laporan pendahuluan ac parotis

13
A. Defenisi Tumor jinak rongga mulut yang timbul dari kelenjer saliva minor atau mayor biasanya timbul pada kelenjer parotis submaksila dan sublingual. Sel-sel pada tumor inti masih memiliki fungsi yang sama dengan asalnya. Tumor-tumor jinak dari glandula parotis yang teretak di bagian medial n.facialis dapat menonjol ke dalam oropharynx, dan mendorong tonsil ke medial. Tumor didefinisikan sebagai pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga neoplasma. Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur terbesar yang terletak di depan telinga. B. Etiologi 1. Idiopatik Idiopatik adalah jenis yang paling sering dijumpai. Siklus ulserasi yang sangat nyeri dan penyembuhan spontan dapat terjadi beberapa kali disdalam setahun. Infeksi virus, defisiensi nutrisi, dan stress emosional, adalah factor etiologik yang umum. 2. Genetik Resiko kanker / tumor yang paling besar diketahui ketika ada kerabat utama dari pasien dengan kanker / tumor diturunkan dominan autososom. Onkogen merupakan segmen dna yang menyebabkan sel meningkatkan atau menurunkan produk produk penting yang berkaitan dengan

Upload: muhammad-arief

Post on 01-Dec-2015

389 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Ac Parotis

A. Defenisi

Tumor jinak rongga mulut yang timbul dari kelenjer saliva minor atau

mayor biasanya timbul pada kelenjer parotis submaksila dan sublingual. Sel-sel

pada tumor inti masih memiliki fungsi yang sama dengan asalnya.

Tumor-tumor jinak dari glandula parotis yang teretak di bagian medial n.facialis

dapat menonjol ke dalam oropharynx, dan mendorong tonsil ke medial.

Tumor didefinisikan sebagai pertumbuhan baru suatu jaringan dengan

multiplikasi sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga neoplasma.

Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur terbesar yang terletak di depan telinga.

B. Etiologi

1. Idiopatik

Idiopatik adalah jenis yang paling sering dijumpai. Siklus ulserasi yang

sangat nyeri dan penyembuhan spontan dapat terjadi beberapa kali disdalam

setahun. Infeksi virus, defisiensi nutrisi, dan stress emosional, adalah factor

etiologik yang umum.

2. Genetik

Resiko kanker / tumor yang paling besar diketahui ketika ada kerabat

utama dari pasien dengan kanker / tumor diturunkan dominan autososom.

Onkogen merupakan segmen dna yang menyebabkan sel meningkatkan atau

menurunkan produk produk penting yang berkaitan dengan pertumbuhan dan

difesiensi sel .akibatnya sel memperlihatkan pertumbuhan dan penyebaran

yang tidak terkendali semua sifat sieat kanker fragmen fragmen genetic ini

dapat merupakan bagian dari virus virus tumor.

Page 2: Laporan Pendahuluan Ac Parotis

3. Bahan-bahan kimia

obat-obatan hormonal Kaitan hormon hormon dengan perkembangan

kanker tertentu telah terbukti. Hormon bukanlah karsinogen, tetapi dapat

mempengaruhi karsigogesis Hormon dapat mengendalikan atau menambah

pertumbuhan tumor.

4.   Faktor imunologis

Kegagalan mekanisme imun dapat mampredisposisikan seseorang

untuk mendapat kan kanker tertentu.Sel sel yang mempengaruhi perubahan {

bermutasi} berbeda secara antigenis dari sel sel yang normal dan harus

dikenal oleh system imun tubuh yang kemudian memusnahannya.Dua

puncak insiden yang tinggi untuk tumbuh nya tumor pada masa kanak kanak

dan lanjut usia, yaitu dua periode ketika system imun sedang lemah

.C Patofisiologi

Kelainan peradangan Peradangan biasanya muncul sebagai

pembesaran kelenjer difus atau nyeri tekan. Infeksi bakterial adalah akibat

obstruksi duktus dan infeksi retograd oleh bakteri mulut. Parotitis bacterial akut

dapat dijumpai pada penderita pascaoperasi yang sudah tua yang mengalami

dehidrasi dan biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus.

Tumor-tumor Dari semua tumor kelenjer saliva, 70% adalah tumor benigna,

dan dari tumor benigna 70% adalah adenoma plemorfik. Adenoma plemorfik

adalah proliferasi baik sel epitel dan mioepitel duktus sebagaimana juga

disertai penigkatan komponen stroma. Tumor-tumor ini dapat tumbuh

membesar tanpa menyebabkan gejala nervus vasialis. Adenoma plemorfik

biasanya muncul sebagai masa tunggal yang tak nyeri pada permukaan lobus

parotis. Degenerasi maligna adenoma plemorfik terjadi pada 2% sampai 10%.

Tumor-tumor jinak dari glandula parotis yang terletak di bagian medial n.facialis,

dapat menonjol ke dalam oropharynx, dan mendorong tonsil ke medial. Tumor-

tumor jinak bebatas tegas dan tampak bersimpai baik dengan konsistensi padat

atau kistik.

Page 3: Laporan Pendahuluan Ac Parotis

Tumor parotis juga dapat disebabkan oleh infeksi telinga yang berulang dan juga

dapat menyebabkan ganguan pendengaran.

Tumor parotis juga dapat disebabkan oleh peradangan tonsil yang berulang.

D. Tanda dan gejala

1.       Adanya benjolan yang mudah digerakkan

2.       Pertumbuhan amat lambat

3.       Tidak memberikan keluhan

4.       Paralisis fasial unilateral

E. Klasifikasi

Penggolongan histologik tumor-tumor kelenjer ludah Tumor – tumor epithelial

1.       Adenoma

1)      Pleimorph adenoma (meng. tumor)

2)       Monomorph adenomas

(1)       Adenolimfoma (tumor dari warthin)

(2)       Oxifil adenoma (onkositoma)

(3)       Jenis-jenis lain (tipe lain)

2.       Tumor muko epidermoid

3.       Tumor sel asinus

4.       Karsinoma

1)     Karsinoma adenoid kistik (silindroma)

2)   Adenokarsinoma

3)      Karsinoma planoselulare

4)      Undifferentiated carcinoma

5)    Karsinoma dalam adenoma pleimorph (maligna meng. tumor)

F. Komplikasi

Komplikasi – komplikasi pengobatan kanker kepala dan leher dapat di

kelompokkan sebagai anatomis, fisiologis, teknik atau fungsional. Pendekatan

paling baik pada komplikasi adalah pencegahan. Perbaikan dini keseimbangan

mellitus, dan penghentian ketergantungan alcohol adalah pengukuran non-

spesifik yang penting. Penggunaan antibiotic praoperasi tampaknya menurunkan

Page 4: Laporan Pendahuluan Ac Parotis

kecendrengunan infeksi luka dan gejala sisa nya. Pengobatan radiasi pra operasi

diberikan dalam dosis terapeutik jelas meningkatkan resiko komplikasi.

Pendidikan untuk penderita sangat penting untuk mendapatkan kerjasama

dimana mungkin terjadi penyulit rehabilitasi pascaoperasi

G. Pemeriksaan Penunjang

1.       Pemeriksaan rontgen

Foto – foto rontgen tengkorak dan leher kadang-kadang dapat menunjukan

ikut sertanya tulang-tulang. Sedangakan foto thorax diperlukan untuk

penilaian kemungkinan metastasis hematogen.

Pemeriksaan rontgen glandula parotis dan submandibularis dengan bahan

kontras (sialografi) dapat menunjukan, apakah tumor yang ditetapkan klinis

itu berasal dari atau berhubungan dengan kelenjer-kelenjer ludah tersebut.

Pemeriksaan ini penting untuk membedakan antara suatu tumor dengan

radang (khronik), dan kalau dapat ditambah dengan temografi. Metode ini

kurang berguna untuk membedakan antara tumor jinak dan ganas.

2.       Pemeriksaan laboratorium

1) Pemeriksaan darah lengkap, urin.

2) Laboratorium patologi anatomi

3) Pemeriksaan CT-Scan

Diagnosa dari suatu tumor dapat tergantung pada batas-batas tumor dan hasil

biobsi dari lesi. Kanker dari organ-organ visceral lebih sulit di diagnosis dan di

biobsi. Informasi dari pemeriksaan CT-Scan dapat bermanfaat untuk membantu

mendiagnosis.

H. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan medis untuk tumor parotis yaitu dengan tindakan ekstervasi

(pengangkatan)

Glandula submandibularis dan glandula sublingualis

Page 5: Laporan Pendahuluan Ac Parotis

tumor jinak : Eksis local yang luas dari seluruh kelenjer ludah dengan sebagian

daerah sekitarnya.tumor ganas : Disseksi kelenjer leher “en-bloc” dan eksisi

luas kedua kelenjer ludah, radioterapi.

Massa tersendiri pada kelenjer saliva harus dipertimbangkan sebagai suatu

kemungkinan keganasan. Riwayat dan pemeriksaan fisik memberikan tanda-

tanda penting apakah suatu lesi kelenjer saliva adalah keganasan. Resolusi

lengkap dan trial terapeutik adekuat. Aspirasi jarum halus dapat membantu untuk

merencanakan bedah eksisi. MRI memberikan informasi anatomi paling baik

tentang ukuran tumor dan penetrasi. Sialografi, atau injeksi bahan kontras ke

dalam duktus stenson atau Wharton, berguna untuk memperlihatkan perbedaan

perubahan stenotik kronis pada lesi-lesi limfoepitelial dari penyumbatan karena

batu. 80% batu kelenjer submandibular adalah radioopak.

I. Penatalaksanaan non medis

Tumor parotis juga dapat diobati dengan obat tradisional atau

disembuhkan dengan meminum rebusan daun sirsak. Kanker merupakan

penyakit yang mematikan dan pengobatan nya melewati kemoterapi.

Pengobatan-pengobatan kimia walaupun berhasil membunuh kanker, tetapi tidak

menutup kemungkinan, sel-sel akan tumbuh kembali dan menyebar. Daun sirsak

baru diketahui memiliki khasiat sebagai pembunuh kanker, walaupun sebenarnya

khasiat ini sudah ditemukan dari beberapa tahun silam. Menurut hasil riset Dr.

Jerry McLaughlin dari Universitas Purdue, Amerika Seikat, daun sirsak

mengandung senyawa acetoginis yang terdiri dari annomuricin F yang bersifat

sitotoksik atau membunuh kanker. Untuk pengobatan, daun sirsak selain di

konsumsi tunggal, akan lebih baik bila di konsumsi berbarengan dengan herbal

jenis lainnya seperti sambiloto, temu putih atau temu mangga. Perpaduan

beberapa jenis herbal akan bersifat sinergis dan saling mendukung untuk

mempercepat proses penyembuhan penyakit.

Page 6: Laporan Pendahuluan Ac Parotis

J. Diagnosa Keperawatan

Pre Op

1. Cemas berhubungan dengan tindakan pembedahan (operasi)

Post Op

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka operasi

2. Gangguan aktivitas berhubungan adanya luka operasi

K. PERENCANAAN

Pre Operasi

Diagnosa Cemas berhubungan dengan akan dilakukan pembedahan (operasi)

T Tujuan:Cemas berkurang

KH : - Kx tidak bingung

Kx tampak rileks

Rencana Tindakan :

1. Lakukan pendekatan secara terapeutik

2. R/ Memberikan kesungguhan dalam hal membantu dan menjalin hubungan

saling percaya

3. Berikan penjelasan mengenai penyebab penyakitnya

4. R/ Membantu Px untuk mengerti cara pencegahan dan perawatan

5. Dorong Kx dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya

6. R/ Mengajak diskusi untuk berdiskusi masalah yang dihadapi

7. Anjurkan Kx dan keluarga untuk berdoa sesuai dengan keyakinannya

8. R/ Agar Kx merasa tenang dan percaya diri

Post Operasi

Diagnosa II

1. Nyeri berhubungan dengan adanya luka operasi

Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang dalam waktu 2 x 24 jam

KH : - Perasaan nyeri berkurang

Kx tampak tenang

Skala nyeri 0 - 1

Rencana Tindakan :

Page 7: Laporan Pendahuluan Ac Parotis

1. Jelaskan pada pasien tentang penyebab nyeri

2. R/ Klien mengerti akan proses terjadinya atau timbulnya nyeri

3. Kaji tingkat nyeri

4. R/ Mengetahui tingkat nyeri

5. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi

6. R/ Mengurangi rasa nyeri

7. Observasi TTV

8. R/ Mengetahui keadaan umum Px

9. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi

10.R/ Mempercepat penyembuhan

L .IMPLEMENTASI

Adalah mengolah dan mewujudkan dari rencana tindakan keperawatan,

meliputi tindakan yang telah direncanakan oleh perawat, melaksanakan anjuran

dokter edngan ketentuan rumah sakit.

M. EVALUASI

Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan

perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan

tujuan yang telah ditetapkan dilakuan dengan cara melibatkan pasien dan

sesama tenaga kesehatan

Page 8: Laporan Pendahuluan Ac Parotis

DAFTAR PUSTAKA

Marlyn. E. Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC. Jakarta, 2000.

MC. Kay. D.W : Neor Concept and Approach To Club Foot Treatment Section I, Prinaples And Morbid Anatomy. J. Red Orthapedic 3 : 3447, 1982

Pedoman Diagnosis dan Terapi, LAB / UPF Ilmu Bedah, RSUD. Dr. Soetomo, 1994.

Page 9: Laporan Pendahuluan Ac Parotis

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TUMOR PAROTIS

DI RUANG ANGSOKA 3 RUMAH SAKIT SANGLAH

DENPASAR BALI

Disusun Oleh :

SUDARTO

09.IK.042

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN

2013