan morfologi)

Membuat Peta Geologi, Peta geomorfologi dan Peta Lokasi Pengamatan

Ploting Lokasi Pengambilan Sampel Batuan (untuk keperluan

pengembangan data base) dengan skala 1 : 250.000.

Membuat Penampang Stratigrafi terukur guna mengetahui sejarah

geologi dan posisi stratigrafinya.

Melakukan sampling batuan (berikut diskripsinya) yang representatif

dan dapat mewakili Formasi maupun Satuan batuan yang ada.

Melakukan analisa laboratorium yaitu : Analisa Petrografi, Paleontologi

dan analisa - analisa penunjang bila perlu dilakukan (seperti kalsimetri,

Geokimia, dll).

Membuat executive summary hasil penelitian.

Mengemas seluruh Peta dan kajian dalam program digitasi.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 2

Page 3: Laporan Pendahuluan konsultan

Mengumpulkan sample batuan/bahan galian pada kondisi yang

mewakili serta deskripsinya untuk keperluan eksplorasi dan penyajian

informasi riel

mengenai jenis batuan, bahan galian, gambarann potensi ekonomisnya serta

gambaran potensi cadangan yang ada guna keperluan pengembangan

ekonomi daerah.

1.5. Lokasi Kegiatan

Kegiatan penelitian meliputi empat kecamatan, yaitu Kecamatan

Batuampar, Kecamatan Kubu, Kecamatan, Teluk Pakedai, dan kecamatan

Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Propinsi Kalimantan Barat.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 3

Page 4: Laporan Pendahuluan konsultan

PROPINSI KALIMANTAN BARAT

KABUPATEN KUBU RAYA

Gambar 1.1. Peta Lokasi daerah penelitian

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 4

Page 5: Laporan Pendahuluan konsultan

BAB 2 METODOLOGI

2.1. Tahap Penelitian

Pekerjaan dilaksanakan dalam beberapa tahap. Mulai dari pekerjaan

persiapan, pekerjaan lapangan (pemetaan), pekerjaan laboratorium dan

studio hingga pembuatan laporan.

2.1.1. Pekerjaan Persiapan dan Survey Awal

Persiapan pekerjaan mencakup penyiapan segala keperluan yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan. Seperti antara lain;

pengumpulan data sekunder dan pustaka,

penyiapan alat dan bahan,

pembentukan tim kerja serta koordinasi lapangan,

serta peninjauan lapangan pendahuluan atau survey lokasi.

Peninjauan lapangan pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan

gambaran kondisi lapangan yang akan dipetakan .

2.1.2. Pekerjaan Pemetaan Geologi dan Bahan Galian

Pemetaan geologi dan bahan galian yang dilakukan adalah berjalan

dan atau menggunakan kendaraan, baik di darat maupun sungai dengan

peralatan palu dan kompas geologi serta alat Global Positioning System

(GPS). Dalam pemetaan ini digunakan peta topografi yang dikeluarkan oleh CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 5

Page 6: Laporan Pendahuluan konsultan

Bakosurtanal, yang telah dilakukan modifikasi. Pekerjaan ini meliputi

pencatatan dan pengukuran unsur geologi yang tersingkap dipermukaan

serta sebaran bahan galian, diantaranya:

Semua titik lokasi pengukuran dan pengambilan contoh dilapangan

diukur dengan menggunakan alat GPS dan diplot dalam peta

topografi dengan skala 1 : 250.000.

Mencatat dan melakukan pemerian jenis batuan, mencakup tekstur

dan komposisi batuan, dengan menggunakan bantuan kaca

pembesar.

Mencatat kedudukan (jurus dan kemiringan) lapisan batuan,

kedudukan kekar, kedudukan urat kuarsa, maupun sesar yang

berkembang.

Mencatat sebaran semua bahan galian, memperkirakan

kuantitasnya dan kualitasnya.

Pengambilan contoh batuan dilakukan dengan tujuan untuk bahan

uji laboratorium. Metode pelaksanaan pengambilan contoh

dilakukan pengambilan di permukaan dengan menggunakan palu

geologi.

2.1.3. Pekerjaan Laboratorium dan Studio

Analisis laboratorium secara fisik, kimia dan mineralogi/petrografi

terhadap contoh/sampel.

Analisa petrografi untuk mengetahui komposisi mineralogi pada

batuan, baik primer maupun ubahan dengan menggunakan contoh

preparasi sayatan tipis di bawah pengamatan mikroskop polarisasi.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 6

Page 7: Laporan Pendahuluan konsultan

Analisa kimia dilakukan dengan metode Atomic Absorbtion

Spectophotometry (AAS), untuk analisa beberapa unsur utama.

Analisa fisik tergantung pada batuan yang dapat dikembangkan

sebagai bahan galian, diantaranya analisa kuat tekan dan analisa

keausan batuan.

Pekerjaan studio merupakan pekerjaan yang dilakukan di luar

laboratorium seperti analisa struktur, pengambaran peta, digitasi peta,

maupun analisa data.

Penggambaran peta geologi dengan skala 1 : 250.000. dan digitasi

dengan program Arc View atau AutoCad

Kompilasi dan analisis data yang didapatkan selama pekerjaan

pemetaan lapangan maupun data laboratorium.

Melakukan kajian pemanfaatan bahan galian.

Tabel 2.1. Jadual rencana kegiatan peneliti

No. URAIAN KEGIATAN TAHUN 2009Bln 1 Bln 2 Bln 3 Bln 4

1. Persiapan dan Survey Awal Kajian referensi Pengadaan bahan dan

peralatan Koordinasi lapangan dan

mobilisasi peralatan Survey Tinjau/Awal

2. Laporan Pendahuluan3. Pekerjaan pemetaan dan

pengukuran

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 7

Page 8: Laporan Pendahuluan konsultan

Pemetaan geologi dan bahan galian

Pengambilan conto/sampel

4. Pekerjaan Lab. Dan Studio Analisis laboratorium Penggambaran peta

potensi Kompilasi data dan analisis

data. Melakukan kajian

pemanfaatan bahan galian6. Draft Laporan Akhir7. Paparan dan Diskusi8. Laporan Akhir

2.1.4. Pelaporan

Laporan pendahuluan

Laporan dibuat singkat, memuat tentang Pendahuluan, Metode dan

Tahapan Penelitian, Peralatan dan Instrumen yang digunakan, Ruang Lingkup

pekerjaan, Peneliti Terdahulu, Schedule Pelaksanaan Kegiatan, Tim Pelaksana

dan Keahliannya.

Laporan ini diserahkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender

terhitung semenjak ditanda tanganinya Surat Perintah Kerja. Laporan ini

disertai dengan Berita Acara I.

Draft laporan Akhir

Draft laporan akhir ini harus memperbaiki hal-hal yang tertuang pada

berita acara I. Draft laporan ini diserahkan dan dipresentasikan paling lambat

90 (sembilan puluh) hari kalender semenjak ditandatanganinya Surat Perintah

Kerja.

Draft laporan akhir ini mencakup tentang :

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 8

Page 9: Laporan Pendahuluan konsultan

Laporan Pendahuluan berikut seluruh kegiatan dalam ruang lingkup

pekerjaan serta hasil analisa laboratorium.

Hasil pengambilan data selama Pemetaan Geologi dan Bahan

Galian.

Hasil ploting lokasi pengambilan sampel batuan.

Hasil analisa laboratorium dari sampel batuan yang representatif

Peta Sebaran Bahan Galian dengan skala 1 : 250.000.

Draft laporan akhir ini dibuat dalam 10 bendel.

Hasil pembahasan draft laporan ini digunakan untuk bahan

penyempurnaan laporan akhir.

Hasil persentasi dan pembahasan draft laporan akhir ini dituangkan

dalam Berita Acara II.

Laporan Akhir

Laporan ini diserahkan sebnayak 10 eksemplar selambat-lambatnya

120 (seratus dua puluh) hari kalender semenjak ditandatanganinya Surat

Perintah Kerja. Laporan akhir ini merupakan perbaikan dari Draft laporan

akhir dan dibuat dengan memperhatikan hal-hal yang tercantum dalam Berita

Acara II . Laporan akhir ini disertai dengan hard copy dan peta-peta hasil

penelitian yang dikemas dalam bentuk CD. Laporan Akhir ini disertai dengan

Berita Acara Serah Terima.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 9

Page 10: Laporan Pendahuluan konsultan

BAB 3 KONDISI UMUM

3.1. Wilayah AdministrasiSecara geografis kedudukan Kabupaten Kubu Raya berada di

antara garis 108°35’ – 109°58’ BT 0°44’ LU – 1°01’ LS. Karakter

fisik wilayah terdiri dari daerah daratan dan pulau-pulau pesisir

yang memiliki lautan.

Wilayah administratif Kabupaten Kubu Raya meliputi

9(Sembilan) Kecamatan, 106 Desa dan 401 Dusun. Kecamatan

terluas adalah Kecamatan Batu Ampar dengan luas 2.002,70 Km 2

atau 28,67% dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Kubu Raya

sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Rasau Jaya dengan

luas sebesar 111,07 Km 2 atau sekitar 1,59% total wilayah

Kabupaten Kubu Raya. Daerah penelitian meliputi wilayah 4

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 10

Page 11: Laporan Pendahuluan konsultan

kecamatan, masing-masing, Kecamatan Sungau Kakap, Kecamatan

Tleuk Pakedai, Kecamatan Kubu, dan Kecamatan Batuampar .

Tabel 3.1Luas Wilayah Administratif Kabupaten Kubu Raya

NO KecamatanLuas

Wilayah(Km2)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/Km2 )Desa Dusun

1 Batu Ampar 2.002,70 19 14 512 Kubu 1.211,60 32 19 663 Teluk Pakedai 291,90 74 14 464 Sungai Kakap 453,13 201 12 485 Terentang 786,40 14 9 256 Rasau Jaya 111,07 210 6 247 Sungai Raya 929,30 204 14 238 Sungai Ambawang 726,10 93 13 599 Kuala Mandor B 473,00 55 5 59Kab. Kubu Raya 6.985,20 73 106 401

Kompilasi Data : Kabupaten Pontianak Dalam Angka tahun 2005

Beberapa desa dan dusun di daerah penelitian terletak di pulau

– pulau kecil yang tersebar di beberapa kecamatan di

Kabupaten Kubu Raya.

Tabel 3.2Desa Dan Pulau Terpencil Di Kabupaten Kubu Raya

NO KECAMATAN DESA DUSUN

1 Batu Ampar 5 132 Kubu 1 2

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 11

Page 12: Laporan Pendahuluan konsultan

3 Teluk Pakedai 3 104 Sungai Kakap 2 6

Kompilasi Data : Kabupaten Pontianak Dalam Angka Tahun 2005

3.2. Topografi

Kabupaten Kubu Raya merupakan daerah dataran yang

relatif datar dengan kemiringan lahan 0 – 3 % seluas 792.320 Ha,

daerah lereng 3 – 15 % seluas 7.205 Ha dan kelerengan diatas 40

% seluas 850 Ha. Luas wilayah lautannya seluas 2.197 Km 2 dari

keseluruhan luas wilayah kabupaten, yaitu 6.982,20 Km 2, yang

terdiri dari 1.630,68 Km 2 Luas.

Wilayah Kubu Raya tersusun dari Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS

Kapuas pada bagian hilir, sehingga banyak hasil-hasil alam dari wilayah hulu

sungai kapuas yang bermuara di wilayah kabupaten Kubu Raya. Hal ini

memungkinkan berkembangnya industri-industri pengolah dari berbagai

komoditas hasil alam Kalimantan Barat di wilayah Kabupaten Kubu Raya di

sepanjang sungai Kapuas

Kabupaten Kubu Raya memiliki pulau-pulau kecil di wilayah pesisir

kelautan. Jumlah Pulau kecil di Kabupaten Kubu Raya mencapai 39 pulau.

Pulau – pulau tersebut rata-rata dihuni oleh penduduk yang berprofesi

sebagai nelayan. Keberadaan penduduk di pulau-pulau kecil tersebut sangat

jauh dari akses pelayanan publik yang disebabkan oleh tidak meratanya

pembangunan hingga ke daerah – daerah pelosok.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 12

Page 13: Laporan Pendahuluan konsultan

3.3. Iklim

Data statistik menunjukan hari hujan tertinggi setahun di

Kabupaten Kubu Raya berada di Kecamatan Kubu (174 hari) dan

curah hujan terendah di Kecamatan Sungai Kakap (65 hari).

Tingginya intensitas curah hujan per tahunan akan sangat

berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Rata-rata bulanan

curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Nopember sedangkan

curah hujan terendah terjadi di bulan Maret.

3.4. PendudukJumlah penduduk Kabupaten Kubu Raya berasal dari Kantor PMD

Kabupaten Kubu Raya Tahun 2008 mencapai 506.380 jiwa. Jumlah penduduk

laki-laki mencapai 258.839 jiwa dan penduduk perempuan mencapai 247.541

jiwa. Sebagian besar penduduk Kabupaten Kubu Raya berada pada usia

produktif.

Tabel 3.3Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

NO Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 51 Batu Ampar 19.487 17.895 37.3823 Kubu 20.162 18.724 38.8864 Teluk Pakedai 11.082 10.633 21.7155 Sungai Kakap 45.863 45.061 90.924

Sumber :Profil Desa, Kantor PMD Kabupaten Kubu Raya Tahun 2008

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 13

Page 14: Laporan Pendahuluan konsultan

3.5. Geologi Regional

Interpretasi mengenai kondisi geologi dan fisiografi merupakan

pendekatan untuk menilai potensi fisik lahan yang diperlukandalam suatu

perencanaan penggunaan lahan. Hasil interpretasi diharapkan dapat

memberikan arahan bagi pengembangan suatu wilayah serta mengantisipasi

segala permasalahannya.

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Pontianak / Nanga Taman ( Pieters

dan Sanyoto, 1993) secara geologis daerah Kubu Raya hamper seluruhnya

terdiri dari endapan alluvial, pasang surut, danau, rawa dan undak.

Berdasarkan posisinya, seluruh areal studi terletak pada formasi Aluvium dan

Endapan rawa ( Qa) yang merupakan formasi paling muda berumur Quarter.

Formasi ini terdiri dari kerikil, pasir, lanau, lumpur dan gambut. Endapan ini

menutupi dataran alluvial dan pasang surut di bagian barat, lembah sungai

Kapuas dan lembah-lembah sungai besar lainnya yang mengalir ke terrain

perbukitan yang terpotong-potong dank e dalam dataran alluvial.

Bagian barat dan selatan terdiri dari endapan-endapan laut dan sungai baru

berumur paling muda dan menempati seluruh zona pertanian bagian barat

Kubu Raya. Zona pantai terdiri dari cekungan liat yang tertutup oleh rawa-

rawa gambut dan dilintasi danau-danau dangkal dan paya-paya/rawa yang

terkena banjir secara periodic yang berada diantara teras-teras tertutup

gambut.

3.5.1. Fisiografi

Setengah bagian barat dari PONTIANAK/NANGATAMAN (sebelah barat

garis bujur 110⁰ BT) dicirikan oleh rawa-rawa sungai dan dataran pasang

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 14

Page 15: Laporan Pendahuluan konsultan

surut yang sangat luas. Hanya dibeberapa tempat ditempati oleh

“inselbergs”. Endapan-endapan lumpuran di bawah dataran tersebut

terutama berasal dari S. Kapuas yang luasnya sekitar 95.000 Km2 (termasuk

di dalamnya adalah S. Melawi). Setengah bagian timur daerah Lembar

terdapat bukit-bukit dan setempat pegunungan rendah yang membentuk kaki

bukit pegunungan Schwaner di timur dan tenggara. Daerah-daerah yang

terangkat di aliri oleh cabang-cabang S. Kapuas kearah utara dan barat dan

oleh sungai-sungai yang mengalir ke baratdaya sampai selatan dengan

sungai-sungai besarnya (dari barat ke timur) S. Kualan, S. Semandung, S.

Laur dan S. Keriyau (Gb. 1) Batas air utama yang membagi sungai-sungai

tersebut menjadi dua sistem aliran, mengalir relatif tenggara.

3.5.2. Stratigrafi

Pembagian stratigrafi dari tua ke muda adalah sebagai berikut:

Batuan Malihan Pinoh (Pz TRp)

Penyebaran satuan batuan ini tersingkap tidak menerus dari

TUMBANGHIRAM melalui NANGAPINOH ke utara tengah NANGATAMAN dan

setempat di perbukitan hingga pegunungan sepanjang bagian utama selatan

daripada S. Kapuas. Didaerah aliran S. Keriau, sedikit tersingkap di bagian

utara sungai Kapuas bagian barat dan timur Desa Tayan. Satuan ini

kebanyakan terdiri dari selang-seling, setempat gampingan metapelit dan

metasamit berukuran halus, kaya akan kuarsa dan jarang terdapat sisipan

menengah sampai mafik metavolkanik. Batuan-batuan ini secara regional

telah termalihkan, terdeformasi kuat, dan kemudian termalihkan secara

termal. Adanya sisa-sisa staurolite dan garnet secara bersamaan dengan CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 15

Page 16: Laporan Pendahuluan konsultan

upatan kuat dan bidang sumbu belahannya menunjukkan tekanan menengah

dan temperaturnya rendah – sedang kondisinya adalah tipe malihan regional

dan deformasi. Pengumpulan mineral-mineral dan tidak adanya pengarahan

struktur titik menunjukkan ke tekanan rendah dan metamorphism

temperature menengah – tinggi dengan lelehan sebagian setempat untuk

metamorfisma termal. Kemajuan bertambah dalam jenjang metamorfik kea

rah sentuh terobosan dari Tonalit Sepauk (dan granit Laur), dan setempat

terjadinya migmatit terdapat di sekelilingnya. Ini menunjukkan bahwa

metamorfisma pada awal Jaman Kapur.

Umur pengendapan, deformasi dan metamorfisma tidak dapat di

pastikan. Di Ketapang, ke arah selatan, batuan-batuan yang di petakan

sebagai batuan Malihan Pinoh ditutupi oleh Komplek Ketapang yang pollen

dan spora berumur Albian Akhir-Cenomian (Haile, 1973). Diutara S. Kapuas

dekat desa Tayan, satuan-satuan tersebut terdiri dari lipatan kuat, sebagian

pelite karbonan berderajat rendah dan psamit halus, mirip Kelompok

Balaisebut yang berumur Karbon Akhir sampai Trias? Yang tersingkap

sepenjang 70 km ke arah timur laut di SANGGAU dan metasedimen berumur

sebelum Karbon Akhir di Serawak Barat. Umur kelompok Balaisebut itu sendiri

(berdasarkan fosil fusulinida dan sisa-sisa tumbuhan) telah diperiksa oleh

Zeijlmans van Emmichoven (1939). Sayangnya hasil penelitian berikutnya.

Jika batuan malihan Pinoh dan kelompok Balaisebut seumur,maka fase utama

deformasi regional dan metamorfisma harus terjadi sebelum jaman Trias

Akhir, sebab di SANGGAU batuan sedimen dan gunungapi penutupnya

terdeformasi lemah sampai sedang berumur Trias-Jura Awal yang ditandai

oleh suatu ketidak selarasan menyudut.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 16

Page 17: Laporan Pendahuluan konsultan

Granit Laur (Kll)

Penyebarannya berarah barat-baratlaut di bagian tenggara semakin

kecil dan singkapannya tidak menerus di lajur sejajarnya di utara. Hubungan

stratigrafi dengan Tonalit Sepauk sentuhnya berangsur dan setempat

tersesarkan. Ditutupi oleh batupasir Kempari dan Batuan Gunungapi Kerabai,

diterobos oleh Batuan Gunungapi Kerabai berupa retas, Dengan batuan

Granit Sukadana sentuhnya berupa sesar. Kemungkinan comagmatik dengan

batuan Tonalit Sepauk.

Tonalit Sepauk dan Granit Laur merupakan magmatisme yang terbentuk pada

Kapur Awal. Beberapa observasi menunjukkan bahwa Tonalit Sepauk dan

Granit Laur menempati kedalaman antara 7 – 12 Km ( tingkat kerak

menengah ), bukti pelarutan sebagian dan adanya mineral-mineral

metamorfik temperature tinggi di batuan induk, sentuh bertingkat dan

langsung dengan batuan induk. Besarnya tubuh granit dan koefisien oksidasi

granit.

Tonalit Sepauk (Kls)

Tersebar di bagian timur. Satuan ini menerobos Batuan Pinoh,

trafkontaknya terhadap Granit Laur berangsur dan setempat tersesarkan.

Diterobos oleh Granit Sukadana, Gabro Biwa, dan retas Gunungapi Kerabai

dan ditutupi oleh batu Gunungapi Kerabai dan Formasi Tebidah. Granit lajur

menengah dengan beberapa bukti magma “stoping” kemungkinan ada tiga

mekanisme formasi granit; “unrestite mixing, magma mixing dan

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 17

Page 18: Laporan Pendahuluan konsultan

fractionation”. Lingkungan tektonik busur magmatis tepi kontinen

membentuk lajur tunjaman dengan kemiringannya ke arah selatan.

Granit Sukadana, (Kus)

Tersebar di selatan antara S. Semandang dan S. Laur, di ujung

tenggara dan singkapan-singkapan yang terpisahkan termasuk “inselberg”,

naik di atas dataran pasang-surut, di bagian barat dan membentuk pulau-

pulau di Laut Cina Selatan. Satuan ini menerobos Tonalit Sepauk, dalam

kontak sesar dengan Granit Laur dan Batupasir Kempari, satuan ini juga

bersentuhan dengan Batuan Gunungapi Kerabai baik secara terobosan

maupun stratigrafi dan setempat dikontrol sesar, terobosannya berupa retas

paling tidak sebagian sebagai bukti hubungannya dengan Batuan Gunungapi

Kerabai, kemungkinan besar comagmatik. Umur isotop (K-Ar, Rb-Sr dan U-Pb

pada zircon) dimana semua contoh berasal dari Ketapang dan Kendawangan

menunjukan Kapur Akhir. Keberadaanya berada pada tingkat kerak tinggi.

Granit tipe I, tetapi beberapa juga menunjukan granit tipe A. Lingkungan

tektonik dari magmatis tepian benua dihubungkan dengan tunjaman, dan

pemekaran benua atau extensional tectonics.

Gabro Biwa (Kub)

Singkapan-singkapan dari satuan ini tersebar di sabuk searah baratlaut

antara bagian utara dan timur tengah dari Lembar. Satuan ini menerobos

Tonalit Sepauk dan ditutupi oleh Formasi Tebidah. Satu contoh batuan yang

ditarikhan berdasarkan K-Ar menunjukan 88.0 atau 3,6 juta tahu (dihitung

kembali menurut konstanta kerusakan IUGS oleh Haile drr, 1977).

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 18

Page 19: Laporan Pendahuluan konsultan

Batupasir Kempari (Kuke)

Satuan ini mempunyai ketebalan hingga 50 m dimana lokasinya berada di

dekat perpotongan Sungai Laur dan Sungai Kempari, selatan Gunung Juring

dan tersebar di sekitar Teluk Nuri di baratdaya. Satuan ini terletak di bawah

dan kemungkinan menjemari dengan Batuan Gunungapi Kerabai dan terletak

di atas Granit Laur. Kontak satuan ini dengan Granit Sukadana berupa sesar.

Secara tentatif satuan ini di samakan dengan batuan-batuan Komplek

Ketapang berumur Albian Akhir sampai Cenomian yang mengacu dari lamur

pollen dan spora (Haile, 1973).

Batuan Gunungapi Kerabai (Kuk)

Satuan ini mempunyai tebal kurang lebih mencapai 500 m dan

penyebarannya meliputi di bagian tenggara hingga selatan bagian tengah

dan di sepanjang Teluk Nuri dan Selat Padangtikar. Batuan Gunungapi

Kerabai ini tidak selaras diatas Granit Laur, Malihan Pinoh dan kemungkinan

Tonalit Sepauk, menindih serta menjemari terhadap satuan Batupasir

Kempari. Dengan Granit Sukadana dihubungkan dengan kontak akibat

adanya sesar dan stratigrafi. Satuan ini diterobos oleh Terobosan Sintang.

Secara kimiawi batuan-batuan Gunungapi Kerabai dan Granit Sukadana

adalah ‘comagmatic’. Tiga contoh batuan retas yang telah ditarikh K-Ar

menunjukan kisaran umur antara 65-75 juta tahun . Umumnya kegiatan

gunungapi bawah permukaan terutama batuan-batuan gunungapi K-calk-

alkalin menengah yang paling berhubungan dengan rendahnya tunjaman

bersudut rendah. Batuan gunung api soshonitic sampai perubahan alkalin

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 19

Page 20: Laporan Pendahuluan konsultan

mungkin mewakili pencerminan pertama magmatizma yang berhubungan

dengan pemekaran.

Formasi Tebidah (Tot)

Formasi ini mempunyai ketebalan hingga 500 m yang penyebarannya

berada di timurlaut. Formasi ini tidak selaras di atas Batuan Malihan Pinoh,

Tonalit Sepauk, Ganit Laur dan Gabro Biwa. Mempunyai hubungan selaras

semu dibawah Batupasir Sekayam dan di terobos oleh Terobosan Sintang di

Nangapinoh dan Sanggau. Lingkungan pengendapannya yaitu alluvium

sampai litoral, kemungkinan delta dan lagun. Daerah sumber mungkin

mempunyai jalur orogen ke utara (rijang, gunungapi, dan kepingan batuan

sedimen) dan terangkat pada alas kristalin ke selatan (kepingan batuan

malihan dan granit, serta feldspar).

Batupasir Sekayam ( Tos )

Satuan batupasir ini penyebarannya berada di bagian atas Kelompok

Melawi. Hubungan antara batupasir Sekayam dengan Formasi Tebidah adalah

adanya ketidakselarasan semu. Kemudian diterobos oleh Batuan Terobosan

Sintang di NANGAPOH dan SANGGAU. Satuan yang merupakan Cekungan

Melawi ini endapannya menerus hingga Oligosen Awal. Stock, sumbat-sumbat

dan terobosan-terobosan kecil selain Terobosan Sintang terjadi dalam suatu

lajur selebar 150 Km dan panjangnya lebih kurang 800 Km membentang dari

Kalimantan Barat hingga Timur.

Batuan Terobosan Sintang ( Toms)

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 20

Page 21: Laporan Pendahuluan konsultan

Berupa sumbat-sumbat yang berada di S. Semandang dan S. Laur di

selatan. Menerobos Batuan Gunungapi Kerabai. Litologi dari satuan tersebut

adalah dasit porfiritic dan andesit, fenokris terdiri dari : plagioklas ( oligoklas),

K-feldspar dan biotit, masadasar mikrokristalin-berbutir sangat halus, terdiri

dari feldspar, klorit dan kuarsa, inklusi bagian-bagian batuan subvolkanik.

Berdasarkan radiodating umur K-Ar dari contoh-contoh yang dikumpulkan

oleh IAGMP di daerah Lembar lain menunjukkan umur 16 – 30 Ma. Sumbat-

sumbat tipe I tingkat tinggi berada di lingkungan tektonik tunjaman

kemudian.

Endapan Talus ( Qs)

Dengan ketebalan < 10 m satuan ini berada di tepi selatan Lembar

PONTIANAK/NANGATAMAN. Andapan Kuarter ini menutupi Satuan Gunungapi

Kerabai dan Batuan Terobosan Sintang.

Endapan alluvial, pasang surut, danau, rawa dan undak ( Qa)

Endapan dataran alluvial dan pasang-surut di bagian barat setengah

dari daerah lembar PONTIANAK. Secara fisik endapan berupa lumpur, pasir,

kerakal dan sisa-sisa tumbuhan terbentuk pada umur Kuarter.Dataran alluvial

sepanjang pantai S. Kapuas dan sungai besar yang aliran kearah selatan,

endapan undak dekat S. Kapuas di utara desa Tayan.

3.5.3. Struktur Geologi dan Tektonik

Fase-fase utama deformasi atau metamorfisma adalah :

- Deformasi dan metamorfisma regional jaman Perm- JuraCV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 21

Page 22: Laporan Pendahuluan konsultan

- Metamorfisma termal pada jaman Kapur Awal

- Pengangkatan regional dan pensesaran ekstensional pada jaman

Kapur Akhir

- Penekukan kerak pada jaman Eosen Akhir – Oligosen

- Pengangkatan dan pensesaran pada jaman Oligosen Akhir –

Miosen

Orogenesa utama menimbulkan deformasi tekanan dan metamorfisma

regional daripada Batuan Malihan Pinoh yang mungkin terjadi pada jaman

Perm dan Trias Akhir. Kebanyakan struktur-struktur ini terjadi di

NANGATAMAN telah diperkuat atau sudah hilang jejaknya karena mengalami

metamorfisma termal pada Kapur Awal. Selanjutnya di sekitar Desa Tayan,

terutama di utara S. Kapuas efek fase kedua metamorfisma hanya sedikit

sekali, dan filit, batusabak dan kuarsit di daerah ini secara komposisi dan

struktur mirip dengan metasedimen Kelompok Balaisebut di SANGGAU yang

berumur Karbon Atas – Perm Bawah ( Supriatna drr, 1993). Kedua

metasedimen tersebut terdeformasi kuat dan sumbu-sumbu lipatannya curam

sampai terbalik yang menyatu dengan bidang sumbu dan setempat dengan

bidang belah sekunder. Tingkat metamorfismanya rendah hingga menengah

dan mineral-mineral tingkat paling tinggi yang terawetkan adalah Staurolit

dan garnet.

Keberadaan granit Kapur Bawah dari Batolit Schwaner disertai oleh

metamorfisma termal dan setempat terjadinya migmatit menunjukkan bahwa

naiknya temperature cukup tinggi untuk melelehkan sebagian. Fase ini

mendidih pada fase metamorfisma regional yang lebih tua dan menjelaskan

kisaran luas dari tekstur metamorfiknya dalam Batuan Malihan Pinoh yakni CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 22

Page 23: Laporan Pendahuluan konsultan

dari batu tanduk sampai batusabak dan filit, skis serta gneiss. Dekat dengan

sentuh metamorfik atau migmatit, granit dari Tonalit Sepauk biasanya

terfoliasi dan sebagian terkristalkan kembali. Struktur-struktur yang sejajar

dengan foliasi granit, migmatit dan metamorfik cenderung selaras dan

peralihan dari tubuh terobosan ke batuan induk adalah berangsur dan sulit

dipetakan. Umur berdasarkan K-Ar dari biotit dalam granit padu mempunyai

kisaran yang sama. Oleh karena itu terobosan bukanlah suatu petunjuk

pemanasan kembali setelah batuan tersebut terbentuk.

Berbeda dengan batuan diatas, sumbat-sumbat dan stock Granit

Sukadana dan Gabro Biwa mempunyai sentuh tajam dan tidak selaras dengan

batuan induk dan tidak berfoliasi. Metamorfisma kontak / sentuh terbatas

pada lajur-lajur yang dekat. Terjadinya sekumpulan retas bersama dengan

kekhasan kimiawi dari granit dan batuan Gunungapi Kerabai. Ini berarti paling

tidak anggapan kesementaraan meluasnya rejim tektonik benar.

Selama zaman Eosen Akhir dan Oligosen Awal Cekungan Melawi telah

terbentuk kemungkinan sebagai suatu cekungan depan daratan ( Pieters drr,

1993). Di NANGATAMAN tepi selatan Cekungan Melawi menumpang granit

alas metamorfik berumur Kapur Awal. Sedimen siliklastik berbutir halus di

bagian bawah dari runtunan Cekungan depan dan tidak adanya kenampakan

sesar yang terjadi bersamaan dengan pengendapan mendukung adanya

suatu longsoran dari padasuatu pemekarann pada cekungan.

Pada Oligosen Akhir cekungan mengalami pengangkatan dan

deformasi sepanjang batas utara (Punggungan Semitau) di Sanggau dan

Sintang. Fase pengangkatan ini bersamaan dengan keberadaan sumbat

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 23

Page 24: Laporan Pendahuluan konsultan

Terobosan Sintang dan pensesaran dan munculnya komplek inti metamorfik

sepanjang Punggungan Semitau.

Sistem Rekahan Jaman Neogen Sampai Kuarter

Ciri-ciri kenampakan granit, batuan gunungapi dan alas metamorfik

adalah sistem rekahannya yang secara jelas tercermin pada foto udara dan

citra landsat. Banyak kelurusan-kelurusan sungai di beberapa tempat di

kontrol oleh rekahan dengan jarak kira-kira 16 km, contohnya bagian atas

Sungai Laur dan bagian atas Sungai Semandang. Pada terrain granit,

kelurusan-kelurusan dalam jarak beberapa ratus meter panjangnya dapat

dikenal di dalam foto udara. Kelurusan-kelurusan tersebut kemungkinan

merupakan kekar. Pada peta geologi terlihat didaerah aliran Sungai Labai.

Kelurusan-kelurusan makin banyak dijumpai dengan panjang beberapa

ratus meter hingga beberapa kilometer tersebar di daerah Lembar dan

diinterpretasikan sebagai rekahan dengan sedikit bukaan. Kelurusan ketiga

hingga 30 km panjangnya, sebagai kelurusan terbesar dan di dalam peta

terlihat sebagai sesar. Beberapa struktur-struktur ini dipetakan dilapangan

sebagai lajur rekahan, atau diamati dari offset topografi atau ciri-ciri geologi

lainnya. Hanya ada dua pengarahan kelurusan terrain granit dalam runtunan

Cekungan Melawi. Pengamatan ini dikatakan sebagai kontrol topografi yang

ditetapkan bahwa paling tidak pergerakan terakhir sepanjang rekahan-

rekahan ini adalah setelah jaman Oligosen Awal. Kurangnya daya dukung

batuan pada Cekungan Melawi (dibandingkan dengan granit) mungkin

menjelaskan rendahnya kepadatan dari kelurusan yang ada. Orientasi sesar-

sesar dan kekar-kekar cenderung mengarah utara-baratlaut dan utara-

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 24

Page 25: Laporan Pendahuluan konsultan

timurlaut. Kelurusan-kelurusan utama berarah utara-timurlaut dan juga

nampak jelas pada citra yang meliputi batuan dasar didaerah timurnya dan

selatan Nangataman. Tidak ada informasi mengenai unsur nisbi terjadinya

gerakan dan asal rekahan-rekahan dan sesar-sesar tersebut.

3.6. Potensi Bahan Galian di daerah Penelitian

Berdasarkan data referensi dan survey pendahuluan,

diperkirakan terdapat bebrapa macam bahan galian di daerah

peneltian yang meliputi Kecamatan Batuampar, Kubu, Teluk Pakedai,

dan Sungai Kakap.

Walaupun sebagian besar wilayah kabupaten Kuburaya tertutup

oleh endapan gambut Kuarter, pada beberapa tempat masih terlihat

singkapan-singkapan batuan yang mengindikasikan beberapa bahan

galian di wilayah ini, diantaranya berupa granodiorit-tonalit, granit,

andesit, bauxite, pasir, pasir kuarsa, Batuan beku teralterasi

mengandung logam, dan gas biogenic (gas rawa).

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 25

Page 26: Laporan Pendahuluan konsultan

BAB 4PERALATAN DAN TIM PELAKSANA

4.1. Peralatan dan perlengkapan

Untuk menunjang berbagai kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan ini

diperlukan peralatan dan kelengkapan perusahaan yang dapat dibagi menjadi

peralatan kantor, perlengkapan lapangan, serta laboratorium.

Tabel 4.1. Data Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pekerjaan di Kab. Kubu Raya

No Jenis / Macam Alat

1. Peralatan dan Perlengkapan Kantor Komputer Notebook Printer Scanner

3. LaboratoriumCV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 26

Page 27: Laporan Pendahuluan konsultan

Lab.Petrologi Lab.Mekanika batuan Lab.Sedimentologi Lab.Kimia Batuan

4. Peralatan Khusus Palu Geologi Kompas Geologi GPS Loupe Magnetic Pencil

4.2. Tim Pelaksanaan

Dari pekerjaan jasa konsultas ini kebutuhan standart personil yang

dibutuhkan adalah ahli geologi umum, ahli petrologi, serta ahli geologi

pertambangan dan dibantu tenaga penunjang, diantaran tenaga administrasi,

surveyor, operator computer, serta laboran. Berikut disampaikan diagram alir

struktur organisasi pelaksana pekerjaan.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 27

Ketua Tim(Ahli Geologi Umum)

Ahli Petrologi Ahli Geologi Pertambangan

Tenaga PenunjangAsisten AhliAdministrasiOperator computerSurveyorTenaga Laboratorium

Page 28: Laporan Pendahuluan konsultan

Gambar 4.1. Struktur Organisasi pelaksana pekerjaan

Untuk melaksanakan kegiatan dibutuhkan beberapa tenaga ahli

dengan kualifikasi sebagai berikut :

1. Ahli Geologi Umum : Dr. Ir. Sutanto, DEA

2. Ahli Geologi Pertambangan : Ir. Sutarto,MT.

3. Ahli Petrologi : Ir. Helmy Murwanto,MSi.

4. Ahli Muda Geologi : Zanuar Ifan, ST.

Selain itu dibutuhkan beberapa tenaga penunjang yaitu :

1. Operator komputer : Muhammad Jendri

2. Tenaga Laboratorium : Purwanto

Pimpinan Tim (Ahli Geologi Umum)

Pemimpim tim bertugas memimpin tim untuk dapat menghasilkan

produk laporan yang diinginkan, sesuasi tertera dalam Kerangka Acuan

Kerja. Sebagai pemimpin pelaksana teknis, akan bertanggung jawab atas

seluruh kegiatan pekerjaan, mengkoordinir baik pekerjaan lapangan maupun

pekerjaan laboratorium atau studio. Tanggung jawab pimpinan tim meliputi:

Bertanggung jawab atas semua kegiatan pekerjaan, baik dilapangan

maupun di laboratorium

Mengkoordinasi seluruh anggota tim

Membuat jadual kerja

Memberikan arahan kepada seluruh anggota tim

Mempresentasikan hasil pekerjaanCV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 28

Page 29: Laporan Pendahuluan konsultan

Ahli Petrologi

Tanggung jawab ahli petrologi meliputi:

Melakukan pemetaan lapangan

Untuk deskripsi batuan di lapangan

Analisis petrografi mikroskopis, yang dapat membantu penentuan

komposisi dan tekstur batuan

Analisa kimia utama, jika diperlukan, untuk menentukan jenis batuan

beku

Ahli Geologi Pertambangan

Tanggung jawab ahli Geologi Pertambangan meliputi:

Melakukan pemetaan lapangan

Untuk deskripsi batuan dilapangan terutama yang berpotensi sebagai

bahan galian

Analisis potensi dan pemanfaatan bahan galian

Asisiten Ahli Geologi

Tanggung jawab Asisiten Ahli Geologi meliputi:

Melakukan pemetaan lapangan

Untuk melengkapi deskripsi batuan dilapangan

Membantu Analisis potensi dan pemanfaatan bahan galian

Tenaga Penunjang

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 29

Page 30: Laporan Pendahuluan konsultan

Untuk keperluan pekerjaan ini diperlukan beberapa tenaga penunjang,

diantaranya tenaga surveyor, tenaga administrasi, operator computer, dan

tenaga laboratorium dan studio. Tenaga surveyor membantu pelaksanaan

survey dan eksplorasi di lapangan. Tenaga administrasi dan operator

computer bertugas menyiapkan dokumen administrasi serta operasional

computer, sedangkan tenaga laboratorium dan studio bertugas melakukan

analisa laboratorium, seperti laboraorium petrografi, paleontology, serta

analisa kimia batuan.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 30

Page 31: Laporan Pendahuluan konsultan

REFERENSI

Pieters dan Sanyoto, 1993. Peta Geologi Lembar Pontianak . Pusat Survey Geologi Bandung.

CV. ZIAR ESTETIKA KONSULTAN BAB I 31