tumor parotis done.docx
DESCRIPTION
tumorTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rongga mulut terdapat 3 kelenjar liur besar yaitu kelenjar parotis kelenjar
submandibularis dan kelenjar sublingualis Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur utama yg
terbesar dan menempati ruang di depan procesus mastoideus dan liang telinga luar Tumor ganas
parotis pada anak jarang ditemukan Massa dalam kelenjar liur dapat menjadi ganas seiring
dengan bertambahnya usia Prevalensi tumor ganas yang biasanya terjadi pada orang dengan usia
lebih dari 40 tahun adalah 25 tumor parotis 50 tumor submandibula dan satu setengah
sampai duapertiga dari seluruh tumor kelenjar liur minor adalah ganas
Tumor parotis adalah tumor yang menyerang kelenjar parotis Dari tiap 5 tumor kelenjar
liur 4 terlokalisasi di glandula parotis 1 berasal dari kelenjar liur kecil atau submandibularis dan
30 adalah maligna Disebutkan bahwa adanya perbedaan geografik dan suku bangsa pada
orang Eskimo tumor ini lebih sering ditemukan dengan penyebab yang belum diketahui Sinar
mengionisasi diduga sebagai factor etiologi
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik timbulnya lambat dan
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 Pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotis rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi akibat keganasan itu sendiri Masa pada kelenjar liur yang tidak nyeri di evaluasi
dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration) atau biopsi Pemeriksaan
radiologi menggunakan CT-Scan dan MRI sangat membantu menegakkan diagnose Untuk
tumor ganas pengobatan dengan eksisi dan radioterapi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar
50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II1 ANATOMI KELENJAR PAROTIS
Kelenjar parotis adalah kelenjar saliva berpasangan berjumlah dua Kelenjar
parotis merupakan kelenjar saliva terbesar Masing-masing beratnya rata-rata 25 gram dan
bentuknya irregular berlobusberwarna antara hijau dan kuning (yellowish) terletak dibawah
meaus akustikus eksternus diantara mandibula dan musculus sternokleidomastoideus
Kelenjar parotis memiliki saluran untuk mengeluarkan sekresinya yang dinamakan stensenrsquos
duct yang akan bermuara di mulut dekat gigi molar 2 lokasi biasanya ditandai oleh papilla
kecil
Kelenjar parotis bentuknya bervariasi jika dilihat dari lateral 50 berbentuk
segitiga 30 bagian atas dan bawahnya membulat Biasanya kelenjar parotis berbentuk
seperti piramida terbalik dengan permukaan-permukaannya sebagai berikut permukaan
superior yang kecil superficial anteromedial dan posteromedial Bentuk konkav pada
permukaan superior berhubungan dengan bagian tulang rawan dari meatus akustikus
eksternus dan bagian posterior dari sendi temporomandibular Disini saraf
2
auriculotemporal mempersarafi kelenjar parotis Permukaan superfisialnya ditutup oleh
kulit dan fascia superficial yang mengandung cabang fasial dari saraf aurikuler nodus
limfatikus parotis superficial dan batas bawah dari platisma
Bagian anterior kelenjar berbatasan dengan tepi posterior ramus mandibula dan
sedikit melapisi tepi posterior muskulus masseter Bagian posterior kelenjar dikelilingi oleh
telinga prosesus mastoideus dan tepi anterior muskulus sternokleidomastoideus Bagian
yang dalam yang merupakan lobus medial meluas ke rongga parafaring dibatasi oleh
pprosesus stiloideus dan ligamentum stilomandibular muskulus digastrikus serta selubung
karotis Di bagian anterior lobus ini terletak bersebelahan dengan bagian medial
pterygodeus Bagian lateral hanya ditutupi oleh kulit dan jaringan lemak subkutaneus
Jaringan ikat dan jaringan lemak dari fasia leher dalam membungkus kelenjar ini Kelenjar
parotis berhubungan erat dengan struktur penting di sekitarnya yaitu vena jugularis interna
beserta cabangnya arteri karotis eksterna beserta cabangnya kelenjar limfa cabang
auriculotemporalis dari nervus trigeminus dan nervus fasialis
Vaskularisasi kelenjar parotis berasal dari arteri karotis eksterna dan cabang-
cabang di dekat kelenjar parotis Darah vena mengalir ke vena jugularis eksterna melalui
vena yang keluar dari kelenjar parotis
Nodul kelenjar limfe ditemukan pada kulit yang berada di atas kelenjar parotis
(kelenjar preaurikuler) dan pada bagian dari kelenjar parotis itu sendiri Ada 10 kelenjar
limfatik yang terdapat pada kelenjar parotis sebagian besar ditemukan pada bagian
superficial dari kelenjar di atas bidang yang berhubungan dengan saraf fasialis Kelenjar
limfe yang berasal dari kelenjar parotis mengalirkan isinya ke nodus limfatikus servikal atas
3
Persarafan kelenjar parotis oleh saraf preganglionic yang berjalan pada cabang
petrosus dari saraf glossopharyngeus dan bersinaps pada ganglion otikus Serabut
postganglonic mencapai kelenjar melalui saraf auriculotemporal
4
II2 TUMOR PAROTIS
1 DEFINISI
Tumor didefinisikan sebagai massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan
berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal dan tetap
tumbuh secara berlebihan setelah stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut
berhenti
2 ETIOLOGI
Penyebab pasti tumor kelenjar liur belum diketahui secara pasti dicurigai adanya
keterlibatan factor lingkungan dan factor genetik Paparan radiasi dikaitkan dengan
tumor jinak warthin dan tumor ganas karsinoma mukoepidermoid Epstein Barr virus
mungkin merupakan salah satu factor pemicu timbulnya tumor limfoepitelial kelenjar
liur Kelainan genetic misalnya monosomi dan polisomi sedang diteliti sebagai factor
timbulnya tumor kelenjar liur
3 KLASIFIKASI
a Tumor Jinak
1) Pleomorfik adenoma
Merupakan tumor tersering pada kelenjar liur dan paling sering terjadi
pada kelenjar parotis Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel
dan jaringan ikat Pertumbuhan tumor ini lambat berbentuk bulat dan
konsistensinya lunak Secara histology dikarakteristik dengan struktur yang
beraneka ragam Biasanya terlihat seperti gambaran lembaran untaian atau
seperti pulau-pulau dari spindle atau stellata Penatalaksanaannya yaitu eksisi
bedah dari kelenjar yang terkena
2) Warthinrsquos tumor
tumor ini tampak rata lunak pada daerah parotis memiliki kapsul apabila
terletak pada kelenjar parotis dan terdiri atas kista multiple Histology Warthinrsquos
tumor yaitu memiliki stroma limfoid dan sel epithelial asini Perubahan menjadi
ganas tidak pernah dilaporkan Lebih sering ditemukan pada kelenjar mayor
5
3) Papiloma intraduktal
Berbentuk kecil lunak dan biasanya ditemukan pada lapisan submukosa
Gambaran mikroskopiknya tampak dilatasi kistik duktus parsial dengan epitel
kuboid Sangat jarang terjadi pada kelenjar minor
4) Oxyphiladenoma (oncosistoma)
Sangat jarang ditemukan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan
pria dengan ratio 21 Diameternya kecil ( lt 5 cm ) pertumbuhannya lambat
dan berbentuk sferis dapat terjadi rekurens jika eksisi tumor tidak komplit
b Tumor Jinak Nonepitelial
1) Hemangioma
Kebanyakan terjadi pada anak-anak biasanya pada kelenjar parotis
Biasanya asimptomatik unilateral dan massa yang kompresibel berwarna
merah gelap berlobus-lobus dan tidak berkapsul Penanganan dengan
pemberian steroid 2-4 mgkgBBhari 40-60 hemangioma tidak berespon
terhadap steroid
2) Limfangioma
Merupakan tumor bagian kepala dan leher yang paling sering pada anak-
anak eksisi merupakan penanganan pilihan Bila tumor terletak pada struktur
yang vital Limfangioma jarang menimbulkan gejala-gejala obstruksi jalan nafas
dan eksisi biasanya untuk alas an kosmetik
3) Lipoma
Jarang terjadi pada kelenjar liur mayor Tumor terdiri dari sel-sel adipose
dengan inti yang uniform Rasio laki-laki dan perempuan adalaha 101
Pertumbuhan tumor lambat dengan diameter rata-rata 3 cm penanganan adalah
eksisi
c Tumor Ganas
1) Mukoepidermoid karsinoma
Kebanyakan berasal dari kelenjar parotis dan biasanya memiliki gradasi
yang rendah
6
2) Kista Adenoma Karsinoma
Merupakan karsinoma yang paling banyak pada kelenjar minor
Pertumbuhannya lambat dan kebanyakan memiliki gradasi yang rendah dapat
berulang setelah dilakukan pembedahan kadang-kadang beberapa bulan setelah
operasi
3) Adenokarsinoma
Terdapat beberapa tipe adenokarsinoma
a) Karsinoma sel asinik
paling banyak berasal dari kelenjar parotis dan pertumbuhannya lambat
b) Adenokarsinoma polimorfik grade rendah
kebanyakan berasal dari kelenjar minor
c) Adenokarsinoma yang tidak dispesifikasikan
bila dilihat di mikroskop tumor ini memiliki penempatan yang cukup untuk
disebut adenokarsinoma tetapi belum memiliki penampakan untuk
dispesifikasikan Sering berasal dari kelenjar parotis dan kelenjar minor
d) Adenokarsinoma yang jarang
contohnya seperti basal sel adenokarsinoma clear cell adenokarsinoma
kistadenokarsinoma sebaseus adenokarsinoma musinous adenokarsinoma
d Mixed tumor maligna
Terdiri atas 3 tipe yaitu ex adenoma pleomorfik karsinosarkoma dan mixed tumor
metastatis Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan tipe yang paling banyak
Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan kanker yang berkembang dari mixed
tumor jinak (pleomorfik adenoma) Kebanyakan terjadi pada kelenjar liur mayor
e Kanker kelenjar liur lainnya yang jarang
Squamous sel karsinoma terutama pada laki-laki yang tua Dapat berkembang
setelah terapi radiasi untuk kanker yang lain pada area yang sama
Epithelial mioepitelial karsinoma
Anaplastik small sel karsinoma
Karsinoma yang tidak berdiferensiasi
Limfoma non hodgin
7
4 PATOFISIOLOGI
a Teori multiseluler teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari
diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur seperti tumor asinus berasal
dari sel-sel asinar onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated mixed tumor
berasal dari sel-sel duktus intercalated dan mioepitelial squamous dan
mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori
b Teori biseluler teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula ekskretorius
dan duktus intercalated bertindak sebagai stem sel Stem sel dari duktus intercalated
dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous karsinoma adenoid kistik mixed
tumor onkotik tumor dan warthinrsquos tumor sedangkan stem sel dari duktus
ekskretorius menimbulkan terbentuknya skuamosa dan mukoepidermoid karsinoma
5 INSIDENSI
Setiap tahunnya ditemukan 2500 kasus baru tumor galndula salivatorius dan 80
kasus merupakan tumor glandula parotis Adanya massa di kelenjar parotis 75
merupakan tumor sedangkan 25 sisanya disebabkan oleh proses non neoplasma
infiltrative seperti kista dan inflamasi Pada tumor parotis 70 sampai dengan 80
kasus merupakan kasus benigna Tumor parotis paling banyak ditemukan pada bangsa
kulit putih
6 GEJALA DAN TANDA
a Gejala
Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan
salah satu sisi wajah Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81) nyeri
didapatkan pada sebagian pasien (12) dan paralisis nervus facialis (7) Paralisis
nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna
tetapi paralisis nervus fasialis lebih sering berhubungan dengan Bell palsy Adanya
bengkak bisanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsangan
(painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan
b Tanda
Pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan soliter dank eras Namun pada
pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi konsistensi keras
dan cepat bertambah besar
8
7 DIAGNOSA
a Pemeriksaan Klinis
1) Anamnesa
Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya
Tentang
Keluhan
- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di
preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor
submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)
- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau
submandubula)
- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)
- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus
parotis terlibat)
- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus
simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)
- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)
Perjalanan penyakit
Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)
Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya
Berapa lama kelambatan
2) Pemeriksaan fiisik
a) status general
pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan
Penampilan
Keadaan umum
Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen
ekstremitas vertebra pelvis
9
Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang
tengkorak dll)
b) status lokal
Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)
Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi
permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)
Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII
c) status regional
palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral
dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya
ukuran terbesar dan mobilitasnya
3) Pemeriksaan Radiologis
a) Imaging
Foto Polos
Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi
glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi
adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi
Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi
dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto
thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun
foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun
memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat
mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue
lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah
diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan
USG
USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan
vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk
kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan
massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan
10
leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial
karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara
CT Scan
Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam
dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu
kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor
mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate
brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)
biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik
Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada
neoplasma parotid sebagai tanda diagnose
Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu
menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI
deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial
dengan CE CT
Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk
mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi
aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran
intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi
setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang
yang terjadi di sekitar lesi tersebut
Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative
Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya
jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus
Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak
homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat
diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari
lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat
kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan
rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan
11
menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan
resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative
MRI
Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis
yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi
biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku
Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang
mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti
lesi benigna Lesi malignasnsi dengan
grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi
PET ( positron Emission Tomography)
Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine
atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker
dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan
glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh
Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan
respon terhadap sel-sel yang terkena kanker
b) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT
alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal
hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi
c) Pemeriksaan Patologi
- FNA
belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang
oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan
kelenjar liur
- Biopsi insisional
Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable
12
- Biopsi eksisional
- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi
Superficial
- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi
Submandibula
- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable
dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)
- Pemeriksaan potong beku
Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional
- Pemeriksaan spesimen operasi
8 Diagnosis Banding
a Inflamasi
1 Absesselulitisreactive adenopathy
2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)
3 Autoimunsjogren syndrome
b Benign tumor
1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)
2 Warthin tumor
3 lipoma
c malignansi
1 mucoepidermoid carcinoma
2 Adenoid cystic carcinoma
3 Non Hodgkin lymphoma
4 Malignant mixed tumor
5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma
d Metastasis
1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma
2 Breast or lung carcinoma
3 Nodal non Hodgkin lymphoma
9 Penatalaksanaan
13
Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi
diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus
diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta
availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi
a Tumor operable
a) terapi utama
terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa
- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus
superfisialis
- Paratidektomi total dilakukan pada
a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan
nVII
b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus
- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang
sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII
- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar
getah bening leher yang masih operable
b) terapi tambahan
terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas
dengan kriteria - high grade malignancy
- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis
- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis
nhipoglosus nasesorius)
- Setiap T3T4
- Karsinoma residif
- Karsinoma parotis lobus profundus
Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk
memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah
dikerjakan ahli saraf
14
- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi
sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu
- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade
malignancy
b Tumor inoperable
1) Terapi utama
Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu
2) Terapi tambahan
Kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
c Metastase kelenjar getah bening (N)
1) Terapi utama
Operabel deseksi leher radikal (RND)
Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi
- menjadi operable RND
- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy
2) Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy
d Metastase jauh (M)
1) Terapi paliatif kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
15
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
10 Prognosis
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk
tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat
kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan
hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya
16
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II1 ANATOMI KELENJAR PAROTIS
Kelenjar parotis adalah kelenjar saliva berpasangan berjumlah dua Kelenjar
parotis merupakan kelenjar saliva terbesar Masing-masing beratnya rata-rata 25 gram dan
bentuknya irregular berlobusberwarna antara hijau dan kuning (yellowish) terletak dibawah
meaus akustikus eksternus diantara mandibula dan musculus sternokleidomastoideus
Kelenjar parotis memiliki saluran untuk mengeluarkan sekresinya yang dinamakan stensenrsquos
duct yang akan bermuara di mulut dekat gigi molar 2 lokasi biasanya ditandai oleh papilla
kecil
Kelenjar parotis bentuknya bervariasi jika dilihat dari lateral 50 berbentuk
segitiga 30 bagian atas dan bawahnya membulat Biasanya kelenjar parotis berbentuk
seperti piramida terbalik dengan permukaan-permukaannya sebagai berikut permukaan
superior yang kecil superficial anteromedial dan posteromedial Bentuk konkav pada
permukaan superior berhubungan dengan bagian tulang rawan dari meatus akustikus
eksternus dan bagian posterior dari sendi temporomandibular Disini saraf
2
auriculotemporal mempersarafi kelenjar parotis Permukaan superfisialnya ditutup oleh
kulit dan fascia superficial yang mengandung cabang fasial dari saraf aurikuler nodus
limfatikus parotis superficial dan batas bawah dari platisma
Bagian anterior kelenjar berbatasan dengan tepi posterior ramus mandibula dan
sedikit melapisi tepi posterior muskulus masseter Bagian posterior kelenjar dikelilingi oleh
telinga prosesus mastoideus dan tepi anterior muskulus sternokleidomastoideus Bagian
yang dalam yang merupakan lobus medial meluas ke rongga parafaring dibatasi oleh
pprosesus stiloideus dan ligamentum stilomandibular muskulus digastrikus serta selubung
karotis Di bagian anterior lobus ini terletak bersebelahan dengan bagian medial
pterygodeus Bagian lateral hanya ditutupi oleh kulit dan jaringan lemak subkutaneus
Jaringan ikat dan jaringan lemak dari fasia leher dalam membungkus kelenjar ini Kelenjar
parotis berhubungan erat dengan struktur penting di sekitarnya yaitu vena jugularis interna
beserta cabangnya arteri karotis eksterna beserta cabangnya kelenjar limfa cabang
auriculotemporalis dari nervus trigeminus dan nervus fasialis
Vaskularisasi kelenjar parotis berasal dari arteri karotis eksterna dan cabang-
cabang di dekat kelenjar parotis Darah vena mengalir ke vena jugularis eksterna melalui
vena yang keluar dari kelenjar parotis
Nodul kelenjar limfe ditemukan pada kulit yang berada di atas kelenjar parotis
(kelenjar preaurikuler) dan pada bagian dari kelenjar parotis itu sendiri Ada 10 kelenjar
limfatik yang terdapat pada kelenjar parotis sebagian besar ditemukan pada bagian
superficial dari kelenjar di atas bidang yang berhubungan dengan saraf fasialis Kelenjar
limfe yang berasal dari kelenjar parotis mengalirkan isinya ke nodus limfatikus servikal atas
3
Persarafan kelenjar parotis oleh saraf preganglionic yang berjalan pada cabang
petrosus dari saraf glossopharyngeus dan bersinaps pada ganglion otikus Serabut
postganglonic mencapai kelenjar melalui saraf auriculotemporal
4
II2 TUMOR PAROTIS
1 DEFINISI
Tumor didefinisikan sebagai massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan
berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal dan tetap
tumbuh secara berlebihan setelah stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut
berhenti
2 ETIOLOGI
Penyebab pasti tumor kelenjar liur belum diketahui secara pasti dicurigai adanya
keterlibatan factor lingkungan dan factor genetik Paparan radiasi dikaitkan dengan
tumor jinak warthin dan tumor ganas karsinoma mukoepidermoid Epstein Barr virus
mungkin merupakan salah satu factor pemicu timbulnya tumor limfoepitelial kelenjar
liur Kelainan genetic misalnya monosomi dan polisomi sedang diteliti sebagai factor
timbulnya tumor kelenjar liur
3 KLASIFIKASI
a Tumor Jinak
1) Pleomorfik adenoma
Merupakan tumor tersering pada kelenjar liur dan paling sering terjadi
pada kelenjar parotis Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel
dan jaringan ikat Pertumbuhan tumor ini lambat berbentuk bulat dan
konsistensinya lunak Secara histology dikarakteristik dengan struktur yang
beraneka ragam Biasanya terlihat seperti gambaran lembaran untaian atau
seperti pulau-pulau dari spindle atau stellata Penatalaksanaannya yaitu eksisi
bedah dari kelenjar yang terkena
2) Warthinrsquos tumor
tumor ini tampak rata lunak pada daerah parotis memiliki kapsul apabila
terletak pada kelenjar parotis dan terdiri atas kista multiple Histology Warthinrsquos
tumor yaitu memiliki stroma limfoid dan sel epithelial asini Perubahan menjadi
ganas tidak pernah dilaporkan Lebih sering ditemukan pada kelenjar mayor
5
3) Papiloma intraduktal
Berbentuk kecil lunak dan biasanya ditemukan pada lapisan submukosa
Gambaran mikroskopiknya tampak dilatasi kistik duktus parsial dengan epitel
kuboid Sangat jarang terjadi pada kelenjar minor
4) Oxyphiladenoma (oncosistoma)
Sangat jarang ditemukan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan
pria dengan ratio 21 Diameternya kecil ( lt 5 cm ) pertumbuhannya lambat
dan berbentuk sferis dapat terjadi rekurens jika eksisi tumor tidak komplit
b Tumor Jinak Nonepitelial
1) Hemangioma
Kebanyakan terjadi pada anak-anak biasanya pada kelenjar parotis
Biasanya asimptomatik unilateral dan massa yang kompresibel berwarna
merah gelap berlobus-lobus dan tidak berkapsul Penanganan dengan
pemberian steroid 2-4 mgkgBBhari 40-60 hemangioma tidak berespon
terhadap steroid
2) Limfangioma
Merupakan tumor bagian kepala dan leher yang paling sering pada anak-
anak eksisi merupakan penanganan pilihan Bila tumor terletak pada struktur
yang vital Limfangioma jarang menimbulkan gejala-gejala obstruksi jalan nafas
dan eksisi biasanya untuk alas an kosmetik
3) Lipoma
Jarang terjadi pada kelenjar liur mayor Tumor terdiri dari sel-sel adipose
dengan inti yang uniform Rasio laki-laki dan perempuan adalaha 101
Pertumbuhan tumor lambat dengan diameter rata-rata 3 cm penanganan adalah
eksisi
c Tumor Ganas
1) Mukoepidermoid karsinoma
Kebanyakan berasal dari kelenjar parotis dan biasanya memiliki gradasi
yang rendah
6
2) Kista Adenoma Karsinoma
Merupakan karsinoma yang paling banyak pada kelenjar minor
Pertumbuhannya lambat dan kebanyakan memiliki gradasi yang rendah dapat
berulang setelah dilakukan pembedahan kadang-kadang beberapa bulan setelah
operasi
3) Adenokarsinoma
Terdapat beberapa tipe adenokarsinoma
a) Karsinoma sel asinik
paling banyak berasal dari kelenjar parotis dan pertumbuhannya lambat
b) Adenokarsinoma polimorfik grade rendah
kebanyakan berasal dari kelenjar minor
c) Adenokarsinoma yang tidak dispesifikasikan
bila dilihat di mikroskop tumor ini memiliki penempatan yang cukup untuk
disebut adenokarsinoma tetapi belum memiliki penampakan untuk
dispesifikasikan Sering berasal dari kelenjar parotis dan kelenjar minor
d) Adenokarsinoma yang jarang
contohnya seperti basal sel adenokarsinoma clear cell adenokarsinoma
kistadenokarsinoma sebaseus adenokarsinoma musinous adenokarsinoma
d Mixed tumor maligna
Terdiri atas 3 tipe yaitu ex adenoma pleomorfik karsinosarkoma dan mixed tumor
metastatis Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan tipe yang paling banyak
Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan kanker yang berkembang dari mixed
tumor jinak (pleomorfik adenoma) Kebanyakan terjadi pada kelenjar liur mayor
e Kanker kelenjar liur lainnya yang jarang
Squamous sel karsinoma terutama pada laki-laki yang tua Dapat berkembang
setelah terapi radiasi untuk kanker yang lain pada area yang sama
Epithelial mioepitelial karsinoma
Anaplastik small sel karsinoma
Karsinoma yang tidak berdiferensiasi
Limfoma non hodgin
7
4 PATOFISIOLOGI
a Teori multiseluler teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari
diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur seperti tumor asinus berasal
dari sel-sel asinar onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated mixed tumor
berasal dari sel-sel duktus intercalated dan mioepitelial squamous dan
mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori
b Teori biseluler teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula ekskretorius
dan duktus intercalated bertindak sebagai stem sel Stem sel dari duktus intercalated
dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous karsinoma adenoid kistik mixed
tumor onkotik tumor dan warthinrsquos tumor sedangkan stem sel dari duktus
ekskretorius menimbulkan terbentuknya skuamosa dan mukoepidermoid karsinoma
5 INSIDENSI
Setiap tahunnya ditemukan 2500 kasus baru tumor galndula salivatorius dan 80
kasus merupakan tumor glandula parotis Adanya massa di kelenjar parotis 75
merupakan tumor sedangkan 25 sisanya disebabkan oleh proses non neoplasma
infiltrative seperti kista dan inflamasi Pada tumor parotis 70 sampai dengan 80
kasus merupakan kasus benigna Tumor parotis paling banyak ditemukan pada bangsa
kulit putih
6 GEJALA DAN TANDA
a Gejala
Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan
salah satu sisi wajah Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81) nyeri
didapatkan pada sebagian pasien (12) dan paralisis nervus facialis (7) Paralisis
nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna
tetapi paralisis nervus fasialis lebih sering berhubungan dengan Bell palsy Adanya
bengkak bisanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsangan
(painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan
b Tanda
Pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan soliter dank eras Namun pada
pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi konsistensi keras
dan cepat bertambah besar
8
7 DIAGNOSA
a Pemeriksaan Klinis
1) Anamnesa
Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya
Tentang
Keluhan
- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di
preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor
submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)
- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau
submandubula)
- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)
- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus
parotis terlibat)
- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus
simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)
- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)
Perjalanan penyakit
Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)
Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya
Berapa lama kelambatan
2) Pemeriksaan fiisik
a) status general
pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan
Penampilan
Keadaan umum
Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen
ekstremitas vertebra pelvis
9
Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang
tengkorak dll)
b) status lokal
Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)
Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi
permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)
Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII
c) status regional
palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral
dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya
ukuran terbesar dan mobilitasnya
3) Pemeriksaan Radiologis
a) Imaging
Foto Polos
Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi
glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi
adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi
Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi
dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto
thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun
foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun
memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat
mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue
lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah
diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan
USG
USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan
vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk
kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan
massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan
10
leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial
karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara
CT Scan
Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam
dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu
kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor
mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate
brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)
biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik
Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada
neoplasma parotid sebagai tanda diagnose
Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu
menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI
deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial
dengan CE CT
Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk
mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi
aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran
intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi
setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang
yang terjadi di sekitar lesi tersebut
Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative
Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya
jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus
Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak
homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat
diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari
lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat
kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan
rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan
11
menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan
resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative
MRI
Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis
yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi
biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku
Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang
mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti
lesi benigna Lesi malignasnsi dengan
grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi
PET ( positron Emission Tomography)
Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine
atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker
dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan
glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh
Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan
respon terhadap sel-sel yang terkena kanker
b) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT
alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal
hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi
c) Pemeriksaan Patologi
- FNA
belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang
oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan
kelenjar liur
- Biopsi insisional
Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable
12
- Biopsi eksisional
- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi
Superficial
- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi
Submandibula
- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable
dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)
- Pemeriksaan potong beku
Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional
- Pemeriksaan spesimen operasi
8 Diagnosis Banding
a Inflamasi
1 Absesselulitisreactive adenopathy
2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)
3 Autoimunsjogren syndrome
b Benign tumor
1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)
2 Warthin tumor
3 lipoma
c malignansi
1 mucoepidermoid carcinoma
2 Adenoid cystic carcinoma
3 Non Hodgkin lymphoma
4 Malignant mixed tumor
5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma
d Metastasis
1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma
2 Breast or lung carcinoma
3 Nodal non Hodgkin lymphoma
9 Penatalaksanaan
13
Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi
diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus
diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta
availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi
a Tumor operable
a) terapi utama
terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa
- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus
superfisialis
- Paratidektomi total dilakukan pada
a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan
nVII
b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus
- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang
sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII
- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar
getah bening leher yang masih operable
b) terapi tambahan
terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas
dengan kriteria - high grade malignancy
- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis
- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis
nhipoglosus nasesorius)
- Setiap T3T4
- Karsinoma residif
- Karsinoma parotis lobus profundus
Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk
memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah
dikerjakan ahli saraf
14
- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi
sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu
- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade
malignancy
b Tumor inoperable
1) Terapi utama
Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu
2) Terapi tambahan
Kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
c Metastase kelenjar getah bening (N)
1) Terapi utama
Operabel deseksi leher radikal (RND)
Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi
- menjadi operable RND
- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy
2) Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy
d Metastase jauh (M)
1) Terapi paliatif kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
15
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
10 Prognosis
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk
tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat
kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan
hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya
16
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
auriculotemporal mempersarafi kelenjar parotis Permukaan superfisialnya ditutup oleh
kulit dan fascia superficial yang mengandung cabang fasial dari saraf aurikuler nodus
limfatikus parotis superficial dan batas bawah dari platisma
Bagian anterior kelenjar berbatasan dengan tepi posterior ramus mandibula dan
sedikit melapisi tepi posterior muskulus masseter Bagian posterior kelenjar dikelilingi oleh
telinga prosesus mastoideus dan tepi anterior muskulus sternokleidomastoideus Bagian
yang dalam yang merupakan lobus medial meluas ke rongga parafaring dibatasi oleh
pprosesus stiloideus dan ligamentum stilomandibular muskulus digastrikus serta selubung
karotis Di bagian anterior lobus ini terletak bersebelahan dengan bagian medial
pterygodeus Bagian lateral hanya ditutupi oleh kulit dan jaringan lemak subkutaneus
Jaringan ikat dan jaringan lemak dari fasia leher dalam membungkus kelenjar ini Kelenjar
parotis berhubungan erat dengan struktur penting di sekitarnya yaitu vena jugularis interna
beserta cabangnya arteri karotis eksterna beserta cabangnya kelenjar limfa cabang
auriculotemporalis dari nervus trigeminus dan nervus fasialis
Vaskularisasi kelenjar parotis berasal dari arteri karotis eksterna dan cabang-
cabang di dekat kelenjar parotis Darah vena mengalir ke vena jugularis eksterna melalui
vena yang keluar dari kelenjar parotis
Nodul kelenjar limfe ditemukan pada kulit yang berada di atas kelenjar parotis
(kelenjar preaurikuler) dan pada bagian dari kelenjar parotis itu sendiri Ada 10 kelenjar
limfatik yang terdapat pada kelenjar parotis sebagian besar ditemukan pada bagian
superficial dari kelenjar di atas bidang yang berhubungan dengan saraf fasialis Kelenjar
limfe yang berasal dari kelenjar parotis mengalirkan isinya ke nodus limfatikus servikal atas
3
Persarafan kelenjar parotis oleh saraf preganglionic yang berjalan pada cabang
petrosus dari saraf glossopharyngeus dan bersinaps pada ganglion otikus Serabut
postganglonic mencapai kelenjar melalui saraf auriculotemporal
4
II2 TUMOR PAROTIS
1 DEFINISI
Tumor didefinisikan sebagai massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan
berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal dan tetap
tumbuh secara berlebihan setelah stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut
berhenti
2 ETIOLOGI
Penyebab pasti tumor kelenjar liur belum diketahui secara pasti dicurigai adanya
keterlibatan factor lingkungan dan factor genetik Paparan radiasi dikaitkan dengan
tumor jinak warthin dan tumor ganas karsinoma mukoepidermoid Epstein Barr virus
mungkin merupakan salah satu factor pemicu timbulnya tumor limfoepitelial kelenjar
liur Kelainan genetic misalnya monosomi dan polisomi sedang diteliti sebagai factor
timbulnya tumor kelenjar liur
3 KLASIFIKASI
a Tumor Jinak
1) Pleomorfik adenoma
Merupakan tumor tersering pada kelenjar liur dan paling sering terjadi
pada kelenjar parotis Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel
dan jaringan ikat Pertumbuhan tumor ini lambat berbentuk bulat dan
konsistensinya lunak Secara histology dikarakteristik dengan struktur yang
beraneka ragam Biasanya terlihat seperti gambaran lembaran untaian atau
seperti pulau-pulau dari spindle atau stellata Penatalaksanaannya yaitu eksisi
bedah dari kelenjar yang terkena
2) Warthinrsquos tumor
tumor ini tampak rata lunak pada daerah parotis memiliki kapsul apabila
terletak pada kelenjar parotis dan terdiri atas kista multiple Histology Warthinrsquos
tumor yaitu memiliki stroma limfoid dan sel epithelial asini Perubahan menjadi
ganas tidak pernah dilaporkan Lebih sering ditemukan pada kelenjar mayor
5
3) Papiloma intraduktal
Berbentuk kecil lunak dan biasanya ditemukan pada lapisan submukosa
Gambaran mikroskopiknya tampak dilatasi kistik duktus parsial dengan epitel
kuboid Sangat jarang terjadi pada kelenjar minor
4) Oxyphiladenoma (oncosistoma)
Sangat jarang ditemukan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan
pria dengan ratio 21 Diameternya kecil ( lt 5 cm ) pertumbuhannya lambat
dan berbentuk sferis dapat terjadi rekurens jika eksisi tumor tidak komplit
b Tumor Jinak Nonepitelial
1) Hemangioma
Kebanyakan terjadi pada anak-anak biasanya pada kelenjar parotis
Biasanya asimptomatik unilateral dan massa yang kompresibel berwarna
merah gelap berlobus-lobus dan tidak berkapsul Penanganan dengan
pemberian steroid 2-4 mgkgBBhari 40-60 hemangioma tidak berespon
terhadap steroid
2) Limfangioma
Merupakan tumor bagian kepala dan leher yang paling sering pada anak-
anak eksisi merupakan penanganan pilihan Bila tumor terletak pada struktur
yang vital Limfangioma jarang menimbulkan gejala-gejala obstruksi jalan nafas
dan eksisi biasanya untuk alas an kosmetik
3) Lipoma
Jarang terjadi pada kelenjar liur mayor Tumor terdiri dari sel-sel adipose
dengan inti yang uniform Rasio laki-laki dan perempuan adalaha 101
Pertumbuhan tumor lambat dengan diameter rata-rata 3 cm penanganan adalah
eksisi
c Tumor Ganas
1) Mukoepidermoid karsinoma
Kebanyakan berasal dari kelenjar parotis dan biasanya memiliki gradasi
yang rendah
6
2) Kista Adenoma Karsinoma
Merupakan karsinoma yang paling banyak pada kelenjar minor
Pertumbuhannya lambat dan kebanyakan memiliki gradasi yang rendah dapat
berulang setelah dilakukan pembedahan kadang-kadang beberapa bulan setelah
operasi
3) Adenokarsinoma
Terdapat beberapa tipe adenokarsinoma
a) Karsinoma sel asinik
paling banyak berasal dari kelenjar parotis dan pertumbuhannya lambat
b) Adenokarsinoma polimorfik grade rendah
kebanyakan berasal dari kelenjar minor
c) Adenokarsinoma yang tidak dispesifikasikan
bila dilihat di mikroskop tumor ini memiliki penempatan yang cukup untuk
disebut adenokarsinoma tetapi belum memiliki penampakan untuk
dispesifikasikan Sering berasal dari kelenjar parotis dan kelenjar minor
d) Adenokarsinoma yang jarang
contohnya seperti basal sel adenokarsinoma clear cell adenokarsinoma
kistadenokarsinoma sebaseus adenokarsinoma musinous adenokarsinoma
d Mixed tumor maligna
Terdiri atas 3 tipe yaitu ex adenoma pleomorfik karsinosarkoma dan mixed tumor
metastatis Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan tipe yang paling banyak
Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan kanker yang berkembang dari mixed
tumor jinak (pleomorfik adenoma) Kebanyakan terjadi pada kelenjar liur mayor
e Kanker kelenjar liur lainnya yang jarang
Squamous sel karsinoma terutama pada laki-laki yang tua Dapat berkembang
setelah terapi radiasi untuk kanker yang lain pada area yang sama
Epithelial mioepitelial karsinoma
Anaplastik small sel karsinoma
Karsinoma yang tidak berdiferensiasi
Limfoma non hodgin
7
4 PATOFISIOLOGI
a Teori multiseluler teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari
diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur seperti tumor asinus berasal
dari sel-sel asinar onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated mixed tumor
berasal dari sel-sel duktus intercalated dan mioepitelial squamous dan
mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori
b Teori biseluler teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula ekskretorius
dan duktus intercalated bertindak sebagai stem sel Stem sel dari duktus intercalated
dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous karsinoma adenoid kistik mixed
tumor onkotik tumor dan warthinrsquos tumor sedangkan stem sel dari duktus
ekskretorius menimbulkan terbentuknya skuamosa dan mukoepidermoid karsinoma
5 INSIDENSI
Setiap tahunnya ditemukan 2500 kasus baru tumor galndula salivatorius dan 80
kasus merupakan tumor glandula parotis Adanya massa di kelenjar parotis 75
merupakan tumor sedangkan 25 sisanya disebabkan oleh proses non neoplasma
infiltrative seperti kista dan inflamasi Pada tumor parotis 70 sampai dengan 80
kasus merupakan kasus benigna Tumor parotis paling banyak ditemukan pada bangsa
kulit putih
6 GEJALA DAN TANDA
a Gejala
Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan
salah satu sisi wajah Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81) nyeri
didapatkan pada sebagian pasien (12) dan paralisis nervus facialis (7) Paralisis
nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna
tetapi paralisis nervus fasialis lebih sering berhubungan dengan Bell palsy Adanya
bengkak bisanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsangan
(painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan
b Tanda
Pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan soliter dank eras Namun pada
pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi konsistensi keras
dan cepat bertambah besar
8
7 DIAGNOSA
a Pemeriksaan Klinis
1) Anamnesa
Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya
Tentang
Keluhan
- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di
preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor
submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)
- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau
submandubula)
- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)
- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus
parotis terlibat)
- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus
simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)
- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)
Perjalanan penyakit
Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)
Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya
Berapa lama kelambatan
2) Pemeriksaan fiisik
a) status general
pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan
Penampilan
Keadaan umum
Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen
ekstremitas vertebra pelvis
9
Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang
tengkorak dll)
b) status lokal
Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)
Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi
permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)
Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII
c) status regional
palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral
dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya
ukuran terbesar dan mobilitasnya
3) Pemeriksaan Radiologis
a) Imaging
Foto Polos
Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi
glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi
adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi
Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi
dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto
thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun
foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun
memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat
mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue
lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah
diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan
USG
USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan
vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk
kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan
massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan
10
leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial
karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara
CT Scan
Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam
dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu
kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor
mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate
brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)
biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik
Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada
neoplasma parotid sebagai tanda diagnose
Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu
menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI
deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial
dengan CE CT
Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk
mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi
aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran
intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi
setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang
yang terjadi di sekitar lesi tersebut
Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative
Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya
jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus
Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak
homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat
diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari
lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat
kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan
rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan
11
menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan
resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative
MRI
Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis
yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi
biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku
Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang
mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti
lesi benigna Lesi malignasnsi dengan
grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi
PET ( positron Emission Tomography)
Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine
atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker
dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan
glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh
Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan
respon terhadap sel-sel yang terkena kanker
b) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT
alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal
hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi
c) Pemeriksaan Patologi
- FNA
belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang
oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan
kelenjar liur
- Biopsi insisional
Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable
12
- Biopsi eksisional
- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi
Superficial
- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi
Submandibula
- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable
dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)
- Pemeriksaan potong beku
Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional
- Pemeriksaan spesimen operasi
8 Diagnosis Banding
a Inflamasi
1 Absesselulitisreactive adenopathy
2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)
3 Autoimunsjogren syndrome
b Benign tumor
1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)
2 Warthin tumor
3 lipoma
c malignansi
1 mucoepidermoid carcinoma
2 Adenoid cystic carcinoma
3 Non Hodgkin lymphoma
4 Malignant mixed tumor
5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma
d Metastasis
1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma
2 Breast or lung carcinoma
3 Nodal non Hodgkin lymphoma
9 Penatalaksanaan
13
Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi
diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus
diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta
availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi
a Tumor operable
a) terapi utama
terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa
- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus
superfisialis
- Paratidektomi total dilakukan pada
a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan
nVII
b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus
- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang
sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII
- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar
getah bening leher yang masih operable
b) terapi tambahan
terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas
dengan kriteria - high grade malignancy
- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis
- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis
nhipoglosus nasesorius)
- Setiap T3T4
- Karsinoma residif
- Karsinoma parotis lobus profundus
Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk
memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah
dikerjakan ahli saraf
14
- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi
sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu
- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade
malignancy
b Tumor inoperable
1) Terapi utama
Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu
2) Terapi tambahan
Kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
c Metastase kelenjar getah bening (N)
1) Terapi utama
Operabel deseksi leher radikal (RND)
Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi
- menjadi operable RND
- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy
2) Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy
d Metastase jauh (M)
1) Terapi paliatif kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
15
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
10 Prognosis
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk
tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat
kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan
hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya
16
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
Persarafan kelenjar parotis oleh saraf preganglionic yang berjalan pada cabang
petrosus dari saraf glossopharyngeus dan bersinaps pada ganglion otikus Serabut
postganglonic mencapai kelenjar melalui saraf auriculotemporal
4
II2 TUMOR PAROTIS
1 DEFINISI
Tumor didefinisikan sebagai massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan
berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal dan tetap
tumbuh secara berlebihan setelah stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut
berhenti
2 ETIOLOGI
Penyebab pasti tumor kelenjar liur belum diketahui secara pasti dicurigai adanya
keterlibatan factor lingkungan dan factor genetik Paparan radiasi dikaitkan dengan
tumor jinak warthin dan tumor ganas karsinoma mukoepidermoid Epstein Barr virus
mungkin merupakan salah satu factor pemicu timbulnya tumor limfoepitelial kelenjar
liur Kelainan genetic misalnya monosomi dan polisomi sedang diteliti sebagai factor
timbulnya tumor kelenjar liur
3 KLASIFIKASI
a Tumor Jinak
1) Pleomorfik adenoma
Merupakan tumor tersering pada kelenjar liur dan paling sering terjadi
pada kelenjar parotis Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel
dan jaringan ikat Pertumbuhan tumor ini lambat berbentuk bulat dan
konsistensinya lunak Secara histology dikarakteristik dengan struktur yang
beraneka ragam Biasanya terlihat seperti gambaran lembaran untaian atau
seperti pulau-pulau dari spindle atau stellata Penatalaksanaannya yaitu eksisi
bedah dari kelenjar yang terkena
2) Warthinrsquos tumor
tumor ini tampak rata lunak pada daerah parotis memiliki kapsul apabila
terletak pada kelenjar parotis dan terdiri atas kista multiple Histology Warthinrsquos
tumor yaitu memiliki stroma limfoid dan sel epithelial asini Perubahan menjadi
ganas tidak pernah dilaporkan Lebih sering ditemukan pada kelenjar mayor
5
3) Papiloma intraduktal
Berbentuk kecil lunak dan biasanya ditemukan pada lapisan submukosa
Gambaran mikroskopiknya tampak dilatasi kistik duktus parsial dengan epitel
kuboid Sangat jarang terjadi pada kelenjar minor
4) Oxyphiladenoma (oncosistoma)
Sangat jarang ditemukan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan
pria dengan ratio 21 Diameternya kecil ( lt 5 cm ) pertumbuhannya lambat
dan berbentuk sferis dapat terjadi rekurens jika eksisi tumor tidak komplit
b Tumor Jinak Nonepitelial
1) Hemangioma
Kebanyakan terjadi pada anak-anak biasanya pada kelenjar parotis
Biasanya asimptomatik unilateral dan massa yang kompresibel berwarna
merah gelap berlobus-lobus dan tidak berkapsul Penanganan dengan
pemberian steroid 2-4 mgkgBBhari 40-60 hemangioma tidak berespon
terhadap steroid
2) Limfangioma
Merupakan tumor bagian kepala dan leher yang paling sering pada anak-
anak eksisi merupakan penanganan pilihan Bila tumor terletak pada struktur
yang vital Limfangioma jarang menimbulkan gejala-gejala obstruksi jalan nafas
dan eksisi biasanya untuk alas an kosmetik
3) Lipoma
Jarang terjadi pada kelenjar liur mayor Tumor terdiri dari sel-sel adipose
dengan inti yang uniform Rasio laki-laki dan perempuan adalaha 101
Pertumbuhan tumor lambat dengan diameter rata-rata 3 cm penanganan adalah
eksisi
c Tumor Ganas
1) Mukoepidermoid karsinoma
Kebanyakan berasal dari kelenjar parotis dan biasanya memiliki gradasi
yang rendah
6
2) Kista Adenoma Karsinoma
Merupakan karsinoma yang paling banyak pada kelenjar minor
Pertumbuhannya lambat dan kebanyakan memiliki gradasi yang rendah dapat
berulang setelah dilakukan pembedahan kadang-kadang beberapa bulan setelah
operasi
3) Adenokarsinoma
Terdapat beberapa tipe adenokarsinoma
a) Karsinoma sel asinik
paling banyak berasal dari kelenjar parotis dan pertumbuhannya lambat
b) Adenokarsinoma polimorfik grade rendah
kebanyakan berasal dari kelenjar minor
c) Adenokarsinoma yang tidak dispesifikasikan
bila dilihat di mikroskop tumor ini memiliki penempatan yang cukup untuk
disebut adenokarsinoma tetapi belum memiliki penampakan untuk
dispesifikasikan Sering berasal dari kelenjar parotis dan kelenjar minor
d) Adenokarsinoma yang jarang
contohnya seperti basal sel adenokarsinoma clear cell adenokarsinoma
kistadenokarsinoma sebaseus adenokarsinoma musinous adenokarsinoma
d Mixed tumor maligna
Terdiri atas 3 tipe yaitu ex adenoma pleomorfik karsinosarkoma dan mixed tumor
metastatis Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan tipe yang paling banyak
Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan kanker yang berkembang dari mixed
tumor jinak (pleomorfik adenoma) Kebanyakan terjadi pada kelenjar liur mayor
e Kanker kelenjar liur lainnya yang jarang
Squamous sel karsinoma terutama pada laki-laki yang tua Dapat berkembang
setelah terapi radiasi untuk kanker yang lain pada area yang sama
Epithelial mioepitelial karsinoma
Anaplastik small sel karsinoma
Karsinoma yang tidak berdiferensiasi
Limfoma non hodgin
7
4 PATOFISIOLOGI
a Teori multiseluler teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari
diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur seperti tumor asinus berasal
dari sel-sel asinar onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated mixed tumor
berasal dari sel-sel duktus intercalated dan mioepitelial squamous dan
mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori
b Teori biseluler teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula ekskretorius
dan duktus intercalated bertindak sebagai stem sel Stem sel dari duktus intercalated
dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous karsinoma adenoid kistik mixed
tumor onkotik tumor dan warthinrsquos tumor sedangkan stem sel dari duktus
ekskretorius menimbulkan terbentuknya skuamosa dan mukoepidermoid karsinoma
5 INSIDENSI
Setiap tahunnya ditemukan 2500 kasus baru tumor galndula salivatorius dan 80
kasus merupakan tumor glandula parotis Adanya massa di kelenjar parotis 75
merupakan tumor sedangkan 25 sisanya disebabkan oleh proses non neoplasma
infiltrative seperti kista dan inflamasi Pada tumor parotis 70 sampai dengan 80
kasus merupakan kasus benigna Tumor parotis paling banyak ditemukan pada bangsa
kulit putih
6 GEJALA DAN TANDA
a Gejala
Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan
salah satu sisi wajah Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81) nyeri
didapatkan pada sebagian pasien (12) dan paralisis nervus facialis (7) Paralisis
nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna
tetapi paralisis nervus fasialis lebih sering berhubungan dengan Bell palsy Adanya
bengkak bisanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsangan
(painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan
b Tanda
Pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan soliter dank eras Namun pada
pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi konsistensi keras
dan cepat bertambah besar
8
7 DIAGNOSA
a Pemeriksaan Klinis
1) Anamnesa
Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya
Tentang
Keluhan
- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di
preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor
submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)
- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau
submandubula)
- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)
- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus
parotis terlibat)
- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus
simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)
- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)
Perjalanan penyakit
Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)
Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya
Berapa lama kelambatan
2) Pemeriksaan fiisik
a) status general
pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan
Penampilan
Keadaan umum
Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen
ekstremitas vertebra pelvis
9
Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang
tengkorak dll)
b) status lokal
Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)
Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi
permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)
Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII
c) status regional
palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral
dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya
ukuran terbesar dan mobilitasnya
3) Pemeriksaan Radiologis
a) Imaging
Foto Polos
Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi
glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi
adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi
Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi
dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto
thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun
foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun
memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat
mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue
lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah
diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan
USG
USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan
vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk
kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan
massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan
10
leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial
karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara
CT Scan
Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam
dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu
kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor
mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate
brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)
biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik
Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada
neoplasma parotid sebagai tanda diagnose
Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu
menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI
deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial
dengan CE CT
Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk
mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi
aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran
intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi
setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang
yang terjadi di sekitar lesi tersebut
Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative
Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya
jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus
Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak
homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat
diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari
lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat
kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan
rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan
11
menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan
resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative
MRI
Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis
yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi
biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku
Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang
mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti
lesi benigna Lesi malignasnsi dengan
grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi
PET ( positron Emission Tomography)
Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine
atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker
dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan
glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh
Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan
respon terhadap sel-sel yang terkena kanker
b) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT
alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal
hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi
c) Pemeriksaan Patologi
- FNA
belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang
oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan
kelenjar liur
- Biopsi insisional
Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable
12
- Biopsi eksisional
- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi
Superficial
- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi
Submandibula
- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable
dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)
- Pemeriksaan potong beku
Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional
- Pemeriksaan spesimen operasi
8 Diagnosis Banding
a Inflamasi
1 Absesselulitisreactive adenopathy
2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)
3 Autoimunsjogren syndrome
b Benign tumor
1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)
2 Warthin tumor
3 lipoma
c malignansi
1 mucoepidermoid carcinoma
2 Adenoid cystic carcinoma
3 Non Hodgkin lymphoma
4 Malignant mixed tumor
5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma
d Metastasis
1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma
2 Breast or lung carcinoma
3 Nodal non Hodgkin lymphoma
9 Penatalaksanaan
13
Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi
diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus
diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta
availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi
a Tumor operable
a) terapi utama
terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa
- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus
superfisialis
- Paratidektomi total dilakukan pada
a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan
nVII
b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus
- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang
sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII
- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar
getah bening leher yang masih operable
b) terapi tambahan
terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas
dengan kriteria - high grade malignancy
- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis
- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis
nhipoglosus nasesorius)
- Setiap T3T4
- Karsinoma residif
- Karsinoma parotis lobus profundus
Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk
memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah
dikerjakan ahli saraf
14
- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi
sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu
- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade
malignancy
b Tumor inoperable
1) Terapi utama
Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu
2) Terapi tambahan
Kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
c Metastase kelenjar getah bening (N)
1) Terapi utama
Operabel deseksi leher radikal (RND)
Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi
- menjadi operable RND
- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy
2) Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy
d Metastase jauh (M)
1) Terapi paliatif kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
15
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
10 Prognosis
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk
tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat
kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan
hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya
16
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
II2 TUMOR PAROTIS
1 DEFINISI
Tumor didefinisikan sebagai massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan
berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal dan tetap
tumbuh secara berlebihan setelah stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut
berhenti
2 ETIOLOGI
Penyebab pasti tumor kelenjar liur belum diketahui secara pasti dicurigai adanya
keterlibatan factor lingkungan dan factor genetik Paparan radiasi dikaitkan dengan
tumor jinak warthin dan tumor ganas karsinoma mukoepidermoid Epstein Barr virus
mungkin merupakan salah satu factor pemicu timbulnya tumor limfoepitelial kelenjar
liur Kelainan genetic misalnya monosomi dan polisomi sedang diteliti sebagai factor
timbulnya tumor kelenjar liur
3 KLASIFIKASI
a Tumor Jinak
1) Pleomorfik adenoma
Merupakan tumor tersering pada kelenjar liur dan paling sering terjadi
pada kelenjar parotis Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel
dan jaringan ikat Pertumbuhan tumor ini lambat berbentuk bulat dan
konsistensinya lunak Secara histology dikarakteristik dengan struktur yang
beraneka ragam Biasanya terlihat seperti gambaran lembaran untaian atau
seperti pulau-pulau dari spindle atau stellata Penatalaksanaannya yaitu eksisi
bedah dari kelenjar yang terkena
2) Warthinrsquos tumor
tumor ini tampak rata lunak pada daerah parotis memiliki kapsul apabila
terletak pada kelenjar parotis dan terdiri atas kista multiple Histology Warthinrsquos
tumor yaitu memiliki stroma limfoid dan sel epithelial asini Perubahan menjadi
ganas tidak pernah dilaporkan Lebih sering ditemukan pada kelenjar mayor
5
3) Papiloma intraduktal
Berbentuk kecil lunak dan biasanya ditemukan pada lapisan submukosa
Gambaran mikroskopiknya tampak dilatasi kistik duktus parsial dengan epitel
kuboid Sangat jarang terjadi pada kelenjar minor
4) Oxyphiladenoma (oncosistoma)
Sangat jarang ditemukan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan
pria dengan ratio 21 Diameternya kecil ( lt 5 cm ) pertumbuhannya lambat
dan berbentuk sferis dapat terjadi rekurens jika eksisi tumor tidak komplit
b Tumor Jinak Nonepitelial
1) Hemangioma
Kebanyakan terjadi pada anak-anak biasanya pada kelenjar parotis
Biasanya asimptomatik unilateral dan massa yang kompresibel berwarna
merah gelap berlobus-lobus dan tidak berkapsul Penanganan dengan
pemberian steroid 2-4 mgkgBBhari 40-60 hemangioma tidak berespon
terhadap steroid
2) Limfangioma
Merupakan tumor bagian kepala dan leher yang paling sering pada anak-
anak eksisi merupakan penanganan pilihan Bila tumor terletak pada struktur
yang vital Limfangioma jarang menimbulkan gejala-gejala obstruksi jalan nafas
dan eksisi biasanya untuk alas an kosmetik
3) Lipoma
Jarang terjadi pada kelenjar liur mayor Tumor terdiri dari sel-sel adipose
dengan inti yang uniform Rasio laki-laki dan perempuan adalaha 101
Pertumbuhan tumor lambat dengan diameter rata-rata 3 cm penanganan adalah
eksisi
c Tumor Ganas
1) Mukoepidermoid karsinoma
Kebanyakan berasal dari kelenjar parotis dan biasanya memiliki gradasi
yang rendah
6
2) Kista Adenoma Karsinoma
Merupakan karsinoma yang paling banyak pada kelenjar minor
Pertumbuhannya lambat dan kebanyakan memiliki gradasi yang rendah dapat
berulang setelah dilakukan pembedahan kadang-kadang beberapa bulan setelah
operasi
3) Adenokarsinoma
Terdapat beberapa tipe adenokarsinoma
a) Karsinoma sel asinik
paling banyak berasal dari kelenjar parotis dan pertumbuhannya lambat
b) Adenokarsinoma polimorfik grade rendah
kebanyakan berasal dari kelenjar minor
c) Adenokarsinoma yang tidak dispesifikasikan
bila dilihat di mikroskop tumor ini memiliki penempatan yang cukup untuk
disebut adenokarsinoma tetapi belum memiliki penampakan untuk
dispesifikasikan Sering berasal dari kelenjar parotis dan kelenjar minor
d) Adenokarsinoma yang jarang
contohnya seperti basal sel adenokarsinoma clear cell adenokarsinoma
kistadenokarsinoma sebaseus adenokarsinoma musinous adenokarsinoma
d Mixed tumor maligna
Terdiri atas 3 tipe yaitu ex adenoma pleomorfik karsinosarkoma dan mixed tumor
metastatis Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan tipe yang paling banyak
Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan kanker yang berkembang dari mixed
tumor jinak (pleomorfik adenoma) Kebanyakan terjadi pada kelenjar liur mayor
e Kanker kelenjar liur lainnya yang jarang
Squamous sel karsinoma terutama pada laki-laki yang tua Dapat berkembang
setelah terapi radiasi untuk kanker yang lain pada area yang sama
Epithelial mioepitelial karsinoma
Anaplastik small sel karsinoma
Karsinoma yang tidak berdiferensiasi
Limfoma non hodgin
7
4 PATOFISIOLOGI
a Teori multiseluler teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari
diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur seperti tumor asinus berasal
dari sel-sel asinar onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated mixed tumor
berasal dari sel-sel duktus intercalated dan mioepitelial squamous dan
mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori
b Teori biseluler teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula ekskretorius
dan duktus intercalated bertindak sebagai stem sel Stem sel dari duktus intercalated
dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous karsinoma adenoid kistik mixed
tumor onkotik tumor dan warthinrsquos tumor sedangkan stem sel dari duktus
ekskretorius menimbulkan terbentuknya skuamosa dan mukoepidermoid karsinoma
5 INSIDENSI
Setiap tahunnya ditemukan 2500 kasus baru tumor galndula salivatorius dan 80
kasus merupakan tumor glandula parotis Adanya massa di kelenjar parotis 75
merupakan tumor sedangkan 25 sisanya disebabkan oleh proses non neoplasma
infiltrative seperti kista dan inflamasi Pada tumor parotis 70 sampai dengan 80
kasus merupakan kasus benigna Tumor parotis paling banyak ditemukan pada bangsa
kulit putih
6 GEJALA DAN TANDA
a Gejala
Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan
salah satu sisi wajah Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81) nyeri
didapatkan pada sebagian pasien (12) dan paralisis nervus facialis (7) Paralisis
nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna
tetapi paralisis nervus fasialis lebih sering berhubungan dengan Bell palsy Adanya
bengkak bisanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsangan
(painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan
b Tanda
Pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan soliter dank eras Namun pada
pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi konsistensi keras
dan cepat bertambah besar
8
7 DIAGNOSA
a Pemeriksaan Klinis
1) Anamnesa
Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya
Tentang
Keluhan
- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di
preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor
submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)
- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau
submandubula)
- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)
- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus
parotis terlibat)
- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus
simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)
- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)
Perjalanan penyakit
Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)
Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya
Berapa lama kelambatan
2) Pemeriksaan fiisik
a) status general
pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan
Penampilan
Keadaan umum
Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen
ekstremitas vertebra pelvis
9
Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang
tengkorak dll)
b) status lokal
Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)
Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi
permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)
Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII
c) status regional
palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral
dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya
ukuran terbesar dan mobilitasnya
3) Pemeriksaan Radiologis
a) Imaging
Foto Polos
Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi
glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi
adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi
Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi
dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto
thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun
foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun
memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat
mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue
lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah
diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan
USG
USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan
vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk
kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan
massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan
10
leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial
karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara
CT Scan
Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam
dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu
kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor
mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate
brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)
biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik
Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada
neoplasma parotid sebagai tanda diagnose
Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu
menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI
deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial
dengan CE CT
Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk
mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi
aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran
intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi
setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang
yang terjadi di sekitar lesi tersebut
Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative
Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya
jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus
Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak
homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat
diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari
lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat
kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan
rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan
11
menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan
resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative
MRI
Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis
yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi
biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku
Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang
mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti
lesi benigna Lesi malignasnsi dengan
grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi
PET ( positron Emission Tomography)
Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine
atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker
dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan
glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh
Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan
respon terhadap sel-sel yang terkena kanker
b) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT
alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal
hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi
c) Pemeriksaan Patologi
- FNA
belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang
oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan
kelenjar liur
- Biopsi insisional
Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable
12
- Biopsi eksisional
- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi
Superficial
- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi
Submandibula
- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable
dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)
- Pemeriksaan potong beku
Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional
- Pemeriksaan spesimen operasi
8 Diagnosis Banding
a Inflamasi
1 Absesselulitisreactive adenopathy
2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)
3 Autoimunsjogren syndrome
b Benign tumor
1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)
2 Warthin tumor
3 lipoma
c malignansi
1 mucoepidermoid carcinoma
2 Adenoid cystic carcinoma
3 Non Hodgkin lymphoma
4 Malignant mixed tumor
5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma
d Metastasis
1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma
2 Breast or lung carcinoma
3 Nodal non Hodgkin lymphoma
9 Penatalaksanaan
13
Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi
diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus
diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta
availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi
a Tumor operable
a) terapi utama
terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa
- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus
superfisialis
- Paratidektomi total dilakukan pada
a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan
nVII
b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus
- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang
sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII
- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar
getah bening leher yang masih operable
b) terapi tambahan
terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas
dengan kriteria - high grade malignancy
- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis
- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis
nhipoglosus nasesorius)
- Setiap T3T4
- Karsinoma residif
- Karsinoma parotis lobus profundus
Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk
memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah
dikerjakan ahli saraf
14
- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi
sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu
- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade
malignancy
b Tumor inoperable
1) Terapi utama
Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu
2) Terapi tambahan
Kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
c Metastase kelenjar getah bening (N)
1) Terapi utama
Operabel deseksi leher radikal (RND)
Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi
- menjadi operable RND
- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy
2) Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy
d Metastase jauh (M)
1) Terapi paliatif kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
15
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
10 Prognosis
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk
tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat
kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan
hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya
16
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
3) Papiloma intraduktal
Berbentuk kecil lunak dan biasanya ditemukan pada lapisan submukosa
Gambaran mikroskopiknya tampak dilatasi kistik duktus parsial dengan epitel
kuboid Sangat jarang terjadi pada kelenjar minor
4) Oxyphiladenoma (oncosistoma)
Sangat jarang ditemukan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan
pria dengan ratio 21 Diameternya kecil ( lt 5 cm ) pertumbuhannya lambat
dan berbentuk sferis dapat terjadi rekurens jika eksisi tumor tidak komplit
b Tumor Jinak Nonepitelial
1) Hemangioma
Kebanyakan terjadi pada anak-anak biasanya pada kelenjar parotis
Biasanya asimptomatik unilateral dan massa yang kompresibel berwarna
merah gelap berlobus-lobus dan tidak berkapsul Penanganan dengan
pemberian steroid 2-4 mgkgBBhari 40-60 hemangioma tidak berespon
terhadap steroid
2) Limfangioma
Merupakan tumor bagian kepala dan leher yang paling sering pada anak-
anak eksisi merupakan penanganan pilihan Bila tumor terletak pada struktur
yang vital Limfangioma jarang menimbulkan gejala-gejala obstruksi jalan nafas
dan eksisi biasanya untuk alas an kosmetik
3) Lipoma
Jarang terjadi pada kelenjar liur mayor Tumor terdiri dari sel-sel adipose
dengan inti yang uniform Rasio laki-laki dan perempuan adalaha 101
Pertumbuhan tumor lambat dengan diameter rata-rata 3 cm penanganan adalah
eksisi
c Tumor Ganas
1) Mukoepidermoid karsinoma
Kebanyakan berasal dari kelenjar parotis dan biasanya memiliki gradasi
yang rendah
6
2) Kista Adenoma Karsinoma
Merupakan karsinoma yang paling banyak pada kelenjar minor
Pertumbuhannya lambat dan kebanyakan memiliki gradasi yang rendah dapat
berulang setelah dilakukan pembedahan kadang-kadang beberapa bulan setelah
operasi
3) Adenokarsinoma
Terdapat beberapa tipe adenokarsinoma
a) Karsinoma sel asinik
paling banyak berasal dari kelenjar parotis dan pertumbuhannya lambat
b) Adenokarsinoma polimorfik grade rendah
kebanyakan berasal dari kelenjar minor
c) Adenokarsinoma yang tidak dispesifikasikan
bila dilihat di mikroskop tumor ini memiliki penempatan yang cukup untuk
disebut adenokarsinoma tetapi belum memiliki penampakan untuk
dispesifikasikan Sering berasal dari kelenjar parotis dan kelenjar minor
d) Adenokarsinoma yang jarang
contohnya seperti basal sel adenokarsinoma clear cell adenokarsinoma
kistadenokarsinoma sebaseus adenokarsinoma musinous adenokarsinoma
d Mixed tumor maligna
Terdiri atas 3 tipe yaitu ex adenoma pleomorfik karsinosarkoma dan mixed tumor
metastatis Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan tipe yang paling banyak
Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan kanker yang berkembang dari mixed
tumor jinak (pleomorfik adenoma) Kebanyakan terjadi pada kelenjar liur mayor
e Kanker kelenjar liur lainnya yang jarang
Squamous sel karsinoma terutama pada laki-laki yang tua Dapat berkembang
setelah terapi radiasi untuk kanker yang lain pada area yang sama
Epithelial mioepitelial karsinoma
Anaplastik small sel karsinoma
Karsinoma yang tidak berdiferensiasi
Limfoma non hodgin
7
4 PATOFISIOLOGI
a Teori multiseluler teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari
diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur seperti tumor asinus berasal
dari sel-sel asinar onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated mixed tumor
berasal dari sel-sel duktus intercalated dan mioepitelial squamous dan
mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori
b Teori biseluler teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula ekskretorius
dan duktus intercalated bertindak sebagai stem sel Stem sel dari duktus intercalated
dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous karsinoma adenoid kistik mixed
tumor onkotik tumor dan warthinrsquos tumor sedangkan stem sel dari duktus
ekskretorius menimbulkan terbentuknya skuamosa dan mukoepidermoid karsinoma
5 INSIDENSI
Setiap tahunnya ditemukan 2500 kasus baru tumor galndula salivatorius dan 80
kasus merupakan tumor glandula parotis Adanya massa di kelenjar parotis 75
merupakan tumor sedangkan 25 sisanya disebabkan oleh proses non neoplasma
infiltrative seperti kista dan inflamasi Pada tumor parotis 70 sampai dengan 80
kasus merupakan kasus benigna Tumor parotis paling banyak ditemukan pada bangsa
kulit putih
6 GEJALA DAN TANDA
a Gejala
Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan
salah satu sisi wajah Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81) nyeri
didapatkan pada sebagian pasien (12) dan paralisis nervus facialis (7) Paralisis
nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna
tetapi paralisis nervus fasialis lebih sering berhubungan dengan Bell palsy Adanya
bengkak bisanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsangan
(painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan
b Tanda
Pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan soliter dank eras Namun pada
pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi konsistensi keras
dan cepat bertambah besar
8
7 DIAGNOSA
a Pemeriksaan Klinis
1) Anamnesa
Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya
Tentang
Keluhan
- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di
preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor
submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)
- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau
submandubula)
- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)
- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus
parotis terlibat)
- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus
simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)
- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)
Perjalanan penyakit
Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)
Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya
Berapa lama kelambatan
2) Pemeriksaan fiisik
a) status general
pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan
Penampilan
Keadaan umum
Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen
ekstremitas vertebra pelvis
9
Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang
tengkorak dll)
b) status lokal
Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)
Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi
permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)
Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII
c) status regional
palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral
dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya
ukuran terbesar dan mobilitasnya
3) Pemeriksaan Radiologis
a) Imaging
Foto Polos
Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi
glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi
adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi
Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi
dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto
thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun
foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun
memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat
mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue
lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah
diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan
USG
USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan
vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk
kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan
massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan
10
leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial
karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara
CT Scan
Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam
dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu
kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor
mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate
brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)
biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik
Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada
neoplasma parotid sebagai tanda diagnose
Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu
menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI
deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial
dengan CE CT
Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk
mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi
aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran
intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi
setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang
yang terjadi di sekitar lesi tersebut
Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative
Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya
jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus
Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak
homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat
diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari
lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat
kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan
rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan
11
menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan
resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative
MRI
Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis
yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi
biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku
Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang
mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti
lesi benigna Lesi malignasnsi dengan
grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi
PET ( positron Emission Tomography)
Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine
atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker
dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan
glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh
Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan
respon terhadap sel-sel yang terkena kanker
b) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT
alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal
hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi
c) Pemeriksaan Patologi
- FNA
belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang
oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan
kelenjar liur
- Biopsi insisional
Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable
12
- Biopsi eksisional
- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi
Superficial
- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi
Submandibula
- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable
dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)
- Pemeriksaan potong beku
Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional
- Pemeriksaan spesimen operasi
8 Diagnosis Banding
a Inflamasi
1 Absesselulitisreactive adenopathy
2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)
3 Autoimunsjogren syndrome
b Benign tumor
1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)
2 Warthin tumor
3 lipoma
c malignansi
1 mucoepidermoid carcinoma
2 Adenoid cystic carcinoma
3 Non Hodgkin lymphoma
4 Malignant mixed tumor
5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma
d Metastasis
1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma
2 Breast or lung carcinoma
3 Nodal non Hodgkin lymphoma
9 Penatalaksanaan
13
Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi
diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus
diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta
availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi
a Tumor operable
a) terapi utama
terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa
- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus
superfisialis
- Paratidektomi total dilakukan pada
a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan
nVII
b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus
- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang
sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII
- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar
getah bening leher yang masih operable
b) terapi tambahan
terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas
dengan kriteria - high grade malignancy
- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis
- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis
nhipoglosus nasesorius)
- Setiap T3T4
- Karsinoma residif
- Karsinoma parotis lobus profundus
Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk
memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah
dikerjakan ahli saraf
14
- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi
sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu
- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade
malignancy
b Tumor inoperable
1) Terapi utama
Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu
2) Terapi tambahan
Kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
c Metastase kelenjar getah bening (N)
1) Terapi utama
Operabel deseksi leher radikal (RND)
Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi
- menjadi operable RND
- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy
2) Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy
d Metastase jauh (M)
1) Terapi paliatif kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
15
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
10 Prognosis
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk
tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat
kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan
hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya
16
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
2) Kista Adenoma Karsinoma
Merupakan karsinoma yang paling banyak pada kelenjar minor
Pertumbuhannya lambat dan kebanyakan memiliki gradasi yang rendah dapat
berulang setelah dilakukan pembedahan kadang-kadang beberapa bulan setelah
operasi
3) Adenokarsinoma
Terdapat beberapa tipe adenokarsinoma
a) Karsinoma sel asinik
paling banyak berasal dari kelenjar parotis dan pertumbuhannya lambat
b) Adenokarsinoma polimorfik grade rendah
kebanyakan berasal dari kelenjar minor
c) Adenokarsinoma yang tidak dispesifikasikan
bila dilihat di mikroskop tumor ini memiliki penempatan yang cukup untuk
disebut adenokarsinoma tetapi belum memiliki penampakan untuk
dispesifikasikan Sering berasal dari kelenjar parotis dan kelenjar minor
d) Adenokarsinoma yang jarang
contohnya seperti basal sel adenokarsinoma clear cell adenokarsinoma
kistadenokarsinoma sebaseus adenokarsinoma musinous adenokarsinoma
d Mixed tumor maligna
Terdiri atas 3 tipe yaitu ex adenoma pleomorfik karsinosarkoma dan mixed tumor
metastatis Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan tipe yang paling banyak
Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan kanker yang berkembang dari mixed
tumor jinak (pleomorfik adenoma) Kebanyakan terjadi pada kelenjar liur mayor
e Kanker kelenjar liur lainnya yang jarang
Squamous sel karsinoma terutama pada laki-laki yang tua Dapat berkembang
setelah terapi radiasi untuk kanker yang lain pada area yang sama
Epithelial mioepitelial karsinoma
Anaplastik small sel karsinoma
Karsinoma yang tidak berdiferensiasi
Limfoma non hodgin
7
4 PATOFISIOLOGI
a Teori multiseluler teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari
diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur seperti tumor asinus berasal
dari sel-sel asinar onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated mixed tumor
berasal dari sel-sel duktus intercalated dan mioepitelial squamous dan
mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori
b Teori biseluler teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula ekskretorius
dan duktus intercalated bertindak sebagai stem sel Stem sel dari duktus intercalated
dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous karsinoma adenoid kistik mixed
tumor onkotik tumor dan warthinrsquos tumor sedangkan stem sel dari duktus
ekskretorius menimbulkan terbentuknya skuamosa dan mukoepidermoid karsinoma
5 INSIDENSI
Setiap tahunnya ditemukan 2500 kasus baru tumor galndula salivatorius dan 80
kasus merupakan tumor glandula parotis Adanya massa di kelenjar parotis 75
merupakan tumor sedangkan 25 sisanya disebabkan oleh proses non neoplasma
infiltrative seperti kista dan inflamasi Pada tumor parotis 70 sampai dengan 80
kasus merupakan kasus benigna Tumor parotis paling banyak ditemukan pada bangsa
kulit putih
6 GEJALA DAN TANDA
a Gejala
Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan
salah satu sisi wajah Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81) nyeri
didapatkan pada sebagian pasien (12) dan paralisis nervus facialis (7) Paralisis
nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna
tetapi paralisis nervus fasialis lebih sering berhubungan dengan Bell palsy Adanya
bengkak bisanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsangan
(painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan
b Tanda
Pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan soliter dank eras Namun pada
pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi konsistensi keras
dan cepat bertambah besar
8
7 DIAGNOSA
a Pemeriksaan Klinis
1) Anamnesa
Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya
Tentang
Keluhan
- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di
preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor
submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)
- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau
submandubula)
- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)
- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus
parotis terlibat)
- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus
simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)
- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)
Perjalanan penyakit
Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)
Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya
Berapa lama kelambatan
2) Pemeriksaan fiisik
a) status general
pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan
Penampilan
Keadaan umum
Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen
ekstremitas vertebra pelvis
9
Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang
tengkorak dll)
b) status lokal
Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)
Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi
permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)
Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII
c) status regional
palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral
dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya
ukuran terbesar dan mobilitasnya
3) Pemeriksaan Radiologis
a) Imaging
Foto Polos
Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi
glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi
adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi
Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi
dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto
thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun
foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun
memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat
mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue
lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah
diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan
USG
USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan
vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk
kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan
massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan
10
leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial
karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara
CT Scan
Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam
dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu
kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor
mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate
brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)
biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik
Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada
neoplasma parotid sebagai tanda diagnose
Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu
menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI
deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial
dengan CE CT
Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk
mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi
aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran
intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi
setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang
yang terjadi di sekitar lesi tersebut
Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative
Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya
jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus
Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak
homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat
diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari
lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat
kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan
rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan
11
menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan
resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative
MRI
Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis
yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi
biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku
Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang
mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti
lesi benigna Lesi malignasnsi dengan
grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi
PET ( positron Emission Tomography)
Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine
atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker
dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan
glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh
Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan
respon terhadap sel-sel yang terkena kanker
b) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT
alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal
hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi
c) Pemeriksaan Patologi
- FNA
belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang
oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan
kelenjar liur
- Biopsi insisional
Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable
12
- Biopsi eksisional
- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi
Superficial
- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi
Submandibula
- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable
dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)
- Pemeriksaan potong beku
Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional
- Pemeriksaan spesimen operasi
8 Diagnosis Banding
a Inflamasi
1 Absesselulitisreactive adenopathy
2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)
3 Autoimunsjogren syndrome
b Benign tumor
1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)
2 Warthin tumor
3 lipoma
c malignansi
1 mucoepidermoid carcinoma
2 Adenoid cystic carcinoma
3 Non Hodgkin lymphoma
4 Malignant mixed tumor
5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma
d Metastasis
1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma
2 Breast or lung carcinoma
3 Nodal non Hodgkin lymphoma
9 Penatalaksanaan
13
Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi
diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus
diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta
availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi
a Tumor operable
a) terapi utama
terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa
- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus
superfisialis
- Paratidektomi total dilakukan pada
a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan
nVII
b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus
- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang
sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII
- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar
getah bening leher yang masih operable
b) terapi tambahan
terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas
dengan kriteria - high grade malignancy
- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis
- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis
nhipoglosus nasesorius)
- Setiap T3T4
- Karsinoma residif
- Karsinoma parotis lobus profundus
Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk
memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah
dikerjakan ahli saraf
14
- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi
sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu
- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade
malignancy
b Tumor inoperable
1) Terapi utama
Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu
2) Terapi tambahan
Kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
c Metastase kelenjar getah bening (N)
1) Terapi utama
Operabel deseksi leher radikal (RND)
Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi
- menjadi operable RND
- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy
2) Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy
d Metastase jauh (M)
1) Terapi paliatif kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
15
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
10 Prognosis
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk
tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat
kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan
hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya
16
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
4 PATOFISIOLOGI
a Teori multiseluler teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari
diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur seperti tumor asinus berasal
dari sel-sel asinar onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated mixed tumor
berasal dari sel-sel duktus intercalated dan mioepitelial squamous dan
mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori
b Teori biseluler teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula ekskretorius
dan duktus intercalated bertindak sebagai stem sel Stem sel dari duktus intercalated
dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous karsinoma adenoid kistik mixed
tumor onkotik tumor dan warthinrsquos tumor sedangkan stem sel dari duktus
ekskretorius menimbulkan terbentuknya skuamosa dan mukoepidermoid karsinoma
5 INSIDENSI
Setiap tahunnya ditemukan 2500 kasus baru tumor galndula salivatorius dan 80
kasus merupakan tumor glandula parotis Adanya massa di kelenjar parotis 75
merupakan tumor sedangkan 25 sisanya disebabkan oleh proses non neoplasma
infiltrative seperti kista dan inflamasi Pada tumor parotis 70 sampai dengan 80
kasus merupakan kasus benigna Tumor parotis paling banyak ditemukan pada bangsa
kulit putih
6 GEJALA DAN TANDA
a Gejala
Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan
salah satu sisi wajah Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81) nyeri
didapatkan pada sebagian pasien (12) dan paralisis nervus facialis (7) Paralisis
nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna
tetapi paralisis nervus fasialis lebih sering berhubungan dengan Bell palsy Adanya
bengkak bisanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsangan
(painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan
b Tanda
Pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan soliter dank eras Namun pada
pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi konsistensi keras
dan cepat bertambah besar
8
7 DIAGNOSA
a Pemeriksaan Klinis
1) Anamnesa
Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya
Tentang
Keluhan
- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di
preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor
submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)
- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau
submandubula)
- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)
- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus
parotis terlibat)
- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus
simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)
- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)
Perjalanan penyakit
Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)
Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya
Berapa lama kelambatan
2) Pemeriksaan fiisik
a) status general
pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan
Penampilan
Keadaan umum
Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen
ekstremitas vertebra pelvis
9
Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang
tengkorak dll)
b) status lokal
Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)
Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi
permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)
Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII
c) status regional
palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral
dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya
ukuran terbesar dan mobilitasnya
3) Pemeriksaan Radiologis
a) Imaging
Foto Polos
Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi
glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi
adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi
Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi
dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto
thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun
foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun
memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat
mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue
lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah
diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan
USG
USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan
vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk
kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan
massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan
10
leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial
karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara
CT Scan
Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam
dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu
kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor
mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate
brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)
biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik
Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada
neoplasma parotid sebagai tanda diagnose
Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu
menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI
deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial
dengan CE CT
Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk
mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi
aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran
intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi
setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang
yang terjadi di sekitar lesi tersebut
Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative
Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya
jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus
Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak
homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat
diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari
lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat
kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan
rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan
11
menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan
resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative
MRI
Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis
yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi
biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku
Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang
mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti
lesi benigna Lesi malignasnsi dengan
grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi
PET ( positron Emission Tomography)
Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine
atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker
dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan
glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh
Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan
respon terhadap sel-sel yang terkena kanker
b) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT
alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal
hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi
c) Pemeriksaan Patologi
- FNA
belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang
oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan
kelenjar liur
- Biopsi insisional
Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable
12
- Biopsi eksisional
- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi
Superficial
- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi
Submandibula
- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable
dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)
- Pemeriksaan potong beku
Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional
- Pemeriksaan spesimen operasi
8 Diagnosis Banding
a Inflamasi
1 Absesselulitisreactive adenopathy
2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)
3 Autoimunsjogren syndrome
b Benign tumor
1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)
2 Warthin tumor
3 lipoma
c malignansi
1 mucoepidermoid carcinoma
2 Adenoid cystic carcinoma
3 Non Hodgkin lymphoma
4 Malignant mixed tumor
5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma
d Metastasis
1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma
2 Breast or lung carcinoma
3 Nodal non Hodgkin lymphoma
9 Penatalaksanaan
13
Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi
diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus
diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta
availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi
a Tumor operable
a) terapi utama
terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa
- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus
superfisialis
- Paratidektomi total dilakukan pada
a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan
nVII
b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus
- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang
sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII
- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar
getah bening leher yang masih operable
b) terapi tambahan
terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas
dengan kriteria - high grade malignancy
- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis
- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis
nhipoglosus nasesorius)
- Setiap T3T4
- Karsinoma residif
- Karsinoma parotis lobus profundus
Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk
memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah
dikerjakan ahli saraf
14
- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi
sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu
- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade
malignancy
b Tumor inoperable
1) Terapi utama
Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu
2) Terapi tambahan
Kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
c Metastase kelenjar getah bening (N)
1) Terapi utama
Operabel deseksi leher radikal (RND)
Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi
- menjadi operable RND
- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy
2) Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy
d Metastase jauh (M)
1) Terapi paliatif kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
15
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
10 Prognosis
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk
tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat
kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan
hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya
16
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
7 DIAGNOSA
a Pemeriksaan Klinis
1) Anamnesa
Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya
Tentang
Keluhan
- Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter tidak nyeri di
preinfraretro aurikula (tumor parotis) atau di submandibula (tumor
submandibula) atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)
- Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau
submandubula)
- Paralisis nfasialis 2-3 (pada keganasan parotis)
- Disfagia sakit tenggorok gangguan pendengaran (lobus profundus
parotis terlibat)
- Paralisis nglosofaringeus vagus acessorius hipoglosus pleksus
simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)
- Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)
Perjalanan penyakit
Factor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher ekspos radiasi)
Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya
Berapa lama kelambatan
2) Pemeriksaan fiisik
a) status general
pemeriksaan umum dari kepala sampai kakki tentukan
Penampilan
Keadaan umum
Adakah anemia ikhterus periksa TDNRR T kepala toraks abdomen
ekstremitas vertebra pelvis
9
Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang
tengkorak dll)
b) status lokal
Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)
Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi
permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)
Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII
c) status regional
palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral
dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya
ukuran terbesar dan mobilitasnya
3) Pemeriksaan Radiologis
a) Imaging
Foto Polos
Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi
glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi
adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi
Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi
dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto
thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun
foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun
memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat
mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue
lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah
diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan
USG
USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan
vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk
kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan
massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan
10
leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial
karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara
CT Scan
Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam
dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu
kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor
mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate
brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)
biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik
Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada
neoplasma parotid sebagai tanda diagnose
Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu
menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI
deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial
dengan CE CT
Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk
mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi
aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran
intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi
setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang
yang terjadi di sekitar lesi tersebut
Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative
Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya
jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus
Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak
homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat
diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari
lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat
kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan
rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan
11
menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan
resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative
MRI
Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis
yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi
biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku
Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang
mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti
lesi benigna Lesi malignasnsi dengan
grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi
PET ( positron Emission Tomography)
Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine
atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker
dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan
glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh
Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan
respon terhadap sel-sel yang terkena kanker
b) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT
alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal
hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi
c) Pemeriksaan Patologi
- FNA
belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang
oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan
kelenjar liur
- Biopsi insisional
Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable
12
- Biopsi eksisional
- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi
Superficial
- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi
Submandibula
- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable
dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)
- Pemeriksaan potong beku
Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional
- Pemeriksaan spesimen operasi
8 Diagnosis Banding
a Inflamasi
1 Absesselulitisreactive adenopathy
2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)
3 Autoimunsjogren syndrome
b Benign tumor
1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)
2 Warthin tumor
3 lipoma
c malignansi
1 mucoepidermoid carcinoma
2 Adenoid cystic carcinoma
3 Non Hodgkin lymphoma
4 Malignant mixed tumor
5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma
d Metastasis
1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma
2 Breast or lung carcinoma
3 Nodal non Hodgkin lymphoma
9 Penatalaksanaan
13
Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi
diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus
diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta
availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi
a Tumor operable
a) terapi utama
terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa
- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus
superfisialis
- Paratidektomi total dilakukan pada
a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan
nVII
b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus
- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang
sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII
- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar
getah bening leher yang masih operable
b) terapi tambahan
terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas
dengan kriteria - high grade malignancy
- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis
- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis
nhipoglosus nasesorius)
- Setiap T3T4
- Karsinoma residif
- Karsinoma parotis lobus profundus
Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk
memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah
dikerjakan ahli saraf
14
- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi
sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu
- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade
malignancy
b Tumor inoperable
1) Terapi utama
Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu
2) Terapi tambahan
Kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
c Metastase kelenjar getah bening (N)
1) Terapi utama
Operabel deseksi leher radikal (RND)
Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi
- menjadi operable RND
- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy
2) Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy
d Metastase jauh (M)
1) Terapi paliatif kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
15
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
10 Prognosis
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk
tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat
kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan
hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya
16
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
Apakah ada tanda dan gejala kearah metastase jauh (paru tulang
tengkorak dll)
b) status lokal
Inspeksi (termasuk intraoral adakah pendesakan tonsiluvula)
Palpasi (termasuk palpasi bimanual untuk menilai konsistensi
permukaan mobilitas terhadap jaringan sekitar)
Pemeriksaan fungsi nVIIVIIIIXXXIXII
c) status regional
palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral
dan kontralateral Bila ada pembesaran tentukan lokasinya jumlahnya
ukuran terbesar dan mobilitasnya
3) Pemeriksaan Radiologis
a) Imaging
Foto Polos
Foto polos sekarang jarang digunakan untuk mengevaluasi
glandulasalivatorius mayor Foto polos paling baik untuk mendeteksi
adanya radioopaque ada sialolithiasis kalsifikasi dan penyakit gigi
Foto mandibula AP dikerjakan bila tumor melekat tulang Sialografi
dibuat bila ada diagnose abnding kista parotissubmandibula Foto
thoraks terkadang dilakukan untuk mencari metastase jauh Meskipun
foto polos dapat diperoleh secara cepat dan relative murah namun
memiliki keterbatasan nilai klinis karena hanya dapat
mengidentifikasikan kalsifikasi gigi Sialolit atau kalsifikasi soft tissue
lebih mudah diidentifikasi lebih mudah diidentifikasi lebih mudah
diidentifikasi menggunakan USG dan CT Scan
USG
USG pada pemeriksaan penunjang berguna untuk evaluasi kelainan
vaskuler dan pembesaran jaringan lunak dari leher dan wajah termasuk
kelenjar saliva dan kelenjar limfe Cara ini ideal untuk membedakan
massa yang padat dan kistik Kerugian USG pada daerah kepala dan
10
leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial
karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara
CT Scan
Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam
dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu
kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor
mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate
brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)
biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik
Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada
neoplasma parotid sebagai tanda diagnose
Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu
menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI
deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial
dengan CE CT
Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk
mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi
aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran
intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi
setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang
yang terjadi di sekitar lesi tersebut
Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative
Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya
jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus
Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak
homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat
diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari
lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat
kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan
rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan
11
menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan
resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative
MRI
Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis
yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi
biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku
Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang
mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti
lesi benigna Lesi malignasnsi dengan
grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi
PET ( positron Emission Tomography)
Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine
atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker
dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan
glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh
Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan
respon terhadap sel-sel yang terkena kanker
b) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT
alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal
hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi
c) Pemeriksaan Patologi
- FNA
belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang
oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan
kelenjar liur
- Biopsi insisional
Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable
12
- Biopsi eksisional
- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi
Superficial
- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi
Submandibula
- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable
dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)
- Pemeriksaan potong beku
Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional
- Pemeriksaan spesimen operasi
8 Diagnosis Banding
a Inflamasi
1 Absesselulitisreactive adenopathy
2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)
3 Autoimunsjogren syndrome
b Benign tumor
1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)
2 Warthin tumor
3 lipoma
c malignansi
1 mucoepidermoid carcinoma
2 Adenoid cystic carcinoma
3 Non Hodgkin lymphoma
4 Malignant mixed tumor
5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma
d Metastasis
1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma
2 Breast or lung carcinoma
3 Nodal non Hodgkin lymphoma
9 Penatalaksanaan
13
Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi
diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus
diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta
availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi
a Tumor operable
a) terapi utama
terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa
- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus
superfisialis
- Paratidektomi total dilakukan pada
a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan
nVII
b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus
- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang
sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII
- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar
getah bening leher yang masih operable
b) terapi tambahan
terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas
dengan kriteria - high grade malignancy
- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis
- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis
nhipoglosus nasesorius)
- Setiap T3T4
- Karsinoma residif
- Karsinoma parotis lobus profundus
Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk
memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah
dikerjakan ahli saraf
14
- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi
sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu
- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade
malignancy
b Tumor inoperable
1) Terapi utama
Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu
2) Terapi tambahan
Kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
c Metastase kelenjar getah bening (N)
1) Terapi utama
Operabel deseksi leher radikal (RND)
Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi
- menjadi operable RND
- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy
2) Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy
d Metastase jauh (M)
1) Terapi paliatif kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
15
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
10 Prognosis
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk
tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat
kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan
hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya
16
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
leher adalah penggunaannya terbatas hanya pada struktur superficial
karena tulang akan mengabsorbsi gelombang suara
CT Scan
Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang yang tajam
dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogeny yang mempunyai suatu
kepadatan yang lebih tinggi disbanding glandular tissue Tumor
mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate
brightness) Foci dengan intensitas signal rendah (area gelapradiolusen)
biasanya menunjukkan area fibrosis atau kalsifikasi distropik
Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong (signal void) pada
neoplasma parotid sebagai tanda diagnose
Pemeriksaan radiografi CT dan MRI berguna untuk membantu
menegakkan diagnosa pada penderita tumor parotid Dengan CTI
deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial
dengan CE CT
Pemeriksaan tumor parotis dengan CTI oleh radiolog untuk
mengetahui lokasi dan besar tumor deteksi lesi batas tumor batas lesi
aspek lesi kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya gambaran
intensitas dari lesi keberhasilan pemakaian medium kontras aspek lesi
setelah injeksi medium kontras deteksi kapsulnya dan resrpsi tulang
yang terjadi di sekitar lesi tersebut
Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negative
Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya
jelas Batas lesi dapat diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus
Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogeny atau tidak
homogeny Kontras anatara lesi dengan jaringan sekitarnya dapat
diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah Gambaran intensitas dari
lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan ke dalam empat
kelompok tinggi intermediet rendah atau gabungan tinggi dengan
rendah Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan
11
menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan
resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative
MRI
Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis
yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi
biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku
Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang
mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti
lesi benigna Lesi malignasnsi dengan
grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi
PET ( positron Emission Tomography)
Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine
atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker
dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan
glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh
Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan
respon terhadap sel-sel yang terkena kanker
b) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT
alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal
hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi
c) Pemeriksaan Patologi
- FNA
belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang
oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan
kelenjar liur
- Biopsi insisional
Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable
12
- Biopsi eksisional
- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi
Superficial
- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi
Submandibula
- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable
dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)
- Pemeriksaan potong beku
Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional
- Pemeriksaan spesimen operasi
8 Diagnosis Banding
a Inflamasi
1 Absesselulitisreactive adenopathy
2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)
3 Autoimunsjogren syndrome
b Benign tumor
1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)
2 Warthin tumor
3 lipoma
c malignansi
1 mucoepidermoid carcinoma
2 Adenoid cystic carcinoma
3 Non Hodgkin lymphoma
4 Malignant mixed tumor
5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma
d Metastasis
1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma
2 Breast or lung carcinoma
3 Nodal non Hodgkin lymphoma
9 Penatalaksanaan
13
Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi
diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus
diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta
availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi
a Tumor operable
a) terapi utama
terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa
- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus
superfisialis
- Paratidektomi total dilakukan pada
a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan
nVII
b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus
- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang
sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII
- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar
getah bening leher yang masih operable
b) terapi tambahan
terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas
dengan kriteria - high grade malignancy
- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis
- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis
nhipoglosus nasesorius)
- Setiap T3T4
- Karsinoma residif
- Karsinoma parotis lobus profundus
Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk
memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah
dikerjakan ahli saraf
14
- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi
sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu
- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade
malignancy
b Tumor inoperable
1) Terapi utama
Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu
2) Terapi tambahan
Kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
c Metastase kelenjar getah bening (N)
1) Terapi utama
Operabel deseksi leher radikal (RND)
Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi
- menjadi operable RND
- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy
2) Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy
d Metastase jauh (M)
1) Terapi paliatif kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
15
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
10 Prognosis
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk
tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat
kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan
hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya
16
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
menjadi homogen tidak homogen dan perifer Deteksi kapsulnya dan
resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negative
MRI
Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk membedakan massa parotis
yang bersifat benigna atau maligna Pada massa parotis benigna lesi
biasanya memiliki tepi yang halus dengan garis kapsul yang kaku
Namun demikian pada lesi malignansi dengan grade rendah terkadang
mempunyai pseudokapsul dan memiliki gambaran radiografi seperti
lesi benigna Lesi malignasnsi dengan
grade tinggi memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi
PET ( positron Emission Tomography)
Alat ini menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai fluorine
atau fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker
dengan cepat dan dalam stadium dini Caranya pasien disuntik dangan
glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh
Cairan glukosa akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan
respon terhadap sel-sel yang terkena kanker
b) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah urine SGOTSGPT
alkali fosfatase BUNkeratin globulin albumin serum elektrolit faal
hemostatis untuk menilai kedaan umum dan persiapan operasi
c) Pemeriksaan Patologi
- FNA
belum merupakan pemeriksaan baku Pemeriksaan ini harus ditunjang
oleh ahli sitopatologi handal yang khusus menekuni pemeriksaan
kelenjar liur
- Biopsi insisional
Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperable
12
- Biopsi eksisional
- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi
Superficial
- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi
Submandibula
- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable
dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)
- Pemeriksaan potong beku
Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional
- Pemeriksaan spesimen operasi
8 Diagnosis Banding
a Inflamasi
1 Absesselulitisreactive adenopathy
2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)
3 Autoimunsjogren syndrome
b Benign tumor
1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)
2 Warthin tumor
3 lipoma
c malignansi
1 mucoepidermoid carcinoma
2 Adenoid cystic carcinoma
3 Non Hodgkin lymphoma
4 Malignant mixed tumor
5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma
d Metastasis
1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma
2 Breast or lung carcinoma
3 Nodal non Hodgkin lymphoma
9 Penatalaksanaan
13
Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi
diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus
diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta
availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi
a Tumor operable
a) terapi utama
terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa
- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus
superfisialis
- Paratidektomi total dilakukan pada
a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan
nVII
b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus
- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang
sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII
- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar
getah bening leher yang masih operable
b) terapi tambahan
terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas
dengan kriteria - high grade malignancy
- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis
- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis
nhipoglosus nasesorius)
- Setiap T3T4
- Karsinoma residif
- Karsinoma parotis lobus profundus
Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk
memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah
dikerjakan ahli saraf
14
- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi
sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu
- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade
malignancy
b Tumor inoperable
1) Terapi utama
Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu
2) Terapi tambahan
Kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
c Metastase kelenjar getah bening (N)
1) Terapi utama
Operabel deseksi leher radikal (RND)
Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi
- menjadi operable RND
- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy
2) Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy
d Metastase jauh (M)
1) Terapi paliatif kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
15
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
10 Prognosis
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk
tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat
kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan
hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya
16
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
- Biopsi eksisional
- Pada tumor parotis yang operable dilakukan parotidektomi
Superficial
- Pada tumor submandibulayang operable dilakukan eksisi
Submandibula
- Pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operable
dilakukan eksisi luas (minimal 1 cm dari batas tumor)
- Pemeriksaan potong beku
Dikerjakan terhadap specimen operasi pada biopsy eksisional
- Pemeriksaan spesimen operasi
8 Diagnosis Banding
a Inflamasi
1 Absesselulitisreactive adenopathy
2 Benign lymphoepithelialcysts (AIDS)
3 Autoimunsjogren syndrome
b Benign tumor
1 Benign mixed tumor (Pleomorphic adenoma)
2 Warthin tumor
3 lipoma
c malignansi
1 mucoepidermoid carcinoma
2 Adenoid cystic carcinoma
3 Non Hodgkin lymphoma
4 Malignant mixed tumor
5 Lainnya acinar cell carcinoma adenocarcinoma squamouscell carcinoma
d Metastasis
1 Skin squamous cell carcinoma or melanoma
2 Breast or lung carcinoma
3 Nodal non Hodgkin lymphoma
9 Penatalaksanaan
13
Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi
diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus
diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta
availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi
a Tumor operable
a) terapi utama
terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa
- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus
superfisialis
- Paratidektomi total dilakukan pada
a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan
nVII
b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus
- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang
sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII
- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar
getah bening leher yang masih operable
b) terapi tambahan
terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas
dengan kriteria - high grade malignancy
- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis
- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis
nhipoglosus nasesorius)
- Setiap T3T4
- Karsinoma residif
- Karsinoma parotis lobus profundus
Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk
memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah
dikerjakan ahli saraf
14
- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi
sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu
- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade
malignancy
b Tumor inoperable
1) Terapi utama
Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu
2) Terapi tambahan
Kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
c Metastase kelenjar getah bening (N)
1) Terapi utama
Operabel deseksi leher radikal (RND)
Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi
- menjadi operable RND
- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy
2) Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy
d Metastase jauh (M)
1) Terapi paliatif kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
15
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
10 Prognosis
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk
tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat
kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan
hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya
16
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
Pengobatan tumor parotis adalah multidisipliner termasuk bedah neurologi radiologi
diagnostik dan inventersional onkologi dan patologi Factor tumor dan pasien hharus
diperhitungkan termasuk keparahannya besarnya tumor tingkat morbiditas serta
availabilitas tenaga ahli dalam bedah radioterapi dan kemoterapi
a Tumor operable
a) terapi utama
terapi utama pada tumor parotis yang operable adalah pembedaha dapat berupa
- Paratidektomi superficial dilakukan pada tumor jinak parotis lobus
superfisialis
- Paratidektomi total dilakukan pada
a Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan
nVII
b Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus
- Paratidektomi total diperluas dilakukan pada tumor ganas parotis yang
sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau nVII
- Deseksi leher radikal (RND) dikerjakan bila terdapat metastase kelenjar
getah bening leher yang masih operable
b) terapi tambahan
terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan diberikan pada tumor ganas
dengan kriteria - high grade malignancy
- Masih ada residu makroskopis atau mikroskopis
- Tumor menempel pada syaraf (nfasialis nlingualis
nhipoglosus nasesorius)
- Setiap T3T4
- Karsinoma residif
- Karsinoma parotis lobus profundus
Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk
memberikan penyembuhan luka operasi yang adekuat terutama bila telah
dikerjakan ahli saraf
14
- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi
sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu
- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade
malignancy
b Tumor inoperable
1) Terapi utama
Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu
2) Terapi tambahan
Kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
c Metastase kelenjar getah bening (N)
1) Terapi utama
Operabel deseksi leher radikal (RND)
Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi
- menjadi operable RND
- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy
2) Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy
d Metastase jauh (M)
1) Terapi paliatif kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
15
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
10 Prognosis
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk
tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat
kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan
hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya
16
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
- Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi
sebanyak 50 Gy dalam 5 minggu
- Radioterapi regionalleher ipsilateral diberikan pada T3 T4 atau high grade
malignancy
b Tumor inoperable
1) Terapi utama
Radioterapi 65-70 Gy dalam 7-8 minggu
2) Terapi tambahan
Kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 minggu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
c Metastase kelenjar getah bening (N)
1) Terapi utama
Operabel deseksi leher radikal (RND)
Inoperable radioterapi 40 Gy kemoterapi preoperative kemudian evaluasi
- menjadi operable RND
- tetap inoperable radioterapi dilanjutkan sampai 70 Gy
2) Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy
d Metastase jauh (M)
1) Terapi paliatif kemoterapi
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma adenocarcinoma
15
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
10 Prognosis
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk
tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat
kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan
hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya
16
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
malignant mixed tumor acinic cell carcinoma)
- Adriamisin 50 mg m2 iv pada hari 1 diulang tiap
- 5 fluorourasil 500 mg m2 iv pada hari 1 3 mngu
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2
- Untuk jenis karsinoma sel squamosa ( squamous cell carcinoma
mucoepidermoid carcinoma)
- Metotrexate 50 mg m2 iv pada hari 1 dan 7 diulang
- Sisplatin 100 mg m2 iv pada hari ke 2 3mggu
10 Prognosis
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology Perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar keher Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf maka prognosisnya lebih buruk Untuk
tumor maligna pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat
kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi Ketahanan
hidup 5 tahun kira-kira 5 namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya
16
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
BAB III
STATUS PEMERIKSAAN
III1 Identitas Pasien
Nama Tn D
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Laki - laki
Alamat KP Pangodokan Kidul RT0403
Kotabumi Tangerang
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam
Status pernikahan menikah
Tanggal masuk RS 25 Juni 2012 dirawat di ruang Pulau Salawati
III2 Anamnesis
Telah dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2012 pukul 0715 WIB
A Keluhan Utama Benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu
B Keluhan tambahan
Pendengaran berkurang
C Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS)
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun
yang lalu Pasien mengaku benjolan dirasakan pada awalnya hanya benjolan kecil yang
berukuran kurang lebih seperti kelereng namun batasnya tidak tegas menurut pasien
benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan semakin lama
benjolan semakin membesar dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Pasien
mengaku sekitar dua bulan terakhir dirasakan benjolan terasa sangat nyeri pasien juga
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
D Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD)
Riwayat tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis asma disangkal
17
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
E Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat tekanan darah tinggipenyakit jantung kencing manis asma alergi dalam
keluarga pasien disangkal
III3Pemeriksaan Fisik
A Keadaan Umum
Kesan sakit tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis
Status gizi cukup
B Tanda vital
- tekanan darah 13080 mmHg - napas 20xmenit
- nadi 80xmenit - suhu 366 C
C Status generalis
Kepala
- bentuk kepala simetris normocephali rambut tidak mudah dicabut warna
hitamdistribusi merata
- mata konjungtiva anemis -- sklera ikterik -- pupil bulat dan isokor refleks
cahaya pupil langsungtidak langsung ++
- hidung bentuk simetris nyeri tekan (-) sekret (-) perdarahan (-) septum deviasi
(-)
- telinga simetris kanan dan kiri nyeri tekan dan nyeri tarik -- cairan (-) pasien
mengalami pendengaran sedikit berkurang
- mulut sianosis bibir (-) higiene mulut cukup baik Pada pemeriksaan region
intraoral tidak adanya pendesakan pada bagian tonsil dan uvula
18
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
- Leher Terdapat massa pada leher sebelah kiri dengan berukuran 6 cm x 3 cm benjolan
berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya permukaan licin terfiksasi konsistensi
keras dan berbatas tidak tegas nyeri tekan (+) tidak terdapat pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax
- Inspeksi bentuk thorax simetris iktus kordis tidak tampak gerakan napas dinding
dada kiri dan kanan simetris
- Palpasi gerakan napas dada kiri dan kanan simetris iktus kordis teraba di linea
midclavikularis ICS 5 kiri vocal fremitus kanan dan kiri simetris
- Perkusi sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi paru suara napas vesikuler ++ ronki (-) wheezing(-)
jantung S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
19
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
Abdomen
- Inspeksi bentuk abdomen datar gerak dinding perut pada pernapasan simetris
abdominothorakal
- Auskultasi bising usus (+) normal
- Perkusi timpani di keempat kuadran abdomen
- Palpasi supel defance muscular (-) massa (-) nyeri tekan dan lepas (-)
Urogenital
- Ginjal ballotement (-)
- Orifisium uretra eksternum (OUE) penyempitan (-) tanda radang (-)
Ekstremitas atas dan bawah
- Atas Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
- Bawah Akral hangat odem dan sianosis tidak ada
III4 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan pasien dapat disimpulkan bahwa didapatkan peningkatan leukosit dalam darah
- Pemeriksaan Radiologi Foto Rongten Thorak
Kesan jantung dan paru-paru Normal
- Pemeriksaan Biopsi
III5 Diagnosis kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini menurut dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan adalah tumor parotis sinistra
III6 Diagnosis banding Diagnosis banding pada pasien ini adalah ca parotis
20
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Leukosit 16000 uL 5000-10000uL Eritrosit 405 juta mm3 45 - 55 juta mm3Hemoglobin 14 gdl 14-18 gdlHematokrit 35 43 -51 Trombosit 3370000uL 150000-400000 uL
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
III7 Penatalaksanaan - Medikamentosa infus RL glukosa 5 13 28 tetes
Inj tramal 2X100
Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2 x 30 mg
- Pro Biopsi di ok
III8 Follow up
Telah dilakukan follow up pada pasien dari setelah operasi sampai pasien dinyatakan dapat
pulang ke rumah dengan rincian sebagai berikut
Tanggal 26 juni 2012 (pasca operasi bedah)
S nyeri pada luka bekas operasi
O TD 14090 mmHg RR 20xmenit HR 80xmenit
leher terdapat luka tertutup perban berukuran 10x5 saat perban dibuka terdapat
cairan berwarna merah yang mengalir
Dari hasil pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan
karsinoma ael squamous non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
A H+1 post biopsi tumor parotis sinistra
P bed rest infus RL glukosa 5 13 28 tetesInj tramal 2X100 Inj Valium 1x10
Ceftriaxone 2x1 gr
III 9 Prognosis
Pada pasien ini telah terjadi gangguan pada fungsi pendengaran permanen sehungga prognosis menjadi buruk
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
BAB IV
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis tumor parotis sinistra didapatkan berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik seperti inspeksi palpasi serta pemeriksaan penunjang yang
diperlukan maupun tindakan operasi
Berdasarkan anamnesis dari TnD diketahui bahwa pasien mengeluh terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu benjolan dirasakan pada
awalnya hanya benjolan kecil yang berukuran kurang lebih seperti kelereng namun
batasnya tidak tegas benjolan dirasakan seperti bisul yang terasa sakit bila ditekan dan
semakin lama benjolan semakin membesar Sekitar dua bulan terakhir dirasakan
benjolan terasa sangat nyeri Ini menandakan tumor parotisDan dari anamnesis yang
didapat saya juga diagnosis banding sebagai ca parotis karena pada pasien ini
mengaku pendengaran dirasakan semakin berkurang sejak benjolan terasa membesar
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mendukung diagnosis dimana
benjolan terdapat pada leher konsistensi kerasberbatas tidak tegasadanya nyeri
tekan dan berwarna kemerahan daripada kulit disekitarnya ( kemungkinan adanya
radang )
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dalam darah roentgen thorax tidak ditemukan adanya kelainan dan dari hasil
biopsi didapatkan gambaran hasil histologi sesuai dengan karsinoma ael squamous
non kornifikasi (Nasopharynx) yang asalnya sulit ditentukan
22
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
BAB V
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan berjumlah 2 kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar Tumor pada ini relative jarang terjadi persentasenya
kurang dari 3 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher Keganasan pada tumor kelenjar
liur berkaitan dengan paparan radiasi factor genetic dan karsinoma pada dada Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis dimana 75-85 dari seluruh tumor berasal
dari parotis dan 80 dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan kea rah keganasan
tetapi bukan sebagai alat diagnostic Keterlibatan saraf fasialis (NVII) umumnya sebagai
indicator dari keganasan walaupun gejala ini hanya nampak pada 3 dari seluruh tumor parotis
dan prognosisinya buruk
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik tumbuhnya lambat dab
berbentuk massa soliter Rasa sakit didapatkan hanya 10-29 pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (fine needle aspiration)atau bioppsi
Pencitraan menggunakan CT scan dan MRI dapat membantu Untuk tumor ganas pegobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan
dengan derajat tertinggi
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi ataukemoterapi dapat diberikan dengan memoertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya Untuk tumor malignapengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50 bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1
kasus Namun jika tumor benigna tidak diangkat secara luas sering timbul residif lokal
23
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24
DAFTAR PUSTAKA
1 httpwwwscribdcomdoc Tumor parotis
2 http bedah-mataramtumor-parotis
3 httpscribdcomdoc86575881 Tumor - Parotis
4 httpwwwutmbedu parotid - tumors
5 httpwwwjmedroarticole214pdf parotid gland tumor
6 httpwwwsohnnursecompdfParotid
24