laporan pendahuluan demam

36
LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM (Febris) 27 NOVEMBER 2013 | RIEZKHYAMALIA A. DEFINISI Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal. Febris/ demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkardian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior (Isselbacher, 1999). Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih.Adajuga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C.Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000). Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat termoregulasi hipotalamus (Berhman, 1999). Seseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya diatas 37,8ºC (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal (Donna L. Wong, 2003). Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain : 1. Demam septik Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik. 2. Demam remiten Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik. 3. Demam intermiten Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam

Upload: maulana-rian-krisandi

Post on 21-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

h

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM (Febris)27 NOVEMBER 2013 | RIEZKHYAMALIA

A. DEFINISI

Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu

tubuh secara abnormal.

Febris/ demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkardian yang

normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang

terletak dalam hipotalamus anterior (Isselbacher, 1999).

Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C

atau lebih.Adajuga yang yang mengambil batasan lebih dari

37,80C.Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi

(hiperpireksia)(Julia, 2000).

Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat

termoregulasi hipotalamus (Berhman, 1999). Seseorang mengalami

demam bila suhu tubuhnya diatas 37,8ºC (suhu oral atau aksila) atau

suhu rektal (Donna L. Wong, 2003).

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :

1. Demam septik

Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari

dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai

keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut

turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

2. Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu

badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai

dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam

septik.

3. Demam intermiten

Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam

satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut

tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

demam disebut kuartana.

4. Demam kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada

tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

5. Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh

beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian

diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit

tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien

dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan

suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran

kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan

segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para

pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan

suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus

sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada

terhadap infeksi bakterial.

B. ETIOLOGI

Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam

dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan,

penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000).Menurut Guyton

(1990) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau

zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit

bakteri, tumor otak atau dehidrasi.

Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan

toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada

gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma).

Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam

diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien,

pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan

holistik.

Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul

demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang

menyertai demam.

Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien

mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan

diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya

walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan

menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.

C. PATOFISIOLOGI

Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point,

tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas

berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point(Julia, 2000).Demam

adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak

terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada

infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem

pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat

penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen)

dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh

mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing

(non infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima

(reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat

pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan

dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan

produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan

suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan

menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun,

terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.Inilah

yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini

akanmerangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis

yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan

antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003).

Sedangkan sifat-sifat demam dapatberupa menggigil atau krisis/flush.

Menggigil.Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari

tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari

kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya

memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu

baru.Krisis/flush.Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan

mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada

pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal.(Guyton,

1999).

D. MANIFESTASI KLINIS

tanda dan gejala demam antara lain :

1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)

2. Kulit kemerahan

3. Hangat pada sentuhan

4. Peningkatan frekuensi pernapasan

5. Menggigil

6. Dehidrasi

7. Kehilangan nafsu makan

Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung,

anoreksia dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi

dari 37,5 ºC-40ºC, kulit hangat, takichardi, sedangkan batasan

karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan, peningkatan

kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin,

nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo),

keletihan, kelemahan, dan berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito.

2000).

F. PENATALAKSANAAN

1. Secara Fisik

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap

4-6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau

mengigau.Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas

atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang

yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena

oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak

akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat

seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.

a. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan

b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan

c. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen

ke otak yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.

d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknyaMinuman

yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan),

air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap

akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.

e. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang

f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk

menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh

dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk

menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena

justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat

keluar. Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi

(keracunan).

g. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-

suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar

terasa hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar

cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur

suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di

samping itu lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah

tepi di kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

pori-pori kulit terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas

dari tubuh.

2. Obat-obatan Antipiretik

Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur

suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan

prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga

set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana

diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi

pengeluaran panas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik:

a. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol

b. Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh

sirup parasetamol

c. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the

sirup parasetamol.

Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan

dengan air atau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali

sehari.Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap

sendoknya.

Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam

menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko,

yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan metabolik,

penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam.Obat-

obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari golongan yang

bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan kimianya tetapi

mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya. Tujuannya

menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan pembentukan

prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase.

Asetaminofen merupakan derivat para -aminofenol yang bekerja menekan

pembentukan prostaglandin yang disintesis dalam susunan saraf pusat.

Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali

sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari Pada umumnya dosis ini dapat d

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

itoleransi dengan baik.Dosis besar jangka lama dapat menyebabkan

intoksikasi dan kerusakkan hepar.Pemberiannya dapat secara per oral

maupun rektal.Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja

meneka n pembentukanprostaglandin.Obat ini bersifat antipiretik,

analgetik dan antiinflamasi.Efek samping yang timbul berupa mual, perut

kembung dan perdarahan, tetapi lebih jarang

dibandingkan aspirin.Efek samping hematologis yang berat meliputi

agranulositosis dan anemia aplastik.Efek terhadap ginjal berupa gagal

ginjal akut (terutama bila dikombinasikan dengan asetaminopen).Dosis

terapeutik yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.Metamizole

(antalgin) bekerja menekan pembentukkan prostaglandin.Mempunyai efek

antipiretik, analgetik da n antiinflamasi. Efek samping pemberiannya

berupa agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara han saluran cerna.

Dosis terap eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan tidak dianjurkan unt

uk anak kurang dari 6 bulan.Pemberiannya secara per oral, intramuskular

atau intravena. Asam mefenamat suatu obat gol ongan fenamat.Khasiat

analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik.Efek sampingnya

berupa dispepsia dan anemiahemolitik.Dosis pemberiannya 20

mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya secara per oral dan tidak

boleh diberikan anak usia kurang dari 6 bulan.

G. KOMPLIKASI

1. Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh

2. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering

terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam

pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam

ini juga tidak membahayan otak

H. PENGKAJIAN FOKUS

1. Pengkajian

a. Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan

b. Riwayat kesehatan

c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) :

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

panas.

d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien

saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala

lain yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn,

eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.

e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau

penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).

f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit

lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat

genetik atau tidak)

2. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi

3. Pemeriksaan persistem

a. Sistem persepsi sensori

b. Sistem persyarafan : kesadaran

c. Sistem pernafasan

d. Sistem kardiovaskuler

e. Sistem gastrointestinal

f. Sistem integumen

g. Sistem perkemihan

3. Pada fungsi kesehatan

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

b. Pola nutrisi dan metabolisme

c. Pola eliminasi

d. Pola aktivitas dan latihan

e. Pola tidur dan istirahat

f. Pola kognitif dan perseptual

g. Pola toleransi dan koping stress

h. Pola nilai dan keyakinan

i. Pola hubungan dan peran

4. Pemeriksaan penunjang

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

a. Laboratorium

b. foto rontgent

c. USG

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi

2. Resiko defisit volume cairan yang berhubungan dengan intake tidak

adekuat dan diaporesis

3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penurunan keinginan untuk makan (anoreksia).

4. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit

(Carpenito, 2000 & Doengoes, 2000)

A. Intervensi

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi

Tujuan :

Suhu tubuh dalam batas normal (36.5 º ).

Kriteria hasil:

a. Suhu dalam batas normal

b. Bebas dari kedinginan

c. Tidak mengalami komplikasi

Intervensi :

a. Pantau suhu pasien (derajad dan pola),perhatian menggigil/ diaforesis

b. Berikan kompres air hangat untuk merangsang penurunan panas atau

demam

c. Kolaborasi memberikan antipiretik

2. Resiko defisit volume cairan yang berhubungan dengan intake tidak

adekuat dan diaporesis (Doenges, 2000).

Tujuan :

Defisit volume cairan dapat diatasi.

Kriteria hasil :

Mempertahankan cairan dan elektrolit dalam tubuh.

Intervensi :

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

a. kaji masukan dan haluaran cairan,

b. kaji tanda- tanda vital pasien,

c. ajarkan pasien pentingnya mempertahankan masukan yang adekuat

(sedikitnya 2000 ml / hari, kecualiterdapat kontra indikasi penyakit

jantung atau ginjal),

d. kaji tanda dan gejala dini defisit volume cairan (mukosa bibir kering,

penurunan berat badan).

e. Timbang berat badan setiap hari.

3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia (Carpenito, 1999).

Tujuan :

Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Kriteria hasil :

Berat badan normal, nafsu makan ada / bertambah.

Intervensi :

a. timbang berat badan pasien setiap hari

b. jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat beri diet lunak,

c. ajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering,

d. pertahankam kebersihan mulut dengan baik,

e. sajikan makanan dalam bentuk yang menarik

4. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit

Tujuan :

cemas hilang

Kriteria hasil :

a. klien dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan dan

menurunkan suhu tubuh

b. klien mau berpartisipasi dalam setiap tidakan yang dilakukan

c. klien mengungkapkan penurunan cemas yang berhubungan dengan

hipertermi, proses penyakit

Intervensi :

a. Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki klien

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

mengenai hipertermi

b. Berikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi

c. Validasi perasaan klien dan yakinkan klien bahwa kecemasam

merupakan respon yang normal

d. Diskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan

hipertermi dan keadaan penyakit

DAFTAR PPUSTAKA

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta

Sumijati M.E, dkk. 2000. Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang

Lazim Terjadi Pada Anak.PERKANI : Surabaya

Wahidiyat Iskandar. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Info Medika :

Jakarta

Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G, 2000, Rencana Asuhan

Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian

Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa

Luis: Mosby Inc.

Lynda juall, Carpenito, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan / Lynda

juall Carpenito, Editor Edisi Bahasa Indonesia, Monica Ester (Edisi 8),

Jakarta: EGC.

Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Medika

Aesculapius.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak dengan Febris

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN FEBRIS/DEMAM

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus (Elizabeth J. Corwin, 2000). Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ºC (E. Oswari, 2006). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Sjaifoellah Noer, 2004).

Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal. Febris/demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkardian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior (Isselbacher, 1999).

Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi(Guyton, 1990).

Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 38⁰C atau lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,8⁰C.Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40⁰C disebut demam tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000).

Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat termoregulasi hipotalamus (Berhman, 1999). Seseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya diatas 37,8ºC (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal (Donna L. Wong, 2003).

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain:

a. Demam septik

Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

b. Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

c. Demam intermiten

Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

d. Demam kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

e. Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.

Jenis Demam Ciri-ciri

Demam septik Malam hari suhu naik sekali, pagi hari turun hingga diatas normal, sering disertai menggigil dan berkeringat

Demam remitten Suhu badan dapat turun setiap hari tapi tidak pernah mencapai normal. Perbedaan suhu mungkin mencapai 2 derajat namun perbedaannya tidak sebesar demam septik.

Demam intermiten Suhu badan turun menjadi normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam terjadi dua hari sekali disebut tertiana dan apabila terjadi 2 hari bebas demam diantara 2 serangan demam

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

disebut kuartana.

Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia

2. Etiologi

Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain (Julia, 2000).

Menurut Guyton (2000), demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.

Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala yang menyertai demam.

Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2000 bahwa etiologi febris,diantaranya

a. Suhu lingkungan.

b. Adanya infeksi.

c. Pneumonia.

d. Malaria.

e. Otitis media.

f. Imunisasi

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

3. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala terjadinya febris adalah:

a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8⁰C - 40⁰C)

b. Kulit kemerahan

c. Hangat pada sentuhan

d. Peningkatan frekuensi pernapasan

e. Menggigil

f. Dehidrasi

g. Kehilangan nafsu makan

Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5⁰C - 40⁰C, kulit hangat, takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito. 2000).

4. Patofisiologi

Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi). Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh menyebabkan demam selama keadaan sakit.

Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke dalam cairan tubuh, yang disebut juga zat pirogen leukosit.

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh.

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

5. Pathway

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

6. Pemeriksaan Penunjang

Sebelum meningkat ke pemeriksaan-pemeriksaan yang mutakhir, yang siap tersedia untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

bebrapa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin.

Dalam tahap berikutnya dapat dipikirkan untuk membuat diagnosis dengan lebih pasti melalui biopsy pada tempat- tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti angiografi, aortografi, atau limfangiografi

7. Penatalaksanaan

a. Secara Fisik

Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.

1. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan

2. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan

3. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak.

4. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknyaMinuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.

5. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang

6. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).

7. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan

Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.

b. Obat-obatan Antipiretik

Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik:

1. Bayi 6 – 12 bulan : ½-1 sendok the sirup parasetamol

2. Anak 1 – 6 tahun : ¼-½ parasetamol 500 mg atau 1-1½ sendokteh sirup parasetamol

3. Anak 6 – 12 tahun : ½-1 tablet parasetamol 500 mg atau 2 sendok teh sirup parasetamol.

Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.

Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam.Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan derivat para -aminofenol yang bekerja menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari Pada umumnya dosis ini dapat d itoleransi dengan baik.Dosis besar jangka lama dapat menyebabkan intoksikasi dan kerusakkan hepar.Pemberiannya dapat secara per oral maupun rektal.Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja meneka n pembentukan prostaglandin.Obat ini bersifat antipiretik, analgetik dan antiinflamasi. Efek samping yang timbul berupa mual, perut kembung dan perdarahan, tetapi lebih jarang dibandingkan aspirin. Efek samping hematologis yang berat meliputi agranulositosis dan anemia aplastik.Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut (terutama bila dikombinasikan dengan asetaminopen).Dosis terapeutik yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.Metamizole (antalgin) bekerja menekan pembentukkan prostaglandin.Mempunyai efek

Page 21: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

antipiretik, analgetik da n antiinflamasi. Efek samping pemberiannya berupa agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara han saluran cerna. Dosis terap eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan tidak dianjurkan unt uk anak kurang dari 6 bulan.Pemberiannya secara per oral, intramuskular atau intravena. Asam mefenamat suatu obat gol ongan fenamat.Khasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik.Efek sampingnya berupa dispepsia dan anemia hemolitik.Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6 bulan.

8. Komplikasi

a. Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh

b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak membahayakan otak

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas: umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan

b. Riwayat kesehatan

c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas.

d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.

e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).

f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)

2. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi

Page 22: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

3. Pemeriksaan persistem

a. Sistem persepsi sensori

b. Sistem persyarafan: kesadaran

c. Sistem pernafasan

d. Sistem kardiovaskuler

e. Sistem gastrointestinal

f. Sistem integument

g. Sistem perkemihan

4. Pada fungsi kesehatan

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

b. Pola nutrisi dan metabolism

c. Pola eliminasi

d. Pola aktivitas dan latihan

e. Pola tidur dan istirahat

f. Pola kognitif dan perseptual

g. Pola toleransi dan koping stress

h. Pola nilai dan keyakinan

i. Pola hubungan dan peran

5. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium

b. Foto rontgent

c. USG

6. Diagnosa Keperawatan

a. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, proses penyakit.

Page 23: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

b. Resiko injuri berhubungan dengan infeksi mikroorganisme.

c. Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaforesis.

d. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit

Page 24: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

7. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

(NOC)

Intervensi

(NIC)

1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, proses penyakit.

Batasan karakeristik :

Kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal

Serangan atau konvulsi (kejang)

Kulit kemerahan

Pertambahan RR

Takikardi

Saat disentuh tangan terasa hangat

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x24jam klien menunjukkan temperatur dalam batas normal dengan kriteria hasil:

Suhu Tubuh dalam batas normal

Bebas dari kedinginan

Suhu tubuh stabil 36,50-37,50c

Termoregulasi dbn

Nadi dbn

<1 bln : 90-170

Fever treatment

Monitir suhu sesering mungkin

Monitor IWL

Monitor warna dan suhu kulit

Monitor tekanan darah, nadi dan RR

Monitor penurunan tingkat kesadaran

Monitor WBC, HB dan HCT

Monitor intake dan output

Kolaborasikan pemberian antipiretik

Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam

Selimuti pasien

Berikan cairan intravena

Page 25: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

<1 thn : 80-160

2 thn : 80-120

6 thn : 75-115

10 thn : 70-110

14 thn : 65-100

>14thn : 60-100

Respirasi dbn

BBL : 30-50 x/m

Anak-anak : 15-30 x/m

Dewasa : 12-20 x/m

Kompres pasien pada lipat paha dan aksila

Tingkatkan sirkulasi udara

Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil

Temperature regulation

Monitor suhu minimal tiap 2 jam

Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu

Monitor TD, nadi dan RR

Monitor warna dan suhu kulit

Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi

Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh

Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negative dari kedinginan

Berikan antipiretik bila perlu

Page 26: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

Vital Sign Monitoring

Monitor TD, nadi, suhu dan RR

Catat adanya fluktuasi tekanan darah

Monitor VS pada saat pasien berbaring, duduk atau berdiri

Monitor TD , nadi, RR, sebelum, selama dan sesudah aktivitas

Monitor kualitas dari nadi

Monitor frekuensi dan irama dari pernafasan

Monitor suara paru

Monitor pola pernafasan abnormal

Monitor warna, suhu dan kelembaban kulit

Monitor sianosis perifer

Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)

Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2. Resiko injuri berhubungan dengan infeksi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24jam anak

Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien

Identifikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan

Page 27: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

mikroorganisme. bebas dari cidera dengan kriteria hasil:

Menunjukan homeostatis

Tidak ada perdarahan mukosa dan bebas dari komplikasi lain

fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien

Menghindari lingkungan yang berbahaya misalnya memindahkan perabotan

Memasang side rail tempat tidur

Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih

Membatasi pengunjung

Memberikan penerangan yang cukup

Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien

Mengontrol lingkungan dari kebisingan

Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan

Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.

3. Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaphoresis, faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24jam volume cairan adekuat dengan kriteria hasil:

Mempertahankan urine output sesuai dengan usia

Fluid management:

Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

Monitor status dehidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik)

Monitor vital sign

Page 28: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

(hipermetabolik). dan BB, BJ urine normal, HT normal

Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal

Tidak ada tanda- tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.

Monitor asupan makanan/ cairan dan hitung intake kalori harian

Lakukan terapi IV

Monitor status nutrisi

Berikan cairan

Berikan cairan IV pada suhu ruangan

Dorong masukan oral

Berikan penggantian nasogastrik sesuai output

Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

Anjurkan minum kurang lebih 7-8 gelas belimbing perhari

Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk

Atur kemungkinan transfusi

4. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24jam ansietas klien/keluarga hilang dengan kriteria hasil:

Klien/keluarga dapat mengidentifikasi hal-hal

Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki klien/keluarga mengenai hipertermi

Berikan informasi pada klien/keluarga yang akurat tentang penyebab hipertermi

Validasi perasaan klien/keluarga dan yakinkan klien/keluarga bahwa kecemasan merupakan respon yang normal

Page 29: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

yang dapat meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh

Klien/keluarga mau berpartisipasi dalam setiap tidakan yang dilakukan

Klien/keluarga mengungkapkan penurunan cemas yang berhubungan dengan hipertermi, proses penyakit

Diskusikan dengan klien/keluarga rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit

8. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat serta bukan atas petunjuk tenaga kesehatan yang lain. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

9. Evaluasi Keperawatan

Page 30: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

Merupakan penilaian perkembangan ibu hasil implementasi keperawatan yang berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

10. Discharge Planning

a. Ajarkan pada orang tua mengenal tanda-tanda kekambuhan dan laporkan dokter/perawat

b. Instruksikan untuk memberikan pengobatan sesuai dengan dosis dan waktu

c. Ajarkan bagaimana mengukur suhu tubuh dan intervensi

d. Instruksikan untuk control ulang

e. Jelaskan factor penyebab demand an menghindari factor pencetus

Page 31: LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Revisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Guyton, Arthur C. (1990). Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Ed. 3. Jakarta, EGC.

Guyton, Arthur C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta, EGC.

http://khakarangga.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-febris.html diakses pada Rabu, 16 Juli 2014, pukul : 20.00 WITA

http://putririzkadewi.blogspot.com/2011/11/febris-demam.html diakses pada Rabu, 16 Juli 2014, pukul : 20.00 WITA

http://riezkhyamalia.wordpress.com/2013/11/27/laporan-pendahuluan-demam-febris.html diakses pada Rabu, 16 Juli 2014, pukul : 20.00 WITA

Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. Dalam http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-febris-demam.html diakses pada Rabu, 16 Juli 2014, pukul : 20.00 WITA

NANDA NIC-NOC. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA. Yogyakarta: Media Hardy

Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa Luis: Mosby Inc