keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt

106
KERACUNAN KERACUNAN (TOKSIKOLOGI) (TOKSIKOLOGI) Dr. H. Harun Hudari, SpPD Dr. H. Harun Hudari, SpPD

Upload: umi-chusnul-chotimah

Post on 20-Sep-2015

226 views

Category:

Documents


43 download

TRANSCRIPT

  • KERACUNAN (TOKSIKOLOGI)Dr. H. Harun Hudari, SpPD

  • Keracunan (Toksikologi)1. Pengenalan Keracunan (Toksikologi)2. Keracunan Insektisida3. Keracunan Zat Korosif4. Keracunan Obat Hipnotik Sedatif5. Keracunan Ekstasi6. Keracunan Opiat7. Keracunan Makanan

  • 1. Pengenalan Keracunan (Toksikologi)

  • Pendahuluan-Baik di luar negeri maupun di Indonesia jumlah penderita keracunan, terutama akibat usaha bunuh diri tampak meningkat terus.

  • Etiologi

    Dapat akut/kronikDapat akibat bunuh diri, pembunuhan, kecelakaan

  • Gambaran Klinik

    Tergantung pd jenis bahan kimia penyebab keracunan

  • Diagnosis

    Penderita yg sehat mendadak koma, kejang, syok, sianosis, psikosis akut, GGA, gagal hati akut, tanpa diketahui sebabnya

  • PengobatanPengobatan Umum1. Resusitasi (ABC)-A (Airway = jalan nafas)-B (Breathing =pernafasan)-C(Circulation = peredaran darah)

  • Eliminasi

    -Tujuan menghambat penyerapan, kalau dapat menghilangkan bahan racun/hasil metabolisme tubuh

    -Dapat dikerjakan dengan cara :

  • Emesis: menggunakan sirup Ipecac mengeluarkan sebagian isi lambung jk diberikan dg segera setelah keracunan, tapi menghambat kerja karbon aktif, sekarang tdk dipakai lagi

  • Indikasi: Jarang

    Kontraindikasi: pasien pusing, tidak sadar, atau kejang atau pada pasien keracunan kerosin atau hidrokarbon yg lain, racun korosif, konfulsan kerja cepat(tricyclic antidepresan, stricnin, kamper)

    Tehnik: Berikan 30 ml sirup diikuti dg 8 gelas kecil air/800cc , jk diperlukan ulangi setiap 20 menit

  • b. Katarsis (intestinal lavage)diberi laksansCara pemberian: magnesium sulfat 10% 2-3 ml/kg atau sorbitol 70% 1-2 ml/kg

  • c. Kumbah lambung

    efektif pada racun yg berbentuk cair/pil yg kecil kecil dan sangat efektif jk dilakukan

  • Indikasi: Pada keracunan yg dalam jumlah banyak untuk mengidentifikasi jenis racun dan untuk pemberian carcoal dan antidotum

    Kontroindikasi: Tidak digunakan pada pasien dg penurunan kesadaran dan tidak ada reflek gag

  • Cara melakukan: Pada pasien dg penurunan kesadaran resiko pnemonia aspirasi dapat dikurangi dg membaringkan pasien dg kepala dibawah, posisi lateral kiri dikubitus, dan jika diperlukan dapat dilakukan intubasi endotracheal untuk melindungi jalan nafas masukkan selang yg sudah diberi anestesi lokal melalui mulut atau hidung ke dalam lambung. Lakukan aspirasi kemudian lakukan lavage berulang dg 50-100 cc cairan hingga cairan yg kembali jernih (gunakan air hangat/salin)

  • d. Carbon aktif

    Dapat mengabsorbsi hampir semua jenis obat & racun, kecuali besi, lithium, Na, K, sianida, mineral asam & alkohol.

  • Indikasi: sebagai pilihan utama pada keracunan lewat lambung dan usus

    Kontra Indikasi: Tidak boleh diberikan: > pada pasien dg penurunan kesadaran /kejang kec jk diberikan melalui NGT & jalan nafas hrs dilindungi dg ETT > pada pasien dg obstruksi ileus atau intestinal

  • e. Diuresis paksa ( forced diuresis=FD)

    pada dugaan racun berada dalam darah & dapat dikeluarkan melalui ginjal.

    Cara pemberian: Berikan 60-100 mg oral. Pengulangan dosis dapat dilakukan untuk meningkatkan absorbsi racun.

  • f. Dialisis

    ( HD/Dialisis Peritoneal) pada keracunan bahan yang dapat didialisis

  • g. Mandi dan keramas

    pada keracunan bahan yang dapat lewat kulit.

  • Cara melakukanDaerah yg terkontaminasi dibersihkan dg air hangat atau larutan salin, untuk zat yg berminyak (pestisida) bersihkan kulit setidaknya dg sabun 2x , jk daerah berambut gunakan shampo. Pada paparan racun kimia seperti zat yg mengganggu sistem syaraf beberapa ahli menyarankan pengunaanlarutan dilusi hipoklorid dg perbandingan 1:10

  • 3.Terapi Penyangga (Suportif)Mempertahankan fungsi alat vital tubuh.Memperhitungkan keseimbangan cairan, elektrolit, asam-basa, kalori setiap hari.

    4.AntidotumHanya kurang dari 10% bahan kimia yang mempunyai antidotumnya.Beberapa contoh antidotum:-Nallorphine untuk keracunan morphine.-Atrophine sulfat untuk keracunan fosfat organik.-Na-thiosulfate untuk keracunan sianida.

  • B.Pengobatan khususKhusus untuk keracunan obat yang sudah dapat dipastikan jenisnya.

  • 2. KERACUNAN INSEKTISIDA FOSFAT ORGANIK (IFO)

  • PendahuluanNama lain IFO :-Insektisida organo fosfat atau -Insektisida cholinesterase inhibitor. IFO merupakan insektisida poten yang paling banyak digunakan dalam pertanian dengan toksisitas tinggi

  • EtiologiIFO dibagi dua macam: IFO murni & gol. Carbamate.Beberapa contoh IFO murni : Malathion, Diazinon, Basudin, Paraoxon, Phosdrin, Raid, Systox, dll.Contoh gol.carbamate: Baygon

  • Gambaran Klinik Yang paling menonjol adalah kelainan visus, hiperaktivitas kelenjar ludah /keringat, saluran makan dan kesukaran bernafas.Ringan: anoreksi, nyeri kepala, lemah, rasa takut, tremor lidah & kelopak mata, miosis pupil.

  • Sedang: nausea, muntah, kejang/kram perut, hipersalivasi, hiperhidrosis, fasikulasi otot, bradikardi.Berat: diare, pupil pin-point, reaksi cahaya (-), sesak, sianosis, edema paru, inkontinensia urin & alvi, konvulsi, koma, blok jantung, akhirnya meninggal.

  • DiagnosisBerdasarkan gambaran klinis yang khas yaitu gejala muskarinik (hipersalivasi, miosis, lidah tremor), gejala nikotinik (sesak napas, tremor bola mata), gejala SSP (kejang)Laboratorium rutin tidak banyak menolong.Pengukuran KhE ( Kholin Esterase ) sel darah merah dan plasma, penting untuk memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronis.

  • Pengobatan:a.ResusitasiO2 dengan simple face maskBersihkan jalan napasPosisi trendelenberg miring supine ke kiriBebaskan benda yang terkontaminasi dari tubuhIVFD D5% gtt XX/mnt

  • b.Eliminasi Lavage lambung sampai tidak tercium bau racun

    c. Antidotum:Atrofin Sulfat (SA), kerjanya menghambat efek akumulasi AKh pada tempat penumpukan Awalnya Sulfas Atropin bolus IV 2 mg Selanjutnya Sulfas Atropin bolus IV 0,5 mg tiap 5 menit sampai timbul gejala atropinisasi (lidah kering, pupil midriasis, flushing)

  • Bila gejala atropinisasi tercapai interval diperpanjang pada menit 15-30-60Selanjutnya diperpanjang dengan interval 2-4-6-8-12 jam, SA dihentikan minimal setelah 2 x 24 jam pemberian

  • 3. KERACUNAN BAHAN KOROSIF

  • Pendahuluan Ada 2 bentuk:a. Asam kuatb. Basa/alkali kuat

  • EtiologiAsam kuat; asam oksalat, asam asetat glasial, asam sulfat/air aki, HCl, asam format, asam laktat.Basa Kuat: KOH, NaOH, NH4OH, CaOH, K/Na karbonat, Na fosfat

  • Gambaran klinik:Segera setelah kontak, timbul rasa nyeri yang hebat seperti terbakar sekitar mulut, faring, dan abdomen.Kemudian muntah, diare, dan kolaps.Muntahan sering disertai darah segar.Dapat timbul gejala asfiksia akibat edema glottis.Adanya demam yang tinggi dapat disebabkan timbulnya mediastinitis/peritonitis, perforasi esofagus/ lambung.

  • Diagnosis:Sangat mudah, cukup dengan gambaran klinis yang khas.Pemeriksaan Hb perlu bila timbul hematemesis melena/syok.

    Pengobatan:KL, emesis dan katarsis merupakan kontra indikasi.Segera suruh minum air/ air susu sebanyak mungkin.

  • c. Infus D5%, kalau perlu koloid / transfusi.d. Kortikosteroid iv selama 4-7 hari, kemudian dosis diturunkan 10-20 hari.e. Antibiotika f. Diet/ obat oral ditunda sampai dilakukan pemeriksaan laringoskopi indirek /esofagoskopi.g. Bila lesi ringan; diet oral segera dengan makanan cair, steroid-antibiotika dipercepat penghentiannya. Bila lesi luas; perlu sonde lambung atau penderita dipuasakan dan diberi nutrisi parenteral total atau konsul bedah untuk pemasangan sonde lewat gastrostomi.

  • Clinical feature of hydrocarbon poisoning

    TypeExampleRisk ofpneumonaRisk of sistemikToxicityTreatmentHigh viscosityLow viscosityNon toxic

    Low viscosityUnknow systemic toxicityLow viscosityknow systemic toxicity-Vaselin-Motor oil-Furniture polish-Mineral seal oil-kerosene-Lighter flow-terpentin-Pure oil

    -comphor -phenolCallorinusid insectisidaAromatik hidrokarbon, (benzene, topluen, ethane)Low

    High

    High

    HighLow

    Low

    variable

    High

    -Observasi Pneumoni-Do not use emersi

    -Observasi Pneumoni-Do not use emersi if less than 1-2 ml/ kg non sistemik

    -Performe lavage-give laxative charcort

  • 4. KERACUNAN OBAT HIPNOTIK SEDATIF

  • PendahuluanBanyak obat-obat yang dapat menimbulkan sedasi dan hipnotis dengan cara menekan SSP.

  • Etiologia.Gol. Barbituratb. Nonbarbituratc.Antiepilepsid. Antihistamine. Phenothiazinef. Bromidumg. Analgetika Narkotik

  • Gambaran KlinikKeluhan pertama adalah rasa ngantuk, bingung, perasaan menurunnya keseimbangan.Kemudian cepat diikuti dengan koma & pernafasan pelan dan dangkal.Selanjutnya otot melemah, hipotensi, sianosis, hipotermi, refleks-refleks hilang.Lama koma bervariasi antara 1-7 hari.

  • Diagnosis:Ditegakkan terutama atas dasar gambaran klinik

  • Pengobatan:ResusitasiEliminasi-Penderita sadar; emesis, norit, laksans MgSO4.-Koma ringan-sedang; kumbah lambung, kemudian diuresis paksa selama 12 jam, bila ada keraguan penyebab keracunan.-Koma berat; kumbah lambung dengan pipa endotrakeal berbalon untuk mencegah aspirasi ke paru. Selanjutnya diuresis paksa netral/ alkali, atau dialisis sampai penderita sadar.

  • Antidotum:Tidak ada antidotum spesifik.

  • 5. KERACUNAN EKSTASI

  • Penyalahgunaan Obat Amfetamin Ectasy (XTC)

    Sering terjadi pada usia muda, di akhir pekan, berdansa, tripping, menggerakan kepala terus.Bersifat patologik, paling sedikit 1 bulan

  • ectasy (XTC)Pertama kali di Jerman (1914)Tergolong amfetaminKelompok halusinogenik : mampu membuat ilusi visual, distorsi sensori, synesthesia (mampu melihat suara dan membau warna) despersonalisasi dan derealisasiNama kimia MDMA (methylene dioxy methamphetamine)

  • Efek farmakologik:Bentuk : tablet, bubuk, injeksiSystem dopaminergik berakibat aktif dan penuh energi. Efek serotonergik menimbulkan disorientasi, distorsi persepsi dan halusinogenikEfek timbul 20-30 menit, berakhir setelah 4-48 jamDosis letal beberapa kali dosis halusinogenikSering didapat dalam kombinasi dengan narkotik, kafein, lidokain, aspirin dll.

  • DIAGNOSISAnamnesis :Ada riwayat konsumsi obat halusinogenikGejala : (ringan-berat)Nyeri kepala, palpitasi, sesak, nyeri dadaParestesi, banyak omong, euphoria, empatiTerlalu percaya diri, insomniaKadang perubahan persepsi visual ringanKeracunan Ringan :Mudah tersinggung, mulut kering, palpitasiHipertensi ringan, gelisah, susah beristirahatTremor, midriasis dan flushing

  • Keracunan sedang :Rasa takut, agitasi, mual, muntah, nyeri perutKejang otot, hiperrefleksi, diaforesis, takikardiHipertensi, hipertermi, panik dan halusinasiKeracunan berat : Delirium, kejang-kejang, gejala fokal SSP (perdarahan intrakranial), koma, aritmiaOtot kaku, hipertensi, gangguan hemostasis, gagal nafas, gagal ginjal akut, meninggal

  • Gejala penghentian obat tiba-tiba :Kelelahan otot menyeluruh, hipertermia, mimpi buruk, depresi agitatif dan usaha bunuh diriFlash back, Insomnia, hipersomniaPerasaan dingin seluruh tubuhPerasaan takut yang berlebihan > 2 minggu

    Analisis laboratorium :Bahan: darah, urine, cairan lambungAmfetamin dalam urin bertahan 2 hariKasus keracunan berat: periksa fungsi ginjal, gas darah, elektrolit, sakar darah, urinalisis, EKG

  • PengobatanPrinsip pengobatan menghindari kontak/eliminasi obat dengan cara :Mencegah konsumsi obat tersebutBeri norit / obat katarsisRangsang muntah bila kesadaran baikBilas lambungDiuresis paksa (karena obat ini di ekskresikan ke ginjal)

  • Pengobatan simtomatis : (ectasy)Ansietas : diazepam 0,05-0,1 mg/kgBB IV atau oral. Dapat diulang 5-10 menitAgitasi/psikosis : haldol 5-19 mg iv. Dapat diulang 10-60 menitHipertensi berat : beta blocker/vasodilatorTakikardi supraventrikular dengan iskemia jantung : beta blockerIskemia miokard : morfin, nitratHipertermia : ruangan dinginKoagulopati : heparinPerawatan intensif :Kasus berat dan kesadaran turun

  • 6. KERACUNAN O P I A T

  • Umum digunakan untuk mengatasi nyeri melalui efek depresi pada otak

    Salah satunya morfin : digunakan untuk medis (chest pain, edema paru, analgesik)

  • OPIUMGetah berwarna putih berasal dari tanaman papaver somniferumBila dikeringkan seperti karet berwarna coklatDitumbuk menjadi serbuk opium

  • PUTAU ( HEROIN )Bubuk kristal putih yang sering diperjualbelikan dalam bungkusan kristal putih (white Snow)Dikalangan medis dikenal sebagai heroin yang tergolong opiat semisintetik dan turunan morfin

  • Penyalahgunaan obat :New York (1970) : 1200 meninggal karena overdosisUSA: 10.000 meninggal karena overdosis Golongan opiat : morfin, petidin, heroin, kodein termasuk narkotika, barbiturat, meprebamat, benzodiazepin, etanol dan putau

  • Farmakologi opiat :Setelah pemberian dosis tunggal tunggal heroin (putaw), dalam 6-10 menit akan dihidrolisis oleh hati menjadi 6-monosetil morfin setelah itu diubah menjadi morfinSelanjutnya diubah menjadi Mo-3-monoglukoronid dan Mo-6 monoglukoronid yang larut dalam air (dapat dires dalam urine)Karena heroin larut dalam lemak : dapat melalui sawar otak dalam waktu yang cepat

  • Diagnosis keracunan opiat :Gejala klinis khas (pin point, depresi nafas, membaik setelah pemberian nalokson)Kadang ditemukan bekas suntikan (needle track sign)

  • Laboratorium : tidak selalu seiring dengan gejala klinis

    Pemeriksaan kualitatif urine : cukup efektif untuk memastikan diagnosis

  • Gambaran klinis Intoksikasi Opiat :Umumnya cenderung terjadi penurunan kesadaran (sampai koma)Dosis toksik :Selalu menyebabkan penurunan kesadaran mengantuk sampai koma, bicara cadelPin poin pupil, dilatasi pupil terjadi pada anoksia yang beratPernafasan pelan (depresi pernafasan), sianosis, nadi lemah, hipotensi, spasme saluran cerna dan bilier. Edema paru dan kejang

  • KEADAAN PUTUS OPIATSalah satu keadaan berikut :Penghentian atau penurunan dosis opiatPemberian antagonis opiatTiga (atau lebih) berikut ini yg berkembang beberapa hari setelah A.1). Mood disforik, 2). Mual muntah, 3)nyeri otot4)lakrimasi/rinorea, 5)dilatasi pupil, piloereksi,keringat, 6)diare, 7)menguap, 8)demam, 9)insomniaGejala B menyebabkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi lain

  • Kematian :2-4 jam setelah pemakaian oral/subkutanIV : gejala lebih berat :Hipertemia, aritmia jantung, hipertensi, bronkospasmeAkut Tubular Nekrosis (ATN) karena rabdomiolisis dan mioglobulinuria dan gagal ginjalKulit warna kemerahanLekositosis dan hipoglikemia

  • Prinsip penatalaksanaan :Penatalaksanaan kegawatanPenilaian klinisDekontaminasi racunPemberian antidotumTerapi suportifObservasi dan konsultasirehabilitasi

  • Penatalaksanaan kegawatan :Nilai tanda vital seperti jalan nafas, sirkulasi, kesadaranTindakan resusitasi yang umum seperti: airways (A), Breathing (B), Circulation (C)Penilaian klinis :Perhatikan adanya koma, kejang, henti jantung, henti nafas dan syokAnamnesis :

  • 2. Penilaian klinis (LANJUTAN):Pemeriksaan fisis :Cari tanda atau kelainan fungsi otonom seperti tekanan darah, nadi, pupil, keringat, air liur dan peristaltic ususMisal pada gejala simpatis (simpatomimetik) : ditemukan delirium, paranoid, takikardi, hipertensi, hiperpireksia, diaforesis, midriasis, aritmia dan kejang

  • 3. Dekontaminasi :Kulit: untuk bahan yg cepat diserap melalui kulitSal. Cerna; agar bahan sedikit diabsorpsi biasanya diberi arang aktif, pencahar, perangsang muntah dan kumbah lambung4.Pemberian antidotTidak semua keracunan ada penawarnya, apalagi antidot belum tentu tersediaAtasi sesuai dengan besar masalah5. suportif, konsultasi dan rehabilitasiCost effectiveness disesuaikan dengan masing-masing pelayanan kesehatan

  • Pengobatan :Nalokson 0,4-2,0 mg. Dosis dapat diulang pada keracunan yang berat dengan panduan klinis. Efek sekitar 2-3 jam. Bila respon tidak ada setelah dosis total 10 mg maka diagnosis intoksikasi opiat dikaji ulangEdema paru : nalokalionHipotensi : dopamine 2-5 ug/kgBB/menitJangan dimuntahkan bila intoksikasi oralKumbah lambung: segera setelah intoksikasi oral, awasi jalan nafasKejang : diazepam iv 5-10 mg. Diulang bila perlu

  • PROTOKOL PENAGANAN OVERDOSIS OPIAT DI UGDGejala klinis :Penurunan kesadaran disertai salah satu dari :Respirasi < 12 kali.menitPupil miosis (seringkali pin-pint)Ada riwayat memakai morfin/heroin terdapat needle track signTindakan : A. Penanganan kegawatan :Bebaskan jalan nafasBeri O2 sesuai kebutuhanIVFD NaCl 0,9% atau D5% emergensi

  • PROTOKOL PENAGANAN OVERDOSIS OPIAT DI UGDTindakan (LANJUTAN): B. Pemberian antidot nalokson :Tanpa hipoventilasi: dosis awal 0,4 mg IV pelan atau diencerkanDengan hipoventilasi dosis awal 1-2 mg IVBila tidak ada respon: beri nalokson 1-2 mg iv setiap 5-10 menit hingga timbul respon (perbaikan kesadaran, depresi pernafasan hilang, dilatasi pupil) atau telah mencapai dosis maksimal 10 mg

  • PROTOKOL PENANGANAN OVERDOSIS OPIAT DI UGDB. Pemberian antidot nalokson (lanjutan):Efek nalokson berkurang setelah 20-40 menit; sehingga pasien dapat jatuh ke dalam keadaan overdosis kembali. Bila perlu drips nalokson satu ampul dalam D5% 500 cc atau NaCl 0,9% diberikan dalam 4-6 jamSimpan sample urin, lakukan toraks fotoPuasakan 6 jam untuk menghindari aspirasiEndotracheal tube (ETT) bila ; pernafasan tidak adekuat, oksigenasi kurang walau ventilasi cukup, hipoventilasi menetap setelah 3 jam

  • III. Dalam tindakan: perhatikan prinsip-prinsip kewaspadaan universal karena tingginya angka prevalensi hepatitis C dan HIVIV. Bila diperlukan, dapat dipasang NGT untuk mencegah aspirasiV. Penderita dirawat dan dikonsultasikan ke Tim Narkoba

  • Lama Waktu deteksi urinebeberapa jenis opiat

    Jenis obatWaktu deteksiAmfetamin2 hariBarbiturat1 hari (Short acting)3 mgg (long acting)Benzodiazepin3 hariKokain2-4 hariKodein2 hariHeroin1-2 hariMethadone3 hariMorfin2-5 hari

  • 7. GIGITAN ULAR

  • Venom90% protein by dry weight and most of these are enzymes25 different enzymes have been isolated from venoms and 10 of these occur frequently in most venomsSynergistic effects: different venoms contain different combinations of enzymes causing a more potent effect than any of the individual effects (very similar to drug synergism)Generally speaking, venoms are either neurotoxic, hemotoxic or cytotoxic and the enzymes in the venom are responsible for these effects

    http://www.rattlesnakebite.org/rattlesnakepics.htmhttp://www.reptileallsorts.com/bites-venom.htm

  • Mechanism of ToxicityThe most common types of enzymes are proteolytic, phospholipases, and hyaluronidasesProteolytic Enzymes: digestive propertiesPhospholipases: degrade lipidsHyaluronidases: speed venom spread through the body

    http://jrscience.wcp.muohio.edu/fieldcourses03/PapersCostaRicaArticles/VenomousSnakeGoodness.AnA.htmlhttp://www.reptileallsorts.com/bites-venom.htm

  • Mechanism of ToxicityCollagenasesPhosphodiesterasesAcetylcholinesteraseCirculatory System Effects

    http://jrscience.wcp.muohio.edu/fieldcourses03/PapersCostaRicaArticles/VenomousSnakeGoodness.AnA.html

  • Mechanism of ActionToxic effects are the most common focus of snake venom but often the compounds responsible for these effects can be isolated and used for beneficial purposesCan range from anti-venom production, to multiple sclerosis treatment, and slowing of cancer growth and metastasis rates

  • Mechanism of ActionA study done in 2006 isolated denmotoxin from mangrove catsnake venomStrong neurotoxic effects on birds with little on miceAble to research and isolate compounds to make discoveries in anit-coagulant, antiplatelet, and anti-hypertensive agents as well as anti-angiogenic compounds for cancer treatment

    http://www.news.vcu.edu/vcu_view/pages.aspx?nid=1732

  • Mechanism of ActionAnother group of researchers isolated an enzyme, called fibrolase, in rattlesnake venomShowing great promise in dissolving blood clots, like those associated with heart attacks, strokes, and deep-vein thrombosisClot-busting drugs on the market now dissolve the blockages in two steps while the fibrolase directly attacks the clots

    http://www.usc.edu/hsc/info/pr/hmm/01summer/slimy.html http://www.fotosearch.com/photos-images/rattlesnake.html

  • Mechanism of ActionCancer TreatmentOne study isolated a component in cobra venom that inhibits DNA and RNA synthesisUsed in the treatment of breast cancerAnother study looked at a component of venom called contortostatinInhibits cancer cells from moving through blood vessel walls, leading to fewer metastases

    http://www.pps.org.pk/PJP/3-1/07%20DMShaikh.pdfhttp://www.usc.edu/hsc/info/pr/hmm/01summer/slimy.html

  • Body ClearanceThe way in which the body clears or neutralizes venom is still not fully understood A recent study was done looking at the effects of antivenin (Fab/Fab2) on the process of absorption and elimination in rabbitsThey found the venom rapidly disappeared from the injection site, but was slow to reach the vascular system, suggesting that its partially absorbed in lymphatic circulation Fab2 with antivenin elimination is slower than that of free venom with antiveninIt suggests Fab2 is eliminated by phagocytosis

    http://jpet.aspetjournals.org/cgi/content/full/285/2/490

  • www.funnyhub.com/.../img/snake-bites-foot.jpgSide EffectsRespitory paralysisFeverRapid PulseIncreased ThirstDizzinessLocal Tissue DamageBlurred visionNausea and vomitingDiarrhea Coma Death

    http://www.drugs.com/enc/snake-bite.html

    www.funnyhub.com/.../img/snake-bites-foot.jpg

  • Dertajat Gejala Pengobatan 0. None abrasi , nyeri Wound care I. Ringan nyeri, kaku Antivenom parestesia II. Sedang nyeri, kaku , kemerahan sampai Antivenom diluar daerah gigitan III. Berat bengkak seluruh ekstremitas Antivenom gejala sistemik coagulopathyIV. Mengancam nyawa gejala sistemik nyata, sesak, Antivenom severe coagulopathy

  • Snake Bites: What To DoDo NotsIcing is not helpfulCut and suck methodAvoid mouth suctionNo constriction bands(bite on local woman)

  • First Aid- Do it R.I.G.H.TR Reassure the patient . 70 % snake bites nonvenomous species. Only 50 % of bites by venomous species actually envenomate the pt.I Immobilise in the same way as # limb. Use bandages / cloth to hold splints, not to block blood supply / apply pressure. Do not apply any compression in the form of tight ligatures GH Get to the hospital immediatelyT- Tell the doctor of any systemic symptoms that manifest on way to the hosp

  • Traditional Methods to be DISCARDEDTourniquets traditionally used to stop venom flow. ( increased risk of ischemia , loss of limb, necrosis, massive neurotoxic blockade when tourniquet is released, embolism viper , false sense of security )Incision & Suction increases risk of severe bleeding as clotting mech is ineffective & infection . No venom is removed by this methodWashing the wound it increases the flow of venom into system by stimulating the lymphatic system.

  • Jangan gunakan ES tidak akan memperlambat penyebara enzim namun akan memperlambat respon imunitas didaerah tersebut

  • Jangan gunakan pengikat. karena akan melokalisir enzim digestive dari racun ular

  • Jangan di tusuk, iris, atau di hisap racun tidak aka keluar bermakna memperbesar kerusakan jaringan

  • Treatment protocolAttend to AIRWAY , BREATHING, CIRCULATIONTetanus toxoidRoutine antibiotic is not necessary Identify the snake responsibleAll patients should be kept under observation for a min period of 24 hrs.Determine the exact time of biteAsk the victim as to what he was doing at the time of bite

  • Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasimenggunakan perban katun elastis dengan menggunakan perban katun elastis denganlebar + 10 cm, panjang 45 m

  • Pain give PARACETAMOLNot Aspirin & NSAIDS5o mg TRAMADOL can also be usedCare must be taken when removig tight tourniquets tied by victim. Sudden removal can lead to massive surge of venom leading to neurological paralysis, hypotension d/t vasodilation.

  • Snake Bites: What To Do (controversial but generally recommended)Pit ViperGet away from snake / may re-strikeCan strike the length of their bodyA decapitated head can react for 20 more minutesHave victim lie down and stay calmDo not move victim unless absolutely necessaryKeep bitten area immobile and below the level of the heartWash area with soap and water

  • Snake Bites: What To Do #2If more than 1 hour from medical facility, use extractor within 3 minutes and left on for 30 minutes (pit vipers only)(up to 30% of venom may be removed)Seek medical attention immediatelyAnti-venom available only at hospitalsSame anti-venom used no matter type of snakeMust be given within 4 hours of the bite

  • Coral Snake Bites: What To DoCoral SnakeUse same methods except:Do not use extractorApply mild pressure over the bite site and wrap entire limb with an ace bandageNo ice is necessary

  • Non-Poisonous BitesHorseshoe shaped tooth marksMay be painful but no systemic reactionsWhat To Do?Minor wound treatmentIf in doubt, go to hospital or call Dr.

  • Snake Bite Prevention Use caution around wood piles, rock crevices etc.Watch where you stepDo not reach into holes or hidden ledgesWear boots, long pants, long sleeved shirtsDont sit or step over logs without checking it outUse a walking stickWhen camping, keep tent zipped at all times (float trip)(child sat on snake)Take a friend along

  • Snakes: Additional InformationPoor vision, especially when sheddingPrime time for crawling snakes in this area: AugustBaby snakes have stronger venomSnakes just out of hibernation have stronger venom

  • www.funnyhub.com/.../img/snake-bites-face.jpgThe End

    www.funnyhub.com/.../img/snake-bites-face.jpg

  • **********