laporan pendahuluan kasus opiat

14
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS PENYALAHGUNAAN NAPZA A. Pengertian NAPZA merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif atau sering juga dikenal dengan istilah NARKOBA yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Bahan berbahaya lainnya. Narkoba adalah berupa senyawa- senyawa yang digunakan dalam dunia kesehatan dan bersifat mempengaruhi kerja sistem otak karena obatnya bekerja pada system saraf. Narkoba atau napza mempunyai pengaruh dari yang ringan sampai dengan yang berat. Narkotika adalah zat atau obat, baik yang berasal dari tanaman, sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika merupakan senyawa obat yang bekerja sentral (pada pusat dalam system saraf/ otak) dan mampu mempengaruhi fungsi psikis/ kejiwaan. Zat adiktif adalah zat-zat atau obat-obat yang dapat menimbulkan ketergantungan, selain ketiga jenis diatas. Zat yang termasuk kategori ini yaitu inhalansia, nikotin, dan kafein (Handoyo, 2004). Zat aditif ialah zat atau bahan yang apabila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh, terutama susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan perubahan aktivitas mental-

Upload: anikacaem

Post on 01-Jul-2015

285 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN kasus opiat

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS

PENYALAHGUNAAN NAPZA

A. Pengertian

NAPZA merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif atau

sering juga dikenal dengan istilah NARKOBA yang merupakan singkatan dari Narkotika,

Psikotropika, dan Bahan berbahaya lainnya. Narkoba adalah berupa senyawa-senyawa yang

digunakan dalam dunia kesehatan dan bersifat mempengaruhi kerja sistem otak karena

obatnya bekerja pada system saraf. Narkoba atau napza mempunyai pengaruh dari yang

ringan sampai dengan yang berat. Narkotika adalah zat atau obat, baik yang berasal dari

tanaman, sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan. Psikotropika merupakan senyawa obat yang bekerja sentral

(pada pusat dalam system saraf/ otak) dan mampu mempengaruhi fungsi psikis/ kejiwaan.

Zat adiktif adalah zat-zat atau obat-obat yang dapat menimbulkan ketergantungan, selain

ketiga jenis diatas. Zat yang termasuk kategori ini yaitu inhalansia, nikotin, dan kafein

(Handoyo, 2004).

Zat aditif ialah zat atau bahan yang apabila masuk kedalam tubuh manusia akan

mempengaruhi tubuh, terutama susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan perubahan

aktivitas mental-emosional dan perilaku. Apabila digunakan terus menerus dapat

menimbulkan kecanduan.

B. Penyebab penyalahgunaan narkoba

Penyebab penyalahgunaan narkoba ada 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor

eksternal.

a. Faktor internal

1) Keluarga

Kurang perhatian dan komunikasi dari anggota keluarga akan membuat seseorang

merasa kesepian, tidak berguna, maka seseorang akan lebih mudah merasa putus asa

dan frustasi sehingga menjadi lebih suka berteman dengan kelompok (geng) yang

terdiri dari teman-teman sebaya.

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN kasus opiat

2) Ekonomi

Kesulitan mencari pekerjaan sering menimbulkan keinginan untuk bekerja menjadi

pengedar narkoba

3) Kepribadian

Kepribadian seseorang sangat berpengaruh terhadap perilakunya. Apabila

kepribadian seseorang kurang baik dan mudah terpengaruh orang lain, maka akan

lebih mudah terjerumus kedalam jurang narkoba.

b. Faktor eksternal

1) Pergaulan

Teman sebaya mempunyai pengaruh yang cukup kuat untuk menjerumuskan

seseorang ke dalam lembah narkoba, biasanya berawal dengan ikut-ikutan teman

kelompoknya yang mengkonsumsi narkoba.

2) Sosial atau Masyarakat

Faktor sosial masyarakat juga mempunyai peran penting menjadi penyebab

penyalahgunaan narkoba. Lingkungan masyarakat yang baik, terkontrol, dan

memiliki organisasi yang baik akan dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan

narkoba.

C. Dampak penyalahgunaan narkoba

Pada penyalahgunaan narkoba ini sering ditemukan kerusakan pada berbagai organ

penting dalam tubuh antara lain:

a. Pada otak, dapat mengakibatkan terjadi perdarahan pada pembuluh darah otak (stroke).

b. Pada paru, mengakibatkan bronchitis, asma, dan gagal nafas.

c. Pada jantung, mengakibatkan gagal jantung dan infark miocard (MCI).

d. Pada lever, mengakibatkan hepatitis dan kanker hati (cirrhosis).

e. Pada lambung, mengakibatkan perdarahan lambung.

f. Pada alat reproduksi, mengakibatkan impotensi, keguguran ,mandul, sifilis, dan GO

(Gonorhea).

g. Pada ginjal, mengakibatkan gagal ginjal.

h. Pada darah, mengakibatkan anemia (kurang darah).

i. Pada sistem hormonal, mengakibatkan gangguan menstruasi.

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN kasus opiat

j. Pada sistem pertahanan tubuh, narkoba dapat memacu penyakit HIV/AIDS.

Dari hasil penelitian para penyalahguna narkoba/ napza dalam jangka waktu lama yang

dirawat di Pusat Rehabilitasi di Amerika Serikat ditemukan bahwa di dalam darah mereka

terdapat perubahan gen sel-sel reproduksi yang mengakibatkan cacat mental dan cacat tubuh

pada anak keturunannya (Handoyo, 2004).

D. Komplikasi

Sering terjadi komplikasi medis akibat penggunakan zat adiksi yang bisa disebabkan

oleh:

a. Kelebihan dosis yang dapat berakibat fatal

b. Bahan pencampur atau pelarut yang bersifat racun bagi tubuh pada pemakaian secara

parenteral

c. Prosedur menyuntik yang tidak steril sehingga dapat mengakibatkan sepsis, abses,

hepatitis, dan infeksi HIV/AIDS

d. Pola hidup yang kurang menjaga kebersihan diri dan tidak memperhatikan gizi, a.l.

penyakit kulit, karies dentis, anemia.

E. Karakteristik pengguna NAPZA

Karakteristik pengguna NAPZA dapat dilihat dari beberapa variabel sebagai berikut:

a. Umur

Pengguna NAPZA sebagian besar masih usia produktif antara 15-35 tahun.

b. Jenis kelamin

Saat ini pengguna NAPZA di dominasi oleh laki-laki di banding perempuan.

c. Pendidikan

Pendidikan rendah lebih banyak menjadi pengguna NAPZA karena tidak mengetahui

bahaya dari NAPZA.

d. Pekerjaan

Ketiadaan pekerjaan sering membuat orang terjerumus dalam pengguna NAPZA.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN kasus opiat

F. Penanggulangan masalah napza

Penganggulangan masalah napza dilakukan mulai dari pencegahan, pengobatan sampai

pemulihan.

1. Pencegahan, yaitu:

a. Memberikan informasi dan pendidikan yang efektif tentang napza

b. Deteksi dini perubahan perilaku

c. Menolak tegas untuk mencoba (“say no to drug”) atau “ katakan tidak pada narkoba.

2. Pengobatan

Terapi pengobatan bagi pasien napza, misalnya dengan detoksifikasi. Detoksifikasi

adalah upaya untuk mengurangi atau menghentikan gejala putus zat, dengan dua cara

yaitu:

a. Detoksifikasi tanpa subsitusi

Pesien ketergantungan putau (heroin) yang berhenti menggunakan zat yang

mengalami gejala putus zat tidak diberi obat untuk menghilangkan gejala putus zat

tersebut. Pasien hanya dibiarkan saja sampai gejala zat tersebut berhenti sendiri.

b. Detoksifikasi dengan subtitusi

Putau atau heroin dapat disubtitusi dengan memberikan jenis opiate misalnya kodein,

bufremorfin dan matadon. Detoksifikasi hanya untuk membantu menghilangkan

ketergantungan fisik dan bukan psikologis, oleh sebab itu dilanjutkan upaya

pemulihan.

3. Pemulihan

Pemulihan adalah upaya meningkatkan motivasi pasien untuk berhenti, mengontrol

keinginan pakai lagi, memperbaiki cara menyelesaikan masalah dan merubah gaya hidup

menjadi lebih sehat. Waktu pemulihan jangka pendek dapat dilakukan selama 3 bulan

dan jangka panjangnya 2 tahun atau seumur hidup.

Macam-macam bentuk pemulihan:

a. Terapi keagamaan yaitu terapi yang dilakukan oleh mesyarakat dengan pendekatan

agama

b. Terapi psikososial, misalnya konseling, psikoterapi, terapi kognitif dan prilaku,

terapi kelompok, terapi keluarga dan terapi lingkungan.

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN kasus opiat

c. Terapi komunitas yaitu terapi yang dilakukan oleh sekelompok konselor yang

berhasil dari pecandu yang sudah berhenti menggunakan putau atau heroin.

Program terapi didalamnya diterapkan terapi 12 langkah.

G. Proses keperawatan

Pengkajian

Data yang perlu dikaji adalah:

1. Pasien menggunakan Napza

2. Jenis Napza yang digunakan satu atau lebih

3. Gejala intoksikasi atau putus zat

4. Penyebab menggunakan Napza

5. Motivasi berhenti

6. Usaha berhenti berulang kali

7. Waktu paling lama tidak menggunakan Napza

8. Pasien menyatakan tidak mampu mengatasi ketergantungannya.

Diagnosa keperawatan

Koping individu tidak efektif: belum mampu mengatasi keinginan menggunakan zat.

Tindakan keperawatan

1. Tindakan keperawatan untuk pasien

a. Tujuan

1) Pasien dapat mengatasi tanda dan gejala intoksikasi atau putus zat

2) Pasien dapat menggali dampak pengguanaan zat

3) Pasien dapat meningkatkan motivasi untuk berhenti menggunakan zat

4) Pasien dapat mengontrol keinginan untuk menggunakan zat.

5) Pasien dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah

6) Pasien dapat mengubah gaya hidup.

7) Pasien dapat menggunakan terapi psikofarmaka secara tepat dan benar.

b. Tindakan

1) Diskusikan bersama pasien tentang dampak penggunaan zat terhadap:

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN kasus opiat

a) Kesehatan: tanda dan gejala intoksikasi dan penyakit fisik

b) Sosial atau hubungan dengan orang lain (pergaulan)

c) Pendidikan atau pekerjaan

d) Ekonomi dan keuangan

e) Hukum

Diskusikan tentang kehidupan pasien sebelum menggunakan zat, kemudian

harapan pasien untuk kehidupan sekarang dan masa yang akan dating setelah tahu

dampaknya.

2) Diskusikan cara meningkatkan motivasi untuk berhenti

a) Hal-hal positif yang masih dipunyai pasien (kesehatan/ pergaulan/ pendidikan/

pekerjaan / ekonomi/ hokum), misalnya masih kuat secara fisik, tidak ada

komplikasi penyakit akibat penggunaan zat.

b) Latih pasien untuk mensyukuri keadaanya tersebut

(1) Sebutkan lebih sering hal-hal yang petut disyukuri (latihan afirmasi)

(2) Sebutkan berulang-ulang keinginan untuk berhenti (latihan afirmasi)

3) Diskusikan cara mengontrol keinginan menggunakan zat dengan cara:

a) Menghindari, misalnya tidak pergi ketempat-tempat yang ada pengedar, tidak

melewati tempat yang mempunyai kesenangan saat masih menggunakan zat,

tidak bergabung/ bergaul dengan pengguna.

b) Mengalihkan, misalnya menyembunyikan diri dengan aktivitas yang padat dan

menyenangkan.

c) Menolak, misalnya mgengatakan tidak, walaupun ditawarkan gratis dan tetap

mengatakan tidak, walaupun sekali saja.

d) Latih pasien mengontrol keingianan menggunakan zat

Menghindar, mengalihkan, menolak

4) Diskusikan cara menyelesaikan masalah yang sehat

a) Mengenali cara pasien menyelesaikan masalah selama ini, misalnya segera

menggunakan zat bila ada masalah

b) Untung rugi cara tersebut digunakan

c) Tawarkan cara yang sehat untuk menyelesaikan masalah, contoh:

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN kasus opiat

(1) Secara verbal: jika pasien sering dicurigai dan dituduh pakai Napza oleh

orang tua maka pasien mengungkapkan bahwa pasien kecewa belum

dipercaya oleh keluarga, kemudian bicarakan dengan orang tua bahwa

tidak dipercaya itu membuat kesal dan dapat menimbulkan sugesti,

katakan hal-hal yang diharapkan terhadap orang lain secara jujur dan

terbuka, sepakati dengan orang tua kalau pasien akan mengatakan secara

jujur pada keluarga jika pasien ternyata pakai lagi, dan keluarga akan

membantu pasien untuk berobat.

(2) Secara fisik: ambil waktu luang untuk diri sendiri dengan jalan-jalan,

melakukan aktifitas untuk menyalurkan kekesalan, seperti olah raga,

relaksasi atau kegiatan lain yang disukai pasien.

(3) Secara sosial: cari bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalah

(4) Secara spiritual: mengadukan masalah kepada Tuhan dan menyakini

bahwa aka nada bantuan dari Yang Maha Kuasa

d) Latih pasien menggunakan cara tersebut:

(1) Menggali situasi yang beresiko tinggi

(a) Kondisi emosi negative, misalnya kesal, dituduh pakai lagi

(b) Kognitif dengan orang lain, misalnya bertengkar karena dilarang

keluar rumah atau dituduh mencuri

(c) Tekanan social, misalnya dipaksa sebagai syarat untuk bergabung

dengan kelompok tertentu

(2) Tidak menggunakan zat untuk menyelesaikan masalah, tetapi gunakan

cara yang sehat menyelesaikan masalah.

5) Diskusikan gaya hidup yang sehat

a) Makan dan buang air secara teratur

b) Bekerja dan tidur secara teratur

c) Menjaga kebersihan diri

d) Latih pasien mengubah gaya hidup

(1) Tentukan aktivitas sehari-hari dan hobi

(2) Buat jadwal aktivitas

(3) Tentukan pekalsanaan jadwal tersebut

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN kasus opiat

6) Latih pasien minum obat sesuai dengan terapi dokter tekankan pada prinsip benar

dosis obatnya.

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga

a. Tujuan

1) Keluarga dapat mengenal masalah ketidak tahuan anggota keluarganya berhenti

menggunakan napza

2) Keluarga dapat meningkatkan motivasi pasien untuk berhenti

3) Keluarga dapat menjelaskan cara merawat pasien napza

4) Keluarga dapat mengidentifikasi kondisi pasien yang perlu dirujuk

b. Tindakan

1) Diskusikan tentang masalah yang dialami keluarga dalam merawat pasien

2) Diskusikan bersama keluarga tentang:

a) Penyalahgunaan/ ketergantungan zat (tanda, gejala, penyebab, akibat)

b) Tahapan penyembuhan pasien (pencegahan, pengobatan dan pemulihan)

3) Diskusikan tentang kondisi pasien yang perlu segera dirujuk, seperti:

a) Intoksikasi berat, misalnya penurunan kesadaran, jalan sempoyongan,

penglihatan (persepsi) terganggu, kehilangan pengendalian diri, curiga yang

berlebih, melalukan kekerasan sampai menyerang orang lain.

b) Gejala putus zat, misalnya nyeri, mual sampai muntah, diare tidak bias tidur,

gelisah, tangan gemetar, cemas yang berlebih, depresi (murung yang

berkepanjangan).

4) Diskusikan dan latih keluarga merawat pasien napza, dengan cara:

a) Anjurkan keluarga meningkatkan motivasi pasien untuk berhenti atau hindari

sikap-sikap yang dapat mendorong pasien untuk pakai lagi (misalnya menuduh

pasien sembarangan atau terus menerus mencurigai pasien pakai lagi)

b) Anjurkan keluarga mengenal cirri-ciri pasien pakai lagi (misalnya memaksa

minta uang, ketahuan berbohong, ada tanda dan gejala intoksikasi)

c) Ajarkan keluarga untuk membantu pasien: menghindar atau mengalihkan

perhatian dari keinginan untuk pakai lagi

d) Anjurkan keluarga memberikan pujian bila pasien dapat berhenti walau 1 hari,

seminggu atau 1 bulan.

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN kasus opiat

e) Ajurkan keluarga mengawasi pasien minum obat

Daftar pustaka

Handoyo, I.L. (2004). Narkoba perlukah mengenalnya. Yogyakarta: PT. Pakar Raya.

Keliat. A. Budi., Akemat., Subu. A. (2006). MODUL IC CMHN Manajeman Kasus Gangguan

Jiwa Dalam Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia. World Health Organization Indonesia.