tumor parotis done.docx

36
BAB I PENDAHULUAN Dalam rongga mulut terdapat 3 kelenjar liur besar yaitu kelenjar parotis, kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis. Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur utama yg terbesar dan menempati ruang di depan procesus mastoideus dan liang telinga luar. Tumor ganas parotis pada anak jarang ditemukan. Massa dalam kelenjar liur dapat menjadi ganas seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi tumor ganas yang biasanya terjadi pada orang dengan usia lebih dari 40 tahun adalah 25% tumor parotis, 50% tumor submandibula dan satu setengah sampai duapertiga dari seluruh tumor kelenjar liur minor adalah ganas. Tumor parotis adalah tumor yang menyerang kelenjar parotis. Dari tiap 5 tumor kelenjar liur, 4 terlokalisasi di glandula parotis, 1 berasal dari kelenjar liur kecil atau submandibularis dan 30% adalah maligna. Disebutkan bahwa adanya perbedaan geografik dan suku bangsa pada orang Eskimo tumor ini lebih sering ditemukan dengan penyebab yang belum diketahui. Sinar mengionisasi diduga sebagai factor etiologi. Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik, timbulnya lambat dan berbentuk massa soliter. Rasa sakit didapatkan hanya 10-29%. Pasien dengan keganasan pada kelenjar parotis, rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau obstruksi akibat keganasan itu sendiri. Masa pada 1

Upload: nurmalida-septia

Post on 01-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

tumor

TRANSCRIPT

Page 1: TUMOR PAROTIS done.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam rongga mulut terdapat 3 kelenjar liur besar yaitu kelenjar parotis kelenjar

submandibularis dan kelenjar sublingualis Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur utama yg

terbesar dan menempati ruang di depan procesus mastoideus dan liang telinga luar Tumor ganas

parotis pada anak jarang ditemukan Massa dalam kelenjar liur dapat menjadi ganas seiring

dengan bertambahnya usia Prevalensi tumor ganas yang biasanya terjadi pada orang dengan usia

lebih dari 40 tahun adalah 25 tumor parotis 50 tumor submandibula dan satu setengah

sampai duapertiga dari seluruh tumor kelenjar liur minor adalah ganas

Tumor parotis adalah tumor yang menyerang kelenjar parotis Dari tiap 5 tumor kelenjar

liur 4 terlokalisasi di glandula parotis 1 berasal dari kelenjar liur kecil atau submandibularis dan

30 adalah maligna Disebutkan bahwa adanya perbedaan geografik dan suku bangsa pada

orang Eskimo tumor ini lebih sering ditemukan dengan penyebab yang belum diketahui Sinar

mengionisasi diduga sebagai factor etiologi

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik timbulnya lambat dan

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 Pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotis rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi akibat keganasan itu sendiri Masa pada kelenjar liur yang tidak nyeri di evaluasi

dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration) atau biopsi Pemeriksaan

radiologi menggunakan CT-Scan dan MRI sangat membantu menegakkan diagnose Untuk

tumor ganas pengobatan dengan eksisi dan radioterapi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar

50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II1 ANATOMI KELENJAR PAROTIS

Kelenjar parotis adalah kelenjar saliva berpasangan berjumlah dua Kelenjar

parotis merupakan kelenjar saliva terbesar Masing-masing beratnya rata-rata 25 gram dan

bentuknya irregular berlobusberwarna antara hijau dan kuning (yellowish) terletak dibawah

meaus akustikus eksternus diantara mandibula dan musculus sternokleidomastoideus

Kelenjar parotis memiliki saluran untuk mengeluarkan sekresinya yang dinamakan stensenrsquos

duct yang akan bermuara di mulut dekat gigi molar 2 lokasi biasanya ditandai oleh papilla

kecil

Kelenjar parotis bentuknya bervariasi jika dilihat dari lateral 50 berbentuk

segitiga 30 bagian atas dan bawahnya membulat Biasanya kelenjar parotis berbentuk

seperti piramida terbalik dengan permukaan-permukaannya sebagai berikut permukaan

superior yang kecil superficial anteromedial dan posteromedial Bentuk konkav pada

permukaan superior berhubungan dengan bagian tulang rawan dari meatus akustikus

eksternus dan bagian posterior dari sendi temporomandibular Disini saraf

2

auriculotemporal mempersarafi kelenjar parotis Permukaan superfisialnya ditutup oleh

kulit dan fascia superficial yang mengandung cabang fasial dari saraf aurikuler nodus

limfatikus parotis superficial dan batas bawah dari platisma

Bagian anterior kelenjar berbatasan dengan tepi posterior ramus mandibula dan

sedikit melapisi tepi posterior muskulus masseter Bagian posterior kelenjar dikelilingi oleh

telinga prosesus mastoideus dan tepi anterior muskulus sternokleidomastoideus Bagian

yang dalam yang merupakan lobus medial meluas ke rongga parafaring dibatasi oleh

pprosesus stiloideus dan ligamentum stilomandibular muskulus digastrikus serta selubung

karotis Di bagian anterior lobus ini terletak bersebelahan dengan bagian medial

pterygodeus Bagian lateral hanya ditutupi oleh kulit dan jaringan lemak subkutaneus

Jaringan ikat dan jaringan lemak dari fasia leher dalam membungkus kelenjar ini Kelenjar

parotis berhubungan erat dengan struktur penting di sekitarnya yaitu vena jugularis interna

beserta cabangnya arteri karotis eksterna beserta cabangnya kelenjar limfa cabang

auriculotemporalis dari nervus trigeminus dan nervus fasialis

Vaskularisasi kelenjar parotis berasal dari arteri karotis eksterna dan cabang-

cabang di dekat kelenjar parotis Darah vena mengalir ke vena jugularis eksterna melalui

vena yang keluar dari kelenjar parotis

Nodul kelenjar limfe ditemukan pada kulit yang berada di atas kelenjar parotis

(kelenjar preaurikuler) dan pada bagian dari kelenjar parotis itu sendiri Ada 10 kelenjar

limfatik yang terdapat pada kelenjar parotis sebagian besar ditemukan pada bagian

superficial dari kelenjar di atas bidang yang berhubungan dengan saraf fasialis Kelenjar

limfe yang berasal dari kelenjar parotis mengalirkan isinya ke nodus limfatikus servikal atas

3

Persarafan kelenjar parotis oleh saraf preganglionic yang berjalan pada cabang

petrosus dari saraf glossopharyngeus dan bersinaps pada ganglion otikus Serabut

postganglonic mencapai kelenjar melalui saraf auriculotemporal

4

II2 TUMOR PAROTIS

1 DEFINISI

Tumor didefinisikan sebagai massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan

berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal dan tetap

tumbuh secara berlebihan setelah stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut

berhenti

2 ETIOLOGI

Penyebab pasti tumor kelenjar liur belum diketahui secara pasti dicurigai adanya

keterlibatan factor lingkungan dan factor genetik Paparan radiasi dikaitkan dengan

tumor jinak warthin dan tumor ganas karsinoma mukoepidermoid Epstein Barr virus

mungkin merupakan salah satu factor pemicu timbulnya tumor limfoepitelial kelenjar

liur Kelainan genetic misalnya monosomi dan polisomi sedang diteliti sebagai factor

timbulnya tumor kelenjar liur

3 KLASIFIKASI

a Tumor Jinak

1) Pleomorfik adenoma

Merupakan tumor tersering pada kelenjar liur dan paling sering terjadi

pada kelenjar parotis Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel

dan jaringan ikat Pertumbuhan tumor ini lambat berbentuk bulat dan

konsistensinya lunak Secara histology dikarakteristik dengan struktur yang

beraneka ragam Biasanya terlihat seperti gambaran lembaran untaian atau

seperti pulau-pulau dari spindle atau stellata Penatalaksanaannya yaitu eksisi

bedah dari kelenjar yang terkena

2) Warthinrsquos tumor

tumor ini tampak rata lunak pada daerah parotis memiliki kapsul apabila

terletak pada kelenjar parotis dan terdiri atas kista multiple Histology Warthinrsquos

tumor yaitu memiliki stroma limfoid dan sel epithelial asini Perubahan menjadi

ganas tidak pernah dilaporkan Lebih sering ditemukan pada kelenjar mayor

5

3) Papiloma intraduktal

Berbentuk kecil lunak dan biasanya ditemukan pada lapisan submukosa

Gambaran mikroskopiknya tampak dilatasi kistik duktus parsial dengan epitel

kuboid Sangat jarang terjadi pada kelenjar minor

4) Oxyphiladenoma (oncosistoma)

Sangat jarang ditemukan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan

pria dengan ratio 21 Diameternya kecil ( lt 5 cm ) pertumbuhannya lambat

dan berbentuk sferis dapat terjadi rekurens jika eksisi tumor tidak komplit

b Tumor Jinak Nonepitelial

1) Hemangioma

Kebanyakan terjadi pada anak-anak biasanya pada kelenjar parotis

Biasanya asimptomatik unilateral dan massa yang kompresibel berwarna

merah gelap berlobus-lobus dan tidak berkapsul Penanganan dengan

pemberian steroid 2-4 mgkgBBhari 40-60 hemangioma tidak berespon

terhadap steroid

2) Limfangioma

Merupakan tumor bagian kepala dan leher yang paling sering pada anak-

anak eksisi merupakan penanganan pilihan Bila tumor terletak pada struktur

yang vital Limfangioma jarang menimbulkan gejala-gejala obstruksi jalan nafas

dan eksisi biasanya untuk alas an kosmetik

3) Lipoma

Jarang terjadi pada kelenjar liur mayor Tumor terdiri dari sel-sel adipose

dengan inti yang uniform Rasio laki-laki dan perempuan adalaha 101

Pertumbuhan tumor lambat dengan diameter rata-rata 3 cm penanganan adalah

eksisi

c Tumor Ganas

1) Mukoepidermoid karsinoma

Kebanyakan berasal dari kelenjar parotis dan biasanya memiliki gradasi

yang rendah

6

2) Kista Adenoma Karsinoma

Merupakan karsinoma yang paling banyak pada kelenjar minor

Pertumbuhannya lambat dan kebanyakan memiliki gradasi yang rendah dapat

berulang setelah dilakukan pembedahan kadang-kadang beberapa bulan setelah

operasi

3) Adenokarsinoma

Terdapat beberapa tipe adenokarsinoma

a) Karsinoma sel asinik

paling banyak berasal dari kelenjar parotis dan pertumbuhannya lambat

b) Adenokarsinoma polimorfik grade rendah

kebanyakan berasal dari kelenjar minor

c) Adenokarsinoma yang tidak dispesifikasikan

bila dilihat di mikroskop tumor ini memiliki penempatan yang cukup untuk

disebut adenokarsinoma tetapi belum memiliki penampakan untuk

dispesifikasikan Sering berasal dari kelenjar parotis dan kelenjar minor

d) Adenokarsinoma yang jarang

contohnya seperti basal sel adenokarsinoma clear cell adenokarsinoma

kistadenokarsinoma sebaseus adenokarsinoma musinous adenokarsinoma

d Mixed tumor maligna

Terdiri atas 3 tipe yaitu ex adenoma pleomorfik karsinosarkoma dan mixed tumor

metastatis Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan tipe yang paling banyak

Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan kanker yang berkembang dari mixed

tumor jinak (pleomorfik adenoma) Kebanyakan terjadi pada kelenjar liur mayor

e Kanker kelenjar liur lainnya yang jarang

Squamous sel karsinoma terutama pada laki-laki yang tua Dapat berkembang

setelah terapi radiasi untuk kanker yang lain pada area yang sama

Epithelial mioepitelial karsinoma

Anaplastik small sel karsinoma

Karsinoma yang tidak berdiferensiasi

Limfoma non hodgin

7

4 PATOFISIOLOGI

a Teori multiseluler teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari

diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur seperti tumor asinus berasal

dari sel-sel asinar onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated mixed tumor

berasal dari sel-sel duktus intercalated dan mioepitelial squamous dan

mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori

b Teori biseluler teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula ekskretorius

dan duktus intercalated bertindak sebagai stem sel Stem sel dari duktus intercalated

dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous karsinoma adenoid kistik mixed

tumor onkotik tumor dan warthinrsquos tumor sedangkan stem sel dari duktus

ekskretorius menimbulkan terbentuknya skuamosa dan mukoepidermoid karsinoma

5 INSIDENSI

Setiap tahunnya ditemukan 2500 kasus baru tumor galndula salivatorius dan 80

kasus merupakan tumor glandula parotis Adanya massa di kelenjar parotis 75

merupakan tumor sedangkan 25 sisanya disebabkan oleh proses non neoplasma

infiltrative seperti kista dan inflamasi Pada tumor parotis 70 sampai dengan 80

kasus merupakan kasus benigna Tumor parotis paling banyak ditemukan pada bangsa

kulit putih

6 GEJALA DAN TANDA

a Gejala

Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan

salah satu sisi wajah Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81) nyeri

didapatkan pada sebagian pasien (12) dan paralisis nervus facialis (7) Paralisis

nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna

tetapi paralisis nervus fasialis lebih sering berhubungan dengan Bell palsy Adanya

bengkak bisanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsangan

(painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan

b Tanda

Pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan soliter dank eras Namun pada

pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi konsistensi keras

dan cepat bertambah besar

8

7 DIAGNOSA

a Pemeriksaan Klinis

1) Anamnesa

Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya

Tentang

Keluhan

- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di

preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor

submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)

- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau

submandubula)

- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)

- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus

parotis terlibat)

- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus

simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)

- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)

Perjalanan penyakit

Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)

Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya

Berapa lama kelambatan

2) Pemeriksaan fiisik

a) status general

pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan

Penampilan

Keadaan umum

Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen

ekstremitas vertebra pelvis

9

Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang

tengkorak dll)

b) status lokal

Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)

Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi

permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)

Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII

c) status regional

palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral

dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya

ukuran terbesar dan mobilitasnya

3) Pemeriksaan Radiologis

a) Imaging

Foto Polos

Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi

glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi

adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi

Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi

dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto

thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun

foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun

memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat

mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue

lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah

diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan

USG

USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan

vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk

kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan

massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan

10

leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial

karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara

CT Scan

Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam

dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu

kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor

mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate

brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)

biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik

Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada

neoplasma parotid sebagai tanda diagnose

Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu

menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI

deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial

dengan CE CT

Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk

mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi

aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran

intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi

setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang

yang terjadi di sekitar lesi tersebut

Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative

Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya

jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus

Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak

homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat

diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari

lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat

kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan

rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan

11

menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan

resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative

MRI

Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis

yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi

biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku

Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang

mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti

lesi benigna Lesi malignasnsi dengan

grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi

PET ( positron Emission Tomography)

Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine

atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker

dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan

glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh

Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan

respon terhadap sel-sel yang terkena kanker

b) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT

alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal

hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi

c) Pemeriksaan Patologi

- FNA

belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang

oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan

kelenjar liur

- Biopsi insisional

Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable

12

- Biopsi eksisional

- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi

Superficial

- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi

Submandibula

- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable

dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)

- Pemeriksaan potong beku

Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional

- Pemeriksaan spesimen operasi

8 Diagnosis Banding

a Inflamasi

1 Absesselulitisreactive adenopathy

2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)

3 Autoimunsjogren syndrome

b Benign tumor

1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)

2 Warthin tumor

3 lipoma

c malignansi

1 mucoepidermoid carcinoma

2 Adenoid cystic carcinoma

3 Non Hodgkin lymphoma

4 Malignant mixed tumor

5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma

d Metastasis

1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma

2 Breast or lung carcinoma

3 Nodal non Hodgkin lymphoma

9 Penatalaksanaan

13

Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi

diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus

diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta

availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi

a Tumor operable

a) terapi utama

terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa

- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus

superfisialis

- Paratidektomi total dilakukan pada

a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan

nVII

b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus

- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang

sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII

- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar

getah bening leher yang masih operable

b) terapi tambahan

terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas

dengan kriteria - high grade malignancy

- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis

- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis

nhipoglosus nasesorius)

- Setiap T3T4

- Karsinoma residif

- Karsinoma parotis lobus profundus

Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk

memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah

dikerjakan ahli saraf

14

- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi

sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu

- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade

malignancy

b Tumor inoperable

1) Terapi utama

Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu

2) Terapi tambahan

Kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

c Metastase kelenjar getah bening (N)

1) Terapi utama

Operabel deseksi leher radikal (RND)

Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi

- menjadi operable RND

- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy

2) Terapi tambahan

Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

d Metastase jauh (M)

1) Terapi paliatif kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

15

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

10 Prognosis

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan

besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor

maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk

tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat

kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan

hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya

16

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 2: TUMOR PAROTIS done.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II1 ANATOMI KELENJAR PAROTIS

Kelenjar parotis adalah kelenjar saliva berpasangan berjumlah dua Kelenjar

parotis merupakan kelenjar saliva terbesar Masing-masing beratnya rata-rata 25 gram dan

bentuknya irregular berlobusberwarna antara hijau dan kuning (yellowish) terletak dibawah

meaus akustikus eksternus diantara mandibula dan musculus sternokleidomastoideus

Kelenjar parotis memiliki saluran untuk mengeluarkan sekresinya yang dinamakan stensenrsquos

duct yang akan bermuara di mulut dekat gigi molar 2 lokasi biasanya ditandai oleh papilla

kecil

Kelenjar parotis bentuknya bervariasi jika dilihat dari lateral 50 berbentuk

segitiga 30 bagian atas dan bawahnya membulat Biasanya kelenjar parotis berbentuk

seperti piramida terbalik dengan permukaan-permukaannya sebagai berikut permukaan

superior yang kecil superficial anteromedial dan posteromedial Bentuk konkav pada

permukaan superior berhubungan dengan bagian tulang rawan dari meatus akustikus

eksternus dan bagian posterior dari sendi temporomandibular Disini saraf

2

auriculotemporal mempersarafi kelenjar parotis Permukaan superfisialnya ditutup oleh

kulit dan fascia superficial yang mengandung cabang fasial dari saraf aurikuler nodus

limfatikus parotis superficial dan batas bawah dari platisma

Bagian anterior kelenjar berbatasan dengan tepi posterior ramus mandibula dan

sedikit melapisi tepi posterior muskulus masseter Bagian posterior kelenjar dikelilingi oleh

telinga prosesus mastoideus dan tepi anterior muskulus sternokleidomastoideus Bagian

yang dalam yang merupakan lobus medial meluas ke rongga parafaring dibatasi oleh

pprosesus stiloideus dan ligamentum stilomandibular muskulus digastrikus serta selubung

karotis Di bagian anterior lobus ini terletak bersebelahan dengan bagian medial

pterygodeus Bagian lateral hanya ditutupi oleh kulit dan jaringan lemak subkutaneus

Jaringan ikat dan jaringan lemak dari fasia leher dalam membungkus kelenjar ini Kelenjar

parotis berhubungan erat dengan struktur penting di sekitarnya yaitu vena jugularis interna

beserta cabangnya arteri karotis eksterna beserta cabangnya kelenjar limfa cabang

auriculotemporalis dari nervus trigeminus dan nervus fasialis

Vaskularisasi kelenjar parotis berasal dari arteri karotis eksterna dan cabang-

cabang di dekat kelenjar parotis Darah vena mengalir ke vena jugularis eksterna melalui

vena yang keluar dari kelenjar parotis

Nodul kelenjar limfe ditemukan pada kulit yang berada di atas kelenjar parotis

(kelenjar preaurikuler) dan pada bagian dari kelenjar parotis itu sendiri Ada 10 kelenjar

limfatik yang terdapat pada kelenjar parotis sebagian besar ditemukan pada bagian

superficial dari kelenjar di atas bidang yang berhubungan dengan saraf fasialis Kelenjar

limfe yang berasal dari kelenjar parotis mengalirkan isinya ke nodus limfatikus servikal atas

3

Persarafan kelenjar parotis oleh saraf preganglionic yang berjalan pada cabang

petrosus dari saraf glossopharyngeus dan bersinaps pada ganglion otikus Serabut

postganglonic mencapai kelenjar melalui saraf auriculotemporal

4

II2 TUMOR PAROTIS

1 DEFINISI

Tumor didefinisikan sebagai massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan

berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal dan tetap

tumbuh secara berlebihan setelah stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut

berhenti

2 ETIOLOGI

Penyebab pasti tumor kelenjar liur belum diketahui secara pasti dicurigai adanya

keterlibatan factor lingkungan dan factor genetik Paparan radiasi dikaitkan dengan

tumor jinak warthin dan tumor ganas karsinoma mukoepidermoid Epstein Barr virus

mungkin merupakan salah satu factor pemicu timbulnya tumor limfoepitelial kelenjar

liur Kelainan genetic misalnya monosomi dan polisomi sedang diteliti sebagai factor

timbulnya tumor kelenjar liur

3 KLASIFIKASI

a Tumor Jinak

1) Pleomorfik adenoma

Merupakan tumor tersering pada kelenjar liur dan paling sering terjadi

pada kelenjar parotis Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel

dan jaringan ikat Pertumbuhan tumor ini lambat berbentuk bulat dan

konsistensinya lunak Secara histology dikarakteristik dengan struktur yang

beraneka ragam Biasanya terlihat seperti gambaran lembaran untaian atau

seperti pulau-pulau dari spindle atau stellata Penatalaksanaannya yaitu eksisi

bedah dari kelenjar yang terkena

2) Warthinrsquos tumor

tumor ini tampak rata lunak pada daerah parotis memiliki kapsul apabila

terletak pada kelenjar parotis dan terdiri atas kista multiple Histology Warthinrsquos

tumor yaitu memiliki stroma limfoid dan sel epithelial asini Perubahan menjadi

ganas tidak pernah dilaporkan Lebih sering ditemukan pada kelenjar mayor

5

3) Papiloma intraduktal

Berbentuk kecil lunak dan biasanya ditemukan pada lapisan submukosa

Gambaran mikroskopiknya tampak dilatasi kistik duktus parsial dengan epitel

kuboid Sangat jarang terjadi pada kelenjar minor

4) Oxyphiladenoma (oncosistoma)

Sangat jarang ditemukan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan

pria dengan ratio 21 Diameternya kecil ( lt 5 cm ) pertumbuhannya lambat

dan berbentuk sferis dapat terjadi rekurens jika eksisi tumor tidak komplit

b Tumor Jinak Nonepitelial

1) Hemangioma

Kebanyakan terjadi pada anak-anak biasanya pada kelenjar parotis

Biasanya asimptomatik unilateral dan massa yang kompresibel berwarna

merah gelap berlobus-lobus dan tidak berkapsul Penanganan dengan

pemberian steroid 2-4 mgkgBBhari 40-60 hemangioma tidak berespon

terhadap steroid

2) Limfangioma

Merupakan tumor bagian kepala dan leher yang paling sering pada anak-

anak eksisi merupakan penanganan pilihan Bila tumor terletak pada struktur

yang vital Limfangioma jarang menimbulkan gejala-gejala obstruksi jalan nafas

dan eksisi biasanya untuk alas an kosmetik

3) Lipoma

Jarang terjadi pada kelenjar liur mayor Tumor terdiri dari sel-sel adipose

dengan inti yang uniform Rasio laki-laki dan perempuan adalaha 101

Pertumbuhan tumor lambat dengan diameter rata-rata 3 cm penanganan adalah

eksisi

c Tumor Ganas

1) Mukoepidermoid karsinoma

Kebanyakan berasal dari kelenjar parotis dan biasanya memiliki gradasi

yang rendah

6

2) Kista Adenoma Karsinoma

Merupakan karsinoma yang paling banyak pada kelenjar minor

Pertumbuhannya lambat dan kebanyakan memiliki gradasi yang rendah dapat

berulang setelah dilakukan pembedahan kadang-kadang beberapa bulan setelah

operasi

3) Adenokarsinoma

Terdapat beberapa tipe adenokarsinoma

a) Karsinoma sel asinik

paling banyak berasal dari kelenjar parotis dan pertumbuhannya lambat

b) Adenokarsinoma polimorfik grade rendah

kebanyakan berasal dari kelenjar minor

c) Adenokarsinoma yang tidak dispesifikasikan

bila dilihat di mikroskop tumor ini memiliki penempatan yang cukup untuk

disebut adenokarsinoma tetapi belum memiliki penampakan untuk

dispesifikasikan Sering berasal dari kelenjar parotis dan kelenjar minor

d) Adenokarsinoma yang jarang

contohnya seperti basal sel adenokarsinoma clear cell adenokarsinoma

kistadenokarsinoma sebaseus adenokarsinoma musinous adenokarsinoma

d Mixed tumor maligna

Terdiri atas 3 tipe yaitu ex adenoma pleomorfik karsinosarkoma dan mixed tumor

metastatis Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan tipe yang paling banyak

Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan kanker yang berkembang dari mixed

tumor jinak (pleomorfik adenoma) Kebanyakan terjadi pada kelenjar liur mayor

e Kanker kelenjar liur lainnya yang jarang

Squamous sel karsinoma terutama pada laki-laki yang tua Dapat berkembang

setelah terapi radiasi untuk kanker yang lain pada area yang sama

Epithelial mioepitelial karsinoma

Anaplastik small sel karsinoma

Karsinoma yang tidak berdiferensiasi

Limfoma non hodgin

7

4 PATOFISIOLOGI

a Teori multiseluler teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari

diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur seperti tumor asinus berasal

dari sel-sel asinar onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated mixed tumor

berasal dari sel-sel duktus intercalated dan mioepitelial squamous dan

mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori

b Teori biseluler teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula ekskretorius

dan duktus intercalated bertindak sebagai stem sel Stem sel dari duktus intercalated

dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous karsinoma adenoid kistik mixed

tumor onkotik tumor dan warthinrsquos tumor sedangkan stem sel dari duktus

ekskretorius menimbulkan terbentuknya skuamosa dan mukoepidermoid karsinoma

5 INSIDENSI

Setiap tahunnya ditemukan 2500 kasus baru tumor galndula salivatorius dan 80

kasus merupakan tumor glandula parotis Adanya massa di kelenjar parotis 75

merupakan tumor sedangkan 25 sisanya disebabkan oleh proses non neoplasma

infiltrative seperti kista dan inflamasi Pada tumor parotis 70 sampai dengan 80

kasus merupakan kasus benigna Tumor parotis paling banyak ditemukan pada bangsa

kulit putih

6 GEJALA DAN TANDA

a Gejala

Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan

salah satu sisi wajah Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81) nyeri

didapatkan pada sebagian pasien (12) dan paralisis nervus facialis (7) Paralisis

nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna

tetapi paralisis nervus fasialis lebih sering berhubungan dengan Bell palsy Adanya

bengkak bisanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsangan

(painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan

b Tanda

Pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan soliter dank eras Namun pada

pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi konsistensi keras

dan cepat bertambah besar

8

7 DIAGNOSA

a Pemeriksaan Klinis

1) Anamnesa

Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya

Tentang

Keluhan

- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di

preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor

submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)

- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau

submandubula)

- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)

- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus

parotis terlibat)

- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus

simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)

- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)

Perjalanan penyakit

Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)

Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya

Berapa lama kelambatan

2) Pemeriksaan fiisik

a) status general

pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan

Penampilan

Keadaan umum

Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen

ekstremitas vertebra pelvis

9

Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang

tengkorak dll)

b) status lokal

Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)

Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi

permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)

Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII

c) status regional

palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral

dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya

ukuran terbesar dan mobilitasnya

3) Pemeriksaan Radiologis

a) Imaging

Foto Polos

Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi

glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi

adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi

Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi

dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto

thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun

foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun

memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat

mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue

lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah

diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan

USG

USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan

vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk

kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan

massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan

10

leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial

karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara

CT Scan

Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam

dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu

kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor

mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate

brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)

biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik

Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada

neoplasma parotid sebagai tanda diagnose

Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu

menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI

deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial

dengan CE CT

Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk

mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi

aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran

intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi

setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang

yang terjadi di sekitar lesi tersebut

Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative

Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya

jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus

Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak

homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat

diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari

lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat

kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan

rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan

11

menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan

resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative

MRI

Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis

yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi

biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku

Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang

mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti

lesi benigna Lesi malignasnsi dengan

grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi

PET ( positron Emission Tomography)

Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine

atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker

dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan

glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh

Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan

respon terhadap sel-sel yang terkena kanker

b) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT

alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal

hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi

c) Pemeriksaan Patologi

- FNA

belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang

oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan

kelenjar liur

- Biopsi insisional

Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable

12

- Biopsi eksisional

- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi

Superficial

- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi

Submandibula

- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable

dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)

- Pemeriksaan potong beku

Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional

- Pemeriksaan spesimen operasi

8 Diagnosis Banding

a Inflamasi

1 Absesselulitisreactive adenopathy

2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)

3 Autoimunsjogren syndrome

b Benign tumor

1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)

2 Warthin tumor

3 lipoma

c malignansi

1 mucoepidermoid carcinoma

2 Adenoid cystic carcinoma

3 Non Hodgkin lymphoma

4 Malignant mixed tumor

5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma

d Metastasis

1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma

2 Breast or lung carcinoma

3 Nodal non Hodgkin lymphoma

9 Penatalaksanaan

13

Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi

diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus

diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta

availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi

a Tumor operable

a) terapi utama

terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa

- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus

superfisialis

- Paratidektomi total dilakukan pada

a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan

nVII

b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus

- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang

sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII

- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar

getah bening leher yang masih operable

b) terapi tambahan

terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas

dengan kriteria - high grade malignancy

- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis

- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis

nhipoglosus nasesorius)

- Setiap T3T4

- Karsinoma residif

- Karsinoma parotis lobus profundus

Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk

memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah

dikerjakan ahli saraf

14

- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi

sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu

- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade

malignancy

b Tumor inoperable

1) Terapi utama

Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu

2) Terapi tambahan

Kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

c Metastase kelenjar getah bening (N)

1) Terapi utama

Operabel deseksi leher radikal (RND)

Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi

- menjadi operable RND

- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy

2) Terapi tambahan

Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

d Metastase jauh (M)

1) Terapi paliatif kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

15

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

10 Prognosis

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan

besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor

maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk

tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat

kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan

hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya

16

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 3: TUMOR PAROTIS done.docx

auriculotemporal mempersarafi kelenjar parotis Permukaan superfisialnya ditutup oleh

kulit dan fascia superficial yang mengandung cabang fasial dari saraf aurikuler nodus

limfatikus parotis superficial dan batas bawah dari platisma

Bagian anterior kelenjar berbatasan dengan tepi posterior ramus mandibula dan

sedikit melapisi tepi posterior muskulus masseter Bagian posterior kelenjar dikelilingi oleh

telinga prosesus mastoideus dan tepi anterior muskulus sternokleidomastoideus Bagian

yang dalam yang merupakan lobus medial meluas ke rongga parafaring dibatasi oleh

pprosesus stiloideus dan ligamentum stilomandibular muskulus digastrikus serta selubung

karotis Di bagian anterior lobus ini terletak bersebelahan dengan bagian medial

pterygodeus Bagian lateral hanya ditutupi oleh kulit dan jaringan lemak subkutaneus

Jaringan ikat dan jaringan lemak dari fasia leher dalam membungkus kelenjar ini Kelenjar

parotis berhubungan erat dengan struktur penting di sekitarnya yaitu vena jugularis interna

beserta cabangnya arteri karotis eksterna beserta cabangnya kelenjar limfa cabang

auriculotemporalis dari nervus trigeminus dan nervus fasialis

Vaskularisasi kelenjar parotis berasal dari arteri karotis eksterna dan cabang-

cabang di dekat kelenjar parotis Darah vena mengalir ke vena jugularis eksterna melalui

vena yang keluar dari kelenjar parotis

Nodul kelenjar limfe ditemukan pada kulit yang berada di atas kelenjar parotis

(kelenjar preaurikuler) dan pada bagian dari kelenjar parotis itu sendiri Ada 10 kelenjar

limfatik yang terdapat pada kelenjar parotis sebagian besar ditemukan pada bagian

superficial dari kelenjar di atas bidang yang berhubungan dengan saraf fasialis Kelenjar

limfe yang berasal dari kelenjar parotis mengalirkan isinya ke nodus limfatikus servikal atas

3

Persarafan kelenjar parotis oleh saraf preganglionic yang berjalan pada cabang

petrosus dari saraf glossopharyngeus dan bersinaps pada ganglion otikus Serabut

postganglonic mencapai kelenjar melalui saraf auriculotemporal

4

II2 TUMOR PAROTIS

1 DEFINISI

Tumor didefinisikan sebagai massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan

berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal dan tetap

tumbuh secara berlebihan setelah stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut

berhenti

2 ETIOLOGI

Penyebab pasti tumor kelenjar liur belum diketahui secara pasti dicurigai adanya

keterlibatan factor lingkungan dan factor genetik Paparan radiasi dikaitkan dengan

tumor jinak warthin dan tumor ganas karsinoma mukoepidermoid Epstein Barr virus

mungkin merupakan salah satu factor pemicu timbulnya tumor limfoepitelial kelenjar

liur Kelainan genetic misalnya monosomi dan polisomi sedang diteliti sebagai factor

timbulnya tumor kelenjar liur

3 KLASIFIKASI

a Tumor Jinak

1) Pleomorfik adenoma

Merupakan tumor tersering pada kelenjar liur dan paling sering terjadi

pada kelenjar parotis Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel

dan jaringan ikat Pertumbuhan tumor ini lambat berbentuk bulat dan

konsistensinya lunak Secara histology dikarakteristik dengan struktur yang

beraneka ragam Biasanya terlihat seperti gambaran lembaran untaian atau

seperti pulau-pulau dari spindle atau stellata Penatalaksanaannya yaitu eksisi

bedah dari kelenjar yang terkena

2) Warthinrsquos tumor

tumor ini tampak rata lunak pada daerah parotis memiliki kapsul apabila

terletak pada kelenjar parotis dan terdiri atas kista multiple Histology Warthinrsquos

tumor yaitu memiliki stroma limfoid dan sel epithelial asini Perubahan menjadi

ganas tidak pernah dilaporkan Lebih sering ditemukan pada kelenjar mayor

5

3) Papiloma intraduktal

Berbentuk kecil lunak dan biasanya ditemukan pada lapisan submukosa

Gambaran mikroskopiknya tampak dilatasi kistik duktus parsial dengan epitel

kuboid Sangat jarang terjadi pada kelenjar minor

4) Oxyphiladenoma (oncosistoma)

Sangat jarang ditemukan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan

pria dengan ratio 21 Diameternya kecil ( lt 5 cm ) pertumbuhannya lambat

dan berbentuk sferis dapat terjadi rekurens jika eksisi tumor tidak komplit

b Tumor Jinak Nonepitelial

1) Hemangioma

Kebanyakan terjadi pada anak-anak biasanya pada kelenjar parotis

Biasanya asimptomatik unilateral dan massa yang kompresibel berwarna

merah gelap berlobus-lobus dan tidak berkapsul Penanganan dengan

pemberian steroid 2-4 mgkgBBhari 40-60 hemangioma tidak berespon

terhadap steroid

2) Limfangioma

Merupakan tumor bagian kepala dan leher yang paling sering pada anak-

anak eksisi merupakan penanganan pilihan Bila tumor terletak pada struktur

yang vital Limfangioma jarang menimbulkan gejala-gejala obstruksi jalan nafas

dan eksisi biasanya untuk alas an kosmetik

3) Lipoma

Jarang terjadi pada kelenjar liur mayor Tumor terdiri dari sel-sel adipose

dengan inti yang uniform Rasio laki-laki dan perempuan adalaha 101

Pertumbuhan tumor lambat dengan diameter rata-rata 3 cm penanganan adalah

eksisi

c Tumor Ganas

1) Mukoepidermoid karsinoma

Kebanyakan berasal dari kelenjar parotis dan biasanya memiliki gradasi

yang rendah

6

2) Kista Adenoma Karsinoma

Merupakan karsinoma yang paling banyak pada kelenjar minor

Pertumbuhannya lambat dan kebanyakan memiliki gradasi yang rendah dapat

berulang setelah dilakukan pembedahan kadang-kadang beberapa bulan setelah

operasi

3) Adenokarsinoma

Terdapat beberapa tipe adenokarsinoma

a) Karsinoma sel asinik

paling banyak berasal dari kelenjar parotis dan pertumbuhannya lambat

b) Adenokarsinoma polimorfik grade rendah

kebanyakan berasal dari kelenjar minor

c) Adenokarsinoma yang tidak dispesifikasikan

bila dilihat di mikroskop tumor ini memiliki penempatan yang cukup untuk

disebut adenokarsinoma tetapi belum memiliki penampakan untuk

dispesifikasikan Sering berasal dari kelenjar parotis dan kelenjar minor

d) Adenokarsinoma yang jarang

contohnya seperti basal sel adenokarsinoma clear cell adenokarsinoma

kistadenokarsinoma sebaseus adenokarsinoma musinous adenokarsinoma

d Mixed tumor maligna

Terdiri atas 3 tipe yaitu ex adenoma pleomorfik karsinosarkoma dan mixed tumor

metastatis Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan tipe yang paling banyak

Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan kanker yang berkembang dari mixed

tumor jinak (pleomorfik adenoma) Kebanyakan terjadi pada kelenjar liur mayor

e Kanker kelenjar liur lainnya yang jarang

Squamous sel karsinoma terutama pada laki-laki yang tua Dapat berkembang

setelah terapi radiasi untuk kanker yang lain pada area yang sama

Epithelial mioepitelial karsinoma

Anaplastik small sel karsinoma

Karsinoma yang tidak berdiferensiasi

Limfoma non hodgin

7

4 PATOFISIOLOGI

a Teori multiseluler teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari

diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur seperti tumor asinus berasal

dari sel-sel asinar onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated mixed tumor

berasal dari sel-sel duktus intercalated dan mioepitelial squamous dan

mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori

b Teori biseluler teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula ekskretorius

dan duktus intercalated bertindak sebagai stem sel Stem sel dari duktus intercalated

dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous karsinoma adenoid kistik mixed

tumor onkotik tumor dan warthinrsquos tumor sedangkan stem sel dari duktus

ekskretorius menimbulkan terbentuknya skuamosa dan mukoepidermoid karsinoma

5 INSIDENSI

Setiap tahunnya ditemukan 2500 kasus baru tumor galndula salivatorius dan 80

kasus merupakan tumor glandula parotis Adanya massa di kelenjar parotis 75

merupakan tumor sedangkan 25 sisanya disebabkan oleh proses non neoplasma

infiltrative seperti kista dan inflamasi Pada tumor parotis 70 sampai dengan 80

kasus merupakan kasus benigna Tumor parotis paling banyak ditemukan pada bangsa

kulit putih

6 GEJALA DAN TANDA

a Gejala

Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan

salah satu sisi wajah Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81) nyeri

didapatkan pada sebagian pasien (12) dan paralisis nervus facialis (7) Paralisis

nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna

tetapi paralisis nervus fasialis lebih sering berhubungan dengan Bell palsy Adanya

bengkak bisanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsangan

(painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan

b Tanda

Pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan soliter dank eras Namun pada

pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi konsistensi keras

dan cepat bertambah besar

8

7 DIAGNOSA

a Pemeriksaan Klinis

1) Anamnesa

Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya

Tentang

Keluhan

- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di

preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor

submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)

- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau

submandubula)

- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)

- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus

parotis terlibat)

- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus

simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)

- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)

Perjalanan penyakit

Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)

Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya

Berapa lama kelambatan

2) Pemeriksaan fiisik

a) status general

pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan

Penampilan

Keadaan umum

Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen

ekstremitas vertebra pelvis

9

Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang

tengkorak dll)

b) status lokal

Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)

Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi

permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)

Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII

c) status regional

palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral

dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya

ukuran terbesar dan mobilitasnya

3) Pemeriksaan Radiologis

a) Imaging

Foto Polos

Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi

glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi

adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi

Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi

dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto

thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun

foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun

memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat

mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue

lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah

diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan

USG

USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan

vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk

kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan

massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan

10

leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial

karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara

CT Scan

Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam

dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu

kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor

mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate

brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)

biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik

Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada

neoplasma parotid sebagai tanda diagnose

Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu

menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI

deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial

dengan CE CT

Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk

mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi

aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran

intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi

setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang

yang terjadi di sekitar lesi tersebut

Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative

Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya

jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus

Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak

homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat

diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari

lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat

kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan

rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan

11

menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan

resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative

MRI

Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis

yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi

biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku

Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang

mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti

lesi benigna Lesi malignasnsi dengan

grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi

PET ( positron Emission Tomography)

Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine

atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker

dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan

glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh

Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan

respon terhadap sel-sel yang terkena kanker

b) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT

alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal

hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi

c) Pemeriksaan Patologi

- FNA

belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang

oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan

kelenjar liur

- Biopsi insisional

Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable

12

- Biopsi eksisional

- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi

Superficial

- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi

Submandibula

- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable

dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)

- Pemeriksaan potong beku

Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional

- Pemeriksaan spesimen operasi

8 Diagnosis Banding

a Inflamasi

1 Absesselulitisreactive adenopathy

2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)

3 Autoimunsjogren syndrome

b Benign tumor

1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)

2 Warthin tumor

3 lipoma

c malignansi

1 mucoepidermoid carcinoma

2 Adenoid cystic carcinoma

3 Non Hodgkin lymphoma

4 Malignant mixed tumor

5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma

d Metastasis

1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma

2 Breast or lung carcinoma

3 Nodal non Hodgkin lymphoma

9 Penatalaksanaan

13

Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi

diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus

diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta

availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi

a Tumor operable

a) terapi utama

terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa

- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus

superfisialis

- Paratidektomi total dilakukan pada

a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan

nVII

b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus

- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang

sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII

- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar

getah bening leher yang masih operable

b) terapi tambahan

terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas

dengan kriteria - high grade malignancy

- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis

- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis

nhipoglosus nasesorius)

- Setiap T3T4

- Karsinoma residif

- Karsinoma parotis lobus profundus

Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk

memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah

dikerjakan ahli saraf

14

- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi

sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu

- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade

malignancy

b Tumor inoperable

1) Terapi utama

Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu

2) Terapi tambahan

Kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

c Metastase kelenjar getah bening (N)

1) Terapi utama

Operabel deseksi leher radikal (RND)

Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi

- menjadi operable RND

- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy

2) Terapi tambahan

Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

d Metastase jauh (M)

1) Terapi paliatif kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

15

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

10 Prognosis

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan

besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor

maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk

tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat

kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan

hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya

16

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 4: TUMOR PAROTIS done.docx

Persarafan kelenjar parotis oleh saraf preganglionic yang berjalan pada cabang

petrosus dari saraf glossopharyngeus dan bersinaps pada ganglion otikus Serabut

postganglonic mencapai kelenjar melalui saraf auriculotemporal

4

II2 TUMOR PAROTIS

1 DEFINISI

Tumor didefinisikan sebagai massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan

berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal dan tetap

tumbuh secara berlebihan setelah stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut

berhenti

2 ETIOLOGI

Penyebab pasti tumor kelenjar liur belum diketahui secara pasti dicurigai adanya

keterlibatan factor lingkungan dan factor genetik Paparan radiasi dikaitkan dengan

tumor jinak warthin dan tumor ganas karsinoma mukoepidermoid Epstein Barr virus

mungkin merupakan salah satu factor pemicu timbulnya tumor limfoepitelial kelenjar

liur Kelainan genetic misalnya monosomi dan polisomi sedang diteliti sebagai factor

timbulnya tumor kelenjar liur

3 KLASIFIKASI

a Tumor Jinak

1) Pleomorfik adenoma

Merupakan tumor tersering pada kelenjar liur dan paling sering terjadi

pada kelenjar parotis Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel

dan jaringan ikat Pertumbuhan tumor ini lambat berbentuk bulat dan

konsistensinya lunak Secara histology dikarakteristik dengan struktur yang

beraneka ragam Biasanya terlihat seperti gambaran lembaran untaian atau

seperti pulau-pulau dari spindle atau stellata Penatalaksanaannya yaitu eksisi

bedah dari kelenjar yang terkena

2) Warthinrsquos tumor

tumor ini tampak rata lunak pada daerah parotis memiliki kapsul apabila

terletak pada kelenjar parotis dan terdiri atas kista multiple Histology Warthinrsquos

tumor yaitu memiliki stroma limfoid dan sel epithelial asini Perubahan menjadi

ganas tidak pernah dilaporkan Lebih sering ditemukan pada kelenjar mayor

5

3) Papiloma intraduktal

Berbentuk kecil lunak dan biasanya ditemukan pada lapisan submukosa

Gambaran mikroskopiknya tampak dilatasi kistik duktus parsial dengan epitel

kuboid Sangat jarang terjadi pada kelenjar minor

4) Oxyphiladenoma (oncosistoma)

Sangat jarang ditemukan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan

pria dengan ratio 21 Diameternya kecil ( lt 5 cm ) pertumbuhannya lambat

dan berbentuk sferis dapat terjadi rekurens jika eksisi tumor tidak komplit

b Tumor Jinak Nonepitelial

1) Hemangioma

Kebanyakan terjadi pada anak-anak biasanya pada kelenjar parotis

Biasanya asimptomatik unilateral dan massa yang kompresibel berwarna

merah gelap berlobus-lobus dan tidak berkapsul Penanganan dengan

pemberian steroid 2-4 mgkgBBhari 40-60 hemangioma tidak berespon

terhadap steroid

2) Limfangioma

Merupakan tumor bagian kepala dan leher yang paling sering pada anak-

anak eksisi merupakan penanganan pilihan Bila tumor terletak pada struktur

yang vital Limfangioma jarang menimbulkan gejala-gejala obstruksi jalan nafas

dan eksisi biasanya untuk alas an kosmetik

3) Lipoma

Jarang terjadi pada kelenjar liur mayor Tumor terdiri dari sel-sel adipose

dengan inti yang uniform Rasio laki-laki dan perempuan adalaha 101

Pertumbuhan tumor lambat dengan diameter rata-rata 3 cm penanganan adalah

eksisi

c Tumor Ganas

1) Mukoepidermoid karsinoma

Kebanyakan berasal dari kelenjar parotis dan biasanya memiliki gradasi

yang rendah

6

2) Kista Adenoma Karsinoma

Merupakan karsinoma yang paling banyak pada kelenjar minor

Pertumbuhannya lambat dan kebanyakan memiliki gradasi yang rendah dapat

berulang setelah dilakukan pembedahan kadang-kadang beberapa bulan setelah

operasi

3) Adenokarsinoma

Terdapat beberapa tipe adenokarsinoma

a) Karsinoma sel asinik

paling banyak berasal dari kelenjar parotis dan pertumbuhannya lambat

b) Adenokarsinoma polimorfik grade rendah

kebanyakan berasal dari kelenjar minor

c) Adenokarsinoma yang tidak dispesifikasikan

bila dilihat di mikroskop tumor ini memiliki penempatan yang cukup untuk

disebut adenokarsinoma tetapi belum memiliki penampakan untuk

dispesifikasikan Sering berasal dari kelenjar parotis dan kelenjar minor

d) Adenokarsinoma yang jarang

contohnya seperti basal sel adenokarsinoma clear cell adenokarsinoma

kistadenokarsinoma sebaseus adenokarsinoma musinous adenokarsinoma

d Mixed tumor maligna

Terdiri atas 3 tipe yaitu ex adenoma pleomorfik karsinosarkoma dan mixed tumor

metastatis Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan tipe yang paling banyak

Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan kanker yang berkembang dari mixed

tumor jinak (pleomorfik adenoma) Kebanyakan terjadi pada kelenjar liur mayor

e Kanker kelenjar liur lainnya yang jarang

Squamous sel karsinoma terutama pada laki-laki yang tua Dapat berkembang

setelah terapi radiasi untuk kanker yang lain pada area yang sama

Epithelial mioepitelial karsinoma

Anaplastik small sel karsinoma

Karsinoma yang tidak berdiferensiasi

Limfoma non hodgin

7

4 PATOFISIOLOGI

a Teori multiseluler teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari

diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur seperti tumor asinus berasal

dari sel-sel asinar onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated mixed tumor

berasal dari sel-sel duktus intercalated dan mioepitelial squamous dan

mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori

b Teori biseluler teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula ekskretorius

dan duktus intercalated bertindak sebagai stem sel Stem sel dari duktus intercalated

dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous karsinoma adenoid kistik mixed

tumor onkotik tumor dan warthinrsquos tumor sedangkan stem sel dari duktus

ekskretorius menimbulkan terbentuknya skuamosa dan mukoepidermoid karsinoma

5 INSIDENSI

Setiap tahunnya ditemukan 2500 kasus baru tumor galndula salivatorius dan 80

kasus merupakan tumor glandula parotis Adanya massa di kelenjar parotis 75

merupakan tumor sedangkan 25 sisanya disebabkan oleh proses non neoplasma

infiltrative seperti kista dan inflamasi Pada tumor parotis 70 sampai dengan 80

kasus merupakan kasus benigna Tumor parotis paling banyak ditemukan pada bangsa

kulit putih

6 GEJALA DAN TANDA

a Gejala

Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan

salah satu sisi wajah Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81) nyeri

didapatkan pada sebagian pasien (12) dan paralisis nervus facialis (7) Paralisis

nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna

tetapi paralisis nervus fasialis lebih sering berhubungan dengan Bell palsy Adanya

bengkak bisanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsangan

(painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan

b Tanda

Pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan soliter dank eras Namun pada

pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi konsistensi keras

dan cepat bertambah besar

8

7 DIAGNOSA

a Pemeriksaan Klinis

1) Anamnesa

Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya

Tentang

Keluhan

- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di

preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor

submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)

- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau

submandubula)

- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)

- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus

parotis terlibat)

- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus

simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)

- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)

Perjalanan penyakit

Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)

Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya

Berapa lama kelambatan

2) Pemeriksaan fiisik

a) status general

pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan

Penampilan

Keadaan umum

Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen

ekstremitas vertebra pelvis

9

Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang

tengkorak dll)

b) status lokal

Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)

Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi

permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)

Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII

c) status regional

palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral

dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya

ukuran terbesar dan mobilitasnya

3) Pemeriksaan Radiologis

a) Imaging

Foto Polos

Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi

glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi

adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi

Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi

dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto

thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun

foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun

memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat

mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue

lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah

diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan

USG

USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan

vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk

kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan

massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan

10

leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial

karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara

CT Scan

Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam

dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu

kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor

mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate

brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)

biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik

Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada

neoplasma parotid sebagai tanda diagnose

Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu

menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI

deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial

dengan CE CT

Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk

mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi

aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran

intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi

setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang

yang terjadi di sekitar lesi tersebut

Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative

Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya

jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus

Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak

homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat

diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari

lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat

kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan

rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan

11

menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan

resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative

MRI

Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis

yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi

biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku

Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang

mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti

lesi benigna Lesi malignasnsi dengan

grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi

PET ( positron Emission Tomography)

Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine

atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker

dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan

glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh

Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan

respon terhadap sel-sel yang terkena kanker

b) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT

alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal

hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi

c) Pemeriksaan Patologi

- FNA

belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang

oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan

kelenjar liur

- Biopsi insisional

Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable

12

- Biopsi eksisional

- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi

Superficial

- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi

Submandibula

- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable

dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)

- Pemeriksaan potong beku

Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional

- Pemeriksaan spesimen operasi

8 Diagnosis Banding

a Inflamasi

1 Absesselulitisreactive adenopathy

2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)

3 Autoimunsjogren syndrome

b Benign tumor

1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)

2 Warthin tumor

3 lipoma

c malignansi

1 mucoepidermoid carcinoma

2 Adenoid cystic carcinoma

3 Non Hodgkin lymphoma

4 Malignant mixed tumor

5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma

d Metastasis

1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma

2 Breast or lung carcinoma

3 Nodal non Hodgkin lymphoma

9 Penatalaksanaan

13

Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi

diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus

diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta

availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi

a Tumor operable

a) terapi utama

terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa

- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus

superfisialis

- Paratidektomi total dilakukan pada

a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan

nVII

b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus

- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang

sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII

- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar

getah bening leher yang masih operable

b) terapi tambahan

terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas

dengan kriteria - high grade malignancy

- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis

- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis

nhipoglosus nasesorius)

- Setiap T3T4

- Karsinoma residif

- Karsinoma parotis lobus profundus

Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk

memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah

dikerjakan ahli saraf

14

- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi

sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu

- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade

malignancy

b Tumor inoperable

1) Terapi utama

Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu

2) Terapi tambahan

Kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

c Metastase kelenjar getah bening (N)

1) Terapi utama

Operabel deseksi leher radikal (RND)

Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi

- menjadi operable RND

- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy

2) Terapi tambahan

Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

d Metastase jauh (M)

1) Terapi paliatif kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

15

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

10 Prognosis

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan

besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor

maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk

tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat

kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan

hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya

16

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 5: TUMOR PAROTIS done.docx

II2 TUMOR PAROTIS

1 DEFINISI

Tumor didefinisikan sebagai massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan

berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal dan tetap

tumbuh secara berlebihan setelah stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut

berhenti

2 ETIOLOGI

Penyebab pasti tumor kelenjar liur belum diketahui secara pasti dicurigai adanya

keterlibatan factor lingkungan dan factor genetik Paparan radiasi dikaitkan dengan

tumor jinak warthin dan tumor ganas karsinoma mukoepidermoid Epstein Barr virus

mungkin merupakan salah satu factor pemicu timbulnya tumor limfoepitelial kelenjar

liur Kelainan genetic misalnya monosomi dan polisomi sedang diteliti sebagai factor

timbulnya tumor kelenjar liur

3 KLASIFIKASI

a Tumor Jinak

1) Pleomorfik adenoma

Merupakan tumor tersering pada kelenjar liur dan paling sering terjadi

pada kelenjar parotis Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel

dan jaringan ikat Pertumbuhan tumor ini lambat berbentuk bulat dan

konsistensinya lunak Secara histology dikarakteristik dengan struktur yang

beraneka ragam Biasanya terlihat seperti gambaran lembaran untaian atau

seperti pulau-pulau dari spindle atau stellata Penatalaksanaannya yaitu eksisi

bedah dari kelenjar yang terkena

2) Warthinrsquos tumor

tumor ini tampak rata lunak pada daerah parotis memiliki kapsul apabila

terletak pada kelenjar parotis dan terdiri atas kista multiple Histology Warthinrsquos

tumor yaitu memiliki stroma limfoid dan sel epithelial asini Perubahan menjadi

ganas tidak pernah dilaporkan Lebih sering ditemukan pada kelenjar mayor

5

3) Papiloma intraduktal

Berbentuk kecil lunak dan biasanya ditemukan pada lapisan submukosa

Gambaran mikroskopiknya tampak dilatasi kistik duktus parsial dengan epitel

kuboid Sangat jarang terjadi pada kelenjar minor

4) Oxyphiladenoma (oncosistoma)

Sangat jarang ditemukan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan

pria dengan ratio 21 Diameternya kecil ( lt 5 cm ) pertumbuhannya lambat

dan berbentuk sferis dapat terjadi rekurens jika eksisi tumor tidak komplit

b Tumor Jinak Nonepitelial

1) Hemangioma

Kebanyakan terjadi pada anak-anak biasanya pada kelenjar parotis

Biasanya asimptomatik unilateral dan massa yang kompresibel berwarna

merah gelap berlobus-lobus dan tidak berkapsul Penanganan dengan

pemberian steroid 2-4 mgkgBBhari 40-60 hemangioma tidak berespon

terhadap steroid

2) Limfangioma

Merupakan tumor bagian kepala dan leher yang paling sering pada anak-

anak eksisi merupakan penanganan pilihan Bila tumor terletak pada struktur

yang vital Limfangioma jarang menimbulkan gejala-gejala obstruksi jalan nafas

dan eksisi biasanya untuk alas an kosmetik

3) Lipoma

Jarang terjadi pada kelenjar liur mayor Tumor terdiri dari sel-sel adipose

dengan inti yang uniform Rasio laki-laki dan perempuan adalaha 101

Pertumbuhan tumor lambat dengan diameter rata-rata 3 cm penanganan adalah

eksisi

c Tumor Ganas

1) Mukoepidermoid karsinoma

Kebanyakan berasal dari kelenjar parotis dan biasanya memiliki gradasi

yang rendah

6

2) Kista Adenoma Karsinoma

Merupakan karsinoma yang paling banyak pada kelenjar minor

Pertumbuhannya lambat dan kebanyakan memiliki gradasi yang rendah dapat

berulang setelah dilakukan pembedahan kadang-kadang beberapa bulan setelah

operasi

3) Adenokarsinoma

Terdapat beberapa tipe adenokarsinoma

a) Karsinoma sel asinik

paling banyak berasal dari kelenjar parotis dan pertumbuhannya lambat

b) Adenokarsinoma polimorfik grade rendah

kebanyakan berasal dari kelenjar minor

c) Adenokarsinoma yang tidak dispesifikasikan

bila dilihat di mikroskop tumor ini memiliki penempatan yang cukup untuk

disebut adenokarsinoma tetapi belum memiliki penampakan untuk

dispesifikasikan Sering berasal dari kelenjar parotis dan kelenjar minor

d) Adenokarsinoma yang jarang

contohnya seperti basal sel adenokarsinoma clear cell adenokarsinoma

kistadenokarsinoma sebaseus adenokarsinoma musinous adenokarsinoma

d Mixed tumor maligna

Terdiri atas 3 tipe yaitu ex adenoma pleomorfik karsinosarkoma dan mixed tumor

metastatis Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan tipe yang paling banyak

Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan kanker yang berkembang dari mixed

tumor jinak (pleomorfik adenoma) Kebanyakan terjadi pada kelenjar liur mayor

e Kanker kelenjar liur lainnya yang jarang

Squamous sel karsinoma terutama pada laki-laki yang tua Dapat berkembang

setelah terapi radiasi untuk kanker yang lain pada area yang sama

Epithelial mioepitelial karsinoma

Anaplastik small sel karsinoma

Karsinoma yang tidak berdiferensiasi

Limfoma non hodgin

7

4 PATOFISIOLOGI

a Teori multiseluler teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari

diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur seperti tumor asinus berasal

dari sel-sel asinar onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated mixed tumor

berasal dari sel-sel duktus intercalated dan mioepitelial squamous dan

mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori

b Teori biseluler teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula ekskretorius

dan duktus intercalated bertindak sebagai stem sel Stem sel dari duktus intercalated

dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous karsinoma adenoid kistik mixed

tumor onkotik tumor dan warthinrsquos tumor sedangkan stem sel dari duktus

ekskretorius menimbulkan terbentuknya skuamosa dan mukoepidermoid karsinoma

5 INSIDENSI

Setiap tahunnya ditemukan 2500 kasus baru tumor galndula salivatorius dan 80

kasus merupakan tumor glandula parotis Adanya massa di kelenjar parotis 75

merupakan tumor sedangkan 25 sisanya disebabkan oleh proses non neoplasma

infiltrative seperti kista dan inflamasi Pada tumor parotis 70 sampai dengan 80

kasus merupakan kasus benigna Tumor parotis paling banyak ditemukan pada bangsa

kulit putih

6 GEJALA DAN TANDA

a Gejala

Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan

salah satu sisi wajah Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81) nyeri

didapatkan pada sebagian pasien (12) dan paralisis nervus facialis (7) Paralisis

nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna

tetapi paralisis nervus fasialis lebih sering berhubungan dengan Bell palsy Adanya

bengkak bisanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsangan

(painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan

b Tanda

Pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan soliter dank eras Namun pada

pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi konsistensi keras

dan cepat bertambah besar

8

7 DIAGNOSA

a Pemeriksaan Klinis

1) Anamnesa

Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya

Tentang

Keluhan

- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di

preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor

submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)

- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau

submandubula)

- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)

- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus

parotis terlibat)

- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus

simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)

- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)

Perjalanan penyakit

Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)

Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya

Berapa lama kelambatan

2) Pemeriksaan fiisik

a) status general

pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan

Penampilan

Keadaan umum

Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen

ekstremitas vertebra pelvis

9

Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang

tengkorak dll)

b) status lokal

Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)

Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi

permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)

Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII

c) status regional

palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral

dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya

ukuran terbesar dan mobilitasnya

3) Pemeriksaan Radiologis

a) Imaging

Foto Polos

Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi

glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi

adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi

Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi

dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto

thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun

foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun

memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat

mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue

lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah

diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan

USG

USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan

vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk

kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan

massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan

10

leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial

karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara

CT Scan

Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam

dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu

kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor

mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate

brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)

biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik

Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada

neoplasma parotid sebagai tanda diagnose

Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu

menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI

deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial

dengan CE CT

Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk

mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi

aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran

intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi

setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang

yang terjadi di sekitar lesi tersebut

Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative

Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya

jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus

Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak

homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat

diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari

lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat

kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan

rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan

11

menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan

resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative

MRI

Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis

yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi

biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku

Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang

mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti

lesi benigna Lesi malignasnsi dengan

grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi

PET ( positron Emission Tomography)

Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine

atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker

dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan

glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh

Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan

respon terhadap sel-sel yang terkena kanker

b) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT

alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal

hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi

c) Pemeriksaan Patologi

- FNA

belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang

oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan

kelenjar liur

- Biopsi insisional

Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable

12

- Biopsi eksisional

- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi

Superficial

- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi

Submandibula

- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable

dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)

- Pemeriksaan potong beku

Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional

- Pemeriksaan spesimen operasi

8 Diagnosis Banding

a Inflamasi

1 Absesselulitisreactive adenopathy

2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)

3 Autoimunsjogren syndrome

b Benign tumor

1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)

2 Warthin tumor

3 lipoma

c malignansi

1 mucoepidermoid carcinoma

2 Adenoid cystic carcinoma

3 Non Hodgkin lymphoma

4 Malignant mixed tumor

5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma

d Metastasis

1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma

2 Breast or lung carcinoma

3 Nodal non Hodgkin lymphoma

9 Penatalaksanaan

13

Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi

diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus

diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta

availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi

a Tumor operable

a) terapi utama

terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa

- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus

superfisialis

- Paratidektomi total dilakukan pada

a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan

nVII

b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus

- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang

sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII

- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar

getah bening leher yang masih operable

b) terapi tambahan

terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas

dengan kriteria - high grade malignancy

- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis

- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis

nhipoglosus nasesorius)

- Setiap T3T4

- Karsinoma residif

- Karsinoma parotis lobus profundus

Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk

memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah

dikerjakan ahli saraf

14

- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi

sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu

- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade

malignancy

b Tumor inoperable

1) Terapi utama

Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu

2) Terapi tambahan

Kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

c Metastase kelenjar getah bening (N)

1) Terapi utama

Operabel deseksi leher radikal (RND)

Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi

- menjadi operable RND

- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy

2) Terapi tambahan

Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

d Metastase jauh (M)

1) Terapi paliatif kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

15

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

10 Prognosis

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan

besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor

maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk

tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat

kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan

hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya

16

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 6: TUMOR PAROTIS done.docx

3) Papiloma intraduktal

Berbentuk kecil lunak dan biasanya ditemukan pada lapisan submukosa

Gambaran mikroskopiknya tampak dilatasi kistik duktus parsial dengan epitel

kuboid Sangat jarang terjadi pada kelenjar minor

4) Oxyphiladenoma (oncosistoma)

Sangat jarang ditemukan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan

pria dengan ratio 21 Diameternya kecil ( lt 5 cm ) pertumbuhannya lambat

dan berbentuk sferis dapat terjadi rekurens jika eksisi tumor tidak komplit

b Tumor Jinak Nonepitelial

1) Hemangioma

Kebanyakan terjadi pada anak-anak biasanya pada kelenjar parotis

Biasanya asimptomatik unilateral dan massa yang kompresibel berwarna

merah gelap berlobus-lobus dan tidak berkapsul Penanganan dengan

pemberian steroid 2-4 mgkgBBhari 40-60 hemangioma tidak berespon

terhadap steroid

2) Limfangioma

Merupakan tumor bagian kepala dan leher yang paling sering pada anak-

anak eksisi merupakan penanganan pilihan Bila tumor terletak pada struktur

yang vital Limfangioma jarang menimbulkan gejala-gejala obstruksi jalan nafas

dan eksisi biasanya untuk alas an kosmetik

3) Lipoma

Jarang terjadi pada kelenjar liur mayor Tumor terdiri dari sel-sel adipose

dengan inti yang uniform Rasio laki-laki dan perempuan adalaha 101

Pertumbuhan tumor lambat dengan diameter rata-rata 3 cm penanganan adalah

eksisi

c Tumor Ganas

1) Mukoepidermoid karsinoma

Kebanyakan berasal dari kelenjar parotis dan biasanya memiliki gradasi

yang rendah

6

2) Kista Adenoma Karsinoma

Merupakan karsinoma yang paling banyak pada kelenjar minor

Pertumbuhannya lambat dan kebanyakan memiliki gradasi yang rendah dapat

berulang setelah dilakukan pembedahan kadang-kadang beberapa bulan setelah

operasi

3) Adenokarsinoma

Terdapat beberapa tipe adenokarsinoma

a) Karsinoma sel asinik

paling banyak berasal dari kelenjar parotis dan pertumbuhannya lambat

b) Adenokarsinoma polimorfik grade rendah

kebanyakan berasal dari kelenjar minor

c) Adenokarsinoma yang tidak dispesifikasikan

bila dilihat di mikroskop tumor ini memiliki penempatan yang cukup untuk

disebut adenokarsinoma tetapi belum memiliki penampakan untuk

dispesifikasikan Sering berasal dari kelenjar parotis dan kelenjar minor

d) Adenokarsinoma yang jarang

contohnya seperti basal sel adenokarsinoma clear cell adenokarsinoma

kistadenokarsinoma sebaseus adenokarsinoma musinous adenokarsinoma

d Mixed tumor maligna

Terdiri atas 3 tipe yaitu ex adenoma pleomorfik karsinosarkoma dan mixed tumor

metastatis Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan tipe yang paling banyak

Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan kanker yang berkembang dari mixed

tumor jinak (pleomorfik adenoma) Kebanyakan terjadi pada kelenjar liur mayor

e Kanker kelenjar liur lainnya yang jarang

Squamous sel karsinoma terutama pada laki-laki yang tua Dapat berkembang

setelah terapi radiasi untuk kanker yang lain pada area yang sama

Epithelial mioepitelial karsinoma

Anaplastik small sel karsinoma

Karsinoma yang tidak berdiferensiasi

Limfoma non hodgin

7

4 PATOFISIOLOGI

a Teori multiseluler teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari

diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur seperti tumor asinus berasal

dari sel-sel asinar onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated mixed tumor

berasal dari sel-sel duktus intercalated dan mioepitelial squamous dan

mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori

b Teori biseluler teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula ekskretorius

dan duktus intercalated bertindak sebagai stem sel Stem sel dari duktus intercalated

dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous karsinoma adenoid kistik mixed

tumor onkotik tumor dan warthinrsquos tumor sedangkan stem sel dari duktus

ekskretorius menimbulkan terbentuknya skuamosa dan mukoepidermoid karsinoma

5 INSIDENSI

Setiap tahunnya ditemukan 2500 kasus baru tumor galndula salivatorius dan 80

kasus merupakan tumor glandula parotis Adanya massa di kelenjar parotis 75

merupakan tumor sedangkan 25 sisanya disebabkan oleh proses non neoplasma

infiltrative seperti kista dan inflamasi Pada tumor parotis 70 sampai dengan 80

kasus merupakan kasus benigna Tumor parotis paling banyak ditemukan pada bangsa

kulit putih

6 GEJALA DAN TANDA

a Gejala

Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan

salah satu sisi wajah Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81) nyeri

didapatkan pada sebagian pasien (12) dan paralisis nervus facialis (7) Paralisis

nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna

tetapi paralisis nervus fasialis lebih sering berhubungan dengan Bell palsy Adanya

bengkak bisanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsangan

(painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan

b Tanda

Pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan soliter dank eras Namun pada

pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi konsistensi keras

dan cepat bertambah besar

8

7 DIAGNOSA

a Pemeriksaan Klinis

1) Anamnesa

Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya

Tentang

Keluhan

- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di

preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor

submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)

- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau

submandubula)

- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)

- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus

parotis terlibat)

- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus

simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)

- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)

Perjalanan penyakit

Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)

Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya

Berapa lama kelambatan

2) Pemeriksaan fiisik

a) status general

pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan

Penampilan

Keadaan umum

Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen

ekstremitas vertebra pelvis

9

Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang

tengkorak dll)

b) status lokal

Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)

Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi

permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)

Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII

c) status regional

palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral

dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya

ukuran terbesar dan mobilitasnya

3) Pemeriksaan Radiologis

a) Imaging

Foto Polos

Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi

glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi

adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi

Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi

dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto

thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun

foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun

memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat

mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue

lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah

diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan

USG

USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan

vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk

kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan

massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan

10

leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial

karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara

CT Scan

Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam

dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu

kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor

mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate

brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)

biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik

Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada

neoplasma parotid sebagai tanda diagnose

Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu

menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI

deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial

dengan CE CT

Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk

mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi

aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran

intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi

setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang

yang terjadi di sekitar lesi tersebut

Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative

Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya

jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus

Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak

homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat

diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari

lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat

kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan

rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan

11

menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan

resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative

MRI

Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis

yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi

biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku

Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang

mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti

lesi benigna Lesi malignasnsi dengan

grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi

PET ( positron Emission Tomography)

Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine

atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker

dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan

glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh

Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan

respon terhadap sel-sel yang terkena kanker

b) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT

alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal

hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi

c) Pemeriksaan Patologi

- FNA

belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang

oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan

kelenjar liur

- Biopsi insisional

Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable

12

- Biopsi eksisional

- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi

Superficial

- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi

Submandibula

- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable

dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)

- Pemeriksaan potong beku

Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional

- Pemeriksaan spesimen operasi

8 Diagnosis Banding

a Inflamasi

1 Absesselulitisreactive adenopathy

2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)

3 Autoimunsjogren syndrome

b Benign tumor

1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)

2 Warthin tumor

3 lipoma

c malignansi

1 mucoepidermoid carcinoma

2 Adenoid cystic carcinoma

3 Non Hodgkin lymphoma

4 Malignant mixed tumor

5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma

d Metastasis

1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma

2 Breast or lung carcinoma

3 Nodal non Hodgkin lymphoma

9 Penatalaksanaan

13

Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi

diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus

diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta

availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi

a Tumor operable

a) terapi utama

terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa

- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus

superfisialis

- Paratidektomi total dilakukan pada

a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan

nVII

b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus

- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang

sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII

- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar

getah bening leher yang masih operable

b) terapi tambahan

terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas

dengan kriteria - high grade malignancy

- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis

- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis

nhipoglosus nasesorius)

- Setiap T3T4

- Karsinoma residif

- Karsinoma parotis lobus profundus

Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk

memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah

dikerjakan ahli saraf

14

- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi

sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu

- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade

malignancy

b Tumor inoperable

1) Terapi utama

Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu

2) Terapi tambahan

Kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

c Metastase kelenjar getah bening (N)

1) Terapi utama

Operabel deseksi leher radikal (RND)

Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi

- menjadi operable RND

- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy

2) Terapi tambahan

Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

d Metastase jauh (M)

1) Terapi paliatif kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

15

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

10 Prognosis

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan

besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor

maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk

tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat

kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan

hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya

16

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 7: TUMOR PAROTIS done.docx

2) Kista Adenoma Karsinoma

Merupakan karsinoma yang paling banyak pada kelenjar minor

Pertumbuhannya lambat dan kebanyakan memiliki gradasi yang rendah dapat

berulang setelah dilakukan pembedahan kadang-kadang beberapa bulan setelah

operasi

3) Adenokarsinoma

Terdapat beberapa tipe adenokarsinoma

a) Karsinoma sel asinik

paling banyak berasal dari kelenjar parotis dan pertumbuhannya lambat

b) Adenokarsinoma polimorfik grade rendah

kebanyakan berasal dari kelenjar minor

c) Adenokarsinoma yang tidak dispesifikasikan

bila dilihat di mikroskop tumor ini memiliki penempatan yang cukup untuk

disebut adenokarsinoma tetapi belum memiliki penampakan untuk

dispesifikasikan Sering berasal dari kelenjar parotis dan kelenjar minor

d) Adenokarsinoma yang jarang

contohnya seperti basal sel adenokarsinoma clear cell adenokarsinoma

kistadenokarsinoma sebaseus adenokarsinoma musinous adenokarsinoma

d Mixed tumor maligna

Terdiri atas 3 tipe yaitu ex adenoma pleomorfik karsinosarkoma dan mixed tumor

metastatis Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan tipe yang paling banyak

Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan kanker yang berkembang dari mixed

tumor jinak (pleomorfik adenoma) Kebanyakan terjadi pada kelenjar liur mayor

e Kanker kelenjar liur lainnya yang jarang

Squamous sel karsinoma terutama pada laki-laki yang tua Dapat berkembang

setelah terapi radiasi untuk kanker yang lain pada area yang sama

Epithelial mioepitelial karsinoma

Anaplastik small sel karsinoma

Karsinoma yang tidak berdiferensiasi

Limfoma non hodgin

7

4 PATOFISIOLOGI

a Teori multiseluler teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari

diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur seperti tumor asinus berasal

dari sel-sel asinar onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated mixed tumor

berasal dari sel-sel duktus intercalated dan mioepitelial squamous dan

mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori

b Teori biseluler teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula ekskretorius

dan duktus intercalated bertindak sebagai stem sel Stem sel dari duktus intercalated

dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous karsinoma adenoid kistik mixed

tumor onkotik tumor dan warthinrsquos tumor sedangkan stem sel dari duktus

ekskretorius menimbulkan terbentuknya skuamosa dan mukoepidermoid karsinoma

5 INSIDENSI

Setiap tahunnya ditemukan 2500 kasus baru tumor galndula salivatorius dan 80

kasus merupakan tumor glandula parotis Adanya massa di kelenjar parotis 75

merupakan tumor sedangkan 25 sisanya disebabkan oleh proses non neoplasma

infiltrative seperti kista dan inflamasi Pada tumor parotis 70 sampai dengan 80

kasus merupakan kasus benigna Tumor parotis paling banyak ditemukan pada bangsa

kulit putih

6 GEJALA DAN TANDA

a Gejala

Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan

salah satu sisi wajah Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81) nyeri

didapatkan pada sebagian pasien (12) dan paralisis nervus facialis (7) Paralisis

nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna

tetapi paralisis nervus fasialis lebih sering berhubungan dengan Bell palsy Adanya

bengkak bisanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsangan

(painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan

b Tanda

Pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan soliter dank eras Namun pada

pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi konsistensi keras

dan cepat bertambah besar

8

7 DIAGNOSA

a Pemeriksaan Klinis

1) Anamnesa

Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya

Tentang

Keluhan

- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di

preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor

submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)

- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau

submandubula)

- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)

- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus

parotis terlibat)

- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus

simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)

- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)

Perjalanan penyakit

Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)

Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya

Berapa lama kelambatan

2) Pemeriksaan fiisik

a) status general

pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan

Penampilan

Keadaan umum

Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen

ekstremitas vertebra pelvis

9

Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang

tengkorak dll)

b) status lokal

Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)

Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi

permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)

Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII

c) status regional

palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral

dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya

ukuran terbesar dan mobilitasnya

3) Pemeriksaan Radiologis

a) Imaging

Foto Polos

Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi

glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi

adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi

Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi

dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto

thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun

foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun

memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat

mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue

lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah

diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan

USG

USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan

vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk

kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan

massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan

10

leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial

karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara

CT Scan

Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam

dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu

kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor

mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate

brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)

biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik

Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada

neoplasma parotid sebagai tanda diagnose

Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu

menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI

deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial

dengan CE CT

Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk

mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi

aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran

intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi

setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang

yang terjadi di sekitar lesi tersebut

Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative

Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya

jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus

Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak

homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat

diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari

lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat

kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan

rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan

11

menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan

resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative

MRI

Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis

yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi

biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku

Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang

mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti

lesi benigna Lesi malignasnsi dengan

grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi

PET ( positron Emission Tomography)

Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine

atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker

dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan

glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh

Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan

respon terhadap sel-sel yang terkena kanker

b) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT

alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal

hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi

c) Pemeriksaan Patologi

- FNA

belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang

oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan

kelenjar liur

- Biopsi insisional

Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable

12

- Biopsi eksisional

- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi

Superficial

- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi

Submandibula

- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable

dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)

- Pemeriksaan potong beku

Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional

- Pemeriksaan spesimen operasi

8 Diagnosis Banding

a Inflamasi

1 Absesselulitisreactive adenopathy

2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)

3 Autoimunsjogren syndrome

b Benign tumor

1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)

2 Warthin tumor

3 lipoma

c malignansi

1 mucoepidermoid carcinoma

2 Adenoid cystic carcinoma

3 Non Hodgkin lymphoma

4 Malignant mixed tumor

5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma

d Metastasis

1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma

2 Breast or lung carcinoma

3 Nodal non Hodgkin lymphoma

9 Penatalaksanaan

13

Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi

diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus

diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta

availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi

a Tumor operable

a) terapi utama

terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa

- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus

superfisialis

- Paratidektomi total dilakukan pada

a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan

nVII

b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus

- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang

sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII

- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar

getah bening leher yang masih operable

b) terapi tambahan

terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas

dengan kriteria - high grade malignancy

- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis

- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis

nhipoglosus nasesorius)

- Setiap T3T4

- Karsinoma residif

- Karsinoma parotis lobus profundus

Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk

memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah

dikerjakan ahli saraf

14

- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi

sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu

- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade

malignancy

b Tumor inoperable

1) Terapi utama

Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu

2) Terapi tambahan

Kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

c Metastase kelenjar getah bening (N)

1) Terapi utama

Operabel deseksi leher radikal (RND)

Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi

- menjadi operable RND

- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy

2) Terapi tambahan

Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

d Metastase jauh (M)

1) Terapi paliatif kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

15

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

10 Prognosis

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan

besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor

maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk

tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat

kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan

hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya

16

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 8: TUMOR PAROTIS done.docx

4 PATOFISIOLOGI

a Teori multiseluler teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari

diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur seperti tumor asinus berasal

dari sel-sel asinar onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated mixed tumor

berasal dari sel-sel duktus intercalated dan mioepitelial squamous dan

mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori

b Teori biseluler teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula ekskretorius

dan duktus intercalated bertindak sebagai stem sel Stem sel dari duktus intercalated

dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous karsinoma adenoid kistik mixed

tumor onkotik tumor dan warthinrsquos tumor sedangkan stem sel dari duktus

ekskretorius menimbulkan terbentuknya skuamosa dan mukoepidermoid karsinoma

5 INSIDENSI

Setiap tahunnya ditemukan 2500 kasus baru tumor galndula salivatorius dan 80

kasus merupakan tumor glandula parotis Adanya massa di kelenjar parotis 75

merupakan tumor sedangkan 25 sisanya disebabkan oleh proses non neoplasma

infiltrative seperti kista dan inflamasi Pada tumor parotis 70 sampai dengan 80

kasus merupakan kasus benigna Tumor parotis paling banyak ditemukan pada bangsa

kulit putih

6 GEJALA DAN TANDA

a Gejala

Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan

salah satu sisi wajah Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81) nyeri

didapatkan pada sebagian pasien (12) dan paralisis nervus facialis (7) Paralisis

nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna

tetapi paralisis nervus fasialis lebih sering berhubungan dengan Bell palsy Adanya

bengkak bisanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsangan

(painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan

b Tanda

Pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan soliter dank eras Namun pada

pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi konsistensi keras

dan cepat bertambah besar

8

7 DIAGNOSA

a Pemeriksaan Klinis

1) Anamnesa

Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya

Tentang

Keluhan

- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di

preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor

submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)

- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau

submandubula)

- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)

- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus

parotis terlibat)

- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus

simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)

- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)

Perjalanan penyakit

Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)

Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya

Berapa lama kelambatan

2) Pemeriksaan fiisik

a) status general

pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan

Penampilan

Keadaan umum

Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen

ekstremitas vertebra pelvis

9

Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang

tengkorak dll)

b) status lokal

Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)

Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi

permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)

Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII

c) status regional

palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral

dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya

ukuran terbesar dan mobilitasnya

3) Pemeriksaan Radiologis

a) Imaging

Foto Polos

Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi

glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi

adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi

Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi

dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto

thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun

foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun

memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat

mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue

lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah

diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan

USG

USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan

vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk

kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan

massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan

10

leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial

karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara

CT Scan

Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam

dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu

kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor

mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate

brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)

biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik

Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada

neoplasma parotid sebagai tanda diagnose

Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu

menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI

deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial

dengan CE CT

Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk

mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi

aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran

intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi

setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang

yang terjadi di sekitar lesi tersebut

Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative

Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya

jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus

Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak

homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat

diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari

lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat

kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan

rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan

11

menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan

resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative

MRI

Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis

yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi

biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku

Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang

mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti

lesi benigna Lesi malignasnsi dengan

grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi

PET ( positron Emission Tomography)

Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine

atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker

dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan

glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh

Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan

respon terhadap sel-sel yang terkena kanker

b) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT

alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal

hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi

c) Pemeriksaan Patologi

- FNA

belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang

oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan

kelenjar liur

- Biopsi insisional

Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable

12

- Biopsi eksisional

- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi

Superficial

- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi

Submandibula

- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable

dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)

- Pemeriksaan potong beku

Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional

- Pemeriksaan spesimen operasi

8 Diagnosis Banding

a Inflamasi

1 Absesselulitisreactive adenopathy

2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)

3 Autoimunsjogren syndrome

b Benign tumor

1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)

2 Warthin tumor

3 lipoma

c malignansi

1 mucoepidermoid carcinoma

2 Adenoid cystic carcinoma

3 Non Hodgkin lymphoma

4 Malignant mixed tumor

5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma

d Metastasis

1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma

2 Breast or lung carcinoma

3 Nodal non Hodgkin lymphoma

9 Penatalaksanaan

13

Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi

diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus

diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta

availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi

a Tumor operable

a) terapi utama

terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa

- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus

superfisialis

- Paratidektomi total dilakukan pada

a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan

nVII

b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus

- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang

sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII

- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar

getah bening leher yang masih operable

b) terapi tambahan

terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas

dengan kriteria - high grade malignancy

- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis

- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis

nhipoglosus nasesorius)

- Setiap T3T4

- Karsinoma residif

- Karsinoma parotis lobus profundus

Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk

memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah

dikerjakan ahli saraf

14

- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi

sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu

- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade

malignancy

b Tumor inoperable

1) Terapi utama

Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu

2) Terapi tambahan

Kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

c Metastase kelenjar getah bening (N)

1) Terapi utama

Operabel deseksi leher radikal (RND)

Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi

- menjadi operable RND

- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy

2) Terapi tambahan

Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

d Metastase jauh (M)

1) Terapi paliatif kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

15

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

10 Prognosis

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan

besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor

maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk

tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat

kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan

hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya

16

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 9: TUMOR PAROTIS done.docx

7 DIAGNOSA

a Pemeriksaan Klinis

1) Anamnesa

Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya

Tentang

Keluhan

- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di

preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor

submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)

- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau

submandubula)

- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)

- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus

parotis terlibat)

- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus

simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)

- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)

Perjalanan penyakit

Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)

Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya

Berapa lama kelambatan

2) Pemeriksaan fiisik

a) status general

pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan

Penampilan

Keadaan umum

Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen

ekstremitas vertebra pelvis

9

Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang

tengkorak dll)

b) status lokal

Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)

Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi

permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)

Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII

c) status regional

palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral

dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya

ukuran terbesar dan mobilitasnya

3) Pemeriksaan Radiologis

a) Imaging

Foto Polos

Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi

glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi

adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi

Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi

dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto

thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun

foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun

memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat

mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue

lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah

diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan

USG

USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan

vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk

kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan

massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan

10

leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial

karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara

CT Scan

Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam

dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu

kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor

mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate

brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)

biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik

Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada

neoplasma parotid sebagai tanda diagnose

Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu

menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI

deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial

dengan CE CT

Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk

mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi

aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran

intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi

setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang

yang terjadi di sekitar lesi tersebut

Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative

Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya

jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus

Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak

homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat

diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari

lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat

kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan

rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan

11

menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan

resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative

MRI

Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis

yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi

biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku

Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang

mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti

lesi benigna Lesi malignasnsi dengan

grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi

PET ( positron Emission Tomography)

Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine

atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker

dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan

glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh

Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan

respon terhadap sel-sel yang terkena kanker

b) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT

alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal

hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi

c) Pemeriksaan Patologi

- FNA

belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang

oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan

kelenjar liur

- Biopsi insisional

Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable

12

- Biopsi eksisional

- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi

Superficial

- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi

Submandibula

- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable

dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)

- Pemeriksaan potong beku

Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional

- Pemeriksaan spesimen operasi

8 Diagnosis Banding

a Inflamasi

1 Absesselulitisreactive adenopathy

2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)

3 Autoimunsjogren syndrome

b Benign tumor

1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)

2 Warthin tumor

3 lipoma

c malignansi

1 mucoepidermoid carcinoma

2 Adenoid cystic carcinoma

3 Non Hodgkin lymphoma

4 Malignant mixed tumor

5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma

d Metastasis

1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma

2 Breast or lung carcinoma

3 Nodal non Hodgkin lymphoma

9 Penatalaksanaan

13

Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi

diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus

diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta

availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi

a Tumor operable

a) terapi utama

terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa

- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus

superfisialis

- Paratidektomi total dilakukan pada

a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan

nVII

b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus

- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang

sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII

- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar

getah bening leher yang masih operable

b) terapi tambahan

terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas

dengan kriteria - high grade malignancy

- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis

- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis

nhipoglosus nasesorius)

- Setiap T3T4

- Karsinoma residif

- Karsinoma parotis lobus profundus

Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk

memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah

dikerjakan ahli saraf

14

- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi

sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu

- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade

malignancy

b Tumor inoperable

1) Terapi utama

Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu

2) Terapi tambahan

Kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

c Metastase kelenjar getah bening (N)

1) Terapi utama

Operabel deseksi leher radikal (RND)

Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi

- menjadi operable RND

- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy

2) Terapi tambahan

Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

d Metastase jauh (M)

1) Terapi paliatif kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

15

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

10 Prognosis

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan

besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor

maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk

tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat

kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan

hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya

16

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 10: TUMOR PAROTIS done.docx

Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang

tengkorak dll)

b) status lokal

Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)

Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi

permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)

Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII

c) status regional

palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral

dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya

ukuran terbesar dan mobilitasnya

3) Pemeriksaan Radiologis

a) Imaging

Foto Polos

Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi

glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi

adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi

Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi

dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto

thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun

foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun

memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat

mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue

lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah

diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan

USG

USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan

vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk

kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan

massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan

10

leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial

karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara

CT Scan

Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam

dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu

kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor

mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate

brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)

biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik

Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada

neoplasma parotid sebagai tanda diagnose

Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu

menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI

deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial

dengan CE CT

Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk

mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi

aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran

intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi

setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang

yang terjadi di sekitar lesi tersebut

Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative

Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya

jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus

Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak

homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat

diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari

lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat

kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan

rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan

11

menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan

resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative

MRI

Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis

yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi

biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku

Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang

mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti

lesi benigna Lesi malignasnsi dengan

grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi

PET ( positron Emission Tomography)

Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine

atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker

dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan

glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh

Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan

respon terhadap sel-sel yang terkena kanker

b) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT

alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal

hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi

c) Pemeriksaan Patologi

- FNA

belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang

oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan

kelenjar liur

- Biopsi insisional

Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable

12

- Biopsi eksisional

- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi

Superficial

- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi

Submandibula

- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable

dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)

- Pemeriksaan potong beku

Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional

- Pemeriksaan spesimen operasi

8 Diagnosis Banding

a Inflamasi

1 Absesselulitisreactive adenopathy

2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)

3 Autoimunsjogren syndrome

b Benign tumor

1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)

2 Warthin tumor

3 lipoma

c malignansi

1 mucoepidermoid carcinoma

2 Adenoid cystic carcinoma

3 Non Hodgkin lymphoma

4 Malignant mixed tumor

5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma

d Metastasis

1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma

2 Breast or lung carcinoma

3 Nodal non Hodgkin lymphoma

9 Penatalaksanaan

13

Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi

diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus

diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta

availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi

a Tumor operable

a) terapi utama

terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa

- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus

superfisialis

- Paratidektomi total dilakukan pada

a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan

nVII

b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus

- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang

sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII

- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar

getah bening leher yang masih operable

b) terapi tambahan

terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas

dengan kriteria - high grade malignancy

- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis

- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis

nhipoglosus nasesorius)

- Setiap T3T4

- Karsinoma residif

- Karsinoma parotis lobus profundus

Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk

memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah

dikerjakan ahli saraf

14

- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi

sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu

- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade

malignancy

b Tumor inoperable

1) Terapi utama

Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu

2) Terapi tambahan

Kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

c Metastase kelenjar getah bening (N)

1) Terapi utama

Operabel deseksi leher radikal (RND)

Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi

- menjadi operable RND

- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy

2) Terapi tambahan

Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

d Metastase jauh (M)

1) Terapi paliatif kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

15

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

10 Prognosis

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan

besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor

maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk

tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat

kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan

hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya

16

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 11: TUMOR PAROTIS done.docx

leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial

karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara

CT Scan

Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam

dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu

kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor

mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate

brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)

biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik

Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada

neoplasma parotid sebagai tanda diagnose

Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu

menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI

deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial

dengan CE CT

Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk

mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi

aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran

intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi

setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang

yang terjadi di sekitar lesi tersebut

Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative

Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya

jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus

Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak

homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat

diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari

lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat

kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan

rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan

11

menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan

resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative

MRI

Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis

yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi

biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku

Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang

mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti

lesi benigna Lesi malignasnsi dengan

grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi

PET ( positron Emission Tomography)

Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine

atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker

dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan

glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh

Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan

respon terhadap sel-sel yang terkena kanker

b) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT

alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal

hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi

c) Pemeriksaan Patologi

- FNA

belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang

oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan

kelenjar liur

- Biopsi insisional

Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable

12

- Biopsi eksisional

- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi

Superficial

- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi

Submandibula

- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable

dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)

- Pemeriksaan potong beku

Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional

- Pemeriksaan spesimen operasi

8 Diagnosis Banding

a Inflamasi

1 Absesselulitisreactive adenopathy

2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)

3 Autoimunsjogren syndrome

b Benign tumor

1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)

2 Warthin tumor

3 lipoma

c malignansi

1 mucoepidermoid carcinoma

2 Adenoid cystic carcinoma

3 Non Hodgkin lymphoma

4 Malignant mixed tumor

5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma

d Metastasis

1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma

2 Breast or lung carcinoma

3 Nodal non Hodgkin lymphoma

9 Penatalaksanaan

13

Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi

diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus

diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta

availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi

a Tumor operable

a) terapi utama

terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa

- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus

superfisialis

- Paratidektomi total dilakukan pada

a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan

nVII

b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus

- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang

sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII

- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar

getah bening leher yang masih operable

b) terapi tambahan

terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas

dengan kriteria - high grade malignancy

- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis

- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis

nhipoglosus nasesorius)

- Setiap T3T4

- Karsinoma residif

- Karsinoma parotis lobus profundus

Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk

memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah

dikerjakan ahli saraf

14

- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi

sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu

- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade

malignancy

b Tumor inoperable

1) Terapi utama

Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu

2) Terapi tambahan

Kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

c Metastase kelenjar getah bening (N)

1) Terapi utama

Operabel deseksi leher radikal (RND)

Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi

- menjadi operable RND

- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy

2) Terapi tambahan

Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

d Metastase jauh (M)

1) Terapi paliatif kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

15

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

10 Prognosis

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan

besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor

maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk

tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat

kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan

hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya

16

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 12: TUMOR PAROTIS done.docx

menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan

resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative

MRI

Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis

yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi

biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku

Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang

mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti

lesi benigna Lesi malignasnsi dengan

grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi

PET ( positron Emission Tomography)

Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine

atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker

dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan

glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh

Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan

respon terhadap sel-sel yang terkena kanker

b) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT

alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal

hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi

c) Pemeriksaan Patologi

- FNA

belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang

oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan

kelenjar liur

- Biopsi insisional

Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable

12

- Biopsi eksisional

- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi

Superficial

- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi

Submandibula

- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable

dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)

- Pemeriksaan potong beku

Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional

- Pemeriksaan spesimen operasi

8 Diagnosis Banding

a Inflamasi

1 Absesselulitisreactive adenopathy

2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)

3 Autoimunsjogren syndrome

b Benign tumor

1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)

2 Warthin tumor

3 lipoma

c malignansi

1 mucoepidermoid carcinoma

2 Adenoid cystic carcinoma

3 Non Hodgkin lymphoma

4 Malignant mixed tumor

5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma

d Metastasis

1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma

2 Breast or lung carcinoma

3 Nodal non Hodgkin lymphoma

9 Penatalaksanaan

13

Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi

diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus

diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta

availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi

a Tumor operable

a) terapi utama

terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa

- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus

superfisialis

- Paratidektomi total dilakukan pada

a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan

nVII

b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus

- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang

sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII

- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar

getah bening leher yang masih operable

b) terapi tambahan

terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas

dengan kriteria - high grade malignancy

- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis

- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis

nhipoglosus nasesorius)

- Setiap T3T4

- Karsinoma residif

- Karsinoma parotis lobus profundus

Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk

memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah

dikerjakan ahli saraf

14

- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi

sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu

- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade

malignancy

b Tumor inoperable

1) Terapi utama

Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu

2) Terapi tambahan

Kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

c Metastase kelenjar getah bening (N)

1) Terapi utama

Operabel deseksi leher radikal (RND)

Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi

- menjadi operable RND

- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy

2) Terapi tambahan

Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

d Metastase jauh (M)

1) Terapi paliatif kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

15

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

10 Prognosis

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan

besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor

maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk

tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat

kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan

hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya

16

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 13: TUMOR PAROTIS done.docx

- Biopsi eksisional

- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi

Superficial

- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi

Submandibula

- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable

dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)

- Pemeriksaan potong beku

Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional

- Pemeriksaan spesimen operasi

8 Diagnosis Banding

a Inflamasi

1 Absesselulitisreactive adenopathy

2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)

3 Autoimunsjogren syndrome

b Benign tumor

1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)

2 Warthin tumor

3 lipoma

c malignansi

1 mucoepidermoid carcinoma

2 Adenoid cystic carcinoma

3 Non Hodgkin lymphoma

4 Malignant mixed tumor

5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma

d Metastasis

1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma

2 Breast or lung carcinoma

3 Nodal non Hodgkin lymphoma

9 Penatalaksanaan

13

Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi

diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus

diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta

availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi

a Tumor operable

a) terapi utama

terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa

- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus

superfisialis

- Paratidektomi total dilakukan pada

a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan

nVII

b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus

- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang

sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII

- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar

getah bening leher yang masih operable

b) terapi tambahan

terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas

dengan kriteria - high grade malignancy

- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis

- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis

nhipoglosus nasesorius)

- Setiap T3T4

- Karsinoma residif

- Karsinoma parotis lobus profundus

Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk

memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah

dikerjakan ahli saraf

14

- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi

sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu

- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade

malignancy

b Tumor inoperable

1) Terapi utama

Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu

2) Terapi tambahan

Kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

c Metastase kelenjar getah bening (N)

1) Terapi utama

Operabel deseksi leher radikal (RND)

Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi

- menjadi operable RND

- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy

2) Terapi tambahan

Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

d Metastase jauh (M)

1) Terapi paliatif kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

15

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

10 Prognosis

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan

besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor

maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk

tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat

kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan

hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya

16

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 14: TUMOR PAROTIS done.docx

Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi

diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus

diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta

availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi

a Tumor operable

a) terapi utama

terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa

- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus

superfisialis

- Paratidektomi total dilakukan pada

a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan

nVII

b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus

- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang

sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII

- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar

getah bening leher yang masih operable

b) terapi tambahan

terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas

dengan kriteria - high grade malignancy

- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis

- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis

nhipoglosus nasesorius)

- Setiap T3T4

- Karsinoma residif

- Karsinoma parotis lobus profundus

Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk

memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah

dikerjakan ahli saraf

14

- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi

sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu

- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade

malignancy

b Tumor inoperable

1) Terapi utama

Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu

2) Terapi tambahan

Kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

c Metastase kelenjar getah bening (N)

1) Terapi utama

Operabel deseksi leher radikal (RND)

Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi

- menjadi operable RND

- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy

2) Terapi tambahan

Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

d Metastase jauh (M)

1) Terapi paliatif kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

15

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

10 Prognosis

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan

besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor

maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk

tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat

kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan

hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya

16

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 15: TUMOR PAROTIS done.docx

- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi

sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu

- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade

malignancy

b Tumor inoperable

1) Terapi utama

Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu

2) Terapi tambahan

Kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

c Metastase kelenjar getah bening (N)

1) Terapi utama

Operabel deseksi leher radikal (RND)

Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi

- menjadi operable RND

- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy

2) Terapi tambahan

Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

d Metastase jauh (M)

1) Terapi paliatif kemoterapi

Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma

15

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

10 Prognosis

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan

besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor

maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk

tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat

kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan

hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya

16

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 16: TUMOR PAROTIS done.docx

malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)

- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap

- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2

- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma

mucoepidermoid carcinoma)

- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang

- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu

10 Prognosis

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan

besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor

maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk

tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat

kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan

hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya

16

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 17: TUMOR PAROTIS done.docx

BAB III

STATUS PEMERIKSAAN

III1 Identitas Pasien

Nama Tn D

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Laki - laki

Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403

Kotabumi Tangerang

Pekerjaan Karyawan swasta

Agama Islam

Status pernikahan menikah

Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati

III2 Anamnesis

Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB

A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu

B Keluhan tambahan

Pendengaran berkurang

C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun

yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang

berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien

benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama

benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien

mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)

Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal

17

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 18: TUMOR PAROTIS done.docx

E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)

Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam

keluarga pasien disangkal

III3Pemeriksaan Fisik

A Keadaan Umum

Kesan sakit tampak sakit sedang

Kesadaran compos mentis

Status gizi cukup

B Tanda vital

- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit

- nadi 80xmenit - suhu 366 C

C Status generalis

Kepala

- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna

hitamdistribusi merata

- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks

cahaya pupil langsungtidak langsung ++

- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi

(-)

- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien

mengalami pendengaran sedikit berkurang

- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region

intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula

18

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 19: TUMOR PAROTIS done.docx

- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan

berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi

keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan

tiroid

Thorax

- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding

dada kiri dan kanan simetris

- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea

midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris

- Perkusi sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)

jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)

19

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 20: TUMOR PAROTIS done.docx

Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris

abdominothorakal

- Auskultasi bising usus (+) normal

- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)

Urogenital

- Ginjal ballotement (-)

- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)

Ekstremitas atas dan bawah

- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada

III4 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah

Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah

- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak

Kesan jantung dan paru-paru Normal

- Pemeriksaan Biopsi

III5 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan adalah tumor parotis sinistra

III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis

20

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 21: TUMOR PAROTIS done.docx

III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes

Inj tramal 2X100

Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

Ketorolac 2 x 30 mg

- Pro Biopsi di ok

III8 Follow up

Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat

pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut

Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)

S nyeri pada luka bekas operasi

O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit

leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat

cairan berwarna merah yang mengalir

Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan

karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra

P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10

Ceftriaxone 2x1 gr

III 9 Prognosis

Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 22: TUMOR PAROTIS done.docx

BAB IV

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis

pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang

diperlukan maupun tindakan operasi

Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat

benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada

awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun

batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan

semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan

benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang

didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini

mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana

benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri

tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya

radang )

Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan

leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil

biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous

non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan

22

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 23: TUMOR PAROTIS done.docx

BAB V

KESIMPULAN

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya

kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar

liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar

tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal

dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas

Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa

berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang

cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan

tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai

indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis

dan prognosisinya buruk

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab

berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada

kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau

obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri

dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi

Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan

dengan derajat tertinggi

Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa

radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko

yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi

menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi

Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1

kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal

23

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24

Page 24: TUMOR PAROTIS done.docx

DAFTAR PUSTAKA

1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis

2 http bedah-mataramtumor-parotis

3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis

4 httpwwwutmbedu parotid - tumors

5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor

6 httpwwwsohnnursecompdfParotid

24