metodologi konsultan perencanaan

30
USULAN TEKNIS PENDEKATAN METODOLOGI 4.1. PENDEKATAN PENYUSUNAN DOKUMEN Kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------, sesuai dalam penjelasan KAK, mengandung pengertian pembangunan Kantor Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ---------------------- tersebut dengan cara peningkatan terhadap kondisi fisik bangunan, lingkungan, utilitas, sistem kegiatan didalamnya. Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ---------------------- yang menjadi tugas calon konsultan adalah suatu Penyusunan Desain yang komprehensif dan mendalam yang akan memberikan hasil kesimpulan sekaligus rekomendasi. Di dalam penyusunan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------, diperlukan adanya kajian dan perhitungan komprehensif terhadap berbagai aspek baik fisik maupun nonfisik yang meliputi antara lain : Fungsi kantor dan jenis-jenis kegiatan yang ada di dalam dan disekitar lokasi site. Kondisi eksisting fisik : Kantor dan prasarananya pendukungnya Daerah Semarang Rencana Pengembangan Wilayah / Lingkungan dala RUTRK DAN RDTRK Kabupaten Semarang. Undang-undang dan Peraturan yang terkait. 4.1.1. Tujuan dan Sasaran Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ---------------------- Tujuannya Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------adalah : menghasilkan dokumen Rancangan Teknis Detail (DED) yang meliputi gambar DED dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk Pembangunan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------. CV. IV - 1

Upload: anon959587425

Post on 03-Aug-2015

5.234 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Metodologi konsultan perencanaan dalam mengajukan penawaran pekerjaan konsultan pada instansi pemerintahan

TRANSCRIPT

Page 1: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

PENDEKATAN METODOLOGI

4.1. PENDEKATAN PENYUSUNAN DOKUMEN

Kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II

Kantor ----------------------, sesuai dalam penjelasan KAK, mengandung pengertian

pembangunan Kantor Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ---------------------- tersebut

dengan cara peningkatan terhadap kondisi fisik bangunan, lingkungan, utilitas, sistem

kegiatan didalamnya.

Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor

---------------------- yang menjadi tugas calon konsultan adalah suatu Penyusunan Desain yang

komprehensif dan mendalam yang akan memberikan hasil kesimpulan sekaligus

rekomendasi.

Di dalam penyusunan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Renovasi

Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------, diperlukan adanya kajian dan perhitungan

komprehensif terhadap berbagai aspek baik fisik maupun nonfisik yang meliputi antara lain :

Fungsi kantor dan jenis-jenis kegiatan yang ada di dalam dan disekitar lokasi

site.

Kondisi eksisting fisik :

Kantor dan prasarananya pendukungnya

Daerah Semarang

Rencana Pengembangan Wilayah / Lingkungan dala RUTRK DAN RDTRK

Kabupaten Semarang.

Undang-undang dan Peraturan yang terkait.

4.1.1. Tujuan dan Sasaran Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan

Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------

Tujuannya Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II

Kantor ----------------------adalah : menghasilkan dokumen Rancangan Teknis Detail (DED)

yang meliputi gambar DED dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk Pembangunan

Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------.

Sesuai tujuan tersebut maka sasaran yang menjadi target Penyusunan Dokumen

Perencanaan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ---------------------- adalah

tersusunnya master plan dengan mevisualisasikan gambaran situasi rencana yang mampu

menarik dan dapat memberikan gambaran yang prospektif terhadap rencana Pemerintah

Kabupaten Semarang

.

4.1.2. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

CV. IV - 1

Page 2: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

a. Metodologi

Pada garis besarnya, strategi untuk menjawab dan melaksanakan tugas penyusunan

Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor

----------------------sesuai Kerangka Acuan Kerja akan dilakukan dengan metodologi Analisis-

Sintesis secara deskriptif disertai dengan melakukan langkah-langkah tindakan :

Melakukan Pendekatan Perumusan Masalah Penyusunan Dokumen

Perencanaan Pembangunan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor

----------------------.

Melakukan Pendekatan Pemecahan Masalah secara komprehensif.

Mengajukan Usulan Kebutuhan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung yang

dipersiapkan menangani Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi

Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ---------------------- dan mengajukan usulan Schedule

Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan

Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------.

b. Pendekatan Perumusan Masalah

Untuk pendekatan perumusan masalah, dan sesuai informasi dalam penjelasan Kerangka

Acuan Kerja, ada beberapa hal yang menjadi dan berpengaruh besar dalam menentukan

hasil perumusan masalah nantinya.

Untuk itu secara garis besar pendekatan perumusan masalah secara diskripsi dan skematik

akan melibatkan 3 kutub pengaruh, yaitu :

1. Kondisi Eksisting.

2. Visi dan Misi pembangunan di kota Semarang yang merupakan ekspektasi

masyarakat dan pemerintah.

3. Tujuan Penyusunan Perencanaan Pembangunan Renovasi Kamar Mandi Gdg

A Lt. II Kantor ----------------------.

Hubungan keterkaitan, ketergantungan dan saling mempengaruhi antara 3 (tiga) kutub

pengaruh tersebut, pada dasarnya akan menghasilkan dan menentukan terhadap

Perumusan Kuantitas dan Kwalitas Permasalahan Penyusunan Dokumen Perencanaan

Pembangunan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------, yang secara

skematis / diagramatis adalah sebagai berikut :

CV. IV - 2

Page 3: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

c. Pendekatan Pemecahan Masalah

Rumusan Masalah yang dihasilkan melalui proses pendekatan diatas, selanjutnya

diupayakan dan ditindaklanjuti dengan pendekatan pemecahan masalah yang akan

dilaksanakan melalui langkah-langkah :

Pengumpulan dan Penyusunan Data (Data Collecting and Structuring)

Analisis

Sintesis

Perumusan Kesimpulan Antara

c.1. Pengumpulan dan Penyusunan Data

Kegiatan pengumpulan dan penyusunan data ini, pada dasarnya dilakukan dalam 2 sub

kegiatan, yaitu :

1. Pengumpulan data (Data collecting) baik primer maupun sekunder sesuai

yang diarahkan dalam contence Kerangka Acuan Kerja.

2. Melakukan kategorisasi dan penyusunan (Data structuring) atas semua data

yang terkumpul dan dibutuhkan, agar dapat didayagunakan menjadi input

bagi proses Analisis maupun Sintesa.

c.1.1. Data Survey Lapangan ( Data Primer )

CV. IV - 3

RUMUSAN MASALAH

KUALITAS & KUANTITAS

KONDISI EKSISTING DAERAH & PENDUDUK

KOTA SEMARANG

VISI &MISI PEMBANGU

NAN :RENSTRA /

RPJM

TUJUAN KEGIATAN

DAN PEKERJAAN

KOTA SEMARANG

Page 4: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

Survey Lapangan diperlukan untuk mendapatkan Data Primer dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan langsung dilapangan dan mengadakan interview (wawancara) .

Data-data primer yang diperlukan untuk Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi

Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------meliputi :

a. Kondisi Lingkungan

jumlah pertambahan ruang

kondisi bangunan, infrastruktur diluar dan didalam

kondisi utilities (air, listrik, telpon, keamanan kebakaran) dilihat

kapasitas supply dan kontinuitasnya

kondisi fasilitas penunjang lain seperti toilet, mushola, security,

parkir, gudang, tempat sampah, dll.

b. Kondisi Bangunan

jumlah Bagunan yang ada serta okupansinya

jumlah tenant/user yang menempati/memiliki

c.2. Analisis

Terhadap data yang ada dan telah tersusun diatas, selanjutnya dilakukan proses

analisis sebagai langkah awal untuk menemukan faktor-faktor yang dapat bermanfaat bagi

pendekatan pemecahan masalah. Analisis yang akan dilakukan meliputi :

Analisis terhadap Lokasi dan Trafik

Analisis terhadap kebutuhan (Demand) dan Penyediaan (Supply)

Analisis terhadap Aspek Teknis dan Operasional Radio

c.2.1. Analisis Lokasi dan Traffic

A. Kondisi Eksisting

a. Menjelaskan sifat pelayanan/karakter Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor

----------------------.

b. Menguraikan kondisi fisik Gedung Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor

---------------------- meliputi :

Kondisi Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor

---------------------- sekarang

Kenyamanan konsumen : kinerja pelayanan termasuk kebersihan

dan kenyamanan.

B. Analisa Lokasi

Luas lahan yang ada dan peluang untuk perluasan

c.2.2. Analisa Kebutuhan (Demand) dan Penyediaan (Supplay)

A. Analisa Kebutuhan (Demand)

Menguraikan jumlah user (pengguna) dan mengklasifikasikan unit

Menguraikan jumlah masyarakat rata-rata per hari dan berapa

spending rata-rata yang datang di Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor

---------------------- tersebut.

B. Analisis Penyediaan (Supply)

CV. IV - 4

Page 5: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

Menguraikan jumlah fasilitas, kondisi fasilitas Kamar Mandi Gdg

A Lt. II Kantor ---------------------- serta diperbandingkan kapasitas awal dan

kapasitas sekarang

c.2.3. Analisa Kelayakan Teknis dan Operasional

A. Kemampuan infrastruktur dan utilitas

Synthesa dari peningkatan utilitas dan peningkatan infrastruktur sesuai proyeksi.

B. Deskripsi Proyek

Synthesa tentang fungsi pelayanan Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor

----------------------: fasilitas-fasilitas yang harus disediakan untuk mengakomodasikan

user dan konsep pelayanan sesuai estimasi proyeksi yang menjadi dasar desain

C. Studi Management, Operasional dan Biaya

Estimasi biaya operasional management yang sekarang,

diuraikan dalam unsur biaya dari APBD

Indikasikan unsur biaya mana yang tidak efektif dan atau yang terlalu

mahal.

Memberikan alternatif skema operasi/maintenance Gedung Renovasi

Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ---------------------- tersebut supaya biaya lebih

efisien tapi hasilnya efektif dan subsidi bisa dieliminir.

Mengusulkan management yang appropriate yang bisa menjamin

operasi/maintenance lebih baik.

c.3. Sintesis

Sintesis dilakukan karena dalam proses analisis akan menghasilkan beberapa faktor,

yang bersama dengan data tertentu, satu dengan lainnya akan terkait, terhubung dan saling

mempengaruhi yang pada gilirannya menjadi / menghasilkan hal baru / yang berguna bagi

usaha pendekatan pemecahan masalah.

c.4. Rumusan Hasil Antara

Dari hasil proses analisis dan sintesis kemudian secara intensif diolah sehingga

menghasilkan butiran-butiran rumusan yang memberi gambaran kuantitas dan kualitas faktor

dan aspek-aspek proyek yang akan dikaji lebih jauh dalam analisis lanjutan, melalui kisi-kisi

kelayakan yang telah ditetapkan dalam tujuan dan sasaran.

c.5. Analisa Fasilitas

Rumusan hasil antara yang berupa kuantitas dan kualitas faktor dan aspek proyek,

akan dianalisis lebih lanjut ke dalam 2 arah yang saling terkait, tergantung dan tidak

terpisahkan, yaitu :

Analisis Rancangan Fisik Fasilitas (Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II

Kantor ----------------------), dan

CV. IV - 5

Page 6: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

Analisis Ekonomi dan Finansial Fasilitas (Renovasi Kamar Mandi Gdg A

Lt. II Kantor ----------------------)

4.2. PENDEKATAN PENYUSUNAN DOKUMEN TEKNIS (DED)

4.2.1. METODOLOGI

Secara umum konsultan telah memahami pekerjaan ini dengan baik berdasarkan

metoda yang dikembangkan dalam memberikan layanan jasa konsultasi, yaitu

dengan strategi optimalisasi pengelolaan organisasi dengan sumber daya melalui:

Melakukan Pendekatan Perumusan Masalah Pekerjaan.

Melakukan Pendekatan Pemecahan Masalah secara komprehensif.

Mengajukan Usulan Kebutuhan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung yang

dipersiapkan menangani Pekerjaan Penyusunan DED dan mengajukan usulan

Schedule Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Pekerjaan

Perumusan Skenario Penyelesaian Pekerjaan

Perumusan penyelesaian pekerjaan, diterjemahkan dari ruang lingkup kegiatan yang harus

dilaksanakan dan alokasi waktu yang disediakan. Perumusan skenario juga akan

menghasilkan alokasi tenaga ahli yang akan terlibat. Alokasi tersebut juga akan

menghasilkan kebutuhan biaya untuk penyelesaian pekerjaan. Perumusan tersebut

mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut:

Tahap Persiapan

Tahapan ini berupa persiapan pelaksanaan pekerjaan, mobilisasi tenaga ahli,

persiapan pendanaan, dan persiapan sarana kantor untuk mendukung kegiatan

lapangan dan kajian lebih mendalam di kantor. Pada tahap ini juga akan

menyelesaikan administrasi berupa Surat Perintah Kerja, Dokumen Kontrak

Perjanjian dan surat menyurat yang lain.

Tahap Pelaksanaan

Pada tahapan ini merupakan inti dari pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan:

▪ Survey lapangan

▪ Pembuatan prelimanary design

▪ Pembuatan DED

▪ Penyiapan dokumen tender

▪ Penyusunan laporan

▪ Penyusunan rekomendasi akhir

Tahap Akhir Pekerjaan

CV. IV - 6

Page 7: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

Tahapan ini berupa penyelesaian akhir seluruh kegiatan, berupa serah terima

produk perencanaan dan pembayaran sesuai dengan kontrak kerjasama yang

telah disepakati oleh konsultan den pemberi tugas.

Penggunaan Tenaga Ahli yang Kualified

Tenaga ahli yang dilibatkan dalam penyelesaian pekerjaan ini merupakan tenaga ahli yang

sudah memenuhi ketentuan yang telah disyaratkan yaitu tenaga ahli yang memiliki

kualifikasi Sarjana Strata 1 (S1) memiliki NPWP dan sudah bersertifikasi.

A. PENDEKATAN PERUMUSAN MASALAH

Pendekatan perumusan masalah dalam Penyusunan Dokumen Perencanaan

Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ---------------------- lebih banyak diartikan sebagi

mencari dan menetapkan faktor-faktor apa saja yang menjadi prioritas utama dan dominasi

untuk dianalisis, ditelaah dan dikaji secara intensif dan mendalam sehingga hasilnya dapat

mengarahkan atau menjadi pemandu ke arah permasalahan yang harus diselesaikan,

sehingga tujuan dan sasaran Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi Kamar Mandi

Gdg A Lt. II Kantor ----------------------ini dapat dicapai secara optimal.

Faktor-faktor yang dapat berupa faktor non fisik maupun faktor fisik tersebut adalah :

Kondisi Eksisting Site dan Lokasi

Fungsi dan Peran Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------

Hasil analisis terhadap faktor-faktor di atas akan menghasilkan rumusan masalah perencaan

teknis bangunan berupa : rumusan masalah arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal

elektrikal, interior dan tata ruang luar (landscape).

Pendekatan Perumusan Masalah tersebut dapat digambarkan secara skematis sebagai

berikut :

BAGAN 4.1.PENDEKATAN PERUMUSAN MASALAH

CV. IV - 7

FAKTOR DOMINAN(DATA)

KONDISI EKSISTINGFUNGSI DAN PERAN PUSAT PERKANTORANRUTRK/RDTRK & PERATURAN TERKAITBUDAYA MASYARAKATLAIN-LAIN

PROSES ANALISIS

PERUMUSAN MASALAH PERENCANAAN TEKNIS

ARSITEKTURSTRUKTUR KONSTRUKSIMEKANIKALELEKTRIKALINTERIORLANDSCAPE

(RUANG LUAR)

Page 8: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

B. PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

Tindak lanjut dari pendekatan perumusan masalah, adalah melakukan pendekatan

pemecahan masalah yang akan dilakukan melalui langkah-langkah :

Pengumpulan Data dan Informasi

Studi Literatur

Melakukan Survey dan Investigasi Lapangan

Studi Sistem Arsitektur, Struktur dan Konstruksi, Mekanikal / Elektrikal

(Utilitas), Interior-Eksterior, Lingkungan di Luar Site

Melakukan Pendekatan Zonning dan Block Plan

Rancangan Awal Bangunan dan Halaman / Ruang Luar (Preliminary Design)

Rancangan Final Bangunan dan Halaman / Ruang Luar (Final Design)

Rancangan Detail berupa Gambar–gambar Arsitektur, Struktur Konstruksi,

Mekanikal / Elektrikal (Utilitas).

Perhitungan Struktur / Konstruksi

Penyusunan Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknis

Penyusunan Bill of Quantity (BoQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Penyusunan Dokumen Lelang

Langkah-langkah pendekatan pemecahan masalah secara diagramatis / skematis

diambarkan sebagai berikut :

CV. IV - 8

PERHITUNGAN-PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB )

PERUMUSAN MASALAH

PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI

STUDI LITERATUR

REVIEW STUDI TERDAHULU( STUDI KELAYAKAN)

SURVEI DAN INVESTIGASI LAPANGAN ( SITE & DI LUAR SITE )

STUDI ARSITEKTUR

STUDI STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

STUDI MEKANIK & ELEKTRIKAL( UTILITAS )

STUDI LINGKUNGAN DI LUAR SITE

SURVEY TOPOGRAFI DAN KONDISI LAHAN

ALTERNATIF ZONNING DAN BLOCK PLAN

PRELIMINARY DESIGN( PRA RANCANGAN )

FINAL DESIGN ( DESAIN DEFINITIFE )

DETAIL DESIGN( RANCANGAN DETAIL )

GAMBAR ARSITEKTUR

GAMBAR STRUKTUR & KONSTRUKSI

GAMBAR MEKANIKAL & ELEKTRIKAL ( UTILITAS )

GAMBAR RUANG LUAR /

LANDSCAPE

KOMPILASI HARGA-HARGA BAHAN,

PEKERJAAN / UPAH SATUAN PEKERJAAN

- PENYATUAN /INTEGRASI GAMBAR-GAMBAR

- BILL OF QUANTITIES- SPESIFIKASI UMUM DAN TEKNIS -

Page 9: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

BAGAN 4.2.PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

4.2.2. TINJAUAN UMUM

Proses Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II

Kantor ----------------------hanya 1 bulan kalender seperti tertuang didalam Kerangka Acuan

Kerja. Hal ini mengandung konsekwensi diterapkannya suatu strategi penanganan yang

tepat.

Oleh karenanya Kami terlebih dahulu mengenali paramater - parameter yang

berpengaruh terhadap proses penyusunan Desain Bangunan itu sendiri, dan dalam hal ini

kami melakukan pendekatan mengenai hal–hal antara lain :

Penyusunan team yang representatif dan kualitatif.

Menyadari akan singkatnya waktu yang tersedia kami berhati – hati didalam

menugaskan tenaga ahli yang kami miliki guna penanganan pekerjaan desain baik

yang tergolong dalam pekerjaan standard maupun Non standard.

Organisasi Team dipimpin oleh Team Leader mempunyai akses penuh terhadap

sumber daya yang dimiliki oleh Perusahaan menyangkut peralatan dan Personal,

termasuk didalamnya kewenangan meumutuskan permasalahan teknis dilapangan

sebatas tuntutan kontrak.

Identifikasi dan koordinasi kegiatan terhadap unsur – unsur yang terkait.

Pengenalan terhadap unsur – unsur terkait sebagai “Stake Holder” pada kegiatan

Perencanaan ini sangatlah diperlukan karena dengan pengenalan ini Team kami

dapat lebih cepat mengambil suatu lagkah – langkah pemecahan masalah yang

timbul dengan mengakomodir berbagai input / masukan pihak – pihak yang terakit

didalam proses perencanaan ini.

Selanjutnya Koordinasi yang rutin baik bersifat formal maupun informasl perlu

dibangun dan dilaksanakan. Koordinasi tersebut secara formal terkemas dalam

kegiatan :

1. Kegiatan Pengumpulan informasi dan data – data sekunder.

2. Diskusi dan Pemaparan Hasil / Konsep Perancangan.

3. Asistensi Hasil Perancangan baik kepada User, Pengguna Anggaran

maupun unsure Teknis terkait.

Pengenalan permasalahan sedini mungkin guna mempersiapkan tindakan antisipasi.

Yang kami maksudkan disini adalah kami akan melakukan survey pendahuluan

CV. IV - 9

DRAFT FINAL

DOKUMEN PELELANGAN :GAMBAR –GAMBAR FINAL UNTUK

PELELANGANDOKUMEN PELELANGAN LAIN

RKSBQ

Page 10: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

secermat dan sedetail mungkin sehingga dapat kami prediksikan permasalahan –

permasalahan yang mungkin timbul untuk kemudian kami informasikan kepada

pengguna anggaran / unsur teknis untuk dibicarakan dan dicarikan pemecahan

terhadap masalah tersebut sehingga didalam proses desain nantinya sudah dapat

menjadi masukan – masukan baru.

“Quick Information” / aktif menggali informasi dan data terbaru.

Mendukung point “3” diatas sebagai wujud keaktifan didalam penangan perencanaan

ini, Identifikasi permasalahan saja kurang memenuhi kebutuhan, oleh karenanya

secara terjadwal dilakukan Koordinasi / pertemuan rutin dengan pengelola kegiatan

(tim Teknis proyek), guna menggali informasi baru disamping komunikasi informal

yang dilakukan. Mengingat jangka waktu kegiatan 30 hari kalender.

4.3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI PERENCANAAN

4.4.1. PENDEKATAN PERENCANAAN

Pendekatan perencanaan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memperoleh titik tolak

perencanaan yang sesuai dengan karakteristik objek perencanaan. Pendekatan

perencanaan kemudian akan menjadi landasan yang cukup esensial bagi tahap kegiatan

perencanaan selanjutnya.

a. Hasil Perencanaan yang Berdaya Guna, meliputi :

Memenuhi dinamika Fungsi,

Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan fungsi bangunan

yang dapat menjalankan proses fungsi terhadap aktifitas yang melekat di dalamnya.

Memenuhi dinamika Keruangan

Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan unsur Keruangan

yang dapat melakukan peranannya mewadahi fungsi yang terjadi dalam batas

kapasitas besaran ruang yang optimal.

b. Hasil Perencanaan yang Berdaya Citra, meliputi :

Memenuhi Dinamika Ruang dan Waktu

Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam memenuhi tuntutan ruang dan

waktu (jaman) saat ini dan masa mendatang.

Memenuhi Dinamika Teknologi

Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis terhadap pemanfaatan maupun

penerapan teknologi yang tepat guna.

Memenuhi Dinamika Simbol

Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan simbol atau

ungkapan makna sesuai fungsi yang diembannya.

Prinsip-prinsip tersebut merupakan core (inti) yang menjadi dasar-dasar yang baik

dalam melakukan pendekatan-pendekatan terhadap konsep Perencanaan Renovasi Kamar

CV. IV - 10

Page 11: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------. Adapun pendekatan-pendekatan terhadap

konsep perencanaan yang perlu dilakukan adalah:

A. Pendekatan Aspek Fungsional

Pendekatan aspek fungsional akan mengarahkan pada efisiensi penggunaan ruang,

efekstifitas hubungan antar kegiatan dan ruang, bahkan sampai pada tipe-tipe ruang kerja

dan sirkulasi.

Sesuai dengan pendekatan tentang fungsional di atas, pendekatan kebutuhan-

kebutuhan ruang untuk pusat perkantoran harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :

Kebutuhan Ruang berdasarkan hubungan-hubungan fungsi dan aktivitas yang

dijalankan yaitu mengetahui Hirarki Fungsi dan alur proses aktivitas yang terjadi

melalui struktur organisasi dan prosedur pelaksanaan aktivitas.

Kebutuhan Ruang mencerminkan jenis dan nama ruang daya tampung / kapasitas

baik dari sisi jumlah kwantitas maupun kualitas tuntutan persyaratan ruang yang

mampu merespon kebutuhan ruang gerak bagi aktivitas pengguna atau pelaku

aktivitas maupun mobilitas peralatan bergerak yang digunakan untuk beraktivitas

yang terjadi di dalam ruang tersebut.

Untuk mengetahui besaran ruang dapat ditempuh melalui analisa besaran ruang yang

menganalisa tuang gerak pelaku aktivitas, alat peralatan yang dioperasikan oleh

pelaku aktivitas dengan berpedoman pada standart arsitektur dan standart Bangunan

Pusat Perkantoran.

B. Pendekatan Aspek Kinerja

Antara lain aspek yang berhubungan dengan unsur-unsur agar kegiatan dapat

berlangsung dengan baik dan optimal. Lazimnya, aspek ini berkaitan dengan unsur

kenyamanan, baik fisis mau pun psikologis, termasuk pula persoalan sirkulasi dan hubungan

kegiatan yang menjamin kelancaran dan kemudahan bagi berlangsungnya seluruh kegiatan.

Apabila kenyamanan fisis diperoleh dengan penggunaan perlengkapan bangunan

alami (atau paling tidak sebagian besar), maka bangunan akan berperan pada penghematan

energi yang saat ini layak mendapatkan perhatian. Disamping itu, perhatian terhadap

lintasan dan radiasi matahari dalam perencanaan akan memungkinkan diperolehnya

pengurangan pemanasan ruang-ruang dalam yang akan pula membantu menciptakan

kenyamanan ruang. Dari uraian singkat tentang penghematan energi ini, pendekatan dari

aspek kinerja diusulkan berorientasi pada penghematan energi dan pengoptimalan

pemanfaatan sumber-sumber energi alami. Kenyamanan ini tidak hanya berhubungan

dengan kenyamanan fisis tetapi juga akan mencakup kenyamanan visual (berhubungan

dengan penglihatan) dan audial (berhubungan dengan pendengaran, kebisingan) serta

kenyamanan psikologis yang berkaitan dengan kenyamanan rasa sehingga suasana kerja

dapat lebih dinamis, bersemangat, teratur dan optimal.

C. Pendekatan Konstekstual

Antara lain aspek yang berkaitan dengan unsur-unsur fisik dan non-fisik diluar

bangunan, antara lain persoalan tapak, lingkungan sekitar, perkotaan, peraturan

pembangunan, arsitektur lokal, bahkan wujud-wujud sosial-kultural masyarakat.

CV. IV - 11

Page 12: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

Pendekatan kontekstual akan sangat mempertimbangkan seluruh unsur-unsur dan

potensi tapak, lingkungan sekitar, perkotaan dan mendayagunakan kekayaan khasanah

arsitektur setempat, kebiasaan sosial-kultural masyarakat. Dengan pendekatan ini akan

diperoleh hasil rancangan sebagai solusi yang diperkirakan sesuai dan tepat menjawab

persoalan-persoalan kontekstual, komplek bangunan akan mendukung harmonisasi

lingkungannya, dan akrab bagi masyarakat.

Berdasarkan pengamatan terhadap site eksisting, potensi-potensi yang harus

mendapat perhatian adalah:

a. Potensi Fisik, meliputi:

Luas, Bentuk dan Orientasi Site,

Kondisi site adalah lahan yang sudah jadi / matang. Orientasi site menghadap

jalan besar yang berpotensi pada kemudahan aksesibilitas dan mudah

ditangkap pandang dari arah jalan tersebut.

Kondisi fisik tanah,

Perlunya test daya dukung tanahnya untuk memastikan berapa tingkat daya

dukung tanah terkini, apakah terjadi perubahan atau tidak.

Aksesibilitas terhadap site,

Pencapaian yang mudah, merupakan potensi yang baik.

Instalasi infrastruktur tingkat kota,

Yakni mempunyai manfaat langsung terhadap site sebagai pertimbangan

perencanaan adalah Jaringan Jalan, Jaringan Listrik dan penerangan,

Saluran Drainase kota dan Jaringan Telepon, merupakan infrastruktur

standart yang merupakan potensi.

b. Potensi Non Fisik, meliputi:

Kebijaksanaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Pusat

Perkantoran di Kabupaten Semarang antara lain tentang:

o Tata Guna Lahan

o Garis sempadan bangunan

o Koefisien Dasar Bangunan(KDB)

o Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

o Kebijakan-kebijakan lain yang diatur di dalam RTRK tersebut.

Kebijaksanaan dan peraturan resmi yang berlaku tentang standart-

standart perencanaan dan konstruksi bangunan gedung khususnya

bangunan gedung perkantoran yang berlaku.

D. Pendekatan Aspek Arsitektural

Antara lain aspek ini lebih banyak berkaitan dengan persoalan filosofi, estetika dan

berbagai simbolisasi, yang dapat diapresiasi melalui tampilan ruang dan bantuk bangunan.

Sebagai bangunan pemerintah yang menduduki hirarki tertinggi dalam

penyelenggaraan pemerintahan, tentu secara wajar bangunan-bangunan selayaknya tampil

formal, berwibawa, kokoh dan mampu dipersepsi sebagai tempat pengayoman, terbuka

sekaligus akrab bagi warga masyarakat. Untuk memperkuat lokalitas, eksplorasi terhadap

kekayaan khasanah arsitektur lokal patut diketengahkan, meski harus tidak terjebak pada

CV. IV - 12

Page 13: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

idiom atau tampilan bangunan yang kuno dan bernuansa masa lalu, tetapi semangat kekinian

harus pula menjadi pendekatan yang perlu digarap.

D.1. Prinsip dasar

Didalam melakukan pendekatan konsep perencanaan bentuk arsitektur dapat

memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:

Kelancaran aksesibilitas

Keamanan Pengguna

Perencanaan tata ruang dan bentuk arsitektur diarahkan pada penataan yang

aman baik secara hirarki fungsi maupun bentuk fisik bangunan yang secara jelas.

Kenyamanan Pengguna

Kenyamanan adalah prinsip umum yang selalu dipakai dalam segala jenis

perencanaan gedung.

D.2. Orientasi Bangunan

Orientasi bangunan sangat penting dalam penataan bangunan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi orientasi bangunan adalah:

Pencapaian dari jalan/akses kota.

Arah Mata angin kaitannya dengan faktor kualitas pencahayaan

Bentuk dan batas site.

Jarak dan jangkauan tangkapan pandang skala kawasan.

D.3. Tipologi Bentuk Façade Arsitektur

Tipologi bentuk façade arsitektural bangunan gedung Renovasi Kamar Mandi Gdg A

Lt. II Kantor ---------------------- menggunakan unsur arsitektur Modern (universal) sebagai inti

dipadukan dengan unsur arsitektur lokal. Alasan penggunakan tipologi demikian adalah:

Sistem dan fungsi operasional bangunan pusat perkantoran

cenderung mudah diterapkan di dalam tipologi arsitektur modern berupa modul

bangunan terutama pada bagian - bagian ruang yang berkaitan dengan aktivitas

yang ada, sedangkan unsur arsitektur lokal yaitu dengan pilihan arsitektur Tropis,

yang merupakan kontekstual yang disatukan dalam perencanaan bangunan

modern sehingga akan menampilkan sosok bangunan perkantoran modern yang

bernuansa arsitektur lokal, sehinngga diharapkan akan mampu tampil dengan

karakter yang sesuai dengan sosial budaya lokal. Dengan demikian pilihan

tersebut akan berdampak nilai tambah estetis yang mudah diterima masyarakat.

Dari sisi perilaku pengguna, tipologi arsitektur modern

bersifat fleksibel dan lebih diterima pengguna. Sedangkan nuansa arsitektur lokal

dipadukan dengan arsitektur modern ditempatkan pada penataan façade dan

interior bangunan terutama di dalam area publik agar mampu mengarahkan sisi

perilaku masyarakat memasuki bagian fungsional kantor.

Dari sisi teknologi, pilihan arsitektur modern sangat fleksibel

dalam adaptasi terhadap ternologi rancang bangun, sehingga akan mempunyai

banyak pilihan bentuk struktur bangunan. Sedangkan arsiterkur lokal memberi

CV. IV - 13

Page 14: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

pengaruh bentuk estetika pada teknologi struktur dan unsur dekoratif bangunan

pusat perkantoran.

Dari sisi Lingkungan, faktor iklim merupakan lingkungan yang

sangat mempengaruhi bentuk bangunan. Iklim tropis yang menjadi iklim di dalam

wilayah perencanaan harus diadaptasi secara arsitektur. Untuk itu, selain

bertumpu pada arsitektur modern dan arsitektur lokal, juga harus memenuhi

prinsip-prinsip arsitektur tropis. Ciri-ciri arsitektur tropis antara lain adanya sistem

perlindungan bangunan dari cuaca tropis, bukaan-bukaan berupa ventilasi udara,

maupun penggunaan bahan material yang tahan terhadap kondisi iklim tropis

yang lembab dengan dua musim.

Sedangkan dalam penerapannya, aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang

façade bangunan adalah:

1. Aspek bentuk rangka bangunan (frame work)

Suatu bangunan secara kasar akan kelihatan baik secara proporsional telah terlihat

sejak modul dan rangka bangunan telah terbentuk, selain proporsi, rangka bangunan

juga mengekpresikan bentuk yang sederhana ataupun bentuk bervariasi, rangka

bangunan juga mengekspresikan tampak bangunan kelihatan ringan atau kelihatan

berat (massif- padat).

2. Aspek kekasaran bidang pengisi rangka bangunan

Pengisi rangka bangunan bisa dibuat rata dalam atau pun rata luar atau pun kombinasi

rata luar dalam, atau bahkan sama sekali, dinding pengisi dibuat menutupi secara total

ruang bangunan, sehingga yang terlihat dari luar adalah dinding-dinding bangunan

yang dipermainkan, sebaliknya , dinding pengisi struktur bisa disembunyikan

dibelakang struktur bangunan, sehingga yang terlihat dari luar adalah tampak

penonjolan rangka bangunan.

3. Aspek penyelesaian akhir (finishing)

Penyelesaian akhir tampak bangunan dicapai dengan warna dinding dan teksturnya

serta tempelan-tempelan material perindahan lainnya. Finishing juga diterapkan pada

interior yaitu pada bagian dinding, lantai dan plafond. Pilihan-pilihan material untuk

bahan finishing harus memenuhi criteria-kriteria teknis yaitu standart bahan bangunan

yang berlaku.

4. Aspek bentuk bangunan

Aspek bentuk bangunan secara keseluruhan bisa mengekspresikan suatu latar

belakang budaya setempat, untuk daerah Jawa Tengah, ekspresi bangunan tradisional

diwakili oleh berbagai bentuk bangunan lokal, sedang untuk ekspresi bangunan modern

banyak variasinya, secara umum dicapai selain dengan warna juga dengan pemilihan

sistem struktur dan pemilihan material bangunan.

CV. IV - 14

Page 15: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

5. Aspek skala tampak bangunan

Aspek skala tampak bangunan bermacam-macam, skala manusia diterapkan untuk

perencanaan bangunan-bangunan yang bersifat ‘profan’, skala diluar manusia

diterapkan untuk perencanaan bangunan religius dan ataupun bangunan monumental

lainnya.

Dengan alasan-alasan tersebut diatas, tipologi arsitektur yang diterapkan dalam bentuk

arsitektur bangunan pusat perkantoran dapat menyentuh segala bagian bangunan baik dari

sisi wajah depan (Façade) maupun interior bahkan lebih jauh ke dalam ke sisi teknologi

struktur konstruksi dan rancang bangun.

E. Pendekatan Aspek Teknis

Dengan berorientasi pada kemampuan teknis dan pembiayaan pembangunan, maka

pendekatan teknis diarahkan pada penggunaan teknologi bangunan menengah, yakni

pembangunan yang tidak banyak bergantung pada teknologi tinggi dan ketersediaan bahan

dan peralatan kerja yang sangat cangggih. Hal ini tentu didasarkan pada pertimbangan

bahwa bangunan-bangunan bukan berlantai banyak, ketersediaan biaya pembangunan

cukup terbatas dan harus efisien serta pertimbangan kemampuan menyerap tenaga kerja

trampil menengah dan bawah lebih banyak dan terutama tenaga kerja lokal. Perlengkapan

bangunan juga diupayakan pada tingakat kebutuhan yang wajar serta perlunya

mempertimbangkan biaya operasional, perbaikan dan perawatan perlengkapan. Untuk bahan

bangunan yang digunakan, seyogyanya lebih berorientasi pada bahan-bahan lokal (jika

memungkinkan), mudah didapat, perawatan dan perbaikan bahan bangunan diarahkan

minimal.

Pendekatan aspek teknis bila dijabarkan antara lain :

A. Sistem Struktur dan Konstruksi

1. Prinsip Dasar Perencanaan Sistem Struktur Bangunan

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam perencanaan sistem struktur adalah sebagai berikut:a. Fungsional Bangunan

Fungsional bangunan tidak saling berbenturan dengan fungsional sistem struktur

bangunan, tetapi diarahkan saling mendukung.

b. Kekuatan dan Kinerja Bangunan

Kekuatan bangunan berkaitan erat dengan pilihan sistem dan modul struktur.

Berdasarkan kekuatan lalu dianalisis apakah juga memenuhi syarat kinerja yang

lebih luas (lendutan, retakan, keawetan, getaran dsb).

c. Keamanan Bangunan

Keamanan struktur bangunan memperhatikan faktor angka keamanan terhadap

pilihan sistem struktur.

d. Teknologi Bangunan

Teknologi yang diterapkan berkaitan dengan metode konstruksi struktur, pilihan

teknologi yang akan digunakan harus merupakan pilihan teknologi yang sudah teruji

dan mempunyai pengaruh besar terhadap tiga prinsip sebelumnya.

CV. IV - 15

Page 16: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

2. Peraturan Perencanaan Sistem Struktur Bangunan Gedung

Peraturan-peraturan tentang perencanaan dan pelaksanaan struktur bangunan yang berlaku

di Indonesia harus digunakan dalam perhitungan struktur dan perencanaan DED Renovasi

Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ---------------------- antara lain adalah sebagai berikut:

AV (Algemen voor waarden voor de uitvoering bijaaneming van

openbare werken in Indonesia, tgl 28 Mei 1941 no. 9 dan tambahan lembaran

negara no. 14571)

SNI tentang Pembebanan dan Gempa

SNI tentang Beton Bertulang

SNI tentang Baja Profil

SNI tantang Bahan Bangunan.

dan Peraturan-peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan

berdasarkan SNI yang belum tercantum diatas dan berlaku secara umum di

Indonesia.

B. Sistem Mekanikal Elektrikal

1. Prinsip dasar Perencanaan Mekanikal Elektrikal (ME)

Yang menjadi prinsip perencanaan Mekanikal elektrikal adalah:

a. Efisien terhadap penggunaan energi

Yaitu alat dan sistem yang digunakan memenuhi syarat dalam pemakaian daya

listrik yang seminimal mungkin, sehingga hemat energi.

b. Funsional dan aman

Prinsip ini berkaitan dengan kinerja dari peralatan dan sistem ME yang dipakai

harus dapat memenuhi syarat fungsional yang maksimal. Sedangkan prinsip

keamanan menyangkut kinerja alat dan sistem ME benar-benar memenuhi

standart keamanan yang berlaku.

c. Kenyamanan

Prinsip kenyamanan dan kelancaran merupakan hal yang ditekankan dalam

pemilihan alat dan sistem ME sampai dengan sistem operasional peralatan yang

maksimal harus memenuhi standart kenyamanan terutama untuk sistem

penerangan, pengkondisian udara, dan tata suara/telekomunkasi.

d. Ekonomis

Prinsip ekonomis yang dimaksud adalah pemilihan alat dan peralatan sistem

instalasi yang mampu beroperasional dengan biaya operasional, perawatan dan

pemeliharaan yang semurah mungkin. Untuk itu harus dipilih mesin dan peralatan

ME yang unggul secara mutu tetapi ekonomis dalam operasional.

Untuk memenuhi prinsip-prinsip diatas, maka pilihan terhadap penggunaan dan

penerapan sistem Mekanikal dan Elektrikal harus memenuhi standart dan peraturan

Mekanikal Elektrikal yang berlaku, baik standart nasional maupun standart internasional. Bila

prinsip-prinsip tersebut diterapkan, maka hasilnya akan berdampak menguntungkan bagi

operasional bangunan pusat perkantoran.

CV. IV - 16

Page 17: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

2. Peraturan dan standart perencanaan Mekanikal Elektrikal (ME)

Peraturan-peraturan tentang perencanaan dan pelaksanaan sistem Mekanikal Elektrikal

bangunan yang berlaku di Indonesia, dan harus digunakan dalam perhitungan Mekanikal

Elektrikal dan perencanaan bangunan pusat perkantoran adalah sebagai berikut :

Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)- A.V.E./V.D.E.

SLI 1992 tentang mekanikal elektrikal

Peraturan Umum pemadam kebakaran ( NFP)

Peraturan Umum Air Minum (AVWI – Drink water)

ASTM, ASME

SMACNA

ASHRAE, ARI, NFPA

Dan Peraturan-peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan

berdasarkan Normalisasi di Indonesia yang belum tercantum diatas.

3. Pendekatan Perencanaan Sistem Mekanikal Elektrikal (ME)

Pendekatan Perencanaan Sistem Mekanikal Elektrikal (ME) bangunan perkantoran meliputi

perencanaan sistem jaringan/instalasi dan peralatan ME. Di dalam merencanakan desain

Mekanikal dan Elektrikal, pada dasarnya harus sejalan dengan perencanaan arsitektur dan

struktur bangunan gedung. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam perencanaan

Mekanikal dan Elektrikal adalah:

1. Pemahaman Aspek Arsitektur Bangunan Gedung

Yang harus dipahami dari aspek arsitektur meliputi Fungsi dan aktifitas, Program

Ruang dan persyaratan ruang. Dari pemahaman tersebut maka akan diperoleh

gambaran kebutuhan-kebutuhan pengguna terhadap sistem Mekanikal Elektrikal.

Di samping itu juga dari pemahaman tersebut dapat dicapai koordinasi antara

perencanaan ME dan arsitektur terutama dalam kaitannya dengan perletakan

sistem jaringan dan perlengkapan ME di dalam wilayah arsitektural bangunan,

yaitu yang berkaitan dengan kebutuhan ruang-ruang untuk perletakan jaringan

dan peralatan ME maupun sisi-sisi estetika perletakan dan pemasangannya.

2. Pemahaman Aspek Struktur Bangunan Gedung.

Yang perlu dipahami dari aspek Struktur bangunan gedung adalah sistem

struktur yang berkaitan dengan perletakan peralatan dan sistem jaringan

Mekanikal dan Elektrikal di dalam sistem struktur bangunan terutama sekali yang

berkaitan dengan beban-beban peralatan ME dan prinsip pemasangannya yang

sesuai dengan prinsip beban dan gaya pada sistem struktur bangunan gedung.

Hal ini perlu dilakukan karena sistem jaringan dan peralatan Mekanikal Elektrikal

tersebut sebagian besar melekat secara langsung di dalam struktur bangunan

gedung. Untuk itu perlu dikoordinasikan pula sistem perletakan jaringan dan

perlengkapan ME yang sinkron dengan sistem struktur bangunan gedung.

3. Program Kebutuhan Instalasi dan perlengkapan Mekanikal

Elektrikal

Berangkat dari pemahaman-pemahaman aspek arsitektur dan struktur bangunan

di atas, barulah dapat diestimasi kebutuhan-kebutuhan sistem Mekanikal dan

Elektrikal yang akan dipakai. Dalam menentukan kebutuhan sistem Mekanikal

CV. IV - 17

Page 18: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

Elektrikal harus pula berpedoman pada standart-standart dan peraturan yang

berlaku, termasuk tersedianya bahan dan material tersebut di pasaran.

4. Analisa dan perhitungan sistem elektrikal terhadap

peralatan mesin elektris

Analisa yang dimaksud meliputi analisa perencanaan sistem jaringan dan

peralatan ME yang saling kait mengkait secara sistemik. Bagian yang paling rumit

adalah analisa kebutuhan daya listrik dari sistem jaringan elektrikal itu sendiri

maupun sistem support elektrikal terhadap peralatan-peralatan elektrik mekanikal

elektrikal (seperti AC, Detector, mesin-mesin listrik, dan sebagainya). Sedangkan

perhitungan yang dibutuhkan adalah perhitungan daya dari setiap sistem dan

sub sistem ME yang digunakan. Keluaran dai perhitungan tersebut adalah

kapasitas total daya yang dibutuhkan. Dari keluaran tersebut dapat diperkirakan

besarnya daya yang akan diajukan untuk penyambungan daya PLN, atau dapat

digunakan untuk memperkirakan ukuran kapasitas daya genset yang dibutuhkan,

sebagai suplay daya cadangan.

5. Desain Lay Out Sistem Jaringan Mekanikal dan Elektrikal

Desain lay out sistem ME dapat dilakukan setelah analisis dan perhitungan

tersebut dilakukan. Desain Lay Out Jaringan ME meliputi sistem jaringan mulai

dari sistem Primer yang merupakan sistem makro hingga sistem mikro pada

tingkat jaringan sekunder, tertier dan seterusnya. Desain tersebut dapat saling

terkait antar sistem ataupun terpisah.

F. Pendekatan Aspek Pembiayaan

Yakni aspek yang berhubungan dengan penggunaan biaya pembangunan. Sebagaimana

lazimnya bangunan pemerintah, biaya pembangunan fisik cenderung terbatas, meskipun

tidak harus diartikan sebagai sederhana dan tidak optimal. Untuk menyiasati keterbatasan ini,

pendekatan manajemen alokasi penggunaan dana perlu dipertimbangkan. Salah satu cara

yang dapat ditempuh adalah untuk ruang dan bangunan yang kurang memerlukan tampilan-

tampilan secara spesifik diusahakan sangat efisien dan cukup memenuhi standar minimal

dan sangat fungsional (fisik). Sebagai contoh bangunan/ruang gudang, mekanikal-elektrikal,

serta bangunan-bangunan service lainnya. Dengan cara ini secara keseluruhan akan

diperoleh kelebihan-kelebihan yang dapat dioptimalkan bagi ruang/bangunan yang

memerlukan penyelesaian-penyelesaian khusus. Ketinggian bangunan, ketinggian tiap lantai

diarahkan sampai tingkat memenuhi standar saja sehingga efisiensi bahan bangunan akan

diperoleh. Pada intinya, untuk mengoptimalkan biaya pembangunan sehingga tetap diperoleh

tampilan dan kinerja bangunan yang baik, wajar dan sesuai untuk bangunan perkantoran,

diperlukan pencermatan dalam alokasi penggunaan biaya pada tiap bagian fisik bangunan.

Pendekatan Perencanaan yang mencakup 6(enam) aspek perencanaan, selanjutnya

akan dijabarkan dalam metoda perencanaan.

4.4.2. METODA PERENCANAAN

CV. IV - 18

Page 19: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

Metoda Perencanaan adalah susunan dan urutan cara yang akan ditempuh

dalam menyelesaikan persoalanperencanaan. Perumusan pendekatan perencanaan

akan menjadi bagian-bagian penting pada tiap tahap proses perencanaan.

Pada hakekatnya, seluruh proses perencanaan dapat dikelompokkan ke dalam empat tahap

perencanaan yang masing-masing memiliki kadar arsitektural dan keteknikan yang berbeda,

seperti tergambar dalam skema berikut ini :

Analisis dan pertimbangan yang bersifat arsitektural akan banyak diolah pada tahap-

tahap awal perencanaan, sementara kadar keteknikan yang tinggi akan

mendominasi bagian akhir dari seluruh proses perencanaan. Tentu hal ini sangat

wajar, mengingat hasil akhir perencanaan yang berupa penyusunan dokumen kerja

akan menjadi panduan dalam pelaksanaan fisik pembangunan. Secara lebih rinci,

alur proses perencanaan dapat dicermati melalui skema berikut ini :

CV. IV - 19

Page 20: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

Pada tahap penyusunan program atau tahap awal perencanaan, pendekatan-pendekatan

perencanaan yang meliputi enam aspek perencanaan dianalisis yang masing-masing akan

memberi arahan perancangan atau “design guidelines”. Tahap pengkajian aspek

perencanaan akan sangat menentukan, karena pada dasarnya perwujudan ruang dan

bangunan merupakan solusi yang terpadu dan komprehensif dari seluruh aspek

perencanaan.

Konsep perancangan merupakan tahap perpindahan dari konsep-konsep yang lebih

bersifat verbal ke dalam bentuk gagasan ruang dan bentuk baik melalui pertimbangan

parsial mau pun komprehensif. Bagian terakhir adalah tahap yang makin konkrit sebagai

solusi akhir dari seluruh analisis dan pertimbangan perencanaan.

Selanjutnya, skema-skema berikut ini akan diharapkan akan memperjelas penjabaran/

penguraian lebih rinci tentang aspek-aspek perencanaan.

CV. IV - 20

Page 21: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

CV. IV - 21

Page 22: metodologi Konsultan Perencanaan

USULAN TEKNIS

CV. IV - 22